Anda di halaman 1dari 56

MAKALAH

PELAKSANAAN BISNIS
Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah
Proposal Usaha Bisnis
Dosen Pengajar : Eka Santi Agustina, S.Sos, MM, CIQaR, CIQnR

Oleh:
Kelompok 2
Rusdiani 2022063411150
Heny Safitri 2022063411125
Muhammad Erpani 2022063411136
Rezeky Rosyadie 2022063411148
Harum mahmudah 2022063411123

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA) AMUNTAI

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI PUBLIK

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat yang dilimpahkan-Nya, kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah
yang berjudul “Pelaksanaan Bisnis”.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Proposal
Usaha Bisnis.
Dengan segala keterbatasan, kami sepenuhnya menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dalam pembahasan
maupun tata bahasanya atau cara penulisannya. Untuk itu, dengan segala
kerendahan hati kiranya koreksi dan saran yang sifatnya membangun dari semua
pihak khususnya para pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan
penulisan makalah ini.
Akhir kata kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami sebagai penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
.
Penyusun

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 9

C. Tujuan ................................................................................................ 9

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 10

A. Bisnis ............................................................................................... 10

B. Tipe Bisnis ....................................................................................... 18

C. Perencanaan Bisnis .......................................................................... 21

D. Pentingnya Penyusunan Perencanaan Bisnis ................................... 22

E. Tujuan Penyusunan Perencanaan Bisnis.......................................... 25

F. Hali-Hal yang Diperlukan dan Diperhatikan Dalam Penyusunan


Perencanaan Bisnis .......................................................................... 27

G. Macam-Macam Perencanaan Bisnis ................................................ 29

H. Proses Bisnis .................................................................................... 31

I. Jenis-Jenis Proses Bisnis .................................................................. 32

J. Tahap-Tahap Dalam Proses Bisnis .................................................. 33

K. Fungsi Proses Bisnis ........................................................................ 35

L. Manfaat Proses Bisnis ...................................................................... 35

M. Komponen Perencanaan Bisnis Penting untuk Perusahaan ............. 36

N. Komponen Perencanaan Usaha Juga Rencana Bisnis Penting untuk


Perusahaan ....................................................................................... 36

O. Studi Kelayakan Bisnis .................................................................... 38

ii
P. Tahapan Studi Kelayakan Bisnis ..................................................... 41

Q. Pihak yang Memerlukan Studi Kelayakan Bisnis ........................... 43

R. Pentingnya Studi Kelayakan Bisnis ................................................. 45

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 49

A. Kesimpulan ...................................................................................... 49

B. Saran ................................................................................................ 50

1. Pembaca .................................................................................... 50

2. Pemakalah ................................................................................. 50

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 51

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelaksanaan berasal dari kata laksana yang artinya menjalankan atau
melakukan suatu kegiatan, pelaksanaan adalah suatu tindakan atau
pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan
terperinci, implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah
dianggap siap, secara sederhana pelaksanaan bisa diartikan penerapan.1
Pelaksanaan menurut Siagian dapat didefinisikan sebagai keseluruhan
proses kegiatan yang harus dilakukan untuk membina dan mendorong
semangat bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka
mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan.2 Sedangkan menurut G.R
Terry dalam Sukarna, memberi definisi pelaksanaan ialah membangkitkan
dan mendorong semua anggota kelompok.
Bisnis merupakan kegiatan dalam masyarakat berkaitan dengan
industri. Dalam aktivitasnya, bisnis berusaha menggunakan sumber daya
manusia, material dan waktu. Pihak yang menjalankan kegiatan bisnis
disebut wirusaha (entrepreneur). Wirausaha dalam menjalankan kegiatan
bisnisnya, harus mampu mengkombinasikan berbagai macam sumber daya di
antaranya, yaitu human, material, financial, teknologi dan informasi dengan
sasaran produksi, distribusi dan konsumsi. Pelaksanaan tersebut di lakukan
dalam organisasi bisnis atau korporasi.3
Dalam arti luas, pengertian bisnis adalah istilah umum yang
menggambarkan semua aktivitas dan institusi yang memproduksi barang dan
jasa dalam kehidupan sehari-hari. Kesimpulannya, pengertian bisnis memuat
4 aspek yakni, menghasilkan barang dan jasa, mendapatkan laba, suatu
kegiatan usaha dan memenuhi kebutuhan masyarakat dalam sehari-hari.

1
Abdullah Syukur, Study Implementasi Lalar belakang Konsep Pendekatan Dan
Relevansinya Dalam Pembangunan, (Jakarta: Persadi Ujung Pandang 1987), hlm. 40.
2
Sondang P. Siagian, Filsafat Administrasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 5
3
Nawawi Ismail, Isu-Isu Ekonomi Islam Nalar Bisnis (Jakarta: Penerbit VIV Press, 2012),
257.

1
Menurut Prof.L.R. Dicksee, bisnis adalah suatu bentuk aktivitas yang
utamanya bertujuan untuk memperoleh keuntungan bagi yang mengusahakan
atau yang berkepentingan dalam terjadinya aktivitas tersebut. Aktivitas
produksi yang tidak berhubungan, misalnya produksi pembuatan roti dan jasa
keuangan.
Dalam pelaksanaan bisnis tentu harus ada perencanaan dalam berbisnis.
Perencanaan bisnis merupakan dokumen tertulis yang menjelaskan rencana
perusahaan/pengusaha untuk memanfaatkan peluang-peluang usaha
(business).
Rencana bisnis atau business plan adalah salah satu elemen penting
yang mendukung keberhasilan sebuah bisnis. Para entrepreneur seharusnya
menyediakan waktu terbaik untuk menyusun rencana bisnis, khususnya jika
ingin menjaring investor untuk mengembangkan bisnis tersebut. Melalui
rencana ini, para investor akan mendapatkan pemaparan tujuan serta
keuntungan yang diterima jika usaha tersebut sukses.
Patrick Hull, seorang entrepreneur yang telah berpengalaman di dunia
bisnis selama 25 tahun mengatakan bahwa sangat penting menyusun rencana
bisnis dengan penuh kehati-hatian. Lantas, Hull pun menjabarkan 8
komponen yang harus ada dalam sebuah rencana bisnis. Berikut di antaranya:
1. Visi dan misi perusahaan
Apa yang ingin Anda capai dengan bisnis tersebut? Apakah hanya
semata-mata untuk mendapatkan keuntungan finansial? Bisa jadi, bisnis
tersebut juga memiliki dampak sosial yang ternyata sangat bermanfaat
bagi masyarakat luas. Salah satu contohnya, jika Anda bergerak di
bidang penjualan buku, Anda berperan dalam meningkatkan minat baca
masyarakat.
Hal-hal ini perlu disampaikan dalam rencana bisnis supaya calon
investor pun mengetahuinya dan tertarik untuk ikut mendukung visi dan
misi tersebut.
2. Deskripsi Perusahaan dan Produk atau Layanan

2
Selanjutnya, di dalam sebuah rencana bisnis, Anda harus
memastikan deskripsi perusahaan dan produk atau layanan juga ikut
tertuang. Apabila bergerak di bidang kuliner, misalnya, ceritakan apa saja
produk yang ditawarkan, seperti apa bentuknya, berapa harganya, dan
sebagainya. Pemaparan ini akan menjadi salah satu pertimbangan bagi
investor untuk mengambil keputusan apakah akan ikut mendukung bisnis
tersebut atau tidak.
3. Keunikan Produk
Dalam sebuah rencana bisnis, Anda juga harus menyertakan keunikan produk
yang diusung. Tuliskan hal-hal apa saja yang membuat produk tersebut
berbeda dari merek lainnya. Deskripsi ini akan membuat para investor
lebih tertarik untuk mendukung Anda daripada pengusaha lainnya.
Bagaimana pun, banyak produk yang hampir sama, tetapi keunikanlah
yang membuatnya lebih banyak dicari.
4. Analisis Pasar
Untuk semakin meyakinkan investor atau rekan bisnis Anda,
lengkapi juga rencana bisnis tersebut dengan analisis pasar. Di bagian ini
biasanya tercantum informasi terkait kondisi pasar yang akan ditembus,
siapa saja kompetitornya, dan siapa yang kira-kira akan membeli
produk Anda.
5. Tim yang Bekerja
Selain analisis pasar, tidak kalah penting untuk memastikan para
investor mengetahui betapa Anda dan seluruh anggota tim dapat
diandalkan. Tunjukkan apa saja prestasi serta pengalaman yang pernah
Anda raih bersama tim supaya investor semakin mempercayai tim
tersebut. Bagian ini penting karena tim sangat berperan dalam meraih
keuntungan untuk sebuah bisnis.
6. Rencana Memasarkan Produk atau Layanan
Hal lain yang perlu ada dalam sebuah rencana bisnis adalah
bagaimana cara Anda memasarkan produk atau layanan tersebut.
Tuliskan metode terbaik yang akan dilakukan sehingga dapat

3
menghasilkan keuntungan optimal. Jika metode Anda menarik, para
investor pun pasti akan lebih yakin menggelontorkan modal.
7. Analisis SWOT Perusahaan
Anda tentu harus realistis dalam memandang bisnis tersebut. Wajar
saja jika sebuah perusahaan memiliki kelemahan, selain kelebihannya.
Anda juga perlu menuliskan apa saja peluang dan ancaman yang kira-
kira bisa membahayakan bisnis tersebut. Dengan bersikap jujur seperti
ini, investor akan menganggap bahwa rencana bisnis Anda lebih bisa
diterima.
8. Rencana Uang Masuk dan Keluar
Anda juga perlu memasukkan rencana cash flow dalam rencana
bisnis. Hal ini akan menjadi gambaran umum bagi investor mengenai
aliran uang di bisnis tersebut sekaligus perkembangan modal yang
diterima dan keuntungannya.
Patrick Hull mengatakan, “Buatlah rencana tersebut dengan sangat
detail. Ingat, investor potensial tersebut mungkin belum terlalu familiar
dengan industri yang Anda jalankan sehingga sangat penting untuk
menjelaskan konsep Anda dan hal-hal terkait di dalamnya”.4
Dalam tradisi hukum, perseroan atau badan hukum sering disebut
sebagai Juridical Personalityatau syakhshi>yyah hukmi>yyah. Juridical
personality secara hukum adalah sah dan dapat mewakili individu-individu
secara keseluruhan.

Dalam kegiatan korporasi, kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang


ditujukan untuk tujuan ekonomis dengan melakukan pemilihan dari berbagai
alternatif yang ada untuk memperoleh hasil yang terbaik dari sumber-sumber
yang terbatas. Dari pengertian ini bukan berarti semua kegiatan yang
dilakukan dapat dikatakan sebagai kegiatan ekonomi. Karena kegiatan

4
Sahabat penggadaian,”Apasaja yang harus ada dalam rencana
bisnis?”(https://sahabatpegadaian.com/artikel/wirausaha/apa-saja-yang-harus-ada-dalam-rencana-
bisnis, Diakses pada 29 September 2022)

4
ekonomi dalam organisasi bisnis berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut ,
yaitu : cakupan dan pendekatan.
Cakupan kegiatan dari ekonomi bisnis sangat luas. Oleh karena itu
diperlukan pendekatan dari berbagai segi dalam memahami pengertian
tersebut, dengan pendekatan antara lain ;
1. Jumlah Pelaku.
Kegiatan ekonomi tersebut dilakukan seorang diri ataukah bersama
– sama dalam kelompok.
2. Lokasi geografis atau tempat kedudukan.
Kegiatan ekonomi tersebut dilakukan di tempat tertentu ataukah di
tempat yang tidak ditentukan.
3. Wadah kelembagaan.
Kegiatan ekonomi tersebut merupakan kegiatan yang dilembagakan
(formal) ataukah tidak dilembagakan (nonformal).
4. Prioritas terhadap Laba.
Kegiatan ekonomi tersebut sangat memperhatikan unsur laba
ataukah tidak atau tidak memperhatikan unsur laba.
5. Asal-usul.
Kegiatan ekonomi tersebut timbul karena orang bekerja pada
pihak lain atau mendirikan sendiri.
Sehubungan dengan pendekatan tersebut, konsep perusahaan adalah
kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh satu atau sekelompok orang dalam
wadah kelembagaan formal di tempat tertentu yang diorganisasikan dan
dijalankan secara teratur dan berkesinambungan untuk membuat,
menyediakan, mendistribusikan barang atau jasa bagi masyarakat luas yang
mau dan mampu membeli.
Konsep perusahaan adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh satu
atau sekelompok orang dalam wadah kelembagaan formal di tempat tertentu
yang diorganisasikan dan dijalankan secara teratur dan berkesinambungan

5
untuk membuat, menyediakan, mendistribusikan barang atau jasa bagi
masyarakat luas yang mau dan mampu membeli.5
Dalam perilaku bisnis terdapat faktor utama yang menjalankan bisnis (
6
pelaku bisnis) tersebut, yaitu :
1. Pemilik (Owner).
Adalah orang yang menginvestasikan uang dalam suatu kegiatan
bisnis dengan maksud memperoleh keuntungan dari uang atau modal
yang ditanamkan tersebut. Pada saat mengambil keputusan penting,
seringkali manager professional meminta pertimbangan kepada pemilik
perusahaan ini.
2. Manager.
Yaitu orang yang bertanggung jawab terhadap kinerja perusahaan,
bertanggung jawab atas pencapaian keuntungan perusahaan,
pertumbuhan perusahaan, serta pertanggung jawaban sosial. Manajer
dapat dijalankan sekaligus oleh pemilik perusahaan atau seorang manajer
profesional yang dipekerjakan oleh pemilik. Seorang manajer profesional
akan bertanggung jawab kepada pemilik perusahaan dan wajib menyusun
suatu bentuk laporan bisnis pada periode tertentu berbentuk laporan
Neraca dan Laba atau Rugi Perusahaan.
3. Tenaga Kerja (Employee).
Adalah individu yang menawarkan keterampilan dan kemampuan
untuk memproduksi barang atau jasa agar perusahaan dapat meraih
keuntungan, dan untuk itu individu tersebut akan memperoleh gaji atau
upah yang sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya.
4. Konsumen.
Adalah individu bisnis yang membeli produk atau jasa yang
dihasilkan suatu perusahaan untuk pemakaian pribadi. Dalam melakukan
pembelian tersebut, konsumen memiliki aneka ragam keinginan dan
kebutuhan yang harus dipenuhi oleh perusahaan. Untuk itu, perusahaan

5
Ismail Nawawi, Islam dan Bisnis (Sidoarjo: VIV Press, 2011), 198
6
Ibid., 204

6
harus dapat menentukan apa yang diinginkan oleh konsumen agar dalam
jangka panjang secara berkesinambungan konsumen setia membeli
produk dan jasa perusaha.
Pada dasarnya perilaku atau aktivitas bisnis terdiri dari 3 faktor ,
yaitu ;
1. Produksi.
Produksi adalah segala perbuatan atau kegiatan manusia untuk
membuat suatu barang atau mengubah suatu barang menjadi barang
yang lain . 7
Dalam pembagiannya, produksi terbagi menjadi 3 bagian yaitu
;produksi primer, sekunder dan tersier. Produksi primer berarti aktivitas
bisnis yang menarik sumber daya alam yang ada di lingkungannya,
misalnya dalam pertambangan orang mengambil biji besi dari dalam
tanah. Dan pada perikanan orang mengumpulkan ikan dari sungai.
Pada tingkat produksi sekunder, sumber daya alam atau bahan
mentah diproses atau diolah menjadi barang jadi. Biji besi diolah
menjadi pipa atau lempengan besi. Balok-balok kayu diolah menjadi
mebel. Pabrik-pabrik memproduksi tekstil dari bahan mentah seperti
kapas dan sutera.
Sedangkan para tahap produksi tersier adalah pendukung atau
penunjang produksi primer dan sekunder dalam aktivitasnya. Misalnya
perusahaan transportasi yang mengangkut barang – barang yang
dihasilkan produksi sekunder untuk disalurkan ke cabang-cabang di
seluruh wilayah Indonesia bahkan untuk di ekspor . Dan termasuk juga
ke dalam kategori ini jasa-jasa yang dipersiapkan oleh para profesional
seperti dokter, akuntan, ahli hukum, guru, ahli teknik, para musisi dan
banyak lagi yang lain.
2. Distribusi.

7
Ismail, Zakat Produktif, (Sistem Alternatif dalam Pengentasan Kemiskinan di Indonesia),
(Tesis –Prodi Ekonomi Islam Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005), 123

7
Distribusi berarti pemindahan tempat barang atau jasa dari
produsen ke konsumen. Termasuk ke8 dalamnya pemindahan material
dari lini permulaan dari produksi . Ini meliputi penyimpanan dan
pengolahan bahan mentah dan barang jadi, pengepakan, pengawasan
persediaan dan transportasi kepada pemakai akhir.
Sebuah sistem distribusi yang efisien akan mengurangi modal
yang terikat di dalam bahan mentah dan barang jadi yang belum
terjual. Seorang produsen mungkin lebih suka mendistribusikan secara
langsung kepada konsumen. Penjual susu misalnya menyerahkan
langsung susu kepada rumah tangga. Petani menjual produksinya
langsung kepada para ibu rumah tangga. Namun dewasa ini sangat
sedikit barang-barang didistribusikan dengan cara seperti hal tersebut,
karena mayoritas pabrikan tergantung kepada suatu jalinan kerja
pedagang besar dan pedagang kecil, agar barang-barang mereka
mencapai konsumen.
Sistem distribusi yang baik memberi kontribusi kepada pemakai
dalam memperluas pasar. Ini berarti dapat mengurangi kebutuhan
persediaan yang besar baik bahan mentah atau barang jadi. Oleh sebab
itu, harus diusahakan agar barang dan jasa dapat diperoleh bila dan di
mana dibutuhkan.9
3. Konsumsi.
Keberhasilan produsen adalah permintaan kepada barang-barang
dan jasa-jasa ini yang ditujukan oleh volume penjual barang dan jasa.
Namun seorang konsumen harus sadar bahwa barang yang
dibutuhkannya dapat dibeli dipasar. Karena alasan ini, produsen
biasanya berusaha untuk mempromosikan atau menciptakan suatu
kesadaran akan produksi atau jasanya. Aktivitas promosi seperti ini
boleh juga diarahkan kepada konsumen potensial yang mungkin
memiliki daya beli namun belum adakeinginan untuk membeli.
8
Ismail Nawawi, Islam dan Bisnis (Sidoarjo: VIV Press, 2011), 560
9
Abdul Aziz, Ekonomi Islam Analisis Mikro dan Makro (Yogyakarta: Graha Ilmu , 2008),
87

8
Konsumsi yang besar dapat dipertahankan jika para pembeli
memiliki tenaga beli yang perlu. Ini dipengaruhi oleh penghasilan
konsumen dan pola konsumsinya. Tidak seluruh penghasilan pribadi
dapat menjadi pengeluaran. Karena seseorang mempunyai tanggung
jawab keuangan seperti membayar pajak penghasilan dan menempatkan
sejumlah tertentu dana persediaan untuk keperluan yang lain.
Pola konsumsi seseorang tergantung juga pada faktor-faktor lain,
salah satunya pada kelompok umurnya. Untuk seorang anak kecil,
produk-produk populer adalah mainan dan pakaian anak-anak. Anak
sekolah dan para remaja membutuhkan bukubuku, peralatan sekolah, dan
peralatan olah raga. Orang dewasa yang berkeluarga membutuhkan
mebel dan barang-barang rumah tangga. Orang yang berumur setengah
baya, mungkin akan sering muhibah dan membutuhkan barang-barang
lux. Orang-orang tua memerlukan pelayanan kesehatan dan peralatan
kesehatan.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat ditarik rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa Itu Proses Bisnis Beserta Jenis, Fungsi dan Manfaatnya?
2. Apa saja komponen penting dalam perencanaan bisnis?

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebaai berikut:
1. Memahami apa itu proses bisnis beserta jenis, fungsi dan manfaatnya
2. Mengetahui apa saja komponen penting dalam perencanaan bisnis

9
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bisnis
Menurut Suliyanto (2010), Kata “bisnis” berasal dari bahasa Inggris
“busy” yang artinya “sibuk”, sedangkan “business” artinya “kesibukan”.
Bisnis dalam arti luas sering didefiniskan sebagai keseluruhan kegiatan yang
direncanakan dan dijalankan oleh perorangan atau kelompok secara teratur
dengan cara menciptakan, memasarkan barang maupun jasa, baik dengan
tujuan mencari keuntungan maupun tidak bertujuan mencari keuntungan.
Dalam konteks pembicaraan umum, bisnis (business) tidak terlepas dari
aktifitas produksi, pembelian, penjualan, maupun pertukaran barang dan jasa
yang melibatkan orang atau perusahaan. Aktivitas dalam bisnis pada
umumnya punya tujuan menghasilkan laba untuk kelangsungan hidup serta
mengumpulkan cukup dana bagi pelaksanaan kegiatan si pelaku bisnis atau
bisnisman (businessman) itu sendiri.10
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual
barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan
laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar
busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun
masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang
mendatangkan keuntungan. Atau bisnis dalam arti luas adalah semua aktivitas
oleh komunitas pemasok barang dan jasa.
Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh
pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan
kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis
mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yang mereka
berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya
bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua
anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan

10
M. Fuad, Christin H, Nurlela, Sugiarto, Paulus, Y.E.F, Pengantar Bisnis, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2000), hal. 1

10
kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras dengan sistem
sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah,
masyarakat umum, atau serikat pekerja.
Secara sederhana, bisnis adalah semua kegiatan yang dilakukan
seseorang atau lebih yang terorganisasi dalam mencari laba melalui
penyediaan produk yang dibutuhkan oleh masyarakat.11
Bisnis biasanya bergerak dalam berbagai tujuan, baik dalam bentuk
usaha maupun proyek, hal itu disesuaikan dengan tujuan bisnis yang hendak
dilakukan. Dilihat dari tujuannya, bisnis dapat dikelompokkan menjadi dua
kelompok (Suliyanto, 2010), yaitu :
1. Bisnis yang berorientasi keuntungan (profit oriented)
Bisnis yang berorientasi keuntungan adalah bisnis yang didirikan
semata-mata bertujuan memperoleh keuntungan untuk meningkatkan
kesejahteraan pemilik dan karyawannya serta untuk mengembangkan
usaha lebih lanjut seperti perusahaan rokok, perusahaan pembuat sepatu,
perusahaan bimbingan belajar, dan sejenisnya.
2. Bisnis yang tidak berorientasi keuntungan (non-profit oriented)
Bisnis yang tidak berorientasi keuntungan adalah bisnis yang
didirikan dengan tujuan utama untuk kepentingan sosial seperti yayasan
sosial yatim piatu, yayasan sosial orang jompo, yayasan sosial
penyandang cacat.
Bisnis bergerak dalam berbagai kegiatan baik kegiatan yang
bersifat profit, sosial maupun dengan sifat keduanya (profit dan sosial).
Namun, berdasarkan jenis kegiatannya secara umum bisnis dapat
dibedakan menjadi empat macam (Suliyanto, 2010), yaitu :
a. Bisnis ekstraktif
Bisnis ekstraktif adalah bisnis yang bergerak dalam penggalian
barang-barang tambang. Dapat dicontohkan seperti perusahaan
pertambangan minyak, perusahaan pertambangan emas, perusahaan
pertambangan batu kapur, dan sejenisnya.

11
Dr. Francis Tantri, Pengantar Bisnis, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hal. 4

11
b. Bisnis Agraris
Bisnis agraris adalah bisnis yang bergerak dalam bidang
pertanian,termasuk didalamnya perikanan, peternakan,
perkebunan, kehutanan, dan sejenisnya. Dapat dicontohkan seperti
perkebunan the, perkebunan tembakau, perkebunan karet, peternakan
sapi, peternakan ayam, tambak udang, dan sejenisnya.
c. Bisnis Industri
Bisnis industri adalah bisnis yang bergerak dalam bidang
pengolahan (manufaktur), yaitu bisnis dengan tujuan untuk
mengubah barang yang kurang berdaya guna menjadi berdaya guna.
Dapat dicontohkan seperti pabrik sepeda motor, pabrik pakaian,
pabrik baja, pabrik makanan, pabrik kerajian rumah tangga, dan
sejenisnya.
d. Bisnis Jasa
Bisnis jasa adalah bisnis yang bergerak dalam penyediaan
produk yang tidak berwujud, seperti jasa dalam bidang kesehatan,
jasa dalam bidang pendidikan, jasa dalam bidang konsultasi bisnis.
Dapat dicontohkan seperti rumah sakit, kantor akuntan, kantor
konsultan bisnis, biro perjalanan, lembaga pendidikan, dan
sejenisnya.
Dapat dipahami bahwa bisnis merupakan suatu aktivitas yang
memerlukan aspek pendukung sebelum dijalankan, yaitu studi
kelayakan bisnis. Setelah ini kita akan membahas tentang studi
kelayakan bisnis.
Perusahaan dapat dipahami sebagai sebuah organisasi yang
memproses sumber daya ekonomi yang dimiliki untuk menjadi
barang atau jasa yang ditujukan untuk memenuhi kepuasan
pelanggan. Dengan kegiatan yang dilakukannya, sebuah perusahaan
diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi pemiliknya
(pemegang saham). Kegiatan bisnis yang dilakukan oleh sebuah
perusahaan dapat diartikan sebagai seluruh kegiatan yang

12
terkoordinasi antara orang-orang yang berkecimpung dalam
perniagaan (produsen, pedagang, konsumen dan industri) dalam
upaya meningkatkan kepuasan dan ekspektasi pelanggan. Dengan
kata lain, kegiatan bisnis terdiri dari rangkaian proses yang
melibatkan pihak-pihak eksternal. Harap diperhatikan bahwa
perusahaan merupakan bagian dari bisnis secara keseluruhan. Masih
banyak orang yang menganggap bahwa perusahaan adalah bisnis.
Seorang manager ataupun pemegang saham akan memperhatikan
kebutuhan dan harapan pelanggan yang ingin diperoleh dari pembelian atas
barang atau jasa perusahaan. Perusahaan tentunya beroperasi pada industri
atau beberapa industri tertentu yang berarti menghadapi persaingan dalam
merebut pelanggannya. Kompetisi dalam pasar yang sama antar produsen
tidak boleh diabaikan agar perusahaan dapat mempertahankan
keberlangsungan usahanya. Untuk dapat memenuhi keinginan pelanggan,
manager harus dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menyediakan
sumber daya dan dana untuk kebutuhan kegiatan operasional. Hasil kegiatan
operasional diharapkan akan mendatangkan laba (profit), yakni
pendapatannya (revenues) melebihi bebannya (expenses). Ketidakmampuan
pimpinan dalam mengidentifikasi dan memperhitungkan kemampuan
perusahaan akan berdampak buruk pada perusahaan.
Persaingan yang senantiasa dihadapi membutuhkan kombinasi
pemanfaatan sumber daya untuk mencapai tujuan perusahaan. Tujuan utama
dari kegiatan bisnis, menurut literatur bisnis konvensional, adalah
memaksimalkan laba. Dalam sebuah lingkungan bisnis, perusahaan harus
dapat memberikan barang atau jasa dengan cara yang dapat memberikan
keuntungan sepanjang usianya. Untuk menunjang tujuan utama bisnis,
perusahaan perlu menemukan potensi dan kesempatan untuk dapat memenuhi
kepuasan konsumen. Bisnis dibentuk oleh beberapa hal yang saling terkait,
yaitu: (1) pasar, (2) perusahaan, (3) persaingan, dan (4) perubahan. Uraiannya
seperti berikut ini.
1. Pasar

13
Pasar adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli. Pasar
menurut ilmu ekonomi banyak bentuknya, antara lain adalah pasar
persaingan sempurna dan pasar monopoli. Dalam pasar persaingan
sempurna, calon konsumen tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan
karena tidak ada tekanan untuk membeli barang tertentu. Dalam pasar
seperti itu, calon konsumen tidak dapat dipastikan akan membeli kembali
produk dari sebuah perusahaan tertentu. Adapun dalam pasar monopoli,
calon konsumen dapat dikendalikan oleh perusahaan karena calon
konsumen tidak memiliki pilihan ke perusahaan lain. Tidak memandang
apakah perusahaan beroperasi dalam pasar persaingan sempurna atau
pasar monopoli, perusahaan harus mengetahui dan menentukan pasar
yang akan dimasuki. Perusahaan perlu mengidentifikasi calon konsumen
potensial dan posisi dalam persaingan antar produsen dalam industri yang
sama. Perusahaan yang berada dalam pasar persaingan sempurna harus
dapat lebih memahami konsumen dan konsumen potensial serta posisi
perusahaan dalam persaingan untuk memenangkan persaingan. Ini
berbeda dengan perusahaan yang bergerak pada pasar monopoli yang
tidak terlalu memperhatikan hal-hal tersebut karena dapat dipastikan
barang yang dijualnya akan terserap oleh pasar.
Aspek pasar dalam bisnis merupakan hal yang penting dalam
memperkirakan seberapa baik pasar yang akan dimasuki atau sedang
ditekuni, perubahan permintaan, dan sebagai dasar penentuan posisi
dalam persaingan pasar. Dalam menganalisis pasar, kondisi persaingan
antar perusahaan dan siklus produk pun harus diperhatikan. Sebagai
contoh, salah satu produsen pakaian harus mengamati permintaan pada
merk dagangnya dibandingkan merk lain dan kecenderungan permintaan
pasar terhadap produk pakaian. Dalam bisnis yang terus berubah seperti
pakaian, perusahaan harus tanggap atas perubahan mode pakaian yang
diminati. Seandainya perusahaan hanya memproduksi pakaian dengan
model yang sama namun trend telah berubah ke model yang lain, maka
bisa dipastikan secara rasional bahwa penjualan akan turun. Perusahaan

14
harus tepat mengalokasikan anggaran dalam menanggapi perubahan
keinganan pasar.
2. Perusahaan
Dalam perusahaan harus ditetapkan dengan jelas wewenang dan
tanggung jawab antar bagiannya. Pemisahan antara bagian operasi dan
managemen pun harus dapat dibedakan dengan jelas. Yang termasuk
dalam bagian operasional (fungsional) adalah pemasaran, sumber daya
manusia (SDM), keuangan dan produksi. Managemen sebuah perusahaan
dapat dibedakan menjadi managemen tingkat atas, tingkat menengah, dan
tingkat bawah. Ketidakselarasan antara seluruh bagian fungsional dan
managemen akan membawa efek merugikan dalam jangka panjang
karena tidak adanya koordinasi yang baik.
Selain pemisahan wewenang dan tanggung jawab dan tingkatan
managemen, perlu diperhatikan pula berbagai aspek perusahaan yang
memegang peranan penting dalam keberhasilan mencapai tujuannya.
Aspek-aspek tersebut adalah aspek pemasaran, aspek teknologi, aspek
SDM, aspek managemen dan aspek keuangan. Berikut uraian tentang
aspek-aspek tersebut.
a. Aspek pemasaran
Pemasaran merupakan kegiatan penting yang akan menjadi
pemicu kegiatan operasional lainnya. Kegiatan pemasaran akan
menentukan seberapa banyak modal yang akan dibutuhkan untuk
melakukan kegiatan produksi demi memenuhi kebutuhan konsumen
dan menghadapi persaingan. Aspek pemasaran tidak bisa diabaikan
karena akan menentukan alokasi anggaran perusahaan. Bagian
pemasaran akan menentukan segmen persaingan yang akan dipilih,
dan pemilihan segmen pasar ini harus diikuti dengan dukungan
sumber daya yang dimiliki perusahaan. Perubahan segmen pasar
yang tidak tepat akan menyebabkan perusahaan menjadi kesulitan
dan berdampak secara langsung terhadap kemampuan keuangan
perusahaan.

15
b. Aspek teknologi
Analisis mengenai kebutuhan teknologi sebagai pendukung
kegiatan operasional perusahaan mutlak dibutuhkan. Peningkatan
permintaan pasar yang tidak dapat didukung dengan teknologi yang
sekarang digunakan akan berdampak pada kekecewaan pelanggan.
Kekecewaan pelanggan akan menjadi dasar kompetitor untuk
mengambil pangsa pasar potensial yang akan diraih oleh sebuah
perusahaan. Anggaran yang disiapkan untuk periode yang akan
datang harus mengalokasikan untuk perubahan teknologi. Alokasi
anggaran yang tepat akan sangat bermanfaat dalam mendukung
kegiatan operasional perusahaan dan mencapai target laba yang
diinginkan. Sebagai contoh sederhana, pengelolaan limbah pabrik
yang tidak baik akan merusak reputasi perusahaan sehingga dapat
berimbas pada keinginan konsumen untuk membeli barang produksi
perusahaan tersebut.
c. Aspek Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia sebagai penyokong utama kegiatan
perusahaan menjadi hal yang juga penting untuk menjadi perhatian.
Ketidakpuasan karyawan dalam bekerja dapat berdampak pada
penurunan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Banyak
perusahaan yang mengalokasikan dana yang besar untuk menjaga
kepuasan karyawan. Pemberian insentif, pengembangan diri bahkan
pemberian cuti untuk kasus tertentu dapat menjaga karyawan untuk
memiliki etos kerja yang diharapkan. Perusahaan yang mulai
menjalankan operasional rutin harus dapat menjaga sumber daya
manusia potensial yang dimiliki. Berbeda dengan perusahaan yang
baru mengerjakan proyek yang mungkin dapat dengan mudah
mengakhiri hubungan perusahaan-karyawan setelah proyek
diselesaikan. Semakin lama masa kerja dan pengalaman serta
kemampuan yang dimiliki harus dipertimbangkan dalam pemberian
gaji dan upah.

16
d. Aspek Managemen
Kegagalan pihak managemen dalam mengelola perusahaan
(ataupun bagian perusahaan) menyebabkan kegagalan perusahaan
dalam bersaing dalam bisnis yang serupa. Kegiatan operasional
sangat dipengaruhi oleh kemampuan managemen dari pimpinan
perusahaan. Struktur organisasi yang tidak baik sehingga berdampak
pada komunikasi internal antar bagian dalam perusahaan dapat
menyebabkan koordinasi kegiatan menjadi sulit. Pilihan jenis
perusahaan harus tepat sehingga struktur organisasi, tujuan dan
kebutuhan tenaga kerja dapat ditetapkan dengan tepat. Dengan
demikian pihak managemen dapat menempatkan posisi dalam
perusahaan dan dalam persaingan.
e. Aspek Keuangan
Kegiatan bisnis sebuah perusahaan tidak dapat dilaksanakan
tanpa dukungan keuangan. Penilaian kinerja perusahaan tercermin
pula dari aspek keuangan. Semakin tinggi kinerja keuangan
(biasanya dicerminkan dari laba), maka perusahaan tersebut
dianggap lebih baik. Aspek keuangan harus memperhitungkan
kemungkinan pendapatan dan potensi yang mungkin diambil dan
biaya yang harus dikeluarkan untuk mencapai tujuannya tersebut.
Pembiayaan (financing), yakni pendanaan yang berasal dari hutang
atau dari modal pemilik, untuk mendukung kegiatan operasional
perusahaan harus terencana dan termonitor dengan baik. Monitoring
dan pengendalian yang baik akan membawa kondisi perusahaan
pada keadaan yang lebih baik. Kegiatan monitoring dapat digunakan
untuk menyusun anggaran, sehingga anggaran untuk periode
berikutnya lebih terencana dengan baik.
Lima aspek yang sudah dijelaskan di atas tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Aspek keuangan tidak dapat berdiri sendiri tanpa ditopang
oleh pemasaran, teknologi, atau SDM yang mumpuni. Urutan prioritas
kelima aspek tersebut tidak diatur baku dalam bisnis. Antar perusahaan,

17
urutan prioritas aspek tersebut mungkin berbeda. Bahkan dalam satu
perusahaan pun prioritas aspek tersebut dapat berubah menyesuaikan
kondisi. Sebagai contoh, perusahaan yang baru masuk dalam lingkungan
bisnis, aspek pemasaran mungkin menjadi prioritas utama diikuti dengan
aspek lainnya. Lain halnya dengan perusahaan yang sudah menjadi
pemimpin pasar yang mungkin justru akan memprioritaskan aspek
teknologi.

B. Tipe Bisnis
Ditilik dari jenis produk yang dihasilkan, bisnis (atau perusahaan) dapat
dibedakan menjadi empat tipe bisnis: ekstraktif, agraris, manufaktur, dan jasa
seperti diuraikan berikut ini.
1. Bisnis ekstraktif
Bisnis ekstraktif adalah jenis bisnis yang bergerak dalam kegiatan
pertambangan atau menggali bahan tambang. Contoh perusahaan dari
bisnis ekstraktif adalah PT Pertamina Persero, PT Aneka Tambang, Tbk.,
dan PT Timah, Tbk.
2. Bisnis agraris
Bisnis agraris adalah bisnis yang bergerak pada sektor pertanian,
perikanan, peternakan perkebunan dan kehutanan. Contoh perusahaan
yang bergerak di bidang agraris adalah PT Asian Agri, Tbk., PT
Sumatera Plantation, Tbk., dan PT Great Giant Pineaple.
3. Bisnis manufaktur
Bisnis manufaktur (terkadang ada yang menyebut bisnis industri)
adalah bisnis yang mengolah bahan baku menjadi produk jadi (selesai)
dengan bantuan tenaga manusia dan mesin-mesin peralatan. Sebagian
perusahaan manufaktur menggunakan bahan baku yang dihasilkannya
sendiri dan sebagian lain tidak menghasilkan bahan baku yang diolahnya,
melainkan memperolehnya dari pemasok atau bisnis lain. Produksi
minuman ringan yang mengunakan bahan dasar dari teh atau kopi tidak
dapat dikategorikan sebagai perusahaan agraris, tetapi tergolong

18
perusahaan manufaktur. Namun, perusahaan yang hanya memproduksi
daun teh atau biji kopi tanpa mengolah lanjut menjadi produk akhir tidak
dapat disebut sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang
manufaktur, tetapi tergolong bisnis agraris.
4. Bisnis jasa
Bisnis jasa adalah bisnis yang bergerak dalam penyediaan jasa.
Menurut Kotler (1993) produk dari bisnis ini memiliki sifat tidak
berwujud atau intangible karena produknya adalah jasa, bukan barang
seperti sepatu, roti dan lain-lain. Sifat lainnya adalah berubah-ubah atau
variability tergantung siapa yang menyajikan, kapan dan di mana jasa
diberikan. Jasa juga tidak dapat dipisahkan (inseparable), artinya antara
bagian jasa yang satu dan bagian jasa lainnya adalah satu kelompok jasa.
Di samping tiga karakter di atas, jasa memiliki sifat tidak tahan lama
(perishability), yakni tidak memiliki daya tahan yang lama karena jasa
dipengaruhi oleh fluktuasi permintaan. Contoh perusahaan yang
bisnisnya terkategori sebagai bisnis jasa adalah rumah sakit, puskesmas,
lembaga pendidikan, kursus stir mobil, dan bengkel reparasi mobil, dan
salon kecantikan.
Tipe bisnis di atas tidak mengikat perusahaan untuk hanya
melakukan satu kegiatan saja. Tidak tertutup kemungkinan bahwa
perusahaan memiliki lebih dari satu tipe bisnis. Sebagai contoh, PT Great
Giant Pineaple selain menanam nanas dalam jumlah besar, juga
mengolah hasil perkebunannya menjadi buah kalengan yang banyak
beredar. Atas dasar apa yang dilakukan PT Great Giant Pineaple tersebut,
maka dapat dikategorikan ke dalam tipe bisnis agraris dan manufaktur.
Berbeda kasus dengan PT Pertamina Persero yang memiliki tipe bisnis
ekstraktif dan manufaktur.
Selain dibedakan menjadi 4 jenis bisnis yang telah disebutkan di atas,
bisnis dapat pula dibedakan berdasarkan kegunaan dan kebermanfaatan dari
bisnis tersebut. Berdasarkan kegunaan dan kebermanfaatannya, bisnis dapat

19
dibedakan menjadi kegunaan bentuk, kegunaan tempat, kegunaan waktu, dan
kegunaan kepemilikan. Ikutilah uraian berikut ini.
1. Kegunaan bentuk
Bisnis semacam ini beroperasi untuk mengubah suatu benda (bahan
baku) menjadi sebuah barang (barang jadi) untuk dapat dimanfaatkan
lebih baik oleh konsumen. Contoh dari bisnis semacam ini adalah
perusahaan furnitur dan perusahaan konveksi. Pada dasarnya,
perusahaan-perusahaan yang bergerak di bisnis ini mengolah bahan baku
menjadi bentuk yang berbeda yang memiliki kegunaan lebih tanpa
mengubah bahan dasarnya.
2. Kegunaan tempat
Bisnis yang menciptakan kegunaan tempat adalah bisnis yang
beroperasi dalam bidang transportasi dan atau angkutan (ekspedisi).
Bisnis ini berusaha untuk membawa barang atau manusia dari suatu
tempat ke tempat lain yang lebih bermanfaat. Perusahaan transportasi
membawa penumpang dari rumahnya ke kantor tempatnya bekerja
sehingga penumpang tersebut menjadi lebih bermanfaat. Contoh lain
adalah perusahaan ekspedisi yang mengirimkan sepeda motor ke sebuah
kota agar dapat digunakan pemiliknya di kota lain yang menjadi tempat
tinggal berikutnya.
3. Kegunaan waktu
Bisnis seperti ini bergerak dalam penyimpanan. Bisnis ini menjual
jasa penyimpanan sebuah barang dalam jangka waktu tertentu hingga
pada akhir masa penyimpanan, barang tersebut akan lebih bermanfaat
daripada saat ini. Bulog adalah contoh dari perusahaan yang menciptakan
kegunaan beras pada saat musim paceklik daripada saat musim panen.
4. Kegunaan pemilikan
Jenis bisnis yang termasuk dalam ketegori ini adalah perusahaan
perdagangan. Perusahaan perdagangan memindahkan kepemilikan dari
penjual kepada pembeli. Perpindahan status kepemilikan disertai
perpindahan kegunaan. Bisnis semacam ini memindahkan kepemilikan

20
barang dari produsen ke konsumen. Sebagai contoh, sebuah toko yang
menjual pakaian kepada orang lain yang membutuhkan. Toko penjual
pakaian tersebut memindahkan kepemilikan pakaian sebelumnya, yaitu
perusahaan pembuatnya.
Pembahasan di modul-modul berikutnya akan menggunakan model
bisnis manufaktur. Artinya modul penganggaran ini dirancang untuk
perusahaan yang bisnisnya terkategori sebagai bisnis manufaktur, yaitu
mengubah bahan mentah menjadi produk selesai yang siap dijual ke
konsumen.

C. Perencanaan Bisnis
Perencanaan bisnis (business planning) adalah suatu proses
terkoordinasi untuk mengidentifikasi beragam permasalahan yang mungkin
akan dihadapi dalam bisnis dan berbagai alternatif solusi untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut. Hasil akhir dari perencanaan bisnis
adalah rencana bisnis. Biasanya rencana bisnis dituangkan dalam dokumen
resmi yang diberi judul dengan nama Rencana Bisnis. Rencana bisnis memuat
kegiatan- kegiatan perusahaan yang akan dilakukan dalam jangka panjang
atau jangka pendek. Rencana bisnis juga memuat kumpulan ide dan kebijakan
yang akan diambil dalam menjalankan bisnis ke depan serta pertimbangan-
pertimbangan yang menyertainya.
Perencanaan bisnis akan memberikan gambaran jelas mengenai peluang
dan hambatan usaha yang dijalankan dan dapat menyakinkan orang lain yang
akan bekerja sama dengan perusahaan bahwa prospek usahanya cukup bagus.
Perencanaan bisnis juga harus didasarkan pada kebutuhan masyarakat akan
adanya barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut sehingga
perencanaan bisnis harus berbasis pada permintaan pasar. Seorang pengusaha
yang tidak melakukan perencanaan bisnis sebenarnya sejak awal telah
merencanakan kegagalan bagi kegiatan usahanya. Perencanaan bisnis harus
dapat menjawab pertanyaan: “Di mana kita sekarang? Ke mana kita akan
pergi? Bagaimana kita dapat sampai tujuan?” Jawaban atas pertanyaan-

21
pertanyaan tersebut akan membawa pihak managemen untuk semakin yakin
atas posisi saat ini baik dalam kancah persaingan maupun dibandingkan
secara relaif dengan periode-periode sebelumnya. Jawaban atas pertanyaan
tersebut juga menjadi dasar tujuan perusahaan yang ingin dicapai dalam
jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Dengan berbekal
pengetahuan tersebut, pihak managemen puncak akan dengan tepat
mengarahkan berbagai program yang perlu dilaksanakan untuk meraih
tujuannya. Pihak managemen diharapkan dapat dengan tepat membuat
anggaran untuk periode yang akan segera ditempuh.

D. Pentingnya Penyusunan Perencanaan Bisnis


Seperti telah disampaikan di atas, managemen perusahaan harus dapat
dengan tepat membuat anggaran yang dibutuhkan. Mengingat tidak ada
segala sesuatu yang secara benar diterapkan pada berbagai kondisi, maka
perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian yang paling tepat (sesuai dengan
kondisi perusahaan). Penyesuaian yang perlu dilakukan tidak dapat disusun
tanpa pemikiran dan kesepakatan antar berbagai pihak yang ada pada
perusahaan. Pemikiran dan kesepakatan yang diraih akan tertuang menjadi
serangkaian rencana bisnis.
Ada beberapa alasan penting mengapa perusahaan harus melakukan
perencanaan bisnis. Alasan-alasan tersebut, antara lain, adalah bahwa rencana
bisnis berfungsi sebagai alat pengawasan dan pengendalian, alat bantu dalam
mencari pembiayaan, dasar pemilihan rekanan, meningkatkan kemungkinan
mendapatkan kontrak kerja, memudahkan mencari sumber daya manusia
berpengalaman, dan media untuk meningkatkan motivasi dan fokus kerja
pihak managemen. Berikut keterangannya.
1. Alat pengawasan dan pengendalian
Perencanaan bisnis yang tersusun dengan baik akan memudahkan
para karyawan untuk menentukan penilaian atas kemungkinan
penyimpangan pekerjaan yang dilakukan dari yang direncanakan.
Perencanaan bisnis memudahkan pihak managemen untuk menentukan

22
prioritas pekerjaan. Perencanaan bisnis berfungsi sebagai panduan untuk
melaksanakan kegiatan operasional rutin dan berbagai program kerja
lainnya. Perencanaan bisnis yang matang dan tersampaikan kepada
seluruh elemen organisasi perusahaan memastikan bahwa rencana bisnis
yang tersusun akan dilaksanakan. Jika seluruh elemen dalam organisasi
berkomitmen untuk menjalankan rencana bisnis, maka pihak managemen
yang lebih tinggi akan dengan mudah mengawasi dan mengendalikan
kegiatan yang dilaksanakan oleh para manager yang berada di bawahnya.
2. Alat bantu dalam mencari pembiayaan dari lembaga pemberi pinjaman
Perencanaan bisnis yang jelas dapat memudahkan perusahaan
untuk menjalin kerja sama dengan berbagai pihak karena di dalam
perencanaan bisnis terdapat aspek keuangan dan aspek pemasaran.
Perencanaan bisnis yang menarik dan dianggap menguntungkan akan
lebih berpeluang untuk mendapatkan pinjaman dari pihak bank, yang
menjamin keberlangsungan pelaksanaan bisnis. Hal tersebut membuat
pihak-pihak yang akan bekerja sama akan lebih tertarik. Tidak hanya
berdampak pada lebih mudahnya mendapatkan pinjaman dari pihak bank,
perencanaan bisnis yang baik dan dianggap menguntungkan juga
memudahkan perusahaan dalam menjalin kerja sama untuk menambah
modal kerja. Rencana yang baik mencerminkan perkiraan kondisi
perusahaan di masa mendatang sehingga para pemangku kepentingan
terhadap perusahaan tersebut dapat menentukan kebijakan kerja sama
dengan pihak perusahaan.
3. Sebagai dasar pemilihan rekanan
Pemilihan rekanan yang tepat sangat penting dalam pengembangan
bisnis. Memilih perusahaan yang akan diajak bekerja sama harus sesuai
dengan rencana yang telah dikembangkan. Contohnya, perusahaan IT
(information technology) tidak akan memilih perusahaan pertanian jika
ingin mengembangkan teknologi. Perusahaan yang akan dipilih untuk
menjadi rekanan pun adalah perusahaan yang bisa memberikan
keuntungan. Keputusan suatu pihak untuk ingin bekerja sama dengan

23
pihak lain ditentukan pula dengan kualitas rencana bisnis. Misalnya,
Nokia berencana mengembangkan kembali divisi smart phone namun
tidak dilakukan oleh anak perusahaan melainkan bekerja sama dengan
perusahaan lain untuk mengembangkan peranti keras. Kebijakan Nokia
untuk memilih perusahaan yang akan bermitra sebagai pemasok peranti
keras tentunya tidak dilakukan secara sembarangan, namun telah
disesuaikan dengan keinginan dan standar minimal yang ingin dicapai
oleh pihak managemen.
4. Meningkatkan kemungkinan mendapatkan kontrak pekerjaan
Perencanaan bisnis yang baik akan menarik minat perusahaan-
perusahaan yang lebih besar menyetujui kontrak pekerjaan. Pada
dasarnya tidak ada pihak yang akan bekerja sama secara sengaja memilih
untuk merugi. Bertolak belakang dengan yang telah dijelaskan
sebelumnya, perencanaan bisnis yang disusun oleh perusahaan dapat
dijadikan sebagai dasar terpilih sebagai salah satu rekanan. Jika contoh di
atas menggunakan Nokia sebagai perusahaan yang ingin mencari rekanan
terbaik, maka bagi calon rekanan Nokia, dengan menggunakan rencana
bisnis dapat menjadikannya sebagai supplier. Foxconn terpilih untuk
bertanggung jawab membuat telepon pintar dengan merk dagang Nokia
karena perencanaan bisnis Foxconn yang dianggap baik dalam membuat
peranti keras terkait teknologi informasi. Tidak hanya karena faktor
perencanaan bisnis yang diajukan kepada pihak managemen Nokia,
Foxconn memiliki rekam jejak prestasi dan infrastruktur yang memadai
untuk menjalankan rencana bisnisnya.
5. Memudahkan mencari sumber daya manusia berpengalaman
Perencanaan bisnis yang baik mengundang orang-orang yang
potensial dan telah memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk bergabung
dengan perusahaan anda. Tidak tertutup kemungkinan, kita akan
membutuhkan orang yang tepat untuk menduduki posisi kunci dalam
perusahaan atau program perusahaan. Dalam realitas dunia bisnis,
banyak sekali tawaran kepada para ahli untuk mau bekerja di perusahaan.

24
Dengan memberikan iming-iming memberikan fasilitas dan
kesejahteraan lainnya, mungkin akan dianggap kurang etis. Menawarkan
kesempatan kepada para ahli yang diharapkan mau bergabung dengan
cara memberikan prospek bisnis yang menarik dapat menjadi pilihan
untuk merekrut orang-orang yang kita inginkan tanpa melanggar etika
dalam bisnis.
6. Media untuk meningkatkan motivasi dan fokus kerja managemen
Jika poin a hingga poin e lebih mengarah pada faktor pegawai dan
eksternal perusahaan, maka poin ini menjelaskan manfaat perencanaan
bisnis bagi managemen. Perencanaan bisnis akan mengarahkan perhatian
manager untuk berfokus pada tujuan dari berbagai pihak internal. Dalam
hal ini, perencanaan bisnis akan meningkatkan konsentrasi pimpinan
pada hal yang spesifik. Hal spesifik yang dimaksud adalah tujuan
perusahaan yang tercermin pada kegiatan-kegiatan yang telah
direncanakan yang selaras. Perhatian managemen tidak boleh teralihkan
pada hal yang bersifat di luar dari yang telah disepakati bersama. Hal
tersebut dapat terlaksana karena perusahaan yang bertumbuh akan
semakin kompleks sehingga perencanaan bisnis akan menjadi komponen
yang sangat penting bagi setiap orang untuk tetap bertindak sesuai
dengan yang direncanakan. Atas dasar banyaknya hal yang perlu
diperhatikan, maka kemungkinan perhatian pimpinan akan berubah,
dengan adanya perencanaan bisnis yang tepat, hal-hal yang tidak
direncanakan akan tidak menjadi prioritas (kecuali hal yang mendukung
rencana bisnis).

E. Tujuan Penyusunan Perencanaan Bisnis


Pelaku bisnis, baik di level UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah)
maupun yang lebih besar, harus mengetahui tujuan sebenarnya dari
penyusunan rencana bisnis. Sebuah perencanaan bisnis memiliki tiga tujuan
penting, yaitu sebagai rencana tindakan manager, road map (peta jalan)
perusahaan, dan sebagai alat penjualan. Uraiannya sebagai berikut.

25
1. Sebagai Rencana Tindakan (Action Plan)
Perencanaan bisnis dapat membantu seluruh elemen dalam
perusahaan untuk bekerja dan mengambil tindakan terkait dengan bisnis
perusahaan. Perusahaan mungkin sudah lama berencana untuk memulai
bisnis baru, tetapi proses untuk memulai bisnis baru mungkin tampak
seperti sesuatu yang melelahkan, sulit dan sangat kompleks. Untuk
mengatasi permasalahan semacam itu, lebih mudah bagi pihak
managemen untuk menyampaikan rencananya kepada seluruh elemen
dalam perusahaan melalui rencana bisnis yang matang.
Rencana bisnis akan membantu untuk mengembangkan proses
pengembangan bisnis menjadi bagian-bagian kecil yang lebih jelas.
Memecah proses menjadikan masalah pengembangan bisnis yang besar
dapat dianggap sebagai rangkaian urutan masalah-masalah sederhana.
Pemecahan permasalahan yang kecil berkaitan dengan pemecahan
permasalahan lebih besar. Jadi, menyusun perencanaan bisnis akan
sangat membantu managemen dalam mengambil keputusan dan atau
tindakan bisnis dengan membagi masalah menjadi permasalahan yang
lebih sederhana.
2. Sebagai Road Map Perusahaan
Pada permulaan usaha, perencanaan bisnis adalah alat yang sangat
berguna untuk memastikan kegiatan usaha berada pada arah yang
diinginkan (perorangan maupun perusahaan). Dalam kegiatan rutin
bisnis, sangat mungkin bagi seseorang (bukan perusahaan) untuk
kehilangan arah usaha untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Rencana bisnis membantu perusahaan untuk tetap fokus dalam arah yang
direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan
bisnis juga bermanfaat untuk membantu pihak lain yang berkepentingan
untuk memahami visi dan misi perusahaan.
3. Sebagai Alat Penjualan
Hal yang terpenting untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan
adalah dari kegiatan menjual barang atau jasa. Oleh karena itu, tujuan

26
penyusunan perencanaan bisnis sebagai alat penjualan menjadi sesuatu
yang penting pula. Perencanaan penjualan yang terlihat menguntungkan
dan dalam jangka waktu lama akan menarik perhatian pihak-pihak yang
direncanakan dapat menjalin kerja sama. Selain itu, perencanaan
penjualan yang baik akan menjadi pertimbangan khusus bagi calon
kreditur untuk memberikan pinjaman.

F. Hali-Hal yang Diperlukan dan Diperhatikan Dalam Penyusunan Perencanaan


Bisnis
Perencanaan bisnis tidak dapat dibuat dengan mudah tanpa ada
pertimbangan terhadap faktor-faktor penting dalam lingkungan bisnis. Faktor-
faktor yang harus dipertimbangkan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Identifikasi dan analisis terhadap kesempatan dan peluang bisnis yang
ada atau menciptakan peluang baru. Identifikasi potensi pada setiap
peluang dan analisis kelayakan pengembangan peluang tersebut.
2. Kesempatan yang tersedia dan peluang yang terbuka akan membawa
kepada beragam kemungkinan alternatif rencana bisnis yang berbeda.
Bahkan hal itu dapat berakibat pada perubahan bisnis utama yang saat ini
dijalankan.
3. Dapat memberikan gambaran faktor-faktor yang dibutuhkan untuk
memastikan keberhasilan perencanaan bisnis, misalnya faktor
persaingan, kualitas produk, kondisi makro dan lain sebagainya.
Untuk contoh dari perencanaan bisnis yang sukses di dunia adalah
perusahaan Toyota yang saat ini lebih dikenal sebagai produsen mobil.
Sebelum mulai memproduksi mobil, Toyota (dulu Toyoda) bergerak di
bidang industri tekstil. Toyota akhirnya menjual hak paten mesin tekstil
kepada Platt Brother & Co, Ltd di Inggris. Hasil dari penjualan hak paten
tersebut digunakan untuk mengembangkan divisi otomotif milik Toyota.
Beberapa tahun kemudian Toyota sukses mengembangkan mesin tipe
A. (www.toyotauk.com) Keberhasilan Toyota mengubah bisnisnya karena
benar-benar memperhatikan tujuan yang kemudian direalisasikan ke dalam

27
berbagai tahap perencanaan bisnis. Selain kisah dari Toyota, masih banyak
perusahaan dunia yang mengubah bisnis intinya dan bahkan menggantinya
dengan yang sama sekali baru.
1. Manfaat Perencanaan Bisnis
Sebelum bisnis dimulai, perencanaan bisnis perlu disusun terlebih
dahulu. Perencanaan bisnis yang baik akan memberikan berbagai
manfaat sebagai berikut.
a. Memudahkan memperoleh tambahan modal kerja dari pihak luar.
b. Memberikan bahan pertimbangan kepada managemen untuk
menentukan keberlanjutan usaha dan kerja sama atau
menghentikannya.
c. Menjadi alat bantu dalam mencari peluang-peluang bisnis dan ide-
ide baru.
d. Membantu dalam menentukan berbagai faktor yang dapat menjadi
penghambat keberhasilan bisnis.
e. Memberikan satu set tujuan yang jelas untuk pihak internal dan
eksternal dan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mencapai
tujuan yang sudah ditetapkan tersebut.
f. Menyediakan gambaran yang jelas tentang calon konsumen
potensial, calon pemasok dan calon investor.
2. Format yang menarik
Perencanaan bisnis harus dapat menarik perhatian berbagai pihak,
baik pihak internal maupun eksternal. Untuk meningkatkan ketertarikan
serta keyakinan para pihak yang berkepentingan, maka perencanaan
bisnis memerlukan aspek-aspek lain yang perlu diperhatikan selain ide
yang menarik. Dalam menyusun business plan (rencana bisnis) perlu
diperhatikan beberapa komponen dalam formatnya agar dapat menarik
perhatian para investor. Komponen-komponen itu antara lain:
a. Singkat dan jelas. Investor lebih menyukai penyajian perencanaan
bisnis yang singkat tapi cukup menjelaskan secara keseluruhan

28
maksud dari business plan tersebut dan tanpa menghilangkan bagian-
bagian yang penting.
b. Tampilan yang menarik, misalnya disertai dengan gambar dan grafik
yang menggambarkan ide bisnisnya.
c. Tersusun dengan baik, dibuat terstruktur sesuai dengan standar
pembuatan perencanaan bisnis yang baik.
d. Orientasi bukan pada produk tetapi pada konsumen, dengan melihat
secara cermat peluang pasar yang ada.
e. Dapat meyakinkan investor bahwa produk dan jasa yang ditawarkan
dapat diterima dengan baik oleh konsumen.
f. Dapat mengenali kebutuhan investor tentang besaran rate of return
dari bisnis tersebut.
g. Memperlihatkan posisi produk atau jasa di pasar terkait dengan
aspek legal produk atau jasa, seperti perihal paten.
3. Faktor yang harus dihindari dalam penyusunan perencanaan bisnis
Adapun faktor-faktor yang perlu dihindari dalam pembuatan
business plan adalah sebagai berikut:
a. Proyeksi finansial didasarkan pada standar dan norma yang telah
kadaluwarsa. Harus selalu diingat bahwa standar keuangan itu
bersifat dinamis, berubah-ubah dari waktu ke waktu.
b. Proyeksi bisnis yang tidak realistis dan sulit dijalankan, meskipun
tampak menarik dan menjanjikan. Misalnya ide bisnis warnet di
daerah yang terbatas pemakaian listriknya.
c. Membutuhkan teknologi canggih yang cukup rumit dan sulit untuk
dioperasikan sehingga mempersulit keberlangsungan bisnis karena
diperlukan teknik khusus dan operator terampil yang sulit
disediakan.

G. Macam-Macam Perencanaan Bisnis


Proses perencanaan perlu memiliki beberapa aspek penting. Berikut ini
akan dijelaskan beberapa aspek perencanaan.

29
1. Aspek waktu
a. Perencanaan jangka panjang
Perencanaan jangka panjang membutuhkan waktu yang
panjang, bisa mencapai 20-30 tahun ke depan. Rencana yang
tertuang dalam perencanaan jangka panjang hanya berupa garis besar
yang bersifat global dan strategis. Karena masih berupa garis besar,
perencanaan jangka panjang tidak dapat digunakan sebagai acuan
dalam bekerja.
b. Perencanaan jangka menengah
Untuk dapat mencapai rencana jangka panjang, perlu ada
penterjemahan rencana ke dalam periode yang lebih pendek.
Rangkaian perencanaan jangka menengah harus dapat membentuk
satuan tujuan jangka panjang. Perencanaan jangka menengah
menjangkau waktu 3-5 tahun ke depan. Rencana jangka menengah
harus tetap dapat dilanjutkan pada periode berikutnya dan pada saat
yang bersamaan, rencana jangka menengah periode berikutnya juga
dilaksanakan
c. Perencanaan jangka pendek
Tidak mudah untuk mencapai tujuan jangka panjang maupun
menengah jika tidak diterjemahkan ke dalam rencana jangka pendek.
Rencana jangka pendek menggunakan periode waktu 1 tahun
operasional. Maka jelas bahwa rencana jangka pendek adalah
terjemahan rinci dari rencana jangka panjang. Pada perencanaan
jangka pendek, detail kebutuhan sebenarnya untuk pelaksanaan
kegiatan operasional dapat diketahui dan direncanakan, sehingga
anggaran hanya pada perencanaan jangka pendek.
2. Aspek Tingkatan Managemen
Biasanya perencanaan dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu
perencanaan strategis dan fungsional.
a. Perencanaan strategi

30
Perencanaan strategi adalah bagian dari managemen strategi.
Perencanaan strategi lebih berfokus pada penentuan visi, misi dan
strategi perusahaan yang berorientasi jangka panjang oleh
managemen puncak.
b. Perencanaan operasional
Perencanaan operasional adalah bagian dari strategi
operasional yang secara spesifik mengarah pada hal fungsional
perusahaan. Perencanaan operasional bermanfaat untuk memperjelas
makna strategi utama dengan rincian yang mendetail dan spesifik
serta berjangka pendek. Karena lebih berorientasi pada jangka
pendek, maka perencanaan operasional akan menjabarkan rencana
dalam bentuk kegiatan yang akan diterapkan dalam kegiatan rutin
perusahaan. Strategi ini menajadi panduan dalam melakukan
kegiatan rutin sehingga tercipta kekonsistenan dalam kegiatan harian
terhadap strategi utama dan strategi fungsional lainnya.

H. Proses Bisnis
Proses bisnis merupakan rangkaian aktivitas yang dilakukan perusahaan
untuk mencapai tujuan. Umumnya berhubungan dengan produk atau jasa
yang dihasilkan.
Aktivitas tersebut akan diatur sedemikian rupa sehingga bisa
mewujudkan tujuan usaha secara nyata.
Ada yang menerapkannya secara berulang-ulang dengan cara standar,
tetapi ada juga yang terus berupaya mengoptimalkannya.
Dalam sebuah perusahaan atau organisasi, proses tersebut akan dibagi
ke dalam beberapa sub proses, dengan tugas atau aktivitas berbeda-beda di
tiap bagiannya.
Jadi bisa disimpulkan, bahwa tujuan proses bisnis adalah mencapai
tujuan organisasi atau perusahaan sesuai dengan kebutuhan para pelanggan.
Namun beberapa ahli memiliki pendapat tersendiri mengenai proses bisnis
ini. Adapun proses bisnis menurut para ahli adalah:

31
1. Kelly R. Rainer
Menurut pendapat Kelly, proses dalam bisnis merupakan kegiatan
yang saling berhubungan dalam upaya menghasilkan produk atau jasa
yang bernilai bagi perusahaan.
2. Magal dan Word
Tidak jauh berbeda, Magal dan Word juga mengartikannya sebagai
rangkaian kegiatan untuk menghasilkan sesuatu. Dimana setiap proses
dilakukan berdasarkan atas suatu kejadian.
3. Hammer & Champy’s
Mereka berpendapat jika proses tersebut sebagai aktivitas yang
memerlukan satu atau lebih masukan guna menghasilkan output yang
bernilai bagi pelanggan.
4. Rummler & Brache
Proses dalam sebuah bisnis adalah seluruh aktivitas yang
dijalankan dengan tujuan menghasilkan produk maupun jasa.
5. Weske
Segala aktivitas yang bisa dijalankan dengan baik dengan bantuan
sistem informasi dan juga secara manual.

I. Jenis-Jenis Proses Bisnis


Pada praktiknya, ada tiga jenis proses dalam sebuah usaha. Apa saja
jenisnya? Berikut ini penjelasannya.
1. Proses Utama (Primer)
Proses ini menjadi inti dari operasional perusahaan yang berkaitan
dengan aliran nilai utama dalam usaha. Ada tiga fase dalam proses ini,
diantaranya:
a. Produksi
b. Pemasaran
c. Layanan kepada pelanggan

32
Dengan menjalankan tiga tahap tersebut, maka sebuah perusahaan
telah menambah nilai bagi penawaran akhir serta sukses mengirimkannya
kepada pelanggan.
Hal itu berarti operasional usaha telah berjalan sesuai rencana dan
tujuan.
2. Proses Dukungan (Sekunder)
Proses ini tidak menambahkan nilai secara langsung pada produk
akhir. Namun proses ini fokus menyiapkan lingkungan yang mampu
mendukung proses utama dengan efektif dan efisien.
Proses dukungan ini yang memastikan operasional perusahaan
tetap berjalan. Artinya proses ini fokus melayani internal perusahaan.
3. Proses Manajemen
Dalam pelaksanaannya, proses manajemen memerlukan
keterlibatan pengawasan, perencanaan juga pemantauan. Proses ini akan
mengatur seluruh kegiatan, pengelolaan dan juga manajemen strategi
organisasi atau perusahaan. Proses manajemen akan menentukan standar
juga tujuan yang mengarahkan proses utama juga pendukung agar dapat
terlaksana dengan efektif dan efisien. Proses ini dimanfaatkan untuk
pengelolaan usaha lewat rencana strategis, rencana taktis dan juga
operasional.

J. Tahap-Tahap Dalam Proses Bisnis


Pada pelaksanaannya, terdapat beberapa tahapan proses bisnis yang
harus Anda lewati. Tujuannya adalah agar semua dapat berjalan dengan
teratur, sehingga mampu mencapai apa yang sudah direncanakan dan menjadi
tujuan usaha.
Tahapan-tahapan tersebut, diantaranya yaitu:
1. Analisa Kegiatan Bisnis
Pada tahap yang pertama ini, pihak owner dan manajemen
perusahaan akan bertumbuh dalam menentukan usaha yang akan

33
dijalankan. Proses ini akan membantu Anda mengetahui tindakan yang
paling sesuai dengan kebutuhan juga tujuan usaha kedepannya.
2. Penentuan
Setelah berdiskusi dan mencapai kesepakatan, maka selanjutnya
pihak manajemen akan menentukan kegiatan atau proses yang akan
dijalankan dalam usaha.
Penentuan tersebut biasanya terkait biaya operasional agar usaha
tersebut dapat berjalan, serta menghasilkan keuntungan sesuai harapan.
Penentuan ini akan dilakukan berdasarkan pada hasil analisa dan diskusi
yang sudah dilakukan sebelumnya.
3. Pelaksanaan
Setelah berdiskusi dan dilanjutkan dengan menentukan, maka
setelah itu saatnya untuk melaksanakan atau menjalankan. Segala
perencanaan juga tujuan usaha yang sudah didiskusikan serta disepakati
bersama, tidak akan bisa dicapai tanpa adanya pergerakan. Maka setiap
bagian dari perusahaan harus bisa menjalankan peran dan tugasnya
masing-masing secara optimal, guna mewujudkan apa yang dijadikan
tujuan.
Penggunaan aplikasi ERP yang terintegrasi juga akan
mengoptimalkan pelaksanaan tugas setiap tim atau divisi, karena data
yang dihasilkan akan lebih selaras, terintegrasi dan akurat.
4. Evaluasi
Tahap terakhir dalam proses sebuah bisnis yaitu evaluasi. Dengan
adanya evaluasi, Anda dapat melakukan penilaian terhadap strategi bisnis
dan juga kinerja karyawan. Apakah sudah cukup efektif dan memberi
kontribusi yang maksimal untuk menghasilkan keuntungan bagi
perusahaan.
Hal itu akan lebih efektif jika Anda melakukan evaluasi secara
berkala di akhir periode. Dengan begitu performa SDM juga strategi
usaha selalu dalam kendali dan bisa dioptimalkan. Anda bisa melakukan

34
perubahan strategi dan juga meningkatkan performa kerja karyawan
ketika hal itu diperlukan.

K. Fungsi Proses Bisnis


Proses bisnis memiliki fungsi penting bagi perusahaan. Beberapa
fungsinya adalah:
1. Membantu manajer memperoleh solusi untuk mengatasi permasalahan
dalam perusahaan selama proses dijalankan
2. Menjadi alat indikator bagi pelanggan, untuk bisa memprediksikan kapan
proses tersebut akan dimulai, berakhir ataupun dijalankan secara
berkelanjutan
3. Membantu memberikan informasi kepada seluruh tenaga kerja yang
terlibat, untuk mengetahui tugas dan perannya masing-masing agar
proses dari usaha tersebut dapat berjalan lancar dan mencapai tujuan

L. Manfaat Proses Bisnis


Setelah memahami definisi, tujuan, fungsi, jenis dan juga tahapan-
tahapannya, kini kita cari tahu apa saja manfaat yang diberikannya. Berikut
ini adalah beberapa manfaat yang bisa didapat dari proses yang dilalui sebuah
bisnis.
1. Dapat dijadikan acuan dalam memproyeksikan bisnis secara keseluruhan
dan juga realtime
2. Memberikan informasi terkait kondisi perusahaan
3. Meningkatkan nilai kompetitif perusahaan, untuk bisa bertahan di tengah
persaingan bisnis dan berbagai perubahan
4. Memungkinkan perusahaan untuk lebih responsif atas setiap tantangan
yang bisa muncul kapan saja
5. Membantu perusahaan untuk lebih cepat mengidentifikasi peluang bisnis
terbaru dan juga pergerakan kompetitor
6. Lebih fokus pada kebutuhan konsumen atau pelanggan
7. Meminimalkan human error karena menempatkan tenaga kerja sesuai
dengan kemampuannya

35
8. Proses yang tepat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja, sehingga
proses operasional dapat lebih cepat
9. Melalui proses yang ada, dapat memaksimalkan komunikasi antara
perusahaan dengan pelanggan seperti melalui riset dan juga menjawab
feedback konsumen
10. Mempermudah proses evaluasi, dengan begitu perusahaan akan lebih
mudah menemukan solusi atas permasalahan dan juga melakukan
perbaikan atas kekurangan yang ada
11. Menghindarkan perusahaan dari sikap reaktif yang dapat memicu kondisi
kontraproduktif12

M. Komponen Perencanaan Bisnis Penting untuk Perusahaan


Agar bisnis yang jalankan sesuai dengan harapan, seorang
wirausahawan harus memiliki perencanaan bisnis. Dalam hal ini, dibutuhkan
komponen-komponen perencanaan usaha juga rencana bisnis. Rencana bisnis
merupakan suatu dokumen yang menyatakan keyakinan akan kemampuan
sebuah bisnis untuk menjual barang atau jasa dengan menghasilkan
keuntungan yang memuaskan dan menarik bagi penyandang dana.

N. Komponen Perencanaan Usaha Juga Rencana Bisnis Penting untuk


Perusahaan
Terdapat 6 komponen perencanaan bisnis yang penting untuk
perusahaan.
1. Membuat Deskripsi Bisnis
Deskripsi bisnis bertujuan untuk menjelaskan secara singkat apa
bidang usaha yang akan dijalankan, beserta potensi produk dan
kemungkinannya untuk bertahan dan berkembang di masa depan.
Dalam deskripsi bisnis ini, diharapkan semua orang yang nantinya
terlibat dalam bisnis, akan mengetahui potensi dan arah pengembangan
dari bisnis tersebut.

12
Putu Arya Mahatmavidya,”Memahami Apa Itu Proses Bisnis Beserta Jenis, Fungsi dan
Manfaatnya”,(https://mekari.com/blog/proses-bisnis/, Diakses pada 29 September 2022)

36
2. Perencanaan Usaha Melakukan Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah merupakan salah satu komponen
perencanaan usaha juga rencana bisnis yang penting. Strategi pemasaran
yang akan dijalankan harus merupakan hasil analisa pasar yang telah
dilakukan dengan cermat. Analisa pasar adalah kekuatan yang harus
digunakan untuk menciptakan target pembeli.
Dalam menuliskan strategi ini, Anda membutuhkan suatu analisis
yang tepat sehingga dapat memanfaatkan kesempatan yang ada. Jenis
analisa yang dapat digunakan misalnya adalah analisis SWOT. Dengan
analisa ini, Anda dapat mengetahui keunggulan, kelemahan, peluang dan
ancaman bagi suatu produk sehingga dapat menerapkan strategi
pemasaran yang tepat tanpa membuang waktu, tenaga dan biaya.
Misalnya saja, komponen proposal yang berisi rencana pemasaran
usaha pengolahan makanan internasional adalah perlu memiliki analisa
SWOT untuk meyakinkan pelanggan untuk memilih produk yang
tersedia.
Di sisi lain, berikut yang bukan termasuk komponen dalam
proposal usaha berdasarkan analisis wirausaha adalah, hanya berisi
analisa kelemahan dan ancaman saja, tanpa menyertakan keunggulan dan
peluangnya.
3. Perencanaan Usaha Membuat Analisa Pesaing
Analisa pesaing digunakan untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan pesaing dalam satu pasar yang sama. Setelah menemukan
kekuatan dan kelemahan dari produk pesaing, kemudian perusahaan
dapat mencari strategi untuk memasarkan produk dengan cara yang
berbeda dengan pesaing. Komponen perencanaan usaha juga rencana
bisnis yang satu ini penting agar bisnis bisa bertahan dan mengalahkan
bisnis sejenis lainnya.
4. Desain Pengembangan
Rencana desain dan pengembangan diperlukan untuk menunjukkan
tahap perencanaan produk, grafik pengembangan dalam konteks produksi

37
dan penjualan. Selain berguna untuk mengetahui rencana usaha ke depan,
desain pengembangan juga akan mempengaruhi perencanaan
pembiayaan usaha.
5. Rencana Operasional dan Manajemen
Rencana operasional dan manajemen dibuat untuk menjelaskan
bagaimana usaha akan berjalan dan berkelanjutan.
Komponen ini berfokus pada kebutuhan logistik perusahaan,
misalnya bermacam tugas dan tanggung jawab tim manajemen,
bagaimana prosedur penugasan antar divisi dalam perusahaan, serta
kebutuhan anggaran dan pengeluaran yang berkaitan dengan operasional
perusahaan.
6. Menghitung Pembiayaan
Faktor pembiayaan menjadi komponen perencanaan usaha juga
rencana bisnis yang krusial. Dari mana sumber dana berasal, bagaimana
mengatur anggaran agar efisien dan usaha dapat berjalan lancar adalah
tugas penting yang harus direncanakan dalam komponen pembiayaan.
Beberapa dokumen keuangan yang dibutuhkan untuk menyusun
faktor pembiayaan, antara lain laporan keuangan, laporan arus kas,
laporan Neraca, dan analisis pengembalian modal.
Untuk memenuhi semua dokumen keuangan yang dibutuhkan
dalam membuat perencanaan bisnis, perusahaan dapat menggunakan
bantuan program akuntansi atau jasa penyedia layanan akuntansi untuk
membuat sebuah analisis keuangan usaha.13

O. Studi Kelayakan Bisnis


Setelah memahami tentang pengertian bisnis, ada baiknya kita juga
mengetahui dahulu tentang pengertian investasi serta usaha dan proyek.
Karena dalam suatu bisnis, aspek investasi, usaha dan proyek tentunya saling
berkaitan.

13
Mekari Jurnal,”6 Komponen Perencanaan Bisnis Penting untuk
Perusahaan”,(https://www.jurnal.id/id/blog/2017-6-komponen-perencanaan-bisnis-penting-untuk-
perusahaan/, Diakses pada tanggal 29 September 2022)

38
Investasi adalah pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk
menghasilkan laba di masa yang akan datang (Mulyadi, 2001). Investasi juga
dapat didefinisikan sebagai penanaman modal atau pemilikan sumber-sumber
dalam jangka panjang yang akan bermanfaat pada beberapa periode yang
akan datang. Investasi dapat pula didefinisikan sebagai penempatan sejumlah
dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa
mendatang (Halim, 2003).
Pada beberapa pendapat tersebut, terkandung hal terpenting dalam
investasi yaitu adanya pengorbanan dan waktu (jangka periode). Makna
mengorbankan disini, ialah pengorbanan sejumlah modal atau aset yang
dimiliki dalam suatu usaha atau proyek. Setelah itu mengharapkan adanya
pengembalian disertai tingkat keuntungan yang diharapkan. Ketika
menjalankan suatu bisnis, sudah dipastikan mengeluarkan modal dan aset
yang dimiliki untuk investasi. Sedangkan hasil dimasa datang bersifat tidak
pasti, tergantung dari perencanaan dan identifikasi usahawan.
Umumnya investasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Investasi pada
financial assets dan real assets. Investasi pada financial assets yaitu bentuk
investasi yang dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito,
commercial paper, surat berharga pasar uang dan lainnya. Kemudian Investasi
pada financial assets yang dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham,
obligasi, waran, opsi dan lainnya.
Sedangkan Investasi pada real asset diwujudkan dalam bentuk
pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan,
pembukaan perkebunan dan lainnya. Dapat diartikan juga bahwa investasi
merupakan suatu bentuk penanaman modal pada suatu entitas dalam suatu
kegiatan yang memiliki jangka waktu dalam suatu bidang usaha.
Secara umum, proyek ialah suatu usaha yang unik untuk mencapai
tujuan yang ditentukan oleh waktu, biaya dan kualitas. Bersifat unik, karena
tidak melibatkan tahapan yang berulang. Setiap proyek yang dilakukan
berbeda dari yang terakhir, sedangkan kegiatan operasional sering melibatkan
proses yang berulang-ulang. Memiliki skala waktu yang ditetapkan.

39
Kemudian proyek memiliki waktu awal dan akhir yang jelas untuk mencapai
tujuan sesuai waktu yang ditetapkan.
Selain itu memiliki anggaran yang sudah direncanakan dan disetujui
serta memiliki keterbatasan sumberdaya. Proyek dilaksanakan dengan jumlah
tenaga kerja, peralatan dan material yang telah disepakati. Melibatkan unsur
yang berisiko yang membawa pada risiko bisnis dan melakukan perubahan
yang menguntungkan. Karena pada dasarnya, tujuan dari proyek pada konsep
disini adalah menciptakan suatu bisnis yang memiliki nilai.
Timbulnya suatu proyek biasanya disebabkan oleh arus permintaan
pasar. Adanya kebutuhan dan keinginan yang perlu diselesaikan, maupun
adanya produk yang belum mencukupi atau belum ada sama sekali.
Kemudian bagi usahawan, proyek dapat dijadikan acuan untuk
merealisasikan ide. Bagi pemerintah, proyek dilakukan dalam rangka
memenuhi kebutuhan masyarakat akan suatu barang maupun jasa. Setelah
itu, perlu diperkenalkan, pengertian bisnis. Bisnis ialah suatu aktivitas dan
institusi yang memproduksi barang dan jasa dalam kehidupan sehari- hari
dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan dari masyarakat
yang membutuhkan barang maupun jasa yang kita produksi. Namun seluruh
aktivitas dan usaha yang dilakukan biasanya dalam rangka untuk mencari
keuntungan. Yang mana dengan menyediakan barang dan jasa yang
dibutuhkan bagi sistem perekonomian, beberapa bisnis memproduksi barang
berwujud sedangkan yang lain memberikan jasa.
Setelah memahami konsep pengertian investasi, pengertian proyek dan
bisnis. Dapat dijabarkan bahwa Studi Kelayakan Bisnis adalah Suatu kegiatan
identifikasi dan merencanakan serta memperdalam seluruh aktivitas dan
usaha untuk mencari keuntungan maupun sosial dengan menyediakan barang
dan jasa yang dibutuhkan bagi sistem perekonomian, dengan output berupa
keputusan penentuan layak atau tidaknya suatu usaha tersebut dijalankan.
Kegiatan identifikasi disini memiliki arti bahwa sebelum menerapkan
usaha, perlu diketahui dan dijabarkan terlebih dahulu ciri-ciri, model
kebutuhan dan keinginan usawahan yang nantinya akan membentuk

40
pola usaha. Setelah itu, direncanakan dan memperdalam, yang artinya bahwa
dilakukan analisa secara sungguh-sungguh dengan sumber pendukung yang
dapat diukur dan dihitung. Dengan mengukur dan menghitung rencana usaha,
maka dapat diperoleh hasil yang maksimal dari analisa tersebut.
Keputusan penentuan layak atau tidak, artinya bahwa analisa yang
dilakukan bertujuan untuk menentukan apakah usaha yang sudah
direncanakan, siap untuk dijalankan ataukah tidak. Apabila siap dijalankan,
berarti usaha akan memberikan benefit atau manfaat yang lebih besar setelah
usahawan tersebut mengeluarkan modal dan aset untuk menjalankan usaha
tersebut. Manfaat yang dimaksud, ialah bisa berupa manfaat finansial maupun
non- finansial sesuai dengan tujuan dibentuknya bisnis tersebut. Apabila
dikaji lebih dalam, arti layak disini juga dapat dimaknai bahwa keuntungan
tidak hanya dinikmati bagi usahawan, namun juga bagi investor, kreditor,
pemerintah dan masyarakat luas tentunya.

P. Tahapan Studi Kelayakan Bisnis


Persiapan dan rasa tidak tergesa-gesa serta terencana dapat memberi
kesempatan bagi wirausahawan untuk dapat mengatur analisa bisnisnya
dengan baik. Menurut Suliyanto (2010), dalam melaksanakan studi kelayakan
bisnis ada beberapa tahapan studi yang harus dikerjakan. Tahapan-tahapan
yang dikerjakan ini bersifat umum antara lain:
1. Penemuan Ide
Produk yang akan dibuat haruslah laku dijual dan menguntungkan.
Oleh karena itu, penemuan ide terhadap kebutuhan pasar dan jenis
produk dari proyek harus dilakukan. Dimana produk yang dibuat untuk
memenuhi kebutuhan pasar yang masih belum dipenuhi. Pendistribusian
yang tidak merata atau tidak sesuai dengan kebutuhan konsumen dapat
menimbulkan ide•ide usaha untuk menyempurnakan produk
ataupun menciptakan produk baru.
Kemudian dengan memperhatikan potensial konsumen terutama
needs dan wants mereka, maka dapat menimbulkan ide•ide usaha baik

41
untuk produk baru ataupun perbaikan dari produk yang sudah ada.
Seperti need konsumen peminum kopi yang tinggi akan macam cita rasa
kopi serta want mereka akan tempat minum kopi yang memungkinkan
mereka menikmati kopi dengan santai dan beramai•ramai dengan kolega
mendorong tumbuhnya warung kopi di mal•mal atau perkantoran baik
dari luar negeri (Coffe Bean dan Starbucks) serta dari dalam negeri (Kopi
Putih Luwak, Nescafe dll).
2. Tahapan Penelitian
Dimulai dengan mengumpulkan data, lalu mengolah data
berdasarkan teori yang relevan, menganalisis dan menginterpresentasikan
hasil pengolahan data dengan alat analisis yang sesuai, menyimpulkan
hasil sampai pada pekerjaan membuat laporan hasil penelitian tersebut.
Melalui penelitian memungkinkan timbulnya gagasan produk baru atau
perbaikan dari produk yang sudah ada. Contohnya adalah penelitian
terhadap penyakit flu menghasilkan jenis obat flu yang tidak membawa
efek mengantuk.
3. Tahap Evaluasi
Mengevaluasi usulan usaha yang didirikan. Apakah masih terdapat
faktor-faktor yang belum dianalisa dan perlu dilakukan penyempurnaan
sebelum usaha dilakukan. Mengalami kemandegan dalam sebuah usaha
tentu merupakan sesuatu yang tidak diinginkan dan tidak dikehendaki.
Tentu setiap orang menginginkan selalu mengalami kemajuan usaha dari
waktu ke waktu.
Kemandegan dan stagnasi usaha terkadang menjadi sesuatu hal
yang tidak bisa dihindarkan, bahkan terkadang harus mundur beberapa
tahap. Banyak hal yang bisa mempengaruhi kondisi usaha kita, pasar
yang mulai lesu, persaingan yang makin ketat, produktifitas menurun,
biaya produksi yang meningkat dan lain-lain. Bagaimana agar usaha
selalu mengalami kemajuan, atau paling tidak tidak surut ke belakang?
Setelah rencana bisnis yang kita buat dengan baik apakah sudah cukup?

42
Itulah pentingnya perlu melakukan evaluasi dan monitoring sebelum
dilakukan usaha.
4. Tahap Pengurutan
Setelah melakukan evaluasi, akan muncul usulan yang secara awal,
layak dipertimbangkan untuk direalisasikan. Bisa dilanjutkan dengan
membuat prioritas dari sekian banyak rencana bisnis yang sudah
dievaluasi. Dengan membuat skala prioritas, maka kita dapat mengatur
alur pergerakan perjalanan usaha dengan lebih baik.
5. Tahap Rencana Pelaksanaan
Setelah tahap pengurutan. Langkah selanjutnya ialah menentukan
jenis pekerjaan, waktu yang dibutuhkan untuk jenis pekerjaan, jumlah
dan kualifikasi tenaga pelaksana, ketersediaan dana dan sumber daya
lain, kesiapan manajemen, dan kondisi operasional dan pelaksanaan yang
sekiranya perlu direncanakan.
Hal ini dilakukan untuk memberikan gambaran secara jelas tentang
pelaksanaan usaha atau bisnis dan rencana kerja pembangunan usaha atau
bisnis agar sesuai dengan tahap pengurutan. Dengan begitu, perencanaan
dapat stay on track dan mengikuti alur yangsudah dibuat.
6. Tahap Pelaksana
Setelah semua pekerjaan telah selesai disiapkan, tahap berikutnya
adalah merealisasikan pembangunan usaha tersebut. Dengan pedoman
yang sudah dibuat sebelumnya, yang dimulai dari pengumpulan ide,
dilanjutkan analisa dan penelitian, kemudian dievaluasi dan diurutkan.
Setelah itu dibuat perencanaan, maka ditahap ini kita sudah memiliki
gambaran yang dapat membuat kita lebih percaya diri dalam memulai
usaha dan bisnis.

Q. Pihak yang Memerlukan Studi Kelayakan Bisnis


Hasil studi yang kita lakukan sangat berguna ketika akan
dipresentasikan kepada pihak-pihak yang memang berkepentingan terhadap
usaha atau proyek yang kita jalankan. Sebagai contoh calon usahawan perlu

43
melakukan studi kelayakan untuk meyakinkan investor dan usahawan dapat
bertanggungjawab terhadap hasil yang usahawan katakan layak. Sehingga
pihak yang berkepentingan dapat yakin dan percaya terhadap studi kelayakan
yang telah dilakukan dengan output, dapat memberikan manfaat untuk
perjalanan bisnis kita.
Beberapa pihak yang berkepentingan dalam hasil studi kelayakan bisnis
dapat dijabarkan seperti :
1. Investor
Jika hasil studi kelayakan bisnis yang telah dibuat ternyata layak
untuk direalisasikan, pendanaannya dapat mulai dicari, misalnya dengan
mencari investor atau pemilik modal yang mau menanamkan modalnya
pada proyek yang akan dikerjakan. Sudah barang tentu calon investor ini
akan mempelajari laporan studi kelayakan bisnis yang telah dbuat karena
calon investor mempunyai kepentingan yang akan diperoleh serta
jaminan keselamatan atas modal yang akan ditanamkannya.
2. Kreditor
Salah satu sumber pendanaan usaha atau bisnis dapat juga
diperoleh dari bank. Pihak bank akan mengkaji ulang studi kelayakan
bisnis yang telah dibuat terebut termasuk mempertimbangkan sisi-sisi
lain, misalnya bonafiditas (dapat dipercaya dengan baik dari segi
kejujuran maupun kemampuannya) dan tersedianya agunan yang dimiliki
perusahaan sebelum memutuskan untuk memberikan kredit atau tidak.
3. Pihak Manajemen Perusahaan
Pembuatan suatu studi kelayakan bisnis dapat dilakukan oleh pihak
eksternal perusahaan selain dibuat sendiri oleh pihak internal perusahaan.
Terlepas dari siapa yang membuat, jelas bagi manajemen bahwa
pembuatan proposal ini merupakan suatu upaya dalam rangka
merealisasikan ide proyek yang pada akhirnya bermuara pada
peningkatan usaha dalam rangka meningkatkan laba perusahaan. Sebagai
pihak yang menjadi project leader, sudah tentu ia perlu mempelajari studi

44
kelayakan ini, misalnya dalam hal pendanaan, berapa yang dialokasikan
dari modal sendiri, rencana dari investor dan dari kreditor.
d. Pemerintah dan Masyarakat
Studi Kelayakan Bisnis yang disusun perlu memperhatikan
kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah karena
bagaimanapun pemerintah secara langsung maupun tidak langsung dapat
mempengaruhi kebijakan perusahaan. Penghematan devisa negara,
penggalakan ekspor non migas dan pemakaian tenaga kerja massal
merupakan contoh-contoh kebijakan pemerintah di sektor ekonomi.
Proyek-proyek bisnis yang membantu kebijakan pemerintah inilah yang
diprioritaskan untuk dibantu, misalnya dengan subsidi ataupun keringan
pajak bahkan tax-holiday.

R. Pentingnya Studi Kelayakan Bisnis


Bangsa Indonesia seperti juga bangsa berkembang di dunia, tengah
dihadapkan pada masalah kemiskinan dan pengangguran yang jumlahnya
semakin bertambah. Sebagian dari mereka adalah kaum terpelajar yang
berusia produktif. Dampak pengangguran tidak hanya menjadi sumber
kriminalitas, tetapi berakibat pada rendahnya produktifitas dan daya saing
bangsa. Untuk menyelesaikan masalah pengangguran dan kemiskinan
tersebut, pilihan tepat adalah menciptakan lapangan kerja dengan
memaksimalkan potensi dan keterampilan yang dimiliki oleh angkatan kerja
yang menganggur. Penciptaan lebih banyak kesempatan kerja akan memiliki
kontribusi besar terhadap produktifitas bangsa, khususnya untuk
memberantas kemiskinan dan memecahkan masalah sosial, keputusasaan dan
frustasi. Siapa yang bisa menciptakan lapangan kerja? Jawabnya adalah:
‛ENTREPRENEUR‛ atau Wirausaha.
Ilustrasi berikut ini akan menggambarkan peran penting seorang
Entrepreneur, misalnya; Jika Penduduk Indonesia diasumsikan 230 juta, dan
2% diantaranya adalah Entrepreneur maka jumlah Entrepreneur adalah
4.600.000 jiwa. Dampak ekonomi dan sosial yang ditimbulkan, adalah:

45
1. Jika setiap Entrepreneur dapat membuka lapangan kerja untuk 10 orang
pegawai, maka akan tercipta lapangan kerja untuk 46 juta orang,
bagaimana jika dinaikkan 12 orang?
2. Jika 46 juta orang mendapatkan gaji dan tunjangan lainnya rata-rata Rp.
1 juta per bulan, maka akan dibayarkan Rp 46 T yang akan dimanfaatkan
untuk kebutuhan produk konsumtif dan biaya hidup lainnya untuk
memutar roda ekonomi, bagaimana jika gaji/upah perorang menjadi Rp.
1,2 juta?
3. Jika yang bersangkutan menghidupi 4 orang (istri dan dua orang anak)
berarti dapat mensejahterakan 184 juta orang, bagaimana jika mampu
menghidupi 5 orang?
4. Para pengusaha tersebut juga akan membayar macam-macam retribusi
dan pajak, menyumbang devisa negara, mendirikan yayasan dan
menyumbang kegiatan-kegiatan sosial.
Suatu negara akan mencapai kemakmuran apabila jumlah
entrepreneurnya paling sedikit 2% dari total penduduknya (Davis
McClelland). Di Indonesia diperkirakan baru sekitar 0,2%, bandingkan
dengan Singapura yang telah mencapai 7%. Illustrasi tersebut memberi
keyakinan bahwa keberadaan Entrepreneur bersifat mutlak karena sangat
berperan penting dan strategis dalam pemenuhan kebutuhan rakyat, bangsa
dan negara. Perhitungan ini mungkin dianggap muluk- muluk, tetapi bukan
tidak mungkin menjadi kenyataan. Entrepreneur seperti inilah yang
diharapkan, bukan sekadar berdagang, tetapi memberikan manfaat lebih pada
masyarakat termasuk pelanggan, bangsa dan negara. Mencermati illustrasi
tersebut dapat disimpulkan bahwa Peran Entrepreneur dalam sebuah negara,
adalah:
1. Pemutar gerak roda ekonomi,
2. Pembuka atau penyedia lapangan kerja,
3. Pembayar pajak sebagai sumber pemasukan APBN dan APBD,
4. Penghasil devisa dari produk ekspor, dan
5. Pelaku fungsi sosial-kemasyarakatan

46
Sebagai pelaku fungsi sosial kemasyarakatn, meliputi; di rumah;
mereka berperan sebagai kepala rumah tangga, suami, orang tua, kakek,
nenek, dan lainnya. Di lingkungan kerja, mereka berperan sebagai pemilik
perusahaan, pemimpin, manajer, sales dan marketing, pembayar pajak, dan
lainnya.
Di masyarakat, mereka cukup berperan dalam memajukan bangsa
melalui sumbangannya diberbagai bidang seperti pendidikan, kebudayaan,
kesehatan, agama dan kemanusiaan.
Wirausaha adalah lowongan bagi siapa saja. Tidak ada syarat khusus
seperti tinggi badan dan wajah harus ganteng, juga tidak mensyaratkan
pendidikan formal tertentu. Siapa yang memiliki sikap, semangat, dan prilaku
kewirausahaan, berarti telah memilih jalur yang tepat menuju sukses.
Semakin anda lambat memilikinya, berarti semakin banyak anda kehilangan
kemungkinan untuk sukses. Ini menunjukkan bahwa semakin banyak dan
cepat anda memiliki karakteristik kewirausahaan, berarti semakin tinggi pula
kemungkinan berhasil dalam bisnis. Jadi tunggu apa lagi, milikilah segera
Karakteristik Wirausaha
Menjadi Entrepreneur adalah pilihan, bukan masalah bakat atau
turunan, seseorang yang berwawasan entrepreneurship, tidak harus jadi
Entrepreneur (pengusaha) tetapi dapat menjadi Intrapreneur (karyawan
perusahaan/ organisasi). Entrpreneurship bukan sekedar pengetahuan, teknik
dan keterampilan, tetapi lebih pada masalah sikap mental melalui proses diri
dari praktek dan pengalaman karena dorongan sendiri. Menjadi Entrepreneur
atau Intrapreneur tidak dapat disuruh atau dicetak, kecuali melalui kesadaran,
keinginan, panggilan hidup, hasrat, dan motivasi kuat disertai belajar, berpikir
dan kerja keras dengan segala resiko.
Seorang Wirausaha bukanlah penjudi yang hanya mengandalkan
spekulasi, nasib dan keberuntungan melainkan seorang yang penuh
perhitungan matang dan siap menanggung resiko moderat.

47
48
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bisnis terus berubah mengikuti waktu dan harus terus diikuti oleh
perusahaan. Perubahan bisnis sangat mungkin berubah pada periode
anggaran. Anggaran dapat disesuaikan dengan perubahan lingkungan bisnis.
Pengamatan rutin terhadap kondisi bisnis harus terus dilakukan agar segera
dapat melakukan penyesuaian atas anggaran yang diperlukan. Untuk tetap
menjaga kecukupan sumber daya, managemen harus dapat merencanakannya
dengan baik. Perencanaan yang baik harus mampu memberikan proyeksian
tren yang akan terjadi dan antisipasi terhadap perubahan. Dengan
perencanaan yang baik dapat memberikan manfaat penting dalam kegiatan
operasional perusahaan, contohnya untuk dimanfaatkan dalam mencari
sumber pendanaan dan sumber daya manusia yang kompeten. Tanpa
perencanaan yang matang, arah dari kegiatan operasional tidak atau kurang
dapat optimal dalam mencapai tujuan perusahaan, yaitu meningkatkan laba.
Perencanaan bisnis bukan merupakan sesuatu yang mudah untuk
dilaksanakan, selain harus mampu memberikan gambaran masa depan, juga
ada hal-hal teknis yang perlu dipertimbangkan dan perlu dihindari.
Perencanaan dapat dibuat untuk beberapa terminologi waktu, yaitu jangka
pendek, menengah, dan jangka panjang.
Pelaku bisnis, baik di level UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah)
maupun yang lebih besar, harus mengetahui tujuan sebenarnya dari
penyusunan rencana bisnis. Aktivitas tersebut akan diatur sedemikian rupa
sehingga bisa mewujudkan tujuan usaha secara nyata.
Ada yang menerapkannya secara berulang-ulang dengan cara standar,
tetapi ada juga yang terus berupaya mengoptimalkannya.
Dalam sebuah perusahaan atau organisasi, proses tersebut akan dibagi
ke dalam beberapa sub proses, dengan tugas atau aktivitas berbeda-beda di
tiap bagiannya.

49
Hasil studi yang kita lakukan sangat berguna ketika akan
dipresentasikan kepada pihak-pihak yang memang berkepentingan terhadap
usaha atau proyek yang kita jalankan. Sebagai contoh calon usahawan perlu
melakukan studi kelayakan untuk meyakinkan investor dan usahawan dapat
bertanggungjawab terhadap hasil yang usahawan katakan layak.

B. Saran
1. Pembaca
Saya berharap agar pembaca dapat menambah ilmu dan memahami
lebih dalam pengetahuan tentang dalam Bisnis. Sehingga kelak ilmu
tersebut berguna dan membantu mahasiswa dalam memahami tentang
Pelaksanaan Bisnis.
2. Pemakalah
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih
terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kata kesempurnaan. Penulis
akan memperbaiki makalah terseebut dengan berpedoman pada banyak
sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca. Kami berharap
kepada pemakalah selanjutnya agar dalam pembuatan makalah lebih baik
dari makalah yang kami buat atau mungkin lebih sempurna daripada
makalah yang kami.

50
DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro, G. dan M. Asri. 2014. Anggaran Perusahaan. Yogyakarta: BPFE-


Yogyakarta

Adisaputro, G. dan Y. Anggarini. Anggaran Bisnis: Analisis, Perencanaan, dan


Pengendalian Laba. Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Anthony, R.N. dan V. Govindarajan. 2007. Management Control Systems.New


York: Mc.Graw-Hill..

Aziz, A. 2008. Ekonomi Islam Analisis Mikro dan Makro Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Husnan,suad dan suwarsono Muhammad 2000, Studi Kelayakan Proyek. Edisi-


4.UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Jay Heizer, Barry Render. 2006. Operating Management edisi-7. Salemba Empat,
Jakarta.

Ismail, N. 2012. Isu-Isu Ekonomi Islam Nalar Bisnis Jakarta: Penerbit VIV Press.

Ismail, 2005.Zakat Produktif, (Sistem Alternatif dalam Pengentasan Kemiskinan


di Indonesia), (Tesis –Prodi Ekonomi Islam Pasca Sarjana UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Nawawi, I. 2011. Islam dan Bisnis Sidoarjo: VIV Press.

Sahabat penggadaian,”Apasaja yang harus ada dalam rencana


bisnis?”(https://sahabatpegadaian.com/artikel/wirausaha/apa-saja-yang-
harus-ada-dalam-rencana-bisnis, Diakses pada 29 September 2022)

Sondang P. Siagian, 2008: Filsafat Administrasi, Jakarta: Bumi Aksara.

Syukur, A. 1987. Study Implementasi Lalar belakang Konsep Pendekatan Dan


Relevansinya Dalam Pembangunan, Jakarta: Persadi Ujung Pandang.

51
52

Anda mungkin juga menyukai