Anda di halaman 1dari 15

MEDIA FILM TERHADAP KOSAKATA (生词)

(STUDI KASUS SMK KESEHATAN BIM MOJOKERTO)

Yezi Oktafiana
Email: oktafianayezi@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini berawal dari latar belakang permasalahan penggunaan media
film terhadap penguasaan penguasaan kosakata bahasa Mandarin pada siswa kelas
XI Analis Kesehatan SMK Kesehatan BIM Mojokerto. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif.
Adapun sumber data dan data penelitian ini adalah siswa kelas XI Analis
Kesehatan SMK Kesehatan BIM Mojokerto. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan cara (1) Observasi yaitu suatu teknik yang dilakukan dengan cara peneliti
mengamati implementasi tindakan yang dilakukan, (2) Angket adalah pernyataan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui, dan (3) Dokumentasi yaitu
mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa pencatatan, transkrip, buku,
surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media film berbahasa
Mandarin dalam membantu meningkatkan penguasaan kosakata ( 生 词 ) baru
bahasa Mandarin dapat dijadikan alternatif sebagai metode pembelajaran pada
siswa kelas XI Analis Kesehatan SMK Kesehatan BIM Mojokerto. Dengan media
film, pembelajaran kosakata bahasa Mandarin lebih mudah dimengerti, dan lebih
dipahami.

Kata Kunci: media pembelajaran, kosakata, film.


PENDAHULUAN
Bahasa merupakan peranan yang sangat penting dalam kehidupan, salah
satunya berfungsi sebagai alat komunikasi dalam interaksi antarmanusia. Bahasa
inilah yang digunakan sebagai jembatan manusia yang satu dengan lainnya untuk
menyampaikan informasi. Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005: 1),
memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa
sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang
mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.
Komunikasi massa adalah suatu bentuk komunikasi yang memanfaatkan saluran
media beik cetak, elektronik, maupun media online.
Film sebagai media komunikasi memiliki hubungan yang erat dengan bahasa.
Bahasa yang digunakan dalam film merupakan bahasa yang ditulis berdasarkan
idea tau gagasan dan ekspresi pengarang. Film merupakan sarana untuk
menyampaikan informasi, ide, dan ekspresi kepada penonton. Selain sebagai
media informasi, film juga berfungsi sebagai media hiburan. Menonton film bisa
menjadi sarana untuk mengusir stress dan menyegarkan pikiran. Melalui film, kita
dapat mengambil pelajaran dan informasi yang terkandung didalamnya. Seperti
menambah pengetahuan tentang budaya, mempelajari sejarah suatu Negara, atau
mengenal tokoh-tokoh penting. Banyak orang menganggap menonton film hanya
membuang waktu saja. Namun bagi peneliti, menonton film adalah salah satu
metode yang bisa dilakukan dalam belajar bahasa, terutama bahasa asing. Oleh
karena itu, dengan menonton film kita akan mendapatkan keterampilan berbahasa
yang memang merupakan keterampilan utama dalam proses pembelajaran bahasa
asing. Selain itu, hal yang terpenting adalah pengetahuan mengenai kosakata,
kosakata memiliki peranan yang penting dalam pembelajaran bahasa asing.
Dalam perkembangan bahasa Mandarin di Indonesia juga dapat dilihat dari
banyaknya sekolah yang memasukkan pelajaran bahasa Mandarin ke dalam
kurikulum sekolah. SMK Kesehatan BIM Mojokerto merupakan salah satu SMK
yang menyadari pentingnya bahasa Mandarin. Pengajaran Bahasa Mandarin
diajarkan secara menyeluruh mulai dari kelas X hingga XII. Hal ini dilakukan
untuk memberi bekal lebih untuk para murid. Tidak hanya bahasa Inggris saja,
tapi juga bahasa asing lainnya, dan Bahasa Mandarin lah yang diajarkan.Dalam
proses pengajaran, peneliti lebih menitikberatkan bidang bahasa Mandarin dalam
pengenalan kosakata baru. Melalui penguasaan kosakata baru diharapkan dapat
mempelajari bahasa Mandarin dengan menggunakan kosakata yang baik dan
benar sehingga membentuk suatu kalimat yang benar pula.
Hal ini sesuai dengan pendapat Dale yang dikutip oleh Tarigan (1992: 40),
bahwa dalam kehidupan berbahasa seseorang, penguasaan kosakata merupakan
salah satu syarat utama yang menentukan keberhasilan seseorang untuk terampil
berbahasa. Artinya, kemampuan seseorang dalam berbahasa sangat ditentukan
oleh penguasaan kosakatanya. Apabila kosakata yang dimiliki terbatas tentu akan
membatasi kemampuannya dalam menangkap pikiran lawan bicara. Oleh karena
pentingnya peningkatan penguasaan kosakata bahasa Mandarin melalui film,
maka peneliti ingin menyampaikan pengaruh penguasaan kosakata bahasa
Mandarin melalui media audio visual, yaitu media film. Dengan menggunakan
media film, dapat meruntuhkan pernyataan bahwa belajar merupakan suatu hal
yang bersifat serius bahkan dianggap membosankan. Menurut Arief Sadiman, dkk
(2014: 7) menyampaikan bahwa media adalah segala sesuatu yang digunakan
untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar terjadi Jadi dapat disimpulkan bahwa media adalah suatu alat bantu yang
dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran,
dapat 12 membangkitkan semangat, perhatian, aktifitas dan partisipasi siswa
sehingga dapat menunjang terjadinya proses belajar mengajar yang diharapkan
antara guru dan peserta didik.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, kemampuan
penguasaan kosakata bahasa mandarin siswa belum menunjukkan hasil yang
cukup baik. Karena penguasaan kosakata siswa masih dinilai sangat kurang.
Terkait dengan masalah yang muncul tersebut, peneliti menggunakan metode
untuk membantu mempermudah penguasaan kosakata bahasa Mandarin dengan
media film pada siswa kelas XI Analis Kesehatan SMK Kesehatan BIM
Mojokerto.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas peneliti akan mengangkat
permasalahan tentang:
1) Apa pengertian media pembelajaran?
2) Bagaimana penggunaan media film berbahasa Mandarin dalam membantu
meningkatkan penguasaan kosakata ( 生 词 ) baru bahasa Mandarin pada
siswa kelas XI Analis Kesehatan SMK Kesehatan BIM Mojokerto?
3) Apa saja keunggulan dan kelemahan media film berbahasa Mandarin
dalam membantu meningkatkan penguasaan kosakata (生词) baru bahasa
Mandarin pada siswa kelas XI Analis Kesehatan SMK Kesehatan BIM
Mojokerto?

Tujuan
Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui:
1) Untuk mengetahui media pembelajaran,
2) Untuk mengetahui penggunaan media film berbahasa Mandarin dalam
membantu meningkatkan penguasaan kosakata ( 生 词 ) bahasa Mandarin
pada siswa kelas XI Analis Kesehatan SMK Kesehatan BIM Mojokerto,
3) Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan media film berbahasa
Mandarin dalam membantu meningkatkan penguasaan kosakata ( 生 词 )
baru bahasa Mandarin pada siswa kelas XI Analis Kesehatan SMK
Kesehatan BIM Mojokerto.

Manfaat
Adapun manfaat dari dilaksanakannya penelitian ini sebagai berikut.
1) Secara Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang lebih
terutama dalam kemampuan penguasaan kosakata ( 生 词 ) baru bahasa
Mandarin melalui media film.
2) Secara Praktis
a) Bagi Siswa
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan tentang
kosakata ( 生 词 ) baru bahasa Mandarin dengan mudah dan tidak
membosankan.
b) Bagi Guru
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi panduan guru bahasa
Mandarin dalam pembelajaran kosakata (生词) baru bahasa Mandarin
melalui media film.
c) Bagi Peneliti Lain
Diharapkan hasil penelitian ini menjadi wawasan bagi peneliti
yang ingin melakukan penelitian lebih jauh, terkait penelitian melalui
media fim untuk meningkatkan penguasaan kosakata ( 生 词 ) bahasa
Mandarin.

Batasan Istilah
1) Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat dipahami sebagai, segala sesuatu yang dapat
menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana
sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya
dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. (Yudhi Munadi,
2013: 8). Artinya pembelajaran dapat dinyatakan efektif apabila dengan
menggunakan media pembelajaran, siswa lebih memahami materi pelajaran
yang disampaikan oleh pengajar.
2) Kosakata
Berdasarkan pendapat Dale yang dikutip oleh Tarigan (1992: 40) bahwa
dalam kehidupan berbahasa seseorang, penguasaan kosakata merupakan salah
satu syarat utama yang menentukan keberhasilan seseorang untuk terampil
berbahasa. Artinya, kemampuan seseorang dalam berbahasa sangat
ditentukan oleh penguasaan kosakatanya. Apabila kosakata yang dimiliki
terbatas tentu akan membatasi kemampuannya dalam menangkap pikiran
lawan bicara.
3) Film
Film sebagai media komunikasi memiliki hubungan yang erat dengan
bahasa. Bahasa yang digunakan dalam film merupakan bahasa yang ditulis
berdasarkan idea tau gagasan dan ekspresi pengarang. Film merupakan sarana
untuk menyampaikan informasi, ide, dan ekspresi kepada penonton. Selain
sebagai media informasi, film juga berfungsi sebagai media hiburan.
Menonton film bisa menjadi sarana untuk mengusir stress dan menyegarkan
pikiran. Melalui film, kita dapat mengambil pelajaran dan informasi yang
terkandung didalamnya. Seperti menambah pengetahuan tentang budaya,
mempelajari sejarah suatu Negara, atau mengenal tokoh-tokoh penting.

LANDASAN TEORI
Sebuah penelitian dikatakan valid apabila memiliki dasar atau teori yang kuat.
Oleh karena itu, keberadaan sebuah teori yang relevan dengan objek yang diteliti
merupakan hal mutlak yang harus diperhatikan. Bahasa merupakan aspek yang
begitu penting dalam kehidupan bermasyarakat. Mengutip pengertian bahasa
menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005: 1), memberikan dua pengertian
bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara
anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol
vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer. Tarigan (2011: 2), menjelaskan bahwa
kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung pada kuantitas dan kualitas
kosakata yang dimilikinya. Semakin kaya kosakata yang dimiliki, semakin besar
pula kemungkinan kita terampil berbahasa. Hal ini berarti bahwa penguasaan
kosakata seseorang menentukan kualitas berbahasa orang tersebut. Tanpa
mempunyai penguasaan kosakata yang memadai maka sangat sulit bagi orang
tersebut untuk mengadakan interaksi secara baik.
Film sebagai media komunikasi memiliki hubungan yang erat dengan bahasa.
Bahasa yang digunakan dalam film merupakan bahasa yang ditulis berdasarkan
idea tau gagasan dan ekspresi pengarang. Film merupakan sarana untuk
menyampaikan informasi, ide, dan ekspresi kepada penonton. Selain sebagai
media informasi, film juga berfungsi sebagai media hiburan. Menonton film bisa
menjadi sarana untuk mengusir stress dan menyegarkan pikiran. Melalui film, kita
dapat mengambil pelajaran dan informasi yang terkandung didalamnya. Seperti
menambah pengetahuan tentang budaya, mempelajari sejarah suatu Negara, atau
mengenal tokoh-tokoh penting. Dari pemaparan di atas film adalah media
komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada
sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu (Effendy, 1986: 134).
Pengertian media menurut Azhar Arsyad (2014: 4), media pendidikan adalah
komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi
instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Media pembelajaran dapat dipahami sebagai, segala sesuatu yang dapat
menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga
tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan
proses belajar secara efisien dan efektif. (Yudhi Munadi, 2013: 8).

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Djajasudarma (2006: 16), penelitian
kualitatif adalah penelitian data yang dikumpulkan bukanlah berupa angka-angka,
dapat berupa kata-kata atau gambaran sesuatu. Semua yang dikumpulkan
mungkin dapat menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Deskripsi
merupakan gambaran ciri-ciri data secara akurat sesuai dengan sifat alamiah itu
sendiri. Moleong (1991: 6), mengatakan bahwa penelitian deskriptif dilakukan
jika data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka.
Data-data yang diperoleh disesuaikan dengan keperluan dan mampu mendukung
penelitian dan dipaparkan, sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran antara teori
yang dipakai dengan analisis. Data yang telah terkumpul kemudian digolongkan
diamati lebih lanjut. Metode penelitian sangat dibutuhkan untuk memperoleh
data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Sehingga kebenaran dalam penelitian
dapat dipertanggung jawabkan.

Pendekatan Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Menurut Yusuf (2014: 328)
penelitian kualitatif merupakan suatu strategi inquiry yang menekankan pencarian
makna, pengertian, konsep, karakteristik, gejala, simbol, maupun deskripsi
tentang suatu fenomena, fokus dan multimetode, bersifat alami dan holistik,
disajikan secara naratif. Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menemukan
jawaban terhadap suatu fenomena atau pertanyaan melalui aplikasi prosedur
ilmiah secara sistematis dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam
penelitian kualitatif peneliti menggunakan instrumen kunci.

Sumber Data dan Data Penelitian


Arikunto (2013: 172) menjelaskan bahwa, yang dimaksud dengan sumber
data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat diperoleh. Populasi
adalah objek penelitian (Edi Subroto, 1992: 36). Dalam penelitian linguistik,
populasi ialah bahasa yang dipakai oleh sekelompok orang tertentu atau segi
tertentu dari bahasa tertentu. Sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan
objek penelitian langsung (Edi Soebroto, 1992: 36). Adapun sumber data dan data
penelitian ini berupa penggunaan media film berbahasa Mandarin dalam
membantu meningkatkan penguasaan kosakata ( 生 词 ) bahasa Mandarin pada
siswa kelas XI Analis Kesehatan SMK Kesehatan BIM Mojokerto.

Teknik Pengumpulan Data


1) Observasi
Menurut Pujiati ( 1994: 16 ) adalah suatu teknik yang dilakukan dengan
cara peneliti mengamati implementasi tindakan yang dilakukan. Observasi
dilaksanakan bersamaan pada pertemuan pertama dalam pembelajaran bahasa
mandarin. peneliti mengamati suasana kelas dan keadaan siswa pada saat
proses belajar bahasa mandarin berlangsung.
2) Angket
Menurut Arikunto (2006: 151) Angket adalah pernyataan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui. Dan menurut Sugiyono (2008:
199) Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawab.
3) Dokumentasi
Menurut Arikunto (2006: 158) Dokumentasi adalah mencari dan
mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip,
buku, surat kabar, majalah, notulen, rapot, agenda dan sebagainya.
Metode dokumentasi ini dimaksudkan untuk memperoleh data
berdasarkan sumber data yang ada dengan cara mengumpulkan, membaca,
mempelajari dan mengolah data dari sumber literatur yang terkait dengan
masalah yang terkait.

Teknik Analisis Data


Menurut Moleong (2007: 103), analisis data adalah proses mengorganisasikan
dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga
dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
disarankan oleh data. Oleh karena itu teknik analisis data meliputi data observasi,
teknik analisis data angket, dan analisis data dokumentasi.

PEMBAHASAN
Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat
didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari
pengirim menuju penerima. Batasan mengenai pengertian media dalam
pendidikan yakni media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan
pembelajaran (Daryanto, 2016: 4). Pengertian media menurut Azhar Arsyad
(2014: 4), media pendidikan adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik
yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar. Media pembelajaran dapat dipahami sebagai,
segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber
secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana
penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. (Yudhi
Munadi, 2013: 8)
Menurut Arief Sadiman, dkk (2014: 7) menyampaikan bahwa media adalah
segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan perhatian dan minat siswa
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi Jadi dapat disimpulkan bahwa
media adalah suatu alat bantu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan
dan dapat merangsang pikiran, dapat 12 membangkitkan semangat, perhatian,
aktifitas dan partisipasi siswa sehingga dapat menunjang terjadinya proses belajar
mengajar yang diharapkan antara guru dan peserta didik. Pembelajaran dapat
dinyatakan efektif apabila dengan menggunakan media pembelajaran, siswa lebih
memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh pengajar.
Manfaat media menurut Azhar Arsyad (1997: 26), manfaat penggunaan
media pengajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:
a) Media pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar,
b) Media pengajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih
langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk
belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya,
c) Media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.
Menurut Yudhi Munadi (2013: 37), fungsi media pembelajaran berdasarkan
analisis yang didasarkan pada medianya dan didasarkan pada penggunanya terbagi
menjadi lima, yaitu:
1) Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar, sebagai penyalur,
penyampai, dan penghubung,
2) Fungsi semantik, menambah perbendaharaan kata yang benar-benar
dipahami peserta didik,
3) Fungsi manipulatif, mengatasi batas-batas ruang dan wantu dan mengatasi
keterbatasan inderawi,
4) Fungsi psikologis media pembelajaran memiliki fungsi atensi, fungsi
afektif, kognitif, imajinatif dan motivasi,
5) Fungsi sosio-kultural, mengatasi hambatan sosio-kultural antarpeserta
komunikasi
Fungsi media menurut Azhar Arsyad (1997: 26), manfaat penggunaan media
pengajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:
1) Media pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar,
2) Media pengajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih
langsung antara siswa dan lingkungannya, dan mengarahkan perhatian
anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih
langsung antara siswa dan lingkungannya, 15 dan kemungkinan siswa
untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya,
3) Media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.
Hujair A.H Sanaky (2011: 4) menjelaskan bahwa tujuan media pembelajaran
sebagai alat bantu pembelajaran, adalah sebagai berikut:
1) Mempermudah proses pembelajaran di kelas,
2) Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran,
3) Menjaga relevansi antara materi pembelajaran dengan tujuan belajar, dan
4) Membantu konsentransi siswa dalam proses pembelajaran.
Sementara menurut Oemar Hamalik (2002: 37) menjelaskan bahwa tujuan
media pendidikan sangat penting dalam proses pembelajaran, yang dalam hal: 18.
1) Penentuan arah media pembelajaran yang diharapkan dapat mencapai
tujuan pengajaran,
2) Penentuan alat/media pendidikan apa yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan,
3) Tujuan pengajaran menentukan metode media pendidikan apa yang akan
digunakan oleh guru,
4) Tujuan pengajaran menentukan proses kegiatan komunikasi pendidikan di
sekolah,
5) Tujuan pengajaran menentukan teknik penilaian terhadap penggunaan
media pendidikan, dan
6) Tujuan pengajaran menentukan arah dan kebijaksanaan yang ditempuh
dalam administrasi media pendidikan di sekolah Berdasarkan uraian diatas
dapat dijelaskan bahwa tujuan media pembelajaran ialah sebagai sarana
dan prasarana untuk menunjang proses pembelajaran dikelas, sehingga
akan mempermudah proses pembelajaran, dan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang optimal,
Penelitian ini berisi tentang hasil dan analisis dari penelitian yang dilakukan
oleh peneliti. Hasil penelitian akan dijelaskan sesuai dengan rumusan masalah,
yaitu apakah pengaruh penggunaan media film terhadap penguasaan kosakata
dalam bahasa Mandarin pada siswa kelas XI Analis Kesehatan SMK Kesehatan
BIM Mojokerto. Berikut hasil penelitian dan pembahasannya. Dari hasil analisis
data tersebut, Maka peneliti menguraikan pembahasan dari hasil analisis seperti
berikut:
Berdasarkan hasil responden siswa pada pernyataan angket butir 1 dengan
pertanyaan yaitu suka atau tidaknya menonton film menyatakan hampir
keseluruhan siswa suka menonton film, sebanyak 18 menyatakan suka dan 5
lainnya tidak suka. Maka dapat disimpulkan bahwa adanya ketertarikan siswa
terhadap film. Pertanyaan angket butir 2 dengan pertanyaan yaitu pengenalan
terhadap film berbahasa Mandarin menyatakan banyak siswa yang tidak terlalu
mengenal film berbahasa Mandarin, dari 23 siswa yang mengenal hanya 6 siswa
saja. Maka dapat disimpulkan bahwa pentingnya pengelanan film berbahasa
Mandarin pada siswa sangat dibutuhkan. Pertanyaan angket butir 6 dengan
pertanyaan yaitu pengaruh film berbahasa Mandarin dalam penguasaan kosakata
bahasa Mandarin menunjukkan secara keseluruhan siswa menyatakan sangat
berpengaruh. Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media film berbahasa
Mandarin sangat berpengaruh dalam penguasaan kosakata.
Media film kurang efektif jika diberikan tersendiri, karena itu harus
digunakan dengan metode lain setelah penayangan film selesai. Film berperan
sebagai penarik perhatian yang bersifat menghibur. Berikut beberapa keunggulan
dan kelemahan media film. (Behrens dan Evens, 1984).
a) Keunggulan Film
1) Menarik perhatian,
2) Dapat menunjukkan langkah atau tahapan yang diperlukan untuk
melakukan tugas tertentu,
3) Dapat menayangkan peristiwa atau acara yang telah terjadi,
4) Dapat dipercepat dan diperlambat untuk menganalisis tindakan atau
pertumbuhan tertentu,
5) Dapat diperbesar agar dapat dilihat dengan mudah,
6) Dapat diperpendek dan diperpanjang waktunya,
7) Dapat memotret kenyataan,
8) Dapat menimbulkan emosi,
9) Dapat digunakan untuk menggambarkan tindakan secara jelas dan
cermat.
b) Kelemahan Film
1) Jika digunakan kurang tepat akan berdampak kurang baik,
2) Kurang efektif untuk memberikan pengajaran yang sesungguhnya,
3) Baru bermanfaat jika digunakan sebagai pelengkan dari metode
pengajaran yang lain.

SIMPULAN
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian penggunaan media film berbahasa
Mandarin dalam membantu meningkatkan penguasaan kosakata ( 生 词 ) baru
bahasa Mandarin pada siswa kelas XI Analis Kesehatan SMK Kesehatan BIM
Mojokerto maka dapat diambil kesimpulkan bahwa pembelajaran kosakata (生词)
bahasa Mandarin dengan menggunakan media film dapat digunakan sebagai
metode belajar yang lebih menyenangkan. Dengan menggunakan media film,
dapat meruntuhkan pernyataan bahwa belajar merupakan suatu hal yang bersifat
serius bahkan dianggap membosankan.
Keberhasilan media film berbahasa Mandarin dalam membantu
meningkatkan penguasaan kosakata ( 生 词 ) ditunjukkan oleh pernyataan
responden siswa pada siswa kelas XI Analis Kesehatan SMK Kesehatan BIM
Mojokerto yang menyatakan bahwa penggunaan media film sangat berpengaruh
pada penguasaan kosakata bahasa Mandarin.

SARAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka sebagai usaha untuk dapat
meningkatkan prestasi belajar khususnya penguasaan kosakata bahasa Jerman
peserta didik, disarankan hal berikut:
1) Bagi Guru
a) Guru sebagai fasilitator, Bagi guru bisa menggunakan media film sebagai
salah satu media alternatif pembelajaran kosakata bahasa Mandarin agar
peserta didik lebih termotivasi untuk meningkatkan penguasaan kosakata,
khususnya menggunakan media film, karena media ini dapat
mempermudah menguasai kosakata dalam pembelajaran kosakata bahasa
Mandarin.
b) Penggunaan media pembelajaran alangkah lebih baiknya menyesuaikan
karekteristik serta minat peserta didik.
2) Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan menjadi bahan pertimbangan apabila melakukan penelitian
serupa atau lanjutan.

DAFTAR RUJUKAN
A. Muri Yusuf. 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitati & Penelitian
Gabungan. Jakarta: Prenadamedia Group.
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.
Djajasudarma, Fatimah. 2006. Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian
dan kajian. Bandung: PT. Refika Aditama.
Effendy, Onong Uchjana. 1986. Dimensi Dimensi Komunikasi. Bandung: Alumni
Keraf, Samapra. 2005. Kadhipta. Jakarta: Balai Pustaka Hargens,
Moleong, Lexy J. 1991. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya
Bandung.
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Smarapradhipa, Galih. 2005. Bertutur Dengan Tulisan. 12 Mei, 2005 dalam
http://www.Rayakultura.com diakses pada tanggal 1 May 2019.
Subroto, Edi D. 1992. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural.
Surakarta: UNS Press.
Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suyata, Pujiati. 1995. Metodologi Penelitian Pengajaran Bahasa: Suatu
Pendekatan Kuantitatif. Yogyakarta: FPBS IKIP Yogyakarta.
Tarigan, H.G. 2011. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa Thahar.
Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai