Anda di halaman 1dari 23

BAHAN AJAR MEDIA PEMBELAJARAN PPKN

MENGANALISIS KETERKAITAN MEDIA, TEKNOLOGI, DAN


PEMBELAJARAN

Dosen Pengampu :

Drs. Irwan, M.Pd

Hendra, M.Pd

Disusun Oleh :

Finanda Resta Claudia (A1A322075)

Fira Shalsabila (A1A322079)

Andi Rike Syabrina (A1A322085)

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2023
BAB I
MENGANALISIS KETERKAITAN MEDIA, TEKNOLOGI, DAN
PEMBELAJARAN

2.1 Media
A. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.
(Pustekom Depdikbud). Media sebagai segala bentuk dan saluran yang
dipergunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi (AECT). Media
adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar (Gagne). Media adalah segala alat fisik yang
dapat menyajikan pesan dan merangsang siswa untuk belajar, seperti buku,
film, kaset, dan lain-lain (Briggs). menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat
siswa agar proses belajar berjalan optimal.apa yang dikatakan oleh ahli
pendidikan bahwa alat pendidikan wujudnya dapat dibagi menjadi:

1. Perbuatan pendidik (biasa disebut software); mencakup nasihat, teladan,


larangan, perintah, pujian, teguran, ancaman dan hukuman.

2. Benda-benda sebagai alat bantu (bisa disebut hardware); mencakup meja


kursi belajar, papan tulis, penghapus, kapur tulis, buku, peta, OHP, dan
sebagainya. Dalam memilih alat pendidikan, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu;

(1) tujuan yang ingin dicapai


(2) orang yang menggunakan alat
(3) untuk siapa alat itu digunakan

1
(4) efektivitas penggunaan alat tersebut dengan tidak melahirkan efek
tambahan yang merugikan.

Secara etimologi, kata “media” merupakan bentuk jamak dari “medium”,


yang berasal dan Bahasa Latin “medius” yang berarti tengah. Sedangkan
dalam Bahasa Indonesia, kata “medium” dapat diartikan sebagai “antara” atau
“sedang”sehingga pengertian media dapat mengarah pada sesuatu yang
mengantar atau meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan)
dan penerima pesan. Media dapat diartikan sebagai suatu bentuk dan saluran
yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi (AECT,
1977:162).

Istilah media mula-mula dikenal dengan alat peraga, kemudian dikenal


dengan istilah audio visual aids (alat bantu pandang/dengar). Selanjutnya
disebut instructional materials (materi pembelajaran), dan kini istilah yang
lazim digunakan dalam dunia pendidikan nasional adalah instructional media
(media pendidikan atau media pembelajaran). Dalam perkembangannya,
sekarang muncul istilah e-Learning. Huruf “e” merupakan singkatan dari
“elektronik”. Artinya media pembelajaran berupa alat elektronik, meliputi CD
Multimedia Interaktif sebagai bahan ajar offline dan Web sebagai bahan ajar
online.

Berikut ini beberapa pendapat para ahli komunikasi atau ahli bahasa
tentang pengertian media yaitu :

1. Orang, material, atau kejadian yang dapat menciptakan kondisi


sehingga memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan,
keterapilan, dan sikap yang baru, dalam pengertian meliputi buku,
guru, dan lingkungan sekolah (Gerlach dan Ely dalam Ibrahim,
1982:3)
2. Saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan
antara sumber (pemberi pesan) dengan penerima pesan (Blake dan
Horalsen dalam Latuheru, 1988:11)

2
3. Komponen strategi penyampaian yang dapat dimuati pesan yang akan
disampaikan kepada pembelajar bisa berupa alat, bahan, dan orang
(Degeng, 1989:142)
4. Media sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dan pengirim pesan kepada penerima pesan,
sehingga dapat merangsang pildran, perasaan, perhatian, dan minat
serta perhatian siswa sedemikian rupa, sehingga proses belajar
mengajar berlangsung dengan efektif dan efesien sesuai dengan yang
diharapkan (Sadiman, dkk., 2002:6)
5. Alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi,
yang terdiri antara lain buku, tape-recorder, kaset, video kamera, video
recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer
(Gagne dan Briggs dalam Arsyad, 2002:4)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media


pengajaran adalah bahan, alat, maupun metode/teknik yang digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi
edukatif antara guru dan anak didik dapat berlangsung secara efektif dan
efesien sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah dicita-citakan.

B.Jenis-Jenis Media
1. Media Visual
Media visual adalah media yang mengandalkan indra penglihatan.
Biasanya memanfaatkan alat proyeksi atau proyektor sebagai perantara.
Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam bentuk visual.
Jenis media visual dibedakan menjadi dua yaitu media visual diam dan
media visual gerak. Keduanya bisa dikombinasikan atau digunakan salah
satunya.
Selain itu, fungsi media visual juga berguna untuk menarik perhatian,
memperjelas materi yang disajikan, menggambarkan fakta yang mungkin
dapat dengan mudah dicerna dan diingat dalam bentuk visual.
2. Media Audio

3
Media audio dapat digunakan untuk menyalurkan pesan audio dari
sumber pesan ke penerima pesan. Media audio berkaitan erat dengan indra
pendengaran.Dilihat dari sifat pesan yang diterima, media audio dapat
menyampaikan pesan verbal (bahasa lisan atau kata-kata) maupun non
verbal (bunyi-bunyian dan vokalisasi).Contoh media audio antara lain
radio, tape recorder, telepon, laboratorium bahasa, dan lain-lain.
3. Media Audio
Visual Media audio visual dapat menampilkan suara dan gambar. Jenis
media ini lebih menarik dibanding visual saja atau audio saja. Kombinasi
untuk merangsang indra pendengaran dan penglihatan. Adapun media
audio visual dibedakan menjadi dua jenis, yaitu media audio visual diam
dan gerak.Salah satu contoh dari media audio visual diam ialah TV diam,
buku bersuara, dan halaman bersuara. Sementara untuk contoh media
audio visual gerakialah film, tv, gambar dan suara.

C.Fungsi Media
1. Fungsi media adalah untuk sumber informasi dan pengetahuan.
2. Fungsi media adalah mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan
kemampuan indra manusia.
3. Fungsi media adalah sarana untuk mengekspresikan pendapat, ide, dan
gagasan dengan lebih gamblang.
4. Fungsi media adalah untuk hiburan, relaksasi, dan pengalihan perhatian
dari ketegangan sosial yang dialami seseorang.
5. Fungsi media adalah sarana pendidikan yang memudahkan segala metode
pembelajaran.
6. Fungsi media adalah pengawasan dan kontrol sosial tertentu.
7. Fungsi media adalah mencari perhatian khalayak.
8. Fungsi media adalah memengaruhi khalayak.
9. Fungsi media adalah menunjukkan eksistensi.
10. Fungsi media adalah tempat menyampaikan pesan tertentu.

D.Lingkup Media Pembelajaran


Media pembelajaran sebenarnya melingkupi tiga jenis, yaitu,

4
(1) Alat bantu mengajar
(2) Alat peraga dalam mengajar
(3) Sumber belajar. Di sisi lain media juga ada yang wujudnya konkret seperti
kebendaan (papan tulis, buku, dan lain-lain) dan bersifat abstrak, seperti
suara guru, muatan isi, dan lain-lain.

E.Fungsi dan Makna Media Pembelajaran


Secara garis besarnya fungsi media pembelajaran dapat dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu:
1. Membantu Guru dalam Bidang Tugasnya
Media pembelajaran bila digunakan secara tepat dapat membantu
mengatasi kelemahan dan kekurangan guru dalam pembelajaran, baik
penguasaan materi maupun metodologi pembelajarannya. Menurut analisis
teknologi pembelajaran bahwa penggunaan media dalam pembelajaran
dapat:
a. Meningkatkan produktivitas pesan-pesan pembelajaran yang
disajikan, karena ia dapat mempercepat pemahaman pebelajar
terhadap materi yang bersangkutan, sehingga secara langsung
membantu penggunaan waktu secara efektif, dan meringankan beban
guru yang bersangkutan.
b. Membantu pembelajar mengembangkan kemampuan aktivitas
kejiwaan pebelajar untuk memahami pesan menurut daya analisisnya.
Pengembangan daya analisis dan nalar ini merupakan salah satu
fungsi pembelajaran.
c. Membantu pembelajar untuk berkreasi merencanakan program
pendidikannya, sehingga pengembangan pesanpesan pembelajaran
dapat dirancang dengan baik.
d. Membantu mengintegrasikan pesan-pesan pembelajaran dengan
materi ilmu bantu yang erat kaitannya dengan materi pembelajaran
yang disajikan. Misalnya bagaimana berakhlak yang baik kepada
masyarakat, kepada lingkungan dan sebagainya.
e. Membantu pembelajar menyampaikan pesan-pesan pembelajaran
secara taat asas atau konsisten, karena pokok bahasan tidak

5
menyimpang dari yang telah diprogramkan dan dapat diulang secara
utuh kembali. Hal ini akan berbeda bila pesan-pesan materi
pembelajaran tersebut disampaikan melalui metode ceramah.
2. Membantu para Pebelajar
Dengan menggunakan berbagai media pembelajaran yang dipilih secara
tepat dan berdaya guna dapat membantu pebelajar dalam hal berikut:
a. Lebih meningkatkan daya kepahaman terhadap materi pembelajaran.
b. Dapat lebih mempercepat daya cerna pebelajar terhadap materi yang
disajikan.
c. Merangsang cara berpikir pebelajar.\
d. Membangkitkan daya kognitif, afektif, dan psikomotor mereka yang
mendalam akan pesan-pesan pembelajaran yang disampaikan.
e. Membantu kuatnya daya ingatan pebelajar, karena sifat media
pembelajaran mempunyai daya stimulus yang lebih kuat.
f. Membantu pebelajar memahami secara integral materi pembelajaran
yang disajikan, sehingga pemahaman terhadap pokok bahasan yang
disajikan secara utuh dan bermakna.
g. Membantu memperjelas pengalaman langsung yang pernah dialami
mereka dalam kehidupan.
h. Dapat membantu merangsang kegiatan kejiwaan pebelajar untuk
memahami materi pembelajaran. Aspek-aspek kejiwaan seperti
pengamatan, tanggapan, daya ingatan, emosi, berpikir, fantasi,
intelegensi dan sebagainya dapat dibangunkan oleh media
pembelajaran yang tepat dalam memilihnya.
3. Memperbaiki Pembelajaran (Proses Belajar Mengajar)
Penggunaan berbagai media pembelajaran yang dipilih secara tepat dan
berdaya guna dapat membantu dalam memperbaiki pembelajaran, antara
lain sebagai berikut:

a. Jika dalam implementasi pembelajaran tidak memperoleh hasil yang


diinginkan sesuai dengan standar minimal, maka kewajiban guru
untuk mengulangi pembelajaran tersebut. Di sini media dapat

6
membantu dalam mempertinggi hasil yang akan dicapai, media yang
digunakan lebih ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya.
b. Penggunaan media yang satu ternyata belum dapat memuaskan guru
dalam pembelajaran, maka pada pembelajaran berikutnya guru dapat
menggunakan media yang lain, agar dapat mencapai hasil yang
maksimal.

F. Kedudukan Media dalam Pembelajaran

Untuk lebih memperjelas kedudukan atau posisi media pembelajar, ada


baiknya akan dikemukakan pembahasan karakteristik umum siswa dan tipe
belajar siswa, agar dapat menentukan media yang sesuai dengan karakteristik
siswa itu sendiri.

Sebelum menentukan media dan alat bantu pembelajaran, hendaknya


seorang guru harus mengenal karakteristik dan tipe belajar siswanya baik
secara individu maupun secara keseluruhan, agar media dan alat yang akan
digunakan tersebut sesuai dengan kondisi siswa tersebut, sehingga pesan yang
disampaikan dalam pembelajaran mudah diterima dan dapat bertahan lama.
Ada tujuh tipe belajar siswa, yaitu;

a. Tipe siswa yang visual


Tipe belajar siswa yang visual ini adalah mereka yang mengandalkan
aktivitas belajarnya kepada materi pelajaran yang dilihatnya. Di sini yang
memegang peranan penting dalam cara belajarnya adalah mata atau daya
penglihatan (visual).
Bila pendidik kurang mengaktifkan alat indra matanya, siswa yang
demikian tidak berhasil dalam proses belajar, karena satusatunya alat
indera yang aktif dan dominan dalam dirinya adalah mata. Bagi peserta
didik tipe ini gerbang pengetahuannya adalah mata. Sebab itu baginya
alat peraga sangat penting artinya untuk membantunya dalam penerapan
materi yang disampaikan kepadanya.
b. Tipe siswa yang auditif
Siswa yang bertipe ini mengandalkan kesuksesan belajarnya kepada
alat pendengarannya yaitu telinga. Bagi siswa yang bertipe ini materi

7
yang disajikan kepadanya lebih cepat diserapnya bila penyajian
dilakukan secara lisan. Ucapan guru yang jelas dan terang dengan
intonasi yang tepat akan segera diserapnya dan materi tersebut akan
menjadi bagian dari dirinya.
c. Tipe siswa yang kinestetik

Siswa yang bertipe ini mengandalkan kesuksesan belajarnya kepada


gerakan atau apa yang dilakukan. Bagi siswa yang bertipe ini materi yang
disajikan kepadanya lebih cepat diserapnya bila penyajian dilakukan
secara demonstrasi. Pendemonstrasian materi pelajaran yang dipelajari
akan segera diserapnya dan materi tersebut akan menjadi bagian dari
dirinya, juga dapat dilakukan dengan permainan simulasi.

d. Tipe siswa yang taktil

Taktil berarti rabaan atau sentuhan. Murid yang bertipe taktil adalah
siswa yang mengandalkan penyerapan hasil pembelajaran melalui alat
peraba, yaitu tangan dan kulit atau bagian luar tubuh. Melalui alat
rabanya ini ia sangat cekatan mempraktikkan hasil pembelajaran yang
diterimanya. Misalnya bila ia disuruh mengatur ruang ibadah
(membentangkan tikar shalat), menentukan buah-buahan yang busuk,
rusak walaupun ia tak melihatnya secara baik. Tapi dengan sentuhan
tangannya ia segera akan mengetahui benda yang dirabanya.

e. Tipe siswa yang olfaktoris

Tipe olfaktoris yaitu mudah mengikuti pelajaran dengan menggunakan


alat indera penciuman. Bila ada materi pelajaran yang menggunakan
penciuman seperti bau air/cairan ia akan cepat sekali beraksi
dibandingkan dengan kawan-kawannya yang tidak bertipe seperti dia.

Tipe siswa ini akan sangat cepat menyesuaikan dirinya dengan


suasana bau lingkungan. Mungkin siswa yang demikian akan baik sekali
apabila bekerja di laboratorium yang menggunakan materi bau-bauan.
Seperti untuk mengetahui adanya gas dari pipa yang bocor, makanan atau
minuman yang sudah basi dan tak enak dimakan lagi karena baunya itu.

8
f. Tipe siswa yang gustative

Siswa yang bertipe gustatif (gustation = kemampuan mencicipi)


adalah mereka yang mencirikan belajarnya lebih mengandalkan lidah.
Mereka akan lebih cepat memahami apa yang dipelajarinya melalui
indera kecapnya untuk mengetahui berbagai rasa (asam, manis, pahit, dan
lain-lain). Mungkin untuk pelajaran berwudhu, siswa yang demikian ini
akan tahu ada air yang telah berubah rasanya. Sehingga diragukan
kesucian dari air tersebut untuk dapat digunakan berwudhu.

2.2. Teknologi
A. Sejarah Teknologi

Teknologi Pembelajaran tumbuh dari praktek pendidikan dan gerakan


komunikasi audio visual. Teknologi Pembelajaran semula dilihat sebagai
teknologi peralatan, yang berkaitan dengan penggunaan peralatan, media dan
sarana untuk mencapai tujuan pendidikan atau dengan kata lain mengajar
dengan alat bantu audio-visual. Teknologi Pembelajaran merupakan gabungan
dari tiga aliran yang saling berkepentingan, yaitu media dalam pendidikan,
psikologi pembelajaran dan pendekatan sistem dalam Pendidikan dan dua
para tokoh Edgar Dale dan James Finn.

B Pengertian Teknologi

Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang


yang diperlukan bagi kelangsungan, dan kenyamanan hidup manusia.
Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya
alam menjadi alat-alat sederhana. Penemuan prasejarah tentang kemampuan
mengendalikan api telah menaikkan ketersediaan sumber-sumber pangan,
sedangkan penciptaan roda telah membantu manusia dalam perjalanan, dan
mengendalikan lingkungan mereka.

9
Perkembangan teknologi terbaru, termasuk di antaranya mesin cetak,
telepon, dan Internet, telah memperkecil hambatan fisik terhadap komunikasi
dan memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas dalam skala
global. Tetapi, tidak semua teknologi digunakan untuk tujuan damai.
Pengembangan senjata penghancur yang semakin hebat telah berlangsung
sepanjang sejarah, dari pentungan sampai senjata nuklir.

Penggunaan istilah 'teknologi' (bahasa Inggris: Technology) telah berubah


secara signifikan lebih dari 200 tahun terakhir. Sebelum abad ke-20, istilah ini
tidaklah lazim dalam bahasa Inggris, dan biasanya merujuk pada
penggambaran atau pengkajian seni terapan.10 Istilah ini sering kali
dihubungkan dengan pendidikan teknik, seperti di Institut Teknologi
Massachusetts (didirikan pada tahun 1861).Kata teknologi bermakna
perkembangan dan penerapan berbagai peralatan atau sistem untuk
menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi manusia dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam bahasa sehari-hari, kata teknologi berdekatan dengan
artinya dengan istilah tata cara.

Teknologi merupakan hasil olah pikir manusia untuk mengembangkan tata


cara atau sistem tertentu dan menggunakannya untuk menyelesaikan
persoalan dalam hidupnya. Sebagai contoh, seorang anak yang berada jauh
dari orang tuanya dapat menyampaikan pesan rindunya dengan cara
mengirimkan pesan lewat surat, SMS, telegram, telepon, atau mengirim email
lewat internet. Jadi, anak tadi sebenarnya sudah menggunakan teknologi
dalam informasi dan komunikasi.

Apabila di atas telah dijelaskan pengertian secara umum dari Teknologi,


maka pembahasan berikutnya adalah tentang pengembangan teknologi yaitu
Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jika Teknologi bermakna
perkembangan dan penerapan berbagai peralatan atau sistem untuk
menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi manusia, maka kata
informasi dapat diartikan sebagai berita yang mengandung maksud tertentu.
Manusia memiliki pengetahuan dan pengalaman yang selalu ingin dibagikan
kepada orang lain. Pengalam atau pengetahuan yang dikomunikasikan

10
Kepada orang lain tersebut merupakan pesan atau informasi. Jadi, pesan
atau informasi menuntut adanya kehadiran pihak lain. Kata komunikasi
berasal dari Latin communicare yang bermakna berbagi atau menyampaikan
berita, pesan, informasi, dan perasaan kepada orang lain.

Dari makna di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian teknologi


informasi adalah tata cara atau sistem yang digunakan oleh manusia untuk
menyampaikan pesan atau informasi. Seiring dengan perkembangan
komputer dan peralatan komunikasi modern, pengertian teknologi informasi
dan komunikasi dapat diartikan sebagai pemanfaatan perangkat komputer dan
perangkat lainnya sebagai alat untuk memproses, menyajikan, serta
mengelola data dan informasi dengan berbasis pada peralatan komunikasi.

2.3. Teknologi
A Pengertian Teknologi

Kata teknologi menurut bahasa Yunani “technologia” yang menurut


Webster Dictionary berarti systematic treatment atau penanganan sesuatu
secara sistematis. Sedangkan techne menjadi dasar kata tekonologi berarti
seni, kemampusan, ilmu atau keahlian, keterampilan ilmu. Jadi teknologi
pendidikan bisa diartikan sebagai pegangan atau pelaksanaan pendidikan
secara sitematis. Sedangkan teknolologi menurut bahasa yaitu techne, bahasa
Yunani, dengan dimaknai seni, kerajinan tangan, atau keahlian. Bagi bahasa
Yunani kuno teknologi diakui sebagai suatu aktivitas khusus, dan sebagai
pengetahuan.

Secara umum istilah belajar dimaknai sebagai suatu kegiatan yang


mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku dalam diri seseorang.
Dengan pengertian demikian, maka pembelajaran dapat dimaknai sebagai
suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah
laku peserta didik berubah kea rah yang lebih baik (Darsono, 2000: 24).

Adapun yang dimaksud dengan proses pembelajaran adalah sarana dan


cara bagaimana suatu generasi belajar, atau dengan kata lain bagaimana
sarana belajar itu secara efektif digunakan. Hal ini tentu berbeda dengan

11
proses belajar yang diartikan sebagai cara bagaimana para pembelajar itu
memiliki dan mengakses isi pelajaran itu sendiri. (Tilaar, 2002: 128).

Berangkat dari pengertian tersebut, maka dapat dipahami bahwa


pembelajaran membutuhkan hubungan dialogis yang sungguh-sungguh antara
pendidik/guru dan peserta didik, dimana penekanannya adalah padaproses
pembelajaran oleh peserta didik, dan bukan pengajaran oleh guru
(Suryosubroto, 1997: 34). Konsep seperti ini membawa konsekuensi kepada
fokus pembelajaran yang lebih ditekankan pada keaktifan peserta didik
sehingga proses yang terjadi dapat menjelaskan sejauh mana tujuan-tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.

Keaktifan peserta didik tidak hanya dituntut secara fisik saja, tetapi juga
dari segi kejiwaan. Apabila hanya fisik peserta didik saja yang aktif, tetapi
pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan
pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya dengan peserta didik tidak
belajar, karena peserta didik tidak merasakan perubahan di dalam dirinya
(Fathurrohman dan Sutikno, 2007: 9).

Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik


dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih
baik. Dan tugas guru/pendidik adalah mengkoordinasikan lingkungan agar
menunjang terjadinya perubahan perilaku peserta didik. Pembelajaran juga
dapat diartikan sebagai usaha sadar pendidik untuk membantu peserta didik
agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Disini
pendidik berperan sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas dan
menciptakan situasi yang mendukung peningkatan kemampuan belajar
peserta didik.

Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan


Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah Proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.

12
Jadi, Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumberbelajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan
bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu
dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap
dan kepercayaan pada peserta didik.

Dengan kata lain, pembelajaran adalah prosesuntuk membantu peserta


didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang
hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran,
walaupun mempunyai konotasi yang berbeda.

Pembelajaran adalah pemberdayaan potensi peserta didik menjadi


kompetensi. Kegiatan pemberdayaan ini tidak dapat berhasil tanpa ada orang
yang membantu yaitu, guru atau pendidik yang melakukan usaha sadar untuk
membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
peserta didik yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya
kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena
adanya usaha. Interaksi peserta didik dan guru harus dibuat lebih manusiawi,
artinya peserta didik memposisikan sebagai pelaku pembelajaran bukan
sebagai objek.

Dalam hal ini guru berlaku sebagai fasilitator dan tidak menunjukkan
kekuasaan yang membuat peserta didik menjadi tertekan. Sebagai organisator,
guru harus pandai mengelola pembelajaran, membagi peran-peran yang tepat
buat siswa-nya dalam upaya pencapaian pembelajaran. Dengan demikian
aspek yang terlibat pada diri siswa bukan sekedar fisik tetapi juga mental.
Terlebih kalau guru memperhatikan betul prinsip-prinsip optimalisasi otak
manusia dalam kegiatan pembelajaran, yakni optimalisasi otak kanan dan
otak kiri secara seimbang.

13
Bahkan teknologi pendidikan adalah penerapan pengetahuan ilmiah dalam
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan
efisien, yang tidak hanya sebatas alat dan barang atau perangkat keras
(hadware) tetapi juga software, dan brainware

B.Peran Teknologi Terhadap Pembelajaran

Pada saat ini sekolah negeri maupun sekolah swasta mulai berusaha untuk
mengatur ulang sistem pendidikan mereka. Banyak program sekolah yang
ditawarkan pada masyarakat baik itu jurusan maupun status sekolah yaitu
SSN, unggul, model, internasional, akselerasi dan sarana prasarananya. Yang
jelas perubahan sekolah untuk menghadapi dunia global harus disiapkan dari
unsur SDM yang berkualitas sehingga mampu berfikir menciptakan desain
pendidikan, punya kiat manajemen yang baik dan tidak gagap terhadap
pendidikan.

Jadi bisa dikatakan bahwa antara inovasi pendidikan dengan teknologi


pendidikan adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Inovasi adalah
objek dan teknologi pendidikan adalah subyeknya. Keberadaan teknologi
harus dimaknai sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
dan teknologi tidak dapat dipisahkan dari masalah, karena teknologi lahir dan
dikembangkan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh
manusia. Berkaitan dengan hal itu, maka teknologi pendidikan juga
dipandang sebagai suatu produk dan proses. Dapat disimpulkan bahwa
teknologi pendidikan tidak hanya merupakan sebuah ilmu akan tetapi juga
sebagai sumber informasi dan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan
pendidikan yang dapat memfasilitasi proses pembelajaran

Teknologi pendidikan yaitu studi dan praktik secara beretika untuk


memfasilitasi belajar dan peningkatan kinerja melalui penciptaan,
pemanfaatan dan pengelolaan sumber teknologi secara tepat. Teknologi
pendidikan adalah bidang yang berkepentingan dengan usaha memudahkan

14
proses belajar dan peningkatan kinerja melalui perancangan, dan pengelolaan
sumber teknologi secara baik.

Teknologi pendidikan merupakan bidang ilmu terapan yang


menggabungkan secara sinergis beberapa disiplin ilmu dengan maksud untuk
memudahkan terjadinya proses belajar, meningkatkan mutu pembelajaran,
dan meningkatkan kinerja.1

Peran teknologi pada pembelajaran adalah memfasilitasi terbentuknya


hubungan secara kolaboratif dan membangun makna dalam konteks yang
lebih mudah dipahami. Secara detail, teknologi dapat diarahkan untuk :

1. Membangun jaringan komunikas kolaboratif antara guru, dosen, siswa


dan sumber belajar. Beberapa aplikasi online yang bisa dipakai untuk
telekomunikasi adalah skype, yahoo messenger, facebook, zoom,
gopglemeet dan jaringan lain yang dipakai.
2. Menyediakan berbagai lingkungan penyelesaian masalah yang rumit,
realistik, dan aman. Teknologi yang dapat digunakan untuk
menyediakan lingkungan yang nyaman adalah hypermedia & software
yang dapat digunakan untuk menciptakan projek.
3. Membangun dan membentuk makna secara aktif melalui internet untuk
mencari riset mutakhir, foto, video. Hal ini bisa membantu siswa bukan
hanya menikmati penelusuran, melainkan bisa belajar dan memahami
serta tahu apa yang dipelajarinya.

Teknolog pendidikan sangat perperan pada revolusi pendidikan yang


terjadi , terutama dalam revolusi pendidikan abad-21 dan khususnya dalam
revolusi keempat yang dinamakan dengan pendidikan 4.0 (four poin zero).
Pada tahap ini fungi guru bukan sebagai sentral dalam proses pembelajaran,
namun berubah menjadi students-centered dimana guru hanya menjadi
fasilitator bagi penyediaan kebutuhan belajar peserta didik dalam upaya
menyiapkan sumber dan media pembelajaran.

2.3 Pembelejaran
A. Tujuan Pembelajaran

15
Tujuan pembelajaran pada dasarnya merupakan harapan, yaitu apa yang
diharapkan dari peserta didik sebagai hasil dari belajar. Menurut Daryanto
(2005: 58) tujuan pembelajaran adalah tujuan yang menggambarkan
pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki siswa
sebagai akibat dari hasil pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah
laku yang dapat diamati dan diukur. Suryosubroto (1997: 23) menegaskan
bahwa tujuan pembelajaran adalah rumusan secara terperinci apa saja yang
harus dikuasai oleh siswa sesudah ia melewati kegiatan pembelajaran yang
bersangkutan dengan berhasil.
Tujuan pembelajaran tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP). RPP merupakan komponen penting dalam kurikulum tingkat satuan
pendidikan yang pembangannya harus dilakukan secara professional.
Menurut E. Mulyasa (2010. 222) berikut ini adalah cara pengembangan RPP
dalam garis besarnya.
1) Mengisi kolom identitas
2) Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan
3) Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta indikator
yang akan digunakan terdapat dalam silabus yang telah disusun.
4) Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar, serta indikator yang telah ditentukan.
5) Mengidentifikasi materi standar berdasarkan materi pokok/pembelajaran
yang terdapat dalam silabus.
6) Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan.
7) Menentukan langkah-langkah pembelajaran
8) Menentukan sumber belajar yang akan digunakan
9) Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, dan teknik
penskoran.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa perumusan tujuan
pembelajaran harus berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi standar,
serta indikator yang telah ditentukan.

2.4 Keterkaitan Media, Teknologi, dan Pembelajaran

16
A. Hubungan Media dengan Teknologi

Dilihat dari pengertian-pengertian teknologi dan media sebelumnya pada


media disebutkan bahwa media adalah alat untuk memberikan perangsangan
bagi siswa supaya terjadi proses belajar, seperti buku, film, kaset, dan lain-
lain. (Bringgs), yang dapat menyampaikan pesan-pesan atau bahan-bahan
pengajaran.

Sedangkan teknologi adalah suatu ilmu yang membahas tentang


keterampilan yang diperoleh lewat pengalaman, studi, dan observasi. Istilah
kata "teknologi", erat hubungannya dengan kata teknik. Teknik dalam bidang
pembelajaran bersifat apa yang sesungguhnya terjadi antara guru dan murid.

Teknologi pengajaran merupakan bagian dari teknologi pendidikan. Hal ini


didasarkan pada konsep bahwa pengajaran adalah bagian dari pendidikan.
Teknologi Pembelajaran tumbuh dari praktek pendidikan dan gerakan
komunikasi audio visual. Teknologi Pembelajaran semula dilihat sebagai
teknologi peralatan, yang berkaitan dengan penggunaan peralatan, media dan
sarana untuk mencapai tujuan pendidikan atau dengan kata lain mengajar
dengan alat bantu audio-visual.

Definisi teknologi pendidikan pada awal tahun 1920 dipandang sebagai


media. Hal ini disebabkan oleh penggunaan media yang harus dilakukan
dalam teknologi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Teknologi
Pembelajaran merupakan gabungan dari tiga aliran yang saling
berkepentingan, yaitu media dalam pendidikan, psikologi pembelajaran dan
pendekatan sistem dalam pendidikan. Bisa dikatakan bahwa media
merupakan bagian dari teknologi pembelajaran.

Teknologi pengajaran merupakan satu himpunan dari proses terintegrasi


yang melibatkan manusia, prosedur, gagasan, peralatan dan organisasi serta
pengelolaan cara-cara pemecahan masalah pendidikan yang terdapat di dalam
situasi belajar yang memiliki tujuan dan disengaja (Sudjana, et.al: 2001).

Dalam penjelasan diatas dapat kita pahami bahwa media termasuk dalam
ruang lingkup teknologi pengajaran. Karena teknologi pengajaran merupakan

17
himpunan dari proses terintegrasi yang didalamnya terlibat manusia,
prosedur, gagasan, peralatan dan organisasi serta pengelolaan cara-cara
pemecahan masalah pendidikan yang terdapat di dalam situasi belajar yang
memiliki tujuan dan disengaja.Peran media disini adalah sebagai solusi
pemecahan masalah pendidikan.

Masalah pendidikan yang dihadapi adalah sulitnya seorang pengajar atau


guru untuk menyampaikan pesan atau materi kepada siswa. Bagi siswa,
media sangat membantu proses belajar karena siswa tidak tergantung kepada
guru. Siswa bisa belajar kapanpun dia ingin belajar. Dengan adanya media,
maka guru dapat menyampaikan pesan dengan mudah dan dapat diterima
siswa dengan baik sehingga tercapailah tujuan pembelajaran. Hubungan
dengan belajar:

1. Psychological Perspective on Learning Bagaimana instruktur


menampilkan peran dari media dan teknologi di dalam kelas, ini
tergantung akan seberapa jauh mereka memahami akan bagaimana
masyarakat telah belajar mengunakannya. Dibawah ini ada beberapa
perspektif yang berkaitan dengan psychological perspectives learning:
Behaviorist Perspective Pada pertengahan 1950an, fokus belajar berawal
dari pembentukan stimulus kepada pelajar untuk merespons stimulus,
Media dan teknologi memiliki pengaruh terhadap pendidikan.
Contohnya, komputer dan internet telah mempengaruhi proses
pembelajaran sampai saat ini.
Aturan-aturan dari pendidik dan pelajar telah berubah karena
dipengaruhi media dan teknologi yang digunakan di dalam kelas.
Perubahan ini sangat esensial, karena sebagai penuntun dalam proses
pembelajaran, pendidik (guru) berhak menguji media danteknologi dalam
konteks belajar dan itu berdampak pada hasil belajar siswa.

2. LEARNING belajar dan teknologi memiliki pengaruh terhadap


pendidikan. Contohnya, komputer dan internet telah mempengaruhi
proses pembelajaran sampai saat ini. Aturan- aturan dari pendidik dan
pelajar telah berubah karena dipengaruhi media dan teknologi yang

18
digunakan di dalam kelas. Perubahan ini sangat esensial, karena sebagai
penuntun dalam proses pembelajaran, pendidik (guru) berhak menguji
media dan teknologi dalam konteks belajar dan itu berdampak pada hasil
belajar siswa.
Mengkomunikasikan hasil-hasil secara efektif. Merekam berbagai
macam tampilan. Mencerminkan aktivitas dan belajar pelajar.
Menekankan pada hasil, sasaran dan prioritas pelajar.
Mendemonstrasikan kreativitas dan personaliti pelajar. Portofolio dapat
berisikan ilustrasi buku seperti; Penulisan dokumen seperti, puisi-puisi,
kisah-kisah, atau makalah penelitian, media presentasi, seperti esai-esai
foto, audio rekaman dari debat-debat.

B.Fungsi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran

Teknologi informasi dan komunikasi mempunyai tiga fungsi utama


yang dipakai pada aktivitas pembelajaran, di antaranya yaitu:
1. Teknologi informasi sebagai alat, TIK dipakai sebagai alat bantu bagi
pengajar atau siswa untuk membantu pembelajaran, misalnya dalam
mengelola kata, mengelola angka, membuat unsur grafis, membuat
database, membuat program administratif untuk siswa, guru dan staf,
data kepegawaian, keuangan dan sebagainya.
2. Teknologi berfungsi sebagai ilmu pengetahuan (science). Teknologi
menjadi bagian dari disiplin ilmu yang wajib dikuasai oleh siswa.
Contohnya TIK menjadi muatan lokal di sekolah-sekolah baik negeri
maupun swasta.
3. Teknologi informasi menjadi bahan dan alat bantu untuk proses
pembelajaran. Teknologi dimaknai sebagai bahan pembelajaran sekaligus
sebagai alat bantu untuk menguasai sebuah kompetensi berbantuan
komputer. Dalam hal ini komputer telah diprogram sedemikian rupa
sehingga siswa dibimbing secara bertahap dengan menggunakan prinsip
pembelajaran tuntas untuk menguasai kompetensi. Dalam hal ini posisi
teknologi tidak ubahnya sebagi guru yang berfungsi sebagai : fasilitator,
transmit.

19
4. TIK juga berfungsi memperkecil kesenjangan penguasaan teknologi
mutakhir, khususnya pada dunia pendidikan. Pelaksanaan pendidikan
berbasis TIK paling tidak menaruh dua keuntungan. Pertama, sebagai
motivasi bagi pelaksana pendidikan termasuk guru untuk lebih apresiatif
dan berinovatif. Kedua, memberikan kesempatan luas pada pendidik dan
peserta didik dalam memanfaatkan setiap potensi yang ada untuk
memperoleh sumber informasi yang tidak terbatas. Kemunculan
teknologi informasi dan komunikasi dengan berbagai program yang
ditawarkannya telah mengubah jutaan manusia didunia ini. Ada berbagai
manfaat dan aspek positif yang diperoleh dari beranekaragamnya aplikasi
yang ditawarkan TIK. Banyak hal yang sebelumnya tidak terbayangkan,
kini hadir dan memperkaya warna kehidupan.
Bahkan, kehidupan manusia sekarang ini maju sangat pesat karena
pengaruh teknologi informasi dan komuniaksi. Namun, banyak juga yang
merasa gelisah karena berbagai dampak negatif dari teknologi Harus
jujur diakui bahwa teknologi informasi dan komunikasi tidak hanya
menawarkan aspek positif tetapi juga membawa aspek negatif. Dari
aspek moralitas, misalnya, TIK telah menjadi media persebarluasan
berbagai perilaku yang melanggar norma agama dan sosial. Jika
dimanfaatkan secara bijak, sebenarnya teknologi informasi dan
komunikasi memberikan banyak manfaat.
C. Peran Teknologi dalam Pemebelajaran

Pada saat ini sekolah negeri maupun sekolah swasta mulai berusaha untuk
mengatur ulang sistem pendidikan mereka. Banyak program sekolah yang
ditawarkan pada masyarakat baik itu jurusan maupun status sekolah yaitu
SSN, unggul, model, internasional, akselerasi dan sarana prasarananya.
Pada saat ini sekolah negeri maupun sekolah swasta mulai berusaha untuk
mengatur ulang sistem pendidikan mereka. Banyak program sekolah yang
ditawarkan pada masyarakat baik itu jurusan maupun status sekolah yaitu
SSN, unggul, model, internasional, akselerasi dan sarana prasarananya.

Jadi bisa dikatakan bahwa antara inovasi pendidikan dengan teknologi


pendidikan adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Inovasi adalah

20
objek dan teknologi pendidikan adalah subyeknya. Keberadaan teknologi
harus dimaknai sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
dan teknologi tidak dapat dipisahkan dari masalah, karena teknologi lahir dan
dikembangkan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh
manusia.

Berkaitan dengan hal itu, maka teknologi pendidikan juga dipandang


sebagai suatu produk dan proses. Dapat disimpulkan bahwa teknologi
pendidikan tidak hanya merupakan sebuah ilmu akan tetapi juga sebagai
sumber informasi dan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan
pendidikan yang dapat memfasilitasi proses pembelajaran.

Teknologi pendidikan merupakan bidang ilmu terapan yang


menggabungkan secara sinergis beberapa disiplin ilmu dengan maksud untuk
memudahkan terjadinya proses belajar, meningkatkan mutu pembelajaran,
dan meningkatkan kinerja. Peran teknologi pada pembelajaran adalah
memfasilitasi terbentuknya hubungan secara kolaboratif dan membangun
makna dalam konteks yang lebih mudah dipahami. Secara detail, teknologi
dapat diarahkan untuk :

1. Membangun jaringan komunikas kolaboratif antara guru, dosen, siswa


dan sumber belajar. Beberapa aplikasi online yang bisa dipakai untuk
telekomunikasi adalah skype, yahoo messenger, facebook, zoom,
gopglemeet dan jaringan lain yang dipakai.

2. Menyediakan berbagai lingkungan penyelesaian masalah yang rumit,


realistik, dan aman. Teknologi yang dapat digunakan untuk
menyediakan lingkungan yang nyaman adalah hypermedia & software
yang dapat digunakan untuk menciptakan projek.

3. Membangun dan membentuk makna secara aktif melalui internet untuk


mencari riset mutakhir, foto, video. Hal ini bisa membantu siswa bukan

21
hanya menikmati penelusuran, melainkan bisa belajar dan memahami
serta tahu apa yang dipelajarinya.Teknolog pendidikan sangat perperan
pada revolusi pendidikan yang terjadi , terutama dalam revolusi
pendidikan abad-21 dan khususnya dalam revolusi keempat yang
dinamakan dengan pendidikan 4.0 (four poin zero).

Pada tahap ini fungi guru bukan sebagai sentral dalam proses
pembelajaran, namun berubah menjadi students-centered dimana guru
hanya menjadi fasilitator bagi penyediaan kebutuhan belajar peserta
didik dalam upaya menyiapkan sumber dan media pembelajaran.

22

Anda mungkin juga menyukai