NAMA KELOMPOK:
ALFIA NURAMALIA
ILHAM MALIK
LULU FITRI
RIZKI NURCHOLIS
KELAS : 42.2A.02
JURUSAN PENYIARAN
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA
UNIVERSITAS BINA SARANA INFROMARTIKA
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan Desain Produksi ini yang berjudul “KEJUJURAN”. Desain produksi ini berisi rancangan
program short movie yang telah disusun oleh penulis yang berguna untuk gambaran pada saat pra
produksi hingga pasca produksi.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian Desain Produksi ini, banyak bantuan yang telah
diberikan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis. Maka, pada kesempatan kali
ini penulis merasa perlu mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan kepada penulis
2. Bapak Muhammad Tsabit selaku dosen mata kuliah “Teknik kamera dan Tata
Cahaya".
Akhir kata penulis memohon minta maaf atas kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan Desain
Produksi ini, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran agar Desain Produksi ini agar bisa
lebih baik.
Penulis
Persetujuan
Dosen Pembimbing
Edward Enrieco, MM
Kelas : 42.2A.02
Tanda Tangan
Edward Enrieco, MM
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
4.1. BUDGETING
4.2. NASKAH
4.3. RUNDOWN
BAB V PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
5.2. SARAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tema yang penulis angkat dalam film ini adalah tentang sebuah kejujuran yang sangat jarang
kita temui dilingkungan masyarakat. Jujur atau kejujuran pada aspek karakter moral dan
berkontaminasi atribut positif dan berbudi luhur. Kejujuran termasuk keterusterangan, termasuk
keterusterangan pada perilaku da beriringan dengan tidak adanya kebohongan. Kejujuran
dihargai dibanyak budaya etnis dan agama. “Kejujuran adalah kebijakan terbaik” adalah
pepatah dari Benjamin Franklin. Namun, kutipan “kejujuran adalah bab pertama dalam buku
kebijaksanaa” tersebut diberikan untuk Thomas Jefferson, seperti yang digunakan dalam sebuah
surat kepada Nathaniel Macon.
Ini adalah 5 dampak yang akan terjadi jika tidak jujur. Yang pertama, orang-orang akan
kehilangan rasa percaya diri. Kedua, kamu akan selalu menaruh curiga terhadap orang lain dan
merasa tidak ada yang jujur di dunia ini. Ketiga, kamu akan merasa gelisah secara terus-menerus.
Keempat, kamu jadi terbiasa mengucapkan hal-hal yang gak sebenarnya terjadi. Yang terakhir,
reputasimu akan buruk dan kamu akan dicap sebagai orang yang tak pernah jujur.
Film menurut Marcel Danesi, (2010:134) film adalah teks yang memuat serangkai citra
fotografi yang mengakibatkan adanya ilusi gerak dan Tindakan dalam kehidupan nyata.
Drama menurut Naratama (2010:70) adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi
dan diciptakan melalui proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yang direkayasa
dan dikreasi ulang.
Penulis memilih short movie drama sebagai tugas uts, karena kategori favorit khalayak kasus
nya remaja dan dewasa sebagai wadah hiburan. Tempat yang mudah dan akses hiburan yang
mudah didapat adalah media streaming dan film pendek pun merupakan salah satu media
hiburan masyarakat yang dapat ditonton dengan akses yang mudah.
1.2 Tujuan
Akademis
Sebagai salah satu syarat nilai ujian akhir semester program diploma III jurusan fakultas
Komunikasi dan Bahasa Universitas Bina Sarana.
Praktisi
Untuk bahan praktisi Sebagai Pembelajaran Broadcaster yang ingin membuat short
movie. Dalam hal ini pembuatan film pendek berformat drama dalam bentuk karya
audio visual.
Umum
Untuk memberikan hiburan kepada masyarakat dengan kemasan dan penyampaian yang
menarik dan inovatif. Dengan hadir nya film ini, khalayak umum akan diberikan
sentuhan hiburan yang sangat menarik.
Lokasi Syuting :
BAB II
Lembar Kerja Produksi
2.1 Proses Kerja Produser
Pada dunia penyiaran hal yang utama adalah seorang produser karena seorang
produser adalah pemimpin dalam sebuah produksi acara. Produser memimpin produksi dan
bertanggung jawab penuh produksi mulai dari konsep program, ide cerita, membuat
working schedule, membuat kontrak kerja, melengkapi perizinan lokasi, memesan logistik,
peralatan dan lain sebagainya yang dibutuhkan para tim untuk memperlancar berjalannya
produksi sesuai apa yang diharapkan.
Menurut (Latief & Udud, 2017) mengatakan bahwa "sebagai pemimpin, produser
dianggap sebagai orang di anggap sebagai orang yg memberikan arah, membimbing,
membina sekelompok orang kreatif untuk menghasilkan karya menghibur, mendidik, dan
informatif".
Menurut kutipan diatas, produser adalah sebuah kepala didalama sebuah produksi.
Tidak hanya itu saja, tetapi produser juga berperan aktif dalam semua tahapan proses
pembuatan suatu program baik pra produksi, produksi dan pasca produksi.
Selain itu, seorang produser juga harus tegas dan bijaksana dalam mengambil
keputusan. Produser juga harus peka dalam semua hal yang dibutuhkan oleh krunya agar
semua produksi berjalan dengan baik dan lancar serta sesuai dengan apa yang diharapakan.
Oleh karena itu didalam sebuah produksi kinerja produser sangatlah penting.
2.1.2 Produksi
Tahap ini dimana hampir seluruh tim mulai bekerja. Seorang sutradara dan produser
sangat dituntut kehandalannya untuk mengatasi keruh dalam tiap tahap ini. Saat proses
shooting dilaksanakan, dalam kondisi dan situasi apapun seorang produser harus tetap
menjaga kekompakan kru untuk tetap kompak saat proses shooting berjalan, dan
bertanggung jawab mengatasi jalan shooting.
Pada saat produksi hari pertama berjalan lancar, walaupun pada hari pertama sudah
ada kendala yang terjadi yaitu pemeran utama tidak datang ke lokasi tetapi sebagai
produser sudah sebaiknya mengatasi masalah dengan tidak membebani semua crew yang
ada ada. Pada saat shooting hari kedua dan seterusnya proses shooting mengalami
kemajuan sampai dengan semangatnya nya para kru dan pemain.
Adapun peran dan tanggung jawab seorang produser dalam produksi short movie ini
meliputi:
Penentuan kru produksi, penciptaan dan pengembangan ide serta hunting lokasi
shooting.
Membuat desain produksi
Membuat surat perizinan
Membuat surat perjanjian Kerjasama ata kontrak talent
Menyusun rancangan anggaran biaya
Menyediakan alat shooting
Membuat working schedule
Membuat shooting schedule
Menyediakan transportasi
Melakuakan proses editing Bersama seluruh kru
WORKING SCHEDULE
Durasi : 5 menit
Target perminggu
No Tahap Aktifitas
1 2 3 4 5
1 Penemuan ide
2 Pra produksi Pengembangan Gagasan
3 Penemuan Naskah
4 Shooting
5 Produksi Daily Production Repot
6 Evaluasi Produksi
7 Pasca Logging
8 Produksi Editing
Breakdown Budget
Production Company : BSI Production Produser : Alfia Nuramalia
Durasi : 5 menit
Shooting Schedule
Production Company : BSI Production Produser : Alfia Nuramalia
Durasi : 5 menit
9 17.30-18.00 Break
10 18.00-19.00 Shooting
11 19.00-20.00 Shooting
Durasi : 5 menit
Durasi : 5 menit
Kaset Terpakai
MiniDV Betacam
Hari ini 2
Jumlah
Tersedia 4
Sisa 2
EQUIPMENT LIST
Production Company : BSI Production Produser : Alfia Nuramalia
Project Title : Kejujuran Director : Ilham Malik
Durasi : 5 menit
5 Audio 2 Sewa
8 Dan seterusnya
3.1 Proses Kerja Sutradara
Dalam sebuah program drama maupun nondrama, sutradara merupakan pemimpin utama
yang memiliki tanggung jawab yang cukup besar dalam keputusan, pengarahan, dan juga
penguasaan teknik untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan layak ditonton bagi masyarakat.
Seorang sutradara juga harus mendalami berbagai teknis yang ada dalam pembuatan film maupun
program televisi seperti teknik kamera, tata cahaya (lighting), dan juga proses editing, karena itu
semua merupakan perpaduan yang menjadi tanggung jawab seorang sutradara. Dalam suatu
program televisi, seorang sutradara bisa disebut juga dengan Pengarah Acara (program director)
yang pada dasarnya harus bisa memimpin dengan bijak jalannya produksi suatu program televisi dan
mampu menjalin hubungan baik dengan seluruh tim produksinya.
Seorang Pengarah Acara (program director) harus bisa menciptakan suatu ide karya yang
kemudian diterapkan menjadi suatu program, baik itu Drama maupun Non Drama, dengan
menggunakan metode single maupun multi camera, karena seorang pengarah acara harus
menguasai semua teknis dalam pembuatan program karya.
Pengarah Acara atau Sutradara adalah seorang pemimpin yang memiliki tanggung jawab
yang cukup besar pada suatu program yang ia pimpin baik secara teknis seperti alat-alat pendukung
yang dipakai pada saat produksi, dan seluruh tim crew harus mengikuti perintah dari pengarah acara
pada saat produksi karena pengarah acara lah yang mempunyai visi dan juga gambaran pada suatu
program televisi.
Seorang pengarah acara juga bertanggung jawab pada hasil akhir sebuah karya, karena hasil
akhir sebuah karya tersebut merupakan penggabungan dari tiga fase pengerjaan, yaitu Pra-Produksi
(Pre-Production), Produksi (Production), dan Pasca Produksi (Post Production). Peran pengaah acara
dalam tiga fase yang kompleks tersebut sangatlah besar, karena semua fase tersebut harus berada
dibawah pengawasan seorang pengarah acara. Di tiga fase tersebut, pengarah acara dituntut untuk
memberikan ide dan gagasan agar proses pembuatan suatu karya akan berjalan dengan baik dan
juga harus mempunyai beberapa ide cadangan sehingga pada saat rencana awal tidak bisa
dilaksanakan, ide yang lain dapat dilakukan pada saat proses pembuatan karya.
Seorang sutradara juga dituntut untuk memiliki 2 peran, yaitu pembuat dan juga penikmat.
Dimana pembuatan yaitu sutradara harus tahu teknik pembuatan dari suatu karya dan penikmat
yang berarti sutradara dapat memposisikan dirinya sebagai penikmat. Sutradara tahu mana yang
disukai penonton dan mana yang tidak, karena ini lah yang menentukan faktor sukses atau tidaknya
sebuah karya yang diterima oleh penonton.
Setelah berdiskusi dengan Produser dan Penulis Naskah, sutradara menjelaskan kepada
seluruh tim hasil dan keputusan yang telah diambil dan selanjutnya akan diterapkan pada saat
produksi. Faktor keberhasilan karya ini bergantun pada team work dari setiap jobdesk masing-
masing yang menjalanka proses produksi. Agar dapat terhindar dari kegagalan produksi, sutradara
juga bertugas untuk memberikan arahan kepada setiap jobdesk agar tidak terjadinya kesalahan
informasi.
Setelah itu, penulis berdiskusi dengan Camera Person untuk membicarakan shot size yang
akan digunakan pada saat produksi, yang dituangkan dalam catatan kecil seorang Sutradara, yang
digunakan untuk menjadi patokan seorang pengarah acara untuk menerapkan konsep kreatif
kedalam audio visual. Setelah semuanya terbentuk, lalu Penulis melakukan pemilihan talent
bersama Produser dan juga Penulis Naskah, untuk menemukan talent yang cocok.
3.1.2 Produksi
Peran Sutradara dalam proses produksi sangatlah penting karena sutradara adalah pemimpin utama
jalannya produksi. Seorang sutradara dituntut untuk bijak agar tercipta suasan produksi yang baik
agar produksi berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil yang baik. Pada saat sebelum
pengambilan gambar, pengarah acara memberi arahan kepada talent agar mendapat gambaran
sesuai visi sang pengarah acara pada saat pengambilan gambar berlangsung. Dan pada saat
pengarah acara melontarkan kata Action!!, pengarah acara mulai fokus pada hasil talent dan hasil
gambar di kamera dua, karena penulis juga bertanggung jawab atas kamera dua. Kemudian penulis
melakukan review disetiap akhir pengambilan gambar untuk memastikan apakah hasilnya sesuai
dengan gambaran sang pengarah acara.
Penulis selaku pengarah acara melakukan kerjasama dengan semua tim crew terutama
Camera Person, penata suara dan Penulis Naskah selama produksi berlangsung. Dan untuk
menghindari kendala yang tidak diinginkan, penulis melakukan pencadangan gambar (back up) hasil
pengambilan gambar disetiap akhir proses pengambilan gambar bersama dengan penyunting
gambar. Dan pada saat pengambilan gambar selesaim pemimpin produksi memberikan sedikit
evaluasi untuk pengambilan gambar agar dihari berikutnya bisa lebih baik.
Dan penulis tidak lupa untuk mengajak semua tim untuk melihat bersama hasil karya film pendek ini,
karena memberi kesempatan untuk seluruh tim untuk memberi masukan apakah ada kekurangan
disetiap potongan gambar. Dan penulis sangat menerima saran dari seluruh tim produksi dan lalu
bisa di diskusikan kembali dengan penyunting gambar hingga hasil akhir benar-benar layak untuk
dinikmati.
Setelah hasil karya masuk tahap akhir, penulis masih melihat-lihat kembali dan memastikan apakah
masih ada yang kurang dalam hasil tersebut, karena penukis ingin mempersembahkan suatu karya
yang menarik, menghibur dan memberikan edukasi disaat yang bersamaan, yang dimana
semuamenjadi satu elemen dalam suatu karya film pedek yang berjudul “Kejujuran”.
3.1.4 Peran dan Tanggung Jawab Sutradara
Pengarah acara memiliki peran dan tanggung jawab dalam menjalankantugasnya dari mulai
pra produksi, produksi hingga pasca produksi. Mulai dari pembedahan naskah sampai ke proses
editing agar hasil karya yang dihasilkan tetap sesuai dengan visi sutradara. Menurut (Naratama,
2013) fungsi pokok seorang pengarah acara bisa dibagi menjadi 4 yaitu:
C) Konsep Teknis
Secara teknis, pembuatan karya “Kejujuran” ini, penulis beserta seluruh tim sepakat
menggunakan kamera jenis Canon Eos 1500D yang telah disesuaikan dengan kebutuhan
pengambilan gambar. Dan utuk menyempurnakaan pencahayaan dan warna pada karya ini,
penulis dan tim sepakat untuk menggunakan Reflektor untuk menerangi bagian yang masih
sedikit gelap agar sesuai kebutuhan. Dan untuk audio, penulis menggunakan clip on
sennheiser untuk merekam apa yang diucapkan oleh talent, sekitar lokasi agar suara yang
dihasilkan lebih jernih, serta penambahan lagu lagu yang mendukung dan sesuai dengan
tema karya ini, agar terkesan hidup dan menarik untuk ditonton.
Konsep Penyutradaraan
Suatu konsep yang berawal dari skenario, sutradara ingin menyajikan sebuah film pendek
yang berjudul “Kejujuran” yang menarik, menginspiratif, edukatif, dan tetap menghibur penonton
melalui media audio visual. Untuk tujuan itu, sutradara mengurai program kuliner guna
mendapatkan pencapaian kreatif yang diinginkan. Mulai dari pencahayaan, movement, artistic,
editing dan ilustrasi musik.
Dengan budget yang tidak terlalu besar untuk memproduksi dan menyesuaikan lokasi yang
akan dipilih shooting, sutradara harus bisa menyesuaikan konsep yang telah dibuatnya. Konsep yang
sesuai dengan sutradara adalah konsep yang telah diberikan kepada tim untuk menyesuaikan
pendapat-pendapat dari tim.
Pada saat proses produksi, sutradara menggambarkan konsep-konsep apa saja yang
diinginkan kepada rekan setim, dan juga kepada talent. Walaupun dengan tim yang tidak terlalu
banyak untuk memproduksi film pendek ini dengan yang berjudul Kejujuran, film pendek yang
berdurasi 5 menit ini, sutradara harus mampu menjalankan tugasnya dengan sebaik mungkin.
Casting List
Production Company : BSI Production Produser : Alfia Nuramalia
Karakter Talent
No Cast
Sifat Fisik Calon Pemeran Contact Person
DIRECTOR TREATMENT
Production Company : BSI Production Produser : Alfia Nuramalia
VISUAL
NO SCENE SHOT DIRECTION AUDIO
ANGLE MOVEMENT
SIZE
1 1 FS, MS, EYE STILL VO Melamun “bagaimana
Over LEVEL ini orderan
The sepi terus,
Soulder bagaimana
gua makan
dan bayar
kontrakan
bulan depan.
Bagaimana
aku memberi
bapak uang
dan biaya
adik
sekolah”
Ian : jok
pusing
banget kamu
teh, kunaon
atuh?
Joko : iya
nih yan,
dompet
penumpang ku
terjatuh
tadi Ian :
belum kamu
kembalikan?
Joko : belum
Over Dipangkalan
tadi saya
The mengobrol
mau kejar
Soulder dengan Ian
dia nya buru
hilang Ian :
udah kamu
ambil aja
uang nya,
lumayan
nambahin
uang makan
kamu
Joko : atuh
jangan
seperti itu
yan nggak
baik dosa
2 2 MS Datang Joko :
kerumah dengan mas
penumpang andri ya,
silahkan
naik mas ini
helm nya
Andri : oh
iya mas
makasih Joko
: sudah siap
mas
Andri :
sudah mas
3 3 Setelah
sampai
andri
terlihat
buru-buru
dan tak
sengaja
menjatuhka
n
dompetnya.
Andri yang
sudah
terburu-
buru pun
hilang
begitu
cepat,
Sampai
joko pun
ditempat baru sadar
tujuan dan Ketika
FS
Andri hendak
kehilangan pergi dari
dompetnya
tempat
itu.
Ketika
joko ingin
mengejar
andri,
andri
sudah tak
terlihat
dan joko
memutuskan
untuk
menyimpan
dan ia
akan
kembalikan
nnti sore
atau esok.
MS, CU Mengembalik Joko : mas
an dompet andri
Andri :
(tengok
kanan
kiri) ah
iya ada
apa mas
Joko : ini
mas
kemarin
dompet mas
terjatuh
Ketika
ingin
memasukan
nya
kedalam
tas
Andri :
wah
alhamdulil
lah
ternyata
kamu yang
nemuin
mas,
makasih
loh ya
Andri.
menerima
dompet itu
Joko :
dicek lagi
mas
takutnya
ada yang
hilang
Andri :
iya saya
cek dulu
mas
Andri
melihat
isi dompet
nya
tersebut
dan masih
utuh, lalu
ia
mengambil
selembar
uang untuk
diberikan
kepada
joko
sebagai
hadiah
karna
telah
menemukan
dompetnya.
Andri :
ini mas
anggap
saja
hadiah
Joko :
engga usah
mas andri
saya
ikhlas
Andri :
gapapa mas
ambil saja
Joko :
udah mas
gapapa
saya
beneran
ikhlas,
oia saya
pergi dulu
mas
Andri :
makasih
banyak ya
mas joko
sekali
lagi sudah
balikin
dompet
saya,
pemuda
jaman
sekarang
kalau
sudah nemu
dompet
pasti
isinya
diambil,
dan
apalagi
anak muda
seperti
mas.
Makasih ya
mas atas
kejujurann
ya
FROG STILL Setelah Andri :
EYE ditelepon joko
adiknya
Joko : eh
iya mas
kenapa,
apa yang
ada
didompet
hilang yaa
atau ada
yang rusak
mas?
Andri : oh
engga tadi
saya tidak
sengaja
mendengar
percakapan
mas, ini
ambil
untuk
bapak mu
berobat
anggap
saja
sebagai
balas
budi.
Joko :
tidak usah
mas saya
tidak mau
merepotkan
Andri :
ini ambil
(sambal
menyodorka
n paksa
uang
tersebut
kepda
joko)
Joko :
terima
kasih
banyak ya
mas
Andri :
Iya mas
sama-sama,
semoga
bapaknya
mas cepat
diangkat
penyakitny
a.
Joko:
Aaamiin,
terimakasi
h mas.
Saya pamit
Andri :
Iya mas
hati-hati
Kala itu
disore
hari joko
dan bapak
sedang
duduk
diteras
Bapak :
nak
tetaplah
selalu
jujur dan
4 4 MS Panning Flashback
jangan
mengambil
hak orang
lain yg
bukan
milik kita
(sambal
menyesap
kopi)
Joko :
baik pak
Jaket, Motor,
Natura
Joko Celana Helm, - - -
1 1 l Rumah
Jeans Jaket
Joko Jaket, - - -
Celana
Jeans
Kaos,
Bapak - - - -
sarung
Natura
3 3 Kaos, Rumah
l
Joko celana - - - -
jeans
Jaket, Motor,
Andri Celana Natura Helm, - - -
5 5 Jeans Kantor Jaket
l
Joko Casual Tas - - -
Dalam sebuah drama televisi, hal yang pertama dipikirkan terlebih dahulu adalah cerita.
Cerita yang dikemas dalam sebuah skenario yang ditulis oleh penulis skenario atau naskah
Mabruri (2013:47) “hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengolah ide cerita menjadi
sebuah scenario dengan beberapa tahap yang biasa dilalui agar arahnya jelas, tidak melenceng jauh
dari ide dasar (basic story), dan agar kerangka ceritanya terkunci.
Langkah awal ketika akan membuat sebuah drama saat pra produksi. Tahapan yang
dilakukan sebelum dilakukannya produksi. Sebagai penulis naskah, bertugas mencari ide cerita dan
mengembangkannya menjadi naskah yang matang untuk produksi nanti.
Setelah menemukan tema atau ide cerita dan sinopsis, seorang penulis naskah
menyampaikan idenya kepada produser dan sutradara. Jika sudah disetujui, naskah selanjutnya
disampaikan kepada semua kru. Ketika ide cerita sudah disetujui oleh semua kru, masuk ke tahap
pembuatan treatment dan skenario .
Jika treatment dan skenario sudah disetujui oleh produser, sutradara, dan semua kru.
Langkah selanjutnya yaitu membedah naskah untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan pada saat
produksi agar berjalan sesuai dengan naskah.
4.1.3 Produksi
Menurut Lutters (2010:15) “Pekerjaan penulis skenario tidak hanya berhenti sampai
dikertas, karena selain harus memikirkan agar cerita enak dibaca secara tulisan (gunanya untuk
dibaca produser, broadcast, kru, pemain, dll), yang lebih penting lagi penulis skenario harus ikut
membayangkan bagaimana visualisasi tulisan tersebut menjadi tontonan sinetron atau film”
Dalam tahap produksi, penulis naskah membantu kru yang bertugas dan sutradara untuk
mengarahkan adegan kepada talent. Agar talent bisa memaksimalkan aktingnya sesuai dengan
naskah yang sudah ada.
Selain itu, Penulis naskah saat produksi ikut serta membantu penata artistik dalam setting
lokasi, agar penggambaran sesuai dengan naskah yang sudah ada
Menurut Fred (2007:42) “Setelah shooting selesai, script boy/girl membuat logging, yaitu
mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting dan gambar.
Pada tahap pasca produksi, penulis terlibat langsung dalam proses editing dan penulis
kembali melihat hasil shot yang telah diambil oleh penata kamera bersama kru. Penulis naskah
membantu editor agar hasil dari editing sesuai dengan naskah.
Menurut Mabruri (2013:42) Penulis skenario memiliki tugas dan kewajiban, diantaranya :
Menciptakan dan menulis dasar acuan dalam bentuk naskah (skenario) atas dasar ide cerita
sendiri atau ide dari pihak lain.
Bagi penulis dasar acuan itu bisa dilakukan secara bertahap mulai dari ide cerita, sinopsis
(basic story), treatment dan skenario, atau bisa juga langsung menjadi skenario.
Bekerja dari tahap pengembangkan ide (development) sampai jangka waktu terakhir (pasca
produksi).
Membuat skenario dengan format yang telah ditentukan. 5.Menjadi narasumber bagi
pelaksana produksi bila diperlukan. Berdasarkan kutipan diatas, penulis menyimpulkan
bahwa penulis naskah.
bertanggung jawab untuk membuat dan mengembangkan ide cerita menjadi sebuah
skenario yang baik, dengan format yang telah ditentukan. Penulis naskah juga berperan dalam
proses produksi yaitu membantu kru yang bertugas dan sutradara untuk mengarahkan adegan
kepada talent. Agar talent bisa memaksimalkan aktingnya sesuai dengan naskah yang sudah ada.
Tidak hanya sampai di tahap produksi, tetapi penulis naskah juga berperan untuk membantu
95editor agar menyusun shot sesuai dengan naskah yang sudah dibuat dan disepakati oleh
semua kru.
4.1.6 Proses Penciptaan Karya
A.Konsep
Kreatif Drama adalah sebuah cerita fiksi yang bisa dilakukan dengan berbagai media seperti
diatas panggung, dan atau televisi. Cerita drama romance adalah cerita yang banyak menampilkan
adegan romantis, namun tetap dibumbui adegan drama yang memperkuat emosi dalam setiap
adegannya. Di dalam drama terdapat dua unsur yang mempengaruhi drama itu sendiri, yaitu:
1.Unsur Instrinsik merupakan unsur-unsur yang membangun cerita karya sastra yang berasal
dari dalam. Unsur instrinsik sebuah drama adalah unsur-unsur yang turut serta membangun sebuah
cerita. Unsur instrinsik drama, diantaranya :
Judul
Kepala karangan atau nama yang dipakai untuk buku atau sebuah cerita yang dapat menyiratkan
isi buku atau cerita tersebut. Dalam drama ini penulis menggunakan judul “KEJUJURAN” yang
memiliki arti sebuah jujur. Alasan penulis menggunakan judul ini karena drama ini mengisahkan
seorang ojek online yang dapat ujian batin karena dompet penumpang yang ketinggalan.
Tema
“Tema adalah landasan cerita atau pikiran itu sendiri.” (El Saptaria, 2010:36). Proses penciptaan
karya naskah drama dimulai dari menetepakan tema sebagai rancangan ceritanya. Dalam drama
televisi ini penulis mengangkat tema kejujuan ojek online yang dilema karna dompet penumpang
nya ketinggalan.
B. Plot
atau alur “Alur cerita sama dengan jalan cerita, atau sering kita sebut plot.” (Lutters, 2006:50) Di
dalam drama “KEJUJURAN” plot yang digunakan adalah plot linier. “Plot linier adalah plot yang alur
ceritanya terfokus hanya pada konflik seputar tokoh sentral”. (Lutters, 2010:50) Dalam plot atau alur
dibagi menjadi beberapa babak yaitu empat babak,
Yaitu :
Babak 1
Awal pengenalan tokoh dan cerita. Dalam drama “KEJUJURAN”, awal cerita dimulai ketika
Joko yang mendapatkan orderan yang bernama andri.
Babak 2
joko yang kembali ke bescem ojol dan joko yang merasa ke bingungan karna dompet
penumpang nya yang bernama andri ketinggalan.
Babak 3
Pertengahan darma “KEJUJURAN” berita kabar kurang enak dari kampung adik nya telpon
bahwa ibu nya sedang sakit dan membutuh kan uang untuk berobat dan joko belum
mendapatkan cukup ungan untuk berobat sang ibu.
Babak 4
Akhir masalah dan solusi, akhirnya joko menghubungi mas andri untuk mengambalikan
dompet nya walapun joko sedan butuh uang untuk ibu nya berobat tapi joko tidak mau
mendapatkan uang yang dengan cara tidak juju, joko akhri nya terhubung dengan mas andri
lalu joko mengkembalikan dompet tersebut dan mas andri member uang ke pada joko untuk
tanda terimakasih, awal nya joko tidak mau terima uang itu karna joko tulus
mengkembalikan donpet itu tapi mas andri memaksa untuk mas joko ambil uang itu lalu joko
terima uang yang di berikan dan ngeucapkan terimakasi.
C. Penokohan
“Tokoh cerita atau karakter adalah seseorang yang mengambil bagian dan mengalami
peristiwa-peristiwa, baik itu sebagian maupun secara keseluruhan cerita sebagaimana yang
digambarkan oleh plot.” (El Saptaria, 2006:27). Karakter seorang tokoh cerita diciptakan oleh penulis
untuk diwujudkan oleh para pemain drama. Penulis menggambarkan karakter tokoh-tokoh cerita
dalam drama “KEJUJURAN”, antara lain yaitu:
Protagonis
Tokoh utama yang menggerakkan plot, dari awal sampai akhir dan memiliki itikad,
namun dihalangi oleh tokoh lain. (El Saptaria, 2006:34). Dalam drama “KEUJUJURAN”, Tokoh
ini yaitu Joko. Seorang ojek online yang menemukan dompet penupang yang ketinggal.
Utility
Tokoh pembantu atau sebagai tokoh pelengkap untuk mendukung rangkaian cerita dan
kesinambungan dramatic. (El Saptaria, 2006:34). Tokoh ini yaitu, Mama, teh warung,ian,andik,andri .
Sudut pandang adalah posisi pengarang sebagai penulis dalam membawakan cerita. Dalam
drama “KEJUJURAN?” penulis menggunakan sudut pandang orang pertama yaitu aku dan saya.
E. Latar
“Setting cerita adalah lokasi tempat cerita ini ingin ditempatkan atau diwadahi.” (Lutters,
2006:56). Dalam drama “KEJUJURAN” menggunakan setting tempat berupa warung pingirjalan dan
jalan raya.
F.Premise
Premise adalah kalimat singkat yang menjelaskan tentang tujuan dan isi cerita. Premise
dalam drama kehidupan “KEJUJURAN” adalah joko yang mengkembalikan dompet yang ketinggalan.
Faktor psikologi Dalam drama kehidupan “KEJUJURAN” tokoh - tokoh memiliki karakter
psikologis yang berbeda namun sesuai dengan situasi, kondisi dan latar cerita .
Faktor sosial Dalam drama kehidupan “KEJUJURAN” penulis membuat latar cerita yang
bersinggungan dengan keadaan sosial yang kini tengah terjadi di masyarakat.
Konsep Produksi
Penulis naskah tidak hanya melakukan kewajiban tugasnya, tetapi juga harus mengikuti
jalannya produksi hingga selesai. Saat produksi, penulis naskah membantu sutradara untuk
memberikan pengadegan kepada para talent agar tidak beradegan diluar jalur skenario.
Sehingga, produksi bisa berjalan dengan semestinya.
Konsep Teknis
Konsep teknis juga harus dimiliki oleh seorang penulis naskah. Hal ini dilakukan agar dapat
memudahkan bagian alat, lokasi dan artistik yang dibutuhkan. Ketika penulis naskah
membuat skenario, penulis naskah juga menentukan lokasi yang digunakan.
F. Kendala Produksi (solusi produksi)
Berkonsultasi dengan sutradara untuk mencari pengucapan dialog yang lebih pas untuk para
talent pada saat produksi.
Bersama-sama dengan tim mengembangkan alur yang sudah ada menjadi lebih panjang agar
mencapai durasi yang seharusnya.
4.1.7 Sinopsis
Kisah cerita kejujurani dimulai ketika joko seorang ojek online mendapatkan ujian hidup, ketika
dompet penumpang nya ketinggalan di motor joko.dan adik joko telepon joko karna ibu nya sakit
dan butuh uang untuk biaya berobat sangat ibu jiwa joko bimbang untuk membalikkan dompet
penumpang tersebut, tapi karena joko orang nya jujur akhirnya joko membalikkan dompet
penumpang itu dan joko di berikan uang oleh penumpang yang dompet nya ketinggalan dan joko
sadar bahwa orang jujur selalu ada jalan terbaik yang tidak akan diduga-duga.
Dari sinilah kita harus ketahui bahwa setiap kejujuran,bersyukur atas apa yang Allah berikan kita dan
selalu jujur di setiap keadaan apapun karna Allah tau yang terbaik untuk diri kita dan akan ada
kejutan yang tidak terduga yang telah di siapkan kepada orang-orang yang selalu jujur dan
bersyukur.
Joko : memiliki tinggi badan 167cm berbadan gempal warna kulit coklat, penyabar dan selalu jujur
dalam keadaan apapun
Andri : memiliki tinggi badan 165cm berbadan kurus warna kulit putih, seorang karyawan swasta
yang rajin dalam berkerja dan selalu sopan kepada siapapun yang dia temui.
Adiknya joko : memiliki tinggi badan 155cm berbadan sedikit gemuk berwarna kulit putih, selalu
bersyukur dalam keadaan apapun dan rajin dalam hal apapun.
Ian : memiliki tinggi badan 155cm berbadan kurus warna kulit coklat, seorang ojek online yang selalu
tabah dan bersyukur apapun yang telah Allah berikan rizki dan selalu bersemangat untuk mencari
uang.
Bapak nya joko : memiliki tinggi badan 155cm berbadan kurus warna kulit coklat, selalu berjuang
untuk keluarga dan anak-anak nya dan selalu bersyukur atas apapun yang terjadi.
4.1.8 NASKAH
Sifat dan fisik para pemeran film pendek
Joko : memiliki tinggi badan 167cm berbadan gempal warna kulit coklat, penyabar dan selalu jujur
dalam keadaan apapun
Andri : memiliki tinggi badan 165cm berbadan kurus warna kulit putih, seorang karyawan swasta
yang rajin dalam berkerja dan selalu sopan kepada siapapun yang dia temui.
Adiknya joko : memiliki tinggi badan 155cm berbadan sedikit gemuk berwarna kulit putih, selalu
bersyukur dalam keadaan apapun dan rajin dalam hal apapun.
Ian : memiliki tinggi badan 155cm berbadan kurus warna kulit coklat, seorang ojek online yang selalu
tabah dan bersyukur apapun yang telah Allah berikan rizki dan selalu bersemangat untuk mencari
uang.
Bapak nya joko : memiliki tinggi badan 155cm berbadan kurus warna kulit coklat, selalu berjuang
untuk keluarga dan anak-anak nya dan selalu bersyukur atas apapun yang terjadi.
NASKAH
Suatu hari ada seorang ojol (ojek online) yang berusaha mencari pundi-pundi uang untuk memenuhi
kehidupan nya dan keluarga nya dikampung. Abang ojol ini bernama joko, joko setiap harinya
bekerja sebagai ojek online. Dalam keadaan covid-19 yang tidak menentu ini, joko pusing karna
pendapatan menurun drastis karna semua bidang apapun sedang merugi besar-besaran. Hari ini
seperti biasa joko memulai pagi nya dengan bekerja, biasanya ia mangkal jam 7 pagi dimana jam-jam
segitu orang katoran lalu Lalang berangkat kerja. Karna dimasa pandemic ini kebanyakan orang
melakukan pekerjaan dirumah, jadi joko harus rebutan dengan ojol lain. Sambal menunggu orderan
masuk iya biasanya ngobrol dengan tukang ojek lain nya atau ia biasanya menelepon bapak nya
menanyai kabar bagaimana keaadaan dikampung. Karna tak kujung mendapat orderan ia pun
terdiam sejenak dan bekata lirih didalam hati “ bagaimana ini orderan terus sepi, bagaimana aku
makan dan bayar kontrakan bulan depan. Bagaimana aku memberi bapak uang dan biaya adik
sekolah”, ia pun mengecek isi dompet nya untuk melihat uangnya tersisa berapa. Waktu terus
berjalan, tidak lama ia mendapat orderan dari seorang pekerja kantoran, dengan bergegas ia pun
segera menjemput penumpang nya.
Joko : dengan mas andri ya, silahkan naik mas ini helm nya
Joko pun Kembali ke tempat biasa ia mangkal. Ia masih kepikiran tentang dompet mas andri ia pun
segera mengecek isi dompet tersebut. Ternyata didalamnya terdapat beberapa uang lembaran
merah dan segera ia Kembali menyimpannya. Tak lama teman joko pun bertanya ia bernama ian
Joko : belum tadi saya mau kejar dia nya buru hilang
Ian : udah kamu ambil aja uang nya, lumayan nambahin uang makan kamu
Setelah ngobrol dengan ian joko mendapatkan orderan dan seteleh itu iya memutuskan untuk
pulang. Di rumah ia Kembali memikirkan Kembali uang yang ada didompet itu, kemudian tidak lama
ada telepon masuk ternyata itu dari adik nya dikampung, mengabari jika baoak nya sedang jatuh
sakit. Joko pun semakin labil untuk mengembalikan uang itu karna ia sangat butuh untuk memberi
uang ke kampung untuk bapak nya yang sedang sakit. Di sela sela ia berfikir ia teringat ucapan sang
bapak.
(FLASHBACK)
Kala itu disore hari joko dan bapak sedang duduk diteras
Bapak : nak tetaplah selalu jujur dan jangan mengambil hak orang lain yg bukan milik kita (sambal
menyesap kopi)
(FLASHBACK OFF)
setelah itu ia berniat mengembalikan nya esok pagi dan ia segera tidur.
Keesokan pagi nya ia segera bersiap untuk menuju tempat kerja andri, namun tbtb ponsel joko
berbunyi menandakan adik nya menelepon. Adik joko memberitahu bahwasanya bapak semakin
demam dan harus segera kedokter, ia pun bingung satu sisi uang nya tak cukup hanya ada uang
didompet mas andri.
Adik : demam nya semakin tinggi ka, kaka sudah tf uang untuk kedokter?
Joko : sabar ya abang sedang cari, belikan bapak obat warung dulu. Sudah dulu ya assalamualaikum
Adik : waalaikumsalam
Ia pun memutuskan untuk tetap mengembalikan uang itu dan segera menuju tempat kerja andri.
Joko pun sampai ditempat kerja nya andri, sambal menunggu ia pun tengok kanan dan kiri agar bisa
menemukan andri. Tak lama ada seseorang pria turun dari ojol, yap tidak salah lagi itu mas andri
joko pun segera menghampirinya.
Joko : ini mas kemarin dompet mas terjatuh Ketika ingin memasukan nya kedalam tas
Andri melihat isi dompet nya tersebut dan masih utuh, lalu ia mengambil selembar uang untuk
diberikan kepada joko sebagai hadiah karna telah menemukan dompetnya.
Tiba-tiba handphone joko berbunyi dan joko pun segera mengangkat telpon tersebut.
Joko : udah mas gapapa saya beneran ikhlas, oia saya pergi dulu mas
Andri : makasih banyak ya mas joko sekali lagi sudah balikin dompet saya, jaman sekarang kalua
sudah nemu dompet pasti isinya diambil, dan apalagi anak muda seperti mas. Makasih ya mas atas
kejujurannya
Ternyata itu telepon dari adik nya joko yang mengabari bahwa bapak nya semakin demam dan harus
segera bawa kedokter. Andri pun yang ingin menuju kantornya mendengar percakapan joko dengan
adik nya ditelepon. Andri memutuskan untuk memberi bantuan kepada joko karna ia merasa hutan
budi kepada joko.
Andri : joko
Joko : eh iya mas kenapa, apa yang ada didompet hilang yaa atau ada yang rusak mas?
Andri : oh engga tadi saya tidak sengaja mendengar percakapan mu, ini ambil untuk bapak mu
berobat anggap saja sebagai balas budi.
Andri : ini ambil (sambal menyodorkan paksa uang tersebut kepda joko)
Seorang camera person harus bekerja sama dengan baik dengan sutradara agar bisa mudah
memahami apa yang sutradara inginkan. Seorang camera person juga harus benar-benar memahami
komposisi serta teknik-teknik pengambilan gambar, ukuran gambar, hingga pergerakan kamera. Dan
camera person juga harus mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis seperti
pengguanaan kamera, lensa serta apapun alat penunjang lainnya.
Dalam produksi film pendek yang berjudul Kejujuran, penulis sebagai Camera Person bertangung
jawab atas semua aspek yang berhubungan dengan pengambilan gambar, dan selalu menjaga
kestabilan kamera agar tetap aman untuk digunakan pada saat produksi. Penulis sebagai Camera
Person juga harus berinisiatif untuk memperbanyak pengambilan Stok shot agar bisa mendapatkan
hasil yang terbaik. Penulis sebagai Camera Person menyimpulkan bahwa disini seorang Camera
Person bertugas untuk merekam gambar serta memperhatikan semua aspek yang berhubungan
dengan pengambilan gambar yang sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan bersama, dan
harus bisa bekerja sama dengan baik dengan Sutradara karena disini seorang Camera Person bekerja
atas ketentuan yang telah Sutradara buat.
Pra Produksi
Dalam pembuatan proses karya pasti tidak luput dari tahap pra produksi ini, karana tahap ini
sangat penting dalam pembuatan sebuah karya dan tahap ini juga mentukan baik atau buruknya
hasil karyanya nanti. Maka dalam tahap ini penulis sebagai Camera Person berkerja sama dengan
baik dengan semua tim agar bisa menyatukan pemikiran terhadap karya yang akan dibuat.
Jadi di tahap pra produksi ini penulis sebagai Camera person bersama dengan Produser,
Pengarah Acara, Penulis Naskah dan crew lainya berdiskusi menentukan konsep karya seperti apa
yang akan di buat agar bisa dinikamti oleh penonton, kemudian setelah mendapatkan kesimpulan
konsep seperti apa yang akan di buat selanjutnya penulis bersama tim menentukan lokasi yang akan
kita kunjungi untuk melakukan produksi. Setalah melewati proses tersebut penulis bersama tim
mencari host dengan cara membuka open casting agar dapat memilih host yang sesuai dengan
konsep yang telah kita sepakati bersama. Kemudian penulis bersama tim melakukan riset lokasi agar
bisa mengatahui seperti apa kondisi disana, penulis sebagai Camera Person melakukan
penggambaran shot-shot seperti apa yang digunakan pada saat produksi. Selanjutnya penulis
sebagai Camera Person menyiapkan patokan berbentuk tulisan sesuai dengan lokasi yang telah
disepakati oleh Produser, Sutradara dan crew yang lain sebagai bahan acuan dasar untuk melakukan
produksi.
Dalam Film Pendek yang berjudul kejujuran ini Sutradara menginginkan untuk mengunakan
System multi camera. Tetapi disini penulis sebagai Camera Person tidak hanya menerima apa yang
diinginkan Sutradara saja namun penulis juga memberi masukan-masukan kepada Sutradara dan
Produser seperti ide pengambilan gambar, serta kebutuhan alat apa saja yang akan digunakan untuk
menyesuaikan dengan konsep yang telah disepakati bersama. Dengan mengunakan system multi
camera penulis memilih kamera Canon Eos 1500D. Alasan memilih kamera Canon Eos 1500D adalah
karena kamera tersebut memiliki kualitas gambar HD (High Definition) dan kamera tersebut sangat
mudah dipahami.
Jadi di tahap ini penulis sebagai Camera Person mempunyai beberapa pekerjaan dan tangung
jawab seperti ikut serta menentukan konsep bersama tim dan memilih peralatan apa saja yang
digunakan, dan membuat patokan seperti Shot list, floor plan. Kemudian memperlajari naskah yang
telah di sepakati bersama dan berdiskusi dengan Pengarah Acara agar bisa menyatukan visi dan misi
pada saat proses produksi.
Produksi
Dalam proses produksi penulis sebagai Camera Person bertugas untuk merekam gambar yang
sesuai dengan director tratment yang dimiliki sutradara, tahapan ini adalah tahapan paling penting
dalam pebuatan karya dan disini penulis sebagai Camera person harus mempelajari naskah yang
telah disepakati dan bekerjasa sama dengan Sutradara agar bisa mencapai hasil yang baik. Kemudian
disini juga penulis sebagai Camera Person bertangung jawab penuh atas apapun yang berhubungan
dengan kamera seperti menjaga kamera tetap aman dan stabil agar proses produksi berjalan dengan
lancar.
Teknik dan angle pengambilan gambar adalah kunci pokok pada saat produksi, karena karya
yang akan disuguhkan nanti adalah kulitas gambar dan suaranya, jadi fungsi Camera Person bisa
disebut sebagai tanganya Sutradara karena dipercaya untuk mengekesekusi adegan. Di film pendek
ini mengunakan multi camera, dan sebelum melakukan pengambilang gambar penulis sebagai
Camera Person berdiskusi dengan Sutradara tentang angle seperti apa yang Pengarah Acara inginkan
yang sesuai dengan director treatmant. Dan disini penulis sebagai Camera Person juga harus
menjaga kestabilan Kamera agar tetap aman.
Dalam produksi film pendek penulis sebagai Camera person 80 % (delapan puluh persen)
menggunakan Handheld dan hanya 20% (dua puluh persen) mengunakan Tripod. Hal lain yang perlu
diperhatikan juga adalah sebuah angle dan shot, dalam hal ini Camera Person perlu mengeluarkan
ide-ide yang cemerlang guna memperkaya shot dengan teknik dan berbagai macam cara
pengambilan gambar. Karena gambar dengan angle dan shot yang bervariasi mampu menarik minat
serta kenyamanan penonton untuk menyaksikannya.
Dalam tahap produksi ini pelunis sebagai Camera Person memiliki beberapa tugas dan tanggung
jawab diantara melakukan pengambilan gambar, memperlajari naskah yang telah disepakati agar
hasil sesuai dengan konsep yang diinginkan, selalu berdiskusi dengan Sutradara agar tidak berbeda
pendapat, dan berinisiatif mengambil stok shot sebanyak banyaknya dan selalu menjaga kamera
agar tetap aman dan normal pada saat digunakan.
Pasca Produksi
Pada tahap Pasca produksi bahwa tidak banyak yang harus seorang Camera Person lakukan di
tahap ini. Di tahap ini penulis sebagai Camera Person selain menyerahkan semua hasil pengambilan
gambar yang dilakukan pada saat produksi dan bentuk memory SD Card kepada Penyunting Gambar,
Camera Person juga harus mendamping Penyunting Gambar untuk memilih shot-shot yang terbaik
dan layak dimasukan kedalam karya sehingga mempermudah kerja Penyunting Gambar untuk
merubahnya menjadi sebuah karya visual yang sudah di tentukan berdasarkan treatment yang telah
dibuat oleh Penulis Naskah. Penulis sebagai Camera Person juga harus membuat Camera Report
atau laporan hasil produksi yang berisi angle, shot,dan camera movment yang telah digunakan
dalam program yang telah dibuat.
Dan pada tahap ini juga penulis sebagai Camera Person juga tidak hanya mendamping
Penyunting gambar untuk memilih shot-shot tetapi disini penulis sebagai Camera Person juga ikut
serta hingga selesainya proses pengeditan gambar dan melakukan apa yang penulis bisa lakukan
agar mempermuda dan mempersingkat waktu proses pengeditan. Penulis juga selalu ikut serta
setiap tim melakukan review hasil karya yang telah dibuat.
Penulis sebagai Camera Person juga melalukan pengecekan kembali shot-shot yang telah di
susun oleh Penyunting gambar agar tidak terjadinya kesalahan dalam pemilihan gambar, dan juga
penulis sebagai Camera Person ikut serta menuangkan ide-ide kreatif untuk dimasukan ke dalam film
pendek ini agar bisa mendapatkan hasil yang sesuai dengan konsep dan bisa dinikmati oleh
penonton.
Camera Person sebagai bagian dari crew produksi film dan televisi mempunyai tugas dan
tanggung jawab yang spesifik. Pada umumnya seorang Camera Person tidak bekerja sendiri, dan
secara umum tugas dan tanggung jawab Camera Person meliputi :
2. Mempelajari naskah
3. Memberi masukan bagaimana agar bisa mendapatkan hasil gambar yang baik
Penulis sebagai Camera Person berkerja untuk berdiskusi dengan Pengarah Acara mengenai
angle-angle seperti apa yang akan di ambil, seorang Camera Person juga harus mempunyai
kreativitas yang tinggi untuk menentukan komposisi gambar dan pengambilan shot-shot yang
menarik. Berawal dari pra produksi penulis sudah dilibatkan dalam pemilihan lokasi serta pemilihan
alat-alat penunjang yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsep yang telah disepakati
bersama. Serta membuat floor plan camera dari konsep yang telah disepakati agar proses
pengambilan gambar bisa tertata perlokasinya sehingga tidak bingung pada saat produksi. Pada saat
produksi Camera Person sangat berperan penting dalam pengambilan gambar, dan juga
mewujudkan dari bahasa tulisan ke audio visual, sebagai Camera Person dengan adanya Director
Treatment sangat beguna pada saat produksi karna dapat mempermudah dan mempercepat dalam
proses produksi. Pada saat pasca produksi penulis sebagai Camera Person tidak terlalu banyak
tugasnya seperti memberi semua hasil shot pada saat hasil produksi beserta menerangkan shot
seperti apa dan objek apa yang telah diambil untuk mempermudah kerja Penyunting Gambar agar
menghasilkan sebuah karya yang baik.
A. Konsep Kreatif
Ketika membicarakan konsep kreatif penulis sebagai Camera Person bertugas untuk merekam
gambar dan pengambilan gambar mengunakan sistem multi camera. Lalu penulis sebagai Camera
Person menciptakan angle-angle seperti High angle, Eye level dan Low angle kemudian ditambah
dengan type shot yang variatif dari yang terluas Extreme long shot hingga yang terdekat Extream
Close up lalu memainkan dengan Camera movement seperti Panning, Tracking, dan following dan
disempurnakan dengan komposisi kamera agar gambar yang dihasilkan memiliki daya tarik yang
lebih sehingga bisa dinikmati oleh penonton. Penulis sebagai Camera Person juga berusaha untuk
mendapatkan hasil gambar yang menyesuaikan dengan konsep tersebut seperti mengunakan type
shot dan angle yang bervariasi.
B. Konsep Produksi
Sistem multi camera menjadi konsep yang ada pada film pendek maka penulis sebagai Camera
Person harus bener-bener paham cara kerja kamera dan lokasi-lokasi yang akan digunakan, karena
dalam penggunaan sistem multi camera ini melakukan perekaman gambar pada satu objek secara
bersamaan, hal ini berkemungkinan besar akan terjadinya perbedaan warna karena di suatu tempat
bisa saja terjadi perbedaan cahaya dari arah yang berbeda dan juga terjadinya bocor (sesuatu yang
mucul di layar yang tidak dikehendaki), maka dari itu penulis sebagai Camera Person harus bener-
bener memperhatikan di layar kamera agar hal tersbut tidak terjadi.
Dari segi teknik pengambilan gambar perlu diketahui pengambilan gambar dapat terlaksana
dengan baik dan bener jika dipahami untuk apa gambar diambil, seberapa besar ukurannya (Type of
shot), bagaimana letak pengambilan gambarnya (angle), movement seperti yang sesuai dengan
konsep program, arah dan tujuan pergerakan, serta informasi apa yang ingin disampaikan.
Pada konsep ini Camera Person berusaha menyesuaikan segala bentuk teknik pengambilan
gambar dengan tetap mengacu pada director tratment. Mulai dari teknik pengambilan gambar
(shot), sudut pengambilan (angle) dan pergerakan kamera (camera movment) sesuai dengan
treatment yang telah disepakati bersama Sutradara. Dari treatment tersebut Camera Person juga
bekerja sama dengan Penata Artistik dan Penata Cahaya untuk menciptakan keselarasan artistik dan
pencahayaan saat produksi.
C. Konsep Teknis
Dalam konsep teknis yang pertama dilakukan penulis sebagai Camera Person adalah memilih
peralatan yang akan digunakan pada saat produksi seperti kamera, tripod dan alat penunjang
pendukung lainya. Seorang Camera Person harus bisa membangun komposisi visual. Sudut
pengambilan gambar (angle of view) yang tertuju pada tujuan pengambilan gambar. Jika ingin
mendapatkan suatu moment dan menghasilkan gambar yang terbaik, jangan pernah takut untuk
melakukan apapun untuk mendapatkan hasil gambar yang terbaik seperti mengambil gambar dari
ketinggian, mengambil gambar langsung terjun ke laut. Selain itu sebagai Camera Person juga harus
percaya diri dalam pengambilan gambar dengan bermacam-macam variasi shot. Lalu penggunaan
alat lainya seperti tripod juga harus digunakan pada saat host berbicara panjang agar dapat
mengurang gambar shaking (goyang) dan enak dilihat. Semua peralatan tersebut digunakan untuk
mempermudah pengambilan gambar (shot) yang dibutuhkan dalam dalam penciptaan karya film
pendek ini.
SHOOT LIST
SCENE SHOOT
1 FS, OS
2 MS
4 MS
CAMERA REPORT
Production Company : UBSI Production Produser : Alfia Nramalia
VISUAL
SCENE SHOT EQUIPMENT NOTES
ANGLE MOVEMENT
SIZE
1 FS, OS Eye Level Still Tripod Ok
Ok
2 MS Eye Level Still Tripod
FS, MS, Ok
3 Eye Level Still Tripod
CU, FE
Ok
4 MS Eye Level Still Tripod
FLOORPLAN CAMERA
SCENE 1
SCENE 2
SCENE 3
SCENE 4
SPESIFIKASI CAMERA
Canon 1500 D
Titik Sistem AF 9 Titik AF (AF tipe silang yang sensitif hingga f/5.6 dengan
titik AF di tengah)
Built-in Flash YA
Exposure Compensation (Kompensasi Pencahayaan) Manual: ±5* stop dalam peningkatan 1/3- atau 1/2-stop
*±3 stop dengan [Layar Shooting: Guided] ditetapkan AEB:
±2 stop dalam peningkatan 1/3- atau 1/2-stop (dapat
dikombinasikan dengan kompensasi pencahayaan manual
Resolusi Gambar 6000 x 4000 (L) 3984 x 2656 (M) 2976 x 1984 (S1) 1920 x
1080 (S2) 720 x 480 (S3) 6000 x 4000 (RAW)
Fokus Manual YA
Tipe Kartu Memori Kompatibel dengan kartu SD, SDHC, SDXC, UHS-I
Zoom Optik 3x
Mode Pemotretan Scene Intelligent Auto, Flash Off, Creative Auto, Portrait,
Landscape, Close-up, Sports, Food, Night Portrait, Program
AE, Shutter-priority AE, Aperture-priority AE, Manual
exposure
Canon 1100 D
Berat (kg) 4
Warna Hitam
Megapiksel 12.2
Fitur HD Recording
USB Port Ya
Resolusi Layar 230000 dot
Video HD Ya
HDMI Port Ya
Menurut Purba (2013:54) penatacahayaan dalam konteks pembuatan paket produksi acara
televisi atau semacamnya tata cahaya adalah suatu kegiatan dan merencanakan penganturan
cahaya-cahaya yang berasal dari beberapa sumber-sumber terhadap orang-orang atau suatu
dekorasi dan hal lain sehingga merupakan satu-kesatuan yang mendukung dan memenuhi
persyaratan teknis, artistik dan dramatic.
Sedangkan penulis menyimpulkan bahwa penata cahaya adalah seseorang yang mengatur
cahaya dengan mempergunakan peralatan pencahayaan agar kamera mampu melihat objek dengan
jelas, serta menciptakan efek yang membuat penonton mendapatkan kesan adanya jarak, ruang,
waktu dan suasana dari suatu peristiwa yang ditunjukan.
Tugas penata cahaya adalah merencanakan sekaligus memainkan pencahayaan pada saat
pementasan / shooting berjalan sehingga penchayaan mendukung penciptaan latar suasana
panggung / hasil visual. Jelas bahwa penata cahaya perlu berkoordinasi dengan penata cameramen
maupun tata artistic. Seorang penata cahaya harus memiliki pengetahuan memadai dalam hal mixer
cahaya.
Pra Produksi
Menurut Kusumawati, dkk (2015 : 38) mengemukakan bahwa :
“ Ditahap pra produksi ini penata cahaya memahami dan mendalami naskah yang akan di
produksikan, mengadakan rapat dengan produser dan sutradara untuk menyatukan persepsi dan
mengetahui apa keinginan dan produser dan sutradara. Tidak lupa membuat konsep pencahayaan
dan blocking lighting yang tepat sesuai dengan yang tertera pada naskah, melakukan hunting lokasi
untuk mendapatkan gambaran penempatan pencahyaan yang tepat dan mendata keperluan
peralatan teknis yang dibutuhkan pada saat produksi.”
Menurut Supriyadi, dkk (2014:89) penata cahaya mulai merancang dan menetapkan lalu
menyiapkan lampu yang akan digunakan, terkait dengan karakter lampu, penempatan serta daya
lampu.
Berdasarkan kutipan diatas, pada proses pra produksi ini penata cahaya bertuga untuk
bekerja dngan sutradara dan cameramen untuk mempelajari naskah disetiap shoot dan scene untuk
meletakan letak cahaya atau lightingnya yang disebut Blocking Lighting.
Dengan melakukan riset dilokasi syuting, selanjutnya penata cahaya mulai mempersiapkan
alat-alat lighting. Penata cahaya mulai mencari peralatan lighting di tempat-tempat peralatan alat –
alat. Setelah menemukan tempat rental, penata cahaya mencatat dan memilih apa saja yang
dibutuhkan.
Penulis bertugas sebagai penata cahaya, dan pada pra produksi penulis melakukan beberapa
persiapan – persiapan yang akan dilakukan agar pada saat produksi tidak terjadi kesalahan –
kesalahan. Tak lupa penulis terus mencari tau cara menjadi seorang penata cahaya yang baik, agar
hasil karya yang dibuat memuaskan.
Produksi
Saat sesampainya dilokasi, seorang penata cahaya harus cepat membaca situasi untuk
melakukan strategi pengambilan cahaya yang sesuai dengan kondisi yang ada.
Menurut Purba (2013:57) tujuan, fungsi, dan sasaran adalah mendapatkan gambar yang menarik
dan mendukung suatu produksi visualisasi dan naskah cerita atau music, untuk memenuhi keperluan
system peralatan teknis supaya kamera dapat menghasilakan gambar, menyinari scene sehingga
menghasilkan gambar yang mudah dipahami dan dapat dilihat tanpa menyulitkan mata manusia.
Berdasarkan kutipan diatas penulis menyimpulkan bahwa seorang penata cahaya harus
dapat mengoperasikan peralatan lighthing yang dibutuhkan dengan sebaik- baiknya dan juga
menempatkan lighting pada posisi blocking yang telat dibuat. Penulis juga tidak lupa melakukan
komunikasi dengan crew teknis yang lainnya agar tidak ada kesalah pahamaan pada saat produksi.
Pasca Produksi
“ Pemerikasaan ulang hasil gambar untuk melihat penataan cahaya yang telah diproduksi,
menganalisa hasil akhir gambar, dan mendata kekurangan dari gambar yang telah diambil serta
mengevaluasi hasil akhir gambar.” Kusumawati, dkk (2015:39)
Pada tahap pasca produksi tidak banyak hal yang dapat dilakukan oleh seorang penata
cahaya pada tahap ini selain melihat hasil gambar Bersama seorang editor serta menganalisa dan
mengevakuasi juga mendata apa saja yang menjadi kekurangan pencahayaan pada gambar yang
telah diambil.
Penulis juga bertugas sebagai penata cahaya, dan pada pra produksi penulis melakukan
beberapan persiapan – persiapan yang akan dilakukan agar pada saat produksi tidak melakukan
kesalahan-kesalahan. Tak lupa penulis terus mencari tahu cara menjadi seorang penata cahaya yang
baik, agar hasil karya yang dibut memuaskan.
Produksi
Dalam produksi program Drama televisi “KEJUJURAN” penulis memaksimalkan cahaya yang
ada pada suatu ruangan dengan menggunakan prinsip dasar lighting yaitu, Key light, Full light dan
Back light. Selain itu penulis juga menggunakan Teknik bouncing cahaya. Apabila masih ada yang
terlihat gelap atau kurang cahaya, penulis akan menggunakan lampu tambahan agar cahaya terlihat
sempurna dikamera dan sesuai apa yang diinginkan oleh sutradara.
Menurut Supriyadi (2014:82) Lighting Director bertanggung jawab akan pencahayaan, diantaranya
penentuan jenis lighting dan posisi petapannya.
Pasca Produksi
Kusumawati, dkk (2015:39) Pemeriksaan ulang hasil gambar untuk melihat penataan cahaya yang
telat diproduksi, menganalisa hasil akhir gambar, dan mendata kekurangan dari gambar yang telah
diambil serta mengevaluasi hasil akhir gambar.
Dalam pasca produksi program Drama televisi “KEJUJURAN” penulis meriview hasil gambar
untuk melihat penataan cahaya yang telah diproduksi, menganalisa hasil akhir gambar, dan mendata
kekurangan dari gambar yang telah diambil serta mengevaluasi hasil akhir gambar.
Tak lupa seorang penata cahaya harus mengecek keutuhan alat, karena penulis untuk
kesediaan alatnya masih sewa, jadi apabila ada kerusakan dan lain sebagainya bisa dicari solusinya.
Dalam Pasca produksi program drama televisi “KEJUJURAN” penulis mereview hasil gambar
untuk melihat penataan cahaya yang telah diproduksi, menganalisa hasil akhir gambar, dan mendata
kekurangan dari gambar yang telah diambil serta mengevaluasi hasil akhir gambar.
B. Konsep Produksi
Konsep produksi pada pembuatan program drama “KEJUJURAN” konsep warna cahaya yang
diinginkan sutradara adalah bersifat natural namun tetap menambahkan cahaya pendukung
utuk lebih mendramaisir pada saat segmen tertentu.
Menurut Purba (2013:54) dalam tata cahaya, ada tiga prinsip dasar lighting:
1. Back light : Cahaya dari belakang subjek dengan arah kamera dan diatur hingga
jatuh pada kepala dan bahu pada subjek, penyinaran ini membentuk garis tepi
pada subjek (rim) yang memisahkan pada latar belakang dan untuk menambah
ketajaman yang nyata dengan memberikan kontras sehingga tampak kesan tiga
dimensi.
2. Key Light : Penyinaran terarah yang utama yang jatuh pada subjek menghasilkan
bayangan kuat, memberikan tekanan segi yang menarik dari wajah artis dan
membentuk dimensi pada kepala dan wajah.
3. Full Light : Cahaya yang digunakan untuk melunkan banyangan yang dihasilkan
oleh lampu key light ataupun lampu lainnya.
C. Konsep Teknis
Konsep teknis pada program talkshow “KEJUJURAN” penulis menggunakan lampu KEY LIGHT
dan FILL LIGHT.
Dalam proses pengambilan gambar, ada beberapa hal yang menjadi kendala bagi penulis dan crew
akan tetapi semua itu dapat diatasi karena adanya kerja sama bantuan dari semua crew.
A. Dalam produksi Drama “KEJUJURAN” penulis mengalami beberapa kendala seperti
kurangnya lighting yang membuat gambar menjadi gelap. Solusinya penatacahaya meminta
untuk menyalakan lampu di tempat lokasi pengambilan gambar, karna pada saat itu lampu
rumah mati penata Chaya menggunakan cahaya buatan dan sinar matahari untuk
membantu penerangan.
B. Perbedaan pendapat antara sutradara dan penulis naskah di lokasi shooting membuat
penata cahaya kebingungan untuk menuruti keinginan siapa, akan tetapi solusinya penata
cahaya selalu memberi masukan shot yang sesuai dengan talkshow.
LIGHTING SHEET
NO SCENE KEY LIGHT BACK LIGHT FILL LIGHT SETTING
1 1 Cahaya Alami - - Outdoor (Pangakalan
ojek)
2 1 Cahaya Alami - - Outdoor (pangkalan
ojek)
3 2 Cahaya Alami - - Outdoor (Rumah
Penumpang)
4 3 Cahaya Alami - - Outdoor (Kantor)
5 3 Cahaya Alami - - Outdoor (Kantor)
6 3 Cahaya alami - - Outdoor (kantor)
7 4 Lampu rumah - - Outdoor (Depan Rumah)
Spesifikasi
1. Menganalisa skenario dengan melihat adegan yang tertulis dalam skenario dan
mengungkapkan penilaiannya pada sutradara.
2. Berdiskusi dengan departemen yang lain dalam script conference untuk menganalisa
skenario, baik secara teknis, artistik dan dramatik.
3. Dalam produksi film ceriita untuk bioskop, editor bersama produser dan sutradara
menentukan proses pascaproduksi yang akan digunakan seperti kinetransfer, digital
intermediate atau negative cutting. Proses editing diawali dengan melakukan logging
kemudian selection shot, digitizing, assembly, rough cut / offline editing , fine cut / online
editing dan terakhir trimming.
A. Screening rushes Setelah menerima hasil shooting, terlebih dahulu melakukan preview untuk
melihat gambar yang nantinya akan diambil. Sehingga sudah ada bayangan yang akan
dipakai. Saat screening rushes, treatment yang sudah dibuat sebelumnya mengalami
perubahan total. Walaupun terjadi perubahan dalam treatment, tema dari program itu tetap
dipertahankan.
B. Breakdown shot Pada tahap ini saya me-logging materi dengan mencatat time code in/out
tiap shot dari semua materi yang ada. Dari data logging ini akan dapat digunakan untuk
mempermudah guna mencari shot yang akan dipakai dan juga untuk mempermudah meng-
capture materi
C. Slection of shot Setelah me-logging semua materi, tahap selanjutnya adalah memilih shot
yang sesuai dengan treatment yang sudah ada (baru). Kemudian me-capture semua hasil
yang diseleksi kedalam computer yang disebut digitizing.
D. Assembly Didalam proses ini saya menyusun shot yang telah sesuai dengan treatment dan
naskahnya.
E. Rough Cut Rough cut adalah pemotongan gambar yang masih secara kasar dan belum ada
optical effect yang masuk. Dari tahap screening rushes sampai rough cut merupakan proses
editing offline.
F. Fine Cut Pada hap ini saya sudah memulai memperhalus shot-shot yang masih kasar dengan
memotong atau menambah beberapa freme dari tiap shotnya. Serta memasukan narasi
yang sebelumnya sudah di record.
G. Trimming Di tahap ini saya hanya memperhalus hasil dari fine cut agar terjadi kesatuan yang
utuh proporsional. Serta menambahkan optical effect jika diperlukan. Dari tahap fine cut
sampai trimming merupakan proses editing online.
H. Final Cut Pada tahap ini saya selain memasukan title dan credit title juga harus men-
synchronizing audio serta ilustrasi musik maupun audio effect. Setelah tahap ini semua
struktur maupun durasi menjadi jelas. Tahap ini disebut juga proses mixing.
1. Counting Down
2. ID Program
3. Hardware Komputer
Processor : Intel Core i3 – 610 M
RAM : 4 GB
Hardisk : 640 GB
Grafis : 2 GB Memory
4. Logging Picture
Production Company : Aneh Production Produser : Alfia