PENDAHULUAN
1
dan kedua-keduanya. Salah satu media online yang membantu mereka dalam
mempelajari bahasa Inggris adalah film yang berbahasa Inggris. Film dipilih
sebagai salah satu media dalam mempelajari bahasa Inggris dikarenakan media
tersebut mudah diakses dan membuat mereka ketika mempelajari Bahasa
Inggris tidak mudah bosan. Terlebih audio dalam film berbahasa Inggris
membantu pembelajaran mereka dari segi pemahaman terhadap
pronounciation atau pengucapan kata dalam bahasa Inggris. Penggunaan
bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari seperti berbicara dengan orang lain
sering dianggap sesuatu yang keren.
Pada zaman sekarang, film berbahasa Inggris sangat digemari oleh
masyarakat. Hal ini dikarenakan akses terhadap film tersebut sangatlah mudah.
Beberapa bioskop tak jarang menanyangkan film berbahasa inggris yang
terkenal dalam kurun waktu yang cukup lama. Terlebih lagi, aplikasi streaming
seperti prime video dan Netflix semakin membantu masyarakat untuk
mengaskses film berbahasa Inggris secara legal. Film-film yang dihasilkan
mempunyai kualitas yang tinggi. Film superhero seperti film dari Marvel
Cinematic Universe atau MCU dan DC yang menggunakan efek khusus agar
film yang dihasilkan terlihat seperti nyata mempunyai jumlah penonton yang
tidak sedikit. Dari segi kualitas gambar, jalan cerita dari film berbahasa Inggris
sangat menarik perhatian penonton. Hal ini dikarenakan para penulis skenario
film tersebut tak takut untuk mengambil tema yang menantang seperti perang,
konflik antar negara, ataupun cerita horror yang diambil dari kisah nyata. Tak
heran, film berbahasa Inggris banyak digemari oleh banyak orang tak
terkecuali generasi muda.
Berdasarkan pengalaman penulis, film berbahasa Inggris membuat
kemampuan berbahasa inggris penulis lebih baik, terutama dari segi
kemampuan listening. Oleh karena itu, penulis berinsiatif ingin menganalisis
pengaruh film berbahasa Inggris terhadap penggunaan Bahasa Inggris di
kalangan peserta didik kelas XI SMA Plus Negeri 17 Palembang dengan cara
mengumpulkan data terhadap objek yang akan diteliti.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah dapat
diidentifikasikan sebagai berikut.
1. Apakah film berbahasa inggris berpengaruh terhadap penggunaan bahasa
Inggris di kalangan peserta didik kelas XI SMA Plus Negeri 17 Palembang?
2. Mengapa film berbahasa inggris dapat berpengaruh terhadap penggunaan
Bahasa Inggris di kalangan peserta didik kelas XI SMA Plus Negeri 17
Palembang?
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.2 Film
2.2.1 Pengertian Film
Berikut adalah definisi film menurut para ahli.
1. Menurut Saidah dan Islam (2017:2) dikutip dari Marcel Danesi (2010:134),
film adalah teks yang memuat serangkaian citra fotografi yang
mengakibatkan adanya ilusi gerak dan tindakan dalam kehidupan nyata.
2. Menurut Mudjiono (2011:1), film merupakan sarana baru yang digunakan
untuk menyebarkan hiburan yang sudah menjadi kebiasaan terdahulu, serta
menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, lawak dan sajian teknis lainnya
kepada masyarakat umum.
3. Menurut Ningsih (2014:77) dikutip dari Arsyad (2003: 48), film atau gambar
hidup merupakan gambar-gambar dalam frame dimana frame demi frame
diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar
terlihat hidup.
4. Menurut Wibowo, Hadi, Wijayanti (2018: 3) dikutip dari Wibowo
(2006:196), film adalah alat untuk menyampaikan barbagai pesan kepada
khalayak melalui sebuah media cerita.
5. Menurut Ilham (2015: 47), film adalah sebuah media yang dapat
menghantarkan pembelajaran secara langsung terhadap si penonton itu
sendiri.
4
2.2.2 Unsur Pembentuk Film
Menurut Syafiq (2019:7) dikutip dari Pratista (2008: 1), ada 2 unsur pembentuk
film diantaranya adalah.
a. Unsur Naratif, berhubungan dengan aspek cerita atau tema film. Oleh karena
itu, setiap film tidak akan pernah lepas dari unsur naratif. Unsur ini meliputi
pelaku cerita atau tokoh, permasalahan dan konflik, tujuan, lokasi, dan
waktu.
1) Pemeran atau tokoh. Dalam film, ada dua tokoh penting untuk
membantu ide cerita yaitu pemeran utama dan pemeran pendukung.
2) Permasalahan dan konflik. Permasalahan dalam cerita dapat diartikan
sebagai penghambat tujuan, yang dihadapi tokoh protagonis untuk
mencapai tujuannya, biasanya di dalam cerita disebabkan oleh tokoh
antagonis..
3) Tujuan. Dalam sebuah cerita, pemeran utama pasti memiliki tujuan
atau sebuah pencapaian dari karakter dirinya, biasanya dalam cerita
ada sebuah harapan dan cita-cita dari pemeran utama, harapan itu
dapat berupa fisik ataupun abstrak (nonfisik).
4) Ruang/lokasi. Ruang dan lokasi menjadi penting untuk sebuah latar
cerita, karena biasanya, latar lokasi menjadi sangat penting untuk
mendukung suatu penghayatan sebuah cerita.
5) Waktu. Penempatan waktu dalam cerita dapat membangun sebuah
cerita yang berkesinambungan dengan alur cerita.
b. Unsur Sinematik, adalah unsur yang membantu ide cerita untuk dijadikan sebuah
produksi film. Karena unsur sinematik merupakan aspek teknis dalam sebuah
produksi film. Ada empat elemen yang mendukung unsur sinematik, diantaranya
yaitu.
1) Mise-en-scene. Sebagai mata kamera, karena meliputi segala hal yang ada
di depan kamera. Mise-en-scene memiliki empat elemen pokok yaitu,
setting atau latar, tata cahaya, kostum dan make-up, dan akting atau
pergerakan pemain
5
2) Sinematografi, adalah perlakuan terhadap kamera dan filmnya serta
hubungan antara kamera dengan obyek yang akan diambil gambarnya.
3) Editing. Proses penyatuan dan pemberian efek pada sebuah gambar (shot)
ke gambar (shot) lainnya.
4) Suara, yaitu Segala hal dalam film yang mampu ditangkap melalui indera
pendengaran.
6
2.2.3 Fungsi Film
Berikut fungsi film sebagai berikut.
1. Mencari Informasi, Berita, dan Pengetahuan. Film mengandung banyak
informasi seperti ilmu pengetahuan. Contohnya seperti film documenter
yang merekam kejadian atau aksi secara langsung mengenai objek yang
ditangkap di kamera.
2. Mendapat Hiburan. Film kerap dijadikan pelampiasan untuk
melampiaskan perasaan dan emosi manusia seperti rasa jenuh, stress dan
sedih atau hanya sekedar mengisi waktu luang.
7
2.3.1 Kemampuan Berbahasa
Ada beberapa ahli dan sumber yang menyatakan pendapatnya mengenai
pengertian kemampuan berbahasa. Berikut diantaranya. Menurut Putri
(2018:13) dikutip dari Thoha (1998: 154) menjelaskan bahwa kemampuan
berbahasa merupakan salah satu unsur dalam kematangan yang berkaitan
dengan pengetahuan dan keterampilan yang dapat diperoleh melalui
pendidikan, pelatihan dan suatu pengalaman. Menurut Putri (2018-13)
dikutip dari Depdiknas (2005: 3), kemampuan berbahasa adalah sejauh mana
seorang individu menguasai simbol dan arti bahasa.
8
penulis merupakan cara penyampaian pesan atau sesuatu yang ingin
dikatakan melalui kode atau tanda yang ditulis di atas media.
9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
10
Teknik analisis data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Manipulasi Data
Pada tahap ini data yang diperoleh diperiksa kembali untuk mencari
jawaban dari kuisioner yang tidak lengkap;
2. Tally atau Scoring
Tally adalah menghitung jumlah atau frekuensi dari masing-masing
jawaban dalam kuisioner;
3. Menghitung presentase jawaban responden dalam bentuk tabel tunggal
melalui distribusi frekuensi dan persentase menggunakan rumus berikut
ini.
Keterangan:
P= f/N x 100% P: persentase
f: frekuensi data
N: jumlah sampel yang diolah
3.5 Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah himpunan individu atau objek yang memiliki karak-
teristik tertentu dan banyaknya terbatas dan tidak terbatas. Jenis populasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi terbatas.
(Geografi SMA/MA Kelas X: 2016)
11
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau perwakilan dari populasi.Teknik sampling
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik nonprobabilitas, yaitu
sampel jenuh atau sensus. Sampel jenuh atau sensus adalah Teknik
penentuan sampel jika seluruh anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Teknik ini digunakan apabila populasi penelitian terlalu sedikit. (Geografi
SMA/MA Kelas X: 2016)
] Sampel Siswa Perempuan Sampel Siswa Laki-Laki
1 16 15
Total Sampel 31
Tabel 1.2 Total Sampel Peserta Didik Kelas X.10
12
DAFTAR PUSTAKA
Yoyon Mudhjiono. 2011. Kajian Semiotika dalam Film. Ilmu Komunikasi. 1(1): 1.
Bekti Marga Ningsih. 2014. Peningkatan Disiplin Siswa dengan Layanan Informasi
Media Film. Bimbingan dan Konseling. 1(1): 77
Andreas Setya Wibowo, Ido Prijana Hadi, Chory Angela Wijayanti. 2018.
Representasi Feminisme Dalam Film “The Intern”. Jurnal E-Komunikasi. 6(2): 3.
Ilham. 2015. Film Berbahasa Inggris untuk Menumbuhkan Minat Peserta Didik
dalam Belajar Bahasa Inggris. Pendidikan ekonomi. 1(1): 47.
Muhammad Fariz Syafiq. 2019. Analisis Semiotik Dalam Film Samin vs Semen
Karya Dhandy Dwi Laksono dan Suparta Arz [skripsi]. Malang (ID): Universitas
Muhammadiyah Malang.
Barqie Muhammed Makky. 2017. Analisis Isi Dalam Film "Merah Putih" Karya
Yadi Sugandi [skripsi]. Malang (ID): Universitas Muhammadiyah Malang.
Ismatul Khasanah, Dwita Laksmita, Rosa Da Cosa Tilman, Roy Rizki. 2015. Fenomena
Penggunaan Bahasa Asing dalam Penamaan Bisnis Kuliner di Kawasan Soekarno Hatta
Kota Malang. Lingkar Widyaiswara. 2(1):
13