Anda di halaman 1dari 276

KEWIRAUSAHAAN BERBASIS

AGROINDUSTRI DAN
LINGKUNGAN

DOSEN PENGAMPU
BAPAK IRWAN M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS JAMBI
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur hanya kepada Allah Swt kami haturkan. Karena atas berkat Rahmat dan
Hidayah Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Salawat
dan Salam selalu tercurah kepada Baginda Rasulullah Muhammad Saw. Tak lupa pula kami
ucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu Bapak Irwan M.Pd yang telah membantu
memberikan arahan dan bimbingannya, hingga makalah ini dapat diselesaikan

Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat terbatas, baik dari segi
metodelogi penulisan, isi dan literatur penulisan makalah ini. Oleh karena itu kami
mengharapkan Saran dan Kritik yang membangun untuk penyempurnaan makalah ini dan
untuk penulisan makalah berikutnya.

Demikian penulisan makalah ini kami perbuat dengan sebenarnya semoga dapat
bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya, kami Mohon Maaf apabih ada kesalahan atas
makalah ini atas Saran yang diberikan kami ucapkan Terima Kasih.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB 1...................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
1. Latar Belakang...........................................................................................................................3
2. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................5
3. TUJUAN PEMBAHASAN.......................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. DISIPLIN ILMU KEWIRAUSAHAAN......................................................................................6
1. ILMU KEWIRAUSAHAAN.................................................................................................8
2. PERKEMBANGAN DISIPLIN ILMU KEWIRAUSAHAAN..............................................9
3. HAKIKAT KEWIRAUSAHAAN.......................................................................................10
B. INTI DAN KONSEP KEWIRAUSAHAAN...............................................................................11
1. CIRI UTAMA WIRAUSAHAWAN...................................................................................12
2. ASAS POKOK KEWIRAUSAHAAN................................................................................13
3. PENGELEMPOKKAN WIRAUSAHA...............................................................................13
4. FAKTOR PEMICU KEWIRAUSAHAAN.........................................................................14
5. PROSES KEWIRAUSAHAAN...........................................................................................14
C. PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN WIRAUSAHA DAN WIRAUSAHAAN......................14
D. JIWA DAN SIKAP KEWIRAUSAHAAN.................................................................................19
E. FUNGSI DAN PERAN WIRAUSAHA.....................................................................................21
1. MAKRO DAN MIKRO USAHA........................................................................................21
3. PERAN KEWIRAUSAHAAN............................................................................................23
F. IDE DAN PERAN KEWIRAUSAHAAN...................................................................................23
1. IDE KEWIRAUSAHAAN..................................................................................................23
2. PERAN WIRAUSAHA.......................................................................................................24
BAB III................................................................................................................................................25
PENUTUP...........................................................................................................................................25
A.KESIMPULAN...........................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................31
BAB 1

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Kewirausahaan Mengalami perkembangan yang cukup pesat di berbagai negara.
Kewirausahaan tidak hanya berperan dalam meningkatkan output dan pendapatan per kapita,
namun melibatkan pengenalan atau penerapan perubahan dalam struktur bisnis maupun
masyarakat (Slamet et.al, 2014). Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan ikut memiliki
andil dalam mendorong praktik- praktik kewirausahaan yang pada akhirnya memunculkan
berbagai penemuan- penemuan produk dan jasa baru bagi konsumen. Hal ini tentunya
membuka peluang kerja baru, membuka pasar baru, dan dalam jangka panjang akan mampu
menciptakan pertumbuhan usaha di berbagai sektor

Di negara yang sedang berkembang, usaha-usaha yang banyak tumbuh di masyarakat


umumnya tergolong sebagai usaha kecil. Fakta ini menunjukkan bahwa usaha kecil merupakan
mayoritas kegiatan masyarakat yang memberikan kontribusi signifikan terhadap penciptaan
pendapatan penduduknya. Beberapa fakta tersebut antara lain: 40% dari volume bisnis di
banyak negara dilakukan oleh usaha kecil, 75% dari perkerjaan baru dihasilkan oleh sektor
usaha kecil, usaha kecil menyumbang bagian tersebar dari penjualan di sektor manufaktur, dan
hampir di semua negara usaha kecil adalah tempat lahirnya kewirausahaan. Namun demikian,
terdapat juga fakta bahwa 50% dari usaha kecil gagal pada dua tahun pertama dan manajemen
yang buruk adalah penyebab tersebar kegagalan usaha kecil (Daryanto 2013,p.2).

Di indonesia, pertumbuhan ekonomi juga ditentukan oleh dinamika perekonomian daerah,


sedangkan perekonomian daerah pada umumnya di hasilkan dari kegiatan ekonomi berskala
kecil dan menengah. Memang keberadaan pengusaha kecil dan menengah merupakan proses
awal perkembangan industrialisasi di daerah, tapi kenyataannya di lapangan, masih banyak
kendala yang dihadapi oleh usaha kecil dan menengah. Menurut Prawiranegara dalam
Suryanita (2006,p.5) kendala intern yang dihadapi oleh pengusaha kecil yaitu kualitas SDM
yang masih rendah, lemahnya akses dan pengembangan pangsa Pasar, lemahnya struktur
pemodalan, terbatasnya penguasaan teknologi, lemahnya organisasi dan manajemen, serta
terbatasnya jaringan usaha dan kerjasama dengan pelaku-pelaku ekonomi lainnya. Untuk
menghadapi kendala tersebut, seorang pengusaha harus memiliki pondasi yang kuat sebelum
mendirikan dan menjalankan usahanya. Seorang pengusaha harus memiliki orientasi
kewirausahaan untuk menghadapi persaingan dan tekanan pasar yang terus meningkat (Kaur
and Mantok , 2015).

Penurunan kinerja Usaha kecil ini diduga, disebabkan oleh permasalahan ataupun
kelemahan yang dimiliki oleh sebagaian besar usaha kecil untuk mengantisipasi ancaman dan
mengeksploitasi peluang pasar. Faktor yang menyebabkan lemahnya usaha kecil antara lain:
keterbatasan modal, permasalahan kepegawaian, biaya langsung yang tinggi, keterbatasan
varian usaha, dan rendahnya kredibilitas (Daryanto 2013, 4).
Selain itu, para pengusaha belum memiliki orientasi kewirausahaan yang kuat dalam
menghadapi kelemahan-kelemahan tersebut dan bertahan dalam persaingan bisnis.

Pentingnya memiliki orientasi kewirausahaan dalam menjalankan usaha telah dibuktikan


dalam beberapa penelitian. Menurut penelitian Kaur & Mantok (2015) yang membuktikan
bahwa tiga dimensi orientasi kewirausahaan yaitu sikap proaktif, risk-taking (pengambilan
keputusan), dan inovasi berpengaruh terhadap kinerja bisnis diukur dari kinerja subjektifnya.
Didukung dengan penelitian Uddin & Bose (2015) dengan empat variabel orientasi
kewirausahaan yaitu inovasi, proaktif, risk-taking, dan autonomi terbukti berpengaruh terhadap
kinerja usaha. Hal ini menunjukkan bahwa usaha kecil yang ingin meningkatkan kinerjanya
tentunya harus memiliki orientasi kewirausahaan yang kuat.

Telah disebutkan sebelumnya bahwa salah satu penyebab kegagalan usaha kecil adalah
manajemen yang buruk. Padahal setiap usaha dalam pengelolaannya untuk mencapai hasil
yang efektif dan efisien memerlukan penerapan prinsip- prinsip manajemen dan peranan
pimpinan atau pengusaha untuk menjalankan fungsi-fungsi utama manajemen agar tercapainya
keberhasilan usaha yang diinginkan. Suci (2009) menyatakan bahwa kemampuan manajemen
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha pada industri kecil menengah bordir
di Jawa Timur. Sehingga memiliki kemampuan manajemen yang baik juga menjadi peranan
yang penting dalam menjalankan usaha kecil
.
Dengan memiliki orientasi kewirausahaan dan kemampuan manajemen yang baik
diharapkan dapat membuat dan menjalankan strategi yang tepat bagi usahanya. Menurut
Zimmerer et al. (2008,p.145), strategi adalah peta jalan tindakan-tindakan yang disusun oleh
wirausahawan untuk mencapai misi,sasaran, dan tujuan perusahaan. Wirausahawan harus
menyusun strategi yang kuat berdasarkan pada langkah sebelumnya yang menggunakan
kompetensi inti dan kekuatan perusahaan sebagai batu loncatan menuju kesuksesan.

Salah satu aspek penting dalam dari kewirausahaan adalah pemasaran. Tujuan pemasaran
adalah untuk mendapatkan laba bagi perusahaan melalui promosi dan distribusi produk. Sudah
menjadi tuntutan bagi setiap pengusaha untuk menyusun strategi pemasaran dalam
menjalankan aktivitas-aktivitas usaha guna mencapai target yang ingin dicapai oleh suatu
usaha. Strategi pemasaran perlu dilakukan untuk menghadapi persaingan dan memenuhi
keinginan konsumen. Salah satu contoh misalnya, pengusaha menerapkan strategi Pemasaran
low cost dibanding pesaingnya agar menarik lebih banyak konsumen. Setyawan et al. (2015),
menemukan bahwa strategi bisnis berpengaruh positif terhadap kinerja bisnis walaupun 85
persen dari UKM yang diteliti tidak melaksanakan keseluruhan perencanaan strategi bisnis.
Strategi bisnis hanya terbatas pada strategi pemasaran.
2. RUMUSAN MASALAH

1. Disiplin ilmu kewirausahaan


2. Inti dan konsep kewirausahaan
3. Pengertian kewirausahaan, wirausaha dan wirausahawan
4. Jiwa dan sikap kewirausahaan
5. Fungsi dan peran wirausaha
6. Ide dan peran kewirausahaan

3. TUJUAN PEMBAHASAN

1. Mengetahui tentang hal-hal yang berkaitan dengan dunia kewirausahaan

2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah kewirausahaan berbasis agroindustri dan


lingkungan
BAB II

PEMBAHASAN

A. DISIPLIN ILMU KEWIRAUSAHAAN

Perkembangan dunia bisnis juga memicu perkembangan ilmu pengetahuan. Perkembangan


ilmu pengetahuan terjadi dalam berbagai disiplin ilmu, karena dalam membangun bisnis tidak
hanya dibutuhkan ilmu pengetahuan mengenai manajemen, akuntansi, strategi dan lainnya.
Perkembangan juga terjadi dalam disiplin ilmu kewirausahaan. Anggapan bahwa kegiatan
kewirausahaan dapat dilakukan melalui pengalaman langsung di lapangan dan merupakan
bakat yang dibawa sejak lahir (entrepreneurship are born not made), tidak dapat dipelajari dan
diajarkan. Perkembangan yang terjadi pada disiplin ilmu kewirausahaan merubah persepsi
masyarakat mengenai kewirausahaan. Pembahasan mengenai kewirausahaan bukan hanya
mengenai kegiatan lapangan, tetapi semakin berkembang menjadi disiplin ilmu yang dapat
dipelajari dan diajarkan. “Entrepreneurship are not only born but also made”.

Seseorang yang memiliki bakat kewirausahaan dapat mengembangkan bakatnya melalui


pendidikan atau pelatihan. Menjadi entrepreneur adalah orang-orang yang mengenal potensi
(traits) dan belajar mengembangkan potensi untuk menangkap peluang serta mengorganisir
usaha dalam mewujudkan cita-citanya, oleh karena itu, untuk menjadi wirausaha yang sukses,
memiliki bakat saja tidak menjamin kesuksesan tetapi harus memiliki pengetahuan dan
mengenal segala aspek usaha yang akan ditekuninya.

Menurut Thomas W. Zimmerer (1996) kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin serta
proses sistematis penerapan kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di
pasar. Adanya tuntutan perubahan yang cepat pada paradigma pertumbuhan yang wajar dan
perubahan ke arah globalisasi yang menuntut adanya keunggulan, pemerataan, dan persaingan,
maka dewasa ini sedang terjadi perubahan paradigma pendidikan. Menurut Prawirokusumo
dalam Surayan (2006) pendidikan kewirausahaan telah diajarkan sebagai suatu disiplin ilmu
tersendiri yang independen karena:

Kewirausahaan berisi bidang pengetahuan tertentu yang utuh, dan nyata

1. Kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu posisi permulaan dan perkembangan usaha,
yang tidak ada dalam kerangka pendidikan manajemen umum yang memisahkan antara
manajemen dan kepemilikan usaha.

2. Kewirausahaan memiliki objek tersendiri yaitu kreativitas dan inovasi.

3. Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan usaha dan pendapatan,


atau kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur.
4. Dalam bidang-bidang tertentu, kewirausahaan telah dijadikan kompetensi inti dalam
menciptakan perubahan, pembaruan, dan kemajuan. Melalui proses kreatif dan
inovatif, wirausaha menciptakan nilai tambah atas barang dan/jasa yang bertujuan
untuk meningkatkan daya saing di pasaran.

 Awal abad 20, kewirausahaan telah dikenalkan di Belanda (Ondernemer), dan di


Jerman (Unthernehmer).
 Tahun 1950 pendidikan kewirausahaan mulai dirintis di beberapa Negara seperti
Eropa, Amerika, dan Kanada.
 Tahun 1970 banyak universitas yang menajarkan kewirausahaan, manajemen usaha
kecil, dan manajemen usaha baru.
 Tahun 1980 hampir 500 sekolah di AS memberikan pendidikan kewirausahaan.

1. ILMU KEWIRAUSAHAAN

Pendidikan kewirausahaan tidak hanya terbatas pada satu disiplin ilmu, tetapi telah banyak
dikaji dalam berbagai disiplin ilmu. Studi psikologi lebih fokus pada motivasi dan karakter
wirausaha, studi sosiologi lebih memfokuskan pada lingkungan sosial kewirausahaan atau
kelompok wirausaha, studi ilmu ekonomi mencakup dampak dari lingkungan ekonomi, biaya
kesempatan, kelangkaan sumberdaya dan hasil, serta perkembangan teknologi terhadap
aktivitas wirausaha.

Perspektif demografi lebih memusatkan dampak dari komposisi demografis terhadap


kewirausahaan. Dari perspektif regulator, pemerintah dapat mempengaruhi kewirausahaan
secara langsung melalui perundang undangan atau kebijakan pendukung dan secara tidak
langsung melalui kebijakan untuk mempengaruhi kewirausahaan (Audretsch dkk., 2002).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kewirausahaan dapat dipelajari sesuai dengan analisis yang
dapat dilakukan pada tingkat mikro, meso dan makro kewirausahaan. Pada tingkat ini
menganalisis wirausaha dari tingkat individu, tingkat perusahaan dan analisis pada tingkat
industri dan ekonomi secara keseluruhan.

Studi di tingkat mikro fokus pada proses pembuatan keputusan oleh individu dan motivasi
orang untuk menjadi wiraswasta. Teori kewirausahaan pada level keputusan Individu fokus
pada upah atau faktor-faktor personal, seperti ciri-ciri psikologis, pendidikan formal dan
keterampilan, aset keuangan, latar belakang keluarga dan pengalaman kerja sebelumnya. Studi
kewirausahaan di tingkat meso fokus pada persepktif organisasi (perusahaan) yang meliputi
kapasitas sumber daya (akses pasar, keuangan, manajerial, teknologi, networking) dan
lingkungan bisnis. Perspektif makro mencoba untuk mengumpulkan argumen di tingkat mikro
dan meso serta fokus pada berbagai faktor lingkungan, seperti variabel teknologi, ekonomi dan
budaya.
Studi kewirausahaan di tingkat makro juga fokus pada perbedaan pasar kewirausahaan,
seperti peluang keuntungan, kesempatan masuk dan keluar kewirausahaan pada sektor industri
tertentu. Penelitian level makro fokus terutama pada analisis tingkat negara, tetapi secara
eksplisit mencoba untuk menghubungkan tingkat negara dengan tingkat individu
(Blanchflower, 2000).

Analisis kewirausahaan pada level makro secara umum dapat dijelaskan dengan membuat
perbedaan antara sisi pasokan (perspektif pasar tenaga kerja) dan sisi permintaan (perspektif
pasar produk, daya dukung pasar) kewirausahaan. Perbedaan ini kadang-kadang disebut
sebagai faktor pendorong (push factors) dan faktor penarik (pull factors) (Vivarelli, 1991). Sisi
permintaan kewirausahaan merupakan peluang untuk berwirausaha. Hal ini dapat dilihat dari
perspektif konsumen dan perspektif perusahaan. Dalam perspektif konsumen, keragaman
permintaan konsumen adalah penting. Semakin besar keragaman, lebih banyak ruang
diciptakan untuk (calon) wirausaha. Dalam perspektif perusahaan yang fokus pada struktur
industri (struktur sektor, out sourcing, networking), peluang wirausaha dipengaruhi
perkembangan teknologi dan peraturan pemerintah. Sisi penawaran kewirausahaan didominasi
oleh penduduk dan komposisi penduduk.

Demografi adalah kemampuan individu dan sikap mereka terhadap kewirausahaan


(preferensi). Sisi penawaran kewirausahaan dipengaruhi oleh lingkungan budaya dan
kelembagaan. Studi dampak perbedaan faktor kewirausahaan penting untuk membedakan
antara rata-rata aktual kewirausahaan yang dihasilkan dari keseimbangan jangka pendek
pasokan dan permintaan, dan tingkat keseimbangan jangka panjang keadaan perkembangan,
yaitu teknologi dan struktur pasar. Faktor-faktor penentu kewirausahaan dapat dipelajari dari
perspektif yang berbeda, kerangka untuk menjelaskan peran pemerintah tersebut disajikan
dengan menggabungkan pendekatan interdisipliner yang berbeda, tingkat analisis, perbedaan
antara sisi permintaan dan sisi pasokan serta tingkat 'keseimbangan' kewirausahaan (Audretsch
dkk., 2002).

Menurut Prawirokusumo (1997), pendidikan kewirausahaan harus menjadi bagian


disiplin ilmu tersendiri yang independen (independent academic dicipline), karena:

 Kewirausahaan berisi body of knowledge yang utuh dan nyata (distinctive), yaitu ada
teori, konsep, dan metode ilmiah yang lengkap.

 Kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu sebagai venture start-up dan venture-
growth. Hal ini jelas tidak masuk dalam kerangka pendidikan manajemen umum
(frame work general management courses) yang memisahkan antara manajemen dan
kepemilikan usaha (business ownership).

 Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri, yaitu


kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create new
and different things).

 Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan berusaha dan


pemerataan pendapatan (wealth creation process an entrepreneurial endeavor by its
own night, nation's prosperity, individual self-reliance) atau kesejahteraan rakyat yang
adil dan makmur.
2. PERKEMBANGAN DISIPLIN ILMU KEWIRAUSAHAAN

 Abad ke-18. Pada tahun 1755, Richard Cantillon (Irlandia) dalam bukunya “EssaisurLa
Nature du Commerce en Generale” Dijelaskan bahwa wirausaha adalah orangYang
menanggung resiko.

 Schumpeter 1912, berpendapat bahwa Wirausaha tidak selalu berarti pedagang atau
Manajer, tetapi juga seorang unik yang memiliki keberanian mengambil resiko dan
memperkenalkan produk-produk inovatif serta teknologi baru ke dalam perekonomian.

 Peter F. Drucker (1994), kewirausahaan merupakan kemampuan untuk menciptakan


sesuatu yang baru dan berbeda.

 Peter Hisrich (1995:10), kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda
untuk menghasilkan nilai dengan mencurahkan waktu dan usaha, diikuti penggunaan
uang, resiko, dan kemudian menghasilkan balas jasa berupa uang serta kepuasan dan
kebebasan pribadi.

 Thomas w. Zimmerer (1996:51), kewirausahaan merupakan proses penerapan


kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan mencari peluang yang dihadapi
setiap orang dalam setiap hari.

3. HAKIKAT KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan (entrepreneurship) memiliki hakikat yaitu merujuk pada sifat dan watak
seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata
secara kreatif.

 Kewirausahaan adalah kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif


yang dijadikan sebagai dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan siasat, kiat, dan
proses dalam tantangan hidup.

 Kewirausahaan adalah nilai yang diwujudkan dalam perilaku


Yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil
bisnis.

 Kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.

 Kewirausahaan adalah proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan


persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan/usaha.

 Kewirausahaan adalah nilai yang diperlukan untuk memula dan mengembangkan


usaha.

 Kewirausahaan adalah proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan berbeda yang
dapat memberikan manfaat serta nilai lebih.

 Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan


mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan.
B. INTI DAN KONSEP KEWIRAUSAHAAN
Ilmu kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai,
kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk
memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin. dihadapinya (Suryana,
2001).Menurut Prawirokusumo (1997) dalam Suryana (2001),alasan pendidikan
kewirausahaan yang telah diajarkan sebagai disiplin ilmu tersendiri yang independen adalah
karena:
kewirausahaan berisi body of knowledge yang utuh dan nyata (distinctive), yaitu ada teori,
konsep, dan metode ilmiah lengkap

kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu konsep keberanian untuk melangkah (venture
start-up) dan keberanian untuk tumbuh (venture growth), ini jelas tidak termasuk ke dalam
kerangka kerja manajemen secara umum(frame work general management cources), yang
memisahkan antara pengelola (management) dan kepemilikan usaha (business ownership)

kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri, yaitu kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create and different)

kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan berusaha dan pemerataan


pendapatan ata
Kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur.

ilmu kewirausahaan mengalami perkembangan yang pesat bukan hanya pada dunia usaha
semata melainkan juga pada berbagai bidang seperti bidang industry, perdagangan,
pendidikan, kesehatan, dan institusi lainnya seperti pada birokrasi pemerintah, perguruan
tinggi, dan lembaga swadaya lainnya. dalam bidang-bidang tertentu, kewirausahaan telah
dijadikan sebagai kompetensi inti (core competency) dalam menciptakan perubahan,
pembaruan, dan kemajuan.

Kewirausahaan tidak hanya dapat digunakan sebagai kiat-kiat bisnis jangka pendek, tetapi
juga dapat digunakan sebagai kiat kehidupan secara umum yang berjangka panjang untuk
menciptakan peluang. Di bidang bisnis, misalnya banyak yang sukses dan memperoleh banyak
peluang karena memiliki kreativitas dan keinovasian. Melalui proses kreatif dan inovatif,
wirausaha menciptakan nilai tambah barang dan jasa sehingga banyak menciptakan
keunggulan bersaing, Sebagai contoh sebagai hasil proses kreativitas dan inovatif di bidang
teknologi telah menjadikan perusahaan komputer IBM dan Toyota menjadi perusahaan yang
unggul.

Dalam bidang pemerintahan seperti dikemukakan oleh Osborne dan Gaebler (1992),
pemerintahaan saat ini dituntut untuk bercorak kewirausahaan (entrepreneurship government).
Dengan memiliki jiwa/corak kewirausahaan maka birokrasi dan institusi akan memiliki
motivasi, optimisme, dan berlomba untuk menciptakan cara-cara baru yang lebih efisien,
efektif, inovatif, fleksibel, dan adaptif.
1. CIRI UTAMA WIRAUSAHAWAN

Menurut Drucker (1983) dalam Purnomo (1999), ciri utama wirausahawan adalah mereka
yang selalu mencari perubahan, berusaha mengikuti dan menyesuaikan pada perubahan itu,
serta memanfaatkannya sebagai peluang serta mampu memilih alternative yang paling
produktif. Terdapat Sembilan ciri pokok keberhasilan, dan bukan merupakan ciri-ciri pribadi
(personal traits). Ciri-ciri tersebut umumnya terdapat pada wirausahawan yang berhasil di
seluruh dunia adalah sebagai berikut.

 Dorongan berprestasi yang tinggi.


Semua wirausahawan yang berhasil memiliki keinginan besar untuk mencapai suatu
prestasi.

 Bekerja keras, tidak tinggal diam.


besar wirausahawan mabuk kerja/workaholic, demi mencapai sasaran yang ingin dicita-
citakan.

 Memperhatikan kualitas produknya, baik barang maupun jasa.


Wirausahawan menangani dan mengawasi sendiri bisnisnya sampai mandiri, sebelum ia
mulai dengan usaha baru lagi.

 Bertanggung jawab penuh.


Wirausahawan sangat bertanggung jawab atas usaha mereka, baik secara moral, legal,
maupun mental.

 Berorientasi pada imbalan yang wajar.


Wirausahawan mau berprestasi, kerja keras, bertanggung jawab dan mereka mengharapkan
imbalan yang sepadan dengan usahanya. Imbalan itu tidak hanya berupa uang, tetapi juga
dapat berupa pengakuan dan penghormatan.

 Optimis.
Wirausahawan hidup dengan pedoman bahwa semua waktu, baik untuk bisnis maupun
untuk pribadinya harus berhasil secara seimbang.

 Berorientasi pada hasil karya yang baik (excellence oriented).


Seorang wirausahawan ingin mencapai sukses yang menonjol, dan menuntut segalanya
dengan kelas utama (first class). Mereka selalu tidak puas dari karya yang dihasilkannya.

 Mampu mengorganisasikan.
Kebanyakan wirausahawan mampu memadukan bagian bagian dari usahanya dalam upaya
mencapai hasil maksimal bagi usahanya. Mereka diakuinya sebagai komandan yang
berhasil.

 Berorientasi pada uang.


Uang yang dikejar oleh para wirausahawan tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan
pribadi dan pengembangan usaha saja, tetapi juga dilihat sebagai ukuran prestasi kerja dan
keberhasilan.
2. ASAS POKOK KEWIRAUSAHAAN

Salim (1999), menjelaskan bahwa wirausahawan harus memiliki tanggapan positif pada
peluang berkarya dan kebersamaan, dengan mengacu pada lima asas pokok kewirausahan,
yaitu:

 Mampu dan berani membuat keputusan serta berani mengambil risiko.

 Tekun, teliti, dan produktif.

 kemauan yang kuat untuk berkarya dengan semangat mandiri.

 kebersamaan dan etika bisnsi.

 kreatif dan inovatif.

3. PENGELEMPOKKAN WIRAUSAHA

Siagian (1999) mengelompokkan wirausaha berdasarkan semangat, perilaku, dan


kemampuan wirausahanya menjadi tiga tingkatan, yaitu:

 wirausaha awal,

 wirausaha tangguh, dan

 Wirausaha unggul.

Pengelompokkan lainnya adalah sebagai berikut:

1. Administrative Entreprenuer, yaitu wirausaha yang perilaku dan kemampuannya lebih


menonjol dalam memobilisasi sumber daya dan dana, serta mentransformasikannnya
menjadi output dan memasarkannya secara efisien.

2. Innovative Entreprenuer, yaitu wirausaha yang perilaku dan kemampuannya menonjol


dalam kreativitas, inovasi serta mampu mengantisipasi dan menghadapi risiko.

3. Catalist Entreprenuer, yaitu para pelopor atau penggerak kewirausahaan yang berasal
dari luar usaha wirausaha seperti dari unsur pendidikan (perguruan tinggi), instansi
terkait (Dinas Koperasi dan UKM), dan lain-lain.

4. FAKTOR PEMICU KEWIRAUSAHAAN

Menurut McClelland (1961) dalam Suryana (2001), kewirausahaan ditentukan oleh motif
berprestasi (achievement). Optimisme (optimism), sikap-sikap nilai (value attitudes) dan status
kewirausahaan (entrepreneurship status) atau keberhasilan. Sedangkan menurut Soedjono dan
Roopke dalam Suryana (2001), proses kewirausahaan merupakan fungsi dari hak kepemilikan
(property righti /PR), kemampuan/kompetensi (compentency/ capability/C), intensif (intencive
), dan lingkungan eksternal (external environmental /E).

Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal
terdiri atas hak kepemilikan, kemampuan/kompetensi dan insentif, sedangkan faktor eksternal
adalah lingkungan. Dalam kemampuan afektif (affective ability) mencakup sikap, nilai-nilai,
aspirasi, perasaan, dan emosi yang sangat tergantung pada kondisi lingkungan yang ada maka
dimensi kemampuan afektif dan kemampuan kognitif (cognitive ability) merupakan bagian
dari pendekatan kemampuan kewirausahaan (entrepreneurial). Dengan demikian, maka
kemampuan berwirausaha (entrepreneurial) merupakan fungsi dari perilaku kewirausahaan
dalam mengkombinasikan kreativitas, keinovasian, kerja keras, dan keberanian menghadapi
risiko untuk memperoleh peluang

5. PROSES KEWIRAUSAHAAN

Noore pada Bygrave (1996) dalam Suryana (2001) menyatakan bahwa proses
kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai
faktor baik yang berasal dari pribadi maupun dari luar pribadi seperti pendidikan, sosial,
organisasi, kebudayaan,

C. PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN WIRAUSAHA DAN


WIRAUSAHAAN

Wirausaha merupakan terjemahan dari entrepreneur ke dalam bahasa Indonesia. Menurut


Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian wirausaha sama dengan wiraswasta, yaitu
orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru,
menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur permodalan
operasinya.

Entrepreneur menurut Kamus Merriam Webster berasal dari bahasa Perancis


"entreprendre" yang dalam Bahasa Inggris berarti "to undertake", yaitu orang yang memulai
bisnis dan bersedia mengambil risiko kehilangan dalam rangka menciptakan uang.
Entrepreneur adalah sebutan bagi seseorang yang mahir melahirkan satu usaha baru. Bahkan,
Merriam Webster menyebut wirausaha sebagai "economic leader”, karena berada di garda
terdepan dan terawal bagi satu proses bisnis. Seorang entrepreneur mahir menggabungkan dan
mengupayakan berbagai elemen terkait.

Wirausaha secara historis sudah diperkenalkan oleh Richard Cantillon pada tahun 1755,
sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Di Belanda wirausaha dikenal dengan
ondernemer dan di Jerman dikenal dengan unternehmer. Kata entrepreneur muncul sebagai
salah satu kosakata yang mulai populer di dalam Bahasa Inggris di sekitar tahun 1852 di saat
para pemilik modal dan pelaku ekonomi di Eropa sedang berjuang keras menemukan berbagai
usaha baru, baik sistem produksi baru, pasar baru, maupun sumber daya baru untuk mengatasi
kejenuhan berbagai usaha yang telah ada.

Sebenarnya, penemuan-penemuan usaha baru sudah berlangsung sepanjang zaman, namun


belum diistilahkan. Penemuan usaha baru memerlukan daya kreatif yang tinggi untuk meracik
semua unsur yang diperlukan, baik sumber daya manusia dan alam, modal, maupun bahan-
bahan. Penemuan usaha baru memerlukan kecermatan yang memadai untuk mengetahui target
pasar dan ancaman para pesaing. Penemuan usaha baru memerlukan keterampilan
berkomunikasi untuk membujuk para pemilik modal, penguasa, pekerja, dan semua pihak yang
akan terlibat.

Siapa saja yang dapat digolongkan sebagai wirausaha? Menurut Schumpeter yang dapat
digolongkan sebagai seorang wirausaha adalah seorang inovator, sebagai individu yang
mempunyai kenalurian untuk melihat benda materi sedemikian rupa yang kemudian terbukti
benar mempunyai semangat, kemampuan, dan pikiran untuk menaklukkan cara berpikir
lamban dan malas. Hanya seseorang yang sedang melakukan inovasi yang dapat disebut
sebagai wirausaha. Mereka yang tidak lagi melakukan inovasi, walaupun pernah, tidak dapat
lagi dianggap sebagai wirausaha. Wirausaha bukanlah jabatan, melainkan suatu peran.

Pengertian wirausaha dari berbagai sudut pandang adalah sebagai berikut (Suryana, 2013):

 Pandangan pemodal, wirausaha adalah seorang yang menciptakan kesejahteraan buat


orang lain, menemukan cara-cara baru untuk menggunakan sumber daya, mengurangi
pemborosan, dan membuka lapangan kerja yang disenangi oleh masyarakat.

 Pandangan ahli ekonomi, wirausaha adalah orang yang mengkombinasikan faktor-


faktor produksi, seperti sumber daya alam, tenaga kerja/sumber daya manusia (SDM),
material, dan peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai.

 Pandangan ahli manajemen, wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan


dalam menggunakan dan mengombinasikan sumber daya, seperti keuangan (money),
bahan mentah (materials), tenaga kerja (labors), keterampilan (skill), dan informasi
(information), untuk menghasilkan produk baru, proses produksi baru, bisnis baru, dan
organisasi usaha baru. (Marzuki Usman, 1997: 3).

 Pandangan psikolog, wirausaha adalah seseorang yang memiliki dorongan kekuatan


dari dalam untuk memperoleh sesuatu tujuan, suka mengadakan eksperimen atau untuk
menampilkan kebebasan dirinya di luar kekuasaan orang lain.

Dari uraian tersebut diambil suatu kesimpulan bahwa wirausaha itu adalah orang-orang yang
mempunyai kemampuan melihat dan menilai peluang-peluang, mengumpulkan sumber-
sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan tindakan yang tepat guna
memastikan kesuksesan.

Kemahiran yang dimiliki seorang wirausaha (entrepreneur) disebut kewirausahaan


(entrepreneurship). Menurut KBBI, kewirausahaan berasal dari kata dasar wirausaha diberi
awalan ke dan akhiran an yang bersifat membuat kata benda wirausaha mempunyai pengertian
abstrak, yaitu hal hal yang bersangkutan dengan wirausaha.
Lebih lanjut jika kata wira diartikan sebagai berani dan usaha diartikan sebagai kegiatan
bisnis yang komersial maupun nonbisnis dan nonkomersial, maka kewirausahaan dapat
diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan keberanian seseorang untuk melaksanakan
sesuatu kegiatan secara mandiri, baik bisnis maupun nonbisnis

Entrepreneurship adalah kemampuan dan kemauan nyata seorang individu, yang berasal
dari diri mereka sendiri, dalam tim di dalam maupun luar organisasi yang ada, untuk
menemukan dan menciptakan peluang ekonomi baru (Wennekers dan Thurik, 1999).

Selanjutnya Thurik, dkk. (2002) menyebutkan bahwa entrepreneurship merupakan


manifestasi kemampuan dan kemauan individual, baik sendiri, dalam tim, di dalam ataupun di
luar organisasi untuk menciptakan suatu peluang baru, dan mengenalkan ide-ide mereka ke
pasar, dalam upaya menghadapi ketidakpastian dan keterbatasan, melalui pengambilan
keputusan lokasi, bentuk dan penggunaan sumber daya dan lembaga.

Menurut John J.Kao berkewirausahaan adalah usaha untuk menciptakan nilai melalui
pengenalan kesempatan bisnis, manajemen pengambilan risiko yang tepat, dan melalui
keterampilan komunikasi untuk memobilisasi seseorang, manusia, uang dan bahan-bahan baku
atau sumber daya lain yang diperlukan untuk menghasilkan proyek supaya terlaksana dengan
baik.

Sementara itu menurut Hisrich, berkewirausahaan adalah proses dinamis atau penciptaan
tambahan kekayaan-kekayaan oleh individu yang berani mengambil risiko utama dengan
syarat-syarat kewajaran, waktu, dan komitmen karier. Instruksi Presiden RI No.4 Tahun 1995,
menyatakan bahwa "Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan
seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,
menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan
efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan memperoleh keuntungan
yang lebih besar".

Entrepreneurial merujuk pada aktivitas dalam menjalankan usaha. Entrepreneurial action


atau tindakan kewirausahaan mengacu pada perilaku dalam pengambilan keputusan atas
ketidakpastian tentang kemungkinan kesempatan untuk memperoleh laba (Hisrich, 2011:
6).Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses
pengombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing. Menurut
Zimmerer (1996: 51), nilai tambah tersebut dapat diciptakan melalui cara-cara sebagai berikut:

 pengembangan teknologi baru (developing new technology),

 penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge),

 perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving existing products or
services),

 penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih
banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different ways of providing
more goods and services with fewer resources).
Dengan demikian, hakikat pentingnya kewirausahaan, yaitu:

 Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan
sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat,proses, dan hasil bisnis (Ahmad
Sanusi, 1994).

 Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan
mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997).

 Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif) dan
berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih.

 Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yangbaru dan berbeda


(Drucker, 1959).

 Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam


memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha
(Zimmerer, 1996).

 Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengombinasikan


sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan.

 Kewirausahaan dapat terjadi pada semua bidang (Hisrich, Peter, dan Shepherd, 2005).
Karena wirausaha dapat ditemukan pada berbagai bidang/profesi, maka seseorang yang
memiliki perilaku wirausaha dapat berada pada perusahaan yang didirikan dan dikelola
sendiri, sebagai entrepreneur, atau pada perusahaan/organisasi lainnya, sebagai
intrapreneur.

Meredith dalam Suprojo Pusposutardjo (1999), memberikan ciri-ciri seseorang yang


memiliki karakter wirausaha sebagai orang yang :
 percaya diri,
 berorientasi tugas dan hasil,
 berani mengambil risiko,
 berjiwa kepemimpinan,
 berorientasi ke depan, dan
 keorisinalan.

Jadi, untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki adalah
memiliki jiwa dan watak kewirausahaan.

Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau
kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman usaha.
Seperti telah dikemukakan, bahwa seseorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki jiwa
dan kemampuan tertentu untuk terus berkreasi dan berinovasi. Ia adalah seseorang yang
memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbed a (ability to create the
new and different) atau kemampuan kreatif dan inovatif.
Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut secara riil tercermin dalam kemampuan dan
kemauan untuk memulai usaha (startup), kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru
(creative), kemauan dan kemampuan untuk mencari peluang (opportunity), kemampuan dan
keberanian untuk menanggung risiko (risk bearing) dan kemampuan untuk mengembangkan
ide dan meramu sumber daya.

Tidak semua pengusaha itu adalah wirausaha. Sebagai contoh seseorang yang karena ia
memiliki saham di suatu perusahaan dan memiliki koneksi tertentu dengan pejabat pemerintah,
sehingga ia memperoleh fasilitas fasilitas yang istimewa baik dalam memenangkan tender
maupun kemudahan dalam perizinan, bukanlah seorang wirausaha. Orang tersebut tidak lebih
hanyalah seorang pengusaha atau pedagang. Contoh lainnya, pengusaha air minum dalam
kemasan dengan merek Aqua, Bapak Tirto Utomo. Dia dapat dikatakan seorang wirausaha,
karena ia melakukan terobosan dalam usaha baru air minum dalam kemasan yang pada saat itu
dikuasai oleh minuman bersoda dan beralkohol. Pada awal berdirinya perusahaan Aqua
banyak orang mempertanyakan mengapa air tawar diperjualbelikan yang biasanya di Indonesia
dapat diminta dengan gratis, tetapi usaha tersebut ternyata berhasil bahkan kini banyak
perusahaan lain yang mengikutinya.

Wirausahawan berbeda dengan penemu (inventor), yaitu orang yang menemukan sesuatu
yang berguna bagi kehidupan manusia, misalnya Thomas Alpha Edison menemukan listrik.
Einstein menemukan atom, dan lainnya. Mereka tidak dapat disebut wirausaha jika
penemuannya tersebut tidak ditransformasikan oleh mereka sendiri ke dalam dunia usaha.
Wirausaha adalah orang yang memanfaatkan penemuan tersebut ke dalam dunia usaha.

Wirausahawan berbeda dengan manajer. Meskipun demikian, tugas dan perannya dapat
saling melengkapi. Seorang wirausaha yang membuka suatu perusahaan harus menggunakan
keahlian manajerial (managerial skills) untuk mengimplementasikan visinya. Di lain pihak
seorang manajer harus menggunakan keahlian wirausaha (entrepreneurial skill) untuk
mengelola perubahan dan inovasi.

Menurut Kao (1989), secara umum posisi wirausaha adalah menempatkan dirinya
terhadap risiko atas guncangan-guncangan dari perusahaan yang dibangunnya (venture).
Wirausaha memiliki risiko atas finansialnya sendiri atau finansial orang lain yang
dipercayakan kepadanya dalam memulai sesuatu. Ia juga harus menanggung risiko atas
keteledoran dan kegagalan usahanya. Sebaliknya manajer lebih termotivasi oleh tujuan yang
dibebankan dan kompensasi (gaji dan benefit lainnya) yang akan diterimanya.

Seorang manajer tidak toleran terhadap sesuatu yang tidak pasti dan membingungkan serta
kurang berorientasi terhadap risiko dibandingkan dengan wirausaha. Manajer lebih memilih
gaji dan posisi yang relatif aman dalam bekerja. Wirausaha lebih memiliki keahlian intuisi
dalam mempertimbangkan suatu kemungkinan atau kelayakan dan perasaan dalam
mengajukan sesuatu kepada orang lain. Di lain pihak, manajer memiliki keahlian yang rasional
dan orientasi yang terperinci (rational and detailed-oriented skills).
D. JIWA DAN SIKAP KEWIRAUSAHAAN
Jiwa kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat,
sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewira usahaan adalah
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda memulai berpikir kreatif dan
bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada
hakikatnya kewirausahaan adalah sifat,ciri,dan watak seseorang yang memiliki kemauan
dalam dunia nyata secara kreatif.

Hal tersebut memiliki keterampilan atau sesuatu hal seperti barang atau jasa yang bisa
dijual,seorang akan belajar untuk lebih mandiri,berfikir kritis ,dan maju apabila di tanamkan
jiwa kewira usahaan sejak dini, karena dia akan berfikir tentang bagaimana mengolah hasil
dari keterampilan ataupun hasil pembelajaran yang selama ini dia lakukan untuk dijadikan
sebuah karya yang dapat dijual,entah itu makanan, pakaian , jasa,atau barang barang lainnya.

Jiwa wirausaha adalah jiwa kemandirian untuk mencari sebuah sumber penghasilan dengan
membuka usaha ataupun menyalurkan kreatifitas yang dimiliki sesorang untuk kemudian
dijadikan sebuah lahan untuk mencari penghasilan, jiwa kewirausahaan itu ditanamkan sejak
seseorang mulai sadar bahwa uang itu penting dan seseorang tersebut memiliki keterampilan
atau sesuatu hal seperti barang atau jasa yang bisa dijual, sesorang akan belajar untuk lebih
mandiri, berfikir kritis, dan maju apabila ditanamkan jiwa kewirausahaan sejak dini, kerena dia
akan berfikir tentang bagaimana mengolah hasil dari keterampilan ataupun hasil pembelajaran
yang selama ini dia lakukan untuk dijadikan sebuah karya yang dapat dijual, entah itu
makanan, pakaian, jasa, atau barang-barang lain.

 Sikap Mental
Sikap mental merupakan elemen paling dasar yang perlu dijamin untuk selalu dalam
keadaan baik. Unsur ini yang menentukan apakah orang menjadi sosok yang tinggi
budi ataukah sebaliknya menjadi orang yang jahat dan culas. Orang baik budi
merupakan kader pembangunan bangsa, sedangkan orang jahat akan menjadi beban
masyarakat dari bangsa itu sendiri.

 Kepemimpinan.
Suatu pedoman bagi kepemimpinan yang baik adalah “perlakukanlah orang-orang lain
sebagaimana wirausahawan ingin diperlakukan”. Berusaha membangkitkan suatu
keadaan dari sudut pandangan orang lain akan ikut mengembangkan sebuah sikap tepo
seliro.

 Tata Laksana
Tata laksana merupakan terjemahan dari kata Management artinya pengelolaan. Yang
perlu dimengerti disini adalah manajemen bukan semata-mata konsumsi para manajer
saja. Setiap orang perlu manajemen apapun status dan jabatan orang tersebut. Bahkan
ibu rumah tangga sekali pun perlu manajemen untuk mengelola uang dapur dan
belanjaannya.

 Ketrampilan
Banyak pihak berpendapat, bahwa dengan berbekal penguasaan ketrampilan, seseorang akan
bisa diharapkan menjadi seorang entrepreneur yang berhasil. Pendapat ini sebenarnya tidaklah
terlalu salah, kalau dilihat banyak contoh yang membuktikan, misalnya seorang penjahit dengan
ketrampilan yang dimiliki akhirnya bisa memiliki sebuah perusahaan pakaian jadi yang cukup
besar.

Jadi, kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di


pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda seperti :

 Pengembangan teknologi.
 Penemuan pengetahuan ilmiah.
 Perbaikan produk barang dan jasa yang ada
 Menemukan cara-cara baru untuk mendapatkan produk yang lebih banyak dengan
sumber daya yang lebih efesien.

bagaimana upaya-upaya yang bisa dilakukan oleh kita supaya mampu memiliki jiwa dan
mental kewirausaha sehingga kita mampu mengindentifikasikan peluang usaha, kemudia
memuat business plan, dan diikuti dengan merealisasikan bisnis serta diharapkan merekan
mampu merencanakan pengembangaan usaha.juga bermanfaat sebagai paduan bagi kita dalam
upaya membangun sikap kewirausaha sehingga pembelajaran kewirausahaan tersebut akan
lebih menarik dan lebih bermakna.

kewirausahaan ini,kita akan belajar tentang jiwa dan mental wira usaha yang
sukses ,karakteristik wirausahawan, kepemimpinan, komunikasi yang efektif dalam bisnis,
peluang usaha yang meliputi tentang bagaimana meliputi peluang usaha dalam etika dalam
berbisnis serta membahas terntang badan usaha. Kemudia dibahas juga tentang model usaha
yang bisa didirikan.

Sedangkan sikap kewirausahaan adalah kesiapan seseorang dalam merespon gambaran


kepribadian ciri-ciri seseorang kewirausahaan yaitu percaya diri, beriorientasi pada tugas dan
hasil, pengambilan resiko dan suka tantangan, kepemimpinan, keorisinilan, dan berorintasi ke
masa depan.

Nilai yang hakiki penting dari jiwa wirausaha adalah percaya diri, keberanian mengambil
resiko, berorientasi ke masa depan, kreatif dan inovatif.
E. FUNGSI DAN PERAN WIRAUSAHA

1. MAKRO DAN MIKRO USAHA

 Fungsi Makro
Wirausaha berperan sebagai penggerak, pengendali, dan pemacu perekonomian suatu
bangsa. Hasil-hasil dari penemuan ilmiah, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan, dan
kreasi-kreasi baru dalam produk barang dan jasa-jasa yang berskala global, hal ini merupakan
proses dinamis wirausaha yang kreatif. Bahkan wirausahalah yang berhasil menciptakan
lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

J.B Say berpendapat bahwa wirausahawan adalah orang yang menggeser sumber-sumber
ekonomi dari produktivitas terendah menjadi produktivitas tertinggi, menurutnya
wirausahawanlah yang menghasilkan perubahan. Perubahan itu tidak dilakukan dengan
mengerjakan sesuatu yang lebih baik tetapi dengan melakukan sesuatu yang berbeda.

Secara kualitatif fungsi makro ini diperankan oleh usaha kecil. Berikut adalah peranannya
dalam perekonomian nasional:

1. Usaha kecil memperkokoh perekonomian nasional yang berperan sebagai fungsi


pemasok, fungsi produksi, fungsi penyalur, dan pemasar bagi hasil produk-produk
industri besar.

2. Usaha kecil dapat meningkatkan efisiensi ekonomi khususnya dalam menyerap sumber
daya apa ada.

3. Usaha kecil yang dipandang sebagai sarana pendistribusian pendapatan nasional, alat
pemerataan dalam berusaha dan pemerataan dalam pendapatan

 Fungsi Mikro
Peran wirausaha adalah penanggung resiko dan ketidakpastian, mengkombinasikan
sumber-sumber ke dalam cara yang baru dan berbeda untuk menciptakan nilai tambah dan
usaha-usaha baru.

Menurut Marzuki Usman (1997), secara umum wirausaha adalah menciptakan nilai
barang dan jasa dipasar melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru
yang berbeda untuk dapat bersaing. Nilai tambah tersebut diciptakan melalui:

1. Pengembangan teknologi baru


2. Penemuan pengetahuan baru
3. Perbaikan produk dan jasa yang ada
Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menyediakan barang dan jasa dengan jumlah yang
lebih banyak dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit

Selain entreprenuer, istilah lain yang juga dikenal adalah konsep intraprenuer dan
benchmarking:

1. Intraprenuer, ialah wirausaha yang menggunakan temuan orang lain pada unit
usahanya. Fungsinya adalah imitating technology dan duplicating product

2. Benchmarking adalah meniru dan mengembangkan produk baru melalui


perkembangan teknologi.

Wirausaha adalah perintis dan pengembang perusahaan yang berani mengambil resiko
dalam menghadapi ketidakpastian dengan cara mengelola sumber daya manusia, material, dan
keuangan untuk mencapai tingkat keberhasilan tertentu yang diinginkan. Salah satu kunci
keberhasilan adalah memiliki tujuan dan visi untuk mencapainya (Steinhoff dan Burges,
1993).

2. PERAN KEWIRAUSAHAAN

Peran Kewirausahaan sebagai wirausaha harus mengetahui perannya juga karena agar
mendukung jalannya suatu perekonomian dalam suatu negara. Peran yang dimaksud adalah :

1. Meningkatkan pendapatan nasional.


Suatu inovasi yang di berikan dan di buat oleh para wirausaha membuat jumlah
permintaan meningkat oleh sebab itu jumlah produksinya akan naik. Produksi ini
lah yg mampu meningkatkan pendapatan negara.

3. Membuat lapangan kerja.


Dengan banyaknya pengangguran dikarenakan sadikitnya oleh pemerintah
membuat semakin sulit situasi di sekitarnya.jadi, ini juga salah satu manfaat
wirausaha dengan adanya lapangan kerja yang di buka membuat para
pengangguran bisa memiliki pekerjaan kembali.

4. Mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi.


Mereka yang ingin menjadi seorang wirausaha harus akan mampu menghasilkan
peningkatan pada pendapatannya.inilah yang membuat kesenjangan ekonomi dan
sosial dapat di tekan dan dikurangi.
F. IDE DAN PERAN KEWIRAUSAHAAN

1. IDE KEWIRAUSAHAAN

Ide KewirausahaanMenurut Zimmerer , ide – ide yang berasal dari wirausahawan dapat
menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan riil dipasar. Ide – ide itu menciptakan nilai
potensial di pasar sekaligus menjadi peluang usaha. Dalam mengevaluasi ide untuk
menciptakan nilai –nilai potensial (peluang usaha), wirausaha perlu mengidentifikasi dan
mengevaluasi semua resiko yang mungkin terjadi dengan cara:

1) Mengurangi kemungkinan resiko melalui strategi yang proaktif.

2) Menyebarkan resiko pada aspek yang paling mungkin.

Mengelola resiko yang mendatangkan nilai atau manfaat Ada tiga risiko yang dapat
dievaluasi, yaitu:

1) Risiko pasar atau pesaing

2) Risiko Finansial

3) Risiko teknik

Menurut Zimmerer, kreativitas sering muncul dalam bentuk ide- ide untuk menghasilkan
produk baru, dimana ide tersebut tidak akan muncul bila wirausaha tidak melakukan
evaluasidan pengamatan secara terus menerus.

Alternative merubah ide menjadi peluang:

1) Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara- cara atau metode yang
lebih baik untuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya.

2) Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk atau jasa baru

3) Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi bagaimana pekerjaan dilakukanatau


modifikasi cara melakukan suatu pekerjaaan.

Secara mikro, ada 2 peran penting yang dimiliki wirausaha yaitu sebagai penemu
(Innovator), dan sebagai perencana, sebagai penemu, wirausahawan menemukan dan
menciptakan sesuatu yang baru, seperti produk, teknologi, cara, ide, organisasi, dan
sebagainya. Sebagai perencana, wirausahawan berperan merancang tindakan dan usaha baru,
merencanakan strategi usaha yang baru, merencanakan ide dan peluang dalam meraih sukses,
secara makro, peran wirausaha menciptakan kemakmuran , pemerataan kekayaan dan
kesempatan kerja, sebagai bagian dalam menumbuhkan perekonomian nasional. 
2. PERAN WIRAUSAHA

Secara mikro, ada dua yang penting untuk dimiliki seorang wirausaha yaitu sebagai
penemu (innovator) dan sebagai perencana (planner). Sebagai penemu, wirausahawan
menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru, seperti produk, teknologi, cara, ide,
organisasi, dan sebagainya. Sebagai perencana, wirausahawan berperan merancang tindakan
dan usaha baru, merencanakan strategi usaha yang baru, merencanakan ide dan peluang dalam
meraih sukses. Secara makro, peran wirausaha menciptakan kemakmuran, pemerataan
kekayaan, dan kesempatan kerja sebagai bagian dalam menumbuhkan perekonomian nasional.

Dalam pandangan Schumpeter, seorang wirausaha adalah inovator. Hanya seseorang


yang sedang melakukan inovasi yang dapat disebut sebagai wirausaha. Mereka yang tidak lagi
melakukan inovasi, walaupun pernah, tidak dapat lagi dianggap sebagai wirausaha.
Wirausaha bukan-lah jabatan, melainkan suatu peran. Berdasarkan pengertian tentang
wirausaha yang telah dibahas sebelumnya dapat disimpulkan bahwa peran wirausaha yang
utama bagi lingkungannya adalah sebagai berikut:

1) Memperbaharui dengan merusak secara kreatif

2) Dengan keberaniannya melihat dan mengubah apa yang sudah dianggap mapan,
rutin, dan memuaskan.

3) Inovator Menghadirkan hal yang baru di masyarakat. 

4) Mengambil dan memperhitungkan resiko

BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Menjadi entrepreneur adalah orang-orang yang mengenal potensi (traits) dan belajar
mengembangkan potensi untuk menangkap peluang serta mengorganisir usaha dalam
mewujudkan cita-citanya, oleh karena itu, untuk menjadi wirausaha yang sukses, memiliki
bakat saja tidak menjamin kesuksesan tetapi harus memiliki pengetahuan dan mengenal segala
aspek usaha yang akan ditekuninya. Adanya tuntutan perubahan yang cepat pada paradigma
pertumbuhan yang wajar dan perubahan ke arah globalisasi yang menuntut adanya
keunggulan, pemerataan, dan persaingan, maka dewasa ini sedang terjadi perubahan
paradigma pendidikan.

Kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu posisi permulaan dan perkembangan usaha,
yang tidak ada dalam kerangka pendidikan manajemen umum yang memisahkan antara
manajemen dan kepemilikan usaha. Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan
pemerataan usaha dan pendapatan, atau kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur.

Studi psikologi lebih fokus pada motivasi dan karakter wirausaha, studi sosiologi lebih
memfokuskan pada lingkungan sosial kewirausahaan atau kelompok wirausaha, studi ilmu
ekonomi mencakup dampak dari lingkungan ekonomi, biaya kesempatan, kelangkaan
sumberdaya dan hasil, serta perkembangan teknologi terhadap aktivitas wirausaha. Faktor-
faktor yang mempengaruhi kewirausahaan dapat dipelajari sesuai dengan analisis yang dapat
dilakukan pada tingkat mikro, meso dan makro kewirausahaan.

Studi dampak perbedaan faktor kewirausahaan penting untuk membedakan antara rata-
rata aktual kewirausahaan yang dihasilkan dari keseimbangan jangka pendek pasokan dan
permintaan, dan tingkat keseimbangan jangka panjang keadaan perkembangan, yaitu teknologi
dan struktur pasar.

Faktor-faktor penentu kewirausahaan dapat dipelajari dari perspektif yang berbeda,


kerangka untuk menjelaskan peran pemerintah tersebut disajikan dengan menggabungkan
pendekatan interdisipliner yang berbeda, tingkat analisis, perbedaan antara sisi permintaan dan
sisi pasokan serta tingkat 'keseimbangan' kewirausahaan (Audretsch dkk., 2002).

Menurut Prawirokusumo (1997), pendidikan kewirausahaan harus menjadi bagian disiplin


ilmu tersendiri yang independen (independent academic dicipline), karena: Kewirausahaan
berisi body of knowledge yang utuh dan nyata (distinctive), yaitu ada teori, konsep, dan
metode ilmiah yang lengkap.

• Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri,


yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
(ability to create new and different things).

• Peter Hisrich (1995:10), kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu


yang berbeda untuk menghasilkan nilai dengan mencurahkan waktu dan
usaha, diikuti penggunaan uang, resiko, dan kemudian menghasilkan balas
jasa berupa uang serta kepuasan dan kebebasan pribadi.

• Thomas w. Zimmerer (1996:51), kewirausahaan merupakan proses


penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan mencari
peluang yang dihadapi setiap orang dalam setiap hari.

• Kewirausahaan adalah kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku


inovatif yang dijadikan sebagai dasar, sumber daya, tenaga penggerak,
tujuan siasat, kiat, dan proses dalam tantangan hidup.
• Kewirausahaan adalah proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan
berbeda yang dapat memberikan manfaat serta nilai lebih.

Ilmu kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai,
kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk
memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin.Dihadapinya (Suryana,
2001).Menurut Prawirokusumo (1997) dalam Suryana (2001),alasan pendidikan
kewirausahaan yang telah diajarkan sebagai disiplin ilmu tersendiri yang independen adalah
karena: kewirausahaan berisi body of knowledge yang utuh dan nyata (distinctive), yaitu ada
teori, konsep, dan metode ilmiah lengkap. kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu konsep
keberanian untuk melangkah (venture start-up) dan keberanian untuk tumbuh (venture
growth), ini jelas tidak termasuk ke dalam kerangka kerja manajemen secara umum(frame
work general management cources), yang memisahkan antara pengelola (management) dan
kepemilikan usaha (business ownership)

kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri, yaitu kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create and different) Melalui
proses kreatif dan inovatif, wirausaha menciptakan nilai tambah barang dan jasa sehingga
banyak menciptakan keunggulan bersaing, Sebagai contoh sebagai hasil proses kreativitas dan
inovatif di bidang teknologi telah menjadikan perusahaan komputer IBM dan Toyota menjadi
perusahaan yang unggul. Dengan memiliki jiwa/corak kewirausahaan maka birokrasi dan
institusi akan memiliki motivasi, optimisme, dan berlomba untuk menciptakan cara-cara baru
yang lebih efisien, efektif, inovatif, fleksibel, dan adaptif.

Administrative Entreprenuer, yaitu wirausaha yang perilaku dan kemampuannya lebih


menonjol dalam memobilisasi sumber daya dan dana, serta mentransformasikannnya menjadi
output dan memasarkannya secara efisien. Dalam kemampuan afektif (affective ability)
mencakup sikap, nilai-nilai, aspirasi, perasaan, dan emosi yang sangat tergantung pada kondisi
lingkungan yang ada maka dimensi kemampuan afektif dan kemampuan kognitif (cognitive
ability) merupakan bagian dari pendekatan kemampuan kewirausahaan (entrepreneurial). Kata
entrepreneur muncul sebagai salah satu kosakata yang mulai populer di dalam Bahasa Inggris
di sekitar tahun 1852 di saat para pemilik modal dan pelaku ekonomi di Eropa sedang berjuang
keras menemukan berbagai usaha baru, baik sistem produksi baru, pasar baru, maupun sumber
daya baru untuk mengatasi kejenuhan berbagai usaha yang telah ada.

Menurut Schumpeter yang dapat digolongkan sebagai seorang wirausaha adalah seorang
inovator, sebagai individu yang mempunyai kenalurian untuk melihat benda materi sedemikian
rupa yang kemudian terbukti benar mempunyai semangat, kemampuan, dan pikiran untuk
menaklukkan cara berpikir lamban dan malas.

• Pandangan pemodal, wirausaha adalah seorang yang menciptakan kesejahteraan buat


orang lain, menemukan cara-cara baru untuk menggunakan sumber daya, mengurangi
pemborosan, dan membuka lapangan kerja yang disenangi oleh masyarakat.

• Pandangan ahli manajemen, wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan


dalam menggunakan dan mengombinasikan sumber daya, seperti keuangan (money), bahan
mentah (materials), tenaga kerja (labors), keterampilan (skill), dan informasi (information),
untuk menghasilkan produk baru, proses produksi baru, bisnis baru, dan organisasi usaha baru.

Dari uraian tersebut diambil suatu kesimpulan bahwa wirausaha itu adalah orang-orang yang
mempunyai kemampuan melihat dan menilai peluang-peluang, mengumpulkan sumber-
sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan tindakan yang tepat guna
memastikan kesuksesan. Menurut KBBI, kewirausahaan berasal dari kata dasar wirausaha
diberi awalan ke dan akhiran an yang bersifat membuat kata benda wirausaha mempunyai
pengertian abstrak, yaitu hal hal yang bersangkutan dengan wirausaha.

Lebih lanjut jika kata wira diartikan sebagai berani dan usaha diartikan sebagai kegiatan bisnis
yang komersial maupun nonbisnis dan nonkomersial, maka kewirausahaan dapat diartikan
sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan keberanian seseorang untuk melaksanakan sesuatu
kegiatan secara mandiri, baik bisnis maupun nonbisnis. Entrepreneurship adalah kemampuan
dan kemauan nyata seorang individu, yang berasal dari diri mereka sendiri, dalam tim di dalam
maupun luar organisasi yang ada, untuk menemukan dan menciptakan peluang ekonomi baru
(Wennekers dan Thurik, 1999).

(2002) menyebutkan bahwa entrepreneurship merupakan manifestasi kemampuan dan


kemauan individual, baik sendiri, dalam tim, di dalam ataupun di luar organisasi untuk
menciptakan suatu peluang baru, dan mengenalkan ide-ide mereka ke pasar, dalam upaya
menghadapi ketidakpastian dan keterbatasan, melalui pengambilan keputusan lokasi, bentuk
dan penggunaan sumber daya dan lembaga.

Menurut John J.Kao berkewirausahaan adalah usaha untuk menciptakan nilai melalui
pengenalan kesempatan bisnis, manajemen pengambilan risiko yang tepat, dan melalui
keterampilan komunikasi untuk memobilisasi seseorang, manusia, uang dan bahan-bahan baku
atau sumber daya lain yang diperlukan untuk menghasilkan proyek supaya terlaksana dengan
baik.

Instruksi Presiden RI No.4 Tahun 1995, menyatakan bahwa "Kewirausahaan adalah semangat,
sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang
mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk
baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan
memperoleh keuntungan yang lebih besar".

Entrepreneurial action atau tindakan kewirausahaan mengacu pada perilaku dalam


pengambilan keputusan atas ketidakpastian tentang kemungkinan kesempatan untuk
memperoleh laba (Hisrich, 2011: 6).Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai
tambah di pasar melalui proses pengombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan
berbeda agar dapat bersaing.

• penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih
banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different ways of providing more
goods and services with fewer resources).

• Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan
sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat,proses, dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi,
1994).

• Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif) dan
berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih.

Karena wirausaha dapat ditemukan pada berbagai bidang/profesi, maka seseorang yang
memiliki perilaku wirausaha dapat berada pada perusahaan yang didirikan dan dikelola sendiri,
sebagai entrepreneur, atau pada perusahaan/organisasi lainnya, sebagai intrapreneur.
Meredith dalam Suprojo Pusposutardjo (1999), memberikan ciri-ciri seseorang yang memiliki
karakter wirausaha sebagai orang yang :
• percaya diri,
• berorientasi tugas dan hasil,
• berani mengambil risiko,
• berjiwa kepemimpinan,
• berorientasi ke depan, dan
• keorisinalan.

Jadi, untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki adalah
memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Seperti telah dikemukakan, bahwa seseorang
wirausaha adalah seseorang yang memiliki jiwa dan kemampuan tertentu untuk terus berkreasi
dan berinovasi.

Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut secara riil tercermin dalam kemampuan dan kemauan
untuk memulai usaha (startup), kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative),
kemauan dan kemampuan untuk mencari peluang (opportunity), kemampuan dan keberanian
untuk menanggung risiko (risk bearing) dan kemampuan untuk mengembangkan ide dan
meramu sumber daya.

Sebagai contoh seseorang yang karena ia memiliki saham di suatu perusahaan dan memiliki
koneksi tertentu dengan pejabat pemerintah, sehingga ia memperoleh fasilitas fasilitas yang
istimewa baik dalam memenangkan tender maupun kemudahan dalam perizinan, bukanlah
seorang wirausaha.

Inti dari kewira usahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
memulai berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi
tantangan hidup.

Hal tersebut memiliki keterampilan atau sesuatu hal seperti barang atau jasa yang bisa
dijual,seorang akan belajar untuk lebih mandiri,berfikir kritis ,dan maju apabila di tanamkan
jiwa kewira usahaan sejak dini, karena dia akan berfikir tentang bagaimana mengolah hasil
dari keterampilan ataupun hasil pembelajaran yang selama ini dia lakukan untuk dijadikan
sebuah karya yang dapat dijual,entah itu makanan, pakaian , jasa,atau barang barang lainnya.

Jiwa wirausaha adalah jiwa kemandirian untuk mencari sebuah sumber penghasilan dengan
membuka usaha ataupun menyalurkan kreatifitas yang dimiliki sesorang untuk kemudian
dijadikan sebuah lahan untuk mencari penghasilan, jiwa kewirausahaan itu ditanamkan sejak
seseorang mulai sadar bahwa uang itu penting dan seseorang tersebut memiliki keterampilan
atau sesuatu hal seperti barang atau jasa yang bisa dijual, sesorang akan belajar untuk lebih
mandiri, berfikir kritis, dan maju apabila ditanamkan jiwa kewirausahaan sejak dini, kerena dia
akan berfikir tentang bagaimana mengolah hasil dari keterampilan ataupun hasil pembelajaran
yang selama ini dia lakukan untuk dijadikan sebuah karya yang dapat dijual, entah itu
makanan, pakaian, jasa, atau barang-barang lain.

• Perbaikan produk barang dan jasa yang ada


• Menemukan cara-cara baru untuk mendapatkan produk yang lebih banyak dengan
sumber daya yang lebih efesien.

bagaimana upaya-upaya yang bisa dilakukan oleh kita supaya mampu memiliki jiwa dan
mental kewirausaha sehingga kita mampu mengindentifikasikan peluang usaha, kemudia
memuat business plan, dan diikuti dengan merealisasikan bisnis serta diharapkan merekan
mampu merencanakan pengembangaan usaha.juga bermanfaat sebagai paduan bagi kita dalam
upaya membangun sikap kewirausaha sehingga pembelajaran kewirausahaan tersebut akan
lebih menarik dan lebih bermakna.

kewirausahaan ini,kita akan belajar tentang jiwa dan mental wira usaha yang
sukses ,karakteristik wirausahawan, kepemimpinan, komunikasi yang efektif dalam bisnis,
peluang usaha yang meliputi tentang bagaimana meliputi peluang usaha dalam etika dalam
berbisnis serta membahas terntang badan usaha.

Sedangkan sikap kewirausahaan adalah kesiapan seseorang dalam merespon gambaran


kepribadian ciri-ciri seseorang kewirausahaan yaitu percaya diri, beriorientasi pada tugas dan
hasil, pengambilan resiko dan suka tantangan, kepemimpinan, keorisinilan, dan berorintasi ke
masa depan.

Hasil-hasil dari penemuan ilmiah, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan, dan kreasi-
kreasi baru dalam produk barang dan jasa-jasa yang berskala global, hal ini merupakan proses
dinamis wirausaha yang kreatif.

• Fungsi Mikro Peran wirausaha adalah penanggung resiko dan ketidakpastian,


mengkombinasikan sumber-sumber ke dalam cara yang baru dan berbeda untuk menciptakan
nilai tambah dan usaha-usaha baru.

Menurut Marzuki Usman (1997), secara umum wirausaha adalah menciptakan nilai barang dan
jasa dipasar melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru yang berbeda
untuk dapat bersaing.

Perbaikan produk dan jasa yang ada Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menyediakan
barang dan jasa dengan jumlah yang lebih banyak dengan menggunakan sumber daya yang
lebih sedikit

Wirausaha adalah perintis dan pengembang perusahaan yang berani mengambil resiko dalam
menghadapi ketidakpastian dengan cara mengelola sumber daya manusia, material, dan
keuangan untuk mencapai tingkat keberhasilan tertentu yang diinginkan.

Mereka yang ingin menjadi seorang wirausaha harus akan mampu menghasilkan peningkatan
pada pendapatannya.inilah yang membuat kesenjangan ekonomi dan sosial dapat di tekan dan
dikurangi.

Secara mikro, ada 2 peran penting yang dimiliki wirausaha yaitu sebagai penemu (Innovator),
dan sebagai perencana, sebagai penemu, wirausahawan menemukan dan menciptakan sesuatu
yang baru, seperti produk, teknologi, cara, ide, organisasi, dan sebagainya. Sebagai perencana,
wirausahawan berperan merancang tindakan dan usaha baru, merencanakan strategi usaha
yang baru, merencanakan ide dan peluang dalam meraih sukses, secara makro, peran
wirausaha menciptakan kemakmuran, pemerataan kekayaan dan kesempatan kerja, sebagai
bagian dalam menumbuhkan perekonomian nasional.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kewirausahaan mengalami perkembangan yang cukup pesat di berbagai
negara. Kewirausahaan tidak hanya berperan dalam meningkatkan output dan
pendapatan per kapita, namun melibatkan pengenalan atau penerapan perubahan
dalam struktur bisnis maupun masyarakat (Slamet et.al, 2014). Kemajuan teknologi
dan ilmu pengetahuan ikut memiliki andil dalam mendorong praktikpraktik
kewirausahaan yang pada akhirnya memunculkan berbagai penemuanpenemuan
produk dan jasa baru bagi konsumen. Hal ini tentunya membuka peluang kerja baru,
membuka pasar baru, dan dalam jangka panjang akan mampu menciptakan
pertumbuhan usaha di berbagai sektor.
Di negara yang sedang berkembang, usaha-usaha yang banyak tumbuh di
masyarakat umumnya tergolong sebagai usaha kecil. Fakta ini menunjukkan bahwa
usaha kecil merupakan mayoritas kegiatan masyarakat yang memberikan kontribusi
signifikan terhadap penciptaan pendapatan penduduknya. Beberapa fakta tersebut
antara lain: 40% dari volume bisnis di banyak negara dilakukan oleh usaha kecil, 75%
dari perkerjaan baru dihasilkan oleh sektor usaha kecil, usaha kecil menyumbang
bagian tersebar dari penjualan di sektor manufaktur, dan hampir di semua negara
usaha kecil adalah tempat lahirnya kewirausahaan. Namun demikian, terdapat juga
fakta bahwa 50% dari usaha kecil gagal pada dua tahun pertama dan manajemen
yang buruk adalah penyebab tersebar kegagalan usaha kecil (Daryanto 2013,p.2). Di
Indonesia, pertumbuhan ekonomi juga ditentukan oleh dinamika perekonomian
daerah, sedangkan perekonomian daerah pada umumnya di hasilkan dari kegiatan
ekonomi berskala kecil dan menengah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana objek studi kewirausahaan?
2. Bagaimana hakikat kewirausahaan?
3. Bagaimana karakteristik kewirausahaan?
4. Bagaimana nilai-nilai hakiki kewirausahaan?
5. Bagaimana motif berprestasi kewirausahaan?

1.1 Tujuan Penulisan

1. Untuk menjelaskan objek studi kewirausahaan


2. Untuk menjelaskan hakikat kewirushaan
3. Untuk menjelaskan karakteristik kewirausahaan
4. Untuk menjelaskan nilai-nilai hakiki kewirausahaan
5.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Objek Studi Kewirausahaan

Seperti telah dikemukakan di atas, kewirausahaan mempelajari tentang


nilai, kemarnpuan, dan perilaku seseorang dalam berkreasi dan berinovasi. Oleh
sebab itu, objek studi kewirausahaan adalah nilai-nilai dan kemampuan ability
seseorang yang mewujudkan dalam bentuk perilaku. Menurut Semahamidjaja
1997 : 14-15 Sisnuhadi dan Wijaya 2008 : 56, kemampuan seseorang yang
menjadi objek kewirausahaan meliputi: 1 Kemampuan merumuskan tujuan
hidupusaha. Dalam merumuskan tujuan hidupusaha tersebut perlu perenungan,
koreksi, yang kemudian berulang- ulang dibaca dan diamati sampai memahami
apa yang menjadi kemauannya. 2 Kemampuan memotivasi diri untuk melahirkan
suatu tekad kemauan yang menyala-nyala. 3 Kemampuan untuk berinisiatif, yaitu
mengerjakan sesuatu yang baik tanpa menunggu perintah orang lain, yang
dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan berinisiatif. 4 Kemampuan
berinovasi, yang melahirkan kreativitas daya cipta setelah dibiasakan berulang-
ulang akan melahirkan motivasi. Kebiasaan inovatif adalah desakan dalam diri
untuk selalu mencari berbagai kemungkinan baru atau kombinasi baru apa saja
yang dapat dijadikan peranti dalam menyajikan barang dan jasa bagi
kemakmuran masyarakat. 5 Kemampuan untuk membentuk modal uang atau
barang modal capital goods. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang
mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan
menyebutkan sumber. 6 Kemampuan untuk mengatur waktu dan membiasakan
diri untuk selalu tepat waktu dalam segala tindakan melalui kebiasaan yang
selalu tidak menunda pekerjaan. 7 Kemampuan mental yang dilandasi dengan
agama. 8 Kemampuan untuk membiasakan diri dalam mengambil hikmah dari
penga- laman yang baik maupun menyakitkan.

2.2. Hakikat Kewirausahaan


Meskipun sampai sekarang ini belum ada terminologi yang persis sama
tentang kewirausahaan entrepreneurship, akan tetapi pada umumnya memiliki
hakikat yang hampir sama yaitu merujuk pada sifat, watak dan ciri-ciri yang
melekat pada seseorang yang mempunyai kemauan keras untuk mewujudkan
gagasan inovatif ke dalam. dunia usaha yang nyata dan dapat mengembangkannya
dengan tangguh Drucker, 1994. Menurut Drucker 1994, kewirausahaan adalah
suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda ability to
create the new and different thing. Bahkan, entrepreneurship secara sederhana
sering juga diartikan sebagai prinsip atau kemampuan wirausaha Soedjono, 1993;
Usman, 1997 dalam Meredith 1996:21. Istilah kewirausahaan bermula dari
terjemahan entrepreneurship, yang dapat diartikan sebagai the backbone of
economy, yaitu syaraf pusat perekonomian atau sebagai tail bone of economy,
yaitu pengendali perekonomian suatu bangsa Wirakusumo, 1997 : 1 dalam
Suryana 2003 : 10. Secara epistimologi, kewirausahaan merupakan nilai yang
diperlukan untuk memulai suatu usaha start-up phase atau suatu proses dalam
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh
karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. mengerjakan suatu
yang baru creative dan sesuatu yang berbeda innovative. Menurut Zimmerer
1996 : 51, kewirausahaan adalah applying creativity and innovation to solve the
problems and to exploit opportunities that people face everyday. Kewirausahaan
adalah penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan upaya
untuk memanfaatkan peluang yang dihadapi setiap hari. Kewirausahaan
merupakan gabungan dari kreativitas, inovasi, dan keberanian menghadapi risiko
yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha
baru.

Kreativitas, oleh Zimmerer 1996 : 51 diartikan sebagai kemampuan untuk


mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam
memecahkan persoalan dan menghadapi peluang creativity is the ability to
develop new ideas and to discover new ways of looking at problems and
opportunities. Sedangkan, inovasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan- persoalan dan
peluang untuk berfikir meningkatkan dan memperkaya kehidupan innovation is
the ability to apply creative soluvasitions to those problems and opportunities to
enhance or to enrich peoples live. Menurut Levitt yang dikutip Zimmerer 1996 : 51,
kreativitas adalah thinking new things berpikir sesuatu yang baru, sedangkan
inovasi adalah doing new things melakukan sesuatu yang baru. Keberhasilan
wirausaha akan tercapai apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atau
sesuatu yang lama yang dilakukan dengan cara yang baru thinking and doing new
things or old thing in new ways. Menurut Zimmerer 1996 : 51, ide kreatif akan
muncul apabila wirausaha melihat sesuatu yang lama dan memikirkan sesuatu
yang baru atau berbeda look at something old and think Hak Cipta © milik UPN
Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan dan menyebutkan sumber. something new or different.

Dari pandangan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan


entrepreneurship adalah suatu kemampuan ability dalam berpikir kreatif dan
berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan
siasat, kiat, proses dalam menghadapi tantangan hidup. Istilah entrepreneurship,
sebenarnya berasal dari kata entrepreneur. Menurut Semahamidjaja 1977 : 2
dalam Suryana 2003 : 17, istilah ini pertama kali digunakan oleh Cantilon dalam
Essai sur la nature du commerce 1755, yaitu sebutan bagi para pedagang yang
membeli barang di daerah-daerah dan kemudian menjualnya dengan harga yang
tidak pasti. Dalam konteks manajemen, pengertian entrepreneur adalah seseorang
yang memiliki kemampuan dalam menggunakan sumber daya seperti finansial
money, bahan mentah materials, dan tenaga kerja labor, untuk menghasilkan
suatu produk baru, bisnis baru, proses produksi, atau pengembangan organisasi
usaha Usman, 1997:3 dalam Sanusi 1994 : 28. Entrepreneur adalah seseorang yang
memiliki kombinasi unsur-unsur elemen-elemen internal yang meliputi kombinasi
motivasi, visi, komunikasi, optimisme, dorongan semangat, dan kemampuan untuk
memanfaatkan peluang usaha.

Menurut Swasono 1978 dalam Hadi 2006 : 4, dalam konteks bisnis,


wirausaha adalah pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha adalah wirausaha.
Wirausaha adalah pelopor dalam bisnis, inovator, penanggung risiko, yang
mempunyai visi ke depan, dan memiliki keunggulan dalam berprestasi di bidang
usaha. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau
seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Scarborough dan Zimmerer 1993 : 5 mengemukakan definisi wirausaha sebagai
berikut: An entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk and
uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifying
opportunities and assembling the necessary resources to capitalize on those
opportunities. Menurut Steinhoff dan Burgess 1993 : 35 dalam Scarborough dan
Zimmerer 1993 : 6 wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola, dan
berani menanggung risiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. A
person who organizes, manages, and assumes the risk of a business or entreprise
is an entrepreneur. Entrepreneur is individual who risks financial, material, and
human resources a new way to create a new business concept or opportunities
within an existing firm”. Beberapa konsep entrepreneur di atas lebih menekankan
pada kemampuan dan perilaku seseorang sebagai pengusaha. Bahkan Steinhoff
dan Burgess 1993 : 4 dalam Scarborough dan Zimmerer 1993 : 6, memandang
kewirausahaan sebagai pengelola perusahaan kecil atau pelaksana perusahaan
kecil.

Menurutnya, entrepreneur is considered to have the same meaning as


small business owner-manager or small busines operator. Beberapa konsep
kewirausahaan seakan-akan identik dengan kemampuan para pengusaha dalam
dunia usaha business. Padahal kewirausahaan tidak selalu identik dengan watak
atau ciri pengusaha semata, karena sifat ini dimiliki juga Hak Cipta © milik UPN
Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan dan menyebutkan sumber. oleh bukan pengusaha. Wirausaha
mencakup semua aspek pekerjaan baik sebagai karyawan swasta maupun
pemerintah Semahamidjaja, 1980 dalam Suryana 2003:15. Wirausaha adalah
mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan
mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang
opportunity dan perbaikan preparation hidup Prawirokusumo, 1997 : 5 dalam
Wahyuni 2008 : 90. Rumusan entrepreneur yang berkembang sekarang ini
sebenarnya banyak berasal dari konsep Schumpeter 1934 dalam Hadi 2006 : 5.
Menurut Schumpeter 1934 dalam Hadi 2006 : 5, entrepreneur merupakan
pengusaha yang melaksanakan kombinasi-kombinasi baru dalam bidang teknik dan
komersial ke dalam bentuk praktik. Inti dari fungsi pengusaha adalah pengenalan
dan pelaksanaan kemungkinan-kemungkinan baru dalam bidang perekonomian.
Kemungkinan-kemungkinan baru yang dimaksudkan oleh Schumpeter 1934 dalam
Hadi 2006 : 5 adalah: Pertama, memperkenalkan produk baru atau kualitas baru
suatu barang yang belum dikenal oleh konsumen. Kedua, melakukan suatu metode
produksi baru, dari suatu penemuan ilmiah baru dan cara-cara baru untuk
menangani suatu produk agar menjadi lebih mendatangkan keuntungan. Ketiga,
membuka suatu pemasar baru yaitu pasar yang belum pernah ada atau belum
pernah dimasuki cabang industri yang bersangkutan. Keempat, pembukaan suatu
sumber dasar baru, atau setengah jadi atau sumber-sumber yang masih harus
dikembangkan. Kelima, pelaksanaan organisasi baru Wirasasmita, 1982 : 33-34
dalam Hadi 2006 : 5. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip
sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan
sumber.

Menurut Schumpeter 1934 dalam Hadi 2006 : 5, fungsi pengusaha bukan


pencipta atau penemu kombinasi-kombinasi baru kecuali kalau kebetulan, tetapi
lebih merupakan pelaksana dari kombinasi-kombinasi yang kreatif. pengusaha
tersebut biasanya memiliki sikap yang khusus seperti sikap pedagang, pemilik
industri, dan bentuk-bentuk usaha lainnya yang sejenis. Schumpeter
mengemukakan dua tipe sikap dari dua subjek ekonomi, yaitu sikap pengusaha
kecil biasa dan sikap pengusaha benar-benar. Sikap pengusaha yang benar-
benarlah yang kemudian berkembang lebih cepat. Kewirausahaan
entrepreneurship muncul apabila seseorang berani mengembangkan usaha-usaha
dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas, dan
tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi
usaha. Oleh sebab itu, wirausaha adalah orang yang memperoleh peluang dan
menciptakan suatu organisasi untuk mengejar peluang itu Bygrave, 1995 dalam
Siswoyo 2009 : 115. Menurut Meredith 1996 : 9, berwirausaha berarti memadukan
watak pribadi, keuangan, dan sumber daya. Oleh karna itu, berwirausaha
merupakan suatu pekerjaan atau karier yang harus bersifat fleksibel dan imajinatif,
mampu merencanakan, mengambil risiko, mengambil keputusan-keputusan dan
tindakan- tindakan untuk mencapai tujuan Meredith, 1996 : 9.

Syarat berwirausaha harus memiliki kemampuan untuk menemukan dan


mengevaluasi peluang, mengumpulkan sumber-sumber daya yang diperlukan dan
bertindak untuk memperoleh keuntungan dari peluang-peluang itu. Esensi dari
kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses
kombinasi antara sumber Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang
mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan
menyebutkan sumber. daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat
bersaing. Menurut Zimmerer 1996 : 51, nilaf tambah tersebut diciptakan melalui
cara-cara sebagai berikut: 1 Pengembangan teknologi baru developing new
technology 2 penemuan pengetahuan baru discovering new knowledge 3
Perbaikan produk dan jasa yang sudah ada improving existing products or services
4 penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang
lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit finding different ways of
providing more goods and services with fewer resources. Meskipun di antara para
ahli ada yang lebih menekankan kewirausahaan pada peran pengusaha kecil, akan
tetapi sifat ini dimiliki juga oleh bukan pengusaha. Jiwa kewirausahaan ada pada
setiap orang yang memiliki perilaku inovatif dan kreatif dan pada setiap orang yang
menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan, dan tantangan. Misalnya birokrat,
mahasiswa, dosen, dan masyarakat lainnya. Dari beberapa konsep yang
dikemukakan di atas, ada enam hakikat penting kewirausahaan, yaitu: 1
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan
dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis
Sanusi, 1994. 2 Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda ability to create the new and different Drucker,
1994. 3 Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi
dalam Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau
seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan
usaha Zimmerer, 1996. 4 Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk
memulai suatu usaha start-up phase dan perkembangan usaha venture growth
Suryana, 2003. 5 Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu
yang baru creative, dan sesuatu yang berbeda innovative yang bermanfaat
memberikan nilai lebih. 6 Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah
dengan jalan mengombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan
berbeda untuk memenangkan persaingan.
Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan
teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk
menghasilkan barang dan jasa baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan
jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan
kepada konsumen. Berdasarkan keenam konsep di atas, secara ringkas
kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan kreatif dan inovatif
create new and different yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses, dan
perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan
dengan keberanian untuk menghadapi risiko. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim
: Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan
menyebutkan sumber.

2.3 Karekteristik kewirausahaa

Untuk meraih keberhasilan, seorang wirausaha harus memiliki karakteristik


kewirausahaan. Ini mencakup sikap, perilaku, karakter, serta tindakan. pada
hakikatnya, karakteristik kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak yang muncul
untuk mewujudkan gagasan ke dalam dunia nyata. Maksud dari karakteristik
kewirausahaan ialah perilaku, sikap, ciri khas, atau tindakan seseorang untuk
membuat serta mewujudkan sebuah unit usaha. Baca juga: Sikap dan Perilaku
yang Harus Dimiliki Seorang Wirausaha Karakteristik kewirausahaan Dilansir dari
buku Kewirausahaan (2020) oleh Rina Rachmawati, berikut delapan karakteristik
kewirausahaan: Pengendalian diri Maksudnya seorang wirausaha mampu
mengendalikan dirinya sendiri dan segala sesuatu yang sedang dikerjakan, yakni
usahanya. Berorientasi pada kemajuan Seseorang yang sedang merintis usaha
tidak suka berpangku tangan atau diam saja, melainkan beraktivitas dan berusaha
untuk memajukan bisnisnya. Termotivasi Artinya seseorang yang sedang menekuni
usaha, akan selalu termotivasi oleh hasrat atau keinginan untuk selalu maju dan
meraih kesuksesan. Mampu menganalisis kesempatan Karakteristik kewirausahaan
ini berarti wirausaha mampu menganalisis tiap opsi yang ada untuk menjamin
keberhasilan usahanya. Analisis ini juga termasuk melihat peluang risiko atau
kegagalan, dan berupaya mencegahnya. Baca juga: 8 Dimensi Kualitas Produk
Wirausaha Kreatif Seorang wirausaha akan selalu mencari cara lebih baik untuk
melakukan suatu hal.
Ini juga termasuk bidang usaha yang ditekuni beserta proses produksi dan
distribusinya. Percaya diri Karakteristik kewirausahaan ini menekankan bahwa tiap
wirausaha harus memiliki kepercayaan diri untuk menjalankan bisnisnya.
Wirausaha yang memiliki kepercayaan diri akan selalu berusaha memberi yang
terbaik dalam pekerjaannya. Mampu memecahkan persoalan Tidak hanya mampu
mengalisis kesempatan, seorang wirausaha juga harus mampu memecahkan
persoalan yang ditemui. Bukannya melarikan diri, tetapi berhadapan dan berupaya
untuk menyelesaikannya. Ini juga termasuk kemampuan untuk melihat dan
mencari alternatif penyelesaian masalah. Obyektif Karakteristik kewirausahaan ini
berarti seorang wirausaha tidak takut mengaku jika memang membuat kesalahan.
Entah dalam proses berpikirnya atau kegiatan usahanya.

2.4 Nilai nilai hakiki kewirausahaan

Terdapat beberapa nilai hakiki penting dari kewirausahaan, yaitu :

1. Percaya diri

Kepercayaan diri adalah sikap dan keyakinan seseorang dalam


melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugasnya. Kepercayaan diri memiliki
nilai keyakinan, optimisme individualitas dan ketidaktergantungan. Seseorang
yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki keyakinan akan
kemampuannya untuk mencapai keberhasilan (Zimmerer, 1996: 7).

Kepercayaan diri ini bersifat internal, dinamis dan banyak di tentukan


oleh kemampuan untuk memulai, melaksanakan dan menyelesaikan suatu
pekerjaan. Orang yang percaya diri memiliki kemampuan untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan sistematis, berencana, efektif dan efisien. Kepercayaan diri
juga selalu ditunjukkan oleh ketenangan, ketekunan, kegairahan dan
kemantapan dalam melakukan setiap pekerjaan. Kepercayaan diri juga
berpengaruh pada gagasan, karsa, inisiatif, kreatifitas, ketekunan, semangat
kerja keras dan kegairahan berkarya.

2. Berorientasi pada tugas dan hasil.


Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang
selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba,
ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat,
energik dan berinisiatif. Berinisiatif adalah keinginan untuk selalu mencari dan
memulai sesuatu dengan tekad yang kuat.

3. Keberanian mengambil resiko.

Kemauan dan kemampuan untuk mengambil resiko merupakan salah


satu utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil resiko
akan sukar memulai dalam memulai atau berinisiatif, menurut Angelita S.
Bajaro, seorang wirausaha yang berani menanggung resiko adalah orang yang
selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan dengan cara yang baik (Yuyun
Wirasasmita, 1994: 2). Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-
usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan dari
pada usaha yang kurang menantang. Oleh sebab itu, wirausaha kurang
menyukai resiko yang terlalu rendah atau terlalu tinggi, resiko yang terlalu
rendah akan memperoleh sukses yang relatif rendah. Sebaliknya, resiko yang
tinggi kemungkinan memperoleh kesuksesan yang tinggi, tetapi dengan
kegagalan yang sangat tinggi. Oleh sebab itu, ia akan lebih menyukai resiko
yang seimbang (moderat). Wirausaha menghindari suatu resiko yang rendah
karena tidak ada tantangan dan menjauhi situasi resiko yang tinggi karena ingin
berhasil.

Keuntungan yang besar akan menanggung resiko yang besar pula


Keberanian menanggung resiko bergantung pada :

1. Daya tarik setiap alternatif.


2. Siap mengalami kerugian.
3. Kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal.
Kemampuan untuk mengambil resiko :

1. Keyakinan diri.
2. Kesedian untuk menggunakan kemampuan.
3. Kemampuan untuk menilai resiko.

4. Kepemimpinan.
Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan,
kepeloporan dan keteladanan. Ia ingin selalu ingin tampil berbeda, menjadi
yang pertama, dan lebih menonjol. Kepemimpinan kewirausahaan juga harus
mampu berfikir divergen dan konvergen.

5. Berorientasi ke masa depan.

Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki


perspektif dan pandangan ke masa depan, selalu mencari peluang, tidak cepat
puas dengan keberhasilan.

6. Keorisinilan : Kreativitas dan Inovasi.

Nilai inovatif kretaif dan fleksibilitas merupakan unsur-unsur keorisinilan


seseorang. Wirausaha yang inovatif adalah orang yang kreatif dan yakin dengan
adanya cara-cara baru yang lebih baik (Yuyun Wirasasmita 1994: 7), dengan ciri
ciri :

1. Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini, meskipun cara
tersebut cukup baik.

2. Selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaannya.

3. Selalu ingin tampil beda atau memanfaatkan perbedaan.

Kreativitas adalah kemampuan untuk melakukan pemikiran yang baru dan


berbeda. Inovasi adalah kemampuan untuk melakukan tindakan yang baru
dan berbeda. Rahasia kewirausahaan dalam menciptakan nilai tambah
teletak pada penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan
persoalan dan meraih peluang. Ciri-ciri kepribadian kreatif terletak pada
keterbukaan, kreatifitas, kepercayaan diri, kecakapan, kepuasan, rasa
tanggung jawab dan penuh daya imajinasi.

7. Berpikir Kreatif Dalam Kewirausahaan.

Fungsi otak manusia dibagi menjadi 2 bagian, yaitu otak sebelah


kanan dan otak sebelah kiri. Menurut Zimmerer (1996) manusia
menggunakan otak sebelah kanan untuk belajar mengembangkan
keterampilan kreatif dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Selalu bertanya, “Apa ada cara yang lebih baik ?”

2. Selalu menantang kebiasaan, tradisi dan rutinitas.

3. Berefleksi atau merenungkan dan berfikir dalam.

4. Berani bermain mental, mencoba melihat masalah dari perspektif yang


berbeda.

5. Menyadari kemungkinan banyak jawaban dari pada satu jawaban yang


benar.

6. Melihat kegagalan dan kesalahan hanya sebagai jalan untuk mencapai


kesuksesan.

7. Mengorelasikan ide-ide yang masih samar terhadap masalah untuk


menghasilkan pemecahan inovatif.

8. Memiliki keteramplan “helikopter”, yaitu kemampuan untuk bangkit di


atas kebiasaan rutin dan melihat permasalahan dari persepektif yang
lebih luas kemudian memfokuskannya pada kebutuhan untuk berubah.

Sedangkan otak sebelah kiri digunakan untuk mengembangkan keterampilan


berpikir. Ada tujuh langkah proses kreatif :

1. Persiapan

Persiapan menyangkut kesiapan untuk berfikir kreatif, dilakukan dalam


bentuk formal, pengalaman, magang dan pengalaman belajar lainnya. Zimmerer
mengemukakan tujuh langkah untuk memperbaiki pikiran kita agar dapat
berpikir kreatif yaitu :

1. Hindari sikap untuk tidak belajar. Dalam setiap situasi selalu ada peluang
untuk dapat dipelajari.

2. Belajar banyak. Jangan hanya mempelajari keahlian yang kita miliki karena
bidang lain tidak menutup kemungkinan untuk bisa dijadikan sebagai
peluang inovasi.

3. Diskusikan ide-ide kita dengan orang lain.

4. Himpun artikel-artikel yang penting.


5. Temui profesional atau asosiasi dagang dan pelajari cara mereka
memecahkan persoalan.

6. Gunakan waktu untuk belajar sesuatu dari orang lain.

7. Kembangkan keterampilan menyimak gagasan orang lain.

2. Penyelidikan

Dalam penyelidikan diperlukan individu yang dapat mengembangkan


pemahaman mendalam tentang masalah atau keputusan. Untuk menciptakan
konsep dan ide-ide baru tentang suatu bidang, seseorang pertam-tama harus
mempelajari masalah dan memahami komponen-komponen dasarnya.

3. Transformasi

Tahap tranformasi menyangkut persamaan dan perbedaan


pandangan di antara informasi yang terkumpul. Transformasi adalah
mengidentifikasi persamaan dan perbedaan yang ada tentang infomasi yang
terkumpul. Dalam tahap ini diperlukan dua tipe berpikir, yaitu berpikir
konvergen dan divergen. Berpikir konvergen adalah kemampuan untuk
melihat persamaan dan hubungan diantara beragam data dan kejadian.
Sedangkan berpikir divergen adalah kemampuan melihat perbedaan antara
data dan kejadian yang beraneka ragam.

4. Penetasan

Penetasan merupakan penyiapan pikiran bawah sadar untuk


merenungkan informasi yang terkumpul. Pikiran bawah sadar memerlukan
waktu untuk merefleksikan informasi.

5. Penerangan

Penerangan akan muncul pada tahap penetasan, yaitu ketika terdapat


pemecahan spontan yang menyebabkan adanya titik terang. Pada tahap ini,
semua tahap sebelumnya muncul secara bersama dan menghasilkan ide-ide
kreatif serta inovatif.
6. Pengujian

Pengujian menyangkut validasi keakuratan manfaat ide-ide yang


muncul yang dapat dilakukan pada masa percobaan, proses simulasi, tes
pemasaran, pembangunan proyek percobaan, pembangunan prototipe dan
aktifitas lain yang dirancang untuk membuktikan ide-ide baru yang akan
diimplementasikan.

7. Implementasi

Implementasi adalah transformasi ide ke dalam praktik bisnis.


Zimmerer mengemukakan beberapa kaidah atau kebiasaan kewirausahaan
yaitu :

1. Create, innovate, and activate yaitu ciptakan, temukan dan aktifkan.


Wirausaha selalu memimpikan ide-ide baru dan bertanya “apa
mungkin” atau “mengapa tidak” dan menggunakan inovasinya dalam
kegiatan praktis.
2. Always be on the look out for the new opportunities, yaitu selalu
mencari peluang baru. Wirausaha harus selalu usaha mencari peluang
atau menemukan cara baru untuk menciptakan peluang.
3. Keep it simple, yaitu berpikir sederhana. Wirausaha selalu
mengharapkan umpan balik dengan mungkin dan berusaha dengan
cara yang tidak rumit.
4. Try it, fix it, do it, yaitu selalu mencoba, memperbaiki dan
melakukannya. Wirausaha berorientasi pada tindakan. Bila ada ide,
wirausaha akan segera mengerjakannya.
5. Shoot for the top, yaitu selalu mengejar yang terbaik, terunggul, dan
ingin cepat mencapai sasaran. Wirausaha tidak pernah segan, mereka
selalu bermimpi besar. Meskipun tidak selalu benar, mimpi besar
adalah sumber penting untuk inovasi dan visi.
6. Don’t be ashamed to start small, yaitu jangan malu untuk memulai dari
hal-hal yang kecil. Banyak perusahaan besar yang berhasil karena
dimulai dari usaha kecil.
7. Don’t fear failure : learn form it, yaitu jangan takut gagal, belajarlah dari
kegagalan. Wirausaha harus tahu bahwa inovasi terbesar berasal dari
kegagalan.
8. Never give up, yaitu tidak pernah menyerah atau berhenti karena
wirausaha bukan orang yang mudah menyerah.
9. Go for it, yaitu berusaha untuk terus mengejar apa yang diinginkan.
Orang yang pantang menyerah selalu mengejar apa yang belum
dicapainya.

 Sikap dan Kepribadian Wirausaha

Kewirausahaan mencakup sikap terbuka, bebas, pandangan yang luas,


orientasi pada masa yang akan datang, perencanaan yakin, sadar, dan hormat
terhadap orang lain serta pendapatnya. Dalam perusahaan, wirausaha adalah
seorang inisiator atau organisator penting. Menurut Dusselman (1989: 16),
seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan ditandai oleh pola tingkah laku sebagai
berikut :

1. Inovasi, yaitu usaha untuk menciptakan menemukan dan menerima ide-ide


baru.
2. Keberanian untuk menghadapai resiko.
3. Kemampuan manajerial.
4. Kepemimpinan.

 Motif Berpretasi Kewirausahaan

Motif berpretasi kewirausahaan terletak pada kemauan dan kemampuan


untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan efisien. Victor Vroom (1964)
mempunyai sebuah teori yang disebut teori harapan. Ia mengemukakan bahwa
kecenderungan yang kuat untuk bertindak dalam suatu arah bergantung pada
kekuatan harapan yang akan dihasilkan dari tindakannya dan ketertarikan lain yang
dihasilkan bagi seseorang. Menurutnya ada tiga variabel yang saling berhubungan
yaitu :

1. Attractiveness, yaitu merupakan imbalan yang diperoleh dari pekerjaan.


2. Performance-reward linkage, yaitu hubungan antara imbalan yang diperoleh
dan kinerja.
3. Effort performance linkage, yaitu hubungan antara usaha dan kinerja yang
dihasilkan
.
Ada beberapa alasan mengapa seseorang berminat melakukan wirausaha,
yaitu alasan keuangan, alasan sosial, alasan pelayanan dan alasan pemenuhan diri.
Beberapa peluang yang dapat diambil dari kewirausahaan meliputi :

1. Peluang memperoleh kontrol atas kemampuan diri.

2. Peluang memanfaatkan potensi yang dimiliki.

3. Peluang memperoleh manfaat secara finansial.

4. Peluang berkontribusi kepada masyarakat dan untuk menghargai usaha-


usaha seseorang

2.5 Motif berprestasi kewirausaan

Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada


hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi.
Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Motif Berprestasi
bukan berarti dorongan-dorongan untuk mendapatkan prestasi dalam
berbisnis dengan mengharapkan penghargaan (reward) dalam sebuah
kemenangan dan kebanggaan semata.

Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk


melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan
sebelumnya. Wirausaha yang memiliki motif berprestasi pada umumnya
memiliki ciri-ciri; (1) Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-
persoalan yang timbul pada dirinya, (2) Selalu memerlukan umpan balik
yang segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan, (3) Memiliki
tanggungjawab personal yang tinggi, (4) Berani menghadapi resiko dengan
penuh perhitungan dan (5) Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara
seimbang (fifty-fifty). Jika tugas yang diembannya sangat ringan, maka
wirausaha merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu menghindari tantangan
yang paling sulit yang memungkinkan pencapaian keberhasilan sangat
rendah.

Motivasi (motivation) merupakan dorongan, hasrat, atau kebutuhan


seseorang. Motif dan motivasi berkaitan erat dengan penghayatan suatu
kebutuhan berperilaku tertentu untuk mencapai tujuan. Motif menghasilkan
mobilisasi energi (semangat) dan menguatkan perilaku seseorang. Secara
umum motif sama dengan drive yang sama seperti sebuah kendaraan yang
mempunyai suatu mekanisme untuk membawa dan mengarahkan perilaku
seseorang.

Motivasi yang dipengaruhi oleh tingkatan kebutuhan, sesuai dengan


tingkatan pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik (physiological needs),
kebutuhan akan keamanan (security needs), kebutuhan akan rasa sosial
(social needs), kebutuhan harga diri (esteem needs), dan kebutuhan akan
aktualisasi diri (self-actualiazation needs).

Ada dua faktor yang mempengaruhi terjadinya motivasi dalam diri


seorang wirausaha, yaitu: faktor Pendorong yang terdiri dari pengakuan,
kreativitas dan tanggungjawab.  Adapula faktor Pemelihara, terdiri dari
lingkungan kerja, insentif kerja, hubungan kerja dan keselamatan kerja.
Sejalan dengan itu, akan timbul faktor penyebab seorang wirausaha untuk
dapat berhasil atau berprestasi diantaranya ada penyebab instrinsik
mencakup : kemampuan, usaha, dan suasana hati (mood), seperti kelelahan
dan kesehatan dan penyebab ekstrinsik meliputi : sukar tidaknya tugas, nasib
baik (keberuntungan), dan pertolongan orang lain.

Motivasi berprestasi sangat mendorong seseorang untuk berhasil dalam


bisnisnya (berwirausaha) tergantung kepada aspek-aspek dalam mencirikan
ketahanan dan suatu ketakutan akan kegagalan dan meningkatkan usaha
keras yang berguna dan mengharapkan akan keberhasilan. Perilaku kerja
prestatif atau Motif Berprestasi Tinggi dapat dimulai dari lingkungan usaha
sendiri, keluarga, lingkungan sekolah maupun dari lingkungan masyarakat
hal itu merupakan salah satu kemampuan manusia yang dapat memberi
kepuasan dan keberhasilan dalam hidup sehingga manusia dapat
mengaktualisasikan dirinya kedalam lingkungan dimanapun dia berada.

Seiring dengan semakin tingginya dorongan untuk sukses, bagi


seorang wirausaha menjadi penting dalam memotivasi dirinya untuk
berprestasi dengan mengharapkan akan sukses dan takut akan kegagalan. Ini
menunjukkan bahwa setidak-tidaknya ada indikator yang paling dapat
dirasakan dalam motivasi berprestasi (tinggi), yaitu kemampuan, usaha, dan
suasana hati (kesehatan). Dengan begitu, hakikat motivasi berprestasi dalam
berwirausaha khususnya adalah rangsangan-rangsangan atau daya dorong
yang ada dalam diri yang mendasari kita untuk belajar dan berupaya
mencapai prestasi produktivitas dan kualitas produk kita yang diharapkan.

Untuk mempersiapkan sumber daya manusia (wirausahawan) yang


presentatif dan mampu bersaing serta mampu bertahan dalam segala kondisi
maka diperlukan sumber daya manusia yang dilengkapi dengan motivasi
yang tinggi dan harus dibekali dengan hal-hal seperti penguasaan diri dalam
bentuk penuh inisiatif dapat dipercaya prestatif dapat menemukan dan
memecahkan masalah dan mengambil keputusan tepat, serta terampil dalam
memanfaatkan kesempatan dan menyesuaikan diri dalam menghadapi
perubahan keadaan yang cepat berubah-ubah.

Maka dari itu seorang wirausahawan yang prestatif harus memiliki


kemampuan dalam membentuk sikap yang dapat bersifat teknis dan
membentuk sikap yang mempunyai kompetensi keahlian kejuruan sesuai
bidang garapannya serta mampu membentuk sikap yang prestatif selalu ingin
maju satu langkah dari orang lain di sekitarnya
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari apa yang telah kami paparkan dalam pembahasan diatas, maka kami dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut

1.    kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan


menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima balas
jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi. Kewirausahaan adalah suatu sikap
mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang terhadap
tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu berorientasi kepada
pelanggan. Atau dapat juga diartikan sebagai semua tindakan dari seseorang yang
mampu memberi nilai terhadap tugas dan tanggungjawabnya.

2.    Dari beberapa konsep yang ada ada 6 hakekat penting kewirausahaan sebagai
berikut ( Suryana,2003 : 13), yaitu : nilai, kemampuan, proses penerapan kreativitas
dan inovasi, usaha, sesuatu yang baru, dan nilai tambah

3.    Terdapat beberapa ciri – ciri dan karakteristik kewirausahaan. Ciri-ciri seorang


wirausahaan adalah:

-        Motivasi berprestasi

-        Kemandirian

-        Kreativitas

-        Pengambilan resiko (sedang)

-        Keuletan

-        Orientasi masa depan

-        Komunikatif dan reflektif

-        Kepemimpinan

-        Locus of Contro

-        Perilaku instrumental
-        Penghargaan terhadap uang.

4.    Sikap wirausaha diantaranya adalah sebagai berikut:

-        Disiplin

-        Komitmen Tinggi

-        Jujur

-        Kreatif dan Inovatif

-        Mandiri

-        Realistis

5.    Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha adalah :

-       Tahap memulai

-       Tahap melaksanakan usaha

-       Tahap mempertahankan usaha

-       Tahap mengembangkan usaha

6.    Ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan


usaha barunya yaitu :

-        Tidak kompeten dalam manajerial.

-        Gagal dalam perencanaan.

-        Lokasi yang kurang memadai.

-        Kurangnya pengawasan peralatan.

-        Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.

-        Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.

7.    Seorang wirausaha memiliki peran sangat besar dalam melakukan wirausaha.


Peran wirausaha dalam perekonomian suatu negara adalah:

-          Menciptakan lapangan kerja


-          Mengurangi pengangguran

-          Meningkatkan pendapatan masyarakat

-          Mengombinasikan faktor–faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan


keahlian)

-          Meningkatkan produktivitas nasional

B.    SARAN

Demikianlah makalah yang kami buat mudah – mudahan apa yang saya
paparkan bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi kita semua untuk lebih
mengenal dunia kewirausahaaan .Kami  menyadari apa yang kami paparkan dalam
makalah ini tentu  masih belum  sesuai apa yang di harapkan,untuk itu
kami  berharap masukan yang lebih banyak lagi dari guru pembimbing dan teman
– teman semua.
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jadi profil usaha dapat diartikan sebagai gambaran atau pandangan


mengenai kegiatan – kegiatan usaha yang di lakukan oleh seorang wirausaha
atau pengusaha, kegiatan usaha dalam hal ini lebih mengarah pada kegiatan
dibidang perdagangan maupun jasa dengan maksud mencari keuntungan

Dalam fakta yang terjadi, seorang wirausahawan ternyata dapat terbagi


kedalam beberapa golongan sesuai dengan cara atau model usaha dan
fungsinya. Ada yang memiliki ide usaha dibidang pemanfaatan suatu ilmu,
bahkan ada juga yang berwirausaha dengan ide memecahkan masalah, dan
itu dapat dijadikan ide untuk berwirausaha oleh seorang pengusaha yang
kreatif.

Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan


inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang
menuju sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang
dan jasa yang menjadi sumber keuanggulan untuk dijadikan peluang. Jadi,
kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai
tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara
baru dan berbeda.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan profil kewirausaan


2. Apa yang dimaksud dengan energi makro
3. Apa yang dimaksud dengan energi mikro
4. Apa itu Profil Usaha

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui apa itu profil wirausaha


2. Mengetahui fungsi Makro wirausaha
3. Mengetahui fungsi Mikro wirausaha
4. Mengetahui Profil Usaha
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Apa Itu Profil Wirausaha

Berbagai ahli mengemukakakan profil wirausaha dengan pengelompokan


yang berbeda-beda. Ada yang pengelompokan berdasarkan pemilikannya,
pengelompokan berdasar pengembangannya dan pengelompokan
berdasarkan
kegiatan usahanya.
Menurut Roopke dikutip Suryana (2001) profil wirausaha dapat dijabarkan
sebagai
berikut :
1. Kewirausahaan Rutin (Wirt)
Wirausaha yang melakukan kegiatan sehari-harinya cenderung menekankan
pada pemecahan masalah dan perbaikan standar prestasi tradisional. Fungsi
wirausaha rutin adalah mengadakan perbaikan-perbaikan terhadap standar
tradisional, bukan penyusunan dan pengalo-kasian sumber-sumber.
Wirausaha
ini berusaha untuk menghasilkan barang, pasar, dan teknologi.

2. Kewirausahaan Arbitase
Wirausaha yang selalu mencari peluang melalui kegiatan penemuan
(pengetahuan) dan pemanfaatan (pembukaan). Kegiatan kewirausahaan ini
tidak perlu melibatkan pembuatan barang dan tidak perlu menyerap dana
pribadi wirausaha, kegiatan-nya adalah spekulasi dalam memanfaatkan
perbedaan harga jual dan harga beli.

3. Kewirausahaan Inovatif
Wirausaha dinamis yang menghasilkan ide-ide dan kreasi-kreasi baru yang
berbeda, ia merupakan promotor, tidak saja dalam memperkenalkan teknik
dan
produk baru, tetapi juga dalam pasar dan sumber pengadaan (pembekalan),
peningkatan teknik manajemen, dan metode distribusi baru. Ia mengadakan
proses dinamis pada produk, proses, hasil, sumber pembekalan, dan
organisasi
yang baru.

Kewirausahaan yang sebutan populernya entrepreneurship memang


sangat erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian. Namun sebenarnya
kalau dikaji secara mendalam ternyata lebih luas dari itu. Entrepreneurship
yang menghasilkan wirausaha atau entrepreneur seseungguhnya tidak
melulu berdampak ekonomis, tetapi dapat pula membuahkan berbagai nilai
ideal dalam tataran sosial, politik, budaya dan aspek terkait lainnya. Artinya
kalau bicara tentang wirausaha bukan berarti hanya memperbincangkan
pengusaha atau pebisnis

Kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk


menciptakan suatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya
dan orang lain. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu
aktif atau kreatif berbudaya, bercipta, berkarya dan bersahaja dan berusaha
dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya.
Wirausaha adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan
melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan
sumberdaya-sumberdaya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakat yang
tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauwan
untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif
dalam rangka meraih kesuksesan meningkatkan pendapatan.

Kewirausahaan bukan lagi sekedar tren, melainkan telah menjadi


kebutuhan. Juga bukan merupakan ilmu ajaib yang mendatangkan uang
dalam waktu yang singkat, melainkan kewirausahaan merupakan sebuah
ilmu, seni, dan keterampilan untuk mengelola semua keterbatasan sumber
daya, informasi, dan dana yang ada guna mempertahankan hidup, atau
mencari nafkah. Buku ini akan membekali pembaca sebagai panduan untuk
berwirausaha.

Pada dasarnya, semua orang bisa dan berhak menjadi wirausaha.


Kewirausahaan merupakan hal yang sangat penting untuk disusun sebelum
seseorang memutuskan untuk membangun sebuah bisnis. Wirausaha juga
merupakan profesi yang penuh resiko. Sedikit kesalahan dapat membawa
bentuk kerugian yang luar biasa. Kewirausahaan penting untuk dipikirkan
bagi seseorang yang ingin sukses. Untuk menjadi seorang wirausahawan,
semestinya harus mengetahui terlebih dahulu seperti apa usaha yang hendak
dibangunnya. Buku ini bisa bermanfaat terutama bagi pebisnis pemula dan
mahasiswa sebagai bahan bacaan dan inspirasi. Dalam buku ini juga dibahas
mengenai kewirausahaan dengan berbagai tujuan kewirausahaan supaya
seorang wirausaha dapat membangun bisnis dalam mewujudkan mimpi
sebagai wirausaha sukses.

Dalam fakta yang terjadi seorang wirausahawan ternyata dapat terbagi


kedalam beberapa golongan sesuai dengan cara atau model usaha dan
fungsinya. Ada yang memiliki ide usaha dibidang pemanfaatan suatu ilmu,
bahkan ada juga yang berwirausaha dengan ide memecahkan masalah, dan
itu dapat dijadikan ide untuk berwirausaha oleh seorang pengusaha yang
kreatif.

Keberadaan entrepreneur berperan serta dalam meningkatkan kualitas


diri masyarakat dan juga berperan serta dalam meningkatkan kualitas diri
penduduk suatu negara. Hal ini tidak bisa dipungkiri, keberadaan
entrepreneur yang berkualitas sudah membuat perekonomian negara maju
menjadi makmur, seperti Amerika, Inggris, Jepang dan beberapa negara maju
lainnya berkembang karena keberadaan entrepreneur yang membuka
lapangan kerja.

Wirausahawan mempunyai kedudukan yang sangat berarti dalam


pertumbuhan perekonomian suatu negeri. Pengembangan bisnis lewat
aktivitas usaha produktif secara bertahap untuk merangsang peningkatan
output dan memperluas jumlah transaksi barang serta jasa di suatu wilayah.
Kewirausahaan dianggap berarti untuk perekonomian yang dinamis.
Pengusaha menciptakan peluang pekerjaan tidak cuma buat dirinya sendiri
namun juga untuk orang lain. Kegiatan berwirausaha bisa mempengaruhi
kinerja perekonomian suatu negeri dengan produk, metode, dan proses
produksi ke pasar serta untuk meningkatkan produktivitas dan persaingan
yang lebih besar.

Ciri Utama Wirausahawan

Menurut Drucker (1983) dalam Purnomo (1999), ciri utama


wirausahawan adalah mereka yang selalu mencari perubahan, berusaha
mengikuti dan menyesuaikan pada perubahan itu, serta memanfaatkannya
sebagai peluang serta mampu memilih alternative yang paling produktif.
Terdapat Sembilan ciri pokok keberhasilan, dan bukan merupakan ciri-ciri
pribadi (personal traits). Ciri-ciri tersebut umumnya terdapat pada
wirausahawan yang berhasil di seluruh dunia adalah sebagai berikut.

1. Dorongan berprestasi yang tinggi. Semua wirausahawan yang berhasil


memiliki keinginan besar untuk mencapai suatu prestasi.

2. Bekerja keras, tidak tinggal diam. Sebagian besar wirausahawan mabuk


kerja/workaholic, demi mencapai sasaran yang ingin dicita-citakan.

3. Memperhatikan kualitas produknya, baik barang maupun jasa.


Wirausahawan menangani dan mengawasi sendiri bisnisnya sampai mandiri,
sebelum ia mulai dengan usaha baru lagi.
4. Bertanggung jawab penuh. Wirausahawan sangat bertanggung jawab
atas usaha mereka, baik secara moral, legal, maupun mental.

Kunci penting dalam menciptakan semangat kewirausahaan itu bisa disebabkan


oleh
beberapa faktor, yaitu:

1.Figure bagi seseorang guna membangkitkan semangat; karena melihat ong itu
sukses
dan kaya, maka ia ingin menjadi seperti orang itu.

2.Suka mencari tantangan baru untuk menciptakan gairah, yaitu cinta akan
kewirausahaan.

3.Kepepet atau keterpaksaan karena harus tetap bertahan dan hidup semangat
bisa
muncul karena keinginan untuk tetap bertahan hidup.

4.Keinginan untuk memperbaiki taraf hidup yang lebih baik lagi; tidak ingin
miskin
selamaya.

5.Mengalami kegagalan dalam meniti karir pekerjaan dan mengambil jalan pintas
untuk
semangat menjadi wirausahawan.

5. Memang cita-cita sejak kecil untuk menjadi wirausahawan.

Munculnya peluang bisnis yang baru akan menstimulus munculnya


entrepreneurentrepreneur muda. Hal inilah yang mendorong muculnya spirit of
entrepreneurship
seiring dengan perubahan dan perkembangan ekonomi.
Ada beberapa faktor yang menstimulus spirit of entrepreneurship, yaitu:
1. Evolusi produk
Peubahan produk akan menimbulkan perubahan kebutuhan yang
memunculkan
sebuah peluang baru.

2. Evolusi ilmu pengetahuan


Perubahan ilmu pengetahuan dan menimbulkan inspirasi produk baru dan
begitu
seterusnya

3. Perubahan gaya hidup, selera, dan hobi


Perubahan gaya hidup akan menimbulkan keinginan akan produk yang
berbeda.

4. Perubahan teknologi
Berkembangnya teknologi dan semakin canggihnya teknologi akan
menciptakan
produk, suasana, dan gaya hidup yang berbeda

5. Perubahan budaya
Perkembangan gaya hidup, pendapatan, selera, teknologi, dan sebagainya
akan
mengubah budaya seseorang, sehingga hal ini memengaruhi kebutuhan akan
produk
yang berbeda di setiap tempat.

2.2 Fungsi Makro Wirausaha

Wirausaha berperan sebagai penggerak, pengendali, dan pemacu


perekonomian suatu bangsa. Hasil-hasil dari penemuan ilmiah, penelitian,
pengembangan ilmu pengetahuan, dan kreasi-kreasi baru dalam produk
barang dan jasa-jasa yang berskala global, hal ini merupakan proses dinamis
wirausaha yang kreatif. Bahkan wirausahalah yang berhasil menciptakan
lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi. perekonomian suatu
bangsa

Di Amerika Serikat, Eropa Barat, dan negara-negara di Asia,


kewirausahaan menjadi kekuatan ekonomi negara tertentu, sehingga negara-
negara itu menjadi kekuatan ekonomi dunia yang kaya dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi. Hasil-hasil dari
penemuan ilmiah, penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi rekayasa telah menghasilkan kreasi-kreasi baru dalam produk
barang dan jasa-jasa yang berskala global, yang merupakan hasil dari proses
dinamis wirausaha yang dinamis. Bahkan para wirausahalah yang berhasil
menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

J.B Say berpendapat bahwa wirausahawan adalah orang yang menggeser


sumbersumber ekonomi dari produktivitas terendah menjadi produktivitas
tertinggi, menurutnya wirausahawanlah yang menghasilkan perubahan.
Perubahan itu tidak dilakukan dengan mengerjakan sesuatu yang lebih baik
tetapi dengan melakukan sesuatu yang berbeda

Secara kualitatif fungsi makro ini diperankan oleh usaha kecil. Berikut adalah
peranannya dalam perekonomian nasional:

1. Usaha kecil memperkokoh perekonomian nasional yang berperan sebagai


fungsi pemasok, fungsi produksi, fungsi penyalur, dan pemasar bagi hasil
produk-produk industri besar

2. Usaha kecil dapat meningkatkan efisiensi ekonomi khususnya dalam


menyerap sumber daya yang ad

3. Usaha kecil yang dipandang sebagai sarana pendistribusian pendapatan


nasional, alat pemerataan dalam berusaha dan pemerataan dalam
pendapataan

1. Pendekatan Makro

Faktor yang mempengaruhi sukses dan gagalnya suatu kewirausahaan


adalah dimana kondisi eksternal yang berada diluar kontrol seorang
entrepreneur. Dibawah ini terdapat tiga (3) aliran pendekatan makro sebagai
berikut.

a. Aliran Pemikiran Lingkungan


Pada Pendekatan Makro aliran Pemikiran lingkungan mempengaruhi gaya
hidup seorang entrepreneur misalnya lingkungan sosial yang sangat
mempengaruhi pengembangan entrepreneur.

b. Aliran Pemikiran Finansial


Aliran Pemikiran finansial ini tertuju pada aktivitas manajemen keuanganatau
finasial suatu perusahaan.

c. Aliran Pemikiran Displacement


Aliran pemikiran ini berfokuss pada fenomena dimana seorang individu
kehilangan pekerjaan atau di phk dari suatu perusahaan sehingga berahli jadi
seorang entrepreneur.

Pendekatan mikro ini fokus pada sesuatu dengan memandang dari alam
keluar.terhadap 3 aliran pada pendekatan mikro sebagai berikut.
a. Aliran pemikiran trait entrepreneurial

Ciri ciri pada aliran pemikiran ini adalah memiliki rasa percaya diri
Tinggi,kreatif ,keinginan untuk sukses dan berani melawan resiko

b. Aliran pemikiran peluang usaha

Pada aliran pemikiran ini berfokus pada aspek peluang dimana terdapat
pengembangan ide pada waktu yang tepat untuk pasar merupakan
suksesnya usaha.

c. Aliran Pemikiran Formulasi strategis

Aliran pemikiran ini berpendapat bahwa proses perencanaan merupakan


bagian terpenting dalam pengembangan suatu usaha.formulasi strategis
adalah hasil dari gabungan elemen yang terdiri dari pasar,orang dan
produk,serta sumber daya unik.

2. Fungsi Makro

Peran wirausaha adalah penanggung resiko dan ketikakpastian,


mengkombinasikan sumber-sumber kedalam cara yang baru dan berbeda
untuk menciptakan nilai tambah dan usaha-usaha yang baru.
Menurut Marzuki Usman (1997), secara umum wirausaha adalah
menciptakan nilai barang dan jasa dipasar melalui proses
pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru yang berbeda
untuk dapat bersaing. Nilai tambah tersebut diciptakan melalui:
1.Pengembangan teknologi baru
2.penemuan pengetahuan baru
3.perbaikan produk dan jasa yang ada
4.penemuan cara -cara yang berbeda untuk menyediakan barang dan jasa
dengan jumlah yang lebih banyak dengan menggunakan sumber daya
yang lebih sedikit.

Selain entreprenuer, istilah lain yang juga dikenal adalah konsep


intraprenuer dan benchmarking:
1.intraprenuer, ialah wirausaha yang menggunakan temuan orang lain
pada unit usahanya. Fungsinya adalah imitating technology dan
duplicating produck.
2.benchmarking adalah meniru dan mengembangkan produck baru
melalui perkembangan teknologi.

Wirausaha adalah perintis dan pengembangan perusahaan yang berani


mengambil resiko dalam menghadapi ketidakpastian dengan cara
mengelola sumber daya manusia, material, dan keuangan untuk
mencapai tingkat keberhasilan tertentu yang diinginkan.

2.3 Fungsi Mikro Wirausaha

Peran wirausaha adalah penanggung resiko dan ketidakpastian,


mengkombinasikan sumber-sumber ke dalam cara yang baru dan
berbeda untuk
menciptakan nilai tambah dan usaha-usaha baru. Dalam melakukan
fungsi mikronya
menurut marzuki usman (1977) secara umum wirausaha memiliki dua
peran, yaitu
sebagai penemu (innovator) dan sebagai perencana (planner).

a. Innovator

Wirausaha berperan dalam menemukan dan menciptakan ;


1) Produk baru (the new product)
2) Teknologi baru (the new technologi)
3) Ide-ide baru (the new image)
4) Organisasi usaha baru (the new organization)

b. Planner

Wirausaha berperan dalam merancang ;


1) Perencanaan usaha (corporate plan)
2) Strategi perusahaan (corporate strategy)
3) Ide-ide dalam perusahaan (corporate image)
4) Organisasi perusahaan (corporate organi-zation)

Kreatifitas (creativity) adalah kemampuan mengembangakan ide dan


cara-cara baru
dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang (thinking new
things) sedangkan
Inovasi (Inovation) adalah kemampuan menerapkan kreatifitas dalam
rangka memecahkan
masalah dan menemukan peluang (doing new things). Sesuatu yang baru
dan berbeda dapat
diciptakan melalui proses berfikir kretaif dan bertindak inovatif
merupakan nilai tambah yang
akan menjadi keunggulan dan keunggulan inilah yang akan menjadi daya
saing, menurut
Zimmer (1996:51) sukses kewirausahaan akan tercapai apabila seseorang
berfikir dan
melakukan sesuatu yang baru atau sesuatu yang lama dengan cara-cara
yang baru agar dapat
bersaing.

Nilai tambah dapat diciptakan melalui :

1. Pengembangan teknologi baru (developing new tchnology)


2. Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge)
3. Perbaikan produk dan jasa yang ada (improving existing products or
services)
4. Penemuan cara-cara berbeda untuk menyediakan barang dan jasa
dengan
jumlah yang lebih banyak dengan menggunakan sumber daya yang lebih
sedikit.
Lain halnya dengan werner Shombart (1902), yang membagi fungsi
entrepreneur
menjadi tiga, yaitu:

1. Captain of industry, yang mulai sebagai teknisi atau tukang dalam


suatu bidang
keahlian, kemudian berhasil menemukan sesuatu yang baru, bukan
dengan
sengaja melainkan karena hasil temuan dan daya cipta.
2. Usahawan, yaitu orang yang menganalisis berbagai kebutuhan
masyarakat,
merangsang kebutuhan baru untuk mendapat langganan baru.
Perhatian yang paling utama adalah penjualan.
3. Pemimpin keuangan (financial leader), yaitu orang yang sejak muda
menekuni
keuangan, mengumpulkan uang, dan menggabungkan sumber-sumber
keuangan.
Selain entreprenuer, istilah lain yang juga dikenal adalah konsep
intraprenuer dan
benchmarking:

Intraprenuer, ialah wirausaha yang menggunakan temuan orang


lain pada unit
usahanya. Fungsinya adalah imitating technology dan duplicating product
Benchmarking adalah meniru dan mengembangkan produk baru melalui
perkembangan teknologi
Terdapat perbedaan yang nyata antara Entrepreneur dan Intrapreneur
dimana
Entrepreneur adalah seseorang atau sekelompok orang yang membuka
usahanya sendiri,
sementara Intrapreneur adalah orang yang memiliki pekerjaan dari usaha
yang memang
sudah ada, namun ia yang mengurus usaha tersebut dan memiliki
bawahannya sendiri.
Selain itu, terdapat persamaan antara Entrepreneur dan Intrapreneur,
yaitu entrepreneur
dan intrapreneur harus selalu memiliki ide, kreatif dan inovatif, pantang
menyerah, dan tekun.

Dapat disimpulkan, Wirausaha adalah perintis dan pengembang


perusahaan yang berani mengambil resiko dalam menghadapi
ketidakpastian dengan cara mengelola sumber daya manusia, material,
dan keuangan untuk mencapai tingkat keberhasilan tertentu yang
diinginkan. Salah satu kunci keberhasilan adalah memiliki tujuan dan visi
untuk mencapainya (Steinhoff dan Burges, 1993).

Ciri-ciri wirausaha yang kreatif dan inovatif adalah :

1. Penuh percaya diri, optimis, berkomitmen, disiplin dan bertanggung


jawab.
2. Memiliki inisiatif, penuh energy, cekatan dalam bertindak dan aktif.
3. Memiliki motif berprestasi, berorientasi pada hasil dan wawasan ke
depan.
4. Memiliki jiwa kepemimpinan, berani tampil beda dan dapat di percaya
dan tangguh
dalam bertindak.
5.Berani mengambil resko dengan penuh perhitungan dan menyukai
tantangan.
Proses kewirausahaan diawali dengan suatu aksioma yaitu adanya
tantangan, dari
tantangan tersebut muncul gagasan, kemauan, dan dorongan untuk
berinisiatif yaitu,
berfikir dan bertindak inovatif sehingga tantangan awala tadi teratasi dan
terpecahkan.

Pengertian usaha mikro diartikan sebagai usaha ekonomi produktif yang


dimiliki perorangan maupun badan usaha sesuai dengan kriteria usaha
mikro.
2.4 Perbedaan Makro dan Mikro wirausaha

Lantas, apa perbedaan mendasar antara ekonomi makro dan


ekonomi mikro? Dilansir dari laman resmi Biro Administrasi
Kemahasiswaan Universitas Medan Area, terdapat tiga indikator utama
yang membedakan ekonomi mikro dan makro. Tiga indikator tersebut di
antaranya adalah aspek kajian, konsep dasar, dan tujuan analisis.

Dari aspek kajian, dibandingkan makro, ekonomi mikro mempelajari


setiap variabel dalam lingkup kecil. Singkatnya, ekonomi mikro memiliki
aspek kajian yang fokus terhadap setiap variabel ekonomi. Kajian dalam
ekonomi makro di antaranya adalah variabel investasi, pendapatan
nasional, moneter dan lain-lain.

Bagaimana dengan perbedaan berdasarkan konsep dasar? Perbedaan


tersebut merujuk pada pengambilan kebijakan. Ekonomi mikro
melibatkan berbagai macam teori seperti distribusi, harga, dan produk.
Sedangkan ekonomi makro fokus dengan output, pendapatan,
kemungkinan deflasi dan inflasi, serta lainnya.

Perbedaan ekonomi makro dan mikro juga fokus terhadap tujuan dan
analisis untuk menghasilkan keuntungan. Ekonomi makro menerapkan
analisis cara untuk mengalokasikan sumber daya, sedangkan ekonomi
mikro terlibat dalam kegiatan ekonomi dalam lingkup internasional
maupun nasional.
2.5 Profil Usaha

Profil perusahaan atau usaha adalah sebuah bentuk perkenalan


profesional dari sebuah bisnis dengan tujuan utama untuk
menginformasikan kepada orang-orang mengenai keberadaan bisnis
tersebut serta produk/jasa yang ditawarkan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia Profil adalah gambaran, grafik atu ikhtisar. Sedangkan usaha
adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran atau badan untuk
mencapai suatu maksud. Jadi dapat disimpulkan bahwa makna profil
usaha adalah gambaran atau pandangan mengenai kegiatan kegiatan
usaha yang dilakukan oleh seorang wirausaha atau pengusaha. Tujuan
utama menyusun profil usaha ialah untuk mencapai cara baru yang
penting untuk menyokong pertumbuhan perusahaan. Profil usaha bisa
digunakan untuk mengarahkan para investor menuju perusahaan,
terutama para investor yang hendak berinvestasi di sektor yang
berhubungan erat dengan perusahaan, pelanggan baru untuk
meningkatkan pertumbuhan usaha atau pegawai potensial baru untuk
melejitkan perusahaan. Saat membuat profil usaha dan mengirimkannya
ke para investor, ia akan memberikan sebuah pandangan umum terhadap
bidang-bidang tertentu yang dianggap relevan dengan minat mereka
dalam perusahaan.

Secara garis ada 5 jenis usaha antara lain, yaitu:

1. Usaha ekstraktif Usaha yang bergerak dalam bidang pertambangan


atau bidang usaha yang mengambil langsung dari alam, seperti hasil laut,
hasil hutan.

2. Usaha agraris Mencakup usaha pengelolaan kebun, perdagangan hasil


hasil pertanian ( agrobisnis) atu usaha apapun yang dapat dihasilkan atau
diolah dari bidang pertanian, perkebunan, maupun peternakan.

3. Usaha industri
Pengelolaan bahan mentah menjadi barang jadi, atau modifikasi menjadi
produk
yang baru. Industri dapat dibedakan berdasarkan komoditi yang
dihasilkan dan
besar kecilnya industri yang diusahakan.

4. Usaha jasa
Bentuk usaha ini adalah memberikan layanan atau service. Bisa berupa
tenaga,
keahlian, maupun ide. Contoh usaha ini adalah biro jasa pengurusan surat
(bpkb,
stnk, pasport, dll), lembaga konsultan, kursus, dsb

5. Usaha perdagangan
Penjualan berbagai produk, baik dalam skala besar maupun kecil.

KOMPONEN PENYUSUNAN PROFIL USAHA

1. Pembuatan Logo

perusahaan Anda. Logo perusahaan Anda harus dapat mewakili misi dan
visi, produk dan jasa, atau prinsip-prinsip bisnis Anda. Harus menarik dan
mengesankan. Orang harus mampu mengaitkan secara langsung dan
mudah untuk Anda. Buatlah elemen yang sederhana dan baik disatukan.
Memastikan bahwa itu adalah jelas berada dalam profil perusahaan
Anda.

2. Sejarah usaha.

Untuk memberitahu pembaca (atau pengguna) tentang awal mulanya


usaha yang dikalukan. Sebutkan apa yang menginspirasi, penggerak
utama usaha anda untuk mendorong dari usaha tersebut. Menyebutkan
jenis usaha, akreditasi yang diperoleh perusahaan secara singkat,
mengesankan pembaca tentang track record secara nyata.

3. Nama usaha (Perusahaan)

Siapa Manajer (Chief Executive Officer) Siapa saja anggota dewan direksi
Anda? Adalah penting untuk mengidentifikasi kepribadian kunci dalam
perusahaan, termasuk masing-masing latar belakang akademis dan
pekerjaan sebelum bergabung dengan perusahaan. Mereka secara
otomatis memberikan prestise dan kredibilitas mengenai dalam
menjalankan usaha.
Hal ini juga berguna untuk menampilkan keseluruhan struktur organisasi
perusahaan. Pihak yang berminat bisa melihat bagaimana akuntabilitas
perusahaan terpenuhi.

4. Identitas perusahaan lengkap

Pemilihan produk dan jasa. Orang mengenal lebih banyak tentang


kemampuan perusahaan ketika mereka mencari tahu tentang penawaran
anda. Pastikan untuk menyertakan deskripsi yang tepat, menyoroti fitur
spesifik dan manfaat yang dapat dinikmati oleh yang berkepentingan.

5. Target pasar

Sekmen pemasaran dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan dan


sasaran klien. Orang ingin tahu apakah perusahaan anda berada di posisi
terbaik untuk memenuhi kebutuhan mereka. Jika perusahaan mampu
memberitahu mereka, tentang kemampuan dalam melayani sekarang,
dan berkesinambungan, maka konsumen akan dengan mudah dapat
mengetahui apakah mereka cocok atau sesuai sekmen pasar dari usaha
kita. Sebagai contoh, melihat situs web resmi perusahaan. Dengan daftar
klien mereka browsing, kita dapat dengan mudah menyimpulkan bahwa
konsumen tertarik dengan jenis usaha yang kita tawarkan.

6. Alamat Perusahaan

Alamat yang jelas yang bisa dihubungi sehingga denag mudah dan cepat
konsumen dapat kontak secara efisien. Menyediakan semua informasi
yang diperlukan dalam profil perusahaan Anda. Tentukan nama lengkap
badan hukum perusahaan, termasuk alamat e – mail resmi dan nomor
telepon. Sebutkan jika memiliki kantor pusat. tentu saja, yang tidak kalah
penting disediakan link website, email resmi untuk sarana pengaduan
bagi konsumen.

7. Strategi Pemasaran

Memformat informasi dasar dalam profil perusahaan secara lengkap dan


menarik, mudah dipahami ketika diakses, baik dalam bentuk cetak
maupun on-line. Transisi dari satu bagian tertentu ke yang berikutnya
harus menarik dan user-friendly. Sesuai karakteristik usaha yang
LANGKAH MENYUSUN PROFIL USAHA

1. Langkah membuat Profil Usaha

Sebuah profil usaha memiliki arti penting dalam pertumbuhan bisnis


Anda. Profil perusahaan menerangkan tujuan dan tonggak perkembangan
yang dicapai oleh perusahaan Anda hingga sekarang. Profil perusahaan
merupakan sebuah alat untuk menunjukkan kinerja perusahaan dan
menarik lebih banyak investor, pemilik usaha lain, calon pegawai, dan
pelanggan untuk berhubungan dengan perusahaan Anda. Sebuah profil
perusahaan yang ditampilkan dalam sebuah brosur harus mampu
menampilkan kesan indah dan penuh warna namun tidak meninggalkan
impresi profesional. Informasi yang ada harus terorganisir dengan
sistematis dan detil serta menyebutkan tema yang berbeda atau dimuat
dalam laman web terpisah di situs resmi perusahaan.Bagaimana
membuat profil perusahaan yang baik? Ada beberapa langkah yang bisa
Anda lakukan untuk menyusun sebuah profil perusahaan sendiri.

2. Penggunaan profil perusahaan

Sebuah profi perusahaan penting artinya dalam pertumbuhan


perusahaan Anda. Tujuan utama menyusun profil perusahaan ialah untuk
mencapai cara baru yang penting untuk menyokong pertumbuhan
perusahaan. Profil perusahaan bisa digunakan untuk mengarahkan para
investor menuju perusahaan Anda, terutama para investor yang hendak
berinvestasi di sektor yang berhubungan erat dengan perusahaan Anda,
pelanggan baru untuk meningkatkan pertumbuhan usaha atau pegawai
potensial baru untuk melejitkan perusahaan. Saat Anda membuat profil
perusahaan dan mengirimkannya ke para investor, ia akan memberikan
sebuah pandangan umum terhadap bidang-bidang tertentu yang
dianggap relevan dengan minat mereka dalam perusahaan Anda.

3. Isi profil perusahaan


Terdapat beberapa elemen dasar yang harus ada dalam profil
perusahaan. Anda bisa menyusun profil yang berbeda untuk ditunjukkan
kepada kelompok orang yang berbeda, seperti investor. Jenis profil
perusahaan ini hanya akan memuat informasi tentang peluang investasi
di perusahaan dan tidak akan memuat banyak informasi tentang bagian
lain seperti karyawan atau pelanggan. Di sisi lain, Anda bisa memiliki
pilihan untuk membuat satu profil saja yang memuat informasi tentang
semua bagian dalam perusahaan Anda. Profil semacam itu akan memuat
bagian-bagian informasi yang penting dan relevan bagi sekelompok orang
tertentu. Ini bisa jadi sebuah alternatif yang lebih baik karena akan
memberikan pandangan menyeluruh tentang prinsip perusahaan dan
persyaratan serta ketentuannya.

4. Penyajian

Penyajian merupakan elemen penting dalam profil perusahaan.


Sebuah profilseharusnya didesain oleh desainer profesional. Jika profil
perusahaan Anda didesain di brosur, kemudian bisa diterbitkan di atas
kertas berkualitas tinggi. Jika Anda membuat situs profil perusahaan,
Anda sebaiknya menyewa jasa seorang desainer web profesional.

5. Panjang profil

Tidak ada patokan panjang yang harus dipatuhi dalam pembuatan


profil perusahaan. Semuanya tergantung pada jumlah informasi yang
hendak Anda berikan mengenai bagian-bagian berbeda dalam usaha
Anda. Anda sebaiknya memberikan informasi sebanyak yang Anda bisa.
Sebuah profil perusahaan tidak seharusnya terlalu panjang atau terlalu
pendek. Namun, sebuah profil perusahaan yang baik setidaknya
sepanjang 10 hingga 12 halaman.

Rintisan Wirausaha Baru


Rintisan Usaha Wirausaha Baru Depnaker bekerjasama dengan LSM dan
koperasi konsultasi bi Jawa Barat, telah beberapa angkatan mengadakan
pembinaan wirausaha be Pesertanya adalah remaja putus sekolah,
tamatan perguruan tinggi yang belu bekerja, dan karyawan yang kena
pemutusan hubungan kerja.
Pada akhir masa pembinaan, para peserta ditugaskan untuk magag pada
beberapa unit usaha. Setelah magang selesai, mereka berkelomp
membuka usaha baru. Modal awal disediakan oleh Depnaker. Di dala
pelatihan wirausaha baru yang dikembangkan oleh Depnaker tampa
wirausaha baru ini melaksanakan kegiatan magang di berbagai perusaha
antara lain perusahaan gula batu, gula semut, agar kering, perhiasan
imita topi, tatak gelas, payung geulis, sepatu sendal, bedcover, madu,
lamps gantung, kesed, baju, gitar, sarung tangan, busana muslim,
kerupuk ud minyak kelapa, tas kain, manisan buah, mebel, sale pisang,
kentang kering batik, bordir, ternak ayam, dan sebagainya. Kemudian
setelah mereka selete menjalani pembinaan wirausaha baru, maka
mereka membentuk kelompa kelompok menggerakan satu usaha baru.

Kegiatan usaha yang mereka kembangkan antara lain: cafe, war serba
ada, pujasera, ternak ikan lele, ternak cacing, usaha toko, rental k puter,
daur ulang sampah, distributor, usaha menjual sembako, kiospon, ele
tronika, pakaian jadi, sepatu sandal, simpan pinjam, keripik singkong,
saya karpet, pembuatan bata merah, ternak ayam, usaha pupuk, usaha
alat tulis pembuatan gula kelapa, pemasaran topi, pemasaran susu, dan
sebagainya.

Pilihan usaha yang akan dikembangkan ini tergantung kepada min


pengetahuan, dan fasilitas yang ada pada masing-masing kelompok.
Pilihan mereka tampaknya mencakup dua bidang bisnis utama yaitu
produksi dan perdagangan.

Jadi, kalau dikaji lebih lanjut, bagi orang-orang kreatif banyak terbuka
lapangan untuk berwirausaha. Sebelum sampai ke penetapan pilihan
usaha aga yang akan dibuka maka calon usahawan, harus melakukan
survey, observasi lapangan, dan banyak bertanya bagaimana seluk-beluk
usaha bisnis dalam bidang tertentu. Kita harus tetap berhati-hati jangan
sampai mendapat teman palsu yang pura-pura mau menjadi partner baik
tetapi malah menjerumuska Perlu diingat bahwa di dalam masyarakat,
kita akan menemukan orang-orang yang berperilaku negatif, tidak sebaik
yang kita duga, atau tidak sama baiknya dengan kita. Bolehlah kita
berasumsi bahwa tidak semua orang itu baik. Asumsi ini akan membuat
kita lebih waspada terjun ke lapangan bisnis.
Akan tetapi, jangan kehati-hatian ini membuat kita takut, ragu, dan batal
membuka bisnis. Berikut ini akan diberikan beberapa cuplikan Kiat Usaha
dan Profil Usaha karya Wachyu Suparyanto, SE, MM yang telah dicetak
dan laris dalam bentuk buku saku. Buku kecil ini enak dibaca, tidak
memakan waktu lama kita akan memperoleh banyak ilmu baik teori
maupun praktek.

Cara Cepat Kaya. Disini diuraikan langkah-langkah mantap yang harus


dilakukan oleh seseorang agar bisa menjadi orang kaya. Tentu kekayaan
ini harus diperoleh dengan cara halal dan baik. Adalah kecil sekali
kemungkinan orang bisa cepat kaya secara halal, biasanya usaha tersebut
harus ditekuni, sabar, berdoa dan kerja keras. Memperoleh kekayaan
adalah salah satu alasan orang berwirausaha disamping sekian banyak
alasan lainnya. Tidak ada larangan bagi seseorang untuk menjadi kaya,
asal kekayaan itu diperoleh dengan cara halal, dan digunakan sesuai
dengan ajaran agama. Kita harus berupaya seoptimal mungkin walaupun
pada akhirnya Allah jugalah yang akan menentukan.

Penggolongan Grosir

Grosir dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Grosir yang berfungsi terbatas, terdiri atas:

a.pengirim barang pengirim barang (drop shippers) atau disebut juga


pengirim barang ke pabrik (mill shippers) adalah pedagang besar yang
tidak memiliki gudang, mereka membeli barang kemudian langsung
mengirimkan kepada langganannya. Pada umumnya mereka bergerak
dalam barang-barang berat, seperti bahan bangunan dan ada juga yang
bergerak di bidang agro bisnis (pertanian dan perkebunan).

b.Pedagang dengan truk (wagon or truck jobber) Pedagang yang


mengusahakan truk, membawa barang, kemudian menyerahkannya
sewaktu melewati pedagang eceran di sekitar kota besar dan kota kecil.
Pedagang ini bergerak terutama untuk barang tidak tahan lama seperti
daging, hasil pertanian, bumbu masak, dan kadang-kadang perlengkapan
mobil.
c.Grosir tunai dengan self service (cash carry wholesalers) Pedagang
besar yang menjual barangnya secara tunai dengan harga relatif rendah.
Mereka tidak memberikan kredit, tidak mempergunakan petugas
penjualan, dan tidak melakukan pengiriman. Mereka berusahaatas dasar
self service untuk menekan biaya. Biasanya bergerak dibidang pangan.
Langganan cash carry wholesalers umumnya pedagang eceran yang tidak
berafiliasi dengan grosil lainnya.

d.Pengecer yang bersama-sama memiliki grosir (retailes owned coopera


tive wholesalers) Sekelompok pedagang eceran mengusahakan sendiri
toko grosir dengan maksud menekan biaya dan dapat membeli barang
dengan harga lebih rendah. Mereka memilih seorang manajer yang akan
mengurus toko grosirnya. Berfungsi secara cooperative sebagai pedagang
besar atau melakukan fungsi perdagangan lainnya secara bersama. Usaha
semacam ini patut menjadi pemikiran bagi pengusaha pedagang eceran
di negara kita.

e.Kelompok sukarela bergabung dengan grosir (Voluntary group whole


salers) Kelompok ini terdiri dari sekumpulan toko-toko eceran yang
dimiliki secara bebas oleh pengusaha-pengusahanya yang dengan
sukarela bergabung dengan seorang pedagang besar untuk pembelian,
reklame, dan aktivitas-aktivitas lainnya

2. Pengumpul hasil pertaniau, macamnya antara lain


a. Pembeli lokal khusus (private resident buyers) merupakan dealer lokal
yang berdiri sendiri dan kadang-kadang merupakan wakil dars de dan
produsen
b. Pembeli yang berkeliling mendatangi perusahaan pertanian v persatu atau
membuka tempat pengangkutan lokal agar dapat membel hasil para petani
seperti buahbuahan, sayuran, telor, kapas, beras, ternak.
c. Saudagar dengan truk (merchant trucker) menggunakan truk sebagai alat
pengangkut dengan membeli buah-buahan, sayuran, telor, lemak, dan
menjual langsung kepada pabrik, grosir dan pedagang eceran.
d. Pembeli berdasar perintah (order buyers) yang memiliki para gro pasar
sentral dan distributor, mereka membeli berdasarkan perinta dari pemberi
tugas dengan kualitas tertentu. dengan kata lain menjadi agen perantara.

3.Menurut jenis yang barang yang diperdagangkan, terdiri atas:


a. Grosir barang umum (general line) dapat memenuhi setiap kebutuha
pedagang eceran karena mempunyai bermacam-macam produk dan
mengambil keuntungan dari order yang cukup besar, misalnya sabun rokok,
kertas, biskuit, kosmetik, minuman, kecap, dan sebagainya.
b. Grosir barang khusus (specialty wholesalers) bergerak di bidang penjualan
bahan pangan dan obat-obatan seperti pakaian jadi. Karena mengkhususkan
diri di dalam penjualan barang, biasanya dapat menguasai pengetahuan
barang yang diperdagangkannya.

4.Menurut lapangannya
a. Grosir melayani pabrik (mill supply wholesalers atau industrial disributora).
Mereka menjual berbagai barang hasil industri yang dibelinya ke pabrik-
pabrik.
b. Penjual barang khusus ke pabrik (single line wholesalers). Grosir ini
memperdagangkan produk khusus untuk dijual kepada macam-macam
pembeli industri dan bertindak sebagai drop shipper, contohnya grosir
kertas, grosir bahan kimia, grosir baja, dan grosir alat perkantoran.

5.Menurut daerah operasi atau daerah yang dilayaninya


a. Grosir tingkat nasional (national wholesalers) yaitu grosir yang daerah
kerjanya meliputi wilayah seluruh negara.
b. Grosir tingkat propinsi (regional wholesalers) grosir yang tidak berusaha
untuk mendistribusikan produk-produk mereka ke seluruh negara, tetapi
hanya menjangkau daerah luas meliputi seluruh daerah bagian atau propinsi.
c. Grosir lokal (lokal wholesalers) daerah kerjanya pada sebuah kota besar
atau bagian dari kota atau bagian dari kota atau kota kecil yang letaknya
berdekatan
CONTOH SEORANG WIRAUSAWAN

Nama Bisnis : Djarum


Bidang Bisnis : Tembakau

Robert Budi Hartono adalah wirausahawan sukses dibalik besarnya


perusahaan rokok PT. Djarum Super.

Djarum sendiri awalnya merupakan perusahaan kecil bernama Djarum


Gramophon. Pada 1951, Djarum Gramophon dibeli oleh ayah Budi Hartono
dan rebranding dengan nama Djarum.

Namun, pabrik tembakau Djarum sempat mengalami kebakaran besar di


tahun 1963 dan nyaris tak bersisa. Untuk bangkit kembali, Budi dan adiknya
melakukan inovasi dengan menciptakan berbagai varian produk rokok
terbaru.

Hingga pada 1972, Djarum dapat berkembang dan berekspansi. Misalnya,


mulai menggunakan mesin produksi rokok, mengekspor produk ke luar
negeri, dan lainnya.

Tak sampai disitu, Budi Hartono kini juga menjadi pemegang saham terbesar
Bank Central Asia (BCA).

Tak heran, Robert Budi Hartono didapuk sebagai pebisnis sukses sekaligus
orang terkaya nomor satu di Indonesia selama 11 tahun oleh Forbes. Total
kekayaannya pun mencapai USD21.3 miliar atau setara dengan Rp303 triliun.

Nama Bisnis : Bukalapak


Bidang Bisnis : Marketplace
Tokoh wirausahawan yang sukses selanjutnya adalah Achmad Zaky melalui
marketplace Bukalapak. Sesuai namanya, Bukalapak yang berasal dari kata
“membuka lapak”, memiliki misi “fair economy for all”.

Dan untuk mewujudkan misi tersebut, Achmad Zaky menginisiasi beberapa


inovasi yang dikhususkan bagi para UKM, seperti:

1001 Program Pelapak – Menetapkan fee rendah kepada Super Seller.


Kontes Pelapak Indonesia – Membekali UKM dengan edukasi dan pelatihan
pengembangan bisnis, serta mengadakan kompetisi penjualan.
Digitalisasi Warung (Mitra Bukalapak)- Menyediakan teknologi untuk UKM
offline.
Baca juga: Rahasia Sukses UMKM Go Online: Siapkan 4 Hal Ini!

Dengan begitu, Achmad Zaky memberikan wadah bagi pelaku UMKM untuk
mendapat akses yang sama terhadap modal, dapat memanfaatkan teknologi,
memanfaatkan infrastruktur, dan terhubung dengan konsumen melalui
Bukalapak.

Strategi bisnis Achmad Zaky sukses membuat Bukalapak memiliki 110+ juta
pengguna dan 15 juta mitra UMKM. Bahkan, marketplace ini berhasil menjadi
startup unicorn dengan valuasi USD 1,5 miliar atau Rp21,9 triliun pada tahun
2017.
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Setiap orang bisa mempunyai usaha
BAB 1

PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI),kata wirausaha merupakan
gabungan dari dua kata yang masing masing memiliki arti,wira dapat diartikan
sebagai pahlawan atau laki-laki,sedangkan kata usaha merupakan sebuah kegiatan
dengan mengerahkan tenaga dan pikiran untuk mencapai suatu
maksud.Sementara itu,pengertian kewirausahaan adalah suatu usaha untuk
menetuntukan,mengembangkan,kemudian menggabungkan
inovasi,kesempatan,dan cara yang lebih baik agar memiliki nilai yang lebih dalam
kehidupan .
Ada beberapa pengertian dari beberapa ahli seperti menurut Richard Cantillon
(1775) Kewirausahaan sebagai pekerjaan itu sendiri ( wirausaha). Seorang
pengusaha membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada
masa yang akan datang dengan harga tertentu dan menjualnya pada masa yang
akan dating dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada
bagaimana seseorang beresiko atau ketidakpastian. Kewirausahaan termasuk
penggerak roda ekonomi. Kewirausahaan berperan penting dalam menciptakan
lapngan kerja baru, menyerap tenaga kerja, mendorong inovasi dan kemandirian
masyarakat, serta meningkatkan daya saing Negara.
Di Indonesia sendiri, sector kewirausahaan adalah banyak digeluti oleh para
pelak usaha kecil atau UMKM. Wirausaha juga membantu pemerintahan
mengurangi jumlah pengangguran. Seorang pedagang kaki limapun bisa disebut
sebagai pelaku usaha. Dikutip dari Gramedia.com, dalam memainkan usaha,
ketika seorang wirausahawan membuat perencanaan,pasti memiliki tujuan.Besar
atau pun kecil,kegiatan wirausahaan adalah berdampak pada kehidupan.Tujuan
kewirausahaan adalah sebagai berikut :
1. Mendukung usaha-usaha kecil
2. Kesejahteraan masyarakat terangkat
3. Menunmbuhkan semangat kewirauasahaan

Di Indonesia sendiri setiap tahunnya terjadi peningkatan dalam angka


pengangguran yang hal itu di sebabkan oleh ketidakseimbangan dalam jumlah
pekerja dengan tersedianya lapangan kerja, dan itulah salah satu alasan mengapa
dibutuhkan sebuah kewirausahaan . Dalam dunia kerja sendirinya nanti sangat
dibutuhkan pekerja yang tak hanya ahli dalam suatu bidang tetapi juga harus
terdidik dan terlatih karena nantinya akan banak pesaing yang jumlahnya tak dikit
dalam dunia kerja. Dengan perbandingan angka yang cukup jauh antara angkatan
kerja dan lapangan kerja yang dimana banyaknya angkatan kerja daripada
lapangan kerja membuat beberapa juta orang menganggur yang disebabkan oleh
hal itu. Dimana banyaknya mahasiswa atau maupun lulusan perguruan tinggi yang
tidak memanfaatkan peluang usaha dan focus untuk melamar pekerjaan telah
menambah jumlah pengangguran di Indonesia.
Dengan menyadari hal tesebut pemerintahan mencoba mencari solusi untuk
hal itu dengan menetapkan mata kuliah kewirausahaan di perguruan tinggi.
Setidaknya dengan hal ini diharapkan mahasiswa mampu mengembangkan
semangat kewirausahaan dan memberi kualitas yang baik dan terdidik terhadap
mahasiswa. Dengan di adakan mata kuliah ini diharapkan mahasiswa bisa
meggeluti bidang kewirausahaan dalam kehidupannya meskipun mereka
mengambil jurusan yang tak ada kaitannya dengan kewirausahaan, dan dengan
adanya mata kuliah ini mahasiswa akan di ajarkan tentang ide peluang
kewirausahaan dalam kehidupan, dapat mengidentifikasi, sumber-sumber peluang
potensial kewirausahan dan memiliki bekal pengetahuan tentang kewirausahaan.
Sebagai mahasiswa juga harus mampu menciptakan ide-ide-ide yang kreatif dan
inovatif dalam merencanakan dan membuat satu hal yang baru yang berguna
untuk dirinya sendiri dan karirnya untuk kedepannya.Meskipun mahasiswa
mempunyai potensi yang berbeda-beda,namun semua orang bisa menjadi
wirausahawan karna pada hakikatnya wirausahawan bukan hanya sebagai
pedagang tetapi bagaimana seseorang mengubah barang yang tidak ada nilainya
menjadi suatu barang yang bernilai tinggi.
Orang yang berwirausaha jelas dapat menghasilkan penghasilan yang jauh
lebih baik jika dibandingkan dengan menjadi pegawai. Berwirausaha menjadi
contoh baik bagi anggota masyarakat lain yaitu sebagai pribadi yang unggul dan
patut dicontoh, diteladani karena seorang wirausaha itu adalah orang yang berani
bertanggung jawab dan berani mengambil resiko.Perkembangan teknologi pada
saat ini yang semakin maju juga membawa dampak kemajuan dalam berbagai
bidang, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus di ikuti dengan
dengan meningkatnya SDM yang berkualitas.
Salah satu cara untuk meningkatkan SDM adalah melalui pendidikan.
Pemerintah melalui pendidikan juga menerapkan pendidikan kewirausahaan di
lingkungan sekolah. Hal tersebut bertujuan agar generasi penerus bangsa mampu
memiliki semangat dan jiwa berdaya saing yang tinggi dikehidupan mendatang
dan dapat menumbuhkan perekonomian bangsa. Tercantum dalam Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem atau tujuan pendidikan nasional pasal
3 yang berbunyi:Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa, yang bertujuan untuk mengembengkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.Pendidikan
kewirausahaan sebagai salah satu solusi terciptanya wirausaha baru yang
diharapkan mampu menciptakan berbagai manfaat bagi sekitar perlu diajarkan
sejak dini diberbagai jenjang pendidikan termasuk perguruan tinggi.
Kewirausahaan merupakan salah satu langkah untuk menekan tingginya angka
pengangguran, tingkat kemiskinan dan mampu menumbuhkan perekonomian.
Tujuan utama dari diselenggarakannya pendidikan kewirausahaan khususnya di
lingkungan perguruan tinggi, diharapkan mahasiswa mampu menumbuhkan
mental berwirausaha yang berani, tekun, kreatif, mandiri, serta menjadi pribadi
yang siap untuk bersaing. Menjadi wirausaha seringkali dipandang sebelah mata
karena wirausaha seringkali dihadapkan pada situasi keseharian yang tidak pasti,
penuh rintangan, dan frustasi yang berkaitan dengan proses pendirianusaha baru
yang sering kali mengalami kegagalan. Padahal kewirausahaan memiliki peran
penting dalam kehidupan dan pembangunan bangsa. Menurut Ari Fadiati dan
Dedi Purwana (2011:2) jumlah wirausahawan hanya 0,18% dari total jumlah
penduduk Indonesia saat ini. Faktanya untuk perekonomian yang kuat dibutuhkan
lebih dari 2,5% dari total penduduk suatu negara.
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya minat
berwirausaha antara lain karakteristik, lingkungan keluarga, lingkungan sekitar,
kepribadian dan motif berwirausaha. Selain itu modal awal seseorang
berwirausaha adalah adanya kemauan, kemampuan dan pengetahuan. Seperti yang
dikemukan Suryana (2011:5) wirausahawan yang sukses pada umumnya adalah
mereka yang memiliki kompetensi dan mampu menciptakan sebuah peluang,
yaitu yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kualitas individual yang
meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi serta tingkah laku yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan atau kegiatan.

Dengan demikian, mahasiswa perlu memunculkan minat dalam dirinya


untuk menciptakan usaha, yang paling tidak bermanfaat untuk dirinya
sendiri.Seperti yang dikemukakan Alma(2011:1) bahwa semakin maju suatu
Negara akan semakin banyak orang terdidik dan semakin penting dunia
wirausaha. Wirausaha merupakan salah satu pendukung yang dapat menentukan
maju mundurnya perekonomian suatu negara karena bidang wirausaha
mempunyai kebebasan untuk berkarya dalam menciptakan inovasi. Dengan
demikian minat memiliki pengaruh untuk melakukan apa yang menjadi
keinginkan pada obyek tertentu. Masalah yang dialami para mahasiswa sekarang
yaitu masalah pekerjaaan. Mahasiswa cenderung berfikir bagaimana nantinya bisa
diterima bekerja sesuai dengan gelar kesarjanaannya dan dengan gaji yang sesuai.
Hal ini menjadi sebuah fenomena yang semakin mengkhawatirkan karena
membuktikan bahwa pola pikir para sarjana umumnya berorientasi menjadi
pegawai negeri atau karyawan swasta, padahal lapangan kerja baik di swasta dan
negeri sangat terbatas dibanding angkatan kerja. Salah satu motivasi yang
diperlukan mahasiswa dalam berwirausaha berasal dari perguruan tinggi itu
sendiri yaitu dengan membekali pengetahuan tentang kewirausahaan. Melalui
pengajaran kewirausahaan mahasiswa diajak dan diarahkan agar mereka mampu
membuka wawasan bahwa berartinya kewirausahaan karena dapat dijadikan
potensi untuk dapat memberikan kehidupan yang lebih baik.
Kewirausahaan sendiri juga biasanya disebut dengan berbisnis, dalam
pengelolaan bisnis dibutuh manusia yang baik, dimana pengelolaan bisnid secara
etik harus menggunakan landasan norma dan moralitas umum yan berlaku di
masyarakat. Bisnis juga memegang peranan penting bagi kehidupan manusia dan
bisnis dapat memutar roda perekonomiansuatu Negara. Kegiatan bisnis sendiri
dapat didefinisikan sebagai pertukaran barang, jasa atau uang yang saling
menguntungkandan juga harus memberikan manfaat bagi orang yang terlibat
dalam kegiatan bisnis tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu ide kewirausahaan
2. Apa saja ide kewirausahan
3. Apa saja sumber-sumber potensial peluang
4. Bagaimana bekal pengetahuan dan kewirausahaan
C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui ide kewirausahaan
2. Untuk mengetahui apa saja ide kewirausahaan
3. Untuk mengetahui sumber-sumber potensi peluang
4. Untuk mengetahui bekal pengetahuan dan kewirausahaan

BAB II
PEMBAHASAN

1.1 PENGERTIAN KEWIRAUSAHAN

Menurut Instruksi Presiden RI NO 4 tahun 1995 kewirausahaan adalah


semangat, sikap, prilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan
atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara
kerja, tehnologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka
memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang
lebih besar (Sunarya, Sudaryono.2011)
Wirausaha adalah seorang yang memutuskan untuk memulai suatu bisnis, sebagai
pewarabala (flanchisor) menjadi terwaralaba (franchisor) memperluas sebuah
perusahaan, membeli perusahaan yang sudah ada, atau barangkali meminjam uang
untuk memproduksi suatu produk baru, atau menawarkan suatu jasa baru, serta
merupakan manajer dan penyandang resiko.
Dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah hal-hal atau upaya-upaya
yang berkaitan dengan penciptaan atau usaha atau aktifitas bisnis atas dasar
kemauan sendiri dan atau kemampuan sendiri. kewirausahaan atau wiraswasta
adalah orang-orang yang memiliki sifat kewirausahaan /dan umumnya memiliki
keberanian dalam mengambil resiko terutama dalam menangani usaha atau
perusahaannya dengan berpijak pada kemampuan dan atau kemauan
sendiri(Sunarya, Sudaryono.2011).

1.2 IDE KEWIRAUSAHAAN


Kewirausahaan menambah nilai suatu barang dan jasa melalui inovasi.
Keberhasilan dapat dicapai bila mana kewirausahaan menggunakan produk,
proses, dan jasa inovasi sebagai alat untuk menggali perubahan. Oleh sebab itu
inovasi merupakan instrumen penting untuk memberdayakan segala sumber guna
menghasilkan sesuatu yang baru dan menciptakan nilai secara terus menerus.
Wirausaha dapat menciptakan nilai dengan mengubah tantangan menjadi peluang
melalui berbagai idennya sehingga pada akhirnya ia menjadi pengendali usaha.
Semua tantangan bisa menjadi peluang apabila terdapat inovasi, misalnya
menciptakan permintaan melalui penemuan baru. Dengan penemuan baru,
pengusaha mengendalikan pasar, menciptakan konsumen untuk produksinnya.
Kewirausahaan Kewirausahaan (entrepreneurship) melibatkan penciptaan ide-ide
bisnis dan kemauan untuk Di sekitar sekolah kita pun peluang selalu ada.
Sebenarnya apa pengertian peluang usaha? Saat ini, kata “Peluang Usaha” cukup
populer di Indonesia dan sering kita dengar setiap hari. Untuk mengetahui peluang
usaha lebih akurat, kita perlu mengetahui arti masing-masing kata tersebut. Kata
“Peluang Usaha” terdiri dari dua kata, yaitu; Peluang yang artinya kesempatan,
dan Usaha yang artinya upaya dengan berbagai daya untuk mencapai tujuan atau
sesuatu yang diinginkan.
Menurut Muqorobindan & Nasir (2004:30) berpendapa bahwa “Peluang usaha
akan muncul dalam setiap prekonomian bilamana dalam masyarakat masih
terdapat kebutuhan yang belum terpenuhi”. Seoang wirausaha haruslah pandai
melihat peluang, karena dengan adanya peluang maka lapangan usaha baru dapat
diciptakan. Tidak hanya pandai dalam melihat peluang, seorang wirausaha harus
juga memiliki kepekaan, kreatifitas, inovasi dan keberanian dalam mengambil
resiko. Peluang bias muncul karena beberapa hal yaitu
1. Masalah–masalah
masalah adalah sesuatu yang menyusahkan, merugikan dan lain sebagainya.
Namun setiap selalu memiliki jalan
keluar. Dan halm itulah yang ditawarkan oleh para wirausahawan yang melihat
masalah sebagai peluang usaha.
2. Kebutuhan-kebutuhan : manusia memiliki berbagai kebutuhan yang harus
dipenuhi, mulai dari kebutuhan dasar hingga pengembangannya. Segala
kebutuhan manusia akan melahirkan sebuah permintaan dan penawaran yang
membuka peluang usaha bagi wirausaha yang dapat memanfaatkannya.
3. Keinginan-keinginan : manusia memiliki keinginan yang tidak terbatas, baik
dari jenis maupun jumlahnya. Oleh karena itu peluang yang muncul dari
keinginan-keinginan manusia pun jumlahnya tak terbatas banyaknya.
4. Diciptakan
: peluang muncul karena diciptakan adalah suatu peluang yang muncul dari ide
kreativitas para wirausahawannya, peluang, inovasi, kreatifitas dan keberanian
mengambil resiko saja tidak cukup, karena seorang wirausaha juga harus
memiliki keberuntungan. Keberuntungan adalah pertemuan antara persiapan
dengan kesempatan (peluang). Kesempatan dalam melihat sebuah peluang adalah
suatu langkah awal untuk dapat meruba pola piker kita dan memicu kreativitas
sehingga kita dapat memanfaatkan peluang yang ada dengan maksimal. Orang
yang berwirausaha jelas dapat menghasilkan penghasilan yang jauh lebih baik
jika dibandingkan dengan menjadi pegawai. Berwirausaha menjadi contoh baik
bagi anggota masyarakat lain yaitu sebagai pribadi yang unggul dan patut
dicontoh, diteladani karena seorang wirausaha itu adalah orang yang berani
bertanggung jawab dan berani mengambil resiko.Perkembangan teknologi pada
saat ini yang semakin maju juga membawa dampak kemajuan dalam berbagai
bidang, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus di ikuti dengan
dengan meningkatnya SDM yang berkualitas.

Dengan demikian produsen tidak lagi bergantung pada konsumen seperti


pada filsafat pemasaran yang konvensional. Menurut zimmerer, bagi wirausaha,
ide dapat menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan ril di pasar. Ide-ide itu
menciptakan potensi pasar yang sekaligus merupakan peluang usaha. Dalam
mengevaluasi ide untuk menciptakan potensi (peluang usaha), kewirausaha perlu
mengindentifikasi dan mengevaluasi semua resiko yang mungkin terjadi dengan
cara:
1.Mengurangi risiko melalui strategi yang proaktif.
2.Menyebarkan risiko ke aspek-aspek yang paling mungkin.
3.Mengelolah risiko yang mendatangkan nilai atau manfaat.
Risiko managenent adalah suatu proses dimana manajer perusahaan
mengidentifikasi risiko pada seluruh bagian organisasi yang berpotensi untuk
menimbulkan kerugian dan kemungkinan mengembangkan rencana untuk
meniadakan atau memperkecil jumlah kerugian yang mungkin terjadi. Tujuan
menajemen risiko adalah meminimalkan dampak merugikan sebagai akibat dari
timbulnya risiko adalah merencanakan sumber daya secara efektif guna
mengembalikan keseimbangan dan keefektifan operasional organisasi sesudah
mengalami gangguan kerugian yang sangat hebat.
Ada tiga risiko yang dapat dievaluasi, yaitu :
1.Resiko pasar atau persaingan.
2.Resiko finansial,
3.Resiko teknis.
Risiko pasar terjadi akibat ada ketidakpastian pasar, Resiko finansial terjadi
akibat rendahnya hasil penjualan dan tingginya biaya. Resiko teknis terjadi akibat
berbagai faktor, seperti lingkungan ekonomi, teknologi, demografi, dan sosial
politik.
Menurut zimmerer (1996), kreatifitas sering kali muncul dalam bentuk ide
untuk menghasilkan barang atau jasa baru. Ide bukanlah peluang dan tidak akan
muncul bila wirausaha tidak melakukan evaluasi pengamatan secara terus
menerus. Banyak ide yang betul-betul asli, akan tetapi sebagian besar peluang
tercipt tercipta ketika wirausaha memilih cara pandang baru terhadap ide lama.
Pertanyaannya, bagaimana ide menjadi peluang? Terdapat beberapa jawaban atas
pertanyaan ini, antara lain:
1. Ide dapat digeneralkan secara internal melalui perubahan metode yang lebih
baik di
dalam melayani dan memuaskan pelanggan.
2. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru.
3. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi pekerjaan atau melakukan
pekerjaan.

Hasil dari ide secara keseluruhan adalah perubahan dalam bentuk arahan atau
petunjuk bagi perusahaan atau kreasi baru pada barang yang dihasilkan
perusahaan. Banyak wirausaha berhasil bukan atas ide sendiri tetapi dari hasil
mengamati dan menerapkan ide orang lain yang kemudian dibuah menjadi
peluang. Peluang untuk memasuki dunia usaha dapat diperoleh melalui berbagi
jalan masuk. Alternatif mana yang akan digunakan sangat tergantung situasi dan
kondisi calon.
1.3 Sumber-sumber potensi peluang
Peluang Usaha Peluang wirausaha sebenarnya tidak perlu dicari jauh-jauh. berada
di sekitar kita dan menanti-nanti untuk diubah menjadi uang. Bagi orang yang
memiliki modal, kesempatan mengubah peluang menjadi uang jelas menjadi lebih
luas. Contoh yang menarik, di masyarakat kita ada istilah “panas dalam” untuk
menyatakan salah satu jenis sakit yang tidak jelas definisinya. Dokter pun akan
berbeda-beda dalam mendefinisikan istilah itu. Bagi yang jeli, ternyata hal
tersebut merupakan peluang untuk menciptakan produk “pendingin” panas dalam.
Hingga saat ini telah terdapat beberapa merek di pasaran. Hal ini membuktikan
bahwa produk tersebut memang merupakan kebutuhan yang laku dipasarkan. Kita
tidak perlu khawatir akan kehabisan peluang. Peluang usaha itu selalu ada dan
tidak akan pernah habis sampai kapan pun, kecuali akhir jaman. Di sekitar sekolah
kita pun peluang selalu ada. Sebenarnya apa pengertian peluang usaha? Saat ini,
kata “Peluang Usaha” cukup populer di Indonesia dan sering kita dengar setiap
hari. Untuk mengetahui peluang usaha lebih akurat, kita perlu mengetahui arti
masing-masing kata tersebut. Kata “Peluang Usaha” terdiri dari dua kata, yaitu;
Peluang yang artinya kesempatan, dan Usaha yang artinya upaya dengan berbagai
daya untuk mencapai tujuan atau sesuatu yang diinginkan. Secara sederhana,
pengertian peluang usaha adalah kesempatan yang dimiliki seseorang untuk
mencapai tujuan (keuntungan, uang, kekayaan) dengan cara melakukan usaha
yang memanfaatkan berbagai sumber daya yang dimiliki.

Agar ide-ide yang potensial dapat menjadi peluang bisnis, wirausaha harus
bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang itu secara terus menerus. Proses
penjaringan ide potensial sehingga menjadi produk dan jasa yang sesungguhnya.
Langkah penjaringan ide dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Menciptakan produk baru dan berbeda.
Ketika ide diwujudkan, misalnya dalam bentuk barang atau jasa baru, produk dan
jasa
tersebut harus bersaing dengan produk dan jasa yang sudah ada di pasar. Produk
dan jasa
tersebut harus menciptakan nilai bagi pelanggannya. Agar berguna, barang dan
jasa harus
bernilai bagi pelanggan. Oleh sebab itu wirausaha harus benar-benar mengetahui
prilaku
konsumen di pasar. Dalam mengamati prilaku pasar, paling sedikit ada dua unsur
yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Permintaan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan.
b. Waktu penyerahan dan waktu permintaan barang atau jasa.
Dengan demikian menjadi jelas bahwa wirausaha yang sukses perlu
menciptakan produk dan jasa unggulan, misalnya, apakah produk yang berupa
barang dan jasa itu dapat meningkatkan efesiensi bagi pemakai? Berapa besarnya?
Apakah perbaikan dalam efesiensi bagi pemakai? Berapa besarnya? Apakah
perbaikan dalam efesiensi itu juga diketahui pembeli potensial? Berapa persen
target yang ingin dicapai dari segi segmentasi pasar tersebut? Pertanyaan-
pertanyaan harus dijawab didalam penciptaan peluang. Contoh: flasdisk yang juga
berfungsi sebagai web camera, yaitu dapat diberi logo sesuai dengan pesanan
pelanggan untuk sarana promosi produk atau yang lain. Flasdisk ini dapat
diperdagangkan atau sebagai hadiah peluncuran produk baru perusahaan. Bentuk
warna packaging maupun logo flasdisk bisa disesuaikan dengan permintaan
pelanggan.

Apabila kewirausahaan fokus pada segmen pasar, peluang itu tergantung pada
prilaku segmen. Kemampuan untuk memperoleh peluang sangat bergantung pada
kemampuan wirausahan itu untuk menganalisis pasar dalam berbagai spek,
meliputi:
a. Kemampuan menganalisis demoografi pasar.
b. Kemampuan menganalisis sifat serta tingkah laku persaing.
c. Kemampuan menganalisis keungguan bersaing dan kevakuman persaing yang
dapat dijadian sebagi peluang.
2. Mengamati pintu peluang.
Kewirausahaan harus mengamati segala potensi yang dimiliki pesaing,
misalnya kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru, dukungan
keuangan, dan keunggulan lain yang dimiliki pesaing. Kemampuan pesaing untuk
mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi dengan mengamati kelemahan dan
risiko dalam menanamkan modal barunya.
Menurut zimmerer (1996:87), ada beberapa keadaan yang dapat menjadi
peluang
yaitu :
a. Produk baru harus segera dipasarkan dalam jangka waktu yang relatif singkat.
b. Kerugin teknik harus rendah. Oleh karena itu prnggunaan teknik harus
dipertimbangkan sebelumnya.
c. Saat dimana persaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan stategi
produknya.
d. Pesaing tidak memiliki teknologi canggih.
e. Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan posisi
pasarnya.
f. Perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber untuk menghasilkan
produk barunya.
3. Analisa produk dan proses produksi.
Analisa ini sangat penting untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas produk
yang dihasilkan sudah memadai. Berapa biaya yang kita keluarga untuk membuat
produk tersebut? Apakah biaya
4. Menaksir biaya awal, yaitu biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru.
Dari mana sumbernya dan digunakan untuk apa? Berapa biaya yang diperlukan
untuk operasi, perluasan, dan lainnya?
5. Memperhitung resiko yang mungkin terjadi, misalnya resiko teknik, finansial,
dan
pesaing.Resiko persaing adalah kemampuan dan kesedian kesediaan pesaing
untuk
mempertahankan posisinya di pasar. Resiko pesaing meliputi:
a. Kemungkinkan kesamaan dan keunggulan produk apa yang dikembangkan
pesaing?
b. Ringkat keberhasilan apa yang telah dicapai oleh persaing dalam
mengembangkan
produk yang diperkenalkannya.?
c. Seberapa jauh dukungan keuangan persaingan bagi pengembangan produk yang
diperkenalkannya?
d. Apakah perusahaan baru cukup kuat untuk mengatasi serangan-serangan
pesaing?
Resiko teknis berhubungan dengan proses pengembangan produk yang sesuai
dengan
yang diharapkan atau berhubungan dengan objek penentu apakah ide secara aktual
dapat ditransformasi menjadi produksi yang siap dipasarkan dengan kapabilitas
dan
karakteristiknya(Sunarya, Sudaryono. 2011)
1.4 MENCARI IDE USAHA
Ketika anda akan memulai usaha, pasti ada merasa ketakutan. Jika anda
merasa khawatir,berarti anda memiliki kebiasan buruk yang dinamakan
mentalblocing.Mentalblocing mengacu pada seseorang yang mengalami ketakutan
untuk memulai, khawatir untuk memulai, serta sulit untuk memulai.
Mentalblocing perlu disingkirkan, caranya adalah dengan mengubah pola piker
yang selama ini tercipta di kepala.Kebingungan sebelum memulai usaha memang
biasanya muncuk karena seseorang tidak tidak memiliki wawasan yang terbuka
tetang berbagai hal di dunia bisnis.
Untuk itu, ada baiknya anda yang ingin berbisnis lebih mengembangakan
pengetahuan di berbagai bidang. Jadi, jangan anda bisa cepat melangkahkann kaki
ke dunia bisnis jika anda malas mengggali informasi dan pengetahuan di berbagai
bidang di dunia bisnis. Jadi, perluaslah cakrawalan pengetahuan anda sebelum
memulai bisnis. Ketika mencari ide usaha, anda perlu melakukan analisis peluang
usaha yang anda pilih, yaitu dengan strategi sebagai berikut:
1. Kenalilah kemampuan/potensi diri Anda
Sebuah usaha akan mencapai kesuksesan apabila usaha tersebut di jalankan
sesuai
dengan kemampuan diri. Untuk itu, pertimbangkanlah dengan matang bidang
usaha mana yang kiranya tepat dengan kemampuan dalam diri anda. Jangan
sekali-kali memilih bidang usaha yang sama sekali tidak anda kuasai karena akan
membuat usaha anda berantakan dan uang anda akan terbuang percuma.
2. Pilih bidang usaha yang cocok
Untuk mencapain tujuan usaha sesuai dengan yang anda harapkan anda harus
bisa memilih bidang usaha yang cocok dengan diri dan kemampuan keuangan
yang anda miliki.
3. Analisis masa depan usaha yang dipilih
Agar anda tidak kecewa terhadap bidang usaha yang telah anda pilih. Cobalah
andaanalisis sendiri apakah usaha tersebut bisa bertahan lama. Analisislah
bagaimana pertumbuhan usaha tersebut kelak lakukan riset kecil. Jangan sampai
anda menyesal karena memasukan usaha yang salah. Riset ini dapat membantu
anda menyiasati strategi usaha serta mengenali keunggulan dan kelemaha pesaing-
pesaing usaha anda. Saat anda menemuaka berbagai alternative pilihan bisnis,
anda harus dengan teliti mempertimbangkanya.
Semua memiliki peluang baik dan resiko. Pertimbangan kemampuan modal
anda. Jika masih bingung juga, coba lihat peluang pasarnya, mana yang bisa
dilakukan segera. Masih bingung juga? Pertimbang masa depan bisnis yang di
pilih. Misalnya, bisnis wartel saat ini memili prospek yang kurang baik di
bandingkan yang lain. Pemilih usaha pun perlu tekad dan ketekunan. Kalau tidak,
banyak banyak waktu yang akan terbuang dan pada akhirnya anda malah
berkesimpulan “rasanya saya memang tidak punya bakat bisnis” padahal ini
bukan soal bakat, ketekunan anda saja yang tahan diuji oleh beragam pilihan.
Setelah ide bisnis terpikirkan, anda bisa menambah infomasi yang dapat dijadikan
peluang bisnis, seperti mengunjungi pusat perbelanjaan. Di pusat perbelanjaan,
anda dapat melihat deretan outlet yang menjual beraneka ragam barang dagangan.
Ada dapat memperhatikan outlet apa saja yang ada, bagaiman pelayananya,
berapa banyak pengunjungnya ke masing-masing outlet, dan sebagainya.
Anda juga bisa mengunjungi kota lain, daerah lain, atau di negeri lain yang
pasti anda akan menemukan jenis usah yang tidak ada di kota anda. Sampai disini,
bukan berarti anda akan meniru usaha yang ada di tempat lain untuk di dirikan di
kota anda. Kalaupu anda berminat, tidak ada yang salah. Tidak ada yang
melarang, selama usaha itu layak untuk di dirikan di kota anda. Begitu pula
sebaliknya, jenis usaha di daerah anda yang tidak ada di daerah yang dikunjungi
pun bisa di dirikan. Ini merupakan salah satu peluang. Contohnya, bila anda
berkunjung ke bali, ada toko souvenir yang usaha intinya adalah menjual kaus
yang bewarna jogger, jogger bukan sekedar menjual kaus, namun menjual
keunikan karena jogger tidak membuka cabang di tempat lain. Selanjutnya, anda
perlu mengetahui cara untuk memulai usaha yang baik dan benar. Segala
sesuatunya akan berjalan baik apabila diawal baik dan benar.

1. Bidang Usaha
Tentukan lebih dulu bidang usaha apa yang anda ingin jalankan. Pada
prinsipnya, semua bidang usaha tersebut bisa di bagi, menjadi:
a.Bidang usaha yang jarang atau belum ada.
Beberapa dari anda mungkin ragu bila ingin memulai bidang usaha yang belum
ada atau yang masih jarang di lakuakan tapi itu buka berarti bahwa anda tidak
akan sukses.
b. Bidang usaha yang sudah banyak dilakukan.
Bisa juga anda memulai bidang usaha yang sudah banyak dilakukan. Namun,
banya juga orang yang ragu untuk memulai bidang usaha yang sudah banyak
dijalankan. Sebagai contoh, banyak wanita ragu untuk membuka butik karena di
sekitarnya sudah banyak yang melakukan.
Sebenarnya, walau butik anda baru berdiri, tapi kalu baju-baju yang anda jual
mempunyai kelebihan atau ciri khas di bandingkan pesain anda, selalu ada
peluang untuk berhasil. Belum lagi factor pelayanannyang baik, walau usaha ini
banyak pesainhanya, peluang untuk berhasil tetap terbuka.
2. Lokasi
Dimana anda ingin membuka usaha? Dirumah sendiri, menyewa tempat kecil
di pinggir jalan, atau anda ingin menyewa sebuah ruko? Janga lupa bahwa dalam
beberapa jenis bidang usaha, lokasi memegang peranan yang cukup penting. Anda
sendirilah yang harus menentukan lokasi yang tepat untuk usaha anda. Sekali lagi,
lokasi memegang peranan yang sangat penting.
3. Pelanggan
Bagaimana cara anda untuk mendapatkan pembeli barang dagangan anda? Atau
bila itu usaha jasa, bagaimna cara anda mendapatkan klien?apakah anda akan
memulainya dengan mempromosikannya dari mulut ke mulut? Ada begitu banyak
cara untuk mempromosikan sebuah usaha hingga nantinya ada penjualan.
a. Pengalaman pribadi
Dasar utama ide awal adalah pengalaman pribadi, baik saat bekerja maupun di
rumah. Pengetahuan yang didapatkan dari pekerjaan yang terakhir maupun
sekarang seringkali membuat seseorang untuk melihat kemungkinanuntuk
memodifikasi produk yang telah ada, memperbaiki pelayanan, menduplikasi
konsep bisnis dalam lokasi berbeda.
b. Minat
Kadangkala minat tumbuh diluar statusnya sebagai minat dan menjadi bisnis.
c. Penemuan secara tidak sengaja
Dalam sumber yang ketiga ini melibatkan sesuatu yang disebut serendipitas
(kemampuan menemukan sesuatu) atau sejenis kemampuan untuk membuat
penemuan yang diinginkan secara tidak sengaja.
Siapapun dapat menemukan ide yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya wirausaha J.P Shyu yang menemukan ide hang it clip setelah dia
mengalami kesulitan untuk menempelkan data teknik mesin pada dinding.
d. Pencarian ide dengan penuh pertimbangan
Sebuah ide awal dapat muncul dari percobaan yang dilakukan oleh wirausaha
untuk menemukan ide baru, usaha pencarian yang sedemikian rupa dapat berguna
karena hal tersebut merangsang kesiapan pikiran.
C. Peluang seorang wirausahawan
Pada era modern sekarang ini, ada banyak peluang yang bisa dimanfaatkan oleh
wirausahawan, yaitu :
a. Perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi yang begitu cepat telah
mendorong percepatan perolehan informasi. Dan masyarakat terbentuk dengan
pola pikir yang bisa menfilter setiap informasi yang diperoleh dan memilh mana
informasi yang dianggap menarik dan tidak untuk diterapkan.
b. Tingkat income perkapita dan jumlah penduduk semakin bertambah, semua ini
diikuti dengan semakin meningkatnya tingkat kebutuhan yang diinginkan.
c. Tingkat pendidikan masyarakat diseluruh dunia semakin meningkat, ini dilihat
dari jumlah lulusan perguruan tinggi yang semakin banyak.
d. Peran wirausahawan dengan kemampuannya membuka usaha maka
memungkinkan terbukanya lapangan pekerjaan sehingga angka pengangguran
akan menurun. Dan ini otomatis bisa mengurangi beban negara.[4]

1.5 Sumber-sumber potensial peluang


Memulai bisnis bagi kebanyakan orang bukanlah hal yang mudah. Hal yang
klasik, banyak pertimbangan di sana sini sehingga tak jarang membuat orang
urung memulai bisnis. Semestinya memulai bisnis tidak menjadi salah satu
sumber ketakutan bagi setiap orang. Untuk menghilangkan ketakutan dalam
memulai bisnis, seseorang bisa membuat persiapan bisnis yang matang sehingga
dapat menjalaninya dengan optimistis.

Salah satu seminar Gerald Abraham salah seorang penasehat bisnis pada sebuah
firma hukum, juga pemilik dan direktur sebuah konsultan keuangan di tahun
2006, berisi tentang menjadi sukses dengan memahami 9 aspek penting sebelum
memulai usaha.
1. Memahami konsep produk atau jasa secara baik
Sebelum memulai suatu usaha maka hal yang terpenting adalah pemahaman kita
akan konsep produk atau jasa yang akan menjadi bisnis inti. Kita perlu memahami
bukan hanya secara teknis produksi tetapi juga pasar dan prospek mulai daripada
lingkungan yang terkecil kepada lingkungan yang terbesar. Dalam topik ini
dibahas secara menyeluruh aspek aspek yang penting dalam melakukan analisa
atas kelayakan dan prospek produk termasuk produk-produk yang sama sekali
baru dengan melihat sisi human behavior, kebutuhan pasar dan lainnya.

2. Membuat visi dan misi bisnis


Setiap orang yang mau memulai bisnis harus mengetahui visi dan misi yang akan
menjadi panduan seseorang untuk tetap fokus kepada tujuan bisnis dan organisasi
yang awal. Seringkali suatu usaha pada saat mulai berkembang pada tahap
berikutnya mengalami kegagalan karena organisasi tersebut tidak memfokuskan
diri kepada peningkatan kemajuan bisnis awal tetapi terlalu banyak mencoba
mengembangkan bidang usaha lain yang baru. Dalam topik ini setiap orang akan
belajar bagaimana membuat visi dan misi dalam kaitannya dengan latar belakang
pribadi dan pengetahuan usaha yang akan anda rintis. 3. Perlunya winning,
positive dan learning attitude untuk menjadi sukses
Sikap mental merupakan kunci keberhasilan atas usaha anda selain daripada
pemahaman usaha anda. there is no over night success sesuatu yang harus
dicamkan daripada setiap calon “entrepreneur” karena dibutuhkan waktu, sikap
tidak menyerah, proses belajar secara kesinambunga, dan melihat permasalahan
secara positif yang tidak membuat anda menjadi patah semangat namun melihat
setiap peluang dan belajar atas setiap kegagalan. Anda akan belajar untuk
mengembangkan sikap-sikap diatas untuk menjadi “bisnis entrepreneur” yang
sukses.
4. Membuat perencanaan dan strategi bisnis yang efektif akan menghindariusaha
daripada risiko bisnis dan keuangan.

Secara statistik hampir seluruh kegagalan bisnis kecil dan menengah disebabkan
karena tidak adanya atau kurang efektifnya perencanaan bisnis yang anda buat.
Asumsi-asumsi seperti kapasitas produksi, tingkat utilisasi produksi, proyeksi
kenaikan harga dan biaya dan aspek lainnya dalam perencanaan bisnis haruslah
menggambarkan secara akurat realitas pasar atau praktek yang ada dalam suatu
industri. Sistematika perhitungan dan proyeksi pendapatan dan biaya harus dibuat
secara tepat sehingga membantu setiap calon pengusaha untuk menghitung secara
akurat kebutuhan modal investasi dan modal kerja termasuk struktur biaya untuk
persiapan awal, tahap percobaan, produksi secara komersial, inventori, distribusi,
pemasaran, administrasi, sumber daya manusia dan juga komponen pendapatan
usaha yang terdiri dari pendapatan inti dan tambahan. Pemahaman yang baik atas
hal ini juga akan membantu calon entrepreneur untuk dapat mengindentifikasi
potensi resiko bisnis, manajemen dan keuangan dan membuat langkah langkah
pengendalian untuk dapat menghindari setiap resiko tersebut.
5. Pengetahuan dasar manajemen, organisasi dan sistem akan menghindari usaha
daripada risiko manajemen. Setiap usaha dari yang paling kecil sekalipun
membutuhkan manajemen yang baik untuk memastikan proses pemasaran,
produksi, distribusi dan penjualan berlangsung dengan baik. Sistem manajemen
yang buruk akan mengakibatkan adanya biaya yang tidak perlu seperti bahan baku
yang terbuang, pekerja yang tidak produktif karena pengawasan yang tidak efektif
dan deskripsi pekerjaan yang tidak jelas, koordinasi dan komunikasi antar
pegawai yang tidak efektif sehingga banyak keputusan yang terlambat, perekrutan
pegawai yang tidak efektif sehingga banyak pegawai yang keluar masuk dan
membuang banyak waktu dan biaya, pelatihan yang tidak baik sehingga
produktivitas pegawai yang rendah dan masih banyak lagi permasalahan
organisasi. Dalam topik ini kami akan memberikan pengetahuan dasar dan aspek-
aspek yang sangat penting yang harus dipelajari oleh calon bisnis entrepreneur
untuk menghindari resiko manajemen yang dapat menyebabkan kegagalan usaha.
6.Optimalisasi sumber daya manusia maka 50% usaha Anda sudah berhasil.
Sumber Daya Manusia atau SDM merupakan salah satu kunci keberhasilan usaha
yang sangat penting. Banyak pakar yang menyadari bahwasanya untuk memulai
usaha seringkali apabila kita merekrut pegawai yang tepat dan berpotensi sangat
baik dapat menutup kelemahan manajemen, organisasi dan sistim dalam jangka
pendek. Dengan SDM yang tepat maka kita sudah setengah jalan untuk menjadi
sukses. Topik ini akan membantu kita untuk memahami kriteria pegawai yang
baik dan sesuai dengan kebutuhan usaha, manajemen SDM secara umum
termasuk sistim penilaian kinerja pegawai sehingga setiap pegawai akan merasa
puas dan juga bagaimana memotivasi pegawai baik secara psikologi umum
maupun dengan sistim insentif untuk mengoptimalkan kinerja pegawai.
7.Mengapa kreativitas, kepemimpinan dan proses pembuatan keputusansangat
penting?Dalam memulai usaha umumnya setiap calon entrepreneur akan
mengalami banyak permasalahan dan krisis. Banyak kegagalan terjadi karena
kurangnya kreativitas, kepemimpinan dan pembuatan
keputusan yang tepat untuk mencari solusi yang baik. Kreativitas seperti “thinking
outbox” atau kemampuan melakukan analisa permasalahan di luar pemahaman
yang sudah ada dan mencari alternatif solusi yang kreatif akan sangat membantu
usaha anda untuk berhasil. Kreativitas juga akan sangat membantu anda untuk
menyesuaikan produk-produk anda agar dapat diterima oleh pasar dan juga
melihat berbagai peluang dalam membangun usaha anda. Kepemimpinan sangat
penting dalamkrisis untuk membuat setiap pegawai dan semua orang yang terlibat
dalam usaha anda percaya bahwasanya anda tidak panik, menjadi tempat last
resort solusi atas semua permasalahan dan menjadi panutan. Proses Pembuatan
Keputusan akan membantu anda dalam mencari alternatif solusi dan memilih
yang terbaik untuk usaha dan organisasi anda. Dalam topik ini anda akan
mendapatkan cara-cara mengembangkan kreativitas usaha anda, ciri-ciri
kepemimpinan yang cocok dengan latar belakang pribadi anda dan bagaimana
proses yang benar dalam membuat keputusan dalam setiap permasalahan.
8.Pengetahuan dasar pengelolaan keuangan dan pembiayaan
Pemahaman atas aspek ini adalah sangat penting dalam perkembangan usaha
anda. Seringkali produksi terganggu karena pengelolaan keuangan yang tidak baik
seperti kekurangan dana untuk pembelian bahan baku, alat-alat produksi dan
lainnya. Dalamtopik ini akan dibahas pengetahuan dasar atas cash flow atau arus
kas yang seperti darah dalam tubuh manusia, biaya pendanaan, pembiayaan modal
kerja dan investasi, struktur modal, aset perusahaan, penyertaan modal dan
lainnya.
9.Pemasaran, pelayanan dan product brand Pemasaran merupakan ujung tombak
keberhasilan penjualan produk atau jasa. Sebaik apapun produk atau jasa tanpa
pemasaran yang baik maka akan sangat sukar untuk meningkat penjualan dan
keuntungan usaha. Di lain pihak tanpa pelayanan yang baik kepada pelanggan
maka akan sangat sukar suatu usaha untuk memperoleh pelanggan yang loyal
yang merupakan kunci perkembangan usaha. Dengan pelanggan yang loyal maka
pekerjaan pemasaran akan lebih mudah karena pelayanan yang baik akan
menciptakan product brand yang baik kepada calon pelanggan baru. Dalam topik
ini akan dibahas secera menyeluruh semua aspek penting dalam membuat strategi
pemasaran, identifikasi pelayanan yang dibutuhkan pelanggan dan bagaimana
menciptakan product brand dan efeknya kepada keberhasilan usaha
Kewirausahaan – Bekal Pengetahuan dan Kompetensi Kewirausahaan

Untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki
adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan
tersebut dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau kompetensi. Komptensi
itu sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman.

Wirausahawan adalah seseorang yang memiliki jiwa dan kemampuan tertentu


dalam berkreasi dan berinovasi, ia memiliki kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda.
Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut tercermin dalam
* Kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start-up)
* Kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative)
* Kemampuan dan kemampuan untuk mencari peluang (opportunity)
* Kemampuan dan keberanian untuk menanggung resiko (risk bearing)
* Kemampuan untuk mengembangkan ide dan meramu sumber daya
Kemauan dan kemampuan-kemampuan tersebut diperlukan terutama untuk:
* Menghasilkan produk atau jasa baru
* Menghasilkan nilai tambah baru
* Merintis usaha baru
* Melakukan proses/teknik baru
* Mengembangkan organisasi baru
Agar ide-ide yang masih potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka
wirausaha harus bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-
menerus. Proses
penyaringan ide atau disebut proses screening merupakan suatu cara terbaik untuk
menuangkan ide potensial menjadi produk dan jasa riil. Adapun langkah dalam
penyaringan (screening) ide dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Menciptakan produk baru dan berbeda
Ketika ide dimunculkan secara riil atau nyata, misalnya dalam bentuk ide barang
dan jasa baru, maka produk dan jasa tersebut harus berbeda dengan barang dan
jasa yang ada di pasaran. Selain itu, produk dan jasa tersebut harus menciptakan
nilai bagi pembeli atau penggunanya. Oleh sebab itu, wirausaha harus benar-benar
mengetahui perilaku konsumen dipasar. Dalam mengamati perilaku pasar, paling
sedikit ada dua unsur pasar yang perlu diperhatikan :
1) Permintaan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan
2) Waktu penyerahan dan waktu permintaan barang atau jasa
Dengan demikian, jelaslah bahwa wirausaha yang sukses perlu menciptakan
produk dan jasa unggul yang memberikan nilai kepada konsumen.
Secara implisit, apabia wirausaha baru memfokuskan pada segmen pasar, maka
secara spesifik peluang itu akan sangat tergantung pada perilaku segmen pasar.
Kemampuan untuk memperoleh peluang itu sendiri sangat tergantung pada
kemampuan wirausaha untuk menganalisis pasar yang meliputi aspek :
1) Kemampuan untuk menganalis demografi pasar
2) Kemampuan untuk menganalis sifat serta tingkah laku pesaing
3) Kemampuan untuk menganalisis keunggulan bersaing pesaing dan kefakuman
pesaing yang dianggap dapat menciptakan peluang.
b. Mengamati pintu peluang
Wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing, misalnya
kemampuan pesaing menghasilkan produk baru, pengalaman keberhasilan dalam
pengembangan produk baru, dukungan keuangan, dan keunggulan-keunggulan
lainnya yang dimiliki pesaing di pasar. Kemampuan pesaing untuk
mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi dengan mengamati kelemahan-
kelemahan dan resiko pesaing dalam menanamkan modal barunya.
Menurut zimmerer, ada beberapa keadaan yang dapat menciptakan peluang,
meliputi:
1) Produk baru harus segera dipasarkan dalam jangka waktu yang relatif
singkat
2) Kerugian teknik harus rendah. Oleh karena itu, penggunaan teknik harus
dipertimbangkan sebelumnya
3) Pesaing tidak memiliki teknologi canggih
4) Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan posisi
pasarnya
5) Perusahaan baru memiliki kemampuandan sumber-sumber untuk
menghasilkan produk barunya.
c. Analisis produk dan proses produksi secara mendalam
Analisis ini sangat penting untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas produk
yang dihasilkan memadai atau tidak, dan biaya yang dikeluarkan apakah lebih
efisien dari biaya yang dikeluarkan oleh pesaing.
d. Menaksir biaya awal
Menaksir berapakah biaya yang harus dikeluarkan untuk usaha baru, untuk
membeli perlengkapan, peralatan, sewa gedung maupun yag lainnya.
e. Memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi
Resiko yang mungkin terjadi misalnya resiko teknik, resiko finansial maupun
resiko pesaing. Resiko teknik, berhubungan dengan proses pengembangan produk
yang cocok dengan yang diharapkan atau menyangkut suatu objek tertentu apakah
ide secara aktual dapat di transformasi menjadi produk yang siap dipasarkan
dengan kapabilitas dan karakteristiknya.
Resiko finansial, adalah resiko yang timbul sebagai akibat ketidakcukupan
finansial bak dalam tahap pengembangan produk baru maupun dalam
menciptakan dan mempertahankan perusahaan untuk mendukung biya produk
baru.
Resiko pesaing, adalah kemampuan dan kesediaan pesaing untuk
mempertahankan posisinya di pasar.
1.6 Bekal Pengetahuan dan Kompetensi Kewirausahaan
Seperti dikemukakan dalam hasil survei yang dilakukan oleh Lambing
(2000), responden umumnya menjadi wirausaha karena didasari oleh pengalaman
sehingga ia memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jadi, untuk menjadi
wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki adalah memiliki
jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut
dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau kompetensi. Kompetensi itu
sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman usaha.
Oleh karena wirausaha identik dengan pengusaha kecil yang berperan sebagai
pemilik dan manajer, maka wirausahalah yang memodali, mengatur, mengawasi,
menikmati, dan menanggung risiko. Menurut Casson (1992) seorang wirausaha
disamping harus memiliki modal dasar berupa ide atau visi yang jelas,
kemampuan dan komitmen yang kuat, kecukupan modal baik uang maupun
waktu, dan kecukupan tenaga serta pikiran, juga harus memiliki beberapa
kemampuan berikut.
1. Self knowledge, yaitu memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan
dilakukan atau ditekuni. 2. Imagination, yaitu memiliki imajinasi, ide, dan
perspektif serta tidak mengandalkan kesuksesan masa lalu.
3. Practical knowledge, yaitu memiliki pengetahuan praktis, misalnya
pengetahuan teknik, desain, pemrosesan, pembukuan, administrasi, dan
pemasaran.
4. Search skill, yaitu kemampuan menemukan, berkreasi, dan berimajinasi.
5. Foresight, yaitu berpandangan jauh ke depan.
6. Computation skill, yaitu kemampuan berhitung dan memprediksi keadaan di
masa yang akandatang.
7. Communication skill, yaitu kemampuan berkomunikasi, bergaul, dan
berhubungan dengan orang lain.
Sementara itu menurut Dan & Bradstreet Business Credit Service (1993) ada
sepuluh kompetensi yang harus dimiliki wirausaha berikut ini.
1. Knowing your business. Seorang wirausaha harus mengetahui usaha apa yang
dilakukan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha dan bisnis
yangdilakukan.
2. Knowing the basic business management. Seorang wirausaha harus mengetahui
dasar-dasar pengelolaan bisnis
3. Having the proper attitude. Seorang wirausaha harus memiliki sikap yang benar
terhadap usaha yang dilakukan
4. Having adequate capital. Seorang wirausaha memiliki modal yang cukup, baik
materi maupun moral.
5. Managing finaces effectively. Seorang wirausaha memiliki kemampuan
mengatur keuangan secara efektif dan efisien.
6. Managing time effectively. Seorang wirausahaharusmemilikikemampuan
mengatur waktu secaraefektif.
7. Managing people. Seorang wirausaha harus mampu menerencanakan,
mengatur, mengarahkan, menggerakkan, dan mengendalikan orang-orang dalam
perusahaan
8. Satisfaying customer by providing high quality product.Seorang wirausaha
harus dapat memberi kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan
barang dan jasa yang bermutu, bermanfaat, dan memuaskan
9. Knowing how to compete. Seorang wirausaha harus mengetahui cara bersaing.
Bersaing secara sehat yang membuat seorang wirausaha semakin bertambah
pengalaman.
10. Copying with regulations and paperwork. Seorang wirausaha harus membuat
pedoman dan aturan yangjelas yang harus dimiliki seorang wirausaha.
Di samping kemampuan dan keterampilan yang harus dimiliki, seorang
wirausaha masih harus memiliki pengalaman yang seimbang. Menurut A.
Kuriloff, John M. Memphil, Jr, dan Douglas Cloud (1993:8) ada empat cara untuk
mencapai pengalaman yang seimbang sebagai berikut.
1. Technical competence, yaitu memiliki kompetensi dalam bidang rancang
bangun yang sesuai dengan bentuk usaha yangdipilih.
2. Marketing competence, yaitu memiliki kompetensi dalam
menemukan pasar yang cocok, mengidentifikasi pelanggan, dan menjaga
kelangsungan hidup perusahaan.
3. Financial competence, yaitu memiliki kompetensi dalam bidang keuangan
(mengetahui bagaimana mendapatkan dana dan menggunakannya)
4. Human relation competence, yaitu kompetensi dalam mengembangkan
hubungan personal.
Sedangkan menurut Norman M. Scarborough (1993) kompetensi
kewirausahaan yang diperlukan tersebut meliputi kompetensi berikut.
1. Proaktif, selalu ada inisiatif dan tegas dalam melaksanakan tugas 2.
Berorientasi pada prestasi, dengan ciri-ciri
(a) selalu mencari peluang,
(b) berorientasi pada efisiensi,
(c) konsentrasi untuk bekerjakeras,
(d) perencanaan yang sistematis, dan
(e) selalu memonitor.
3. Komitmen terhadap perusahaan atau orang lain, denganciri,
(a) selalu penuh komitmen dalam mengadakan kontrak kerja dan
(b) mengenali pentingnya hubungan bisnis.
Disamping itu bekal berupa pengetahuan yang harus juga dimiliki meliputi hal
sebagai berikut.
1. Bekal pengetahuan bidang usaha yang dimasuki dan lingkungan usaha yang ada
disekitarnya,
2. Bekal pengetahuan tentang peran dan tanggungjawab
3. Pengetahuan tentangkepribadian, dan
4. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis
Sementara itu bekal pengetahuan saja tidaklah cukup bila tidak dilengkapi
dengan bekal keterampilan berikut.
1. Keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan risiko.
2. Keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah.
3. Keterampilan dalam memimpin dan mengelola.
4. Keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi.
5. Keterampilan teknik dalam bidang usaha yangdilakukan.
Kemampuan kewirausahaan, pengetahuan dan keterampilan akan membentuk
kepribadian wirausaha. Menurut Dan Bradstreet, pengusaha kecil harus memiliki
kepribadian khusus, yakni penuh pendirian, realitas penuh harapan, dan penuh
komitmen. Sedangkan modal yang cukut dapat diperoleh apabila perusahaan
mampu mengembangkan hubungan baik dan menjali kepercayaan dengan
lembaga keuangan. Menurut Ronald J.Ebert, efektivitas manajer perusahaan
bergantung pada keterampilan kemampuan dasar manajemen berikut.
1. Technicalskill (kemampuan teknik)
2. Human relationsskill (kemampuan berhubungan sesama)
3. Conseptualskill( kmampuan konseptual)
4. Decisionskill (kemampuan memutuskan)
5. Time manajemenskil l(kemampuan mengatur waktu)
Sementara itu, kemampuan untuk menguasai persaingan, merupakan hal yang
tidak kalah pentingnya dalam bisnis. Wirausaha harus mampu mendeteksi SW
sendiri atau OT yang ada pada pesaing. Dalam Small Business Centre telah
dikemukakan bahwa wirausaha yang berhasil memiliki lima kompetensi yang
merupakan fungsi dari kapabilitas yang diperlukan, yaitu marketing, technical,
financial
personel, dan management. Disamping itu juga dikemukakan bahwa
untuk mencapai keberhasilan usaha yang dimiliki sendiri, sangatlah bergantung
pada hal-hal berikut.
1. Individual skill andattitude
2. Knowledge of business
3. Establishment of goal
4. Take advantages of the opportunities
5. Adapt to the change
Disamping pengetahuan dan keterampilan seperti telah dibahas, simpulannya
adalah seorang wirausaha harus memiliki perencanaan strategis, yaitu suatu proses
penentuan tujuan, menetapkan langkah-langkah yang harus diambil untuk
mengidentifikasi sumberdaya perusahaan, yaitu fasilitas, pasar, produk, dana, dan
karyawan. Strategi tersebut sangat penting agar para wirausaha dapat
menggunakan sumberdaya secara optimal.
BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Kewirausahaan adalah lah suatu kegiatan yang melakukan satu proses
dimana proses tersebut membutuhkan inovasi baru dan keberanian dalam
melakukan mengambil resiko serta mampu memanfaatkan sumber daya
secara efektif dan efisien untuk mendapatkan profit.

Peluang Usaha Peluang wirausaha sebenarnya tidak perlu dicari jauh-jauh.


berada di sekitar kita dan menanti-nanti untuk diubah menjadi uang. Bagi
orang yang memiliki modal, kesempatan mengubah peluang menjadi uang
jelas menjadi lebih luas. Contoh yang menarik, di masyarakat kita ada
istilah “panas dalam” untuk menyatakan salah satu jenis sakit yang tidak
jelas definisinya. Dokter pun akan berbeda-beda dalam mendefinisikan
istilah itu. Bagi yang jeli, ternyata hal tersebut merupakan peluang untuk
menciptakan produk “pendingin” panas dalam. Hingga saat ini telah
terdapat beberapa merek di pasaran. Hal ini membuktikan bahwa produk
tersebut memang merupakan kebutuhan yang laku dipasarkan.

Resiko yang mungkin terjadi misalnya resiko teknik, resiko finansial


maupun resiko pesaing. Resiko teknik, berhubungan dengan proses
pengembangan produk yang cocok dengan yang diharapkan atau
menyangkut suatu objek tertentu apakah ide secara aktual dapat di
transformasi menjadi produk yang siap dipasarkan dengan kapabilitas dan
karakteristiknya

3.1 SARAN

Semoga denga adanya makalah ini,mahasiswa atau pembaca dapat


mengetahui ide kewirauasahaan,sumber potensial dan pembekalan
kopentensi kewirausahawan dan dapat menginsinpirasi untuk melakukan
suatu peluang atau bisnis usaha demi kelanngsungan hidup.
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut kamus bahasa Indonesia dalam Purnomo (1999), wira berarti pejuang atau
pahlawan sehingga wira cenderung pada watak, semangat, pelopor, kepribadian yang
maju, manusia teladan untuk mampu berdiri sendiri. Wirausaha berarti pelopor yang
melakukan usaha di bidang ekonomi, seperti usaha agraris, pemasaran, manufaktur,
maupun jasa. Istilah entrepreneur berasal dari bahasa prancis Entrepriser yang artinya
Pengusaha, istilah ini dipopulerkan pertama kali oleh Richard Castillon pada tahun 1755.
Di luar negeri istilah wirausahawan telah dikenal sejak abad ke-16, sedangkan di
Indonesia baru dikenal pada akhir abad ke-20.

Ilmu kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai,
kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk
memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapinya (Suryana,2001).

Dahulu orang beranggapan bahwa kewirausahaan adalah bakat bawaan sejak lahir dan
hanya diperoleh dari hasil praktik di lapangan sehingga kewirausahaan tidak dapat
dipelajari dan diajarkan. Namun, sekarang kewirausahaan merupakan suatu disiplin ilmu
yang dapat dipelajari dan diajarkan. Artinya, kewirausahaan bukan hanya bakat bawaan
sejak lahir atau urusan pengalaman lapangan, tetapi juga dapat dipelajari dan diajarkan.

Tugas utama wirausahawan menurut Schumpeter adalah melakukan perubahan kreatif


untuk meningkatkan daya saing dalam bisnis di bidang agribisnis.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang yang ada maka diperoleh rumusan masalah mengenai
kewirausahaan sebagai berikut :

1. Landasan dan pengembangan motivasi


2. Berfikir dan bertindak strategis
3. Kualifikasi wirausaha unggul

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dan manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana memotivasi diri sebagai wirausahawan


2. Untuk mengetahui langkah yang tepat dalam berwirausaha
3. Untuk mengetahui bagaimana wirausaha yang unggul untuk saat ini dan masa yang
akan datang
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Entrepreneur/Wirausaha


Istilah kewirausahaan (entrepreneur) pertama kali diperkenalkan pada awal abad
ke-18 oleh ekonom Perancis. Richard Cantillon. Menurutnya, entrepreneur adalah "agent
who buys means of production at cenain prices in order to combine them". Adapun makna
secara etimologis wirausaha/wiraswasta berasal dari bahasa Sansekerta, terdiri dari tiga
suku kata : "wira", "swa", dan "sta". Wira berarti manusia unggul, teladan, tangguh,
berbudi luhur, berjiwa besar, berani, pahlawan, pionir, pendekar/pejuang kemajuan,
memiliki keagungan watak. Swa berarti sendiri, dan Sta berarti berdiri.

Istilah kewirausahaan, pada dasarnya berasal dari terjemahan entrepreneur. yang dalam
bahasa Inggris di kenal dengan between taker atau go between. Pada abad pertengahan
istilah entrepreneur digunakan untuk menggambarkan seseorang actor yang memimpin
proyek produksi. Konsep wirausaha secara lengkap dikemukakan oleh Josep Schumpeter,
yaitu sebagai orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan
barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah
bahan baku baru. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang
baru atau pun yang telah ada.

Dalam definisi tersebut ditekankan bahwa wirausaha adalah orang yang melihat adanya
peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut.
Sedangkan proses kewirausahaan adalah meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan
untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan suatu organisasi. Istilah
wirausaha dan wiraswasta sering digunakan secara bersamaan, walaupun memiliki
substansi yang agak berbeda.

Selain itu, definisi Kewirausahaan menurut Instruksi Presiden Republik Indonesia


(INPRES) No. 4 Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Me-masyarakat-kan dan
Membudayakan Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan
seseorang dalam menangani usaha dan/atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari
menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan
efesiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan/atau memperoleh
keuntungan yang lebih besar.

2.2 Pendapat para pakar mengenai kewirausahaan


Menurut dan Steinhoff dan John F.Burgess(1993:35) wirausaha adalah orang yang
mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru
dan peluang berusaha. Secara esensi pengertian entrepreneurship adalah suatu sikap
mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang terhadap tugas-
tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu berorientasi kepada pelanggan. Atau
dapat juga diartikan sebagai semua tindakan dari seseorang yang mampu memberi nilai
terhadap tugas dan tanggungjawabnya.

Adapun kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam
berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan
di dalam kegiatan usahanya. Selain itu, kewirausahan adalah kemampuan kreatif dan
inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju
sukses.

Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk
menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya,
kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam
mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif.

Jadi defenisi kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi,


mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide
inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses
tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau
ketidakpastian.

Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul


pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang
berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa,
persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai
manusia unggul.
2.3 Hakekat kewirausahaan
Dari beberapa konsep yang ada, ada 6 hakekat penting kewirausahaan sebagai
berikut(Suryana,2003:13), yaitu:

1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang


dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan
hasil bisnis
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda (ability to create the new and different)
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha
dan perkembangan usaha
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan
sesuatu yang berbeda yang bermanfaat memberi nilai lebih
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara
mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan
cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien,
memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk
memberikan kepuasan kepada konsumen

Berdasarkan keenam konsep diatas, secara ringkas kewirausahaan dapat didefinisikan


sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya,
proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan
dengan keberanian untuk menghadapi risiko.

2.4 Tujuan Kewirausahaan


Salah satu cara untuk mengetahui tingkat kesejahteraan pada suatu negara yaitu
dengan mengetahui jumlah pengusahanya. Indikator kesejahteraan bisa dilihat dari jumlah
pengusaha minimal 2 persen dari jumlah keseluruhan penduduk suatu negara. Sesuai dengan
data yang dikutip dari Kementerian Koperasi dan UKM bahwa pada tahun 2017, jumlah
pelaku usaha di Indonesia mencapai 3,1 persen dari total populasi.

Walaupun sudah berada di atas standar minimal, jumlah pelaku usaha di Indonesia
masih kalah dengan beberapa negara tetangga. Misalnya saja, Singapura telah memiliki
pengusaha sejumlah 7 persen dari populasi penduduknya, sementara Malaysia dengan 5
persen, Thailand dengan 4,5 persen, kemudian Vietnam dengan 3,3 persen.

Data tersebutlah yang membuat pemerintah Indonesia segera mengeluarkan berbagai


kebijakan untuk mendorong meningkatnya minat masyarakat terutama pemuda untuk
membuat wirausaha. Beberapa kebijakan yang dikeluarkan adalah dengan pengajaran materi
kewirausahaan di sekolah, universitas, hingga beasiswa kewirausahaan dari Kementerian
Keuangan, dan lain sebagainya.

Segala upaya yang telah dilakukan tersebut memiliki tujuan agar dapat menjadi
dorongan dan semangat kewirausahaan dari warga negara Indonesia. Upaya ini sealur dengan
tujuan dari kewirausahaan itu sendiri yakni untuk menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan
masyarakat.

Mengutip dari lama lumen learning, tujuan kewirausahaan sangat variatif dan
memiliki sifat individual. Tujuan kewirausahaan juga bisa bergantung dari pribadi setiap
orang yang berbeda-beda. Nah, secara umum, tujuan kewirausahaan yang perlu dipahami, di
antaranya yaitu : menjalankan usaha secara mandiri, mencapai kesuksesan finansial atau
hidup sejahtera, sampai mendorong untuk melakukan perubahan sosial atau menginisiasi
kewirausahaan sosial.

Sementara itu, mengutip dari buku Kewirausahaan yang terbit pada tahun 2019 katya
dari Dede Nasrullah, dkk. Kewirausahaan memiliki sejumlah tujuan yang perlu diketahui,
yaitu sebagai berikut:

1. Meningkatkan jumlah wirausaha yang berkualitas.


2. Membudayakan semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan berwirausaha di kalangan
masyarakat.
3. Menumbuhkembangkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang tangguh dan
kuat di masyarakat.
4. Meningkatkan kemampuan para pelaku wirausaha untuk mencapai kemajuan dan
kesejahteraan.
2.5 Ciri-ciri kewirausahaan

1. Energi Tingkat Tinggi

Memiliki energi tingkat tinggi merupakan ciri-ciri seorang wirausahawan yang


sukses. Semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginanya demi masa depan yang
lebih baik. Gairah bertindak sebagai kekuatan pendorong, yang dengannya, wirausaha muda
termotivasi untuk berusaha menjadi lebih baik.

2. Bertahan di Masa-Masa Sulit

Tak dipungkiri setiap orang pasti memiliki masa-masa sulit. Tapi, yang membedakan
ciri-ciri seorang wirausahawan yang sukses dan gagal adalah kemampuannya bertahan dan
membalik keadaan menjadi lebih baik. Mereka yang berkarakter kuat akan terus berjalan dan
pantang menyerah dengan keadaan. Disamping itu, ketika melihat orang lain membutuhkan
bantuan, mereka tak segan untuk menolong sesama. Rasa peduli yang besar begitu tertanam
dalam diri orang berkarakter kuat.

3. Memiliki Jiwa Pemimpin

Ciri-ciri seorang wirausaha adalah dia memiliki jiwa pemimpin. Sebab, wirausahawan
tentu akan jadi pemimpin dalam perusahaannya. Pemimpin hendaknya berjiwa ksatria, adil,
bertanggung jawab, cerdas serta memiliki sikap terpuji lainnya. Ciri-ciri seorang wirausaha
ini membuat pekerja di perusahaan tidak mengeluh, betah bekerja, hingga kinerjanya dapat
meningkat.

4. Sifat Kemandirian

Memiliki sifat kemandirian merupakan ciri-ciri seorang wirausaha. Tidak ragu untuk
selalu mengembalikan perbuatannya sebagai tanggung jawab pribadi. Keberhasilan dan
kegagalan merupakan konsekuensi pribadi wirausaha. Dalam hal ini, seorang wirausaha
bertindak dapat mengambil keputusan dan memiliki berbagai kegiatan dalam mencapai
tujuan.

5. Bisa Dipercaya

Ciri-ciri seorang wirausaha lainnya adalah mampu memegang kepercayaan yang


diberikan orang lain. Orang berkarakter kuat akan membalas kepercayaan itu dengan
perlakuan maksimal. Ia tak akan menodai kepercayaan dari orang.

 6. Selalu Berpikir Positif

Ciri-ciri seorang wirausaha selanjutnya adalah memiliki cara pikir yang positif,
terutama dalam mengambil sebuah tindakan atau langkah yang akan dilakukan. Berpikir
positif menjadikan seorang wirausahawan akan memiliki rasa optimis agar mampu
berkembang dan maju. Pola pikir yang menjadi ciri-ciri seorang wirausaha ini bisa mengusir
rasa takut karena gagal yang biasanya sering menghantui seorang wirausaha untuk
menjalankan usahanya.

7. Memiliki Orientasi Pada Hasil

Ciri-ciri seorang wirausaha lainnya adalah memiliki orientasi pada hasil. Memiliki
orientasi pada hasil, setiap wirausaha dapat melakukan pekerjaan yang baik untuk
membangun usahanya. Setiap wirausaha harus dapat mengatasi beragam rintangan dari dalam
diri sendiri, seperti malas dan mudah menyerah.

8. Memiliki Rasa Percaya Diri

Rasa percaya diri adalah ciri-ciri seorang wirausaha. Sikap percaya diri ini yang
membuat seorang wirausaha lebih yakin dengan pekerjaannya sehingga seorang wirausaha
bisa menikmati serta menghadapi pekerjaan dengan tenang.
9. Berani Menghadapi Risiko

Ciri-ciri seorang wirausaha adalah selalu merasa berani menghadapi risiko. Berbagai
risiko yang ada di depan kelak, harus dihadapi wirausaha. Sebab akan banyak sekali risiko
kerugian, kegagalan, penipuan, serta resiko lainnya yang bisa menghambat kemajuan suatu
usaha. Risiko tersebut hendaknya dihadapi dengan tenang sehingga nantinya tak mudah
gegabah dalam mengambil keputusan. Semakin tinggi risiko yang dihadapi maka semakin
besar juga keuntungan yang akan didapatkan.

10. Kreatif, Inovatif, dan Memiliki Ide yang Orisinil

Ciri-ciri seorang wirausaha adalah memiliki jiwa kreatif, inovatif, dan memiiliki ide
yang orisinil. Seorang wirausaha harus memiliki sikap kreatif, yaitu kemampuan menciptakan
gagasan dan menemukan cara baru dalam melihat permasalahan dan peluang yang ada.
Pengusaha biasanya memiliki kemampuan untuk menjabarkan banyak ide dan
menindaklanjutinya. Kreatifitas yang menjadi ciri-ciri seorang wirausaha ini membantu
dalam menghasilkan solusi baru, untuk masalah yang dihadapi dan memungkinkan seseorang
untuk memikirkan solusi yang out of the box. Dengan kata lain, seorang wirausaha dapat
melihat peluang yang ada, memanfaatkan peluang tersebut menjadi ide yang baru, dan
menuangkan imajinasinya untuk menghasilkan ide yang beda dari yang lain.

11. Orientasi ke Depan

Memiliki orientasi ke depan dengan penuh keyakinan adalah ciri-ciri seorang


wirausaha. Hal ini tak lain karena wirausaha adalah suatu profesi yang memiliki orientasi
masa depan dan perlu perencanaan yang baik untuk membangun usaha. Maka tidak heran,
apabila seorang pengusaha perlu memiliki kehidupan wawasan yang luas untuk menghadapi
rintangan di masa yang akan datang.

12. Keahlian dalam Berorganisasi

Keahlian dalam berorganisasi yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan


sumber daya untuk menciptakan nilai tambah. Keahlian organisasi adalah senjata yang
digunakan seorang wirausaha untuk menjalankan bisnisnya. Keterampilan sosial juga
diperlukan untuk menjadi wirausaha yang baik. Secara keseluruhan, ini membentuk kualitas
yang diperlukan agar wirausaha berfungsi.

13. Memanfaatkan Kegagalan

Ciri-ciri seorang wirausaha yang berikutnya adalah tak pernah menyerah pada
kegagalan. Baginya, kegagalan merupakan salah satu pembelajaran untuk meraih kesuksesan
di masa mendatang. Kegagalan menjadi sebuah evaluasi untuk tak mengulangi kesalahan
yang sama. Orang sukses tak pernah menyalahkan kegagalan yang dialaminya pada orang
lain. Meskipun sebenarnya ada andil dari orang lain yang berdampak pada kegagalan, ciri-ciri
seorang wirausaha akan tetap menghormati orang tersebut. Mereka paham bahwa tak ada
yang sempurna dalam mengambil keputusan. Menjaga sikap untuk tetap sopan adalah pilihan
tepat dari orang sukses.

14. Berpendirian Kuat

Ciri-ciri seorang wirausaha selalu punya pendirian yang kuat dalam situasi apa pun.
Mereka tak akan mudah goyah dalam keadaan terimpit sekalipun. Ciri-ciri seorang wirausaha
pun menyadari bahwa dirinya adalah warga negara yang baik. Ia tak pernah melanggar aturan
dan selalu menghormati peraturan yang berlaku. Ciri-ciri seorang wirausaha percaya dan
menghormati peraturan yang ada adalah penuntun kesuksesannya.

15. Memiliki Tanggung Jawab

Ide, perilaku, dan implementasi dari aktivitas yang dijalankna seorang wirausah tidak
terlepas dari tuntutan dan tanggung jawab. Oleh karena itu, komitmen sangat diperlukan
dalam pekerjaan sehingga mampu melahirkan tanggung jawab.

2.6 Langkah Memulai Usaha


Berikut ini adalah langkah-langkah teknis yang dapat dilakukan untuk memulai bisnis:

1. Bangun ide bisnis dengan menulis Impian dan hobi kita.


2. Tuliskan 10 mimpi dan hobi kita, lalu seleksi menjadi 3 yang paling membuat kita
sangat ambisius dan enjoy untuk menjalankannya. Seleksi lagi menjadi 1 mimpi yang
membuat kita menjadi harus untuk mewujudkannya. Sehingga satu mimpi tersebut
benar-benar dijadikan sebagai Visi/Goal/Target yang harus diraih.
3. Berikan alasan yang sangat kuat untuk mewujudkan mimpi tersebut.
4. Bayangkan kenikmatan apa yang akan kita dapat apabila mimpi tersebut terwujud dan
kesengsaraan apa yang akan kita terima kalau mimpi tersebut tidak terwujud.
5. Mulailah untuk mewujudkan mimpi tersebut dengan bertindak dan cari tema yang
tepat dan tulis misi/langkah pencapaian dan tuangkan menjadi konsep usaha yang
jelas.
6. Lakukan riset baik di internet maupun di kenyataan sehari-hari, Visi dan Misi yang
kita tulis harus terdefinisi dengan jelas, spesifik dan marketable sesuai bidangnya.
7. Tuliskan dan rancang strategi yang akan dijalankan.

Gunakan faktor pengungkit

 OPM (Other People's Money)


 OPE (Other People's Experience)
 OPI (Other People ldea)
 OPT (Other People's Time)
 OPW (Other People's Work)

Cari pembimbing (pilih yang sudah sukses di bidang tersebut), untuk pembanding dan
mengurangi resiko kegagalan dalam melakukan langkah-langkah pencapaian goal tersebut.

Buatlah sebuah TEAM yang kompak untuk membantu mewujudkan goal tersebut

T = TogeTogether

E = Everyboverybody

A = AchievAchieve

M = Miracle

Optimalkan jaringan,relasi dan network yang kita punya untuk mencapai goal/visi kita
tersebut.
Buat jaringan baru yang tak terhingga dengan membuat relasi dan silaturahmi sebanyak-
banyaknya.

Gunakan alat bantu untuk mempercepat pencapaian misal website, jejaring sosial,
advertisement, promosi, dll

Buat sistem yang ideal untuak bisnis tersebut.

S = Save

Y = Your

S = SeIf

T = Timing

E = Energy

M = Money

Data membuktikan bahwa, 94% kegagalan usaha karena faktor SYSTEM bukan karena
faktor orangnya dalam mengimplementasikan 5W+1 H (Who, What, Where, When, Why dan
How) (Gugun,2016).

2.7 Motivasi dalam berwirausaha

Motivasi adalah proses pengembangan dan mengarahkan perilaku individu atau


kelompok agar individu atau kelompok itu menghasilkan output yang diharapkan, sesuai
dengan sasaran atau tujuan yang ingin dicapai organisasi.

Motivasi merupakan proses psikologis yang mendasar dan salah satu unsur yang
dapat menjelaskan perilaku seseorang. Itulah sebabnya orang yang bekerja keras disebut
bermotivasi. Sebaliknya, orang-orang yang hanya duduk-duduk tanpa mengerjakan
sesuatu atau mengerjakan sesuatu yang berarti sering disebut tidak bermotivasi.

Motivasi terdapat dalam diri manusia yang tidak dapat terlihat dari luar dan merupakan
salah satu faktor penentu dalam pencapaian tujuan. David Mc Clelland menyatakan bahwa
motivasi tingkah laku individu di dorong oleh tiga motif masyarakat yaitu :

1. Motif berprestasi
Motif ini adalah motif yang mengarahkan tingkah laku seseorang dengan
menitikberatkan tercapainya suatu prestasi tertentu. Motif ini sangat kuat
hubungannya dengan pekerjaan yang berstandar/prestasi. Yang ada dalam pikiran
orang-orang dengan motif berprestasi ini hanyalah usaha, perjuangan agar ia dapat
mencapai suatu prestasi. Motif ini merupakan landasan kuat untuk berwirausaha.

2. Motif untuk berafiliasi

Merupakan motif yang berhubungan dengan orang lain dengan ciri-ciri:

a) Keinginan untuk berhubungan secara bersahabat horozontal/sejajar


b) Keinginan menjalin/memulihkan hubungan baik/bersahabat
c) Perasaan khawatir/sedia atas terputusnya hubungan-hubungan baik
d) Keinginan untuk berkumpul dengan anggota-anggota keluarganya sendiri

Orang-orang yang mempunyai motif seperti ini biasanya adalah seorang yang baik,
mempunyai perhatian yang besar pada diri orang lain sebagaiman ia menghayati dirinya
sendiri. Toleransinya cukup besar dan akan puas apabila dapat membina kelestarian
usaha bersama dengan orang-orang lain. Ia menyadari bahwa pada dirinya terdapat
keterbatasan dan memerlukan bantuan orang lain.

3. Motif berkuasa

Merupakan motif yang menyebabkan seseorang ingin menguasai atau mendominasi


orang lain. Orang-orang dengan motif kekuasaan, berbeda dengan orang-orang yang
mempunyai motif afiliasi, mereka tidak pernah memperdulikan perasaan orang lain.
Memberikan bantuan kepada orang lain dengan harapan agar orang lain itu mengagumi
dan menghormati.

Teori-teori ini didasarkan atas:

Apabila seseorang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, sangat menyukai


pekerjaan yang sangat menantang, maka ia tidak percaya begitu saja kepada nasib baik,
karena ia yakin bahwa segala sesuatu akan diperoleh melalui usaha.
Mempunyai motif berafiliasi tinggi tercermin pada keingianan untuk menciptakan,
memelihara dan mengembangkan hubungan dan suasana kebatinan dan perasaan yang
saling menyenangkan antar sesama manusia. Ia tidak begitu mempersoalkan prestasi
seseorang dalam organisasi biasanya orang seperti ini jarang menjadi manajer atau
entrepreneur yang berhasil.

Motivasi berkuasa, ia mendapat dorongan apabila ia dapat mengawasi dan


mempengaruhi tindakan orang lain. Oleh karena itu perlu mempunyai motivasi untuk
berkuasa, sebab kalau tidak akan kehilangan hak dan kewenangan untuk mengambil
tindakan.

2.8 Teori Motivasi


1. Teori Motivasi Klasik
Teori motivasi klasik (teori kebutuhan tunggal) dikemukakan oleh Frederick
Winslow Taylor. Menurut teori ini motivasi para pekerja hanya untuk dapat
memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologis saja.

2.    Maslow’s Need Hierarchy Theory


Maslow’s Need Hierarchy Theory atau A theory of Human Motivation,
dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. Teori ini merupakan kelanjutan dari
“Human Science Theory” Elton Mayo (1880-1949) yang menyatakan bahwa
kebutuhan dan kepuasan seseorang itu jamak yaitu kebutuhan biologis dan
psikologis berupa materiil dan non materiil.

Teori ini berdasakan pada :


a. Manusia adalah makhluk sosial yang berkeinginan
b. Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat  motivasi bagi pelakunnya,
hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang menjadi alat motivasi.
c. Kebutuhan manusia itu bertingkat-tingkat (hierarchy), sebagai berikut:
1) Physiological Needs; yaitu kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup seseorang, seperti makan, minum, tempat tinggal, dan lainnya.
2)   Safety and Security Needs; adalah kebutuhan akan keamanan dari ancaman yakni
merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melakukan
pekerjaan.
3)   Affiliation or Acceptance Needs; adalah kebutuhan sosial, teman, dicintai serta
diterima dalam pergaulan kelompok dan lingkungannya.
4)   Esteem or Status Needs; adalah kebutuhan akan penghargaan diri, pengakuan
serta penghargaan prestise dari masyarakat dan lingkungannya.
5)   Self Actualization; adalah kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan
kecakapan, kemampuan, keterampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi
kerja yang sangat memuaskan atau luar biasa yang sulit dicapai orang lain.

3. Herzberg’s Two Factor Motivation Theory


Herzberg menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu Maintenance Factors (faktor-faktor pemeliharaan
yang berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh kententraman
badaniah, misal orang yang lapar akan makan) dan Motivation Factors (menyangkut
kebutuhan psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna dalam melakukan
pekerjaan, misal seseorang yang bekerja membutuhkan ruangan yang nyaman).

4. Mc. Celland’s Achievement Motivation Theory


Teori ini dikemukakan oleh David Mc.Celland. teori ini berpendapat bahwa
karyawan mempunyai cadangan energi potensial. Bagaimana energi ini dilepaskan
dan digunakan tergantung pada kekuatan dorongan motivasi seseorang dan situasi
serta peluang yang tersedia. Mc.Celland mengelompokkan tiga kebutuhan manusia
yang dapat memotivasi gairah bekerja yaitu :
a. Kebutuhan akan Prestasi (Need for Achievement); kebutuhan ini akan mendorong
seseorang untuk mengembangkan kreativitas dan mengarahkan semua kemampuan
serta energy yang dimiliki demi mencapai prestasi kerja yang optimal.
b. Kebutuhan akan Afiliasi (Need for Afiliation); kebutuhan ini yang merangsang
gairah seseorang untuk bekerja seseorang karena setipa orang menginginkan
kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain, dihormati, kebutuhan akan
perasaan maju dan tidak gagal, dan kebutuhan akan perasaan ikut serta.
c. Kebutuhan akan Kekuasaan (Need for Power); kebutuhan ini yang merangsang dan
memotivasi gairah kerja seseorang serta mengerahkan semua kemampuan demi
mencapai kekuasaan atau kedudukan  yang terbaik dalam organisasi.

2.9 Motivasi Berprestasi


Menurut Basith(2000) dalam Anonim(2013), Keberhasilan seseorang tergantung
dari berbagai faktor. Faktor yang paling berpengaruh adalah motivasi.

Motivasi timbul karena adanya kebutuhan. Dimana kebutuhan dipandang sebagai


kekurangan sehingga perlu adanya pemenuhan sesuai kekurangan tersebut. Situasi
kekurangan ini dilihat sebagai sesuatu kekuatan atau dorongan yang menyebabkan
seseorang bertindak untuk memenuhi kebutuhannya.

Motivasi berprestasi dalam bidang wirausaha berperan dalam menentukan


keberhasilan. Tumbuhnya motivasi berprestasi pada diri seseorang dinilai mampu
mendorongnya untuk berkompetitif dalam upaya mengembangkan diri dan keberlanjutan
bidang usaha yang ditekuninya. Motivasi seseorang untuk berprestasi ternyata sesuatu
yang dapat kaji dan ditumbuhkan. Bidang kajian ini kemudian melahirkan bidang
keilmuan yang disebut "Motivasi Berprestasi".

Definisi dan teorinya dikembangkan oleh David McClelland dari Universitas


Harvard yang kemudian diadopsi oleh berbagai kalangan pendidikan dan perusahaan dari
berbagai level dan negara. Motivasi berprestasi didefinisikan sebagai usaha mencapai
sukses atau berhasil dalam kompetisi dengan suatu ukuran keunggulan yang dapat berupa
prestasi orang lain maupun prestasi sendiri. Ada beberapa ahli lainnya yang
mendefinisikan motivasi berprestasi sebagai berikut:

1. Murray dalam Beck(1998) memberi definisi motivasi berprestasi adalah suatu


keinginan atau kecenderungan untuk mengatasi hambatan, melatih kekuatan dan
untuk berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin.
2. Atkinson dalam Petri(2001) menyatakan bahwa motivasi berprestasi individu
didasarkan atas dua hal, yaitu tendensi untuk meraih sukses dan tendensi untuk
menghindari kegagalan. Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi berarti ia
memiliki motivasi untuk meraih sukses yanglebih kuat daripada motivasi untuk
menghindari kegagalan,begitu pulasebaliknya.
3. Suhandana dalam Suryana(2006) menyatakan bahwa motivasi berprestasi adalah
suatu nilai sosial yang menekannkan pada hasrat untuk mencapai hasil terbaik guna
mencapai kepuasan pribadi.

David McClelland (1987) dalam Agussabti dan Dahlia(2016) juga mengatakan ada
beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi,yaitu:

1. Pengalaman pada tahun-tahun pertama kehidupan


2. Latar belakang budaya tempat seseorang dibesarkan
3. Peniruan tingkah laku
4. Lingkungan tempat proses pembelajaran berlangsung
5. Harapan orangtua terhadap anaknya

Berdasarkan penelitian McClellanddan kawan-kawan pada orang-orang dari berbagai


profesi di Amerika Serikat, terbukti bahwa orang-orang yang mempunyai motivasi
berprestasi tinggi kebanyakan cenderung menjadi pengusaha, sedangkan orang-orang
yang mempunyai motivasi berprestasi rendah kebanyakan cenderung memilih profesi
lainnya dalam masyarakat misalnya menjadi pekerja/karyawan.

Motivasi berprestasi disebabkan oleh ada usaha untuk mencapainya, dapat diukur
hasilnya, ada tantangan, ada realistis, mengandung resiko sedang dan berarti bagi sesama
dan diri sendiri. Ciri-ciri individu bermotivasi berprestasi di antaranya:

1. Self confidence (percaya akan kemampuan sendiri)


2. Orginality (mempunyai daya kreativitas yang tinggi. selalu ingin berbuat sesuai
dengan aslinya)
3. People oriented (tidak memperalat orang lain, terbuka terhadap kritikan, tidak
menyalahkan orang lain)
4. Task result oriented (berani mengambil resiko terhadap apa yang telah diputuskan,
semangat tinggi untuk menyelesaikan tugas)
5. future oriented (mempunyai daya antisipasi yang tinggi, mempunyai analisa)
6. Risk taker (menyenangi tugas yang menantang, tidak cepat menyerah).

Sikap dasar motivasi berprestasi, berkenaan dengan sikap-sikap seperti berikut :

1. Senang menghadapi tantangan yang berisiko sedang


2. Tanggung jawab pribadi tinggi
3. Ingin belajar dari pengalaman
4. Pengalaman dijadikan sebagai umpan balik
5. Adanya perasaan dikejar waktu
6. Menyukai situasi yang majemuk
7. Mampu menerima kagagalan
8. Mampu menggunakan pikiran dan akal
9. Kreatif dan inovatif
10. Mempunyai pengendalian diri yang kuat
11. Sanggup bertahan dalam situasi yang tidak menentu
12. Memiliki standar kesempurnaan untuk dirinya sendiri
13. Sangup terlibat dalam jangka waktu yang lama
14. Mempelajari lingkungan
15. Berhubungan tidak sekedar persahabatan tetapi juga mnendapat pengetahuan.

Pada kenyataan dalam kehidupan, motivasi mempunyai karakteristik tersendiri, yaitu :

1. Majemuk, motivasi individu untuk melakukan tindakan, pada dasarnya tidak hanya
mengandung satu tujuan saja, melainkan lebih dari satu tujkuan. Oleh sebab itu, ada
banyak tujuan yang ingin dicapai oleh individu karena adanya motivasi ini.
2. Dapat berubah-ubah. Karena adanya keinginan yang bermacam-macam, maka hal
inipun akan berpengaruh terhadap motivasi yang dimiliki oleh individu. Bisa saja
suatu ketika ia menginginkan kenaikan gaji, tetapi dilain kesempatan ia ingin
kariernya naik.
3. Berbeda untuk setiap individu, Pada dasarnya tidak ada persamaan motivasi antara
individu yang satu dengan yang lain. Dua individu yang sama-sama melakukan suatu
tindakan tertentu, bisa saja yang memotivasi tindakan itu tidak sama.
4. Beberapa tidak disadari, Ada sementara yang memahami mengapa ia melakukan
suatu tindakan. Bisanya karena adanya peristiwa yang menekan keinginan masuk ke
dalam bawah sadar, sehingga ketika muncul suatu tindakan. individu tersebut tidak
mampu untuk mengenali motivasinya apa.

Dari penelitian McClelland diperoleh bahwa usahawan-usahawan yang berhasil


umumnya cenderung mempunyai ciri-ciri atau sikap dasar motivasi berprestasi diatas.
Maka dengan bersedia melatih diri untuk mempunyai ciri-ciri tersebut, berarti anda
melatih diri menjadi pengusaha yang berhasil.

Kebutuan untuk berprestasi tinggi dapat dilatih atau dikembangkan dengan suatu
model pelatihan yang dikenal dengan nama Achievment Motivation Training. Dalam
pelatihan ini seseorang diajarkan antara lain untuk menetapkan tujuan (tingkat aspirasi)
secara lebih realistis, dalam arti memperhitungkan hambatan-hambatan yang mungkin
akan muncul baik yang berasal dari dalam diri individu maupun yang berasal dari
lingkungan, dalam rangka pencapaian tujuan tersebut.

2.10 Tipe Motivasi Diri


1. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidakperlu
dirangsang dari luar karena didalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu (Bahri,2002). Artinya tingkah laku yang dilakukan seseorang disebabkan oleh
kemauan sendiri bukan karena dorongan dari luar. Motivasi intrinsik ada dua yaitu (a)
determinasi diri dan pilihan personal dan (b) pengalaman optimal

a) Determinasi diri dan pilihan personal

Dalam pandangan ini manusia percaya bahwa mereka melakukan sesuatu


karena kemauan sendiri bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal.

b) Pengalaman optimal

Pengalaman optimal sering terjadi ketika orang merasa mampu menguasai dan
berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas. Pengalaman optimal terjadi
ketika individu terlibat dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit
tetapi juga tidak terlalu mudah. Pengalaman optimal paling mugkin terjadi di area
dimana manusia ditantang dan menganggap diri mereka punya keahlian yang
tinggi.

Ketika keahlian tinggi, tetapi aktivitas yang dialaminya tidak menantang.


hasilnya adalah kejemuan. Ketika level tantangan dan keahlian adalah rendah. hasilnya
adalah apati, dan ketika manusia menghadapi tugas sulit yang dirasa tidak bisa mereka
tangani, mereka merasakan cemas.
2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya
rangsangan dari luar (Sardiman,2005). Tujuan yang diinginkan dari tingkah laku yang
digerakkan oleh motivasi ekstrinsik terletak diluar tingkah laku tersebut. Orang yang
melakukan aktivitas karena termotivasi secara ekstrinsik didorong oleh motif untuk
mendapatkan hadiah, pujian atau menghindari hukuman.

Individu yang termotivasi secara intrinsik tidak membutuhkan insentif atau


perangsangan atau hukuman untuk membuatnya beraktifitas karena aktivitas itu sendiri
sudah merupakan hadiah. Sebaliknya, individu yang melakukan aktifitas karena motivasi
ekstrinsik maka individu tersebut beraktifitas hanya untuk mendapatkan hadiah,
menghindari hukuman, menyenangkan orang lain atau demi beberapa alasan lain yang
memiliki kaitan sedikit sekali dengan aktivitas yang dilakukan.

Sesuai dengan teori atribusi, persepsi individu terhadap penyebab perilakunya


mempengaruhi cara kerjanya dimasa depan. Apabila individu bekerja karena motivasi
eksternal maka dapat disimpulkan bahwa individu tersebut tertarik secara intrinsik
terhadap pekerjaan yang dilakukan sehingga penguatan ekstrinsik dapat menurunkan
motivasi intrinsik.

2.11 Metode Memotivasi


Keberhasilan untuk memotivasi diri seseorang maupun orang lain adalah hal yang
harus dilaksanakan dalam bidang usaha. Salah satu metode meningkatkan produktivitas
dalam perusahaan adalah melalui perbaikan manajeman SDM. Hal tersebut merupakan
potensi yang besar untuk meningkatkan hasil (out put). pendekatan yang dipakai untuk
memotivasi SDM adalah pendekatan internal motivation (motivasi jiwa).

Terdapat beberapa cara untuk memotivasi seseorang agar berprestasi dalam bekerja
yaitu:

1. Penggunaan imbalan ekonomis


2. Pelatihan
3. Peluang untuk berkembang
4. Motivasi dan kemajuan usaha
5. Mengubah faktor fisik
6. Memberikan jaminan pekerjaan kepada karyawan
7. Nilai kepercayaan
8. Imbalan dan perangsang

2.12 Karakteristik wirausahawan sukses


Karakteristik wirausahawan sukses adalah :

1. Berpikir dan bertindak strategik, adaptif terhadap perubahan dalam berusaha


mencari peluang keuntungan termasuk yang mengandung resiko agak besar dan
dalam mengatasi masalah
2. Selalu berusaha untuk mendapat keuntungan melalui berbagai keunggulan dalam
memuaskan langganan
3. Berusaha mengenal dan mengendalikan kekuatan dan kelemahan perusahaan (dan
pengusahanya) serta meningkatkan kemampuan dengan sistem pengendalian
intern
4. Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan ketangguhan perusahaan terutama
dengan pembinaan motivasi dan semangat kerja serta pemupukan permodalan
5. Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme
6. Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan
ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki
inisiatif
7. Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan
8. Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka
terhadap saran dan kritik yang membangun
9. Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan
bisnis yang luas
10. Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan
11. Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras

Dari segi karakteristik perilaku, Wirausaha (entepreneur) adalah mereka yang


mendirikan, mengelola, mengembangkan dan melembagakan perusahaan miliknya
sendiri. Wirausaha adalah mereka yang bisa menciptakan kerja bagi orang lain dengan
berswadaya. Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap orang yang mempunyai
kemampuan normal, bisa menjadi wirausaha asal mau dan mempunyai kesempatan untuk
belajar dan berusaha.

Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok (1) peluang dan (2) kemampuan
menanggapi peluang. Berdasarkan hal tersebut, maka definisi kewirausahaan adalah
tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta
membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang melembaga produktif dan
inovatif."(Pekerti,1997)

2.13 Membangun Mimpi dan Mengejar Cita-cita


Lulusan berdaya saing ditandai sejumlah kemampuan yang tinggi, baik hard skill dan
soft skill serta pengetahuan di bidang spiritual, emosional, maupun kreativitas.

Perguruan tinggi juga menyadari bahwa dalam menghasilkan lulusan demikian


dibutuhkan kurikulum pendidikan yang mengintegrasikan aspek afektif. Kognitifdan
psikomotorik.

Selaras dengan pernyataan di atas, Godsell(2005) menyatakan bahwa salah satu


orientasi pendidikan adalah menjadikan peserta didik (mahasiswa) mandiri dalam arti
memiliki mental yang kuat untuk melakukan usaha sendiri, tidak lebih sebagai pencari
kerja (job seeker) akan tetapi sebagai pencipta lapangan pekerjaan (job creator).

Bahkan hal ini ditegaskan oleh seorang pakar pendidikan Nasution (Ditjen Dikti,2013)
yang menyatakan bahwa kebanyakan lulusan pendidikan menjadi pengangguran adalah
akibat mereka tidak memiliki impian dan tidak bersungguh-sungguh untuk meraihnya.
Oleh karena itu kegiatan awal adalah mengenai urgensi impian dalam hidup.

2.14 Ciri dan Cara Wirausaha Yang Unggul

 berani mengambil resiko yang di tunjang oleh kemampuan memperhitungkan


akibatnya, dan berusaha menghindarinya.
 selalu berusaha mencapai dan menghasilkan karya bakti yang lebih baik untuk
pelanggan, pemilik, memasok tenaga kerja, masyarakat, bangsa dan negara.
 antisipatif terhadap perubahahan, dan akomodatif terhadap lingkungan.
 kreatif dalam mencari dan menciptakan peluang pasar , dan dalam meningkatkan
produktifitas dan efisiensi.
 selalu berusaha meningkatkan keunggulan dan citra perusahaan melalui investasi baru
di berbagai bidang.

Di samping ciri dan cara tersebut di atas ada beberapa kiat pengusaha sukses yang perlu
diamati dan perlu di tiru, bila kita ingin mengkuti jejak mereka yang telah berhasil dalam
membangun bisnisnya, antara lain sebagai berikut.

 proses panjang dan penuh perjuangan yang di tempuh, serta kiat yang di gunakan oleh
wirausahawan dalam menangkap, mencari, menciptakan dan memanfaatkan peluang
peluang usaha.
 menjalin usaha kerjasama dan kemitraan.
 konsep perencanaan bisnis dan kiat pengendalian yang diterapkan.
 sistem management bisnis yang di terapkan dalam menghadapi pesaing, perubahan
yang terjadi dan perkembangan lingkungan.
 indikator keberhasilan kinerja bisnis dan keuangan perusahaan.
 hal hal lain yang meliputi kiat kiat khusus dalam mengelola perushaan.

2.15 Kata-Kata Motivasi Berwirausaha Dari Pengusaha Sukses

1. "Pribadi kamu biasanya tercermin dalam bisnis. Untuk meningkatkan bisnis, pertama-
tama tingkatkan dirimu." - Idowu Koyenikan

2. "Jangan terintimidasi oleh apa yang tidak kamu ketahui. Itu bisa menjadi kekuatan
terbesar dan memastikan bahwa kamu melakukan sesuatu secara berbeda dari orang
lain." - Sara Blakely
3. "Motivasi terbesarku adalah terus menantang diri sendiri. Aku melihat kehidupan
hampir seperti pendidikan universitas yang belum pernah kulakukan. Setiap hari aku
belajar sesuatu yang baru." - Richard Branson
4. "Pengaturan waktu, ketekunan, dan sepuluh tahun mencoba pada akhirnya akan
membuat Anda terlihat seperti sukses dalam semalam." - Biz Stone
5. "Uang selalu bersemangat dan siap bekerja bagi siapa saja yang siap
menggunakannya." - Idowu Koyenikan
6. "Jangan biarkan pendapat orang lain menenggelamkan suara hatimu sendiri." - Steve
Jobs
7. "Modal utama pengusaha adalah jangan cengeng, jangan mudah menyerah." - Chairul
Tanjung
8. "Ketika Anda kehilangan bisnis kecil, Anda kehilangan ide besar. Orang yang
memiliki bisnis sendiri adalah bos bagi diri mereka sendiri. Mereka pemikir yang
mandiri. Mereka tahu mereka tidak bisa bersaing dengan meniru pengusaha besar;
mereka harus berinovasi. Jadi, mereka tidak terlalu terobsesi pada penghasilan,
mereka lebih terobsesi pada ide." - Ted Turner
9. "Pengusaha dan pimpinan bisnis memerlukan orang-orang yang mampu berpikir
sendiri, yang mampu berinisiatif dan menemukan solusi dari permasalahan." -
Stephen Covey
10. "Menjadi pejabat, pohonnya memang tinggi, tapi buahnya tidak ada. Enak jadi
pengusaha." - Chairul Tanjung
11. "Jika ada yang ingin menjadi pengusaha, sebaiknya sedini mungkin. Jadi pengusaha
itu tidak bisa tiba-tiba." - Dahlan Iskan
12. "Pengusaha perlu bersikap realistis. Jadi, ketika Anda menulis rencana bisnis Anda,
jika sejak awal Anda percaya bahwa ada kemungkinan 70 persen rencana Anda gagal,
hal itu akan meringankan beban Anda." - Jeff Bezos
13. "Apakah menjadi pengusaha itu bisa dipelajari? Tidak mungkin. Namun, menjadi
pengusaha itu harus dijalankan." - Dahlan Iskan
14. "Pengusaha itu penuh percaya diri. Percaya pada diri sendiri. Ia percaya bisa membuat
sesuatu yang spektakuler dan berguna buat orang banyak." - Harry Slyman
15. "Kalau tidak mau jadi pengusaha, jadilah investor. Invest di bisnis orang lain,
properti, emas ,dan reksa dana syariah agar membaik nafkahmu." - Ippho Santoso
16. "Pengusaha yang tidak dapat mengatasi kesedihan hati akan mati muda." - Alexis
Carrel
17. "Kejujuran dan integritas sejauh ini merupakan aset yang paling penting dari seorang
pengusaha." - Zig Ziglar
18. "Jadi pengusaha itu enggak perlu modal, tapi mental." - Rangga Umara
19. "Pengusaha selalu mencari perubahan, meresponsnya, dan mengeksploitasinya
sebagai peluang." - Peter F. Drucker
20. "Jujur dan kepercayaan adalah modal awal dan paling dasar dari seorang pengusaha."
- Chairul Tanjung
21. "Pengusaha tak harus pintar, tapi pintar cari orang pintar!" - Jaya Setiabudi
22. "Bukan majikan yang membayar upah. Pengusaha hanya menangani uang.
Pelangganlah yang membayar upah." - Henry Ford
23. "Jadilah pengusaha yang memiliki karakter yang baik. Orang yang sukses dengan cara
curang, pasti akan segera gulung tikar karena orang orang/publik menolaknya. Oleh
karena itu, lebih baik untung sedikit, namun diusahakan secara jujur dan ikhlas." -
Sudono Salim
24. "Pengusaha sejati adalah pelaku, bukan pemimpi." - Nolan Bushnell
25. "Pertanyaan yang saya tanyakan pada diri saya hampir setiap hari adalah, apakah saya
melakukan hal terpenting yang dapat saya lakukan?" - Mark Zuckerberg
26. "Pengusaha sukses itu selalu berusaha memberikan yang terbaik dan selalu
memberikan manfaat buat orang lain." - Rangga Umara
27. "Penting bagi pengusaha muda untuk memiliki kesadaran diri yang memadai untuk
mengetahui apa yang tidak mereka ketahui." - Mark Zuckerberg
28. "Pengusaha pada dasarnya adalah visualisator dan aktualisator. Dia dapat
memvisualisasikan sesuatu, dan ketika dia memvisualisasikannya, dia melihat dengan
tepat bagaimana mewujudkannya." - Robert L. Schwartz
29. "Seorang pengusaha adalah satu-satunya orang yang selamanya meminta maaf atas
pekerjaannya." - Gilbert Keith Chesterton
30. "Siapapun yang mengatakan pengusaha berurusan dengan fakta, bukan fiksi, tidak
pernah membaca proyeksi lima tahun yang lalu." - Malcolm Forbes
 
BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-penemuan
baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan
perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan
utama.  Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani
mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan berjiwa berani
mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa
takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. 

Dengan demikian motivasi dapat dipahami sebagai keadaan dalam diri individu yang
menyebabkan mereka berperilaku dengan cara yang menjamin tercapainya suatu tujuan.
Motivasi menerangkan cara orang-orang berperilaku seperti yang mereka lakukan. Semakin
wirausahawan mengerti perilaku organisasi, semakin mampu mereka mempengaruhi perilaku
tersebut dan membuatnya lebih konsisten dengan pencapaian tujuan organisasional.

Jenis-jenis motivasi diantaranya:


1. Motivasi Positif (insentif positif), manajer memotivasi bawahan dengan memberikan
hadiah kepada mereka yang berprestasi baik.
2. Motivasi negatif (insentif negatif), manajer memotivasi bawahan dengan memberikan
hukuman kepada mereka yang pekerjaannya kurang baik (prestasi rendah).
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Kewirausahaan Mengalami perkembangan yang cukup pesat di berbagai negara.


Kewirausahaan tidak hanya berperan dalam meningkatkan output dan pendapatan per kapita,
namun melibatkan pengenalan atau penerapan perubahan dalam struktur bisnis maupun
masyarakat (Slamet et.al, 2014). Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan ikut memiliki
andil dalam mendorong praktik- praktik kewirausahaan yang pada akhirnya memunculkan
berbagai penemuan- penemuan produk dan jasa baru bagi konsumen. Hal ini tentunya
membuka peluang kerja baru, membuka pasar baru, dan dalam jangka panjang akan mampu
menciptakan pertumbuhan usaha di berbagai sektor.

Di negara yang sedang berkembang, usaha-usaha yang banyak tumbuh di umumnya


tergolong sebagai usaha kecil. Fakta ini menunjukkan bahwa usaha kecil merupakan
mayoritas kegiatan masyarakat yang memberikan kontribusi signifikan terhadap penciptaan
pendapatan penduduknya. Beberapa fakta tersebut antara lain: 40% dari volume bisnis di
banyak negara dilakukan oleh usaha kecil, 75% dari perkerjaan baru dihasilkan oleh sektor
usaha kecil, usaha kecil menyumbang bagian tersebar dari penjualan di sektor manufaktur,
dan hampir di semua negara usaha kecil adalah tempat lahirnya kewirausahaan. Namun
demikian, terdapat juga fakta bahwa 50% dari usaha kecil gagal pada dua tahun pertama dan
manajemen yang buruk adalah penyebab tersebar kegagalan usaha kecil (Daryanto 2013,p.2).

Di indonesia, pertumbuhan ekonomi juga ditentukan oleh dinamika perekonomian daerah,


sedangkan perekonomian daerah pada umumnya di hasilkan dari kegiatan ekonomi berskala
kecil dan menengah. Memang keberadaan pengusaha kecil dan menengah merupakan proses
awal perkembangan industrialisasi di daerah, tapi kenyataannya di lapangan, masih banyak
kendala yang dihadapi oleh usaha kecil dan menengah. Menurut Prawiranegara dalam
Suryanita (2006,p.5) kendala intern yang dihadapi oleh pengusaha kecil yaitu kualitas SDM
yang masih rendah, lemahnya akses dan pengembangan pangsa Pasar, lemahnya struktur
pemodalan, terbatasnya penguasaan teknologi, lemahnya organisasi dan manajemen, serta
terbatasnya jaringan usaha dan kerjasama dengan pelaku-pelaku ekonomi lainnya. Untuk
menghadapi kendala tersebut, seorang pengusaha harus memiliki pondasi yang kuat sebelum
mendirikan dan menjalankan usahanya. Seorang pengusaha harus memiliki orientasi
kewirausahaan untuk menghadapi persaingan dan tekanan pasar yang terus meningkat (Kaur
and Mantok , 2015).

Penurunan kinerja Usaha kecil ini diduga, disebabkan oleh permasalahan ataupun
kelemahan yang dimiliki oleh sebagaian besar usaha kecil untuk mengantisipasi ancaman dan
mengeksploitasi peluang pasar. Faktor yang menyebabkan lemahnya usaha kecil antara lain:
keterbatasan modal, permasalahan kepegawaian, biaya langsung yang tinggi, keterbatasan
varian usaha, dan rendahnya kredibilitas (Daryanto 2013, 4). Selain itu, para pengusaha
belum memiliki orientasi kewirausahaan yang kuat dalam menghadapi kelemahan-kelemahan
tersebut dan bertahan dalam persaingan bisnis.
Pentingnya memiliki orientasi kewirausahaan dalam menjalankan usaha telah dibuktikan
dalam beberapa penelitian. Menurut penelitian Kaur & Mantok (2015) yang membuktikan
bahwa tiga dimensi orientasi kewirausahaan yaitu sikap proaktif, risk-taking (pengambilan
keputusan), dan inovasi berpengaruh terhadap kinerja bisnis diukur dari kinerja subjektifnya.
Didukung dengan penelitian Uddin & Bose (2015) dengan empat variabel orientasi
kewirausahaan yaitu inovasi, proaktif, risk-taking, dan autonomi terbukti berpengaruh
terhadap kinerja usaha. Hal ini menunjukkan bahwa usaha kecil yang ingin meningkatkan
kinerjanya tentunya harus memiliki orientasi kewirausahaan yang kuat.

Telah disebutkan sebelumnya bahwa salah satu penyebab kegagalan usaha kecil adalah
manajemen yang buruk. Padahal setiap usaha dalam pengelolaannya untuk mencapai hasil
yang efektif dan efisien memerlukan penerapan prinsip- prinsip manajemen dan peranan
pimpinan atau pengusaha untuk menjalankan fungsi-fungsi utama manajemen agar
tercapainya keberhasilan usaha yang diinginkan. Suci (2009) menyatakan bahwa kemampuan
manajemen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha pada industri kecil
menengah bordir di Jawa Timur. Sehingga memiliki kemampuan manajemen yang baik juga
menjadi peranan yang penting dalam menjalankan usaha kecil.

Dengan memiliki orientasi kewirausahaan dan kemampuan manajemen yang baik


diharapkan dapat membuat dan menjalankan strategi yang tepat bagi usahanya. Menurut
Zimmerer et al. (2008,p.145), strategi adalah peta jalan tindakan-tindakan yang disusun oleh
wirausahawan untuk mencapai misi,sasaran, dan tujuan perusahaan. Wirausahawan harus
menyusun strategi yang kuat berdasarkan pada langkah sebelumnya yang menggunakan
kompetensi inti dan kekuatan perusahaan sebagai batu loncatan menuju kesuksesan.

Salah satu aspek penting dalam dari kewirausahaan adalah pemasaran. Tujuan pemasaran
adalah untuk mendapatkan laba bagi perusahaan melalui promosi dan distribusi produk.
Sudah menjadi tuntutan bagi setiap pengusaha untuk menyusun strategi pemasaran dalam
menjalankan aktivitas-aktivitas usaha guna mencapai target yang ingin dicapai oleh suatu
usaha. Strategi pemasaran perlu dilakukan untuk menghadapi persaingan dan memenuhi
keinginan konsumen. Salah satu contoh misalnya, pengusaha menerapkan strategi Pemasaran
low cost dibanding pesaingnya agar menarik lebih banyak konsumen. Setyawan et al. (2015),
menemukan bahwa strategi bisnis berpengaruh positif terhadap kinerja bisnis walaupun 85
persen dari UKM yang diteliti tidak melaksanakan keseluruhan perencanaan strategi bisnis.
Strategi bisnis hanya terbatas pada strategi pemasaran.
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud kreatifitas wirausaha?

2. Apa yang dimaksud inovasi wirausaha ?

3. Bagaimana cara mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam berwirausaha?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Mampu memahami kreativitas dalam wirausaha

2. Mampu memahami inovasi dalam wirausaha

3. Mampu mengetahui cara pengembangan kreativitas dan inovasi dalam berwirausaha


BAB II
PEMBAHASAN

1.1. PENTINGNYA INOVASI DALAM BERWIRAUSAHA

Kewirausahaan pada dasarnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki
kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif. Secara
ekstrim wirausaha didefinisikan sebagai seseorang yang dapat mengubah sampah menjadi
emas. Kata wirausaha (entrepreneur) dikenalkan oleh Joseph Schumpeter seorang ahli
ekonomi berkebangsaan Austria pada tahun 1883-1950. Schumpeter berpendapat bahwa
proses perubahan ekonomi pada dasarnya dipengaruhi oleh perilaku tiap-tiap pribadi yakni
sang entrepreneur sendiri sebagai pelaku usaha. Oleh karena itu kewirausahaan
(entrepreneurship) selalu mencari hal-hal yang baru sebagai tantangan untuk berubah dan
dengan perubahan tersebut dimanfaatkan sebagai peluang.

Wirausaha adalah orang yang memiliki jiwa dan kemampuan tertentu dalam berkreasi dan
berinovasi. Ia adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda (ability to create the new and different) atau kemampuan kreatif dan
inovatif. Kemampuan seseorang yang kreatif dan inovatif secara riil tercermin dalam
kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start-up), kemampuan untuk mengerjakan
sesuatu yang baru (creative), kemauan dan kemampuan untuk mencari peluang (opportunity),
kemampuan dan keberanian untuk menanggung risiko (risk bearing) dan kemampuan untuk
mengembangkan ide dan mengelola sumber daya yang dimiliki. Kemauan dan
kemampuankemampuan tersebut diperlukan terutama untuk: (1) melakukan proses/teknik
baru (the new technic), (2) menghasilkan produk atau jasa baru (the new product or new
service), (3) menghasilkan nilai tambah baru (the new value added), (4) merintis usaha baru
(new business), yang berorientasi pasar, dan (5) mengembangkan organisasi baru (the new
organization).

Dalam berwirausaha, inovasi dan kreativitas adalah hal yang perlu dimiliki dan
dikembangkan dalam diri wirausaha demi perkembangan dan kesuksesan sebuah usaha.
Keduanya sering kali dipandang hampir serupa. Inovasi dan kreativitas adalah inti dari
kewirausahaan. Pada dasarnya sebuah inovasi dalam berusaha adalah kemampuan untuk
menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang untuk meningkatkan atau untuk
memperbaiki kinerja usaha. Sedangkan kreativitas dapat dipandang sebagai kemampuan
untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam melihat
masalah dan peluang.Dalam hal memanfaatkan peluang, seorang wirausaha dituntut untuk
selalu memiliki sikap kreatif dan inovatif. Kreatif pada dasarnya adalah bagaimana
menghadirkan sesuatu benda atau hal yang sebelumnya belum ada untuk dipergunakan.
Dalam prakteknya ide kreatif dapat melibatkan sebuah usaha penggabungan dua hal atau
lebih ide-ide secara langsung (John Adair, 1996).
Kreativitas merupakan usaha memikirkan sesuatu atau kemampuan seseorang untuk
melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda
dengan apa yang telah ada sebelumnya.

Sementara inovasi merupakan suatu proses untuk menemukan dan mengimplementasikan


sesuatu yang baru ke dalam situasi/kondisi yang belum ada dan belum dipikirkan
sebelumnya. Dengan kata lain, inovasi adalah bagaimana memikirkan dan melakukan sesuatu
yang baru yang dapat menambah atau menciptakan nilai-nilai manfaat, baik secara sosial
maupun secara ekonomik (Gede Raka, 2001). Walaupun dalam penulisan dan pengucapan
kata kreatif dan inovatif sering beriringan, akan tetapi hal itu tidak menunjukkan kesamaan
artinya. Kemampuan yang dihasilkan oleh kreativitas merupakan kemampuan dalam
membuat sesuatu menjadi baru dalam keberadaannya dan merupakan pembentukan ide-ide
baru yang original dan tidak biasa atau unik. Pola pikir dari orang kreatif adalah berpikir out
of the box, serta memiliki pikiran yang terbuka dan bebas untuk mendekati sesuatu dengan
cara baru. Sedangkan, inovasi adalah mengimplementasikan kreativitas terhadap sesuatu
menjadi satu kombinasi baru yang dapat menghasilkan. Definisi baru disini tidak selalu
berarti original, melainkan kebaruan atau diperbaharui, yang berarti juga adalah
improvement, karena inovasi tidak harus selalu barang atau jasa baru, melainkan perbaikan
ataupengembangan dari barang atau jasa yang telah ada.

Peningkatan Kinerja Bisnis dengan Kemampuan Kreativitas dan Strategi Inovasi di Usaha
Mikro Kecil dan Menengah Makanan Tradisional Lampung

Perkembangan data usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) di Indonesia, pada tahun 2017
jumlah UMKM diperkirakan berkembang sampai lebih dari 59.000.000 unit (sumber:
depkop.go.id.,http://www.lisubisnis.com/2016/12). Dari data Badan Pusat Statistik (BPS-
Statistics Indonesia) menunjukkan pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan
kecil triwulan II tahun 2017 naik sebesar 1,64 persen (q-toq) terhadap triwulan I tahun 2017.
Jenis-jenis industri yang mengalami kenaikan produksi adalah industri kertas dan barang dari
kertas naik 15,87 persen, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia naik 9,72 persen,
serta industri pakaian jadi naik sebesar 8,82 persen. Berdasarkan data di atas menurut Badan
Pusat Statistik industri kerajinan dan makanan tradisional terjadi penurunan sebesar 5,13
persen yang sebenarnya harus ditingkatkan agar kesejahteraan masyarakat lebih meningkat.
Kondisi ini juga terjadi pada industri makanan tradisional di Lampung.

2.1. METODE PENELITIAN


Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dan jenis penelitian yang
dilakukan yaitu penelitian survey dan bersifat deskriptif-eksplanatori. Penelitian ini berusaha
menjelaskan hubungan kausal (pengaruh) dan sekaligus menguji hipotesis antara variabel
yang sedang diteliti. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analysis verivikatif
menggunakan structural equation modeling analysis of moment structure (SEM-AMOS).
Adapun model persamaan struktur paradigm berpikir

sebagai berikut:

Y = р1y.X1+ р2y.X2+ey

Keterangan:

X1 = Variabel laten eksogen kemampuan kreatif

X2 = Variabel laten eksogen strategi inovasi

Y = Variabel laten endogen kinerja bisnis

2.2. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dan pembahasan menguraikan gambaran

objek penelitian tentang UMKM sentra industri makanan tradisional khas Lampung dan
profil responden, analisis deskriptif setiap variabel menggunakan skor persentase
kecenderungan, analisis verivikatif untuk menguji hipotesis menggunakan SEM-PLS dengan
model pengukuran dan model struktural.Proses produksi pada sebagian besar UMKM
tersebut masih mengandalkan teknologi sederhana, dan malahan masih manual dan tidak
menggunakan mesin otomatis. Karena sifatnya makanan khas jadi setiap penjual harus
mencirikan kekhasan dari setiap makanan yang di jual. Sebagian besar proses pemasaran
masih mengandalkan pesanan dan pajangan di toko. Namun, promosi penjualan yang
dilakukan relatif kurang.

2.3. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1)
Kemampuan kreatif secara umum memiliki kecenderungan tinggi namun ada yang perlu
ditingkatkan antara lain pada dimensi inspirasi kreatif cenderung tinggi, namun pada
indikator tingkat inspirasi kreatif dari konsumen, tingkat inspirasi kreatif dari lingkungan
cenderung rendah. Dimensi berpikir kreatif cenderung tinggi namun pada indikator tingkat
pemahaman mengenai posisi kekuatan/kelemahan dibandingkan pesaing cenderung rendah,
dimensi bekerja kreatif cenderung tinggi namun pada indikator tingkat pengetahuan untuk
bekerja kreatif cenderung rendah. Dimensi kerjasama kreatif cenderung rendah seperti pada
indikator tingkat keselarasan antar-fungsi manajemen (keuangan, SDM, produksi,
pemasaran0 dalam menghasilkan produk unggul dan tingkat koordinasi sinergis dengan
konsumen untuk persaingancenderung rendah. Strategi inovasi secara umum memiliki
kecenderungan tinggi namun ada yang perlu ditingkatkan antara lain pada, dimensi inovasi
pemasaran cenderung tinggi namun pada indikator tingkat keragaman (variasi) dalam
aktivitas promosi cenderung rendah. Dimensi inovasi keuangan cenderung rendah seperti
pada indikator tingkat akses terhadap sumber dana, tingkat kemudahan transaksi keuangan,
tingkat penerapan system manajemen keuangan, tingkat adaptabilitas financial technology
cenderung rendah. 2) Kemampuan kreatif berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
bisnis. Kondisi ini menunjukkan bahwa semakin kreatif kemampuan para pengusaha, maka
akan meningkatkan kinerja bisnisnya. 3) Strategi inovasi memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja bisnis. Kondisi ini menunjukkan bahwa semakin inovatif produk
yang dihasilkan para pengusaha, maka akan meningkatkan kinerja bisnisnya.

Bab 3

Strategi Kewirausahaan dengan Kemampuan Kreativitas dan Strategi Inovasi pada UMKM di
Pasar Tradisional Lampung

Perkembangan Informasi dan Teknologi Saat ini membuat perusahaan berada di Era
Ekonomi Pengetahuan (Hendarman, A. F., & Tjakraatmadja, J. H. 2012). Menurut Kelly, K.
(1998) bahwa setiap perusahaan di Era Ekonomi Pengetahuan akan menghadapi tantangan
yang berbeda dalam mencapai Keunggulan Kompetitif karena lingkungan bisnis yang sedang
berjalan globalisasi, intangibilitas, dan antar konektivitas. Wright, M., & Hitt, M. A. (2017)
mengusulkan bahwa perusahaan perlu membangun sumber daya pengetahuan berbasis
tindakan kewirausahaan untuk mencapai Keunggulan Kompetitif di era ekonomi. Terkait
dengan lingkungan bisnis yang tidak pasti dan memiliki persaingan bisnis yang dinamis,
dengan demikian, Keunggulan Kompetitif tradisional semakin kurang relevan karena itu
mudah ditiru. Sesuai dengan itu, para ahli seperti Grant, R.M. (1996) dan Salunke, S.,
Weerawardena, J., & McColl-Kennedy, J. R. (2019) berpendapat bahwa pengetahuan saat ini
adalah sumber daya organisasi untuk mencapai Keunggulan Kompetitif yang sulit ditiru oleh
pesaing lain. Strategis kewirausahaan mengambil tindakan kewirausahaan dengan perspektif
strategis (Garud, R., Gehman, J., & Tharchen, T. 2018). Praktik Kewirausahaan Strategis
adalah kewirausahaan di tingkat organisasi yang menggabungkan Kewirausahaan dan
Manajemen Strategis yang juga mencerminkan dua hal seperti pencarian peluang kegiatan
dan kegiatan pencarian keuntungan (Withers, M. C., Ireland, R. D., Miller, D., Harrison, J. S.,
& Boss, D. S. 2018). Oleh karena itu, Bengesi, K.M.K., and I. Le Roux. (2014) percaya
bahwa dua hal ini biasanya dilakukan oleh perusahaan wirausaha seperti Usaha Kecil
Menengah (UKM) untuk membuat kondisi pasar yang tidak seimbang. Kewirausahaan
Strategis diakui oleh para peneliti sebagai bidang baru penelitian kewirausahaan yang
dilakukan oleh suatu organisasi. Strategis kewirausahaan diposisikan sebagai konsep dimulai
pada awal 2000 dan telah berkembang sejak saat itu (Daryani, S.M and Tabrizinia, S. 2015).
Konsep ini dipengaruhi oleh manajemen strategis dan kewirausahaan dalam organisasi
(Hoglund, L.M.H., Caicedo, H.M., and Martensson, M. 2014). Foss, N.J. and J. Lyngsie.
(2012) menekankan bahwa kewirausahaan strategis adalah bentuk manajerial dan
kewirausahaan daya tarik bagi para manajer terletak pada kombinasi ekonomi dan
behaviorisme di perusahaan, kecepatan yang menjanjikan, fleksibilitas, dan inovasi. Karena
itu, akademisi dan praktisi berpendapat bahwa itu strategis kewirausahaan sangat Penting
bagi para praktisi dan pembuat kebijakan (Luke, B., Kearins, K. and Verreynne, M-L.
2011).Kemampuan kreativitas menjadi faktor yang mempengaruhi strategi dalam
kewirausahaan. Kreativitas dianggap sebagai keterampilan yang menggunakan berbagai
teknik pembuatan ide (seperti brainstorming), menciptakan ide baru dan berguna,
merumuskan, memahami, menganalisa dan mengevaluasi ide asli untuk meningkatkan dan
memaksimalkan upaya kreativitas (Ferrari, A., Cachia, R., & Punie, Y. 2009). Kreativitas
merupakan sumber penting dalam penciptaan daya saing untuk semua organisasi yang peduli
terhadap growth (pertumbuhan) dan change (perubahan). Roe Psychological Approaches to
Creativity in Science, New York University(Sawyer, R. K. 2011) menyatakan bahwa syarat-
syarat orang yang kreatif yaitu: a) Keterbukaan terhadap pengalaman (openness to
experience)., b) Kepercayaan terhadap diri sendiri (self reliance)., c) Tidak sedang tunduk
pada pengawasan kelompok (not being subject to group standard and control).,
d)Ketersediaan untuk mengambil resiko yang diperhitungkan (willing to take calculated
risks). Peran sentral dalam kewirausahaan adanya kemampuan yang kuat untuk menciptakan
(to create or to innovate) sesuatu yang baru, misalnya: sebuah organisasi baru, pandangan
baru tentang pasar, nilai-nilai corporate baru, proses-proses manufacture yang baru, produk-
produk dan jasa-jasa baru, cara-cara baru dalam mengelola sesuatu., cara-cara baru dalam
pengambilan keputusan (Salunke, S., Weerawardena, J., & McColl-Kennedy, J. R. 2019).
Menurut Tidd, J., & Bessant, J. R. (2018) Inovasi sangat penting dalam perkembangan
produk, karena Inovasi bisa menghasilkan pertumbuhan lebih cepat, meningkatkan segmen
pasar, dan menciptakan posisi korporat yang lebih baik. Perhatian terhadap pasar tradisional
UKM di Indonesia sebagai bentuk keberpihakan pada masyarakat ekonomi. Umumnya, UKM
di pasar tradisional menghadapi dua kendala penting yang harus diperhatikan, yaitu, kendala
internal dan eksternal. Yang dimaksud dengan kendala internal adalah kurangnya sumber
daya, manajemen, daya tawar, dan legalitas, sementara kendala eksternal berarti tantangan
persaingan globalisasi seperti persaingan dengan pasar modern, pusat perbelanjaan modern,
harga barang dagangan yang berfluktuasi sejalan dengan fluktuasi dolar Amerika, Kawasan
Perdagangan Bebas ASEAN-China, dan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada (2016).
Kendala-kendala itu menjadi perhatian pemerintah, bisnis agen, dan publik terhadap
kelangsungan hidup UKM di pasar tradisional dan keberlanjutan pasar tradisional diri.
Pemerintah Daerah Jawa Barat khususnya di bidang perdagangan telah membuat program
GEMPITA (Gerakan Cinta Pasar Tradisional). Tujuan dari program GEMPITA adalah untuk
melindungi Mikro, Kecil dan Usaha Menengah (UKM) di pasar tradisional provinsi Jawa
Barat yang mulai berkurang dan terpinggirkan oleh tekanan pasar modern, pusat perbelanjaan
modern, serta masyarakat urban gaya hidup. Peraturan daerah ini diwujudkan dengan
merevitalisasi 37 pasar tradisional di 25 kabupaten/kota Lampung, Jawa barat Indonesia
(Resalawati, A. 2011).

Lampung adalah salah satu kota yang mendapat perhatian untuk revitalisasi pasar tradisional.
Berdasarkan data dan informasi dari pemerintah, Pasar Bermartabat sebagai lembaga
pemerintah yang mengelola pasar tradisional di Lampung melaporkan bahwa Lampung
memiliki 40 pasar tradisional. Namun, keberlanjutannya dari 40 pasar tradisional di Lampung
ini dianggap terancam oleh tekanan persaingan pasar modern. Terlebih lagi, ada 2 pasar
tradisional yang bisa dikatakan mati atau mati seperti pasar gunung terang, pasar tempel, dan
pasar sedangkan pasar tradisional lainnya seperti Pasar Wayhalim dan Pasar Waykandis
tampaknya sudah sangat tinggi terancam. Namun berdasarkan pengamatan lapangan,
diketahui bahwa dalam persaingan ketat ini, UKM di Indonesia pasar tradisional yang
menjadi pusat garmen cenderung memiliki posisi kompetitif yang lebih baik daripada pasar
tradisional yang berpusat pada penjualan sayuran, buah-buahan, dan kebutuhan primer
lainnya. Juga, selama krisis ekonomi, jumlah pengecer skala mikro dan kecil di pasar
tradisional adalah secara mengejutkan meningkat seperti di Pasar Tengah dan Pasar Bambu
Kuning.

3.1. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory). Dalam penelitian ini data yang
dipergunakan adalah data primer. Dalam hal ini data diperoleh dari kuesioner yang diberikan
kepada responden yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada variable penelitian
yang di digunakan dan selanjutnya akan dianalisis untuk dijadikan pembahasan. Daftar
pertanyaan yang diberikan kepada responden mengenai variabel penelitian meliputi
manajemen Pengetahuan, Kemampuan kreatif dan Strategi inovasi terhadap Strategi
kewirausahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah para pemilik Usaha kecil dan menengah
garmen di Lampung yang berjumlah sebanyak 52.

Dalam penentuan jumlah sampel menggunakan teknik penarikan sampel menggunakan


rumus Slovin taraf kesalahan 10% sehingga diperoleh sampel sebanyak 34 responden. Uji
Instrumen penelitian menggunakan uji validitas dan reliabilitas Metode analisis data yang
digunakan adalah Regresi Linier Berganda yaitu merupakan pengujian untuk mengukur
seberapa besar pengaruh variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y).

3.2. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Karakteristik Responden. Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada 34


responden yaitu para pemilik usaha kecil dan menengah

3.3. SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan regresi linier berganda, maka pada akhirnya
dapat ditarik kesimpulan bahwa 1) kemampuan kreativitas berpengaruh signifikan secara
simultanterhadap strategi kewirausahaan pada usaha kecil dan menengah Garmen Lampung;
2) strategi inovasi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap strategi kewirausahaan pada
usaha kecil dan menengah Garmen Lampung; dan 3) kemampuan kreativitas dan Strategi
Kewirausahaan berpengaruh dominan terhadap Strategi Kewirausahaan pada usaha kecil dan
menengah Garmen Lampung.

Bab 4

SEKI Model dan Metaphora: Kajian


dalam Upaya Menciptakan Inovasi
Produk

Inovasi merupakan istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh Schumpeter pada tahun
1934. Inovasi dipandang sebagai kreasi dan implementasi ‘kombinasi baru’. Istilah kombinasi
baru ini dapat merujuk pada produk, jasa, proses kerja, pasar, kebijakan dan sistem baru.
Istilah ‘baru’ dijelaskan Adair (1996) bukan berarti orisinal tetapi lebih kepada aspek
‘kebaruan’. Arti kebaruan ini diperjelas dengan pendapat Schumpeter yang mengatakan
bahwa inovasi adalah mengkreasikan dan mengimplementasikan sesuatu menjadi kombinasi
baru. Melalui inovasi seseorang dapat menambahkan nilai dari produk, pelayanan, proses
kerja, pemasaran, sistem pengiriman, dan kebijakan, tidak hanya bagi perusahaan tetapi juga
pemegang saham dan masyarakat (de Jong & Den Hartog, 2003).

Inovasi pada level negara terlihat dari daya saing. Faktor kunci bagi keberlangsungan dan
daya saing sebuah negara atau organisasi adalah inovasi radikal dan inkermental (Salaman &
Storey, 2002).

Inovasi merupakan jawabannya yaitu proses penting bagi kesehatan organisasi dan bahkan
faktor kunci bagi keberlangsungan dan daya saing sebuah organisasi bisnis (Salaman &
Storey, 2002). Inovasi juga telah tumbuh di negara‐negara Asia lain seperti Malaysia,
Thailand, dan Filipina. Mereka telah beranjak ke produk‐produk yang mempunyai tingkat
teknologi yang kompleks dan bernilai tambah tinggi, bahkan Singapura dan Korea Selatan
telah mengarah pada teknologi informasi dan perancangan produk.

India melakukan inovasi dengan strategi outsourcing pada awalnya di tahun 1980‐an dan
sekarang ini telah menguasai IT (Ohmae, 2005).

Daya saing sebuah negara ditentukan oleh seberapa besar penguasaan teknologi tinggi
dalam menghasilkan produk atau jasa dengan nilai tambah dan bukan bersandar pada
kekayaan alam semata. Nilai tambah suatu produk atau jasa dapat ditempuh dengan
mengembangkan ekonomi berbasis pengetahuan sehingga kualitas manusia yang bersumber
daya merupakan prasyarat. Ketika manusia tidak memiliki kualitas yang berdaya guna akan
berpengaruh terhadap pengembangan industri manufaktur bersifat padat karya dan teknologi
tidak kompleks. Dengan demikian, nilai tambah pun bersifat terbatas (Helmi, 2009).

Akhir abad ke 20 ditandai perubahan era bisnis dari bisnis berbasis industrial ke
pengetahuan. Hal ini membawa implikasi pada perubahan tujuan bisnis dan sumber daya
yang digunakan untuk persaingan. Tujuan semula bisnis menghasilkan produk komoditas
yang terdiferensiasi berubah menjadi menghasilkan produk inovatif yang berbasis
pengetahuan (Kim & Lee, 2006; Wang, 2007).

Pengetahuan menjadi sumber daya strategis dalam memenangkan persaingan bisnis,


apakah dalam arti kekuatan bertahan, beradaptasi, dan menghadapi perubahan lingkungan
makro bisnis yang bersifat turbulensi (Ancok, 2009).
Ruang lingkup inovasi dalam organisasi (Axtell dkk dalam Janssen, 2003) bergerak mulai
dari pengembangan dan implementasi ide baru yang mempunyai dampak pada teori, praktek,
produk, atau skala yang lebih rendah sampai dengan yang berdampak besar.

Inovasi yang merupakan perbaikan proses kerja sehari‐hari dan desain kerja harian disebut
sebagai inovasi inkremental dan beberapa ahli menyebutnya dengan istilah perilaku inovatif
(Scott & Bruce, 1994; Adair, 1996) atau shop‐floor innovation (Axtell dkk, dalam Den
Hartog, 2000).

Masyarakat pada umumnya hanya terfokus pada inovasi radikal khususnya produk atau
teknologi seperti inovasi yang dilakukan di pabrik mobil Jepang, telepon genggam dari
Finlandia, dan yang diciptakan oleh Walt Disney dengan Mickey Mouse dan Disneyland.
Inovasi radikal dilakukan dengan skala besar oleh para ahli di bidangnya dan biasanya
dikelola oleh departemen penelitian dan pengembangan. Inovasi tersebut ini sering kali
dilakukan dibidang manufaktur dan lembaga jasa keuangan (Helmi, 2009).

Kesuksesan pabrik mobil Jepang dikatakan Nonaka & Takeuchi (1995) adanya proses
penciptaan pengetahuan yang dimulai dari perkemahan curah pendapat. Kesuksesan
Finlandia dengan produk telepon genggam karena komitmen tinggi pada riset dan
pengembangan. Departemen kreatif Disney terus menerus mampu menciptakan cara‐cara
yang jenius untuk menyenangkan orang (Collins, 2002). Oleh karena itu, dibalik kesuksesan
inovasi produk bukan semata‐mata tergantung pada teknologi saja tetapi iklim yang kondusif.

4.1. PEMBAHASAN

1. Pengetahuan

Istilah pengetahuan dalam banyak literatur dibedakan dengan informasi dan data.
Berdasarkan hirarkisnya, informasi berasal dari data yang telah diproses dan
diinterpretasikan. Data adalah fakta dan angka kasar, yang selanjutnya diproses dan disebut
dengan informasi. Hasil dari pengolahan informasi dengan menggunakan metode tertentu
disebut dengan pengetahuan. Oleh karena pengetahuan merupakan informasi yang diproses
oleh masing‐masing individu, dengan demikian sifat dari pengetahuan adalah subjektif, unik,
bermanfaat, dan akurat yang berkaitan dengan fakta, prosedur, konsep, interpretasi, ide,
pengamatan, dan penilaian (Alavi & Leidner, 2001).

Terdapat perbedaan makna pengetahuan antara budaya barat dan timur. Di barat ada
pemisahan antara pengetahuan dan sumbernya, sedangkan di timur tidak ada pemisahan
tersebut. Pengetahuan yang berkembang di barat bersifat eksplisit, sedangkan di timur
bersifat tasit. Oleh karenanya, Nonaka & Takeuchi (1995) mengadopsi pengertian
pengetahuan tradisional yaitu keyakinan akan kebenaran yang bersifat personal yang
terjustifikasi. Keyakinan dipandang konsep pengetahuan tersebut karena berkaitan erat
dengan nilai dan keyakinan dari individu atau kelompok. Nonaka & Kanno (1998), dan
Huber (dalam Alavi & Leidner, 2001) mengatakan bahwa pengetahuan merupakan
sumberdaya yang tidak tampak dan berada di otak masing‐masing individu yang merupakan
suatu keyakinan akan kebenaran yang terjustifikasi yang dapat meningkatkan kapasitas dalam
tindakan yang efektif.
Berdasarkan pendapat Michael Polanyi, Nonaka berbagi pengetahuan terdapat dua macam
(Nonaka & Takeuchi, 1995; Nonaka & Kanno, 1998) yaitu pengetahuan tasit dan eksplisit.
Kedua macam pengetahuan tersebut bersifat kontinum. Pengetahuan eksplisit dapat
diekspresikan dalam kata‐kata dan angka‐angka disajikan dalam bentuk data, formula ilmiah,
spesifikasi, manual dan sebagainya. Jenis pengetahuan ini siap untuk ditranmisikan antar
individu secara formal dan sistematik.

Pengetahuan tasit bersifat personal dan sulit dilakukan formalisasi, sehingga sulit untuk
dikomunikasikan dan dibagikan kepada pihak lain. Pengetahuan tasit berisi insight subjektif,
intuitif, dan berakar dari perilaku dan pengalaman (Nonaka & Takeuchi, 1995; Nonaka &
Konno, 1998; Akamavi & Kimble, 2005).

Terdapat dua dimensi pengetahuan tasit yaitu dimensi teknis dan dimensi kognitif.
Dimensi kognitif berupa keyakinan, ide, nilai, skemata, dan model mental yang membentuk
cara pandang manusia terhadap dunia. Pusat elemen kognitif yang dikenal oleh Juhnson‐
Laird (Nonaka & Takeuchi, 1995) sebagai “model mental” yaitu tempat dimana manusia
menciptakan model‐model kerja dunia dengan membuat dan memanipulasi analogi dalam
pikiran mereka.

Model‐model mental seperti skemata, paradigma, perspektif, keyakinan, dan sudut


pandang, membantu individu dalam melakukan persepsi dan mendefinisikan realitas.Dimensi
teknis adalah bermacam‐macam keterampilan personal yang bersifat informal elemen teknis
pengetahuan tasit termasuk di dalamnya mengetahui bagaimana secara kongkrit, keahlian dan
kemampuan. Sangat penting untuk dicatat bahwa elemen kognitif pengetahuan tasit mengacu
pada sebuah gambaran realitas dan visi masa depan yang dimiliki individu. Pengungkapan
model mental tasit merupakan faktor kunci dalam penciptaan pengetahuan baru.Pengetahuan
tasit jika tidak dibagikan akan tetap tersimpan dalam memori individu. Jika individu keluar
dari organisasi maka pengetahuan tersebut akan dibawa dan organisasi kehilangan
pengetahuan. Jika pengetahuan tasit dibagikan melalui proses eksternalisasi dan internalisasi
(SEKI) merupakan aset yang berguna pada organisasi (Tsoukas dalam Akamavi & Kimble,
2006).

2. Penciptaan Pengetahuan melalui SEKI

Penciptaan pengetahuan menurut Nonaka dan Takeuchi (1995) didasarkan sistem berpikir
yang merupakan proses spiral dari interaksi antara pengetahuan eksplisit dan tasit. Interaksi
antara macam‐macam pengetahuan akan mendorong pembentukan kreasi yang baru. Ada 4
langkah dalam penciptaan pengetahuan yang baru yaitu Sosialisasi, Eksternalisasi,
Kombinasi, dan Internalisasi (Model SEKI).

a. Sosialisasi: dari Tasit ke Tasit

Istilah sosialisasi digunakan karena pengetahuan tasit disebarkan melalui kegiatan


bersama seperti tinggal bersama, meluangkan waktu bersama bukan melalui tulisan atau
instruksi verbal. Dengan demikian, dalam kasus tertentu pengetahuan tasit hanya bisa
disebarkan jika seseorang merasa bebas untuk menjadi seseorang yang lebih besar yang
memiliki pengetahuan tacit dari orang lain. Proses ini membuat pengetahuan seseorang
terasah dan juga penting untuk peningkatan kapabilitas dan kemampuan seseorang. Semakin
sukses individu menjalani proses perolehan pengetahuan baru, semakin banyak pengetahuan
eksplisit yang berhasil diproduksi pada proses eksternalisasi.

Sosialisasi merupakan sebuah proses berbagi pengalaman dan selanjutnya akan


menciptakan pengetahuan tasit seperti berbagi model mental dan keahlian‐keahlian teknis.
Seorang individu dapat memperoleh pengetahuan tasit secara langsung dari orang lain tanpa
menggunakan bahasa. Magang kerja kepada yang lebih ahli dan belajar keahlian tidak
melalui bahasa namun melalui observasi, imitasi, dan praktek. Dalam bidang bisnis, pelatihan
pada saat kerja pada dasarnya menggunakan prinsip yang sama. Kunci untuk memperoleh
pengetahuan tasit adalah pengalaman. Tanpa adanya berbagi pengalaman akan sulit bagi
seseorang memproyeksikan dirinya pada proses pemikiran individual dari orang lain.
Transfer informasi saja sering kali hanya bisa memberikan sedikit pemahaman, namun jika
digambarkan dari hubungan emosi dan konteks tertentu dalam bentuk berbagi pengalaman
yang sama maka akan tersimpan lebih baik

b. Eksternalisasi: dari Tasit ke Eksplisit

Eksternalisasi merupakan sebuah proses mengungkapkan pengetahuan tasit dalam konsep


yang eksplisit, yang merupakan intisari proses penciptaan pengetahuan. Eksternalisasi
membutuhkan penyajian pengetahuan tasit ke dalam bentuk yang lebih umum sehingga dapat
dipahami oleh orang lain. Pada tahap ini, individu memiliki komitmen terhadap sebuah
kelompok dan menjadi satu dengan kelompok tersebut.Metodenya adalah mengubah
pengetahuan tasit menjadi eksplisitdengan menggunakan bentuk‐bentuk metaphora, analogi,
konsep, hipotesis, atau model. Bentuk eksternalisasi biasanya ditemukan dalam proses
penciptaan konsep dan dicetuskan dalam dialog atau refleksi secara kolektif. Metode yang
sering kali digunakan untuk menciptakan sebuah konsep adalah mengkombinasikan antara
deduktif dengan induktif.

Eksternalisasi sering kali digerakkan oleh metaphora dan atau analogi. Menggunakan
sebuah metaphora dan atau analogi yang atraktif, sangat efektif dalam membantu
berkembangnya komitmen secara langsung terhadap proses kreatif. Dalam hal ini, kekayaan
pemimpin akan bahasa‐bahasa kiasan dan imajinasi merupakan sebuah faktor penting dalam
mendapatkan pengetahuan tasit dari anggota proyek. Diantara keempat bentuk konversi
pengetahuan, eksternalisasi memiliki peran kunci dalam penciptaan pengetahuan, karena
eksternalisasi menciptakan konsep baru dan eksplisit dari pengetahuan tasit.

c. Kombinasi: dari Eksplisit ke Eksplisit

Kombinasi merupakan proses pembuatan sistem konsep dalam sebuah sistem


pengetahuan. Bentuk konversi pengetahuan seperti ini menyertakan pengkombinasian bentuk
lain dari pengetahuan eksplisit. Pertukaran dan pengkombinasian pengetahuan secara
individual melalui media seperti dokumen, rapat, pembicaraan telepon, atau jaringan
komunikasi komputer. Pembentukan kembali informasi yang ada melalui penyortiran,
penambahan, pengkombinasian, dan pengkategorisasikan pengetahuan eksplisit (seperti yang
dilakukan dalam data based komputer) dapat mengarahkan pada munculnya pengetahuan
baru. Penciptaan pengetahuan yang dilakukan di pendidikan dan pelatihan formal di sekolah
biasanya menggunakan bentuk ini, seperti sebuah pendidikan MBA. Dalam prakteknya, fase
kombinasi tergantung pada tiga proses berikut:
1) Penangkapan dan integrasi pengetahuan eksplisit baru termasuk pengumpulan data
eksternal dari dalam atau luar institusi kemudian mengkombinasikan data‐data tersebut.

2) Penyebarluasan pengetahuan eksplisit tersebut melalui presentasi atau pertemuan


langsung.

3) Pengolahan pengetahuan eksplisit sehingga lebih mudah dimanfaatkan kembali misal


menjadi dokumen rencana, laporan, data pasar, dan lain-lain.

d. Internalisasi: dari Eksplisit ke Tasit Internalisasi merupakan sebuah proses yang


pengubahan pengetahuan eksplisit menjadi pengetahuan tasit. Hal ini sangat dekat
hubungannya dengan learning by doing. Ketika pengalaman melalui sosialisasi,
eksternalisasi, dan kombinasi di internalisasikan ke dalam pengetahuan dasar tasit individu
dalam bentuk berbagi model mental atau teknik know‐how mereka menjadi aset‐aset yang
berharga. Penerapan penciptaan disosialisasikan dengan anggota organisasi yang lain, dengan
demikian dapat dimulai sebuah spiral penciptaan pengetahuan yang baru. Untuk membuat
pengetahuan eksplisit menjadi tasit, akan sangat membantu jika pengetahuan tersebut yang
dalam bentuk verbal atau diagram diubah ke dalam dokumen, panduan, atau cerita oral.

Dokumentasi membantu individu menginternalisasi apa yang mereka alami, dengan


demikian akan memperkaya pengetahuan tasitnya. Dokumen atau panduan memfasilitasi
transfer pengetahuan eksplisit pada orang lain, yang selanjutnya akan membantu mereka
mengalami pengalaman orang lain secara tidak langsung.

3. Metaphora dalam Inovasi

Berdasarkan uraian mengenai penciptaan pengetahuan pada tahal eksternalisasi adalah


fokus utama. Eksternalisasi adalah transformasi dari pengetahuan tasit ke pengetahuan
eksplisit salah satunya dengan menggunakan metaphora. Metaphora merupakan cara
mempersepsi atau memahami secara intuitif suatu objek dengan menggambarkannya secara
simbolik. Adapun proses pembuatan metaphora dengan menggunakan pemikiran secara
deduktif atau metode non-analitis untuk menciptakan konsep yang radikal. Metode ini tidak
dilakukan melalui analisis ataupun sintesis dari atribut‐atribut umum dari objek. Metaphora
menciptakan cara‐cara baru mengalami realitas. Prakteknya dalam metaphora sering
dipergunakan dalam membangun persepsi atau menamakan sebuah objek dengan
mengenakan ciri‐ ciri atau karakteristik objek lain yang ada dalam pikiran. Metaphora selama
ini banyak dipergunakan para penyair, filsuf, ahli bahasa, sosiologis, dan psiko analis sebagai
cara berbahasa (Hogler & Gross, 2005, Nonaka & Takeuchi, 1995; Srivastava dan Barret,
1988) tetapi sekarang telah berkembang untuk berinovasi apakah produk, sistem kerja baru,
atau jasa. Beberapa prinsip tentang metaphora sebagai berikut:

a. Metaphora adalah cara memandang sebuah objek sebagai objek lain, dapat terkait dengan
karakteristik objek yang berbeda dan memperkaya persepsi tentang objek tersebut, misalnya
ketika seseorang menjumpai benda yang sama sekali belum pernah disentuh atau
dirasakannya dengan inderanya, maka ketika ia mengungkapkan kesan atau perasaannya ia
cenderung bermetaphora.

b. Metaphora merupakan interaksi dari sistem pemikiran yang menghasilkan pemaknaan


yang lebih luas, dan hasil dari konotasi terhadap objek tersebut akanmenghasilkan
pemaknaan kontekstual yang baru.
c. Metaphora sebagai cara menangkap atau memahami kejadian dan objek sekitar lebih dari
sekedar pengartian harfiah, bahkan seseorang bisa memaknakan sesuatu yang tidak bisa
dimaknakan secara harfiah melalui metaphora.

d. Metaphora mampu mengkomunikasikan tentang sebuah objek dengan lebih kuat dan
melibatkan pengalaman emosional yang mendalam (Srivastava dan Barret, 1988).

Metaphora seperti halnya analogi bukan merupakan pemaknaan objek secara harfiah
namun lebih eksplanatif dan dapat digunakan dalam konteks gambaran ekspresif dan afektif.
Jika metaphora diterapkan dalam proses kelompok atau dalam organisasi, maka metaphora
dapat berfungsi sebagai pertukaran informasi dan pengetahuan. Melalui metaphora, objek
yang menjadi kajian kelompok atau organisasi dapat diuraikan dengan bahasa‐bahasa yang
saling mudah dimengerti para anggota kelompok. Bentuk‐bentuk komparasi dalam mengenali
permasalahan atau kasus yang dihadapi akan lebih bermakna dan dapat diterima oleh setiap
individu. Ide‐ide yang terwujud dalam metaphora dapat berkembang dalam proses kelompok,
sehingga dapat memicu kreativitas kelompok dan inovasi kelompok

Bab 5

Strategi Menumbuh Kembangkan Sikap dan Perilaku Inovatif dalam Berwirausaha di


Kalangan Mahasiswa-Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung

Fakta empiris menunjukkan bahwa jumlah lulusan perguruan tinggi dari waktu ke waktu
mengalami kenaikan yang signifikan, sedangkan daya serap pasar kerja sangat kecil.
Akibatnya angka pengangguran terbuka di Indonesia cukup tinggi yaitu mencapai 9 –10 %
dan termasuk didalamnya adalah penganggur terdidik alumni perguruan tinggi. Untuk
mengatasi tingginya pengangguran terdidik tersebut maka dipandang perlu menumbuh
kembangkan kewirausahaan di kalangan mahasiswa. Berbagai upaya yang ditempuh Program
Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung untuk menumbuh-kembangkan
kewirausahaan di kalangan mahasiswa adalah:

(1) dicantumkan mata kuliah kewirausahaan dalam kurikulum;

2) pelayanan ketenagakerjaan dan pengembangan kewirausahaan kepada mahasiswa/alumni;

3) gerakan seribu wirausaha Universitas Lampung;

4) Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang kewirausahaan;

5) Kopma Universitas Lampung; dan

6) Kompeni Universitas Lampung.


6.1. PENDAHULUAN

Salah satu tantangan berat yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dewasa ini adalah adanya
jumlah pengangguran yang sangat besar dan senantiasa bertambah dari waktu ke waktu.
Meskipun mengurangi angka pengangguran selalu menjadi prioritas program pemerintah,
namun setiap tahun angka tersebut sulit dikurangi. Jika pun berkurang, jumlahnya sangat
kecil. Dari data jumlah pengangguran yang ada, ternyata penganggur dari kalangan terdidik
menunjukkan kecenderungan meningkat (Wahyuni, E. T. 2008; Sanisah, S. 2010; Pasay, N.
H. A., & Indrayanti, R. 2012).

Departemen Pendidikan Nasional mencatat jumlah mahasiswa yang lulus dari perguruan
tinggi negeri dan swasta tahun akademik 2017-2018 sebanyak 2.159.516 orang (Kemenristek
dikti 2017; Kemenristekdikti 2018). Namun, tidak semua yang lulus ini terserap oleh pasar
kerja.Data survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) per Februari 2007 yang dikeluarkan
Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah pengangguran per Februari 2019
mengalami penurunan. Tapi, dari sisi pendidikannya lulusan diploma dan universitas makin
banyak yang tidak bekerja. Lulusan diploma I/II/III dari 6,4 naik menjadi 6,9 artinya terjadi
kenaikan 8,5% sedangkan untuk universitas dari 5,0 menjadi 6,2 artinya terjadi kenaikan
sebesar 25% (Lumbangaol, H. E., & Pasaribu, E. 2018; Aku, A. S. 2015). Sebab lulusan
diploma dan S1 menganggur dikarenakan beberapa faktor diantaranya 1) penyediaan
lapangan kerja terbatas; 2) ekspektasi penghasilan dan status lebih tinggi; dan keterampilan
tidak sesuai dengan yang dibutuhkan (Saputra, W. A., & Mudakir, Y. B. 2011; Statistik, B. P.
2019).

Lulusan perguruan tinggi yang setengah menganggur jumlahnya lebih besar dibandingkan
dengan pengangguran terbuka. Lulusan perguruan tinggi akan memilih menjadi setengah
menganggur dari pada tidak bekerja sama sekali sehingga angkanya akan terus bertambah
(Wahyuni, E. T. 2008; Muhdar, H. M. 2016; Sari, D. A. 2016). Salah satu solusi yang
ditawarkan pemerintah untuk mengurangi angka pengangguran adalah menciptakan lapangan
kerja yang bersifat padat karya. Namun kalangan terdidik cenderung menghindari pilihan
pekerjaan ini karena preferensi mereka terhadap pekerjaan kantor lebih tinggi. Preferensi
yang lebih tinggi didasarkan pada perhitungan biaya yang telah mereka keluarkan selama
menempuh pendidikan dan mengharapkan tingkat pengembalian yang sebanding
(Dwijayanti, R. 2017; Wahyuni, N. M. 2015).Pilihan status pekerjaan utama para lulusan
perguruan tinggi adalah sebagai karyawan pada instansi atau perusahaan dengan menerima
upah atau gaji. Hasil Sakernas semester pertama 2019 menunjukkan tiga dari empat lulusan
perguruan tinggi memilih status tersebut. Hanya sedikit yang memiliki jiwa kewirausahaan.
Adanya alumni perguruan tinggi yang banyak mengalami kesulitan untuk dapat menembus
pasar dunia kerja, terlihat pada data lamanya ratarata waktu tunggu lulusan mendapatkan
pekerjaan, kurangnya kemampuan calon tenaga kerja, minimnya semangat dan ketrampilan
wirausaha para lulusan. Untuk itu dipandang perlu kepada para mahasiswa diberikan bekal
pengetahuan dan ketrampilan kewirausahaan agar mereka memiliki pengalaman
berwirausaha dan meningkatkan daya saing yang kuat di dunia kerja. Hal ini yang mendasari
pentingnya upaya untuk menumbuh-kembangkan kewirausahaan di kalangan mahasiswa
(Novialumi, A. 2017; Prastyaningtyas, E. W., & Arifin, Z. 2019; Fahmi, R. 2012).

Sesuai dengan judul tulisan ini, yang menjadi fokus permasalahan utama yang dibahas
adalah:
(1) hakikat kewirausahaan;

(2) faktor-faktor yang dapat mendukung dan menghambat keberhasilan kewirausahaan;

(3) upaya menumbuh-kembangkan kewirausahaan di kalangan mahasiswa.

.2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi literatur. Studi literatur adalah
mencari referensi teori yang relevan dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan.
Referensi ini dapat dicari dari buku, jurnal, artikel laporan penelitian, dan situs-situs di
internet. Output dari studi literatur ini adalah terkoleksinya referensi yang relevan dengan
perumusan masalah (Danial & Warsiah 2009; Tjahjono, H. K. 2008). Penelitian ini mencari
referensi teori yang relevan terkait cara menumbuh-kembangkan sikap dan prilaku
berwirausaha mahasiswa dengan menelaah 39 jurnal. Hasil dariberbagai telaah literatur ini
digunakan untuk mengidentifikasi cara menumbuh kembangkan sikap dan perilaku
mahasiswa.

6.3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hakikat Kewirausahaan

Kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi yang dipicu oleh faktor pribadi dan faktor
lingkungan. Faktor pribadi yang mempengaruhi kewirausahaan adalah pendidikan,
pengalaman, komitmen, visi, keberanian mengambil risiko, dan usia. Sedangkan faktor
lingkungan adalah sosiologi, organisasi, keluarga, peluang, pesaing, investor, dan kebijakan
pemerintah (Zebua, E. 2017; Liñán, F. 2004; Fayolle, A. 2005; Souitaris, V., Zerbinati, S., &
Al-Laham, A. 2007). Dalam kajian literatur, banyak para ahli yang mengemukakan
pendapatnya tentang kewirausahaan, yaitu:

(1) kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar
sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Ahmad S. 1994);

(2) kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda (Drucker dalam Suryana, 2003);

(3) kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan
persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki usaha (Zimmerer, dalam Suryana,
2003);

(4) kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha dan
perkembangan usaha (Soeharto Prawiro 1997);

(5) kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru, dan sesuatu
yang berbeda yang bermanfaat memberikan nilai tambah;
(6) kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan
sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan.

Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru,
menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa
baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara
baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen (Mulyani, E. 2011; Rusdiana, A.
2018;Rumawouw, G. J. 2012).

Berdasarkan keenam konsep di atas, secara ringkas kewirausahaan dapat didefinisikan


sebagai suatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new and different) yang dijadikan kiat,
dasar, sumber daya, proses, dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa
yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko. Kewirausahaan pada dasarnya
adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau
kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi
dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang
lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang maksimal. Ada lima esensi pokok
kewirausahaan yaitu:

(1) kemauan kuat untuk berkarya secara mandiri, mempunyai ide-ide cemerlang, dan optimis
dalam berusaha, mengembangkan gagasan baru, unik, diminati banyak orang, terutama dalam
bidang ekonomi;

(2) kemampuan untuk mengambil resiko dan mengambil keputusan;

(3) kemauan berpikir dan bertindak secara kreatif dan inovatif;

(4) kemauan bekerja secara teliti, tekun dan produktif;

(5) berkarya dengan semangat kebersamaan dan etika bisnis yang sehat.

Kewirausahaan memiliki dua fungsi yaitu fungsi makro dan fungsi mikro. Secara makro,
kewirausahaan berfungsi sebagai penggerak, pengendali, dan pemacu perekonomian suatu
bangsa. Sedangkan fungsi mikro, kewirausahaan adalah penanggung risiko dalam
ketidakpastian, pengkombinasian sumber-sumber danpencipta nilai tambah. Sebagai
inovatoria berperan dalam menciptakan produk baru, ide-ide baru, dan organisasi usaha baru.
Menurut Panji A (2002), seorang wirausaha sejati akan dinilai kemampuannya dalam hal: (l)
melihat peluang, selalu berusaha memanfaatkan kesempatan baik; (2) melihat masa depan
dan memiliki perencanaan yang tepat; (3) mendapatkan informasi, memanfaatkannya untuk
kemajuan perusahaan; (4) mampu memimpin orang banyak. Sedangkan sikap yang harus
dimiliki seorang wirausaha adalah: (l) memiliki rasa tanggung jawab; (2) selalu dinamis, ulet
dan gigih, tidak cepat menyerah karena sadar bahwa untuk mencapai kemajuan diperlukan
kerja keras; (3) berani menerima kritik dan saran yang bermanfaat; (4) berinisiatif untuk maju
dan melakukan yang terbaik untuk mencapai keberhasilan.

Ilmu kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai,
kemampuan dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh
peluang dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapinya. Pada mulanya, kewirausahaan
dianggap hanya dapat dilakukan melalui pengalaman langsung di lapangan dan merupakan
bakat yang dibawa sejak lahir sehingga kewirausahaan tidak dapat dipelajari dan diajarkan
(Manurung, H. 2013; Frinces, Z. H. 2010; Suryana, Y., & Bayu, K. 2012). Dewasa ini,
kewirausahaan tidak hanya bakat bawaan sejak lahir atau urusan pengalaman lapangan, tetapi
juga dapat dipelajari dan diajarkan. Seseorang yang memiliki bakat kewirausahaan dapat
mengembangkan bakatnya melalui pendidikan. Mereka yang menjadi entrepreneur adalah
orang-orang yang mengenal potensi dan belajar mengembangkan potensi untuk menangkap
peluang serta mengorganisasikan usaha dalam mewujudkan cita-citanya. Oleh karena itu,
untuk menjadi wirausaha yang sukses, memiliki bakat saja tidak cukup, tetapi juga harus
memiliki pengetahuan mengenai segala aspek usaha yang akan ditekuninya (Saragih, R.
2017; Rahmadi, A. N., & Heryanto, B. 2016).

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Kewirausahaan Dalam kegiatan


berwirausaha Sudah tentu seorang wirausaha akan menghadapi berbagai faktor yang dapat
mendukung, namun juga perlu memperhatikan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi
kegagalannya. Menurut Suryana (2003), karakteristik sikap dan perilaku yang diperlukan
agar kewirausahaan dapat berhasil adalah sebagai berikut: (1) memiliki komitmen yang tinggi
dan tekad yang bulat untuk mencurahkan semua perhatiannya pada usaha. Sikap yang
setengah hati mengakibatkan besarnya kemungkinan untuk gagal dalam berwirausaha; (2)
memiliki rasa tanggung jawab baik dalam mengendalikan sumber daya yang digunakan
maupun tanggung jawab terhadap keberhasilan berwirausaha. Keinginan bertanggung jawab
ini erat hubungannya dengan mempertahankan internal locus of control yaitu minat
kewirausahaan dalam dirinya; (3) berambisi untuk selalu mencari peluang, keberhasilan
wirausaha selalu diukur dengan keberhasilan untuk mencapai tujuan. Pencapaian tujuan
terjadi apabila ada peluang; (4) tahan terhadap risiko dan ketidakpastian; (5) percaya diri
yang kuat, ia cenderung optimis dan memiliki keyakinan yang kuat terhadap kemampuan
yang dimilikinya untuk berhasil; (6) memiliki kreativitas yang tinggi dan luwes. Salah satu
kunci penting adalah kemampuan untuk menghadapi perubahan permintaan. Kekakuan dalam
menghadapi perubahan ekonomi dunia yang serba cepat sering kali membawa kegagalan.
Kemampuan untuk menanggapi perubahan yang cepat dan fleksibel tentu saja memerlukan
kreativitas yang tinggi; (7) selalu memerlukan umpan balik yang segera. la selalu ingin
mengetahui hasil dari apa yang dikerjakannya. Oleh karena itu, dalam memperbaiki
kinerjanya, ia selalu memiliki kemauan untuk menggunakan ilmu pengetahuan yang telah
dimilikinya dan selalu belajar dari kegagalan; (8) memiliki tingkat energi yang tinggi,
wirausaha yang berhasil biasanya memiliki daya juang yang lebih tinggi dibanding rata-rata
orang lainnya,sehingga ia lebih suka kerja keras walaupun dalam waktu yang relatif lama; (9)
memiliki semangat kerja yang tinggi dan tidak mudah putus asa; (10) berorientasi pada masa
yang akan datang, untuk tumbuh dan berkembang, ia selalu berpandangan jauh ke masa
depan yang lebih baik; (11) belajar dari kegagalan, wirausaha yang berhasil tidak pernah
takut gagal. la selalu memfokuskan kemampuannya pada keberhasilan; (12) memiliki
ketrampilan memimpin orang lain.Disamping terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
keberhasilan dalam kewirausahaan seperti disebutkan di atas, juga terdapat berbagai faktor
yang mempengaruhi kegagalannya. Kegagalan wirausaha sangat tergantung pada
kemampuan pribadi wirausaha.

Menurut Zimmerer (1996), beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam
menjalankan usaha antara lain:

(1) tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha
merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil;
(2) kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik, kemampuan memvisualisasikan
usaha, kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia,
maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan;

(3) kurang dapat mengendalikan keuangan, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah
memelihara aliran kas, mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan ini
akan menghambat operasional dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar;

(4) gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali
gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan;

(5) lokasi yang kurang memadai. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan
perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien;

(6) kurangnya pengawasan peralatan. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan


alat tidak efisien dan tidak efektif;

(7) sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah
terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal;

(8) ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/ transisi kewirausahaan.

3. Strategi Menumbuh Kembangkan Kewirausahaan di Kalangan Mahasiswa. Semakin maju


suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak pula orang yang menganggur,
maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha. Pembangunan akan lebih berhasil jika
ditunjang oleh wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja karena kemampuan
pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik
dalam jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri. Sekarang ini kita menghadapi
kenyataan bahwa jumlah wirausahawan Indonesia masih sedikit dan mutunya belum bisa
dikatakan hebat, sehingga upaya pembangunan wirausaha di Indonesia merupakan persoalan
mendesak bagi suksesnya pembangunan nasional (Winario, M. 2018; Yasmin, A.,
Najamuddin, M., & Sari, R. A. P. 2017).Minat berwirausaha perlu dan harus ditumbuh-
kembangkan di kalangan masyarakat termasuk mahasiswa karena memiliki manfaat banyak
sekali antara lain: (1) menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi
pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat; (2) meningkatkan produktivitas,
dengan menggunakan metode baru, maka wirausaha dapat meningkatkan produktivitasnya;
(3) meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan pekerjaan. Wirausaha serta usaha
kecil memberikan lapangan kerja yang cukup besar sehingga dapat memberi kontribusi
terhadap pertumbuhan ekonomi; (4) menciptakan teknologi baru dan menciptakan produk
dan jasa baru. Banyak wirausaha yang memanfaatkan peluang dengan menciptakan produk
atau jasa baru. Kalaupun mereka masih mempertahankan produk lama, produk tersebut
merupakan produk yang sudah diperbaiki; (5) mendorong inovasi, meskipun biasanya mereka
tidak menciptakan sesuatu yang baru, tetapi mereka dapat mengembangkan metode atau
produk yang inovatif (Wibowo, M. 2012; Alfianto, E. A., Sos, S., & AB, M. 2012).Salah satu
upaya untuk mewujudkan kemandirian dan ketangguhan ekonomi nasional adalah melalui
pengembangan, pemantapan sikap, perilaku dan kemampuan serta minat berwirausaha.
Dengan berkembangnya minat danlahirnya wirausahawirausaha nasional akan menjadi
penggerak roda perekonomian nasional serta memacu pertumbuhan ekonomi nasional yang
pada gilirannya akan memperkuat struktur perekonomian nasional. Upaya ini perlu didukung
oleh semua kalangan baik unsur pemerintah, masyarakat termasuk mahasiswa maupun dunia
usaha secara terarah dan berkesinambungan (Hariyanto, R. 2017).

Di Amerika ada budaya keinginan seseorang untuk menjadi bos sendiri, memiliki peluang
individual, menjadi sukses dan menghimpun kekayaan, ini semua merupakan aspek yang
utama dalam mendorong berdirinya kegiatan kewirausahaan. Di negara lain motivasi utama
mendirikan bisnis bukan mencari uang semata akan tetapi karena faktor lingkungan yang
banyak dijumpai berbagai macam perusahaan, lingkungan semacam ini sangat mendorong
pembentukan kewirausahaan. Dorongan membentuk wirausaha juga datang dari teman
pergaulan, lingkungan famili, dan sahabat. Mereka dapat berdiskusi tentang ide wirausaha,
masalah yang dihadapi dan cara-cara mengatasi masalahnya (Sinarasri, A., & Hanum, A. N.
2012; Izzati, N. (2015). Beberapa motivasi yang mendorong seseorang berwirausaha antara
lain: (1) alasan keuangan, yaitu untuk mencari nafkah, untuk menjadi kaya, untuk mencari
pendapatan tambahan; (2) alasan sosial, yaitu untuk memperoleh gengsi/status untuk dapat
dikenal dan dihormati, agar dapat bertemu dengan orang banyak; (3) alasan pelayanan yaitu
untuk memberi pekerjaan pada masyarakat, untuk membantu ekonomi masyarakat, untuk
masa depan anak dan keluarga; (4) alasan pemenuhan diri, yaitu untuk menjadi atasan
mandiri, untuk menghindari ketergantungan pada orang lain, untuk mencapai sesuatu yang
diinginkan, untuk menjadi lebih produktif, untuk menggunakan kemampuan pribadi atau
berprestasi (Ie, M., & Visantia, E. 2013; Siswadi, Y. 2014)

4. Kurikulum Perguruan TinggiKurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan


mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
(Indonesia, P. R. 2006; Indonesia, R. 2003). Dalam kurikulum perguruan tinggi perlu
dimasukkan mata kuliah kewirausahaan pada program studi. Dengan dicantumkan dalam
kurikulum pada program studi, maka secara kurikuler para mahasiswa dapat belajar tentang
berbagai teori dan pengetahuan serta ketrampilan kewirausahaan yang dapat dijadikan bekal
dalam menekuni dan terjun ke dunia kewirausahaan baik selama menjadi mahasiswa dan
terutama setelah mereka menyelesaikan studi (Al Idrus, S. 2017; Wiratno, S. 2012). Mata
kuliah kewirausahaan merupakan mata kuliah wajib dengan bobot 3 SKS yang harus diambil
setiap mahasiswa Universitas Lampung umumnya program studi pendidikan ekonomi
khususnya.

5. Pelayanan Ketenagakerjaan dan Pengembangan Kewirausahaan Kepada


Mahasiswa/Alumni UPT Pengembangan Karir dan Kewirausahaan Universitas Lampung
(UPT PKK Universitas Lampung) atau Center for Career and Entrepreneurship Development
(CCED) adalah unit kerja di Universitas Lampung yang memberikan pelayanan
ketenagakerjaan dan pengembangan kewirausahaan kepada mahasiswa/alumni, swasta dan
instansi pemerintah serta masyarakat umum. Sebelumnya UPT Pengembangan Karir dan
Kewirausahaan Universitas Lampung bernama Pusat Jasa Ketenagakerjaan (PJK). Adapun
agenda tahunan antara lain 1) Tracer Study; 2) Begawi Karier; 3) Bridge Program; 4) Career
Support Group; dan 5) Pelatihan Soft Skill(https://cced.unila.ac.id/about-us/).Studi
Penelusuran Alumni (Tracer Study) adalah aktivitas yang sangat dibutuhkan oleh institusi
pendidikan untuk memperoleh informasi terkait dengan keberadaan lulusannya. Schomburg
(2003)mengartikan Tracer Study sebagai studi mengenai lulusan lembaga penyelenggara pen-
didikan tinggi. Tracer Study juga dapat diartikan sebagai suatu analisa atau penelitian
mengenai berbagai informasi penting terkait lulusan institusi pendidikan yang dapat
digunakan untuk mengetahui kualitas kemampuan lulusan, mengetahui relevansi pendidikan
tinggi terhadap kebutuhan dunia kerja, dan dapat digunakan sebagai evaluasi proses
pendidikan secara umum di institusi pendidikan tersebut.

Program pendampingan bagi mahasiswa tingkat akhir Universitas Lampung yang


memiliki permasalahan dalam perencanaan karir, dengan tujuan agar peserta bisa saling
memberikan dorongan, kenyamanan dan saran, sehingga dapat menumbuhkan sikap optimis
untuk merencanakan karir. Career Support Group terdiri dari tiga sesi, yaitu: Career
Awareness Solving the Barrier Action Plan.

6. Gerakan Seribu Wirausaha Universitas LampungUnit Pelaksana Teknis Pengembangan


Karir dan Kewirausahaan Universitas Lampung (UPT PKK Unila) meluncurkan program
Gerakan Seribu Wirausahawan Universitas Lampung (Gabuwira Unila) 2015 di Gedung
Serbaguna Unila. Program ini bertujuan menumbuhkan dan memotivasi jiwa wirausaha pada
civitas akademika Universitas Lampung. Program ini merupakan salah satu upaya membekali
keterampilan bagi para mahasiswa dan lulusan Unila. Gabuwira Unila berupaya melahirkan
wirausahawan dari berbagai sektor usaha ditambah memiliki multi talenta yang mumpuni.
Hal ini melalui pelatihan dan pengembangan inkubator bisnis. Selain memberikan
pengetahuan dan wawasan berwirausaha, Gabuwira diharapkan menumbuhkan dan
memotivasi untuk berwirausaha, membantu menciptakan jaringan usaha bagi wirausahawan
pemula, serta menyinergikan berbagai program kewirausahaan guna tercapainya seribu
wirausaha setiap tahun. Manfaat yang di dapat peserta yang mengikuti program ini antara lain

1) mendapatkan pelatihan dan pendampingan dalam menjalankanusaha; 2) berpeluang


memperluas jejaring usaha; 3) peserta yang lolos seleksi mendapatkan modal usaha sebesar
Rp 10.000.000 s.d40.000.000.

Mahasiswa program studi pendidikan ekonomi Universitas Lampung dari tahun 2015 s.d
2019 yang mendapatkan bantuan program ini sebanyak 35 orang.

7. Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Bidang Kewirausahaan Program Kreativitas


Mahasiswa (PKM) adalah suatu wadah yang dibentuk oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran
dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia dalam memfasilitasi potensi yang dimiliki mahasiswa Indonesia untuk mengkaji,
mengembangkan, dan menerapkan ilmu dan teknologi yang telah dipelajarinya di perkuliahan
kepada masyarakat luas. Program ini merupakan penerus dari Program Karya Alternatif
Mahasiswa yang dibentuk pada tahun 1997, yang lalu berganti menjadi Program Kreativitas
Mahasiswa tahun 2001 demi memperluas cakupan dan mengurangi batasan bagi mahasiswa
dalam berkreasi. Pada awalnya, PKM memiliki lima sub program, yaitu PKM-Penelitian
(PKMP), PKM-Penerapan Teknologi (PKM-T), PKM-Kewirausahaan (PKM-K), PKM-
Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-M) dan PKM-Penulisan Artikel Ilmiah (PKM-I).
Finalis dari masing-masing PKM akan dilombakan dalam Pekan Ilmiah Nasional.
Penyusunan proposal PKM cenderung menjadi aktivitas mahasiswa di awal tahun ajaran
karena tenggat waktu pengumpulan proposal ke Dikti biasanya ditetapkan pada semester
ganjil. Mahasiswa program studi pendidikan ekonomi Universitas Lampung s.d 2019 yang
mendapatkan bantuan ini sebanyak 50 orang.

8. Pendirian Koperasi MahasiswaMenurut UU Koperasi no.25 tahun l992, koperasi


merupakan badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Fungsi dan peran koperasi adalah sebagai
berikut: (1) membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi
dan sosialnya;

(2) berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan
masyarakat;

(3) memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian
nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya;

(4) berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang


merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Peran koperasi dalam perekonomian nasional, meskipun belum pada tingkat yang tinggi,
dewasa ini menunjukkan arah yang jelas. Koperasi semakin dipacu dengan kegiatan usahanya
pada berbagai sektor, kegiatan koperasi yang dikelola saat ini telah mencakup bidang
produksi, pengolahan, industri kecil, distribusi barang dan jasa serta kerajinan rakyat.
Wirausaha koperasi merupakan orang yang mempunyai kemampuan dan kemauan inovasi
atau mendapatkan strategi bagi pengembangan koperasi, sehingga diharapkan koperasi akan
mempunyai keunggulan bersaing dari badan usaha lain yang menjadi pesaingnya. Dalam
kegiatan kampus perlu ditumbuhkembangkan koperasi mahasiswa. Dengan didirikan
koperasi mahasiswa, maka secara praktek para mahasiswa dapat belajar tentang berbagai
pengetahuan dan ketrampilan usaha yang dapat dijadikan bekal dalam menekuni dan terjun
ke dunia kewirausahaan baik selama menjadi mahasiswa dan terutama setelah mereka
menyelesaikan studi.

9. Kerja Sampingan bagi MahasiswaMahasiswa bisa cepat menyesuaikan diri dengan dunia
kerja jika sebelumnya sudah terbiasa bekerja. Hal inilah yang menginspirasi banyak
mahasiswa untuk mencari kerja sampingan saat masih kuliah. Di antara mereka ada yang
kerja sampingan sesuai dengan bidang studi yang diambil, misalnya mahasiswa Sastra Inggris
yang mengajar bahasa Inggris di sebuah lembaga kursus bahasa. Tetapi ada juga mahasiswa
yang kerja sampingannya sama sekali tidak ada hubungan dengan bidang ilmu mereka,
misalnya mahasiswa Hukum yang memilih kerja sampingan sebagai model.

Ada banyak alternatif pekerjaan yang bisa dilakukan seorang mahasiswa sambil kuliah,
misalnya pengajar privat, penerjemah, fotografer, jurnalis, model, pedagang, desainer,
penyiar radio, instruktur olah raga, penulis, programmer, teknisi komputer, pemandu wisata,
Master of Ceremonyatau MC, terlibat dalam kepanitiaan sebuah event organizer, dan lain
sebagainya. Beberapa jenis kerja sampingan yang bisa dilakukan mahasiswa antara lain: (1)
kerja sampingan dengan background ilmu yang dipelajari di bangku kuliah, misalnya menjadi
pengajar bahasa dan penerjemah bagi mahasiswa sastra, menjadi teknisi komputer bagi
mahasiswa ilmu komputer, menjadi reporter bagi mahasiswa jurnalis, dan lain sebagainya;
(2) kerja sampingan yang didasarkan pada bakat dan keahlian, misalnya seorang mahasiswa
bidang kajian ilmu sejarah bisa menjadi penulis jika ia memang berbakat, atau seorang
mahasiswa hukum yang menjadi model karena merasa memiliki bakat di bidang tersebut; (3)
kerja sampingan karena ada peluang dan kesempatan, biasanya jenis kerja sampingan ini tak
mengenal keahlian ataupun bidang kajian tertentu, misalnya seorang mahasiswa yang
menjadi pedagang pulsa, atau yang menjadi tenaga freelance pada sebuah event organizer.
Biasanya jika mahasiswa sudah melakukan satu jenis pekerjaan akan mudah untuk
mencoba pekerjaan lainnya. Masa kuliah adalah saat yang tepat untuk mengeksplorasi bakat,
keahlian, serta kemampuan pada berbagai bidang pekerjaan. Ada banyak keuntungan yang
dapat diperoleh jika memutuskan untuk bekerja sejak masih di bangku kuliah, salah satunya
bisa memperoleh tambahan uang saku, bahkan tidak jarang hasil dari kerja sampingan yang
dilakukan bisa digunakan untuk membiayai kuliah sendiri. Selain keuntungan finansial, kerja
sampingan dapat dijadikan ajang ”pemanasan” sebelum terjun ke dunia kerja. Bekerja
sampingan juga dapat dijadikan batu loncatan untuk mencapai cita-cita, misalnya bekerja
sampingan sebagai model agar kelak bias menjadi bintang sinetron dan pemain film, atau
menjadi penyiar radio agar bias menjadi pembawa acara di televisi. Para mahasiswa yang
kerja sampingan sambil kuliah biasanya adalah orang-orang yang memiliki visi ke depan,
mereka tidak mau berpangku tangan, mereka orang-orang yang aktif. Upaya menumbuh-
kembangkan kewirausahaan di kalangan mahasiswa ini untuk: (1) meningkatkan kualitas
daya saing alumni dalam pasar kerja; (2) memfasilitasi mahasiswa dalam hal menemukan
karir di dunia kerja; (3) membangun dan mengembangkan mahasiswa atau calon alumni
sebelum terjun ke dunia kerja; (4) memberikan pengalaman berwirausaha; (5) mengurangi
masa tunggu lulusan; (6) memperpendek masa penyesuaian saat bekerja; (7) membina calon
”pemimpin” di dunia usaha atau pencipta kerja.
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengelolahan usaha yaitu kegiatan usaha yang dilakukan perusahaan/Individu dalam
bisnisnya dalam pendirian usaha, penyusunan anggaran keuangan, serta menjalankan
perusahaan yang berkaitan aspek produksi, pemasaran, sumberdaya manusia,
serta pengelolahan keuangan. melihat di zaman sekarang munculnya persaingan dalam
berwirausaha merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Dengan adanya persaingan, maka
wirausahawan dihadapkan pada berbagai peluang dan ancaman baik yang berasal dari luar
maupun dari dalam usaha yang akan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap
kelangsungan hidup usaha. Dengan demikian para wirausaha dituntut untuk memilih dan
menetapkan strategi yang dapat digunakan untuk menghadapi persaingan. Dengan adanya
tekanan persaingan begitu ketat, baik secara langsung maupun tidak langsung sangat
memengaruhi kinerja organisasi bisnis baik dalam hal teknologi, kebutuhan pelanggan dan
siklus produk.
Didalam berwirausaha juga ada beberapa aspek yang menentukan berhasil tidaknya
suatu usaha yang dilanjutkan. Diantaranya aspek modal, pengelolaan maupun pemasarn,.
Modal bisa dapat dari berbagai cara inisialnya dengan modal yang kita punya sendiri ataupun
dengan pinjaman.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah cara pengelolaan usaha
2. Apa kegunaan memahami aspek hukum
3. Bagaimana cara engelolaan keuangan
4. Bagaimana cara mengenal krdit bank

1.3 Tujuan Makalah


1. Untuk mengetahui pengelolaan usaha
2. Untuk memahami aspek hukum
3. Untuk menetahui pengelolaan keuangan
4. Untuk mengenal kredit bank
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengelolaan Usaha
 

I. Pengelolaan Usaha
Pengelolaan Usaha adalah mengurus, mengatur kegiatan usaha yang dijalankan orang
orang atau badan-
badan secara beratur dengan bantuan segala aktivitas untuk mencapai suatu tujuan
Pengelolaan usaha dapat juga didefinisikan sebagai kegiatan usaha yang dilakukan perusahaa
n/Individu dalam bisnisnya dalam pendirian usaha, penyusunan anggaran keuangan, sertamen
jalankan perusahaan yang berkaitan aspek produksi,pemasaran, sumberdaya
manusia, serta pengelolaankeuangan.
Pengelolaan usaha dapat juga didefinisikan cara untuk menangani pelaksanaan suatu usaha(p
erusahaan/ individu yang terprogram dengan baik meliputi !
 Perencanaan
 Pengorganisasian
 Pelaksanaan, dan
 Pengendalian

II. Strategi Pengelolaan Usaha


Membuat strategi pengelolaan usaha merupakan upaya pengaturan secara menyeluruh
untukmenjalankan sebuah usaha bisnis yang profesional dan menghasilkan tuuan bisnis
yang diinginkan, baik dari aspek profit mauput tujuan lain sesuai dengan yang diinginkan
oleh pihak pengelola bisnis. sebuah proses pengaturan diperlukan agar sebuah usaha tidak
sembarangan, mampu melakukan perencanaan, target-target yang diinginkan serta dapat
mengantisipasi berbagai kemungkinan sebuahresiko usaha bisnis.Untuk bentuk usaha bisnis
dengan skala kecil pun diperlukan sebuah upaya penggelolaan usaha yang baik, hanya
berbeda pada ukuran skala saja serta pengerjaannya yang lebih sederhana dan bisadikerjakan
rangkap oleh satu atau dua orang pengeloal bisnis tesebut. Seberapa hal yang
menjadi patokan utama dalam mengelola usaha diantaranya adalah sebagai berikut !
A. Pengelolaan Produksi

Pengelolaan produksi merupakan pengaturan dan perencanaan terkait ketersediaan bahan


bakumaupun bahan jaddi yang siap dipasarkan pada sebuah perusahaan bisnis. Pengelolaan
dibidang produksi menyangkut bagaimana proses produksi itu bisa berlangsung dengan baik
sehinggamampu menghasilkan produk atau layanan yang diminati oleh konsumen.

B. Pengelolaan Pemasaran
Pengelolaan dibidang pemasaran menyangkut segala bentuk perencanaan, target
serta tujuan danhasil dari sebuah proses marketing atau pemasaran. Penjualan yang
meningkat dan upaya untukmemperkenalkan produk kepada konsumen merupakan target
uama dari sebuah pengelolaan pemasaran.

C. Pengelolaan Distribusi

Pengelolaan di bidang distribusi memegang peran dala mendukung pengelolaan


pemasaran."eskipun pemasaran telah berjalan dengan baik, namun apabila pengelolaan
distribusi mengalamihambatan, maka marketing juga akan terganggu. Proses penyaluran
barang produksi atau layanan jasa kepada konsumen sangat ditentukan oleh bagaimana pola
pengelolaan distribusi tersebutdirancang oleh sebuah perusahaan.
D. Pengelolaan Keuangan

Pengelolaan keuangan di dalam sebuah usaha bisnis menyangkut transparansi dan


pengelolaansirkulasi keuangan sebuah perusahaan. $agaimana keuangan perusahaan mampu
dibagikan sesuaidengan anggaran yang dimiliki.%anpa adanya sebuah pengelolaan bisnis
yang baik dibidang keuangan, maka biasanya perusahaantidak mendapatkan data keuangan
yang jelas. &al ini biasa dialami oleh para pengelola bisnis keci

2.2 Memahami Aspek Hukum


Kewirausahaan Secara etimologis kewirausahaan berasal dari dua kata, yaitu “wira”
dan “Usaha”. Definisi dari Wira yaitu manusia yang unggul, berwatak yang agung, pahlawan,
pejuang, memiliki budi yang luhur, dan juga gagah berani. Sedangkan Usaha adalah bekerja
dan berbuat sesuatu. Usaha dapat juga diartikan sebagai perbuatan untuk amal, daya upaya
atau kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran atau badan untuk mencapai suatu maksud.
Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu, atau pengertian
wirausaha secara umum adalah kemampuan untuk berdiri sendiri, berdaulat, merdeka lahir
bathin, sumber peningkatan kepribadian, suatu proses dimana orang mengejar peluang,
merupakan sifat mental dan sifat jiwa. Kewirausahaan sebagai suatu proses penciptaan
sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada
(inovasi) dengan tujuan agar tercapai kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi
masyarakat.
Kewirausahaan atau yang lebih familiar dikenal dengan istilah entrepreneurship
merupakan kemampuan untuk mengembangkan ide dan cara yang kreatif dan inovatif yang
dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mendeteksi dan menemukan peluang yang
kemudian dapat diterapkannya hal-hal tersebut untuk menuju kesuksesan. Kewirausahaan
adalah proses dinamik untuk menciptakan tambahan kemakmuran. Tambahan kemakmuran
ini diciptakan oleh individu wirausaha yang berani menanggung risiko, menghabiskan waktu,
dan menyediakan berbagai produk dan jasa. Barang dan jasa yang dihasilkan boleh saja
bukan merupakan barang baru tetapi mesti mempunyai nilai yang baru dan berguna dengan
memanfaatkan skill dan sumber daya yang ada.
Ada beberapa jenis-jenis wirausaha berdasarkan tujuan usahanya sebagai berikut :
1) seseorang yang berusaha dalam aktivitas kewirausahaan yang bertujuan untuk
menyelesaikan permasalahan sosial dengan memberdayakan komunitas melalui
kegiatan yang bernilai ekonomi. Pada awalnya wirausaha sosial memiliki rasa
keprihatinan terhadap kondisi sosial dan kemudian berkembang menjadi penciptaan
sebuah bisnis baru yang bermanfaat bagi pemberdayaan masyarakat sekitar. Tujuan
akhir yang ingin dicapai bukan hanya keuntungan materi saja, Pekerja kreatif dan
inovatif. Tujuan akhir dari seorang Wirausaha sosial (socialpreneur) adalah tetapi juga
memberikan manfaat positif bagi masyarakat atau kondisi sosial tersebut.
2) Intrapreneur didefinisikan sebagai orang yang fokus pada inovasi dan kreativitas serta
mampu mentransformasi ide menjadi usaha yang menguntungkan dalam lingkup
perusahaan. Karakter wirausaha dari pekerja atau karyawan dalam perusahaan
biasanya dimiliki oleh seorang intrapreneur. Walaupun bukan pemilik usaha,
intrapreneur dihargai dengan baik oleh perusahaan sebagai intrapreneur adalah untuk
mendukung pencapaian visi misi suatu perusahaan.
3) Technopreneur adalah wirausaha yang mampu menciptakan bisnis dengan
menggunakan media teknologi. Aspek dasar dari technopreneur adalah penggunaan
media teknologi dalam bisnis, perlu waktu dan daya, ada penilaian terhadap risiko,
serta mencapai penghargaan berupa keuntungan komersial, kebebasan dan kepuasan
pribadi. Tujuan berwirausaha seorang tehcnopreneur 9 adalah memanfaatkan
teknologi dalam usahanya untuk mencapai keuntungan dan kepuasan.

ketika akan membentuk atau memdirikan suatu wirausaha maka yang harus diperhatikan
adalah aspek hukum. Bisnis dan hukum tidak dapat dipisahkan seperti bisnis dengan
komponenkomponen lainnya. Selain hukum mengandung pengertian aturan-aturan yang
dapat diberlakukan untuk mengatur hubungan-hubungan antar manusia dan antara manusia
dengan masyarakatnya, bisnis juga mengandung pengertian keseluruhan kegiatan usaha yang
dijalankan oleh orang atau badan secara teratur dan terus menerus, yaitu berupa kegiatan
mengadakan barang-barang atau jasa-jasa maupun fasilitas-fasilitas untuk diperjualbelikan,
dipertukarkan atau disewagunakan dengan tujuan mendapatkan keuntungan.
Pengetahuan akan aspek hukum dalam kewirausahaan juga merupakan hal yang perlu
diperhatikan, karena status badan hukum merupakan dasar yang penting saat berwirausaha.
Maka dari itu, perusahaan haruslah memiliki badan hukum tertentu agar dapat memiliki
legalitas dalam menjalankan aktivitasnya. Keberadaan badan hukum perusahaan akan
melindungi perusahaan dari segala tuntutan akibat aktivitas yang dilakukan, sehingga
kekhawatiran atas pelanggaran hukum dapat diantisipasi atau terhindar mengingat badan
hukum perusahaan memiliki rambu-rambu yang harus dipatuhi. Penguatan kapasitas bagi
para wirausahawan penting untuk membuka wawasan, cara pandang, serta cara berpikir
mereka.

A. Pengaturan Hukum terhadap Wirausaha


Istilah kewirausahaan secara umum dapat dikatakan sebagai suatu tindakan sadar dari
seseorang yang memiliki sifat keunggulan berusaha yang progresive yang diaplikasikannya
dalam mencapai suatu tujuan tertentu yang menginginkan perubahan positif. Dengan
demikian, kewirausahaan akan berhubungan dengan segala sesuatu yang menyangkut teknik,
metoda, sistem serta berbagai strategi bisnis pada umumnya yang dapat dipelajari tentang
sukses atau mundurnya seorang wirausaha.
Berhasil atau tidaknya berbagai usaha tersebut juga akan sangat ditentukan oleh berbagai
hal, antara lain pemenuhan akan perilaku yang baik, menjaga, menghormati juga mentaati
berbagai ketentuan hukum yang berlaku. Dalam hal ini kesuksesan seorang wirausaha akan
ditentukan oleh etika dan hukum. Etika dan hukum inilah yang merupakan faktor
penyeimbang bagi kesuksesan seseorang di bidang ekonomi, di samping bahwa etika dan
hukum merupakan dua faktor yang melahirkan rasa tentram dan tertib.
Persaingan yang tidak sehat telah menimbulkan suasana tidak baik pada mekanisme
pasar sehingga pada akhirnya mengakibatkan kerugian bagi para konsumen dan produsen.
Dalam hal ini peran pemerintah dalam melaksanakan kebijaksanaan ekonominya akan sangat
menentukan bagi perlindungan kedua belah pihak, baik konsumen maupun produsen. Salah
satu kebijakan ekonomi dan hukum dalam mengatur perilaku setiap warga dalam proses
produksi dan pemasaran barang atau jasa adalah membuat peraturan perundang-undangan
yang mengatur tentang persaingan usaha.
Masalah persaingan di bidang perdagangan melibatkan paling tidak empat pelaku
utama, yaitu konsumen, pengusaha, pemerintah dan masyarakat. Oleh karena itu, pengaturan
yang mencakup keempat pelaku diatas didasarkan pada sendi-sendi pengaturan seperti
diuraikan berikut ini.15 Secara ekonomis berusaha merupakan keinginan dari setiap orang
dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. UUD 1945 menjamin hak setiap warga
negara untuk menjalankan usahanya bagi kehidupannya.16 Adanya persaingan yang jujur
dapat memberi kepastian bagi konsumen itu sendiri. Untuk itu tujuan akhir dari pengaturan
persaingan adalah untuk kepentingan konsumen. Disini diperlukan adanya kebijaksanaan
pemerintah untuk menentukan prioritas. Kepentingan konsumen itu sendiri juga dijamin oleh
hukum yang disesuaikan dengan kondisi konsumen dan pasar sekalipun pengaturan itu masih
perlu lebih ditingkatkan.
Secara substansif adanya Undang-Undang yang mengatur persaingan secara sehat
diharapkan menjadi pemicu bagi perkembangan dunia usaha yang wajar dan adil bagi
segenap pihak. Hak-hak yang ada secara sah, baik hak berusaha maupun hak sebagai
konsumen akan terjamin semuanya dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional. Dalam
hal ini lahirlah suatu sendi yang berisi tentang pengaturan persaingan yang dapat memberikan
sumbangan bagi pembangunan nasional. Ternyata bahwa pengaturan tentang persaingan
dalam prakteknya memerlukan pula suatu perubahan orientasi sikap atau perilaku. Masalah
sikap ini berkaitan dengan penerapan asas-asas demokrasi dan penerapan hukum itu sendiri.
Dalam banyak hal, manusia sangat dipengaruhi oleh kenyataan yang ada dalam masyarakat.
Apabila seseorang itu mengetahui bahwa hak-haknya yang tercantum dalam suatu peraturan
perundang-undangan ternyata tidak menghasilkan sesuatu yang positif dari kacamata
kehidupan demokrasi dan negara hukum, maka orang kemudian akan merasa bosan dan
kembali bersikap tidak peduli. Satu sendi yang lahir disini adalah sendi dimana pengaturan
persaingan itu memerlukan pembinaan sikap.17 Pengaturan persaingan perlu diikuti peran
aktif pemerintah untuk bersikap responsif dalam mengambil langkah dan tindakan yang
diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan suatu undang-undang. Peranan pemerintah juga
diperlukan untuk menjaga agar terdapat keseimbangan antara kelompok pengusaha tertentu
dan kelompok pengusaha yang lain. Sendi yang diatur disini adalah yang berhubungan
dengan keharusan pemerintah berperan aktif.
Pengaturan yang baik hanya akan ada artinya apabila diikuti oleh adanya kesadaran
hukum dalam masyarakat tempat pengaturan itu dikeluarkan. Dalam rangka persaingan ini
kesadaran hukum harus dimiliki dan diterapkan antara lain oleh pengusaha, konsumen dan
pengambil keputusan. Sehubungan dengan itu lahirlah suatu sendi tentang implementasi asas
hukum yang berhubungan dengan kesadaran hukum masyarakat.

Indonesia pun akhirnya harus menganut sistem ekonomi pasar sebagai konsekuensi
yuridis diratifikasinya instrumen GATT, maka langkah selanjutnya bagi Pemerintah
Indonesia antara lain mengeluarkan undang-undang di bidang persaingan usaha. Pada tanggal
15 Maret 1999 lahirlah Undang-Undang No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan monopoli adalah penguasaan atas
produksi dan atau pemasaran barang, atau penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha
atau satu kelompok pelaku usaha. Praktek monopoli baru terjadi manakala ada pemusatan
kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya
produksi dan atau pemasaran barang atau jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan
usaha tidak sehat yangdapat merugikan kepentingan umum.19 Persaingan usaha tidak sehat
adalah persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi atau pemasaran
barang atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau
menghambat persaingan usaha. Praktek monopoli selalu dikaitkan dengan adanya pemusatan
kekuatan ekonomi yang diartikan adanya penguasaan yang nyata atas suatu pasar
bersangkutan yang dilakukan oleh satu atau lebih pelaku usaha sehingga dapat menentukan
harga barang atau jasa.
Dalam Undang-Undang Larangan Praktek Monopoli tersebut dijelaskan pula tentang
praktek persekongkolan (conspiracy), yaitu sebagai suatu bentuk kerjasama yang dilakukan
diantara pelaku usaha dengan maksud untuk menguasai pasar bersangkutan bagi kepentingan
pelaku usaha yang bersekongkol. Dalam rangka mengawasi pelaku usaha dalam menjalankan
kegiatan usahanya agar tidak melakukan praktek monopoli (sebagaimana diatur pada ayat 2)
dan atau melakukan persaingan usaha yang tidak sehat (sebagaimana diatur pada ayat 6),
maka pemerintah melalui undang-undang tersebut membentuk apa yang dinamakan Komisi
Pengawas Persaingan Usaha.
Pasal 3 ayat (a), (b), (c) dan (d) Undang-Undang No. 5 Tahun 1999, merupakan salah
satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Selain itu undang-undang ini juga
bertujuan mewujudkan iklim usaha yang kondunsif melalui pengaturan persaingan usaha
yang sehat sehingga menjamin adanya kepastian kesempatan berusaha yang sama bagi semua
pelaku usaha, baik besar, menengah maupun pelaku usaha kecil. Undang-undang ini juga
bermaksud untuk mencegah praktek monopoli atau persaingan usaha tidak sehat disamping
ingin menciptakan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha.
Pasal 18 Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 yang mengatur mengenai Monopoli
menjelaskan, bahwa pelaku usaha dilarang menguasai penerimaan pasokan atau menjadi
pembeli tunggal atas barang dan jasa dalam pasar bersangkutan yang dapat mengakibatkan
terjadinya usaha tidak sehat. Ia menjadi pembeli tunggal apabila pelaku usaha tersebut
menguasai lebih dari 50% pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.24 Dalam Pasal
19, 20 dan 21 Undang-Undang No. 5 Tahun 1999, Pelaku usaha dilarang melakukan kegiatan
yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli atau persaingan tidak sehat antara
lain berupa penolakan atau menghalangi pelaku usaha lain untuk melakukan ke giatan usaha
yang sama pada pasar bersangkutan, atau ia melakukan praktek diskriminasi terhadap pelaku
usaha tertentu. Ia pun dilarang melakukan jual rugi atau menetapkan harga yang sangat
rendah dengan maksud menyingkirkan atau mematikan usaha pesaingnya di pasar
bersangkutan. Demikian juga ia dilarang melakukan kecurangan dalam menetapkan biaya
produksi sehingga mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.
ngakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat. Ketentuan Pasal 22 Undang-
Undang ini mengatur mengenai persekongkolan. Seorang pelaku usaha dilarang bersekongkol
dengan pihak lain untuk mengatur pemenang tender sehingga mengakibatkan terjadinya
persaingan usaha tidak sehat. Ia juga dilarang bersekongkol untuk mendapatkan informasi
bagi atau usaha pesaingnya berupa rahasia perusahaan. Ia juga dilarang bersekongkol dengan
pihak lain untuk menghambat produksi, pemasaran barang atau jasa pelaku usaha pesaingnya
sehingga barang yang dipasok di pasar bersangkutan menjadi berkurang.
Komisi wajib memutuskan telah terjadi atau tidak terjadi pelanggaran terhadap
undangundang ini selambat-lambatnya 30 hari terhitung sejak selesainya pemeriksaan
lanjutan.26 Apabila tidak terdapat keberatan dari pelanggar, putusan Komisi sebagaimana
dinyatakan diatas telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Putusan Komisi ini dapat
dimintakan eksekusinya kepada Pengadilan Negeri.27 Apabila tidak terdapat keberatan dari
pelanggar, putusan Komisi sebagaimana dinyatakan diatas telah mempunyai kekuatan hukum
yang tetap. Putusan Komisi ini dapat dimintakan eksekusinya kepada Pengadilan Negeri.28
Sanksi yang dapat dijatuhkan oleh Komisi berupa tindakan administratif, sedangkan pidana
pokok dan pidana tambahan merupakan wewenang Pengadilan.
Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat ternyata mengecualikan pelaku usaha yang tergolong dalam
usaha kecil.29 dan kegiatan usaha koperasi yang secara khusus bertujuan untuk melayani
anggotanya.30 Yang dimaksud melayani anggotanya adalah memberi pelayanan hanya
kepada anggotanya dan bukan kepada masyarakat umum untuk pengadaan kebutuhan pokok,
kebutuhan sarana produksi termasuk kredit dan bahan baku, serta pelayanan untuk
memasarkan dan mendistribusikan hasil produksi anggota yang tidak mengakibatkan
terjadinya praktek monopoli atau persaingan usaha tidak sehat.
Monopoli atau pemusatan kegiatan yang berkaitan dengan produksi atau pemasaran
dan jasa yang menguasai hajat hidup orang banyak, serta cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara akan diatur dengan undang-undang tersendiri dan diselenggarakan oleh
BUMN atau badan pemerintah atau ditunjuk oleh Pemerintah.31 Undang-Undang Larangan
Praktek Monopoli ini akan mulai berlaku satu tahun sejak tanggal diundangkan, yaitu tanggal
5 Maret 1999. Dengan demikian ia mulai berlaku pada tanggal 5 Maret 2000.
Kegiatan usaha di Indonesia harus ditata kembali untuk menciptakan iklim
persaingan usaha yang sehat. Karenanya pemusatan kekuatan ekonomi pada perorangan atau
kelompok tertentu harus dihindari. Bentuk praktek monopoli dan persaingan usaha tidak
sehat yang merugikan masyarakat dan yang bertentangan dengan cita-cita keadilan sosial,
seharusnya tidak akan pernah terjadi lagi.
Lahirnya Undang-Undang tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat dimaksudkan untuk menegakkan aturan hukum dan memberikan perlindungan
yang sama bagi setiap pelaku usaha. Undang-Undang ini juga memberikan jaminan kepastian
hukum dalam upaya meningkatkan kesejahteraan umum

I. Bagaimana Aspek-Aspek Hukum dalam Perkembangan


Wirausaha di Indonesia
hukum ialah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah
laku manusia dalam lingkungan masyarakat, yaitu peratutan-peraturan yang dibuat oleh
badan-badan resmi yang berwajib, pelanggaran terhadap perautran-peraturan tersebut
berakibat diambilnya tindakan yaitu dengan hukuman tertentu. Sesungguhnya peranan hukum
dalam konteks ekonomi adalah menciptakan ekonomi dan pasar yang kompetitif.
Berbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan kewirausahaan akan berpijak pada setiap
ketentuan yang telah disepakati bersama dan sah secara hukum. Sehingga tidak akan ada
yang dengan gampang menyimpang dari peraturan jika sebelumnya telah ditetapkan aspek
hukum dalam dunia wirausaha yang sedang ditekuni. Dan akan mudah menentukan kebijakan
selanjutnya ketika terdapat jejak rekam jika sesuatu terjadi perselisihan antara beberapa pihak
yang berkaitan dan tiap persoalan dapat diselesaikan dengan baik dan dengan seadil-adilnya.
Bisnis (wirausaha) yang dilakukan lazimnya bisa dilakukan oleh perseorangan dan bisa
juga dengan suatu perkumpulan, dalam arti perkumpulan yang berbentuk badan hukum.
Untuk mendirikan suatu badan hukum, mutlak diperlukan pengesahan dari pemerintah,
misalnya dalam hal mendirikan PT (Perseroan Terbatas), mutlak diperlukan pengesahan akta
pendirian dan anggaran dasarnya oleh pemerintah (Menteri Hukum dan Ham cq. Direktorat
Perdata).
Sebuah usaha akan dikatakan telah berbadan hukum jika telah memiliki minimal &
quot; Akte pendirian & quot; yang disahkan oleh Notaris. (Ditandatangani dengan materai
dan segel). Ditambah lagi dengan adanya SIUP (Surat Izin Mendirikan Usaha) dan SK
menteri Kehakiman yang diterima dalam pengesahan akte pendirian. Mereka yang telah
berbadan hukum sebenarnya memiliki manfaat yaitu dengan berbadan hukum usahanya
terdaftar pada Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, pemerintah daerah dan
instansi terkait Bisnis (wirausaha) yang dilakukan lazimnya bisa dilakukan oleh perseorangan
dan bisa juga dengan suatu perkumpulan, dalam arti perkumpulan yang berbentuk badan
hukum. Untuk mendirikan suatu badan hukum, mutlak diperlukan pengesahan dari
pemerintah, misalnya dalam hal mendirikan PT (Perseroan Terbatas), mutlak diperlukan
pengesahan akta pendirian dan anggaran dasarnya oleh pemerintah (Menteri Hukum dan
Ham cq. Direktorat Perdata). Sebuah usaha akan dikatakan telah berbadan hukum jika telah
memiliki minimal & quot; Akte pendirian & quot; yang disahkan oleh Notaris.
(Ditandatangani dengan materai dan segel). Ditambah lagi dengan adanya SIUP (Surat Izin
Mendirikan Usaha) dan SK menteri Kehakiman yang diterima dalam pengesahan akte
pendirian. Mereka yang telah berbadan hukum sebenarnya memiliki manfaat yaitu dengan
berbadan hukum usahanya terdaftar pada Kementerian Perindustrian, Kementerian
Perdagangan, pemerintah daerah dan instansi terkait.
Badan usaha adalah payung hukum yang membawahi usaha yang akan dijalankan,
dimana payung hukum ini penting agar perusahaan tidak melanggar hukum dalam
menjalankan aktivitasnya, artinya di mata hukum, perusahaan yang dijalankan sah, dan jika
suatu hari terdapat tuntutan hukum maka usaha tersebut dapat dilindungi. Kewirausahaan
sosial di Indonesia saat ini berjalan dengan dukungan Pemerintah yang terbatas. Secara
kelembagaan, kewirausahaan sosial di Indonesia masih menggunakan struktur badan usaha
yang sama seperti kewirausahaan tradisional, yaitu
1) Perseroan Terbatas (PT), yang disebut juga Naamloze Vennotschap (NV). Badan Hukum
yang didirikan berdasarkan perjanjian dan tanggung jawab terbatas. Terbatas artinya
terbatas tanggungjawabnya hanya sebatas modal yang disetorkan.
2) Perseroan Komanditer (Commanditaire Vennotschap atau CV). suatu persekutuan yang
didirikan oleh seorang atau beberapa orang yang mempercayakan uang atau barang
kepada seorang atau berapa orang yang menjalankan perusahaan dan bertindak sebagai
pemimpin. Persekutuan komanditer biasanya didirikan dengan Akta dan harus
didaftarkan.
3) Firma (dari bahasa Belanda vennotschap onder firma; secara harfiah: perserikatan dagang
antara beberapa perusahaan) atu sering juga disebut Fa, adalah sebuah bentuk
persekutuan untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih dengan memakai nama
bersama. Pemilik firma terdiri dari beberapa orang yang bersekutu dan masing-masing
anggota persekutuan menyerahkan kekayaan pribadi sesuai yang tercantum dalam Akta
Pendirian perusahaan.
4) Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan beberapa orang, artinya koperasi
merupakan kumpulan orang yang secara bersama-sama melakukan usaha. Badan hukum
koperasi melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi yang dianggap sebagai
gerakan ekonomi rakyat berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi dibentuk melalui rapat
anggota minimal dua puluh orang yng masing –masing memenuhi tiga yakni mampu
melaksanakan tindakan hukum, menerima landasan idiil, asas dan sendi dasar koperasi;
dan sanggup dan bersedia melakukan kewajiban dan hak sebagai anggota koperasi.
5) Yayasan (foundation) adalah suatu badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan
sosial, keagamaan dan kemanusiaan, didirikan dengan memperhatkan persyaratan formal.
6) Keabsahan Dokumen lainnya, yaitu berupa status hukum tanah dan kendaraan
bermotor.

tumbuhan ekonomi dan membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, baik dari
Pemerintah,35 dunia usaha, maupun pemangku kepentingan lainnya. Pengembangan usaha
baru telah menjadi faktor pembentuk kekuatan perekonomian untuk bertahan dalam dinamika
ekonomi global. Pengalaman krisis ekonomi global menunjukkan di satu sisi banyak
perusahaan besar berkinerja menurun bahkan tutup; namun di sisi lain, usaha baru yang
masuk dalam skala UMKM tetap dapat tumbuh dan berkembang. Hal ini terjadi juga di
Indonesia baik dalam krisis moneter di tahun 1998 dan krisis global 2008-2009.
Skala yang kecil dari usaha baru dan usaha yang sedang tumbuh menyebabkan mereka
lebih fleksibel dalam merespon perubahan yang diwujudkan dalam bentuk diversifikasi usaha
atau bergeser ke jenis usaha yang berbeda. Pertumbuhan mereka dapat memberikan dampak
positif dalam pembangunan ekonomi negara, terutama dalam penciptaan lapangan kerja, serta
pengembangan inovasi, dan nilai sosial.37 Kewirausahaan memiliki dua makna penting,
pertama menciptakan, memiliki dan mengelola usaha.
dan kedua perilaku untuk menangkap peluang dan kemampuan untuk mengelola
resiko.38 Kedua makna tersebut juga mencerminkan dua dimensi yang berbeda yaitu
penciptaan pemilikan dan pengelolaan usaha, dan sikap dan perilaku kewirausahaan. Secara
khusus, Zahra dan Nambisan menyatakan bahwa dalam berwirausaha ada semangat dalam
penciptaan dan semangat dalam menjalankan dan mempertahankan usaha.
Di dalam perkembangannya, kewirausahaan juga melibat semangat, aktor, faktor, dan
proses yang berbeda dibandingkan dengan kewirusahaan pada umumnya. Dua di antaranya
yang dapat dibedakan secara jelas adalah kewirausahaan teknologi dan kewirausahaan sosial.
Keduanya memiliki semangat inovasi untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang
diwujudkan dalam suatu kegiatan kewirausahaan.
Pengembangan Kewirausahaan merujuk pada berbagai peraturan perundangan yang dapat
memberikan pertimbangan-pertimbangan juridis, filosofis dan teknis untuk pengembangan
kewirausahaan di Indonesia, di antaranya
1. Undang-undang (UU) Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Meskipun
undang-undang ini tidak berkaitan langsung dengan pengembangan kewirausahaan,
namun aspek-aspek pengaturan terkait penciptaan iklim penanaman modal yang
kondusif, promotif, serta memberikan kepastian hukum, keadilan dan efisiensi
berdasaran kepentingan ekonomi nasional merupakan hal yang penting dalam
pengembangan kewirausahaan. Hal ini relevan dalam dinamika perekonomian nasional
dan global yang saat ini berlangsung.
2. UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM yang mengatur pemberdayaan UMKM
melalui pengembangan iklim usaha yang kondusif dan pengembangan usaha.
Pengembangan iklim usaha dilaksanakan melalui penetapan berbagai peraturan
perundang-undangan dan kebijakan di berbagai aspekkehidupan ekonomi agar Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah memperoleh pemihakan, kepastian, kesempatan,
perlindungan, dan dukungan berusaha yang seluas-luasnya. Pengembangan usaha
dilaksanakan melalui pemberian fasilitas bimbingan pendampingan dan bantuan
perkuatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan dan daya saing UMKM.
Salah satu upaya yang dilaksanakan dalam rangka pengembangan usaha UMKM yaitu
pengembangan sumber daya manusia dengan cara memasyarakatkan dan membudayakan
kewirausahaan (Pasal 19 huruf a), serta membentuk dan mengembangkan lembaga
pendidikan dan pelatihan untuk melakukan pendidikan, pelatihan, penyuluhan, motivasi
dan kreativitas bisnis, dan penciptaan wirausaha baru (Pasal 19 huruf c.). UU Nomor 20
Tahun 2008 ini juga mengatur pengembangan iklim usaha yang kondusif dan
pengembangan usaha UMKM melalui peningkatan produksi dan pengolahan, pemasaran,
desain dan teknologi, serta fasilitasi akses pembiayaan dan kemitraan usaha.
3. UU Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan yang menyatakan bahwa pembangunan
kepemudaan diarahkan untuk mewujudkan pemuda yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri,
demokratis, bertanggungjawab, berdaya saing, serta memiliki jiwa kepemimpinan,
kewirausahaan, kepeloporan, dan kebangsaan berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Beberapa pasal yang secara khusus mengatur tentang pengembangan kewirausahaan


pemuda yaitu:
Pasal 27
1) Pengembangan kewirausahaan pemuda dilaksanakan sesuai dengan minat, bakat, potensi
pemuda, potensi daerah, dan arah pembangunan nasional.
2) Pelaksanaan pengembangan kewirausahaan pemuda sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) difasilitasi oleh Pemerintah, Pemerintah daerah, masyarakat, dan/atau organisasi
kepemudaan.
3) Pengembangan kewirausahaan pemuda sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan melalui:
1. pelatihan
2. pemagangan
3. pembimbingan
4. pendampingan
5. kemitraan
6. promosi dan/atau
7. bantuan akses permodalan.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengembangan kewirausahaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Pasal 28 mengatur bahwa Pemerintah, Pemerintah daerah, dan/atau masyarakat dapat


membentuk dan mengembangkan pusat-pusat kewirausahaan pemuda. Pasal 30 mengatur
bahwa Pemerintah wajib melakukan koordinasi strategis lintas ektor untuk mengefektifkan
penyelenggaraan pelayanan kepemudaan yang dapat melibuti program sinergis antar sektor
dalam hal penyadaran, pemberdayaan, serta pengembangan kepemimpinan, kewirausahaan,
dan kepeloporan pemuda.
Pasal 40 mengatur bahwa organisasi kepemudaan berfungsi untuk mendukung
kepentingan nasional, memberdayakan potensi, serta mengembangkan kepemimpinan,
kewirausahaan, dan kepeloporan pemuda.
Pasal 48 mengatur peran masyarakat yang salah satunya melatih pemuda dalam
pengembangan kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan pemuda. Pasal 51 mengatur
kewajiban Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk menyediakan dana dan akses
permodalan untuk mendukung pengembangan kewirausahaan pemuda dengan cara
membentuk lembaga permodalan kewirausahaan pemuda yang akan diatur lebih lanjut
melalui Peraturan Pemerintah.
Pengembangan kewirausahaan di Indonesia perlu didukung dengan (i) menguatkan
ekosistem kewirausahaan melalui peningkatan kapasitas dan pengembangan kelembagaan,
(ii) memperluas kemampuan wirausaha untuk memaksimalkan potensinya dengan
berorientasi pada pertumbuhan (growth oriented), serta (iii) meningkatkan daya tahan
wirausaha melalui inovasi dan kreativitas untuk memperoleh keunggulan daya saing dan
keberlanjutan usaha. Semua upaya tersebut perlu dilaksanakan dengan mengacu pada norma,
standar, prosedur dan kriteria (NSPK) pengembangan kewirausahaan. NSPK pengembangan
kewirausahaan menjadi penting untuk menjamin adanya koordinasi dan sinkronisasi program
pengembangan kewirausahaan yang dilaksanakan berbagai pemangku kepentingan publik,
yang disertai dengan peningkatan kualitas pelaksanaan program pengembangan
kewirausahaan serta peningkatan kinerja wirausaha. Hasil dari pengembangan kewirausahaan
diharapkan dapat mendukung peningkatan kualitas pertumbuhan ekonomi, perluasan
lapangan kerja dan pengurangan kemiskinan

2.1 Pengelolaan Keuangan

I. Pengertian uang
uang adalah benda yang digunakan sebagai alat tukar yang diterima masyarakat umum,
dalam kegiatan ekonomi. Uang sebagai alat tukar sendiri mempunyai syarat yaitu bisa
diterima oleh masyarakat dalam suatu wilayah tertentu. Uang adalah suatu benda yang
dengan mudah dan umum diterima oleh masyarakat, untuk pembayaran pembelian barang,
jasa, dan barang berharga lainnya. Serta untuk pembayaran utang.
Menjadi seorang wirausahawan harus memiliki berbagai kemampuan untuk memegang
kendali usaha yang dirintisnya. Beberapa kemampuan yang harus dipersiapkan jauh-jauh hari
dalam pengelolaan atau manajemen usaha adalah merencanakan usaha, mengelola keuangan,
dan memasarkan. Ketiga kemampuan tersebut harus dipersiapkan secara matang dan
terencana dalam berwirausaha karena mampu menentukan keberhasilan berwirausaha.
Dengan pengelolaan usaha yang benar maka tujuan-tujuan dalam wirausaha akan tercapai
secara efektif dan efisien.
Secara teoritis, manajemen (pengelolaan) keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan,
penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana
yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan. Bagi sebagian orang, manajemen dianggap
sebagai sebuah seni dalam mengelola sumber daya yang ada, karena manajemen
berhubungan dengan kepemimpinan dan seseorang manajer atau pemimpin dituntut untuk
memiliki karisma, stabilitas emosi, kewibawaan, kejujuran, dan kemampuan menjalin
hubungan antar manusia. Ilmu manajemem diaplikasikan dalam berbagai bidang.
Menurut Siswanto (1981), manajemen menjadi ilmu yang bercabang, antara lain:
1. Manajemen Sumber Daya Manusia,
2. Manajemen operasi atau produksi,
3. Manajemen strategi,
4. Manajemen pemasaran,
5. Manajemen keuangan, dan
6. Manajemen informasi teknologi.

Manajemen atau Pengelolaan keuangan menjadi salah satu kemampuan yang


mengambil perananan penting dalam berwirasaha. Bila penglelolaan keuangan tidak tepat
dapat menimbulkan kerugian dalam jumlah besarbahkan mengakibatkan mundurnya suatu
bisnis yang sedang dijalankan. Beberapa bisnis banyak yang bangkrut salah satunya karena
pengelolaan keuangan yang belum tertata dengan baik. Sehingga kemampuan mengelola
keuangan menjadi hal yang penting bagi seseorang yang ingin melakukan bisnis.
bertahan dalam melakukan wirausahanya yang dimana mereka tidak akan bisa
mengatur besarLaba , Rugi , modal Kewirausahaan yaitu pelaku usaha kreatif yang dibangun
berdasarkan inovasi untuk menghasilkansesuatu yang baru, memiliki nilai tambah yang akan
memberi manfaat dan menciptakan lapangan kerjayang hasilnya berguna bagi orang lain.
Uang itu suatu benda yang mudah dibawa (Portability), mudahdibagi (Divisibility), serta
berdaya tahan lama (Durability), dan stabil (Stability).[1] Dalam PengelolaanKeuangan,
untuk mengendalian dan merencanaan untuk mengatur dan mengelola keuang di
perusahaan baik itu perusahaan modal, untuk melakukan suatu kegiatan laporan pemasukan d
an pengeluaran.Dalam pengelolaan keuangan Aspek ini sangat penting dalam melakukan
suatu kegiatan usaha yangdimana tanpa adanya pengelolaan Keuangan, perusahaan tidak
akan bisa suatu perusahaan akan berdiriatau akhir yang akan di jadikan modal awal untuk
perputaran dalam usahanya. [2-3]Dalam kita menjalankan suatu wirausaha kita harus benar-
benar mengerti ilmu dalam berwirausahadengan salah satunya yang paling penting yaitu cara
mengatur keuangan dalam usahanya
atau perusahaan yang dijalaninnya, banyak entrepreneur muda / yang baru merintis atau bisa 
kita liat pedagang kecil / kaki lima yang sudah berjualan sangat lama,tetapi mereka benar-
benar tidak taucaranya dalam mengelola keuangan hasil dagangannya yang dimana banyak
pedagang kecil / kaki limayang gulung tikar dikarenakan modalnya yang kurang. [4-5]
bahkan sering mendapatkan laba yangtidak sesuai dengan yang dikerjakannya, maka dari itu
pengelolaan keuangan dalam hal berwirausaha benar-
benar sangat lah penting untuk ilmu yang pertama kali diterapkan dalam kita berwirausaha,da
lamhal ini pun seorang entrepreneur harus tau cara pengelolaan keuangan yang baik seperti
apa agar tidakgagal dalam melakukan pengaturan keuangan dalam usahanya dan bisa
mengurangi resiko rugi danmendapatkan maksimalnya keuntungan atau target yang ingin di
capai.[6-7]Maka dengan ini saya akan Menganalisis cara pengelolaan keuangan dalam
entrepreneur yang baikdari beberapa referensi yang saya pelajari dari buku maupun jurnal
dalam cakupan nasional daninternasional yang saya rangkum untuk menentukan hasil dari
cara pengelolaan keuangan yang harussorang entrepreneur pelajari dari awal, agar mereka
bisa menjalankan usahanya dengan lebih baik lagidalam hal pengelolaan usahaya agar lebih
berkembang.[8-9]
Dalam tujuan studi yang saya analisis dalam paper ini hanya untuk memberi
gambaran dan ilmuawal pengetahuan dalam cara pengelolaan keuangan dalam berwirausaha
secara baik dan benar,agar para pembaca paper ini lebih mengerti dan mengambil pelajaran
untuk menjalankan usahanya dalammengatur pengelolaan keuangannya secara efektif agar
seorang entrepreneur tersebut bisamentargetkan dan memajukan usahanya dalam
mentargetkan profit dan memperkecil dalam urusan rugilaba.[

II. Macam-macam Modal Usaha

1. Modal Sendiri Modal

sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik usaha itu sendiri.Modal sendiri dari
tabungan, sumbangan, hibah, saudara, dan lain sebagainya.
 Kelebihan modal sendiri adalah:
1) Tidak adanya seperti biaya bunga atau biaya administrasi sehingga tidak menjadi
beban perusahaan 2) Tidak tergantung pada pihak lain, artinya perolehan dana
diperoleh dari setoran pemilik modal
2) Tidak memerlukan persyaratan yang rumit dan memakan waktu yang relatif lama
3) Tidak ada keharusan pengembalian modal, artinya modal yang ditanamkan pemilik
akan tertanam lama dan tidak ada masalah seandainya pemilik modal mau
mengalihkan kepihak lain.
 Kekurangan modal sendiri adalah
1) Jumlahnya terbatas, artinya untuk memperoleh dalam jumlah tertentu sangat
tergantung dari pemilik dan jumlahnya relatif terbatas
2) Perolehan modal sendiri dalam jumlah tertentu dari calon pemilik baru (calon
pemegang saham baru) sulit karena mereka akan mempertimbangkan kinerja dan
prospek usahanya.
3) Kurang motivasi pemilik, artinya pemilik usaha yang menggunakan modal sendiri
motivasi udsahanya lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan modal asing

2. Modal Asing (Pinjaman)


Modal asing atau modal pinjaman adalah modal yang biasanya diperoleh dari pihak
luar perusahaan dan biasanya diperoleh dari pinjaman. Keuntungan modal pinjaman adalah
jumlahnya yang tidak terbatas, artinya tersedia dalam jumlah banyak. Di samping itu, dengan
menggunakan modal pinjaman biasanya timbul motivasi dari pihak manajemen untuk
mengerjakan dengan sunggug-sungguh.
Sumber dana dari modal asing dapat diperoleh dari:
1) Pinjaman dari dunia perbankan, baik dari perbankan swasta maupun pemerintah atau
perbankan asing
2) Pinjaman dari lembaga keuangan seperti perusahaan pegadaian, modal ventura, asuransi
leasing, dana pensiun, kopersi atau lembaga pembiayaan lainnya.
3) Pinjaman dari perusahaan non keuangan.

 Kelebihan modal pinjaman adalah:


1) Jumlahnya tidak terbatas, artinya perusahaan dapat mengajukan modal pinjaman ke
berbagai sumber.
2) Motivasi usaha tinggi. Hal ini merupakan kebalikan dari menggunakan modal sendiri.

 Kekurangan modal pinjaman adalah:


1) Dikenakan berbagai biaya seperti bunga dan biaya administrasi.
2) Harus dikembalikan. Modal asing wajib dikembalikan dalam jangka wajtu yang telah
disepakati
3) Beban moral. Perusahaan yang mengalami kegagalan atau masalah yng mengakibatkan
kerugian akan berdampak terhadap pinjaman sehingga akan menjadi beban moral atas
utang yang belum atau akan dibayar.
3. Modal Patungan
Selain modal sendiri atau pinjaman, juga bisa menggunakan modal usaha dengan cara
berbagai kepemilikan usaha dengan orang lain. Caranya dengan menggunakan antara modal
sendiri dengan modal satu orang teman atau beberapa orang (yang berperan sebagai mitra
usaha) (Jackie Ambadar, 2010: 15)

III. Sumber Modal Usaha

1. Sumber Internal
Sumber penawaran modal ditinjau dari asalnya pada dasarnya dapat dibedakan dalam
sumber intern (internal sources) dan sumber ekstern (external source). Modal yang berasal
dari sumber intern adalah modal atau dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam
perusahaan. Sumber intern atau sumber dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam
perusahaan adalah keuntungan yang ditahan (retained net profit) dan akumulasi penyusutan.
Berikut ini akan dijelaskan ke dua jenis modal yang berasal dari sumber intern perusahaan
yaitu:
1) Keuntungan/ Laba ditahan Keuntungan/laba yang ditahan adalah besarnya laba yang
dinaksukkan dalam cadangan atau ditahan, selain tergantung kepada besarnya laba
yang diperoleh selama periode tertentu, juga tergantung kepada kebijakan deviden
(dividend policy) dan kebijakan penanaman kembali yang dijalankan oleh perusahaan
yang bersangkutan.
2) Depresiasi Sumber intern selain berasal dari laba/cadangan juga berasal dari
akumulasi penyusutan/depresiasi. Besarnya akumulasi depresiasi yang terbentuk dari
depresiasi setiap tahunnya adalah tergantung kepada metode depresiasi yang
digunakan oleh perusahaan bersangkutan. Sementara sebelum akumulasi depresiasi
itu digunakan untuk mengganti aktiva tetap yang akan diganti, dapat digunakan untuk
membelanjai perusahaan meskipun waktunya terbatas sampai saat penggantian
tersebut. Makin besar jumlah akumulasi depresiasi berarti makin besar “sumber
intern” dari dana yang dihsilkan di dalam perusahaan yang bersangkutan.

2. Sumber Eksternal Sumber


ekstern adalah sumber modal yang berasal dari luar perusahaan. Dana yang berasal
dari sumber ekstern adalah dana yang berasal dari kreditur dan pemilik, peserta atau penanam
saham di dalam perusahaan. Modal yang berasal dari kreditur adalah utang bagi perusahaan
yang bersangkutan dan modal yang beasal dari kreditur tersebut adalah apa yang disebut
sebagai modal asing. Metode pembelanjaan perusahaan dengan menggunakan modal asing
dinamakan debt financing. Dana yang berasal dari pemilik, peserta atau penanam saham di
dalam perusahaan adalah merupakan dana yang akan tetap ditanamkan dalam perusahaan
yang bersangkutan, dan dana ini dalam perusahaan tersebutakan menjadi “modal sendiri”.
Dengan demikian pada dasarnya dana yang berasal dari sumber eksternal adalah terdiri dari
modal asing dan modal sendiri.

IV. .Aspek-Aspek yang Harus Diperhatikan dalam Pengelolaan


Keuangan
Ada tiga aspek yang harus dibahas dalam pengelolaan keuangan, yaitu sumber dana,
rencana dan penggunaan dana, dan pengawasan atau pengendalian keuangan.
1. Sumber Dana Dana dapat berasal dari perusahaan dan dapat
berasal dari luar perusahaan.

 Dana dari Perusahaan


Dana ini disebut pembelanjaan intern, mudah dalam memenuhi kebutuhan perusahaan
dan biasanya terbatas, sehingga perlu memperhatikan opportunity cost (biaya kesempatan),
yaitu peluang yang hilang akibat pengunaan lain atau penerimaan yang seharusnya diterima
tetapi hilang akibat pengunaan sumber-sumber tersebut dalam operasi perusahaan. Misalnya:
bunga dana milik sendiri atau sewa gedung milik sendiri ynag seharusnya diterima, hilang
akibat dana atau gedung tersebut digunakan dalam perusahaan. Ada tiga jenis sumber dana
intern yang dapat dijadikan sumber keuangan perusahaan, yaitu penggunaan dana
perusahaan, penggunaan cadangan, dan penggunaan laba yang tidak dibagi atau ditahan.

 Dana dari Luar Perusahaan


Dana ini disebut penbelanjaan ekstern yang berasal dari:
1) Dana dari Pemilik atau Penyertaan
Dalam perusahaan harus jelas tentang dana milik pribadi atau pembelanjaan sendiri
(misal saham) dan dana perusahaan.
2) Dana yang Berasal dari Pinjaman
Dana pinjaman dapat berupa pinjaman jangka pendek dan pinjaman jangka panjang.
3) Dana Bantuan Program Pemerintah
Dana yang diberikan oleh pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah
Daerah.
4) Dana Ventura
Dana dari perusahaan lain yang ingin menginvestasikan dananya pada perusa-haan kecil
yang potensi.

2. Perencanaan Keuangan dan penggunaan dana


Penggunaan sumber dana harus sesuai dengan rencana serta sasaran pokok usaha
sehingga dapat memaksimalkan keuntungan bagi pemilik modal dan kontinuitas
pengembalian pinjaman. Rencana dana harus ditetapkan terlebih dahulu dan ini merupakan
bagian dari rencana usaha atau kelayakan usaha, dimana pengalokasian dana harus mengikuti
prinsip pengelolaan keuangan yang telah ditetapkan dalam rencana tersebut. Rencana
penggunaan dana jangka pendek berupa; kas, surat berharga, piutang, dan persediaan
termasuk dalam investasi aktiva lancar dan rencana penggunaan dana jangka panjang berupa;
Tanah, gedung, pabrik dan peralatan termasuk dalam investasi aktiva tetap. Ada beberapa
aspek yang harus diperhatikan dalam penggunaan biaya, antara lain:
 Biaya Awal

Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk pendanaan pembangunan atau pendirian usaha.

 Proyeksi Atau Rancangan Keuangan

1. Pembukaan neraca harian


2. Proyeksi atau rancangan neraca pendapatan
3. Proyeksi atau rancangan neraca aliran kas
 Kriteria Penilaian Investasi

Penilaian diperlukan untuk mengetahui seberapa besar manfaat dari usaha yang akan
dilaksanakan.

3.Pengawasan atau pengendalian keuangan


Pengawasan keuangan ialah suatu proses untuk menegaskan bahwa seluruh aktifitas
dalam keuangan yang terselenggara telah sesuai dengan apa yang sudah direncanakan
sebelumnya. Pengawasan dilakukan dengan adanya pembukuan mengenai pemasukan dan
pengeluaran dana usaha.
 

V. Pengelolaan Awal Keuangan dalam Berwirausaha


Aspek penting dalam berwirausaha adalah hal keuangan, terutama tentang
perencanaan dan manajemennya. Ada dua hal pokok penting saat berupaya membangun
wirausaha yakni sumber-sumber dana (financing) dan mengalokasikan dana (investment).
Perencanaan Keuangan yaitu membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-
kegiatan lainnya untuk periode tertentu. Penganggaran Keuangan yaitu tindak lanjut dari
perencanaan keuangan dengan membuat keuangan bertujuan utama meminimalisasi risiko
sekaligus memaksimalkan keuntungan.

Praktisnya pengelolaan awal keuangan dalam berwirausaha adalah sebagai berikut:

1.Memisahkan uang usaha dengan uang pribadi


Ini langkah pertama yang sangat penting khusus¬nya bagi wirausahawan pemula
sehingga tida ada kesulitan dalam mengontrol pemasukan dan pengeluaran usaha. Oleh
karena itu, sekecil apa pun usaha, sebaiknya pisahkan uang usaha dan uang pribadi agar dapat
mencatat semua transaksi usaha dengan rapi.
2. Alokasi dan prosentase.
Setelah memisahkan uang pribadi dan uang usaha, selanjutnya tentukan besar
prosentasi keuangan yang akan digunakan untuk kebutuhan usaha, seperti berapa persen uang
yang digunakan untuk operasional usaha, berapa persen laba yang ditetapkan, berapa persen
uang untuk cadangan kas usaha, serta berapa persen uang yang digunakan untuk
pengembangan usaha.
3.Pembukuan
Pembukuan bertujuan mengontrol semua transaksi keuangan, termasuk pemasukan,
pengeluaran, serta utang-piutang. Pembukuan yang rapi juga akan mempermudah evaluasi
perkembangan usaha.
4.Pertahankan Arus Kas
Pertahankan agar cash flow tetap positif (untung), misalnya dengan menekan biaya
produksi/biaya yang lain lebih kecil dari pemasukan, namun juga harus tetap memperhatikan
aspek lain, misalnya kualitas produk atau jasa.
5.Siapkan Dana Cadangan.
Cadangan dana darurat (emergency fund) dimaksudkan untuk mengantisipasi,
misalnya, bila dalam beberapa hari atau bulan tidak mendapatkan order, ada karyawan yang
masuk rumah sakit karena kecelakaan, atau ada order yang cukup besar.
6. Proteksi Jiwa dan Usaha Ini menyangkut perlindungan pribadi dan usaha.
Proteksi pribadi guna mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, misalnya kecelakaan
dan cacat bahkan kematian. Proteksi terhadap tempat usaha (asuransi perusahaan) guna
mengantisipasi bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya terjadi pencurian,
kebakaran, dan huru hara.

VI. Tips Mengatur Keuangan dalam Berwirausaha


Tips mengatur keuangan dalam berwirausaha, terutama bagi mereka yang baru saja
berposisi sebagai calon pengusaha atau pengusaha baru sebagai berikut:
1. Memisahkan uang bisnis dan uang pribadi
Pemilik usaha juga berperan sebagai pekerja dalam usaha yang dijalankan. Oleh
karena itu, pemilik usaha tetap harus memberikan alokasi keuntungan untuk menggaji
dirinya sendiri. Dengan sistem seperti ini maka pelaku usaha hanya akan
membelanjakan uang dari gajinya saja untuk urusan pribadi. Besar kecilnya gaji untuk
pemilik usaha tergantung keuntungan usaha. Jadi dalam menjalankan usaha, tetaplah
membuat dua akun terpisah, meskipun usaha yang dijalankan masih terbilang skala
kecil.
2. Membuat rencana penggunaan uang Modal bisa berupa uang atau selain uang. Untuk
memulai usaha, ketersediaan modal memang sangat diperlukan. Modal uang biasanya
digunakan untuk membeli bahan baku dan peralatan yang dibutuhkan untuk
berjalannya usaha. Kebutuhan akan modal memang lebih baik diambil dari modal
sendiri agar tidak ada risiko berhutang kepada pihak lain. Saat telah mendapatkan
keuntungan, penggunaan uang juga harus diperhitungkan meskipun untuk
pengeluaran usaha. Perencanaan penggunaan uang dilakukan untuk menghindari
situasi kekurangan dana. Jangan menghamburkan uang meskipun posisi saldo kas
berlebih. Jika memiliki rencana belanja modal, perlu dipertimbangkan manfaatnya,
apakah mampu meningkatkan penjualan.
3. Buku pencatatan keuangan Sangat penting untuk punya rencana keuangan sehingga
tidak kehabisan uang tunai dan harus menutup bisnis. Catatan keluar masuk uang
secara riil. Isinya hanya catatan uang keluar dan masuk dari berbagai pos. Catatan
keuangan bisnis yang terpisah seperti ini dimaksudkan agar keuangan usaha dapat
dengan mudah terpantau dan tercatat rapi sehingga dapat dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan. Selain itu, pemilik usaha. akan tahu jelas seberapa besar aset
usaha yang dimilikinya, seberapa besar keuntungan dan lain sebagainya, sehingga
tahu perkembangan usaha yang didirikannya. Minimal, catatan keuangan yang harus
ada adalah buku kas masuk (BKM) dan buku kas keluar (BKK).
4. Mengelola arus kas Dalam sistem wirausaha, akan lebih bijak jika menjalankan usaha
tidak hanya berpusat pada keuntungan semata. Pengelolaan dan manajemen keuangan
meliputi pengelolaan uang modal, utang, piutang dan persediaan. Agar usaha lebih
berjalan sehingga arus kas terus bisa berputar, maka sistem penjualan lebih digenjot.
Dalam penjualan item produk boleh jadi keuntungannya sedikit, namun jika mampu
menjual banyak, maka arus kas lancar berputar. Tanamkan prinsip untung sedikit tapi
mampu menjual banyak produk.
5. Mengontrol dan mengecek harta, utang dan modal Pengecekan keuangan perlu
dilakukan untuk mengatahui stok barang yang akan dijual kepada konsumen. Selain
itu, perlu pula mengecek tagihan dari para supplier dan piutang dari para pembeli. Hal
ini dilakukan agar tidak terjadi tagihan macet atau pembayaran dobel.
6. Komitmen dan disiplin Jika semuanya bisa dilakukan, maka pengelolaan keuangan
berarti bisa berjalan sebagaimana mestinya. Meskipun bukan jaminan utama bisnis
akan sukses dan berhasil, namun setidaknya sudah dikelola dengan baik, demi
berjalannya usaha menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Hal penting agar usaha
dan mengelola keuangan tersebut bisa berjalan adalah komitmen dan disiplin. Hal ini
berhubungan dengan etos kerja, dan komitmen dalam menjalankan konsep keuangan
usaha.

Pengelolaan keuangan adalah semua aktivitas yang dilakukan dalam keuangan suatu
usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana secara efisien serta meningkatkan dana
untuk membiayai kegiatan wirausaha. Modal usaha ada dua yaitu yang berasal dari sumber
intern dan sumber ekstern. Sumber intern adalah modal atau dana yang dibentuk atau
dihasilkan sendiri di dalam perusahaan. Sumber ekstern adalah sumber modal yang berasal
dari luar perusahaan. Dana yang berasal dari sumber ekstern adalah dana yang berasal dari
kreditur dan pemilik, peserta atau penanam saham di dalam perusahaan.
Ada tiga aspek yang harus dibahas dalam pengelolaan keuangan, yaitu sumber dana,
rencana dan penggunaan dana, dan pengawasan atau pengendalian keuangan. Pengelolaan
awal keuangan dalam berwirausaha dapat dimulai dengan memisahkan uang usaha dengan
uang pribadi, alokasi dan prosentase, pembukuan, pertahankan arus kas, siapkan cuku
cadangan, proteksi jiwa dan usah, dan lain-lain. Tips mengatur keuangan dalam
berwirausaha, terutama bagi mereka yang baru saja berposisi sebagai calon pengusaha atau
pengusaha baru adalah memisahkan uang bisnis dan uang pribadi, membuat rencana
penggunaan uang, buku pencatatan keuangan, mengelola arus kas, mengontrol dan mengecek
harta, utang dan modal, dan komitmen dan disiplin.
Dalam menjalankan usaha diperlukan beberapa persiaapan, seperti perencanaan,
pengelolaan usahan, dan teknik serta strategi pemasarannya. Pengelolaan keuangan yang baik
dapat dilakukan bila ada seorang manager dalam sebuah perusahaan dan dengan menjalankan
rencana yang telah dirancang. Rencana ini disusun sebaik-baiknya dengan melihat segala
aspek. Selain itu, pengelolaan keuangan ini juga harus memiliki rencana cadangan jika
sesuatu hal terjadi.

2.4 Mengenal Kredit Bank


Banyak masalah telah terjadi antara dunia per- bankan dan nasabahnya, dan masalah
tersebut sebagian besar timbul karena kesalah pengertian, antara kedua pihak tersebut.
Masalah tersebut dapat berupa keluhan nasabah atas pelayanan Bank, dan sebaliknya dapat
pula berupa keluhan bank atas peri laku nasabahnya. Kemudian hal ini dilanjutkan dengan
banyak-nya kasus yang timbul, baik yang berakhir dengan penyelesaian damai, maupun
melalui saluran hukum, berupa paksaan dan penyitaan atas hak milik nasabah. Adanya kasus-
kasus tersebut umumnya merupakan akibat karena adanya kredit macet. Dan terjadinya kredit
macet karena adanya berbagai faktor, antara lain karena adanya kesalah pahaman antara bank
dengan nasabahnya. Kesalahpahaman ini dapat terjadi di pihak nasabah, dan dapat pula di
pihak bank. Diperlukan saling pengertian dan saling memperkecil perbedaan persepsi, dengan
sikap saling memahami. Dimana Bank harus memahami kesulitan nasabah, dan nasabahpun
seharusnya juga memahami kesulitan Bank.
I. Pengertian kredit
Kredit merupakan fasilitas keuangan yang keuangan yang memungkinkan seseorang atau
bedan usaha meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya kembali dalam
jangka waktu yang ditentukan dengan dikenaka bunga. Berdasarkan undang-undang
perbankan, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesempatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain, yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga. Kredit di sediakan oleh bank umum konvensinal, BPR, dan pengadaian.
Kapankah seseorang itu bisa memperoleh kredit dari bank atau Bank, berapa lama
waktu yang pantas diberikan dan berapa jumlah yang cocok buat keperluan nasabah tersebut.
Selanjutnya diuraikan berbagai lembaga per- kreditan yang semakin berkembang dengan ber-
bagai bentuk dan jenisnya, seperti pegadaian, koperasi simpan pinjam, pembiayaan bahkan
beberapa supermall juga mengeluarkan kartu kredit yang memberikan berbagai fasilitas
finansial pada masyarakat.

II. Petugas keredit


Sebagai figur dengan profesi yang harus memiliki sikap, dan kepribadian, yang sangat
bertanggungja- wab atas kebenaran pengelolaan kredit, yang juga menyangkut kehidupan
perekonomian bangsa. Mungkin pada tahap sederhana sebuah Bank hanya memiliki beberapa
orang saja petugas nya, namun tidak menutup kemungkinan jika sebuah berkembang
memaksa organisasinya mempekerja kan jumlah pegawai yang cukup besar agar mampu
melayani nasabahnya yang mungkin dalam jumlah besar pula.
Dalam setiap Bank ada beberapa petugas yang terlibat dalam perkreditan, minimal ada
tiga kelompok, yaitu
 petugas pelayanan kredit yang ada digaris depan (front liner),

Frontliner adalah perwakilan perusahaan atau garda terdepan yang berhubungan dan
berinteraksi langsung dengan pelanggan atau konsumen. Misalnya, memberi informasi,
solusi, mendengarkan keluhan, dan lainnya. Setiap perusahaan umumnya punya Frontliner,
terutama yang bergerak di bidang jasa, pariwisata, perhotelan, dan perbankan. Sebagai
perwakilan perusahaan, seorang frontliner harus memberikan pelayanan yang ramah kepada
setiap pelanggan agar citra perusahaan tetap terjaga dan pelanggan menjadi setia.
Secara umum, tugas seorang frontliner adalah berkomunikasi langsung dengan
pelanggan. Seperti, menawarkan produk atau program terbaru, mendengarkan keluhan
pelanggan, memberikan solusi, menjawab pertanyaan.
Beberapa tugas frontliner adalah sebagai berikut: 

 Menyambut pelanggan ketika mereka memasuki toko, restoran, atau kantor


 Mengatasi masalah atau konflik yang dialami pelanggan
 Membantu pelanggan melakukan pemesanan, pembatalan, penukaran, atau
pengembalian uang
 Menjawab pertanyaan pelanggan
 Memproses pembayaran
 Berkomunikasi dengan pelanggan baik secara langsung, melalui telepon, atau email
 Menghubungkan pelanggan dengan pihak terkait untuk menyelesaikan masalah

Apabila pelayanan yang diberikan buruk, maka citra perusahaan juga akan buruk. Selain
itu, pelanggan juga bisa Tugas frontliner tentu disesuaikan dengan industri mereka bekerja.
Misalnya, kamu frontliner di perbankan, maka kamu akan lebih sering berurusan dengan
pembukaan rekening, pengiriman uang, deposito, dan lainnya. Orang-orang yang bekerja
sebagai frontliner mempunya peran penting bagi bisnis. Hal ini karena, mereka membawa
nama baik atau citra perusahaan. beralih ke toko sebelah alias kompetitor.
Skil yang harus dimiliki untuk jadi Frontliner
1.komunikasi
Komunikasi adalah skill penting untuk banyak hal. Termasuk dalam berkomunikasi
dengan pelanggan. Ini mencakup komunikasi lisan dan tulisan. Kamu harus bisa memberikan
informasi atau jawaban dengan cara yang jelas. Artikulasi, penggalan kata, suara yang nggak
terlalu kecil atau terlalu besar, dan kecepatan berbicara.Selain itu, jika komunikasi dilakukan
secara tertulis, melalui email atau aplikasi berkirim pesan, misalnya. Maka kamu juga harus
tahu etika-etikanya, cara menuliskan informasi dengan jelas.Komunikasi penting untuk
membangun interaksi, relasi, dan menghindari miskomunikasi dengan pelanggan
2. Mendengarkan secara aktif

Banyak orang bisa mendengar, tapi tidak semua orang bisa menjadi pendengar yang
baik. Setiap pelanggan tentu ingin didengarkan. Mereka mungkin menyampaikan keluhan,
masalah, kebingungan, atau kritik. Dan mereka mengharapkan respons atau solusi terbaik
dari kamu. Dengan mendengarkan, kamu dapat lebih memahami pelanggan. Jika kamu
paham apa yang disampaikan pelanggan, tentu kamu dapat memberikan solusi atau respons
yang baik.
Ketika menyimak apa yang diceritakan pelanggan, jangan lupa untuk menunjukkan
kalau kamu memang mendengarkan. Beri anggukan kalau kamu paham atau setuju dengan
pernyataan, ulangi pernyataan mereka, atau lihat ke arah pelanggan ketika mereka berbicara.
Ini akan membuat pelanggan merasa kalau kamu memang mendengarkan dan berusaha
memahami mereka.
3. Empati

Empati adalah kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain.
Maksudnya bukan ikut menangis saat pelanggan sedih. Tapi, kamu bisa menempatkan diri di
posisi pelanggan. Cobalah melihat masalah dari kacamata mereka, untuk menemukan solusi
terbaik.
Dengan empati, kamu lebih memahami sudut pandang pelanggan. Jadi, ketika
pelanggan menyampaikan keluhan, misalnya, kamu jadi paham posisi mereka, masalahnya,
dan solusi yang mereka butuhkan. Sama seperti skill lainnya, empati juga bisa dikembangkan.
Kamu bisa belajar hal ini di kelas frontliner yang ada di Skill Academy.
4. Problem solving

Pelanggan datang dengan masalah yang berbeda-beda. Mulai dari masalah sederhana,
sampai masalah yang rumit. Mereka mendatangi kamu pastinya untuk dapat solusi. Oleh
karena itu, kemampuan problem solving ini penting untuk dimiliki frontliner.
Mulai dari cara mengidentifikasi akar masalah sampai menentukan solusi yang paling baik
untuk pelanggan.
5. Sabar

Setiap pelanggan pasti beda-beda. Ada yang gampang marah, ada yang diberitahu
informasi berulang kali tapi nggak ngerti-ngerti, ada yang banyak tanya. Karena itu, untuk
menghadapi pelanggan yang unik-unik ini, sabar adalah kunci. Harus bisa menahan emosi
biar nggak ikutan marah, tetap tenang, sabar menjelaskan informasi berkali-kali, harus sabar
juga menjawab pertanyaan-pertanyaan ajaib dari pelanggan.Saat ada pelanggan yang marah-
marah dan memancing emosi, tarik napas dalam-dalam, lalu senyum :)
6. Bersikap positif

Pernahkah kamu bertemu seorang frontliner yang jutek? Entah kasir, teller atau
customer service. Tidak tersenyum sama sekali dan berbicara dengan ketus. Hmm, mood jadi
hilang atau jadi takut untuk bertanya.Seorang frontliner harus bersikap positif. Meskipun
lelah, mood sedang berantakan, atau sedang galau karena di-ghosting gebetan. Harus tetap
profesional. Tetap berikan senyum paling manis, menjawab dengan ramah, bersikap sopan,
menawarkan bantuan, dan lainnya.Sikap positif seorang frontliner akan memberikan
pengalaman positif juga untuk pelanggan. Mereka merasa nyaman dan dapat membangun
hubungan yang baik
7. Manajemen waktu

Dalam sehari, ada banyak pelanggan yang harus dilayani. Baik online maupun offline.


Karena itu, pengelolaan waktu sangat penting. Kamu harus bisa membagi waktu agar semua
pelanggan mendapat pelayanan dan juga respons yang cepat. Berdasarkan data
dari prnewswire.com, sebanyak 83% pelanggan online akan membatalkan pembelian atau
berpindah brand jika tidak dibantu lebih dari 5 menit. Untuk itu, usahakan memberi respons
dan solusi secepat mungkin. Jangan biarkan pesan di email atau sosial media menumpuk.
Selain itu, jangan ragu untuk berkoordinasi dengan tim lain agar solusi lebih cepat
ditemukan.

 lalu petugas pemeriksaan dan penilaian kredit (credit man)

credit man bertanggung jawab untuk melakukan perhitungan dan menganalisis resiko
yang berpontensi muncul dalam proses piutang. Kemampuan sangat diperlukan agar saat
pemeriksaan sesuai dengan penghitungan dan tidak rugi .penilaian kredit adalah credit rating
yaitu evaluasi atas calon debitur, baik kredit perseorangan maupun badan usaha tentang
kelayakab kredit tersebut.
 dan pejabat pemutus kredit (credit manager)

Proses putusan kredit di lakuakn oleh pejabat pemutus kredit yang mempunyai
kewenagan dan limit putusan sesuai dengan PDWK (Pendelegasian Wewenag Kredit).
Sebelum pemberian putusan kredit, pejabat pemutus kredit wajib meneliti dan memastikan
bahwa, dokumen-dokumen yang mendukung pemberian putusan kredit masih berlaku,
lengkap, sah dan berkekuatan hukum. Urutan kegiatan yang harus di laksanakan dan
diperhatikan oleh pejabat pemutus kredit yaitu sebagai berikut:
a. Meneliti hasil pemeriksaan dan penilaian SKPP yang di lakukan oleh pejabat
pemrakarsa/penganalisa atau perekomendasi.
b. Apabila menurut pejabat pemutus kredit, hasil pemeriksaan pejabat
pemrakarsa/penganalisa atau perekomendasi tersebut sudah benar, maka pejabat pemutus
kredit dapat langsung memberikan putusan yang sesuia dengan PDWK-nya.
c. Apabila pejabat pemutus kredit merasa ragu atau tidak sependapat dengan hasil
pemeriksaan pejabat pemrakarsa/penganalisa atau perekomendasi, maka pejabat pemutus
kredit dapat melakukan pemeriksaan ulang. Apabila setelah pemeriksaan ulang oleh
pejabat pemutus kredit ternyata jumlah kredit yang diberikan lebih kecil, sama atau lebih
besar dari jumlah yang di usulkan oleh pejabat pemrakarsa, maka SPKK tersebut dapat
diputus oleh pejabat pemutus sesuai batas PDWK-nya, dengan disertai alasan- alasan
yang kuat.

III. Alasan Diperlukan Kredit


Kredit adalah kepercayaan dan bukan hadiah yang turun dari langit begitu saja. Kredit
adalah penyediaan prestasi pada suatu waktu tertentu dengan perjanjian untuk dikembalikan
berupa kontra prestasi di kemudian hari.Kredit adalah kepercayaan yang diberikan oleh Bank
kepada nasabah yang dipercayanya. Namun kenyataannya, kredit sering menjadi ajang
sengketa, karena adanya itikat tidak baik, dari pihak-pi hak yang seharusnya saling
mempercayai.
Hal ironis yang harus dipahami, karena ada oknum nasabah yang sengaja merugikan
Bank, dan ada oknum Bank yang menciderai nasabah. Inilah pokok permasalahan yang tidak
boleh terjadi, antara dua mitra yang harus saling menunjang kehidupan. Juga dituangkan
beberapa alasan, mengapa diperlukan kredit baik dari sisi nasabah, maupun dari sisi Bank.
Dari sisi nasabah sebagai peminjam, maka mereka mempunyai alasan untuk menutupi
kekurangan dana, untuk reputasi dan untuk tertib manajemen keuangan. Sedangkan dari sisi
Bank adalah untuk sumber pendapatan, untuk menaikkan CAR dan untuk meningkatkan laba
perusahaan.
Ada tiga tujuan lembaga keuangan memberikan kredit kepada nasabahnya, yakni
1.mendapatkan keuntungan dari bunga
Dari mana bank mendapatkan profitnya? Tentu saja dari pembayaran bunga pinjaman
nasabahnya. Jumlah bunga tersebut bisa tetap (flat), bisa pula progresif seiring berjalanya
waktu.apabila nasabah tidak melunasi cicilan pinjamannya tepat waktu, mereka juga harus
membayar denda keterlambatan. Denda tersebut berguna pula untuk membiayai kegiatan
operasional bank.
2. membantu nasabah dalam memenuhi kebutuhan
Bank juga ingin membantu nasabah dalam memenuhi kebutuhannya, baik konsumtif
maupun produktif. Karena itu, mereka menyediakan layana kredit untuk nasabahnya.
Perbankan menyediakan banyak jenis kredit sesuai kebutuhan dan tujuan masyarakatnya.
Contohnya, kredit modal kerja (KMK) diperuntukan bagi masyarakat yang ingin
mengembangkan UMKM miliknya . ada pula kredit perumahan rakyat (KPR) untuk
membantu masyarakat dalam membeli rumah atau jenis property lainnya.
3.memajukan perekonomian manusia melului kredit
Kredit menjadi bentuk kontribusi perbankan bagi perekonmian Indonesia secara
keseluruhan. Makin banyak dana yang disalurkan melalui kredit, perekonomian Negara pun
makin bertumbuh. penyalur kredit usaha kepada pengusaha kecil atau menegah dapat
meningkatkan performa bisnis mereka. Pengusaha bisa mengembangkan usahanya sehingga
berhasil meraup penghasilan lebih besar. Penghasilan tersebut digunakan untuk membayar
pajak sebagai bentuk kontribusi pengusaha atas perekonomian Indonesia.

IV. Fungsi & Manfaat Kredit


Kredit bermanfaat dalam kehidupan pereko- nomian dunia, dan hal ini akan semakin
marak dengan semakin berkembangnya kemajuan eko nomi dan tehnologi. Bank Umum dan
BPR sangat berperan dalam memotori kemajuan perekonomian. Sementara itu kredit sudah
banyak menunjukkan manfaatnya bagi pemba ngunan dan bagi berbagai pihak. Kredit yang
diberikan perbankan kepada masyarakat, telah melaksanakan fungsinya secara umum, juga
memberikan manfaat bagi nasabah itu sendiri, serta memberikan manfaat bagi bank,
memberikan manfaat bagi masyarakat secara lebih luas, dan bagi pemerintah selaku
pelaksana atau badan eksekutif yang mengelola dan me- nyelenggarakan kepentingan rakyat.
betapa besarnya peranan kredit yang diberikan oleh dunia perbankan bagi kepentingan
bangsa, negara, rakyat, bahkan umat manusia. Oleh karena itu penulis merasa terpanggil
menguraikan secara lebih rinci fungsi dan manfaat kredit perbankan kepada kehidupan
berbangsa dan bernegara.

V. Jenis Kredit
Dalam dunia perbankan, dikenal berbagai jenis kredit yang juga harus dipahami oleh
para nasabah, karena berdasarkan jenis kredit tersebut dapat ditentukan berbagai sifat
keputusan kredit yang sangat menjiwai isi perjanjian kredit antara bank dengan nasabahnya.
Jenis kredit sangat menentukan sifat hak dan kewajiban bank dan nasabahnya, untuk selanjut
nya sangat menentukan berbagai ketentuan utama dalam perkreditan. Terutama dalam hal
penentuan segmentasi pasar, untuk kepentingan pencatatan atau adiministrasi, untuk menentu
kan kebijakan dan untuk memudahkan pembentukan tenaga spesialis di kalangan perbankan
sendiri. Sementara itu bagi masyarakat selaku nasabah, pembagian dan penggolongan ini
diperlu kan untuk kemudahan pelayanan dan penetapan peryaratan. Hal ini mengingat
berbagai ragam kelompok anggota masyarakat.
VI. Unsur Kredit
Ada beberapa unsur dalam perkreditan agar terpenuhi syarat terjadinya sebuah
perjanjian kreditantara bank dengan nasabahnya. Unsur itu ialah unsur kepercayaan, bahwa
bank memberikan kredit kepada nasabahnya karena percaya bahwa kredit pasti akan dilunasi
sesuai dengan perjanjian. Kemudian ada unsur waktu yang merupakan tenggang masa bahwa
nasabah memperoleh bantuan kredit selama waktu tertentu yang harus disepakati dan
dituangkan dalam bentuk per janjian tertulis yang nyata. Kemudian ada unsur risiko yang
harus ditanggung oleh bank dalam hal memberikan pinjaman kepada nasabahnya. Dan untuk
risiko inilah bank menta imbalan kepada yang menikmati bantuan pinjaman. Selanjutnya ada
unsur prestasi berupa imbalan yang wajar diterima bank, baik sebagai bunga maupun sebagai
pembagian keuntungan pada bank Syariah yang merupakan prinsip bagi hasil. Juga ada unsur
penyerahan prestasi yang bernilai ekonomi dari bank kepada nasabahnya yang harus jelas dan
nyata menyebutkan jumlah nilai yang diserahkan kepada nasabahnya.

VII. Masalah Bunga


Mengapa bank memungut bunga?. Ada banyak alasan mengapa bank minta imbalan
dalam penjualan jasa kredit. Jasa tersebut baik dalam bentuk bunga, maupun dalam bentuk
pembagian hasil. Buku ini mencoba menjelaskan alasan kuat perlunya faktor bunga dalam
kredit. Bahwa bunga itu juga sesungguhnya harga jasa yang dijual bank kepada pembelinya.
Ada beberapa dasar perhitungan bunga, yaitu dasar kepercayaan, dasar risiko, dasar waktu
dan dasar sewa. Sementara faktor penentuan suku bunga ada beberapa faktor yang
menentukan seperti biaya dana, mutu pelayanan, teknologi perbankan, faktor reputasi dn
citra, faktor jangka waktu, faktor kualitas jaminan, faktor hubungan baik, faktor kompetisi
produk, faktor situasi moneter dan situasi keamanan. Bahkan situasi internasional juga harus
di perhitungkan, yang menyebabkan para pengelola bank harus membuka wawasannya.

VIII. Penilaian Kredit


Dalam memberikan kreditnya kepada nasabah, bank memerlukan waktu untuk mempelajari
 Siapa nasabah tersebut,
 Mengapa mereka memerlukan kredit,
 Berapa kredit yang diperlukan, dan
 Apa jaminan keamanan yang diberikan kepada bank.

Karena itu bank perlu melakukan analisis kredit dengan berbagai aspek. Dalam bab
ini hanya ditulis sekedarnya saja, karena penulis sudah menyiapkan buku khusus yang
berjudul analisis kualitatif kredit bank dan buku analisis kuantiatif kredit bank. Penulis
menggunakan istilah segitiga pengaman kredit yang perlu digunakan dalam menga nalisis
kredit yang aman dari kemungkinan risiko terjadinya kredit macet. Pengaman perta ma yang
dikenal dengan 5C yang kemudian berkembang menjadi 8C. Pengaman kedua melalui 8
aspek sedangkan pengaman ketiga adalah 18 prinsip pemberian kredit.

IX. Proses Pelayanan Kredit


Banyak prosedur yang harus ditempuh. Sejak calon nasabah mengajukan permohonan
kredit, lalu memperolehnya, sampai terjadi perkara karena ketidakmampuan dalam melunasi
kreditnya. Dalam tahap-tahap tersebut banyak yang harus dipahami hak dan kewajiban para
pihak, baik bank maupun nasabah sendiri, bahkan mungkin pihak lain, seperti
 Pemilik jaminan,
 Pejabat yang berwenang mengeluarkan berbagai izin,
 Pemerintah daerah,
 Lembaga hukum,
 Notaris,
 Lembaga pertanahan,
 Dan lain-lain.

Ada beberapa tahap yang secara standar harus dilalui, agar penilaian kredit dapat dilaku kan
secara wajar. Namun tahap ini juga jangan digunakan secara kaku.

X. Jumlah Dan Waktu Kredit


Berapakah kredit dibutuhkan. Banyak faktor yang menentukan jumlah kredit yang
pantas buat seorang nasabah. Seharusnya bank mem punyai tenaga khusus dalam
menghitungnya, terutama dalam bentuk kredit besar dan jangka panjang. Namun di pihak
lain, setiap nasabah dapat melakukan sendiri perhitungan kebutuhan kreditnya, terutama
kredit kecil dan jangka pendek. Secara garis besar hanya dikenal dua jenis kredit, yaitu kredit
produktif dan kredit konsumtif. Kredit produktif dibagi dalam dua ke lompok yaitu kredit
modal lancar atau juga dikenal dengan istilah kredit modal kerja. Dan kredit modal tetap yang
juga dikenal dengan istilah kredit investasi. Pembagian ini perlu menjadi perhatian, karena
menyangkut penggunaan kredit dan sistem pengembalian kredit menurut perhitungan yang
lebih cermat, agar terhindar kemacetan pengem balian kredit kepada bank. Sementara itu
kredit konsumtif mungkin relatif lebih mudah perhitungannya, sehingga sering nasabah
disodori dengan tabel yang sudah tetap tanpa pilihan lain.

XX. Kesalahan Umum Kredit


Ada beberapa kesalahan umum dalam kredit bank yang perlu diperhatikan oleh
berbagai pihak yang terkait, terutama bank dan nasabah. Dengan menghindari kesalahan
umum ini, diharapkan risiko terjadinya kredit bermasalah dapat ditekan, yang muaranya dapat
menekan sengketa antara bank dengan nasabahnya. Kesalahan umum ini antara lain:
terlambat memberikan putusan kredit, terlalu rumit prose- durnya, terlalu cepat memutus,
memutus karena tekanan, memutus tanpa data yang lengkap, jum lah putusan kurang, jumlah
putusan berlebihan, terlalu memanjakan nasabah, tidak melakukan pembinaan pada nasabah,
tidak memecahkan kesulitan nasabah Juga beberapa kesalahan yang justru dilaku kan oleh
para nasabah sendiri seperti terlambat mengajukan kredit, terlalu yakin akan kemam puannya,
kurang terbuka pada bank, salah peng gunaan kredit, kurang pengalaman dalam usaha,
menyimpangkan penggunaan kredit, misma nagement, ketidak harmonisan para pemilik, dan
masalah perburuhan.

XXX. Memilih bank


Setiap calon peminjam dapat melakukan pilihan yang tepat baginya untuk
berhubungan dengan bank yang dirasa tepat baginya. Sementara di pihak lain relatif tersedia
bank dalam jumlah yang cukup memadai untuk menam pung keinginan masyarakat untuk
memperoleh kredit Sebagai tambahan, penulis ingin menuntun semua pihak, terutama para
petugas bank dan pengusaha, apa yang harus dilakukan dalam tahap tahap di bawah ini.
1.Saat Pengajuan Permohonan Kredit.
Perlu diketahui waktu yang tepat bagi seseorang dalam mengajukan permohonan
kredit. Karena bank adalah suatu lembaga keuangan yang membutuhkan waktu untuk
menganalisis dan memiliki prosedur yang harus ditempuh. Kredit tidak dapat diperoleh secara
kilat, ibarat membeli barang di toko. Namun tidak menutup kemungkinan untuk memperoleh
kredit yang sangat cepat dapat dilayani oleh bank. Hal ini tentunya dapat dilakukan, jika
hubungan nasabah dengan bank sudah demikian baik, dansudah saling mempercayai, tetapi
tetap berpegang obyektifitas dalam mengalisis realisasi kredit yang akan diberikan oleh bank.
2. Persiapan Calon Peminjam
Dalam mengajukan suatu permohonan kredit calon nasabah seyogyanya melakukan
berbagai persiapan, karena bank adalah sebuah lembaga keuangan yang bekerja dengan
berbagai keten tuan dan peraturan yang menyebabkan bank tersebut terikat cara kerjanya,
berdasarkan pola kerja tertentu pula. Dan setiap perjanjian bank dengan nasabahnya,
merupakan perbuatan hu kum yang mempunyai landasan yang kuat bagi para pihak serta
memiliki dasar hukum yang jelas
3.Permohonan awal
Pada tahap ini nasabah harus tahu, apa yang harus dipersiapkan pada dirinya, dan apa
yang harus dilakukan petugas bank dalam melayani nya
4.Pemeriksaan administrasi
Sesudah melalui proses tahap awal, bank akan melakukan penelitian secara
administratif mengenaidiri nasabahnya. Karena itu nasabah pun harus tahu, apa yang harus
dilakukannya dan apa yang harus dilakukan oleh bank.
5.Pemeriksaan fisik
Tahap ini merupakan tahap pemeriksaan bank terhadap nasabah dalam rangka
pemberian kredit. Pemeriksaan itu antara lain, pemeriksaan administrasi perusahaan, dan
pemeriksaan fisik perusahaan. Juga dituangkan hak dan kewajiban nasabah dan bank, serta
masalah yang dihadapi, baik oleh bank maupun oleh nasabah sendiri dalam tahap ini.
BAB III

KESIMPULAN
1.Kesimpulan
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan perekonomian di Indonesia telah mengalamai kemajuan yang sangat

pesat. Keberadaaan wirausaha merupakan faktor yang mendorog kemajuan ekonomi.

Diperlukan sinergi antara pemerintah dan wirausahawan untuk menciptakan iklim

bisnis yang mempu menopang perekonomian. Kewirausahaan itu menerima resiko

untuk memulai dan menjalanka bisnis. Hal-hal yang dibutuhkan untuk menjadi

wirausaha dan pemilik bisnis baru sangatlah tidak mudah, meliputi pemerintahan

dirinya untuk disiplin dalam pekerjaan yang dipilih serta bisamemelihara diri untuk

bisa membuat dirinya dan konsumen percaya dengan usahanya. Hal penting lainnya

yaitu mengorientasikan tindakan, dimana seorang wirausaha wajib bertindak didepan

untuk mencapai tujuannya dan harus penuh semangat dan toleran dengan

ketidakpastian untuk resiko yang telah di perhitungkan dan resiko yang sering dihadapi
adalah jauh dari keluarga.

Strategi kewirausahaan adalah aktivitas pencarian atau penciptaan peluang usaha dan

pencarian atau penciptaan keunggulan usaha yang membangun keunggulan daya saing.

Manfaat strategi bisnis selain menjadi panduan dalam menjalankan usaha juga untuk

mengamankan posisi tawarnya. Dengan strategi yang matang dan cerdas, sebuah bisnis

tak akan tergilas dan sekedar menjadi pelengkap belaka. Karena itulah perencanaan

yang matang menjadi bagian penting dalam strategi yang harus disiapkan.

Permintaan yang meningkat dan kelangkaan sumber daya dapat melahirkan peluang-

peluang baru wirausaha seperti keberanian meningkatkan harga produk (karena nilai
manfaat dari produk yang ditawarkan sudah cukup atau bahkan sangat tinggi) untuk

meningkatkan marjin keuntungan yang dapat dikelola lebih lanjut untuk memperoleh

sumber daya yang dibutuhkan demi kelangsungan produksi dan mampu memenuhi

kebutuhan pasar dengan lebih efisien dan efektif. Pasar yang menyebar di mana-mana,

yang dialami sebagian besar pewirausaha pengrajin, dapat membuat usaha kurang

fokus bila tanpa dukungan usaha yang memadai.

B. Identifikasi Masalah

1. Bagaimana teknik dan strategi pemasaran

2. Bagaimana cara bekerja sama dengan orang lain

3. Bagaimana cara menentukan segmen pasar

4. Bagaimana cara melakukan promosi

5. Bagaimana cara meminimalkan kekecewaan pelanggan

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana teknik dan strategi pemasaran

2. Untuk mengetahui bagaimana cara bekerja sama dengan orang lain

3. Untuk mengetahui cara menentukan segmen pasar

4. Untuk mengetahui cara melakukan promosi

5. Untuk mengetahui cara meminimalkan kekecewaan pelanggan


BAB II

PEMBAHASAN

A. Teknik dan strategi pemasaran

1. Pengertian teknik dan strategi pemasaran

Teknik pemasaran adalah cara atau langkah-langkah dalam melakukan penjualan suatubarang

atau jasa yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai penjualannya. Pendapatlain

mengatakan, teknik pemasaran adalah suatu cara yang dilakukan oleh penjual

untukmempengaruhi pembeli. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

teknikpemasaran adalah langkah-langkah atau cara-cara seseorang atau lembaga

perusahaandalam melakukan penjualan produk barang atau jasa. Beberapa ahli pernah

menjelaskan tentang definisi strategi marketing, Diantaranya adalah:

a. Kotler dan Amstrong

Menurut Kotler dan Amstrong (2008), pengertian strategi Pemasaran adalah logika

pemasaran dimana unit bisnis berharap Untuk menciptakan nilai dan memperoleh

keuntungan dari Hubungannya dengan konsumen.

b. Kurtz

Menurut Kurtz (2008), pengertian strategi pemasaran adalah Keseluruhan program

perusahaan dalam menentukan target pasar Dan memuaskan konsumen dengan

membangun kombinasi elemen Dari marketing mix; produk, distribusi, promosi, dan

harga.
c. Philip Kotler

Menurut Philip Kotler, pengertian strategi pemasaran adalah Suatu mindset pemasaran yang

akan digunakan untuk mencapai Tujuan pemasaran, dimana di dalamnya terdapat

strategi rinci Mengenai pasar sasaran, penetapan posisi, bauran pemasaran, dan Budget

untuk pemasaran.

d. Tjiptono

Menurut Tjiptono, pengertian strategi pemasaran adalah alat Fundamental yang dirancang

untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan daya saing

yang Berkesinambungan melewati pasar yang dimasuki, dan progam Pemasaran yang

digunakan untuk melayani pasar target tersebut.

2. Fungsi strategi pemasaran

a) Menambah motivasi untuk mengembangkan bisnis

Strategi pemasaran akan memberikan gambaran tentang Peluang bisnis yang bisa digarap.

Peluang ini tidak Cuma terpaku di Masa sekarang, tetapi juga potensi

pengembangannya di masaMendatang. Dengan mengetahui kebutuhan konsumen ini,

maka Secara tidak langsung bisa memunculkan inovasi-inovasi baru Untuk

pengembangan bisnismu. Produk yang terus berinovasi Menjadi lebih baik, biasanya

akan jauh lebih diminati oleh Masyarakat.

b) Mengefektifkan koordinasi tim

Dengan adanya strategi pemasaran, maka koordinasi tim Akan lebih efektif dan terarah. Hal

ini karena strategi dapat Membantu mengatur tugas setiap staf di setiap divisi dalam
bisnis Agar bisa bekerja sama untuk mencapai tujuan. Sudah jelas bahwa Strategi

marketing ada untuk mencapai tujuan bisnis. Sehingga,Dengan adanya “panduan

utama” ini, kerja masing-masing divisi Menjadi lebih terarah.

c) Memperjelas tujuan perusahaan

Dalam sebuah bisnis, tujuan adalah hal penting yang harus Ada sehingga bisnis dapat lebih

terarah dan bisa berkembang ke Depannya, atau bisa dikatakan bahwa bisnis tanpa

tujuan tidak akan Mampu berkembang. Menentukan tujuan bisnis yaitu untuk

mencapai target Penjualan sekian persen. Maka, jika tujuan tersebut tercapai, nilai

Ekonomi perusahaanmu akan meningkat dan bisnismu pasti akan Berkembang, Strategi

pemasaran membantu untuk ikut Merumuskan tujuan jangka pendek dan panjang dari

perusahaan itu sendiri.

3. Komponen marketing mix/ bauran pemasaran

Bauran pemasaran terdiri dari empat kelompok variable yang disebut

“empat P” ;

a. Product/Produk

Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan Perusahaan kepada pasar sasaran.

Elemen-elemen yang termasuk Dalam bauran produk antara lain ragam produk,

kualitas, design,Fitur, nama merek, kemasan, serta layanan.


b. Price/Harga

Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan Untuk memperoleh produk.

Harga adalah satu-satunya unsur Bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan,

sedangkan Unsur-unsur lainnya menghasilkan biaya. Harga adalah unsur Bauran

pemasaran yang paling mudah disesuaikan dan Membutuhkan waktu yang relatif

singkat, sedangkan ciri-ciri Produk, saluran distribusi, bahkan promosi membutuhkan

lebih banyak waktu.

c. Place/Tempat

Tempat atau saluran pemasaran meliputi kegiatan Perusahaan yang membuat produk tersedia

bagi pelanggan sasaran. Saluran distribusi adalah rangkaian organisasi yang saling

Tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu Produk atau jasa siap

untuk digunakan atau dikonsumsi. Saluran Distribusi dapat didefinisikan sebagai

himpunan perusahaan dan Perorangan yang mengambil alih hak atau membantu dalam

pengalihan hak atas barang atau jasa tertentu selama barang atau jasa tersebut

berpindah dari produsen ke konsumen.

d. Promotion/Promosi

Promosi berarti aktivitas yang menyampaikan produk dan Membujuk pelanggan untuk

membelinya. Definisi promosi Menurut Kotler (2005) adalah berbagai kegiatan yang

dilakukan Oleh produsen untuk mengomunikasikan manfaat dari produknya,

Membujuk, dan mengingatkan para konsumen sasaran agar Membeli produk tersebut.

Secara rinci tujuan promosi menurut Tjiptono (2008: 221-222) adalah sebagai berikut:

Menginformasikan, membujuk pelanggan sasaran, mengingatkan.


Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam melakukan kegiatan pemasaran antara lain;

a. Membangun jaringan

Teknik ini dilakukan dengan kerja sama dengan badan-badan baik perorangan maupun badan

usaha lainnya untuk memasarkan hasil produksi yang bersifat barang atau jasa dari

perusahaan pemroduksian keperusahaan distributor. Perusahaan pemroduksian juga

dapat melakukan proses pemasaran dengan menggunakan saluran distribusi yang

dikelola oleh perusahaan tersebut pada bagian pemassaran atau departemen yang

ditunjuk.

b. Penjualan langsung

Proses ini biasanya dilakukan oleh perusahaan jasa seperti perusahaan asuransi, proses dan

teknik pemasaran dilakukan secara langsung melalui bagian-bagian teknik yang

dilakukan agar hasil produksi dari perusahaan dapat dipergunakan oleh pengguna jasa

produk.

c. Suplayer

Proses ini dilakukan oleh perusahaan dengan melakukan pemasaran produk perusahaan

langsung, contoh perusahaan kerja sama dengan agen-agen yang di tunjuk oleh

perusahaan sebagai pemasar produk dari perusahaan pemproduksi.


B. Bekerja sama dengan orang lain (partnership)

Business partnership atau kemitraan bisnis adalah hubungan hukum yang dibentuk oleh

kesepakatan antara dua orang atau lebih untuk menjalankan bisnis sebagai pemilik

bersama. Kemitraan adalah bisnis dengan banyak pemilik, yang masing-masing telah

berinvestasi dalam bisnis ini.

1. Karakteristik kemitraan/Bisnis Kemitraan

a. Kontrak atau formasi

Adanya kontrak. Untuk bisa mendirikan perusahaan kemitraan, harus ada kontrak kemitraan

antar setiap mitra

b. .Kewajiban Tidak Terbatas

Mengenai kewajiban tidak terbatas. Maksud dari kewajiban tidak terbatas adalah bahwa

setiap mitra memiliki tanggung jawab terkait pembayaran utang dan tidak menutup
kemungkinan jika pembayaran utang tersebut mengharuskan mitra untuk melikuidasi

aset pribadi miliknya.

c. Kontinuitas

Tentang kontinuitas. Jika dalam suatu kemitraan terjadi kebangkrutan, kematian, dan

sebagainya, maka setiap bentuk kemitraan akan dibubarkan dan sisa mitra yang ada

harus membuat suatu kemitraan baru. Oleh karena itu, kemitraan tidak bisa diwariskan

melainkan harus dengan persetujuan mitra lainnya dan baru bisa ditambahkan sebagai

mitra baru.
d. Jumlah Maksimal Anggota

Tentang jumlah maksimal keanggotaan. Berdasarkan Companies Act, jumlah anggota

maksimal dari kemitraan adalah 10 anggota untuk perusahaan perbankan dan 20

anggota untuk perusahaan lainnya.

e. Agen Reksa

Tentang agen reksa. Meskipun keseluruhan mitra bertanggung jawab atas operasional

perusahaan, namun biasanya akan ada satu mitra atas nama mitra lainnya yang

bertanggung jawab melakukan pengawasan atau pengambilan tindakan tertentu.

2. Kelebihan dan Kekurangan Kemitraan

Business partnership memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, antara lain

Kelebihan Kemitraan

A. Modal yang dikumpulkan akan lebih besar, hal ini akan membuat perluasan

usaha semakin cepat.


B. Pembagian laba mudah dilakukan karena sudah berdasarkan kesepakatan

bersama yang ditentukan sejak awal.

C. Keterampilan yang dimiliki masing-masing-masing mitra dapat menutup

keterbatasan saat bisnis dijalankan.

Kekurangan Kemitraan

A. Terjadinya konflik internal dalam bisnis akan lebih mudah terjadi.

B. Mitra memiliki kewajiban tidak terbatas, hal ini mengharuskan orang

bertanggung jawab atas kewajibannya bahkan jika harus mengatasinya dengan

kekayaan pribadi.

C. Adanya kesulitan untuk mundur sebagai mitra, karena jika ingin mundur,

mitra harus memastikan ada orang lain yang menggantikan posisinya.

Pola Kerja Bisnis Kemitraan

Masing-masing kemitraan memiliki jenis bisnis berbeda, sehingga cara kerja para mitra juga

berbeda antara satu bisnis dengan bisnis lainnya. Maka dari itu, sebelum bergabung
dengan kemitraan, Anda harus mencari tahu terlebih dahulu bisnis apa yang paling

cocok dengan minat pribadi.

Anda bisa menentukan pilihan sederhana dari apakah ingin berbisnis mitra dengan

perusahaan yang baru merintis, atau ikut dengan perusahaan yang memang telah

memiliki banyak mitra. Setelah ditentukan, maka inilah waktunya untuk meneken

kontrak bisnis. Anda harus mengikuti kewajiban dan mendapatkan hak sebagaimana

tertera dalam kontrak tersebut.

Pekerjaan lantas bisa dimulai dengan cara mengerjakan dan bertanggung jawab atas tugas

masing-masing Pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan apa yang tertera dalam

kontrak, mitra harus melakukan semua tugasnya sebagaimana perjanjian di awal.

3. Macam-Macam Jenis Kemitraan

Kemitraan Sendiri Ada tiga jenis kemitraan, yaitu: kemitraan umum (general partnership),

kemitraan terbatas (limited partnership), dan kemitraan terbatas gabungan

(incorporated limited partnership)

a. Kemitraan Umum

Kemitraan umum adalah bentuk dasar kemitraan. Mitra berbagi keuntungan secara merata.

Demikian juga, kewajiban keuangan dan hukum dibagi rata di antara mereka, di mana
mereka memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas. Setiap mitra memiliki hak yang

sama dalam mengelola, mengambil, Keputu Keputusan dan mengendalikan bisnis.

b. Kemitraan Terbatas (Limited Partnership)

Mengelola, mengambil keputusan, dan mengendalikan bisnis. Kemitraan Terbatas, yang

memiliki satu mitra umum yang mengelola bisnis dan satu atau lebih mitra terbatas

yang tidak berpartisipasi dalam operasi kemitraan dan yang tidak memiliki tanggung

jawab. Serta Kemitraan Pertanggungan Terbatas yang serupa dengan kemitraan

terbatas, namun mungkin ada beberapa mitra umum.

c. Kemitraan terbatas gabungan (Incorporated limited partnership)

Kemitraan terbatas gabungan adalah gabungan antara kemitraan umum dan terbatas. Dalam
jenis ini, mitra yang tergabung dapat memiliki tanggung jawab terbatas atas utang

bisnis. Dalam struktur organisasi ini setidaknya harus ada satu mitra umum yang

memiliki tanggung jawab tidak terbatas.

B. Menentukan segmen pasar


a. Segmenting (Segmentasi Pasar)

Segmentasi pasar menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong adalah pembagian sebuah Pasar

menjadi beberapa kelompok pembeli yang berbeda. Segmentasi pasar dapat

dimaksudkan Sebagai pembagian pasar yang berbeda-beda (heterogen) menjadi

kelompok-kelompok pasar yang Homogen, dimana setiap kelompoknya bisa

ditargetkan untuk memasarkan suatu produk sesuai Dengan kebutuhan, keinginan,

ataupun karakteristik pembeli yang ada di pasar tersebut. Segmentasi pasar adalah

salah satu strategi dalam dunia bisnis dengan mengelompokkan produk yang dimiliki

sesuai dengan kesamaan, kemiripan, minat serta kebutuhan pelanggan. Segmentasi

pasar adalah strategi pemasaran suatu perusahaan untuk mengenal minat serta

kebutuhan konsumen di suatu market yang menciptakan produk baru yang sesuai

dengan minat serta kebutuhan konsumen. Dengan kata lain, pasar yang tadinya hanya

berjumlah satu dan memiliki cakupan luas berubah menjadi beberapa pasar yang

bersifat homogen setelah mengalami segmentasi.

b. Tujuan dan Manfaat Melakukan Segmentasi Pasar

Berikut ini adalah beberapa tujuan dilakukannya segmentasi pasar:

1. Untuk memudahkan dalam membedakan pasar, dimana minat dan selera

konsumen sangat beragam dan akan terus berkembang. Dengan

mengelompokkan konsumen yang bersifat homogen, maka suatu bisnis akan

lebih mudah dalam memahami kebutuhan dan minat konsumen. Hasil


akhirnya adalah suatu pasar akan lebih mudah untuk dibedakan dengan

kelompok pasar yang lainnya.

2. Dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada konsumen. Dengan

melakukan market segmentation, maka suatu bisnis akan lebih mudah dalam

memberikan pelayanan sesuai dengan segmentasinya.

3. Strategi pemasaran menjadi lebih terarah, termasuk dalam menyusun bauran

pemasaran yang meliputi produk, harga, distribusi, dan promosi. Dengan

adanya pengelompokan pasar, maka suatu bisnis dapat mengarahkan dana dan

usahanya ke dalam market yang potensial dan lebih menguntungkan.

4. Lebih mudah dalam mengenal kompetitor dengan segmen yang sama. Dengan

begitu, suatu bisnis dapat mempelajari dan meniru strategi pemasaran

kompetitor sehingga dapat merebut perhatian konsumen.

5. Lebih mudah dalam mengevaluasi target dan rencana bisnis.

Segmentasi pasar dilakukan bukan tanpa alasan, tetapi ada beberapa manfaat yang ingin

didapatkan oleh suatu bisnis, diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Dapat merencanakan produk dengan lebih baik sehingga dapat

memenuhi permintaan pasar.

2) Menentukan cara promosi yang paling tepat.


3) Menyalurkan modal ataupun usaha ke pasar potensial yang

dapat menguntungkan bisnis.

4) Penjual akan berada pada posisi yang cukup baik, guna

mengarahkan dan membandingkan kesempatan atau harapan

dalam pemasaran sehingga mampu mempelajari setiap segmen.

5) Penjual dapat memberikan wawasannya untuk menanggapi

usaha pemasaran yang berbeda-beda sehingga dapat

mengalokasikan anggaran dengan tepat.

6) Dapat memilih media iklan yang baik dan menemukan

bagaimana cara mengalokasikan dengan baik.

7) Sebagai acuan dalam evaluasi bisnis.

8) Segmentasi pasar sebagai pembanding di pasar dan kompetitor

yang sama.

9) Dapat memberikan strategi komunikasi yang baik dan efektif.

c. Jenis jenis segmentasi pasar


a) Segmentasi Demografis

Segmentasi demografis melihat beberapa aspek seperti jenis kelamin, usia, pendidikan,

pekerjaan, status menikah, dan lainnya. Jenis segmentasi demografis sering diterapkan

perusahaan dalam menentukan strategi pemasaran bagi produk atau jasa yang mereka

tawarkan. Memang variabel yang sudah disebutkan lebih mudah untuk diketahui dan

diukur dibandingkan dengan variabel dalam jenis segmentasi pasar yang lain. Sehingga

segmentasi ini seringkali dinilai lebih mudah untuk dilakukan.

b) Segmentasi Geografis

Dalam segmentasi geografis mengelompokan targetnya berdasarkan aspek lokasi, contohnya

tempat tinggal calon konsumen. Jenis segmentasi ini bisa dipertimbangkan karena
kebutuhan dan kegunaan suatu produk atau jasa akan berbeda-beda tergantung pada

cuaca, keadaan tanah, dan lokasinya.

c) Segmentasi Perilaku

Penerapan segmentasi ini akan membantu Anda mengetahui bagaimana perilaku konsumen

terhadap sebuah bisnis. Beberapa variabel yang dilihat dalam segmentasi perilaku

adalah pengetahuan, sikap, reaksi, dan penggunaan produk oleh seorang konsumen.

Segmentasi perilaku seringkali berhubungan dengan proses decision making


(pengambilan keputusan). Jika diterapkan dengan baik, Anda juga bisa menyusun

strategi untuk membangun brand loyalty dari konsumen bagi bisnis sendiri.

d) Segmentasi Psikografis

Sedikit berbeda dengan ketiga jenis yang telah disebutkan, segmentasi psikografis melibatkan

aspek psikologis dari calon pelanggan. Biasanya proses penyesuaian segmentasi ini

sedikit lebih rumit karena Anda perlu tahu persis mengenai selera sasaran pasar.

d. Cara Menentukan Segmentasi Pasar

1. Tentukan Target Pasar

Cara menentukan targetnya adalah tergantung dengan kebutuhan bisnis yang Anda jalankan.

Anda harus memperhatikan tiga hal ini:

a. New Consumer, menentukan segmentasi berdasarkan bisnis baru

sehingga Anda perlu mencari konsumen baru.

b. Focused Consumer, Hal ini biasanya dilakukan untuk mencari

konsumen yang sudah Anda namun untuk menunjang bisnis yang

berkelanjutan.
c. Supported Consumer, Konsumen ini terkait dengan kebutuhan

supporting product Anda.

Berdasarkan tiga hal tadi, Anda dapat merujuk pada jenis-jenis segmentasi yang sebelumnya

dibahas seperti: demografis, harga, waktu, dan produk yang akan dijual.

2. Ketahui Masalah dan Kebutuhan Konsumen

Langkah selanjutnya adalah mencari tahu semua kebutuhan calon konsumen, lalu sesuaikan

dengan produk yang Anda jual. Untuk bisa mendapatkan informasinya, Anda bisa

bertanya langsung kepada calon konsumen atau dengan melakukan serangkaian tes

produk. Jika Anda telah mengetahui masalah konsumen, Anda dapat melakukan

klasifikasi keinginan, kebutuhan dan juga masalah konsumen. Hal ini berguna untuk

acuan dalam membuat road map strategi bisnis dan juga evaluasi produk.

3. Ketahui Perilaku Konsumen

Selanjutnya Anda dapat mengamati dan menganalisis perilaku konsumen. Anda dapat

memperhatikan bagaimana konsumen menggunakan produk, keadaan sebelum dan

sesudah menggunakan produk, dan juga pola tren yang berkaitan dengan produk

tersebut.
4. Olah dan Analisis Data

Selanjutnya, Anda dapat mengolah semua data terkait konsumen yang telah Anda amati. Pada

tahap ini Anda akan mengetahui peluang produk yang Anda akan jual kepada tiap

segmentasi yang telah Anda lakukan. Analisis data berfungsi untuk acuan dalam

menentukan strategi dalam menyusun produk dan juga pemasarannya.

5.Tentukan Strategi Pemasaran Produk

Setiap segmen pasti memiliki strategi pemasaran yang berbeda, apalagi jika target pasarnya

berbeda. Jadi sesuaikan target pasar sesuai dengan strategi pemasarannya. Anda dapat

menerapkan jenis strategi pemasaran dengan merujuk segmentasi pasar.

5. Evaluasi Respon Pasar

Jika strategi pasar sudah berjalan dan menghasilkan penjualan, Anda perlu tahu respon dari

konsumen terutama mengenai kekurangan dari produk yang Anda miliki. Catat semua

masukan yang diberikan konsumen kepada Anda dan segera perbaiki.

C. Melakukan promosi jitu


Sebagai pelaku bisnis atau usaha, tentu kamu ingin produk yang kamu tawarkan laku dan

diminati di pasaran. Untuk itu, kamu perlu melakukan promosi produk. Promosi

produk merupakan proses memasarkan sebuah produk baik berupa barang atau jasa

kepada konsumen. Mempromosikan produk merupakan hal yang sangat penting dalam

bisnis untuk meningkatkan penjualan dan pendapatan. Promosi produk membuat

konsumen jadi lebih tertarik untuk mengetahui dan mencoba produk yang kamu

tawarkan dibanding milik kompetitor atau pesaing.

Bagi Anda pemilik usaha, dalam pemasaran suatu produk, perlu Anda perhatikan cara

promosi produk yang efektif dan tepat sasaran. Dengan menggunakan cara dan strategi

yang cocok dan tepat, maka akan lebih mudah untuk meraih keberhasilan dalam

berbisnis. Selain itu, perlu untuk menentukan pencapaian target penjualan. Untuk

mencapai itu semua, Anda perlu menggunakan strategi cara promosi produk secara

efektif berikut ini, antara lain:

1. Manfaatkan Media Sosial

Di era globalisasi dengan teknologi yang serba canggih ini, media sosial adalah kewajiban

yang harus dimiliki para pelalu bisnis termasuk Anda, mulai dari facebook, instgram

dsb nya. Terapkan cara promosi dengan mengenalkan produk yang akan dipasarkan

dengan menggunakan media sosial. Dengan menggunakan media sosial, akan terasa

lebih personal dalam pendekatan dengan pelanggan atau calon pelanggan Anda.
2. Ikut Serta dalam Mengadakan Event

Menyelenggarakan event dan menjadi sponsor pada satu event, merupakan salah satu peluang

bagi sebuah usaha kecil mengengah untuk mendapatkan pelanggan potensial. Dengan

menjadi sponsor sebuah event, kesempatan produk usaha untuk dikenal masyarakat

sangat besar. Tinggal bagaimana Anda merencanakan dengan matang dan menerapkan

cara promosi produk yang baik dan benar.

3. Kumpulkan Data Pelanggan

Anda bisa menerapkan pengumpulan data pelanggan ketika mereka membeli suatu produk

selama penjualan berlangsung. Dengan mendapatkan data ini, bisa Anda gunakan

untuk menerapkan strategi promosi atau rencana kegiatan yang selanjutnya.

4. Berikan Intensif Bagi Pelanggan

Berikan intensif bagi setiap pelanggan setia Anda. Wujud dari intensif ini bisa berupa diskon,

kupon, uang atau produk yang sedang hangat dipasarkan. Tak lupa pula berikan

pelayanan terbaik dalam merekomendasikan produk kepada pelanggan. Hal inilah

sebagai salah satu wujud cara promosi produk yang baik.


5. Lakukan Kegiatan Amal

Untuk menerapkan strategi promosi salah satunya adalah dengan menunjukan rasa peduli

bagi setiap masyarakat dengan mengadakan kegiatan amal sekaligus bisa menjalankan

promosi di dalamnya. Hal ini lebih efektif untuk mendapatkan nama baik bisnis Anda

di mata masyarakat.

6. Laksanakan Survei Daya Beli Sebelum Menjual

Untuk peningkatan mutu produk dan pelayanan, sebaiknya Anda bisa melaksanakan survei

kepada setiap pelanggan setelah menjual produk. Anda bisa melaksanakan langsung di

tempat, lewat telepon atau email. Dengan melakukan survei inilah, yang akan

memberikan kemudahan untuk penyampaian kritik, saran atau pujian tentang jenis

produk yang telah digunakan.

7. Berikan diskon yang menarik

Diskon merupakan salah satu cara menarik pelanggan yang banyak digunakan berbagai bisnis

dan usaha. Dalam membeli sebuah produk, harga juga menjadi salah satu hal yang

dipertimbangkan oleh konsumen. Oleh karena itu, memberikan diskon dapat membuat

konsumen lebih tertarik untuk melakukan pembelian.

Diskon bisa kamu terapkan baik di toko online maupun toko offline. Di toko online misalnya,

kamu bisa menerapkan flash sale. Flash sale merupakan penawaran produk dengan

harga lebih rendah dalam jangka waktu yang sudah ditentukan. Diskon ini bisa
memberi rasa urgensi kepada konsumen untuk membeli produk sebelum penawaran

berakhir.

Beberapa diskon lainnya yang bisa kamu terapkan antara lain:

• Beli satu gratis satu. Jadi, setiap pembelian satu produk,

konsumen akan mendapatkan satu produk lagi secara gratis.

Diskon ini bisa kamu terapkan untuk menghabiskan stok

dengan lebih cepat.

• Gratis ongkir. Kamu juga bisa menawarkan gratis ongkir

apabila produk perlu dikirim menggunakan ekspedisi atau jasa

kirim agar konsumen lebih tertarik untuk membeli.

• Pengurangan harga. Kamu bisa memberikan pengurangan

harga untuk pembelian tertentu. Misalnya, dengan pembelian

Rp 300.000, konsumen akan mendapat potongan harga Rp

50.000.

• Bundling, menjual beberapa produk dalam satu paket atau

bundle dengan harga yang lebih terjangkau. Diskon ini

membuat konsumen lebih tertarik karena mereka akan

mendapatkan produk lebih banyak dengan harga yang lebih

terjangkau.
• Diskon menggunakan persentase. Ini merupakan jenis diskon

yang sering kita lihat di mana-mana. Misalnya, diskon 50%,

70%, atau diskon 40%+20%, dan lainnya.

Kamu juga bisa menerapkan diskon di hari-hari tertentu. Misalnya, promo payday yang mana

kebanyakan orang sudah gajian dan ingin membeli beberapa barang. Saat tanggal

kembar seperti 8.8, anniversary toko, natal, idulfitri, dan diskon musiman lainnya.

8. Gunakan email marketing

Kamu mungkin pernah menerima email marketing dari salah satu produk yang pernah kamu

beli. Biasanya, di dalam email tersebut terdapat informasi diskon atau penawaran

menarik. Misalnya, menawarkan voucher diskon produk, promo bebas ongkir, atau

menawarkan informasi lainnya.

Email marketing juga bisa mengundang konsumen untuk mengunjungi web produk untuk

mencari informasi lebih lanjut. Selain itu, email juga terasa lebih personal bagi

konsumen, ini bisa menjaga hubungan baik antara konsumen dan brand, serta dapat

meningkatkan loyalitas konsumen.

9. Bekerja sama dengan influencer


Untuk meningkatkan visibilitas, kamu bisa bekerja sama dengan influencer. Nggak harus

yang langsung mega influencer, mulai dari nano atau micro influencer juga bisa. Micro

influencer juga punya engagement yang oke kok sama followersnya, selain itu biaya

yang harus kamu keluarkan juga lebih terjangkau.

Review positif dari influencer bisa membantu dalam promosi produk, apalagi bila brand

kamu belum memiliki banyak pengikut di media sosial atau belum diketahui banyak

orang. Bekerja sama dengan influencer bisa memperluas audiens kamu.

Ketika memilih influencer, pastikan mereka sesuai atau cocok dengan produk kamu.

Misalnya, kamu menjual produk ibu dan bayi, maka kamu bisa memilih Almiranti Fira,

Dwihanda, atau influencer lain yang memiliki bayi atau anak kecil. Jika kamu menjual

makanan, maka kamu bisa memilih influencer yang sering melakukan review makanan,

bisa masak, dan lainnya. Bisa kirim produk buat mereka review.

10. Berikan sampel gratis

Cara selanjutnya untuk mempromosikan produk adalah dengan memberikan contoh produk

secara gratis kepada konsumen. Apalagi bila produk kamu adalah makanan atau

minuman, sangat mungkin untuk memberikan sampel atau tester agar konsumen bisa

mengetahui rasanya. Pemberian sampel gratis kepada konsumen bisa kamu lakukan di

pameran dagang yang diadakan di pusat perbelanjaan atau acara-acara tertentu.

Jika kamu ingin menerapkan cara yang satu ini, maka kamu harus memutuskan berapa

banyak sampel yang akan diberikan kepada konsumen. Jika produk yang diberikan

terlalu banyak dengan harga yang mahal, tentu membutuhkan biaya yang besar. Jangan
lupa memberikan logo atau kontak yang dapat dihubungi jika konsumen ingin

melakukan pemesanan atau pembelian.

11. Mengadakan giveaway

Selain diskon, pelanggan juga menyukai hadiah gratis. Maka dari itu, kamu bisa

menggunakan giveaway atau bagi-bagi hadiah gratis kepada konsumen untuk

mempromosikan produk. Pelanggan tentu akan merasa senang bisa mendapatkan

produk baru atau produk yang kamu tawarkan tanpa mengeluarkan uang atau gratis.

Selain mempromosikan produk, dengan mengadakan giveaway kamu juga bisa

meningkatkan jumlah followers, membangun engagement di media sosial, dan

membuat produk atau brand lebih dikenal dengan cepat dan hemat waktu.

Tips agar promosi produk jadi lebih efektif:

1. Gunakan beberapa teknik

Untuk meningkatkan keberhasilan promosi, seringkali sebuah bisnis menerapkan lebih dari

satu strategi atau teknik promosi. Melakukan promosi produk dengan berbagai cara

yang berbeda dapat menjangkau kelompok konsumen yang berbeda-beda dan

menjangkau lebih banyak audiens.


2. Kenali target audiens

Sebelum kamu menyusun strategi promosi, penting untuk melakukan riset terkait target

audiens. Hal ini dapat membantu kamu memutuskan bagaimana cara mempromosikan

produk dengan lebih baik, seperti pemilihan media, konten, dan lainnya. Misalnya, jika

produk yang kamu jual memiliki target anak muda, maka kamu dapat melakukan

promosi melalui media sosial atau menggandeng influencer dibandingkan cara

konvensional.

Itulah strategi cara promosi produk yang menarik dan bisa memberikan kesuksesan bagi

setiap produk yang sedang dipromosikan. Untuk menjalankan cara promosi ini, Anda

harus perhatikan dan pastikan seperti logo, desain label dan brosur yang digunakan di

desain, tersusun dengan baik dan benar.

Hal inilah yang nantinya akan mempengaruhi cara promosi dan strategi yang diterapkan

berjalan dengan lancar dan bisa memberikan keuntungan yang besar dan menjanjikan

bagi usaha Anda.

Hindari untuk mempromosikan suatu produk yang masih belum memiliki lebel resmi

walaupun nanti memiliki hasil yang memuaskan. Walaupun memberikan hasil yang

positif namun lama-kelamaan akan memberikan dampak negatif karena legalitas suatu

produk tergolong ilegal. Hal ini perlu untuk Anda pelajari lebih lanjut.
D. Meminimalkan kekecewaan pelanggan

1. Cara Untuk Mengatasi Pelanggan yang Kecewa

a. Berempati

Cara paling sederhana untuk menangani pelanggan yang kecewa adalah dengan

menggunakan empati. Jika Anda tahu mengapa pelanggan kecewa, itu adalah cara

terbaik untuk meredakan situasi. Tanyakan kepada pelanggan mengapa mereka kesal.

Setelah Anda mengidentifikasi masalahnya, jalin hubungan baik dengan pelanggan

dengan memberi tahu mereka bahwa Anda juga akan kecewa jika masalah itu terjadi
pada Anda.

Misalnya, jika pelanggan mengeluh tentang kualitas kopi yang mereka beli dari bisnis Anda,

Anda dapat mengatakan sesuatu seperti, “Saya yakin tidak ingin memulai hari saya

dengan secangkir kopi yang buruk!” Setelah itu, Anda dapat mulai mencoba

memecahkan masalah. Strategi ini membantu pelanggan menyadari bahwa mereka

berbicara dengan orang yang memahami mereka dan dapat memecahkan masalah

mereka.
b. Dengarkan secara aktif

Dengarkan baik-baik apa yang dikatakan pelanggan, bukan memperhatikan kemarahan di

balik kata-kata mereka. Jika Anda mendengarkan secara aktif kata-kata yang mereka

ucapkan, Anda dapat dengan mudah menentukan apa yang membuat mereka begitu

kesal dan bagaimana menyelesaikan masalah, daripada hanya mencoba menghibur

mereka dan mendinginkan situasi.

Misalnya, seorang pelanggan masuk ke toko Anda dan berkata, “Produk Anda rusak setelah

tiga hari saya membelinya. Saya benar-benar terkejut betapa buruknya barang ini.”

Perhatikan baik-baik kata-kata yang digunakan pelanggan ini, terutama kata “terkejut”.

Begitulah cara mereka menggambarkan perasaan mereka. Mereka tidak marah

melainkan terkejut dengan kualitas produk Anda.

Dalam hal ini, Anda mungkin tergoda untuk menanggapi dengan sesuatu seperti, “Saya

mengerti kekecewaan Anda.” Namun, perhatikan bagaimana respons ini meningkatkan


perasaan pelanggan. Anda membiarkan mereka pergi dari perasaan terkejut tentang

masalah perasaan frustrasi. Sebaliknya, tunjukkan mendengarkan secara aktif dengan

menggunakan bahasa yang sama dengan yang digunakan pelanggan Anda. Anda dapat

mengatakan sesuatu seperti, “Itu benar-benar mengejutkan! Mari kita periksa mengapa

produk ini rusak secara tidak terduga.” Respons ini mengenali perasaan pelanggan

tanpa meningkatkan emosi mereka.

c. Membuat detail masalah


Chunking mengacu pada proses mengambil satu masalah besar dan membaginya menjadi

beberapa bagian yang lebih kecil. Porsi kecil ini lebih mudah diatur dan membuat Anda

lebih siap menghadapi masalah yang dihadapi. Orang biasanya menggunakan chunking

untuk mengatur tugas sehari-hari mereka. Ini sama membantu ketika berhadapan

dengan masalah yang menantang.

Misalnya, katakanlah klien selalu memiliki alasan mengapa mereka tidak dapat mengatur

akun mereka dalam menggunakan software buatan perusahaan Anda. Anda dapat

meminta mereka selama pertemuan berikutnya untuk membantu Anda merinci setiap

langkah terakhir yang perlu Anda ambil untuk membuat semuanya berjalan dengan

baik. Membuat detail setiap masalah memudahkan klien untuk mencerna apa yang

tersisa untuk dilakukan.

d. Ulangi apa yang pelanggan katakan

Bagian mendasar dari mendengarkan secara aktif adalah memastikan Anda dan pelanggan
sinkron. Jadi, setelah Anda mengidentifikasi akar penyebab kemarahan, ulangi apa

yang pelanggan katakan kembali kepada mereka untuk memastikan Anda memahami

satu sama lain, dan biarkan mereka tahu bahwa masalah mereka telah didengar dan

akan ditanggapi.

Misalnya, Anda bisa mulai dengan mengatakan, “Apa yang saya dengar adalah …” dan

kemudian mengulangi kosakata mereka kembali kepada mereka. Jika memungkinkan,

tekankan bagaimana masalah tersebut mencegah mereka mencapai tujuan mereka. Ini

menunjukkan bahwa Anda tidak hanya mendengarkan tetapi juga memahami mengapa

mereka membutuhkan bantuan Anda.


e. Tetap tenang dan sabar

Ketika Anda berurusan dengan pelanggan yang kecewa, Anda harus tetap tenang dan sabar.

Jangan mengambil situasi secara pribadi. Sebagian besar waktu, komentar dan kritik

kasar yang dibuat pelanggan tidak dimaksudkan untuk menyerang Anda secara

langsung. Mereka hanya kecewa dan Anda adalah orang yang tidak beruntung

berbicara dengan mereka.

Salah satu cara yang bagus untuk menangani pelanggan yang mengomel adalah dengan

membiarkan mereka mengatakan apa yang ingin mereka katakan. Cepat atau lambat,

mereka akan kehabisan hal untuk dikatakan. Tetap diam dan tenang sampai mereka

lelah.

Dengarkan mereka dan jangan pernah menyela dengan alasan apa pun. Setelah mereka

mengatakan bagian mereka, permisi dan katakan Anda akan mulai mencoba

menyelesaikan masalah mereka. Jika Anda berurusan dengan pelanggan yang kasar
melalui telepon, Anda dapat mengatakan sesuatu seperti, “Saya sepenuhnya memahami

kekhawatiran Anda. Saya akan memastikan ini tidak terjadi lagi. Saya akan segera

menghubungi Anda kembali.” Strategi ini mendorong pelanggan kecewa untuk

merenungkan cara mereka bereaksi.

f. Menawarkan solusi

Setelah Anda memahami mengapa pelanggan kecewa, Anda dapat menawarkan solusi. Jika

pelanggan tidak sepenuhnya senang dengan solusi Anda, tanyakan kepada mereka apa
yang perlu diubah. Berikut adalah beberapa contoh pernyataan untuk memperkenalkan

solusi:

“Saya tahu ini bukan cara yang Anda inginkan untuk memulai hari Anda, dan saya dapat

menawarkan solusi ini kepada Anda”

“Ada beberapa cara untuk mengatasi ini. Kami hanya perlu menemukan yang paling cocok

untuk Anda”

“Dalam pengalaman saya, cara terbaik untuk mendekati ini adalah __. Apakah itu bagus

untuk Anda?”

“Masalah Anda tidak biasa, tetapi saya telah menangani kasus yang sama sebelumnya dan

saya dapat membantu Anda”

Jika pelanggan memberikan pesan negatif, pastikan untuk membalasnya dengan pesan positif.

g. Bertindak cepat

Jika Anda dapat menyelesaikan masalah dengan segera, maka lakukanlah. Mampu mengatasi

masalah pelanggan dengan cepat mungkin bisa mengubah pengalaman tidak

menyenangkan mereka menjadi menyenangkan. Mereka mungkin juga berakhir

sebagai pelanggan setia yang membeli dari Anda secara teratur dan memberi tahu

keluarga dan teman-teman mereka. Menyelesaikan masalah pelanggan sesegera

mungkin juga mencegah masalah meningkat. Ini terutama jika pelanggan memberikan

keluhan di dalam toko Anda.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Strategi kewirausahaan adalah aktivitas pencarian atau penciptaan peluang usaha dan

pencarian atau penciptaan keunggulan usaha yang membangun keunggulan daya saing.

Manfaat strategi bisnis selain menjadi panduan dalam menjalankan usaha juga untuk

mengamankan posisi tawarnya. Dengan strategi yang matang dan cerdas, sebuah bisnis

tak akan tergilas dan sekedar menjadi pelengkap belaka. Karena itulah perencanaan

yang matang menjadi bagian penting dalam strategi yang harus disiapkan. Teknik

pemasaran adalah cara atau langkah-langkah dalam melakukan penjualan suatubarang

atau jasa yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai penjualannya. Strategi
pemasaran akan memberikan gambaran tentang Peluang bisnis yang bisa digarap.

Peluang ini tidak Cuma terpaku di Masa sekarang, tetapi juga potensi

pengembangannya di masa Mendatang.

B. Saran- Saran

Demikian makalah ini dibuat, adapun saran-saran yang bisa diambil dari makalah ini adalah;

1. Percayalah pada diri sendiri

2. Tetap tenang dan sabar

3. Kembangkan kekuatan, bukan kelemahan anda


BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Banyak orang mengatakan bahwa “Ide atau gagasan” mahal harganya.Tentunya tidak

sembarang ide, tetapi ide yang mempunyai nilai komersial dan ide itu ditulis dalam

suatu rencana usaha atau rencana bisnis. Sebenarnya banyak orang mempunyai ide

cemerlang, ide yang hebat-hebat serta mempunyai nilai komersial tinggi tetapi ide itu

tetaplah hanya sekedar ide bahkan hanya sekedar impian yang numpang lewat, karena

ide yang hebat tadi tidak pernah ditulis atau dikomunikasikan kepada pihak lain

ataupun diimplementasikan. Tulisan ini mencoba mengupas tentang business plan

Dengan harapan dapat digunakan sebagai pengetahuan ataupun menyiapkan langkah awal

bagaimana untuk menggali, menumbuhkan ataupun menjaring ide-ide atau gagasan

bisnis dan sekaligus menuangkannya dalam sebuah rencana usaha/bisnis. Realita di

lapangan menunjukkan bahwa banyak ide/gagasan-gagasan bisnis hebat dan ide-ide

orisinil yang justru lahir dari para kawula muda. Tentunya kalau peluang atau

kemampuan ini dikemas dengan baik dan mampu dirancang sedemikian rupa sehingga

dapat dikemas sebagai rencana usaha/bisnis yang layak dan mampu diterapkan ke

dalam sebuah bisnis riil, tentunya akan banyak memberi manfaat bagi para kawula

muda sendiri dan sekaligus memberikan kontribusi bagi masyarakat dan

lingkungannya. Salah satu kunci sukses memulai usaha adalah membuat sebuah

perencanaan usaha/bisnis yang matang dan realistis. Apapun jenis usaha yang akan kita
jalankan. Tulisan ini mencoba menguraikan selangkah demi selangkah bagaimana

membuat perencanaan usaha/bisnis. Perencanaan usaha/bisnis sangat berguna untuk

menilai apakah usaha/bisnis yang akan kita tekuni layak, profitabledan berjangka

panjang/berprospek. Dengan perencanaan usaha/bisnis yang matang, juga sangat

berguna apabila kita ingin mengajak mitra bisnis, investor ataupun calon kreditor untuk

merealisasi impian kita agar jadi kenyataan.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana merintis usaha baru?

Bagaimana Kompetensi wirausaha?

Apa pengertian business plan?

Bagaimana kerangka Rencana Usaha?

Bagaimana bentuk Formal Business plan?

1.3 Tujuan Penulisan

Agar mengetahui bagaimana cara merintis usaha baru.

Agar kita tau bagaimana bentuk kompetensi wirausaha.


Agar paham Apa itu pengertian business plan.

Mengetahui Bagaimana kerangka Rencana Usaha.

Mengetahui bagaimana bentuk Formal Business plan.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Merintis usaha baru

2.2

Menurut Hisrich and Peters, bisnis plan adalah dokumen tertulis yangdisiapkan oleh

wirausaha yang menggambarkan semua unsur-unsur yang relevan baik internal

maupun eksternal mengenai perusahaan untuk memulai suatu usaha.Sedangkan

menurut Richard L. Daft dalam bukunya Managementmenyebutkan bahwa business

plan adalah dokumen yang merincikan detail-detail bisnis yang disiapkan oleh seorang

wirausahawan sebelum membuka sebuah bisnis baru, Daft (2007: 265).

Menurut Bygrave, 1994 : 441 (dalam Buchari Alma, 2006 : 198)mendefinisikan Business

Plansebagai dokumen yang disediakan olehenterpreuneryang memuat rincian tentang

masa lalu, keadaan sekarang dankecenderungan masa depan dari sebuah perusahaan.

Menurut Megginson (2000), Business plan adalah suatu rencana tertulis yangmemuat mini

dan tujuan bisnis, cara kerja dan rincian keuangan/permodalansusunan para pemilik
dan manajemen dan bagaimana cara mencapai tujuan bisnisnya.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan, Business Plan adalahdokumen penting

dan sangat berguna bagi sebuah bisnis, yang memperlihatkankeadaan sekarang dan

masa depan yang dikehendaki.

Jadi perencanaan bisnis ini atau business plan merupakan penelitianmengenai kegiatan

organisasi sekarang dan yang akan datang dan menyusunkegiatan untuk mendapatkan

hasil yang diinginkan yang dituangkan dalam suatudokumen perencanaan. Perencanaan

bisnis/business plan merupakan penelitianmengenai kegiatan organisasi sekarang dan

yang akan datang dan menyusunkegiatan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan
yang dituangkan dalam suatudokumen perencanaan. Perencanaan bisnis sangat erat

hubungannya denganwirausaha, sebab perencanaan bisnis ini dibuat agar hasil

penciptaan usaha yangdibuat mendekati dengan kenyataannya.

I.1.1 Cara Merintis Usaha Baru

I.1.2

Mentransformasi ide menjadi sebuah bisnis komersial bisa menjadi pengalaman

menggembirakan sekaligus penuh tekanan. Melakukan penelitian untuk ide sekaligus

mengumpulkan informasi tentang pesaing merupakan hal yang penting. Mulailah untuk

mengidentifikasi pasar, menentukan positioning, dan proporsi penjualan serta

menentukan identitas merek sehingga produk mampu bersaing di pasar. Adapun rumus

yang dapat digunakan oleh calon usahawan untuk memulai usaha baru, yaitu:

A. WHAT

Apa model bisnis yang ingin kita kerjakan? Sebelum kita menjalankan atau mengembangkan

sebuah bisnis tentunya kita harus mengenal bisnis itu secara general. Dengan mengenal

sebuah bidang bisnis kita bisa menjalankan dan mengembangkan bisnis tersebut
dengan baik.

B. WHY

Pikirkan kembali apa alasan kita dalam memilih sebuah bisnis untuk dijalankan. Apakah kita

memilih menjalankan sebuah bisnis karena sesuai dengan hobi, minat, kreatifitas yang

sedang ditekuni, terinspirasi dari bisnis orang lain yang sukses, atau hanya ingin

mengisi waktu luang saja?

C. WHOM
Menentukan dan memahami target market untuk bisnis yang akan dijalankan. Kita juga perlu

mempelajari karakter orang-orang yang menjadi target market bisnis kita agar kita

dapat mempersiapkan cara pemasaran yang tepat pada mereka.

D. WHERE

Menentukan lokasi bisnis yang tepat seringkali menjadi hal yang sulit bagi seorang pebisnis.

Pastikan lokasi bisnis sesuai dengan target market bisnis kita, misalnya daerah

perkantoran, kampus, perumahan, dan lain-lain.

E. WHEN

Menentukan waktu operasional bisnis juga termasuk hal yang penting untuk dipersiapkan.

Apakah bisnis kita akan buka 8 jam sehari selama satu minggu penuh, atau buka 24

jam selama seminggu penuh. Pertimbangkan juga untuk memperhitungkan segala

persiapan usaha dan juga pengembangan usaha itu ke depannya.

F. WHO

Tentukan orang-orang yang akan terlibat dalam menjalankan bisnis. Mulai dari karyawan,

partner bisnis, dan orang lain yang dapat membantu dalam menjalankan

Bisnis tersebut. Tentukan tugas dari masing-masing orang yang akan terlibat dalam bisnis

sesuai dengan kemampuan dan bidangnya masing-masing.

G. HOW
Pastikan bahwa kita memiliki strategi dan rencana dalam menjalankan bisnis. Akan lebih

baik bila kita mengetahui mengetahui modal yang dibutuhkan, kualitas dan kuantitas

produk yang akan kita jual.

Jika ide ini sudah kredibel dan terukur, itu berarti telah siap mendirikan usaha dengan benar.

Berikut di bawah ini cara-cara yang perlu diperhatikan dalam memulai usaha baru,

yaitu:

1. Desain nama bisnis yang baik

Nama yang baik dapat memberikan manfaat. Pertama, mudah mengkomunikasikan brand dan

pesan pemasaran kepada pelanggan dan investor. Teliti pesaing dan pelajari bagaimana

mereka membranding usaha. Pastikan nama yang diambil menunjukkan keunikan dan

belum digunakan orang lain.

2. Skala dan struktur bisnis

Pahami bahwa usaha yang akan dijalankan sendiri, bermitra dengan pihak lain, atau
berbentuk korporasi. Jika korporasi maka urus status badan hukumnya, desain aturan

untuk pemilik dan pemegang saham. Mintalah penasihat hukum untuk menentukan

struktur terbaik.

3. Mendaftarkan merek dagang dan hak paten

Mendaftarkan merek dagang dan hak paten akan melindungi nama, slogan, dan logo yang

melekat pada usaha yang akan dijalankan. Jika ada kompetitor yang melakukan

plagiasi, pemilik mempunyai hak paten yang bisa melindunginya. Ada baiknya juga

untuk mendaftarkan nama domain, dan menggunakan nama yang konsisten di semua

sosial media.
4. Pastikan bisnis lolos persyaratan hukum

Pemerintah telah memiliki panduan, bahkan untuk pendirian usaha kecil menengah.

Perhatikan, pelajari, dan pastikan calon usahawan tersebut mematuhinya.

5. Pajak dan pelaporan bisnis

Sejumlah pajak berlaku untuk bisnis. Penting untuk mempelajari berbagai macam pajak, dan

manfaatnya. Pajak akan dikenakan setelah menyelesaikan laporan keuangan.

Diharapkan untuk konsisten membayar dana pensiun karyawan.

6. Asuransi usaha

Asuransi menjadi penting untuk sejumlah alasan. Lokasi usaha perlu mendapat perlindungan

dari resiko kebakaran, banjir, kerusakan akibat kecelakaan. Asuransi jiwa dan asuransi

perlindungan pendapatan juga penting. Lalu, asuransi perlindungan terhadap gangguan

usaha.

7. Kantongi sejumlah lisensi yang diperlukan

Kunjungi pihak yang berwenang memberikan ijin usaha, atau juga yang mengeluarkan lisensi

bahwa produk layak diedarkan di pasar. Menjaga keuangan juga sangat penting dalam

bisnis. Pertimbangkan untuk menyewa seorang akuntan untuk membantu pencatatan

keuangan.

8. Perangkat lunak yang tepat


Semakin hari, urusan bisnis bisa dipermudah dengan memanfaatkan teknologi informasi.

Pastikan usaha tersebut menggunakan perangkat lunak (software) yang tepat untuk

mengerjakan laporan keuangan misalnya dan pembayaran gaji karyawan.

9. Saran dan dukungan

Cari informasi darimanapun yang dapat mendukung usaha Anda. Bisa dari website

pemerintah atau lainnya. Anda akan temukan kalender dari banyak peristiwa yang jadi

agenda mereka.

I.1.3 Macam – macam bentuk Perusahaan

I.1.4

1. Usaha Perseorangan

Usaha Perseorangan merupakan salah satu bentuk yang banyak sekali dipakai di Indonesia.

Bentuk ini biasanya dipakai untuk kegiatan usaha yang kecil, atau pada saat permulaan
mengadakan kegiatan usaha. Usaha perseorangan ini dimiliki oleh seseorang, dan ia

bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua risiko dan kegiatan perusahaan.

• Kelebihan Usaha Perseorangan :

a. Seluruh laba menjadi miliknya

b. Adanya kepuasan pribadi

c. Kebebasan dan fleksibilitas


d. Lebih mudah memperoleh kredit

e. Sifat kerahasiaan

• Kelemahan Usaha Perseorangan :

a. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas

b. Sumber keuangannya terbatas

c. Kesulitan dalam manajemen

d. Kelangsungan usaha kurang terjamin

e. Kurangnya kesempatan pada para karyawan

2. Firma (Fa)

Firma adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih dengan

nama bersama, dalam mana tanggung jawab masing-masing anggota firma (disebut

firman) tidak terbatas, sedangkan laba yang akan diperoleh dari usaha tersebut akan

dibagi bersama-sama. Demikian pula halnya jika menderita rugi, semuanya ikut

menanggung.
• Kelebihan Firma :

a. Jumlah modalnya relatif besar dari usaha perseorangan sehingga lebih mudah

untuk memperluas usahanya.

b. Lebih mudah memperoleh kredit karena mempunyai kemampuan finansial

yang lebih besar.

c. Kemampuan manajemennya lebih besar karena adanya pembagian kerja di

antara para anggota. Disamping itu, semua keputusan diambil bersama-sama.

d. Pendiriannya mudah, artinya tidak memerlukan akte.

• Kelemahan Firma :

a. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas terhadap seluruh utang

perusahaan.

b. Kelangsungan perusahaan tidak menentu sebab apabila salah seorang

anggota membatalkan perjanjian untuk menjalankan usaha bersama,

maka secara otomatis firma menjadi bubar.

c. Kerugian yang diakibatkan oleh seorang anggota harus ditanggung

bersama oleh anggota yang lain.


2. Perseoran Komanditer (CV)

Dalam perseoran komanditer yang juga disebut Commanditaire Vennootschaap (CV),

terdapat hal yang berbeda yakni salah satu atau beberapa anggota bertanggung jawab

tidak terbatas dan anggota yang lain bertanggung jawab secara terbatas terhadap utang-

utang perusahaan. Jadi kesimpulannya CV adalah suatu bentuk perjanjian kerjasama

untuk berusaha bersama antara orang-orang yang bersedia memimpin, mengatur

perusahaan dan bertanggung jawab penuh dengan kekayaan pribadinya, dengan orang-

orang yang memberikan pinjaman dan tidak bersedia memimpin perusahaan serta

bertanggung jawab terbatas pada kekayaan yang diikutsertakan dalam perusahaan

tersebut.

• Kelebihan CV :

a. Modal yang dikumpulkan lebih besar.

b. Mudah memperoleh kredit.

c. Kemampuan manajemennya lebih besar.

d. Pendiriannya mudah.

• Kelemahan CV :

a. Sebagian anggota/sekutu mempunyai tanggung jawab tidak terbatas.


b. Kelangsungan hidupnya tidak menentu.

c. Sulit untuk menarik kembali modalnya, terutama bagi sekutu

pimpinan.

3. Perseroan Terbatas (PT)

Perseroan terbatas juga disebut NV (Naamloze Vennootschap) terdiri atas para pemegang

saham (persero/stockholder) yang mempunyai tanggung jawab terbatas terhadap utang-

utang perusahaan sebesar modal yang mereka setorkan. Perseroan terbatas ini

merupakan suatu badan hukum karena memiliki kekayaan sendiri yang terpisah dari

kekayaan pribadi masing-masing pemegang saham.

• Kelebihan Perseroan Terbatas :

a. Tanggung jawab yang terbatas dari para pemegang saham terhadap

utang-utang

Perusahaan.

b. Kontinyuitas perusahaan sebagai badan hukum lebih terjamin, sebab

tidak

Tergantung pada beberapa peserta, pemilik dapat berganti-ganti.


c. Mudah untuk memindahkan hak milik dengan menjual saham kepada

orang

Lain.

d. Mudah memperoleh tambahan modal untuk memperluas volume

usahanya,

Misalnya dengan mengeluarkan saham baru.

e. Manajemen dan spesialisasinya memungkinkan pengelolaan sumber-

sumber

Modal untuk tidak secara efisien.

• Kelemahan Perseroan Terbatas :

a. PT merupakan subyek pajak tersendiri, sedangkan dividen yang diterima


olehpara pemegang saham dikenakan pajak lagi sebagai pajak pendapatan

daripemegang saham bersangkutan.

b. Pendiriannya lebih sulit, memerlukan akte notaris dan ijin khusus untuk usaha

Tertentu.

c. Ongkos pembentukannya relatif tinggi.

d. Kurangnya rahasia perusahaan, disebabkan karena segala aktivitas harus


Dilaporkan kepeda pemegang saham, terutama yang menyangkut laba perusahaan.

5. Perseroan Terbatas Negara (Persero)

Merupakan salah satu bentuk perusahaan milik Negara yang sebelumnya bernama

Perusahaan Negara (PN). Umumnya persero ini terjadi dari Perusahaan Negara yang

kemudian diadakan penambahan modal yang ditawarkan kepada pihak swasta. Pada

nama perusahaan, PT-PT semacam ini biasanya diberi tanda kurung Persero

dibelakangnya. Contoh : PT (Persero) PK Blabak, PT (Persero) Pupuk Kujang, PT

(Persero) Aneka Gas dan lain-lain.

6. Perusahaan Negara Umum (Perum)

Seperti perusahaan lain pada umumnya. Perum bertujuan mencari keuntungan, tetapi tidak

mengabaikan kesejahteraan masyarakat. Struktur organisasinya juga tidak berbeda

dengan struktur organisasi yang dianut oleh perusahaan-perusahaan pada umumnya.

Contoh Perum antara lain : Perusahaan Umum Listrik Negara, Perusahaan Umum

Telekomunikasi dan sebagainya.

7. Perusahaan Negara Jawatan (Perjan)

Contoh Perjan di Indonesia adalah Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) yang mempunyai

daerah operasi di Jawa dan Sumatera. Kegiatan yang dilakukan terutama ditujukan

untuk kesejahteraan umum (public service) dengan memperhatikan segala segi

efisiensinya. Berbeda dengan Perum yang semua kekayaannya dipisahkan dari

kekayaan Negara, maka Perjan dapat memiliki fasilitas-fasilitas Negara sebab

merupakan bagian dari Departemen/Direktorat Jendral.


8. Koperasi

Berdasarkan undang-undang Pokok Perkoperasian Nomor 12 tahun 1967 (disahkan tanggal

18 Desember 1967). Koperasi Indonesia diartikan sebagai :

Organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-

badan hukum. Koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama

berdasarkan atas azas kekeluargaan dan kegotong-royongan.

Agar tujuan koperasi dapat tercapai, anggota-anggota yang menjalankannya harus aktif

memajukan usaha koperasi dan rajin menghadiri rapat kerja untuk memecahkan

persoalan secara bersama-sama, makin besarnya usaha koperasi dapat menimbulkan

persoalan-persoalan yang lebih besar.

9. Yayasan

Yayasan merupakan sebuah badan hukum dengan kekayaan yang dipisahkan. Tujuan
pendiriannya bukanlah untuk mencari keuntungan, melainkan lebih menitik-beratkan

pada usaha-usaha sosial. Misalnya: Yayasan Panti Asuhan, Yatim Piatu, Yayasan

Pemberi Beasiswa (supersemar) dan sebagainya. Jadi yayasan ini dibentuk sebagai

badan hukum yang sesuai untuk berbagai macam kegiatan yang akan dijalankan di luar

kondisi persaingan usaha

2.1.3 Adapun bentuk atau jenis – jenis bidang usaha, yaitu:

1. Bidang Produksi
Bidang produksi merupakan salah satu bidang usaha yang bisa kita lakukan. Bidang produksi

itu bisa dilihat dari kegiatan usahanya. Apabila sebuah usaha itu mengelola bahan

mentah menjadi bahan jadi maka itu yang di sebut produksi, termasuk di antaranya

pengusaha pengrajin. Mereka adalah termasuk pada bidang usaha produksi. Dalam

laporan keuangan untuk bidang ini biasanya ada pos atau perkiraan persediaan awal

dan persediaan akhir serta memiliki satu kelompok jurnal keuangan yang disebut

barang dalam proses.

2. Bidang Perdagangan

Sama seperti bidang produksi, bidang perdagangan juga masuk sebagai salah satu bidang

usaha yang juga terpisah. Perdagangan dapat dilihat dari kegiatan usahanya dalam

memperoleh barang. Bila bidang produksi, barang di peroleh dengan mengelola

Bahan baku menjadi bahan jadi, maka kelompok bidang perdagangan memperoleh produk

dari barang jadi yang dijual kembali. Biasanya suplier adalah salah satu tempat mereka

memperoleh barang yang akan dijual.

3. Bidang Jasa

Bidang Jasa juga termasuk salah satu dari dari kelompok bidang usaha. Untuk mengetahui

jenis bidang ini dapat dilihat dari produk yang mereka jual. Apabila mereka menjual

produk non fisik maka itu disebut bidang jasa, contohnya seperti servis televisi atau

servis kulkas dan AC.

I.2 kompetensi Wirausaha

I.3

Setiap orang yang ingin memulai bisnis wajib memiliki kompetensi wirausaha. Kompetensi

wirausaha merupakan kompetensi yang harus dimiliki seorang wirausaha. Terdiri dari
tiga kemampuan yang terkait dengan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill),

dan sikap (attitude).

Kompetensi wirausaha pertama yaitu, knowledge erat kaitannya dengan dasar-dasar

pengetahuan. Ya, seseorang yang ingin terjun ke dunia wirausaha harus membekali diri

dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena tak dapat dimungkiri saat ini identik

dengan era teknologi digital.

Ada lima poin yang berkaitan dengan kompetensi wirausaha di bidang knowledge, yaitu

pengetahuan tentang market, organisasi, produk, manajemen, dan customer. Sebelum

memulai usaha pastikan Anda mengetahui market yang ingin dituju (ketahui apa

keinginan pasar), tentukan jenis produk yang akan dijual seperti, apakah akan dijual

eceran atau grosir dan sebagainya.

Kemudian, miliki manajemen yang baik, tentukan pola manajemen seperti apa yang akan

Anda terapkan dalam usaha yang akan dijalankan. Bangun organisasi sebagai support

sistem karena tidak ada wirausahawan yang bisa berhasil sendirian. Dan terakhir untuk

memiliki customer yang loyal pikirkanlah sebuah bisnis yang berkelanjutan.

Seorang wirausaha membutuhkan kompetensi sebagai berikut :

1. Kemampuan Teknik, yaitu kemampuan tentang bagaimana memproduksi barang dan

jasa serta cara menyajikannya.

2. Kemampuan Pemasaran, yaitu kemampuan tentang bagaimana menemukan pasar dan

pelanggan serta harga yang tepat


3. Kemampuan Finansial, yaitu kemampuan tentang bagaimana memperoleh sumber-

sumber dana dan cara menggunakannya

4. Kemampuan Hubungan, yaitu kemampuan tentang bagaimana cara mencari,

memelihara dan mengembangkan relasi dan kemampuan komunikasi serta negosiasi.

I.4 Pengertian Bussines Plan (Proposal bisnis)

I.5

Bisnis plan atau Business Plan adalah sebuah dokumen tertulis lengkap berisi tentang tujuan

dari bisnis serta langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan

tersebut.Dalam contoh business plan juga terdapat jangka waktu pencapaian tujuan

tersebut agar lebih jelas dan detail.Untuk bisnis rumahan, bisnis plan tetap penting

untuk dibuat. Dalam business plan untuk usaha rumahan, pembuatannya tentu lebih

sederhana dibandingkan level perusahaan. Pembuatan business plan harus dibuat untuk

tujuan yang besar apapun jenis bisnisnya. Misalnya contoh bisnis plan makanan yang

bisa dijalankan di rumah tidak perlu dibuat terlalu rumit. Cukup dibuat dengan

sederhana. Dalam sebuah business plan biasanya berisi strategi pemasaran dan

penjualan bisnis secara detail, income dan outcome dari bisnis tersebut, kondisi

keuangan, dan informasi lainnya.Ketika seorang pebisnis membuat business plan,

tentunya perlu pemikiran dan keputusan yang tepat. Fungsi pembuatan business plan

adalah menjadi acuan bagi pebisnis untuk dapat mencapai tujuan dalam jangka

panjang.

2.3 Kerangka Rencana Usaha

2.4

1. Nama perusahaan
Nama perusahaan sangat-lah penting karena akan berdampak untuk jangka panjang.

Pembuatan nama perusahaan atau pun nama usaha harus memiliki ciri khas tersendiri.

Berikut adalah ciri – ciri nama usaha (merek) yang baik:

-Pendek dan simpel

-Mudah dieja dan diingat

-Enak untuk dibaca, tidak ada nada sumbang

-Tidak tertinggal zaman serta berhubungan dengan barang yang di perdagangkan

-Bila berencana untuk melakukan ekspor, orang luar negeri harus mudah membaca merek

tersebut

-Tidak menyinggung suku, agama, dan ras

-Dapat memberi sugesti kepada pengguna produk tersebut.

2. Rencana Lokasi Kegiatan Usaha

Dalam pembuatan business plan, pelaku usaha perlu mencantumkan perencanaan lokasinya.

Rencana lokasi ini menyangkut segala tempat yang akan digunakan dalam kegiatan

usaha, seperti lokasi perusahaan, pertokoan, pabrik atau industri, dan lain – lain.

3. Komoditi yang akan diusahakan


Misalnya seorang penulis akan menerbitkan bukunya, ternyata ia menemui kesulitan untuk

mencari penerbit yang bersedia menerbitkan bukunya. Penulis itu kemudian

memutuskan untuk membuka usaha penerbitan dan percetakannya sendiri. Nah itu

adalah salah satu contoh dari perencanaan komoditi.

4. Target konsumen

Target konsumen ini adalah yang utama dalam sebuah usaha karena mereka bertindak

sebagai pengguna. Hal ini sesuai dengan bentuk usaha dan jenis usahanya. Jika

usahanya berbentuk industri, jangkauan konsumennya akan lebih luas dibanding

dengan usaha pertokoan. Maka dari itu, dalam business plan harus mencantumkan

target konsumennya secara jelas.

5. Rencana posisi pasar

Dalam bagian ini berisi mengenai apakah usaha ini berencana sebagai pemimpin pasar
(market leader), penantang pasar (market challenger), pengikut pasar pasar (market

follower) atau perelung pasar (market nicher).

6. Partner bekerja sama dan perencanaan organisasi

Dalam business plan, harus mencantumkan perencanaan organisasi dan siapa saja orang –

orang yang akan berkontribusi dalam usaha tersebut. Hal ini bertujuan agar tugas dan

tanggung jawab masing-masing orang jelas serta tidak ada ketimpangan maupun

konflik tanggung jawab di masa depan.


7. Jumlah modal yang diharapkan dan yang tersedia

Pencantuman modal ini berguna untuk merinci pembiayaan secara jelas. Selain itu, berguna

juga untuk menarik beberapa orang yang ingin bekerja sama.

8. Perencanaan risiko

Perencanaan risiko berguna untuk mengantisipasi risiko yang berkemungkinan terjadi di

masa depan sehingga risiko tersebut sehingga pelaku usaha dapat menghindari lebih

awal atau jika risiko itu terjadi, pelaku usaha sudah menyiapkan strategi

penanggulangan risiko tersebut.

9. Proyeksi aliran kas

Proyeksi aliran kas ini berisi mengenai data penelitian pasar, surat-surat kontrak dan

dokumen perjanjian, daftar harga di pemasok bahan baku atau barang, dan lain

sebagainya. Untuk pembuatan business plan, baik itu usa kamu bisa menggunakan
contoh format business plan di bawah ini:

Format Umum Business Plan

a. Latar belakang

Dalam latar belakang sendiri berisikan alasan yang mendasari pendirian usaha. Bukan hanya

itu, latar belakang juga memuat keadaan persaingan, peluang usaha, fasilitas yang

dimiliki, dan prospek usaha di masa yang akan datang

b. Identitas Pemilik
Untuk identitas pemilik, sesuai dengan namanya, berarti memuat semua keterangan pemilik

usaha seperti nama pemilik, tempat dan tanggal lahir, alamat rumah, telepon, jenis

kelamin, status perkawinan, pendidikan terakhir, pengalaman kerja, dan keterangan

pernah mengikuti beberapa pelatihan. Selain itu, kamu juga harus mencantumkan

tingkat pendidikan terakhir mu.

c. Data Perusahaan

Dalam hal ini, data perusahaan berisikan nama perusahaan, alamat, nomor telepon, bidang

usaha, bentuk badan usaha, waktu kapan perusahaan mulai berdiri serta susunan

kepengurusan.

d. Aspek Produksi

Aspek produksi berisi segala hal yang berkaitan dengan kegiatan produksi. Seperti jumlah

mesin, kapasitas produksi per hari atau per bulan, jumlah produksi rata-rata per bulan,

sumber bahan baku, jenis barang yang dijual, sumber barang, dan lain sebagainya.

e. Aspek pemasaran

Selanjutnya, aspek pemasaran berisikan penjelasan mengenai sistem distribusi, sistem

pembayaran dari pembeli, sasaran konsumen, wilayah pemasaran, penguasaan pasar,

segmentasi pasar, dan keuntungan rata-rata dari penjualan.

f. Aspek Keuangan

Pada aspek ini, berisikan keterangan mengenai kebutuhan uang rata-rata per bulan, seperti

kebutuhan untuk bahan baku, bahan penolong, upah gaji, biaya umum, ATK, bunga,
pajak dan lain – lain. Aspek keuangan juga memuat beberapa laporan keuangan, seperti

laba-rugi dan neraca

2.5 Bentuk Formal Bussines Plan

2.6

Bentuk Formal Bisnis Plan

1) Halaman Depan

Dicantumkan nama dan alamat perusahaan, nama orang yang bertanggung jawab yang bisa

dihubungi sewaktu-waktu

2) Daftar Isi

Membuat daftar isi secara rinci dengan nomer-nomer halamannya

3) Rangkuman eksekutif

Sangat penting karena pembaca ingin melihat secara cepat ttg isi keseluruhan business plan.

Rangkuman ini merupakan inti dari perencanaan.

4) Penjelasan tentang Perusahaan

Diungkapkan strategi perusahaan serta tim manajemen yang mengelola perusahaan


5) Pemasaran

Diungkapkan pasar yang dituju seberapa besar potensi pasar dan berbagai strategi serta

ramalan tentang target konsumen dimasa yang akan datang

6) Barang dan jasa yang dihasilkan

Diungkapkan mengenai kualitas, kuantitas dan kegunaan dan keistimewaan barang dan jasa

yang ditawarkan

7) Usaha meningkatkan penjualan

Dijelaskan tentang berbagai teknik promosi yang akan digunakan, tenaga penjualan,

perwakilan-perwakilan penjualan, dsb

8) Permodalan

Diungkapkan rencana permodalan dan proyek permodalan neraca pendahuluan, aliran kas,
dan pendapatan
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

3.2

Untuk memulai usaha kita harus mengetahui 5W+1H yaitu apa, mengapa, dimana, siapa,

kapan dan bagaimana usaha kita akan dijalankan. Sehingga kita dapat mengerti dan

mempersiapkan apa saja yang diperlukan untuk memulai usaha. Setelah itu, kita dapat

melaksanakan tahap-tahap yang akan dijalankan untuk memulai usaha baru.Adapun

bentuk – bentuk perusahaan yang dapat dipilih untuk memulai usaha yaitu Usaha

Perseorangan, Firma, Perseoran Komanditer (CV), Perseroan Terbatas (PT), Perseroan

Terbatas Negara (Persero), Perusahaan Negara Umum (Perum), Perusahaan Negara

Jawatan (Perjan), Koperasi dan Yayasan.

Dengan mengetahui bentuk – bentuk perusahaan tersebut kita dapat memilih salah satu

bentuk perusahaan tersebut dengan memperhatikan kelebihan dan kekurangan dari

setiap bentuk perusahaan tersebut dan dengan memperhatikan tingkat biaya yang

diperlukan.Dengan begitu diharapkan calon usahawan dengan mudah memulai usaha

yang tepat untuk calon usahawan tersebut, sehingga diharapkan mucul usahawan –
usahawan baru yang akan menjadi tonggak perekonnomian dengan memajukan dan

meningkatkan pendapatan Indonesia.

3.3 SARAN

3.4

Dari makalah bisnis ini diharapkan usaha ini dapat berjalan lancar, sesuai yang diharapkan

dan banyak diminati konsumen. Saran dari saya yaitu dalam berbisnisapapun yang kit

miliki harus dapat mempunyai sikap kreatifitas dan inovasi yang tinggi, sehingga para

konsumen tidak bosan atau jenuh untuk memakan atau memakai produk yang kita buat.

Karena untuk zaman sekarang, jikalau kita tidak berkreasi seunik mungkin, kita dapat

terkalahkan oleh para pesaing yang sebenarnya setara kemampuannya dengan diri kita.
Dalam berbisnis pembuatan dadar gulung ini kitaharus mempunyai konsep untuk menarik

para konsumen, sehingga banyak konsumenyang mau membeli produk kita, kita juga

harus memperhatikan minat masyarakat untuk pengembangan produk kita, dan juga

kita harus mengingat bahwa pembeli adalah raja sehingga kita harus ramah pada setiap

konsumen atau pembeli. Oleh karena itu, cerdik diperlukan dalam berwirausaha,

dimana kita pintar pencari peluang yang menguntungkan di pasaran sehingga apa yang

kita jual dapat menjadi suatu hal yang disukai masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Tps://majoo.id/solusi/detail/contoh-bisnis-plan

https://www.qubisa.com/microlearning/pahami-kompetensi-wirausaha-

knowledge#:~:text=Kompetensi%20wirausaha%20merupakan%20kompetensi

%20yang,kaitannya%20dengan%20dasar%2Ddasar%20pengetahuan

http://dahlia-lya.blogspot.com/2011/11/pengertian-bisnis.html
http://carapedia.com/Cara_Membuat_Bisnis_Plan__Rencana_Bisnis_info54.html

‌BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2

Akhir-akhir ini makin banyak dibicarakan perlunya pengaturan tentang perilaku bisnis
terutama menjelang mekanisme pasar bebas. Dalam mekanisme pasar bebas diberi kebebasan
luas kepada pelaku bisnis untuk melakukan kegiatan dan mengembangkan diri dalam
pembangunan ekonomi. Disini pula pelaku bisnis dibiarkan bersaing untuk berkembang
mengikuti mekanisme pasar. Tumbuhnya perusahaan – perusahaan besar berupa grup – grup
bisnis raksasa yang memproduksi barang dan jasa melalui anak – anak perusahaannya yang
menguasai pangsa pasar yang secara luas menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat
banyak,khususnya pengusaha menengah ke bawah. Kekhawatiran tersebut menimbulkan
kecurigaan telah terjadinya suatu perbuatan tidak wajar dalam pengelolaan bisnis mereka dan
berdampak sangat merugikan perusahaan lain.

Dalam persaingan antar perusahaan terutama perusahaan besar dalam memperoleh


keuntungan. Sering kali terjadi pelanggaran etika berbisnis, bahkan melanggar peraturan yang
berlaku. Demikian pula sering terjadi perbuatan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan
pihak birokrat dalam mendukung usaha bisnis pengusaha besar atau pengusaha keluarga
pejabat. Peluang – peluang yang diberikan pemerintah pada masa orde baru telah memberi
kesempatan pada usaha – usaha tertentu untuk melakukan penguasaan paksa pasar secara
tidak wajar. Keadaan tersebut didukung oleh orientasi bisnis yang tidak hanya pada produk
dan konsumen tetapi lebih menekankan pada persaingan sehingga etika bisnis tidak lagi
diperhatikan dan akhirnya telah menjadi praktek monopoli, persekongkolan dan
sebagainya.Ketika kita ingin memahami apa itu etika, sesungguhnya kita perlu
membandingkannya dengan moralitas. Tapi perlu diingat bahwa bisa saja punya pengertian
yang berbeda dengan moralitas.
Usaha kecil menengah (UKM) dari waktu ke waktu mengalami perkembangan bagus. Para
pelaku bisnisnya pun menghasilkan jenis produk yang beragam. Usaha kecil menengah
menjadi salah satu terobosan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tengah – tengah
masyarakat untuk mencapai kesejahteraan hidup yang memadai. Usaha kecil menengah
menjadi penopang perekonomian Indonesia, karena membantu pertumbuhan perekonomian
masyarakat. Kemandirian masyarakat seperti para pelaku bisnis UKM ini diharapakn akan
mampu mengurangi angka pengangguran jika melihat fakta lapangan pekerjaan yang
semakin terbatas dengan jumlah tenaga kerja yang belum terserap terus bertambah. Berbagai
jenis produk yang dihasilkan para pelaku bisnis UKM memiliki kualitas. Hal ini dikarenakan
keinginan mereka untuk nampu bersaing dipasar. Sekalipun para pelaku bisnis tersebut
bertaraf UKM tetapi mereka mempertimbangkan aspek mutu dan kualitas sebelum barang
yang mereka hasilkan akan dipasarkan. Kondisi persaingan pasar yang kompetitif menjadi
aspek yang tidak lepas dari perhatian, mereka harus saling bersaing untuk mampu menjadi
yang diminati pasar, belum lagi harus bersaing dengan perusahaan besar. Alasan para pelaku
bisnis UKM mempertimbangkan aspek mutu dan kualitas tentu salah satunya dikarenakan
kesadaran mereka terhadap konsumen dan calon konsumen yang lebih selekif sebelum
melakukan keputusan pembelian.

1.2. Rumusan Masalah

1. Mengetahui etika dan norma – norma bisnis ?

2. Mengetahui komunikasi dan negosiasi bisnis ?

3. Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku bisnis ?

4. Mengetahui kewirausahaan berasaskan kebersamaan dan etika yang sehat ?


5. Apa yang dimaksud dengan usaha kecil menengah ?

6. Mengetahui sektor – sektor usaha kecil menengah ?

7. Mengetahui pengembangan usaha kecil dan menengah ?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui etika dan norma – norma bisnis

2. Untuk mengetahui komunikasi dan negosiasi bisnis

3. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku bisnis

4. Untuk mengetahui kewirausahaan berasaskan kebersamaan dan etika sehat

5. Untuk mengetahui usaha kecil menengah

6. Untuk mengetahui sektor – sektor usaha kecil menengah


7. Untuk mengetahui pengembangan usaha kecil dan menengah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Etika dan Norma Norma Bisnis

2.1.1 Pengertian Etika Bisnis


2.1.2

Pengertian etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” berarti adat istiadat atau kebiasaan. Hal
ini berarti etika berkaitan dengan nilai – nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang
baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain atau dari
satu generasi ke generasi lainnya.
Etik ialah suatu studi mengenai yang benar dan yang salah dan pilihan moral yang dilakukan
seseorang. Keputusan etik ialah suatu hal yang benar mengenai perilaku standar. Etika bisnis
kadang sering pula disebut dengan etika manajemen , yaitu penerapan standar moral kedalam
kegiatan bisnis. Etika bisnis ini mencakup hubungan antara perusahaan dengan orang yang
menginvestasi uangnya dalam perusahaaan, dengan konsumen, pegawai, kreditur, saingan
dan sebagainya. Orang-orang bisnis diharapkan bertindak secara etis dalam berbagai
aktivitasnya dimasyarakat.

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Etika


2.1.4

Pada dasarnya ada tiga faktor utama yang mempengaruhi etika yaitu (Bovee et al 2004) :

1. Cultural Difference

Sebagaimana telah diketahui bahwa tiap daerah, memiliki kebiasaan sendiri – sendiri, lain
Negara lain pula kebiasaannya.

2. Knowledge

Orang – orang yang mengetahui dan berada dalam jalur pengambilan keputusan mencoba
berusaha untuk tidak terlibat dalam masalah-masalah menyangkut masalah etika ini.
Demikian pula anda jika sudah mengetahuinya bahwa perbuatan itu melanggar etika, maka
jangan mau melakukannya, karena hal ini melanggar kata hati anda dan anda akan
berhadapan dengan hukum.

3. Organizational behavior

Pondasi kokoh dari sebuah etika bisnis adalah iklim yang berlaku pada sebuah organisasi.
Ada organisasi yang betul – betul ketat menjaga etika, dan member pelatihan pada
karyawannya agar selalu menjaga etika. Perusahaan besar banyak menerapkan kode etik ini.
2.1.3 Masalah yang Dihadapi dalam Etika Bisnis

Setidaknya ada tiga jenis masalah yang dihadapi dalam etika bisnis, yaitu:

1. Sistematik

Masalah – masalah sistematik dalam etika bisnis adalah pertanyaan – pertanyaan etis yang
muncul mengenai system ekonomi, politik, hokum, dan system sosial lainnya dimana bisnis
beroperasi.

2. Korporasi

Permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah pertanyaan – pertanyaan yang dalam
perusahaan – perusahaan tertentu. Permasalahan ini menyangkut pertanyaan tentang
moralitas aktivitas, kebijakan praktik dan struktur organisasional perusahaan individual
sebagai keseluruhan.

3. Individu

Permasalahan individual dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang muncul seputar individu
tertentu dalam perusahaan. Masalah ini termasuk pertanyaan tentang moralitas keputusan,
tindakan dan karakter individual.

2.1.5 Teori-Teori Etika


2.1.6

Pada dasarnya teori etika dibagi menjadi dua, yaitu:


1. Teori Dentologi

Dentologi berasal dari bahasa Yunani “Deon” berarti kewajiban. Etika dentologi menekankan
kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Suatu tindakan itu baik bukan dinilai atau
dibenarkan berdasarkan akibat atau tujuan baik dari tindakan yang dilakukan, melainkan
berdsarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada diri sendiri. Dengan kata lain, bahwa
tindakan itu bernilai moral kerena tindakan itu dilaksanakan terlepas dari tujuan atau akibat
dari tindakan itu.

2. Teori Teleologi

Teologi berasal dari bahasa Yunani “telos” berarti tujuan. Jadi etika teologi yaitu etika yang
mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan
tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.

2.1.5 Prinsip-Prinsip Etika Bisnis


2.1.6

Pada umumnya, prinsip – prinsip yang berlaku dalam bisnis yang baik sesungguhnya tidak
bisa dilepaskan dari kehidupan kita sehari-hari, dan prinsip – prinsip ini sangat berhubungan
erat terkait dengan system nilai – nilai yang dianut di kehidupan masyarakat.
Menurut Sonny Keraf (1998) prinsip – prinsip etika bisnis adalah sebagai berikut:

1. Prinsip otonomi

Prinsip otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan
bertindak derdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.

2. Prinsip kejujuran

Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak
akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur
dalam pemenuhan syarat – syarat perjanjian dan kontrak. Kedua, kejujuran dalam penawaran
barang atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja
intern dalam suatu perusahaan.

3. Prinsip keadilan

Prinsip ini menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama dengan aturan yang adil dan
sesuai criteria yang rasional objektif, serta dapat dipertanggungjawabkan.

4. Prinsip saling menguntungkan (mutual benefit principle)

Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa, sehingga menguntungkan semua
pihak.

5. Prinsip integritas moral

Prinsip integritas moral dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau
perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik pimpinan
maupun perusahaannya.
2.1.7 Norma
2.1.8
a. Pengertian Norma

Norma adalah aturan yang berlaku di kehidupan bermasyarakat. Norma memberi pedoman
tentang bagaimana kita harus hidup dan bertindak secara baik dan tepat, sekaligus menjadi
dasar bagi penilaian mengenai baik buruknya perilaku dan tindakan kita.

b.Macam – Macam Norma

1. Norma Khusus

Norma-norma Khusus adalah aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan atau kehidupan
khusus

2. Norma Umum

Aturan yang berlaku yang lebih bersifat umum dan sampai pada tingkat tertentu boleh
dikatakan bersifat universal. Adapun macam-macam norma umum meliputi:

a. Norma Sopan santun

Norma sopan santun adalah norma yang mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah dalam
pergaulan sehari-hari.
b. Norma Hukum

Norma hokum adalah norma yang dituntut keberlakuannya secara tegas oleh masyarakat
karena dianggap perlu dan niscaya demi keselamatan dan kesejahteraan manusia dalam
kehidupan bermasyarakat. Norma hukum ini mencerminkan harapan, keinginan dan
keyakinan seluruh anggota masyarakat tersebut tentang bagaimana hidup bermasyarakat yang
baik dan bagaimana masyarakat tersebut harus diatur secara baik

c. Norma Moral

Norma Moral, yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia. Norma
moral ini menyangkut aturan tentang baik buruknya, adil tidaknya tindakan dan perilaku
manusia sejauh ia dilihat sebagai manusia.

Ada beberapa ciri utama yang membedakan norma moral dari norma umum lainnya ( kendati
dalam kaitan dengan norma hukum ciri – ciri ini bisa tumpang tindih) :

1. Kaidah moral berkaitan dengan hal – hal yang mempunyai atau yang dianggap
mempunyai konsekuensi yang serius bagi kesejahteraan, kebaikan dan kehidupan
manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai kelompok.

2. Norma moral tidak ditetapkan dan/atau diubah oleh keputusan penguasa tertentu.
Norma moral dan juga norma hukum merupakan ekspresi, cermin dan harapan
masyarakat mengenai apa yang baik dan apa yang buruk. Berbeda dengan norma
hukum, norma moral tidak dikodifikasikan, tidak ditetapkan atau diubah oleh
pemerintah. Ia lebih merupakan hukum tak tertulis dalam hati setiap anggota
masyarakat, yang karena itu mengikat semua anggota dari dalam dirinya sendiri

3. Norma moral selalu menyangkut sebuah perasaan khusus tertentu, yang oleh beberapa
filsuf moral disebut sebagai perasaan moral (moral sense).
2.1.7 Pentingnya Etika dan Norma dalam Berbisnis
2.1.8

Sebelumnya kita harus mengetahui apa sebenarnya pengertian etika tersebut. Banyak definisi
yang berkaitan dengan etika tetapi pada intinya etika adalah semua norma atau aturan umum
yang harus diperhatikan dalam berbisnis yang merupakan sumber dari nilai – nilai yang luhur
dan perbuatan yang baik. Dalam berbisnis, pada kenyataannya tidak semua pelaku bisnis
menyadari apa dampak ekonomi dan sosial dari apa yang mereka lakukan. Apalagi yang
bersifat dampak tidak langsung, lebih tidak disadari lagi. Etika bisnis sangat tergantung
kepada iktikad baik. Hanya anda sendirilah yang mengetahui itikad baik ini, orang lain relatif
sulit atau bahkan tidak akan tahu sama sekali.

Paling tidak ada dua aspek dari tolak ukur etika, walaupun pada kenyataannya sulit untuk
mengukurnya, yaitu: pertama prinsip timbal balik, kedua itikad baik. Kedua hal ini adalah
fondasi penting untuk etika bisnis atau melakukan bisnis yang fair dan jujur. Semuanya
kembali kepada diri kita masing-masing, karena sekali lagi, etika itu sanksinya hanyalah
sanksi moral, dan itu pun sering terlihat dalam jangka panjang, tidak langsung segera terasa.
Prinsipnya adalah dalam jangka pendek, bisnis yang melanggar etika bisa jadi sangat
menguntungkan, tetapi dalam jangka panjang bisa jadi akan bermasalah.

2.2 Komunikasi dan Negosiasi Bisnis


2.3

Sebagai mana kita sering mendengar negosiasi diartikan sebagai proses yang melibatkan
upaya seseorang untuk merubah atau tidak merubah sikap dan perilaku orang lain. Sedangkan
pengertian yang lebih terinci menunjukkan bahwa negosiasi merupakan proses untuk
mencapai kesepakatan yang menyangkut kepentingan timbal balik dari pihak – pihak dengan
sikap, sudut pandang, dan kepentingan – kepentingan yang berbeda satu sama lain. Negosiasi
baik yang dilakukan oleh seorang pribadi dengan pribadi lainnya, maupun negosiasi antara
kelompok dengan kelompok (atau antar pemerintah), senantiasa melibatkan pihak – pihak
yang memiliki latar belakang berbeda dalam hal wawasan, cara berpikir, corak perasaan,
sikap dan pola perilaku, serta kepentingan dan nilai – nilai yang dianut. Pada hakikatnya
negosiasi perlu dilihat dari konteks antar budaya dari pihak yang melakukan negosiasi, dalam
artian perlu komunikasi lisan, kesedian untuk memahami latar belakang, pola pemikiran, dan
karakteristik masing-masing, serta kemudian berusaha untuk saling menyesuaikan diri.

Agar dalam berkomunikasi lebih efektif dan mengenasasaran dalam negosiasi bisnis harus
dilaksanakan dengan melalui beberapa tahap yakni:

1. Fact-finding, mencari/mengumpulkan fakta-fakta data yang berhubungan dengan


kegiatan bisnis lawan sebelum melakukan negosiasi.
2. Planning / rencana, sebelum bernegosiasi/berbicara susunlah dalam garis besar pesan
yang hendak disampaikan. Berdasarkan kerangka topik yang hendak dibicarakan
rincilah hasil yang diharapkan akan teraih. Berdasarkan pengenalan anda terhadap
lawan tersebut, perkirakan/bayangkan kemungkinan reaksi penerima pesan/lawan
berbicara terhadap apa yang anda katakan.

3. Penyampaian, lakukan negosiasi/ sampaikan pesan dalam bahasa lawan/sipenerima.


Usahakan gunakan istilah khas yang bisa dipakai oleh lawan negosiasi kita. Pilihlah
kata – kata yang mencerminkan citra yang spesifik dan nyata. Hindari timbulnya
makna ganda terhadap kata yang disampaikan.

4. Umpan balik, negosiator harus menguasai bahasa tubuh pihak lawan. Dengarkan baik
– baik reaksi lawan bicara. Amati isyarat prilaku mereka seperti: angkat bahu, geleng
– geleng kepala, mencibir, mengaggguk setuju. Umpan balik dapat untuk mengetahui
samakah makna yang disampaikan dengan yang ditangkap lawan negosiasi bisnis
kita.

5. Evaluasi, perlu untuk menilai apakah tujuan berkomunikasi/ negosiasi sudah tercapai,
apakah perlu diadakan lagi, atau perlu menggunakan cara – cara untuk mencapai hasil
yang lebih baik. Meskipun pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik,
bukan berarti hasil yang diharapkan akan diperoleh sesuai dengan yang direncanakan
semula. Yang sering terjadi justeru perbedaan pandangan terhadap cara penyelesaian
masalah antara pemberi dan penerima pesan. Sehingga diperlukan pembicaraan lebih
lanjut, yang memerlukan perjuangan tersendiri bagi pengirim pesan dalam
menyampaikan dan memenangkan pendapatnya.

Kalau terjadi adu pendapat antara negosiator dengan pihak lawan maka timbul dorongan
untuk menang. Keinginan untuk menang disatu sisi dengan mengabaikan kekalahan dipihak
lainnya, biasanya sulit tercapai. Untuk itu digunakan strategi menang – menang. Artinya ada
sebagian keinginan kita yang dikorbankan dengan mengharapkan pihak lawan juga akan
mengorbankan hal yang sama, sehingga kesepakatan diantara kedua belah pihak dapat
tercapai.

Disini penulis memberi ilustrasi komunikasi dalam bisnis dengan mengambil kasus negosiasi
dengan orang Jepang. Kontak permulaan merupakan fase yang sangat penting guna
membangun hubungan personal yang berkelanjutan. Kontak permulaan lewat korespodensi,
faksimile atau telepon dianggap sebagai cara yang kurang efektif atau tepat. Kebanyakan
perusahaan Jepang menanggapi dengan lamban, bahkan seringkali tanpa respon. Hal ini
terjadai pertama kerana hambatan bahasa dan komu-nikasi terutama untuk perusahaan -
perusahaan kecil dan menengah yang tidak terbiasa membuat kontak langsung dengan
perusahaan asing. Kedua, surat menyurat tidak memberi informasi yang cukup.

Tanpa informasi yang cukup, kontak dagang sulit dilakukan dan negosiasi mengalami
kegagalan. Hal kecil yang tidak bisa disepelekan dalam kontak permulaan adalah kebiasaan
menukar kartu nama. Orang Jepang sangat sulit menghapal ejaan asing, kerana itu kartu nama
merupakan arsip penting yang selalu disimpan dengan cermat. Tanpa kartu nama orang
Jepang akan sulit meng-hubungi calon rekannya. Orang Jepang dalam negosiasi tidak
langsung pada persoalan. Selalu diawali dengan soal – soal yang tidak relevansinya dengan
bisnis. Misalnya, membicarakan lukisan yang tergantung di tembok, atau berbasa basi tentang
urusan keluarga. Orang Jepang selalu mengatakan ya segala hal yang dikemukakan lawan
bicaranya. Tetapi jangan salah mengerti, ya bukan berarti iya saya setuju untuk transaksi,
melainkan ya saya faham apa yang anda sampaikan. Apa yang dilukiskan di atas dengan
contoh kasus pada masyarakat Jepang bukan hanya termasuk bagian komunikasi lisan, tetapi
sudah merupakan bagian utama dari teknik negosiasi bisnis.

2.4 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Bisnis


2.5

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Dalam Bisnis seseorang adalah sebagai
berikut:

a. Faktor lingkungan bisnis Seringkali para eksekutif perusahaan dihadapkan


pada suatu dilema yang menekannya. Seperti halnya harus mengejar kuota
penjualan, menekan ongkos – ongkos, peningkatan efisiensi dan bersaing. Di
pihak lain eksekutif perusahaan juga harus bertanggungjawab terhadap
masyarakat agar kualitas barang terjaga,harga tetap terjangkau. Eksekutif
perusahaan harus pandai mengambil keputusan etis yang tidak merugikan
perusahaanmaupun masyarakat atau konsumen.
b. Faktor organisasi Secara umum, anggota organisasi itu sendiri saling
mempengaruhi satu dengan yang lainnya (proses interaktif). Di lain pihak
organisasi terhadap individu harus tetap berperilaku etis, misalnya dalam
masalah pengupahan, jam kerja maksimum.

c. Faktor individua

Seseorang yang memiliki filosofi moral, dalam bekerja dan berinteraksi dengan sesama akan
berpeilaku etis. Prinsip – prinsip yang diterima secara umum dapat dipelajari/diperoleh dari
hasil interaksi dengan teman, famili, dan kenalan.

2.2 Kewirausahaan Berasaskan kebersamaan dan etika yang sehat


2.3

Etika bisnis merupakan salah satu aspek yang sangat penting dan perlu menjadi perhatian
para wirausaha. Karena selain dapat menjamin kepercayaan dan loyalitas dari semua unsur
yang berpengaruh pada perusahaan (stakeholder loyality), etika bisnis ini juga berperan
dalam memajukan suatu perusahaan. Suatu kegiatan haruslah dilakukan dengan etika atau
norma – norma yang berlaku di masyarakat bisnis. Ini digunakan agar para pengusaha tidak
melanggar aturan yang telah ditetapkan dalam usaha yang di jalankan memperoleh simpati
dari berbagai pihak dan etika itu membentuk pengusaha yang bersih dan dapat memajukan
serta membesarkan usaha yang dijalankan dalam waktu yang relative lebih lama.

Secara bahasa, Etika (berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu “ethikos”, yang berarti “timbul
dari kebiasaan”) adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang
menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan
konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Etika bisnis adalah suatu kode
etik perilaku atau cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis yang dilakukan oleh pengusaha
berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan
dan memecahkan persoalan yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu,
perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Menurut Ronald J. Robert, jika seorang menyenangi pekerjaannya maka ia akan puas dan bila
merasa puas maka akan memiliki sikap yang sempurna, loyal, komitmen dan kerja keras yang
berarti memiliki moral yang tinggi.”

Mathie Paquerot, Loyalty should help the organization to create differentiation. Loyalty is a
barrier to entry for other competition. Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang
sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya
saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang
tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh. Selain itu, etika bisnis juga sangat penting
untuk mempertahankan loyalitas pemilik kepentingan dalam membuat keputusan dan
memecahkan persoalan perusahaan, karena semua keputusan perusahaan sangat
memengaruhi dan dipengaruhi oleh stakeholders.

Menurut Zimmerer, Etika bisnis merupakan masalah yang sangat sensitive dan komplek
karena membangun etika untuk mempertahankan reputasi (goodwill) perusahaan lebih sukar
dari pada menghancurkan “. Stakeholders adalah semua individu atau kelompok yang
berkepentingan dan berpengaruh terhadap keputusan perusahaan yang dukungannya
diperlukan demi kesejahteraan dan kelangsungan hidup organisasi. Stakeholder terdiri atas
dua jenis, yaitu: Internal stakeholders, meliputi: para investor, karyawan, manajemen dan
pimpinan perusahaan. Eksternal stakeholders, yaitu: pelanggan, asosiasi dagang, kreditor,
pemasok, pemerintah, masyarakat umum dan kelompok khusus yang berkepentingan
terhadap perusahaan.

Kebersamaan bukan kita saja yang membutuhkan tapi juga orang lain. Kita menyadari bahwa
kita sangat memerlukan pertolongan orang lain. Standar nilai usaha yang diterima oleh
berbagai pihak harus ditumbuh kembangkan dan disosialisasikan.

2.4 Pengertian Usaha Kecil Menengah


2.5

Usaha Kecil Menengah atau yang disingkat UKM adalah jenis bisnis yang berperan penting
meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Di Indonesia, UKM punya kontribusi
besar dalam perekonomian. Jenis usaha ini dijalankan oleh perorangan atau badan usaha yang
bukan anak perusahaan atau cabang perusahaan besar.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah, usaha kecil didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi produktif yang berdiri sendiri.
UKM bukan merupakan anak usaha atau cabang perusahaan kelas menengah atau besar.
Perekonomian suatu negara bergantung dari usaha yang dilakukan oleh rakyatnya. Bantuan
pemerintah sangat berarti untuk UKM agar bisa naik kelas menjadi perusahaan besar.
A. Pengertian UKM (Usaha Kecil Menengah)

Usaha Kecil Menengah atau UKM adalah jenis bisnis yang dijalankan dalam skala kecil
hingga menengah. UKM bukan anak perusahaan, cabang perusahaan, atau bagian dari
perusahaan atau bisnis skala besar. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Usaha Mikro adalah usaha yang punya omset di bawah
300 juta per tahun dan jumlah pekerja di bawah 20 orang. Sedangkan Usaha Kecil adalah
usaha yang punya omset 300 juta sampai 2.5 miliar per tahun. Jumlah pekerja Usaha
Menengah ada di antara 30 – 100 orang. Kemudian untuk Usaha Menengah punya omset 2.5
miliar sampai 50 miliar per tahun.

b. Peran UKM di Indonesia

UKM adalah suatu jenis usaha yang punya kontribusi cukup besar dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi. UKM berperan dalam memperluas kesempatan kerja dan penyerapan
tenaga kerja. Peran vital UKM akan terasa dalam pembentukan PDB (Produk Domestik
Bruto). Peran UKM tidak hanya bisa dirasakan di negara berkembang, melainkan di negara
maju. UKM dapat menyerap banyak tenaga kerja, lebih banyak dibanding usaha besar.
Kontribusi UKM dalam PDB juga lebih besar dibanding usaha skala besar.

c. Jumlah UKM di Indonesia

UKM adalah pilar terpenting dalam perekonomian di Indonesia. Berdasarkan data


Kementrian Koperasi dan UKM pada kuartal pertama 2021 mencatat jumlah Usaha Kecil
Menengah di Indonesia mencapai 64.2 juta. Kontribusi terhadap PDB mencapai 61.07% atau
senilai Rp 8.573,89 triliun. UKM dan UMKM juga dapat menyerap 97% dari total tenaga
kerja dan menghimpun 60.4% dari total investasi.

E. Jenis UKM di Indonesia

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008, UKM atau Usaha Kecil Menengah
dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu Mikro, Kecil, dan Menengah.
1. Usaha Mikro

Usaha Mikro adalah usaha yang dimiliki oleh perorangan dan badan usaha milik perorangan.
Usaha Mikro memiliki aset maksimal Rp 50 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha). Usaha Mikro punya omset maksimal Rp 300 juta per tahun.

2. Usaha Kecil

Usaha Kecil adalah usaha yang berdiri sendiri, bukan anak usaha atau cabang dari usaha
menengah atau besar. Usaha Kecil memiliki aset senilai Rp 50 juta sampai Rp 500 juta, di
luar tanah dan bangunan. Hasil penjualan mencapai Rp 300 juta sampai Rp 2.5 miliar per
tahun.

3. Usaha Menengah

Usaha kelas menengah juga dimiliki oleh perorangan atau badan usaha milik pribadi. Usaha
ini juga bukan cabang atau anak usaha perusahaan lain. Jumlah aset yang dimiliki Usaha
Menengah senilai Rp 500 juta sampai Rp 10 miliar. Sedangkan untuk omset atau penjualan
yang didapatkan sebesar Rp 2.5 miliar sampai 50 miliar per tahun.

d. Contoh UKM di Indonesia

1. UKM Kuliner

Bisnis kuliner adalah jenis UKM yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Jenis bisnis ini
tidak akan pernah mati karena setiap manusia pasti butuh makan. Bisnis kuliner pun bisa
dikembangkan lebih jauh. Modal yang dibutuhkan untuk memulai UKM kuliner pun sangat
kecil. Kunci untuk mengembangkan usaha kuliner ada di kualitas rasa, pelayanan, harga,
serta strategi pemasaran.

2. UKM Fashion
Selain makanan, usaha di bidang fashion juga banyak ditemukan di Indonesia. Bisnis di
bidang ini bisa hasilkan profit berlipat ganda, terutama saat hari raya seperti lebaran dan
natal. Tren di dunia fashion juga terus berkembang seiring perubahan jaman. Asalkan Anda
bisa mengikuti jaman, usaha kecil bisa berubah jadi usaha besar.

3. UKM Pendidikan dan Pelatihan

Bisnis di bidang pendidikan seperti kursus atau pelatihan masih cukup digemari. Ini karena
pendidikan juga salah satu kebutuhan primer. Pendidikan dibutuhkan mulai dari anak usia
dini, remaja, mahasiswa, hingga karyawan kantoran. Untuk memulai usaha di bidang
pendidikan, Anda harus punya kemampuan dasar di bidang pendidikan yang ingin
ditawarkan.

4. UKM Tour & Travel

Indonesia adalah negara yang memiliki potensi pariwisata sangat besar. Anda bisa
menawarkan paket tur ke berbagai daerah di Indonesia. Ada banyak daerah yang belum
dikenal oleh masyarakat Indonesia sendiri. Anda bisa tawarkan paket wisata ke wilayah yang
belum banyak terjamah. Bisnis ini mencakup layanan akomodasi seperti transportasi dan
penginapan.

5. UKM Produk Kreatif

Produk kreatif seperti kerajinan tangan adalah salah satu sektor bisnis yang gencar
dipromosikan. Nilai jual produk kerajinan sangat tinggi. Keunggulan produk kerajinan ada di
keunikannya. Produk kerajinan juga banyak jenisnya, mulai dari produk fashion, aksesoris
kecantikan, produk dapur, dan ornamen rumah tangga.

6. UKM Teknologi & Internet


Perkembangan teknologi yang pesat membuat usaha di bidang ini mampu berkembang lebih
pesat. Bisnis ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena komunikasi jadi kebutuhan
primer. Terlebih untuk masyarakat yang tinggal di perkotaan, kebutuhan teknologi dan
internet jauh lebih besar. Contoh dari UKM teknologi dan internet yang paling banyak
ditemukan adalah pengembang aplikasi smartphone.

7. UKM Jasa Kebersihan

Kesibukan di kantor membuat banyak orang kerepotan merawat kebersihan rumahnya.


Misalnya untuk mencuci baju, menyetrika, sampai membersihkan debu menguras banyak
energi dan waktu. Oleh karena itu, banyak UKM di bidang jasa kebersihan seperti laundry,
jasa sedot debu (vacuum cleaner), sampai cuci mobil yang menyasar segmen masyarakat
super sibuk.

2.6 Sektor – Sektor Usaha Kecil Menengah


2.7

Komitmen yang kuat dari pemerintah telah mendorong perkembangan dari UKM, demikian
juga halnya bahwa UKM memiliki prospek yang baik untuk lebih diberdayakan.

Kepentingan tersebut terkait dengan kondisi perekonomian nasional yang sekarang dan
beberapa tahun kurang meyakinkan. Hal ini disebabkan oleh masih banyaknya masalah yang
harus dihadapi oleh UKM itu sendiri diantaranya dapat diklasifikasikan dalam dua
permasalahanutama yakni masalah finansial dan nonfinansial (organisasi manajemen).

Dengan optimisme bahwa pertumbuhan peran UKM, serta potensi-potensi yang sebetulnya
dimiliki oleh bangsa indonesia, maka perlu dirumuskan dan dijabarkan implementasi strategi
dan program-program yang jelas untuk mencapainya. Untuk tujuan tersebut yang diperlukan
adalah dukungan dari Pemerintah, dan dari stakeholder lainnya seperti Bank Indonesia,
Perbankan, lembaga keuangan non bank, dan dunia usaha.
Di Indonesia posisi usaha kecil dan menegah (UKM) telah lama diakui sebagai sektor usaha
yang sangat penting, karena berbagai peranannya yang riel dalam perekonomian. Mulai dari
Sharenya dalam pembentukan PDB sekitar 63,58%, kemampuannya menyerap tenaga kerja
sebesar 99,45% atau sangat besarnya jumlah unit usaha yang terlibat yakni sekitar 99,84%
dari seluruh unit usaha yang ada, sehingga pada sharenya yang cukup signifikan dalam
jumlah nilai eksport total, yang mencapai 18,72%. Disamping itu keberadaan dari UKM itu
sendiri merupakan salah satu upaya alternatif untuk menanggulangi kemiskinan dimana
melalui pemberdayaan UKM yang telah terbukti memiliki daya tahan yang relatif kuat dalam
menghadapi krisis ekonomi yang pernah dialami bangsa Indonesia. Meskipun kita sadari
bersama bahwa UKM kurang mendapatkan perhatian di indonesia sebelum krisis pecah pada
tahun 1997.

Namun demikian, sejak krisis ekonomi melanda indonesia (yang telah meruntuhkan banyak
usaha besar) sebagian besar UKM tetap bertahan, bahkan jumlahnya meningkat dengan pesat,
perhatian pada UKM menjadi lebih besar, kuatnya UKM juga didukung oleh struktur
permodalannya yang lebih banyak tergantung pada modal sendiri (73%), 4% bank swasta,
11% bank pemerintah, dan 3% pemasok1. Demikian juga berdasarkan data dari Biro Statistik
(BPS) kemampuannya menyerap tenaga kerja juga semakin meningkat dari sekitar 12 juta
pada tahun 1980, tahun 1990, dan tahun 1993. Angka ini meningkat menjadi sekitar 45 juta
dan 71 juta, dan pada tahun 2001 menjadi 74,5 juta. Jumlah UKM yang meningkat dengan
pesat, dari sekitar 7 ribu pada tahun1980 menjadi sekitar 40 juta pada tahun 2001. Sementara
itu total volume usaha, usaha kecil dengan modal dibawah Rp. 1 miliar yang merupakan
99,85% dari total unit usaha, mampu menyerap 88,59% dari total tenaga kerja pada tahun
yang sama. Demikian juga usaha skala menengah (0,14% dari total usaha) dengan nilai
modal antara 1 miliar sampai Rp 50 miliar hanya mampu menyerap 10,83% tenaga kerja.
Sedangkan usaha skala besar (0,01%) dengan total diatas Rp. 54 miliar hanya mampu
meyerap 0,56% tenaga kerja. Dari data tersebut perkembangan UKM dapat dikatakan cukup
baik dan masih memiliki prospek yang baik untuk ditingkatkan, mengingat proses
restrukturisasi sector korporat dan BUMN berlangsung lamban, padahal permintaan barang
dan jasa yang selama ini dipenuhi sektor korporat terus meningkat, sehingga memberikan
peluang usaha bagi UKM dalam berbagai sektor ekonomi. Pertumbuhan dan peran UKM
masih bisa terus ditingkatkan, tidak saja karena ketangguhannya dalam menghadapi berbagai
kejutan ekonomi, tetapi juga kemampuannya yang besar dalam menyediakan lapangan kerja,
serta mengatasi kemiskinan. Dengan semakin menguatnya komitmen pemerintah saat ini,
iklim investasi dan kegairahan usaha dalam perekonomian nasional, termasuk UKM akan
jauh lebih baik.

Melihat sumbangan pada perekonomian yang semakin penting, UKM seharusnya mendapat
perhatian yang semakin besar dari para pengambil kebijakan. Khususnya lembaga pemerintah
yang bertanggung jawab atas perkembangan UKM. Pengembangan UKM di indonesia
selama ini dilakukan oleh Kantor Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
(Kementerian Negara KUKM). Selain Menteri Negara KUKM, instansi yang lain seperti
Depperindag, Depkeu, dan BI juga melakasanakan fungsi pengembangan industri kecil dan
menengah (IKM) dengan menyusun Rencana Induk Pengembangan Industri Kecil menengah.
Demikian juga Departemen Keuangan melalui SK Menteri Keuangan (Menkeu) No.
316/KMK.016/1994 mewajibkan BUMN untuk menyisihkan 1 – 5% laba perusahaan bagi
pembinaan usaha kecil dan koperasi (PUKK). Bank Indonesia sebagai otoritas keuangan
dahulu mengeluarkan peraturan mengenai kreditt bank untuk UMKM, meskipun akhir – akhir
ini tidak ada kebijakan khusus terhadap perbankan mengenai pemberian kredit ke usaha kecil
lagi. Demikian juga kantor ataupun instansi lainnya yang terlibat dalam ”bisnis” UMKM juga
banyak.

Tantangan dan masalah pengembangan sektor UKM berdasarkan data diatas menunjukan
bahwa peranan UKM dalam perekonomian indonesia adalah sentral dalam menyediakan
lapangan pekerjaan dan menghasilkan out – put. Meskipun peranan UKM dalam
perekonomian indonesia adalah sentral, namun kebijakan pemerintah maupun pengaturan
yang mendukungnya sampai sekarang dirasa belum maksimal. Masih banyaknya
permasalahan yang dihadapi oleh UKM membuat kemampuan UKM berkiprah dalam
perekonomian nasional tidak dapat maksimal. Hal ini dapat dilihat meski banyak yang
terlibat dalam pengembangan UKM, namun tugas pengembangan UKM yang dilimpahkan
kepada instansi-istansi tersebut diwarnai isu negatif misalnya politisasi terhadap KUKM,
serta pemberian dana subsidi JPS yang tidak jelas dan tidak terarah.

Demikian juga BUMN untuk menyisihkan labanya 1 -5% juga tidak dikelola dan
dilaksanakan dengan baik. Selain itu, kredit perbankan juga sulit untuk diakses oleh UKM,
diantaranya adalah karena prosedur yang rumit serta banyaknya UKM yang belum bankable.
Selain permasalahan diatas, secara umum UKM sendiri menghadapi dua permasalahan
utama, yaitu masalah finansial dan nonfinansial (organisasi manajemen). Menurut Urata
(Dalam pramiyanti: 2008) masalah finasial diantaranya adalah:

A. Kurangnya kesesuaian (terjadinya mismatch) antara


dana yang tersedia yang dapat diakses oleh UKM.

b. Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UKM.

c. Biaya transaksi yang tinggi, yang disebabkan oleh oleh prosedur kredit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit yang
dikucurkan kecil.

d. Kurangnya akses kesumber dana yang formal, baik yang disebabkan oleh
ketiadaan bank dipelosok maupun tidak tersedianya informasi yang memadai.
e. Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi.

f. Banyaknya UKM yang belum bankable, baik disebabkan belum adanya


manajemen keuangan yang transparan maupun kuranya kemampuan
manajerial dan finansial.

Sedangkan termasuk dalam masalah organisasi manajemen (non finansial) diantaranya

Adalah:

a. Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksidan quality control


yang disebabkan minimnya kesempatanutuk mengikuti
perkembangan teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan.

b. Kurangnya pengetahuan akan pemasaran, yang disebabkan oleh


terbatasnya informasi yang dapat dijangkau oleh UKM mengenai
pasar, selain karena keterbatasan kemampuan UKM untuk
menyediakan produk/ jasa yangs sesuai dengan keinginan pasar.

c. Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) serta kurangnya sumber


daya untuk mengembangkan SDM.

d. Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi.


Selanjutnya menurut Subanar (2001:8), berbagai kendala yang
menyebabkan kelemahan serta hambatan bagi pengelolaan suatu
usaha kecil diantaranya menyangkut faktor intern dari usaha kecil di
antaranya masih menyangkut faktor intern dari usaha kecil itu sendiri
serta beberapa faktor ekstern, seperti:
1. Umumnya pengelola small-business merasa tidak memerlukan ataupun tidak pernah
melakukan studi kelayakan, penelitian pasar, analisis perputaran uang tunia/kas, serta
berbagai penelitian lain yang diperlukan suatu aktivitas bisnis.

2. Tidak memiliki perencanaan sistem jangka panjang, sistem akutansi yang memadai,
anggaran kebutuhan modal, struktur organisasi dan pendelegasian wewenang, serta
alata – lat kegiatan manajerial lainnya (perencanaan pelaksanaan serta pengendalian
usaha) yang umumnya diperlukan oleh suatu perusahaan bisnis yang profit oriented.

3. Kekurangan informasi bisnis, hanya mengacu pada instuisi dan ambisi pengelola,
lemah dalam promosi.

4. Kurangnya petunjuk pelaksanaan teknis operasional kegiatan dan pengawasan mutu


hasil kerja dan produk, serta sering tidak konsisten dengan ketentuan order/pesanan,
yang mengakibatkan klaim atau produk yang ditolak.

5. Tingginya labour turn-over (PHK).

6. Terlalu banyak biaya-biaya yang di luar pengendalian serta utang yang tidak
bermanfaat, juga tidak dipatuhinya ketentuan-ketentuan pembukuan standar.

7. Pembagian kerja tidak proposional, sering terjadi pengelola memiliki pekerjaan yang
melimpah atau karyawan yang bekerja di luar batas jam kerja standar.

8. Kesulitan modal kerja atau tidak mengetahui secara tepat berapa kebutuhan modal
kerja, sebagai akibat tidak adanya perencanaan kas.

9. Persediaan yang terlalu banyak, khususnya jenis barang-barang yang salah.


10. Lain-lain yang menyangkut mist-manajemen dan ketidakpedulian pengelola terhadap
prinsip – prinsip manajerial.

11. Risiko dan utang-utang kepada pihak ketiga ditangggung oleh kekayaan pribadi

Pemilik.

12. Perkembangan usaha tergantung pada pengusaha yang setiap waktu dapat

Berhalangan karena sakit atau meninggal.

13. Sumber modal terbatas pada kemampuan pemilik.

14. Perencanaan dan program pengendalian tidak ada atau belum pernah merumuskannya.

Disisi lain berbagai tantangan dan kendala dalam pengembangan usaha kecil menengah
sebagaimana dikemukakan oleh Thoha dalam bukunya “Indonesia Menapak Abad 21”
(2000:166-167) antara lain :

1. Belum adanya formulasi atau model atau pendekatan yang jitu tentang keberpihakan
pemerintah pada ekonomi rakyat, terutama usaha kecil.

2. Program pemberdayaan tidak atau kurang dibarengi dengan tenaga pendamping yang
profesional.
3. Program-program pemberdayaan lebih banyak berorientasi proyek, bukan pada hasil
atau kinerja.

4. Jumlah dan kualitas SDM pembina kurang memadai dibandingkan dengan lingkup
pekerjaan atau tugas dan permasalahan ekonomi rakyat yang menjadi binaannya.

5. Program-program pemberdayaan lebih banyak bersifat politis, populis dan charitas,


bukan model yang sungguh-sungguh dan solid berdasarkan hasil penelitian yang
panjang dan teruji.

6. Dana, sarana dan prasarana pendukung operasional terutama bagi petugas lapangan
seringkali sangat tidak memadai.

7. Kurang terkoordinasinya pelaksanaan program-program pemberdayaan daerah.

8. Masih lemahnya lembaga-lembaga ekonomi dan keuangan pendukung usaha kecil


seperti modal ventura, inkubator bisnis, leasing, dan institusi kemitraan usaha lainnya.

9. Terbatasnya lahan pada lokasi-lokasi strategis untuk menjalankan kegiatan usaha.


Model Pengembangan dan Strategi Pemberdayaan Yang Tepat Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) barangkali merupakan salah satu andalan utama bagi ketahanan
ekonomi sebuah negara. Terbukti dimasa krisis dengan bertumbangannya banyak
usaha konglomerasi yang dililit hutang luar negeri, usaha kecil menengah terutama
yang berorientasi eksport justru meraup keuntungan yang luar biasa. Sebagian lagi
survive dengan berbagai cara karena kecilnya investasi dan modal yang berputar.

Akan tetapi masih banyaknya masalah yang dihadapi oleh pihak UKM dalam rangka
mengembangkan usahanya perlu mendapatkan perhatian khusus bukan hanya dari pihak
pemerintah saja. Dengan kata lain bahwa persoalan kurang berkembangnya dan
terperhatikannya sektor ekonomi UMKM tersebut kiranya jangan hanya ditumpukan pada
tanggung jawab salah satu lembaga ekonomi saja, misalnya hanya pada sector perbankan
dalam kaitannya dengan permasalahan pendanaan. Jadi seharusnya ditumpukan dan menjadi
tanggung jawab dari seluruh Lembaga -lembaga ekonomi lannya.

Oleh karena itu hal yang penting untuk dibahas adalah bagaimana seharusnya peran yang
dimainkan oleh lembaga-lembaga ekonomi tersebut dalam memberdayakan atau mebangun
sektor ekonomi UKM tersebut. Pertama, mungkin dapat dipahami bahwa sebenarnya
lembaga yang paling bertanggung jawab adalah untuk mengembangkan sektor ekonomi
UKM adalah pemerintah. Karena secara ”de facto dan de jure”, pemerintahlah yang
seharusnya terlebih dulu menunjukan ”political will dan political action-nya” secara konkrit
dalam komitmennya untuk berpihak secara nyata kesektor UKM. Dimana hal tersebut
seharusnya sudah tertuang dalam ”blue print” kebijaksanaan pembangunan diwilayahnya
masing – masing. Dalam hal ini pemerintah daerah misalnya, harus mampu berperan sebagai
inisiator, fasilitator, mediator, koordinator atupun regulator demi untuk merealisasikan
strategi pembangunan ekonomi yang berbasis pada UKM.

Diantaranya, pemerintah melalui dinas – dinasnya dibawah koordinasi BAPPEDA harus


mampu menyusun dan menerbitkan ”land scape” atau peta potensi sektor ekonomi UKM ini
secara jelas dalam berbagai aspeknya, yang nantinya dapat dijadikan acuan bagi Lembaga –
Lembaga lainnya untuk mengambil kebijaksanaan-kebijaksanaan secara tepat. Kedua, dalam
kaitannya dengan lembaga-lembaga dunia usaha, baik pengusaha UKM maupun pengusaha
besar, mereka selalu harus berupaya secara mandiri dansukarela untuk melakukan Langkah -
langkah strategis dan realistis dalam berusaha. Diantaranya bagi pengusaha UKM, meraka
harus selalu berupaya meningkatkan ketrampilan atau pengetahuan berusahanya, baik
dibidang produksi, manajemen maupun pemasarannya. Atau melakukan aliansi usaha secara
profesional baik dengan pengusaha sektor UKM, maupun dengan sector – sektor usaha
lainnya, dalam bidang – bidang yang telah disebutkan. Kemudian mereka harus selalu
berusaha dapat memenuhi syarat – syarat minimal agar dapat akses kelembaga-lembaga
perbankan.

Sedangkan bagi pengusaha besar didaerah, kiranya mereka berusaha menyertakan


sektor ekonomi UKM sebagai partner berusaha secara fungsional atas dasar saling
menguntungkan. Serta kiranya pengusaha besar tersebut berusaha melakukan investasi
berkenaan dengan pemberdayaan sektor atau potensi sumber daya lokal unggulan utamanya
dalam industri pengolahan dengan melibatkan sektor UKM. Atau kiranya para pengusaha
besar dapat berperan sebagai penjamin pendanaan pada sektor perbankan, oleh karena adanya
keterkaitan kegiatan atau usaha diantara mereka. Ketiga, dalam kaitannya dengan lembaga
keuangan dan perbankan. Kiranya dengan adanya UU otonomi daerah maka sektor perbankan
yang ada didaerah dapat melakukan beberpa penyesuaian kebijaksanaan baik dari
kepentingan Bank Indonesia agar dapat mengakomodasi semangat UU Otonomi Daerah
agara dapat melayani kebutuhan masyarakat secara optimal. Berdasarkan ketiga alasan diatas
sebetulnya pemerintah saat ini telah menjalankan strategi pemberdayaan UKM tersebut yang
dapat diklasifikasikan kedalam:
1. Aspek manajerial yang meliputi: peningkatan produktivitas/ omset/ tingkat utilitas/

Tingkat hunian, meningkatkan kemampuan pemsaran, dan pengembangan sumber

Daya manusia.

2. Aspek permodalan yang meliputi: bantuan moral (penyisihan 1-5% keuntungan

BUMN dan kewajiban untuk menyalurkan kredit bagi usaha kecil minimum 20%

Dari portofolio kredit bank) dan kemudahan kredit (KUPEDES, KUK, KIK, KMKP,

KCK, kredit mini, midi dan kku)

3. Mengembangkan program kemitraan dengan perusahaan besar, baik melalui sistem

Bapak–Anak Angkat. PIR, keterkaitan hulu-hilir (Forward linkage), kerekaitan

Hilir-hulu (backward linkage), modal ventura ataupun subkontrak.

4. Pengembangan sentra industri kecil dalam suatu kawasan, apakah berbentuk Pik
(Pemukiman Industri Kecil), LIK (Lingkungan Industri Kecil), SUIK (Sarana Usaha
Industri Kecil), yang didukungoleh UPT (Unit Pelayanan Teknis) dan TPI (Tenaga
Penyuluh Industri)
5. Pembinaan untuk bidang usaha dan daerah tertentu lewat KUB (Kelompok Usaha
Bersama), KOPINKRA (Koperasi Industri Kecil dan Kerajinan)

2.8 Pengembangan Usaha Kecil dan menengah


2.9

Pengembangan terhadap sektor swasta merupakan suatu hal yang tidak diragukan lagi perlu
untuk dilakukan.UKM memiliki peran penting dalam pengembangan usaha di
Indonesia.UKM juga merupakan cikal bakal dari tumbuhnya usaha besar.”Hampir semua
usaha besar berawal dari UKM.Usaha kecil menengah (UKM) harus terus ditingkatkan (up
grade) dan aktif agar dapat maju dan bersaing dengan perusahaan besar. Jika tidak, UKM di
Indonesia yang merupakan jantung perekonomian Indonesia tidak akan bisa maju dan
berkembang. Satu hal yang perlu diingat dalam pengembangan UKM adalah bahwa langkah
ini tidak semata-mata merupakan langkah yang harus diambil oleh Pemerintah dan hanya
menjadi tanggung jawab Pemerintah.

Pihak UKM sendiri sebagai pihak yang dikembangkan, dapat mengayunkan langkah
bersama-sama dengan Pemerintah.Selain Pemerintah dan UKM, peran dari sektor Perbankan
juga sangat penting terkait dengan segala hal mengenai pendanaan, terutama dari sisi
pemberian pinjaman atau penetapan kebijakan perbankan. Lebih jauh lagi, terkait dengan
ketersediaan dana atau modal, peran dari para investor baik itu dari dalam maupun luar
negeri, tidak dapat pula kita kesampingkan. Pemerintah pada intinya memiliki kewajiban
untuk turut memecahkan tiga hal masalah klasik yang kerap kali menerpa UKM, yakni akses
pasar, modal, dan teknologi yang selama ini kerap menjadi pembicaraan di seminar atau
konferensi. Secara keseluruhan, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
melakukan pengembangan terhadap unit usaha UKM, antara lain kondisi kerja, promosi
usaha baru, akses informasi, akses pembiayaan, akses pasar, peningkatan kualitas produk dan
SDM, ketersediaan layanan pengembangan usaha, pengembangan cluster, jaringan bisnis,
dan kompetisi. Perlu disadari, UKM berada dalam suatu lingkungan yang kompleks dan
dinamis.Jadi, upaya mengembangkan UKM tidak banyak berarti bila tidak
mempertimbangkan pembangunan (khususnya ekonomi) lebih luas.

Konsep pembangunan yang dilaksanakan akan membentuk ‘aturan main’ bagi pelaku usaha
(termasuk UKM) sehingga upaya pengembangan UKM tidak hanya bisa dilaksanakan secara
parsial, melainkan harus terintegrasi dengan pembangunan ekonomi nasional dan
dilaksanakan secara berkesinambungan. Kebijakan ekonomi (terutama pengembangan dunia
usaha) yang ditempuh selama ini belum menjadikan ikatan kuat bagi, terciptanya keterkaitan
antara usaha besar ukm saat ini,Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah berencana
untuk menciptakan 20 juta usaha kecil menengah baru tahun 2020.Tahun 2020 adalah masa
yang menjanjikan begitu banyak peluang karena di tahun tersebut akan terwujud apa yang
dimimpikan para pemimpin ASEAN yang tertuang dalam Bali Concord II. Suatu komunitas
ekonomi ASEAN, yang peredaran produk-produk barang dan jasanya tidak lagi dibatasi
batas negara, akan terwujud. Kondisi ini membawa sisi positif sekaligus negatif bagi UKM.
Menjadi positif apabila produk dan jasa UKM mampu bersaing dengan produk dan jasa dari
negara-negara ASEAN lainnya, namun akan menjadi negatif apabila sebaliknya. Untuk itu,
kiranya penting bila pemerintah mendesain program yang jelas dan tepat sasaran serta
mencanangkan penciptaan 20 juta UKM sebagai program nasional.

2.5.1 BIDANG-BIDANG USAHA YANG DI KEMBANGKAN UKM


2.5.2
a. Usaha Manufakur (Manufacturing Business) Yaitu usaha yang mengubah
input dasar menjadi produk yang bisa dijual kepada konsumen. Kalau anda
bingung, contohnya adalah konveksi yang menghasilkan pakaian jadi atau
pengrajin bambu yang menghasilkan mebel, hiasan rumah, souvenir dan
sebagainya.

b. Usaha Dagang (Merchandising Business) Adalah usaha yang menjual produk


kepada konsumen. Contohnya adalah pusat jajanan tradisional yang menjual
segala macam jajanan tradisional atau toko kelontong yang menjual semua
kebutuhan sehari-hari.

c. Usaha Jasa (Service Business) Yakni usaha yang menghasilkan jasa, bukan
menghasilkan produk atau barang untuk konsumen. Sebagai contoh adalah
jasa pengiriman barang atau warung internet (warnet) yang menyediakan alat
dan layanan kepada konsumen agar mereka bisa browsing, searching,
blogging atau yang lainnya. Sektor ekonomi UKM yang memiliki proporsi
unit usaha terbesar berdasarkan statistik UKM tahun 2004-2005 sebagai
berikut:

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

2. Perdagangan, Hotel dan Restoran

3. Industri Pengolahan
4. Pengangkutan dan Komunikasi

5. Jasa – Jasa.

Sedangkan sektor ekonomi yang memiliki proporsi unit usaha terkecil secara berturut – turut
sebagai berikut:

1. Pertambangan dan Penggalian

2. Bangunan

3. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

4. Listrik, Gas dan Air Bersih. Secara kuantitas, UKM memang unggul, hal ini
didasarkan pada fakta bahwa sebagian besar usaha di Indonesia (lebih dari 99 %)
berbentuk usaha skala kecil dan menengah (UKM).Namun secara jumlah omset dan
aset, apabila keseluruhan omset dan aset UKM di Indonesia digabungkan, belum tentu
jumlahnya dapat menyaingi satu perusahaan berskala nasional.Data-data tersebut
menunjukkan bahwa UKM berada di sebagian besar sektor usaha yang ada di
Indonesia. Apabila mau dicermati lebih jauh, pengembangan sektor swasta,
khususnya UKM, perlu untuk dilakukan mengingat sektor ini memiliki potensi untuk
menjaga kestabilan perekonomian, peningkatan tenaga kerja, meningkatkan PDB,
mengembangkan dunia usaha, dan penambahan APBN dan APBD melalui
perpajakan.
2.5.3 DAYA DUKUNG PENGEMBANGAN UKM
2.5.4

Sejak lama Pemerintah sudah melakukan pembinaan terhadap usaha kecil, menengah dan
koperasi. Pembinaan terhadap kelompok usaha ini semenjak kemerdekaan telah mengalami
perubahan beberapa. Dahulu pembinaan terhadap koperasi dipisahkan dengan pembinaan
terhadap usaha kecil dan menengah. Yang satu dibina oleh Departemen Koperasi sedangkan
yang lain dibina oleh Departemen Perindustrian dan Departemen Perdagangan. Setelah
melalui perubahan beberapa kali maka semenjak beberapa tahun terakhir pembinaan terhadap
usaha kecil, m eneng ah dan koperasi dilakukan satu atap di bawah Departemen Koperasi,
Pengusaha Kecil dan Menengah. Berdasarkan kepada PROPENAS (Program Pembangunan
Nasional) 2000-2004 ditetapkan program pokok pembinaan usaha kecil, menengah dan
koperasi sebagai berikut:

A. Program penciptaan Iklim Usaha yang Kondusif. Program ini bertujuan untuk
membuka kesempatan berusaha seluas-luasnya, serta menjamin kepastian
usahan dengan memperhatikan kaidah efisiensi ekonomi sebagai prasyarat
untuk berkembangnya PKMK. Sedangkan sasaran yang akan dicapai adalah
menurunnya biaya transaksidan meningkatnya skala usaha PKMK dalam
kegiatan ekonomi.

b. Program Peningkatan Akses kepada Sumber Daya Produktif. Tujuan program


ini adalah meningkatkan kemampuan PKMK dalam memanfaatkan
kesempatan yang terbuka dan potensi sumber daya, terutama sumber daya
lokal yang tersedia. Sedangkan sasarannya adalah tersedianya lembaga
pendukung untuk meningkatkan akses PKMK terhadap sumber daya
Prograproduktif, seperti SDM, modal, pasar, teknologi dan informasi.

c. Pengembangan Kewirausahaan dan PKMK Berkeunggulan Kompetitif.


Tujuannya untuk mengembangkan perilaku kewira-usahaan serta
meningkatkan daya saing UKMK. Sedangkan sasaran adalah meningkatnya
pengetahuan serta sikap wirausaha dan meningkatnya produk-tivitas PKMK.
Sebelum dilaksanakannya kebijakan Otonomi Daerah pembinaan terhadap
usaha kecil, meneng ah dan koperasi ditangani langsung oleh jajaran
Departemen Koperasi dan UKM yang berada di daerah. Sedangkan
Pemerintah Daerah hanya sekedar memfasilitasi, kalau tidak boleh dikatakan
hanya sebagai penonton. Semua kebijakan dan pedoman pelaksanaannya
merupakan kebijakan yang telah ditetapkan dari Pusat, sementara aparat di
lapangan hanya sebagai pelaksana. Pembinaan yang diberikan tersebut
cenderung dilakukan secara seragam terhadap seluruh Daerah dan lebih
bersifat mobilisasi dibandingkan pemberdayaan terhadpa usaha kecil,
menengah dan koperasi. Sejalan dengan kebijakan Otonomi Daerah yang
memberikan kewenangan kepada Daerah untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakatnya maka pembinaan usaha kecil, menengah dan
koperasi harus melibatkan seluruh komponen di Daerah. Peran Pemerintah
Daerah sebagai pelaksana kewenangan penyelenggaraan pemerintahan Daerah
Otonom akan sangat menentukan bagi pembinaan UKMK. Dalam rangka
pelaksanaan Otonomi Daerah maka pembinaan terhadap usaha kecil,
menengah dan koperasi perlu dirumuskan dalam suatu pola pembinaan yang
dapat memberdayakan dan mendorong peningkatan kapasitas usaha kecil,
menengah dan koperasi tersebut. Pola pembinaan tersebut harus
memperhatikan kondisi perkembangan lingkungan strategis yang meliputi
perkembangan global, regional dan nasional. Disamping itu juga pola
pembinaan tersebut hendaknya belajar kepada pengalaman pembinaan
terhadap usaha kecil, menengah dan koperasi yang telah dilaksanakan selama
ini. Pola pembinaan terhadap usaha kecil, menengah dan koperasi yang
ditawarkan untuk meningkatkan kapasitas dan daya saingnya dalam rangka
Otonomi Daerah antara lain :

A. Pelaksana program – program pokok pengembangan UKMK yang


telah diatur di dalam Program Pembangunan Nasional (PROPENAS)
2000-2004 yang meliputi ; Program Penciptaan Iklim Usaha yang
Kondusif, Program Peningkatan Akses kepada Sumber Daya
Produktif, dan Program Pengembangan Kewirausahaan dan PKMK
Berkeunggulan Kompetitif secara terpadu dan berkelanjutan.

b. Pelaksanaan program-program pengembangan UKMK yang disusun dengan


memperhatikan dan disesuaikan kondisi masing-masing Daerah, tuntutan, aspirasi dan
kepentingan masyarakat, serta kemampuan Daerah.

c. Keterpaduan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, masyarakat, lembaga keuangan,


lembaga akademik dan sebagainya dalam melakukan pembinaan dan pengembangan
usaha kecil, m eneng ah dan koperasi.

d. Pemberdayaan SDM aparatur Pemerintah Daerah agar mampu melaksanakan proses e


pembinaan dan pengembangan terhadap usaha kecil, m eneng ah dan koperasi.
e. Pengembangan pewilayahan produk unggulan sesuai potensi dan kemampuan yang
dimiliki dalam suatu wilayah bagi usaha kecil, menengah dan koperasi dalama rangka
meningkatkan daya saing.

d. Mensinergikan semua potensi yang ada di Daerah untuk meningkatkan


pengembangan usaha kecil, meneng ah dan koperasi sehingga mampu
memberikan kontribusi bagi pengembangan implentasi kebijakan Otonomi
Daerah.

e. Sosialisasi tentang kebijakan perekonomian nasional dalam rangka memasuki


era pasar bebas AFTA (ASEAN Free Trae Area), APEC ( Asia Pacific
Cooperation) dan WTO (World Trade Organization) kepada seluruh kelompok
usaha kecil,menengah dan koperasi. Akhirnya kita berharap melalui pola
pembinaan yang dikembangkan tersebut didapat outcomes yang yang
bersinergi antara kebijakan pembinaan usaha kecil, menengah dan koperasi
dengan kebijakan Otonomi Daerah. Sehingga antara kebijakan Otonomi
Daerah dengan pembinaan usaha kecil, menengah dan koperasi terdapat
simbiosis mutualisma. Implementasi kebijakan Otonomi Daerah akan
menentukan bagi keberhasilan pembinaan usaha kecil, menengah dan koperasi
serta sebaliknya pelaksanaan pembinaan UKMK akan mendorong
keberhasilan pelaksanaan Otonomi Daerah, dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan masyarakat.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2

Etika bisnis berlaku sebagai benteng bagi pemangku kepentingan, etika bisnis juga memiliki
fungsi yang mampu menyinergikan antar pemangku kepentingan dalam bisnis. Bisnis yang
beretika akan membawa dampak baik pada perusahaan. Penerapan etika dalam kegiatan
bisnis akan membawa dampak yang positif bagi kelangsungan suatu bisnis. Dalam dunia
bisnis etika memiliki peran penting bagi perjalanan organisasi bisnis. Bisnis merupakan
aktivitas yang memerlukan tanggung jawab moral dalam pelaksanaannya, sehingga etika
dalam praktik bisnis memiliki hubungan yang erat. Bisnis tanpa etika akan membuat praktik
bisnis menjadi tidak terkendali dan justru merugikan tujuan utama dari bisnis itu sendiri.

Bagi perusahaan jasa memberikan layanan kepada pelanggan adalah tujuan utama untuk
menarik pelanggan dan menawarkan produknya. Menentukan karakteristik pelanggan dan
memberikan pelayanan adalah tugas utama dari setiap pihak internal pada perusahaan.
Kualitas layanan yang diberikan kepada pelanggan(pihak eksternal) sangat tergantung pada
kualitas relasi dan kerjasama pelanggan internal.

Anda mungkin juga menyukai