Anda di halaman 1dari 19

SENI PERAN 2020A

FILM PENDEK “TAK ADA”

Nama Kelompok:
Rama Suluh Mustofa 20020134009
Reza Rivandika Tama 20020134080
Ilham Aditya Prakasa 20020134034
Rosa Amilia Rostika 20020134075
Kharisma Pramesthi M. 20020134054
Shafa Namira Islami 20020134044
Devy Indah Oktavia Sari 20020134085

PRODI PENDIDIKAN SENDRATASIK


JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERISTAS NEGERI SURABAYA
2021
Latar Belakang

Perkembangan film di Indonesia memiliki perjalanan yang cukup panjang hingga


pada akhirnya menjadi seperti film masa kini yang penuh dengan efek dan sangat
mudah di temukan untuk menjadi meida hiburan. Dalam buku “Mari membuat Film”
Heru effendy (2009; 10), dijelaskan bahwa film pertama kali lahir di pertengahan abad
ke-19. Dibuat dengan bahan dasar seluloid yang sangat mudah terbakar bahkan oleh
percikan abu rokok sekalipun.

Pada tahun 1970-an film sudah dapat merekam dengan jumlah yang banyak
dengan menggunakan videotape yang kemudian dijual. Film dapat diklasifikasikan
berdasarkan cerita, pembuat, dan beradasarkan genre. Film itu memiliki beberapa jenis
seperti, Film dokumenter, Film pendek, Film panjang, Film yang digunakan untuk
mempromosikan suatu perusahaan, iklan televisi, Program Televisi, dan Video klip. Film
yang akan di buat dalam Tugas ini adalah Film pendek, Film Fiksi yang berdurasi kurang
dari 20 menit,

Film pendek bergenre drama romantic yang berjudul “Tak Ada” Menggunakan
Teknik live shot, film ini menceritakan tentang dua sepasang sahabat laki-laki dan
perempuan yang sudah sejak kecil bersahabat hingga dewasa, mereka saling membantu
satu sama lain termasuk dalam urusan cinta, kemudian saudara dari sahabat perempuan
yang berasal dari Madiun yang pindah ke kota Surabaya, akhirnya mereka bertiga
bertemu dalam ketidak sengajaan yang menimbulkan urusan perasaan.

Film dibangun terutama dengan bahasa visual apa yang ditampilkan dan di
tangkap oleh mata. Karena itu, berhasil tidaknya sebuah film dapat dilihat dari rekasi
penonton. Terlebih jika penontonnya adalah orang asing yang tidak memahami bahasa
lisan dan tulisan yang akan digunakan dalam film tersebut dan memahami bahasa lisan
dan tulisan yang akan digunakan dalam film tersebut. Film yang akan dibuat ini di
adaptasi dari film yang sudah ada, hanya dari beberapa bagian film ini akan disisipkan
cerita tammbahan, cerita ini termasuk ke dalam cerita fiksi dimana imajinasi manusia
akan di masukan.

Pembuatan film pendek ini bergenre drama romantic dan jika mendengar kata
romantic sepertinya sudah tidak asing lagi di telinga kita terutama untuk seorang yang
telah berpasangan. Romantis sendiri selalu identik dengan hal-hal yang menyenangkan,
kegembiraan, dan betanya-tanya yang berkaitan dengan cinta. Dalam konteks hubungan
cinta romantis, romantic biasanya menyiratkan satu ekspresi cinta atau keinginan
sesorang secara emosional yang dalam dan terhubung dengan orang lain.

Penciptaan film pendek bergenre drama romatis ini dipilih, dikarenakan hal yang
bersifat romantis, itu mempunyai makna yang sangat luas. Dalam teori film yang ditulis
oleh Himawan Prastista disampaikan bahwa film romantic memusatkan perhatian cerita
pada masalah cinta, baik kisah percintaannya sendiri maupun pencarian cinta sebahai
tujuannya. Sehingga tidak ada salahnya hal romantis itu di sampaikan melalui sebuah
film dengan berbagai masalah cinta di dalamnya

Dalam pemmbuatan film pendek ini dimulai dengan Pra produksi dengan
memiliki konsep yang ingin menonjolkan dari sisi ceritanya dan juga untuk memberikan
dukungan agar film tersebut terlihat lebih menarik dan membuat orang penasaran
dengan alur cerita film tersebut. Alur ceritanya pun dibuat Campuran, dimana ceritanya
dibuat Dramatik .

Pada saat melakukan editing akan meliputi pemberian transisi ilustrasi, music,
tone warna, effect (Teknik composting), dan juga pemberian backsound agar dapat
menambah kesan dramatisasi pada film ini. Teknik Compositing itu sendiri adalah Teknik
dengan penggabungan beberapa gambar, videp, dan audio menjadi satu.

Berdasarkan pemikiran tersebut pembuatan film drama romantis yang berjudul


“Tak Ada” Ini bertujuan untuk memberikan hiburan tersendiri kepada para penonton
selain mengangkat tema tentang percintaan, film ini juga mengangkat tentang
persahabatan. Penggunaan V.O atau Voice Over juga dimasukan ke dalam film tersebut.

Dari dasar pemikiran di atas maka pembuatan Tugas ini akan membahas tentang
pembuatan Film pendek bergenre Drama dengan judul “Tak Ada” , dengan cerita
tentang sebuah keihklasan dalam mencintai seseorang dan juga dengan film pendek ini
dapat memberikan alternative lain dalam pembuatan film pendek dari segi penggunaan
tekniknya.

FOKUS KARYA

Fokus karya terdiri dari 2 variabel yaitu, variabel bentuk dan variabel isi. Variabel bentuk
membahas tentang bentuk penyajian. Penyajiannya berupa film pendek. Variabel isi
merupakan tema dari karya, yaitu mengambil tema persahabatan. Pada film pendek
tersebut menceritakan dua pasang sahabat laki- laki dan perempuan yang kebingungan
dengan perasaan masing- masing. Sehingga muncul konflik disaat saudara dari
perempuan tersebut datang dikehidupan mereka disitulah timbul perasaan suka,
cemburu dimulai.
TUJUAN

Adapun tujuan dari pembuatan film pendek ini sebagai berikut :

1. Tujuan Penulisan karya

- Mampu menuliskan naskah film pendek dengan judul “Tak Ada” yang bergenre
drama romantic

- Mampu memberikan hasil penulisan naskah secara sistematis

2. Tujuan Penciptaan Karya

- Mampu mengetahui teknik pembuatan film pendek

- Mampu mengetahui proses pembuatan film dari awal hingga akhir

MANFAAT

Adapun manfaat pembuatan film pendek ini sebagai berikut :

a. Manfaat teoritis
Pembuatan film pendek ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya,maupun masyarakat pada
umumnya tentang proses awal hingga akhir penulisan dan pembuatan sebuah
karya film pendek dengan judul “……….” yang bergenre drama romantic.
b. Manfaat praktis
1. Jurusan Seni Drama,Tari,dan Musik
Film pendek ini diharapkan berguna untuk bahan kajian mata kuliah
yang berhubungan dengan seni peran.
2. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan mampu memahami penulisan naskah dan
peran dalam film pendek,sehingga mampu menyampaikan pesan-
pesan yang ada didalam film pendek tersebut.
3. Masyarakat
Film pendek ini diharapkan mampu memberikan hiburan kepada
masyarakat dan masyarakat dapat mengambil pesan yang
disampaikan difilm pendek tersebut.

DEFINISI OPERASIONAL

Agar dapat terfokuskan perhatian serta menghindari adanya pembahasan secara luas,
maka perlu adanya definisi secara operasional terhadap istilah yang berkaitan dengan
permasalahan, antara lain :

1. Tak Ada adalah salah satu film pendek yang menceritakan tentang dua pasang
sahabat laki- laki dan perempuan yang kebingungan dengan perasaan masing-
masing. Sehingga muncul konflik disaat saudara dari perempuan tersebut datang
dikehidupan mereka disitulah timbul perasaan suka, dan cemburu dimulai.
2. Film pendek dramatik adalah film yang bisa melahirkan gerak dramatik atau gerak
maknawi pada cerita..

Kajian Pustaka dan Landasan Teori

Untuk mendukung pembuatan film pendek tentang nikah muda, maka karya film

akan menggunakan beberapa tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka yang digunakan

antara lain film, macam-macam film, film pendek, persahabatan, mekanisme produksi

karya film, type of shot, penataan kamera, pencahayaan, split screen, dan moving split

screen.

Film

Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu

tempat tertentu (Effendy, 1986:134).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, film diartikan menjadi dua

pengertian. Pertama, film merupakan selaput tipis yang dibuat dari seluloid

untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau untuk tempat

gambar positif (yang akan dimainkan di bioskop). Yang kedua, film diartikan

sebagai lakon (cerita) hidup.

Kehadiran film memberikan pengaruh pada masyarakat dan membentuk

pola pikir masyarakat melalui pesan dibalik film tersebut. Film juga merupakan

media komunikasi audio visual yang saat ini sudah akrab dengan masyarakat dan

dapat dinikmati oleh berbagai rentang usia dan latar belakang sosial.
Macam-macam Film

Secara garis besar, film dikategorikan menjadi empatkategori yang

masing- masing memiliki ciri dan fungsi.

1. Film Dokumenter

Kekhasan film dokumenter adalah posisinya yang mengombinasikan dua hal;

sains dan seni. Dengan kata lain, film dokumenter adalah “fakta yang

disusun secara artistik”, mengungkapkan berbagai kondisi dan masalah

manusia. Film documenter adalah ekspresi perjuangan manusia untuk

memahami dan memperbaiki diri sendiri (Fachruddin, 2015:276).

2. Film Cerita Pendek (Short Film)

Film ini biasanya berdurasi dibawah 60 menit dan seringkali dihasilkan oleh

para mahasiswa jurusan film atau perorangan maupun kelompok yang

menyukai dunia film dan ingin berlatih membuat film dengan baik(Dennis,

2008:16).

3. FilmCerita Panjang (Feature Length Film)

Film dengan durasi sekitar 90 hingga 100 menit ini umumnya diputar di

bioskop.Namun, tak tertutup kemungkinan ada juga film-film India yang bisa

memakan waktu durasi hingga 180 menit.

4. Film-Film Jenis Lain

Film-film jenis lain biasanya bisa berupa Corporate Profile, TV Commercial,

TV Programme, dan MusicVideo.


Film Pendek (Short Movie)

Berbeda dengan film cerita panjang, durasi yang dimiliki film pendek lebih

terbatas dan bukan merupakan sebuah reduksi dari film cerita panjang.Film

pendek memiliki ciri/karakteristik sendiri yang membuatnya berbeda dengan film

cerita panjang, bukan karena sempit dalam pemaknaan atau pembuatannya

lebih mudah serta anggaran yang minim, tapi karena film pendek memberikan

ruang gerak ekspresi yang lebih leluasa untuk para

pemainnya(www.idseducation.com).

Pernikahan

Menurut UU Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan pada Bab 1 Pasal 1

dijelaskan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau

rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Mekanisme Produksi Karya Film

Menurut (Mabruri, 2010:16)mekanisme produksi film adalah sebuah

proses yang lazim diterapkan dalam proses pengerjaan film pada

umumnya.Sehingga dalam pembuatan film cerita panjang maupun film pendek

tetap harus memperhatikan mekanisme tersebut. Mekanisme tersebut meliputi

pra produksi, produksi dan pasca produksi.Persentase pembagian pengerjaan

karya film adalah 70% di bagian pra produksi, 20% dalam tahap produksi

sedangkan 10% tahap pasca produksi.

Dalam pembuatan film pendek, dibutuhkan 3 peran terpenting yaitu

penulis naskah/skenario, sutradara serta produser.Penulis skenario adalah


seorang pekerja kreatif yang menulis cerita dan skenario atau skenario saja,

untuk sebuah tayangan sinetron atau film, yang dalam bahasa asingnya disebut

script writer(Lutters, 2010).Sedangkan Sutradara menurut Wiyanto(2002) adalah

pemimpin dalam pementasan drama. Sebagai pemimpin yang bertanggung

jawab terhadap kesuksesan pementasan drama, ia tentu harus membuat

rencanaan dan melaksanakannya. Sutradara juga merupakan orang yang

mewujudkan gagasan yang tertuang dalam sebuah skenario supaya menjadi

rekaman audio visual. Menurut Saroenggalo, produser adalah orang yang

membantu sutradara dalam mengelolah proses pembuatan film. Pada umumnya

tim kerja produksi film terdiri


dari beberapa bagian yakni manajer produksi, asisten sutradara, penyunting

gambar, sound man, pengarah artistik, editor(Saroenggalo, 2008)

2.1 Type of Shot

Type of shot bisa juga disebut pembingkaian gambar.Berikut adalah

beberapa variasi type of shot(Santoso, 2013).

1. Extreme Long Shot (E.L.S)

Gambar ini memiliki komposisi sangat jauh, panjang, luas dan berdimensi

lebar. E.L.S bertujuan untuk menjelaskan lokasi dan waktu terjadinya adegan

dalam film.

2. Long Shot (L.S)

Merupakan teknik yang memperlihatkan komposisi obyek secara total, dari

ujung kepala hingga ujung kaki (bila obyek manusia). Dengan menggunakan

L.S dapat menyampaikan lokasi dan tokoh (where dan who). Sehingga tokoh

utama (main character) dan tokoh-tokoh pendukung sudah bisa

diperkenalkan, tetapi tetap dengan menampilkan latar belakang sosial dan

geografis.

3. Medium Long Shot (M.L.S)

Komposisi gambar ini cenderung lebih menekankan kepada obyek, dengan

ukuran ¼ gambar yang memperlihatkan karakter dari atas kepala sampai

lutut. M.L.S berfungsi untuk menjelaskan poin who, when dan where (siapa,

kapan dan dimana).


4. Medium Shot (M.S)

Gambar yang memiliki komposisi subjek (manusia) dari pinggang hingga ke

atas kepala sehingga penonton dapat melihat jelas ekspresi dan emosi yang

meliputinya. Shot ini mempertegas penjelasan who dan how.

5. Close Up (C.U)

Komposisi yang memperjelas ukuran gambar, contoh pada gambar karakter

(manusia) biasanya antara kepala hingga dada. Hal ini memperlihatkan

secara jelas ekspresi karakter beserta emosi yang diucapkan dalam dialog

atau yang tidak.

6. Big Close Up (B.C.U)

Memiliki komposisi lebih dalam daripada C.U sehingga bertujuan

menampilkan kedalaman pandangan mata, ekspresi kebencian pada wajah.

Tanpa kata-kata, tanpa bahasa tubuh, tanpa intonasi, B.C.U sudah

mewujudkan semuanya itu.

7. Extreme Close Up (E.C.U)

Pengambilan gambar close up secara mendetail dan berani. Kekuatan E.C.U

ini terletak pada kedekatan dan ketajaman yang hanya fokus pada suatu

bagian objek saja. Shot tipe ini sangat impresif dan ekspresif, diluar realita,

tetapi disukai oleh penonton karena merasa mendapat pengalaman baru.

2.2 Penataan Kamera

Dalam penataan kamera secara teknik yang perlu diperhatikan salah

satunya adalah camera angle atau sudut kamera.Pemilihan sudut pandang

kamera dengan
tepat akan mempertinggivisualisasi dramatik darisuatu cerita. Sebaliknya jika

pengambilan sudut pandang kamera dilakukan dengan serabutan bisamerusak

dan membingungkan penonton, karena makna bisa jadi tidak tertangkap dan

sulitdipahami.Oleh karena itu penentuan sudut pandang kamera menjadi faktor

yang sangat pentingdalam membangun cerita yang

berkesinambungan.Tipeangle kamera di bagi menjadi 2 jenis antara lain:

1. Angle Kamera Obyektif

Adalah kamera dari sudut pandang penonton outsider, tidak dari sudut

pandang pemain tertentu.Angle kamera obyektif tidak mewakili

siapapun.Penonton tidak dilibatkan, dan pemain tidak merasa ada kamera,

tidak merasa ada yang melihat. Beberapa sudut obyektif antara lain:

a. High Angle

Kamera diletakkan pada posisi yang lebih tinggi dari subyek yang

direkam untuk mendapatkan kesan bahwa subjek yang diambil

gambarnya memiliki status sosial yang rendah, kecil, terabaikan, lemah

dan berbeban berat.


b. Eye Angle

Posisi kamera sejajar dengan subyek yang direkam. Pengambilan

gambar dari sudut eye level hendak menunjukkan bahwa kedudukan

subyek dengan penonton sejajar.

c. Low Angle

Posisi kamera lebih rendah atau bahkan sangat rendah dibanding

subyek yang direkam.Sudut pengambilan ini merupakan kebalikan dari

high angle.Dengan sudut pengambilan ini, subyek akan tampak anggun

atau lebih perk

2. Angle Kamera Subyektif

Kamera dari sudut pandang penonton yang dilibatkan, misalnya melihat ke

penonton. Atau dari sudut pandang pemain lain, misalnya film horor. Angle

kamera subyektif dilakukan dengan beberapa cara:

a. Kamera berlaku sebagai mata penonton untuk menempatkan mereka

dalam adegan, sehingga dapat menimbulkan efek dramatik.

b. Kamera berganti-ganti tempat dengan seseorang yang berada dalam

gambar. Penontonbisa menyaksikan suatu hal atau kejadian melalui

mata pemain tertentu. Penonton akanmengalami sensasi yang sama

dengan pemain tertentu. Jika sebuah kejadian disambungdengan close

up seseorang yang memandang ke luar layar, akan memberi kesan

penontonsedang menyaksikan apa yang disaksikan oleh pemain yang

memandang ke luar layartersebut.


c. Kamera bertindak sebagai mata dari penonton yang tidak kelihatan.

Seperti presenteryang menyapa pemirsa dengan memandang langsung

ke kamera. Relasi pribadi denganpenonton bisa dibangun dengan cara

seperti ini.

Pencahayaan Dan Penataan Lampu

Menurut (Ensadi, 2013), dalam dunia videografi/sinematografi ada dua

garis besar pencahayaan, yaitu:

1. Cahaya alami, yaitu matahari sebagai sumber cahaya, atau sering disebut

daylight. Cahaya alami biasanya dibakukan dengan temperature warna

sebesar 5.600 Kelvin. Cahaya alami terbatas pada siang hari saja dengan

panjang waktu sesuai daerahnya.

2. Cahaya buatan atau artificial light. Cahaya buatan yang dipergunakan dalam

videografi memiliki tipe continuos atau menyala terus. Lampu yang sering

digunakan saat pembuatan video, antara lain: LED, red head 800-1.000 watt,

blonde 2.000 watt, kino flo, dan lain-lain.

Panataan lampu dasar terdiri dari key light, fill light, back light, dan

background light.
1. Key light adalah sumber cahaya utama datangnya cahaya.

2. Fill light adalah cahaya penyeimbang/ pengisi untuk menentukan gelap atau

terangnya bayangan jatuh.

3. Back light adalah cahaya untuk memisahkan objek dengan background.

4. Background light adalah cahaya lampu yang diarahkan ke background untuk

meningkatkan intensitasnya.

3. Metode Penciptaan

A. Pendekatan Penciptaan
DISIPLIN ILMU KARYA
Pada karya ini saya menggunakan satu (1) Disiplin Ilmu atau Teori antara lain : 1. Teori
Keindahan/Estetika. Kami menggunakan Teori Estetika karena dalam rangka
menciptakan artistik pertunjukan yang baik.

B. Konsep Penciptaan
1. Judul dan Sinopsis
Judul sangat penting pada penciptaan karya karena ada maksut tersendiri yang
dimana judul dapat mempresentasikan sebuah isi atau penjelasan pada karya yang
di ciptakan , karya yang kami ciptakan yaitu sebuah Film Pendek yang berjudul “Tak
Ada” dimana judul yang kami ambil ini mempunyai filosofi (Ketika dirimu mencintai
sahabat mu apakah hubungan mu akan berubah? Tak Ada, Jika engkau mencintai
apakah berlanjut atau tidak? Tak Ada, Disaat semua perasaan yang terpendam lama
engkau ingin mengungkapkan dan terjawab mudah? Tak ada). Judul tersebut
menggambarkan bahwa sahabat perempuan ini apabila mengungkapkan semua isi
perasaan cinta nya kepada sahabat laki-laki tak mungkin ada semua jawaban yang
ada pada hubungan persahabatan mereka dan susah di ungkapkan.
Sipnosis film pendek ini adalah Menceritakan dua sepasang Rama dan Kharisma
yang sudah sejak kecil bersahabat hingga dewasa, mereka saling membantu satu
sama lain termasuk dalam urusan cinta, sedangkan Devy adalah saudaranya
Kharisma yang berasal dari Madiun yang pindah ke kota Surabaya , mereka bertiga
bertemu dalam ketidak sengajaan yang menimbulkan urusan perasaan.

2. Tipe atau Jenis Karya


Jenis karya yang dibuat adalah film pendek.Film pendek merupakan film yang
berdurasi pendek,tetapi dengan kependekan waktu tersebut para pembuatnya
semestinya bisa selektif mengungkapkan materi yang ditampilkan.Dengan
demikian,setiap shot akan memiliki makna yang cukup besar untuk ditafsirkan oleh
penontonnya (Prakosa,2001:25).
Dalam film pendek ini memiliki scene dimana dalam kejadian yang berlangsung di
satu tempat dalam satu waktu.Misalnya scene 1 di tepi jalan.Dalam satu tempat
tersebut memiliki beberapa kejadian.Kejadian pertama Rama bertemu Kharisma
selanjutnya Devy datang di tempat kejadian tersebut.Jadi,kejadian tersebut terjadi
dalam satu waktu.
Tipe karya yaitu dramatic yang menceritakan tentang kehidupan percintaan.

3. Teknik
Teknik pembuatan film pendek dengan judul  “tak ada” menggunakan teknik live
shot. Yaitu teknik yang menggunakan banyak tipe shot dalam pengambilan gambar.
Teknik lainnya yaitu teknik dalam bermain peran,olah tubuh, olah suara,olah nafas
dan lainnya. Teknik mengolah suara dapat membantu untuk memberikan karakter
yang lebih baik dengan pemberian intonasi dalam pengucapan. Jadi setiap pemeran
tokoh berbeda penyampaianan tekanannya,harus jelas dalam berbicara agar yang
diucapkan di mengerti oleh penonton. Teknik bermain juga seperti itu jadi
pembawaanya harus sesuai karakter yang dimainkan dikarenakan setiap tokoh itu
sifat perannya tidak sama. Teknik olah tubuh itu harus memainkan sebuah karakter
tidak hanya menggunakan suara tapi juga menggunakan tubuh. Menggerakan
tubuh menggabungkan pikiran dan emosi yang dialami oleh karakter. Seorang
pemeran yang profesional dapat menirukan mimik gerakan dan berubah menjadi
orang lain saat diminta. Tak lupa melatih tubuh dari kepala, tangan, kaki, dan
melatih semua batang anggota tubuh agar nyaman saat bermain peran. Hal lain
yang harus diperhatikan yaitu konsentrasi, emosi/ekspresi, pembangunan watak
dan irama/tempo.

4. Gaya
Dalam film pendek ini menggunakan gaya drama romantic dengan judul “Tak
Ada”.Gaya yang ditampilkan dalam film ini adalah kehidupan percintaan yang
membahas tentang persahabatan antara dua insan laki-laki dan perempuan.Hingga
pada akhirnya datang saudara sahabat perempuan.Ketiganya bertemu dan
menimbulkan urusan perasaan.

5. Pemain dan Instrumen


a. Rama : RAMA SULUH MUSTOFA berperan sebagai Rama. Karakter Rama
memiliki ciri-ciri tinggi dan sedikit gemuk. Karakter Rama memiliki watak
baik, penyayang, percaya diri, dan playboy. Rama merupakan seorang
mahasiswa jurusan Sendratasik di Universitas Negeri Surabaya angkatan 20
yang sedang menempuh mata kuliah seni peran dan bertempat tinggal di
Tuban
b. Kharisma : KHARISMA PRAMESTHI MURGANINGRUM Sebagai Kharisma.
Merupakan sahabat perempuan Rama. Kharisma bersahabat dengan Rama.
Dia berperan menjadi seorang sahabat yang memiliki sifat kalem, dan
ceriwis saat berbicara. Kharisma menjadi tokoh utama dan juga disebut
pemeran protagonis dalam film pendek tersebut.Kharisma merupakan
seorang mahasiswi Jurusan Sendratasik di Universitas Negeri Surabaya
Angkatan 2020 yang sedang menempuh mata kuliah seni peran dan asal
tempat tinggal di Kota Kediri
c. Devy : DEVY INDAH OKTAVIA SARI Sebagai Devy.Merupakan saudara
Kharisma.Dia berperan menjadi seorang yang anggun.Bisa disebut memiliki
sifat antagonis,juga bisa dibilang orang ketiga dalam hubungan sahabat
antara Rama dan Kharisma.Devy juga mencuri perhatian Rama.Devy
merupakan seorang mahasiswi Jurusan Sendratasik di Universitas Negeri
Surabaya Angkatan 2020 yang sedang menempuh mata kuliah seni peran
dan asal tempat tinggal di Kabupaten Madiun.
d. Shafa : SHAFA NAMIRA ISLAMI sebagai Shafa. Dia berperan menjadi teman
kuliah Rama dan Kharisma. Shafa mempunyai teman akrab yaitu Rosa. Dia
berperan sebagai seorang teman yang memiliki sifat julid atau iri dengki
dengan teman kuliahnya . Bisa termasuk dalam antagonis . Shafa merupakan
seorang mahasiswi jurusan Sendratasik di Universitas Negeri Surabaya
angkatan 20 yang sedang menempuh mata kuliah  seni peran dan bertempat
tinggal di Kabupaten Lumajang
e. Rosa : ROSA AMILIA ROSTIKA Sebagai Rosa. Merupakan teman kuliah rama
dan kharisma. Rosa mempunyai teman akrab yaitu shafa. Dia berperan
menjadi seorang teman yang memiliki sifat julid atau iri dengki dengan
teman teman kuliahnya atau bisa juga disebut pemeran antagonis. Rosa 
merupakan seorang mahasiswi Jurusan Sendratasik di Universitas Negeri
Surabaya Angkatan 2020 yang sedang menempuh mata kuliah seni peran
dan asal tempat tinggal di Kabupaten Madiun
f. Reza : REZA RIVANDIKA TAMA Sebagai Mamang pemilik warung Es. Dia
berperan menjadi penjual es yang akan berakting dengan kedua sahabat
Rama dan kharisma di sebuah warung milik Mamang ini , Mamang ini
memliki sifat yang Ramah, baik, dan positif tentunya kepada para
pembelinya bisa juga disebut pemeran Protagonis . Reza Rivandika Tama
merupakan seorang Mahasiswa Jurusan Sendratasik , Prodi S1 Pendidikan
Sendratasik di Universitas Negeri Surabaya Angkatan 2020 yang sedang
menempuh mata kuliah Seni Peran dan Asal tempat tinggal Kabupaten
Bojonegoro.
g.

6. Tata Teknik Pentas


Tata Teknik Pentas Adalah Cara Membuat Pentas atau Tempat pertunjukan / Cara
menata panggung atau tempat pertunjukan. Jadi tata teknik pentas adalah cara
menata panggung untuk pertunjukan. Dalam film pendek dengan judul “tak ada”
kali ini menggunakan latar tempat di pinggir waduk/danau,di pinggir
jalan,café,taman, di warung makan, di gazebo kampus universitas negeri surabaya.
Tata busana yang dipakai yaitu rama, kharisma,dhevy, Rosa, Shafa pakaian seperti
layaknya anak kuliahatau casual sedangkan reza berpakaian layaknya penjual
makanan sehari hari yang biasa dipakai. Tata cahaya yang dipakai menggunakan
sinar matahari langsung, sorot lampu warung atau bisa disebut natural light dan
artificial light.

7. Seni Pendukung
Pada pembuatan film pendek ini ingin menonjolkan dari sisi ceritanya dan juga
untuk memberikan dukungan agar film tersebut terlihat lebih menarik dan
membuat orang penasaran dengan alur cerita film pendek tersebut. Saat
melakukan editing nantinya akan meliputi transisi ilustrasi, musik, tone warna,
effect, dan juga pemberian backsound agar dapat menambah kesan dramatisasi
pada film pendek ini. Penggunaan V.O atau Voice Over juga dimasukan ke dalam
film tersebut.

C. Proses Penciptaan
1. Rangsang Awal
Rangsang awal film pendek ini adalah rangsang visual karena setelah melihat video
atau film,penulis terinspirasi untuk menulis naskah dengan merubah atau
memodifikasi alur cerita,peran atau tokoh,dan lokasi film yang berbeda dari film
sebelumnya.

2. Eksplorasi dan Kerja Studio


Eksplorasi dilakukan berdasarkan panggung atau studio.Namun,eksplorasi kali ini
tidak dilakukan di studio tetapi dilakukan di taman.Mengingat karena karya kali ini
adalah film pendek.Eksplorasi dilakukan dengan mengamati video dan menulis
naskah dengan merubah atau memodifikasi alur cerita,peran atau tokoh,dan
lokasi film yang berbeda dari film sebelumnya.

3. Metode Analisa dan Evaluasi


Setelah melakukan eksplorasi dan kerja studio maka penulis naskah
memodifikasi cerita tersebut menjadi film pendeng dengan tokoh berbeda,lokasi
berbeda,alur cerita berbeda.Selanjutnya penulis menulis naskah baru sesuai ide
yang dimiliki.

4. Metode Penyampaian Materi Karya


Setelah naskah terbentuk maka naskah tersebut disampaikan kepada
pemain.Pemilihan karakter dilakukan dan setiap pemain harus memahami serta
mendalami karakter tersebut. Dilakukan proses latihan,setiap latihan dilakukan
evaluasi apa sajakah yang kurang dalam berakting.Busana,rias,
property,lighting,dan lokasi harus disiapkan.Selanjutnya dilakukan shot video
film pendek.

Anda mungkin juga menyukai