JURUSAN PENYIARAN
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA
UNIVERSITAS BINA SARANA INFROMARTIKA
2021
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan Desain Produksi ini yang berjudul “destiny”. Desain produksi ini berisi rancangan
program short movie yang telah disusun oleh penulis yang berguna untuk gambaran pada saat pra
produksi hingga pasca produksi.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian Desain Produksi ini, banyak bantuan yang telah
diberikan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis. Maka, pada kesempatan kali ini
penulis merasa perlu mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan kepada penulis
4. Bapak Taat Kuspriyono, S.sn, M.M selaku dosen mata kuliah “Teknik Editing”
5. Bapak M.Ismail Alif, Drs, M.M selaku dosen mata kuliah “Penulisan Naskah”
6. Bapak Andi Setyawan, S.Hum, M.Si selaku dosen mata kuliah “Tata Artistik”
7. Bapak Fauzi Syarief, S.Ikom MM selaku dosen mata Kuliah “Tata Suara dan Musik TV”
Akhir kata penulis memohon minta maaf atas kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan Desain
Produksi ini, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran agar Desain Produksi ini agar bisa
lebih baik.
Penulis
Persetujuan
Proposal Riset Lapangan
Dosen Pembimbing
Fitriyanto, S.Ikom, MM
Kelas : 42.3A.02
Tanda Tangan
Fitriyanto, S.Ikom, MM
Persetujuan
Proposal Riset Lapangan
Dosen Pembimbing
Kelas : 42.3A.02
Tanda Tangan
Dosen Pembimbing
Kelas : 42.3A.02
Tanda Tangan
Dosen Pembimbing
Kelas : 42.3A.02
Tanda Tangan
Dosen Pembimbing
Kelas : 42.3A.02
Tanda Tangan
Dosen Pembimbing
Kelas : 42.3A.02
Tanda Tangan
Pada dunia penyiaran hal yang utama adalah seorang produser karena seorang produser
adalah pemimpin dalam sebuah produksi acara. Produser memimpin produksi dan bertanggung
jawab penuh produksi mulai dari konsep program, ide cerita, membuat working schedule,
membuat kontrak kerja, melengkapi perizinan lokasi, memesan logistik, peralatan dan lain
sebagainya yang dibutuhkan para tim untuk memperlancar berjalannya produksi sesuai apa yang
diharapkan.
Menurut (Latief & Udud, 2017) mengatakan bahwa "sebagai pemimpin, produser
dianggap sebagai orang di anggap sebagai orang yg memberikan arah, membimbing, membina
sekelompok orang kreatif untuk menghasilkan karya menghibur, mendidik, dan informatif".
Menurut kutipan diatas, produser adalah sebuah kepala didalama sebuah produksi. Tidak
hanya itu saja, tetapi produser juga berperan aktif dalam semua tahapan proses pembuatan suatu
program baik pra produksi, produksi dan pasca produksi.
Selain itu, seorang produser juga harus tegas dan bijaksana dalam mengambil keputusan.
Produser juga harus peka dalam semua hal yang dibutuhkan oleh krunya agar semua produksi
berjalan dengan baik dan lancar serta sesuai dengan apa yang diharapakan. Oleh karena itu
didalam sebuah produksi kinerja produser sangatlah penting.
Pada pra produksi Short Movie "Kejujuran" ini kami harus menguasai tahap pra produksi
karena didalam tahap pra produksi adalah tahapan yang paling penting untuk membangun
sebuah produksi Film, pra produksi mengcakup semua tahapan persiapan sebelum adanya tahap
produksi. Produser harus benar-benar mempersiapkan semuanya dengan matang agar produksi
berjalan lancar.
Tahap pra-produksi ini sangat penting karena persiapan pra produksi dimaksudkan agar
eksekusi di lapangan lebih efisien dalam hal waktu, tenaga dan biaya. Sebagai produser tahap ini
adalah tahap produser mempersiapkan segalanya dari awal agar semua berjalan sampai dengan
tahap akhir.
Tugas produser yang pertama saat pra produksi adalah menentukan kru atau anggota tim
yang akan membuat program tersebut dan menempatinya sesuai dengan job description masing-
masing, misalnya nya tidak mungkin kru yang tidak bisa memegang kamera ditempatkan posisi
penata kamera oleh karena itu langkah pertama pada awal tahap praproduksi adalah membentuk
suatu tim yang kompak untuk bekerja dari awal hingga akhir produksi ini.
Berikut ini adalah tahap – tahap yang produser lakukan dalam tahap pra produksi :
Meeting crew
Membuat ide dan menyatukan ide cerita
Hunting lokasi
Membuat surat izin lokasi
Mencari talent pemain
Membuat kontrak kerja
Membuat jadwal produksi
Mempersiapkan perlengkapan produksi
2.1.2 Produksi
Tahap ini dimana hampir seluruh tim mulai bekerja. Seorang sutradara dan produser
sangat dituntut kehandalannya untuk mengatasi keruh dalam tiap tahap ini. Saat proses shooting
dilaksanakan, dalam kondisi dan situasi apapun seorang produser harus tetap menjaga
kekompakan kru untuk tetap kompak saat proses shooting berjalan, dan bertanggung jawab
mengatasi jalan shooting.
Pada saat produksi hari pertama berjalan lancar, walaupun pada hari pertama sudah ada
kendala yang terjadi yaitu pemeran utama tidak datang ke lokasi tetapi sebagai produser sudah
sebaiknya mengatasi masalah dengan tidak membebani semua crew yang ada ada. Pada saat
shooting hari kedua dan seterusnya proses shooting mengalami kemajuan sampai dengan
semangatnya nya para kru dan pemain.
Tahap ini adalah tahap penyelesaian akhir dari semua kegiatan shooting yang sudah
dilaksanakan sebelumnya. Kesalahan pada waktu shooting sebagian diselesaikan pada tahap ini.
Setelah melakukan produksi selanjutnya hasil dari produksi tersebut diedit oleh editor, di sini
produser melihat hasil dari produksi bersama semua kru yang terlibat, lalu produser merinci
budget yang telah terpakai saat praproduksi dan produksi.
Di saat tahap pasca produksi ini seorang produser mengevaluasi kembali apa yang
dilakukan pada tahapan produksi dan mengevaluasi kendala – kendala yang ada saat pra
produksi, produksi maupun pasca produksi. Setelah memasuki tahap pasca produksi produser
masih harus memeriksa hasil editing dari seorang editor dan dibantu bersama seorang sutradara.
Produser memiliki tanggung jawab yang sangat besar dengan adanya sebuah produksi
drama televisi, dari pra produksi hingga pasca produksi produser harus mengetahui prosesnya.
Mulai dengan mendapatkan ide cerita dan pengembangan hingga penyaluran proyek program
tersebut. Namun, suatu ide tidak hanya seorang produser yang bisa diambil tetapi penulis naskah
dan sutradara pun bisa mententukan suatu ide serta konsep produksi.
Adapun peran dan tanggung jawab seorang produser dalam produksi short movie ini meliputi:
Penentuan kru produksi, penciptaan dan pengembangan ide serta hunting lokasi shooting.
Membuat desain produksi
Membuat surat perizinan
Membuat surat perjanjian Kerjasama ata kontrak talent
Menyusun rancangan anggaran biaya
Menyediakan alat shooting
Membuat working schedule
Membuat shooting schedule
Menyediakan transportasi
Melakuakan proses editing Bersama seluruh kru
2.1.5 Proses Penciptaan Karya
1. Konsep Kreatif
Karya Short Movie yang diberi judul DESTENIY yang bertemakan Drama percintaan yang
memeperjuangkan cinta beda agama untuk mengubah takdir . Dalam hal ini seorang
produser bekerja sama dengan sutradara serta dengan Semua kru dalam membuat
rancangan dari penyusunan jadwal kerja maupun penentuan jadwal shooting. Dan pada
tahap awal seorang produser melalukan riset lokasi. Dengan kata lain seorang produser
bertanggung jawab atas semua tahapan.
2. Konsep Produksi
Prosedur memiliki hak untuk menentukan siapa yang akan diajak bekerjasama, karena
nantinya akan berpengaruh dalam proses produksi bila ada Crew yang sulit untuk saling
mengerti atau bekerja sama. Dalam tim inti Ini Membutuhkan 8 orang kru dengan job desk
masing-masing yang telah ditentukan. Prosedur juga mengajak teman-teman yang lain untuk
ikut membantu dalam proses produksi. Proses produksi non drama Ini Membutuhkan lokasi
si yang diinginkan oleh penulis sebagaimana tertulis dalam naskah, maka produser
melakukan pencarian lokasi si yang sesuai dan mengurus perizinan di lokasi tersebut dengan
dibantu lainnya.
Pada tahap ini seorang produser juga bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan
produksi seperti menentukan jadwal shooting.
3. Konsep Teknis
Konsep teknis dalam short movie pada kamera yang dipakai adalah double camera
Alasannya karena ingin memberikan pecahan shot yang sangat detail. Kamera yang kami
gunakan adalah. Untuk lighting Kami menggunakan LED video yang berkekuatan Watt.
Untuk editing Kami menggunakan kan laptop Lenovo ideapad 330 AMD A9 dengan software
Adobe Premiere cc 2017.
Working Schedule
Target perminggu
No Tahap Aktifitas November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penemuan ide
2 Pra produksi Pembentukan konsep
3 Penulisan Naskah
Menentukan Crew
Pembagian Jobdesk
Hunting Lokasi
4 Shooting
5 Produksi Daily Production Repot
6 Evaluasi Produksi
7 Pasca Penyelesaian Dispro
8 Produksi Editing
Breakdown Budget
PraProduksi
1 Konsumsi Rp.70.000,00
2 Artistik Rp.200.000,00
3 Wadrobe -
4 Make Up -
Produksi (Teknik)
Total :
Rp. 10.000
Produksi (Unit)
12 Kendaraan -
Total :
Rp.300.000,00
Pasca Produksi
13 Editing Rp.50.000,00
(konsumsi)
Total : TOTAL:
Rp.630.000,00
Rp.50.000,00
Shooting Schedule
9 12.30-15.00 Shooting
10 15.00-15.30 Break
11 15.30-18.00 Shooting
18.00-18.30 Break
18.30-20.00 Shooting
Seorang sutradara juga dituntut untuk memiliki 2 peran, yaitu pembuat dan juga penikmat.
Dimana pembuatan yaitu sutradara harus tahu teknik pembuatan dari suatu karya dan penikmat yang
berarti sutradara dapat memposisikan dirinya sebagai penikmat. Sutradara tahu mana yang disukai
penonton dan mana yang tidak, karena ini lah yang menentukan faktor sukses atau tidaknya sebuah
karya yang diterima oleh penonton.
Setelah berdiskusi dengan Produser dan Penulis Naskah, sutradara menjelaskan kepada seluruh
tim hasil dan keputusan yang telah diambil dan selanjutnya akan diterapkan pada saat produksi. Faktor
keberhasilan karya ini bergantun pada team work dari setiap jobdesk masing-masing yang menjalanka
proses produksi. Agar dapat terhindar dari kegagalan produksi, sutradara juga bertugas untuk
memberikan arahan kepada setiap jobdesk agar tidak terjadinya kesalahan informasi.
Setelah itu, penulis berdiskusi dengan Camera Person untuk membicarakan shot size yang akan
digunakan pada saat produksi, yang dituangkan dalam catatan kecil seorang Sutradara, yang digunakan
untuk menjadi patokan seorang pengarah acara untuk menerapkan konsep kreatif kedalam audio visual.
Setelah semuanya terbentuk, lalu Penulis melakukan pemilihan talent bersama Produser dan juga
Penulis Naskah, untuk menemukan talent yang cocok.
2.2.2 Produksi
Peran Sutradara dalam proses produksi sangatlah penting karena sutradara adalah pemimpin utama
jalannya produksi. Seorang sutradara dituntut untuk bijak agar tercipta suasan produksi yang baik agar
produksi berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil yang baik. Pada saat sebelum pengambilan
gambar, pengarah acara memberi arahan kepada talent agar mendapat gambaran sesuai visi sang
pengarah acara pada saat pengambilan gambar berlangsung. Dan pada saat pengarah acara
melontarkan kata Action!!, pengarah acara mulai fokus pada hasil talent dan hasil gambar di kamera
dua, karena penulis juga bertanggung jawab atas kamera dua. Kemudian penulis melakukan review
disetiap akhir pengambilan gambar untuk memastikan apakah hasilnya sesuai dengan gambaran sang
pengarah acara.
Penulis selaku pengarah acara melakukan kerjasama dengan semua tim crew terutama Camera
Person, penata suara dan Penulis Naskah selama produksi berlangsung. Dan untuk menghindari kendala
yang tidak diinginkan, penulis melakukan pencadangan gambar (back up) hasil pengambilan gambar
disetiap akhir proses pengambilan gambar bersama dengan penyunting gambar. Dan pada saat
pengambilan gambar selesaim pemimpin produksi memberikan sedikit evaluasi untuk pengambilan
gambar agar dihari berikutnya bisa lebih baik.
Penulis bekerja sama dengan penyunting gambar selama kurang lebih tiga bulan, untuk
memastikan hasil karya yang diinginkan sesuai dengan visi sang penulis, dan juga layak untuk dinikmati
oleh masyarakat, karena penulis ingin mempersembahkan suatu karya yang berguna dan juga menghibur
untuk para penikmat program televisi, khususnya program Magazine. Hasil akhir dari karya tidak luput
dari campur tangan produser, karena produser juga mempunyai peran penting dalam hasil setiap
keputusan hasil akhir karya ini.
Tiga bulan bukanlah waktu yang singkat dalam menyelesaikan karya ini, maka dari itu penulis
dan juga penyunting gambar sangat memanfaatkan waktu setiap hari nya untuk melakukan perbaikan
disetiap pemotongan gambar. Agar terkesan lebih menarik dan juga berwarna, penulis tidak lupa untuk
menentukan ilustrasi musik/backsound yang dipakai dalam program ini, dengan dibantu oleh penata
suara, penulis memilih beberapa ilustrasi musik yang pas dan sesuai dengan tema disetiap segment nya.
Dan penulis tidak lupa untuk mengajak semua tim crew untuk melihat bersama-sama hasil karya
ini, karena memberi kesempatan untuk seluruh tim untuk memberi masukan apakah ada kekurangan
disetiap potongan demi potongan gambar. Dan penulis sangat menerima saran dari seluruh tim produksi
program ini, yang kemudian bisa di diskusikan kembali dengan penyunting gambar hingga hasil akhir
karya ini benar benar layak untuk dinikmati.
Pada tahap akhir (finishing) penyuntingan gambar, penulis dan seluruh tim produksi sangat
bangga dengan hasil karya yang telah kami buat karena karya ini lah hasil jerih payah para tim produksi
ini. Setelah hasil karya masuk tahap akhir, penulis masih melihat-lihat kembali dan memastikan apakah
masih ada yang kurang dalam hasil tersebut, karena penulis ingin mempersembahkan suatu karya yang
menarik, menghibur dan memberikan edukasi disaat yang bersamaan.
2. Mempelajari naskah
3. Memberi masukan bagaimana agar bisa mendapatkan hasil gambar yang baik.
7. Menyerahkan hasil pengambilan gambar dan camera report agar mempermudah kerja
Penyunting Gambar
Penulis sebagai Camera Person berkerja untuk berdiskusi dengan Pengarah Acara
mengenai angle-angle seperti apa yang akan di ambil, seorang Camera Person juga harus
mempunyai kreatifitas yang tinggi untuk menentukan komposisi gambar dan pengambilan shot-
shot yang menarik. Berawal dari pra produksi penulis sudah dilibatkan dalam pemilihan lokasi
serta pemilihan alat- alat penunjang yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsep
yang telah disepakati bersama. Serta membuat floor plan/bloking camera dari konsep yang telah
disepakati agar proses pengambailan gamabar bisa tertata perlokasinya sehingga tidak bingung
pada saat produksi.
Pada saat produksi Camera Person sangat berperan penting dalam pengambilan gambar,
dan juga mewujudkan dari bahasa tulisan ke audio visual, sebagai Camera Person dengan adanya
Director Treatment sangat beguna pada saat produksi karna dapat mempermudah dan
mempercepat dalam proses produksi.pada saat pasca produksi penulis sebagai Camera Person
tidak terlalu banyak tugasnya seperti memberi semua hasil shot pada saat hasil produksi beserta
menerangkan shot seperti apa dan objek apa yang telah diambil untuk mempermudah kerja
Penyunting Gambar agar menghasilkan sebuah karya yang baik.
A. Konsep Kreatif
Ketika membicarakan konsep kreatif penulis sebagai Camera Person bertuga untuk
merekam gambar dan pengambilan gambar mengunakan sistem multi camera. Lalu penulis
sebagai Camera Person menciptakan angle-angle seperti High angle, Eye level dan Low angle
kemudian ditambah dengan type shot yang variatif dari yang terluas Extreme long shot hingga
yang terdekat Extream Close up lalu memainkan dengan Camera movement seperti Panning,
Tracking, dan following dan disempurnakan dengan komposisi kamera agar gambar yang
dihasilkan memiliki daya tarik yang lebih sehingga bisa dinikmati oleh penonton.
Didalam program ini juga menggunakan konsep Color full dan ceria, penulis sebagai
Camera Person juga berusaha untuk mendapatkan hasil gambar yang menyesuaikan dengan
konsep tersebut seperti mengunakan type shot dan angle yang bervariasi.
B. Konsep Produksi
Sistem multi camera menjadi konsep yang ada pada film ini maka penulis sebagai
Camera Person harus bener-bener paham cara kerja kamera dan lokasi-lokasi yang akan
digunakan, karena dalam penggunaan sistem multi camera ini melakukan perekaman gambar
pada satu objek secara bersamaan, hal ini berkemungkinan besar akan terjadinya perbedaan
warna karena di suatu tempat bisa saja terjadi perbedaan cahaya dari arah yang berbeda dan juga
terjadinya bocor (sesuatu yang mucul di layar yang tidak dikehendaki), maka dari itu penulis
sebagai Camera Person harus bener-bener memperhatikan di layar kamera agar hal tersbut tidak
terjadi.
Dari segi teknik pengambilan gambar perlu diketahui pengambilan gambar dapat
terlaksana dengan baik dan bener jika dipahami untuk apa gambar diambil, seberapa besar
ukurannay (Type of shot), bagaimana letak pengambilan gambarnya (angle), moment seperti yang
sesuai dengan konsep program, arah dan tujuan pergerakan, serta informasi apa yang ingin
disampaikan.
Pada konsep ini Camera Person berusaha menyesuaikan segala bentuk teknik
pengambilan gambar dengan tetap mengacu pada director tratment. Mulai dari teknik
pengambilan gambar (shot), sudut pengambilan (angle) dan pergerakan kamera (camera
movment) sesuai dengan treatment yang telah disepakati bersama Pengarah Acara. Dari
treatment tersebut Camera Person juga bekerja sama dengan Penata Artistik dan Penata Cahaya
untuk menciptakan keselarasan artistik dan pencahayaan saat produksi.
C. Konsep Teknis
Dalam konsep teknis yang pertama dilakukan penulis sebagai Camera Person adalah
memilih peralatan yang akan digunakan pada saat produksi sperti kamera, tripod dan alat
penunjang pendukung lainya. Seorang Camera Person harus bisa membangun komposisi visual.
Sudut pengambilan gambar (angle of view) yang tertuju pada tujuan pengambilan gambar. Jika
ingin mendapatkan suatu moment dan menghasilkan gambar yang terbaik, jangan pernah takut
untuk melakukan apapun untuk mendapatkan hasil gambar yang terbaik seperti mengambil
gambar dari ketinggihan,mengambil gambar langsung terjun ke laut. Selain itu sebagai Camera
Person juga harus percaya diri dalam pengambilan gambar dengan bermacam-macam variasi
shot. Lalu penggunaan alat lainya seperti tripod juga harus digunakan pada saat host berbicara
panjang agar dapat mengurang gambar shaking (goyang) dan enak dilihat. Semua peralatan
tersebut digunakan untuk mempermudah pengambilan gambar (shot) yang dibutuhkan dalam
dalam penciptaan karya.
2. Alat produksi tertinggal yang menyebabkan penguluran waktu produksi. Solusi yang dilakukan
adalah setiap crew yang membawa alat produksi wajib untuk mengecek kembali ketika berangat
ke lokasi shooting.
3. Tidak dapat ijin lokasi yang menyebabkan tertundanya produksi, solusinya adalah membuat surat
perijinan dan meminta ijin 2-3 hari sebelum waktu produksi.
1. Variation on Objects
Penulis sebagai sutradara membuat konsep pengambilan gambar acara drama ini
sekreatif mungkin agar kesan gambar yang dihasilkan lebih menarik dengan
mengambil gambar yang lebih beriasi dalam satu object.
2. Backsound
Penulis sebagai sutradara menerapkan konsep Backsound atau lagu – lagu yang
mengiringi sepanjang program non drama ini berjalan. Sifat dari backsound yang
diinginkan oleh sutradara yaitu yang memiliki tempo beat yang sesuai dengan isi dari
film ini agar penonton yang menikmati acara ini tidak bosan dan mempunyai warna
tersendiri.
3. Cutting on Beat
Penulis menerapkan teknik Cutting on Beat pada saat pascaproduksi karena
bertujuan untuk menghindari kesan membosankan dalam pergantian gambar. Yaitu
dengan cara pemotongan gambar sesuai tempo dari irama musik/backsound yang
dipakai di dalam program ini.
CASTING LIST
Usia 20 tahun,
tinggi 160 cm,
Pintar, baik berkulit putih,
Christy Karios
1 Liana hati, lembut, mata sipit, 08118703293
Tirayo
keras kepala rambut coklat
bergelombang
sebahu
Usia 21 tahun,
tinggi 165 cm,
Ramah,
berkulit sawo
Penyayang, Reda Aria Adi
2 Rama matang, mata 085718955357
sabar, Pratama
bulat, rambut
Humoris
pendek hitam
lurus
Usia 30 tahun,
tinggi 165 cm,
Tegas,
berkulit putih,
3 Andrew penyayang, Afif Ibrahim 085959858783
mata bulat,
berwibawa
Rambut hitam
pendek ikal
Usia 21 tahun,
tinggi 160 cm,
Humoris, baik kulit putih,
4 Rio Ilham Malik 08158285284
mata bulat,
rambut hitam
pendek
Usia 21 tahun,
tinggi 165,
Ceria, baik kulit sawo
5 Caca hati matang, mata Salsabilla Aulia 085692653075
sipit,
berkerudung
DIRECTOR TREATMENT
FAKULTAS KOMUNIKASI & BAHASA
UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA
VISUAL
N
SCENE SHOT SHOT DIRECTION AUDIO
O MOVEMENT ANGLE
SIZE
Andrew berpapasan
EYE
1 1 1 MFS STILL dengan Rama di
LEVEL
depan Lorong
Rama menghampiri
EYE
2 1 MFS Liana yang sedang
LEVEL
STILL duduk dan mengobrol
2
HIGH Rama memasangkan
3 2 CU
ANGLE cincin ke jari Liana
Rama bertanya
LOW
6 1 MS kepada Rio perihal
ANGLE
Liana
Rama mengantarkan
EYE Liana pulang
10 5 1 MS FOLLOW
LEVEL kerumah dan sedikit
berbincang
Andrew menghampiri
Liana yang sedang
sarapan di ruang
EYE
11 6 1 MFS STILL tamu, berbincang
LEVEL
sedikit lalu pergi
meninggalkan
Andrew
Berjalan menuruni
12 1 MS STILL tangga dan bertemu
Rama
EYE
7 Rama dan Liana
LEVEL
berbincang sambil
13 2 MS FOLLOW
bertanya-tanya
tentang tugas
Rama berbincang
14 1 MS FOLLOW
denga Liana
EYE
LEVEL Rama menghampiri
15 2 MS Andrew dan
8 bersalaman
STILL Rama dan Andrew
berbincang soal
16 1 MFS HIGH
kedekatannya dengan
Liana
Rama menemui
Andrew di Caffe
EYE
17 9 1 MS STILL menanyakan soal
LEVEL
hubungannya dengan
Liana
Rama mencoba
EYE menghubungi Liana
12 12 1 MS STILL
LEVEL kembali tetapi tidak
bisa
MAKE SPECIAL
NO RUBRIK CAST WARDROBE SETTING PROPERTY
UP EQUIPMENT
Kemeja putih
pendek, kaos
hitam, celana
jeans Panjang,
3 Rama gelang Natural
Cardigan, Bedak,
4 Liana kaos, sepatu lipbalm,
dan rok Lipstick
Jaket, celana
5 Rama jeans, tas, topi,
dan sepatu
Kemeja army,
8 Rama celana jeans Natural Sling bag,
dan sepatu waistbag, Tripod,
Caffe –
4 handpone, Microphone
Kaos hitam, Bedak, Sore
gelas Boom
9 Liana celana jeans lipbalm, minuman
dan sepatu Lipstick
Kemeja motif,
kaos putih,
12 Andrew Natural Tote bag, jam
dan celana
jeans pendek tangan, bando, Tripod,
R. Tamu –
6 bantal, gelas Microphone
Kemeja fanel, Pagi
Bedak, minuman dan Boom
kaos hitam, roti
13 Liana lipbalm,
celana jeans
Lipstick
dan sepatu
Kaos hitam
Bedak,
Panjang,
14 Liana lipbalm,
celana jeans
Lipstick Tote bag, Tripod,
dan sepatu Kampus –
7 ransel dan Microphone
Kemeja hitam Siang
handpone Boom
pendek, celana
15 Rama Natural
jeans, dan
sepatu
Kaos hitam,
Bedak,
kemeja fanel,
Liana lipbalm,
celana jeans
Lipstick
16 dan sepatu
Tote bag,
Teras Tripod,
Jaket, celana ransel, helm,
8 Rumah - Microphone
17 Rama jeans dan dan jam
Sore Boom
sepatu tangan
Natural
Kaos putih
18 Andrew pendek, celana
jeans pendek
Jaket jeans,
kaos hitam,
19 Rama
celana jeans
dan sepatu Gelas,
Tripod,
Caffe – minuman,
9 Kemeja Natural Microphone
Siang bando, dan
pendek, kaos Boom
jam tangan
20 andrew putih, celana
jeans dan
sepatu
hitam, tas
selempang dan Sore jam tangan, Boom
sepatu
Cardigan, Bedak,
22 Liana kaos, sepatu lipbalm,
dan rok Lipstick
Tripod,
Jaket hitam, R. Tamu - Gitar,
24 12 Rama Natural Microphone
celana jeans Siang Handpone
Boom
Kaos hitam,
25 Rama Natural
celana jeans Tripod,
R. Tamu - Tas, gelang
13 Cardigan Bedak, Microphone
Sore dan Handpone
26 Caca dengan baju lipbalm, Boom
yang tertutup Lipstick
3.3. Proses Kerja Penulis
Dalam produksi drama televisi “Destiny” penulis bertanggung jawab sebagai Penulis Naskah.
Penulis naskah adalah orang yang pertama yang memberikan gagasan cerita kepada produser dan
sutradara. Langkah pertama adalah pencarian sebuah ide berdasarkan referensi dari buku atau drama
televisi. Dalam sebuah drama terlevisi, hal yang petama dipikirkan terlebih dahulu adalah cerita. Cerita
yang dikemas dalam sebuah scenario yang ditulis oleh penulis scenario atau naskah.
Jika treatment dan scenario sudah disetujui oleh produser, sutradara dan semua kru. Langkah
selanjutnya yaitu membedah naskah untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan pada saat produksi agar
berjalan sesuai dengan naskah.
3.3.2. Produksi
Dalam tahap produksi, penulis naskah membantuk kru yang bertugas dan sutradara untuk
mengarahkan adegan kepada talent bisa memaksimalkan aktingnya sesuai dengan naskah yang sudah
ada. selain itu, penulis naskah saat produksi ikut serta membantu penata artistic dalam setting lokasi,
agar penggambaran sesuai dengan naskah yang sudah ada.
Selain itu, penulis naskah saat produksi ikut serta membantu penata artistic dalam setting lokasi, agar
penggambaran sesuai dengan naskah yang sudah ada.
Berdasarkan kutipan diatas, penulis meyimpulkan bahwa penulis naskah bertanggung jawab yang
baik, dengan format yang telah ditentukan. Penulis naskah juga berperan dalam proses produksi yaitu
membantu kru yang bertugas dan sutradara untuk mengarahkan adegan kepada talent. Agar talent bisa
memaksimalkan aktingnya sesuai dengan nadkah yang sudah ada. tidak hanya sampai tahap produksi,
teteapi penulis naskah juga berperan untuk membantu editor agar Menyusun shot sesuai dengan naskah
yang sudah dibuat dan di sepakati oleh semua kru.
3.3.5 Lembar Kerja Penulis Naksah
Konsep Penulis Naskah
Seorang penulis naskah tidak hanya sekedar mencari ide cerita yang kemudian dijadikan
scenario. Penulis nakah memiliki tahapan dalam membuat drama televisi dimulai pra produksi, produksi
hingga pasca produksi. Penulis naskah mencari ide cerita, lalu mengembangkannya menjadi sebuah
naskah yang baik. Dengan menentukan judul, tema, plot atau alur, penokohan sudut pandang, latar dan
premis cerita. Hail ini dilakukan agar naskah memiliki cerita yang baik dan pesan yang tersampaikan
jelas.
Kemudian membuat treatment. Jika naskah dan treatment sudah selesai, penulis naskah
memberikan kepada sutradara dan produser. Setelah disetujui, naskah diberikan kepada semua kru. Jika
semua kru sudah menyetujui, masuk ke tahap bedah untuk memudahka serta menentukan apa saja yang
dibutuhkan sampai drama televisi selesai.
Pada saat produksi, penulis naskah juga memiliki tanggung jawab untuk membantu sutradara
dalam membantu dan memberikan pengadegan untuk para talent agar sesuai dengan naskah. Setelha
produksi berjalan dengan lancar, barulah masuk ke tahap pasca produksi yaitu editing.
Proses pasca produksi berjalan dengan lancar dan sesuai dengan naskah yang sudah dibuat.
Basic Story
Destiny
Kisah Rama yang merupakan seorang mahasiswa di salah satu universitas yang jatuh cinta
dengan adik tingkat di campusnya yaitu Liana. Perjalanan cinta mereka berawal dari ketidak sengajaan
mereka bertemu di campus. Lalu mereka bertemu kembali di sebuah caffe yang ternyata tidak disengaja
juga, dari saat itu Rama mulai tertarik untuk berkenalan dengan Liana. Namun, alangkah senangnya
perasaan Rama yang ternyata, harapannya itu dibalas dengan respon yang sangat terbuka dan hangat oleh
Liana. Namun ditengah perjalanan kisah mereka ada sebuah rintangan dimana Andrew yaitu kakak Liana
tidak setuju dengan hubungan mereka dikarenakan perbedaan keyakinan, namun Rama tidak mundur
begitu saja. Ia berusaha meluluhkan hati Andrew. Hingga pada akhirnya Andrew luluh dan menyetujui
hubungan mereka
Sinopsis
Destiny
kisah seorang kakak tingkat yang bernama Rama yang jatuh cinta kepada adik tingkatnya yang
bernama Liana, yang kebetulan mereka menempuh Pendidikan di sebuah universitas yang sama. Namun
memiliki perbedaan keyakinan agama. Perjalanan cinta mereka berawal dari ketidak sengajaan mereka
bertemu di campus. Lalu mereka bertemu kembali di sebuah caffe yang ternyata tidak disengaja juga, dari
saat itu Rama mulai tertarik untuk berkenalan dengan Liana. Namun, alangkah senangnya perasaan Rama
yang ternyata, harapannya itu dibalas dengan respon yang sangat terbuka dan hangat oleh Liana. Namun
ditengah perjalanan kisah mereka ada sebuah rintangan dimana Andrew yaitu kakak Liana tidak setuju
dengan hubungan mereka dikarenakan perbedaan keyakinan, namun Rama tidak mundur begitu saja. Ia
berusaha meluluhkan hati Andrew. Hingga pada akhirnya Andrew luluh dan menyetujui hubungan
mereka, namun rupanya Andrew hanya berpura-pura setuju karna setelah lamaran itu Liana menghilang
tanpa kabar. Hingga 2 tahun kemudian Rama berusaha berhasil melupakan Liana dan menemukan
seorang Wanita terbaik dalam hidupnya.
Karakteristik Tokoh
RAMA
Fisik : Seorang mahasiswa berusia 21 tahun, dengan tinggi 165 cm, berkulit sawo matang, mata bulat,
rambut pendek hitam lurus .
LIANA :
Fisik: seorang mahasiswi berusia 20 tahun, dengan tinggi 160 cm, berkulit putih, mata sipit, rambut
coklat bergelombang sebahu.
Andrew:
Fisik: Kakak Liana berumur 30 tahun, dengan tinggi 165 cm, berkulit putih, mata bulat, Rambut hitam
pendek ikal.
Rio
Fisik: Teman Rama berusia 21 tahun, dengan tinggi 160 cm, kulit putih, mata bulat, rambut hitam
pendek.
Caca
Fisik: Teman SMA Rama, berusia 21 tahun, tinggi 165, kulit sawo matang, mata sipit, berkerudung
Latar/ Setting
Latar Tempat :
Latar Waktu :
1. Sore
2. Sore
3. Sore
4. Malam
5. Malam
6. Pagi
7. Siang
8. Sore
9. Sore
10. Malam
Latar Suasana : Senang, Marah
Babak
Babak I : Rama mengajak liana bertemu disebuah caffe, namun sebelum bertemu dengan Liana
Rama bertemu dengan Andrew kakak Liana. Disana Andrew memberi nasihat tentang hubungan Rama
dan Liana kedepannya, setelah bertemu dengan Andrew Rama pun bertemu dengan Liana. Disana Rama
melamar Liana dengan begitu romantis, Liana pun menerima lamaran Rama. Setelah itu mereka kembali
berbincang – bincang hingga becanda bersama hingga mereka berbincang tentang bagaimana kisah
perjalanan mereka dulu.
Babak II : mereka mengingat kembali kisah awal mula mereka bertemu, pada awalnya Rama
tidak sangaja bertemu Liana di parkiran campus. Saat itu Liana sedang mengembalikan buku ke Rio yang
merupakan teman Rama, setelah Liana pergi Rama menanyakan tentang Liana ke Rio. Rama pun juga
berkata kalau dia tertarik dengan Liana namun disitu Rio terlihat kurang setuju karena perbedaan
keyakinan diantara mereka, namun Rama tetap yakin pada keputusannya untuk mendekati Liana.
Babak III : keesokan harinya Rama tidak sengaja bertemu lagi di caffe dengan Liana, setelah
pertemuan itu Rama dan Liana semakin dekat karena Rama selalu mengantar pulang Liana. Hingga
suatu ketika Andrew menegur Rama untuk jangan dekat-dekat dengan Liana, namun karena keyakinan
serta sifat pantang mundurnya akhirnya Rama bisa meluluhkan hati Andrew. namun rupanya Andrew
hanya berpura-pura setuju karna setelah lamaran itu Liana menghilang tanpa kabar. Hingga 2 tahun
kemudian Rama berusaha berhasil melupakan Liana dan menemukan seorang Wanita terbaik dalam
hidupnya.
Treatment
1. EXT – LORONG CAFÉ – SORE
Pada malam hari, pukul 7 malam. Rama, Liana dan Andrew
janjian untuk bertemu di caffe, namun Andrew memutuskan untuk
bertemu lebih awal dengan Rama karena Andrew ingin menyampaikan
hal penting kepada Rama. Disana Andrew menyampaikan beberapa
nasihat untuk hubungan Rama dan Liana, setelah menyampaikan
beberapa nasihat Andrew pun pamit pergi membiarkan Rama untuk
menemui Liana.
2.4.2 Produksi
Dalam proses produksi penulis sebagai Camera Person bertugas untuk merekam gambar yang
sesuai dengan director tratment yang dimiliki Sutradara, tahapan ini adalah tahapan paling penting dalam
pebuatan karya dan disini penulis sebagai Camera person harus mempelajari naskah yang telah disepakati
dan bekerjasa sama dengan Sutradara agar bisa mencapai hasil yang baik. Kemudian disini juga penulis
sebagai Camera Person bertanggung jawab penuh atas apapun yang berhubungan dengan kamera seperti
menjaga kamera tetap aman dan stabil agar proses produksi berjalan dengan lanjar.
Teknik dan angle pengambilan gambar adalah kunci pokok pada saat produksi, karena karya
yang akan disuguhkan ditelevisi adalah kulitas gambar dan suaranya, jadi fungsi Camera Person bisa
disebut sebagai tangannya Sutradara karena diprcaya untuk mengekseskusi adegan. Di program Drama
Destiny ini mengunakan multi camera, dan sebelum melakukan pengambilan gambar, penulis sebagai
Camera Person berdiskusi dengan Sutradara tentang angle seperti apa yang Sutradara inginkan yang
sesuai dengan director treatmant. Dan disini penulis sebagai Camera Person juga harus menjaga
kestabilan Kamera agar tetap aman. Dalam tahap produksi ini pelunis sebagai Camera Person memiliki
beberapa tugas dan tanggung jawab diantara melakukan pengambilan gambar, mempelajari naskah yang
telah disepakati agar hasil sesuai dengan konsep yang diinginkan, selalu berdiskusi dengan sutradara agar
tidak berbeda pendapat, dan berinisiatif mengambil stok shot sebanyak banyaknya dan selalu menjaga
kamera agar tetap aman dan normal pada saat digunakan.
Dan pada tahap ini juga penulis sebagai Camera Person juga tidak hanya mendamping
Penyunting gambar untuk memilih shot-shot tetapi disini penulis sebagai Camera Person juga ikut serta
hingga selesainya proses pengeditan gambar dan melakukan apa yang penulis bisa lakukan agar
mempermudah dan mempersingkat waktu proses pengeditan. Penulis juga selalu ikut serta setiap tim
melakukan review hasil karya yang telah dibuat. Penulis sebagai Camera Person juga melalukan
pengecekan kembali shot-shot yang telah di susun oleh Penyunting gambar agar tidak terjadinya
kesalahan dalam pemilihan gambar, dan juga penulis sebagai Camera Person ikut serta menuangkan ide-
ide kreatif untuk dimasukan ke dalam program Destiny ini agar bisa mendapatkan hasil yang sesuai
dengan konsep dan bisa dinikmati oleh penonton.
Bebicara tentang mengenai suatu profesi itu melakukan pekerjaan, berarti akan membahas
tentang tugas dan tanggung jawab. Seperti profesi pada umunya, Camera Person sebagai bagian dari crew
produksi film dan televisi mempunyai tugas dan tanggung jawab yang spesifik. Pada umumnya seorang
Camera Person tidak bekerja sendiri, dan secara umum tugas dan tanggun jawab Camera Person
meliputi :
2. Mempelajari naskah.
3. Memberi masukan bagaimana agar bisa mendapatkan hasil gambar yang baik.
7. Menyerahkan hasil pengambilan gambar dan camera report agar mempermudah kerja Penyunting
Gambar.
Penulis sebagai Camera Person berkerja untuk berdiskusi dengan Pengarah Acara mengenai
angle-angle seperti apa yang akan di ambil, seorang Camera Person juga harus mempunyai kreatifitas
yang tinggi untuk menentukan komposisi gambar dan pengambilan shot-shot yang menarik. Berawal dari
pra produksi penulis sudah dilibatkan dalam pemilihan lokasi serta pemilihan alat- alat penunjang yang
akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsep yang telah disepakati bersama. Serta membuat floor
plan/bloking camera dari konsep yang telah disepakati agar proses pengambailan gamabar bisa tertata
perlokasinya sehingga tidak bingung pada saat produksi. Pada saat produksi Camera Person sangat
berperan penting dalam pengambilan gambar, dan juga mewujudkan dari bahasa tulisan ke audio visual,
sebagai Camera Person dengan adanya Director Treatment sangat berguna pada saat produksi karena
dapat mempermudah dan mempercepat dalam proses produksi.pada saat pasca produksi penulis sebagai
Camera Person tidak terlalu banyak tugasnya seperti memberi semua hasil shot pada saat hasil produksi
beserta menerangkan shot seperti apa dan objek apa yang telah diambil untuk mempermudah kerja
Penyunting Gambar agar menghasilkan sebuah karya yang baik.
A. Konsep Kreatif
Ketika membicarakan konsep kreatif penulis sebagai Camera Person bertuga untuk
merekam gambar dan pengambilan gambar mengunakan sistem multi camera. Lalu penulis
sebagai Camera Person menciptakan angle-angle seperti High angle, Eye level dan Low
angle kemudian ditambah dengan type shot yang variatif dari yang terluas Extreme long shot
hingga yang terdekat Extream Close up lalu memainkan dengan Camera movement seperti
Panning, Tracking, dan following dan disempurnakan dengan komposisi kamera agar gambar
yang dihasilkan memiliki daya tarik yang lebih sehingga bisa dinikmati oleh penonton.
Didalam program ini juga menggunakan konsep Color full dan ceria, penulis sebagai
Camera Person juga berusaha untuk mendapatkan hasil gambar yang menyesuaikan dengan
konsep tersebut seperti menggunakan type shot dan angle yang bervariasi.
B. Konsep Produksi
Sistem multi camera menjadi konsep yang ada pada program Destiny maka penulis
sebagai Camera Person harus bener-bener paham cara kerja kamera dan lokasi-lokasi yang
akan digunakan, karena dalam penggunaan sistem multi camera ini melakukan perekaman
gambar pada satu objek secara bersamaan, hal ini berkemungkinan besar akan terjadinya
perbedaan warna karena di suatu tempat bisa saja terjadi perbedaan cahaya dari arah yang
berbeda dan juga terjadinya bocor (sesuatu yang mucul di layar yang tidak dikehendaki),
maka dari itu penulis sebagai Camera Person harus bener-bener memperhatikan di layar
kamera agar hal tersbut tidak terjadi.
Dari segi teknik pengambilan gambar perlu diketahui pengambilan gambar dapat
terlaksana dengan baik dan bener jika dipahami untuk apa gambar diambil, seberapa besar
ukurannya (Type of shot), bagaimana letak pengambilan gambarnya (angle), moment seperti
yang sesuai dengan konsep program, arah dan tujuan pergerakan, serta informasi apa yang
ingin disampaikan.
Pada konsep ini Camera Person berusaha menyesuaikan segala bentuk teknik
pengambilan gambar dengan tetap mengacu pada director tratment. Mulai dari teknik
pengambilan gambar (shot), sudut pengambilan (angle) dan pergerakan kamera (camera
movment) sesuai dengan treatment yang telah disepakati bersama Pengarah Acara. Dari
treatment tersebut Camera Person juga bekerja sama dengan Penata Artistik dan Penata
Cahaya untuk menciptakan keselarasan artistik dan pencahayaan saat produksi.
C. Konsep Teknis
Dalam konsep teknis yang pertama dilakukan penulis sebagai Camera Person adalah
memilih peralatan yang akan digunakan pada saat produksi sperti kamera, tripod dan alat
penunjang pendukung lainya. Seorang Camera Person harus bisa membangun komposisi
visual. Sudut pengambilan gambar (angle of view) yang tertuju pada tujuan pengambilan
gambar. Jika ingin mendapatkan suatu moment dan menghasilkan gambar yang terbaik,
jangan pernah takut untuk melakukan apapun untuk mendapatkan hasil gambar yang terbaik
seperti mengambil gambar dari ketinggian, mengambil gambar langsung dari depan maupun
belakang. Selain itu sebagai Camera Person juga harus percaya diri dalam pengambilan
gambar dengan bermacam-macam variasi shot. Lalu penggunaan alat lainya seperti tripod
juga harus digunakan pada saat pemeran ber akting agar dapat mengurang gambar shaking
(goyang) dan enak dilihat. Semua peralatan tersebut digunakan untuk mempermudah
pengambilan gambar (shot) yang dibutuhkan dalam penciptaan karya program drama
Destiny.
Dalam produksi program drama Destiny ini penulis sebagai Camera Person melakukan
pengambilan gambar yang sesuai dengan konsep yang telah disepakati bersama pada saat pra produksi,
dan memperhatikan type shot,angle kamera, pergerakan kamera dan komposisi gambar pada saat
produksi. Dalam produksi program ini penulis sebagai Camera Person ingin memberikan gambar-gambar
yang menarik untuk para penonton. Perencanaan konsep teknik juga sangat dibutuhkan dan didukung
juga dengan pembuatan floorplan dan camera report yang akan mempermudah proses kerja seorang
Camera Person.
Dalam proses pembuatan karya mulai dari pra produksi, produksi hingga pasca produksi pasti
tidak luput dari kesulitan masing-masing, tetapi penulis sebagai Camera Person selalu berusaha untuk
melewati kesulitan-kesulitan tersebut dan selalu berdiskusi dengan tim terutama dengan Pengarah Acara.
Penulis sebagai Camera Person sangat memperhatikan shot-shot dan angle yang di ambil agar bisa
mendapatkan hasil yang terbaik. Dan penulis juga menerapkan shot-shot yang bervariasi dalam program
ini agar dapat dinikmati oleh penonton.
Camera Report
VISUAL
SHOT
NO Scene CAM ANGLE MOVING VIDEO NOTES
SIZE
Low
Lorong
1 1 1 MFS Still OK
Angle
Eye
Caffe
2 1 MFS Still
2 Level
OK
3
2 CU Still
Eye
4 Follow Left
1 MS
Level
3 Eye
Parkiran OK
5
2 MFS
Level Still
6 1 MS Low Angle
4 Caffe OK
Gerbang
9 5 1 MS Eye Level Follow OK
Rumah
Ruang
10 6 1 MFS Eye Level Still OK
Tamu
11 1 MS Eye Level Still
7 Kampus OK
13 1 MS Eye Level
Teras
14 8 2 MS Eye Level Still OK
Rumah
19 1
12 Still R. Tamu OK
20 2
21 1
13 Still R. Tamu OK
22 2
Flor Plan
a. Lokasi Lorong
b. Lokasi Caffe
c. Lokasi Parkiran
d. Lokasi Caffe
e. Lokasi Gerbang Rumah
g. Lokasi Kampus
h. Lokasi Teras Rumah
i. Lokasi Caffe
Spesifikasi Kamera
2.5.2 Produksi
Setelah melewati tahap pra produksi, penulis memasuki tahap produksi yang dimana penulis
harus mempersiapkan segala kebutuhan lighting yang akan digunakan, baik dari segi batre, tripod dan
led. Selain itu juga penulis berdiskusi dengan camera person untuk menentukan penempatan lighting agar
sesuai dengan yang kami inginkan.
Menurut (Lamintang, 2014) “harus dapat menyeimbangkan keterbatasan secara teknis medium
televisi dengan melakukan kreasi untuk memperoleh efek pencahayaan yang bisa menghasilkan gambar
yang terang dan jernih.”
Dari kutipan di atas dijelaskan bahwa penata cahaya harus bisa menyeimbangkan segala
keterbatasan yang terjadi dan juga harus menciptakan efek cahaya terang dan juga menarik mata
penonton agar pada saat program ini di tonton oleh kyalayak banyak bisa dengan jelas di nikmati.
Apa yang dilakukan oleh penata cahaya pada kutipan di atas bisa dijelaskan bahwa saat produksi
selain harus bisa menempatkan posisi lighting yang sesuai, juga harus bisa mengerti lighting secara teknis
agar jika terjadi kendala atau ada gangguan teknis, penulis sebagai penata cahaya langsung bisa
menanganinya tanpa haarus bingung dan tanpa menghambat jalannya prosuksi.
1 LED LED - -
2 RING RING LIGHT - -
LIGHT
3 LED LED - -
Ring Light
Deskripsi :
Daya : 16 watt
Panjang : 1200 mm
Reflektor
2.6.2 Produksi
Setelah pra produksi selesai disiapkan, tahapan kedua adalah produksi. Dalam tahapan produksi
ini yang dilakukan penulis adalah mulai bekerja membuat set yang telah ditentukan pada desain produksi,
mempersiapkan semua wardrobe yang akan dipakai disetiap rubriknya, dan memperhatikan make up.
Penulis juga harus tetap berada dilokasi shooting saat produksi sedang berlangsung untuk berjaga-jaga
jika ada kekurangan atau hal-hal yang harus diatur oleh penata artistik agar didalam kamera terlihat bagus
dan tidak ada kesalahan.
Menurut (Suprapto, 2013) mengemukakan bahwa “dalam proses produksi dia harus bekerja sama
secara terpadu dengan penata grafis serta seluruh kerabat kerja produksi dan juga dengan bagian
pemasaran atau promosi –melalui kerjasama yang dibangun ini akan menghasilkan sebuah produk yang
kreatif yang mampu menampilkan produksi televisi yang artistik”.
Dari kutipan diatas, penulis menyimpulkan bahwa seorang penata artistik harus selalu
berkolaborasi atau berdiskusi dengan seluruh kerabat kerja karena proses kerja dari penata artistik itu
tidak bisa dilakukan sendiri tetapi membutuhkan kerjasama dalam sebuah tim untuk mencapai kreativitas
yang tinggi sehingga menghasilkan sebuah karya artistik yang menarik.
Mengenai wardrobe sendiri, menurut (Kusumawati dkk, 2017) menyimpulkan bahwa, “penata
kostum merupakan orang yang bekerja mengatur segala bentuk pakaian atau yang dikenakan oleh pemain
dalam melakukan adegan sesuai dengan tuntutan cerita atau scenario”.
Dari kutipan diatas, penulis menggunakan wardrobe yang disesuaikan dengan konsep produksi
Film Pendek yang berjudul DESTINY sudah dibuat ini. Dimana program ini menggunakan jenis gaya
pakaian casual dengan tambahan warna-warna cerah yang akan dipakai oleh para talent disetiap rubrik
yang berbeda. Serta memakai tambahan hiasan seperti bando, jam tangan, dan lain-lain untuk menambah
kiasan yang dipakai oleh para talent. Dalam hal wardrobe ini juga penulis memperhatikan beberapa hal
seperti kerapihan, kebersihan, kecocokan, dan warna untuk menyesuaikan talent yang berbeda.
Menurut (Kusumawati dkk, 2017) mengemukakan bahwa, “make up kerap diartikan melukis
dengan bahan dan alat kosmetik. Make up juga dikatakan sebagai segala sesuatu yang berhubungan
dengan tata rias untuk pemain dalam melakukan adegan sesuai tuntutan naskah dan peran dalam cerita”.
Dari kutipan diatas, penulis meyimpulkan bahwa make up adalah suatu hal pendukung yang
sangat penting dalam sebuah program untuk memberikan karakteristik yang sesuai pada pemain yang
terdapat didalam naskah. Dalam Film Pendek yang berjudul DESTINY ini, penulis memberikan sentuhan
make up natural yang akan dipakai oleh talent.. Tujuannya agar saat dikamera wajah para talent tidak
terlihat tebal ataupun tidak terlihat pucat tetapi akan terlihat fresh. Sehingga penulis memberikan
sentuhan warna-warna cerah seperti, blush on, dan lipstik. Jika shooting berlangsung, penulis akan selalu
standby di lokasi, karena selalu ada hal-hal yang harus dirapikan. Seperti wajah yang berkeringat atau
rambut yang berantakan.
Dari kutipan diatas, penulis menyimpulkan bahwa seorang penata artistik bertugas mengatur
segala aspek yang dibutuhkan saat produksi untuk menunjang program dalam membuat sebuah suasana
dan karakter pemain dalam layar untuk menjadikan daya tarik atau kekhasan sebuah acara.
Selanjutnya untuk tahapan produksi, yang dilakukan penulis adalah mulai bekerja membuat set
yang telah ditentukan pada desain produksi, mempersiapkan semua wardrobe yang akan dipakai disetiap
rubriknya, dan memperhatikan make up. Penulis juga harus tetap berada dilokasi shooting saat produksi
sedang berlangsung untuk berjaga-jaga jika ada kekurangan atau hal-hal yang harus diatur oleh penata
artistik agar didalam kamera terlihat bagus dan tidak ada kesalahan.
Setelah tahapan produksi selesai, tahapan terakhir adalah tahap pasca produksi. Dimana pada
tahap ini, penulis melakukan evaluasi proses kerja yang sudah dilakukan dari pra produksi sampai pasca
produksi. Hal ini dilakukan agar dapat mengetahui kekurangan-kekurangan apa saja yang didapat pada
saat pengambilan gambar agar tidak terjadi kembali di masa yang akan datang.
Int/
No. Lokasi Set Rub Waktu Cast Wardrobe Property MakeUp
rik ext
1. Cilandak , Loro- ng Ext Sore Andre Kaos Jam Bedak ,
Jakarta caffe w& Hitam , Tangan , Lipbal
Selatan Rama Waistbag m
Kemeja
, Mawar
motif Putih
Putih
, Kemeja
motif Abu
– Abu ,
Celana
Jeans ,
Sneakers
2. Cilandak , Caffe Int Sore Rama Koas Waistbag , Bb cream ,
Jakarta & Army, sling bag , bedak ,
Selatan Liana Kaos jam tangan blush on ,
Hitam,Ca mascara ,
rdugan , , mawar , lipbalm ,
Kemja cincin ,dela lipstick
motif s
putih, rok
polkadot
Cast : andre
Setting : Saat di lorong caffe
Cast : liana
2. Setting : Saat di caffe
Cast : rama
Saat di caffe
Cast : liana
Setting :
Parkiran kampus
3
Cast : rama
Setting : Parkiran kampus
Cast : rio
Setting : parkiran kampus
Cast : liana
Setting : caffe
4.
Cast : rama
Setting : caffe
5 Cast : liana
Setting : rumah liana
Cast : rama
Setting : rumah liana
Cast : liana
6 Setting : ruang tamu rumah liana
Cast : andre
Setting : ruang tamu rumah liana
`
Cast : liana
Setting : koridor kampus
Cast : rama
Setting : koridor kampus
Floor Plan
FLOOR PLAN
a. Lokasi Lorong
b. Lokasi Caffe
c. Lokasi Parkiran
d. Lokasi Caffe
e. Lokasi Gerbang Rumah
g. Lokasi Kampus
h. Lokasi Teras Rumah
i. Lokasi Caffe
2.7 Proses Kerja Tata Suara
Dalam prosesnya produksi televisi “The Love Wall”, menurut buku dari Kusumawati, dkk
(2017:123) “Program televisi dan film mengandung dua unsur yang penting yaitu gambar dan suara.
Kedua komponen ini harus seimbang dan menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, Audio berarti
‘suara’ atau reproduksi suara”.
Menurut Edie Karsito (2008:62) dari buku Kusumawati, dkk (2017:124) “Penata suara tugasnya
merekam pengontrol power vocal, artikulasi dari intonasi suara pemain, menjaga suasana (atmosphere)
efek suara dan noise yang terjadi di sekitar lokasi shooting”. Penulis melakukan pengecekan dan melihat
beberapa lokasi dan menjaga suasana dalam beberapa lokasi dan mencari tahu apa saja yang sekiranya
dapat merusak audio nanti pada saat produksi.
Menurut Achina dan Suwandi (2011:13) dari buku Kusumawati, dkk (2013:124) “Audio
Engineer/Sound supervisor, audiooperator adalah orang yang bertanggung jawab soal teknik dan artistic
tata suara, kontrolaudiolevel, balance, serta kualitas semua aspek penyuaraan baik pada saat rehearsal ,
live ataupun taping, maupun pada saat pasca produksi.”
Penulis menyimpulkan persiapan konsep yang telah di diskusikan atau ditetapkan oleh
tim yaitu film yang genre romance-drama dari segi backsound audio yang mendukung
dan juga sesuai dengan genrenya. Penulis akan menggunakan jenis soundeffect yang
natural dan asli pada saat produksi nanti.
2.7.2 Produksi
Setelah tahapan pra produksi selesai, penulis selanjutnya melakukan produksi pembuatan
film. Pada tahap produksinya penulis hanya melakukan perekaman menggunakan peralatan yang
telah dipersiakan pada saat pra produksi.
Sistem yang digunakan penulis yaitu merekam secara langsung, merupakan teknik
pengambilan suara secara langsung ketika pengambilan gambar dilaksanakan, dengan begitu
suara yang terekam diperkuat oleh gambar dan suasana yang muncul pada saat produksi
berlangsung. Biasanya penulis akan mendapatkan kelemahan seperti adanya suara yang tidak
diinginkan muncul dengan kerasnya, noise masuk pada saat produksi berlangsung di lokasi yang
tidak dapat dicegah ataupun di kendalikan. Tetapi, penulis akan melakukan usaha maksimal dan
cermat, selalu menjaga jarak boom mic dengan pemeran agar tidak terlalu jauh dan tidak terlalu
dekat. Hal itu berupaya agar suara yang didengar tetap stabil.
Penulis melakukan beberapa tahap sebagai penata suara yang harus diperhatikan dan diperlukan :
1. Monitoring level suara, dan memberikan isyarat bahwa penulis siap dalam melakukan
perekaman.
Penulis telah menyimpulkan pada saat produksi berlangsung, penulis akan mengatur tingga
atau rendahnya level pada tombol volume lalu mendengarkannya. Untuk tingkatan volume
audio yang direkam dapat dilihat pada alat rekam zoom recorder. Setelah melakukan
pengecekan pada level suara dan volume audio, penulis memberikan isyarat pada saat
sutradara mengucapkan “Audio” lalu penulis akan menjawab “Speed” yang berarti audio
telah siap merekam zoom H4n dan boom mic.
2. Meningkatkan kualitas
Penulis menyimpulkan di tingkatkan adalah kualitas pada suara, karena suara yang
bersumber dari alat zoom recorder dan boom mic dapat menghasilkan suara yang natural,
beda dengan suara dari kamera karena kamera tidak berfokus kepada suara, sedangkan
boom mic berfokus tepat di atas para pemain, sehingga suara pemain terdengar lebih jelas
dalam artikulasi dialog-dialognya.
Penulis akan melakukan pengecekan ulang dari beberapa audio yang teklah masuk kedalam
folder penyimpanan zoomrecorder dan memastikan bahwa semua baik dan berjalan lancar
disetiap audio yang telah disimpan.
Penulis akan merapihkan nomor audio yang selanjutnya akan dimasukkan kedalam report
audio agar tersusun sesuai urutan slate atau nomor urut. Selanjutnya penulis melakukan
pemeriksaan peralatan setelah shooting untuk di simpan kembali kedalam tempat. Dan
penulis tidak lupa menyimpan folder audio-audio dengan memasangkan SD card dan
menyimpan audio yang terekam kedalam komputer atau laptop.
Pada tahap produksi, penulis menyimpulkan bahwa penata suara bertugas untuk merekam secara
langsung pada saat produksi dimulai, agar terciptanya mood para pemeran saat melakukan
produksi.
Pada tahapan pasca produksi, penulis bersama sutradara dan editor, akan melihat hasil
video yang sebelumnya di simpan dan kemudian masuk ke tahap edit, dan penulis memberikan
music, ilustrasi music dan soundeffect kepada editor sesuai dengan yang diperlukan untuk
dimasukkan ke dalam video. Selain itu penulis bersama sutradara juga dapat membuat dan
menentukan lagu atau instrument yang akan digunakan sebagai soundtrack atau backsound yang
dapat dinikmati oleh penonton dalam film pendek ini.
Memahami dan mengerti dalam fungsi music dan efek-efek suara menurut Kusumawat, dkk :
1. Musik merupakan suatu bagian terkuat dalam sebuah program dan dapat berkontribusi besar
untuk kelangsungan sebuah program.
a. Scoring music adalah hasil kerjasama antara sutradara dan composer music. Musik
scoring pada sebuah film adalah suatu hal yang akan menambah feel deep film tersebut.
Dengan music maka kita bisa mengetahui pada waktu kapan dan dimana setting film itu.
b. Musik ilustrasi adalah music latar yang mengiringi aksi selama cerita berjalan. Musik
latar tersebut sering berupa music tema, Musik tema membentuk dan memperkuat
mood, cerita, serta tema utama film. (Prastista, 2008:154)
c. Musik intro sebagai pembangun suasana awal. Musik tersebut harus di sesuaikan
dengan suasan drama yang di produksi.
d. Smash merupakan titik berat dalam music, tidak harus pendek tapi tidak harus kasar dan
keras. Contoh smash music romantic, ketegangan, dan lain-lainnya.
e. Original soundtrack adalah lagu yang diciptakan khusus untuk satu judul film. Lagu ini
sebagai ciri khas film tersebut. Jenis music, lirik, dan tema lagu biasanya disesuaikan
dengan cerita film yang di produksi
2. Sound Effect adalah music yang dibuat atau diciptakan untuk mendukung suasana adegan.
Jenis soundeffect :
Berikut beberapa yang harus diperhatikan sebagai penata suara pada saat pasca produksinya dari
buku Kusumawati, dkk (2017: 129) :
Mendampingi editor untuk memilih audio yang tepat.
Membantu editor untuk memilih dan menempatkan pemisahan antara soundeffect dan
sumber suara asli.
Membantu editor untuk menepatkan backsound, tema lagu, dan scoring music yang
tepat.
Menganalisa hasil akhir game.
Mengevaluasi hasil perekaman suara.
Penulis menyimpulkan pada tahap pasca produksi semua konsep yang sudah dibuat pada saat
produksi selanjutnya disatukan ke tahap ini. Penulis pun harus melakukan pengecekan kembali
pada audio yang telah direkam dan penulis harus peka terhadap suara noise, sehingga
mendapatkan hasil yang maksimal.
2.7.4 Peran dan Tanggung Jawab
Dalam peranan dan tanggung jawab pada produksi ini penulis sebaiknya memahami dan mengerti
peran dan tanggung jawab sebagai seorang penata suara menurut Kusumawati, dkk (2017 : 126)
dan kesimpulan tambahan dari penulis :
1. Bertanggung jawab terhadap kualitas audio baik secara teknis maupun non teknis.
2. Memahami instalasi jaringan distribusi audio secara teknis dan dapat mengatasi apabila
terjadi gangguan.
3. Mengetahui karakter mic dan peralatan audio lainnya. Dan mempersiapkan peralatan
audio yang dibutuhkan.
4. Berkoordinasi dengan program director atau produser dan rekan kerja lainnya selama
proses produksi berlangsung.
5. Mengoperasikan mixer audio dengan baik dan profesional.
6. Mendampingi editor bersama sutradara pada saat pembuatan ilustrasi music, sound
effect, backsound pada tahapan editing.
2.7.5 Proses Penciptaan karya
A. Konsep kreatif
Setelah penulis naskah membuat naskah dan disetujui oleh produser serta sutradara yang
kemudian dibaca, dipelajari, dan dipahami oleh penulis, saat itu penulis membayangkan sebuah
konsep pada penataan suara yang mudah didengarkan dimana film yang berjudul “The Love
Wall” ini ditunjukkan untuk remaja. Sehingga penulis membuat konsep audio yang menarik dan
sesuai dengan tema yang dapat membuat penonton terbawa kedalam suasana yang tergambar di
film tersebut. Penulis pun menambahkan beberapa soundeffect, backsound, ilustrasi.
Konsep audio genre romance-drama sesuai dengan naskah menggunakan beberapa instrument
yang membawa suasana romantika dan beberapa music instrument untuk drama yang mendukung
penonton dapat merasakan pergantian suasana hati.
B. Konsep Produksi
Dalam produksi tugas film pendek ini, penulis bertanggung jawab mulai dari alat yang
berhubungan dengan pengambilan atau perekaman, penyimpanan suara, dan mengatur letak
boom mic dengan pengaturan zoom recorder yang diatur sebelum adegan dimulai. Pada tahap ini
juga penulis bekerja sama dengan sutradara dan penyunting gambar membicarakan konsep yang
akan digunakan untuk membawa penonton terbawa suasana di dalam film pendek “The Love
Wall” ini.
C. Konsep Teknisi
Pada tahap produksi penata suara menggunakan zoom H4n dan boom mic sebagai alat
pengambilan atau perekaman suara. Alasannya penulis menggunakan boom mic dan zoom H4n,
selain flexible, suara juga terdengar jernih dan asli. Penulis tidak memungkinkan untuk
menggunakan micinternel pada kamera. Dimana mic dapat menangkap suara dari segala arah.
Dan boom mic digunakan agar dapat memilih suara-suara yang diinginkan oleh penulis, editor
serta sutradara.
Kendala pada ide cerita yang berubah-ubah membuat lambatnya penyelesaian, solusinya
adalah semua tim bekerjasama aktif dan membantu penulis naskah dalam menyelesaikan naskah.
Kendala kekurangan anggota tim, solusinya adalah meminta teman untuk membantu
proses produksi.
Kendala penata suara pada saat shooting diluar ruangan, karena banyaknya suara yang
tidak diinginkan terakam. Solusinya adalah, boom mic diberi jarak tidak terlalu jauh dan tidak
terlalu dekat pada pemeran agar suara yang dihasilkan terdengar jelas dalam pengucapan
dialognya.
Kendala lainnya, seperti clip on yang tidak berfungsi dengan baik. Saat dilakukan
penegcekan clip on tersebut bersuara kecil dan terkadang hilang atau tidak ada satupun suara
yang masuk.
Penulis melakukan beberapa tahap dalam produksi pembuatan film ini. Berikut tahap-
tahap yang penulis lakukan :
Pembedahan naskah
Melakukan riset dan survey tempat.
Membuat data alat yang diperlukan.
Hunting peralatan yang diperlukan.
Pasca produksi.
SPESIFIKASI AUDIO
Manufacture : Rode
Shipping Weight : 290
Product Dimensions :
- Weight : 9.40
- Length : 19.60
- Height : 6.50
Include :
- Pistol Grip
- Windshield Bakset
-Windscreen Wool
Digunakan sebagai perekaman ambience atau tambahan pada saat waktu yang tidak dapat
Earphone : No Merek
Digunakan sebagai alat membantu pendengar suara yang bersumber dari boom mic dan terekam
ke zoom recorder
AUDIO TREATMENT
SCORING
1 1 EXT. Lorong Café - Malam Boom Original Sepi
kabarnnya?
sama Liana
denger
baiknya.
kalian.
lama ya disini?
ketemuan?
serius banget
menikah denganku?
mereka
Siang
yang dipinjam.
balikin. Makasih ya
Lin?
kepada Rio.
gue dong.
Rama : Liana?
diparkiran ya?
buru.
ngobrol kak.
bersama.
Liana.
sendiri.
jalan lagi.
Liana : ( tersenyum )
mendatanginya untuk
Liana semalam.
kamu
juga ke campus
ngerepotin kak?
searah
sedikit
Mic Score -
kak?
kak
tanpa bantuan lo
9 9 INT. Cafe – Sore Clip On Original Sepi
sepi.
Eh iya kak
melamar Liana
baik kedepannya
Andrew) Alhamdulillah,
makasih kak
VO Liana
memisahkan kita
2.8.2 Produksi
Di tahap ini , Sebagai seorang penyunting gambar mengawasi proses pengambilan gambar dan
mengingatkan sutradara jika ada shot-shot yang terlewat atau bahkan melenceng dari konsep yang telah
disepakati yang pada akhirnya akan menyulitkan penulis pada saat pasca produksi nanti. Memperhatikan
continuity atau keserasian gerak dan akting para pemain , karena penulis dan tim produksi termasuk
penata kamera menggunakan Multi camera yang mengharuskan adanya pengulangan adegan beberapa
kali. Oleh karena itu, continuity gambar harus dijaga agar dalam tahap pasca produksi yang sebagian
besar menggunakan metode continuity dan cut to cut agar tidak terdapat gambar yang jumping.
Penulis sebagai editor bertanggung jawab penuh atas hasil akhir suatu karya audio visual dan
menentukan susunan shot yang akan digunakan dan mendiskusikannya dengan sutradara. Selain itu
penulis harus mampu menangkap dan memahami gagasan sutradara dan merealisasikan gagasan-gagasan
tersebut.
A. Konsep kreatif
Untuk membuat karya audio visual menjadi lebih, penulis sebagai editor mencoba memilih
soundtrack yang menarik menegangkan dan ilustrasi musik yang sesuai dengan adegan-adegan pada
Drama televisi ini. Penulis juga menggunakan transisi film dissolve dan dip to black serta memberi
sentuhan suara. Hal ini penulis lakukan dengan tujuan agar penonton dapat merasakan sisi romantic dari
film tersebut yang di rasakan oleh para tokoh.Dalam beberapa adegan, seperti adegan ketika tokoh sedang
di sebuah cafe, penulis banyak menggunakan perpindahan tempat masing-masing tokoh ditempat yang
berbeda agar penjelasan cerita dapat memberikan suasana menegangkan dan tidak membosankan di akhir
cerita.
B. Konsep Produksi
Dalam pembuatan Drama Romance “‟Destiny” ini, tim produksi terdiri dari delapan orang
termasuk penulis sendiri yang bertugas sebagai editor. Dalam melakukan proses produksi, tugas seorang
editor memang belum maksimal. Namun dikarenakan jumlah tim produksi yang terbatas maka untuk
membantu kinerja pada saat produksi penulis merangkap sebagai pencatat adegan dan clipper.
Untuk membuat hasil editing yang sesuai dengan konsep kreatif, maka penulis menggunakan
software Adobe Premiere Pro CC 2019 Hal ini dipilih karena dalam software ini dibutuhkan dalam
pembuatan Drama televisi ini.Selain itu software ini juga dapat menghasilkan gambar yang lebih baik
dari pada software lainnya.
1. Off Line
Proses ini adalah tahapan awal bagi seorang editor, dimana editor mulai melakukan proses editing dari
bahan baku yang masih bersifat kasar sampai proses fine cut (menyusun atau merapikan gambar).
2. Preview Screening
Pada tahap ini penulis sudah menerima keseluruhan materi shooting berupa memori kamera kemudian di
pindahkan ke laptop penulis setelah ditonton bersama dengan sutradara scane per scanenya. Hal ini
dimaksudkan agar penulis mengenali semua bahan baku yang didapat, dari shot yang di nilai baik,
pilihan, maupun tidak baik. Selain itu juga untuk menilai hasil kerja rekan satu tim dalam proses
produksi.
3. Capture
Di tahap ini editor melakukan pemindahan gambar atau transfer file video hasil rekaman yang masih
berbentuk memori kemudian di pindahkan ke laptop penulis sehingga menjadi bentuk digital dengan
format video MOV, untuk selanjutnya masuk ke dalam tahap proses penyuntingan gambar atau editing.
1. Logging picture
Dalam tahap ini seorang editor melihat catatan atau menyesuaikan shot-shot berdasarkan laporan time
code agar nantinya juga dapat memudahkan seorang editor untuk memilah shot-shot yang sesuai dengan
laporan time code, dan sesuai dengan kebutuhan scenario.
2. Assembling
Pada tahap ini, editor mulai menyusun dan menyambung setiap shot berdasarkan urutan scene pada
skenario. Tapi penyambungan yang dilakukan masih sangat kasar dan masih menggunakan durasi yang
sebenarnya.
3. Rough Cut
Pada tahap ini, editor Melakukan penyusunan pertama sebuah film yang dipersiapkan penyuting dari
ambilan (take) sesuai dengan urutan dalam sekenario,tapi kesempurnaan tempo/ritme dan editing itu
sendiri masih harus dikerjakan pada tahap berikutnya, Lalu memilih shot-shot yang dianggap sudah
mewakili apa yang diinginkan atau dibutuhkan skenario dari sekian banyak shot yang nantinya untuk
disusun.
Pada tahap ini editor mulai melakukan pemotongan dan penghalusan gambar yang sudah tersusun rapih.
Editor kemudian merapikan setiap potongan antar shot yang masih kurang baik atau mengganggu. Dalam
tahap ini editor juga memberikan efek–efek atau transisi sebagai penyambungan atau perpindahan shot
dan scene.
Tujuan dari tahap ini adalah agar alur cerita tersusun baik dengan insert shot yang tepat.
5. On Line
Online editing adalah proses editing ketika penulis mulai memperhalus hasil off line, memperbaiki
kualitas hasil dan memberi tambahan transisi serta effect khusus yang dibutuhkan.
6. Colour Grading
Setiap gambar yang telah selesai di edit perlu dikoreksi warnanya agar didapat persamaan warna, karena
bukan tidak mungkin pada saat produksi berlangsung ada kendala pencahayaan yang akhirnya
mempengaruhi warna dalam gambar.
7. Titling
Ini tahap untuk memberikan title, editor menggunakan software pendukung yang dibutuhkan editor dan
yang sudah tersedia pada media editing yang digunakan Adobe Premier CC 2019, dan audio
menggunakan boom mic berkaitan dengan proses audio dan juga memberi credit tittle didalamnya
maupun audio effect. Yang harus di mixing pada tahap ini adalah dialog, effect, dan musik.
8. Release Master
Setelah proses editing selesai dan editor telah melakukan berbagai perbaikan, sebelumnya editor dan
rekan satu tim mengadakan pertemuan untuk menonton Non Drama Televisi karya ini dalam bentuk MP4
yang sudah jadi sebelum diserahkan kepada dosen pembimbing. Setelah melakukan perbaikan, maka
hasil akhir Drama Romance ‘’Destiny’’ ini ditayngkan dan diupload ke channel youtube.
2. Kendala : ada suara yang bocor pada saat shooting framerate camera berbed
Solusi :kita take ulang pada saat suaranya tidak benar-benar mengganggu.
LOGGING PICTURE
EXT/ Keterangan
Sce Shot
ne INT Visual Audio SFX Transisi Video Effect
1 1 Rama Cutting+Tran
sisi
bertemu
Andrew
kakaknya
liana
INT CU,MFS
EXT MS+MFS+MS
5 1 Rama Cutting+Tran
sisi
mengant
arkan
liana
pulang
INT MFS
9 1 Andrew Cutting+Trans
isi
mengajak rama
untuk bertemu
di cafe
10 1 INT MFS+Still
1 Cutting+Trans
isi
12 INT MS Cutting+Trans
isi
COUNTING LEADER
FADE IN
DESKRIPSI PROGRAM
KONTEN PROGRAM
CREDIT TITTLE