PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu alasan serta tujuan saya membuat film dokumenter yang
berjudul “Menggapai Mimpi” ini agar kita semua dapat memetik hikmah
serta suri tauladan yang baik dari seorang laki-laki yang berjuang dan terus
berjuang untuk mendapatkan hasil yang terbaik dan menjadi orang sukses.
B. Pengertian Editing
Editing adalah proses penyambungan gambar dari banyak short tunggal
sehingga menjadi kesatuan cerita yang utuh, struktur editing dalam
pekerjaannya dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
Linear Editing (Dengan menyusun gambar satu per satu secara berurutan)
Non Linear Editing ( Menyusun gambar secara acak)
C.Pengertian Storyboard
Storyboard adalah sketsa gambar yang disusun berurutan sesuai
dengan naskah. Pada awalnya storyboard merupakan kumpulan dari
kertas gambar yang berisi rangkaian – rangkaian kejadian dalam produksi
film, termasuk film animasi. Storyboard juga berguna bagi editor untuk
membantu menyusun scene yang berbeda – beda menjadi sesuai dengan
scenario dengan lebih mudah dan cepat..
Secara lebih rinci storyboard dalam pembuatan film documenter diperlukan
agar :
1. Memahami alur gambar / cerita yang dibuat secara sistematis sehingga
kecil kemungkinan ada bagian yang penting yang terlewatkan
2. Tidak lupa dengan alur gambar / cerita yang sudah kita rencanakan (
sebagai pedoman atau pengingat) pada saat pengambilan gambar atau
video maupun editing gambar / video yang telah diambil
3. Mudah membaca isi cerita secara visual
Pada umumnya penulisan storyboard dan storyline sering menjadi satu
kesatuan yang saling mendukung terdiri dan beberapa adegan yang
tersusun dan didalamnya terdapat:
a. Bentuk adegan / potongan – potongan gambar sketsa
b. Bentuk (alur cerita) untuk memperjelas gambar sketsa
D.Teknik Kamera
Ada beberapa teknik untuk pengambilan gambar kamera atau video, yakni
sebagai berikut :
ELS (Extreme Long Shot)
Shot sangat jauh, menyajikan bidang pandangan yang lebih luas, kamera
mengambil keseluruhan pandangan
LS (Long Shot)
Shot yang menyajikan bidang pandangan yang lebih dekat dibandingka
dengan ELS, objek masih didominasi oleh latar belakang yang lebih luas
MLS (Medium Long Shot)
Shot yang menyajikan bidang pandangan yang lebih dekat dari pada Long
shot, objek manusia biasanya ditampilkan dari atas lutut sampai diatas
kepala.
MS (Medium Shot)
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga pinggan. Fungsinya
memperlihatkan sosok objek secara jelas.
MCU (Medium Close Up)
Gambar yang diambil sebatas dari ujung kepala hingga dada, fungsinya
untuk mempertegas profil seseorang sehingga penonton jelas.
CU (Close Up)
Pengambilan gambar untuk objek manusia biasanya ditampilkan wajah
dari bahu sampai atas kepala.
ECU (Extreme Close Up)
Pengambilan gambar sangat dekat sekali, hanya menampilkan bagian
tertentu pada tubuh objek. Fungsinya untuk kedetailan suatu objek.
Kamera Angle
Jenis – Jenis Kamera Angle dalam shooting
High Angle
Posisi kamera lebih tinggi dari objek sehingga tampak objek dari atas
dengan memiliki sudut kemiringan.
Top Angle
Posisi kamera ada diatas objek sehingga posisi dari atas kebawah
Bird Eye View
Posisi High Angle tapi jarak lebih jauh
Low Angle
Posisi kamera lebih rendah dari objek dengan mengambil posisi
membentuk sudut miring
Frog Eye
Posisi kamera ada dibawah paha
Eye Level
Pengambilan dengan ketinggian sedang atau mendatar dengan objek
Profil Shot
Sama dengan Eye Level akan tetapi dengan posisi kemiringan atau
mempunyai sudut.
Over Sholuder
Pengambilan gambar dari posisi belakang punggung objek
C. Tahapan – tahapan produksi
Tahapan Pelakasanaan Produksi
Suatu produksi audio video yang melibatkan banyak orang, biaya
yang besar dan banyak peralatan maka perlu pengorganisasian yang rapi
dan perlu suatu tahapan produksi yang jelas. Tahapan produksi terdiri dari
tiga bagian yang lazim di industri televisi dikenal dengan istilah standard
operation procedure (SOP), seperti berikut
3. Offline Editing
Proses pemilihan (selection) dan penyusunan shot (juxta position)
sesuai dengan susunan skenario tanpa menerapkan efek-efek tertentu
4. Online Editing
Proses penambahan efek-efek tertentu seperti efek transisi, efek warna,
efek gerak, caption, dan efek-efek lainnya sesuai dengan kebutuhan cerita
5. Sound Scoring
Proses pemilihan materi audio seperti ilustrasi musik, atmosfir, dan
sound effect sesuai dengan kebutuhan cerita
6. Mixing
Proses pencampuran dan pengaturan materi audio mulai dari
pengaturan level suara hingga pengaturan filler ilustrasi musik untuk
menekankan kondisi emosi tertentu
7. Rendering
Proses penyatuan seluruh format file yang ada dalam timeline menjadi
satu kesatuan yang utuh
8. Eksport
Proses pemilihan (transfer) hasil penyuntingan kedalam bentuk yang
sesuai dengan kebutuhan seperti VCD, DVD, mauoun kaset video (tape)
BAB II
PROSES PRODUKSI
2.1. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
Waktu
Pra Produksi
Produksi
Pasca Produksi
Tempat Pelaksanaan
PRODUKSI
BAB III
DIRECTOR TREATMENT
3.1 Crew Produksi
Produser
Ajeng Putri Pratiwi
Sutradara
Ajeng Putri Pratiwi
Narasumber
Moch. Jabir
Pemeran
Sofa Maulidi sjani
Laili Rahmawati
Kameramen
Siti Maysaroh
Ass.Kameramen
Sofiatul Ima
Penulis Naskah
Ajeng Putri Pratiwi
Editor
Ajeng Putri Pratiwi
3.2 Naskah
Scene 1
EXT. PERPUSTAKAAN
Diperpustakaan Bapak Moch.Jabir selaku narasumber bercerita mengenai
masa kecilnya dari pertama sekolah sampai menjadi PNS di Pemda
Gresik.
Scene 2
EXT. HALAMAN RUMAH
Ada anak berseragam SMP yang berpamitan kepada ibunya untuk
berangkat kesekolah.
MJ : Saya berangkat kesekolah dulu mak..
M : Iya nak, belajar yang pintar ya? Hati – hati dijalan.
MJ : iya mak, Assalamu’alaikum
M : Wa’alaikumsalam
Scene 3
EXT. JALAN RAYA
MJ berangkat sekolah biasa dengan jalan kaki, tetapi saat itu ia bertemu
dengan temannya yang menaiki sepeda.
E : Eh, kamu bareng sama aku yuk.. daripada jalan kaki..
MJ : iya.. makasih ya..
Scene 4
EXT.SEKOLAH
MJ sampai disekolah dan kemudian masuk gerbang untuk menuju ke
kelasnya dan mengikuti pelajaran.
Scene 5
EXT. GERBANG SEKOLAH
MJ pulang dari sekolah
Scene 6
EXT.RUMAH, SIANG
(dalam Keadaan SMA)
Setelah sampai dirumah MJ mengajak adiknya pergi ke ladang untuk
membantu pekerjaan Orang tuanya.
MJ : Dik, ayo ikut saya ke ladang
A : Ayo mas..!
Scene 7
EXT. Depan Perusahaan
Setelah lulus SMA MJ melamar kerja diperusaahan untuk menambah
pengalaman dan untuk mencukupi kebutuhan ibu dan keluarganya.
Scene 8
EXT.RUMAH
Setelah diterima diperusahaan tersebut MJ juga membuat surat lamaran
kerja ke instansi pemerintahan yang sekiranya sesuai dengan
keinginannya
Scene 9
EXT. JALAN
Pada saat itu MJ keluar masuk perusahaan karena tidak ada kecocokan
dalam pekerjaan tersebut. Dan tiba – tiba dijalan MJ bertemu saudaranya
yang menawarkan pekerjaan sebagai pekerja honoran di kantornya yaitu
BRI.
S : “Kamu darimana kok kelihatannya murung..?? kok tidak bekerja?”
MJ : “Aku keluar dari perusahaan itu.. karena tidak cocok dengan
pekerjaan itu”
S : “Bagaimana kalo kamu kerja dikantorku saja tetapi sebagai pekerja
honoran. Hanya mencari nasabah saja”
MJ : (Dia berfikir sambil menunggu panggilan dari PNS lebih baik bekerja
sementara di kantor saudaranya)
“ Baiklah.. aku terima tawaran itu”
Scene 10
EXT.RUMAH
3 Tahun berjalan, pada saat itu MJ duduk di depan rumahnya tiba” ada
seorang petugas menghampirinya untuk memberinya surat. Kemudian MJ
membaca surat itu, Surat tersebut berisi panggilan kerja dari PNS di kantor
Gubernur Gresik dan ditugaskan untuk mendata seluruh karyawan
Perusahaan di wilayah gresik.
Scene 11
EXT.DEPAN PERUSAHAAN
Paginya, MJ akan masuk Perusahaan tersebut dengan membawa
beberapa buku untuk mendata karyawan perusahaan.
Scene 12
EXT.DITEPI JALAN RAYA
Selang beberapa tahun terjadilah otonomi daerah yang menjadikan semua
instansi menjadi campur aduk, akhirnya MJ diturunkan di kantor satpol PP.
Dia ditugaskan untuk mengatur dan menjadikan kota tersebut indah tanpa
adanya pedagang – pedagang yang jualan di tepi jalan
Scene 13
EXT.KANTOR ARSIP PERPUSTAKAAN
Setelah setahun di kantor satpol PP, MJ dipindah di kantor Perpustakaan
dan arsip dan ditugaskan untuk melayani pinjam buku dan melayani
penyimpanan arsip.
List Interview
Nama Narasumber : Moch. Jabir
Pemain
2 Laili Rahmawati
3 Ajeng Putri Pratiwi
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Menampilkan sebuah karya yang baik dan dapat diterima oleh orang lain
tidak semudah yang dibayangkan, kita memerlukan kerjasama yang baik
untuk mengerjakannya. Banyak pengetahuan yang dapat diambil dan
dimanfaatkan selanjutnya.
4.2 Saran
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan film ini masih jauh dari
kesempurnaan, dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan yang kami
miliki, untuk kritik dan saran yang bersifat membangun, sangat kami
butuhkan untuk pengembangan ilmu kami dikemudian hari.
Sipnosis
“ Menggapai Mimpi” Adalah sebuah cerita dari seorang laki – laki
yang berusaha untuk menjadi seorang yang sukses. Demi keluarganya dan
untuk mencukupi kebutuhan keluarganya dia rela bekerja kesana kemari
dari pekerjaan yang berat dan sampai akhirnya dia hanya duduk manis di
kantoran. Dia dilahirkan dari 11 bersaudara, ia anak ke 10 dari mendiang
ayahnya yang menjabat sebagai lurah didesanya. Pada saat ia berumur 13
tahun ayahnya meninggal dunia. Ia hidup bersama ibu dan saudara –
saudaranya. Semasa hidup ia tinggal bersama ibunya dan ia bekerja keras
membantu sebagai petani untuk mensejahterahkan keluarga.
Setelah lulus SMA ia berkerja di perusahaan untuk menambah
pengalaman dan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, pada saat
bekerja di perusahaan ia juga membuat surat lamaran kerja ke instansi
pemerintahan yang sekiranya sesuai dengan keinginannya, pada waktu itu
ia keluar masuk perusahaan karena tidak ada kecocokan. Akhirnya ia
bertemu saudranya yang menawari pekerjaan sebagai pegawai sementara
dikantornya yaitu BRI, sambil menunggu panggilan dari PNS ia menerima
tawaran itu. Dikantor tersebut ia diajari bagaimana cara untuk mencari
nasabah. Setelah bekerja di kantor BRI tersebut berjalan kurang lebihnya 3
tahun.
Pada tahun 1986 ia di panggil sebagai PNS di Kantor Gubernur Jawa
Timur, ia ditugaskan dikantor Dinas Tenaga kerja di gresik, tugas
utamanya adalah mendata seluruh karyawan perusahaan diwilayah gresik
mulai dari gaji, dan fasilitas – fasilitas diperusahaan yang ada.
Sampai pada tahun 2001 terjadilah otonomi daerah, artinya semua
instansi menjadi campur aduk, akhirnya ia jatuh di Kantor Satpol PP, tugas
utamanya adalah menjadikan dan menata kota menjadi teratur dan indah
tanpa adanya pedangan – pedagang kaki lima di tepi jalan raya.
Setelah 1 tahun sebagai Satpol PP ia dipindah lagi pada tahun 2003
di Kantor Perpustakaan dan Arsip kabupaten Gresik. Tugas utamanya
yaitu melayani pinjam buku bagi anak – anak sekolah sampai orang
dewasa dan untuk umum, dan melayani penyimpanan arsip. Dikantor inilah
ia mengabdikan dirinya hingga sampai saat ini.