Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN

MAGANG KEWIRAUSAHAAN
PRODUKSI PAKAIAN DI KONVEKSI AR-ROUDHOH

Disusun Guna memenuhi Mata Kuliah Kewirausahaan Semester 6

Dosen Pembimbing: Dra. Wellie Sulistijanti, M.Sc

oleh:
Lita Citra Dewi Susasimy
(201801576)

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA


STATISTIKA
AKADEMI STATISTIKA MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha


Penyayang, segala puji bagi Allah yang telah memberikan segala karunia-Nya
maka laporan Kewirausahaan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan
Kewirausahaan ini merupakan salah satu rangkaian tugas dari mata kuliah Kuliah
Kewirausahaan. Terimakasih kepada Pihak- pihak Akademik, dan Konveksi
Pakaian Ar-Roudhoh atas segala bentuk bantuan serta bimbingannya dalam
menyelesaikan laporan Kewirausahaan ini.

Secara umum laporan ini berisi tentang seluruh kegiatan magang dan
wawancara di tempat usaha yang penulis laksanakan di Konveksi Pakaian Ar-
Roudhoh Kabupaten Pekalongan. Hal tersebut bertujuan agar dapat diketahui apa
saja serta bagaimana proses membuka usaha dan berwirausaha.

Penulis menyadari bahwa kegiatan ini memiliki banyak kekurangan baik


dana, waktu, pengalaman kerja lapangan, maupun kualitas penulisan laporan.
Penulis berupaya untuk dapat menyampaikan substansi umum serta substansi
khusus secara jelas. Semoga laporan ini dapat memberikan pengetahuan serta
menambah wawasan tentang khasanah keilmuan bidang Kewirausahaan.

Semarang, 08 Juni 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2. Tujuan dan Manfaat ................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 4
2.1 Kewirausahaan (Entrepreneurship) .......................................................... 4
2.2 Perencanaan Strategis dalam Wirausaha ................................................... 5
BAB III PROFIL USAHA .................................................................................... 9
3.1 Gambaran Umum Konveksi Ar-Roudhoh ................................................. 9
BAB IV AKTIVITAS KEGIATAN MAGANG ............................................... 11
4.1 Lokasi dan Waktu Magang ...................................................................... 11
4.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan dan Teknik Pengumpulan Data ............... 11
4.3 Aktivitas Magang ..................................................................................... 11
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 15
5.1 Analisis Permasalahan ............................................................................. 15
5.2 Analisis Produk ........................................................................................ 15
5.3 Analisis SWOT ........................................................................................ 15
5.4 Analisis Teori ........................................................................................... 18
5.5 Analisis Strategi Marketing dan Pasar ..................................................... 19
5.6 Analisis Pemanfaatan Sumber Daya ........................................................ 20
5.7 Analisis Socioentrepreneurship ............................................................... 20
5.8 Analisis Sustainability Development, Continous Improvement dan Potensi
Pembangunan Usaha ......................................................................................... 20
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 22
6.1 Kesimpulan .............................................................................................. 22
6.2 Saran ......................................................................................................... 23
BAB VII REFLEKSI DIRI ................................................................................ 24
7.1 Refleksi Diri ............................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 25
LAMPIRAN ......................................................................................................... 27
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Peralatan atau Mesin-mesin Konveksi Ar-Roudhoh ............................... 9


Tabel 3.2 Deskripsi Umum Konveksi Ar-Roudhoh ............................................. 10
Tabel 5.1 Faktor-faktor Internal Konveksi Ar-Roudhoh ...................................... 16
Tabel 5.2 Faktor-faktor Eksternal Konveksi Ar-Roudhoh .................................... 16
Tabel 5.3 Matriks Faktor Internal dan Eksternal Konveksi Ar-Roudhoh ............. 17
Tabel 5.4 Penyelesaian dengan Analisis Matriks SWOT ..................................... 18
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kegiatan dan Absensi Magang .......................................................... 27


Lampiran 2 Tempat Konveksi Ar-Roudhoh ......................................................... 28
Lampiran 3 Hasil Produksi Konveksi Ar-Roudhoh .............................................. 28
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kewirausahaan atau entrepreneurship pertama kali diperkenalkan pada abad
18 dengan tujuan utamanya pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi
dan kreativitas. Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda dengan titik berat
perhatian atau penekanan yang berbeda seperti penciptaan organisasi baru (Gartner,
1990), menjalankan kegiatan yang baru, eksplorasi berbagai peluang (Kirzner I. M.,
1978) menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921) dan mendapatkan secara bersama
faktor-faktor produksi (Say, 1803) seperti dikutip dari Sondari (2009). Secara
sederhana kewirausahaan adalah proses kreatifitas dan inovasi yang memiliki
resiko tinggi dalam menghasilkan nilai tambah bagi produk yang bermanfaat untuk
masyarakat dan mendatangkan keuntungan bagi wirausaha.
Kewirausahaan merupakan bagian penting dalam pembangunan. (Kirzner I. ,
1973) membuat perbedaan yang jelas bahwa wirausaha membuat keputusan-
keputusan strategis, sementara manajer mengerjakan dan menghasilkan tugas-tugas
yang lebih rutin. Wirausaha yang memiliki kemampuan mengambil keputusan yang
superior akan dapat meningkatkan performansi usaha seperti peningkatan profit dan
pertumbuhan usaha (Glancey, 1998) dalam Sondari (2009).
Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia menghadapi masalah keterbatasan
kesempatan kerja bagi para lulusan perguruan tinggi dengan semakin meningkatnya
jumlah pengangguran intelektual bela-kangan ini. Laporan International Labor
Organization (ILO) mencatat jumlah pengangguran terbuka pada tahun 2009 di
Indonesia berjumlah 9,6 juta jiwa (7,6%), dan 10% diantaranya adalah sarjana. Data
dari Badan Pusat Statistik Indonesia mendukung pernyataan ILO tersebut yang
menunjuk-kan sebagian dari jumlah pengangguran di Indonesia adalah mereka
yang berpendidikan Diploma/ Akademi/dan lulusan Perguruan Tinggi (Setiadi,
2008). Kondisi yang dihadapi akan semakin diperburuk dengan situasi persaingan
global (misal pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN/MEA) yang akan
memperhadapkan lulusan perguruan tinggi Indonesia bersaing secara bebas dengan

1
lulusan dari perguruan tinggi asing. Oleh karena itu, para sarjana lulusan perguruan
tinggi perlu diarahkan dan didukung untuk tidak hanya berorientasi sebagai pencari
kerja (job seeker) namun dapat dan siap menjadi pencipta pekerjaan (job creator)
juga.
Menumbuhkan jiwa kewirausahaan para mahasiswa perguruan tinggi
dipercaya merupakan alternatif jalan keluar untuk mengurangi tingkat
pengangguran, karena para sarjana diharapkan dapat menjadi wirausahawan muda
terdidik yang mampu merintis usahanya sendiri (Suharti, 2011).
Perkembangan industri saat ini semakin pesat, salah satunya yaitu industri
konveksi. Industri konveksi memiliki peran yang cukup penting dalam memenuhi
kebutuhan sandang. Industri konveksi ini memiliki berbagai tahapan dalam proses
produksinya, Adapun tahapan pokoknya yaitu dimulai dari pembuatan pola untuk
berbagai ukuran, pemotongan, penjahitan, dan pengemasan (finishing). Selain dari
tahapan pokok tersebut masih ada berbagai tahapan lain seperti penambahan
asessoris, labeling, dan lain-lain. Semua tahapan tentunya memerlukan ketetelitian
agar kualitas yang dihasilkan tetap terjaga.
Konveksi Ar-Roudhoh merupakan usaha mikro dan menengah atau orang-
orang juga sering menyebutnya industri rumahan. Konveksi Ar-Roudhoh ini
memproduksi berbagai macam pakaian seragam, dimana permintaan terhadap
produksi seragam sangat besar sehingga konveksi Ar-Roudhoh selalu berusaha agar
produksinya dapat ditingkatkan sebagaimana yang diharapkan. Bagi konveksi Ar-
Roudhoh hasil dari produksi dan kepuasaan para konsumen merupakan salah satu
kekuatan yang penting dalam mencapai keberhasilan suatu industri konveksi.
Dalam industri tersebut harus dapat meningkatkan mutu produknya sesuai dengan
tuntutan buyer, maka dari itu kebijakan yang diambil konveksi Ar-Roudhoh dalam
memproduksi barang selalu memperhatikan mutu atau kualitas yang dihasilkan.
Oleh karena itu penulis terinspirasi ingin merintis usaha konveksi yang di
mulai dari kecil-kecilan, seperti membuat jilbab, pakaian anak, dan sejenisnya.
Karena di Kabupaten Grobogan konveksi-konveksi masih cukup jarang dan untuk
di desa penulis sendiri cukup banyak yang memiliki keahlian menjahit namun
belum bisa memaksimalkan keahliannya, oleh sebab itu rencana penulis ingin

2
mewadahi ibu-ibu kususnya yang memiliki keahlian menjahit untuk bekerjasama
dalam pembuatan konveksi pakaian anak, jilbab dan sebaigainya di desa. Jika
hasilnya cukup maju dan menjajikan bisa memajukan UMKM di desa Genengsari,
Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan.

1.2. Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari praktik magang kewirausahaan ini adalah untuk memenuhi nilai
mata kuliah kewirausahaan, yang mana di dalam mata kuliah ini mahasiswa di
berikan kesempatan untuk mengeksplore atau terjun langsung di dunia bisnis
kewirausahaan dengan cara magang selama beberapa hari di tempat usaha. Manfaat
yang di dapat dari praktik kewirausahaan ini yaitu, mendapatkan ilmu tentang
kewirausahaan, membuka mindset untuk menjadi wirausaha muda, dan melatih
kemampuan dalam berwirausaha. Selain itu manfaat kewirausahaan bagi
mahasiswa yaitu:
a. Kesempatan mengasah jiwa wirausaha, meningkatkan soft skill dengan terlibat
langsung dalam dunia kerja, meningkatkan keberanian memulai usaha,
mendapat dukungan modal dan pendampingan secara terpadu.
b. Membantu mengolah pola pikir generasi muda sejak dini.
c. Mampu menjadi pelopor pembangunan serta mengurangi adanya pengangguran
di Indonesia.
d. Meningkatkan keberanian memulai usaha, mendapat dukungan modal dan
pendampingan secara terpadu.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kewirausahaan (Entrepreneurship)


Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang
dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah kepada upaya mencari,
menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan
atau memperoleh keuntungan yang lebih besar (Inpres No. 4 tahun 1995).
(Suryana, 2003) menyatakan bahwa istilah kewirausahaan dari terjemahan
entrepreneurship, yang dapat diartikan sebagai “the backbone of economy”, yaitu
syaraf pusat perekonomian atau sebagai “tailbone of economy”, yaitu pengendali
perekonomian suatu bangsa (Wirakusumo, 1997). Secara etimologi, kewirausahaan
merupakan nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (startup phase) atau
suatu proses dalam mengerjakan suatu yang baru (creative) dan sesuatu yang
berbeda (innovative).
Pengertian wirausaha menurut (Tarmudji, 2006) adalah : Wirausaha bila
ditinjau dari etimologinya berasal dari kata “wira” dan “usaha”, kata wira berarti
“teladan” atau patut dicontoh, sedangkan “usaha” berarti “Berkemauan keras”
memperoleh manfaat. Jadi seorang wirausaha dapat diartikan sebagai berikut:
“Seseorang yang berkemauan keras dalam melakukan tindakan yang bermanfaat
dan patut menjadi teladan hidup”. Atau lebih sederhana dirumuskan sebagai,
“Seseorang yang berkemauan keras dalam bisnis yang patut menjadi teladan
hidup”. Untuk menjadi seorang wirausahawan yang berhasil, seorang wirausaha
harus mempunyai tekad dan kemauan yang keras untuk mencapai tujuan usahanya.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa seorang wirausaha harus
mampu melihat adanya peluang, menganalisa peluang dan mengambil keputusan
untuk mencapai keuntungan yang berguna bagi dirinya sendiri atau lingkungan
sekitarnya dan kelanjutan usahanya sebelum peluang tersebut dimanfaatkan oleh
orang lain. Wirausaha yang berhasil biasanya memacu sebuah mimpi dan berusaha

4
merealisasikannya karena adanya kepercayaan yang tinggi akan kesuksesan yang
dapat diraih.
2.2 Perencanaan Strategis dalam Wirausaha
Dalam lingkungan bisnis yang semakin ketat, sebuah usaha harus memiliki
perencanaan yang strategis agar dapat mempertahankan keberlanjutan usaha dan
memenangkan persaingan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
melakukan perencanaan strategis dalam berwirausaha yaitu:
A. Membangun Keunggulan Kompetitif
Keunggulan kompetitif adalah sekumpulan faktor yang membedakan
perusahaan kecil dari para pesaingnya dan memberikan posisi yang unik di pasar
sehingga lebih unggul dari para pesaingnya. Dalam membangun keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan diperlukan strategi yang matang, memetakan
berbagai kompetensi dari perusahaan tersebut sehingga mampu mengembangkan
kompetensi inti yang unggul. Kompetensi inti ini adalah serangkaian kemampuan
yang unik yang dikembangkan oleh perusahaan dalam bidang-bidang utama seperti:
kualitas, layanan, inovasi, fleksibilitas, kecepatan, dan lain sebagainya yang lebih
dari para pesaingnya.
Kompetensi inti akan timbul bergantung dengan keahlian, kemampuan
dari setiap individu di dalam perusahaannya, dan jika kemampuan dan keahlian
belum mencukupi untuk memperoleh kompetensi inti yang diharapkan maka perlu
ditambahkan beberapa hal yang harus dipelajari. Dari kompetensi ini akan
melahirkan keunggulan kompetitif yang akan memberikan nilai tambah bagi
pelanggan. Bagi sebuah perusahaan kecil, keunggulan kompetitif dapat menjadi
sebuah metode untuk bersaing dengan perusahaan besar, karena perusahaan kecil
lebih memiliki jenis produk yang sedikit, basis pelanggan yang jelas, hubungan
khusus dengan pelanggannya, dan pasar geografis yang lebih spesifik.

5
B. Proses Manajemen Strategis
Manajemen strategis adalah proses manajemen yang kompeherensif dan
berkelanjutan yang ditujukan untuk memformulasikan dan mengimplementasikan
strategi yang efektif (Griffin, 2013).
Manajemen strategis meliputi pengembangan rencana bisnis sebagai
penuntun perusahaan sewaktu berjuang mencapai visi, misi, sasaran, dan tujuan,
serta mempertahankan arah tujuan yang diinginkan. Manajemen strategis juga
merupakan sebuah proses berkelanjutan yang terdiri dari (Thomas Zimmerer,
2008):
1. Mengembangkan visi yang jelas dan diterjemahkan menjadi misi
Visi adalah hasil dari impian wirausaha atas sesuatu yang belum terwujud dan
kemampuan melukiskan impian yang menarik tersebut agar bisa dilihat orang
lain. Visi menjawab pertanyaan “Ke mana kita akan pergi?” dan visi yang
didefinisikan secara jelas membantu perusahaan dalam tiga cara:
1) Visi memberikan arah
2) Visi memberikan keputusan
3) Visi memotivasi orang-orang
Misi adalah pernyataan jangka panjang mengenai tujuan perusahaan yang akan
menjawab pertanyaan pertama dari usaha bisnis, yaitu “Apa bisnis saya?”
2. Menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan
Setelah menetapkan visi untuk perusahaa dan menerjemahkan visi tersebut ke
dalam pernyataan misi yang bermakna, wirausaha dapat mengalihkan
perhatiannya untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan.
3. Mengamatai lingkungan sekitar untuk mengetahui peluang dan ancaman penting
yang dihadapi perusahaan
Setelah wirausaha menginventarisasi kekuatan dan kelemahan internal
perusahaan, maka langkah selanjutnya harus beralih ke lingkungan eksternal
untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang bisa berdampak besar
terhadap perusahaan.

6
4. Mengidentifikasi faktor-faktor keberhasilan utama perusahaan atau usaha
Faktor-faktor kesuksesan utama (key success factors – KSF) merupakan faktor-
faktor yang menentukan kemampuan perusahaan untuk memenangkan
persaingan dalam suatu industri usaha.
5. Menganalisis persaingan
Sebuah studi mengenai para pemilik usaha kecil yang dilakukan oleh National
Federation of Independent Businesses (NFIB) melaporkan bahwa para pemilik
usaha kecil meyakini bahwa mereka beroperasi dalam lingkungan yang sangat
ketat persaingannya dan bahwa tingkat persaingan tersebut terus meningkat.
Waspada terhadap gerakan pesaing melalui program kecerdasan bersaing
(competitive intelligence) menjadi aktivitas strategis yang penting, tujuannya
meliputi:
a. Menghindari kejutan yang berasal dari strategi dan taktik baru pesaing,
b. Mengidentifikasi calon pesaing baru,
c. Memperbaiki saat yang tepat untuk bereaksi terhadap tindakan pesaing,
d. Mengantisipasi tindakan strategis berikutnya dari pesaing.
6. Menyusun sasaran dan tujuan Usaha
Sasaran (goal) adalah atribut-atribut jangka panjang dan luas yang berusaha
dicapai oleh perusahaan; sasaran cenderung bersifat umum dan bahkan abstrak.
Sasaran sebagai dasar bertindak manajer tidak perlu terlalu spesifik, melainkan
sekadar menyatakan tingkat pencapaian umum yang ingin diraih. Tujuan
(objective) adalah target kinerja yang lebih spesifik. Tujuan, pada umumnya
menyangkut profitabilitas, produktivitas, pertumbuhan, efisien, pasar, sumber
daya keuangan, fasilitas fisik, struktur organisasi, kesejahteraan karyawan, dan
tanggung jawab sosial.
7. Merumuskan opsi-opsi strategis dan memilih strategi yang tepat
Langkah ini mempersiapkan rencana permainan yang dirancang untuk mencapai
misi, sasaran, dan tujuan yang telah ditetapkan. Strategi adalah peta jalan (road
map) tindakan-tindakan yang disusun oleh wirausaha untuk mencapai misi,
sasaran, dan tujuan perusahaan.

7
8. Menerjemahkan rencana strategis ke dalam rencana aksi
Agar suatu strategi berhasil diimplementasikan, dibutuhkan suatu proses yang
sesuai dengan budaya perusahaan serta orang-orang yang tepat dan berkomitmen
untuk membuat proses tersebut terlaksana. Untuk membuat rencana strategi
dapat dijalankan, para wirausaha harus membagi rencana tersebut ke dalam
beberapa proyek dan dengan hati-hati menentukan tiap hal tersebut.
9. Menentukan pengendalian yang tepat
Mengembangkan balanceds corecard (kartu skor keseimbangan), yang
merupakan serangkaian ukuran multi-dimensional yang unik untuk suatu
perusahaan dan yang menggabungkan berbagai ukuran keuangan dengan
operasional untuk memberikan gambaran yang ringkas, tetapi komperehensif,
atas kinerja keseluruhan perusahaan kepada para manajer.

8
BAB III
PROFIL USAHA

3.1 Gambaran Umum Konveksi Ar-Roudhoh


1. Sejarah Konveksi Ar-Roudhoh
Konveksi Ar-roudhoh mulai berdiri pada bulan juli tahun 2004, yang
didirikan oleh keluarga bapak Rusmana. Beliau merintis usahanya yang bergerak
dalam pembuatan pakaian jadi dengan modal pertamanya Rp. 5.000.000.
Pada awal membuka usaha ini beliau mempunyai 2 mesin jahit dan 1 mesin
obras, maka dari itu beliau memperkejakan 2 orang tenaga kerja Pada awal
pembukaan usahanya, beliau bergerak dalam pembuatan pakaian seragam sekolah
SD, SMP. SMA. Bapak Rusmana dan keluarganya mendirikan usaha ini awal
mulanya untuk usaha sampingan dan sekitar tahun 2009 usaha ini bisa mencapai 50
% per satu kali pemasaran. Karena usaha ini maju pesat, maka tenaga kerjanya
bertamabah menjadi 11 tenaga kerja serta peralatannya pun kini bertambah seperti
tabel dibawah ini.
Tabel 3.1 Peralatan atau mesin-mesin Konveksi Ar-Roudhoh
Jenis Mesin Jumlah
Mesin jahit 13
Mesin obras 3
Mesin lubang kancing 1
Mesin pasang kancing 1
Mesin bordir computer 1
Total 19

Maka dari itu beliau menambah produknya selain seragam sekolah SD, SMP,
SMA, yaitu seragam praktik (wearpack), seragaman praktik kedokteran, jas
almamater, jaket, kaos olahraga, seragam karyawan, seragam guru (pdh/pdl), segala
jenis bordir (logo dan nama) dan pakaian wisuda, seperti pakaian toga, topi wisuda,
kalung serta tas wisuda hingga berlanjut sampai sekarang.

9
2. Lokasi Konveksi Ar-Roudhoh
Lokasi usaha konveksi ini terdapat di 2 tempat yaitu di Pekalongan dan di
Semarang yang rinciannya sebagai berikut:
1. Tempat bordir berlokasi di Pekalongan yang memiliki luas tanah 540 m2.
2. Tempat potong hingga finishing berlokasi di Pekalongan yang memiliki luas
tanah 640 m2 dan luas bangunan 520 m2.
3. Gudang dan pemasaran berlokasi di Semarang dengan luas tanah 110 m2 dan
luas bangunan 110 m2.
3. Deskripsi Umum Konveksi Ar-Roudhoh
Deskripsi Umum Industri Rumahan Produksi Pakaian Bapak Rusmana,
bertempat di Desa Sumub Lor Kecamatan Sragi Kabupaten Pekalongan merupakan
industri rumahan yang bergerak di bidang produksi pakaian seragam dengan jumlah
tenaga kerja yaitu 11 orang.
Tabel 3.2 Deskripsi Umum Konveksi Ar-Roudhoh
No Keterangan Industri Rumahan Konveksi AR-Roudhoh
1 Pemilik Bapak Rusmana
Ds. Sumub Lor Kecamatan Sragi
2 Tempat
Kabupaten Pekalongan
3 Produk Bidang produksi pakaian seragam
4 Tenaga Kerja 11 orang

10
BAB IV
AKTIVITAS KEGIATAN MAGANG

4.1 Lokasi dan Waktu Magang


Praktik magang kewirausahaan dilaksanakan di Konveksi Ar-roudhoh tempat
milik Bapak Rusmana tepatnya di Desa Sumub Lor Kecamatan Sragi Kabupaten
Pekalongan. Adapun waktu pelaksanaan magang kewirausahaan dilakukan pada
tanggal 24-28 Mei 2021.

4.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan dan Teknik Pengumpulan Data


Dalam pelaksanaan kegiatan magang kewirausahaan metode yang di lakukan
penulis yaitu dengan cara meminta izin kepada pemilik Konveksi yang kebetulan
adalah orang tua dari teman penulis, tidak perlu menunjukkan surat magang, begitu
di bolehkan untuk magang selama kurang lebih 5 hari, penulis langsung ke
Kabupaten Pekalongan untuk melakukan magang kewirausahaan di Konveksi Ar-
Roudhoh.
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis selama kegiatan magang
kewirausahaan di Konveksi Ar-Roudhoh yaitu dengan metode wawancara secara
langsung dengan Bapak Rusmana pemilik Konveksi Ar-Roudhoh. Menurut
Koentjaraningrat, wawancara merupakan metode yang digunakan untuk tugas
tertentu, mencoba untuk memperoleh informasi dan secara lisan pembentukan
responden, untuk berkomunikasi secara langsung.

4.3 Aktivitas Magang


Adapun beberapa aktivitas yang di lakukan penulis selama kegiatan magang
di Konveksi Ar-Roudhoh yaitu:
1. Wawancara dengan Bapak Rusmana Pemilik Konveksi Ar-Roudhoh
Kegiatan wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan data
pendukung untuk membuat laporan kegiatan magang kewirausahaan di
Konveksi Ar-Roudhoh. Adapun hasil wawancara dengan Bapak Rusmana yaitu:
a. Proses Produksi di Konveksi AR-Roudhoh
Konveksi Ar-Roudhoh memproduksi berbagai macam produk konveksi
seperti, seragam SD, SMP, SMA, seragam praktik (wearpack), seragaman

11
praktik kedokteran, jas almamater, jaket, kaos olahraga, seragam karyawan,
seragam guru (pdh/pdl), segala jenis bordir (logo dan nama) dan pakaian
wisuda. Kegiatan produksinya meliputi 11 proses:
1. Desain
Desain adalah pembuatan model atau bentuk pakaian yang akan dibuat.
Proses ini berupa rancangan proses tahap awal pada pembuatan pakaian,
pembuatan model disesuaikan dengan keinginan pemesan.
2. Pengukuran
Melakukan pengukuran sesuai dengan quantity (jumlah barang) dengan
menggunakan ukuran menurut pola standar yaitu S, M, L, XL, XXL, dan
XXXL.
3. Pembuatan pola
Membuat pola yang akan dipakai sesuai desain dan ukuran yang telah
ditentukan.
4. Pemotongan
Proses pemotongan bahan yang sesuai dengan pola yang sudah ditentukan
dengan menggunakan mesin potong.
5. Menjahit
Proses ini dilakukan untuk menyatukan kembali potongan-potongan kain
sesuai pola, untuk menghasilkan bentuk pakaian sesuai dengan ukuran dan
desain yang telah ditentukan.
6. Accesoris
Pembuatan accessories jahit menyatu dengan pembuatan pola sedangakan
accessories bordir menyesuaikan pesanan.
7. Melubang kancing
Melubang kancing ini dilakukan dengan cara membuat lubang kancing
pada pakaian yang sudah dijahit, dengan ukuran-ukuran yang sesuai
dengan pesanan pakaian. Pakaian yang sudah diberi lubang, kemudian
dipasangkan kancing.

12
8. Buang benang
Membersihkan sisa-sisa benang pada baju yang sudah dijahit dan dilubang
kancing agar terlihat bersih dan rapi.
9. Prosis sortir
Proses sortir merupakan proses pengecekan ulang pada baju yang telah
jadi, dalam proses ini seragam-seragam yang telah jadi akan melalui proses
pengecekan satu persatu apakah masih ada yang perlu di benahi atau tidak.
10. Penyetrikaan
Proses penyetrikaan dilakukan dengan menggunakan setrika uap.
11. Packing
Proses pengemasan barang yang sudah jadi dengan Teknik tertentu supaya
barang terlihat menarik. Dalam proses ini tidak lupa dipasangkan size.
b. Pengendalian Kualitas di Konveksi Ar-Roudhoh
Untuk menjaga kualitas produknya dalam sebuah Konveksi memiliki
pegawai khusus untuk mengendalikan mutu. Ada beberapa tahapan dalam
pengendalian mutu di Konveksi Ar-Roudhoh yaitu:
1. Pengendalian mutu pada Bahan baku atau kain
Pengendalian mutu pada bahan baku ini dilakukan untuk mengetahui atau
mengecek kualitas bahan baku (kain) yang akan diproses pada bagian
pemotongan.
2. Pengendalian mutu pada Sampel
Sampel merupakan contoh dari pihak pembeli yang akan di proses
berdasarkan contoh dari pihak pembeli. Tujuan dilakukan pemeriksaan
sampel agar sampel yang dibuat nantinya sesuai dengan produk yang
diminta oleh pemesan.
3. Pengendalian mutu pada Pemotongan atau cutting
Pengendalian mutu yang dilakukan pada proses pemotongan kain ini
meliputi, mngecek gelaran kain, arah benang (lusin/pakan), toleransi
ukuran, penyusutan kain, hasil pemotongan.

13
4. Pengendalian mutu pada Penjahit
Pengendalian mutu yang dilakukan pada proses penjahitan ini meliputi,
jumlah komponen pakaian, warna benang, ukuran sesuai dengan pesanan.
5. Pengendalian mutu pada Finishing
Pengendalian mutu yang dilakukan pada proses finishing ini meliputi,
setrika, pengecekan hasil pakaian yang telah disetrika, pengelompokkan
pakaian, packing. Pada tahap packing pun packing harus di cek kembali
untuk mengecek ada atau tidaknya cacat maupun kesalahan pesanan.
Berdasarkan pemamaparan diatas Konveksi Ar-Rouhoh ini sudah
memenuhi tahapan yang terjamin mutunya, namun terkadang di Konveksi
Ar-Roudhoh mengalami kualitas produk yang kurang baik yang
disebabkan oleh beberapa faktor seperti bahan baku kain yang kotor, mesin
yang trouble.
2. Pengenalan Tempat Konveksi Ar-Roudhoh
Pengenalan tempat konveksi di laksanakan pada hari ke-2. Konveksi Ar-
Roudhoh ini merupakan industri rumahan yang cukup besar karena dilihat dari
peralatan-peralatan konveksi yang sudah lengkap dan mumpuni, selain itu
jumlah karyawan yang berkerja di Konveksi Ar-Roudhoh sudah lumayan
banyak untuk skala industri rumahan. Cara kerja para karyawan yaitu mereka
menjahitnya di rumah masing-masing baru jika sudah selesai sesuai dengan
target kemudian di setorkan ke tempat konveksi Ar-Roudhoh.
3. Merapikan Benang-benang yang Belum Terpotong
Benang-benang yang masih belum terpotong di seragam harus di bersihkan dan
di rapikan, supaya hasil dari seragamnya rapih dan konsumen puas dengan
barang yang di terima. Pekerjaan di bagian merapikan benang adalah yang paling
gampang dan ringan.
4. Melipat Seragam yang sudah Jadi
Baju seragam yang sudah di setrika dan sudah di rapikan dari sisa-sisa benang
kemudian di lipat dengan rapi dan di kemas. Proses ini merupakan proses paling
akhir dalam pembuatan seragam di Konveksi Ar-Roudhoh.

14
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisis Permasalahan


Permasalahan yang dihadapi oleh Konveksi Ar-Roudhoh adalah sebagai
berikut:

1. Kurangnya instruksi kerja, karena yang menghendel dan mengatur di Konveksi


Ar-Roudhoh adalah Bapak Rusmana, dan beliau juga merupakan seorang Guru
Teknik yang mengajar di salah satu SMK Swasta di Kabupaten Kendal.
2. Bahan baku kain yang kotor menyebabkan hasil produksi seragam kurang
berkualitas.
3. Meningkatnya harga bahan baku menyebabkan pelanggan atau konsumen
sensitive terhadap harga.
4. Kurangnya perawatan pada mesin menyebabkan kerusakan pada mesin atau
mesin trouble.
5. Tenaga kerja yang kelelahan menyebabkan kurangnya konsentrasi pada tenaga
kerja.

5.2 Analisis Produk


Konveksi Ar-Roudhoh memiliki kualitas produksi yang baik dan strategi
pemasarannya cukup baik Proses produksi di Konveksi Ar-Roudhoh meliputi 12
proses yaitu identifikasi produk, desain, pengukuran, pembuatan pola, pemotongan,
menjahit, assesoris, melubang kancing, buang benang, proses sortir, penyetrikaan,
packing. Satu kali produksi bisa menghasilkan 360 seragam.

5.3 Analisis SWOT


Analisis SWOT ialah sebuah cara untuk mengidentifikasi bermacam faktor
faktor yang secara sistematis dalam perumusan strategi perusahaan. Analisis ini
berdasarkan pada logika untuk memaksimalkan kekuatan dan juga peluang, namun
secara bersamaan bisa meminimalkan kelemahan dan juga ancaman. Proses dalam
pengambilan sebuah keputusan strategis maka akan selalu berkaitan dengan
pengembangan misi dan juga tujuan strategi dan juga kebijakan suatu perusahaan.

15
Analisis SWOT dapat membandingkan antara faktor eksternal yaitu peluang dan
juga ancaman serta faktor internal yaitu kekuatan dan juga kelemahan (Rangkuti,
2015).

1. Identifikasi Faktor-faktor Internal dan Eksternal Konveksi Ar-Roudhoh


Tabel 5.1 Faktor-faktor Internal Konveksi Ar-Roudhoh

Indikator Internal Kekuatan Kelemahan


Perusahaan Perusahaan Perusahaan
- • Modal usaha yang
1. Kondisi Keuangan kadang terbatas
• Tenaga kerja yang • Keterbatasan
2. SDM cukup terampil dan kemampuan tenaga
berpengalaman kerja
• Produk berkualitas • Kurang dilakukannya
3. Pemasaran
• Harga lebih terjangkau promosi secara rutin
• Proses pengerjaan lebih • Keterbatasan
4. Produksi cepat perluasan perusahaan
- • Belum mampu
5. Manajemen mengelola keuangan
dengan baik

Tabel 5.2 Faktor-faktor Eksternal Konveksi Ar-Roudhoh


Indikator Internal Kekuatan Kelemahan
Perusahaan Perusahaan Perusahaan
• Bahan baku mudah • Kenaikan harga bahan
1. Kondisi Ekonomi didapat pelengkap dan
pendukung
- • Perubahan gaya hidup
2. Sosial dan Budaya di masyarakat
• Kepercayaan konsumen • Konsumen semakin
3. Konsumen terhadap produk sensitif terhadap harga
• Kemajuan teknologi -
4. Teknologi
informasi

16
• Pangsa pasar cukup • Persaingan dengan
5. Pesaing tinggi perusahaan yang
sejenis

2. Analisis SWOT
Berikut ini merupakan table matriks faktor internal dan eksternal Konveksi Ar-
Roudhoh:
Tabel 5.3 Matriks Faktor Internal dan Eksternal Konveksi Ar-Roudhoh
Faktor Internal Faktor Eksternal

1. Kekuatan 3. Peluang

a. Memiliki tenaga kerja yang a. Bahan baku mudah didapat


cukup terampil dan
berpengalaman
b. Produk berkualitas b. Kepercayaan konsumen terhadap
produk

c. Harga lebih terjangkau c. Kemajuan teknologi informasi

d. Proses pengerjaan lebih cepat d. Pangsa pasar cukup tinggi

2. Kelemahan 4. Ancaman

a. Modal usaha yang kadang a. Kenaikan harga bahan pelengkap


terbatas dan pendukung

b. Keterbatasan kemampuan b. Perubahan gaya hidup di


tenaga kerja masyarakat

c. Kurang dilakukannya promosi c. Konsumen semakin sensitive


secara rutin terhadap harga

d. Keterbatasan perluasan d. Persaingan dengan perusahaan


perusahaan yang sejenis

17
5.4 Analisis Teori
Berdasarkan uraian permasalahan yang terjadi di Konveksi Ar-Roudhoh dapat
diselesaikan dengan analisis matriks SWOT analisis ini cocok untuk di terapkan di
Konveksi Ar-Roudhoh untuk meminimalisir permasalahan yang terjadi. Tujuan
dilakukannya matriks SWOT ini ialah untuk mengumpulkan beberapa hasil dari
alternatif strategi yang mungkin akan digunakan oleh Konveksi Ar-Roudhoh.
Matriks ini dapat digunakan dalam mengembangkan usaha dengan empat jenis
strategi, yaitu strategi SO (Kekuatan-Peluang), strategi WO (Kelemahan-Peluang),
strategi ST (Kekuatan- Ancaman), dan WT (Kelemahan-Ancaman). Berdasarkan
hasil perumusan strategi yaitu sebagai berikut:

Tabel 5.4 Penyelesaian dengan analisis matriks SWOT

KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)

1. Tenaga kerja yang 1. Modal usaha yang


cukup terampil dan kadang terbatas
berpengalaman 2. Kurang dilakukannya
2. Produk berkualitas promosi secara rutin
3. Harga lebih terjangkau 3. Keterbatasan
4. Proses pengerjaan lebih kemampuan tenaga
cepat kerja
4. Keterbatasan perluasan
perusahaan
5. Belum mampu
mengelola keuangan
dengan baik

PELUANG (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)

1. Bahan baku mudah 1. Memperluas pangsa 1. Meningkatkan promosi

didapat pasar produk


2. Mempertahankan 2. Perbaikan sarana dan
kualitas produk dan prasarana produksi, dan
memanfaatkan

18
2. Kepercayaan perkembangan sumberdaya manuasia
konsumen terhadap terhadap kemajuan serta penanaman modal
produk teknologi swasta dengan
3. Kemajuan teknologi dukungan dari
4. Pangsa pasar cukup pemerintah
tinggi
ANCAMAN (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)

1. Kenaikan harga 1. Meningkatkan 1. Meningkatkan


bahan pelengkap dan pelayanan untuk teknologi
pendukung menghadapi
2. Perubahan gaya persaingan
hidup masyarakat
3. Konsumen semakin
sensitive terhadap
harga
4. Persaingan dengan
perusahaan yang
sejenis

5.5 Analisis Strategi Marketing dan Pasar


Dalam memasarkan produknya Konveksi Ar-Roudhoh memiliki strategi
pemasaran yaitu dengan dua cara:
1. Personal Selling
Dengan secara personal, Konveksi Ar-Roudhoh melakukan penjualan dengan
membawa langsung beberapa contoh produk konveksi Ar-roudhoh yang
ditawarkan langsung pada instansi-instansi.
2. Publik Relation
Promosi dari Konveksi Ar-roudhoh juga mengenalkan, membangun citra produk
dan memberi kesan yang baik pada masyarakat lewat berbagai jejaringan sosial
seperti facebook dan whatsapp.

19
5.6 Analisis Pemanfaatan Sumber Daya
Sumber daya yang dibutuhkan untuk membuka konveksi atau memulai usaha
konveksi ini adalah:
1. Tempat konveksi yang terdiri dari tempat bordir, tempat potong dan tempat
penyimpanan atau Gudang
2. Mesin jahit, mesin obras, mesin lubang kancing, mesin pasang kancing dan
mesin bordir kancing.
3. Tenaga kerja

5.7 Analisis Socioentrepreneurship


Pendekatan social entrepreneurship atau kewirausahaan sosial
merupakansebuahpendekatan pemberdayaan yang menggunakan prinsip-prinsip
kewirausahaan untuk memecahkan masalah sosial dalam masyarakat.Model ini
dapat dikembangan secara terintegrasi dengan sistem usaha konvensional, berjalan
beriringan, maupun secara terpisah.
Tokoh-tokoh sociopreneur adalah mereka yang berhasil melakukan eksekusi
pendekatan usaha sosial dengan memberdayakan masyarakat lokal dan melibatkan
mitra. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan basis institusional bisnis dan melalui
organisasi nirlaba seperti sekolah dan pesantren.
Seperti Bapak Rusmana pemilik Konveksi Ar-Roudhoh, beliau berhasil
menjadi seorang wirausaha yang mampu mengurangi tingkat pengangguran di
lingkungannya. Meskipun masih skala industry rumahan namun memiliki provit
yang cukup menguntungkan dan bermanfaat untuk masyarakat di sekitarnya.

5.8 Analisis Sustainability Development, Continous Improvement dan Potensi


Pembangunan Usaha
Setelah melakukan wawancara dengan pemilik Konveksi Ar-Roudhoh dan
mendapatkan hasil bahwa Konveksi Ar-Roudhoh memiliki posisi yang cukup kuat
dan berpeluang. Konveksi Ar-Roudhoh dalam sekali produksi mampu
menghasilkan kurang lebih 360 potong seragam dan telah bekerjasama dengan 50
Instansi Pendidikan. Oleh karena itu rencana perkembangan produk dan industri
kedepaanya yang harus dilakukan oleh Konveksi Ar-Roudhoh yaitu:

20
1. Meningkatkan jumlah Sumber Daya Manusia dengan tujuan mampu
memberikan pelayanan secara optimal dan mampu bekerja secara efektif dan
efisien. Hal ini untuk meningkatkan produktifitas Konveksi Ar-Roudhoh. Selain
itu diharapkan mampu memuaskan konsumen yang datang untuk memesan dan
membeli produk yang ada. Dengan meningkatnya jumlah SDM diharapkan agar
lebih cepat menyelesaikan pemesanan produk oleh konsumen.
2. Memanfaatkan modal yang ada agar Konveksi Ar-Roudhoh lebih mampu
bersaing merebut konsumen. Dengan besarnya modal yang dimilki maka jumlah
produk yang tersedia di Konveksi Ar-Roudhoh bisa lebih banyak dan lebih
beragam dan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen yang datang ke
Konveksi Ar-Roudhoh.
3. Menerapkan hasil dari analisis matriks SWOT.

21
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil Magang Kewirausahaan mengenai strategi
pengembangan usaha di Konveksi Ar-Roudhoh dengan metode Analisis SWOT
yaitu sebagai berikut:
1. Faktor- faktor yang mempengaruhi dan menyebabkan kekuatan (strength),
kelemahan (weak-ness), peluang (opportunity), dan ancaman (threats) pada
produk dan sistem yang ada di industri rumahan Konveksi Garut Ar-Roudhoh
yaitu sebagai berikut:
a. Kekuatan: Memiliki tenaga kerja yang cukup terampil dan berpengalaman,
produk berkualitas, harga lebih terjangkau, dan proses pengerjaan lebih cepat.
b. Kelemahan: Modal kecil, kurang dilakukannya promosi secara rutin,
keterbatasan kemampuan tenaga kerja, keterbatasan perluasan perusahaan
dan belum mampu mengelola keunangan dengan baik.
c. Peluang: Bahan baku mudah didapat, kepercayaan konsumen terhadap
produk, kemajuan teknologi dan pangsa pasar cukup tinggi
d. Ancaman: Kenaikan harga bahan pelengkap dan pendukung, perubahan gaya
hidup masyarakat, konsumen semakin sensitif terhadap harga dan persaingan
dengan perus-ahaan yang sejenis.
2. Strategi pengembangan usaha yang didapat dan tepat untuk diterapkan oleh
Rumah Konveksi Garut (RKG) yang sesuai dengan lingkungan usahanya
berdasarkan analisis matriks SWOT yaitu sebagai berikut:
a. Memperluas pangsa pasar
b. Mempertahankan kualitas produk dan memanfaatkan perkembangan terhadap
kemajuan teknologi
c. Meningkatkan promosi
d. Perbaikan sarana dan prasarana produksi, dan sumberdaya manusia serta
penanaman modal swasta dengan dukungan dari pemerintah

22
e. Meningktakan pelayanan untuk menghadapi persaingan
f. Meningkatkan teknologi
6.2 Saran
Adapun saran dari Magang Kewirausahaan ini yaitu sebagai berikut:
1. Konveksi Ar-Roudhoh sebaikya memperluas pangsa pasar, baik pasar lokal,
maupun nasional dengan cara memanfaatkan kemajuan di bidang teknologi
informasi (baik melalui media cetak atau media elektronik). Sehingga produk
pakaian yang di hasilkan Konveksi Garut Ar-Roudhoh bisa dikenal oleh
kalangan masyarakat luas.
2. Konveksi Ar-Roudhoh sebaiknya memperbaiki sistem manajemen yang ada, baik
berupa manajemen sumber daya manusia ataupun manajemen keuangan untuk
meningkatkan loyalitas.

23
BAB VII
REFLEKSI DIRI

7.1 Refleksi Diri


Zaman yang semakin berkembang saat ini, menuntut untuk lebih tanggap
dalam beradaptasi dengan masyarakat sosial. Perkembangan ilmu teknologi, sosial
bahkan ekonomi sangat menetukan kesejahteraan masyrakat terutama dalam
pemenuhan kebutuhan hidup. Namun banyaknya jumlah pengangguran di
Indonesia merupakan hambatan yang besar dalam memajukan perekonomian
Indonesia. Selain itu, lapangang kerja yang tersedia masih minim.
Salah satu alternatif mengatasi masalah tersebut adalah dengan menanamkan
jiwa wirausaha sejak dini. Modal utama dalam berwirausaha adalah kemauan dan
ketekunan untuk bersungguh-sungguh menjalankan suatu proses atau usaha. Dalam
kegiatan berwirausaha, tidak hanya bermodalkan tekad yang kuat tapi lebih dari itu
kompetensi, keterampilan, serta pengetahuan dalam mengelola suatu usaha juga
sangat penting, sehingga kedua hal tersebut harus seimbang.
Dengan menjadi seorang wirausaha kita dapat menuangkan ide-ide kita ke
sesuatu yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan kita. Dan sebagai manfaat bagi
kita sendiri, kita dapat menentukan patokan sendiri berapa keuntungan yang kita
peroleh dalam usaha bisnis kita sendiri. Namun demikian pada praktiknya tidaklah
mudah memulai suatu usaha. Rasa takut yang berlebihan akan kegagalan dan
kerugian seringkali menghantui jiwa orang-orang yang baru akan memulai untuk
berwirausaha.

24
DAFTAR PUSTAKA

Gartner, W. B. (1990). What are we talking about when we talk about


entrepreneurship? Journal of Business Venturing.

Glancey, K. G. (1998). Entrepreneurial dynamics in small business service firm.


International Journal of Entrepreneurial Behaviour & Research.

Griffin, R. W. (2013). Fundamentals of Management. Boston: Cengage Learning.

Hidayah, N. (2016). Analisis Strategi Pemasaran Produk Konveksi dan Aksesoris


Pada Toko UD. Gina Ria Kecamatan Terara Lombok Timur. Jurnal
Distribusi Jurnal Ilmu Manajemen dan Bisnis, 58.

Kirzner, I. (1973). Competition and Entrepreneurship. Chicago: University of


Chicago Press.

Kirzner, I. M. (1978). The Entrepreneurial Role in Menger’s System. Atlantic


Economic Journal.

Knight, F. H. (1921). Academy for Entrepreneurial Leadership Historical Research


Reference in Entrepreneurship. Urbana-Champaign's: University of Illinois
at Urbana-Champaign's .

Masturin. (2015). Model Pemberdayaan Masyarakat Dengan Pendekatan Social


Entrepreneurship:Analisis Ketokohan Para Pewirausaha Sosial.
INFERENSI, Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 178-179.

Rangkuti, F. (2015). Analisis SWOT Teknis Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama.

Rinrin Rubianti, H. A. (2018). Pengembangan Usaha di Rumah Konveksi Garut


(RKG). Jurnal Kalibrasi Sekolah Tinggi Teknologi Garut, 45-51.

Say, J. B. (1803). Traite d’economiepolitique. Paris: vol I.

25
Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Suharti, L. S. (2011). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Niat untuk


Berwirausaha (Enterpreneurial Intention) pada Mahasiswa setelah Lulus
Sarjana. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 13, 2.

Suryana. (2003). Pedoman praktis, kiat dan proses menuju sukses. Jakarta: Salemba
empat.

Tarmudji, T. (2006). Prinsip-prinsip Wirausaha. Yogyakarta: Liberty.

Thomas Zimmerer, N. M. (2008). Essentials of Entrepreneurship and Small


Business Management. Indiana: Pearson/Prentice Hall.

Wirakusumo, S. (1997). Pendidikan Kewirausahaan. Yogyakarta: BPFE.

26
LAMPIRAN

Lampiran 1 Kegiatan dan Absensi Magang

27
Lampiran 2 Tempat Konveksi Ar-Roudhoh

Lampiran 3 Hasil Produksi Konveksi Ar-Roudhoh

28

Anda mungkin juga menyukai