MAGANG KEWIRAUSAHAAN
PRODUKSI PAKAIAN DI KONVEKSI AR-ROUDHOH
oleh:
Lita Citra Dewi Susasimy
(201801576)
Secara umum laporan ini berisi tentang seluruh kegiatan magang dan
wawancara di tempat usaha yang penulis laksanakan di Konveksi Pakaian Ar-
Roudhoh Kabupaten Pekalongan. Hal tersebut bertujuan agar dapat diketahui apa
saja serta bagaimana proses membuka usaha dan berwirausaha.
Penulis
DAFTAR ISI
1
lulusan dari perguruan tinggi asing. Oleh karena itu, para sarjana lulusan perguruan
tinggi perlu diarahkan dan didukung untuk tidak hanya berorientasi sebagai pencari
kerja (job seeker) namun dapat dan siap menjadi pencipta pekerjaan (job creator)
juga.
Menumbuhkan jiwa kewirausahaan para mahasiswa perguruan tinggi
dipercaya merupakan alternatif jalan keluar untuk mengurangi tingkat
pengangguran, karena para sarjana diharapkan dapat menjadi wirausahawan muda
terdidik yang mampu merintis usahanya sendiri (Suharti, 2011).
Perkembangan industri saat ini semakin pesat, salah satunya yaitu industri
konveksi. Industri konveksi memiliki peran yang cukup penting dalam memenuhi
kebutuhan sandang. Industri konveksi ini memiliki berbagai tahapan dalam proses
produksinya, Adapun tahapan pokoknya yaitu dimulai dari pembuatan pola untuk
berbagai ukuran, pemotongan, penjahitan, dan pengemasan (finishing). Selain dari
tahapan pokok tersebut masih ada berbagai tahapan lain seperti penambahan
asessoris, labeling, dan lain-lain. Semua tahapan tentunya memerlukan ketetelitian
agar kualitas yang dihasilkan tetap terjaga.
Konveksi Ar-Roudhoh merupakan usaha mikro dan menengah atau orang-
orang juga sering menyebutnya industri rumahan. Konveksi Ar-Roudhoh ini
memproduksi berbagai macam pakaian seragam, dimana permintaan terhadap
produksi seragam sangat besar sehingga konveksi Ar-Roudhoh selalu berusaha agar
produksinya dapat ditingkatkan sebagaimana yang diharapkan. Bagi konveksi Ar-
Roudhoh hasil dari produksi dan kepuasaan para konsumen merupakan salah satu
kekuatan yang penting dalam mencapai keberhasilan suatu industri konveksi.
Dalam industri tersebut harus dapat meningkatkan mutu produknya sesuai dengan
tuntutan buyer, maka dari itu kebijakan yang diambil konveksi Ar-Roudhoh dalam
memproduksi barang selalu memperhatikan mutu atau kualitas yang dihasilkan.
Oleh karena itu penulis terinspirasi ingin merintis usaha konveksi yang di
mulai dari kecil-kecilan, seperti membuat jilbab, pakaian anak, dan sejenisnya.
Karena di Kabupaten Grobogan konveksi-konveksi masih cukup jarang dan untuk
di desa penulis sendiri cukup banyak yang memiliki keahlian menjahit namun
belum bisa memaksimalkan keahliannya, oleh sebab itu rencana penulis ingin
2
mewadahi ibu-ibu kususnya yang memiliki keahlian menjahit untuk bekerjasama
dalam pembuatan konveksi pakaian anak, jilbab dan sebaigainya di desa. Jika
hasilnya cukup maju dan menjajikan bisa memajukan UMKM di desa Genengsari,
Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
merealisasikannya karena adanya kepercayaan yang tinggi akan kesuksesan yang
dapat diraih.
2.2 Perencanaan Strategis dalam Wirausaha
Dalam lingkungan bisnis yang semakin ketat, sebuah usaha harus memiliki
perencanaan yang strategis agar dapat mempertahankan keberlanjutan usaha dan
memenangkan persaingan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
melakukan perencanaan strategis dalam berwirausaha yaitu:
A. Membangun Keunggulan Kompetitif
Keunggulan kompetitif adalah sekumpulan faktor yang membedakan
perusahaan kecil dari para pesaingnya dan memberikan posisi yang unik di pasar
sehingga lebih unggul dari para pesaingnya. Dalam membangun keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan diperlukan strategi yang matang, memetakan
berbagai kompetensi dari perusahaan tersebut sehingga mampu mengembangkan
kompetensi inti yang unggul. Kompetensi inti ini adalah serangkaian kemampuan
yang unik yang dikembangkan oleh perusahaan dalam bidang-bidang utama seperti:
kualitas, layanan, inovasi, fleksibilitas, kecepatan, dan lain sebagainya yang lebih
dari para pesaingnya.
Kompetensi inti akan timbul bergantung dengan keahlian, kemampuan
dari setiap individu di dalam perusahaannya, dan jika kemampuan dan keahlian
belum mencukupi untuk memperoleh kompetensi inti yang diharapkan maka perlu
ditambahkan beberapa hal yang harus dipelajari. Dari kompetensi ini akan
melahirkan keunggulan kompetitif yang akan memberikan nilai tambah bagi
pelanggan. Bagi sebuah perusahaan kecil, keunggulan kompetitif dapat menjadi
sebuah metode untuk bersaing dengan perusahaan besar, karena perusahaan kecil
lebih memiliki jenis produk yang sedikit, basis pelanggan yang jelas, hubungan
khusus dengan pelanggannya, dan pasar geografis yang lebih spesifik.
5
B. Proses Manajemen Strategis
Manajemen strategis adalah proses manajemen yang kompeherensif dan
berkelanjutan yang ditujukan untuk memformulasikan dan mengimplementasikan
strategi yang efektif (Griffin, 2013).
Manajemen strategis meliputi pengembangan rencana bisnis sebagai
penuntun perusahaan sewaktu berjuang mencapai visi, misi, sasaran, dan tujuan,
serta mempertahankan arah tujuan yang diinginkan. Manajemen strategis juga
merupakan sebuah proses berkelanjutan yang terdiri dari (Thomas Zimmerer,
2008):
1. Mengembangkan visi yang jelas dan diterjemahkan menjadi misi
Visi adalah hasil dari impian wirausaha atas sesuatu yang belum terwujud dan
kemampuan melukiskan impian yang menarik tersebut agar bisa dilihat orang
lain. Visi menjawab pertanyaan “Ke mana kita akan pergi?” dan visi yang
didefinisikan secara jelas membantu perusahaan dalam tiga cara:
1) Visi memberikan arah
2) Visi memberikan keputusan
3) Visi memotivasi orang-orang
Misi adalah pernyataan jangka panjang mengenai tujuan perusahaan yang akan
menjawab pertanyaan pertama dari usaha bisnis, yaitu “Apa bisnis saya?”
2. Menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan
Setelah menetapkan visi untuk perusahaa dan menerjemahkan visi tersebut ke
dalam pernyataan misi yang bermakna, wirausaha dapat mengalihkan
perhatiannya untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan.
3. Mengamatai lingkungan sekitar untuk mengetahui peluang dan ancaman penting
yang dihadapi perusahaan
Setelah wirausaha menginventarisasi kekuatan dan kelemahan internal
perusahaan, maka langkah selanjutnya harus beralih ke lingkungan eksternal
untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang bisa berdampak besar
terhadap perusahaan.
6
4. Mengidentifikasi faktor-faktor keberhasilan utama perusahaan atau usaha
Faktor-faktor kesuksesan utama (key success factors – KSF) merupakan faktor-
faktor yang menentukan kemampuan perusahaan untuk memenangkan
persaingan dalam suatu industri usaha.
5. Menganalisis persaingan
Sebuah studi mengenai para pemilik usaha kecil yang dilakukan oleh National
Federation of Independent Businesses (NFIB) melaporkan bahwa para pemilik
usaha kecil meyakini bahwa mereka beroperasi dalam lingkungan yang sangat
ketat persaingannya dan bahwa tingkat persaingan tersebut terus meningkat.
Waspada terhadap gerakan pesaing melalui program kecerdasan bersaing
(competitive intelligence) menjadi aktivitas strategis yang penting, tujuannya
meliputi:
a. Menghindari kejutan yang berasal dari strategi dan taktik baru pesaing,
b. Mengidentifikasi calon pesaing baru,
c. Memperbaiki saat yang tepat untuk bereaksi terhadap tindakan pesaing,
d. Mengantisipasi tindakan strategis berikutnya dari pesaing.
6. Menyusun sasaran dan tujuan Usaha
Sasaran (goal) adalah atribut-atribut jangka panjang dan luas yang berusaha
dicapai oleh perusahaan; sasaran cenderung bersifat umum dan bahkan abstrak.
Sasaran sebagai dasar bertindak manajer tidak perlu terlalu spesifik, melainkan
sekadar menyatakan tingkat pencapaian umum yang ingin diraih. Tujuan
(objective) adalah target kinerja yang lebih spesifik. Tujuan, pada umumnya
menyangkut profitabilitas, produktivitas, pertumbuhan, efisien, pasar, sumber
daya keuangan, fasilitas fisik, struktur organisasi, kesejahteraan karyawan, dan
tanggung jawab sosial.
7. Merumuskan opsi-opsi strategis dan memilih strategi yang tepat
Langkah ini mempersiapkan rencana permainan yang dirancang untuk mencapai
misi, sasaran, dan tujuan yang telah ditetapkan. Strategi adalah peta jalan (road
map) tindakan-tindakan yang disusun oleh wirausaha untuk mencapai misi,
sasaran, dan tujuan perusahaan.
7
8. Menerjemahkan rencana strategis ke dalam rencana aksi
Agar suatu strategi berhasil diimplementasikan, dibutuhkan suatu proses yang
sesuai dengan budaya perusahaan serta orang-orang yang tepat dan berkomitmen
untuk membuat proses tersebut terlaksana. Untuk membuat rencana strategi
dapat dijalankan, para wirausaha harus membagi rencana tersebut ke dalam
beberapa proyek dan dengan hati-hati menentukan tiap hal tersebut.
9. Menentukan pengendalian yang tepat
Mengembangkan balanceds corecard (kartu skor keseimbangan), yang
merupakan serangkaian ukuran multi-dimensional yang unik untuk suatu
perusahaan dan yang menggabungkan berbagai ukuran keuangan dengan
operasional untuk memberikan gambaran yang ringkas, tetapi komperehensif,
atas kinerja keseluruhan perusahaan kepada para manajer.
8
BAB III
PROFIL USAHA
Maka dari itu beliau menambah produknya selain seragam sekolah SD, SMP,
SMA, yaitu seragam praktik (wearpack), seragaman praktik kedokteran, jas
almamater, jaket, kaos olahraga, seragam karyawan, seragam guru (pdh/pdl), segala
jenis bordir (logo dan nama) dan pakaian wisuda, seperti pakaian toga, topi wisuda,
kalung serta tas wisuda hingga berlanjut sampai sekarang.
9
2. Lokasi Konveksi Ar-Roudhoh
Lokasi usaha konveksi ini terdapat di 2 tempat yaitu di Pekalongan dan di
Semarang yang rinciannya sebagai berikut:
1. Tempat bordir berlokasi di Pekalongan yang memiliki luas tanah 540 m2.
2. Tempat potong hingga finishing berlokasi di Pekalongan yang memiliki luas
tanah 640 m2 dan luas bangunan 520 m2.
3. Gudang dan pemasaran berlokasi di Semarang dengan luas tanah 110 m2 dan
luas bangunan 110 m2.
3. Deskripsi Umum Konveksi Ar-Roudhoh
Deskripsi Umum Industri Rumahan Produksi Pakaian Bapak Rusmana,
bertempat di Desa Sumub Lor Kecamatan Sragi Kabupaten Pekalongan merupakan
industri rumahan yang bergerak di bidang produksi pakaian seragam dengan jumlah
tenaga kerja yaitu 11 orang.
Tabel 3.2 Deskripsi Umum Konveksi Ar-Roudhoh
No Keterangan Industri Rumahan Konveksi AR-Roudhoh
1 Pemilik Bapak Rusmana
Ds. Sumub Lor Kecamatan Sragi
2 Tempat
Kabupaten Pekalongan
3 Produk Bidang produksi pakaian seragam
4 Tenaga Kerja 11 orang
10
BAB IV
AKTIVITAS KEGIATAN MAGANG
11
praktik kedokteran, jas almamater, jaket, kaos olahraga, seragam karyawan,
seragam guru (pdh/pdl), segala jenis bordir (logo dan nama) dan pakaian
wisuda. Kegiatan produksinya meliputi 11 proses:
1. Desain
Desain adalah pembuatan model atau bentuk pakaian yang akan dibuat.
Proses ini berupa rancangan proses tahap awal pada pembuatan pakaian,
pembuatan model disesuaikan dengan keinginan pemesan.
2. Pengukuran
Melakukan pengukuran sesuai dengan quantity (jumlah barang) dengan
menggunakan ukuran menurut pola standar yaitu S, M, L, XL, XXL, dan
XXXL.
3. Pembuatan pola
Membuat pola yang akan dipakai sesuai desain dan ukuran yang telah
ditentukan.
4. Pemotongan
Proses pemotongan bahan yang sesuai dengan pola yang sudah ditentukan
dengan menggunakan mesin potong.
5. Menjahit
Proses ini dilakukan untuk menyatukan kembali potongan-potongan kain
sesuai pola, untuk menghasilkan bentuk pakaian sesuai dengan ukuran dan
desain yang telah ditentukan.
6. Accesoris
Pembuatan accessories jahit menyatu dengan pembuatan pola sedangakan
accessories bordir menyesuaikan pesanan.
7. Melubang kancing
Melubang kancing ini dilakukan dengan cara membuat lubang kancing
pada pakaian yang sudah dijahit, dengan ukuran-ukuran yang sesuai
dengan pesanan pakaian. Pakaian yang sudah diberi lubang, kemudian
dipasangkan kancing.
12
8. Buang benang
Membersihkan sisa-sisa benang pada baju yang sudah dijahit dan dilubang
kancing agar terlihat bersih dan rapi.
9. Prosis sortir
Proses sortir merupakan proses pengecekan ulang pada baju yang telah
jadi, dalam proses ini seragam-seragam yang telah jadi akan melalui proses
pengecekan satu persatu apakah masih ada yang perlu di benahi atau tidak.
10. Penyetrikaan
Proses penyetrikaan dilakukan dengan menggunakan setrika uap.
11. Packing
Proses pengemasan barang yang sudah jadi dengan Teknik tertentu supaya
barang terlihat menarik. Dalam proses ini tidak lupa dipasangkan size.
b. Pengendalian Kualitas di Konveksi Ar-Roudhoh
Untuk menjaga kualitas produknya dalam sebuah Konveksi memiliki
pegawai khusus untuk mengendalikan mutu. Ada beberapa tahapan dalam
pengendalian mutu di Konveksi Ar-Roudhoh yaitu:
1. Pengendalian mutu pada Bahan baku atau kain
Pengendalian mutu pada bahan baku ini dilakukan untuk mengetahui atau
mengecek kualitas bahan baku (kain) yang akan diproses pada bagian
pemotongan.
2. Pengendalian mutu pada Sampel
Sampel merupakan contoh dari pihak pembeli yang akan di proses
berdasarkan contoh dari pihak pembeli. Tujuan dilakukan pemeriksaan
sampel agar sampel yang dibuat nantinya sesuai dengan produk yang
diminta oleh pemesan.
3. Pengendalian mutu pada Pemotongan atau cutting
Pengendalian mutu yang dilakukan pada proses pemotongan kain ini
meliputi, mngecek gelaran kain, arah benang (lusin/pakan), toleransi
ukuran, penyusutan kain, hasil pemotongan.
13
4. Pengendalian mutu pada Penjahit
Pengendalian mutu yang dilakukan pada proses penjahitan ini meliputi,
jumlah komponen pakaian, warna benang, ukuran sesuai dengan pesanan.
5. Pengendalian mutu pada Finishing
Pengendalian mutu yang dilakukan pada proses finishing ini meliputi,
setrika, pengecekan hasil pakaian yang telah disetrika, pengelompokkan
pakaian, packing. Pada tahap packing pun packing harus di cek kembali
untuk mengecek ada atau tidaknya cacat maupun kesalahan pesanan.
Berdasarkan pemamaparan diatas Konveksi Ar-Rouhoh ini sudah
memenuhi tahapan yang terjamin mutunya, namun terkadang di Konveksi
Ar-Roudhoh mengalami kualitas produk yang kurang baik yang
disebabkan oleh beberapa faktor seperti bahan baku kain yang kotor, mesin
yang trouble.
2. Pengenalan Tempat Konveksi Ar-Roudhoh
Pengenalan tempat konveksi di laksanakan pada hari ke-2. Konveksi Ar-
Roudhoh ini merupakan industri rumahan yang cukup besar karena dilihat dari
peralatan-peralatan konveksi yang sudah lengkap dan mumpuni, selain itu
jumlah karyawan yang berkerja di Konveksi Ar-Roudhoh sudah lumayan
banyak untuk skala industri rumahan. Cara kerja para karyawan yaitu mereka
menjahitnya di rumah masing-masing baru jika sudah selesai sesuai dengan
target kemudian di setorkan ke tempat konveksi Ar-Roudhoh.
3. Merapikan Benang-benang yang Belum Terpotong
Benang-benang yang masih belum terpotong di seragam harus di bersihkan dan
di rapikan, supaya hasil dari seragamnya rapih dan konsumen puas dengan
barang yang di terima. Pekerjaan di bagian merapikan benang adalah yang paling
gampang dan ringan.
4. Melipat Seragam yang sudah Jadi
Baju seragam yang sudah di setrika dan sudah di rapikan dari sisa-sisa benang
kemudian di lipat dengan rapi dan di kemas. Proses ini merupakan proses paling
akhir dalam pembuatan seragam di Konveksi Ar-Roudhoh.
14
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
15
Analisis SWOT dapat membandingkan antara faktor eksternal yaitu peluang dan
juga ancaman serta faktor internal yaitu kekuatan dan juga kelemahan (Rangkuti,
2015).
16
• Pangsa pasar cukup • Persaingan dengan
5. Pesaing tinggi perusahaan yang
sejenis
2. Analisis SWOT
Berikut ini merupakan table matriks faktor internal dan eksternal Konveksi Ar-
Roudhoh:
Tabel 5.3 Matriks Faktor Internal dan Eksternal Konveksi Ar-Roudhoh
Faktor Internal Faktor Eksternal
1. Kekuatan 3. Peluang
2. Kelemahan 4. Ancaman
17
5.4 Analisis Teori
Berdasarkan uraian permasalahan yang terjadi di Konveksi Ar-Roudhoh dapat
diselesaikan dengan analisis matriks SWOT analisis ini cocok untuk di terapkan di
Konveksi Ar-Roudhoh untuk meminimalisir permasalahan yang terjadi. Tujuan
dilakukannya matriks SWOT ini ialah untuk mengumpulkan beberapa hasil dari
alternatif strategi yang mungkin akan digunakan oleh Konveksi Ar-Roudhoh.
Matriks ini dapat digunakan dalam mengembangkan usaha dengan empat jenis
strategi, yaitu strategi SO (Kekuatan-Peluang), strategi WO (Kelemahan-Peluang),
strategi ST (Kekuatan- Ancaman), dan WT (Kelemahan-Ancaman). Berdasarkan
hasil perumusan strategi yaitu sebagai berikut:
18
2. Kepercayaan perkembangan sumberdaya manuasia
konsumen terhadap terhadap kemajuan serta penanaman modal
produk teknologi swasta dengan
3. Kemajuan teknologi dukungan dari
4. Pangsa pasar cukup pemerintah
tinggi
ANCAMAN (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
19
5.6 Analisis Pemanfaatan Sumber Daya
Sumber daya yang dibutuhkan untuk membuka konveksi atau memulai usaha
konveksi ini adalah:
1. Tempat konveksi yang terdiri dari tempat bordir, tempat potong dan tempat
penyimpanan atau Gudang
2. Mesin jahit, mesin obras, mesin lubang kancing, mesin pasang kancing dan
mesin bordir kancing.
3. Tenaga kerja
20
1. Meningkatkan jumlah Sumber Daya Manusia dengan tujuan mampu
memberikan pelayanan secara optimal dan mampu bekerja secara efektif dan
efisien. Hal ini untuk meningkatkan produktifitas Konveksi Ar-Roudhoh. Selain
itu diharapkan mampu memuaskan konsumen yang datang untuk memesan dan
membeli produk yang ada. Dengan meningkatnya jumlah SDM diharapkan agar
lebih cepat menyelesaikan pemesanan produk oleh konsumen.
2. Memanfaatkan modal yang ada agar Konveksi Ar-Roudhoh lebih mampu
bersaing merebut konsumen. Dengan besarnya modal yang dimilki maka jumlah
produk yang tersedia di Konveksi Ar-Roudhoh bisa lebih banyak dan lebih
beragam dan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen yang datang ke
Konveksi Ar-Roudhoh.
3. Menerapkan hasil dari analisis matriks SWOT.
21
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil Magang Kewirausahaan mengenai strategi
pengembangan usaha di Konveksi Ar-Roudhoh dengan metode Analisis SWOT
yaitu sebagai berikut:
1. Faktor- faktor yang mempengaruhi dan menyebabkan kekuatan (strength),
kelemahan (weak-ness), peluang (opportunity), dan ancaman (threats) pada
produk dan sistem yang ada di industri rumahan Konveksi Garut Ar-Roudhoh
yaitu sebagai berikut:
a. Kekuatan: Memiliki tenaga kerja yang cukup terampil dan berpengalaman,
produk berkualitas, harga lebih terjangkau, dan proses pengerjaan lebih cepat.
b. Kelemahan: Modal kecil, kurang dilakukannya promosi secara rutin,
keterbatasan kemampuan tenaga kerja, keterbatasan perluasan perusahaan
dan belum mampu mengelola keunangan dengan baik.
c. Peluang: Bahan baku mudah didapat, kepercayaan konsumen terhadap
produk, kemajuan teknologi dan pangsa pasar cukup tinggi
d. Ancaman: Kenaikan harga bahan pelengkap dan pendukung, perubahan gaya
hidup masyarakat, konsumen semakin sensitif terhadap harga dan persaingan
dengan perus-ahaan yang sejenis.
2. Strategi pengembangan usaha yang didapat dan tepat untuk diterapkan oleh
Rumah Konveksi Garut (RKG) yang sesuai dengan lingkungan usahanya
berdasarkan analisis matriks SWOT yaitu sebagai berikut:
a. Memperluas pangsa pasar
b. Mempertahankan kualitas produk dan memanfaatkan perkembangan terhadap
kemajuan teknologi
c. Meningkatkan promosi
d. Perbaikan sarana dan prasarana produksi, dan sumberdaya manusia serta
penanaman modal swasta dengan dukungan dari pemerintah
22
e. Meningktakan pelayanan untuk menghadapi persaingan
f. Meningkatkan teknologi
6.2 Saran
Adapun saran dari Magang Kewirausahaan ini yaitu sebagai berikut:
1. Konveksi Ar-Roudhoh sebaikya memperluas pangsa pasar, baik pasar lokal,
maupun nasional dengan cara memanfaatkan kemajuan di bidang teknologi
informasi (baik melalui media cetak atau media elektronik). Sehingga produk
pakaian yang di hasilkan Konveksi Garut Ar-Roudhoh bisa dikenal oleh
kalangan masyarakat luas.
2. Konveksi Ar-Roudhoh sebaiknya memperbaiki sistem manajemen yang ada, baik
berupa manajemen sumber daya manusia ataupun manajemen keuangan untuk
meningkatkan loyalitas.
23
BAB VII
REFLEKSI DIRI
24
DAFTAR PUSTAKA
25
Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Suryana. (2003). Pedoman praktis, kiat dan proses menuju sukses. Jakarta: Salemba
empat.
26
LAMPIRAN
27
Lampiran 2 Tempat Konveksi Ar-Roudhoh
28