Anda di halaman 1dari 30

KEWIRAUSAHAAN

ANALISIS KELAYAKAN BISNIS

Dosen Pembimbing
Ahmad Tadjudin M.M

Kelompok 2 :
Neneng Susilawati ( 1888203002 )
Sri Wahyuningsih ( 1888203008)
Nurqonitah Khansa K ( 1888203066)

ENGLISH LANGUAGE EDUCATION STUDY


PROGRAM
FACULTY OF TEACHER TRAINING AND
EDUCATION
MUHAMMADIYAH TANGERANG UNIVERSITY
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat,
taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyususnan
Makalah Kewirausahaan tentang “Analisis Kelayakan Bisnis” ini sesuai waktu
yang telah ditentukan.

Tidak lupa kami ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada dosen


pembimbing yang telah banyak memberikan masukan yang sekiranya sudah
membuat makalah ini menjadi seperti yang diharapkan.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari
kesempurnaan dan terdapat banyak kekeliruan. Untuk itu segala kritik dan saran
yang sifatnya konstruktif sangat kami harapkan guna penyempurnaan tugas-tugas
makalah yang akan datang. Akhirnya kami mengucapkan selamat membaca,
semogadapat menjadi referensi yang berguna untuk semuanya.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................1

B.     Rumusan Masalah........................................................................................1

C.    Tujuan...........................................................................................................2

BAB II.....................................................................................................................3

PEMBAHASAN.....................................................................................................3

A. Pengertian Bisnis.........................................................................................3

B. Pengertian Kelayakan Bisnis/Usaha..........................................................4

C. Kreatifitas dan Ide Bisnis...........................................................................6

a. Kreativitas ( memikirkan hal yang baru )............................................7

b. Inovasi ( melalukan hal yang baru )......................................................8

c. Enterpreneurship ( menciptakan nilai dalam pasar )..........................9

D. Analisis Kelayakan Usaha/ Bisnis............................................................10

1. Analisis Kelayakan Produk..................................................................10

2. ANALISIS KELAYAKAN INDUSTRI DAN PASAR..........................12

1. Persaingan antar perusahan.................................................................13

2. Ancaman Pendatang Baru....................................................................13

3. Potensi Pengembangan Produk Substitusi.........................................14

4. Daya Tawar-menawar Penjual/Pemasok............................................15

5. Daya Tawar-menawar Pembeli/Konsumen........................................16

iii
3. ANALISIS KELAYAKAN ORGANISASI............................................16

4. ANALISIS KELAYAKAN KEUANGAN..............................................17

E. TAHAP PERKEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN.............................18

1.      Tahap Imitasi dan Duplikasi..................................................................18

2.      Tahap Duplikasi dan Pengembangan.....................................................19

3.      Tahap Penciptaan Sendiri Terhadap Barang dan Jasa Baru Yang


Berbeda...........................................................................................................19

F. FAKTOR PENDORONG KEBERHASILAN KEWIRAUSAHAAN. 22

G. KEGAGALAN YANG SERING TERJADI.......................................22

1. Market driven ideas..............................................................................22

2. Management skills.................................................................................24

3. Access to capital.....................................................................................24

BAB III..................................................................................................................25

A. KESIMPULAN...........................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................26

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebelum bisnis baru dimulai atau dikembangkan terlebih dahulu harus diadakan

penelitian tentang apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan

menguntungkan atau tidak. Bila menguntungkan, apakah keuntungan itu memadai

dan dapat diperoleh secara terus menerus dalam waktu yang lama? Secara teknis

mungkin saja usaha itu layak dilakukan, tetapi secara ekonomis dan sosial kurang

memberi manfaat.

B.     Rumusan Masalah

1.    Apakah pengertian dari bisnis?

2.    Apakah pengertian dari kelayakan bisnis/usaha?

3.    Bagaimanakah proses proses kreatifitas dan ide bisnis seseorang?

4.    Bagaimanakah analisis kelayakan usaha atau bisnis?

5. Bagaimana Tahap Perkembangan Kewirausahaan?

6. Bagaimana Faktor Pendorong Keberhasilan Kewirausahaan?

7. Bagaimana Kegagalan Yang Sering Terjadi Dalam Bisnis ?

1
C.    Tujuan

1.    Untuk mengetahui pengertian dari bisnis.

2.    Untuk mengetahui pengertian kelayakan usaha.

3.    Untuk mengetahui proses dan tahapan kelayakan studi usaha.

4.    Untuk mengetahui analisis kelayakan usaha atau bisnis.

5. Untuk mengetahui analisis kelayakan usaha/bisnis.

6. Untuk mengetahui faktor pendorong keberhasilan kewirausahaan.

7. Untuk mengetahui kegagalan yang sering terjadi dalam bisnis.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Bisnis

Pada saat mendengar kata “bisnis”, ingatan kita sejenak akan membayangkan

berbagai aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan besar seperti PT Unilever

Indoesia, PT Indofood Sukses Makmur, maupun berbagai perusahaan kecil yang

melakukan kegiatan perdagangan dan produksi. Lalu apa yang dimaksud dengan

“bisnis” itu sendiri? Menurut Steinholff (1979: 5), “ Business is all those activities

involved in providing the goods and services needed or desired by people.

Dalam pengertian ini, kegiatan bisnis sebagai aktivitas yang meyediakan barang

dan jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen, dapat dilakukan oleh

organisasi perusahaan yang memiliki badan hukum, perusahaan yang memiliki

badan usaha, maupun perorangan yang tidak memiliki badan hukum maupun

badan usaha seperti pedagang kaki lima, warung yang tidak memiliki Surat Izin

Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), serta usaha

informal lainnya. Produk yang dihasilkan dan diperdagangkan oleh kegiatan

bisnis mencakup keseluruhan tangible goods maupun intangible goods (jasa).

Yang dimaksud dengan tangible goods adalah barang-barang yang dapat diindra

oleh pancaindra manusia, seperti mobil, rumah, kursi, pulpen, mi instan, sabun

cuci, dan lain-lain.

Sedangkan jasa adalah produk yang tidak dapat dilihat secara kasat mata, tetapi

dapat dirasakan manfaatnya setelah konsumen mengkonsumsi jasa tersebut.

3
Sebagai contoh, keandalan seorang pengacara dalam memberikan jasanya tidak

dapat diukur dari keberadaan fisik maupun asal suku bangsa pengacara tersebut.

Pengertian bisnis lainnya diberikan oleh Griffin dan Ebert (1996), “Business is an

organization that provides goods or services in order to earn profit”. Sejalan

dengan definisi tersebut, aktivitas bisnis melalui penyediaan barang dan jasa

bertujuan untuk menghasilkan profi.

B.     Pengertian Kelayakan Bisnis/Usaha

Analisis kelayakan bisnis adalah proses yang menentukan apakah ide bisnis

entrepreneur dapat menjadi bisnis yang sukses (Barringer dan Ireland, 2008;

Scarborough, Wilson, Zimmerer, 2009). Bisnis/Usaha yang akan dijalankan

diharapkan dapat memberikan penghasilan sesuai dengan target yang telah

ditetapkan. Pencapaian tujuan usaha harus memenuhi beberapa kriteria kelayakan

usaha. Artinya, jika dilihat dari segi bisnis, suatu usaha sebelum dijalankan harus

dinilai pantas atau tidak untuk dijalankan. Pantas artinya layak atau akan

memberikan keuntungan dan manfaat yang maksimal. Agar tujuan perusahaan

dapat tercapai sesuai dengan keinginan, apapun tujuan perusahaan (baik profile,

social maupun gabungan dari keduanya), apabila ingin melakukan investasi,

terlebih dahulu hendaknya dilakukan suatu studi.uan

Tujuannya adalah untuk menentukan apakah suatu ide bisnis layak direalisasikan.

Jika ide bisnis memang layak, maka langkah selanjutnya adalah menyusun

rencana bisnis. Jika tidak layak, entrepreneur seharusnya melupakan ide bisnis

4
tersebut dan mencari ide yang lain. Dengan melakukan analisis kelayakan bisnis,

entrepreneur tidak perlu membuang-buang waktu, tenaga dan biaya untuk ide

bisnis yang tidak layak. dan untuk menilai apakah investasi yang akan ditanamkan

layak atau tidak untuk dijalankan (dalam arti sesuai dengan tujuan perusahaan)

atau dengan kata lain jika usaha tersebut dijalankan, akan memberikan manfaat

atau tidak. Suatu kegiatan dapat dikatakan layak apabila dapat memenuhi

persyaratan tertentu.

Untuk menentukan layak atau tidaknya suatu usaha diperlukan perhitungan dan

asumsi-asumsi sehingga ditarik kesimpulan bahwa dari segi keuangan perusahaan

ini layak untuk dijalankan. Studi kelayakan usaha dilakukan untuk

mengidentifikasi masalah di masa yang akan dating, sehingga dapat

meminimalkan kemungkinan melesetnya hasil yang diinginkan dalam suatu

investasi. Studi kelayakan usaha memperhitungkan hambatan atau peluang dari

investasi yang akan dijalankan. Jadi, studi kelayakan usaha dapat memberikan

pedoman atau arahan pada usaha yang akan dijalankan.

Dapat disimpulkan bahwa pengertian studi kelayakan usaha adalah: Sutau

kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan, usaha atau

bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha

tersebut dijalankan. Kelayakan artinya penelitina yang dilakukan secara

mendalam bertujuan untuk menentukan apakah usaha yang dijalankan akan

memberikan manfaat yang lebih besar dibangdingkan dengan biaya yang akan

dikeluarkan. Dengan kata lain, kelayakan dapat berarti bahwa usaha yang

5
dijalankan akan memberikan keuntungan financial dan nonfinansial sesuai dengan

tujuan yang mereka inginkan. 

C. Kreatifitas dan Ide Bisnis

Seseorang bisa menjadi wirausahawan yang sukses karena menyukai tantangan,

berpikir kreatif, melakukan usaha yang inovatif, dan berani menghadapi risiko

dengan tahapan sbb:

1.      Dengan adanya tatantangan, seorang wirausahawan akan berpikir kreatif dan

berusaha inovatif. Orang yang berpikir kreatif dan bertindak inovatif adalah orang

yang produktif. Oleh sebab itu, orang yang memiliki tantangan selalu berpikir

kreatif, produktif, dan inovatif.

2.      Dengan adanya tantangan, akan ada usaha. Sekali menemukan tantangan,

maka tantangan berikutnya akan tumbuh. Sehingga wirausahawan berfikir kreatif

dan akan menghasilkan gagasan, khayalan, imajinasi dan ide-ide untuk

menghasilkan produk – produk inovatif. Inovasi dilakukan untuk menciptakan

sesuatu yang baru dan berbeda yang dikenal dengan nilai tambah. Nilai tambah

akan menghasilkan daya saing dan akan menghasilkan peluang.

3.      Seseorang yang berpikir (kreatif) dan bertindak (inovatif) merupakan orang

yang produktif, yaitu orang yang selalu berpikir dan bertindak untuk

menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda (somethings new and different). Ini

merupakan nilai tambah. Nilai tambah memproyeksikan kualitas, dan kualitas

6
memproyeksikan keunggulan. Keunggulan menghasilkan daya saing. Daya

saing  merupaka peluang. Dengan demikian, orang kreatif dan inovatif adalah

orang yang produktif untuk menghasilkan sesuatu yang berbeda, bernilai tambah,

unggul, berkualitas, berdaya saing, memiliki banyak peluang, dan identic dengan

kesuksesan. Jadi, orang yang sukses adalah orang yang suka tantangan, kreatif dan

inovatif, produktif, menghasilkan nilai tambah (new and different), berkualitas,

unggul, memiliki daya saing, dan memiliki banyak peluang.

Untuk menjadi wirausahawan, ide dan kemampuan tidak cukup. Wirausahawan

akan berhasil dan tangguh apabila ada semangat dan kerja keras. Hal ini adalah

modal utama yang menentukan wirausahawan akan berhasil ataupun gagal. Usaha

dan pekerjaan yang ditekuni harus sungguh-sungguh. Keseriusan dan ketekunan

inilah yang disebut dengan loyalitas, komitmen, dan tanggung jawab.

Menurut Zimmerer, Scarborough, & Wilson (2008), kreativitas adalah

“kemampun untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara

baru untuk melihat masalah dan kesempatan”. Dengan kreativitas, seorang

enterpreneur mampu menampilkan inovasi, yaitu “kemampuan untuk

mengaplikasikan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang untuk meningkatkan

atau mengembangkan kehidupan seseorang”.

a. Kreativitas ( memikirkan hal yang baru )

Kreativitas merupakan memikirkan sesuatu,kemampuan seseorang untuk

melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata yang

relative berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.

7
Ciri – ciri kreativitas :

 Selalu bertanya, “ Apakah ada cara yang baik? “.

 Selalu menantang kebiasaan, tradisi dan kebiasaan rutin.

 Berefleksi/ merenung, berfikir dalam.

 Berani bermain mental, mencoba melihat masalah dari perpektif yang

berbeda.

 Menyadari kemungkinana benyak jawaban dari pada satu jawaban yang

benar.

 Melihat kegagalan dan kesalahan hanya sebagai jalan untuk mencapai

sukses.

 Mengkorelasikan ide-ide yang masih samara terhadap masalah untuk

menghasilkan pemecahan inovasi.

 Memiliki kemampuan untuk bangkit di atas kebiasaan rutin dan melihat

permasalahan dari perfektif yang lebih luas kemudian memfokuskannya

pada kebutuahan untuk berubah.

b. Inovasi ( melalukan hal yang baru )

Inovasi diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka

memecahkan persoalan- persoalan dan peluang untuk mempertinggi dan

meningkatkan hidup. ( zimmerer 1996,51 )

Inovasi adalah proses menemukan atau mengimplementasikan sesuatu yang baru

ke dalam situasi yang baru. Konsep kebaruan ini berbeda  bagi kebanyakan orang

8
karena sifat nya relative (apa yang dianggap baru oleh seseorang atau pada suatu

konteks dapat menjadi sesuatu  yang merupakan lama bagi orang lain dalam

konteks lain ).

c. Enterpreneurship ( menciptakan nilai dalam pasar )

Kewirausahaan muncul ketika seseorang berani mengembangkan usaha-usaha dan

ide-ide barunya. Proses wirausaha meliputi semua fungsi, aktifitas dan tindakan

yang berhubungan dengan perolehan peluang dan pencipta penciptaan organisasi

usaha. Oleh sebab itu wirausaha adalah orang yang memperoleh peluang dan

menciptakan suatu organisasi untuk mengejar peluang itu.

 Kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses

kombinasi antara sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat

bersaing.

Menurut zimmerer nilai tambah tersebut diciptakan melalui cara-cara sebagai

gerikut:

1)      pengembangan teknologi baru (developing new technology)

2)      penemuan pengetahuan baru (discovering knowledge)

3)      perbaikan produk yang sudah ada

penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih

banyak

9
D. Analisis Kelayakan Usaha/ Bisnis

Analisis kelayakan bisnis adalah proses yang menentukan apakah ide bisnis

entrepreneur dapat menjadi bisnis yang sukses. Tujuannya adalah untuk

menentukan apakah suatu ide bisnis layak direalisasikan.  Analisis kelayakan

bisnis dapat dikaji dari empat aspek utama, yaitu produk dan jasa, industry dan

pasar, organisasi dan keuangan.

1. Analisis Kelayakan Produk

Analisis ini dilakukan untuk menilai seluruh tampilan produk yang akan

dikembangkan. Analisis ini juga untuk menentukan daya tarik ide suatu produk

bagi calon pelanggan dan mengidentifikasi berbagai sumber daya yang

dibutuhkan untuk menghasilkan produk tersebut

Entrepreneur harus melakukan penelitian, baik primer maupun sekunder.

Penelitian primer dilakukan dengan mengumpulkan data langsung dari konsumen

dan menganalisisnya. Penelitian sekunder dilakukan dengan mengumpulkan data

yang telah disusun pihak lain dan yang telah tersedia.

Penelitian juga dapat dilakukan dengan melakukan tes terhadap produk

yaitu concept testing  dan usability testing. Pada concept testing, tes dilakukan

untuk mengetahui minat, hasrat dan maksud pembelian produk. Terdapat tiga

maksud utama dalam concept testing, yaitu ;

 Memvalidasi asumsi dasar dari ide buruk

 Membantu pengembangan ide

10
 Mengestimasi pangsa pasar potensial dari produk

Hasil dari concept testing berupa pernyataan konsep yang mencakup hal-hal

berikut ini ;

 Deskripsi barang atau jasa yang ditawarkan

 Pasar sasaran yang dimaksud

 Benefit dari produk atau jasa.

 Deskripsi mengenai bagaimana produk akan diposisikan relative berbeda

dibandingkan produk sejenis di pasar

 Deskripsi mengenai bagaimana barang atau jasa akan dijual dan

didistribusikan.

Umumnya entrepreneur melakukan concept testing dengan jalan langsung

berbicara dengan pelanggan potensial dan memperoleh umpan balik secara

informal. Cara yang ideal adalah mengkombinasikan keduanya, yaitu

menggunakan kuesioner dan berbicara langsung dengan pelanggan potensial.

Usability testing adalah kelanjutan dari concept testing. Dalam hal ini ide produk

dikembangkan menjadi prototype.

Usability testing adalah bentuk dari analisis kelayakan produk untuk mengukur

kemudahan penggunaan produk dan persepsi mengenai pengalaman menggunakan

produk. Entrepreneur dengan anggaran terbatas dapat meminta bantuan teman

11
atau kolega untuk menggunakan produk, kemudian memberikan evaluasi secara

tertulis maupun lisan.

2.  ANALISIS KELAYAKAN INDUSTRI DAN PASAR

Analisis ini dilakukan untuk menilai seluruh tampilan pasar untuk produk yang

akan dikembangkan.Terdapat tiga aspek yang dikaji, yaitu: kemenarikan industri,

ketepatan waktu pasar dan identifikasi ceruk pasar (Barringer dan Ireland, 2008).

Secara umum industri yang menarik memilik karakteristik sebagai berikut:

Besar dan sedang tumbuh. Penting bagi pelanggan. Industri yang relatif masih

muda daripada sudah tua atau matang. Memiliki marjin operasi yang besar

sehingga profitabilitas bisnisnya tinggi. Tidak terlalu ramai. Pasar yang ramai

berikut pesaing yang banyak identik dengan persaingan harga dan marjin operasi

yang kecil.

Ketepatan waktu pasar menjadi bahan kajian entrepreneur ketika akan

meluncurkan produk ke pasar. Dalam hal ini entrepreneur harus

mempertimbangkan apakah produk merupakan produk yang sama sekali baru atau

produk yang merupakan produk perbaikan dari keluaran sebelumnya.

Identifikasi ceruk pasar merupakan langkah terakhir dalam analisis kelayakan

industri. Ceruk pasar adalah tempat di dalam segmen pasar yang lebih besar yang

mewakili kelompok kecil dari pelanggan dengan minat serupa.

12
Di samping itu, alat yang berguna untuk menganalisis daya tarik suatu industri

adalah Model lima kekuatan (five forces model) dari Porter (Scarborough et al,

2009) adalah sebagai berikut :

1. Persaingan antar perusahan

Persaingan Perusahaan Sejenis biasanya merupakan kekuatan terbesar dalam lima

kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan dapat

berhasil hanya jika mereka memberikan keunggulan kompetitif dibanding strategi

yang dijalankan perusahaan pesaing. Perubahan strategi oleh satu perusahaan

mungkin akan mendapat serangan balasan, seperti menurunkan harga,

meningkatkan kualitas, menambah fitur, menyediakan jasa, memperpanjang

garansi, dan meningkatkan iklan.

Persaingan antar perusahaan yang bersaing dalam industri yang sama. Pasar yang

menarik mimiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Jumlah pesaing besar sangat sedikit.

b. Para pesaing memiliki ukuran dan kemampuan yang berbeda.

c. Industri terkait tumbuh dengan sangat cepat, dan

d. Ada peluang untuk menjual suatu produk atau jasa yang terdiferensiasi.

2. Ancaman Pendatang Baru

Ketika perusahaan baru dapat dengan mudah masuk ke industri tertentu, intensitas

persaingan antar perusahaan meningkat. Akan tetapi, hambatan untuk masuk,

dapat mencakup kebutuhan untuk mencapai skala ekonomi dengan cepat,

13
kebutuhan untuk mendapatkan teknologi dan pengetahuan khusus, kurangnya

pengalaman, tingginya kesetiaan pelanggan, kuatnya preferensi merek, besarnya

kebutuhan akan modal, kurangnya jalur distribusi yang memadai, peraturan

pemerintah, tarif, kurangnya akses terhadap bahan mentah, kepemilikan paten,

lokasi yang kurang menguntungkan, serangan balasan dari perusahaan yang sudah

mapan, dan potensi kejenuhan pasar.

Suatu industri akan menjadi menarik bagi pendatang baru jika :

a. Keuntungan dari skala ekonomis tidak ada. Skala ekonomis tercapai jika

perusahaan-perusahaan dalam industri mencapai biaya rata-rata yang

rendah dan menghasilkan volume yang sangat tinggi.

b. Persyaratan permodalan untuk memasuki industri tersebut rendah.

c. Keuntungan biaya tidak berhubungan dengan ukuran perusahaan ,

d. Para pembeli tidak terlalu setia pda suatu merek, hingga mempermudah

pendatang baru untuk menari pelanggan dari perusahaan yang telah ada,

dan

e. Pemerintah melalui kebijakan perdagangan internasional dan peraturan

dagangnya tidak membatasi perusahaan baru memasuki industri tersebut.

3. Potensi Pengembangan Produk Substitusi

Pada banyak industri, perusahaan bersaing dekat dengan produsen produk

substitusi dalam industri yang berbeda. Keberadaan produk substitusi

menciptakan batas harga tertinggi yang dapat dibebankan sebelum konsumen

14
beralih ke produk substitusi. Tekanan kompetisi yang berasal dari produk

substitusi meningkat sejalan dengan menurunnya harga relatif dari produk

substitusi dan sejalan dengan biaya konsumen untuk beralih ke produk lain

menurun, cara terbaik untuk mengukur kekuatan kompetitif produk substitusi

adalah dengan memantau pangsa pasar yang didapat oleh produk tersebut, juga

dengan memantau rencana perusahaan untuk meningkatkan kapasitas dan

penetrasi pasar.

Suatu industri dikatakan menarik jika :

a. Produk-produk substitusi yang berkualitas tidak langsung tersedia

b. Harga produk substitusi tidak terlalu murah dibanding harga produk

industri itu sendiri, dan

c. Biaya peralihan para pembeli ke produk substitusi tinggi.

4. Daya Tawar-menawar Penjual/Pemasok

kesinambungan tujuan dan Kekuatan tawar-menawar pemasok memengaruhi

intensitas persaingan dalam suatu industri, khususnya ketika ada sejumlah besar

pemasok, ketika hanya ada sedikit barang substitusi yang cukup bagus, atau ketika

biaya untuk mengganti bahan baku sangat mahal. Sering kali kepentingan yang

dicari oleh pemasok dan produsen adalah saling memberikan harga yang masuk

akal, memperbaiki kualitas, mengembangkan jasa baru, pengiriman just-in-time,

dan mengurangi biaya persediaan, dengan demikian memperbaiki profitabilitas

15
jangka panjang untuk semua pihak. Perusahaan dapat menjalankan strategi

integrasi ke belakang untuk mendapatkan kendali atau kepemilikan dari pemasok.

5. Daya Tawar-menawar Pembeli/Konsumen

Ketika konsumen terkonsentrasi atau besar jumlahnya, atau membeli dalam

jumlah besar, kekuatan tawar-menawar mereka menjadi kekuatan utama yang

memengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. Perusahaan pesaing

mungkin menawarkan garansi yang lebih panjang atau jasa khusus untuk

mendapatkan kesetiaan pelanggan ketika kekuatan tawar-menawar konsumen

(bargaining power of consumer) cukup besar. Kekuatan tawar-menawar

konsumen juga lebih tinggi ketika yang dibeli adalah produk standar atau tidak

terdiferensiasi. Ketika kondisinya seperti ini, konsumen sering kali dapat

bernegosiasi tentang harga jual, cakupan garansi dan paket aksesori hingga ke

tingkat yang lebih tinggi. Setelah manajer mampu menilai kelima kekuatan

tersebut, dan menentukan ancaman dan peluang yang ada, maka strategi untuk

menghadapi persaingan pun dapat dipilih. Menurut Porter, tidak ada perusahaan

harus memilih strategi yang dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi

perusahaan tersebut.

3. ANALISIS KELAYAKAN ORGANISASI

Analisis ini dilakukan untuk menentukan apakah bisnis yang akan dijalankan

memiliki cukup keahlian manajemen, kompetensi organisasi dan sumber daya

untuk meluncurkan bisnis secara sukses. Ada dua aspek utama dalam analisis ini

16
yaitu kecakapan manajemen dan kecukupan sumber daya (Barringer dan Ireland,

2008).

Aspek kecakapan manajemen menuntut entrepreneur untuk mengevaluasi

kecakapan dan kemampuan tim manajemen. Penilaian ini bersifat rinci dan

entrepreneur harus mengisi penilaiannya sendiri. Analisis dari sisi kecukupan

sumber daya untuk menentukan apakah usaha baru yang dikembangkan memiliki

jumlah sumber daya yang cukup, yang menentukan sukses tidaknya

pengembangan ide produk. Hal ini juga menyangkut kualitas sumber daya yang

tersedia.

4.  ANALISIS KELAYAKAN KEUANGAN

Analisis ini merupakan tahap terakhir dari analisis kelayakan secara

keseluruhan. Aspek yang dikaji dalam analisis ini adalah uang kas yang

dibutuhkan untuk memulai bisnis, kinerja keuangan dari bisnis serupa dan

kemenarikan keuangan secara menyeluruh dari bisnis yang akan dikembangkan

(Barringer dan Ireland, 2008).

Pada aspek uang kas yang dibutuhkan untuk memulai bisnis, entrepreneur harus

menentukan anggaran aktual yang memuat pembelian modal dan pengeluaran

operasi untuk menghasilkan pendapatan. Jika uang yang dibutuhkan berasal dari

pinjaman, maka entrepreneur juga harus menentukan rencana pengembalian uang.

 Aspek kedua yaitu kinerja keuangan dari bisnis serupa, untuk mengestimasi

kinerja bisnis yang akan dimulai dan dibandingkan dengan kinerja bisnis serupa.

17
Data dan informasi mengenai kinerja bisnis serupa dapat diperoleh dari observasi

sederhana dan rekaman data publik yang tersedia.

Aspek yang terakhir yaitu kemenarikan keuangan secara menyeluruh dari bisnis

yang akan dikembangkan, dievaluasi berdasarkan tingkat pengembalian keuangan

yang diproyeksikan seperti return on assets, return on equity dan return on sales.

Analisis mengenai tingkat pengembalian modal dihitung dengan membagi antara

perkiraan pendapatan yang dihasilkan usaha tersebut dengan jumlah modal yang

telah diinvestasikan.

E. TAHAP PERKEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

Pada umumnya, proses pertumbuhan kewirausahaan pada usaha kecil memiliki

tiga ciri penting, yaitu mencakup hal – hal sebagai berikut :

1.      Tahap Imitasi dan Duplikasi

Pada tahap ini, yaitu proses imitasi dan duplikasi. Para wirausawan mulai meniru

ide dari orang lain, misalnya menciptakan jenis produk yang sudah ada, baik dari

segi teknik produksi, desain, pemrosesan, organisasi usaha, maupun pola

pemasarannya. Keterampilan pada tahap awal ini diperoleh melalui pengamatan

dan pengalaman pribadi, baik dari lingkungan keluarga maupun orang lain. Akan

tetapi, tidak sedikit pula wirausahawan yang berhasil karena mempraktikkan hasil

pengamatannya.

18
2.      Tahap Duplikasi dan Pengembangan

Para wirausahawan mulai mengembangkan ide – ide barunya. Dalam tahap

duplikasi produk, misalnya wirausahawan mulai mengembangkan produknya

melalui diversifikasi dan diferensiasi dengan desain sendiri, begitu pula dengan

kegiatan organisasi usaha dan pemasaran. Meskipun pada tahap ini terjadi

perkembangan yang lambat dan cenderung kurang dinamis, namun sudah ada

sedikit perubahan. Misalnya desain dan teknik yang cenderung monoton mungkin

berubah tiga sampai lima tahun sekali, pemasaran cenderung dikuasai bentuk –

bentuk monopsoni oleh para pedagang pengumpul, seperti usaha kecil oada

umumnya. Beberapa wirausahawan ada juga yang mengikuti model pemasaran

dan cenderung berperan sebagai pengikut pasar (market follower) dan beberapa

perusahaan lagi mengikuti kehendak pedagang pengumpul. Pada tahap ini, ada

yang gagal dan hanya mampu berimitasi, dan ini belum menjadi wirausahawandan

kurang memaksimalkan nilai tambah.

3.      Tahap Penciptaan Sendiri Terhadap Barang dan Jasa Baru Yang Berbeda

Melalui ide – ide sendiri, mereka menciptakan sendiri sesuatu yang baru dan

berbeda sampai terus berkembang. Pada tahap ini, wirausahawan biasanya mulai

merasakan kebosanan dengan proses produksi yang ada, keingintahuan dan

ketidakpuasan terhadap hasil yang sudah ada, mulai timbul sehingga tercipta

19
semangat dan keinginan untuk mencapai hasil yang lebih unggul. Pada tahap ini

organisasi usaha juga mulai diperluas dengan skala yang lebih luas, penciptaan

produk sendiri berdasarkan pada pengamatan pasar dan kebutuhan konsumen serta

adanya keinginan untuk menjadi penantang, bahkan pemimpin pasar. Produk –

produk unik yang digerakkan oleh pasar mulai diciptakan dan disesuaikan dengan

perkembangan teknik yang ada. Beberapa industri kecil, misalnya industri sepatu

dan konveksi mulai menantang pasar, sedangkan industri lainnya yang

menggunakan teknik produksi tradisional dan semi modern masih menjadi

pengikut pasar.

Dilihat dari prosesnya, Zimmerer (1996: 15 – 16) membagi perkembangan

kewirausahaan ke dalam dua tahap, yaitu mencakup tahap – tahap sebagai

berikut :

1. Tahap awal (start- up)

Tujuan tahap start-up adalah tercapainya kesinambungan tujuan dan perencanaan

pokok atau menciptakan ide – ide ke pasar

Ciri – ciri tahap start-up

 Berfokus pada masa yang akan datang  dan usaha-usaha menengah

diarahkan untuk jangka panjang

20
 Pengambilan resiko moderat dengan  tingkat toleransi yang tinggi

terhadap perubahan dan kegagalan.

 kapasitas untuk menemukan ide-ide  inovatif yang memberi keputusan

pada konsumen

 Pengetahuan teknik dan pengamalan  inovasi pada bidangnya

2. Tahap pertumbuhan ( Growth )

Tumbuh sederhana, efisien, orientasi laba,  dan rencana langsung untuk

mencapainya.

Ciri – ciri tahap ( growth )

 Kapasitas untuk menempu selama pertumbuhan cepat, kemurnian

organisasi  dan kemampuan berhitung

 Pengetahuan manajerial dan pengalaman dengan menggunakan orang lain

dan sumber daya yang ada

 Struktur yang fungsional atau vertikal, akan tetapi saluran komunikasi

informal sering  digunakan.

 Mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan kepada manajer level

kedua

 Kuasi formal (yaitu tidak terlalu kompleks atau bekerja sama) dalam

beroperasi.

21
F. FAKTOR PENDORONG KEBERHASILAN KEWIRAUSAHAAN

Keberhasilan dalam kewirausahaan ditentukan tiga faktor, yaitu yang mencakup

hal-hal berikut :

1.      Kemampuan dan kemauan. orang yang tidak memiliki kemampuan, tetapi

banyak kemauan dan orang yang memiliki kemauan, tetapi tidak memiliki

kemampuan, keduanya tidak akan menjadi wirausahawan yang sukses.

2.      Tekad yang kuat dan kerja keras. Orang yang tidak memiliki tekad yang

kuat, tetapi memiliki kemauan untuk bekerja keras dan orang yang suka bekerja

keras, tetapi tidak memiliki tekad yang kuat, keduannya tidak akan menjadi

wirausahawan yang sukses.

3.   Kesempatan dan peluang. Ada solusi ada peluang, sebaliknya tidak ada solusi

tidak akan ada peluang. Peluang ada jika kita menciptakan peluang itu sendiri,

bukan mencari-cari menunggu peluang yang datang kepada kita.

G. KEGAGALAN YANG SERING TERJADI

1. Market driven ideas

Kegagalan bisnis sering terjadi karena tidak terdapatnya pasar potensial.

Keberhasilan seorang wirausaha dicapai apabila wirausaha menggunakan proses,

produk dan jasa-jasa inovasi sebagai alat untuk menggali perubahan. Oleh sebab

itu inovasi merupakan instrument penting untuk memberdayakan sumber-sumber

22
agar menghasilkan sesuatu yang baru dan menciptakan nilai. Wirausaha dapat

menciptakan nilai dengan cara merubah semua tantangan menajdi peluang melaui

ide-idenya akhirnya menjadi pengendali usaha (business driven). Semua tantangan

bias menjadi peluang apabila ada inovasi , misalnya menciptakan permintaan

melalui penemuan. Dengan penemuan baru para pengusaha (business

innovation) perusahaan mengendalikan pasar  (market driven)  dan akhirnya

membuat ketergantungan konsumen kepada produsen . Dengan demikian,

produsen tidak bergantung lagi kepada konsumen  (seler-market) seperti falsafah

pemasaran yang konvensional.

Menurut Zimmerer, ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan

peluang untuk memenuhi kebutuhan riil di pasar. Ide-ide itu menciptakan nilai

potensial di pasar sekaligus menjadi peluang usaha. Dalam mengevaluasi   ide

untuk menciptakan nilai potensial (peluang usaha), wirausaha perlu

mengidentifikasi dan mengevaluasi semua resiko yang mungkin terjadi dengan

cara :

 Kemungkinan banyaknya resiko yang dapat dieliminir melalui strategi

yang produktif.

 Penyebaran resiko pada aspek yang paling mungkin.

 Mengelola resiko yang mendatangkan nilai dan manfaat.

23
2. Management skills

Banyak usaha yang mengalami kegagalan karena pelakunya kurang memiliki

kemampuan dalam menjalankan rencana bisnis bahkan tidak mampu menyusun

rencana bisnis. Seorang pengusaha yang baik harus dapat menuangkan impiannya

ke dalam ide-ide yang dapat diimplementasikan melalui perencanaan strategi

manajemen yang efisien dan efektif. Dengan strategi manajemen yang baik,

seorang pengusaha dapat lebih mudah mengelola manajemen perusahaannya.

3. Access to capital

Banyak usaha gagal karena mereka tidak memahami bagaimana memanfaatkan

modal yang mereka miliki atau mereka kesulitan dalam memperoleh modal yang

cukup pada saat-saat kritis. Keterampilan yang satu ini sangat penting dimiliki

pengusaha agar dapat membuat perencanaan keuangan yang baik untuk mengelola

modal usaha serta pencapaian laba. Tidak hanya menggunakan keuangan secara

tepat, kemampuan dalam penyusunan laporan keuangan juga menjadi salah satu

indikator kemampuan manajerial dalam pengelolaan keuangan yang baik.

24
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Menurut Barringer dan Ireland, 2008; Scarborough, Wilson, Zimmerer, 2009)

Analisis kelayakan bisnis adalah proses yang menentukan apakah ide bisnis

entrepreneur dapat menjadi bisnis yang sukses.

Dapat disimpulkan bahwa pengertian studi kelayakan usaha adalah: Sutau kegiatan

yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan, usaha atau bisnis yang

akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut

dijalankan. Kelayakan artinya penelitina yang dilakukan secara mendalam bertujuan

untuk menentukan apakah usaha yang dijalankan akan memberikan manfaat yang

lebih besar dibangdingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan. Dengan kata lain,

kelayakan dapat berarti bahwa usaha yang dijalankan akan memberikan keuntungan

financial dan nonfinansial sesuai dengan tujuan yang mereka inginkan. 

25
DAFTAR PUSTAKA

https://slideplayer.info/slide/2012813/

http://kurnia-nett.blogspot.com/2014/11/analisis-kelayakan-bisnis.html

26

Anda mungkin juga menyukai