Dosen Pembimbing
Ahmad Tadjudin M.M
Kelompok 2 :
Neneng Susilawati ( 1888203002 )
Sri Wahyuningsih ( 1888203008)
Nurqonitah Khansa K ( 1888203066)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat,
taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyususnan
Makalah Kewirausahaan tentang “Analisis Kelayakan Bisnis” ini sesuai waktu
yang telah ditentukan.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari
kesempurnaan dan terdapat banyak kekeliruan. Untuk itu segala kritik dan saran
yang sifatnya konstruktif sangat kami harapkan guna penyempurnaan tugas-tugas
makalah yang akan datang. Akhirnya kami mengucapkan selamat membaca,
semogadapat menjadi referensi yang berguna untuk semuanya.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Pengertian Bisnis.........................................................................................3
iii
3. ANALISIS KELAYAKAN ORGANISASI............................................16
2. Management skills.................................................................................24
3. Access to capital.....................................................................................24
BAB III..................................................................................................................25
A. KESIMPULAN...........................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................26
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebelum bisnis baru dimulai atau dikembangkan terlebih dahulu harus diadakan
dan dapat diperoleh secara terus menerus dalam waktu yang lama? Secara teknis
mungkin saja usaha itu layak dilakukan, tetapi secara ekonomis dan sosial kurang
memberi manfaat.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bisnis
Pada saat mendengar kata “bisnis”, ingatan kita sejenak akan membayangkan
melakukan kegiatan perdagangan dan produksi. Lalu apa yang dimaksud dengan
“bisnis” itu sendiri? Menurut Steinholff (1979: 5), “ Business is all those activities
Dalam pengertian ini, kegiatan bisnis sebagai aktivitas yang meyediakan barang
dan jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen, dapat dilakukan oleh
badan usaha, maupun perorangan yang tidak memiliki badan hukum maupun
badan usaha seperti pedagang kaki lima, warung yang tidak memiliki Surat Izin
Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), serta usaha
Yang dimaksud dengan tangible goods adalah barang-barang yang dapat diindra
oleh pancaindra manusia, seperti mobil, rumah, kursi, pulpen, mi instan, sabun
Sedangkan jasa adalah produk yang tidak dapat dilihat secara kasat mata, tetapi
3
Sebagai contoh, keandalan seorang pengacara dalam memberikan jasanya tidak
dapat diukur dari keberadaan fisik maupun asal suku bangsa pengacara tersebut.
Pengertian bisnis lainnya diberikan oleh Griffin dan Ebert (1996), “Business is an
dengan definisi tersebut, aktivitas bisnis melalui penyediaan barang dan jasa
Analisis kelayakan bisnis adalah proses yang menentukan apakah ide bisnis
entrepreneur dapat menjadi bisnis yang sukses (Barringer dan Ireland, 2008;
usaha. Artinya, jika dilihat dari segi bisnis, suatu usaha sebelum dijalankan harus
dinilai pantas atau tidak untuk dijalankan. Pantas artinya layak atau akan
dapat tercapai sesuai dengan keinginan, apapun tujuan perusahaan (baik profile,
Tujuannya adalah untuk menentukan apakah suatu ide bisnis layak direalisasikan.
Jika ide bisnis memang layak, maka langkah selanjutnya adalah menyusun
rencana bisnis. Jika tidak layak, entrepreneur seharusnya melupakan ide bisnis
4
tersebut dan mencari ide yang lain. Dengan melakukan analisis kelayakan bisnis,
entrepreneur tidak perlu membuang-buang waktu, tenaga dan biaya untuk ide
bisnis yang tidak layak. dan untuk menilai apakah investasi yang akan ditanamkan
layak atau tidak untuk dijalankan (dalam arti sesuai dengan tujuan perusahaan)
atau dengan kata lain jika usaha tersebut dijalankan, akan memberikan manfaat
atau tidak. Suatu kegiatan dapat dikatakan layak apabila dapat memenuhi
persyaratan tertentu.
Untuk menentukan layak atau tidaknya suatu usaha diperlukan perhitungan dan
investasi yang akan dijalankan. Jadi, studi kelayakan usaha dapat memberikan
kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan, usaha atau
bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha
memberikan manfaat yang lebih besar dibangdingkan dengan biaya yang akan
dikeluarkan. Dengan kata lain, kelayakan dapat berarti bahwa usaha yang
5
dijalankan akan memberikan keuntungan financial dan nonfinansial sesuai dengan
berpikir kreatif, melakukan usaha yang inovatif, dan berani menghadapi risiko
berusaha inovatif. Orang yang berpikir kreatif dan bertindak inovatif adalah orang
yang produktif. Oleh sebab itu, orang yang memiliki tantangan selalu berpikir
sesuatu yang baru dan berbeda yang dikenal dengan nilai tambah. Nilai tambah
yang produktif, yaitu orang yang selalu berpikir dan bertindak untuk
menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda (somethings new and different). Ini
6
memproyeksikan keunggulan. Keunggulan menghasilkan daya saing. Daya
orang yang produktif untuk menghasilkan sesuatu yang berbeda, bernilai tambah,
unggul, berkualitas, berdaya saing, memiliki banyak peluang, dan identic dengan
kesuksesan. Jadi, orang yang sukses adalah orang yang suka tantangan, kreatif dan
akan berhasil dan tangguh apabila ada semangat dan kerja keras. Hal ini adalah
modal utama yang menentukan wirausahawan akan berhasil ataupun gagal. Usaha
melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata yang
7
Ciri – ciri kreativitas :
berbeda.
benar.
sukses.
ke dalam situasi yang baru. Konsep kebaruan ini berbeda bagi kebanyakan orang
8
karena sifat nya relative (apa yang dianggap baru oleh seseorang atau pada suatu
konteks dapat menjadi sesuatu yang merupakan lama bagi orang lain dalam
konteks lain ).
ide-ide barunya. Proses wirausaha meliputi semua fungsi, aktifitas dan tindakan
usaha. Oleh sebab itu wirausaha adalah orang yang memperoleh peluang dan
kombinasi antara sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat
bersaing.
gerikut:
penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih
banyak
9
D. Analisis Kelayakan Usaha/ Bisnis
Analisis kelayakan bisnis adalah proses yang menentukan apakah ide bisnis
bisnis dapat dikaji dari empat aspek utama, yaitu produk dan jasa, industry dan
Analisis ini dilakukan untuk menilai seluruh tampilan produk yang akan
dikembangkan. Analisis ini juga untuk menentukan daya tarik ide suatu produk
untuk mengetahui minat, hasrat dan maksud pembelian produk. Terdapat tiga
10
Mengestimasi pangsa pasar potensial dari produk
berikut ini ;
didistribusikan.
Usability testing adalah kelanjutan dari concept testing. Dalam hal ini ide produk
Usability testing adalah bentuk dari analisis kelayakan produk untuk mengukur
11
atau kolega untuk menggunakan produk, kemudian memberikan evaluasi secara
Analisis ini dilakukan untuk menilai seluruh tampilan pasar untuk produk yang
ketepatan waktu pasar dan identifikasi ceruk pasar (Barringer dan Ireland, 2008).
Besar dan sedang tumbuh. Penting bagi pelanggan. Industri yang relatif masih
muda daripada sudah tua atau matang. Memiliki marjin operasi yang besar
sehingga profitabilitas bisnisnya tinggi. Tidak terlalu ramai. Pasar yang ramai
berikut pesaing yang banyak identik dengan persaingan harga dan marjin operasi
yang kecil.
mempertimbangkan apakah produk merupakan produk yang sama sekali baru atau
industri. Ceruk pasar adalah tempat di dalam segmen pasar yang lebih besar yang
12
Di samping itu, alat yang berguna untuk menganalisis daya tarik suatu industri
adalah Model lima kekuatan (five forces model) dari Porter (Scarborough et al,
Persaingan antar perusahaan yang bersaing dalam industri yang sama. Pasar yang
d. Ada peluang untuk menjual suatu produk atau jasa yang terdiferensiasi.
Ketika perusahaan baru dapat dengan mudah masuk ke industri tertentu, intensitas
13
kebutuhan untuk mendapatkan teknologi dan pengetahuan khusus, kurangnya
lokasi yang kurang menguntungkan, serangan balasan dari perusahaan yang sudah
a. Keuntungan dari skala ekonomis tidak ada. Skala ekonomis tercapai jika
d. Para pembeli tidak terlalu setia pda suatu merek, hingga mempermudah
pendatang baru untuk menari pelanggan dari perusahaan yang telah ada,
dan
14
beralih ke produk substitusi. Tekanan kompetisi yang berasal dari produk
substitusi dan sejalan dengan biaya konsumen untuk beralih ke produk lain
adalah dengan memantau pangsa pasar yang didapat oleh produk tersebut, juga
penetrasi pasar.
intensitas persaingan dalam suatu industri, khususnya ketika ada sejumlah besar
pemasok, ketika hanya ada sedikit barang substitusi yang cukup bagus, atau ketika
biaya untuk mengganti bahan baku sangat mahal. Sering kali kepentingan yang
dicari oleh pemasok dan produsen adalah saling memberikan harga yang masuk
15
jangka panjang untuk semua pihak. Perusahaan dapat menjalankan strategi
mungkin menawarkan garansi yang lebih panjang atau jasa khusus untuk
konsumen juga lebih tinggi ketika yang dibeli adalah produk standar atau tidak
bernegosiasi tentang harga jual, cakupan garansi dan paket aksesori hingga ke
tingkat yang lebih tinggi. Setelah manajer mampu menilai kelima kekuatan
tersebut, dan menentukan ancaman dan peluang yang ada, maka strategi untuk
menghadapi persaingan pun dapat dipilih. Menurut Porter, tidak ada perusahaan
perusahaan tersebut.
Analisis ini dilakukan untuk menentukan apakah bisnis yang akan dijalankan
untuk meluncurkan bisnis secara sukses. Ada dua aspek utama dalam analisis ini
16
yaitu kecakapan manajemen dan kecukupan sumber daya (Barringer dan Ireland,
2008).
kecakapan dan kemampuan tim manajemen. Penilaian ini bersifat rinci dan
sumber daya untuk menentukan apakah usaha baru yang dikembangkan memiliki
pengembangan ide produk. Hal ini juga menyangkut kualitas sumber daya yang
tersedia.
keseluruhan. Aspek yang dikaji dalam analisis ini adalah uang kas yang
dibutuhkan untuk memulai bisnis, kinerja keuangan dari bisnis serupa dan
Pada aspek uang kas yang dibutuhkan untuk memulai bisnis, entrepreneur harus
operasi untuk menghasilkan pendapatan. Jika uang yang dibutuhkan berasal dari
Aspek kedua yaitu kinerja keuangan dari bisnis serupa, untuk mengestimasi
kinerja bisnis yang akan dimulai dan dibandingkan dengan kinerja bisnis serupa.
17
Data dan informasi mengenai kinerja bisnis serupa dapat diperoleh dari observasi
Aspek yang terakhir yaitu kemenarikan keuangan secara menyeluruh dari bisnis
yang diproyeksikan seperti return on assets, return on equity dan return on sales.
perkiraan pendapatan yang dihasilkan usaha tersebut dengan jumlah modal yang
telah diinvestasikan.
Pada tahap ini, yaitu proses imitasi dan duplikasi. Para wirausawan mulai meniru
ide dari orang lain, misalnya menciptakan jenis produk yang sudah ada, baik dari
dan pengalaman pribadi, baik dari lingkungan keluarga maupun orang lain. Akan
tetapi, tidak sedikit pula wirausahawan yang berhasil karena mempraktikkan hasil
pengamatannya.
18
2. Tahap Duplikasi dan Pengembangan
melalui diversifikasi dan diferensiasi dengan desain sendiri, begitu pula dengan
kegiatan organisasi usaha dan pemasaran. Meskipun pada tahap ini terjadi
perkembangan yang lambat dan cenderung kurang dinamis, namun sudah ada
sedikit perubahan. Misalnya desain dan teknik yang cenderung monoton mungkin
berubah tiga sampai lima tahun sekali, pemasaran cenderung dikuasai bentuk –
bentuk monopsoni oleh para pedagang pengumpul, seperti usaha kecil oada
dan cenderung berperan sebagai pengikut pasar (market follower) dan beberapa
perusahaan lagi mengikuti kehendak pedagang pengumpul. Pada tahap ini, ada
yang gagal dan hanya mampu berimitasi, dan ini belum menjadi wirausahawandan
3. Tahap Penciptaan Sendiri Terhadap Barang dan Jasa Baru Yang Berbeda
Melalui ide – ide sendiri, mereka menciptakan sendiri sesuatu yang baru dan
berbeda sampai terus berkembang. Pada tahap ini, wirausahawan biasanya mulai
ketidakpuasan terhadap hasil yang sudah ada, mulai timbul sehingga tercipta
19
semangat dan keinginan untuk mencapai hasil yang lebih unggul. Pada tahap ini
organisasi usaha juga mulai diperluas dengan skala yang lebih luas, penciptaan
produk sendiri berdasarkan pada pengamatan pasar dan kebutuhan konsumen serta
produk unik yang digerakkan oleh pasar mulai diciptakan dan disesuaikan dengan
perkembangan teknik yang ada. Beberapa industri kecil, misalnya industri sepatu
pengikut pasar.
berikut :
20
Pengambilan resiko moderat dengan tingkat toleransi yang tinggi
pada konsumen
mencapainya.
kedua
Kuasi formal (yaitu tidak terlalu kompleks atau bekerja sama) dalam
beroperasi.
21
F. FAKTOR PENDORONG KEBERHASILAN KEWIRAUSAHAAN
hal-hal berikut :
banyak kemauan dan orang yang memiliki kemauan, tetapi tidak memiliki
2. Tekad yang kuat dan kerja keras. Orang yang tidak memiliki tekad yang
kuat, tetapi memiliki kemauan untuk bekerja keras dan orang yang suka bekerja
keras, tetapi tidak memiliki tekad yang kuat, keduannya tidak akan menjadi
3. Kesempatan dan peluang. Ada solusi ada peluang, sebaliknya tidak ada solusi
tidak akan ada peluang. Peluang ada jika kita menciptakan peluang itu sendiri,
produk dan jasa-jasa inovasi sebagai alat untuk menggali perubahan. Oleh sebab
22
agar menghasilkan sesuatu yang baru dan menciptakan nilai. Wirausaha dapat
menciptakan nilai dengan cara merubah semua tantangan menajdi peluang melaui
peluang untuk memenuhi kebutuhan riil di pasar. Ide-ide itu menciptakan nilai
cara :
yang produktif.
23
2. Management skills
rencana bisnis. Seorang pengusaha yang baik harus dapat menuangkan impiannya
manajemen yang efisien dan efektif. Dengan strategi manajemen yang baik,
3. Access to capital
modal yang mereka miliki atau mereka kesulitan dalam memperoleh modal yang
cukup pada saat-saat kritis. Keterampilan yang satu ini sangat penting dimiliki
pengusaha agar dapat membuat perencanaan keuangan yang baik untuk mengelola
modal usaha serta pencapaian laba. Tidak hanya menggunakan keuangan secara
tepat, kemampuan dalam penyusunan laporan keuangan juga menjadi salah satu
24
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Analisis kelayakan bisnis adalah proses yang menentukan apakah ide bisnis
Dapat disimpulkan bahwa pengertian studi kelayakan usaha adalah: Sutau kegiatan
yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan, usaha atau bisnis yang
akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut
untuk menentukan apakah usaha yang dijalankan akan memberikan manfaat yang
lebih besar dibangdingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan. Dengan kata lain,
kelayakan dapat berarti bahwa usaha yang dijalankan akan memberikan keuntungan
25
DAFTAR PUSTAKA
https://slideplayer.info/slide/2012813/
http://kurnia-nett.blogspot.com/2014/11/analisis-kelayakan-bisnis.html
26