Anda di halaman 1dari 22

PENULISAN NASKAH DALAM PEMBUATAN FILM PENDEK

BERGENRE DRAMA KOMEDI BERJUDUL “JARENE”

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Program Studi
DIV Produksi Film dan Televisi

Oleh:
RIZKY MACHMUD ADI PRATAMA TUAHUNS
17510160030

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA


UNIVERSITAS DINAMIKA
2021

i
PENYUTRADARAAN DALAM PEMBUATAN FILM PENDEK
BERGENRE DRAMA KOMEDI BERJUDUL “JARENE”

PROPOSAL

Diajukan sebagai syarat untuk mengerjakan Tugas Akhir

Disusun oleh:
Nama : RIZKY MACHMUD ADI PRATAMA
TUAHUNS
NIM : 17510160030
Program Studi : DIV Produksi Film dan Televisi

Surabaya, 5 Maret 2021


Disetujui:

Pembimbing I Pembimbing II
Digitally signed
by Yunanto Tri
Laksono
Date: 2021.04.02
10:50:28 +07'00'
Yunanto Tri Laksono, M.Pd. Novan Andrianto, M.I.Kom.
NIDN 0704068505 NIDN 0717119003

Mengetahui:

Kaprodi DIV Produksi Film dan Televisi

Ir. Hardman Budiardjo, M.Med.Kom., MOS.


NIDN 0711086702

ii
LEMBAR MOTTO

“There is one guarantee in life.


In the end, we’re all going to die”

iii
LEMBAR PERSEMBAHAN

Ku persembahkan untuk Keluarga, Almamater, Dosen serta Guruku.

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan Tugas Akhir (TA) ini yaitu
untuk menghasilkan skenario film pendek bergenre drama komedi. Fokus utama
dari penulis yaitu membuat skenario dengan genre drama komedi. Setelah penulis
menulis skenario, sutradara akan memulai tahap produksi dengan crew yang
lainnya.
Menurut (Baskin, 2003) genre drama lebih menonjolkan sisi human interest
dan suasana kehidupan nyata, juga menggiring penonton ikut larut dalam kejadian
yang dialami tokoh. Pemberi informasi yang mudah melekat di ingatan adalah
melalui film bergenre drama, karena drama adalah genre yang memiliki gambaran
nyata sebuah kehidupan. Sehingga pada akhirnya penonton dapat ikut merasakan
alur dalam film dikarenakan kesamaan pengalaman ataupun peristiwa yang ada
disekitanya (Javandalasta, 2011). Salah satu manfaat menonton film drama komedi
yang bisa membuat tertawa adalah mengatasi stress dan pikiran kembali fresh.
Karena saat Anda tertawa bahagia, tubuh akan melepas hormon bahagia yang dapat
menekan stres dan membuat Anda bahagia kembali (Fimelia, 2014).
Jadi, dari beberapa uraian tersebut, penulis sebagai penulis skenario
terdorong untuk menulis skenario dengan mengangkat aspek-aspek kehidupan
sosial dan balutan komedi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang penciptaan di atas maka fokus penciptaan
adalah bagaimana penulisan skenario dalam membuat film pendek bergenre drama
komedi berjudul “Jarene” yang mampu memberi hiburan tersendiri kepada
penonton.

38
1.3 Batasan Masalah
Agar tidak menyimpang dari tujuan yang akan dicapai dalam pembuatan film
pendek ini, maka pembahasan masalah meliputi:
1. Penulis berperan sebagai penulis skenario dalam pembuatan film pendek
bergenre drama komedi.
2. Membuat ide dan konsep berdasarkan arahan sutradara.
3. Membuat skenario film pendek bergenre drama komedi.
4. Menentukan set lokasi, wardobe, property, dan ambience bersama sutradara.
5. Melakukan casting untuk talent yang sesuai dengan karakter dalam skenario.
6. Melakukan reading bersama talent
7. Durasi film pendek tidak lebih dari 15 menit.

1.4 Tujuan
Adapun beberapa tujuan yang ingin dicapai Tugas Akhir ini yaitu:
1. Menghasilkan film pendek bergenre drama komedi.
2. Menghasilkan penulisan skenario yang sesuai dalam pembuatan film pendek
bergenre drama komedi ini.

1.5 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh melalui penciptaan karya ini adalah:
1. Meningkatkan kemampuan dan memahami job desk penulis skenario dalam
sebuah produksi film pendek
2. Penulis dapat menerapkan ilmu yang didapatkan selama proses perkuliahan
3. Sebagai bahan kajian dalam mata kuliah film fiksi
4. Memberikan tambahan referensi

6
BAB II
LANDASAN TEORI

Dalam membuat karya ini penulis menggunakan beberapa landasan teori


untuk mendukung dalam penciptaan.

2.3 Film
Film adalah suatu media komunikasi massa berupa gambar yang bergerak
sangat dan penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki realitas yang kuat, salah satunya
menceritakan tentang realitas masyarakat. Film juga dapat diartikan sebagai hasil
budaya dan alat ekspresi kesenian. Film sebagai komunikasi massa merupakan
gabungan dari berbagai tekhnologi seperti fotografi dan rekaman suara, kesenian
baik seni rupa dan seni teater sastra dan arsitektur serta seni musik (Effendy, 2009).
Sebagai industri (an industry), film adalah sesuatu yang merupakan bagian
dari produksi ekonomi suatu masyarakat dan ia mesti dipandang dalam
hubungannya dengan produk-produk lainnya. Sebagai komunikasi
(communication), film merupakan bagian penting dari sistem yang digunakan oleh
para individu dan kelompok untuk mengirim dan menerima pesan (send and
receive messages).
2.2 Genre
Dalam kamus besar bahasa Indonesia genre merupakan jenis, tipe, atau
kelompok sastra atas dasar bentuknya. Dalam suatu cerita terdapat beberapa genre
yang membuat film itu menarik antara lain:
1. Drama
Drama adalah jenis genre yang menghadirkan konflik drama dari beberapa
tokoh yang ada di dalamnya.
2. Komedi
Komedi adalah genre film yang tujuannya membuat penonton tertawa.
3. Aksi
Aksi adalah genre yang menghadirkan aksi pertarungan di dalamnya.

38
4. Horor
Horor adalah genre film yang mengandung elemen-elemen yang
berhubungan dengan hantu-hantu.
5. Romance
Romance adalah genre film yang menceritakan tentang kisah cinta antar
tokoh.
6. Adventure
Adventure adalah genre film yang menceritakan petualangan atau
penjelajahan.
7. Fantasy
Fantasy adalah genre film yang menceritakan karakter yang bersifat
imajinatif.
8. Thriller
Thriller adalah genre film yang mengandung unsur ketegangan yang dapat
memacu adrenalin.
9. Sci-Fi
Science-Fiction atau fiksi ilmiah merupakan genre film yang berhubungan
dengan teknologi dan pengetahuan fiktif sebagai fokus ceritanya.
10. Misteri
Film Misteri merupakan genre film yang mengandung unsur misteri dan
penyelidikan, dengan membuat penonton untuk ikut berpikir dari
penyelesaian film dari genre misteri ini.

2.3 Genre Drama


Film drama merupakan genre yang paling banyak diproduksi karena
jangkauan ceritanya sangat luas. Film-film drama umumnya berhubungan dengan
tem, cerita, setting, karakter, suasana yang memotret kehidupa nyata.

8
2.4 Genre Komedi
Komedi adalah jenis film yang tujuan utamanya memancing tawa
penntonnya. Film komedi berupa drama ringan yang melebih-lebihkan aksi,
situasi, bahasa, hingga karakternya.

2.5 Skenario (screenplay)


Skenario atau screenplay merupakan sebuah karya tulis yang di tulis oleh
seorang penulis naskah (scriptwriter) untuk sebuah film, program televisi, ataupun
video game. Skenario bisa meliputi karya orisinil maupun adaptasi (Iskandar,
2020).

Di dalam sebuah skenario biasanya terdapat scene untuk menggambarkan


latar tempat dan waktu, action yang menjadi patokan aktor mengetahui apa yang
akan di lakukan si tokoh, dan dialog. Namun elemen-element tadi bisa jadi berubah
berdasarkan penulis naskah.

Gambar 2.5.1 contoh skenario film

38
(Sumber: https://stephenfollows.com/resource-docs/scripts/Pulp_Fiction.pdf)

2.6 Penulis Skenario (scriptwriter)


Penulis Skenario atau scriptwriter adalah orang yang menulis sebuah
skenario (screenplay) untuk film
Kebanyakan, sebuah projek film akan di inisiasi oleh seorang penulis
skenario. Adapun penulis skenario yang menulis di bawah naungan ide seorang
sutradara ataupun assignment sebuah studio, penulis skenario semacam ini di sebut
full-time script doctors (Purbanegara, 2020).
Menurut Haekal Ridho Affandi, scriptwriter adalah seorang merubah ide
menjadi sebuah tulisan, orang yang mampu membuat cerita yang efektif, dan
mampu membuat inovasi dalam tulisannya.

2.7 Dialek Suroboyoan


Dialek Suroboyoan adalah sebuah dialek bahasa Jawa yang diucapkan di
Surabaya dan sekitarnya (Gresik, Sidoarjo, hingga Malang). Dialek ini
berkembang dan digunakan oleh sebagian masyarakat Surabaya dan sekitarnya.
Secara tingkatan bahasa jawa, bahasa Suroboyoan bisa dikatakan sebagai bahasa
paling kasar. (Fachrezy, 2019)
Berikut adalah beberapa kosakata khas Suroboyoan.
1. "gurung" berarti "belum" (bahasa Jawa standar: durung);
2. "gudhuk" berarti "bukan" (bahasa Jawa standar: dudu);
3. "deleh" berarti "taruh/letak" (delehen=letakkan) (bahasa Jawa standar:
dekek);
4. "kek" berarti "beri" (dikek'i=diberi, kek'ono=berilah) (bahasa Jawa standar:
wenehi);
5. "ae" berarti "saja" (bahasa Jawa standar: wae);
6. "gak/ogak" berarti "tidak" (bahasa Jawa standar: ora);
7. "arek" berarti "anak" (bahasa Jawa standar: bocah);
8. "cak" berarti "mas" atau "kakak laki-laki" (bahasa Jawa standar: mas);
9. "kate/kape" berarti "akan" (bahasa Jawa standar: arep);

10
10. "laopo/lapo" berarti "sedang apa" atau "ngapain" (bahasa Jawa standar:
ngopo);
11. "opo'o" berarti "mengapa" (bahasa Jawa standar: kenopo);
12. "soale" berarti "karena" (bahasa Jawa standar: kerono);
13. "atik" (diucapkan "atek") berarti "pakai" atau "boleh" (khusus dalam
kalimat"gak atik!" yang artinya "tidak boleh");
14. "cek" ("e" diucapkan seperti kata "sore") berarti "agar/supaya" (bahasa Jawa
standar: ben/supados);
"gocik" berarti "takut/pengecut" (bahasa Jawa standar: jireh)

2.10 Kata Jancok


Kata jancok, dancok, atau disingkat menjadi cok (juga ditulis jancuk atau
cuk, ancok atau ancuk, dan coeg) merupakn sebuah kata yang khas dari komunitas
masyarakat di Jawa Timur, terutama Surabaya dan sekitar. Meskipun memiliki
konotasi yang buruk, kata jancok menjadi kebanggaan serta dijadikan simbol
identitas bagi komunitas penggunanya, bahkan digunakan sebagai kata sapaan
untuk memanggil di antara teman, untuk meningkatkan rasa kebersamaan. (Saroh,
2010)

Biasanya, kata “Jancok” menjadi kata umpatan pada saat emosi meledak,
marah kepada seseorang. Kata “Jancok” juga dianggap tabu untuk di ucapkan di
area umum karena memiliki konotasi negatif. Namun bagi kalangan arek-arek
Suroboyo, Gresik, dan Malang kata “Jancok” merupakan salah satu simbol
persahabatan dan keakraban. Jadi, ada perubahan makna dari negatif ke positif.

38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Pada Bab III ini menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam
pembuatan film pendek bergenre drama komedi berjudul “Jarene”.

3.1 Metode Penelitian


Dalam pembuatan film Tugas Akhir ini, metode penelitian yang digunakan
ialah penelitian secara kualitatif, dimana penelitian kualitatif merujuk pada
penalaran baik secara tekstual maupun secara visual.
Penulis menggunakan empat teknik untuk memperoleh dara secara kualitatif,
yakni studi literatur, wawancara, serta studi eksisting. Dalam tugas akhir ini
penulis sudah melakukan penelitian melalui studi literatur, observasi dan
wawancara. Setelah semua data terkumpul, selanjutnya akan dikaji guna
mendapatkan kesamaan.

3.2 Objek Penelitian


Objek penelitian yaitu skenario film pendek berjudul “Jarene” tentang
kehidupan sosial yang akan dikembangkan dengan elemen pendukung yaitu: Genre
Drama, Genre Komedi, Penulis Skenario.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini data sangat penting, agar laporan
dapat dipertanggungjawabkan dan akurat. Sumber data pada laporan ini diperoleh
dari buku-buku atau studi literatur. Studi literatur diperlukan untuk menemukan
keaslihan data yang sudah diterbitkan baik dari buku ataupun dari jurnal dan
laporan penelitian yang sudah ada.
Selanjutnya sumber data dari observasi secara langsung ke lokasi penelitian.
Serta dilakukan studi eksisting, untuk mempelajari film-film yang memiliki
kesamaan dengan karya Tugas Akhir ini untuk memperoleh masukan tentang
kelebihan dan kekurangannya. Bagian terakhir adalah wawancara dengan

12
narasumber yang memiliki keahlian dibidang yang sesuai dengan bahasan ini, untuk
mendapatkan informasi. Sumber data secara rinci dijelaskan pada bagian
selanjutnya yaitu pada bagian teknik pengumpulan data. Teknik Pengumpulan data
dalam proses pembuatan film pendek Jarene yaitu wawancara, observasi, dan studi
literatur.

3.4 Teknik Analisa Data


Sumber data yang akan dikumpulkan berasal dari studi literatur untuk
menemukan kevalidan data dari literatur sebelumnya. Wawancara dilakukan
dengan narasumber dengan keahlian dibidangnya untuk mendapat data yang
kredibel sesuai dengan topik. Berdasarkan data yang dikumpulkan dan diolah di
atas maka bisa disimpulkan bahwa tugas akhir ini adalah menghasilkan film
pendek bergenre drama komedi berjudul jarene.

3.5 Perancangan Karya


Pada bagian ini akan dijelaskan Langkah-langkah perancangan karya mulai
dari pra produksi, produksi, dan pasca produksi.

38
3.6 Alur Perancangan Karya

Gambar 4.1 Peta Konsep Perancangan Karya

3.6.1 Pra Produksi


Pada tahap ini penulis sebagai penulis skenario membuat ide, konsep, dan
sinopsis, sebagai langkah awal dalam membuat film.
1. Ide
Ide dari film pendek ini berasal dari pengalaman penulis di saat menjadi
mahasiswa yang suka nongkrong di angkringan.
2. Konsep
Film pendek ini memiliki alur maju, karena alur maju bisa membuat
penonton lebih mudah untuk memahami cerita film ini. Penulis ingin
menunjukkan momen-momen dimana mahasiswa baru saat memasuki dunia
perkuliahan. Dengan menggabungkan genre drama penulis mencoba
membawa kan dunia dan karakter yang ada di dalam film ini menjadi natural.
Penulis menambahkan genre komedi untuk membawakan cerita yang ada di
dalam lebih mempunyai warna. didukung oleh Director of Photography yang

14
menggunakan teknik visual comedy akan memperluaskan unsur komedi yang
akan di angkat ke dalam film ini.
3. Sinopsis
Di sebuah Angkringan, 2 anak muda bernama Aldo dan Alvin saling
berbincang dan melawak. Alvin mengatakan kepada Aldo bahwa ia pernah
melihat temannya memakan sushi seperti penyetan, Aldo tertawa
mendengar itu dan mengakatan bahwa ia juga pernah menyaksikan
temannya memakan lemper seperti orang jepang, lalu Alvin berkata “sulit
memahami orang susah”. Dengan anggapan bahwa itu adalah sebuah set up
lawakan, Aldo menimpali bahwa orang susah itu jangan di pahami tapi beri
duit, mendengar jawaban itu membuat alvin tertawa. Ditengah lawakan
mereka, seorang gadis semok mendatangi angkringan dan melewati mereka.
Mata mereka langsung terpaku pada pantat gadis.Masih memandangi kedua
bongkahan daging itu, Alvin berbisik kepada Aldo jika cewek seperti itu
pasti mau kalau di gonceng sepeda mogenya. Merasa tersinggung karena
motor nya yang butut Aldo menyolot perkataan Alvin. Aldo menyimpulkan
bahwa walaupun motor nya butut namun karena motor butut itu ia bisa
berkuliah di kampus yang sama dengan Alvin. Setelah mendengar perkataan
itu, Aldo merasa sedikit bersalah karena perkataan nya. Di pertengahan
perdebatan Penjaga Angkringan meneriaki mereka untuk memesan sesuatu
dari angkringannya bukan malah debat tapi tak membeli apapun.

3.7 Manajemen Produksi


Pada tahap manajemen produksi penulis sebagai penulis skenario melakukan
casting talent
1. Casting Talent
a) Talent 1
1) Dimensi Fisiologis
Jenis Kelamin : Laki-laki
Bentuk Tubuh : Ideal
Usia : 19 tahun

38
Raut Wajah : Suram
Pakaian : Casual
2) Dimensi Sosiologis
Status Sosial : Menengah kebawah
Pekerjaan : Mahasiswa
Bahasa : Bahasa Indonesia dan Bahasa jawa

b) Talent 2
1) Dimensi Fisiologis
Jenis Kelamin : Laki-laki
Bentuk Tubuh : Ideal
Usia : 19 tahun
Raut Wajah : Ceria
Pakaian : Casual
2) Dimensi Sosiologis
Status Sosial : Menengah keatas
Pekerjaan : Mahasiswa
Bahasa : Bahasa Indonesia dan Bahasa jawa

c) Talent 3
1) Dimensi Fisiologis
Jenis Kelamin : Laki-laki
Bentuk Tubuh : Ideal
Usia : 25 tahun
Raut Wajah : Pemarah
Pakaian : Casual
2) Dimensi Sosiologis
Status Sosial : Menengah
Pekerjaan : Penjaga Angkringan
Bahasa : Bahasa Indonesia dan Bahasa jawa

16
2. Sarana Prasarana
Sebelum melakukan proses produksi diperlukan adanya list alat shooting
guna menunjang proses produksi. List alat shooting dapat dilihat pada tabel
3.1.
Tabel 3.1 List Alat Shooting
No. Nama Alat Jumlah

1. Charge Baterai Mirrorless 2 Buah


2. Baterai Kamera 6 Buah
3. Lensa Fix Canon 1 Buah
4. Lensa Tele Canon 2 Buah
5. Lensa Kit Sony 1 Buah
6. Tripod 2 Buah
7. Memori Card 4 Buah
8. Reflector 2 Buah
9. Rode 1 Buah
10. Umbrella 2 Buah
11. Headset 1 Buah
12. Clepper 1 Buah
13. Boom Mic 1 Buah
14. Tascam 1 Buah
15. RIG 1 Buah
16. Clip On 3 Buah

17. Lampu LED 4 Buah

18. Lampu Kino 2 Buah

19. Lampu Redhead 2 Buah

20. Kamera Sony Mirrorless A7III 2 Buah

21. Laptop 1 Buah

38
22. Hardisk 1 Buah

3. Anggaran Biaya
Sebelum melakukan proses produksi diperlukan adanya Anggaran Biaya
guna menunjang proses produksi. Anggaran biaya dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Anggaran Biaya
Senin, 26 April 2021
1. Konsumsi Siang 15 Orang Rp300.000
2. Konsumsi Malam 15 Orang Rp300.000
3. Lain-lain Rp100.000
Total Rp700.000
Selasa, 27 April 2021
1. Konsumsi Siang 15 Orang Rp300.000
2. Konsumsi Malam 15 Orang Rp300.000
3. Lain-lain Rp100.000
Total Rp700.000
Rabu, 28 April 2021
1. Konsumsi Pagi 10 Orang Rp200.000
2. Konsumsi Siang 10 Orang Rp200.000
3. Lain-lain Rp50.000
Total Rp450.000
Kamis, 29 April 2021
1. Konsumsi Sore 10 Orang Rp200.000
2. Konsumsi Malam 10 Orang Rp200.000
3. Lain-lain Rp50.000
Total Rp450.000
Jumat, 30 April 2021
1. Konsumsi Sore 10 Orang Rp200.000
2. Fee Talent 3 Orang Rp600.000
3. Lain-lain Rp50.000
Total Rp850.000
Total Rp3.150.000

Tabel 3. 3 Tabel Anggaran Biaya Pasca Produksi

Pasca Produksi
1. Merchandise Rp450.000
2. Publikasi Rp1.000.000

18
Total Rp1.450.000
Total Keseluruhan Rp4.600.000

4. Jadwal Kerja
Sebelum melakukan proses produksi diperlukan adanya Jadwal Kerja guna
menunjang proses produksi.
Tabel 3.4 Tabel Jadwal Kegiatan Produksi
No. Kegiatan February Maret April Mei Juni
Produksi
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Ide dan Konsep
2. Naskah
3. Sidang Awal
4. Shootlist
5. Storyboard
6. Recce/Reading
7. Produksi
8. Editing
9. Sound Editing
10. Rendering
11. Publikasi

Ide dan konsep – Februari,(minggu ke 2-4)


Naskah – Maret (minggu ke 1-2)
Sidang Awal – Maret (minggu ke 3-4)
Shotlist – April (minggu ke 1)
Storyboard – April (minggu ke 2)
Recce/Reading – April (minggu ke 3)
Produksi – April (minggu ke 4)
Editing – Mei (minggu ke 1)
Sound Editing – Mei (minggu ke 2)
Rendering - Mei (minggu ke 3)
Publikasi - Mei (minggu ke4)

38
DAFTAR PUSTAKA
Effendy. (2009). Mari Membuat Film, Edisi Kedua. In Effendy, Mari Membuat
Film, Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.
Baskin, A. (2003). Macam-macam Genre. In A. Baskin, Membuat Film Indie itu
Gampang. Bandung: Kanisius.
Javandalasta. (2011). 5 Hari Mahir Bikin Film. In Javandalasta, 5 Hari Mahir Bikin
Film. Jakarta: Mumtaz Media.
Fimelia. (2014, Februari 13). Suka Nonton Film Komedi Yang Lucu. Retrieved
from fimelia: https://www.fimela.com/beauty-health/read/3730280/suka-
nonton-film-komedi-yang-lucu-anda-harus-bangga-karena
Asada, A. (2017). Pengembangan Film Dokumenter. Malang: Muhammadiyah.
CSinema. (2018, January 6). Tahapan Produksi Film. Retrieved from C Sinema:
http://csinema.com/tahapan-produksi-film/
Antelope, S. (2019, January 29). Apa Itu Storyboard Dan Cara Menggunakannya
Dalam Produksi. Retrieved from Studio Antelope:
https://studioantelope.com/apa-itu-
storyboard/#:~:text=Storyboard%20adalah%20papan%20cerita%2C%20b
entuknya,diedit%20dan%20tidak%20kekurangan%20gambar.
Baik, T. (2020). Resensi Film Terbaru. Retrieved from Pandai Besi:
https://pandaibesi.com/contoh-resensi-film-terbaru/
Purbanegara, B. (2020, April 21). Tahap-tahap Menulis Skenario Film . Retrieved
from BW PURBANEGARA: https://www.purbanegara.com/post/tahap-
tahap-menulis-skenario-film-5-penulisan-
treatment#:~:text=Treatment%20adalah%20tulisan%20yang%20berisi,sat
u%20langkah%20sebelum%20menuliskan%20skenario.
Iskandar, J. (2020, Juni 30). Apa Itu Skenario Dalam Produksi Film. Retrieved
from Studio Antelope: https://studioantelope.com/apa-itu-skenario-dalam-
produksi-film/
Fachrezy, Z. (2019, Maret 17). Boso Suroboyoan : Kosakata khas Arek Suroboyo
yang Tegas. Retrieved from Good News From Indonesia:

20
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2019/03/17/boso-suroboyoan-
kosakata-khas-arek-suroboyo-yang-tegas
Saroh, Y. (2010). ”Jancok or Dancok” in Discourse (Semantic and Pragmatic).
Jombang: Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Persatuan Guru
Republik Indonesia.

38

Anda mungkin juga menyukai