Anda di halaman 1dari 107

DESAIN PRODUKSI

SHORT MOVIE “Destiny”

Afif Ibrahim – 42200042


Alfia Nuramalia – 42200127
Difqi Farha Ramadhan – 42200208
lham Malik – 42200074
Lulu fitri – 42200264
Salsabilah Aulia – 42200274
Syifa Salsabila H – 42200147
Tri Handani – 42200164

JURUSAN PENYIARAN
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA
UNIVERSITAS BINA SARANA INFROMARTIKA
2021
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan Desain Produksi ini yang berjudul “destiny”. Desain produksi ini berisi rancangan
program short movie yang telah disusun oleh penulis yang berguna untuk gambaran pada saat pra
produksi hingga pasca produksi.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian Desain Produksi ini, banyak bantuan yang telah
diberikan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis. Maka, pada kesempatan kali ini
penulis merasa perlu mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan kepada penulis

2. Bapak Fitriyanto, S.Ikom,MM selaku dosen mata kuliah “Peyutradaraan II (single


camera)”

3. Ibu Selvy Maria W, M.Si selaku dosen mata kuliah “Sinematografi”

4. Bapak Taat Kuspriyono, S.sn, M.M selaku dosen mata kuliah “Teknik Editing”

5. Bapak M.Ismail Alif, Drs, M.M selaku dosen mata kuliah “Penulisan Naskah”

6. Bapak Andi Setyawan, S.Hum, M.Si selaku dosen mata kuliah “Tata Artistik”

7. Bapak Fauzi Syarief, S.Ikom MM selaku dosen mata Kuliah “Tata Suara dan Musik TV”

8. Orangtua penulis yang memberikan dukungan.

9. Kawan-Kawan penulis yang telah membantu penyelesaian Desain Produksi ini.

Akhir kata penulis memohon minta maaf atas kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan Desain
Produksi ini, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran agar Desain Produksi ini agar bisa
lebih baik.

Jakarta, 24 November 2021

Penulis
Persetujuan
Proposal Riset Lapangan

Dosen Pembimbing

Fitriyanto, S.Ikom, MM

Kelas : 42.3A.02

Tanda Tangan

Fitriyanto, S.Ikom, MM
Persetujuan
Proposal Riset Lapangan

Dosen Pembimbing

Taat Kuspriyono, S.sn, M.M

Kelas : 42.3A.02

Tanda Tangan

Taat Kuspriyono, S.sn, M.M


Persetujuan
Proposal Riset Lapangan

Dosen Pembimbing

M.Ismail Alif, Drs, M.M

Kelas : 42.3A.02

Tanda Tangan

M.Ismail Alif, Drs, M.M


Persetujuan
Proposal Riset Lapangan

Dosen Pembimbing

Andi Setyawan, S.Hum, M.Si

Kelas : 42.3A.02

Tanda Tangan

Andi Setyawan, S.Hum, M.Si


Persetujuan
Proposal Riset Lapangan

Dosen Pembimbing

Selvy Maria W, M.Si

Kelas : 42.3A.02

Tanda Tangan

Selvy Maria W, M.Si


Persetujuan
Proposal Riset Lapangan

Dosen Pembimbing

Fauzi Syarief, S.Ikom MM

Kelas : 42.3A.02

Tanda Tangan

Fauzi Syarief, S.Ikom MM


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Drama merupakan sebuah format acara televisi yang di produksi dan dicipta melalui proses imajinasi
kreatif dan kisah-kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan di kreasi ulang. Format yang digunakan
merupakan interpretasi kisah kehidupan yang diwujudkan dalam suatu runtuhan cerita dalam sejumlah
adegan (scene). Adegan-adegan tersebut akan menggabungkan antara realitas kenyataan hidup dengan
fiksi atau imajinasi/khayalan para kreatornya. Contoh, drama percintaan (love story), tragedy, horror,
komedi, legenda, aksi, dan sebagainya.
Genre dapat didefinisikan sebagai jenis atau klarifikasi dari sekelompok film yang memiliki karakter
atau pola sama. Seperti setting, isi dan subyek cerita, tema, struktur, aksi atau peristiwa, periode, gaya,
situasi, ikon, mood, serta tokoh. Klarifikasi tersebut menghasilkan genre-genre populer, seperti aksi,
petualangan, drama, komedi, horror, western, thiller, film noir, romance, dan sebagainya. Fungsi utama
genre adalah untuk memudahkan klarifikasi sebuah film.
Drama adalah jenis film yang tujuan utamanya memancing emosional dan dapat membawa penonton
ke dalam alur cerita. Drama biasanya memiliki alur yang lumayan berat dengan mengunggulkan konflik
di dalam karakter utama maupun di setiap karakternya. Film Drama juga biasanya selalu memiliki akhir
dengan tanda tanya terbesar bagi penontonnya, untuk menebak apakah memiliki akhir yang happy ending
atau sad ending. Elemen drama dan komedi adalah unsur yang paling dominan muncul dalam televisi
karena sangat fleksibel dengan semua alur.
Sedangkan Genre Roman atau romance, merupakan pengembangan dari genre drama yang sasaran
lazimnya untuk kalangan perempuan dan laki-laki dewasa. Dalam film apapun, sering kali mengandung
bumbu romansa, namun film romance lebih memusatkan cerita pada masalah cinta, baik kisah
percintaannya sendiri maupun pencarian cinta sebagai tujuan utamanya.
Genre roman kini sering kali bersilangan dengan genre drama yang sering disebut drama romantika
(romance drama). Sejak era klasik hingga kini, drama romantika masih populer karena formula kisahnya
yang menarik dan menghibur. Inti plotnya sama seperti film roman kebanyakan hanya saja unsur drama
lebih dominan.
Dapat disimpulkan bahwa program televisi selalu mempertimbangkan agar program acara tersebut itu
digemari atau dapat diterima oleh audience. Penulis memilih dan menetapkan programa film sebagai
karya produksi program televisi yang memiliki program hiburan yang berpegang pada kemampuan
imajinasi untuk mendesain program tersebut.
Penulis memilih program film drama-romance, karena produksi film drama secara sederhana konsep
tayangan yang mengedepankan unsur plot dan konflik, yang bisa ditemukan dalam bagian program dari
siaran stasiun televisi swasta. Tim mengangkat genre drama-romance tersebut karena didalam cerita yang
kita buat terdapat banyak unsur, ide, juga lebih inovatif sehingga penonton tidak bosan dan tentunya
bersifat menghibur penonton.
Program film pendek yang mengangkat drama-romance ini diberi judul “The Love Wall”. Ide cerita
yang penulis buat berkisahkan tentang kisah cinta sepasang kekasih yang harus menghadapi konflik
perbedaan agama serta pertanggung jawaban dalam sebuah hubungan. Sehingga kisah ini memberikan
beberapa pesan moral bahwa cinta tidak harus selalu bersatu dan selalu ada pertanggung jawaban ketika
memulai suatu hubungan. Sebab itu penulis memilih judul “The Love Wall” yang sesuai dengan alur
cerita yang dikemas dengan unsur dramatis dan konflik ketika mereka harus memilih di antara cinta atau
agama.
1.2 Tujuan
 Akademis
Sebagai salah satu syarat nilai ujian akhir semester program diploma III jurusan fakultas
Komunikasi dan Bahasa Universitas Bina Sarana.
 Praktisi
Untuk bahan praktisi Sebagai Pembelajaran Broadcaster yang ingin membuat short movie.
Dalam hal ini pembuatan film pendek berformat drama dalam bentuk karya audio visual.
 Umum
Untuk memberikan hiburan kepada masyarakat dengan kemasan dan penyampaian yang
menarik dan inovatif. Dengan hadir nya film ini, khalayak umum akan diberikan sentuhan
hiburan yang sangat menarik.

1.3 Refensi Audio Visual


1. Dilan

1.4 Deskripsi Film


 Kategori : Hiburan
 Media : Film
 Format Program : Short Movie
 Judul : Destiny
 Durasi : 15 menit
 Target Audience :
- Umur : Remaja (13 – 17 tahun)
- Jenis kelamin : Perempuan dan Laki-laki
- :SES : B (menengah keatas)
 Karakteristik Produksi : Taping (Multi kamera)
BAB II
Lembar Kerja Produksi
2.1 Proses Kerja Produser

Pada dunia penyiaran hal yang utama adalah seorang produser karena seorang produser
adalah pemimpin dalam sebuah produksi acara. Produser memimpin produksi dan bertanggung
jawab penuh produksi mulai dari konsep program, ide cerita, membuat working schedule,
membuat kontrak kerja, melengkapi perizinan lokasi, memesan logistik, peralatan dan lain
sebagainya yang dibutuhkan para tim untuk memperlancar berjalannya produksi sesuai apa yang
diharapkan.
Menurut (Latief & Udud, 2017) mengatakan bahwa "sebagai pemimpin, produser
dianggap sebagai orang di anggap sebagai orang yg memberikan arah, membimbing, membina
sekelompok orang kreatif untuk menghasilkan karya menghibur, mendidik, dan informatif".
Menurut kutipan diatas, produser adalah sebuah kepala didalama sebuah produksi. Tidak
hanya itu saja, tetapi produser juga berperan aktif dalam semua tahapan proses pembuatan suatu
program baik pra produksi, produksi dan pasca produksi.
Selain itu, seorang produser juga harus tegas dan bijaksana dalam mengambil keputusan.
Produser juga harus peka dalam semua hal yang dibutuhkan oleh krunya agar semua produksi
berjalan dengan baik dan lancar serta sesuai dengan apa yang diharapakan. Oleh karena itu
didalam sebuah produksi kinerja produser sangatlah penting.

2.1.1 Pra Produksi

Pada pra produksi Short Movie "Kejujuran" ini kami harus menguasai tahap pra produksi
karena didalam tahap pra produksi adalah tahapan yang paling penting untuk membangun
sebuah produksi Film, pra produksi mengcakup semua tahapan persiapan sebelum adanya tahap
produksi. Produser harus benar-benar mempersiapkan semuanya dengan matang agar produksi
berjalan lancar.
Tahap pra-produksi ini sangat penting karena persiapan pra produksi dimaksudkan agar
eksekusi di lapangan lebih efisien dalam hal waktu, tenaga dan biaya. Sebagai produser tahap ini
adalah tahap produser mempersiapkan segalanya dari awal agar semua berjalan sampai dengan
tahap akhir.
Tugas produser yang pertama saat pra produksi adalah menentukan kru atau anggota tim
yang akan membuat program tersebut dan menempatinya sesuai dengan job description masing-
masing, misalnya nya tidak mungkin kru yang tidak bisa memegang kamera ditempatkan posisi
penata kamera oleh karena itu langkah pertama pada awal tahap praproduksi adalah membentuk
suatu tim yang kompak untuk bekerja dari awal hingga akhir produksi ini.
Berikut ini adalah tahap – tahap yang produser lakukan dalam tahap pra produksi :
 Meeting crew
 Membuat ide dan menyatukan ide cerita
 Hunting lokasi
 Membuat surat izin lokasi
 Mencari talent pemain
 Membuat kontrak kerja
 Membuat jadwal produksi
 Mempersiapkan perlengkapan produksi
2.1.2 Produksi

Tahap ini dimana hampir seluruh tim mulai bekerja. Seorang sutradara dan produser
sangat dituntut kehandalannya untuk mengatasi keruh dalam tiap tahap ini. Saat proses shooting
dilaksanakan, dalam kondisi dan situasi apapun seorang produser harus tetap menjaga
kekompakan kru untuk tetap kompak saat proses shooting berjalan, dan bertanggung jawab
mengatasi jalan shooting.
Pada saat produksi hari pertama berjalan lancar, walaupun pada hari pertama sudah ada
kendala yang terjadi yaitu pemeran utama tidak datang ke lokasi tetapi sebagai produser sudah
sebaiknya mengatasi masalah dengan tidak membebani semua crew yang ada ada. Pada saat
shooting hari kedua dan seterusnya proses shooting mengalami kemajuan sampai dengan
semangatnya nya para kru dan pemain.

2.1.3 Pasca Produksi

Tahap ini adalah tahap penyelesaian akhir dari semua kegiatan shooting yang sudah
dilaksanakan sebelumnya. Kesalahan pada waktu shooting sebagian diselesaikan pada tahap ini.
Setelah melakukan produksi selanjutnya hasil dari produksi tersebut diedit oleh editor, di sini
produser melihat hasil dari produksi bersama semua kru yang terlibat, lalu produser merinci
budget yang telah terpakai saat praproduksi dan produksi.
Di saat tahap pasca produksi ini seorang produser mengevaluasi kembali apa yang
dilakukan pada tahapan produksi dan mengevaluasi kendala – kendala yang ada saat pra
produksi, produksi maupun pasca produksi. Setelah memasuki tahap pasca produksi produser
masih harus memeriksa hasil editing dari seorang editor dan dibantu bersama seorang sutradara.

2.1.4 Peran Dan Tanggung Jawab Produser

Produser memiliki tanggung jawab yang sangat besar dengan adanya sebuah produksi
drama televisi, dari pra produksi hingga pasca produksi produser harus mengetahui prosesnya.
Mulai dengan mendapatkan ide cerita dan pengembangan hingga penyaluran proyek program
tersebut. Namun, suatu ide tidak hanya seorang produser yang bisa diambil tetapi penulis naskah
dan sutradara pun bisa mententukan suatu ide serta konsep produksi.

Adapun peran dan tanggung jawab seorang produser dalam produksi short movie ini meliputi:
 Penentuan kru produksi, penciptaan dan pengembangan ide serta hunting lokasi shooting.
 Membuat desain produksi
 Membuat surat perizinan
 Membuat surat perjanjian Kerjasama ata kontrak talent
 Menyusun rancangan anggaran biaya
 Menyediakan alat shooting
 Membuat working schedule
 Membuat shooting schedule
 Menyediakan transportasi
 Melakuakan proses editing Bersama seluruh kru
2.1.5 Proses Penciptaan Karya

1. Konsep Kreatif
Karya Short Movie yang diberi judul DESTENIY yang bertemakan Drama percintaan yang
memeperjuangkan cinta beda agama untuk mengubah takdir . Dalam hal ini seorang
produser bekerja sama dengan sutradara serta dengan Semua kru dalam membuat
rancangan dari penyusunan jadwal kerja maupun penentuan jadwal shooting. Dan pada
tahap awal seorang produser melalukan riset lokasi. Dengan kata lain seorang produser
bertanggung jawab atas semua tahapan.

2. Konsep Produksi
Prosedur memiliki hak untuk menentukan siapa yang akan diajak bekerjasama, karena
nantinya akan berpengaruh dalam proses produksi bila ada Crew yang sulit untuk saling
mengerti atau bekerja sama. Dalam tim inti Ini Membutuhkan 8 orang kru dengan job desk
masing-masing yang telah ditentukan. Prosedur juga mengajak teman-teman yang lain untuk
ikut membantu dalam proses produksi. Proses produksi non drama Ini Membutuhkan lokasi
si yang diinginkan oleh penulis sebagaimana tertulis dalam naskah, maka produser
melakukan pencarian lokasi si yang sesuai dan mengurus perizinan di lokasi tersebut dengan
dibantu lainnya.
Pada tahap ini seorang produser juga bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan
produksi seperti menentukan jadwal shooting.

3. Konsep Teknis
Konsep teknis dalam short movie pada kamera yang dipakai adalah double camera
Alasannya karena ingin memberikan pecahan shot yang sangat detail. Kamera yang kami
gunakan adalah. Untuk lighting Kami menggunakan LED video yang berkekuatan Watt.
Untuk editing Kami menggunakan kan laptop Lenovo ideapad 330 AMD A9 dengan software
Adobe Premiere cc 2017.

2.1.6 Kendala Produksi dan Solusinya


1. Pada tahap pra produksi yg terjadi selama proses pembuatan film adalah sulit mengatur jadwal
rapat pada semua kru yg bertugas dikarenakan ada beberapa kru yang bekerja dan solusinya
sebagai seorang produser harus bisa menemukan waktu yg tepat agar bisa berkumpul semua.
2. Pada tahap produksi yang terjadi selama proses pembuatan film adalah cuaca yang tidak bisa
ditebak, membuat jalan nya produksi ditunda.

2.1.7 Lembar Kerja Produser


Pada tahap awal, penulis sebagai produser mencari konsep ide untuk membuat sebuah
produksi yang sedang diminati oleh penonton. Lalu setelah itu, penulis mencari tim yang bisa
diajak bekerjasama dalam pembuatan karya ini lalu menentukan job desk. Setelah menentukan
job desk, produser berdiskusi dengan penulis naskah dan sutradara untuk mengembangkan ide
konsep yang telah dibuat oleh produser.
Selain menyiapkan konsep dan juga crew yang bertugas, penulis juga menentukan siapa
yang layak menjadi pemeran dalam project short movie kami yang berjudul "Destiny" dengan
mengambil tema tenang drama percintaan .
Dalam tahapan shooting, penulis mengecek perlengkapan shooting, mengatur team
sesuai shootimg schedule yang telah dibuat dan menyerahkan semua kepada sutradara. Setiap
selesai shooting, penulis melakukan evaluasi shooting yang bertujuan untuk me-review apa saja
yang kurang dalam shooting sehingga dapat di perbaiki untuk shooting keesokan harinya.
Pada tahapan terakhir, disinilah tugas penulis sebenarnya, yaitu membuat dan menyusun
design produksi dan lembar kerja seluruh crew yang bertugas dan juga mengkalkulasikan seluruh
pengeluaran yang ada.

Working Schedule

FAKULTAS KOMUNIKASI & BAHASA


UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

Production Company : BSI Production Produser : Alfia Nuramalia

Project Title : Destiny Director : Ilham Malik

Durasi : 15 menit Script Writer : Syifa Salsabila

Target perminggu
No Tahap Aktifitas November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penemuan ide
2 Pra produksi Pembentukan konsep
3 Penulisan Naskah
Menentukan Crew
Pembagian Jobdesk
Hunting Lokasi
4 Shooting
5 Produksi Daily Production Repot
6 Evaluasi Produksi
7 Pasca Penyelesaian Dispro
8 Produksi Editing 

Breakdown Budget

FAKULTAS KOMUNIKASI & BAHASA


UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA
Production Company : BSI Production Produser : Alfia Nuramalia

Project Title : Destiny Director : Ilham Malik

Durasi : 15 menit Script Writer : Syifa Salsabila

No Item Unit Rate Amount Note

PraProduksi

1 Konsumsi Rp.70.000,00

2 Artistik Rp.200.000,00

3 Wadrobe -

4 Make Up -

5 Fotocopy & Rp. 30.000,00 Total :


Print
Rp.300.000,00

Produksi (Teknik)

6 Sewa Camera 3 - Milik pribadi.

7 Sewa Audio 1 - Milik pribadi.

8 Sewa Lighting 1 - Milik Pribadi.

9 Kabel Audio 1 Rp. 10.000

Total :

Rp. 10.000

Produksi (Unit)

10 Konsumsi talent Rp.200.000,00

11 Biaya Tak Rp.100.000,00


Terduga

12 Kendaraan -

Total :

Rp.300.000,00

Pasca Produksi

13 Editing Rp.50.000,00
(konsumsi)

14 Laptop 1 (Milik Sendiri)

Total : TOTAL:
Rp.630.000,00
Rp.50.000,00

Shooting Schedule

FAKULTAS KOMUNIKASI & BAHASA


UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

Production Company : BSI Production Produser : Alfia Nuramalia

Project Title : Destiny Director : Ilham Malik

Durasi : 15 menit Script Writer : Syifa Salsabila

No Hari dan Tanggal Waktu Pelaksanaan Kegiatan

1 12.00-13.00 Persiapan Menuju Lokasi

2 28 November 2021 14.00-14.15 Perjalan kelokasi

3 14.15-16.00 Hunting lokasi

4 08.00-08.30 Crew call

5 08.30-09.00 Set Alat dan Cek


perlengkapan

6 09.00-10.00 Persiapan Make up & Talent


1 – 2 Desember 2021
Call
5 Desember 2021
7 10.00-12.00 Shooting
14 Desember 2021
8 12.00-12.30 Break

9 12.30-15.00 Shooting

10 15.00-15.30 Break

11 15.30-18.00 Shooting

18.00-18.30 Break

18.30-20.00 Shooting

12 20.00 Produksi Selesai


13 20 – 24 Desember 2021 19.00-22.00 Editing

CREW CALL SHEET

FAKULTAS KOMUNIKASI & BAHASA


UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA
z

Production Company : BSI Production Produser : Alfia Nuramalia

Project Title : Destiny Director : Ilham Malik

Durasi : 15 menit Script Writer : Syifa Salsabila

NO NAMA JOBDESK NOMER


TELEPHONE

1 Alfia Nuramalia Produser 087765489231

2 Ilham Malik Director 08773498720

3 Syifa Salsabila H Naskah 08589452023

4 Afif Ibrahim Camera Person 08138761974

5 Salsabilah Aulia Tata Artistik 08726264242

6 Lulu Fitri Tata Artistik 08864534456

7 Tri Handani Penata Suara 08654534533

8 Difqi Farhan Ramadhan Editor 08735477689

DAILY PRODUCTION REPORT

FAKULTAS KOMUNIKASI & BAHASA


UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

Production Company : BSI Production Produser : Alfia Nuramalia

Project Title : Destiny Director : Ilham Malik


Durasi : 10 menit Script Write : Syifa Salsabila

Keterangan Terjadwal Pelaksanaan


Crew Call 08.00 08.30
Make up Call 09.00 09.30
Costume Call 09.30 10.00
Shooting 10.00 10.00
Break 12.00 12.00
Shooting 12.30 13.00
Break 15.00 15.00
Shooting 15.30 15.30
Break 18.00 18.00
Shooting 18.30 18.30
Selesai Produksi 20.00 20.00

Equipment List (Check List Harian)

EQUIPMENT LIST (Check List Harian)

FAKULTAS KOMUNIKASI & BAHASA


UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

Production Company : BSI Production Produser : Alfia Nuramalia

Project Title : Destiny Director : Ilham Malik

Durasi : 10 menit Script Write : Syifa Salsabila

No Nama Seri Jumah Keterangan

1 Kamera Canon 1500D 2 Milik sendiri

2 Kamera Bts Sony A5100 1 Milik Sendiri

3 Tripod 2 Milik sendiri

4 Batrei Panasonic 3 Milik sendiri

5 Audio 1 Milik sendiri

6 Laptop Acer Aspire 5 1 Milik Sendiri

7 Lighting 1 Milik Sendiri


2.2 Proses Kerja Sutradara
2.2.1 Pra Produksi
Dalam pembuatan film pendek ini yang berjudul “Destiny” menuntut kerjasama dari tiga
jobdesk utama yang menjadi penentu dalam pembuatan konsep karya film pendek ini, yaitu Poduser,
Sutradara, dan Penulis Naskah. Pada tahap pra produksi, sutrada banyak berdiskusi dengan penulis
naskah dan produser untuk menghasilkan ide dan konsep yang benar-benar menarik dan layak untuk
ditonton.

Seorang sutradara juga dituntut untuk memiliki 2 peran, yaitu pembuat dan juga penikmat.
Dimana pembuatan yaitu sutradara harus tahu teknik pembuatan dari suatu karya dan penikmat yang
berarti sutradara dapat memposisikan dirinya sebagai penikmat. Sutradara tahu mana yang disukai
penonton dan mana yang tidak, karena ini lah yang menentukan faktor sukses atau tidaknya sebuah
karya yang diterima oleh penonton.

Setelah berdiskusi dengan Produser dan Penulis Naskah, sutradara menjelaskan kepada seluruh
tim hasil dan keputusan yang telah diambil dan selanjutnya akan diterapkan pada saat produksi. Faktor
keberhasilan karya ini bergantun pada team work dari setiap jobdesk masing-masing yang menjalanka
proses produksi. Agar dapat terhindar dari kegagalan produksi, sutradara juga bertugas untuk
memberikan arahan kepada setiap jobdesk agar tidak terjadinya kesalahan informasi.

Setelah itu, penulis berdiskusi dengan Camera Person untuk membicarakan shot size yang akan
digunakan pada saat produksi, yang dituangkan dalam catatan kecil seorang Sutradara, yang digunakan
untuk menjadi patokan seorang pengarah acara untuk menerapkan konsep kreatif kedalam audio visual.
Setelah semuanya terbentuk, lalu Penulis melakukan pemilihan talent bersama Produser dan juga
Penulis Naskah, untuk menemukan talent yang cocok.

2.2.2 Produksi
Peran Sutradara dalam proses produksi sangatlah penting karena sutradara adalah pemimpin utama
jalannya produksi. Seorang sutradara dituntut untuk bijak agar tercipta suasan produksi yang baik agar
produksi berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil yang baik. Pada saat sebelum pengambilan
gambar, pengarah acara memberi arahan kepada talent agar mendapat gambaran sesuai visi sang
pengarah acara pada saat pengambilan gambar berlangsung. Dan pada saat pengarah acara
melontarkan kata Action!!, pengarah acara mulai fokus pada hasil talent dan hasil gambar di kamera
dua, karena penulis juga bertanggung jawab atas kamera dua. Kemudian penulis melakukan review
disetiap akhir pengambilan gambar untuk memastikan apakah hasilnya sesuai dengan gambaran sang
pengarah acara.

Penulis selaku pengarah acara melakukan kerjasama dengan semua tim crew terutama Camera
Person, penata suara dan Penulis Naskah selama produksi berlangsung. Dan untuk menghindari kendala
yang tidak diinginkan, penulis melakukan pencadangan gambar (back up) hasil pengambilan gambar
disetiap akhir proses pengambilan gambar bersama dengan penyunting gambar. Dan pada saat
pengambilan gambar selesaim pemimpin produksi memberikan sedikit evaluasi untuk pengambilan
gambar agar dihari berikutnya bisa lebih baik.

2.2.3 Pasca Produksi


Pasca produksi ini adalah tahap akhir atau tahap kerja kreatif untuk mewujudkan hasil karya ini
sesuai dengan visi seorang pengarah acara, dengan cara melakukan penyuntingan gambar dan
penyelarasan suara (mixing) untuk menciptakan unsur audio visual yang menarik dalam karya ini.
Dalam tahap ini pasca produksi ini, penulis selaku pengarah acara bertugas untuk membantu
penyunting gambar dan penata suara dalam proses penyuntingan gambar dan suara (mixing) agar berjalan
dengan lancar. Dan juga, berdiksui dengan penyunting gambar untuk menentukan pemakaian ilustrasi
musik, penentuan font yang akan dipakai, transisi, dan juga menerapkan konsep Cutting on Beat yaitu
pergantian gambar sesuai irama musik agar terkesan lebih menarik dan juga bervariasi.

Penulis bekerja sama dengan penyunting gambar selama kurang lebih tiga bulan, untuk
memastikan hasil karya yang diinginkan sesuai dengan visi sang penulis, dan juga layak untuk dinikmati
oleh masyarakat, karena penulis ingin mempersembahkan suatu karya yang berguna dan juga menghibur
untuk para penikmat program televisi, khususnya program Magazine. Hasil akhir dari karya tidak luput
dari campur tangan produser, karena produser juga mempunyai peran penting dalam hasil setiap
keputusan hasil akhir karya ini.

Tiga bulan bukanlah waktu yang singkat dalam menyelesaikan karya ini, maka dari itu penulis
dan juga penyunting gambar sangat memanfaatkan waktu setiap hari nya untuk melakukan perbaikan
disetiap pemotongan gambar. Agar terkesan lebih menarik dan juga berwarna, penulis tidak lupa untuk
menentukan ilustrasi musik/backsound yang dipakai dalam program ini, dengan dibantu oleh penata
suara, penulis memilih beberapa ilustrasi musik yang pas dan sesuai dengan tema disetiap segment nya.

Dan penulis tidak lupa untuk mengajak semua tim crew untuk melihat bersama-sama hasil karya
ini, karena memberi kesempatan untuk seluruh tim untuk memberi masukan apakah ada kekurangan
disetiap potongan demi potongan gambar. Dan penulis sangat menerima saran dari seluruh tim produksi
program ini, yang kemudian bisa di diskusikan kembali dengan penyunting gambar hingga hasil akhir
karya ini benar benar layak untuk dinikmati.

Pada tahap akhir (finishing) penyuntingan gambar, penulis dan seluruh tim produksi sangat
bangga dengan hasil karya yang telah kami buat karena karya ini lah hasil jerih payah para tim produksi
ini. Setelah hasil karya masuk tahap akhir, penulis masih melihat-lihat kembali dan memastikan apakah
masih ada yang kurang dalam hasil tersebut, karena penulis ingin mempersembahkan suatu karya yang
menarik, menghibur dan memberikan edukasi disaat yang bersamaan.

2.2.4 Peran dan Tanggung Jawab Sutradara


Peran dan tanggung jawab Camera Person tentunya berbeda dengan yang lain, Camera
Person ini memiliki peran yang sangat penting dalam pembutan sebuah karya karena tanpa
adanya Camera Person maka tidak akan tercintanya suatu karya yang berbentuk audio visual.
Pada umumnya seorang Camera Person tidak bekerja sendiri, dan secara umum tugas dan
tanggun jawab Camera Person meliputi :

1. Berdiskusi dengan Produser dan Pengarah Acara membahas tentang mengenai


rencana produksi

2. Mempelajari naskah

3. Memberi masukan bagaimana agar bisa mendapatkan hasil gambar yang baik.

4. Memilih peralatan kamera serta penunjang lainya

5. Bekerja sama dengan Pengarah Acarah

6. Melakukan pengambilan gambar pada saat produksi

7. Menyerahkan hasil pengambilan gambar dan camera report agar mempermudah kerja
Penyunting Gambar
Penulis sebagai Camera Person berkerja untuk berdiskusi dengan Pengarah Acara
mengenai angle-angle seperti apa yang akan di ambil, seorang Camera Person juga harus
mempunyai kreatifitas yang tinggi untuk menentukan komposisi gambar dan pengambilan shot-
shot yang menarik. Berawal dari pra produksi penulis sudah dilibatkan dalam pemilihan lokasi
serta pemilihan alat- alat penunjang yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsep
yang telah disepakati bersama. Serta membuat floor plan/bloking camera dari konsep yang telah
disepakati agar proses pengambailan gamabar bisa tertata perlokasinya sehingga tidak bingung
pada saat produksi.

Pada saat produksi Camera Person sangat berperan penting dalam pengambilan gambar,
dan juga mewujudkan dari bahasa tulisan ke audio visual, sebagai Camera Person dengan adanya
Director Treatment sangat beguna pada saat produksi karna dapat mempermudah dan
mempercepat dalam proses produksi.pada saat pasca produksi penulis sebagai Camera Person
tidak terlalu banyak tugasnya seperti memberi semua hasil shot pada saat hasil produksi beserta
menerangkan shot seperti apa dan objek apa yang telah diambil untuk mempermudah kerja
Penyunting Gambar agar menghasilkan sebuah karya yang baik.

2.2.5 Proses Penciptaan Karya


Dalam program film drama ini penulis bertugas sebagai Camera Person karena penulis
merasa sudah memumpuni dibidang ini, penulis mengatahui sedikit banyaknya hal-hal yang
berhubungan dengan kamera dan teknik pengambilan gambar, maka dari itu penulis merasa bisa
menghasilkan karya yang baik dan bisa dinikmati oleh penonton. Penulis juga ingin merapkan
kemampuannya kedalam program ini walaupun kemampuan penulis belum seperti Camera
Person profesiaonal pada umumnya, tetapi penulis selalu berusaha agar mendapatkan hasil yang
terbaik untuk program ini. Di program ini juga penulis sebagai Camera Person sangat
memperhatikan type shot serta angle kamera yang di ambil agar informasi yang diberikan
dimengerti oleh penonton.

A. Konsep Kreatif
Ketika membicarakan konsep kreatif penulis sebagai Camera Person bertuga untuk
merekam gambar dan pengambilan gambar mengunakan sistem multi camera. Lalu penulis
sebagai Camera Person menciptakan angle-angle seperti High angle, Eye level dan Low angle
kemudian ditambah dengan type shot yang variatif dari yang terluas Extreme long shot hingga
yang terdekat Extream Close up lalu memainkan dengan Camera movement seperti Panning,
Tracking, dan following dan disempurnakan dengan komposisi kamera agar gambar yang
dihasilkan memiliki daya tarik yang lebih sehingga bisa dinikmati oleh penonton.

Didalam program ini juga menggunakan konsep Color full dan ceria, penulis sebagai
Camera Person juga berusaha untuk mendapatkan hasil gambar yang menyesuaikan dengan
konsep tersebut seperti mengunakan type shot dan angle yang bervariasi.

B. Konsep Produksi
Sistem multi camera menjadi konsep yang ada pada film ini maka penulis sebagai
Camera Person harus bener-bener paham cara kerja kamera dan lokasi-lokasi yang akan
digunakan, karena dalam penggunaan sistem multi camera ini melakukan perekaman gambar
pada satu objek secara bersamaan, hal ini berkemungkinan besar akan terjadinya perbedaan
warna karena di suatu tempat bisa saja terjadi perbedaan cahaya dari arah yang berbeda dan juga
terjadinya bocor (sesuatu yang mucul di layar yang tidak dikehendaki), maka dari itu penulis
sebagai Camera Person harus bener-bener memperhatikan di layar kamera agar hal tersbut tidak
terjadi.

Dari segi teknik pengambilan gambar perlu diketahui pengambilan gambar dapat
terlaksana dengan baik dan bener jika dipahami untuk apa gambar diambil, seberapa besar
ukurannay (Type of shot), bagaimana letak pengambilan gambarnya (angle), moment seperti yang
sesuai dengan konsep program, arah dan tujuan pergerakan, serta informasi apa yang ingin
disampaikan.

Pada konsep ini Camera Person berusaha menyesuaikan segala bentuk teknik
pengambilan gambar dengan tetap mengacu pada director tratment. Mulai dari teknik
pengambilan gambar (shot), sudut pengambilan (angle) dan pergerakan kamera (camera
movment) sesuai dengan treatment yang telah disepakati bersama Pengarah Acara. Dari
treatment tersebut Camera Person juga bekerja sama dengan Penata Artistik dan Penata Cahaya
untuk menciptakan keselarasan artistik dan pencahayaan saat produksi.

C. Konsep Teknis
Dalam konsep teknis yang pertama dilakukan penulis sebagai Camera Person adalah
memilih peralatan yang akan digunakan pada saat produksi sperti kamera, tripod dan alat
penunjang pendukung lainya. Seorang Camera Person harus bisa membangun komposisi visual.
Sudut pengambilan gambar (angle of view) yang tertuju pada tujuan pengambilan gambar. Jika
ingin mendapatkan suatu moment dan menghasilkan gambar yang terbaik, jangan pernah takut
untuk melakukan apapun untuk mendapatkan hasil gambar yang terbaik seperti mengambil
gambar dari ketinggihan,mengambil gambar langsung terjun ke laut. Selain itu sebagai Camera
Person juga harus percaya diri dalam pengambilan gambar dengan bermacam-macam variasi
shot. Lalu penggunaan alat lainya seperti tripod juga harus digunakan pada saat host berbicara
panjang agar dapat mengurang gambar shaking (goyang) dan enak dilihat. Semua peralatan
tersebut digunakan untuk mempermudah pengambilan gambar (shot) yang dibutuhkan dalam
dalam penciptaan karya.

2.2.6 Kendala Produksi dan Solusinya


1. Adanya retake yang menyebabkan talent harus mengulang kembali adegan. Solusi yang
dilakukan sutradara menjaga mood talent agar tetap bagus.

2. Alat produksi tertinggal yang menyebabkan penguluran waktu produksi. Solusi yang dilakukan
adalah setiap crew yang membawa alat produksi wajib untuk mengecek kembali ketika berangat
ke lokasi shooting.

3. Tidak dapat ijin lokasi yang menyebabkan tertundanya produksi, solusinya adalah membuat surat
perijinan dan meminta ijin 2-3 hari sebelum waktu produksi.

2.2.7 Lembar Penyutradaraan


Tahap awal yang dilakukan oleh penulis untuk memulai tugasnya yaitu berdiskusi
mengenai ide dan konsep yang menarik bersama produser dan penulis naskah. Dan juga, penulis
menentukan rubrik yang akan digunakan untuk program non drama ini. Setelah berdiskusi
dengan produser dan juga penulis naskah, penulis menyampaikan kembali kepada seluruh tim
apa yang sudah diputuskan yang selanjutnya akan diterapkan pada saat proses produksi.
Kemudian, penulis berdiskusi dengan camera person untuk membicarakan shot size apa saja
yang akan digunakan pada saat proses produksi guna membantu penulis untuk menyusun
Director Treatment yang berguna untuk membantu penulis pada saat proses produksi
berlangsung.
Kemudian, pada saat proses produksi berlangsung, penulis memimpin jalannya produksi
dengan menerapkan apa yang sudah tercatat di Director Treatment kedalam bentuk audio visual,
bekerja sama dengan camera person dan penata suara untuk menghasilkan hasil pengambilan
gambar yang sesuai dengan gambaran penulis, baik dari segi pengambilan gambar maupun
audio. Dan juga, mem-brief talent sebelum proses pengambilan gambar dimulai.
Pada tahap terakhir tugas seorang sutradara adalah pasca produksi, yaitu membantu
proses editing untuk mewujudkan hasil karya yang sesuai dengan gambaran seorang sutradara.
Dengan dibantu oleh penata suara, sutradara juga membantu proses mixing agar komposisi
gambar dan suara bisa sesuai dengan apa yang diinginkan oleh sutradara.
2.2.7.1 Konsep Penyutradaraan

1. Variation on Objects
Penulis sebagai sutradara membuat konsep pengambilan gambar acara drama ini
sekreatif mungkin agar kesan gambar yang dihasilkan lebih menarik dengan
mengambil gambar yang lebih beriasi dalam satu object.

2. Backsound
Penulis sebagai sutradara menerapkan konsep Backsound atau lagu – lagu yang
mengiringi sepanjang program non drama ini berjalan. Sifat dari backsound yang
diinginkan oleh sutradara yaitu yang memiliki tempo beat yang sesuai dengan isi dari
film ini agar penonton yang menikmati acara ini tidak bosan dan mempunyai warna
tersendiri.

3. Cutting on Beat
Penulis menerapkan teknik Cutting on Beat pada saat pascaproduksi karena
bertujuan untuk menghindari kesan membosankan dalam pergantian gambar. Yaitu
dengan cara pemotongan gambar sesuai tempo dari irama musik/backsound yang
dipakai di dalam program ini.
CASTING LIST

FAKULTAS KOMUNIKASI & BAHASA


UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

Production Company : BSI Production Produser : Alfia Nuramalia


Project Title : Destiny Director : Ilham Malik
Durasi : 15 menit Script Writer : Syifa Salsabila
Karakter Talent
No Nama Tokoh
Sifat Fisik Calon Pemeran Contact

Usia 20 tahun,
tinggi 160 cm,
Pintar, baik berkulit putih,
Christy Karios
1 Liana hati, lembut, mata sipit, 08118703293
Tirayo
keras kepala rambut coklat
bergelombang
sebahu

Usia 21 tahun,
tinggi 165 cm,
Ramah,
berkulit sawo
Penyayang, Reda Aria Adi
2 Rama matang, mata 085718955357
sabar, Pratama
bulat, rambut
Humoris
pendek hitam
lurus

Usia 30 tahun,
tinggi 165 cm,
Tegas,
berkulit putih,
3 Andrew penyayang, Afif Ibrahim 085959858783
mata bulat,
berwibawa
Rambut hitam
pendek ikal

Usia 21 tahun,
tinggi 160 cm,
Humoris, baik kulit putih,
4 Rio Ilham Malik 08158285284
mata bulat,
rambut hitam
pendek

Usia 21 tahun,
tinggi 165,
Ceria, baik kulit sawo
5 Caca hati matang, mata Salsabilla Aulia 085692653075
sipit,
berkerudung

DIRECTOR TREATMENT
FAKULTAS KOMUNIKASI & BAHASA
UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

Production Company : BSI Production Produser : Alfia Nuramalia

Project Title : Destiny Director : Ilham Malik

Durasi : 15 menit Script Writer : Syifa Salsabila

VISUAL
N
SCENE SHOT SHOT DIRECTION AUDIO
O MOVEMENT ANGLE
SIZE

Andrew berpapasan
EYE
1 1 1 MFS STILL dengan Rama di
LEVEL
depan Lorong

Rama menghampiri
EYE
2 1 MFS Liana yang sedang
LEVEL
STILL duduk dan mengobrol
2
HIGH Rama memasangkan
3 2 CU
ANGLE cincin ke jari Liana

FOLLOW Rio sedang berjalan


4 1 MS
LEFT memainkan handpone
EYE Liana menghampiri
LEVEL Rio untuk
5 2 MFS
3 mengembalikan buku
STILL yang ia pinjam

Rama bertanya
LOW
6 1 MS kepada Rio perihal
ANGLE
Liana

4 EYE Rama membuka


LEVEL pintu caffe dan
7 1 MS FOLLOW memesan minuman
dan mengampiri
Liana

8 2 MS STILL Mengobrol dengan


Liana

Rama mengantarkan
EYE Liana pulang
10 5 1 MS FOLLOW
LEVEL kerumah dan sedikit
berbincang

Andrew menghampiri
Liana yang sedang
sarapan di ruang
EYE
11 6 1 MFS STILL tamu, berbincang
LEVEL
sedikit lalu pergi
meninggalkan
Andrew

Berjalan menuruni
12 1 MS STILL tangga dan bertemu
Rama
EYE
7 Rama dan Liana
LEVEL
berbincang sambil
13 2 MS FOLLOW
bertanya-tanya
tentang tugas

Rama berbincang
14 1 MS FOLLOW
denga Liana
EYE
LEVEL Rama menghampiri
15 2 MS Andrew dan
8 bersalaman
STILL Rama dan Andrew
berbincang soal
16 1 MFS HIGH
kedekatannya dengan
Liana

Rama menemui
Andrew di Caffe
EYE
17 9 1 MS STILL menanyakan soal
LEVEL
hubungannya dengan
Liana

Rama dan Liana di


EYE Caffe berbincang
18 10 1 MFS STILL
LEVEL setelah membahas
masa lalunya
Rama sedang
EYE bingung memikirkan
11 11 1 FS STILL
LEVEL Liana pergi
meninggalkan Rama

Rama mencoba
EYE menghubungi Liana
12 12 1 MS STILL
LEVEL kembali tetapi tidak
bisa

13 1 MFS Rama yang sedang


santai duduk di ruang
tamu sambil
EYE memikirkan seorang
13 STILL
LEVEL istri yang bernama
14 2 MS
Caca. Caca mengajak
Rama untuk pergi
keluar

SCRIPT BREAKDOWN SHEET

FAKULTAS KOMUNIKASI & BAHASA


UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

Production Company : BSI Production Produser : Alfia Nuramalia

Project Title : Destiny Director : Ilham Malik

Durasi : 15 menit Script Writer : Syifa Salsabila

MAKE SPECIAL
NO RUBRIK CAST WARDROBE SETTING PROPERTY
UP EQUIPMENT

1 1 Rama Kemeja putih Natural Lorong Bunga, gelang Tripod,


pendek, kaos
hitam, celana hitam, tas
jeans Panjang, selempang
dan sepatu
Caffe – Microphone
Kemeja abu- Sore Boom
abu pendek,
2 Andrew kaos hitam, jam tangan
celana jeans
Panjang,

Kemeja putih
pendek, kaos
hitam, celana
jeans Panjang,
3 Rama gelang Natural

hitam, tas Waistbag,


Tripod,
selempang dan Caffe – sling bag, jam
2 Microphone
sepatu Sore tangan, Bunga
Boom
dan cincin

Cardigan, Bedak,
4 Liana kaos, sepatu lipbalm,
dan rok Lipstick

Jaket, celana
5 Rama jeans, tas, topi,
dan sepatu

Jaket, kaos Natural Buku, totebag,


hitam, celana Parkiran ransel, helm, Tripod,
6 Rio
3 chino, sepatu kampus - handpone, Microphone
dan tas Siang topi, dan Boom
motor
Cardigan, kaos
Bedak,
hitam, celana
7 Liana lipbalm,
jeans, tas dan
Lipstick
sepatu

Kemeja army,
8 Rama celana jeans Natural Sling bag,
dan sepatu waistbag, Tripod,
Caffe –
4 handpone, Microphone
Kaos hitam, Bedak, Sore
gelas Boom
9 Liana celana jeans lipbalm, minuman
dan sepatu Lipstick

10 5 Rama Kemeja army, Natural Gerbang Slingbag, Tripod,


celana jeans rumah – waistbag, Microphone
dan sepatu

Kaos hitam, Bedak, handpone, dan


Malam Boom
11 Liana celana jeans lipbalm, motor
dan sepatu Lipstick

Kemeja motif,
kaos putih,
12 Andrew Natural Tote bag, jam
dan celana
jeans pendek tangan, bando, Tripod,
R. Tamu –
6 bantal, gelas Microphone
Kemeja fanel, Pagi
Bedak, minuman dan Boom
kaos hitam, roti
13 Liana lipbalm,
celana jeans
Lipstick
dan sepatu

Kaos hitam
Bedak,
Panjang,
14 Liana lipbalm,
celana jeans
Lipstick Tote bag, Tripod,
dan sepatu Kampus –
7 ransel dan Microphone
Kemeja hitam Siang
handpone Boom
pendek, celana
15 Rama Natural
jeans, dan
sepatu

Kaos hitam,
Bedak,
kemeja fanel,
Liana lipbalm,
celana jeans
Lipstick
16 dan sepatu
Tote bag,
Teras Tripod,
Jaket, celana ransel, helm,
8 Rumah - Microphone
17 Rama jeans dan dan jam
Sore Boom
sepatu tangan
Natural
Kaos putih
18 Andrew pendek, celana
jeans pendek

Jaket jeans,
kaos hitam,
19 Rama
celana jeans
dan sepatu Gelas,
Tripod,
Caffe – minuman,
9 Kemeja Natural Microphone
Siang bando, dan
pendek, kaos Boom
jam tangan
20 andrew putih, celana
jeans dan
sepatu

21 10 Rama Kemeja putih Natural Caffe - Waistbag, Tripod,


pendek, kaos sling bag, dan Microphone
hitam, celana
jeans Panjang,
gelang

hitam, tas
selempang dan Sore jam tangan, Boom
sepatu

Cardigan, Bedak,
22 Liana kaos, sepatu lipbalm,
dan rok Lipstick

Kaos hitam Tripod,


Kamar – Sarung,
23 11 Rama dan celana Natural Microphone
Sore handpone
jeans Boom

Tripod,
Jaket hitam, R. Tamu - Gitar,
24 12 Rama Natural Microphone
celana jeans Siang Handpone
Boom

Kaos hitam,
25 Rama Natural
celana jeans Tripod,
R. Tamu - Tas, gelang
13 Cardigan Bedak, Microphone
Sore dan Handpone
26 Caca dengan baju lipbalm, Boom
yang tertutup Lipstick
3.3. Proses Kerja Penulis
Dalam produksi drama televisi “Destiny” penulis bertanggung jawab sebagai Penulis Naskah.
Penulis naskah adalah orang yang pertama yang memberikan gagasan cerita kepada produser dan
sutradara. Langkah pertama adalah pencarian sebuah ide berdasarkan referensi dari buku atau drama
televisi. Dalam sebuah drama terlevisi, hal yang petama dipikirkan terlebih dahulu adalah cerita. Cerita
yang dikemas dalam sebuah scenario yang ditulis oleh penulis scenario atau naskah.

3.3.1. Pra Produksi


Langkah awal ketiika akan membuat suatu drama televisi saat pra produksi. Tahapan yang
dilakukannya produksi, sebagai penulis naskah yaitu bertugas mencari ide cerita dan mengembangkannya
menjadi naskah yang matang untuk diproduksi nanti. Setelah menemukan tema atau ide cerita dan
synopsis, seorang penulis naskah menyampaikan idenya kepada produser dan sutradara. Jika sudah
disetujui, naskah selanjutnya disampaikan kepada semua kru. Ketika ide cerita sudah disetujui oleh
semua kru, masuk ketahap pembuatan treatment dan scenario.

Jika treatment dan scenario sudah disetujui oleh produser, sutradara dan semua kru. Langkah
selanjutnya yaitu membedah naskah untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan pada saat produksi agar
berjalan sesuai dengan naskah.

3.3.2. Produksi
Dalam tahap produksi, penulis naskah membantuk kru yang bertugas dan sutradara untuk
mengarahkan adegan kepada talent bisa memaksimalkan aktingnya sesuai dengan naskah yang sudah
ada. selain itu, penulis naskah saat produksi ikut serta membantu penata artistic dalam setting lokasi,
agar penggambaran sesuai dengan naskah yang sudah ada.

Selain itu, penulis naskah saat produksi ikut serta membantu penata artistic dalam setting lokasi, agar
penggambaran sesuai dengan naskah yang sudah ada.

3.3.3. Pasca Produksi


Pada tahaap produksi, penulis terlibat langsung dalam proses editing dan kembali melihat hasil
shot yang telah diambil oleh penata kamera bersama kru. Penulis naskah membantu editor agar hasil dari
editing sesuai dengan naskah.

3.3.4. Peran dan tanggung jawab Penuis Naskah


Penulis scenario memiliki tugas dan kewajiban diantaranya

a. Mengembangkan dan meriset ide-ide untuk scenario film

b. Membuat kerangka kerja atau treatment awal scenario

c. Menulis atau mengadaptasi cerita menjadi sebuah naskah

d. Menggabungkan elemen-elemen visual dalam adegan dengan alur dan dialog

Berdasarkan kutipan diatas, penulis meyimpulkan bahwa penulis naskah bertanggung jawab yang
baik, dengan format yang telah ditentukan. Penulis naskah juga berperan dalam proses produksi yaitu
membantu kru yang bertugas dan sutradara untuk mengarahkan adegan kepada talent. Agar talent bisa
memaksimalkan aktingnya sesuai dengan nadkah yang sudah ada. tidak hanya sampai tahap produksi,
teteapi penulis naskah juga berperan untuk membantu editor agar Menyusun shot sesuai dengan naskah
yang sudah dibuat dan di sepakati oleh semua kru.
3.3.5 Lembar Kerja Penulis Naksah
Konsep Penulis Naskah
Seorang penulis naskah tidak hanya sekedar mencari ide cerita yang kemudian dijadikan
scenario. Penulis nakah memiliki tahapan dalam membuat drama televisi dimulai pra produksi, produksi
hingga pasca produksi. Penulis naskah mencari ide cerita, lalu mengembangkannya menjadi sebuah
naskah yang baik. Dengan menentukan judul, tema, plot atau alur, penokohan sudut pandang, latar dan
premis cerita. Hail ini dilakukan agar naskah memiliki cerita yang baik dan pesan yang tersampaikan
jelas.

Kemudian membuat treatment. Jika naskah dan treatment sudah selesai, penulis naskah
memberikan kepada sutradara dan produser. Setelah disetujui, naskah diberikan kepada semua kru. Jika
semua kru sudah menyetujui, masuk ke tahap bedah untuk memudahka serta menentukan apa saja yang
dibutuhkan sampai drama televisi selesai.

Pada saat produksi, penulis naskah juga memiliki tanggung jawab untuk membantu sutradara
dalam membantu dan memberikan pengadegan untuk para talent agar sesuai dengan naskah. Setelha
produksi berjalan dengan lancar, barulah masuk ke tahap pasca produksi yaitu editing.

Proses pasca produksi berjalan dengan lancar dan sesuai dengan naskah yang sudah dibuat.

 Basic Story

Destiny
Kisah Rama yang merupakan seorang mahasiswa di salah satu universitas yang jatuh cinta
dengan adik tingkat di campusnya yaitu Liana. Perjalanan cinta mereka berawal dari ketidak sengajaan
mereka bertemu di campus. Lalu mereka bertemu kembali di sebuah caffe yang ternyata tidak disengaja
juga, dari saat itu Rama mulai tertarik untuk berkenalan dengan Liana. Namun, alangkah senangnya
perasaan Rama yang ternyata, harapannya itu dibalas dengan respon yang sangat terbuka dan hangat oleh
Liana. Namun ditengah perjalanan kisah mereka ada sebuah rintangan dimana Andrew yaitu kakak Liana
tidak setuju dengan hubungan mereka dikarenakan perbedaan keyakinan, namun Rama tidak mundur
begitu saja. Ia berusaha meluluhkan hati Andrew. Hingga pada akhirnya Andrew luluh dan menyetujui
hubungan mereka

 Sinopsis

Destiny
kisah seorang kakak tingkat yang bernama Rama yang jatuh cinta kepada adik tingkatnya yang
bernama Liana, yang kebetulan mereka menempuh Pendidikan di sebuah universitas yang sama. Namun
memiliki perbedaan keyakinan agama. Perjalanan cinta mereka berawal dari ketidak sengajaan mereka
bertemu di campus. Lalu mereka bertemu kembali di sebuah caffe yang ternyata tidak disengaja juga, dari
saat itu Rama mulai tertarik untuk berkenalan dengan Liana. Namun, alangkah senangnya perasaan Rama
yang ternyata, harapannya itu dibalas dengan respon yang sangat terbuka dan hangat oleh Liana. Namun
ditengah perjalanan kisah mereka ada sebuah rintangan dimana Andrew yaitu kakak Liana tidak setuju
dengan hubungan mereka dikarenakan perbedaan keyakinan, namun Rama tidak mundur begitu saja. Ia
berusaha meluluhkan hati Andrew. Hingga pada akhirnya Andrew luluh dan menyetujui hubungan
mereka, namun rupanya Andrew hanya berpura-pura setuju karna setelah lamaran itu Liana menghilang
tanpa kabar. Hingga 2 tahun kemudian Rama berusaha berhasil melupakan Liana dan menemukan
seorang Wanita terbaik dalam hidupnya.

 Karakteristik Tokoh

RAMA
Fisik : Seorang mahasiswa berusia 21 tahun, dengan tinggi 165 cm, berkulit sawo matang, mata bulat,
rambut pendek hitam lurus .

Psikis: Ramah, Penyayang, sabar, Humoris

LIANA :
Fisik: seorang mahasiswi berusia 20 tahun, dengan tinggi 160 cm, berkulit putih, mata sipit, rambut
coklat bergelombang sebahu.

Psikis: pintar, baik hati, lembut, keras kepala.

Andrew:
Fisik: Kakak Liana berumur 30 tahun, dengan tinggi 165 cm, berkulit putih, mata bulat, Rambut hitam
pendek ikal.

Psikis: tegas, penyayang, berwibawa.

Rio
Fisik: Teman Rama berusia 21 tahun, dengan tinggi 160 cm, kulit putih, mata bulat, rambut hitam
pendek.

Psikis: Humoris, baik

Caca
Fisik: Teman SMA Rama, berusia 21 tahun, tinggi 165, kulit sawo matang, mata sipit, berkerudung

Psikis: Ceria, baik hati

 Latar/ Setting
Latar Tempat :

1. EXT – LORONG CAFFE


2. INT – CAFFE
3. EXT – PARKIRAN CAMPUS
4. INT – CAFFE
5. EXT – GERBANG RUMAH
6. INT – RUANG TAMU
7. INT – CAMPUS
8. INT – TERAS RUMAH
9. INT – CAFFE
10. INT – CAFFE

Latar Waktu :
1. Sore
2. Sore
3. Sore
4. Malam
5. Malam
6. Pagi
7. Siang
8. Sore
9. Sore
10. Malam
Latar Suasana : Senang, Marah

 Tokoh Utama : Rama, Liana


 Tokoh Tambahan : Andrew, Rio, Caca

Babak
Babak I : Rama mengajak liana bertemu disebuah caffe, namun sebelum bertemu dengan Liana
Rama bertemu dengan Andrew kakak Liana. Disana Andrew memberi nasihat tentang hubungan Rama
dan Liana kedepannya, setelah bertemu dengan Andrew Rama pun bertemu dengan Liana. Disana Rama
melamar Liana dengan begitu romantis, Liana pun menerima lamaran Rama. Setelah itu mereka kembali
berbincang – bincang hingga becanda bersama hingga mereka berbincang tentang bagaimana kisah
perjalanan mereka dulu.

Babak II : mereka mengingat kembali kisah awal mula mereka bertemu, pada awalnya Rama
tidak sangaja bertemu Liana di parkiran campus. Saat itu Liana sedang mengembalikan buku ke Rio yang
merupakan teman Rama, setelah Liana pergi Rama menanyakan tentang Liana ke Rio. Rama pun juga
berkata kalau dia tertarik dengan Liana namun disitu Rio terlihat kurang setuju karena perbedaan
keyakinan diantara mereka, namun Rama tetap yakin pada keputusannya untuk mendekati Liana.

Babak III : keesokan harinya Rama tidak sengaja bertemu lagi di caffe dengan Liana, setelah
pertemuan itu Rama dan Liana semakin dekat karena Rama selalu mengantar pulang Liana. Hingga
suatu ketika Andrew menegur Rama untuk jangan dekat-dekat dengan Liana, namun karena keyakinan
serta sifat pantang mundurnya akhirnya Rama bisa meluluhkan hati Andrew. namun rupanya Andrew
hanya berpura-pura setuju karna setelah lamaran itu Liana menghilang tanpa kabar. Hingga 2 tahun
kemudian Rama berusaha berhasil melupakan Liana dan menemukan seorang Wanita terbaik dalam
hidupnya.
Treatment
1. EXT – LORONG CAFÉ – SORE
Pada malam hari, pukul 7 malam. Rama, Liana dan Andrew
janjian untuk bertemu di caffe, namun Andrew memutuskan untuk
bertemu lebih awal dengan Rama karena Andrew ingin menyampaikan
hal penting kepada Rama. Disana Andrew menyampaikan beberapa
nasihat untuk hubungan Rama dan Liana, setelah menyampaikan
beberapa nasihat Andrew pun pamit pergi membiarkan Rama untuk
menemui Liana.

2. EXT – CAFÉ – SORE


Setelah kepergian Andrew, Rama pun langsung menghampiri
Liana yang sudah menunggu-nya. Disana Rama mengungapkan isi
hatinya sekaligus niatnya yang ingin melamar Liana, Liana kaget
karena ini sangat tiba-tiba. Dengan penuh rasa gugup Liana
menerima lamaran Rama, setelah Liana menerima lamaran itu Rama
dan Liana berbincang-bincang mengenai awal pertemuan mereka.
3. EXT – PARKIRAN KAMPUS – SORE
Awal pertemuan mereka terjadi, di parkiran kampus pada
siang hari. Saat Liana mengembalikan buku milik Rio, ketika Liana
mengembalikan buku milik Rio disana ada Rama. Setelah Liana pergi
Rama bertanya kepada Rio tentang Liana, dan Rama juga bilang
bahwa ia menyukai Liana. Namun Rio terkesan tidak suka, karena
perbedaan keyakinan diantara mereka. Tetapi Rama tetap yakin pada
dirinya bahwa ia bisa mendapatkan hati Liana.
4. INT – CAFFE – SORE
Di sore hari dengan suasana caffe yang sepi Liana sedang
duduk sambil menikmati secangkir coffe, tak lama ada ada
seseroang yang menyapanya. Rupanya itu Rama, tak sengaja mereka
bertemu hingga akhirnya mereka berbincang bareng. Karena terlalu
asik berbincang, mereka tidak sadar kalo hari sudah malam. Rama
pun menawarkan Liana untuk pulang bareng, awalnya Liana menolak
namun Rama tetap membujuk hingga pada akhirnya mereka pulang
bersama.
5. EXT – GERBANG RUMAH – MALAM
Setelah Liana menerima tawaran Rama untuk pulang bareng,
kini mereka telah sampai di gerbang rumah Liana. Setelah
mengucapkan terimakasih, Rama memberanikan diri untuk meminta
nomor Liana dengan alasan ingin mengajak Liana jalan lagi.
Setelah berhasil mendapatkan nomor Liana, Rama pun pamit pulang
dengan suasana hati bahagia.

6. INT – RUANG TAMU – PAGI


Keesokan harinya saat Liana sedang sarapan, Andrew mendatangi
Liana untuk berbincang dan menanyakan tentang orang yang semalam
mengantar Liana. Disitu Andrew tidak hanya menanyakannya namun
juga memberi nasihat kepada Liana agar tidak sembarangan dalam
memilih teman, namun Liana malah kesal dengan sikap Andrew yang
menasihatinya. Liana berpikir bahwa ia sudah besar sehingga ia
tidak suka diatur-atur lagi oleh Andrew, dengan kesal Liana pun
pergi meninggalkan Andrew.

7. EXT – LORONG CAMPUS – SIANG


Setelah selesai kelas Liana pun langsung bergegas pulang,
namun saat menuruni anak tangga terakhir ia tidak sengaja bertemu
dengan Rama yang saat itu sedang berjalan sambil memainkan
handphone nya. Liana pun memanggil Rama, setelah mereka
berbincang sebentar Rama mengajak Liana untuk pulang bareng.
Diperjalanan menuju tempat parkir Rama mengajak ngobrol Liana
tentang kuliah hari ini, hingga mereka tidak sadar bahwa mereka
telah sampai tempat parkir.

8. INT – TERAS RUMAH – SORE


Ketika sampai, Rama pun mengantar Liana hingg ke teras
rumahnya Liana. Ketika mereka sampai di depan pintu Andrew keluar
dengan raut wajah yang dingin. Andrew menanyakan kenapa Liana
baru pulang dan langsung menyuruh Liana masuk kedalam rumah,
setelah Liana masuk Andrew pun mengajak ngobrol Rama. Ia juga
menanyakan sejak kapan Rama dekat denga Liana, hingga Andrew pun
memberi peringatan untuk saat ini biar Andrew saja yang menjaga
Liana.

9. INT – CAFÉ – SORE


Setelah perdebatan beberapa hari yang lalu, akhirnya Andrew
mengajak Rama untuk bertemu lagi di café. Dengan suasana café
yang sedikit sepi Andrew membuka percakapan, Andrew mengajak Rama
ketemuan dengaan tujuan kalo dia mau menyampaikan beberapa hal
penting. Karena melihat bahwa Rama serius ingin menjalani
hubungan dengan Liana, Andrew pun memberikan beberapa pertanyaan
hingga pada akhirnya ia merestui hubungan Rama dan Liana.

10. INT – CAFÉ – MALAM


Setelah mengingat-ingat perjalanan masa lalu mereka, kini
Rama dan Liana menjalin hubungan yang lebih serius dan akan
segera menikah.

11. EXT – TERAS RUMAH – SORE


6 bulan berlalu setelah Rama melamar Liana, Liana
menghilang tampa kabar. Selama itu juga Rama berulang kali terus
mencoba menghubungi Liana, tetapi handphone nya tidak pernah
aktif. Rama terus mencari Liana walau hasilnya tidak pernah
memuaskan.

12. INT – RUANG TAMU – SIANG


Dengan sisa rasa optimis yang ada, Rama mencoba menghubungi
Liana kembali untuk mencari tahu keberadaannya. Namun tetap saha
tidak ada hasil yang di dapat sama sekali

13. INT – RUANG TAMU – SORE


Setelah hampir 2 tahun Rama bersusah payah melupakan Liana,
akhirnya Rama bertemu juga dengan seorang Wanita yang bisa
membuat Rio membuka hatinya kembali dan juga bisa menata kembali
hidupnya. Wanita itu adalah Caca, teman SMA Rama yang cantik dan
periang. Caca adalah alasan Rama untuk terus melanjutkan hidup
dan dengan Caca Rio menemukan kebahagiaan.
2.4 Proses Kerja Camera Person
Dalam produksi program Drama Destiny penulis sebagai Camera Person bertanggung
jawab penuh atas apa saja yang berhubungan dengan kamera terutama dalam merekam gambar.
Dalam sebuah produksi sosok Camera Person bisa dibilang peran yang sangat penting karena
tanpa adanya Camera Person maka tidak akan terciptanya audio visual. Penulis sebagai Camera
Person juga harus bisa berkerja sama dengan baik dengan semua tim terutama dengan Sutradara
agar bisa mendapatkan hasil yang terbaik.
Oleh karena itu, seorang Camera Person harus bekerja sama secara baik dengan
Sutradara agar bisa memahami apa yang Sutradara inginkan. Seorang Camera Person juga
harus benar-benar memahami komposisi serta teknik-tenik pengambilan gambar, ukuran gambar,
hingga pergerakan kamera. Dan Camera Person juga harus mempersiapkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan teknis seperti pengunaan kamera, lensa serta apapun alat penunjang lainya.
Dalam produksi program Drama Destiny penulis sebagai Camera Person bertangung jawab atas
semua aspek yang berhubungan dengan pengambilan gambar, dan selalu menjaga kestabilan
kamera agar tetap aman untuk digunakan pada saat produksi. Penulis sebagai Camera Person
juga harus berinisiatif untuk memperbanyak pengambilan Stok shot agar bisa mendapatkan hasil
yang terbaik.
Penulis sebagai Camera Person menyimpulkan bahwa disini seorang Camera Person
bertugas untuk merekam gambar serta memperhatikan semua aspek yang berhubungan dengan
pengambilan gambar yang sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan bersama, dan harus
bisa bekerja sama dengan baik dengan Sutradara karena disini seorang Camera Person bekerja
atas ketentuan yang telah Sutradara buat. Dan penulis sebagai Camera person juga mempunyai 3
tahapan yang penting yakni Pra Produksi, Produksi, dan Pasca Produksi. Penulis memang akan
bekerja pada saat produksi namun bukan berarti tidak memiliki andil pada tahap lainya.
2.4.1 Pra Produksi
Dalam pembuatan proses karya pasti tidak luput dari tahap pra produksi ini, karana tahap ini
sangat penting dalam pembuatan sebuah karya dan tahap ini juga menentukan baik atau buruknya hasil
karyanya nanti. Maka dalam tahap ini penulis sebagai Camera Person berkerja sama dengan baik dengan
semua tim agar bisa menyatuhkan pemikiran terhadap karya yang akan dibuat. Dalam program Drama
Destiny ini Sutradara menginginkan untuk mengunakan System multi camera. Tetapi disini penulis
sebagai Camera Person tidak hanya menerima apa yang diinginkan Sutradara saja namun penulis juga
memberi masukan-masukan kepada Sutradara dan Produser seperti ide pengambilan gambar,serta
kebutuhan alat apa saja yang akan digunakan untuk menyesuaikan dengan konsep yang telah disepakati
bersama. Dengan mengunakan system multi camera penulis memilih kamera Canon 1500D & Canon
1100D. Alasan memilih kamera Canon 1500D & 1100D adalah karena kamera tersebut memiliki kualitas
gambar HD (High Definition) seperi yang saat ini banyak digunakan di program pertelevisian indonesia,
dan kamera tersebut memiliki ukuran yang tidak terlalu besar jadi mempermudah gerak Camera Person
pada saat berjalanya produksi karena mengingat ada beberapa ruangan dan tempat yang kondisinya agak
sempit dan lumayan susah untuk memposisikan kamera, maka kamera tersebut sangat cocok digunakan
seperti di lokasi tersebut, dan juga cara penyetingan kamera tersebut juga praktis jadi bisa mempercepat
jalannya proses produksi
Jadi di tahap ini penulis sebagai Camera Person mempunyai beberapa pekerjaan dan tangung
jawab seperti ikut serta menentukan konsep bersama tim dan memilih peralatan apa saja yang digunakan,
dan membuat patokan seperti Shot list, floor plan. Kemudian mempelajari naskah yang telah di sepakati
bersama dan berdiskusi dengan Sutradara agar bisa menyatukan visi dan misi pada saat proses produksi.

2.4.2 Produksi
Dalam proses produksi penulis sebagai Camera Person bertugas untuk merekam gambar yang
sesuai dengan director tratment yang dimiliki Sutradara, tahapan ini adalah tahapan paling penting dalam
pebuatan karya dan disini penulis sebagai Camera person harus mempelajari naskah yang telah disepakati
dan bekerjasa sama dengan Sutradara agar bisa mencapai hasil yang baik. Kemudian disini juga penulis
sebagai Camera Person bertanggung jawab penuh atas apapun yang berhubungan dengan kamera seperti
menjaga kamera tetap aman dan stabil agar proses produksi berjalan dengan lanjar.

Teknik dan angle pengambilan gambar adalah kunci pokok pada saat produksi, karena karya
yang akan disuguhkan ditelevisi adalah kulitas gambar dan suaranya, jadi fungsi Camera Person bisa
disebut sebagai tangannya Sutradara karena diprcaya untuk mengekseskusi adegan. Di program Drama
Destiny ini mengunakan multi camera, dan sebelum melakukan pengambilan gambar, penulis sebagai
Camera Person berdiskusi dengan Sutradara tentang angle seperti apa yang Sutradara inginkan yang
sesuai dengan director treatmant. Dan disini penulis sebagai Camera Person juga harus menjaga
kestabilan Kamera agar tetap aman. Dalam tahap produksi ini pelunis sebagai Camera Person memiliki
beberapa tugas dan tanggung jawab diantara melakukan pengambilan gambar, mempelajari naskah yang
telah disepakati agar hasil sesuai dengan konsep yang diinginkan, selalu berdiskusi dengan sutradara agar
tidak berbeda pendapat, dan berinisiatif mengambil stok shot sebanyak banyaknya dan selalu menjaga
kamera agar tetap aman dan normal pada saat digunakan.

2.4.3 Pasca Produksi


Pada tahap pasca produksi tidak banyak yang harus seorang Camera Person lakukan di tahap ini.
Di tahap ini penulis sebagai Camera Person selain menyerahkan semua hasil pengambilan gambar yang
dilakukan pada saat produksi dan bentuk memory SD Card kepada Penyunting Gambar, Camera Person
juga harus mendamping Penyunting Gambar untuk memilih shot-shot yang terbaik dan layak dimasukan
kedalam karya sehingga mempermudah kerja Penyunting Gambar untuk merubahnya menjadi sebuah
karya visual yang sudah di tentukan berdasarkan treatment yang telah dibuat oleh Penulis Naskah.
Penulis sebagai Camera Person juga harus membuat Camera Report atau laporan hasil produksi yang
berisi angle, shot,dan camera movment yang telah digunakan dalam program yang telah dibuat.

Dan pada tahap ini juga penulis sebagai Camera Person juga tidak hanya mendamping
Penyunting gambar untuk memilih shot-shot tetapi disini penulis sebagai Camera Person juga ikut serta
hingga selesainya proses pengeditan gambar dan melakukan apa yang penulis bisa lakukan agar
mempermudah dan mempersingkat waktu proses pengeditan. Penulis juga selalu ikut serta setiap tim
melakukan review hasil karya yang telah dibuat. Penulis sebagai Camera Person juga melalukan
pengecekan kembali shot-shot yang telah di susun oleh Penyunting gambar agar tidak terjadinya
kesalahan dalam pemilihan gambar, dan juga penulis sebagai Camera Person ikut serta menuangkan ide-
ide kreatif untuk dimasukan ke dalam program Destiny ini agar bisa mendapatkan hasil yang sesuai
dengan konsep dan bisa dinikmati oleh penonton.

2.4.4 Peran dan Tanggung Jawab Camera Person


Peran dan tanggung jawab Camera Person tentunya berbeda dengan yang lain, Camera Person ini
memiliki peran yang sangat penting dalam pembutan sebuah karya karena tanpa adanya Camera Person
maka tidak akan tercintanya suatu karya yang berbentuk audio visual.

Bebicara tentang mengenai suatu profesi itu melakukan pekerjaan, berarti akan membahas
tentang tugas dan tanggung jawab. Seperti profesi pada umunya, Camera Person sebagai bagian dari crew
produksi film dan televisi mempunyai tugas dan tanggung jawab yang spesifik. Pada umumnya seorang
Camera Person tidak bekerja sendiri, dan secara umum tugas dan tanggun jawab Camera Person
meliputi :

1. Berdiskusi dengan Produser dan sutradara membahas tentang rencana produksi.

2. Mempelajari naskah.

3. Memberi masukan bagaimana agar bisa mendapatkan hasil gambar yang baik.

4. Memilih peralatan kamera serta penunjang lainya.

5. Bekerja sama dengan Pengarah Acara.

6. Melakukan pengambilan gambar pada saat produksi.

7. Menyerahkan hasil pengambilan gambar dan camera report agar mempermudah kerja Penyunting
Gambar.

Penulis sebagai Camera Person berkerja untuk berdiskusi dengan Pengarah Acara mengenai
angle-angle seperti apa yang akan di ambil, seorang Camera Person juga harus mempunyai kreatifitas
yang tinggi untuk menentukan komposisi gambar dan pengambilan shot-shot yang menarik. Berawal dari
pra produksi penulis sudah dilibatkan dalam pemilihan lokasi serta pemilihan alat- alat penunjang yang
akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsep yang telah disepakati bersama. Serta membuat floor
plan/bloking camera dari konsep yang telah disepakati agar proses pengambailan gamabar bisa tertata
perlokasinya sehingga tidak bingung pada saat produksi. Pada saat produksi Camera Person sangat
berperan penting dalam pengambilan gambar, dan juga mewujudkan dari bahasa tulisan ke audio visual,
sebagai Camera Person dengan adanya Director Treatment sangat berguna pada saat produksi karena
dapat mempermudah dan mempercepat dalam proses produksi.pada saat pasca produksi penulis sebagai
Camera Person tidak terlalu banyak tugasnya seperti memberi semua hasil shot pada saat hasil produksi
beserta menerangkan shot seperti apa dan objek apa yang telah diambil untuk mempermudah kerja
Penyunting Gambar agar menghasilkan sebuah karya yang baik.

2.4.5 Proses Penciptaan Karya


Dalam program drama Destiny ini penulis bertugas sebagai Camera Person karena penulis
merasa sudah mcukup paham dibidang ini, penulis mengatahui sedikit banyaknya hal-hal yang
berhubungan dengan kamera dan teknik pengambilan gambar, maka dari itu penulis merasa bisa
menghasilkan karya yang baik dan bisa dinikmati oleh penonton. Penulis juga ingin merapkan
kemampuannya kedalam program Destiny ini walaupun kemampuan penulis belum seperti Camera
Person profesional pada umumnya, tetapi penulis selalu berusaha agar mendapatkan hasil yang terbaik
untuk program ini. Di program ini juga penulis sebagai Camera Person sangat memperhatikan type shot
serta angle kamera yang di ambil agar informasi yang diberikan dimengerti oleh penonton.

A. Konsep Kreatif
Ketika membicarakan konsep kreatif penulis sebagai Camera Person bertuga untuk
merekam gambar dan pengambilan gambar mengunakan sistem multi camera. Lalu penulis
sebagai Camera Person menciptakan angle-angle seperti High angle, Eye level dan Low
angle kemudian ditambah dengan type shot yang variatif dari yang terluas Extreme long shot
hingga yang terdekat Extream Close up lalu memainkan dengan Camera movement seperti
Panning, Tracking, dan following dan disempurnakan dengan komposisi kamera agar gambar
yang dihasilkan memiliki daya tarik yang lebih sehingga bisa dinikmati oleh penonton.
Didalam program ini juga menggunakan konsep Color full dan ceria, penulis sebagai
Camera Person juga berusaha untuk mendapatkan hasil gambar yang menyesuaikan dengan
konsep tersebut seperti menggunakan type shot dan angle yang bervariasi.

B. Konsep Produksi
Sistem multi camera menjadi konsep yang ada pada program Destiny maka penulis
sebagai Camera Person harus bener-bener paham cara kerja kamera dan lokasi-lokasi yang
akan digunakan, karena dalam penggunaan sistem multi camera ini melakukan perekaman
gambar pada satu objek secara bersamaan, hal ini berkemungkinan besar akan terjadinya
perbedaan warna karena di suatu tempat bisa saja terjadi perbedaan cahaya dari arah yang
berbeda dan juga terjadinya bocor (sesuatu yang mucul di layar yang tidak dikehendaki),
maka dari itu penulis sebagai Camera Person harus bener-bener memperhatikan di layar
kamera agar hal tersbut tidak terjadi.
Dari segi teknik pengambilan gambar perlu diketahui pengambilan gambar dapat
terlaksana dengan baik dan bener jika dipahami untuk apa gambar diambil, seberapa besar
ukurannya (Type of shot), bagaimana letak pengambilan gambarnya (angle), moment seperti
yang sesuai dengan konsep program, arah dan tujuan pergerakan, serta informasi apa yang
ingin disampaikan.
Pada konsep ini Camera Person berusaha menyesuaikan segala bentuk teknik
pengambilan gambar dengan tetap mengacu pada director tratment. Mulai dari teknik
pengambilan gambar (shot), sudut pengambilan (angle) dan pergerakan kamera (camera
movment) sesuai dengan treatment yang telah disepakati bersama Pengarah Acara. Dari
treatment tersebut Camera Person juga bekerja sama dengan Penata Artistik dan Penata
Cahaya untuk menciptakan keselarasan artistik dan pencahayaan saat produksi.

C. Konsep Teknis
Dalam konsep teknis yang pertama dilakukan penulis sebagai Camera Person adalah
memilih peralatan yang akan digunakan pada saat produksi sperti kamera, tripod dan alat
penunjang pendukung lainya. Seorang Camera Person harus bisa membangun komposisi
visual. Sudut pengambilan gambar (angle of view) yang tertuju pada tujuan pengambilan
gambar. Jika ingin mendapatkan suatu moment dan menghasilkan gambar yang terbaik,
jangan pernah takut untuk melakukan apapun untuk mendapatkan hasil gambar yang terbaik
seperti mengambil gambar dari ketinggian, mengambil gambar langsung dari depan maupun
belakang. Selain itu sebagai Camera Person juga harus percaya diri dalam pengambilan
gambar dengan bermacam-macam variasi shot. Lalu penggunaan alat lainya seperti tripod
juga harus digunakan pada saat pemeran ber akting agar dapat mengurang gambar shaking
(goyang) dan enak dilihat. Semua peralatan tersebut digunakan untuk mempermudah
pengambilan gambar (shot) yang dibutuhkan dalam penciptaan karya program drama
Destiny.

2.4.6 Kendala Produksi dan Solusinya


1. Pada saat produksi di caffe, ruangan indoor caffe agak sempit, sehingga pengambilan gambar
tidak merata. Solusinya harus menggunakan bantuan tripod agar dapat mengatur posisi camera
untuk mencari angle yang pas.
2. Penulis sebagai camera person kesulitan dalam penggunaan aksesoris Gimbal karena baru
pertama kali menggunakannya. Solusinya adalah penulis memperbanyak mengambil stock shot
agar dapat memilih gambar yang terbaik.
3. Pada saat proses syuting di malam hari, penulis sebagai camera person kesulitan mengatur
pencahayaan karena peralatan lighting yang kurang maksimal. Solusinya, mengatur sebaik
mungkin pengaturan cahaya dari kamera.

2.4.7 Lembar Kerja Camera Person


Konsep Camera Person

Dalam produksi program drama Destiny ini penulis sebagai Camera Person melakukan
pengambilan gambar yang sesuai dengan konsep yang telah disepakati bersama pada saat pra produksi,
dan memperhatikan type shot,angle kamera, pergerakan kamera dan komposisi gambar pada saat
produksi. Dalam produksi program ini penulis sebagai Camera Person ingin memberikan gambar-gambar
yang menarik untuk para penonton. Perencanaan konsep teknik juga sangat dibutuhkan dan didukung
juga dengan pembuatan floorplan dan camera report yang akan mempermudah proses kerja seorang
Camera Person.

Dalam proses pembuatan karya mulai dari pra produksi, produksi hingga pasca produksi pasti
tidak luput dari kesulitan masing-masing, tetapi penulis sebagai Camera Person selalu berusaha untuk
melewati kesulitan-kesulitan tersebut dan selalu berdiskusi dengan tim terutama dengan Pengarah Acara.
Penulis sebagai Camera Person sangat memperhatikan shot-shot dan angle yang di ambil agar bisa
mendapatkan hasil yang terbaik. Dan penulis juga menerapkan shot-shot yang bervariasi dalam program
ini agar dapat dinikmati oleh penonton.

Camera Report

AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA


INFORMATIKA

Production Company : BSI Production Produser : Alfia Nuramalia

Project Title : Destiny Director : Ilham Malik

Durasi : 15 menit Penata Kamera : Afif Ibrahim

VISUAL

SHOT
NO Scene CAM ANGLE MOVING VIDEO NOTES
SIZE

Low

Lorong
1 1 1 MFS Still OK
Angle

Eye

Caffe
2 1 MFS Still
2 Level
OK
3

High Angle Caffe

2 CU Still

Eye

4 Follow Left
1 MS
Level

3 Eye
Parkiran OK
5
2 MFS
Level Still

6 1 MS Low Angle

7 1 MS Eye Level Follow

4 Caffe OK

8 2 MS Eye Level Still

Gerbang
9 5 1 MS Eye Level Follow OK
Rumah

Ruang
10 6 1 MFS Eye Level Still OK
Tamu
11 1 MS Eye Level Still

7 Kampus OK

12 2 MS Eye Level Follow

13 1 MS Eye Level

Teras
14 8 2 MS Eye Level Still OK
Rumah

15 1 MFS High Angle

16 9 1 MS Eye Level Still Caffe OK

17 10 1 MFS Eye Level Still Caffe OK

18 11 1 Eye Level Still Kamar OK

19 1

12 Still R. Tamu OK

20 2

21 1

13 Still R. Tamu OK

22 2

Flor Plan
a. Lokasi Lorong

b. Lokasi Caffe

c. Lokasi Parkiran

d. Lokasi Caffe
e. Lokasi Gerbang Rumah

f. Lokasi Ruang Tamu

g. Lokasi Kampus
h. Lokasi Teras Rumah

i. Lokasi Caffe
Spesifikasi Kamera

Spesifikasi Canon EOS 1100D


Model Kamera SLR
Ukuran (L x W x H cm) 12.99 x 9.97 x 7.79 cm
Berat (kg) 4
Warna Hitam
Tipe EOS 1100DC
Ukuran Layar (in) 2.7
Megapiksel 12.2
Fitur HD Recording
Garansi produk 1 Tahun Garansi (Spare-part dan Servis)
Output Component Video|Composite Video|USB|HDMI
USB Port Ya
Resolusi Layar 230000 dot
Tipe Baterai Li-Ion
Format Foto JPEG, RAW, DPOF
Ukuran File Foto 4272x2848
Format Video MOV
Video HD Ya
Resolusi Video 1280 x 720
Focal Length 18-55 mm
Range Aperture Lensa f/3.5-5.6
ISO Range 100 - 6400
Range Shutter Speed 30 - 1/4000 detik
Tipe Memory Card SD, SDHC, SDXC
HDMI Port Ya
Tipe Layar LCD

2.5 Proses Kerja Penata Cahaya


Penata cahaya adalah orang yang bertanggung jawab dalam mengatur tata cahaya atau lampu
dalam pembuatan film, drama, dan sebagainya. Pada kali ini penulis diberi kesempatan oleh tim untuk
menjadi penata cahaya, yang dimana berarti penulis diberi tanggung jawab atas semua masalah yang
berhubungan dengan pencahayaan. Dan di tahap ini, penulis dan tim membuat program acara non drama
magazine yang berjudul Destiny.
Menurut (Rahmawati & Rusnandi, 2015) “Penata cahaya atau Lighting man, penting untuk
sebuah produksi program acara, karena orang yang memegang jabatan tersebut bertanggung jawab penuh
atas pencahayaan yang pas dalam proses produksi program acara”. Dan pada hal ini, penulis hanya
memakai 2 buah lampu jenis led, selain cahaya yang dihasilkan kualitasnya sudah sangat baik, dan juga
mudah untuk dibawa kemana-mana.

2.5.1 Pra Produksi


Pada tahap pra produksi, setelah penulis mengembangkan ide bersama tim, yang dilakukan oleh
penulis adalah riset lokasi bersama tim untuk menentukan posisi lighting dan juga menentukan bagian
mana saja yang membutuhkan lighting. Setelah menyepakati hasil pengamatan dan sebagainya, penulis
memutuskan untuk menggunakan lampu LED dan ring light untuk pencahayaan karena dengan kedua
lampu tersebut, terlihat sudah cukup untuk membantu pencahayaan dan juga mudah untuk dibawa
kemana-mana.

2.5.2 Produksi
Setelah melewati tahap pra produksi, penulis memasuki tahap produksi yang dimana penulis
harus mempersiapkan segala kebutuhan lighting yang akan digunakan, baik dari segi batre, tripod dan
led. Selain itu juga penulis berdiskusi dengan camera person untuk menentukan penempatan lighting agar
sesuai dengan yang kami inginkan.
Menurut (Lamintang, 2014) “harus dapat menyeimbangkan keterbatasan secara teknis medium
televisi dengan melakukan kreasi untuk memperoleh efek pencahayaan yang bisa menghasilkan gambar
yang terang dan jernih.”
Dari kutipan di atas dijelaskan bahwa penata cahaya harus bisa menyeimbangkan segala
keterbatasan yang terjadi dan juga harus menciptakan efek cahaya terang dan juga menarik mata
penonton agar pada saat program ini di tonton oleh kyalayak banyak bisa dengan jelas di nikmati.
Apa yang dilakukan oleh penata cahaya pada kutipan di atas bisa dijelaskan bahwa saat produksi
selain harus bisa menempatkan posisi lighting yang sesuai, juga harus bisa mengerti lighting secara teknis
agar jika terjadi kendala atau ada gangguan teknis, penulis sebagai penata cahaya langsung bisa
menanganinya tanpa haarus bingung dan tanpa menghambat jalannya prosuksi.

2.5.3 Pasca Produksi


Dalam tahap pasca produksi, penulis memeriksa kembali hasil akhir atau ikut me-review, dan
juga mengecek keutuhan alat yang sudah digunakan apakah terjadi kerusakan atau ada kehilangan agar
pada saat ingin mengembalikan alat ke tempat penyewaan tidak ada kekeliruan. Penulis pada saat pasca
produksi ikut mereview hasil akhir pencahayaan dikamera, jadi apabila ada keurangan cahaya pada
gambar akan dicari jalan keluarnya, juga penulis berdiskusi dengan penata kamera dan sutradara apakah
hasil gambar yang diinginkan cahaya sudah cukup baik atau masih banyak kurangnya cahaya. Selain itu
juga penulis harus mendata kekurangan apa saja pada saat produksi sehingga penulis tidak akan
mengulanginya dan akan teliti pada saat produksi agar tidak terjadi kesalahan atau kekurangan.

2.5.4 Peran dan Tanggung Jawab Penata Cahaya


Penata cahaya mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap masalah pencahayaan dan tata
letak penetapan lighting, Pada saat penata cahaya sedang mencari letak yang pas untuk menempatkan
lighting di satu tempat, penata cahaya di tuntut agar bekerja secara benar dan teliti agar hasil gambar di
kamera dapat terlihat dengan jelas dan intensitas cahaya yang di hasilkan juga pas. Pada tahap pra
produksi, penata cahaya sudah harus membayangkan posisi untuk penempatan lighting, setelah itu pada
saat produksi, penulis dituntut harus bisa langsung membaca situasi apakah pada saat produksi cahaya
terlalu terang atau gelap, terlalu kuning ata putih, itu semua tanggung jawab penata cahaya untuk
mengatur dan menentukan cahaya apa yang pas pada saat produksi, dan juga pada saat pasca produksi,
penata cahaya harus ikut melihat hasil akhir dan juga menyiapkan alat untuk dikembalikan ke tempat
penyewaan dan memastikan semua alat yang penulis sewa dalam keadaan baik-baik saja dan tidak terjadi
kerusakan apapun.

2.5.5 Proses Penciptaan Karya


A. Konsep Kreatif
Penulis sebagai penata cahaya program drama Destiny sangat penting karena sebuah program
tanpa adanya penata cahaya akan tidak bisa dinikmati oleh penonton, maka dari itu penulis dengan
membayangkan penempatan lighting pada salah satu lokasi yang memang ada kendala pada jalannya agar
nantinya penulis dapat menempatkan posisi lighting agar menghasilkan kualitas yang baik. Selain itu juga
penulis menyusun posisi lighting dengan tepat agar tidak terjadi backlight yang akan membuat program
tidak nyaman di nikmati oleh penonton.
B. Konsep Produksi
Dalam tahap ini, penulis menyiapkan alat yang akan dipakai untuk produksi. Penulis juga
mengecek alat yang akan digunakan seperti memastikan baterai pada lampu led telah terisi penuh, tripod
berfungsi dengan baik atau tidak dan lighting menyala atau tidak. Juga meletakaan lighting di tempat
yang pencahayaannya kurang. Penulis juga berdiskusi dengan camera person agar penempatan lighting
sesuai dengan yang diinginkan dan juga penulis selalu mengikuti arahan dari pengarah acara apabila
penempatan cahaya kurang tepat dan kurang jelas.
C. Konsep Teknis
Pada konsep teknis ini, penata cahaya harus memilih alat yang akan digunakan agar tidak terjadi
kesalahan disaat produksi sedang berlangsung atau saat alat akan digunakan. Pada hal ini, penulis
menggunakan dua buah lampu yaitu Led dan Ring light agar lebih mudah dibawa kemana-mana dan
karena cukup untuk menjadi pencahayaan pada gambar di kamera. Dalam konsep teknis ini penata
cahaya selain harus mengatur pencahayaan yang digunakan pada saat produksi juga harus kreatif karna
saat membuat program televisi, penata cahaya mempunyai peran yang cukup penting agar dapat
mendukung sebuah program dan dapat memberikan warna pada sebuah program.

2.5.6 Kendala Produksi dan Solusi


Pada saat produksi program drama ini, penulis mendapat beberapa kendala da penulis segera mencari
solusi agar shooting bisa berjalan dengan lancar, seperti :
1. Saat mengambil gambar diluar ruangan (outdoor), cukup sulit untuk menyeimbangkan antara
cahaya matahari dengan cahaya lighting yang ada.
2. Solusinya, mengatur settingan cahaya yang masuk pada kamera, sehingga kuantitas cahaya dari
lampu Led dan matahari dapat disamakan dengan baik.
3. Kendala saat shooting pada malam hari, karena dilakukan pada lokasi yang agak luas, jadi
diharuskan menambah lighting sebanyak 1 buah agar gambar tidak terlalu gelap dan noise.
4. Solusinya, mambawa lampu Led tambahan dari penata kamera.

2.5.7 Lembar kerja Penata Cahaya


Pada tahap awal setelah penulis mendapatkan tanggung jawab menjadi penata cahaya, penulis
langsung mencari lighting apa yang akan digunakan dan berapa jumlahnya, dikarenakan lokasi produksi
yang lumayan terbatas, jadi penulis memutuskan untuk memakai Led dan ring light karena sangat cocok
untuk produksi. Setelah memastikan kelengkapan lighting, penulis juga tidak lupa memeriksa apakah
lighting berfungsi dengan baik atau tidak, batre bocor atau tidak, serta kabel bermasalah atau tidak untuk
menghindari masalah saat digunakan selama proses produksi nanti.
Penulis sebagai penata cahaya juga mencari sumber cahaya matahari agar pada saat melakukan
shot, penempatan posisi lighting pas dan tidak terjadi backlight, penulis juga selalu bekerja sama dengan
penata kamera apakah cahaya sudah cukup atau masih memerlukan bantuan lighting dikarenakan cahaya
sangat berbeda jika hanya memakai cahaya matahari atau bantuan lighting.
Konsep Penata Cahaya
Penulis mengembangkan konsep dengan menggunakan naskah dan gambaran foto pada saat
survey dan menentukan pemilihan lighting juga penempatan posisi lighting untuk setiap adegan pada saat
produksi pengambilan gambar agar terlihat lebih jelas.

LAPORAN PENATA CAHAYA

FAKULTAS KOMUNIKASI & BAHASA


UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

Company : UBSI Production Produser : Alfia. N

Acara : Destiny Sutradara : Ilham. M

Durasi : 10 menit Penata Cahaya : Afif Ibrahim

NO Keylight Fill Light Backlight Keterangan

1 LED LED - -
2 RING RING LIGHT - -
LIGHT
3 LED LED - -

Floor Plan Penata Cahaya


Pada scene 3, scene 4, scene 7, scene 9, dan scene 10 menggunakan cahaya alami

atau cahaya ruangan


SPESIFIKASI LAMPU

FAKULTAS KOMUNIKASI & BAHASA

UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

Ring Light

Deskripsi :

 Daya : 16 watt

 Arus : 220-240v 50-60Hz

 Cahaya : putih (865)

 Panjang : 1200 mm
Reflektor

2.6 Proses kerja Penata Artistik


Dalam proses kerja penata artistik terdapat seseorang yang mengatur atau bertanggung jawab
penuh dalam menyiapkan semua kebutuhan atau material-material artistik yang akan dipakai saat
produksi. Maka dari itu, seorang penata artistik merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
menciptakan suasana dan keindahan yang terdapat didalam sebuah Film Pendek yang berjudul DESTINY
ini. Selain itu, Penata artistik juga harus bisa menciptakan suatu ciri khas dari semua karakter pemain
yang ada didalam layar dan juga harus mampu membuat daya tarik dalam sebuah Film Pendek tersebut.
Menurut (Suprapto, 2013) mengemukakan bahwa, “penata artistik adalah seseorang yang ahli
dalam menata ruang atau lokasi pengambilan gambar sesuai dengan yang dikehendaki dalam skenario. Ia
bertanggung jawab untuk mendesain seluruh program produksi siaram televisi.”
Dari kutipan diatas, penulis menyimpulkan bahwa seorang penata artistik harus mempunyai ide-
ide yang luas dan cemerlang untuk bisa menghasilkan suatu hasil yang baik yang akan digunakan pada
saat produksi. Dan juga mampu bekerja sama dengan penulis naskah agar bisa sesuai dengan konsep yang
sudah dibuat.
Menurut (Kusumawati dkk, 2017) menyimpulkan bahwa: Seorang Penata Artistik atau Art
Director harus mengetahui secara keseluruhan kebutuhan art dari program yang akan dibuat. Oleh karna
itu secara umum seorang penata artistik dituntut untuk mempunyai jiwa seni dan kreativitas yang tinggi
sehingga dapat menghasilkan konsep penataan artisitik yang disukai oleh audience.
Dalam kutipan di atas, penulis menyimpulkan bahwa penata artistik harus membuat list set atau
breakdown tata artistik agar dalam produksi yang akan berjalan dapat menyesuaikan dengan apa yang
sudah dibuat didalam skenario. Dan juga harus mampu memberikan hal-hal yang menarik dalam menata
sesuatu yang akan dipakai atau digunakan pada saat produksi untuk menghasilkan suatu tayangan yang
bagus kepada audience.
Menurut (Latief & Utud, 2017) mengemukakan bahwa, “Penata Artistik atau pengarah artistik,
disebut juga art designer atau art director adalah seseorang yang bertugas menata, mendesain lokasi
pengambilan gambar baik di studio maupun di luar studio sesuai dengan karakteristik program yang akan
diproduksi”.
Dalam kutipan di atas, penulis menyimpulkan bahwa seorang penata artistik mampu membuat
konsep produksi yang terlihat bagus dan keren didalam kamera pada saat berada dilokasi outdoor maupun
indoor untuk menghasilkan sebuah program yang layak untuk ditonton.

2.6.1 Pra Produksi


Dalam sebuah produksi, ada sebuah proses yang harus dilakukan yaitu tahap pra produksi. Tahap
ini adalah tahap awal dari mulainya sebuah program yang akan dibuat. Pada tahap pra produksi ini, hal
yang pertama dilakukan adalah mempersiapkan segala hal dimulai dari waktu, tenaga, dan juga biaya
yang akan dikeluarkan. Selain itu, penulis juga melakukan bedah naskah yang sudah dibuat oleh penulis
naskah untuk mewujudkan suatu karya tata artistik yang nyata pada saat produksi dimulai. Selain bedah
naskah, selanjutnya penulis melakukan survey lokasi untuk mengetahui tata letak artistik yang akan
dipakai atau digunakan, setelah mengetahui tata letak artistik dilokasi-lokasi tersebut, penulis membuat
breakdown artistik untuk mendata secara keseluruhan barang-barang apa saja yang akan digunakan
disetiap rubriknya seperti property, wardrobe, dan make up.
Sesudah membuat breakdown artistik, penulis tidak lupa untuk membuat serta menyusun
anggaran yang akan dikeluarkan untuk memenuhi semua kebutuhan produksi. Setelah anggaran produksi
selesai, penulis mengemas semua kebutuhan produksi yang akan dibawa dan digunakan agar tidak ada
yang tertinggal saat produksi seperti property, wardrobe, dan make up.
Menurut (Kusumawati dkk, 2017) mengemukakan bahwa, “tata artistik merupakan salah satu
unsur pokok dalam sebuah produksi acara tv ataupun produksi film yang berkaitan dengan keindahan”.
Dari kutipan diatas dapat di simpulkan bahwa tata artistik dari suatu program tv merupakan
bagian terpenting dalam membuat sebuah acara tv yang akan menjadikan daya tarik tersendiri bagi
penonton yang melihatnya.
Menurut (Lamintang, 2014) mengemukakan bahwa, “pada bagian ini adalah yang juga sangat
menentukan yaitu bagian ahli dekorasi atau property yang dimana memiliki tugas untuk membangun set
produksi atau mencari segala hal yang menyangkut keperluan produksi suatu film atau lainnya.
Dalam kutipan di atas, penulis menyimpulkan bahwa seorang penata artistik bertanggung jawab
menyiapkan setting lokasi shooting termasuk semua property yang dibutuhkan saat produksi serta
mengawasi rancangan atau desain produksi dalam meciptakan suasana, warna dan bentuk dari setiap
material artitistik yang akan digunakan untuk produksi program acara non-drama khususnya magazine
show yang sesuai dengan naskah yang sudah dibuat sehingga bisa menjadi daya tarik atau tontonan yang
layak buat para penonton.

2.6.2 Produksi
Setelah pra produksi selesai disiapkan, tahapan kedua adalah produksi. Dalam tahapan produksi
ini yang dilakukan penulis adalah mulai bekerja membuat set yang telah ditentukan pada desain produksi,
mempersiapkan semua wardrobe yang akan dipakai disetiap rubriknya, dan memperhatikan make up.
Penulis juga harus tetap berada dilokasi shooting saat produksi sedang berlangsung untuk berjaga-jaga
jika ada kekurangan atau hal-hal yang harus diatur oleh penata artistik agar didalam kamera terlihat bagus
dan tidak ada kesalahan.
Menurut (Suprapto, 2013) mengemukakan bahwa “dalam proses produksi dia harus bekerja sama
secara terpadu dengan penata grafis serta seluruh kerabat kerja produksi dan juga dengan bagian
pemasaran atau promosi –melalui kerjasama yang dibangun ini akan menghasilkan sebuah produk yang
kreatif yang mampu menampilkan produksi televisi yang artistik”.
Dari kutipan diatas, penulis menyimpulkan bahwa seorang penata artistik harus selalu
berkolaborasi atau berdiskusi dengan seluruh kerabat kerja karena proses kerja dari penata artistik itu
tidak bisa dilakukan sendiri tetapi membutuhkan kerjasama dalam sebuah tim untuk mencapai kreativitas
yang tinggi sehingga menghasilkan sebuah karya artistik yang menarik.
Mengenai wardrobe sendiri, menurut (Kusumawati dkk, 2017) menyimpulkan bahwa, “penata
kostum merupakan orang yang bekerja mengatur segala bentuk pakaian atau yang dikenakan oleh pemain
dalam melakukan adegan sesuai dengan tuntutan cerita atau scenario”.
Dari kutipan diatas, penulis menggunakan wardrobe yang disesuaikan dengan konsep produksi
Film Pendek yang berjudul DESTINY sudah dibuat ini. Dimana program ini menggunakan jenis gaya
pakaian casual dengan tambahan warna-warna cerah yang akan dipakai oleh para talent disetiap rubrik
yang berbeda. Serta memakai tambahan hiasan seperti bando, jam tangan, dan lain-lain untuk menambah
kiasan yang dipakai oleh para talent. Dalam hal wardrobe ini juga penulis memperhatikan beberapa hal
seperti kerapihan, kebersihan, kecocokan, dan warna untuk menyesuaikan talent yang berbeda.
Menurut (Kusumawati dkk, 2017) mengemukakan bahwa, “make up kerap diartikan melukis
dengan bahan dan alat kosmetik. Make up juga dikatakan sebagai segala sesuatu yang berhubungan
dengan tata rias untuk pemain dalam melakukan adegan sesuai tuntutan naskah dan peran dalam cerita”.
Dari kutipan diatas, penulis meyimpulkan bahwa make up adalah suatu hal pendukung yang
sangat penting dalam sebuah program untuk memberikan karakteristik yang sesuai pada pemain yang
terdapat didalam naskah. Dalam Film Pendek yang berjudul DESTINY ini, penulis memberikan sentuhan
make up natural yang akan dipakai oleh talent.. Tujuannya agar saat dikamera wajah para talent tidak
terlihat tebal ataupun tidak terlihat pucat tetapi akan terlihat fresh. Sehingga penulis memberikan
sentuhan warna-warna cerah seperti, blush on, dan lipstik. Jika shooting berlangsung, penulis akan selalu
standby di lokasi, karena selalu ada hal-hal yang harus dirapikan. Seperti wajah yang berkeringat atau
rambut yang berantakan.

2.6.3 Pasca Produksi


Setelah tahapan produksi selesai, tahapan terakhir adalah tahap pasca produksi. Dimana pada
tahap ini, penulis melakukan evaluasi proses kerja yang sudah dilakukan dari pra produksi sampai pasca
produksi. Hal ini dilakukan agar dapat mengetahui kekurangan-kekurangan apa saja yang didapat pada
saat pengambilan gambar agar tidak terjadi kembali di masa yang akan datang.
Menurut (Irwanto, 2014) mengemukakan bahwa “Pada tahap ini dilakukan evaluasi dari semua
divisi yang terdapat di dalam Art Departemen, dilihat kekurangan- kekurangan pada saat pengambilan
gambar. Kemudian juga mengembalikan dan merapikan semua property dan peralatan Art yang lain.
Pada tahap ini dilihat juga balancing pembiayaannya”.
Dari kutipan diatas, penulis menyimpulkan bahwa seorang penata artistik harus teliti dalam
memeriksa ulang semua kebutuhan yang sudah dipakai atau digunakan pada saat produksi. Dan juga
penata artistik harus bisa menyesuaikan pengeluaran yang sudah dipakai dari mulai pra produksi sampai
pasca produksi.
Menurut (Kusumawati dkk, 2017) “dalam penggarapan suatu produksi program terdapat
beberapa rangkaian proses, yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Proses tahapan ini juga
merupakan refleksi dari suatu perencanaan yang matang untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan
kualitas yang baik.
Dari kutipan diatas, penulis menyimpulkan bahwa dari suatu produksi program akan
mendapatkan hasil yang baik jika seluruh proses kerja produksi dilakukan dengan matang dan sungguh-
sungguh untuk mendapatkan hasil program yang memuaskan bagi para tim serta penonton yang akan
menontonnya.
2.6.4 Peran dan Tanggung Jawab Penata Artistik
Menurut (Saroengalo, 2017) Dalam menjalankan tugasnya seorang pengarah artistik bertanggung jawab
dalam beberapa hal:
a. Membangun dunia pemain yang di inginkan oleh sutradara dalam menciptakan dunia
pemain tersebut seorang pengarah artistik harus mementingkan pada apa yang terlihat di
dalam kamera. Segala suatu dirancang sesuai dengan sudut pengambilan gambar
sehingga tidak terjadi pembangunan set atau peletakan properti yang mubazir.
b. Set dressing, yaitu segala suatu yang ada di dalam set.
c. Benda kecil lainnya terutama yang berhubungan langsung untuk dipakai oleh pemain
tidak termasuk dalam set dressing tetapi properti.
d. Penggandaan barang cadangan atau duplikat untuk benda yang akan dirusak atau dikotori
pada saat take.
e. Properti master.
f. Bekerjasama dengan penata kostum untuk menciptakan look dari kostum keseluruhan
film.
g. Bekerjasama dengan penata rias atau rambut dan mengawasi jangan terlalu pucat.
h. Pengarah artistik, properti master penata kostum maupun penata rias harus membuat
breakdown adegan sesuai naskah untuk departemen masing-masing.

Dari kutipan diatas, penulis menyimpulkan bahwa seorang penata artistik bertugas mengatur
segala aspek yang dibutuhkan saat produksi untuk menunjang program dalam membuat sebuah suasana
dan karakter pemain dalam layar untuk menjadikan daya tarik atau kekhasan sebuah acara.

2.6.5 Lembar Kerja Penata Artistik


Dalam sebuah lembar kerja penata artistik, penulis selaku penata artistik sudah mempunyai
konsep untuk Film Pendek yang berjdul DESTINY. Dalam tahap pra produksi ini, hal yang pertama
dilakukan adalah mempersiapkan segala hal dimulai dari waktu, tenaga, dan juga biaya yang akan
dikeluarkan. Selain itu, penulis juga melakukan bedah naskah yang sudah dibuat oleh penulis naskah
untuk mewujudkan suatu karya tata artistik yang nyata pada saat produksi dimulai. Selain bedah naskah,
selanjutnya penulis melakukan survey lokasi untuk mengetahui tata letak artistik yang akan dipakai atau
digunakan, setelah mengetahui tata letak artistik dilokasi-lokasi tersebut, penulis membuat breakdown
artistik untuk mendata secara keseluruhan barang-barang apa saja yang akan digunakan disetiap
rubriknya seperti property, wardrobe, dan make up.

Selanjutnya untuk tahapan produksi, yang dilakukan penulis adalah mulai bekerja membuat set
yang telah ditentukan pada desain produksi, mempersiapkan semua wardrobe yang akan dipakai disetiap
rubriknya, dan memperhatikan make up. Penulis juga harus tetap berada dilokasi shooting saat produksi
sedang berlangsung untuk berjaga-jaga jika ada kekurangan atau hal-hal yang harus diatur oleh penata
artistik agar didalam kamera terlihat bagus dan tidak ada kesalahan.

Setelah tahapan produksi selesai, tahapan terakhir adalah tahap pasca produksi. Dimana pada
tahap ini, penulis melakukan evaluasi proses kerja yang sudah dilakukan dari pra produksi sampai pasca
produksi. Hal ini dilakukan agar dapat mengetahui kekurangan-kekurangan apa saja yang didapat pada
saat pengambilan gambar agar tidak terjadi kembali di masa yang akan datang.

Breakdown Tata Artistik


Breakdown Tata Artistik
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA

UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

Production Company : BSI Production Produser : Alfia Nuramalia

Project Title : Destiny Director : Ilham Malik

Durasi : 15 menit Artistik : Salsa & Lulu

Int/
No. Lokasi Set Rub Waktu Cast Wardrobe Property MakeUp
rik ext
1. Cilandak , Loro- ng Ext Sore Andre Kaos Jam Bedak ,
Jakarta caffe w& Hitam , Tangan , Lipbal
Selatan Rama Waistbag m
Kemeja
, Mawar
motif Putih
Putih
, Kemeja
motif Abu
– Abu ,
Celana
Jeans ,
Sneakers
2. Cilandak , Caffe Int Sore Rama Koas Waistbag , Bb cream ,
Jakarta & Army, sling bag , bedak ,
Selatan Liana Kaos jam tangan blush on ,
Hitam,Ca mascara ,
rdugan , , mawar , lipbalm ,
Kemja cincin ,dela lipstick
motif s
putih, rok
polkadot

3. Depok, Parkiran Ext Sore Rama , Jaket Buku , tote Bb cream


Jawa Barat Kampus Liana , bag , ransel , sun
& Rio celan , buku, crream ,
a cino helm , bedak ,
,
jeans handphone lipstick
, kaos , topi, ,
hitam motor lipbalm
, ,
cardi mascara
gan , , blush
flat on
shoes
,
sneak
ers
4. Cilandak , Caffe Int Malam Rama Kaos Sling bag , Bb cream ,
Jakarta & hitam , waistbag , bedak ,
Selatan Liana kemeja handphon mascara ,
army ,ce e , gelas lipstick,
lana minuman lipbalm ,
jeans , blush om
sneakers
,
flatshoe
s
5. Cilanadak , Rumah Int Malam Rama Kaos Slingbag , Bb cream ,
Jakarta Liana & hitam , waistbag , bedak ,
Selatan Liana jaket , motor , mascara ,
jeans , handphon lipstick,
sneakers e lipbalm ,
, blush om
flatshoe
s
6. Cilandak , Ruang Int Siang Andre Kemeja Tote bag , Bb
Jakarta Tamu w& Flanel , jam cream,beda
Selatan rumah Liana Kaos tangan , k,
Liana hitam , bando , lipbalm ,
jeans , bantal , mascara ,
celana gelas lipstick ,
pendek , minuman , liptint ,blus
kaos roti h on
putih ,
kemeja
motif
7. Depok , Koridor Ext Siang Rama Kaos Totebag , Bb cream ,
Jawa Barat Kampus & htam ransel , bedak ,
Liana polos , handphon lipstick ,
jeans , e lipbalm ,
kemeja blush on ,
hitam , liptint ,
sneakers mascara
,
flatshoe
s
8. Cilandak , Terah Int Malam Andre Ksos Totebag , Bb cream ,
Jakarta Rumah w, hitam , ransel , bedak ,
Selatan Liana Liana jaket , helm, jam mascara ,
& jeans , tangan liptint ,
Rama kaos lipbalm ,
putih , lipstick ,
celana blush on
jeans
pendek
9. Cilandak , Caffe Ext Sore Andre Jaket Gelas Bedak ,
Jakarta w& jeans , minuman , suncrem ,
Selatan Rama kaos bando , lipbalm
hitam , jam
kemeja tangan
motif ,
celana
cino
coklat ,
celana
jeans
10. Cilandak , Caffe Int Sore Rama Koas Waistbag , Bb cream ,
Jakarta & Army, sling bag , bedak ,
Selatan Liana Kaos jam tangan blush on ,
Hitam,Ca mascara ,
rdugan , , mawar , lipbalm ,
Kemja cincin ,dela lipstick
motif s
putih, rok
polkadot
11. Cilandak , Kamar Int Rama Kaos Handphon Bedak ,
Jakarta Rama hitam e, sarung lipbalm
Selatan dan
celana
jeans
coklat
12. Cilandak , Ruang Int Rama Kaos Gitar Bedak ,
Jakarta Tamu hitam lipbalm
Selatan rumah dan
Rama celana
jeans
coklat
13. Cilandak , Ruang Int Sore Rama Kaos Slingbag , Bedak ,
Jakarta Tamu & Hitam , handphon liptint ,
Selatan Caca cardigan e lipbalm ,
, jeans , lipstick ,
kerudun mascara
g hitam
Lembar Kerja Kostum
Breakdown Kostum

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA

UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

Production Company : BSI Production Produser : Alfia Nuramalia


Project Title : Destiny Director : Ilham Malik
Durasi : 15 menit Artistik : Salsa & Lulu
No Wardrobe
Cast : Rama

1. Setting : Saat di lorong caffe.

Cast : andre
Setting : Saat di lorong caffe

Cast : liana
2. Setting : Saat di caffe
Cast : rama
Saat di caffe

Cast : liana
Setting :
Parkiran kampus
3

Cast : rama
Setting : Parkiran kampus

Cast : rio
Setting : parkiran kampus
Cast : liana
Setting : caffe

4.

Cast : rama
Setting : caffe

5 Cast : liana
Setting : rumah liana

Cast : rama
Setting : rumah liana
Cast : liana
6 Setting : ruang tamu rumah liana

Cast : andre
Setting : ruang tamu rumah liana

`
Cast : liana
Setting : koridor kampus

Cast : rama
Setting : koridor kampus

Floor Plan

FLOOR PLAN

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA

UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

Production Company : BSI Production Produser : Alfia Nuramalia


Project Title : Destiny Director : Ilham Malik
Durasi : 15 menit Artistik : Salsa & Lulu

a. Lokasi Lorong
b. Lokasi Caffe

c. Lokasi Parkiran

d. Lokasi Caffe
e. Lokasi Gerbang Rumah

f. Lokasi Ruang Tamu

g. Lokasi Kampus
h. Lokasi Teras Rumah

i. Lokasi Caffe
2.7 Proses Kerja Tata Suara
Dalam prosesnya produksi televisi “The Love Wall”, menurut buku dari Kusumawati, dkk
(2017:123) “Program televisi dan film mengandung dua unsur yang penting yaitu gambar dan suara.
Kedua komponen ini harus seimbang dan menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, Audio berarti
‘suara’ atau reproduksi suara”.
Menurut Edie Karsito (2008:62) dari buku Kusumawati, dkk (2017:124) “Penata suara tugasnya
merekam pengontrol power vocal, artikulasi dari intonasi suara pemain, menjaga suasana (atmosphere)
efek suara dan noise yang terjadi di sekitar lokasi shooting”. Penulis melakukan pengecekan dan melihat
beberapa lokasi dan menjaga suasana dalam beberapa lokasi dan mencari tahu apa saja yang sekiranya
dapat merusak audio nanti pada saat produksi.
Menurut Achina dan Suwandi (2011:13) dari buku Kusumawati, dkk (2013:124) “Audio
Engineer/Sound supervisor, audiooperator adalah orang yang bertanggung jawab soal teknik dan artistic
tata suara, kontrolaudiolevel, balance, serta kualitas semua aspek penyuaraan baik pada saat rehearsal ,
live ataupun taping, maupun pada saat pasca produksi.”

2.7.1 Pra Produksi


Tahapan pertama dalam pembuatan atau produksi film adalah pra produksi. Pada tahap pra
produksi penata suara memahami naskah dan berdiskusi dengan tim untuk adrenalin audio yang
dibutuhkan dan mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk digunakan dalam produksi shooting.
Dalam proses pra produksi ini, penulis dan tim melakukan penentuan tema dan judul yang akan dijadikan
sebagai karya film pendek tugas akhir. Setelah melakukan diskusi dan menyatukan ide dari tim, penulis
beserta rekan lainnya sepakat untuk membuat sebuah film pendek dengan judul “Destiny”. Film pendek
ini ditunjukkan untuk usia remaja hingga seterusnya, maka penulis sebagai penata suara merencanakan
suatu hal yang dapat semenarik mungkin agar film pendek “Destiny” ini dapat diterima oleh semua
kalangan.
Pada tahap pra produksinya penulis melakukan beberapa persiapan yang harus dilakukan. Persiapan-
persiapan yang dilakukan tersebut sebagai berikut :
1. Penelahaan pada Naskah
Setelah penulis naskah membuat naskah dan disetujui oleh produser dan kemudian
dibaca, dipelajari, dan dipahami oleh penulis, kemudian tim berkumpul untuk melakukan
diskusi konsep, apa saja yang sekiranya diinginkan oleh sutradara, baik dari segi pengambilan
gambar, tata artistic, editing, pencahayaan, dan juga sampai tahap perekaman suara. Sampai
akhirnya penulis membuat perencanaan konsep pengambilan suara sesuai dengan naskah dan
adanya permintaan dari sutradara yang menambahkan beberapa konsep dalam pengambilan
suara. Selanjutnya konsep telah selesai dibuat, penulis memikirkan apa saja yang diperlukan
pada saat produksi berlangsung dengan meliputi boom mic, zoom recorder, dan perlengkapan
suara tambahan yang diperlukan seperti handphone dan earphone.
2. Survey Lokasi
Pada tahap ini, penulis sebagai penata suara harus mengetahui tempat atau lokasi yang
nantinya akan dijadikan tempat produksinya agar mempermudah saat produksi berlangsung.
1. Daftar Peralatan
Setelah penulis tau apa saja yang dibutuhkan pada saat produksi, penulis akan
membuatkan daftar peralatan-peralatan yang diperlukan. Ini dilakukan agar dapat
mendata secara keseluruhan apa saja yang akan diperlukan dan meminimaliskan
kesalahan pada saat produksi. Peralatan yang penulis buat kedalam daftar pada saat
produksi seperti boomic untuk merekam secara keseluruhan dari berbagai sisi, clipon
berfokus kepada satu suara pada pemain utama, zoomrecorder merupakan alat yang
terpenting pada saat produksi berlangsung, yang nantinya akan digunakan untuk
pengambilan suara.
2. Mencari Peralatan
Penulis melakukan pencarian dan penyewaan peralatan yang dibutuhkan dalam
produksi. Setelah di dapatkan semua, penulis pun melakukan pengecekan pada alat yang
telah dipilih agar baik dan aman.
3. Konsep Musik
Penulis melakukan bayangan pada drama film pendek “Destiny” ini agar dapat
dinikmati penontonnya, meliputi :
a. Musik
“Musik merupakan satu bagian yang penting dan kuat dalam sebuah program dan
dapat berkontribusi besar untuk kelangsungan sebuah program,” dari buku
Kusumawati, dkk (2017:146)
Berikut tiap-tiap fungsi music yang penulis bayangkan sebagai konsep:
 Digunakan untuk membangun suasana.
Penulis membayangkan music yang cocok dan dapat membangun
suasana sesuai dengan lokasi setiap scene-nya .
 Dapat memacu adegan terutama adegan yang benar-benar memacu
adrenalin.
Penulis menggunakan konsep ini agar dapat membantu dalam beberapa
scene, dimana dapat membangkitkan pendengaran pada penonton dan
terpacunya adrenalin.
 Dapat membantu dalam menetapkan waktu, lokasi dan periode.
Penulis menggunakan music-musik tertentu yang dapat menjadi ciri khas
dalam penggunaan music di beberapa scene, lokasi dan juga periode.
Penulis bekerjasama dengan editor dan sutradara, dimana menetapkan
music-musik sesuai dengan waktu, lokasi dan periode.
 Dapat menambah perasaan bersimpati kepada seorang karakter dalam
sebuah adegan.
Penulis membayangkan music atau instrument yang cocok dengan
adegan di setiap scene-nya agar penonton dapat ikut merasakan perasaan
yang sedang di sampaikan oleh pemain.
 Dapat bertindak sebagai wakil sutradara.
Musik juga dapat menjadi perwakilan sutradara. Musik dapat
mengarahkan pemirsan terhadap aspek-aspek tertentu dari cerita didalam
naskah. Penulis membayangkan beberapa music dapat dijadikan sebagai
penanda dan penggerak cerita untuk meningkatkan suasana genre film.
b. Sound Effect
“Soundeffect adalah music yang dibuat atau diciptakan untuk mendukung
suasana pada adegan” menurut Kusumawati, dkk (2017:148). Biasanya disebut
dengan istilah FX, maksudnya suara yang di hasilkan di luar suara manusia dan
ilustrasi music. Misalnya suara bel berbunyi tanda masuk sekolah, suara sepatu
berjalan, atau menendang sampah.
Berikut adalah fungsi-fungsi dari sound effect :
 Menjelaskan setting tempat
Setelah memikirkan music apa saja yang akan dimasukkan kedalam film,
penulis akan memikirkan soundeffect yang menjelaskan setting tempat
untuk di produksi, misalnya seperti suara pintu dibuka atau tertutup.

 Menjelaskan setting waktu

Berikutnya, penulis membayangkan soundeffect untuk menjelaskan


setting waktu pada saat produksi berlangsung. Seperti pada saat murid-
murid figuran pulang setelah terdengar suara bel berbunyi keras.

 Memberi tekanan/menciptakan suasana tertentu.

Penulis, rekan editor dan sutradara akan menentukan soundeffect yang


sesuai dengan suasana tertentu. Tujuannya agar penonton mengetahui
suasana pada film tersebut.

 Memberi gambaran dan memperjelas suatu persitiwa/situasi

Penulis membayangkan soundeffect yang sesuai dengan gambaran diatas


dan akan melakukan perekaman pada saat produksi agar terciptanya
situasi yang sampai kepada para penonton.

Penulis menyimpulkan persiapan konsep yang telah di diskusikan atau ditetapkan oleh
tim yaitu film yang genre romance-drama dari segi backsound audio yang mendukung
dan juga sesuai dengan genrenya. Penulis akan menggunakan jenis soundeffect yang
natural dan asli pada saat produksi nanti.
2.7.2 Produksi

Setelah tahapan pra produksi selesai, penulis selanjutnya melakukan produksi pembuatan
film. Pada tahap produksinya penulis hanya melakukan perekaman menggunakan peralatan yang
telah dipersiakan pada saat pra produksi.

Sistem yang digunakan penulis yaitu merekam secara langsung, merupakan teknik
pengambilan suara secara langsung ketika pengambilan gambar dilaksanakan, dengan begitu
suara yang terekam diperkuat oleh gambar dan suasana yang muncul pada saat produksi
berlangsung. Biasanya penulis akan mendapatkan kelemahan seperti adanya suara yang tidak
diinginkan muncul dengan kerasnya, noise masuk pada saat produksi berlangsung di lokasi yang
tidak dapat dicegah ataupun di kendalikan. Tetapi, penulis akan melakukan usaha maksimal dan
cermat, selalu menjaga jarak boom mic dengan pemeran agar tidak terlalu jauh dan tidak terlalu
dekat. Hal itu berupaya agar suara yang didengar tetap stabil.

Penulis melakukan beberapa tahap sebagai penata suara yang harus diperhatikan dan diperlukan :
1. Monitoring level suara, dan memberikan isyarat bahwa penulis siap dalam melakukan
perekaman.

Penulis telah menyimpulkan pada saat produksi berlangsung, penulis akan mengatur tingga
atau rendahnya level pada tombol volume lalu mendengarkannya. Untuk tingkatan volume
audio yang direkam dapat dilihat pada alat rekam zoom recorder. Setelah melakukan
pengecekan pada level suara dan volume audio, penulis memberikan isyarat pada saat
sutradara mengucapkan “Audio” lalu penulis akan menjawab “Speed” yang berarti audio
telah siap merekam zoom H4n dan boom mic.

2. Meningkatkan kualitas

Penulis menyimpulkan di tingkatkan adalah kualitas pada suara, karena suara yang
bersumber dari alat zoom recorder dan boom mic dapat menghasilkan suara yang natural,
beda dengan suara dari kamera karena kamera tidak berfokus kepada suara, sedangkan
boom mic berfokus tepat di atas para pemain, sehingga suara pemain terdengar lebih jelas
dalam artikulasi dialog-dialognya.

3. Merekam beberapa suara yang dibutuhkan

Setelah melakukan peningkatan kualitas suara, selanjutnya penulis akan melakukan


perekaman suara yang dibutuhkan seperti dialog para pemain, ambience suasana di setiap
scene dan beberapa suara efek yang mendukung dibeberapa tempat.

4. Memastikan semua perangkat audio berjalan dengan lancar.

Penulis akan melakukan pengecekan ulang dari beberapa audio yang teklah masuk kedalam
folder penyimpanan zoomrecorder dan memastikan bahwa semua baik dan berjalan lancar
disetiap audio yang telah disimpan.

5. Merapihkan dan kembali memeriksa peralatan setelah shooting.

Penulis akan merapihkan nomor audio yang selanjutnya akan dimasukkan kedalam report
audio agar tersusun sesuai urutan slate atau nomor urut. Selanjutnya penulis melakukan
pemeriksaan peralatan setelah shooting untuk di simpan kembali kedalam tempat. Dan
penulis tidak lupa menyimpan folder audio-audio dengan memasangkan SD card dan
menyimpan audio yang terekam kedalam komputer atau laptop.
Pada tahap produksi, penulis menyimpulkan bahwa penata suara bertugas untuk merekam secara
langsung pada saat produksi dimulai, agar terciptanya mood para pemeran saat melakukan
produksi.

2.7.3 Pasca Produksi


Setelah tahapan produksi selesai, penulis melakukan tahapan selanjutnya yaitu pasca
produksi. Menurut Mahbruri (2013:8) “Pasca produksi dengan istilah lainnya post production
adalah tahapan akhir dari sebuah proses rangkaian pembuatan karya visual, dalam hal ini penulis
mengaitkannya dengan program acara televisi, baik News, Drama dan Non Drama”.

Pada tahapan pasca produksi, penulis bersama sutradara dan editor, akan melihat hasil
video yang sebelumnya di simpan dan kemudian masuk ke tahap edit, dan penulis memberikan
music, ilustrasi music dan soundeffect kepada editor sesuai dengan yang diperlukan untuk
dimasukkan ke dalam video. Selain itu penulis bersama sutradara juga dapat membuat dan
menentukan lagu atau instrument yang akan digunakan sebagai soundtrack atau backsound yang
dapat dinikmati oleh penonton dalam film pendek ini.

Memahami dan mengerti dalam fungsi music dan efek-efek suara menurut Kusumawat, dkk :
1. Musik merupakan suatu bagian terkuat dalam sebuah program dan dapat berkontribusi besar
untuk kelangsungan sebuah program.
a. Scoring music adalah hasil kerjasama antara sutradara dan composer music. Musik
scoring pada sebuah film adalah suatu hal yang akan menambah feel deep film tersebut.
Dengan music maka kita bisa mengetahui pada waktu kapan dan dimana setting film itu.

b. Musik ilustrasi adalah music latar yang mengiringi aksi selama cerita berjalan. Musik
latar tersebut sering berupa music tema, Musik tema membentuk dan memperkuat
mood, cerita, serta tema utama film. (Prastista, 2008:154)

c. Musik intro sebagai pembangun suasana awal. Musik tersebut harus di sesuaikan
dengan suasan drama yang di produksi.

d. Smash merupakan titik berat dalam music, tidak harus pendek tapi tidak harus kasar dan
keras. Contoh smash music romantic, ketegangan, dan lain-lainnya.

e. Original soundtrack adalah lagu yang diciptakan khusus untuk satu judul film. Lagu ini
sebagai ciri khas film tersebut. Jenis music, lirik, dan tema lagu biasanya disesuaikan
dengan cerita film yang di produksi

2. Sound Effect adalah music yang dibuat atau diciptakan untuk mendukung suasana adegan.

Jenis soundeffect :

 Natural atau asli


 Buatan atau artificial
 Kombinasi asli atau buatan

Jenis soundeffect berdasarkan sumber suara :


 Manusia (individual, group, masal)
 Binatang
 Alam (ombak, angin, halilintar, dan lain-lainnya)
 Lingkungan social (suara pabrik, kendaraan bermotor)
 Benturan benda (pintu dibanting)

Berikut beberapa yang harus diperhatikan sebagai penata suara pada saat pasca produksinya dari
buku Kusumawati, dkk (2017: 129) :
 Mendampingi editor untuk memilih audio yang tepat.
 Membantu editor untuk memilih dan menempatkan pemisahan antara soundeffect dan
sumber suara asli.
 Membantu editor untuk menepatkan backsound, tema lagu, dan scoring music yang
tepat.
 Menganalisa hasil akhir game.
 Mengevaluasi hasil perekaman suara.

Penulis menyimpulkan pada tahap pasca produksi semua konsep yang sudah dibuat pada saat
produksi selanjutnya disatukan ke tahap ini. Penulis pun harus melakukan pengecekan kembali
pada audio yang telah direkam dan penulis harus peka terhadap suara noise, sehingga
mendapatkan hasil yang maksimal.
2.7.4 Peran dan Tanggung Jawab
Dalam peranan dan tanggung jawab pada produksi ini penulis sebaiknya memahami dan mengerti
peran dan tanggung jawab sebagai seorang penata suara menurut Kusumawati, dkk (2017 : 126)
dan kesimpulan tambahan dari penulis :

1. Bertanggung jawab terhadap kualitas audio baik secara teknis maupun non teknis.
2. Memahami instalasi jaringan distribusi audio secara teknis dan dapat mengatasi apabila
terjadi gangguan.
3. Mengetahui karakter mic dan peralatan audio lainnya. Dan mempersiapkan peralatan
audio yang dibutuhkan.
4. Berkoordinasi dengan program director atau produser dan rekan kerja lainnya selama
proses produksi berlangsung.
5. Mengoperasikan mixer audio dengan baik dan profesional.
6. Mendampingi editor bersama sutradara pada saat pembuatan ilustrasi music, sound
effect, backsound pada tahapan editing.
2.7.5 Proses Penciptaan karya

A. Konsep kreatif

Setelah penulis naskah membuat naskah dan disetujui oleh produser serta sutradara yang
kemudian dibaca, dipelajari, dan dipahami oleh penulis, saat itu penulis membayangkan sebuah
konsep pada penataan suara yang mudah didengarkan dimana film yang berjudul “The Love
Wall” ini ditunjukkan untuk remaja. Sehingga penulis membuat konsep audio yang menarik dan
sesuai dengan tema yang dapat membuat penonton terbawa kedalam suasana yang tergambar di
film tersebut. Penulis pun menambahkan beberapa soundeffect, backsound, ilustrasi.

Konsep audio genre romance-drama sesuai dengan naskah menggunakan beberapa instrument
yang membawa suasana romantika dan beberapa music instrument untuk drama yang mendukung
penonton dapat merasakan pergantian suasana hati.

B. Konsep Produksi

Dalam produksi tugas film pendek ini, penulis bertanggung jawab mulai dari alat yang
berhubungan dengan pengambilan atau perekaman, penyimpanan suara, dan mengatur letak
boom mic dengan pengaturan zoom recorder yang diatur sebelum adegan dimulai. Pada tahap ini
juga penulis bekerja sama dengan sutradara dan penyunting gambar membicarakan konsep yang
akan digunakan untuk membawa penonton terbawa suasana di dalam film pendek “The Love
Wall” ini.

C. Konsep Teknisi

Pada tahap produksi penata suara menggunakan zoom H4n dan boom mic sebagai alat
pengambilan atau perekaman suara. Alasannya penulis menggunakan boom mic dan zoom H4n,
selain flexible, suara juga terdengar jernih dan asli. Penulis tidak memungkinkan untuk
menggunakan micinternel pada kamera. Dimana mic dapat menangkap suara dari segala arah.
Dan boom mic digunakan agar dapat memilih suara-suara yang diinginkan oleh penulis, editor
serta sutradara.

2.7.6 Kendala dan Solusinya


Pada tahap ini kendala dalam shooting mulai dari konsep sampai pasca produksi tentu
tidak selalu sesuai dengan yang diharapkan. Kendala produksi sudah tidak lagi menjadi sebuah
hal yang mustahil dan karena itu sebuah pembentukan untuk semakin terpacu kemajuan dalam
proses, tentu akan menjadi pembelajara dan pengalaman yang sangat berharga bagi semua pihak.

Kendala pada ide cerita yang berubah-ubah membuat lambatnya penyelesaian, solusinya
adalah semua tim bekerjasama aktif dan membantu penulis naskah dalam menyelesaikan naskah.

Kendala kekurangan anggota tim, solusinya adalah meminta teman untuk membantu
proses produksi.

Kendala penata suara pada saat shooting diluar ruangan, karena banyaknya suara yang
tidak diinginkan terakam. Solusinya adalah, boom mic diberi jarak tidak terlalu jauh dan tidak
terlalu dekat pada pemeran agar suara yang dihasilkan terdengar jelas dalam pengucapan
dialognya.

Kendala lainnya, seperti clip on yang tidak berfungsi dengan baik. Saat dilakukan
penegcekan clip on tersebut bersuara kecil dan terkadang hilang atau tidak ada satupun suara
yang masuk.

2.7.7 Lembar kerja Tata Suara


 Konsep Tata Suara
Pada tahap konsep, penulis melakukan perencanaan dalam sebuah konsep
pengambilan sampai pada tahap pembuatan suara yang akan menjadi bagian penting
dalam suatu film. Film pendek yang telah disetujui oleh Produser adalah kisah tentang
dua orang remaja yang saling menyukai namun terhalang oleh perbedaan Agama, film
pendek ini berjudul ‘The Love Wall’. Penulis pun membayangkan suatu soundeffect
dramatis sebagai pemanis untuk suasana hati genre drama romance dan beberapa
instrument yang mendukung.

Penulis melakukan beberapa tahap dalam produksi pembuatan film ini. Berikut tahap-
tahap yang penulis lakukan :

 Pembedahan naskah
 Melakukan riset dan survey tempat.
 Membuat data alat yang diperlukan.
 Hunting peralatan yang diperlukan.
 Pasca produksi.

SPESIFIKASI AUDIO

 Microphone 3.5 Clip On Mic


Type : Hi-Quality Microphone
Panjang Kabel : 150cm
Konektor : Port 3.5 mm TRRS
 Zoom H4N

Type : Digital Voice Recorder


Supported Digital Audio Standar : WAF, PCM, MP3
Included Accessories : Memory Card, USB, Microphone Clip
Battery : Rechargeable Batteray
Sound Output Mode : Mono
Supported Bit rate : 32 Bps
Built in Display : LCD
Diagnosal Siza : 1.9”m
Resolution : 128 x 64
Nominal Output Power : 400 Mw
Input Impedence : 8 ohm
 Boom Mic

Type : Senheiser MKH-416

Manufacture : Rode
Shipping Weight : 290

Product Dimensions :

- Weight : 9.40

- Length : 19.60

- Height : 6.50

Include :

- Mic Sennheiser MKH-416

- Pistol Grip

- Windshield Bakset

-Windscreen Wool

- Stick Boom/Boom Pole

- Audio Cable 15 Meter

 Handphone : OPPO A53

Digunakan sebagai perekaman ambience atau tambahan pada saat waktu yang tidak dapat

ditentukan/dadakan sehingga harus melakukan perekaman melalui handphone penulis.

 Earphone : No Merek

Digunakan sebagai alat membantu pendengar suara yang bersumber dari boom mic dan terekam

ke zoom recorder

AUDIO TREATMENT

Production Company : BSI Production Produser : Alfia Nuramalia

Project Title : Destiny Director : Ilham Malik

Durasi : 15 menit Tata Suara : Tri Handani

NO SCE SCRIPT EQUIP VOLLEY MUSIC / SOUND ATMOS

NE MENT ILUSTRASI EFFECT PHERE

SCORING
1 1 EXT. Lorong Café - Malam Boom Original Sepi

Pada malam hari, sekitar pukul mic Scoring –

7 malam Rama, Liana dan Daydream

Andrew sepakat untuk janjian

bertemu di caffe. Tetapi

Andrew menuju caffe lebih

awal bersama Rama.

Andrew : Bro, gimana

kabarnnya?

Rama : Syukur alhamdulillah,

sehat nih kak

Andrew : Sorry ya, gue

nyuruh lu datang lebih awal.

Karena gue mau

menyampaikan beberapa hal

penting dalam hubungan lu

sama Liana

Rama : Iya kak, aku siap

denger

Andrew : Gue sebagai kakak

ingin bilang, pertama semoga

kedepannya hubungan kalian

kedepannya selalu lancar dan

baik-baik aja. Kedua gue akan

percayakan Liana sama lo

dalam kehidupan rumah


tangga kalian. Ketiga tolong

jaga Liana baik-baik, karena

gue sebagai kakak sayang

banget sama dia. Keempat jaga

rumah tangga kalian sebaik-

baiknya.

Rama : Iya kak, aku memang

sayang dan cinta banget sama

Liana. Dan aku akan

laksanakan pesan kakak

dengan sepenuh hati.

Andrew : Yaudah, gue selalu

mendoakan yang terbaik untuk

kalian.

2 2 INT. Café - Malam Clip On Suara Original Lumayan

Setelah berbincang dengan alunan Score - Open ramai

Andrew, Rama menghampiri music dari My Mind

Liana yang sudah duduk di speaker

caffe, Rama menyatakan Café

keseriusannya kepada Liana.

Rama : Maaf ya, kamu udah

lama ya disini?

Liana : Iya gapapa, kamu

kenapa tumben ngajak aku

ketemuan?

Rama : Ada sesuatu yang


ingin aku sampaikan

Liana : Apa tuh? Kayanya

serius banget

Rama : ( mengeluarkan cincin

) Lia, maksud aku ajak

ketemu, aku ingin hubungan

kita ke jenjang yang lebih

serius. Lia, apakah kamu mau

menikah denganku?

Liana : Ram, kamu serius?

Rama : Iya Lia, aku serius

sama kamu. Jadi gimana Lia?

Liana : (gugup dan terharu) i-

iya Ram, aku mau.

Kemudian Rama mengajak

Liana untuk mengenang

kembali kisah awal pertemuan

mereka

Rama : Beib, kamu inget ga

waktu awal kita ketemu?

3 3 EXT. Parkiran Kampus – Clip On Sepi

Siang

Di parkiran kampus dengan

suasana yang sudah sepi. Pada


saat Rama dan Rio ingin

pulang, tiba – tiba Liana

menghampiri Rio dan Rama

untuk mengembalikan buku

yang dipinjam.

Liana : Kak, ini buku lo gue

balikin. Makasih ya

Rio : Lo udah selesai baca,

Lin?

Liana : udah dong, kalo belum

ga mungkin gue balikin. Btw

gue balik duluan ya, bye.

Setelah Liana meninggalkan

Rio dan Rama , Rama pun

menanyakan tentang Liana

kepada Rio.

Rama : Siapa tuh ri?

Rio : Itu adik tingkat kita,

namanya Liana. Gue udah

kenal dia dari SMA, kebetulan

dia adik kelas gua juga.

Rama : Cantik ri, kenalin ke

gue dong.

Rio : Usaha sendiri dong.

Rama : Nanti juga lo kaget,


gue udah sama Liana.

Rio : Dari pada kebanyakan

ngehalu, mending kita balik

aja Rama : Yaudah ayo

4 4 INT. Café – Sore Boom Sepi

Di suasana caffe yang sedang Mic

sepi, Liana sedang duduk

sambil menikmati secangkir

coffee. Tak sengaja Rama

datang menghampiri Liana

yang sedang duduk sendiri.

Rama : Liana?

Liana : Iya kak. Oh kakak

yang kemarin sama kak Rio

diparkiran ya?

Rama : Iya benar. Kenalin gue

Rama. Sebenernya kemarin

gue pengen ngajak lo ngobrol

tapi kayaknya lo lagi buru –

buru.

Liana : Mumpung sekarang

kita ketemu, yaudah yuk kita

ngobrol kak.

Rama dan Liana berbincang

dengan seru. Tak terasa waktu


pun cepat berlalu. Rama

mengajak Liana untuk pulang

bersama.

Rama : Udah malem nih, lin

pulang bareng yuk?

Liana : Gausah kak, gue

pulang sendiri aja.

Rama : Udah deh jangan

bawel, yuk gue anterin.

Liana : Yaudah deh, yukk.

5 5 EXT. Gerbang Rumah – Boom Suara Original Sepi

Malam Mic mesin Score – One

Setelah Liana menerima motor di To Ten cute

tawaran Rama untuk pulang matikan version

bareng kini mereka telah

sampai digerbang rumah

Liana.

Liana : Kak, makasih ya udah

nganterin gue pulang

Rama : Iya sama – sama.

Udah sana lo masuk, udah

malem. Oh iya , seandainya

nanti gue mau ngajak lo jalan

lagi, gue hubungin kemana ya?

Liana : Ya ke nomor gue lah


Rama : Kan gue belum punya

nomor lo, berarti boleh dong

gue minta nomor lo.

Liana : Boleh kak, mana sini

hp lo biar gue yang ketik

sendiri.

Rama : Oke, thanks ya lin,

jadi gak sabar nih mau ngajak

jalan lagi.

Liana : ( tersenyum )

Rama : Yaudah udah malem

nih, gue pulang ya

Liana : Yaudah, hati-hati yah

6 6 INT. Ruang Tamu – Pagi Boom Original Sepi

Keesokan harinya saat Liana Mic Score -

selesai sarapan, Andrew Suspense

mendatanginya untuk

berbincang dan menanyakan

tentang orang yang mengantar

Liana semalam.

Andrew Dek, semalam kamu

diantar sama siapa?

Liana sama teman kak

Andrew Temen dari mana?,

kenapa kakak baru liat

Liana Iya iyalah baru liat, kan


temen campus. Tapi kebetulan

dia kakak tingkat aku.

Andrew Kamu jangan

sembarangan berteman sama

orang ya dek, soalnya kakak

gak mau kamu salah pergaulan

Liana Apa sih kak, aku bukan

anak kecil lagi yang harus

diatur-atur sama kakak

Andrew Asal kamu tau yaa,

tugas seorang kakak itu

menjaga adiknya. Jadi kakak

perlu tau lingkungan pergaulan

kamu

Liana (pergi meninggalkan

Andrew) udah lah, aku males

debat sama kakak. Udah telat

juga ke campus

Andrew (berdiri dan

berteriak) Liana, kakak belum

selesai ngomong yah

7 7 INT. Campus – Siang Clip On Original Sepi

Di suasana yang sepi setelah Score – One

kelas selesai, Rama To Ten

menghampiri Liana yang comedy vers

berada di depan kelasnya.

Disana Rama ingin mengajak


Liana untuk pulang bersama.

Rama Lin,pulang bareng yuk

Liana Emangnya gak

ngerepotin kak?

Rama Santai aja, kita kan

searah

Liana Boleh deh, yuk kak

Rama Eh btw, hari ini kamu

ada tugas gak?

Liana Ada kak, tapi Cuma

sedikit

Rama Gue bantuin yuk

Liana Emang ngerti? masih

inget mata kuliah ini?

Rama (tertawa) Inget dong, lo

jangan raguin gue deh

Liana (tertawa) Yaudah kalo

masih inget, gue malah seneng

ada yang bantuin

8 8 INT. Teras Rumah – Sore Boom Original Sepi

Mic Score -

Setelah Liana menerima Daydream

tawaran pulang bersama dan

setelah selesai mengerjakan

tugas, kini mereka telah

sampai di teras rumah Liana


dengan suasana yang sepi.

Liana Kak, makasih ya udah

bantuin ngerjain tugas aku

terus nganterin pulang

Rama Iya, sama-sama

Andrew (membuka pintu)

Kenapa baru pulang?, masuk

sana. Kakak mau ngobrol

sama temen kamu

Rama Iya kak, ada apa ya

kak?

Andrew Deket sama Liana

dari kapan? Udah lama?

Rama Kebetulan baru kenal

kak

Andrew Tapi gue liat-liat

udah beberapa hari ini lo

sering nganterin adek gue

pulang. Lo ada hubungan apa

sama adek gue?!

Rama (tertawa) Kita temenan

kok , tapi kali aja nanti bisa

jadi lebih dari teman

Andrew Untuk saat ini, cukup

gue aja yang jagain Liana

tanpa bantuan lo
9 9 INT. Cafe – Sore Clip On Original Sepi

Setelah perdebatan antara Score –

Andrew dan Rama beberapa Maybe It’s

hari yang lalu, akhirnya You

Andrew mengajak Rama untuk

bertemu lagi di sebuah caffe.

Kini mereka telah sampai di

caffe dengan suasana sedikit

sepi.

Andrew (memanggil Rama

sambil mengangkat tangan)

Bro, sebelah sini

Rama (menghampiri Andrew)

Eh iya kak

Andrew Jadi tujuan gue

ngajak ketemuan disini, gue

mau nyampein beberapa hal.

Gue pengen tau, lo akan serius

sama adek gue ga?

Rama Iya kak, saya akan

serius sama Liana, dan saya

memang suka sama Liana.

Saya pun sudah ada rencana

untuk kedepannya untuk

melamar Liana

Andrew Kalo boleh tau agama


lo apa?

Rama Saya muslim kak.

Emang ada apa ya?

Andrew Yaudah kalo gitu,

gue akan izinkan hubungan

kalian dan semoga akan selalu

baik kedepannya

Rama (menjabat tangan

Andrew) Alhamdulillah,

makasih kak

10 10 INT. Café – Malam Boom Original

Setelah mengingat-ingat Mic Score – Nice

perjalanan masa lalu mereka, To Love You

kini Rama dan Liana menjalin

hubungan yang lebih serius

dan akan segera menikah.

Rama & Liana (tertawa)

Rama Ternyata perjalanan

cerita kita seru juga ya sayang

Liana Iya, nanti bisa jadi

cerita untuk anak-anak kita

VO Liana

Seperti itulah kisah ku dan

Rama, Panjang dan sedikit

rumit. Semenjak mengenal


Rama aku jadi tau tentang

banyak hal yang belum pernah

aku tau sebelumnya, dia juga

sangat perhatian dan sangat

menjagaku bahkan sebelum

kita memiliki hubungan. Aku

harap hubungan kita akan terus

bersama hingga maut

memisahkan kita

2.8 Proses Kerja Penyutingan Gambar


Pengerjaan kegiatan pasca produksi ini dikerjakan dengan menggunakan media editing
menggunakan perangkat software Adobe Premiere Pro Cc 2019. Konsep editing yang ditawarkan adalah
Continuity editing dan cut to cut. Adanya proses pengerjaan editing menyatuhkan gambar dan menyusun
cerita menjadi utuh, materi yg sudah di ambil pada saat produksi.
Menurut Himawan pratista (2017:169) Dalam definsi editing pada tahap produksi adalah proses
pemilihan serta penyambungan gambar-gambar yang telah di ambil. Sementara editing setelah filmnya
selesai (siap ditonton) adalah teknik teknik yang di gunakan untuk menghubungkan tiap shot-nya.
Menurut Himawan Pratista (2017:169) menjelaskan bahwa ”Editing Video adalah proses
pengambilan gambar yang telah selesai, Setelahnya produksi memasuki tahap editing. Dalam tahap ini,
shot-shot yang telah di ambil,dipilih,diolah,dan dirangkai hingga menjadi satu rangkaian kesatu rangkaian
yang utuh”.
Proses editing memilih atau penyunting gambar dari hasil shooting dengan cara memotong-
motong (cut to cut), kemudian menggabungkan gambar-gambar tersebut menjadi satu kesatuan video.
Lebih lanjut lagi, kita akan menambahkan judul (title). Efek, motion grafis, memberikan transisi pada
perubahan waktu dan tempat , dan lain sebagainya.
Untuk menjadi seorang Penyunting gambar Short Movie Drama Romance “Destiny”, pada
awalnya penulis termotivasi oleh rasa ingin tahu yang besar akan suatu proses pembuatan karya audio
dan visual dari shot-shot yang tidak beraturan menjadi suatu cerita yang menarik dan memiliki alur
melalui sebuah proses editing. Dalam mempelajari editing tidak hanya dikhususkan untuk seorang
penyunting gambar saja, tetapi juga dianjurkan kepada setiap tim produksi untuk memahami konsep dan
proses editing.

2.8.1 Pra Produksi


Tahap pra produksi merupakan tahap yang sangat penting dalam proses pembuatan suatu karya
audio visual, karena dengan adanya tahap pra produksi inilah suatu konsep ide atau perencanaan dasar
diciptakan, dan keberhasilan tahap produksi dan pasca produksi tergantung dari kesiapan dan kematangan
konsep di tahap pra produksi. Tidak heran jika tahapan pra produksi membutuhkan waktu dan kesiapan
yang cukup lama.
Di dalam tahap pra produksi ini para tim produksi yakni Sutradara, Produser, dan Penulis
naskah ,merumuskan konsep atau ide cerita yang akan dibuat. Pada tahap ini pula penulis sebagai editor
diharapkan dapat mengambil bagian guna memberi masukan kepada sutradara dalam mengkonsepkan
gaya pengemasan karya audio visual yang akan dibuat.
Pada tahap ini, penulis sebagai penyunting gambar sudah harus merencanakan untuk pada tahap
pasca produksi nantinya. Hal itu yang akan penulis coba terapkan proses pembuatan Short Movie
Drama Romance “‟Destiny” . Penulis sebagai penyunting gambar beserta tim produksi mulai melakukan
pemilihan ide dan cerita yang akan dijadikan sebagai Tugas Ujian Akhir. Akhirnya setelah melakukan
diskusi, penulis beserta tim produksi sepakat untuk memilih skenario dengan judul “‟Destiny” yang
telah dibuat oleh team produksi,merencanakan dan merncang skenario atau alur cerita.
Tidak sampai disitu saja, skenario yang telah dipilih pun terus mengalami perubahan kearah yang
lebih baik seiring berjalannya waktu pada tahap pra produksi ini. Dengan tujuan agar mendapatkan hasil
yang lebih baik penulis produser dan tim produksi selalu melakukan diskusi dalam mengambil keputusan,
sehingga nantinya dapat tercipta visi dan misi antara penulis dan tim produksi.
Penulis beserta tim produksi melakukan hunting lokasi dan menentukan bloking camera. Setelah
mendapatkan lokasi sesuai dengan tuntutan skenario, penulis sebagai editor bersama sutradara dan penata
kamera ikut terjun untuk membahas konsep pengambilan gambar. berdasarkan pada director treatment
yan telah dibuat oleh sutradara. Setelah director treatment telah disepakati lalu penulis beserta sutradara,
penulis naskahh, produser , sutradara dan penata kamera mengadakan casting pemain dengan tujuan
untuk mendapatkan pemeran yang dapat mencerminkan karakter yang sesuai dengan tuntutan skenario.
Setelah mendapatkan karakter yang cocok untuk Short Movie Drama Romance “Destiny” penulis
beserta tim produksi melakukan reading talent dan rehearsal dengan tujuan untuk memudahkan
berjalanya produksi, blocking talent, dan blocking cahaya. Secara tidak langsung hal ini pun memberikan
gambaran secara visual kepada penulis mengenai shot-shot maupun urutan adegan konsep yang akan
diambil pada tahap produksi nantinya.
Sebelum melangkah ke tahap produksi, penulis beserta tim produksi diwajibkan untuk
mengajukan proposal, lengkap dengan skenario kepada Bapak M. Ismail Alif, Drs, M.M selaku dosen
pembimbing, yang akhirnya menyetujui dan mengizinkan penulis dan tim produksi untuk melakukan
produksi.

2.8.2 Produksi
Di tahap ini , Sebagai seorang penyunting gambar mengawasi proses pengambilan gambar dan
mengingatkan sutradara jika ada shot-shot yang terlewat atau bahkan melenceng dari konsep yang telah
disepakati yang pada akhirnya akan menyulitkan penulis pada saat pasca produksi nanti. Memperhatikan
continuity atau keserasian gerak dan akting para pemain , karena penulis dan tim produksi termasuk
penata kamera menggunakan Multi camera yang mengharuskan adanya pengulangan adegan beberapa
kali. Oleh karena itu, continuity gambar harus dijaga agar dalam tahap pasca produksi yang sebagian
besar menggunakan metode continuity dan cut to cut agar tidak terdapat gambar yang jumping.

2.8.3 Pasca Produksi


Pada tahap ini seorang penyuting gambar melakukan tanggung jawab dengan besar menyusun
materi yang sudah di berikan para tim produksi, memilih gambar dan shoot merangkai cerita yang sudah
di konsep hingga menjadi utuh, pada saat pekerjaan pasca produksi seorang sutradara menemani
penyunting gambar dari bahan materi yang mentah
Pada tahap awal penulis penyunting gambar penulis meriview materi yang ingin di masukan
kedalam time-line menjait video dan mendiskusikan kepada sutradara shoot yang harus di pakai sesuai
dengan konsep pada saat produksi, pada saat bekerjanya editing konsep yang sudah di terapkan pada saat
pra dan produksi pada akhirnya merubah konsep, di karnakan ada berapa shot yang kurang dan akhirnya
sutradara dan punyuting gambar merubah cerita konsep pra dan produksi sehinggal ke janggalan gambar
atau shoot yang di ambil ubah .
Dalam hal ini peranan penulis penyunting gambar dibutuhkan untuk menggabungkan shot atau
scene per scen hingga menjadi subah tujuan acara program tugas akhir . Peranan editor di sini juga
merupakan proses paling akhir dalam pembuatan suatu karya audio visual. Dalam proses ini editor
memegang peranan penting dalam penyusunan gambar hingga menjadi satu kesatuan cerita yang utuh
dan sesuai dengan cerita yang diinginkan.

2.8.4 Peran dan Tanggung Jawab


Peran dan tanggung jawab penyunting gambar suatu perose pemilihan shoot dan menyusun
sebuah rangkaian bahan audio visual hingga menjadi satu cerita yang utuh seorang penyunting gambar
menurut penulis pada umumnya penyunting gambar harus memahami keseluruhan cerita yang di sajikan
sebelum dia melakukan proses editing memahami tema,plot/alur,komposisi dan lain lain, yang harus di
ambil kedalam tim-line kerja editing.
Penyunting Gambar adalah orang yang bertugas membentuk kembali struktur Naratif sebuah
cerita dengan cara menyambung shot demi shot sesuai dengan skenario. Seorang editor bertanggung
jawab dalam menentukan sistem kerja yang akan diterapkan selama proses paska produksi berlangsung.
Menentukan susunan shot yang akan digunakan dengan mendiskusikannya kepada sutradara. Dan
seorang editor juga bertanggung jawab penuh atas penyelesaian hasil akhir suatu karya audio visual.
Pada tahap pra produksi penulis diharapkan sudah merencanakan dan merancang konsep editing,
melakukan pemilihan alat yang akan digunakan pada tahap pasca produksi serta menganalisa skenario
mengenai konstruksi dramatiknya. Penulis juga mengembangkan ide dalam perencanaan tahapan
produksi nanti.
Pada tahap produksi penulis berperan dalam memberikan masukan kepada sutradara mengenai
langkah yang akan diambil. Mampu memecahkan masalah atau memberikan solusi ketika menghadapi
masalah dalam proses produksi. Mengingatkan sutradara apabila ada sesuatu yang terlewatkan dari
konsep yang telah direncanakan. Penulis juga memberikan saran kepada sutradara untuk membuat
beberapa shot tambahan jika materi yang telah ada, dinilai belum dapat merealisasikan gagasan-gagasan
sutradara. Membuat laporan time code untuk proses shooting (terlampir di lembar kerja).
Pada tahap pasca produksi, penulis menggabungkan shot yang merupakan bagian terkecil dari
sebuah karya audio visual hingga menjadi sebuah scene atau adegan, yang kemudian disusun menjadi
sebuah sequence terangkai dengan baik.
Maka terbentuklah suatu karya audio visual yang utuh.Penulis sebagai editor mencari hubungan
dramatik dari setiap shotnya, sehingga kesan, emosi, serta dampak sosial dari sebuah karya audio visual
dapat tersampaikan.

Penulis sebagai editor bertanggung jawab penuh atas hasil akhir suatu karya audio visual dan
menentukan susunan shot yang akan digunakan dan mendiskusikannya dengan sutradara. Selain itu
penulis harus mampu menangkap dan memahami gagasan sutradara dan merealisasikan gagasan-gagasan
tersebut.

2.8.5 Proses Penciptaan Karya


Disini penulis bertugas sebagai penyunting gambar , penulis mau menerima tugas ini dikarenakan
penulis sendiri tertarik pada bidang ini, dan kebetulan penulis di kelompok ini dipercaya menjadi editor.
Pengalaman penulis di bidang editing masih belum cukup banyak, tetapi saya yakin bahwa semua
merupakan suatu proses. Maka rasa ketertarikanlah yang mendasari penulis untuk terus mencoba belajar
memahami tentang teknik pembuatan karya audio visual, dan memahami cerita yang sudah di buat oleh
sutradara

A. Konsep kreatif

Untuk membuat karya audio visual menjadi lebih, penulis sebagai editor mencoba memilih
soundtrack yang menarik menegangkan dan ilustrasi musik yang sesuai dengan adegan-adegan pada
Drama televisi ini. Penulis juga menggunakan transisi film dissolve dan dip to black serta memberi
sentuhan suara. Hal ini penulis lakukan dengan tujuan agar penonton dapat merasakan sisi romantic dari
film tersebut yang di rasakan oleh para tokoh.Dalam beberapa adegan, seperti adegan ketika tokoh sedang
di sebuah cafe, penulis banyak menggunakan perpindahan tempat masing-masing tokoh ditempat yang
berbeda agar penjelasan cerita dapat memberikan suasana menegangkan dan tidak membosankan di akhir
cerita.

B. Konsep Produksi

Dalam pembuatan Drama Romance “‟Destiny” ini, tim produksi terdiri dari delapan orang
termasuk penulis sendiri yang bertugas sebagai editor. Dalam melakukan proses produksi, tugas seorang
editor memang belum maksimal. Namun dikarenakan jumlah tim produksi yang terbatas maka untuk
membantu kinerja pada saat produksi penulis merangkap sebagai pencatat adegan dan clipper.

Untuk membuat hasil editing yang sesuai dengan konsep kreatif, maka penulis menggunakan
software Adobe Premiere Pro CC 2019 Hal ini dipilih karena dalam software ini dibutuhkan dalam
pembuatan Drama televisi ini.Selain itu software ini juga dapat menghasilkan gambar yang lebih baik
dari pada software lainnya.

Pelaksanaan Atau Teknik Editing

1. Off Line

Proses ini adalah tahapan awal bagi seorang editor, dimana editor mulai melakukan proses editing dari
bahan baku yang masih bersifat kasar sampai proses fine cut (menyusun atau merapikan gambar).

2. Preview Screening

Pada tahap ini penulis sudah menerima keseluruhan materi shooting berupa memori kamera kemudian di
pindahkan ke laptop penulis setelah ditonton bersama dengan sutradara scane per scanenya. Hal ini
dimaksudkan agar penulis mengenali semua bahan baku yang didapat, dari shot yang di nilai baik,
pilihan, maupun tidak baik. Selain itu juga untuk menilai hasil kerja rekan satu tim dalam proses
produksi.

3. Capture

Di tahap ini editor melakukan pemindahan gambar atau transfer file video hasil rekaman yang masih
berbentuk memori kemudian di pindahkan ke laptop penulis sehingga menjadi bentuk digital dengan
format video MOV, untuk selanjutnya masuk ke dalam tahap proses penyuntingan gambar atau editing.

1. Logging picture

Dalam tahap ini seorang editor melihat catatan atau menyesuaikan shot-shot berdasarkan laporan time
code agar nantinya juga dapat memudahkan seorang editor untuk memilah shot-shot yang sesuai dengan
laporan time code, dan sesuai dengan kebutuhan scenario.

2. Assembling
Pada tahap ini, editor mulai menyusun dan menyambung setiap shot berdasarkan urutan scene pada
skenario. Tapi penyambungan yang dilakukan masih sangat kasar dan masih menggunakan durasi yang
sebenarnya.

3. Rough Cut

Pada tahap ini, editor Melakukan penyusunan pertama sebuah film yang dipersiapkan penyuting dari
ambilan (take) sesuai dengan urutan dalam sekenario,tapi kesempurnaan tempo/ritme dan editing itu
sendiri masih harus dikerjakan pada tahap berikutnya, Lalu memilih shot-shot yang dianggap sudah
mewakili apa yang diinginkan atau dibutuhkan skenario dari sekian banyak shot yang nantinya untuk
disusun.

4. Fine Cut & Triming

Pada tahap ini editor mulai melakukan pemotongan dan penghalusan gambar yang sudah tersusun rapih.
Editor kemudian merapikan setiap potongan antar shot yang masih kurang baik atau mengganggu. Dalam
tahap ini editor juga memberikan efek–efek atau transisi sebagai penyambungan atau perpindahan shot
dan scene.

Tujuan dari tahap ini adalah agar alur cerita tersusun baik dengan insert shot yang tepat.

5. On Line

Online editing adalah proses editing ketika penulis mulai memperhalus hasil off line, memperbaiki
kualitas hasil dan memberi tambahan transisi serta effect khusus yang dibutuhkan.

6. Colour Grading

Setiap gambar yang telah selesai di edit perlu dikoreksi warnanya agar didapat persamaan warna, karena
bukan tidak mungkin pada saat produksi berlangsung ada kendala pencahayaan yang akhirnya
mempengaruhi warna dalam gambar.

7. Titling

Ini tahap untuk memberikan title, editor menggunakan software pendukung yang dibutuhkan editor dan
yang sudah tersedia pada media editing yang digunakan Adobe Premier CC 2019, dan audio
menggunakan boom mic berkaitan dengan proses audio dan juga memberi credit tittle didalamnya
maupun audio effect. Yang harus di mixing pada tahap ini adalah dialog, effect, dan musik.

8. Release Master

Setelah proses editing selesai dan editor telah melakukan berbagai perbaikan, sebelumnya editor dan
rekan satu tim mengadakan pertemuan untuk menonton Non Drama Televisi karya ini dalam bentuk MP4
yang sudah jadi sebelum diserahkan kepada dosen pembimbing. Setelah melakukan perbaikan, maka
hasil akhir Drama Romance ‘’Destiny’’ ini ditayngkan dan diupload ke channel youtube.

2.8.6 Kendala & solusi Produksi


Masalah yang editor alami pada saat melakukan proses pembuatan Drama Romance atau karya akhir ini
adalah :

1. Kendala : Ada yang sedikit blur pada scane tertentu.


Solusinya : untuk menyamakanya masuk pada lumetri color pada software yg digunakan.

2. Kendala : ada suara yang bocor pada saat shooting framerate camera berbed
Solusi :kita take ulang pada saat suaranya tidak benar-benar mengganggu.

3. Kendala : penyimpanan laptop tidur cukup.


Solusi : memindahkan data ke flashdisk.

LOGGING PICTURE

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA

UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

Production Company : BSI Production Produser : Alfia Nuramalia

Project Title : Destiny Director : Ilham Malik

Durasi : 15 menit Editor : Difqi Farha R

No Logging Picture Video Audio Remark

1. 00:00:00:00- Hd Bar And Tone


00:00:02:27

2. 00.00:02:29- Logo BSI


00:00:06:03

3. 00:00:06:05- Judul Program


00:00:09:28

4. 00:00:09:29- Counting Leader


00:00:13:00

5. 00:00:13:29- Rama bertemu Andrew di cafe


00:01:28:07

6. 00:01:29:17- Liana dilamar oleh rama


00:03:02:20

7. 00:03:04:04- Bumper Judul Film “Destiny”


00:03:23:00

8. 00:03:23:22- Rama bertemu dengan rio dan


00:04:38:11 liana di parkiran
kampus dan liana
mengembalikan
bukunya rio
9. 00:04:40:10- Rama dan liana tidak sengaja
bertemu di cafe
00:06:34:10

10. 00:06:35:02- Rama mengantarkan lia ke


rumahnya dan bertukar nomer
00:07:19:17
handphone
11. 00:07:20:26- Liana berbincang dengan
00:08:06:21 Andrew di ruang tamu kemudian
liana pergi ke kampus
12. 00:08:07:22- Liana bertemu dengan rama di
tangga kampus dan kemudian
00:08:47:01 mereka mengobrol satu sama lain

13. 00:08:48:18- Rama Mengantarkan Liana ke


rumahnya, kemudian bertemu
00:10:16:27
dengan Andrew dan berbincang
dengan andrew
14. 00:10:17:23- Andrew bertemu rama di café Dialog
00:12:13:25 dan menanyakan keseriusan rama
kepada liana
15. 00:12:14:15- Rama berbincang dengan Dialog
00:12:17:24 liana di cafe

16. 00:12:20:13- Rama sedang bermain hp di Monolog


00:12:44:25 kamar

17. 00:12:54:24- Rama sedang bermain hp di ruang


tamu dan mencemaskan liana yang
00:13:14:21
belum pulang

18. 00:12:56:04- Liana pulang kerumah Dialog


00:13:26:29 kemudian mengajak rama
pergi jalan-jalan
19. 00:13:27:07- Credit Tittle
00:14:12:19

20. 00:14:20:09- BTS


00:14:41:28
LAPORAN EDITING

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA

UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

Production Company : BSI Production Produser : Alfia Nuramalia

Project Title : Destiny Director : Ilham Malik

Durasi : 15 menit Editor : Difqi Farha R

EXT/ Keterangan
Sce Shot
ne INT Visual Audio SFX Transisi Video Effect

EXT MFS+Still Boom Mic

1 1 Rama Cutting+Tran
sisi
bertemu
Andrew
kakaknya
liana
INT CU,MFS

2 1,2 Rama melamar Cutting+Tran


liana di cafe sisi

EXT MS+MFS+MS

3 1,2,3 Rio,rama, dan Cutting+Tran


liana bertemu sisi
di parkiran
kampus
INT MS

4 1.2 Rama tidak Cutting+Tran


sisi
sengaja
bertemu
liana di cafe
EXT MS

5 1 Rama Cutting+Tran
sisi
mengant
arkan
liana
pulang
INT MFS

6 1 Liana sedang Cutting+Tran


sisi
sarapan
kemudian
diajak
berbincang
dengan
Andrew
7 1,2 INT MS+MS
Cutting+Transisi
Rama bertemu
liana di tangga
kampus, kemudian
rama mengajak
liana pulang
bareng
8 1,2,3 INT MS,MS,MFS+St
ill
Cutting+Trans
Rama isi
mengantarkan
liana
kerumahnya dan
mengobrol
dengan andrew
INT MS+Still

9 1 Andrew Cutting+Trans
isi
mengajak rama
untuk bertemu
di cafe
10 1 INT MFS+Still

Liana dan rama Cutting+Trans


isi
berbincang-
bincang akan
hubungan
mereka yang
banyak lika-
liku
11 INT FS

1 Cutting+Trans
isi

12 INT MS Cutting+Trans
isi

1 1,2 INT MFS, MS


3
Host mencicipi Cutting+Tran
sisi
makanan
Proses Pembuatan Program ID

BAR and TONE

COUNTING LEADER
FADE IN

DESKRIPSI PROGRAM
KONTEN PROGRAM

CREDIT TITTLE

Anda mungkin juga menyukai