Anda di halaman 1dari 47

Contoh PTK : Bahasa Indonesia SMP Kls VIII

Oktober 10, 2011 oleh serumpunilmu21

PENDAHULUAN

1.

A.

Latar Belakang Masalah

Pada abad ini hampir di segala sektor kehidupan terjadi perubahan yang sangat cepat, bahkan
hampir tak terduga. Supaya semua perubahan tersebut segera dapat diketahui seseorang harus
memperoleh informasi dari sumber manapun. Kemampuan yang harus dimiliki untuk melakukan
itu semua adalah kemampuan membaca. Kemampuan membaca tersebut bukan sekadar dapat
membaca, melainkan membaca secara cepat, apalagi sumber informasi digital dan elektronis yang
sekarang ini semakin pesat.
Menurut Baldridge (1979), setiap calon cendekiawan abad modern ini dituntut untuk membaca
850.000 kata/menit. Jika seseorang hanya mampu membaca 250 kata/menit, dalam seminggu ia
harus membaca kira-kira 56 jam, artinya 8 jam/hari. Sungguh dramatis, bukankah hidup ini tidak
hanya diabdikan untuk membaca? Masih banyak tugas lain yang lebih penting daripada itu. Agar
seseorang dapat memanfaatkan waktu dengan efisien, sekali lagi seseorang perlu memiliki
keterampilan membaca cepat. Kemampuan membaca cepat ini dapat digunakan untuk berbagai
keperluan sesuai dengan tujuan dan manfaat yang ditetapkan.
Kenyataan menunjukkan bahwa semakin berkembang karier seseorang tuntutan untuk membaca
juga semakin besar, padahal waktu yang tersedia semakin terbatas. Semua harus berpacu dengan
informasi dan gagasan yang setiap hari membanjiri meja kerjanya. Informasi yang membanjir
akan memperbudaknya apabila ia tidak terampil membaca cepat. Sementara itu, masih terdengar
keluhan bahwa kemampuan membaca buku-buku para mahasiswa Indonesia terlalu lemah.
Mereka terlalu lama menyelesaikan pembacaan buku-buku, bahkan buku-buku yang tipis
sekalipun. Hal itu terjadi bukan hanya karena kesalahan mereka. Sewaktu bersekolah di Taman
Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar mereka memang diajari membaca, mengenali kata, mengejanya,
dan seterusnya. Ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama mereka tidak lagi diajari cara
membaca yang benar. Salah satunya adalah cara membaca cepat yang benar.
Tampaknya terdapat berbagai sebab mengapa kemampuan membaca para siswa kita rendah
.Faktor yang dimaksud dapat berasal dari dalam maupun dari luar siswa. Faktor dari dalam berarti
faktor dari siswa. Mereka mempunyai kebiasaan menunda atau interupsi, mengulangi pembacaan,
vokalisasi dan subvokalisasi. Sedangkan faktor dari luar misalnya dari guru. Guru kurang tepat
dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran. Secara tidak langsung hal tersebut akan

semakin membuat kemampuan membaca para siswa semakin rendah dan ini berarti semakin
memperbesar ketidak berhasilan pembelajaran membaca cepat.
Dalam penelitian tindakan kels ini peneliti menginformasikan salah satu mediapembelajaran yang
dapat meningkatkan kemampuan membaca cepat. Media yang dimaksud adalah media teks
berjalan. Dengan media tersebut diharapkan kebiasaan-kebiasaan buruk dalam membaca cepat
seperti yang sudah disebutkan di atas dapat dihindari.

1.

B.

Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini masalah yang timbul dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1.

Rendahnya kemampuan siswa dalam membaca cepat bahan-bahan pustaka yang


ada.

2.

Kurangnya minat dan motivasi siswa membaca cepat teks bacaan.

3.

Ketidaksesuaian strategi pembelajaran yang digunakan guru dalam kegiatan


pembelajaran membaca cepat.

4.

Ketidaksesuaian media pembelajaran yang digunakan guru untuk dapat


meningkatkan semangat dan motivasi siswa dalam membaca cepat.

1.

C.

Perumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagaai
berikut.
1.

Mengapa kemampuan membaca cepat para siswa masih rendah?

2.

Bagaimana cara meningkatkan kemampuan membaca cepat para siswa?

3.

Media pembelajaran apa yang dapat meningkatkan kemampuan membaca cepat para
siswa?

4.

Bagaimana media teks berjalan dapat meningkatkan kemampuan membaca cepat


para siswa?

D.

Tujuan Penelitian

Tujuan umum penggunaan media ini adalah meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia sehingga berdampak pada peningkatan kompetensi siswa. Tujuan khususnya
adalah mengetahui efektivitas media dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran membaca
cepat yang merupakan salah satu Kompetensi Dasar yang ada dalam Kurikulum KTSP.

E.

Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat bagi para siswa dan guru,
terutama guru Bahasa dan Sastra Indonesia. Siswa menjadi lebih tertarik dalam mengikuti
pembelajaraan membaca cepat.
2. Dapat membangkitkan gairah dan semangat belajar siswa sehingga pembelajaran membaca
cepat lebih menunjukkan keberhasilannnya. Kebiasaan menunda dan interupsi, serta regresi pun
akan dapat dikurangi bahkan dihindari.
3. Bagi guru, kegiatan memilih atau merancang media pembelajaran yang tepat dan inovatif akan
lebih meningkatkan kreativitas mereka.
4. Guru akan lebih tertantang untuk bisa berkreasi dan berinovasi sendiri dalam membuat mediamedia pembelajaran alternatif-inovatif.
5. Bagi lembaga pendidikan penelitian ini akan bisa memberikan satu kontribusi yang cukup
berarti apabila disosialisasikan dan dikembangkan di kalangan guru. Bentuk sosialisasi tersebut
misalnya pelatihan-pelatihan media pembelajaran, simposium-simposium guru, workshop
multimedia, dan sebagainya.

BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

1.

A.

Landasan Teori
1.

1.

Pengertian Media

Secara harfiah kata media yang dalam bahasa latin disebut mediumb berarti perantara atau
pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima. Banyak
para pakar yang memberi batasan tentang media. Assosiation of Education and Communication
Technology (AECT) membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang
untuk menyampaiakan pesan dan informasi. Selain itu Gagne (1970) menyatakan, bahwa media
adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswayang dapat merangsang kegiatan belajar.

6
Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa media pendidikan adalah alat atau bahan
yang digunakan dalam proses pengajaran atau pembelajaran (2002:726). Ruseffendi (1982)
menyatakan bahwa media pendidikan adalah perangkat lunak (soft ware) dan atau perangkat
keras (hard ware) yang berfungsi sebagai alat belajar dan alat bantu belajar. Sementara itu
Brown, dkk (dalam Pengembangan Bahan dan Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia:
Bahan PTBK Guru Mapel Bahasa dan Sastra Indonesia.Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan
Pertama Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas, hal. 18) membuat
klasifikasi media pembelajaran yang sangat lengkap yang mencakup sarana belajar (equipment for
learning) , sarana pendidikan untuk belajar (educational media for learning), dan fasilitas belajar
(facilities forlearning). Sarana belajar mencakup tape recorder, radio, OHP, video player, televisi,
laboratorium elektronik, telepon, kamera, dan lain-lain. Sarana pendidikan untuk belajar
mencakup buku teks, buku penunjang, ensiklopedi, majalah, surat kabar, kliping, program TV,
program radio, gambar dan lukisan, peta, globe, poster, kartun, boneka, papan planel, papan tulis,

dan lain-lain. Fasilitas belajar mencakup gedung, kelas, ruang diskusi, laboratorium, studio,
perpustakaan, tempat bermain, dan lain-lain.
Dari berbagai sumber dan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat berfungsi sebagai alat bantu belajar siswa sehingga siswa dapat lebih
mudah untuk mempelajari materi pelajaran. Dengan kata lain, ketepatan guru dalam memilih dan
menggunakan media pembelajaran akan menentukan keberhasilan pembelajaran. Hal tersebut
terjadi karena siswa akan lebih terbantu dalam mempelajari dan memahami materi pelajaran.
1.

2.

Klasifikasi Media Pembelajaran

Menurut Briggs (1986:23) mengemukakan bahwa media pembelajaran ada 13 bagian yaitu : a)
objek, b) model, c) suara,

d) langsung, e) rekaman, f) audio, g) media cetak, h)

pembelajaran terprogram, i) papan tulis, j) media transparan, k) film rangkai, l) film bingkai, m)
film televisi dan gambar. Sedangkan Amir Hamzah Sulaiman (Nyoman S. Degeng 1993:5)
menggolongkan media sebagai berikut.
1.

Alat-alat audio, alat-alat yang menghasilkan bunyi atau suara.

2.

Alat-alat visual yaitu alat-alat yang dapat memperlihatkan bentuk atau rupa yang kita
kenal sebagai alat peraga. Alat-alat visual dibedakan menjadi : 1) alat-alat visual dua
dimensi yang dibagi-bagi menjadi alat-alat visual dua dimensi pada bidang yang tidak
transparan dan alat-alat visual dua dimensi pada bidang transparan dan 2) Alat-alat
visual tiga dimensi.

Sementara Rudy Bratz (Arief S. Sadiman 1986:20) mengklasifikasikan media pembelajaran,


yaitu : a) media audio visual gerak, b) media audio visual diam, c) media audio visual semi gerak,
d) media visual gerak, e) media visual diam, f) media semi gerak, g) media audio dan h)
media cetak. Selanjutnya Gagne (Arief S. Sadiman 1986:23) mengklasifikasikan media
pembelajaran, yaitu a) benda didemonstrasikan, b) komunikasi lisan, c) media cetak, d) gambar
diam, e) gambar gerak,

f) film bersuara dan g) mesin belajar. Masih banyak lagi yang

dikemukakan oleh para ahli, secara umum mereka berpendapat media pendidikan dapat
diklasifikasikan menjadi 3 yaitu : visual, audio dan audio visual.
Berdasarkan uraian tentang klasifikasi media pembelajaran di atas, maka media Baba termasuk
media cetak. Media cetak biasanya diartikan sebagai bahan yang diproduksi melalui percetakan
professional atau pun produksi sendiri. Penggunaan media cetak ada beberapa keuntungan dan
kelemahannya. Keuntungan media cetak adalah : a) media cetak relative murah; b)
penggunaannya mudah; c) lebih luwes dalam pengertian mudah digunakan, dibawa atau

dipindahkan. Kelemahannya dari media cetak adalah : a) jika tidak dirancang denan baik
membosankan; dan b) kurang memberikan suasana yang hidup.
1.

3.

Fungsi Media Pembelajaran

Menurut Derek Rowtree (Imam Supardi 1987:11) fungsi media pembelajaran sebagai berikut.
1.

Membangkitkan motivasi belajar.

2.

Menyediakan stimulus belajar bagi siswa.

3.

Membantu siswa untuk mengulang atau mempelajari kembali pelajaran yang telah
diterima.

4.

Dapat memberikan umpan balik dengan segera baik siswa maupun guru.

Sedangkan menurut Nyoman S. Degeng (1993:24) secara garis besar fungsi media pembelajaran
sebagai berikut:
1.

Menghindari terjadinya verbalisme.

2.

Membangkitkan minat/motivasi.

3.

Menarik perhatian siswa.

4.

Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan ukuran.

5.

Mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar.

6.

Mengaktifkan pemberian rangsangan untuk belajar.

Berdasarkan fungsi-fungsi di atas selanjutnya dapat dikemukakan bahwa fungsi media pendidikan
adalah : a) mengurangi verbalisme,

b) mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan ukuran, c)

dapat memberikan umpan bai\lik dengan segera baik siswa maupun guru dan

d)

mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar.


1.

4.

Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan salah satu sarana untuk lebih mengefektifkan dalam proses
belajar mengajar di sekolah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media,
yang perlu diperhatikan antara lain : tujuan, ketepatgunaan, keadaan siswa, ketersediaan, mutu
teknis dan biaya yang tersedia dapat dijabarkan sebagai berikut.
1.

Tujuan : media pendidikan yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pengajaran


yang telah dirumuskan.

2.

Ketepatgunaan : jika materi yang kita pelajari sesuai dengan tujuan yang telah
dirumuskan, maka guru harus memilih media yang sesuai.

3.

Keadaan : harus sesuai keadaan, kemampuan siswa dan besar kecilnya kelas.

4.

Ketersediaan : ada atau tidaknya media yang diperlukan apabila mungkin guru
membuat sendiri.

5.

Mutu teknis : harus betul-betul sesuai dan cocok untuk dugunakan sebagai alat Bantu
di sekolah.

6.

Biaya : biaya yang dikeluarkan sesuai dengan hasil yang dicapai.

Sedangkan menurut Dick Caray (Arief S. Sadiman 1986:36) hal-hal yang menjadi kriteria dalam
pemilihan media pendidikan adalah sebagai berikut.
1.

Kesesuaian dengan tujuan perilaku belajar.

2.

Ketersediaan sumber setempat.

3.

Ketersediaan dana, tenaga, fasilitas untuk membeli dan memproduksi.

4.

Keluwesan, keaktifan, ketahanan media untuk waktu yang lama.

5.

Efektifitas biaya dalam jangka waktu yang panjang.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa kriteria pemilihan media pembelajaran
perlu memperhatikan antara lain : tujuan, keadaan, ketersediaan sumber setempat, mutu teknis
dan dana.
1.

5.

Media Pembelajaran Teks Berjalan

Batasan tentang media pembelajaran dijelaskan dalam Dictionary of Education.Instructional media


is devices and other materials which present a complete body of information and are largely selfsuporting rather than supplementary in thenteaching-leraning process. Media pembelajaran adalah
alat atau materi lain yang menyajikan bentuk informasi secara lengkap dan dapat menunjang
proses belajar mengajar. Teks berjalan yang dimaksud dalam tulisan ini adalah satu jenis media
yang berupa teks yang ditulis dalam sebuah strip film. Teks tersebut selanjutnya direkam dalam
sebuah vcd kosong (blank vcd). Penggunaannya dalam pembelajaran adalah dengan
menggunakan alat bantu lain yaitu satu unit komputer dan satu unit LCD. Seandainya tidak
tersedia komputer dan LCD guru bisa menggunakan VCD player dan satu unit TV monitor. Hanya
saja kalau menggunakan VCD player dan TV monitor maka jangkauan baca para siswa menjadi
terbatas, kecuali kalau guru menggunakan TV monitor yang cukup besar.
Membaca cepat yang dimaksud dalam tulisan ini adalah salah satu jenis membaca yang dilakukan
secara cepat (sekitar 250 kata per menit). Tujuan kegiatan membaca adalah agar pembaca
memahami ide pokok dan detail pentingterhadap isi teks bacaan. Soedarso (1988) menjelaskan
bahwa dalam membaca cepat terkandung di dalamnya pemahaman yang cepat pula.Bahkan
pemahaman inilah yang menjadi pangkal tolak pembahasan, bukannya kecepatan (hal. xiv).
Kesalahan umum yang sering dilakukan oleh seseorang dalam membaca adalah mereka terlalu
menekuni detail sehingga kehilangan ide sentralnya. Menemukan ide pokok suatu paragraf atau
bacaan adalah kunci untuk mengerti apa isi bacaan. Lebih lanjut Soedarso menjelaskan bahwa
pada hakikatnya, membaca cepat adalah keterampilan memilih isi bahan yang harus dibaca sesuai

dengan tujuan kita, yang ada relevansinya dengan kita, tanpa membuang-buang waktu untuk
menekuni bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan. Karena kebiasaan yang salah yang kita
bawa dari kecil ketika kita belajar membaca, cara membaca kita menjadi lambat. Keadaan
tersebut dipacu oleh beberapa kebiasaan yang salah, di antaranya vokalisasi ,gerakan bibir,
gerakan kepala, menunjuk dengan jari, regresi dan subvokalisasi.
Vokalisasi atau membaca dengan bersuara, menggerakkan bibir, menunjuk kata demi kata dengan
jari, dan menggerakkan kepala dari kiri ke kanan, seperti dilakukan semasa kanak-kanak,
merupakan kebiasaan yang menghambat kecepatan membaca. Dengan menggerakkan bibir
ataupun bersuara (mengucapkan kata demi kata) kecepatan membaca menjadi amat berkurang,
yaitu hanya seperempatnya jika kita membaca secara diam. Kecepatan menjadi berkurang karena
orang lebih memperhatikan pengucapannya daripada menangkap ide yang terkandung dalam
sebuah tulisan. Orang pun lebih cepat lelah karena kegiatan lebih tertumpu pada aktivitas otot.
Hal senada diperkuat oleh Colin Rose dalam bukunya yang berjudul Accelerated Learning. Femmy
Syahrani, (dalam K.U.A.S.A.I Lebih Cepat, Buku Pintar Accelerated Learning) penerjemah buku
Rose tersebut menjelaskan bahwa kemampuan membaca cepat dapat dimiliki apabila seseorang
membaca berdasarkan cara visual murni (1999: 68). Membaca berdasarkan cara visual murni
dapat disamakan maknanya dengan membaca tanpa bersuara (vokalisasi atau subvokalisasi).
Dijelaskan oleh Rose bahwa mata menerima informasi jauh lebih cepat daripada telinga. Oleh
karena itu, kita tidak boleh mendengar perkataan dalam benak kita ketika kita sedang membaca.
Apabila hal tersebut tetap kita lakukan berarti kita benar-benaar telah melambatkan pembacaan
kita. Kita hanya dapat mendengar perkataan sekitar 250 kata per menit, tetapi kita dapat melihat
kata dengan kecepatan 2.000 kata per menit atau lebih. Hal sama dijelaskan juga oleh Hernowo
(editor) dalam Quantum Reading: Cara Cepat nan Bermanfaat untuk Merangsang Munculnya
Potensi Membaca (2005: 142). Hal yang sama juga terjadi pula ketika seseorang menggerakkan
kepala dan menunjuk teks bacaan dengan tangan. Hal ini disebabkan gerakan mata serta proses
di otak jauh lebih cepat daripada gerakan kepala dan tangan itu. Lebih lanjut Soedarso
menjelaskan bahwa kebiasaan-kebiasaan yang melibatkan fisik itu dapat diatasi bahkan
dihilangkan asalkan pada diri siswa kita latihkan cara-cara penanggulangannya. Waktu yang kita
gunakan untuk menghilangkan kebiasaan-kebiasaan negatif tersebut sekitar dua minggu.
Hambatan lain yang sulit diatasi adalah regresi atau mengulangi pembacaan beberapa kata ke
belakang. Ditegaskan lagi oleh Rose (dalam K.U.A.S.A.I Lebih Cepat Pembelajaran Accelerated
Learning, karya terjemahan Femy Syahrani) bahwa dengan membaca ulang seperti itu berarti
kecepatan membaca seseorang akan terpotong sepertiganya (1999: 68). Hal sama dijelaskan oleh
Hernowo (editor) dalam Quantum Reading: Cara Cepat nan Bermanfaat untuk Merangsang
Munculnya Potensi Membaca (2005: 143).Kebiasaan regresi ini disebabkan melamun atau kurang

berkonsentrasi sewaktu membaca. Dengan kata lain, secara mental siswa mengerjakan hal lain di
tempat lain sementara ia sedang membaca di sini. Kebiasaan beregresi akan dapat dihilangkan
dengan memanfaatkan media teks berjalan. Huruf-huruf yang cepat menghilang membuat siswa
bergegas menyelesaikan pembacaan sehingga mereka tidak berkesempatan melakukan regresi
(mengulang).
Dari paparan di atas dapat kita ambil simpulan tentang manfaat menggunakan media
pembelajaran teks berjalan. Dengan media teks berjalansecara langsug atau tidak langsung
beberapa kebiasaan salah tersebut akan dapat dihilangkan atau paling tidak dikurangi. Dengan
demikian diharapkan akan terjadi peningkatan kemampuan membaca sekaligus peningkatan
keberhasilan pembelajaran membaca cepat.

1.

B.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah penggunaan media teks berjalan
dalam pembelajaran membaca cepat dapat meningkatkan hasil belajar siswa

MAKALAH BAHASA INDONESIA (BAHASA


SEBAGAI ALAT KOMUNIKASI)
MARCH 30, 2013 | EBDAAPRILIA

BAHASA INDONESIA SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI


MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Bahasa Indonesia

Oleh:
Haris Maiza Putra

C52212099

Lukman Chakim Putra

C52212106

Dwi Apriliawati

C52212115

Ifa Al Mufida

C72212137

M. Afif Zainur Rozikin

C92212145

Nisfatul Chabibah

C92212149

Dosen Pembimbing:
Siti Rumilah, M.Pd.

JURUSAN MUAMALAH
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2012
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah


SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya
kepada kita semua yang berupa ilmu dan amal. Dan berkat
Rahmat
dan
Hidayah-Nya
pula,
penulis
dapat
menyelesaikan makalah Bahasa Indonesia yang insyaallah
tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
tidak akan tuntas tanpa adanya bimbingan serta bantuan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini


penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya,
khususnya kepada :
1.

Ibu Siti Rumilah, M.Pd. selaku dosen pembimbing mata


kuliah Bahasa Indonesia.
2. Teman Kelompok 1 selaku Penulis dan pembuat
Makalah ini. Dan untuk teman teman yang lain yang
tergabung dalam kelas Muamalah D.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat
banyak terdapat banyak kekurangan. Akhirnya, kritik,
saran, dan masukan yang membangun sangat penulis
butuhkan untuk dijadikan pedoman dalam penulisan ke
arah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Surabaya, 14 September 2012.
Penulis,
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar..

. i
Daftar
isi

ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
.

Belakang
1

1.2 Rumusan
.
1.3 Tujuan
..

Masalah
2
Pembelajaran

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian

Bahasa
3

2.2 Macam
macam
. 4

Bahasa

2.3 Bahasa

Negara
8

2.4 Tujuan
Mempelajari
. 9

Bahasa

2.5 Ragam
. 10

Bahasa

BAB III KESIMPULAN.


13
Daftar
Pustaka
.. 14
Saran
.. .15

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa merupakan komponen terpenting dalam kehidupan
manusia. Manusia tidak akan bisa melanjutkan
kelangsungan hidup mereka dengan baik dan teratur tanpa
adanya bahasa. Mereka tidak bisa berinteraksi dengan
mudah dan baik jika mereka tidak menguasai bahasa
antara satu sama lain dan dengan tidak adanya
kesinambungan tersebut mereka juga tidak dapat
menangkap ekspresi kejiwaan maupun keinginan yang
diutarakan oleh lawan komunikasinya. Hal ini juga yang
menyebabkan adanya sekat dan kurang terkaitnya
emosional satu sama lain.
Bisa dikatakan bahwa bahasa sebagai salah satu
kebutuhan primer yang mempunyai peran sebagai
pengatur sirkulasi kelanjutan hidup. Bahkan, bahasa juga
dapat dikategorikan sebagai senjata yang paling ampuh
untuk membentengi diri dan negeri dari ancaman-ancaman
perpecahan.
Di era globalisasi saat ini penggunaan bahasa sebagai
media komunikasi sangatlah terpengaruh oleh laju
perkembangan teknologi dan informasi. Terdapat dua
pengaruh pada bahasa setelah terkontaminasi dengan
adanya laju teknologi dan informasi yang sangat cepat
yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Adapun
pengaruh positif yang dapat diperoleh adalah dimana
media teknologi informasi sangat memperlancar hubungan
komunikasi antar sesama. Mereka dapat menyampaikan
segala komunikasi jarak jauh maupun jarak dekat dengan

sangat praktis dan efisien. Di pandang dari sisi lain,


kemajuan teknologi dan cepatnya akses informasi juga
mempunyai dampak negatif yang sangat mempengaruhi
kelangsungan dari bahasa yang telah kita miliki dan kita
sepakati untuk menjadi bahasa pemersatu bangsa serta
tanah air yaitu bahasa indonesia. Dapat kita ketahui
barsama bahwa, sekarang ini banyak bahasa pergaulan
yang sangat berbeda dengan kaidah-kaidah kebahasaan.
Dengan menurunnya kemampuan berbahasa masyarakat
bangsa ini, secara tidak langsung juga akan mengurangi
rasa nasionalisme yang tertanam pada diri mereka.
Sehingga benteng perahanan yang selama ini terbangun
kukuh akan lebih mudah untuk diporak-porandakan oleh
musuh.
Maka dari itu, dalam kesempatan kali ini kami akan
memaparkan suatu pembahasan yang berjudul Bahasa
Indonesia Sebagai Media Komunikasi yang didalamnya
akan mencakup tentang pengertian bahasa, macammacam bahasa serta hal-hal lain yang berkaitan dengan
kebahasaan. Dan untuk pembahasan yang lebih mendetail,
akan diulas secara terperinci dalam bab pembahasan.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam suatu karangan ilmiah haruslah disusun secara
sistematis dan runtut sesuai dengan ketentuan yang ada.
Maka dari itu perlu untuk menyusun suatu rumusan
masalah yang menjadi batu pijakan untuk pembahasan
pada makalah ini. Adapun rumusan masalah tersebut ialah
sebagai berikut:
1.
2.

Apa yang dimaksud dengan Bahasa Indonesia ?


Jelaskan yang termasuk dalam macam-macam bahasa
?

3.
4.
5.

Apa maksud dari bahasa negara ?


Apa tujuan dari mempelajari bahasa ?
Apa yang dimaksud dengan ragam bahasa dan yang
terkait dengannya ?

1.3 Tujuan Pembelajaran


Adanya suatu diskusi dalam kelas yang kita lakukan sudah
barang tentu semuanya mempunyai tujuan masing-masing
dan boleh jadi tujuan tersebut berbada ataupun sama.
Sedang pembelajaran pada saat ini yaitu dengan judul
Bahasa Indonesia Sebagai Media Komunikasi mempunyai
beberapa tujuan diantaranya adalah :
1.

Dapat mengetahui makna dari Bahasa Indonesia


secara terperinci
2. Dapat memahami macam-macam bahasa yang ada
pada saat ini
3. Dapat memaparkan maksud dari bahasa negara
4. Dapat memperoleh pengetahuan tentang tujuan
mempelajari bahasa
5. Dapat membuka cakrawala pengetahuan berkenaan
dengan ragam bahasa

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bahasa

Menurut Gorys Keraf (2004 : 1), bahasa adalah alat


komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol
bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Ketika
anggota masyarakat menginginkan untuk berkomunikasi
dengan sesamanya, maka orang tersebut akan
menggunakan suatu bahasa yang sudah biasa
digunakannya untuk menyampaikan sesuatu informasi.
Pada umumnya bahasa-bahasa tersebut dapat berbeda
antara satu daerah dengan daerah yang lain, hal ini dapat
dikarenakan adanya perbedaan kultur, lingkungan dan
kebiasaan yang mereka miliki. Mungkin asumsi beberapa
orang berpendapat bahwa tidak hanya bahasa saja yang
dapat dijadikan sebagai media komunikasi. Mereka
menunjukkan bahwa terdapat dua orang atau lebih yang
mengadakan komunikasi dengan mempergunakan caracara tertentu yang telah disepakati bersama. Mereka
memakai beberapa alat ataupun media untuk
menyampaikan suatu kabar yang memang ingin
diinformasikan kepada pihak lain dengan menggunakan
lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang atau tong-tong
dan sebagainya.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), bahasa
adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang
dipergunakan oleh sekelompok masyarakat untuk
bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
Dilihat dari pengertian yang ada dalam kamus tersebut,
dapat difahami bahwa bahasa juga dapat berfungsi
sebagai lambang bunyi sebagai mana not yang ada pada
nada, akan tetapi fungsi atau manfaat yang diberikan
sangatlah berbeda antara keduanya. Bunyi yang dihasilkan
oleh bahasa dipreoritaskan untuk menyampaikan suatu
informasi serta lebih menitik beratkan pada kepadatan
isinya bukan pada fungsi estetika yang dihasilkannya.

Bahasa adalah sistem simbol dan tanda. Yang dimaksud


dengan sistem simbol adalah hubungan simbol dengan
makna yang bersifat konvensional. Sedangkan yang
dimaksud dengan sistem tanda adalah bahwa hubungan
tanda dan makna bukan konvensional tetapi ditentukan
oleh sifat atau ciri tertentu yang dimiliki benda atau situasi
yang dimaksud.
Dari beberapa definisi yang telah dipaparkan di atas maka
dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah alat untuk
berkomunikasi yang dapat disampaikan melalui lisan,
tulisan maupun media lain yang sudah disepakati oleh
pihak yang berkomunikasi. Bahasa yang disampaikan
melalui lisan dapat disebut dengan bahasa primer
sedangkan bahasa yang diutarakan dengan menggunakan
selain lisan disebut dengan bahasa sekunder.
Adapun pengertian dari berkomunikasi melalui lisan yaitu
berkomunikasi dengan menggunakan suatu simbol bunyi
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang memiliki ciri
khas tersendiri yang dapat berbada makna ketika
diucapkan oleh orang dan kondisi yang berbeda . Suatu
simbol bisa terdengar sama di telinga kita tapi memiliki
makna yang sangat jauh berbeda. Misalnya kata sarang
dalam Bahasa Korea yang memiliki arti cinta, dalam
Bahasa Indonesia artinya adalah tempat tinggal burung
atau binatang-binatang lain. Sedang pengertian dari tulisan
adalah susunan dari simbol (huruf) yang dirangkai menjadi
kata bermakna dan dituliskan. Bahasa lisan lebih ekspresif.
Mimik, ekspresi wajah, intonasi, dan gerakan tubuh dapat
bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi
yang dilakukannya.
2.2 Macam Macam Bahasa

Dalam keberadaannya, Indonesia terkenal sebagai


sebuah negara yang mempunyai keberagaman tingkat
tinggi. Didalam tubuh bangsa indonesia yang terdiri dari
deretan pulau-pulau, saling sambung menyambung dari
Sabang sampai Merauke terdapat banyak suku bangsa dan
ras berbeda antara satu sama lain. Perbedaan ini dapat
disebabkan dari lingkungan hidup dan kebiasaan yang
dilakukan oleh orang-orang tersebut. Setelah diamati dan
dicermati perbedaan-perbedaan ini juga terjadi pada
ranah kebahasaan yang ada, setiap daerah rata-rata
mempunyai bahasa daerahnya masing-masing, satu
propinsipun kadang mempunyai lebih dari lima bahasa
yang digunakan masyarakatnya untuk berkomunikasi dan
hal inilah yang menjadikan indonesia terkenal dengan
kemajemukannya.
Di daerah-daerah yang ada di Indonesia,
masyarakat yang ada disana tidak hanya menggunakan
satu bahasa saja, melainkan menggunakan beberapa
bahasa yang berbeda satu daerah dengan daerah yang lain
dan bisa jadi walaupun mereka sama-sama orang yang
notabenenya adalah penduduk yang tinggal menetap
dalam satu pulau atau provinsi bisa jadi tidak faham
dengan penyampaian lawan bicara dari daerah yang
berbeda dalam satu pulau atau provinsi tersbut.
Dalam bab macam-macam bahasa ini, akan
disebutkan macam bahasa yang ada dan digunakan oleh
masyarakat-masyarakat yang ada di Indonesia ini. Adapun
macam bahasa dapat diklasifikasikan menurut daerah
dimana bahasa itu digunakan, karena pada umumnya
suatu daerah yang telah mempunyai otonom dan
kebudayaan sendiri, ia juga akan cenderung mempunyai

bahasa dan logat yang berciri khas dan berbeda dari pada
yang lain.
Pengklasifikasian menurut daerah, pengguna
bahasa ini terbagi menjadi 7 kelas yaitu : macam bahasa
yang digunakan di daerah Sumatra, macam bahasa yang
dipergunakan di derah Maluku, macam bahasa yang
dipergunakan di daerah Sulawesi, macam bahasa yang
digunakan di daerah Kalimantan, bahasa yang digunakan
di daerah Jawa, macam bahasa yang digunakan di daerah
Bali dan macam bahasa yang dipergunakan oleh
masyarakat Indonesia yang berada di daerah Nusa
Tenggara baik barat maupun timur.
2.2.1

Macam bahasa di Sumatra

Adapun bahasa yang digunakan di daereh Sumatra


tidak kurang dari 20 bahasa yang digunakan untuk salimg
tukar infirmasi dan untuk berkomunikasi. Adapun bahasa
tersebut di antaranya adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Simulu
Sikule
Rejang Lebong
Orang Laut
Minangkabau
Melayu
Lom
Kubu
Gayo
Batak
Aceh

12. Simulur
13. Riau
14. Pak-Pak
15. Nias
16. Mentawai
17. Mandailing
18. Lampung
19. Karo
20. Enggano
21. Angkola
22. Alas

2.2.2 Macam bahasa di daerah Maluku

Di daerah Maluku sendiri terdapat pemilahan


macam bahasa yang digunakan sebagai media
berkomunikasi yang dikarenakan adanya perbedaan
pemakaian bahasa yang ada.
Di Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur juga
menggunakan bahasa yang bermacam-macam, diantara
bahasa yang digunakan oleh kebanyakan masyarakat yang
bermukim dan berdomisili disana adalah :
1.
2.
3.
4.

Timor
Tetun
Anibar
Solor
a.
Rote
b.
Roma
c.
Pantar
d.
Leti
e.
Lain
f.
Kroe
g.
Kaisar
h.
Kai
i.
Kadang
j.
Helo
k.
Goram
l.
Geloli
m.
Buru
n.
Belu
o.
Banda
p.
Aru
q.
Ambelan
r.
Alor

Sedangkan daerah Maluku daerah sekitar suli bacan


mempunyai bahasa yang berbeda dengan Maluku daerah

ambon timur. Bahasa yang sering digunakan oleh


masyarakat yang berdomisili di daerah ini adalah :
1.
2.
3.

Taliabo
Sula
Bacan

2.2.3

Macam bahasa di daerah Sulawesi

Beralih pada bahasa yang dipergunakan untuk


berkomunikasi oleh masyarakat yang ada wilayah
Sulawesi. Sebagaimana pembagian macam bahasa yang
ada di wilayah Sumatra, bahasa yang digunakan sebagai
media komunikasi juga bervariasi tidak monoton
menggunakan satu bahasa saja. Bahasa yang digunakan di
wilayah Sulawesi adalah :
1.
2.
3.

Toraja
Napu
Pilpikoro

2.2.4 Macam bahasa di daerah Kalimantan


Masyarakat yang menetap di daerah yang berada
di Pulau Kalimantan menggunakan bahasa yang
bermacam-macam. Macam-macam bahasa yang
difungsikan sebagai media komunikasi oleh masyarakat
Kalimantan adalah :
1.
2.

Klemautan
Kayan

2.2.5

3. Kenya
4. Iban

Macam bahasa yang digunakan di daerah Jawa

Sebagaimana yang kita ketahui bersama di Pulau


Jawa juga terdapat macam-macam bahasa yang digunakan

untuk berkomunikasi oleh masyarakat yang tinggal di jawa.


Diantara macam bahasa yang digunakan adalah :
1.
2.

Sunda
Madura

3. Jawa

2.2.6
Macam bahasa yang digunakan didaerah Nusa
Tenggara
Sebagaimana yang ada di daerah Maluku, nusa
tenggara juga mempunyai pembagian yang lebih spesifik.
Nusa tenggara seperti yang telah diketahui bahwa daerah
ini terbagi menjadi dua yaitu Nusa Tenggara Barat dan
Nusa Tenggara Timur.
Adapun macam-macam bahasa yang sebagai
media komunikasi oleh kebanyakan orang yang hidup dan
melakukan interaksi didaerah Nusa Tenggara Barat adalah
sebagai berikut :
1.
2.

Sumba
Sasak

Sedangkan bahasa yang difungsikan oleh


masyarakat Nusa Tenggara Timur sebagai media
komunikasi adalah :
1.
2.

Sasak
Timor

2.2.7

3. Sumbawa

Macam bahasa yang dipergunakan di daerah Bali

Pulau Bali yang terkenal sebagai pulau dewata pun


juga mempunyai macam bahasa yang biasa digunakan
untuk menjalin komunikasi antar sesamanya. Adapun
bahasa yang sering digunakan berkomunikasi oleh
masyarakat pulau dewata ini adalah bahasa sasak yang

juga digunakan oleh orang-orang nusa tenggara. Jika


dilakukan pengamatan, maka akan ditarik kesimpulan
bahwa letak geografis dan lingkungan juga sangat
berpengaruh pada perkembangan bahasa. Jika daerah
tersebut letaknya tidak terlalu jauh, maka perbedaan
bahasa mereka juga tidak akan terlalu jauh.
Sebagai negara yang mempunyai keberagaman
yang sangat banyak hususnya pada ranah bahasa, tidak
dapat dipungkiri lagi akan banyak perbedaan yang ada
sehingga dapat menyebabkan perpecahan antar daerah,
ras ataupun suku yang ada di negara indonesia ini. Untuk
mengantisipasi adanya perpecahan yang disebabkan oleh
banyaknya perbedaan macam bahasa, sudah barang tentu
seluruh masyarakat Indonesia untuk mempelajari dan
menguasai bahasa pemersatu yaitu bahasa Indonesia.
2.3 Bahasa Negara
Suatu negara yang sudah merdeka dan tengah
menjalankan kepemerintahannya pastilah memerlukan
suatu bahasa untuk berkomunikasi dengan pihak dalam
maupun pihak luar. Negara juga pasti memiliki bahasa
yang wajib digunakan oleh masyarakatnya untuk
berkomunikasi. Sehingga walaupun orang yang
berkomunikasi tersebut berasal dari daerah atau suku yang
berbeda, akan tetapi mereka tetap dapat dipersatukan
dalam hal tukar informasi. Dan biasanya bahasa yang
digunakan sebagai bahasa pemersatu ini disebut sebagai
bahasa negara ataupun bahasa nasional.
Herman RN(2006:1) Tidak dapat dipungkiri lagi
bahwasanya bahasa nasional dan bahasa negara di
Indonesia adalah Bahasa Indonesia. Kedua kedudukan
tersebut sangatlah penting dan harus terpenuhi fungsinya.

Jika ada salah satu yang tidak terpenuhi maka fungsi


Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu akan pudar
dan akan sirna. Hal yang demikian inilah yang sangat
menghawatirkan bangsa ini karena akan timbul
perpecahan dimana-mana dan benteng pertahanan terkuat
Negara Indonesia akan mudah diruntuhkan oleh lawan.
Walaupun bahasa negara dan bahasa nasional
Negara Indonesia sama yaitu bahasa Indonesia, menurut
beliau kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara
dan sebagai bahasa nasional memiliki fungsi
yang berbeda.dan dalam pembahasan ini akan lebih
ditekankan pada pembahasan Bahasa Indonesia yang
berkedudukan dan berfungsi sebagai bahasa negara.
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, Bahasa
Indonesia berfungsi sebagai :
1.
2.
3.

Bahasa resmi kenegaraan


Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan
Alat perhubungan di tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelksanaan
pembangunan
4. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan
dan teknologi
(e. zaenal arifin, 2008:13)
Sebagaimana fungsi pertama bahasa indonesia sebagai
bahasa negara yaitu berfungsi sebagai bahasa resmi
kenegaraan, Bahasa Indonesia sangat berperan aktif
dalam event-event penting yang diadakan oleh bangsa ini
baik event upacara, perjanjian atau pembaiatan, pidato
serta acara-acara lain yang lebih bersifat resmi dan formal.
Dalam pembelajaran yang ada di Indonesia, tidak
diperbolehkan bagi para tenaga pendidik maupun peserta

didik untuk menggunakan bahasa selain Bahasa Indonesia


kecuali pada materi-materi kebahasaan yang memang ada
tuntutan untuk memakai bahasa asing atau bahasa daerah.
Terdapat manfaat yang dapat di ambil dari ketetapan ini,
ketika ada tenaga pengajar maupun peserta didik dari luar
daerah dimana mereka melangsungkan proses belajar
mengajar mereka akan dapat memahami materi yang
disampaikan ketika materi tersebut disanpaikan dengan
menggunakan Bahasa Indonesia.
Dalam fungsinya sebagai alat perhubungan di tingkat
nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelksanaan
pembangunan, Bahasa Indonesia bukan hanya mempunyai
fungsi sebagai penghubung antar suku ataupun ras. Akan
tetapi, dalam hal ini lebih difokuskan sebagai media
komunikasi antara masyarakat dengan pihak
pemerintahan. Dengan terciptanya komunikasi yang sehat
dan baik, maka pembangunan negeri ini akan mudah
terealisasikan sebagaimana yang telah direncanakan.
Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan
teknologi merupakan fungsi Bahasa Indonesia sebagai
bahasa negara berpengertian bahwasanya Bahasa
Indonesia adalah bahasa yang dapat menciptakan jati diri
bangsa yang akan membedakan dengan bangsa lain.
Budaya Indonesia yang berkembang berdampingan dengan
bahasa Indonesia pun akan turut menjadi budaya yang
mempunyai keunikan dan cirri khas tersendiri.
2.4 Tujuan Mempelajari Bahasa
Dalam setiap mempelajari suatu ilmu, setiap manusia
pastilah mempunyai suatu tujuan tertentu. Walaupun boleh
jadi tujuan ahir yang diinginkan antara satu individu
dengan individu yang lainnya akan berbeda. Begitu juga

dengan tujuan orang-orng yang berkenan untuk


mempelajari bahasa, pastilah mereka juga mempunyai
motif tertentu yang melatar belakanginya.
Walaupun pasti ada tujuan-tujuan yang tidak senada,
akan tetapi dalam mempelajari bahasa terdapat tujuantujuan yang bersifat umum. Yaitu dengan kita belajar
bahasa, kita ingin apa-apa yang kita sampaikan dapat
dimengerti dan difahami oleh lawan komunikasi kita.
Karena, ketika bahasa kita tidak dapat mengundang
pemahaman dari lawan komunikasi maka kita akan
menerima respon yang kurang baik selain itu bahasa yang
kuang baik dan benar akan dapat menimbulkan
kesalahfahaman yang bisa berakibat fatal. Sebagaimana
yang telah dikatakan oleh Gorys Keraf (2004 : 8) bahwa
seorang yang belum mahir berbahasa akan menemukan
kesulitan-kesulitan, karena apa yang dipikirkan atau
dimaksudkan tidak akan bisa terlahir sempurna kepada
orang lain.
Selain untuk memahamkan orang lain tujuan
mempelajari bahasa adalah untuk dapat menggelar dan
mengembangkan potensi-potensi pribadi yang ada pada
diri kita. Dengan penguasaan bahasa yang baik dan benar,
akan dapat lebih mudah mencari relasi dalam segala hal.
Ada salah satu tujuan terpenting yang harus kita
canangkan ketika kita mempelajari bahasa. Tujuan tersebut
ialah kemahiran bahasa. Menurut penuturan Gorys Keraf
(2004:1) kemahiran bahasa akan mendatangkan
keuntungan bagi masyarakat, bila ia digunakan sebagai
alat komunikasi yang baik terhadap sesama masyarakat,
bila ia memungkinkan kita untuk mengembangkan
kesanggupan kita untuk dapat mempengaruhi orang lain
dalam mengembangkan kontrol social yang diingankan.

2.5 Ragam Bahasa


Ragam bahasa adalah pembagian bahasa yang
ditinjau dari bagaimana cara bahasa itu diutarakan oleh
orang yang melakukan komunikasi. Lamuddin Finoza
(2002:3) memaparkan bahwa ragam bahasa menjadi
sangat banyak jumlahnya karena pemilihan corak bahasa
yang dipakai seseorang untuk mengomunikasikan sesuatu
bergantung kepada tiga hal berikut ini:
1.
2.
3.

Cara berkomunikasi : lisan atau tulisan


Cara pandang penutur terhadap mitra komunikasinya
Topik yang dibicarakan/dituluskan

Dengan berdasar pada pemaparan yang


disampaikan oleh Lamuddin tersebut, dapat diketahui
bahwa ada tiga klasifikasi ragam bahasa yang terdapat
dalam bahasa Indonesia. Adapun klasifikasi ragam bahasa
itu adalah :
1.

Ragam bahasa berdasarkan cara komunikasi

1)

Ragam lisan

2)

Ragam tulisan

1.

Ragam bahasa berdasarkan cara pandang penutur

1)

Ragam dialek

2)

Ragam idealek

3)

Ragam Sosialek

1.
1)

Ragam bahasa berdasarkan situasi


Ragam terpelajar

2)

Ragam resmi

3)

Ragam tidak resmi

4)

Ragam bahasa berdasarkan topik pembicaraan

1)

Ragam hukum

2)

Ragam bisnis

3)

Ragam sastra

4)

Ragam kedokteran

5)

dsb.(lomuddin finoza, 2002:3)

1.

1.
Ragam bahasa berdasarkan cara
berkomunikasi

Dalam pembahasan ini yang akan dibahas terlebih dahulu


adalah ragam lisan dan ragam tulisan. Adapun perbedaan
antara ragam lisan dan ragam tulisan adalah sebagai
berikut:

Ragam lisan menghendaki adanya lawan bicara yang


siap mendengarkan apa yang diucapkan oleh seseorang,
sedangkan ragam tulisan tidak selalu memerlukan lawan
bicara.

Ragam lisan, unsur-unsur fungsi gramatikal seperti


subjek, prediket, objek, dan keterangan tidak selalu
dinyatakan dengan kata sering dinyatakan dengan gerak
tubuh dan mimik muka. Sedangkan ragam tulisan,
fungsi gramatikal harus dinyatakan dengan jelas agar
orang membaca suatu tulisan dapat memahami isinya.

Ragam lisan sangat terikat pada situasi, kondisi, ruang


dan waktu. Suatu ragam lisan baru dapat dimengerti
jika dia berada atau turut terlibat didalam situasi,

kondisi, ruang dan waktu yang sama Sedangkan ragam


tulisan dapat dimengerti oleh orang lain pada tempat,
waktu, kondisi, ruang dan waktu yang berbeda beda.

Ragam lisan dipengaruhi oleh tinggi-rendah, panjangpendeknya suara. Sedangkan ragam tulis dilengkapi
dengan tanda baca, huruf capital, huruf kecil atau huruf
tegak dan huruf miring.(Lomudin Finoza, 1993:4)
1. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan cara
pandang penutur
Berdasarkan cara pandang penutur, ragam
bahasa Indonesia terdiri dari ragam dialek, ragam
terpelajar, ragam resmi dan ragam tak resmi.
Contoh Ragam Dialek adalah Gue udah baca itu buku.
Contoh Ragam Terpelajar adalah Saya sudah membaca
buku itu.
Contoh Ragam Resmi adalah Saya sudah membaca
buku itu.
Contoh Ragam Tak Resmi adalah Saya sudah baca buku
itu.
1.

Ragam Bahasa Indonesia sebagai topik


pembicaraan
Berdasarkan topik pembicaraan, ragam
bahasa terdiri dari ragam bahasa ilmiah, ragam hukum,
ragam bisnis, ragam agama, ragam sosial, ragam
kedokteran dan ragam sastra.

Ciri-ciri ragam ilmiah:

Bahasa Indonesia ragam baku


Penggunaan kalimat efektif
Menghindari bentuk bahasa yang bermakna ganda

Penggunaan kata dan istilah yang bermakna lugas dan


menghindari pemakaian kata dan istilah yang bermakna
kias

Menghindari penonjolan persona dengan tujuan


menjaga objektivitas isi tulisan

Adanya keselarasan dan keruntutan antarproposisi


dan antaralinea.
Contoh ragam bahasa berdasarkan topik pembicaraan:

Ragam Hukum : Dia dihukum karena melakukan tindak


pidana.
Ragam Bisnis : Setiap pembelian di atas nilai tertentu
akan diberikan diskon.
Ragam Sastra : Cerita itu menggunakan unsur
flashback.
Ragam Kedokteran : Anak itu menderita penyakit
kuorsior.
Ragam Psokologis : Penderita autis perlu mendapatkan
bimbingan yang intensif.
BAB III
KESIMPULAN

Dengan demikian perlu dapat ditarik kesimpulan bahwa


Bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan
berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat
arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat
berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan
perasaan dan pikiran. Sedangkan dari makna Bahasa itu
terdapat macam dan ragam bahasa yang telah dijelaskan
di atas.

Selain terdapat macam dan ragam, bahasa juga bisa


sebagai bahasa negara atau bahasa nasional. Sedangkan
bahasa negara adalah suatu bahasa yang memiliki sejenis
hubungan de facto atau de jure dengan seseirang dan
mungkin melalui perluasan teritori yang mereka duduki.
Sebutan ini digunakan bermacam. Sebuah bahasa nasional
bisa mewakili identitas nasional suatu bangsa atau negara.
Bahasa nasional secara alternatif bisa merupakan sebuah
penetapan yang diberikan pada satu bahasa atau lebih
yang dituturkan sebagai bahasa pertama di teritori sebuah
negara.
Bahasa selain sebagai bahasa negara, bahasa juga
memiliki sebuah tujuan dari pembelajaran bahasa. Banyak
orang yang belajar bahasa dengan berbagai tujuan yang
berbeda. Ada yang belajar hanya untuk mengerti, ada yang
belajar untuk memahami isi bacaan, ada yang belajar
untuk dapat bercakap-cakap dengan lancar, ada pula yang
belajar untuk gengsi-gengsian, dan ada pula yang belajar
dengan berbagai tujuan khusus. Tujuan pembelajaran
bahasa, menurut Basiran adalah keterampilan komunikasi
dalam berbagai konteks komunikasi. Kemampuan yang
dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran, daya
tafsir, menilai, dan mengekspresikan diri dengan
berbahasa. Kesemuanya itu dikelompokkan menjadi
kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan.
SARAN
Demi tercapainya persatuan dalam keberagaman yang ada
di Indonesia perlu adanya kesadaran untuk menanamkan
rasa nasionalisme dalam diri sendiri. Sebagai generasi
muda dan salah satu cara untuk mencapainya yaitu
dengan mempelajari bahasa Indonesia secara detail dan
mendalam serta menanamkan rasa kecintaan, kesenangan

untuk mempelajari Bahasa Indonesia. Serta menerapkanya


secara baik dan benar, karena dengan menerapkan Bahasa
Indonesia secara tepat dan benar maka akan mempererat
Negara Indonesia dari berbagai ragam bahasa. Serta
Bahasa Indonesia dapat mempersatukan antar sesame
bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
Finoza, Lamuddin. 2002.Komposisi Bahasa
Indonesia.Cetakan ke-8. Jakarta: Diksi Insan Mulia.
Keraf, Gorys. 2004.Komposisi Sebuah Pengantar
Kemahiran Bahasa. Flores: Nusa Indah.
Arifin, E. Zaenal dan Tasai S. Amran.2009Cermat
Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta:Akademika Pressindo.
Wibowo, Wahyu.2001.Manajemen Bahasa. Jakarta:
Gramedia.
Pembelajaran Bahasa Indonesia, artikel diakses
pada tanggal 14 September 2009
darihttp://endonesa.wordpress.com/ajaranpembelajaran/pembelajaran bahasa-indonesia/ )

makalah bahasa indonesia mengenai jenis-jenis ejaan dan tanda baca

March 26th, 2014

Posted in Uncategorized

Write comment

BAB I
PENDAHULUAN

1.

A.

Latar Belakang

Bahasa indonesia adalah bahasa persatuan yang banyak digunakan oleh sebagian besar masyarakat di
indonesia, baik itu di desa maupun di perkotaan. Dalam berbahasa indonesia terkadang kita tidak menyadari
kesalaha kalimat dan kata yang kita gunakan, apalagi dalam penulisannya banyak kita melihat kesalahankesalahan penulisan baik itu dari segi ejaan dan tanda baca pada khususnya.
1.

B.

Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas kita akan membahas mengenai tata cara penulisan ejaan dan tanda baca yang baik
dan benar, sesuai dengan EYD,disamping itu juga kita dapat :
1.

Dapat menjelaskan pengertian dan tanda baca

2.

Dapat menyebutkan jenis-jenis ejaan dan tanda baca

3.

Dapat membuat contoh ejaan dan tanda bacaa dalam bahasa Indonesia

Yang kesemua rumusan masalah diatas akan kita bahas secara singkat,padat,dan jelas ( secara rangkum )
BAB II
PEMBAHASAN
Pemahaman ejaan merupakan suatu aspek penting dalam mendukung penggunaan bahasa Indonesia yang
benar. Ejaan yang dimuat dalam pembahsan ini telah disesuaikan dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia Yang Disempurnakan.
Ejaan adalah keseluruhan peraturan melambangkan bunyi ujaran, pemisahan dan penggabungan kata,
penulisan kata, huruf, dan tanda baca. Perkembangan ejaan di Indonesia diawali dengan ejaan Van Ophuijsen.
Ejaan Van Ophuijesen ditetapkan sebagai ejaan bahasa Melayu pada 1901.
Ejaan dan tanda baca ini sangat perlu diperhatikan terutama sekali pada kegiatan menulis. Berkaitan dengan
pemakaian ejaan, yang perlu dicermati adalah penulisan huruf dalam kata atau kalimat, sedangkan yang terkait
dengan tanda baca adalah penggunaan enam belas tanda baca dalam bahasa indonesia.
1.

1.

Penggunaan Huruf Kapital

Penulisana huruf kapital yang kita jumpai dalam tulisan-tulisan resmi kadang-kadang menyimpang dari kaidahkaidah yang berlaku. Kaidah huruf kapital itu adalah sebagai berikut.
1.

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kalimat yang berupa petikan langsung.

Contoh :

Bapak mengtakan, Kamu tidak boleh nakal, ya.

Adik bertanya, Kapan Kakak pulang?

Kemarin engkau terlambat,katanya.

Menteri Perekonomian mengatakan, perekonomian dunia kini belum sepenuhnya lepas dari cengkraman

resesi dunia.
1.

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal
keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan, termasuk kata ganti-Nya. Huruf pertama pada kata ganati kku, mu,
dan nya, sebagai kata ganti Tuhan, harus dituliskan dengan huruf kapital yang dirangkai oleh tanda hubung (
) dengan kata sebelumnya.

Contoh Bentuk Tidak Baku


-

Limpakanlah rahmatmu, ya allah

Dalam al-Quran terdapat ayat-ayat yang menganjurkan manusia supaya berakhlak terpuji

Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hambanya

Semoga tuhan yang maha kuasa merestui usaha kita

Contoh Bentuk Baku


-

Limpahkanlah rahmat-Mu ya Allah.

Dalam Al-Quran terdapat ayat-ayat yang menganjurkan agar manusia berakhlak terpuji.

Tuhan akan menunjukakan jalan yang benar kepada hamba-Nya.

Semoga Tuhan Yang Mahakuasa merestui usaha kita.

1.

Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama gelar ( kehormatan, keturunan, agama ), jabatan
dan pangkat yang diikuti nama orang.

Contoh Tidak Baku


-

Pergerakan itu dipimpin oleh haji Agus Slaim

Nabi Ismail adalah anak nabi Ibrahim

Pemerintah memberikan anugerah kepada mahaputra Yamin

Rektor Universitas Ibnu Chaldum pada saat ini adalah profesor H.A. Amura

Contoh Baku
-

Pergerakan itu dipimpin oleh Haji Agus Slaim

Nabi Ismail adalah anak Nabi Ibrahim

Pemerintah memberikan anugerah kepada Mahaputra Yamin

Rektor Universitas Ibnu Chaldum pada saat ini adalah Profesor H.A. Amura

1.

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang
atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi,atau nama tempat.

Contoh : Profesor Supomo, Sekretaris Jenderal Pendidikan Nasional, Gubernur Irian Jaya
1.

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa,suku,dan bahasa

Contoh Tidak Baku


-

Dalam bahasa sunda terdapat kata lahan.

Kita, Bangsa Indonesia , harus bertekad untuk menyukseskan pembangunan.

Di Indonesia terdapat Suku Jawa, Suku Sunda, Suku Bugis , dan sebagainya.

Bahasa resmi di Filipina disebut Bahasa Tagalog.

Bentuk Baku
-

Dalam bahasa Sunda terdapat kata lahan.

Kita, bangsa Indonesia , harus bertekad untuk menyukseskan pembangunan.

Di Indonesia terdapat suku Jawa, suku Sunda, suku Bugis , dan sebagainya.

Bahasa resmi di Filipina disebut bahasa Tagalog.

1.

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama,tahun, bulan, hari raya, dan peristiwa sejarah.

Bentuk Tidak Baku


-

Pada Bulan Agustus terdapat hari yang sangat bersejarah

Biasanya, umat Islam seluruh dunia merasa sangat bahagia pada Hari Lebaran.

Pada Hari Jumat semua instansi di Indonesia menyelenggarakan senam pagi.

Dahulu pernah terjadi perang Candu di negeri Cina.

Bentuk Baku
-

Pada bulan Agustus terdapat hari yang sangat bersejarah

Biasanya, umat Islam seluruh dunia merasa sangat bahagia pada hari Lebaran.

Pada hari Jumat semua instansi di Indonesia menyelenggarakan senam pagi.

Dahulu pernah terjadi Perang Candu di negeri Cina

1.

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas geografi

Contoh : Selat Lombok, Negara Indonesia, Bukit Tinggi, Jazirah Arab.


1.

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintha dna
ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.

Bentuk Tidak Baku


-

Program Orang Tua Asuh dikempanyekan oleh Departemen pendidikan dan kebudayaan Republik

Indonesia.
-

Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia dipilih oleh majlis permusyawaratan rakyat.

Pasal 36, Undang-undang dasarr 1945 menyatakan bahwwa bahasa negara adalah bahasa Indonesia.

Semua anggota PBB harus mematuhi piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa

Bentuk Baku
-

Program Orang Tua Asuh dikempanyekan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia.
-

Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia dipilih oleh Majlis Permusyawaratan Rakyat.

Pasal 36, Undang-Undang dasarr 1945 menyatakan bahwwa bahasa negara adalah bahasa Indonesia.

Semua anggota PBB harus mematuhi Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa

1.

Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam buku, majalah, surat
kabar, dan judul karangan, kecuali partikel, seperti di, ke dari, untuk , dan yang, yang tidak terletak pada
posisi awal.

Bentuk Tidak Baku


-

Idrus mengarang buku Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma.

Buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan diterbitkan oleh Balai Pustaka.

Buku Pelajaran Ekonomi Untuk Sekolah Lanjutan Atas akan diterbitkan pagi.

Bentuk Baku
-

Idrus mengarang buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.

Buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan diterbitkan oleh Balai Pustaka.

Buku Pelajaran Ekonomi untuk Sekolah Lanjutan Atas akan diterbitkan pagi.

1.

Huruf besar atau kapital dipakai dalam sigkatan nama gelar dan sapaan, kecuali gelar dokter

Bentuk Tidak Baku

Proyek itu dipimpin oleh drs. Tony S. Rahmat.

Dadan Nurzaman, m.a. diangkat menjadi pimpinan kegiatan itu.

Penyakit ayah saya sudah dua kali diperiksa oleh Dr. Maspoer.

Bentuk Baku
-

Proyek itu dipimpin oleh Drs. Tony S. Rahmat.

Dadan Nurzaman, M.A. diangkat menjadi pimpinan kegiatan itu.

Penyakit ayah saya sudah dua kali diperiksa oleh dr. Maspoer.

1.

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu,
saudaram, anda, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaaan.

Bentuk Tidak Baku


-

Kapan bapak kembali?

Surat saudara sudah saya terima.

Silahkan duduk, dik!

Di mana baju saya, bu?

Bentuk Baku
-

Kapan Bapak kembali?

Surat Saudara sudah saya terima.

Silahkan duduk, Dik!

Di mana baju saya, Bu?

1.

2.
1.

Huruf Miring
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar

yang dikutip dalam tulisan.


Misalnya:
Majalah bahasa dan kesastraan , buku negarakertagama karangan prapanca, surat kabar suara karya
1.

Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata ,
atau kelompok kata.

Misalnya:

Huruf pertama kata abad ialah a.

Dia bukan menipu, tetapi ditipu.

Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital.

Buatlah kalimat dengan berlepas tangan

1.

Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapam asing kecuali yang telah
disesuaikan ejaannya.

Misalnya:
-

Nama ilmiah buah manggis ialah carcinia mangostana.

Politik devide et impera pernah merajalwla di negeri ini.

Weltanschauung antara lain diterjemahkan menjadi pandangan dunia

Buatlah kalimat dengan kata duka cita

1.

3.

Penulisan Kata Ulang

Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung ( ). Pemakaian angka dua untuk
menyatakan bentuk perulangan , hendaknya dibatasi pada tulisan cepat atau pencatatan saja. Pada tulisantulisan resmi kata ulang ditulis secara lengkap.
Kata ulang bukan hanya berupa pengulangan kata dasar dan pengulangan sebagian kata turunan , tetapi pula
berupa pengulangan kata yag sekaligus mendapat awalan dan akhiran. Kemudian yang lain, salah satu
bagiannya adalah bentuk yang dianggap dari dasar yang sama dengan ubahan bunya atau bagian itu sudah
agak jauh dari bentuk dasar (bentuk asla). Berikut akan di paparkan bersama contohnya
1.

Pengulangan kata dasar

Contoh : Anak-Anak, Sekolah-Sekolah, Tinggi-Tinggi


1.

Pengulangan kata berimbuhan

Contoh : berkejar-kejaran , sayur-sayuran, didorong-dorong


1.

Pengulangan gabungan kata

Contoh : Rumah-Rumah sakit, Meja-Meja makan, Buku-Buku gambar


1.

Pengulangan kata yag berubah bunyi

Contoh : Sayur-mayur, Lauk-pauk, Ramah-tamah, Gerak-gerik, Bolak-balik, Seluk-beluk.


1.

Penulisan gabungan kata

Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata dituliskan serangkai.
Contoh : -

mana kala ditulis manakala

sekali gus ditulis sekaligus

bila mana ditulis bilamana

1.

4.

Penulisan Kata Ganti

Penulisan kata ganti ku dan kau yang ada pertaliannya dengan aku dan engkau ditulis serangkai dengan kata
yang mengikutinya. Kata ganti ku, mu , dan nya yang ada pertaliannya dengan aku, kamu, dia ditulis serangkai
dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh :
Bentuk Tidak Baku
-

Sepatu ku ini adalah buatan dalam negeri.

Baju mu berwarna merah muda.

Kalau mau , boleh kau amabil buku itu.

Tas nya masih ada di atas meja

Jika kau teria cintak ku,semua harta ku boleh kau jual

Bentuk Baku
-

Sepatuku ini adalah buatan dalam negeri.

Bajumu berwarna merah muda.

Kalau mau , boleh kauamabil buku itu.

Tasnya masih ada di atas meja

Jika kau teria cintakku,semua harta ku boleh kau jual

1.

5.
1.

Penulisan Angka dan Lambang Bilangan


Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim

digunakan angka Arab atau angka Romawi.


Contoh:
Angka arab

: 0,,1,2,3,4,5,6,7,8,9

Angka romawi

: I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, XL (50), C(100), D(500), M(1.000), V (5.000)

1.

Angka digunakan untuk menyatakan ukuran panjang, berat, luas, isi, satuan waktu, nilai uang, dan
kuantitias.

Contoh : 0,5 sentimeter, 5 kilogram, 4 meter persegi, Rp 500, 27 orang, 1 jam, 20 menit, pukul 15.00, tahun
2000.
1.

Angka lazim digunakan untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar, pada
alamat.

Contoh :
Jalan Ir. H . Juanda No.56
Kamar 234, Sahida inn
1.

Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci

Contoh :
Bab X, pasal 5, halaman 2334, surah yasin: 9
1.

Penulisan lambang bilangan dengan huruf sebagai berikut

Contoh:
1.

Bilangan utuh

contoh :
dua belas

12

Dua puluh dua

22

Dua ratus dua puluh dua

222

1.

Bilangan pecahan

Contoh :
Setengah

Tiga perempat

Seperenam belas
1.

1/16

Penulisan lamabng bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara , sebagai berikut

Contoh:
Pada awal abad XX, dalam kehidupan pada abad ke-20 ini., lihat Bab II, Pasal 5,.

1.

Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran a

Contoh :
Tahun 50-an

atau tahun lima puluhan

Uang 5000-an

atau uang lima ribuan

1.

Lambang bilangan yang dinyatkan dengan dua atau satu kata ditulis dengan huruf, kecuali jika bebrapa
lambang bilangan dipakai secara berurutan,seperti dalam perincian dan pemaparan.

Contoh :
-

Amir menonton derama itu sampai tiga kali.

Ayah memesah tiga ratus ekor ayam.

Kendaraa yang ditempuh untuk pengangkutan umum terdiri atas 50 bus, 100 helicap,100 bemao.

1.

6.
1.

Pemakaian Tanda Baca


A.

1.

Tanda Titik ( . )
Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan

Contoh :
-

Ayahku tinggal di Solo.

Biarlah mereka duduk di sana.

Hari ini tanggl 6 April 2000.

1.

Tanda titik dipakai dibelakang angka atau hurup dalam suatu bagan, ikhtisr,atau daftar.

Contoh:
-

III. Departemen Dalam Negeri

A. Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa


B. Direktorat Jenderal Agraria
1
1.

Tanda titik dipakai untuk memisahakan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.

Contoh:
Pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)

1.

Tanda titik dipakai diantara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan
seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.

Contoh:
-

Siregar, Merari. 1920.Azab dan Sengsara. Ewltervriden:Balai Pustaka

1.

Tanda titik dipakai untuk memisahakn bilangan ribuan atau kelipatannya.

Contoh:
-

Desa itu berpenduduk 24.200 orang

1.

Tanda titik tidak dipakai dibelakang alamat pengirim dan tanggal surat, nama dan alamat penerima
surat.

Contoh :
-

Jalan diponogoro82 (tanpa titik)

1.

B.
1.

Tanda Koma ( , )
Digunakan diantara unsur-unsur dalam perincian atau pembilangan

Contoh :
-

Saya membeli kertas, pena, dan tinta.

Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perngkao.

1.

Tanda koma dipakai memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara brikutnya yang didahului
oleh kata seperti tetapi atau melainkan

Contoh :
-

Saya ingin datang, tetapi hari hujan.

Didi bukan anak saya, melainkan anak paman.

1.

Tanda koma dipakai untuk memisahakn anak kalimat dari induk kalimat.

Contoh
-

Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.

Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.

1.

Tanda koma tidak dipakai untuk memisahakn anak kalimat dari induk kalimat. Jika anak kalimat itu
mendahului induk kalimatnya.

Contoh
-

Saya tidak akan datang kalau hari hujan.

1.

Tanda koma dipakai diabelakang kata atau ungkapan penghubung.

Contoh :
-

.oleh karena itu, kita harus berhati-hati

.jadi, soalnya tidak semudah itu.

1.

Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan.

O, begitu ?

Wah, bukan main !

Hati-hati ya, nanti jatuh

1.

Tanda koma dipakai untuk memisahakan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.

Contoh :
-

Kata Ibu, Saya gembira sekali.

Saya gembira sekali,: kata Ibu. Karena kamu lulus

1.

Tanda koma dipakai diantara nama dan alamat,bagian-bagian alamat,tempat dan tanggal , nama
tempat dan wilayah yang ditulis berurutan.

Contoh :
-

Surat-sutat ini harap dialamtakan kepada Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Raya

Salemba 6, Jakarta.
1.

Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunanya dalam daftar pustaka.

Contoh :
-

Alisjahbana. Sultan Takdir, 1949.Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka

Rakyat
1.

Tanda koma dipakai diantara bagian-bagian dalam catatan kaki.

Contoh :
hlm.4.

W.J.S Poerhamzan, Bahasa Indonesia untuk Karang mengarang (Jogjakarta: UP Indonesia,19191),

1.

Tanda koma dipakai diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.

Contoh :
-

B. Ratulangi, S.E

Ny. Khadijah, MA

1.

Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau diantara rupiah dan sen yang dinytakan dengan
angka.

Contoh :
-

12,5 m

Rp 21,45

1.

C.

Tanda Titik Koma (; )

1.

Tanda titik koma dapat di pakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan
setara.

Misalnnya :
Malam makin larut;pekerjaan belum selesai juga.
1.

Tanda titik koma dapat di pakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang
setara di dalam kalimat majmuk.

Misalnya;
Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; ibu sibuk bekerja di dapur; adik menghapal nama pahlawan-pahlawan
nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar
1.

D.

Tanda Titik Dua ( : )

1.a. Tanda titik dua dapat di pakai akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti pernyataan atau pemerian.
Misalnya:
Kita sekarang membutuhkan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan itu: hidup atau mati.
1.b. Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau perian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri
pernyataan.
Misalnya;

Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.


Fakultas itu mempunyai Jurusan Ekonomi Utama dan Jurusan Ekonomi Perusahaan.
1.

Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memrlukan pemerian.

Misalnya:
1.

Ketua

: Maspur Hamzan

Sekertaris

: Syarifah

Bendahara

: Rohani

1.

Tempat Sidang

: Ruang 104

Pengantar Acara

: Bambang S.

Hari

: kamis

Waktu

: 09.30

1.

Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam
percakapan.

Misalnya:
Ibu

: (meletakan beberapa kopor) bawa kopor ini, Mir!

Amie

: Baik, Bu. (mengangkat kopor dan masuk)

Ibu

: Jangan lupa. Letakan baik-baik! (duduk di kursi besar)

1.

Tanda titik dua dipakai (i) diantar jilid atau nomer dalam halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab
suci, (iii) di antara judul dan anak judul dalam suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan
dalam karangan.

Misalnya:
Tempo, I (34), 1971:7
Surat yasin: 9
Karangan Ali Hakim, Pendidikan seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
Tjokronegara, Sutomo, Tjukuplah Saudara Membina Bahasa Persatuan kita? Djakarta: Eresco, 1968.
1.

E.
1.

Tanda Hubung ( )
Tanda hubung menyambung

Anda mungkin juga menyukai