Anda di halaman 1dari 6

LANDASAN TEORITIS

2.1 Beberapa Pengertian


2.1.1 Pengertian Belajar
Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan
bermasyarakat. Tanpa bahasa suatu masyarakat tidak sempurna dalam kehidupannya, sebab
manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia saling mmbutuhkan,
salaing mmberi dan saling menerima. Oleh karena itu mereka harus hidup berkelompok dan
bermasyarakat. Dalam hal ini bahsa secara umum memiliki peranan yang sangat oenting
sebagai alat komunikasi dn pemersatu bangsa yang sangat penting sebagai alat komunikasi
dan pemersatu bangsa yang sangat menentukan dalam kehidupan bermasyarakat. Begitu juga
halnya dengan PPKn, sangat penting diajarkan disekolah-sekolah
Untuk lebih jelas penulis mengutip beberapa pendapat tentang pengertian media.
Sadiman (1990:6) menjelaskan sebagai berikut :
- Media adalah perantara atau pengantar pesan dari menpengirim kepenerima pesan.
- Dikatakan bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun
audio visual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat
dilihat, didengar dan dibaca.
- Media adalah segala segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dari pengirim
kepenerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat
serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Hamalik (1982:23) berpendapat bahwa :
“Media pendidikan adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka
lebih mengaktifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses
pendidikan dan pengajaran disekolah”.
Selanjutnya Soeparno (1980: 1 ) menjelaskan sebagai berikut :
“Media adalah suatu alat yang merupakan saluran (channel) untuk menyampaikan
suatu pesan (message) atau informasi dari suatu sumber (resource) kepada penerima
(receiver).”

Dalam hal ini guru adalah yang menyampaikan pesan, sedangkan siswa adalah yang
menerima pesan. Dari beberapa pendapat diatas, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa yang
dimaksud dengan alat peraga adalah suatu cara yang sistematis dalam menyusun suatu
rencana dalam melaksanakan dan mengevaluasikan keseluruahan proses belajar mengajar
dengan memanfaatkan suatu kombinasi dari sumber-sumber manusia dan non manusia untuk
tercapainya pngajaran yang lebih fektif. Begitu juga halnya bahwa alat peraga merupakan
revolusi komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya yangdapat
dimanipulasikan dapat dilihat, didengar, dan dibaca. Alat tersebut merupakan perantara yang
digunakan orang untuk menyampaikan ide kepada penerimma. Dengan adanya alat peraga
manusia dapat berkomunikasi tanpa dipengaruhi oleh jaraknya tempat dan waktu berbeda.
Alat peraga secara keseluruhan dapat dibagi atas empat jenis, hal ini dikemukakan
oleh Soeparno (1980 : 7) yaitu : Visual aids ( media pandang), Audio aids( media dengar),
Audio Visual aids (media pandang dengar), dan simulasi PPKn.

- Visual aids ( media pandang)


Media pandang ini dapat dibagi atas dua yaitu
1. Media pandang nonproyeksi seperti papan tulis, papan planel, papan
magnetis, papan tali, papan selip, gambar susun, kartu gambar, Wall chart,
flash card, flick chart (lembar balik), kubus struktur, dan bumbung
substitusi.
2. Media pandang berproyeksi seperti : Over Head Projector (OHP), Slide,
Film Strip, dan Film Bisu.
- Audio aids( media dengar)
Media ini merupakan media penunjang dari pada Visual Aids ( media pandang)
yang diantaranya seperti : Rekaman, Radio, dan Piringan Hitam.
- Audio Visual aids (media pandang dengar)
Media ini merupakan perpaduan dari Visual Aids(media pandang) dan Audio
Visual Aids ( media dengar) seperti Slide suara, Film suara, Televisi, Video Tape
Recorder (VTR).
- Simulasi PPKn
2.1.2 Fungsi dan Kegunaan Alat peraga dalam Proses Belajar
Sebelum penulis menjelaskan tentang kegunaan alat peraga dalam proses belajar
mengajar, terlebih dahulu penulis menguraikan tentangtfungsi alat peraga dalam proses
belajar mengajar Alat peraga merupakan alat teknologi yang memberikan kemudahan dalam
proses belajar mengajar. Ada dua kemudahan dalam proses belajar menagajar, yaitu
kemudahan bagi guru untuk menyampaikan materi pelajaran dan kemudahan bagi siswa
untuk mengikuti pelajaran. Alat peraga ini digunakan waktu berlangsungnya proses belajar
mengajar.
Semua bidang studi membutuhkan alat peraga yang sesuai dengan proses balajar
mengajar. Alat peraga tersebut dalam berupa buku-buku bacaan, tape recorder, radio, dan
dapat juga berupa gambar-gambar, chart dan simulasi.
Melalui buku bacaan siswa dapat membaca, mngambil intisari kemudian
memproduksikannya kembali didepan kelas. Dengan demikian siswa sudah terlatih untuk
membaca terampil dan mengambil intisari serta memproduksinya kembali. Melalui bahan
bacaan siswa akan memperoleh pemahaman kaedah dan arti yang dapat memperkuat
pengausaan fonologi, sintaksis dan leksikal.
Alat peraga seperti tape recorder untuk melatih siswa mendengar dengan teliti,
kemudian siswa melaporkan atau mendiskusikan hasil yang mereka dengar. Ini dapat
menambah keterampilan berbicara atau pembeberan bahasa yang otentik bersifat latihan.
Uraian tersebut memberikan gambaran bahwa fungsi alat peraga adalah :
“Media tidak lagi hanya kita pandang sebagai alat bantu belaka bagi guru untuk
mengajar, tetapi juga sebagai alat pnyalur pesan dari pemberi kepenerima pesan.
Sebagai pembawa pesan, mdia tidak hanya digunakan oleh guru tetapi yang lebih
penting lagi dapat pula digunakan oleh siswa. Oleh karena itu sebagai penyaji dan
penyalur pesan dalam hal-hal tertentu media dapat mewakili guru menyampaikan
informasi secara lebih teliti, jelas dan menarik”. (S. Sadiman 1990 :10).

Berdasarkan uraian di atas, maka di bawah ini penulis akan menjelaskan secara umum
kegunaan alat peraga antara lain:
1. Untuk meningkatkan mutu pendidikan, alat peraga besar sekali manfaatnya
disamping alat-alat pelajaran lain bila ditinjau dari sudut peningkatan mutu
pendidikan. Dalam hal ini pemerintah sedang berupaya melaksanakan
pembaharuan disegala bidang untuk meningkatkan mutu pendidikan. Antara lain
pnyempurnaan kurikulum, penambahan buku-buku, dan pengadaan alat-alat
pendidikan.
2. Untuk mencegah verbalisme disekolah yang merupakan masalah yangsering
berkecamuk disekolah-sekolah dewasa ini. Masalahnya yaitu siswa tahu namanya
akan tetapi tidak megetahui benda sebenarnya. Apabila guru selalu mengucapkan
kata-kata saja, tanpa pengenalan dan penjelasan, hal yang demikian bukan saja
terjadi verbalisasi tetapi juga kurang menarik perhatian siswa. Apabila hal ini
terus terjadi maka suasana kelas akan pasif. Hal ini akan mengakibatkan tujuan
proses belajar mengajar tidak akan tercapai.
3. Guru selalu mengharapkan agar siswanya selalu aktif dan berhasil dalam
mengikuti pelajaran. Kita sering mendengar bahwa seorang guru mngatakan
siswa-siswanya sukses dalam belajar dan mendapat nilai yang tertinggi. Untuk
meningkatkan minat dan perhatian siswa hingga sukses dalam belajar, disinilah
dituntut kesediaan guru menggunakan alat peraga dalam pelaksanaan pengajaran
sehari-hari. Dengan demikian pelajaran yang diajarkan memperoleh hasil yang
memuaskan.
Salah satu cara untuk menarik perhatian dan membangkitkan minat siswa dalam
mengikuti pelajaran adalah dengan menggunakan alat peraga. Alat peraga yang dipakai harus
sesuai dengan materi plajaran yang akan diajarkan, sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Hamalik (1985:30).
“Media pendidikan membangkitan keinginan dan minat-minat yang baru. Melalui
alat/media para siswa akan memperoleh pengalaman lebih luas dan lebih kaya.
Dengan demikian persepsinya akan menjadi lebih tajam dan pengertiannya menjadi
lebih tepat. Dan akan mnimbulkan keinginan-keinginan seta minat belajar yang baru.”

Selanjutnya, menurut Encyclopedia of Education research (Hamalik 1985:27)


manfaat dari media adalah sebagai berikut :
Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir dan oleh karena itu mengurangi
verbalisme, memperbesar perhatian siswa, meletakkan dasar-dasar yang penting untuk
perkembangan belajar dan oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap,
memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha
sendiri dikalangan siswa, memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah
diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efesiensi yang lebih
mendalam serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
Berdasarkan uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa mengajar dengan
menggunakan berbagai alat peraga akan lebih menarik perhatian siswa, lebih merangsang
siswa untuk berfikir sehingga apa yang diajarkan dapat diterima oleh siswa dengan baik.
2.1.3 Ketepatgunaan Alat peraga
Berhasil atau tidak proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru di sekolah
bukan saja tergantung pada alat peraga yang digunakan, tetapi sangat tergantung kepada tepat
tidaknya penggunaan alat peraga tersebut. Keduanya saling mempengaruhi dalam proses
belajar mengajar. Hal itu sangat penting diperhatikan agar proses belajar mengajar berhasil
dengan baik. Tidak semua alat peraga dapat dipergunakan untuk suatu matei pelajaran.
Mungkin saja satu materi pelajaran dapat dipergunakan atau sesuai untuk dua atau tiga alat
peraga yang penggunaannya secara bervariasi.
Dengan menetapkan suatu model satuan pelajaran guru dapat mengetahui tepat
tidaknya proses pengajaran, karena dalam satuan pelajaran dibicarakan berbagai hal yaitu
tujuan yang hendak dicapai, materi, metode, alat peraga dan sumber serta penilaian yang akan
dilaksanakan.
Berdasarkan uraian diatas, jelaslah bahwa tepat tidaknya guru menggunakan alat
peraga sangat tergantung pada situasi dan keadaan alat peraga serta kemampuan guru dalam
menggunakannya. Karena itu guru harus mengetahui faktor-faktor diatas. Faktor tujuan
merupakan faktor yang sangat penting, karena tjuan pengajaran sangat menentukan tepat
tidaknya penggunaan suatu alat peraga.
2.1.4. Pemilihan dan Penggunaan Alat Peraga
Dalam penggunaan alat peraga dengan baik para guru tidak dapat menggunakan
sembarangan alat peraga, akan tetapi harus memilih alat peraga yang cocok terlebih dahulu
kemudian barulah alat peraga itu digunakan dalam proses belajar sehari-hari.
Sebagaimana kita ketahui alat peraga adalah suatu sarana untuk meningkatkan
aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Akan tetapi, mengingat banyaknya alat peraga
tersebut serta setiap alat peraga mempunyai karakteristik-karakteristik sendiri maka kita harus
berusaha memilihnya dengan cermat agar dapat digunakan dengan tepat pula.
Memilih dan menggunakan alat peraga harus sesuai dengan kriteria tertentu,
sebagaimana yang dikemukakan dalam buku “Program Akta Mengajar V-B Komponen Dasar
Kependidikan” (1984 : 22), antara lain: “tujuan yang ingin dicapai, ketepatgunaan, keadaan
siswa, ketersediaan , mutu dan biaya”.
Dalam pemilihan alat peraga guru harus menguasai teknik dan proses pembuatan
suatu alat peraga sangat berguna dalam pelaksanaan suatu pengajaran tertentu. Hal ini sesuai
dengan pendapat Hamalik (1985:18) bahwa alat peraga yang dipilih harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut :
- Rasionil, sesuai dengan akal dan mampu dipikirkan oleh kita.
- Ilmiah, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
- Ekonomis, sesuai dengan kemampuan pembiayaan yang ada, (hemat).
- Praktis, dapat digunakan dalam kondisi praktek disekolah dan bersifat sederhana.
- Fungsional, berguna dalam pengajaran, dapat digunakan oleh guru dan siswa.
Sehubungan dengan hal di atas , maka dalam memilih alat peraga hendaknya
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Hendaknya kita mengerti tentang karakteristik sehingga dapat mengetahui
keunggulan dan kekurangan tiap-tiap alat peraga.
2. Hendaknya kita memilih alat peraga yang sesuai dengan keadaan siswa, baik
ditinjau dari segi jumlahnya maupun dari umur atau tingkat perkembangannya.
3. Hendaknya kita menyesuaikan alat peraga dengan situasi dan kondisi lingkugan
tempat alat peraga itu dipergunakan.
4. Hendaknya kita memilih alat peraga yang sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai. Misalnya untuk melatih keterampilan menyimak kita memilih alat peraga
rekaman atau radio, sedangkan untuk melatih keterampilan berbicara spontan kita
memilih “flash card”.
5. Hendaknya kita memilih alat peraga yangsesuai dengan kreativitas kita, sebab
pengguanaan alat peraga pandang non proyeksi seperti papan tulis, papan slip,
waal chart, flash card, sebagai daya guna, dan sebagai daya pakainya semata-mata
bergantung kepada kreativitas guru, (Soeparno, 1980:13)
Di sisi lain, S. Sadiman (1990:85) menjelaskan bahwa hal-hal yang perlu
dipertanyakan oleh seorang guru dalam rangka memilih alat peraga, adalah :”Apakah alat
peraga yang bersangkutan relevan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, apakah
ada sumber informasi, katalog, dan sebagainya mengenai alat peraga bersangkutan, apakah
ada alat peraga dipasaran yang telah di validasikan”.
Dari pendapat diatas, dapatlah disimpulkan bahwa kriteria pemilihan alat peraga
harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang
ada dengan mengingat kemampuan dan sifat khasnya (karakterstik) alat peraga yang
bersangkutan. Selain itu pemilihan alat peraga itu harus pula disesuaikan dengan tujuan
pelajaran, tingkat kecerdasan, umur, dan latar belakang sosial si anak, guru juga harus pula
mempertimbangkan faktor kurikulum.
Selain faktor-faktor tersebut diatas, perlu pula diperhatikan criteria kualitas teknik,
yaitu apakah bentuknya artistik, ukuran dan warnanya serasi, begitu juga pembuatannya
apakah halus, maupun format penyajiannya jelas dan lain-lain.
Bila tidak ada alat yang dianggap tepat oleh guru sedangkan perannnya sangat
penting, maka tugas gurulah untuk mempersiapkannya. Namun demikian, guru harus tetap
memperhatikan sebagian besar kriteria-kriteria diatas.
Dari uraian diatas, jelaslah pada kita bahwa pemilihan alat peraga sangat dituntut pada
guru. Guru hendaknya dapat mengusahakan alat peraga yang sederhana, praktis dan
ekonomis serta dapat mengaktifkan siswa. Dengan pemilihan alat peraga yang tepat akan
membantu guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar
membentuk pengertian di dalam diri siswa.
2.1.4 Penggunaan Alat Peraga
Proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses interaksi antara guru dan
siswa. Dalam proses belajar mengajar dimana guru dan siswa bertukar pikiran untuk
mengembangkan ide dan pengertian. Dalam hal ini sering terjadi penyimpangan-
penyimpangan sehingga apa yang kita sampaikan tidak efektif dan efisien. Hal ini mungkin
disebabkan oleh verbalisme, ketidaksiapan siswa, kurang minat, kurang gairah dalam proses
belajar mengajar dan lain-lain. Untuk itulah guru diharapkan dapat menarik perhatian siswa
pada pelajaran yang diberikan guru.
Perhatian belajar siswa akan bertambah besar lagi bila didukung oleh minat da bakat.
Perhatian untuk belajar dapat timbul secara langsung, kalau pada siswa sudah ada kesadaran
terhadap tujuan dan kegunaan pelajaran yang diperolehnya. Perhatian siswa secara langsung
baru timbul bila diberi rangsangan oleh guru, dengan penyajian materi pelajaran yang
menarik. Dengan penggunaan alat peraga yang tepat merangsang siswa utnuk berfikir, serta
menghubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.
Untuk dapat menarik perhatian siswa terhadap pelajarn yang akan diajarkan, maka
pelajaran itu diberikan secara konkret sehinggamereka dapat mengamati atau melihat dengan
jelas. Pada waktu mengajar hendaknya guru harus berusaha mewujudkan materi yang
diajarkan dengan se-konkret mungkin dan dengan menunjukkan benda yang sebenarnya atau
menunjukkan benda tiruan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa alat peraga itu ada yang digunakan secara langsung
dan ada pula yang digunakan secara tidak langsung.
1. Penggunaan secara langsung yaitu dengan menggunakan benda yang sebenarnya.
2. Penggunaan alat peraga secara tidak langsung yaitu menggunakan benda-benda
tiruan, hal ini dikarenakan tidak memungkinkannya benda asli tersebut tidak dapat
dibawa ke objek (dalam kelas).
2.1.5. Sikap Guru dalam Penggunaan Alat peraga
Bila seorang guru hendak menyajikan pelajaran kepada siswanya dengan
menggunakan alat peraga, maka guru tersebut harus harus mengetahui petunjuk-petunjuk
agar dapat tercapainya tujuan yang diharapkan. Disamping itu guru harus mengetahui pula
skope dari materi pelajaran tersebut misalnya pelajaran PPKn yang diajarkan. Sebelum guru
melaksanakan proses belajar mengajar di dalam klas terlebih dahulu guru harus dapat
menguasai dan memahami materi pelajaran yang harus diajarkan kepada siswanya dan
menyiapkan bahan-bahan atau alat-alat yang akan dijadikan alat peraga dan akan
dipergunakan sesuai dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.
2.1.6. Hambatan-hambatan dalam Penggunaan Alat peraga.
Pelaksanaan pegajaran merupakan suatu kegiatan untuk mencapai hasil pengajaran
khususnya dan tujuan pendidikan umumnya. Agar tujuan itu tercapai guru harus berusaha
menggunakan fasilitas dan sarana pengajaran yang dapat memberikan hasil yang semaksimal
mungkin.
Hasil dari suatu pendidikan dapat dianggap tinggi mutunya :
“Apabila kemampuan, pengetahuan dan sikap yang dimiliki para lulusan berguna bagi
perkembangan selanjutnya, baik dilembaga pendidikan yang lebih tinggi maupun
dimasyarakat kerja, sedangkan mutu itu sendiri baru mungkin kita capai apabila
proses belajar mengajar yang diselenggarakan dikelas benar-benar efektif dan
fungsional bagi pencapaian pengetahuan, kemampuan yang dimaksud”. (Buku
Pelaksanaan Teknis Guru Sekolah Dasar, 1994:34)

Dari uraian diatas menggambarkan bahwa masih banyak guru-guru disekolah yang
masih menemui hambatan-hambatan dalam penggunaan alat peraga. Hal ini disebabkan
kurangnya sarana dan fasilitas juga kurangnya tenaga professional yang ada pada tiap sekolah
begitu juga kurangnya perhatian dari pihak terkait sehingga menyebabkan pengajaran PPKn
kurang berhasil.

Anda mungkin juga menyukai