Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PSIKOLOGI KOMUNIKASI

FILM DOKUMENTER
“SEVENTEEN POWER OF LOVE: THE MOVIE”
Disusun Guna Memenuhi Penilain Ujian Akhir Semester Psikologi Komunikasi
Dosen Pengampu: Deviani Setyorini, S.Sos., M.C.M.S.

Disusun oleh:
Tasya Kamila (6662210116)
2D

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Penulis
panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT. karena berkat karunia-Nya yang melimpah,
sehingga Penulis bisa menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Film Dokumenter
‘SEVENTEEN POWER OF LOVE: THE MOVIE’” tepat pada waktunya. Makalah ini
penulis susun guna memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Psikologi
Komunikasi.
Makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak,
sehingga kendala-kendala yang terjadi dapat diatasi dengan baik. Untuk itu, pada kesempatan
ini penulis sampaikan ungkapan terimakasih yang setulusnya kepada:
1. Ibu Deviani Setyorini, S.Sos., M.C.M.S selaku dosen mata kuliah Psikologi
Komunikasi.
2. Teman-teman kelas 2D sebagai teman seperjuangan dalam mengerjakan tugas ini.
3. Seventeen selaku sumber inspirasi penulis dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan/kelemahan yang masih perlu diperbaiki. Maka
dari itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk
penyempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Jakarta, 1 Juni 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB I PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan Penulisan 5

BAB II PEMBAHASAN 6
2.1 Pengertian Film Dokumenter 6
2.2 Jenis Film Dokumenter 7
2.3 Edukasi 9
2.4 SEVENTEEN POWER OF LOVE: THE MOVIE 9
2.5 Pesan Tersirat Dalam Poster 10

BAB III PENUTUP 12


3.1 Kesimpulan 12

DAFTAR PUSTAKA 13

LAMPIRAN 14

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Resensi film Moana (1926) oleh Robert Flaherty merupakan film pertama yang
menggunakan sebutan “dokumenter”, yang ditulis oleh The Moviegoer nama samaran
dari John Grierson pada tahun 1926 tanggal 8 Februari di New York. Kemudian di
Perancis, untuk semua film non-fiksi menggunakan sebutan dokumenter, termasuk film
tentang pendidikan dan perjalanan. Definisi film dokumenter sendiri dipengaruhi oleh
dinamika negara, ideologi, teknologi, ruang lingkup, dan masyarakat dunia. Namun, pada
intinya, film dokumenter adalah film yang menjelaskan atau mempertontonkan tentang
kenyataan.
Film dokumenter merupakan implementasi gaya kreatif dalam upaya
mempresentasikan sebuah kejadian atau hal-hal yang nyata terjadi, pengertian tersebut
dijelaskan salah seorang bapak film dokumenter yaitu John Gierson. Film dokumenter
tidak hanya dibuat untuk menyampaikan informasi, bukan hanya tahu apa topik yang
diangkat, namun juga paham dan dapat merasakan masalah yang dihadapi tokoh dalam
film. Para penonton dapat tersentuh dan bersimpati kepada sang tokoh film, itulah yang
diinginkan pembuat film.
Film dokumenter merupakan usaha untuk mengisahkan kembali suatu kejadian
atau mengungkapkan realitas dengan fakta atau data (Chandra, 2010:1). Film ini tidak
memerlukan suasana yang dilebih-lebihkan agar dapat menutupi keasingan supaya
dipercaya sebagai sebuah kebenaran maka dari itulah film dokumenter tidak dapat berdiri
sendiri. Karena film ini mempunyai tujuan dari pembentukannya, maka dari itu film
dokumenter diakui keberadaannya dan kebenarannya. Tujuan lainnya adalah untuk
menyebarkan informasi, sarana pendidikan, dan mungkin saja adanya propaganda oleh
kelompok tertentu.
Namun seiring berjalannya waktu, film dokumenter bukan hanya dimaksudkan
sebagai informasi, pendidikan, kisah perang yang membosankan bagi sebagian orang,
namun kini juga menjadi sebuah film yang menjadi saksi penting dalam kehidupan para
tokoh dunia. Contohnya seperti Habibie & Ainun (2012) yang mengisahkan tentang

3
Presiden Republik Indonesia ke-3, BJ Habibie dengan istrinya, Hasri Ainun Habibie.
Diceritakan dalam kisah beliau pada masa muda adalah ahli dalam bidang pesawat
terbang yang ingin berbakti kepada bangsa Indonesia. Dan Ainun merupakan dokter
muda cerdas yang mempunyai jalur karir yang terbuka luas.
Contoh ini menunjukkan bahwa tidak hanya ada di Indonesia, tetapi di belahan
dunia lain banyak budaya film yang terus berkembang salah satunya di Korea Selatan,
yaitu K-Pop. Korea Selatan juga mempunyai film dokumenter dari pada tokoh idol yang
sedang populer. Salah satu contohnya yaitu Blackpink: Light Up the Sky (2020) yang
merupakan film dokumenter pertama Blackpink, film ini digarap oleh Caroline Suh. Film
tersebut mengisahkan para member Blackpink, Jennie, Rose, Lisa dan Jisoo dari masa
awal debut tahun 2016 hingga grup mereka bisa tampil di Coachella 2019. Di dalamnya
juga terdapat proses rekaman The Album dan persiapan debut solo salah satu member,
Rose.
Seventeen yang juga merupakan salah satu boyband asal Korea Selatan yang
telah 7 tahun berkarir ini merilis film dokumenternya yang akan rilis di bioskop.
Sebelumnya Seventeen juga pernah merilis film dokumenter yang berjudul Seventeen:
Hit The Road (2020) yang menunjukkan perjuangan awal karir mereka (2015) hingga
mereka berada di puncak kesuksesannya. Tapi, film ini berbentuk video dari pandangan
setiap member yang ditayangkan di YouTube dan WeVerse. Pada tahun ini Seventeen
kembali merilis film dokumenter mereka yang berjudul “SEVENTEEN POWER OF
LOVE: THE MOVIE”. Menceritakan bagaimana perjuangan mereka sebagai Seventeen
dengan 13 member dalam sebuah konser online yang juga berjudul Power of Love. Oleh
karena itu, penulis mengusulkan judul ‘Film Dokumenter “POWER OF LOVE: THE
MOVIE”’.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu film dokumenter?


2. Apa saja jenis film dokumenter?
3. Bagaimana film dokumenter mengedukasi penontonnya?
4. Apa saja yang dibahas dalam “SEVENTEEN POWER OF LOVE: THE MOVIE”?
5. Bagaimana isi pesan yang terdapat di poster?

4
1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai film dokumenter beserta jenisnya.


2. Untuk mengetahui edukasi seperti apa yang didapat dalam menonton film
dokumenter.
3. Untuk mengetahui apa saja yang dibahas dalam film dokumenter “SEVENTEEN
POWER OF LOVE: THE MOVIE”
4. Untuk mengetahui pesan tersurat dan tersirat dalam poster.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Film Dokumenter

Film sendiri memiliki pengertian rangkaian gambar yang hidup (bergerak) atau
bisa disebut movie atau sinema. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), film
memiliki 3 pengertian. Pertama, selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat
gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau untuk tempat gambar positif (yang akan
dimainkan dalam bioskop); kedua, lakon (cerita) gambar hidup; dan ketiga lembaran
plastik yang digunakan sebagai media transfer teks atau gambar pada saat pembuatan
plat cetak. Sedangkan dokumenter sendiri memiliki arti, kata yang merujuk pada hal
yang nyata, fakta, atau merekam realitas dari suatu kejadian. Dalam KBBI, dokumenter
bersifat dokumentasi, yaitu pengumpulan, sampai dengan penyimpanan informasi atau
pengumpulan bukti dan keterangan, yang artinya sebuah peristiwa itu bersifat nyata. Jadi,
dapat dikatakan film dokumenter adalah gambar yang bergerak yang isinya menampilkan
realitas kehidupan atau fakta sebuah peristiwa yang sudah direkam yang benar-benar
terjadi (otentik). Film ini memiliki ciri yang lain, yaitu kesederhanaan dalam penyusunan
cerita dan penyusunan peristiwa yang sebenarnya. Film dokumenter adalah film yang
termasuk dalam kategori film non-fiksi yang isinya mengumpulkan cerita dan kisah yang
terjadi di kehidupan nyata. Pada awal sejarah, tujuan dari perekaman kamera hanya
ditekankan pada setiap gerakan makhluk hidup. Kemudian, dengan segala perkembangan
yang ada, berlanjut menjadi perekaman pada kejadian atau peristiwa dalam kehidupan
sehari-hari.
Tujuan dari pembuatan film dokumenter adalah bukan hanya untuk membuat
penonton kagum pada unsur seni keindahan dalam film, namun juga untuk seni berbicara
(retorika) dan propaganda di dalamnya (Medhurst & Benson, 1981:54). Film dokumenter
juga mempunyai tujuan lain yaitu menyampaikan informasi, sumber pendidikan, sejarah,
dan juga propaganda untuk kelompok tertentu. Dijelaskan bahwa terdapat teknis yang
berbeda dan sederhana serta jarang sekali menggunakan efek visual di film dokumenter,
ini fungsinya untuk dapat memudahkan, kecepatan, keefektifan, penyesuaian, serta
kebenaran atau keaslian kejadian. Penggunaan efek visual yang mendalam digunakan
pada film dokumenter yang subjeknya pada masyarakat dan pada bidang film studi
komunikasi. Pada era setelah perang dunia kedua, banyak pembuat film baru

6
bermunculan. Dengan kondisi dunia yang semakin damai, hal ini memudahkan film-film
mulai dikenal dunia internasional. Terlihat kecenderungan bahwa film dokumenter
semakin personal disertai dengan perkembangan teknologi yang pesat, hal tersebut
membantu mereka untuk melakukan ide kreatif atau inovasi baru. Dengan itu, semakin
luaslah tema dari dokumenter seperti, etnografi, observasi sosial, ekspedisi dan
eksplorasi, seni dan budaya, dan sebagainya.
Dari banyaknya tema dokumenter yang ada, dalam budaya populer yaitu K-Pop,
mereka mengadaptasinya dalam budaya populer tersebut. Salah satu nya yaitu musik pop
Korea Selatan yang ditampilkan oleh para artis dan idol. Para artis yang telah merintis
karirnya hingga mencapai puncak kesuksesan, yaitu beberapa dari mereka memiliki film
dokumenter yang menampilkan perjalanan mereka dari awal berkarir hingga bisa di titik
kesuksesan mereka sebagai idol. Film tersebut juga diisi dengan kegiatan mereka sehari-
hari beserta latihan dan kegiatan di belakang panggung konser.

2.2 Jenis Film Dokumenter

1. Dokumenter Modern
Seringkali untuk film dokumenter saling tumpang tindih dengan siaran televisi, hal ini
bisa terjadi karena munculnya acara realitas maupun hiburan yang sering diartikan
sebagai dokumenter tapi ternyata hal itu merupakan cerita fiktif atau dibuat. Lalu, ada
pembuatan produksi dari dokumenter yang menampilkan proses pembuatan
permainan video atau film. Film dokumenter semacam itu hanya dibuat untuk tujuan
tertentu seperti promosi atau iklan, dan jauh dari kata dokumenter klasik.
2. Biografi
Dokumenter untuk biografi lebih cenderung pada kisah atau profil, biografi dan potret
seseorang terkenal di dunia. Tema utama yang diangkat adalah seseorang yang
populer atau tokoh masyarakat maupun orang yang mempunyai suatu teladan,
kehebatan, kekhasan/keunikan. Contoh filmnya adalah I Am Ali (2014), beliau adalah
sang legenda tinju Muhammad Ali yang mengisahkan rekaman audio pribadi yang
beliau buat sendiri di tahun 1970an, dan ada juga wawancara dengan kerabat terdekat.
3. Travelling atau Laporan Perjalanan
Dokumenter ini merupakan rekaman atau catatan antropologi dari para ahli etnografi.
Seiring perkembangannya, isinya membahas banyak hal penting, dan bisa juga
gambaran dari perjalanan ke lokasi tertentu. Salah satu filmnya adalah Nanook of the

7
North yang dianggap sebagai film perjalanan pertama di dunia, isinya merupakan
perjalanan dari Nanook beserta keluarganya yang melakukan perdagangan, berburu,
memancing ikan sampai melakukan migrasi.
4. Sejarah
Genre sejarah dalam film dokumenter merupakan salah satu genre yang pekat sekali
dengan aspek referential meaning-nya, alasannya adalah ketepatan data yang sungguh
rahasia dan tidak menerima kesalahan dalam hal penginterpretasian dan
pemaparannya. Isi dari film berupa catatan fakta dan peristiwa di masa lalu atau sudah
terjadi. Contohnya seperti, perang, kontrak, kehidupan lampau, dan lain sebagainya.
5. Ilmu Pengetahuan
Film dokumenter science ini isinya berupa informasi tentang pengasuhan atau
pendidikan. Temanya mencakup berbagai bidang, seperti teknologi, ilmu pengetahuan
alam, budaya, dan lain-lain. Salah satu contohnya adalah National Geographic yang
mencakup cerita dalam suatu rentang waktu, provokatif, dan relevan untuk global.
Membantu kita memahami tentang dunia merupakan tujuan utama dari National
Geographic.
6. Dokudrama
Seiring dengan perkembangan, lalu terbitlah istilah baru yang disebut dengan
Dokudrama. Genre dalam dokumenter dimana bagian-bagian di film lebih dahulu
disusun atau diarahkan dengan perencanaan yang cukup matang. Jenis film
dokumenter ini ada karena untuk memecahkan masalah paling dasar di film
dokumenter, yaitu pembuatan film dari peristiwa yang pernah terjadi. Contoh filmnya
BBC History of World War II - Hiroshima (2005) dibuat tepat 60 tahun terjadinya
jatuhnya bom atom di kota Hiroshima, Jepang oleh Amerika.
7. Investigasi
Film dokumenter ini merupakan lanjutan dari jurnalistik, peristiwa yang menjadi
temanya merupakan peristiwa yang ingin digali lebih dalam. Atau juga dapat berisi
catatan investigasi di hal jurnalistik dari kasus atau kejadian yang sedang dibicarakan.
Contoh filmnya yaitu The Thin Blue Line yang merupakan film dokumenter Amerika
tahun 1988, menceritakan tentang pria yang didakwa dan dihukum mati, Randall Dale
Adams atas kasus pembunuhan yang sebenarnya tidak pernah ia lakukan.

8
2.3 Edukasi

Film dokumenter dapat menjadi sumber edukasi untuk pelajar karena isi dari film
dokumenter memaparkan fakta atau realitas yang benar terjadi sehingga tidak mungkin
ada perekayasaan dalam pembuatannya. Tema film dokumenter yang cocok untuk
dijadikan pembelajaran adalah seperti film-film yang bertemakan kebudayaan dalam
istiadat sampai kesenian dan juga tema yang berhubungan dengan keilmuan termasuk
bidang keilmuan manapun, seperti biologi, fisika, sejarah dan lain-lain karena isi film
memberikan pengetahuan yang positif kepada para penonton. Karena sebuah
pengetahuan bisa didapatkan dari manapun seperti dalam kehidupan sehari-hari, apa
yang dilihat, didengar, dialami yang kemudian menjadi pembelajaran baik dalam sisi
positif dan sisi negatif. Namun fakta yang ditampilkan di dalam film dokumenter tidak
selalu menyajikan informasi yang murni seperti di buku teks, namun lebih cenderung
pada cara kita melihat aspek-aspek dari kondisi kemanusiaan. Film dokumenter bisa
membuat sebuah cara pandang baru dan mengetahui informasi baru yang ada di dunia
yang luas ini.

2.4 SEVENTEEN POWER OF LOVE: THE MOVIE

Seventeen Power of Love: The Movie merupakan film dokumenter dari grup
musik asal Korea Selatan yaitu Seventeen. Seventeen yang mempunyai 13 anggota grup
yang semuanya adalah laki-laki yang memulai awal karir pada tahun 2015 tepatnya pada
tanggal 26 Mei di bawah naungan agensi Pledis Entertainment. Asal nama dari Grup
Seventeen ini adalah dari 13 anggota ditambah dengan 3 unit di dalamnya (performance
tim, hiphop tim dan vocal tim), dan ditambah dengan mereka yang merupakan 1, yang
dimana 13 + 3 + 1 hasilnya adalah 17 (Seventeen). Ke-13 anggotanya adalah Choi
Seungcheol, Yoon Jeonghan, Hong Joshua, Moon Junhui, Kwon Soonyoung, Jeon
Wonwoo, Lee Jihoon, Xu Minghao, Kim Mingyu, Lee Seokmin, Boo Seungkwan, Chwe
Hansol, dan Lee Chan.
Film Dokumenter Seventeen ini diadakan karena konser keliling dunia mereka
yang seharusnya dilaksanakan bersama fans secara langsung dari tahun ke tahun menjadi
online dikarenakan pandemi covid-19. Hal itulah yang menjadi latar belakang
diadakannya Seventeen Powe of Love: The Movie yang merupakan film dokumenter
secara eksklusif dari agensi mereka yaitu Pledis Entertainment untuk mengatasi
kerinduan para fans Seventeen yang dipanggil sebagai carat. Pledis Entertainment juga

9
membeberkan POL The Movie adalah surat cinta dalam bentuk film yang berisikan
konser live mereka, wawancara yang dirilis untuk pertama kali, dan banyak cerita di
belakang panggung. Untuk media pelaksanaannya hanya tersedia di bioskop yang
memiliki ScreenX, 4DX, dan 4DX Screen. Film dokumenter ini dijadwalkan tayang
secara global pada tanggal 20 dan 23 April 2022. Untuk tambahan penayangan sendiri
bervariasi disesuaikan dengan lokal negara masing-masing. Bersamaan dengan poster
disebarkan, agensi Pledis Entertainment juga menyebarkan sebuah link untuk survei
mengetahui seberapa banyak peminat dari setiap negara untuk film dokumenter ini.

2.5 Pesan Tersirat Dalam Poster

Gambar 1

Di dalam poster di atas dapat dilihat ada beberapa objek yaitu:


1. Gambar atau foto ke 13 anggota Seventeen, sehingga secara langsung orang yang
melihat poster ini tahu bahwa film ini dibintangi oleh ke 13 orang tersebut.
2. Lalu tulisan “SEVENTEEN POWER OF LOVE: THE MOVIE” yaitu poin langsung
dari film yang ditampilkan. Kemudian tulisan lain yang ada di poster sangat
menjelaskan hari penayangan film dan bioskop mana saja yang menyediakan.
3. Background warna merah dan gambar menyerupai jendela berwarna biru. Warna
merah di background memiliki sebuah kekuatan beserta energi dari para anggota.

10
Sedangkan biru melambangkan arti ketenangan. Antara kedua warna tersebut saling
melengkapi satu sama lain.
Poster ini mengajak para fans dari Seventeen untuk menyaksikan perjalanan para
anggota, bagaimana susah dan senang dihadapi dengan kekuatan dan persahabatan yang
mereka punya.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Film dokumenter adalah film yang termasuk dalam kategori film non-fiksi yang
isinya mengumpulkan cerita dan kisah yang terjadi di kehidupan nyata. Tujuan
pembuatan dari film dokumenter bukan hanya tahu apa topik yang diangkat, untuk
menyampaikan informasi saja, namun juga paham dan dapat merasakan masalah yang
dihadapi tokoh dalam film. Para penonton dapat tersentuh dan bersimpati kepada sang
tokoh film, itulah yang diinginkan pembuat film. Di masa kini, dapat ditemui berbagai
jenis dari film dokumenter, contohnya seperti dokudrama, dokumenter perjalan,
dokumenter pengetahuan, dan lain-lain. Film dokumenter juga bisa menjadi edukasi
untuk para penontonnya, karena isi dari film tersebut merupakan suatu fakta yang bisa
kita pelajari, dan hal tersebut dapat menambah pengetahuan kita.
Seiring dengan perkembangan waktu, film dokumenter bukan hanya
dimaksudkan sebagai informasi, pendidikan, kisah perang yang membosankan. Kini,
juga menjadi sebuah film yang menjadi saksi penting dalam kehidupan para tokoh dunia.
Hal itu diadaptasi pada kehidupan idol musik di Korea Selatan, salah satunya adalah
Seventeen. Pledis Entertainment merilis secara eksklusif merilis film dokumenter ini
secara global di bioskop. Film dokumenter yang menceritakan ke-13 anggota di belakang
layar, dan wawancara yang belum pernah dirilis sebelumnya. Poster yang disebar
luaskan oleh Agensi dari Seventeen pun membuat para fans semakin tertarik dan tidak
sabar untuk menonton film dokumenter yang disajikan secara estetika dan memiliki
makna di dalamnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Mega, AL. 2017. “BAB II Perkembangan Film Dokumenter”,


http://eprints.undip.ac.id/59200/3/BAB_II.pdf diakses pada 1 Juni 2022 pukul 14.45

Fauziansyah, J. 2018. “BAB II Landasan Konseptual”,


http://repository.unpas.ac.id/33021/4/BAB%20II.pdf diakses pada 1 Juni 2022 pukul 14.46

Rikarno, R. 2015. “Film Dokumenter Sebagai Sumber Belajar Siswa”, http://journal.isi-


padangpanjang.ac.id/index.php/Ekspresi/article/view/71/60 diakses pada 1 Juni 2022 pukul
14.54

Anatasya, Maressa. 2021. “Pengertian Dokumenter-Jenis, Karakteristik dan Produksi”,


https://adammuiz.com/dokumenter/ diakses pada 1 Juni 2022 pukul 14.54

Priamanggala, MF. 2019. “BAB II Tinjauan Film Dokumenter - Elibrary Unikom”,


https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/2113/8/UNIKOM_M%20Fariz%20P_5%20Bab
%20II.pdf diakses pada 1 Juni 2022 pukul 17.54

Joseph, D. 2011. “Pusat Apresiasi Film BAB II Landasan Teori”,


http://e-journal.uajy.ac.id/821/3/2TA11217.pdf diakses pada 1 Juni 2022 pukul 18.15

Pratama, AK. 2018. “BAB II Tinjauan Teoritis”,


http://repository.radenfatah.ac.id/4207/2/BAB%20II.pdf diakses pada 1 Juni 2022 pukul
18.19 pm

“Memahami Pengertian Film Dokumenter serta 6 Jenisnya”, https://ririsaci.com/pengertian-


film-dokumenter-serta-jenis-jenisnya/ diakses pada 2 Juni 2022 pukul 19.54

13
LAMPIRAN

Gambar 1: Poster Seventeen Power of Love: The Movie


sumber: svtpoweroflovethemovie.com

14

Anda mungkin juga menyukai