Anda di halaman 1dari 15

MENGANALISIS PRODUKSI VIDEO ANIMASI DAN MUSIK DIGITAL

Produksi Media Video


Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan menata
ulang gambar bergerak. Biasanya menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau media
digital.
Visual : saya melihat , gambar bergerak.

Audio : Suara
1. Video proses yang pengambilan gambarnya dilakukan dengan kamera video, baik
yangterpasang pada telpon genggam dan perangkat gaget lainnya, maupun pada kamera
khusus untuk perekaman video, termasuk camcorder.
2. Screen recording adalah pengambilan gambar dari layar komputer dengan menggunakan
aplikasi rekam layar dan dapat ditambahkan penggunaan lensa yang terpasang pada laptop
atau webcam yang sengaja dipasang untuk perekaman gambar.

Presentasi video adalah video untuk mengomunikasikan ide atau gagasan, yang digunakan untuk
memperkenalkan produk atau cara kerja yang dibuat melalui proses merekam gambar dan suara,
menata urutan dan menyambung atau memotong gambar dan menyatukannya menjadi kesatuan
yang utuh.

Fungsi Presentasi Video


Presentasi video berfungsi sebagai sarana untuk mengomunikasikan ide atau gagasan melalui
penyajian suatu produk yang telah dihasilkan. Sebagai sarana untuk mengomunikasikan ide atau
gagasan, presentasi video harus mengemukakankeunggulan ide atau gagasan yang akan
disampaikan. Ide atau gagasan merupakan upaya untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari.

Jenis Video
Berdasarkan tujuan pembuatannya, video dapat diperuntukan:

1. Cerita
Video yang bertujuan untuk memaparkan cerita.

1. Dokumenter
Video yang bertujuan merekam sebuah kejadian atau peristiwa dalam kehidupan

nyata.

1. Berita
Video yang bertujuan memaparkan sebuah berita.

1. Pembelajaran
Video yang bertujuan untuk memberikan materi pembelajaran agar mudah diserap

dan dapat dimainkan ulang.

1. Presentasi
Video yang bertujuan untuk mengomunikasikan ide atau gagasan
CIRI-CIRI PRESENTASI VIDEO

 mengomunikasikan ide
 menunjukkan solusi
 mengomunikasikan produk dan jasa
 menunjukkan cara kerja
Pembuatan video memerlukan beberapa tahapan proses meliputi praproduksi, produksi,
dan pascaproduksi. Praproduksi merupakan tahapan perencanaan, produksi merupakan tahapan
pengambilan gambar, dan pascaproduksi merupakan tahap penyelesaian video.
Secara umum praproduksi merupakan tahapan persiapan sebelum memulai proses
produksi (shooting film atau video).
Pada intinya tujuan praproduksi adalah mempersiapkan segala sesuatunya agar proses
produksi dapat berjalan sesuai konsep dan menghasilkan suatu karya video sesuai dengan
harapan.
Untuk memulai praproduksi dibutuhkan beberapa langkah, sebagai berikut:
1. Merumuskan Masalah
2. Ide/gagasan
3. Sinopsis
4. Treatmentt
5. Naskah
 

1. Merumuskan Masalah
Masalah merupakan kesenjangan antara kondisi ideal dengan kondisi nyata. Setiap orang
menginginkan kondisi yang ideal sesuai keinginannya namun pada kenyataannya banyak kendala
yang menyebabkan tidak tercapainya kondisi ideal.

2. Ide
Ide/gagasan adalah rancangan yang tersusun dalam pikiran, berarti sama dengan gagasan.
Gagasan menyebabkan timbulnya konsep. Secara sederhana ide dapat dikatakan sebuah gagasan,
sebuah rencana, pendapat.

3. Sinopsis
Sinopsis adalah suatu peristiwa atau rekaan yang dikisahkan dalam bentuk cerita singkat,
ringkas, padat dan jelas, tanpa menghilangkan unsur – unsur pentingnya. Dengan membaca
sinopsis mendapatkan gambaran utuh dari sebuah cerita.

4. Treatmentt
Treatment adalah langkah menyusun urutan adegan, sehingga adegan tersebut menjadi  cerita
yang menarik. Di dalam penyusunan treatment ini tidak dibutuhkan dialog  melainkan
menggambarkan kondisi adegan yang harus dilakukan oleh pelaku atau aktor.

5. Naskah
Naskah adalah suatu teks yang berisi gambaran alur cerita. yang akan terlihat di layar, naskah
dalam  pembuatan video kali ini dibuat agar sang presenter mengerti detail dari presentasi yang
akan disampaikan. Penulisan naskah dapat disederhanakan sesuai keperluan tetapi masih
mengandung dimengerti oleh pendukung akan memproduksi.
Proses Pembuatan Digital Animation

PRAPRODUKSI
Pada tahap ini film belum dibuat tetapi persiapan telah direncanakan mulai dari tema, dan
dikembangkan menjadi sinopsis, sinopsis dikembangkan menjadi storyline, storyboard.

Concept Art

Pada tahap ini mulai dibuat gambar-gambar sketsa. Semua sketsa yang dibuat akan dibentuk
dalam model 3D dalam tahap produksi.

Storyboard
Pada saat skenario dan concept art telah selesai, tuangkan ide cerita tersebut ke dalam bentuk
visual sehingga orang lain dapat memahami maksudnya.

Animatic Storyboard
Tahap ini dapat dianggap film telah memiliki kerangka acuan, karena alur cerita jelas dan
gambar-gambar dari storyboard yang telah di scanning akan ditampilkan dengan
tambahan sound dialog, narasi, sound FX.

Casting dan Recording


Para pengisi suara membacakan dialog yang telah dibuat.

Sound efect dan Music
Lagu tema dibuat berdasarkan alur cerita yang ada. Sebelum menciptakan lagu, pencipta lagu
akan membaca script, sehingga alur cerita dan tema lagu dapat sejalan.
PRODUKSI

Modelling 2D ke 3D
Tahap ini merupakan tahap pembuatan film animasi yang berlangsung. Diawali dengan
menstransfer objek 2D yang dibuat menjadi objek 3D. Body modeling,atau modeling lainnya
yang masih dalam bentuk gambar 2D, dikonversikan ke dalam objek 3D.

Pemberian Tekstur pada Karakter


Tahap  Mapping Texture Character, untuk pemetaan material kulit pada karakter.
Penganimasian
Proses pembuatan pergerakan atau penganimasian mencakup proses rigging, skinning, dan
animasi.

Rendering
Pada tahapan ini objek 3D yang sudah selesai diteruskan dengan pemberian pencahayaan dan
sifat bahan atau kulit pada objek, sehingga memberikan kesan yang lebih alamiah terhadap objek
3D.
POSTPRODUKSI

Compositing and Editing


Hal yang utama dalam film animasi 2D maupun 3D adalah pengomposisian karena pada tahap
inilah adegan-adegan hasil render disatukan dan dirangkai untuk dapat lebih lanjut pada proses
material.

3D Animation
Pada tahapan ini dilakukan pergerakan pada objek atau dikenal dengan istilah animasi. Sama
halnya dengan modeling dan tekstur.

Video Effect
Proses yang terjadi pada tahapan ini adalah klip animasi yang dihasilkan oleh tahapan 3D tadi
diolah sedemikian rupa melalui efek-efek khusus yang tidak bisa atau kurang efisien jika
dilakukan pada tahap 3D tadi.

Final Compositing
Tahapan ini merupakan tahapan akhir dimana semua elemen gambar, tulisan, dan klip animasi
diproses dan disusun sehingga memperoleh sebuah rangkaian animasi akhir. Untuk memperkaya
hasil animasi biasanya ditunjang oleh proses manipulasi suara yang dilakukan melalui
teknik sound effect.
Analisis Video Animasi

1. Sweet Cocoon
IDE : Distraxion adalah contoh animasi reel yang dalam pembuatan nya cukup sulit, namun ide
dalam video animasi ini sangat unik dan banyak juga terjadi di sekitar kita, ide yang di dasari
suatu pengalaman biasanya akan lebih mudah untuk di sampaikan kepada orang lain.

SINOPSIS & PLOT : Seekor ulat masuk ke tempat di mana dia merasa aman menjalani
metamorfosisnya. Kepompongnya terlalu kecil baginya untuk masuk, untungnya ada dua
serangga lain yang bisa membantunya.

Trio ini akan membawa kita ke beberapa situasi lucu tapi juga kupu-kupu yang indah.
KONSEP : Konsep video ini mendasar dengan back sound dan sound effect yang sesuai
sehinnga membuat video ini tidak monoton, pembedaan karakter dengan musik sebagai mediator
pembedanya , sangatlah konsep yang biasa namun memang sangat menyenangkan untuk di lihat
dan di sajikan kepada para penikmat film / video animasi.

CHARACTER OF ANIMATION : Tiga karakter yang berbeda antara seekor ulat yang akan
bermetamarfosis dengan 2 ekor kumbang. Ulat yang terus berusaha masuk kedalam
kepompongnya hampir putus asa, kemudian lewatlah temannya, 2 ekor kumbang yang
membantunya masuk ke dalam kepompong. Musik dan instrumen lucu serta background dari
animasi sanggat menarik untuk dilihat.

COLOUR & SHARP IMAGE : warna dan ketajaman gambar Sangat baik untuk sekelas
ANIMASI 3D.

Jenis Pengambilan gambar dalam film ini:


1. The deskriptif Sintagma (urutan menggambarkan satu saat).
2. The bracketing syntagm (montage of brief shots).
3. The Sintagma (dua sekuens bergantian).
4. The paralel Sintagma (montase dari motif).
Teknik Pengambilan Gambar:
1. Extreme Long Shot.
2. Wide Shot (Open Shot)
3. Extablishing Shot
2. Piper

IDE : Distraxion adalah contoh animasi reel yang dalam pembuatan nya cukup sulit, namun ide
dalam video animasi ini sangat unik dan banyak juga terjadi di sekitar kita, ide yang di dasari
suatu pengalaman biasanya akan lebih mudah untuk di sampaikan kepada orang lain.

SINOPSIS & PLOT : Menceritakan sebuah kisah mendalam tentang seekor anak burung yang
bernama Piper, tokoh utamanya, adalah seorang sandpiper kecil yang berhak mendapatkan
semua makanannya jatuh ke dalam mulutnya oleh ibunya sementara burung kecil itu tinggal jauh
dari pasang surut yang menumbuhkan makanan lezatnya. Suatu hari, ibu tidak menurunkan
makanan di mulutnya lagi tapi meminta Piper untuk bergabung dengannya dalam ketakutan yang
tidak diketahui tentang pemulungan tiram. Piper memiliki waktu yang sulit untuk mempelajari
ujung tombak ketekunan, tapi cukup tangguh untuk mengatasi trauma yang menimpanya.
KONSEP : Sebuah alegori tentang cara anak belajar dari orang tua mereka dan dari anak-anak
lain, Piper adalah sebuah cerita tentang menaklukkan dan mengatasi ketakutan pribadi seseorang.
Gaya fotorealistik enam menit yang bergaya mengikuti puyuh lapar Piper, yang harus mengatasi
rasa takutnya akan air agar bisa makan.

CHARACTER OF ANIMATION : Seekor anak burung yang lapar, menunggu makanan dari
ibunya, yang ingin mengajarkannya langsung cara mencari makan dipesisir pantai dengan ombak
yang pasang surut. Ketika burung-burung lain yang berlarian saat ombak pasang. Ia belajar
menghindari ombak dari 3 ekor kumang laut yang bersembunyi dibawah pasir.

COLOUR & SHARP IMAGE : warna dan ketajaman gambar Sangat baik untuk sekelas
ANIMASI 3D.

Jenis Pengambilan gambar dalam film ini:


1. The deskriptif Sintagma (urutan menggambarkan satu saat).
2. The bracketing syntagm (montage of brief shots).
3. The Sintagma (dua sekuens bergantian).
4. The paralel Sintagma (montase dari motif).
Teknik Pengambilan Gambar:
1. Wide Shot
2. Medium Shot
3. Extablishing Shot
4. Full Shot
5. long shot
6. Extreme Long Shot (XLS)
Produksi Media Audio

1. Peralatan produksi media audio


Produksi sebuah media audio profesional ( proses rekaman) dilakukan di sebuah studio rekaman.
Studio rekaman merupakan sebuah ruangan yang digunakan sebagai fasilitas proses rekaman.
Sebuah studio rekaman paling tidak memiliki dua ruangan, yaitu ruang rekam dan ruang kontrol.
Idealnya merekam suara dilakukan diruang rekam. Ruang rekam harus kedap suara , artinya
dapat menyerap suara sehingga tidak ada suara yang terpantulkan dan tidak bocor dari suara liar
dari luar ruang rekam. Sedangkan ruang kontrol, digunakan sebagai tempat dimana pemegang
kendali jalannya rekaman berada dan melakukan rekaman terhadap suara-suara dari ruang
rekaman.

     Peralatan yang umum ada dalam studio rekaman adalah:

1)   Miikrofon

Mikrofon merupakan barisan terdepan dalam sebuah proses rekaman. Karena alat ini merupakan
tranducer yang dapat mengubah

gelombang suara di udara menjadi variasi tegangan yang nantinya akan diubah menjadi data
digital oleh sebuah converter. Berdasarkan tipe sensifitasnya, mikrofon dibedakan menjadi dua,
yaitu omni directional dan uni directional.

2)   Mixer console

Istilah lain untuk mixer console, yaitu audio mixeratau soundboard. Seiring perkembangan


teknologi kini ada juga mixer console digital.
Secara umum bagianaudio mixer terdiri dari:
1. a)Beberapa chanel input, jumlah tergantung tipe audio mixer. Setiap channel
input, biasanya terdiri dari: terminal masukan, dapat berupa jenis input jack, XLR, RCA
2. b)Kontrol Equalisasi,  untuk mengatur frekuensi jangkauan, misalnya bass, treble, midle.
3. c)Fader Gain, menagtur kuat lemahnya volume masukkan.
4. d)Kontrol keluaran utama
5. e)Tampilan Meter
Tampilan meter ini biasanya berupa vu meter atau led display, yang berupa menunjukkan level
setiap channel input maupun master output.

3)   Speaker monitor

Speaker dalam sebuah studio rekaman memang dirancang khusus untuk


kebutuhanmixing/mastering.
4)   Open reel

Open reel adalah alat produksi media audio yang berguna untuk perekaman analog. Selain itu,
open reel digunakan juga sebagai alat untuk editing.Seiring perkembangan teknologi di
dunia audio recording, yang mengarah pada produksi audio digital alat ini sudah ajarang
diggunnakan.
5)   Digital audio work station
Digiatal Audio Workkstation adalah perangkat yan digunakan khusus untuk proses rekaman
audio digital. Perangkat ini pada dasarnya adalah sebuah komputer yang dapat melakukan fungsi
perekam, sinthesizier, tigital to analog converter, mixing, sound effect. Untuk memenuhi fungsi-
fungsinya, komputer ini harus memiliki perangkat keras tambahan yaitu:
1. a)Audio converter
Pada prinsipnya audio converter mempunyai fungsi utama sama dengan sebuah sound card,
meskipun demikian audio converter yang dimaksud berbeda pada sound card pada komputer-
komputer biasa. Fungsi-fungsi audio converter ini, diantaranya:

 Sintheszier
 MIDI interface
 Pengkonversi data analog ke digital, misalnya merekam suara dari mikrofon
 Pengonversi data dari digital ke analog.
1. b)Multi Track audio software
Perekam lunak yang digunakan untuk aplikasi perekaman. Selain itu, perangkat lunak ini juga
mempunyai fasilitas untuk mixing dan editing suara. Ada pun beberapa perangkat lunak ini
misalnya:

 Digidesaign Pro Tools


 Adobe audition
 Cakewalk sonar
 Steinberg nuendo dan Cubase, dll
6)   Tape Recorder

Alat ini menggunakan bahan baku kaset. Hasil rekaman yang diperoleh berupa data analog.
Selain dapat merekam tape recorder juga dapat memutar kaset audio.

7)   Digital Portable Recorder

  Alat ini dapat merekam suara dan menyimpannya dalam bentuk data digital.

1. Proses pembuatan media audio


Secara umum proses pembuatan media audio melalui tiga tahap, yaitu: pra produksi, produksi,
dan pasca produksi. Pada setiap tahapnya terdiri dari beberapa kegiatan.

1)   Tahap Pra Produksi

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap pra produksi, meliputi:

a) Telaah Materi

Dalam mengembangkan media untuk pembelajaran, semestinya mengacu pada kurikulum yang
berlaku dan sesuai dengan jenjang pendidikan yang akan dibuat medianya. Kurikulum dijadikan
acuan utama, agar media pembelajaran yang dibuat sesuai tujuan dan tepat sasaran.

Telaah kurikulum meliputi telaah tujuan (kompetensi dasar) yang ingin dicapai, anlisis
karakteristik materi ajar dan analisis karakteristik siswa. Media audio yang akan dibuat harus
sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dari peserta didik. Bila media yang dibuat tidak
sesuai dengan tujuan pembelajaran, maka media tersebut tidak akan banyak membantu peserta
didik.

b) Pencarian Ide

Setelah analisis kurikulum, akan diperoleh gambaran tentang materi-materi yang membutuhkan
media audio. Selanjutnya, tinggal memilih materi mana yang lebih dulu akan dibuat medianya
dan menetapkan format sajian media audio yang akan diproduksi. Bermacam-macam bentuk
sajian yang dapat dipilih misalnya dialog, drama, narasi, pantun dan lain-lain.

Telaah kurikulum sebaiknya dilakukan oleh guru atau pengembang media, dan dikaji oleh ahli
materi dan ahli media. Peranan guru adalah menentukan materi dalam media yang dapat
mewakili kompetensi yang tercantum dalam silabus dan RPP. Peranan ahli materi yaitu untuk
menjaga agar materi tetap harus benar dan sesuai dengan sasaran tidak lebih dan tidak kurang. Di
samping itu ahli materi juga harus menginformasikan perkembangan ilmu tersebut yang terkini.

Peranan ahli media harus mengkaji dan memastikan pemilihan materi yang akan diangkat ke
dalam media audio sesuai dengan karakteristik media tersebut, karena tidak semua materi yang
ada di kurikulum dapat dibuat ke dalam media audio secara menarik.

c)Penulisan Naskah

Langkah selanjutnya yaitu penulisan naskah program. Naskah ditulis oleh orang yang dianggap
mampu untuk menulis naskah audio. Naskah yang ditulis akan dikaji oleh ahli materi dan ahli
media. Ahli materi akan mengkaji kebenaran, kecukupan, dan ketepatan pemilihan aplikasi atau
contohnya. Sedangkan ahli media akan mengkaji kemenarikan penyampaian materi tersebut
sesuai karateristik media audio, misalnya pemain, perwatakan, pilihan kata/bahasa, konflik,
musik, sound effect, dan lain-lain. Tahapan penulisan naskah yaitu persiapan, penelitian,
pengorganisasian informasi, penulisan sinopsis dan treatment, dan skenario/naskah.

Format naskah audio yang umum digunakan adalah menggunakan format dua kolom
1)   Tahap produksi

Produksi media audio ini diawali dengan diterimanya naskah oleh team produksi. Setelah itu
dilakukan langkah-langkah produksi, yaitu: pembentukan tim produksi, rembuk naskah,
pemilihan pemain, latihan kering, rekaman, editing dan mixing, preview, pembuatan master.
a) Membentuk Tim Produksi

Produksi media audio ini merupakan kerja kolaboratif (team work), yaitu beberapa orang dengan
keahlian atau keterampilan berbeda bekerja secara bersama-sama dalam menyelesaikan media.
Di sini, diperlukan koordinasi antar anggota tim sehingga terwujud media audio yang baik,
menarik dan komunikatif. Anggota tim tersebut yaitu:
 Sutradara, yaitu: orang yang bertanggung jawab atas semua aspek manajemen dan artistik
dari sebuah produksi.
 Operator, mempersiapkan peralatan rekam dan bertanggung jawab atas hasil perekaman.
 Teknisi, mengontrol dan memastikan semua peralatan dalam keadaan siap pakai.
 Penata musik, menyiapkan musik dan sound effectsesuai dengan naskah.
 Editor, melakukan koreksi terhadap hasil rekaman dan melakukan mixing tutur
(dialog/drama) dengan musik dan sound effect yang diperlukan sesuai naskah.
b) Rembuk naskah (script conference)
Setelah sutradara mempelajari naskah program media, kemudian dilakukan rembuk naskah
dengan penulis naskah, ahli materi dan ahli media dan pihak-pihak terkait.rembuk naskah
dilakukan untuk menyamakan persepsi dan pemahaman terhadap isi naskah, sehingga apabila
diproduksi tidak terjadi kesalahan yang fatal. Setelah penyamaan persepsi selesai, maka
sutradara segera mengubah naskah menjadi bahasa audio(skenario) yang menarik minat, enak
didengar, mudah dipahami, menyenagkan dan bermanfaat.
c) Menyusun Storyboard/skenario

Skenario adalah naskah panduan operasional dalam kegiatan produksi (perekaman), oleh karena
itu perlu disusun secara jelas dengan bahasa yang mudah dipahami dan mearik minat pendengar.
Pada skenario sudah tergambar dengan jelas dan secara rinci mengenai siapa pemerannya,
dimana lokasinya, berapa lama durasinya, jenis musik dan lain-lain.

d) Penyusunan anggaran

Anggaran adalah total biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan media tersebut, mulai dari
perencanaan hingga kegiatan pasca produksi. Penyusunan anggaran harus mempertimbangkan
beberapa faktor, seperti: lamanya  syuting, jumlah tim produksi, lokasi, biaya editing baik
didalam studio maupun diluar studio, jauh dekatnya dan berapa tempat, pemain: bintang atau
bukan dan jumlahnya, peralatan yang dipakai, setting dan properti yang diperlukan, faktor
kesulitan (stuntman, animasi), musik (buat sendiri atau beli hak cipta) dan lain sebagainya

e) Pemilihan pemain

Setelah rembuk naskah dilakukan, langkah selanjutnya adalah pemilihan pemain. Pemain disini
adalah orang yang akan memerankan tokoh dalam naskah. Pemilihan pemain yang baik, sesuai
dengan karakter tokoh yang dituntut dalam naskah sehingga akan membuat media audio bagus
dan menarik.

f) Latihan kering

Latihan kering maksudnya, para pemain diberi kesempatan untuk mempelajari naskah dan
berlatih sebelum rekaman, agar mereka benar-benar paham akan isi pesan, alur cerita dan peran
masing-masing dalam naskah tersebut. Hal untuk menghindari bnayak kesalahan pada saat
rekaman.

g) Rekaman (recording)

Rekaman adalah proses pengambilan suara dari masing-masing pemain. Sutradara  adalah
pengendali sepenuhnya jalanya rekaman. Sutradara bertanggung jawab atas kualitas hasil
rekaman.

1. Tahap Pasca Produksi


Setelah produksi selesai dilakukan, tahap selanjutnya yaitu pasca produksi. Kegiatan pasca
produksi langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan, yaitu:

1)   Editing dan Mixing

Editing maksudnya adalah membuang atau memotong kata-kata salah yang dianggap tidak perlu
atau juga menambah efek, misalnya echo. Mixing mksudnya mencampur atau menambah musik
dan soundeffectsehingga media audio terkesan menarik.
a)  Preview
Preview adalah kegiatan evaluasi terhadap hasil produksi. Preview ini dilakukan oleh tim yang
melibatkan pengkaji materi, pengkaji media, dan sutradara sebagai penanggung jawab
produksinya. Evaluasi terhadap hasil produksi ini di tinjau dari segi materi dan media. Dari segi
materi misalnya ketepatan pengucapan. Tinjauan media, misalnya ketepatan penggunaan musik,
efek suara (soundeffect), kualitas suara (ada tidaknya noise), ksetabilan volume. Jika hasil
produksi belum dinyatakan layak, maka harus dilakukan perbaikan sesuai dengan masukan
tim preview.
2)   Pembuatan Master Audio Pembelajaran

Menyimpan atau merekam hasil produksi media audio pembelajaran ini dalam kaseet, CD, atau
media penyimpanan lainnya. Master media audio pembelajaran ini yang kemudian akan
dijadikan master jika diperlukan penggandaan.

 
MENGEVALUASI PASCA PRODUKSI VIDEO ANIMASI DAN MUSIK DIGITAL

Jika tahap produksi sudah berhasil dilewati, kali ini menuju ke tahap Pasca Produksi
sebagai akhir dari keseluruhan proses dasar pembuatan animasi 2D. Tahap pasca produksi
merupakan proses finishing, tahap ini menugaskan kita untuk dapat menambahkan modifikasi
akhir yang dapat membuat animasi terlihat lebih bagus. Tetapi jangan terlalu banyak
menambahkan modifikasi atau hiasan akhir, dan usahakan agar hasil akhir tetap didalam jalur
atau tidak terlalu rumit untuk ditonton. Terdapat beberapa proses didalamnya seperti
Compositing, Color Correcting, Dubbing / Musik / Sound Effects, dan Final Output.

1. Compositing
Compositing atau bisa juga disebut dengan proses penggabungan hasil render dari
tahap produksi sebelumnya, proses ini sangatlah membutuhkan keterampilan dalam video
editing. Kalian harus memotong cuplikan yang tidak dibutuhkan dan menggabungkan scene-
scene yang terdapat didalam animasi yang sedang dibuat. Biasanya dalam proses ini,
penambahan transisi video selalu diaplikasikan. Compositing sangat mempengaruhi durasi
film beserta scene didalam nya.

2. Color Correcting
Bagaimanapun, warna adalah unsur penting dalam suatu gambar tetap ataupun gerak.
Warna dapat menghidupkan bahkan menghasilkan aura tertentu. Maka dari itu, Color
Correcting sangatlah penting dalam tahap Paksa Produksi. Proses ini dapat mengubah
panorama film sesuai mood, kita bisa gunakan beberapa efek warna untuk diaplikasikan ke
film animasi yang sedang kita buat. Diantaranya Color Corrector, Color Channel, RGB
Settings, Hue/Saturation, dan lainnya.

3. Dubbing / Musik / Sound Effects


Beberapa produser, filmmaker, editor, ataupun animator memiliki cara tersendiri
dalam melakukan proses dubbing atau penambahan suara pada film mereka. Ada yang
terbiasa dengan merekam atau menambahkan audio pada tahap Pra-Produksi, Produksi,
bahkan Paska Produksi. Hal ini bebas dilakukan jika film yang kita kerjakan adalah film
animasi.
Poin pertama, misalkan kita mempersiapkan audio pada saat Pra-Produksi, maka
proses animasi (misal: animasi mulut) pada tahap Produksi akan mencontoh hasil dubbing
dari tahap Pra-Produksi. Jika merekam atau menambahkan audio pada saat Produksi, proses
pengaplikasian audio akan bersamaan dengan proses animasi.
Dan pada saat Paska Produksi, ini adalah waktu yang tepat bagi saya untuk merekam
dan menambahkan audio. Saya selalu membuat animasi mulut, kedipan mata, dan objek
lainnya terlebih dahulu pada tahap Produksi dan menggunakan imajinasi seakan-akan suara
sudah terekam. Lalu, saya hafalkan suara yang sudah saya pikirkan pada saat proses animasi
tersebut.
Setelah itu, pada tahap Pasca Produksi, saya mulai merekam dubbing atau audio
lainnya dengan mencontoh animasi yang belum diisi suara. Apabila dialog tidak begitu
panjang, kita tidak perlu mencontoh pergerakkan animasi tersebut. Jika proses rekaman
sudah selesai, usahakan tambahkan audio setelah proses Compositing dan Color Correcting.
Sesuaikan dengan animasi. Jangan lupa tambahkan musik atau sound effect nya juga. Alasan
saya mengutamakan animasi lalu audio yaitu karena dapat memudahkan proses
penyuntingan, jika animasi yang menyesuaikan audio, proses penyuntingan animasi akan
lebih lama (apalagi dengan komputer seadanya). Berbeda dengan / jika audio yang
menyesuaikan animasi, proses rekaman lebih ringan dan praktis daripada proses animasi itu
sendiri.
3. Final Output
Untuk proses akhir, yaitu Final Output. Proses ini adalah puncak dari keseluruhan produktivitas
pembuatan film Animasi 2D maupun 3D. Final Output bisa dilakukan dengan proses exporting
atau rendering. Pada proses ini, kalian akan mengatur atau menentukan opsi akhir secara detail
untuk format film sesuai dengan kebutuhan. Sama seperti proses Rendering pada tahap Produksi,
namun Final Output adalah proses akhir dan setelah itu tidak akan ada lagi proses penyuntingan
yang dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai