Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH

REFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK DI KANTOR KECAMATAN


JENAMAS
Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah
Reformasi Administrasi Negara

Dosen Pembimbing : Djayeng Turano Gunade, S.Sos, M.AP

Di Susun:
YANTI
18.20.06218

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA) AMUNTAI

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI PUBLIK

2022
KATA PENGANTAR

Panjatkan Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan

hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Reformasi

Administrasi Publik Di Kecamatan Jenamas" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Reformasu

Administrasi Negara. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan

tentang manusia prasejarah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Djayeng Turano Gunade,

S.Sos, M.AP. selaku dosen Mata Kuliah Reformasu Administrasi Negara. yang

telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh

karena itu, saya mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik

yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya saya berharap semoga makalah

ini dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa/i.

Penulis

YANTI

18.20.06218
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Ruang Lingkup Penulisan...................................................................4
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan...........................................................4
BAB II KAJIAN TEORITIK...................................................................................5
A. Teori Administrasi Publik...................................................................5
B. Reformasi Administrasi Publik...........................................................6
C. Birokrasi.............................................................................................8
D. Penataan Kelembagaan.......................................................................8
BAB III PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN..........................................10
A. Permasalahan....................................................................................10
B. Pembahasan......................................................................................10
1.
Sejarah dan Program Reformasi Birokrasi di Kecamatan
Jenamas......................................................................................10
2. Penataan Organisasi di Kecamatan Jenamas.............................17
BAB IV KESIMPULAN.......................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................34

3
4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat merupakan fungsi yang

harus dilaksanakan pemerintah dalam rangka mewujudkan kesejahteraan,

sebagai tolak ukur terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik (good

governance). Pintu masuknya bagi percepatan reformasi administrasi di

daerah adalah mewujudkan tata kelola pemerintahan daerah yang baik (good

local governance) yang terfokus pada peningkatan kualitas penyelenggaraan

pelayanan publik.

Kondisi pelayanan publik di Indonesia masih jauh dari harapan

masyarakat. Bebarapa survey yang dilakukan oleh beberapa lembaga juga

menunjukkan rapor yang buruk pelayanan publik di Indonesia (World Bank,

International Finance Corporation (IFC), Tranparency International Indonesia

(TII))

Kualitas penyelenggaraan pelayanan umum (publik) di daerah harus

untuk ditingkat kearah yang lebih baik. Perubahan atau reformasi

Administrasi pelayanan publik diarahkan pada optimalisasi penyelenggaraan

pelayanan pada tingkat pelayanan yang paling dekat kepada masyarakat.

Dengan terbitnya Peraturan pemerintah Nomor 19 tentang Kecamatan,

Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentan Pelayanan Publik dan

Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

peran kecamatan sebagai Satuan Perangkat Kerja Daerah yang dekat secara

1
administratif, geografis maupun filosofis kepada masyarakat, memiliki peran

yang semakin meningkat. Peningkatan peran itu tidak hanya pada

pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

dan tugas pemerintahan umum sebagai kepanjangan tangan Gubernur Sebagai

Wakil Pemerintah Pusat, namun memiliki peran dan fungsi yang baru sebagai

unit pelayanan terpadu di tingkat kecamatan. Unit pelayanan ini

menjadisimpul pelayanan bagi kantor/badan pelayanan terpadu di

kabupaten/Kota sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan dan mendekatkan

pelayanan kepada masyarakat.

Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan Jenamas merupakan

inovasi sederhana untuk melaksanakan reformasi Administrasi di tingkat

daerah (local), khususnya di Kecamatan. Inovasi sederhana namun

memberikan manfaat yang besar, selain mempermudah masyarakat

memperoleh pelayanan, juga memperbaiki citra dan legitimasi pemerintah

daerah di mata masyarakat.

Di Kecamatan Jenamas , pelaksanaan reformasi Administrasi melalui

pelayanan Administrasi terpadu Kecamatan Jenamas telah dilaksanakan

secara bertahap mulai tahun 2011 dengan launching. Meskipun sampai akhir

bulan desember 2015 masih ada 3 Kabupaten/Kota yang belum melaksanakan

PATEN. Kabupaten/Kota tersebut adalah Kabupaten Kecamatan Jenamas .

Pelaksanan Reformasi Administrasi melalui pelayanan Administrasi

Terpadu Kecamatan (PATEN) di Kecamatan Jenamas masih belum telaksana

dengan maksimal, permasalahan ini terkait kedudukan dan peran Provinsi,

2
dimana dalam Matrix of optimum reform strategy atau Matriks dari Strategi

Pembaharuan Optimum yang disampaikan Hahn Been Lee, refomasi

administrasi dapat dilakukan secara komprehensif apabila dukungan

kepemimpinan kuat dan waktu yang tepat/menguntungkat. Sedangkan pada

kenyataanya pada era desentralisasi (otonomi daerah) sesuai Undang –

Undang Nomor 23 tentang Pemerintah Daerah, Kewenangan pelayanan di

Kecamatan ada pada Bupati/Walikota bukan pada Gubernur.

Terkait pelaksanaan PATEN sebagi bentuk reformasi administrasi

pelayanan publik, Bupati/Walikota di Kecamatan Jenamas memiliki

komitmen yang berbeda – beda, ada yang mendukung secara penuh atau

kepemimpinan yang menguntukkan (mendukung), namun pada awal

pelaksanaan PATEN, banyak Bupati/Walikota yang sekedar melaksanakan

pelimpahan kewenangan pada camat pada tingkat normatif saja (hanya

sekedar melaksakanan kebijakan Pemerintah Pusat). Gubernur sebagai

pimpinan provinsi hanya memiliki kewenangan koordinatif, sedangkan

pelaksanaan PATEN memerlukan persyaratan substantif, adminitratif dan

teknis, dimana seluruh persyaratan tersebut ada pada kewenagan

Bupati/Walikota. Maka penenulis merumuskan maslah apa startegi reformasi

administrasi pelayanan publik yang diterapakan dalam pelaksanaan PATEN

di Kecamatan Jenamas .

Tujuan pembahasan ini untuk mendeskripsikan reformasi administrasi

pelayanan publik pada Kecamatan Jenamas.

3
B. Ruang Lingkup Penulisan

Untuk memperjelas masalah yang akan dibahas pada makalah ini,

pembahasan ini terfokus pada :

1. Sejarah dan program reformasi birokrasi di Kecamatan Jenamas .

2. Penataan organisasi di Kecamatan Jenamas.

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini adalah untuk mngkaji kembali bagaimana

sebenarnya pelaksanaan reformasi administrasi publik di Indonesia.

Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan untuk mengkaji lebih

dalam mengenai bagaimana proses dari reformasi birokrasi itu sendiri di

Kecamatan Jenamas guna mengatasi patologi birokrasi di Indonesia

2. Manfaat Penulisan

a. Memahami hasil analisis hubungan reformasi administrasi publik

dengan reformasi birokrasi

b. Mengetahui Sejarah reformasi yang dilakukan Kecamatan Jenamas

dan mengetahui program yang direncanakan pada reformasinya

c. Mengetahui proses penataan organisasi di Kecamatan Jenamas

setelah perubahan yang dilakukan saat reformasi birokrasi.

4
BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Teori Administrasi Publik

Administrasi publik adalah gabungan antara teori dan praktek yang

bertujuan untuk memberikan pemahaman terhadap pemerintah dalam

hubungannya dengan masyarakat dan juga mendorong kebijakan publik agar

lebih responsive terhadap kebutuhan sosial.

Batasan administrasi publik dapat ditinjau dari aspek politik, legal,

manajerial, dan okupasi. Dari aspek politik, administrasi publik adalah apa

yang dilakukan oleh pemerintah (what government does). Disini, administrasi

publik adalah segala aktivitas pemerintah yang mempengaruhi kehidupan

keseharian masyarakat, baik pada ruang lingkup nasional maupun daerah. Hal

senada juga disampaikan oleh Shafritz dan Russel (2003), bahwa berbicara

tentang administrasi publik pasti berkenaan dengan aksi-aksi pemerintah

dalam mengelola urusan-urusan publik (public affairs) atau implementasi

kebijakan publik.

Sesuatu yang dilakukan oleh pemerintah bisa secara langsung ataupun

tidak langsung. Secara langsung misalnya pemerintah menyediakan

pelayanan pengiriman surat, pemenuhan kebutuhan listrik masyarakat, dan

sebagainya. Secara tidak langsung, penyediaan pelayanan dilakukan oleh

pemerintah melalui sektor swasta/bisnis.

5
Dalam menghadapi persoalan publik, pemerintah harus bisa mengambil

keputusan apakah perlu atau tidak perlu melakukan sesuatu. Dan keputusan

ini (melakukan atau tidak melakukan sesuatu) adalah kebijakan publik. Setiap

keputusan (termasuk keputusan untuk tidak membuat suatu keputusan) dibuat

oleh pihak-pihak yang memiliki kontrol politik dan diimplementasikan oleh

administrator. Karenanya, kebijakan publik dan administrasi publik adalah

dua sisi dari sebuah koin yang tidak dapat dipisahkan. Proses tidak berakhir

hanya pada implementasi kebijakan. Saat pemerintah melakukan sesuatu,

dipastikan ada upaya untuk membuat kebijakan publik menjadi lebih baik

sehingga pembuatan keputusan adalah sebuah proses yang kontinyu.

B. Reformasi Administrasi Publik

Reformasi Administrasi Publik adalah suatu upaya perubahan yang

dilakukan secara sadar dan terencana dari segala aspek kehidupan terutama

aspek penyelenggaraan administrasi negara sehingga dapat mencapai tujuan

secara rasional.

Reformasi administrasi menurut Lee dan Samonte (Nasucha, 2004)

merupakan perubahan atau inovasi secara sengaja dibuat dan diterapkan

untuk menjadikan sistem administrasi tersebut sebagai suatu agen perubahan

sosial yang lebih efektif dan sebagai suatu instrumen yang dapat lebih

menjamin adanya persamaan politik, keadaan sosial dan pertumbuhan

ekonomi.

Walaupun kegiatan terencana merupakan ciri utama dari reformasi

administrasi, namun konsep tersebut belum menjadi sosok yang jelas, apalagi

6
baku. Sebagai contoh misalnya, dapatkah setiap kegiatan terencana dalam

tubuh administrasi pemerintahan dikategorikan sebagai reformasi

administrasi publik? Terhadap permasalahan ini Dror (dalam Zauhar,

1996:11), dengan tegas dan berani mengatakan bahwa perubahan tersebut

hanya sebatas pada aspek utama, yang secara lebih khusus ia sebut sebagai

perubahan yang :

1). Kekomprehensifannya sedang dan keino- vatifannya tinggi.

2). Kekomprehensifannya tinggi dan keinova- tifannya sedang.

Jadi dapat disimpulkan bahwa reformasi administrasi adalah suatu

usaha sadar dan terencana untuk mengubah:

1. Struktur dan prosedur birokrasi

2. Sikap dan perilaku birokrat, guna meningkatkan efektivitas organisasi

atau terciptanya administrasi yang sehat dan menjamin tercapainya

tujuan pembangunan nasional.

Mosher (Leemans) berpendapat bahwa tujuan dari reformasi

administrasi adalah merubah kebijakan dan program, meningkatkan

efektivitas administrasi, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan

melakukan antisipasi terhadap kritikan dan ancaman dari luar administrasi

publik merupakan pekerjaan sulit dilakukan pemerintah, namun masa yang

akan datang sektor ini perlu didekati secara sistematik dan rasional sehingga

terjadi pembenahan komprehensif, baik di tingkat individu

7
Pegawai Negeri Sipil, kelompok kerja maupun pada kategori organisasi

pemerintah secara makro agar masyarakat dapat memperoleh pelayanan yang

memuaskan dan mensejahterakan.

C. Birokrasi

Priyo Budi Santoso (1997), mendefinisikan Birokrasi adalah

keseluruhan organisasi pemerintah, yang menjalan kan tugas-tugas negara

dalam berbagai unit organisasi pemerintah di bawah departemen dan

lembaga-lembaga non-departemen, baik di pusat maupun di daerah, seperti

ditingkat provinsi, kabupaten, kecamatan, maupun desa atau kelurahan.

D. Penataan Kelembagaan

Penataan organisasi / kelembagaan adalah salah satu wujud perubahan

organisasi dengan cara menata kembali organisasinya, baik orang-orang yang

terlihat di dalamnya maupun struktur organisasinya, baik secara vertikal

maupun horizontal agar lebih efektif dalam membantu tercapainya tujuan.

Penataan organisasi vertikal diartikan memperpanjang atau memperpendek

tingkatan suatu organisasi, sedangkan penataan organisasi horizontal

diartikan sebagai perubahan struktur organisasi dengan cara menambah atau

mengurangi jumlah bagian atau departemennya.

Penataan organisasi perangkat daerah pada prinsipnya dimaksudkan

untuk menciptakan atau mewujudkan organisasi perangkat daerah yang

efektif sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daerah masing-masing.

8
Artinya, dengan penataan organisasi diharapkan perangkat daerah menjadi

organisasi yang efektif dalam menjalankan peran serta tugas dan fungsinya.

Penataan atau penyusunan lembaga/organisasi adalah berkenaan

dengan tindakan untuk meningkatkan efektifitas organisasi dengan

mengadakan perubahan dalam struktur formal dari hubungan tugas dan

wewenang (Gibson dkk,1998). Penataan organisasi adalah perubahan

struktur suatu organisasi baik secara vertikal maupun horizontal

(Hasibuan,2002). Penataan organisasi menyangkut penentuan hubungan

struktur dan kewenangan untuk seluruh organisasi tersebut agar rencana dan

strategi mencapai sasaran terwujud (Manullang, 2014).

9
BAB III

PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN

A. Permasalahan

1. Bagaimana sejarah dan program Reformasi Birokrasi di Kecamatan

Jenamas?

2. Bagaimana penataan organisasi di Kecamatan Jenamas?

B. Pembahasan

1. Sejarah dan Program Reformasi Birokrasi di Kecamatan Jenamas

Pelayanann Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) di

Kecamatan Jenamas merupakan tindaklanjut upaya reformasi

administrasi yang dilaksanakan oleh Kementerian Dalam Negeri dengan

menerbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2010

tentang Pedoman Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN)

dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 138 – 270 Tahun 2010

tentang Petunjuk Teknis Pedoman Pelayanan Administrasi Terpadu

Kecamatan (PATEN). Kebijakan reformasi administrasi yang

dirumuskan oleh Kementerian Dalam Negeri ini sejalan dengan Undang

– undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan , Undang –

undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Peraturan

Presiden Indonesia tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 –

2025 dan mengatasi permasalahan – permasalahan dalam pelayanan

publik.

10
Pelayanan administrasi terpadu kecamatan adalah penyelenggaraan

pelayanan publik di kecamatan dari tahap permohonan sampai tahap

terbitnya dokumen dalam satu tempat. Program PATEN diatur dalam

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pedoman

Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan. dalam pasal 3 Permendagri

Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelayanan Administrasi Terpadu

Kecamatan dijelaskan maksud dari penyelenggaraan PATEN yaitu

mewujudkan kecamatan sebagai pusat pelayanan masyarakat dan

menjadi simpul pelayanan bagi kantor/badan pelayanan terpadu di

kabupaten/kota.selain itu,penyelenggaraan PATEN bertujuan untuk

meningkatkan kualitas dan mendekatkan pelayanan kepada masyarakat.

Penyelenggaraan PATEN meliputi pelayanan bidang perijinan dan non

perijinan

PATEN adalah penyelenggaraan pelayaan publik di Kecamatan

Jenamas pada bidang perizinan dan non perizinan dengan dasar

pelimpahan sebagaian kewenagan Bupati/Walikota kepada Camat

dimana proses pelayanan dari permohonan sampai dengan ketahap

terbitnya dokumen dalam satu tempat. Ruang lingkup dari PATEN

meliputi pelayanan bidang perizinan dan pelayanan non perizinan dengan

tujuan untuk meningkatakan kualitas pelayanan dan mendekatkan

pelayanan kepada masyarakat. Peningkatan kualitas pelayanan

initerutama terlihat dari aspek waktu dan biaya pelayanan. Melalui

PATEN , warga masyarakat dapat menerima pelayanan yang lebih ceoat

11
dan terukur dengan jelas. Sedangkan maksud penyelenggaraan PATEN

adalah mewujudkan Kecamatan sebagai pusat pelayanan masyarakat dan

menjadi simpul pelayanan bagi kantor/badan pelayanan terpadu di

Kabupaten/Kota.

Sekretaris kecamatan mempunyai tugas sebagai penanggungjawab

kesekretariatan atau ketatausahaan penyelenggaraan PATEN. Kepala

seksi yang membidangi pelayanan administrasi mempunyai tugas

melaksanakan teknis pelayanan.

Selanjutnya, Kecamatan sebagai penyelenggara PATEN harus

memenuhi persyaratan :

a. Substantif, yaitu : pendelegasian sebagai wewenang Bupati/Walikota

kepada Camat dalm bidang perizinan;

b. Administratif, yaitu : standar pelayanan dan uraian tugas personil

kecamatan;

c. Teknis, yaitu : saranan prasaran dan pelaksana teknis

Dalam upaya mendukung pelaksanaan PATEN, Permendagri

Nomor 4 Tahun 2010 mengamanakat untuk membentuk Tim Teknis

PATEN dengan dasar Keputusan Bupati/Walikota dan Pejabat

Penyelenggara PATEN di Kecamatan serta mendorong seluruh

Kecamatan ditetapkan sebagai penyelenggara PATEN selambat –

lambatnya 5 (lima) tahun sejak ditetapkanya peraturan menteri ini atau

pada akhir bulan desember 2014.

12
Pelaksanaan Program Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan

(PATEN) di Kecamatan Jenamas telah dimulai dari bulan Oktober tahun

2010 yaitu dengan diterbitkannya Peraturan Bupati Nomor 30 Tahun

2010 tentang Pelimpahan Sebagian Urusan Yang Menjadi Kewenangan

Bupati Kepada Camat Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Jepara

dengan launching PATEN di Kecamatan Jenamas pada tanggal 31

Desember 2010 dan efektif pelaksanaan pada 2 Januari 2011. Selanjutnya

pada Tahun 2011 launching PATEN Tahun 2012 launching PATEN pada

Kabupaten Temanggung, Tahun 2013 Launching PATEN

Upaya untuk mendukung reformasi administrasi pelayanan publik

melalui kebijakan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN)

telah dilaksankaan omelalui Biro Tata Pemerintahan yaitu dimulai pada

Tahun 2012 dengan mengadakan Rapat Koordinasi Penyelenggaraan

Pemerintahan Kecamatan Kecamatan Jenamas, dimana dipesertanya

adalah kepala Bagian Tata Pemerintahan dengan tema pembahasan

peningkatan penyelenggaraan pemerintahan kecamatan dan PATEN.

Pada kesempatan rapat tersebut Pemerintah Kecamatan Jenamas sebagai

pionir pelaksana PATEN Kecamatan Jenamas diberikan kesempatan

untuk bertukar informasi tentang kesuksesan PATEN di Kecamatan

Jenamas dihadapan perwakilan Kepala Bagian Pemerintahan.

Langkah selanjutnya dalam upaya mendukung pelaksanaan

reformasi administrasi pelayanan publik melalui kebijakan Pelayanan

Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) di Kecamatan Jenamas

13
adalah dengan melaksanakan monitoring dan evalusi pelaksanaan

PATEN secara rutin oleh Biro Tata Pemerintahan Setda Provinsi Jawa

Tengah dan rapat koordinasi optimalisasi PATEN di daerah oleh Badan

Koordinasi Wilayah I, II, III. Kemudian sejak tahun 2014 Badan Diklat

mengadakan : 1) Pendidikan dan pelatihan petugas pelaksanan PATEN

pada Kecamatan; 2) Mengadakan Training of Trainer (TOT)

Pelatih/Pejabat Pelaksana PATEN pada Kecamatan Jenamas.

Secara umumnya, pelaksanaan PATEN di Kecamatan Jenamas

melayani perizinan dan non perizinan, pada bidang perizinan meliputi :

a. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk bangunan dengan kriteria :

luas sampai dengan 100m2, untuk tempat tinggal/hunian, tidak

bertingkat, bukan untuk resort / kawasan perumahan.

b. Izin Usaha Pariwisata, gelanggang ketangkasan dan atraksi wisata;

c. Izin pemasangan reklame dengan kriteria poster/stiker/selebaran;

d. Izin Gangguan (HO) untuk usaha yang berdampak lingkungan kecil ;

e. Izin Salon Skala Kecil ;

f. Izin Rumah Makan Skala Kecil;

g. Izin Usaha perdagangan (SIUP Kecil) dan Tanda Daftar Perusahaan

(TDP) dengan skala kecil.

Sedangkan kewenangan non perizinan pada legalisasi administrasi

yang berdapat kecil dan membantu proses administrasi kependudukan.

Untuk menguatkan kewenangan pada reformasi administrasi

pelayanan publik melalui kebijakan Pelayanan Administrasi Terpadu

14
Kecamatan (PATEN) pada Tingkat Nasional, Pemerintah Pusat telah

menetapkan kebijakan perizinan usaha mikro dan kecil (IUMK)

dilaksankaan melalui mekanisme PATEN di Kecamatan dengan

berpedoman pada:

a. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 98 Tahun 2014

Tentang Perizinan Untuk Usaha Mikro dan Kecil;

b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2014 tentang

Pedoman Pemberian Izin Usaha Mikro dan Kecil;

c. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 518/7485/SJ Tanggal 15

desember 2014 Tentang Pemberian Izin Usaha Mikro dan Kecil

(IUMK) di Kecamatan

d. Kesepakatan tiga Menteri yaitu Menteri Dalam Negeri, Menteri

Koperasi dan UMKM dan Menteri Perdagangan tentang pelaksanaan

Izin Usaha Menengan dan Kecil di laksanakan di Kecamatan

Selanjutanya dalama upaya mendukung kebijakan penguatan

reformasi administrasi pelayanan publik melalui kebijakan Pelayanan

Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) dari Pemerintah Pusat

tersebut diatas, Provisi Jawa Tengah telah menerbitkan surat edaran agar

Bupati/Walikota untuk segera melimpakan pelaksananaan perizinan

IUMK ke Camat dan terus medorong melalui rapat – rapat tentang

Pemerintahan Kecamatan pada tingkat Provinsi.

Pada reformasi administrasi pelayanan publik melalui kebijakan

Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) dilaksanakan

15
melalui inovasi“SAMSAT PATEN” dengan percontohan pada

Kecamatan Jenamas. SAMSAT PATEN adalah pelayanan pembayaran

pajak daerah, pembayaran sumbangan wajib dana kecelakaan lalulintas

jalan dan angkutan jalan (SWDKLLAJ) dan pengesahan surat tanda

nomor kendaraan bermotor melalui pelayanan Administrasi terpadu

kecamatan (PATEN). Maksud dan tujuan dari SAMSAT PATEN adalah

untuk mengintegrasikan pelanyanan pajak daerah dan SWDKLLAJ

dengan pelayanan PATEN di Kecamatan dan meningkatkan kualitas

serta mendekatkan pelayanan kepada masyarakat.

Kecamatan yang dipilih sebagai percontohan adalah kecamatan

yang secara geografir berada jauh dari pusat ibukota Kabupaten atau

kecamatan yang menjadi penghubung antar kecamatan terluar antar

Kabupaten.

Selanjutnya dalam pelaksanaan reformasi administrasi melalui

pelaksanaan PATEN kondisinya beragam. Keberagaman kondisi ini

karena kewenangan aplikasi secara langsung berada pada komitmen

Bupati/Walikota dan perangkat birokrasi di Kabupaten/Kota untuk

melakukan pelimpahan sebagaian kewenangan Bupati/Walikota kepada

Camat dan bagaimana menyusun standar operating proceduredan

pemenuhan sarana parasarana dan sumberdaya aparatur di Kecamatan

Jenamas terkait pemenuhan persyaratan substantif, administratif dan

teknis dalam mendukung pelaksanaan PATEN juga tidak sama dalam

tingkat komitmennya, ada yang mendukung dengan komitmen tinggi

16
namun ada yang sekedar normatif saja, yaitu sekedar melaksanakan

regulasi dari Pemerintah Pusat..

2. Penataan Organisasi di Kecamatan Jenamas

Penataan organisasi Kecamatan di Jenamas telah dituangkan dalam

Perda Nomor 6 Tahun 2008 tentang Susunan, Kedudukan dan Tugas

Pokok Organisasi Kecamatan dan Kelurahan yang kemudian

ditindaklanjuti dengan Peraturan Walikota Magelang Nomor 23 Tahun

2008 tanggal 21 Juli 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi, dan

Rincian Tugas Jabatan Struktural di Lingkungan Kecamatan. Pada

Peraturan Walikota Jenamas Nomor 23 Tahun 2008 ini tercantum bahwa

Pemerintah Kecamatan terdiri dari Camat yang dibantu oleh seorang

Sekretaris, empat orang Kepala Seksi (Kasi) yaitu Kasi Tata

Pemerintahan, Kasi Pemberdayaan Masyarakat, Kasi Ketentraman dan

Ketertiban Umum, dan Kasi Pembangunan, serta tiga orang Kepala Sub

Bagian (Kasubbag) yaitu Kasubbag Program, Kasubbag Keuangan, dan

Kasubag Umum dan Kepegawaian.

Kantor Kecamatan Jenamas berfungsi sebagai tempat penunjang

dan membantu pemerintah dalam membangun pembangunan daerah

khususnya di Kabupaten Barito Selatan, dapat memberikan bantuan

kepada pemerintah dan masyarakat berupa informasi dan pelayanan-

pelayanan terhadap masyarakat.

17
Sedangkan berdasarkan keputusan Bupati Barito Selatan Nomor 43

Tahun 2016 tentang tugas pokok, fungsi, dan tata kerja pemerintahan

kecamatan adalah sebagai berikut;

a. Camat Jenamas

Camat mempunyai tugas pokok membantu Walikota dalam

menyelenggarakan tugas umum pemerintahan dan melaksanakan

kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan kepada Camat oleh

Walikota di wilayah Kecamatan. Untuk melaksanakan tugas pokok

sebagaimana dimaksud diatas, Camat mempunyai fungsi :

1) Perumusan rencana dan kebijakan teknis di bidang

pemerintahan, pemberdayaan masyarakat, ketentraman

ketertiban umum dan pembangunan.

2) Pengkoordinasian dan pengarahan dalam penyusunan program,

pengelolaan keuangan serta urusan umum dan kepegawaian

kecamatan.

3) Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan di tingkat kecamatan.

4) Pembinaan dan pelayanan kepada masyarakat yang menjadi

ruang lingkup tugasnya.

5) Pelaksanaan tugas pokok sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku serta pengendalian dan pembinaan

terhadap pelaksanaan operasional di lingkup tugasnya.

Tugas Camat jenamas adalah;

18
1) Merumuskan dan mewujudkan visi dan misi Kecamatan yang

akan dicapai dalam Perencanaan Strategis Satuan sesuai dengan

bidang tugasnya.

2) Menyusun dan merumuskan program kerja Kecamatan

berdasarkan Renstra Daerah sebagai acuan pelaksanaan tugas.

3) Mengkoordinasikan, mengarahkan, membina dan memberikan

disposisi kepada bawahan dilingkup bidang tugasnya guna

kelancaran tugas.

4) Melakukan pengawasan melekat dan menilai kinerja bawahan

sesuai dengan bidang tugasnya berdasarkan ketentuan peraturan

yang berlaku guna disiplin pembinaan karir yang bersangkutan.

5) Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan,

pedoman dan petunjuk teknis serta bahan lainnya yang

berhubungan dengan tugas-tugas kecamatan sebagai pedoman

pelaksanaan tugas.

6) Melakukan pembinaan ketentraman dan ketertiban wilayah dan

masyarakat kecamatan sesuai ketentuan peraturan guna

terciptanya kehidupan masyarakat yang tertib dan aman.

7) Mengadakan hubungan kerja sama dengan instansi terkait dalam

rangka kelancaran pengaturan dan penyelenggaraan kegiatan

kecamatan guna kelancaran tugas.

8) Melaksanakan urusan ketatausahaan.

19
9) Memberikan saran/pertimbangan kepada Bupati/Wakil Bupati

dalam wilayah kecamatan baik lisan maupun tulisan sebagai

bahan kebijakan/pengambilan keputusan Bupati/Wakil Bupati.

10) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Bupati/Wakil Bupati

sesuai bidang tugasnya.

11) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Bupati/Wakil

Bupati secara berkala atau insidentil sebagai bahan evaluasi dan

petunjuk selanjutnya.

b. Sekretaris Camat

Sekretaris Kecamatan mempunyai tugas pokok membantu

Camat dalam penyusunan program, pengelolaan keuangan serta

urusan umum dan kepegawaian di lingkungan kecamatan. Untuk

meyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud diatas,

Sekretaris Kecamatan mempunyai fungsi :

1) Pengkoordinasian bidang-bidang dalam rangka penyusunan

rencana strategis, program dan kegiatan serta penyusunan

laporan tahunan kecamatan.

2) Perencanaan penyusunan program dan kegiatan dilingkungan

sekretariat.

3) Pelaksanaan pengelolaan urusan keuangan, umum dan

kepegawaian kecamatan.

4) Pelayanan administrasi kepada seluruh satuan organisasi di

lingkungan kecamatan.

20
5) Pengawasan dan pengendalian program dan kegiatan

Sekretariat.

Tugas :

1) Merencanakan dan melaksanakan kegiatan (Rencana Kerja

Anggaran-Dokumen Pelaksanaan Anggaran) di Sekretariat

Kecamatan setiap tahun mengacu kepada perencanaan strategis

Kecamatan untuk mencapai target dan sasaran pelaksanaan

tugas.

2) Membagi tugas kepada bawahan sesuai ketentuan peraturan

guna kelancaran pelaksanaan tugas.

3) Melakukan pengawasan melekat dan menilai kinerja bawahan

sesuai ketentuan peraturan guna pembinaan disiplin dan

pembinaan karir bawahan.

4) Menyusun program, pedoman dan petunjuk teknis

penyelenggaraan administrasi umum dan perlengkapan,

kepegawaian dan keuangan sesuai ketentuan peraturan guna

kelancaran sekretariat.

5) Melakukan koordinasi kerja sama dengan instansi terkait dalam

penyelenggaraan administrasi umum dan perlengkapan,

kepegawaian dan keuangan guna terwujudnya tata kelola

sekretariat yang baik.

21
6) Menyelenggarakan urusan administrasi umum dan perlengkapan

dilingkungan Kecamatan sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan guna kelancaran tugas.

7) Melakukan kegiatan ketatausahaan lingkup Kecamatan yang

meliputi surat menyurat, pengelolaan kearsipan, dokumentasi,

pelaporan dan perjalanan dinas sesuai ketentuan perundang-

undangan guna kelancaran tugas.

8) Melakukan tugas lainnya yang diberikan atasan sesuai bidang

tugasnya.

9) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai

bahan evaluasi dan petunjuk selanjutnya.

c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

1) Menyusun bahan penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA)

sesuai ketentuan peraturan.

2) Melaksanakan kegiatan operasional Sub Bagian Program

mengacu kepada Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) di

bagian secretariat berdasarkan Perencanaan Strategis Kecamatan

guna mencapai target sasaran pelaksanaan tugas.

3) Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan,

pedoman dan petunjuk teknis serta bahan lainnya yang

berhubungan dengan program sebagai acuan pelaksanaan tugas.

4) Membagi tugas kepada bawahan sesuai ketentuan peraturan

guna kelancaran pelaksanaan tugas.

22
5) Merumuskan program, pedoman dan petunjuk teknis

penyelenggaraaan umum dan perlengkapan.

6) Menyiapkan bahan dan membuat pedoman dan petunjuk teknis

penyelenggaraan umum dan perlangkapan sesuai ketentuan

peraturan guna kelancaran pelaksanaan tugas.

7) Menyusun, mengolah laporan pertanggung jawaban

penyelenggaraan umum dan perlengkapan.

8) Membina, melaksanakan dan mengawasi kegiatan umum dan

perlengkapan.

9) Melaksanakan urusan ketatausahaan.

10) Melakukan inventarisasi permasalahan yang berhubungan

dengan umum dan perlengkapan dan menyiapkan alternatif

pemecahan masalah mengacu kepada peraturan guna kelancaran

pelaksanaan tugas.

11) Memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan

kerja atasan.

12) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai bidang

tugasnya.

13) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai

evaluasi dan petunjuk selanjutnya.

d. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan

1) Menyusun bahan penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA)

sesuai ketentuan peraturan.

23
2) Melaksanakan kegiatan operasional Sub Bagian Program

mengacu kepada Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) di

bagian secretariat berdasarkan Perencanaan Strategis Kecamatan

guna mencapai target sasaran pelaksanaan tugas.

3) Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan,

pedoman dan petunjuk teknis serta bahan lainnya yang

berhubungan dengan keuangan dan kepegawaian sebagai acuan

pelaksanaan tugas.

4) Membagi tugas kepada bawahan sesuai ketentuan peraturan

guna kelancaran pelaksanaan tugas.

5) Merumuskan program, pedoman dan petunjuk teknis

penyelenggaraaan kepegawaian.

6) Menyiapkan bahan dan membuat pedoman dan petunjuk teknis

penyelenggaraan kepegawaian dan keuangan sesuai ketentuan

peraturan guna kelancaran pelaksanaan tugas.

7) Menyusun, mengolah laporan pertanggung jawaban

penyelenggaraan kepegawaian dan keuangan.

8) Membina, melaksanakan dan mengawasi kegiatan keuangan dan

kepegawaian.

9) Melaksanakan urusan ketatausahaan.

10) Melakukan inventarisasi permasalahan yang berhubungan

dengan umum dan perlengkapan dan menyiapkan alternatif

24
pemecahan masalah mengacu kepada peraturan guna kelancaran

pelaksanaan tugas.

11) Memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan

kerja atasan.

12) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai bidang

tugasnya.

13) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai

evaluasi dan petunjuk selanjutnya.

e. Seksi Pemerintahan

1) Menyusun bahan penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA)

sesuai ketentuan peraturan.

2) Melaksanakan kegiatan operasional Seksi pemerintahan

mengacu kepada Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) di

bagian Kecamatan berdasarkan Perencanaan Strategis

Kecamatan guna mencapai target sasaran pelaksanaan tugas.

3) Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan,

pedoman dan petunjuk teknis serta bahan lainnya yang

berhubungan dengan pemerintahan sebagai acuan pelaksanaan

tugas.

4) Membagi tugas kepada bawahan sesuai ketentuan peraturan

guna kelancaran pelaksanaan tugas.

5) Merumuskan program, pedoman dan petunjuk teknis

penyelenggaraaan pemerintahan.

25
6) Menyiapkan bahan dan membuat pedoman dan petunjuk teknis

penyelenggaraan pemerintahan sesuai ketentuan peraturan guna

kelancaran pelaksanaan tugas.

7) Menyusun, mengolah laporan pertanggung jawaban

penyelenggaraan pemerintahan.

8) Membina, melaksanakan dan mengawasi kegiatan

pemerintahan.

9) Melaksanakan urusan ketatausahaan

10) Menyelenggarakan urusan pemerintahan di lingkungan

kecamatan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

guna kelancaran tugas.

11) Melakukan kegiatan pemerintahan lingkup kecamatan yang

meliputi surat menyurat, pengelolaan kearsipan, dokumentasi,

pelaporan dan perjalanan dinas sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan guna kelancaran tugas.

12) Melakukan inventarisasi permasalahan yang berhubungan

dengan pemerintahan dan menyiapkan alternatif pemecahan

masalah mengacu kepada peraturan guna kelancaran

pelaksanaan tugas.

13) Memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan

kerja atasan.

14) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai bidang

tugasnya.

26
15) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai

evaluasi dan petunjuk selanjutnya.

f. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum

1) Menyusun bahan penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA)

sesuai ketentuan peraturan.

2) Melaksanakan kegiatan operasional Seksi Ketentraman dan

Ketertiban mengacu kepada Dokumen Pelaksanaan Anggaran

(DPA) di bagian secretariat berdasarkan Perencanaan Strategis

Kecamatan guna mencapai target sasaran pelaksanaan tugas.

3) Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan,

pedoman dan petunjuk teknis serta bahan lainnya yang

berhubungan dengan ketentraman dan ketertiban sebagai acuan

pelaksanaan tugas.

4) Membagi tugas kepada bawahan sesuai ketentuan peraturan

guna kelancara pelaksanaan tugas.

5) Merumuskan program, pedoman dan petunjuk teknis

penyelenggaraaan ketentraman dan ketertiban.

6) Menyiapkan bahan dan membuat pedoman dan petunjuk teknis

penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban sesuai ketentuan

peraturan guna kelancaran pelaksanaan tugas.

7) Menyusun, mengolah laporan pertanggung jawaban

penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban.

27
8) Membina, melaksanakan dan mengawasi kegiatan ketentraman

dan ketertiban

9) Melakukan kegiatan ketentraman dan ketertiban lingkup

kecamatan.

10) Mengatur dan memberikan pelayanan ketentraman dan

ketertiban sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan guna

kelancaran tugas.

11) Melaksanakan urusan ketatausahaan.

12) Melakukan inventarisasi permasalahan yang berhubungan

dengan ketentraman dan ketertiban dan menyiapkan alternatif

pemecahan masalah mengacu kepada peraturan guna kelancaran

pelaksanaan tugas.

13) Memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan

kerja atasan.

14) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai bidang

tugasnya.

15) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai

evaluasi dan petunjuk selanjutnya.

g. Seksi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

1) Menyusun bahan penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA)

sesuai ketentuan peraturan.

2) Melaksanakan kegiatan operasional Seksi Pembangunan dan

Pemberdayaan Masyarakat mengacu kepada Dokumen

28
Pelaksanaan Anggaran (DPA) di bagian sekretariat berdasarkan

Perencanaan Strategis Kecamatan guna mencapai target sasaran

pelaksanaan tugas.

3) Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan,

pedoman dan petunjuk teknis serta bahan lainnya yang

berhubungan dengan pembangunan dan pemberdayaan

masyarakat sebagai acuan pelaksanaan tugas.

4) Membagi tugas kepada bawahan sesuai ketentuan peraturan

guna kelancaran pelaksanaan tugas.

5) Merumuskan program, pedoman dan petunjuk teknis

penyelenggaraaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.

6) Menyiapkan bahan dan membuat pedoman dan petunjuk teknis

penyelenggaraan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat

sesuai ketentuan peraturan guna kelancaran pelaksanaan tugas.

7) Menyusun, mengolah laporan pertanggung jawaban

penyelenggaraan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.

8) Membina, melaksanakan dan mengawasi kegiatan pembangunan

dan pemberdayaan masyarakat.

9) Melaksanakan urusan ketatausahaan.

10) Melakukan inventarisasi permasalahan yang berhubungan

dengan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat dan

menyiapkan alternatif pemecahan masalah mengacu kepada

peraturan guna kelancaran pelaksanaan tugas.

29
11) Memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan

kerja atasan.

12) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai bidang

tugasnya.

13) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai

evaluasi dan petunjuk selanjutnya.

h. Seksi Kesejahteraan Rakyat

1) Menyusun bahan penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA)

sesuai ketentuan peraturan.

2) Melaksanakan kegiatan operasional Seksi Perekonomian dan

kesejahteraan sosial mengacu kepada Dokumen Pelaksanaan

Anggaran (DPA) di bagian sekretariat berdasarkan Perencanaan

Strategis Kecamatan guna mencapai target sasaran pelaksanaan

tugas.

3) Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan,

pedoman dan petunjuk teknis serta bahan lainnya yang

berhubungan dengan perekonomian dan kesejahteraan sosial

sebagai acuan pelaksanaan tugas.

4) Membagi tugas kepada bawahan sesuai ketentuan peraturan

guna kelancaran pelaksanaan tugas.

5) Merumuskan program, pedoman dan petunjuk teknis

penyelenggaraaan perekonomian dan kesejahteraan sosial.

30
6) Menyiapkan bahan dan membuat pedoman dan petunjuk teknis

penyelenggaraan perekonomian dan kesejahteraan sosial sesuai

ketentuan peraturan guna kelancaran pelaksanaan tugas.

7) Menyusun, mengolah laporan pertanggung jawaban

penyelenggaraan perekonomian dan kesejahteraan sosial.

8) Membina, melaksanakan dan mengawasi kegiatan

perekonomian dan kesejahteraan sosial.

9) Melaksanakan urusan ketatausahaan.

10) Melakukan kegiatan perekonomian dan kesejahteraan sosial

lingkup kecamatan.

11) Mengatur dan memberikan pelayanan perekonomian dan

kesejahteran sosial sesuai ketentuan perundang-undangan guna

kelancaran tugas.

12) Melakukan inventarisasi permasalahan yang berhubungan

dengan perekonomian dan kesejahteraan sosial dan menyiapkan

alternatif pemecahan masalah mengacu kepada peraturan guna

kelancaran pelaksanaan tugas.

13) Memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan

kerja atasan.

14) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai bidang

tugasnya.

15) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai

evaluasi dan petunjuk selanjutnya.

31
32
BAB IV

KESIMPULAN

Reformasi Administrasi Kecamatan Jemanas menjadi triger atau pendorong

dalam reformasi adaministrasi pelayanan publik di Kecamatan Jemanas. Dengan

persyaratan yaitu syarat substantif, administratif dan teknis telah mendorong

BupatiWalikota untuk melimpahkan kewenanganya kepada camat dan

memperkuat peran dan fungsi Kecamatan. Tidak hanya sebagai Satuan Kerja

Perangkat Daerah dan pelaksanana tugas pemerintahan umum, namaun juga

melaksanakan peran fungsi sebagai unit pelayanan terpadu di Kecamatan. Hal ini

telah membuat kecamatan menjadi sangat strategis di tingkat Kabupaten/Kota,

yaitu menjadi simpul pelayanan terpadu bagi Kantor/Badan Pelayanan Terpadu di

Kabupaten.

Dengan adanya reformasi administrasi, membuat Kecamatan – Kecamatan

memiliki visi, misi, maklumat pelayanan, Standart Operating Procedure (SOP)

sehingga tingkat akuntabilitas dan budaya kerja di Kecamatan Meningkat. Hal lain

yang menonjol pada umumnya dengan pelaksanaan PATEN adalah peningkatan

sarana prasarana pelayanan dalam bentuk ruang pelayanan yang nyama dengan

adanya fasilitas loket pelayanan yang baik, ruang tunggu yang nyaman, pendingin

ruangaan dan sarana parasarana yang berpihak pada masyarakat yang

berkebutuhan khusus.

33
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta,

Rineka Cipta.

Dwiyanto, Agus, dkk, 2003, Reformasi Tata Pemerintahan dan Otonomi Daerah,

Yogyakarta, Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM.

Gibson L. James, dkk, 1989, Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses,

Terjemahan, Jakarta, Erlangga.

Hakim, L. (2010). Pemberdayaan Masyarakat Sketsa Teori dan Pendekatan. LPP

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Hasibuan,M., 2002, Manajemen : Dasar Pengertian dan Masalah, Jakarta,

Gunung Agung.

Keban, Y. (2008). Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik, Konsep Teori

dan Isu. Penerbit Gava Media.

Manullang A. Laurence, 2014, Teori dan Aplikasi Manajemen: Komprehensif

Integralistik, Jakarta, Mitra Wacana

Media. Dunn, W. 2000. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. UGM Press.

Pasolong, H. 2008. Teori Administrasi Publik. Alfabeta.

Risdiana, Y. 2016. Analisis Pengaruh Penataan Organisasi Terhadap Kinerja

Pegawai Pada Dinas Kesehatan Kota Banjar (Doctoral dissertation,

UNPAS).

Sedarmayanti, 2003, Good Governance (Kepemrintahan Yang Baik) dalam

rangka Otonomi Daerah : Upaya Membangun Organisasi Efektif dan

34
Efisien melalui Restrukturisasi dan Pemberdayaan, Bandung, CV. Mandar

Maju.

35

Anda mungkin juga menyukai