Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BIROKRASI INDONESIA

Disusun Oleh :
Hudan Afghani (TS822023)

UNIVERSITAS MA’ARIF NAHDLATUL ULAMA KEBUMEN


TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Berkat rahmat Allah swt, Tuhan Yang Maha Esa, makalah tentang Reformasi Birokrasi

tanpa adanya hambatan dapat diselesaikan, proses penulisan ini mengalami beberapa kendala,

namun berkat kesungguhan dan kerja keras kendala-kendala itu dapat di atasi dengan baik,

makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberikan gambaran pelaksanaan Reformasi

Birokasi.

Dalam makalah ini disajikan penjelasan tentang Pengertian Reformasi Birokrasi,

Penataan Tatalaksana (business process), Manajemen Tatalaksana, Hambatan Penataan

Tatalaksana dan Langkah-langkah Perbaikan Tatalaksana.

Dengan kerendahan hati kami sebagai penulis mengakui bahwa makalah ini masih jauh

dari kesempurnaan. Sehubungan dengan hal tersebut tegur sapa, saran dan kritikan yang

bersifat membangun agar makalah ini menjadi lebih baik sangat diharapkan dan diterima

dengan tangan terbuka. Mudah-mudahan makalah yang sederhana ini bermanfaat.


DAFTAR ISI

Judul

Kata pengantar .................................................................................................................... 1

Daftar isi ............................................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 3

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................ 4

1.4 Manfaat ....................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 5

2.1 Pengertian Reformasi Birokrasi................................................................... 5

2.2 Penataan Tatalaksana (Business Process) ................................................... 7

2.3 Manajemen Tatalaksana .............................................................................. 8

2.4 Hambatan Penataan Tatalaksana ................................................................. 11

2.5 Langkah-langkah Perbaikan Tatalaksana .................................................... 12

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 13

3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 13

Lampiran
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan publik pada dasarnya menyangkut aspek kehidupan yang sangat luas.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara maka pemerintah memiliki fungsi memberikan
berbagai pelayanan publik yang diperlukan oleh masyarakat, mulai dari pelayanan dalam
bentuk pengaturan ataupun pelayanan-pelayanan lain dalam rangka memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam bidang pendidikan, kesehatan, utilitas, dan lainnya. Pelayanan publik
dengan demikian merupakan segala kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar
sesuai dengan hak-hak dasar setiap warga negara dan penduduk atas suatu barang, jasa dan
atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan yang terkait
dengan kepentingan publik.
Program Reformasi Birokrasi Nasional telah dilaksanakan pemerintah sejak tahun
2010. Pelaksanaan reformasi birokrasi nasional sampai saat ini sudah memasuki tahap
kedua yang ditandai dengan disusunnya Road Map Reformasi Birokrasi 2015-2019 melalui
PERMENPAN No. 11 Tahun 2015. Ada3 (tiga) sasaran yang ditetapkan Dalam Road Map
tersebut dan 8 (delapan) area perubahan reformasi birokrasi 2015-2019.Ketiga sasaran
Reformasi Birokrasi tersebut, antara lain :
1. Birokrasi yang bersih dan akuntabel;
2. Birokrasi yang efektif dan efisien;
3. Birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas.
Guna terwujudnya ketiga sasaran reformasi birokrasi di atas, ditetapkan area
perubahan reformasi birokrasi. Perubahan-perubahan pada area tertentu dalam lingkup
birokrasi diharapkan dapat menciptakan kondisi yang kondusif guna mendukung
pencapaian tiga sasaran reformasi birokrasi. Ada 8 (delapan) area perubahan reformasi
birokrasi yang dimaksud, yaitu ; Mental Aparatur, Pengawasan, Akuntabilitas,
Kelembagaan, Tatalaksana, Sumber Daya Manusia Aparatur, Peraturan Perundang-
Undangan dan Pelayanan Publik. Reformasi pelayanan publik membangun kepercayaan
dari masyarakat atas pelayanan publik yang dilakukan penyelenggara pelayanan publik
seiring dengan harapan dan tuntutan seluruh warga negara dan penduduk tentang
peningkatan pelayanan publik.
Reformasi birokrasi merupakan upaya untuk mempertegas hak dan kewajiban
setiap warga negara dan penduduk serta terwujudnya tanggung jawab negara dalam
penyelenggaraan pelayanan publik. Dalam reformasi diperlukan norma hukum yang
memberi pengaturan secara jelas, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan
menjamin penyediaan pelayanan publik sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan yang
baik serta untuk memberi perlindungan bagi setiap warga negara dan penduduk dari
penyalahgunaan wewenang di dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Reformas Birokrasi ?
2. Bagaimana Proses Penataan Tatalaksana dilaksanakan?
3. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Tatalaksana?
4. Apa saja Hambatan dalam Penataan Tatalaksana ?
5. Bagaimana Langkah-langkah Perbaikan Tatalaksana?

1.3 Tujuan Penulisan


Penulisan ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Kita dapat memahami arti Reformasi Birokrasi .
2. Memahami Proses Penataan Tatalaksana.
3. Kita dapat mengerti Manajemen Tatalaksana.
4. Mengetahui hambatan dalam penataan tatalaksana.
5. Mengetahui Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk
Perbaikan
Tatalaksana.

1.4 Manfaat

Manfaat dari penulisan Delapan Area Reformasi Birokrasi Penataan Tatalaksana


ini memberi pemahaman yang lebih kepada ASN dilingkungan Kantor Kementerian
Agama Kabupaten Lampung Selatan dimulai dari Pengertian Reformasi Birokrasi dan
Delapan Area Reformasi Birokrasi, Pemahaman tentang Penataan Tatalaksana,
Manajemen Penataan Tatalaksana dan Hambatan dalam Penataan Tatalaksana.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Reformasi Birokrasi


Terkait dengan usaha pemerintah dalam memperbaiki birokrasi, yang akhirnya
disebut sebagai reformasi birokrasi. Sehingga terdapat berbagai definisi tentang
reformasi birokrasi, dengan pengertian yang berbeda-beda tentang reformasi birokrasi.
Menurut MenPan (www.menpan.go.id, diakses 19 Agustus 2014), reformasi birokrasi
adalah upaya untuk melaksanakan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap
sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek pada
penerapan pelayanan prima.

Menurut Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-Undangan (www. ditjen.


kemenkumham.go.id, diakses 20 Agustus 2014), mengatakan bahwa reformasi birokrasi
adalah upaya perubahan, dimana perubahan yang dilakukan terkait reformasi birokrasi
yaitu : Perubahan cara berfikir, Penataan peraturan perundang-undangan, Penguatan
organisasi, Penataan tata laksana, Manajemen SDM aparatur, Penguatan pengawasan,
Penguatan akuntabilitas kinerja dan Peningkatan kualitas pelayanan publik.

Sedangkan menurut Sedarmayanti (2009:72), mengatakan bahwa reformasi


birokrasi merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan kinerja melalui berbagai
cara dengan tujuan efektifitas, efisien, dan akuntabilitas. Dimana reformasi biokrasi itu
mencakup beberapa perubahan yaitu:

a. Perubahan cara berfikir (pola pikir, pola sikap, dan pola tindak), Maksudnya yaitu
birokrasi harus merubah pola berfikir yang terdahulu (buruk), birokrasi harus
memliki pola pikir yang menyadari bahwa mereka sebagai pelayan masyarakat,
harus mempunyai sikap dan pola perilaku yang baik, yang artinya tidak
menyimpang dari peraturan yang sudah ditetapkan atau sesuai dengan peraturan
perundang-undangan .

b. Perubahan penguasa menjadi pelayan, maksudnya yaitu birokrasi harus merubah


sikap mereka, karena yang dapat kita ketahui selama ini bawha birokrasi selalu
menganggap bahwa mereka adalah penguasa dikarenakan memiliki jabatan yang
tinggi dibanding dengan masyarakat sehingga mereka beranggapan bahwa mereka
adalah penguasa yang harus selalu dihormati. Oleh sebab itu hal yang demikian
harus dihilangkan dari birokrasi.

c. Mendahulukan peranan dari wewenang, perubahan yang dimaksud adalah birokrasi


harus selalu mengutamakan perananannya sebagai pelayan masyarakat. Harus
mampu melayani masyarakat dengan baik, dengan menyampingkan wewenangnya
sebagai pejabat atau pegawai pemerintah.

d. Tidak berfikir hasil produksi tapi hasil akhir, perubahan yang dimaksud adalah
birokrasi harus selalu mengutamakan hasil akhir dari pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat seperti menciptakan kepuasan bagi masyarakat.

e. Perubahan manajemen kinerja, maksud yaitu merubah manajemen kinerja birokrasi


agar menjadi lebih efektif dibandingkan sebelumnya.
Sementara itu menurut Yehezkel Dror dalam Zauhar (2007:6), reformasi
administrasi yaitu suatu perubahan yang terencana terhadap aspek utama administrasi.
Menurut Zauhar (2007:11), mengatakan reformasi administrasi adalah upaya sadar dan
terencana untuk mengubah:

a. Struktur dan prosedur birokrasi (aspek reorganisasi atau institusional/


kelembagaan), perubahan yang dilakukan mencakup struktur dan prosedur yang
ada pada birokrasi untuk membuat fungsi dari birokrasi tersebut lebih efektif.

b. Sikap dan prilaku birokrat (aspek prilaku), untuk meningkatkan efektifitas


organisasi dan terciptanya administrasi yang sehat serta menjamin tercapainya
tujuan pembangunan nasional, perubahan tersebut untuk memperbaiki sikap dan
prilaku dari birokrasi itu sendiri, guna menciptakan kesadaran birokrasi terhadap
tugasnya bukan sebagai penguasa lagi tetapi sebagai pelayan masyarakat.

Dalam hal ini, penjelasan tentang maksud dari reformasi birokrasi hampir sama
dengan maksud reformasi administrasi yakni sebagai usaha perubahan untuk
meningkatkan kualitas birokrasi. Setiap perubahan yang akan dilaksanakan selalu
berfokus terhadap birokrasi sebagai sasaran perubahan, hal ini dilaksanakan untuk
menyelesaikan permasalahan yang terdapat dimasyarakat. Mengingat bahwa birokrasi
selalu bersentuhan langsung dengan masyarakat oleh sebab itu birokrasi dituntut untuk
mampu memaksimalkan tugas dan fungsinya nya sebagai pelayan dalam melayani
masyarakat. Agar hal tersebutdapat tercapai maka pemerintah sebagai yang berwenang
melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan
pemerintahan.

2.2 Penataan Tatalaksana ( Business Process )


Organisasi dan tata laksana merupakan alat untuk mencapai visi dan misi
organisasi, pada tahun 2010 Pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun
2010 telah menetapkan Grand Design Reformasi Birokrasi Indonesia 2010-2025, salah
satu agenda area perubahan yang dilakukan adalah di bidang Organisasi dan
Tatalaksana.

Tatalaksana (business process) adalah sekumpulan aktivitas kerja terstruktur dan


saling terkait yang menghasilkan keluaran yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Penataan tatalaksana dilaksanakan melalui serangkaian proses analisis dan perbaikan
tatalaksana bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem, proses, dan
prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien dan terukur pada Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Lampung Selatan. Target yang ingin dicapai melalui program ini antara lain
yaitu meningkatnya efisiensi dan efektivitas proses manajemen pemerintahan serta
kinerja di Kementerian Agama Kabupaten Lampung Selatan.

Beberapa perbaikan/penataan dapat dilaksanakan secara intuitif dan segera tanpa harus
melalui proses analisis dan perbaikan business process yang panjang.
Perbaikan/penataan ulang tatalaksana (business process) perlu dilaksanakan apabila :
a. Terjadi perubahan arah strategis Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lampung
Selatan (visi, misi dan sasaran strategis) yang berdampak pada atau mengakibatkan
perubahan tugas dan fungsi serta keluaran (output) organisasi/unit kerja.

b. Adanya keinginan/dorongan dari dalam Kantor Kementerian Lampung Selatan atau


pun dorongan dari publik/masyarakat sebagai salah satu pemangku kepentingan
untuk memperbaiki kinerja pelayanan public secara signifikan.

Sedangkan muara dari penataan tatalaksana (business process) yaitu, antara lain:

a. Pembuatan atau perbaikan Standar Operating Procedure (SOP), termasuk di


dalamnya perbaikan standar kinerja pelayanan di Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Lampung Selatan.
b. Perbaikan struktur organisasi; dan
c. Pembuatan atau perbaikan uraian pekerjaan (job descriptions).

2.3 Manajemen Tatalaksana


Sebagai acuan bagi Kantor Kementerian untuk membangun dan menata tatalaksana
(business process), dikeluarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi No.12 Tahun 2011 tentang Pedoman Penataan
Tatalaksana.
Pendekatan yang banyak digunakan di lingkungan manajemen organisasi dan
menjadi dasar dari proses penataan tatalaksana adalah Manajemen Tatalaksana
(Business Process Management). Menurut pendekatan ini penataan tatalaksana
merupakan suatu siklus. Dalam siklus tersebut penataan tatalaksana tercakup dalam
aktivitas Analisis Kebutuhan yang kemudian dilanjutan dengan aktivitas Perancangan
dengan menggunakan Pemodelan Proses. Meski proses penataan tatalaksana sudah
dilakukan hal ini tidak berarti tatalaksana yang disusun telah memenuhi prinsip-prinsip
dan manfaat suatu tatalaksana. Oleh karena itu, setelah tersusun modelnya maka
tatalaksana harus dapat terimplementasi dengan baik dan diketahui keberhasilannya.
Setelah teruji dan memenuhi kriteria yang diharapkan selama implementasi, berikutnya
dilakukan pemberlakuan. Pemberlakuan dilakukan dengan dukungan infrastruktur
teknologi informasi yang memadai. Tatalaksana ditetapkan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Selanjutnya tatalaksana yang terbentuk dilakukan monitoring secara
berkesinambungan dan berdasarkan fakta-fakta yang ada dilakukan evaluasi
kehandalannya.

Tujuan perbaikan Tatalaksana (business process) yaitu membuat proses lebih


efektif, efisien dan adaptif. Sedangkan target perbaikan Tatalaksana (business process)
antara lain :
a. Penurunan biaya.
b. Peningkatan kualitas output.
c. Peningkatan kualitas layanan.
d. Peningkatan kecepatan delivery.
2.4 Hambatan Penataan Tatalaksana
Semua usaha dan kerja keras reformasi birokrasi khususnya dalam area Penataan
Tatalaksana tidak lain adalah untuk membawa birokrasi kantor kementerian agama
kabupaten lampung selatan yang bersih dan akuntabel, birokrasi yang efektif dan efisien
serta birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas. Meskipun demikian masih
terdapat beberapa hambatan yang harus diselesaikan, diantaranya :

1. Masih rendahnya komitmen dalam upaya untuk melakukan pencegahan dan


pemberantasan tindak pidana korupsi;
2. Masih terdapatnya proses bisnis/tatakerja/tatalaksana yang kurang jelas dan
transparan. Banyak hal yang seharusnya dilaksanakan dengan cepat seringkali harus
berjalan tanpa proses yang pasti disebabkan tidak terdapatnya sistem tatalaksana
yang baik. Hal tersebut kemudian mendorong terciptanya perilaku hirarkis, feodal,
dan kurang kreatif pada birokrat/aparatur.

3. Manajemen kinerja yang belum dilaksanakan secara maksimal;

4. Penerapan tata kelola yang belum sepenuhnya diterapkan;

5. Manajemen sumber daya manusia yang belum berjalan dengan baik.

Oleh sebab itu perubahan pada sistem tatalaksana sangat diperlukan dalam rangka
mendorong efisiensi penyelenggaraan dan pelayanan, serta untuk mengubah mental
aparatur.

2.4 Langkah-langkah Perbaikan Tatalaksana


Sesuai Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi No.12 Tahun 2011 tentang Pedoman Penataan Tatalaksana, adapun langkah –
langkah untuk melakukan perbaikan Tatalaksana (business process), antara lain :
1. Pahami harapan pengguna utama atas perbaikan dari Tatalaksana (business process)
dimaksud.

2. Pahami peraturan atau kebijakan yang mengatur Tatalaksana (business process)


dimaksud.

3. Identifikasi perbaikan Tatalaksana (business process) yang diusulkan, biasanya


melalui:

a. Penyederhanaan proses (streamlining / simplification - S).

b. Penghilangan proses yang tidak perlu (elimination -E).

c. Pembuatan proses yang sama sekali baru (reengineering - R); atau


d. Pengotomatisasian proses (automation - A).

e. Perbaiki model Tatalaksana (business process) sesuai dengan perbaikan yang


telah dilakukan.

f. Dapatkan pengesahan dari pimpinan lembaga untuk diberlakukan (bila


diperlukan).
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Reformasi birokrasi adalah upaya perubahan, dimana perubahan yang dilakukan
terkait reformasi birokrasi yaitu : Perubahan cara berfikir, Penataan peraturan
perundang-undangan, Penguatan organisasi, Penataan tata laksana, Manajemen SDM
aparatur, Penguatan pengawasan, Penguatan akuntabilitas kinerja dan Peningkatan
kualitas pelayanan publik. Penataan tatalaksana dilaksanakan melalui serangkaian
proses analisis dan perbaikan tatalaksana bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien dan terukur di
kantor kementerian agama kabupaten lampung selatan. Target yang ingin dicapai
melalui program ini antara lain yaitu meningkatnya efisiensi dan efektivitas proses
manajemen pemerintahan serta kinerja di kantor kementerian agama kabupaten
lampung selatan.
Tujuan perbaikan Tatalaksana (business process) yaitu membuat proses lebih
efektif, efisien dan adaptif. Sedangkan target perbaikan Tatalaksana (business process)
antara lain : Penurunan biaya, Peningkatan kualitas output, Peningkatan kualitas
layanan, Peningkatan kecepatan delivery.
Hambatan yang harus diselesaikan, diantaranya :

1. Masih rendahnya komitmen dalam upaya untuk melakukan pecegahan dan


pemberantasan tindak pidana korupsi;
2. Masih terdapatnya proses bisnis/tatakerja/tatalaksana yang kurang jelas dan
transparan.

3. Manajemen kinerja yang belum dilaksanakan secara maksimal;

4. Penerapan tata kelola yang belum sepenuhnya diterapkan;

5. Manajemen sumber daya manusia yang belum berjalan dengan baik.

Oleh sebab itu perubahan pada sistem tatalaksana sangat diperlukan dalam rangka
mendorong efisiensi penyelenggaraan dan pelayanan, serta untuk mengubah mental
aparatur.
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi No.12 Tahun 2011 tentang Pedoman Penataan Tatalaksana,
langkah – langkah untuk melakukan perbaikan Tatalaksana (business process), antara
lain :
1. Memahami harapan pengguna utama atas perbaikan dari Tatalaksana (business
process) dimaksud.

2. Pahami peraturan atau kebijakan yang mengatur Tatalaksana (business process)


dimaksud.
3. Identifikasi perbaikan Tatalaksana (business process) yang diusulkan, biasanya
melalui:

a. Penyederhanaan proses (streamlining / simplification - S).

b. Penghilangan proses yang tidak perlu (elimination -E).

c. Pembuatan proses yang sama sekali baru (reengineering - R); atau

d. Pengotomatisasian proses (automation - A).

e. Perbaiki model Tatalaksana (business process) sesuai dengan perbaikan yang


telah dilakukan.

f. Dapatkan pengesahan dari pimpinan lembaga untuk diberlakukan (bila


diperlukan).

Anda mungkin juga menyukai