Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MANAJEMEN HUMAS DAN LAYANAN PUBLIK

“ Reformasi Birokrasi”

Dosen Pengampu : Dr. Edi Wardani,.S,.Pd,. M.Pd

Di Susun Oleh :

Kelompok 11

1. Indah Budya Permata ( T.MPI.I.2021.051)


2. Faizah Hilanda ( T.MPI.I.2021.014)
3. Usmawatun ( T.MPI.I.2021.022)

ISNTITUT AGAMA ISLAM (IAI) SMQ BANGKO


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas
rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Reformasi Birokrasi”. Penulisan makalah merupakan salah satu
tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan mata kuliah Manajemen Humas
dan Layanan Publik.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-


kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini..

Akhirnya penulis berharap semoga Tuhan memberikan imbalan yang


setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan
semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin.

Bangko, April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
A. Pengertian Manajemen ..........................................................................3
B. Manajemen Humas.................................................................................4
C. Fungsi Humas.........................................................................................5
D. Partisipasi Masyarakat............................................................................7
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
A. Kesimpulan............................................................................................11
B. Saran .....................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Reformasi birokrasi bukan lagi sekedar tuntutan dari segenap elemen
masyarakat yang mengharapkan agar birokrasi dan terutama aparatur dapat
berkualitas lebih baik lagi. Reformasi birokrasi kini benarbenar menjadi
kebutuhan bagi para aparatur pemerintahan (reformasi gelombang pertama)
dan telah berhasil meletakkan landasan politik, hukum, dan ekonomi bagi
kehidupan demokrasi di Indonesia.
Perkembangan administrasi negara di negara-negara maju sejak tahun
1998 berlangsung sangat pesat yang mengarah pada manajemen pemerintah
baru (new public management), di Indonesia sejak reformasi di gulirkan
sangat banyak upaya yang telah dilakukan untuk lebih mendayagunakan
administrasi negara antara lain melalui reformasi birokrasi berbagai upaya
perbaikan birokrasi pemerintah dalam rangka memberikan praktek KKN
dalam penyelenggraan pemerintah meningkatkan kualitas pelayanan public
dan memperkuat fungsi lembaga pengawasan. Konsep birokrasi modern,
reformasi birokrasi dan pelayanan public beserta suatu paradigma wawasan
pengawasan dalam mewujudkan birokrasi modern. Pembentukan sejumlah
lembaga pengawasan tersebut adalah dalam rangka memperkuat kualitas
kontrol terhadap jalannya roda pemerintahan hal ini karena kualitas kontrol
dari lembaga pengawasan memiliki peranan yang besar dalam menciptakan
tata kepemerintahan yang baik good government ‘’ control atau pengawasan
adalah merupakan salah satu fungsi manajemen yang memiliki fungsi untuk
mengawasi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penulis mengambil
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kebutuhan Reformasi Birokrasi ?
2. Bagaimana Konsep kebijakan reformasi birokrasi?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penulis mengambil tujuan
masalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kebutuhan Reformasi Birokrasi
2. Untuk mengetahui Konsep kebijakan reformasi birokrasi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Reformasi
Birokrasi adalah sistem administrasi dalam suatu organisasi yang
memiliki fungsi sebagai penyelenggara pemerintahan dan melayani
masyarakat yang melakukan tugas keseharian secara terstruktur dalam
hierarki yang jelas dan berdasarkan aturan yang telah tertulis oleh orang-
orang yang berkompeten di bidangnya. Istilah birokrasi berasal dari bahasa
perancis yaituh bureau yang artinya kantor atau meja tulis dan dari bahasa
yunani yaituh kratein yang berarti mengatur, pada awalnya istilah birokrasi
yang digunakan untuk menunjuk suatu sistematika kegiatan kerja yang diatur
atau di perintah oleh suatu kantor melalui kegiatan-kegiatan administrasi
(Ernawan, 1988).
Terdapat beberapa istilah yang memiliki kesamaan makna merujuk
pada birokrasi yakni civil service, public sector, public service, atau public
administration, defenisi birokrasi pada awalnya tercantum dalam kamus
akademik prancis pada tahun 1978 yang artinya kekuasaan pengaruh dari
kepada dan staff biro pemerintahan, dalam kamus bahasa jerman edisi tahun
1813 mengartikan birokrasi sebagai wewenang atau kekuasaan berbagai
departemen pemerintah dan cabang-cabangnya memperebutkan diri untuk
mereka sendiri atas sesame warga negara, adapun dalam kamus tekhnik
bahasa italia yang terbit pada tahun 1823 mengartikan birokrasi sebagai
kekuasaan pejabat di dalam administrasi pemerintahan.1
Reformasi birokrasi merupakan salah satu upaya pemerintah untuk
mencapai good governance dan melakukan pembaharuan dan perubahan
mendasar terhadap system penyelenggaraan pemerintahan terutama
menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan dan
sumber daya manusia aparatur, melalui reformasi birokrasi dilakukan

1
Sugandha Danna. 2016. Manajemen Administrasi. Suatu Pendekatan Sistem
Dalam Manajemen Perkantoran. Bandung : Sinar Baru. h. 13
penataan terhadap sistem penyelenggaraan pemerintah dimana uang tidak
hanya efektif dan efisien tetapi juga reformasi birokrasi menjadi tulang
punggung dalam perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara.

B. Konsep Reformasi Birokrasi


Pasca runtuhnya era Orde Baru, dalam reformasi birokrasi Indonesia
tahap pertama (2010-2014) Indonesia melakukan transisi dari model birokrasi
sebelumnya, suatu struktur birokrasi yang tampak seperti model Webberian,
namun dalam penerapannya lebih dekat kepada model patronase yang
sentralistis. Berbeda dengan era Orde Baru, dalam Orde Reformasi sistem
birokrasi ditata kembali untuk menghilangkan model patronase antara lain
melalui penyusunan tupoksi, indikator kinerja dan job grading. Langkah awal
penataan birokrasi sejauh ini patut diapresiasi dan telah menunjukkan hasil
dalam kestabilan struktur birokrasi. Beberapa sektor pemerintah (termasuk
Kementerian Keuangan) telah berhasil menjadi pelopor reformasi birokrasi
yang ditunjang oleh upaya keras pemberantasan korupsi tiada henti oleh
KPK2. Namun harus diakui di sebagian sektor pemerintah pusat dan daerah
penegakan prinsip- prinsip transparansi, stabilitas, dan predictability model
Webberian dalam pengambilan kebijakan belum berjalan mulus.
Dalam kaitan penyelenggaraan pemerintahan, sifat dan lingkup
pekerjaannya, serta kewenangan yang dimilikinya birokrasi menguasai aspek-
aspek yang sangat luas dan strategis. Birokrasi menguasai kewenangan
terhadap akses-akses seperti sumber daya alam, anggaran, pegawai, proyek-
proyek, serta menguasai akses pengetahuan dan informasi yang tidak dimiliki
pihak lain. Dengan posisi, kemampuan, dan kewenangan yang dimilikinya
tersebut, birokrasi bukan saja mempunyai akses yang kuat untuk membuat
kebijakan yang tepat secara teknis, tetapi juga untuk memperoleh dukungan
yang kuat dari masyarakat dan dunia usaha. Selain itu, birokrasi dengan
aparaturnya juga memiliki berbagai keahlian teknis terspesialisasi yang tidak
dimiliki oleh pihak-pihak diluar birokrasi, seperti dalam hal perencanaan

2
Freeman, R.E. (1984). Strategic Management: A Stakeholder Approach. Boston:
pembangunan, pengelolaan infrastruktur, penyelenggaraan pendidikan,
pengelolaan transportasi transportasi dan lain-lain.
Dalam konteks policy making process, birokrasi di Indonesia juga
memegang peranan penting pada semua tahapan mulai dari tahap perumusan,
pelaksanaan, dan pengawasan berbagai kebijakan publik, serta dalam evaluasi
kinerjanya. Dari gambaran di atas nyatalah, bahwa birokrasi di Indonesia
memiliki peran yang cukup besar. Besarnya peran birokrasi tersebut akan
turut menentukan keberhasilan pemerintah dalam menjalankan program dan
kebijakan pembangunan. Jika birokrasi buruk, upaya pembangunan akan
dipastikan mengalami banyak hambatan. Sebaliknya, jika birokrasi bekerja
secara baik, maka program-program pembangunan akan berjalan lebih lancar.
Pada tataran ini, birokrasi menjadi salah satu prasyarat prasyarat penting
keberhasilan pembangunan.
Peran birokrasi dengan fungsi administrasi negara dilakukan oleh
birokrasi. Jadi birokrasi diartikan sebagai keseluruhan lembaga pemerintahan
negara, yang meliputi aparatur kenegaraan, aparatur pemerintahan, serta
sumber daya manusia birokrasi yang terdiri atas pejabat negara dan pegawai
negeri. Birokrasi secara leksikal berarti alat kelengkapan negara, terutama
meliputi bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian, yang
mempunyai tanggung jawab melaksanakan roda pemerintahan seharihari.
Secara umum, pembangunan birokrasi mencakup berbagai aktivitas terencana
yang berkelanjutan yang ditujukan untuk meningkatkan efektivitas
pemerintahan dalam menjalankan fungsi-fungsinya.

C. Reformasi Pelayanan Publik


Reformasi birokrasi dalam konteks pelayanan pelayanan public, pada
dasarnya di tujukan pada kebaikan atau peningkatan kualitas pelayanan public,
hal ini dilakukan antara lain dengan menggunakan pendekatan new public
management dengan menganut prinsip runt government like a business yaituh
adanya penggunaan pendekatan bisnis kedalam birokrasi public. Pendekatan
ini memfokuskan pada adanya penerapan dan penggunaan teknologi
mekanisme pasar dalam penyelenggaraan pelayanan public, terutama pada
pembentukan hubungan antar birokrasi penyedia pelayanan dengan customer
nya sebagai suatu bentuk transaksi pelayanan sebagaimana halnya dengan yang
banyak dilakukan dalam pasar barang dan jasa.
Dalam hubungan ini birokrasi berperan dalam melakukan pengendalian
(stering), dalam pembuatan berbagai kebijakan public dengan melibatkan
partisipasi masyarakat dan mekanisme pasar, birokrasi di perkenalkan dan di
dorong untuk melakukan kompetisi kinerja pemberian pelayanan baik antar
instansi pemerintahan maupun dengan sector swasta melalui adanya stimulant
pemberian insentif bonus dan punishment tertentu, kesemuanya itu di upayakan
penerapannya dengan memperhatikan persepsi masyarakat terhadap kualitas
pelayanan public yang secara sederhana pada dasarnya berkaitan dengan:
a. Pelayanan memenuhi apa yang di butuhkan oleh masyarakat, dalam
kaitannya dengan pelayanan yang dilakukan oleh instansi pemerintah maka
kebutuhan masyarakat umumnya terkait dengan kecepatan dan biaya yang
murah.
b. Perlakuan yang baik dari petugas pelayanan, masyarakat umumnya
mengharapkan perlakuan yang ramah tepat, disiplin, dan penuh perhatian,
perlakuan yang demikian akan membuat masyarakat merasa sangat di hargai
dan sebaliknya mereka pun akan menghargai petugas maupun instansi
pelayanan.
c. Bertanggung jawab atas kesalahan masyarakat umumnya juga
mengharapkan unit pelayanan bertanggung jawab terhadap kesalahan-
kesalahan yang telah diperbuatnya.
d. Belajar dari kesalahan, masyarakat juga mengharapkan bahwa setiap instansi
pemerintah harus belajar dari keslahan yang telah mereka lakukan pada
masa lalu sehingga kesalahan serupa tidak terjadi lagi pada masyarakat yang
lain.
e. Menyediakan informasi yang bermanfaat masyarakat juga selalu
mengharapkan unit pelayanan menyediakan informasiinformasi yang terkait
dengan pelayanannya secara lengkap mudah di mengerti dan diakses,
sehingga memudahkan bagi masyarakat untuk memperoleh pelayanan yang
ingin di perolehnya.
f. Memperlakukan masyarakat yang mengajukan pelayanan secara adil
masyarakat juga selalu mengharapkan perlakuan adil dalam memperoleh
pelayanan, tidak di bedakan karena : status sosial seseorang atau
kekerabatan seseorang dengan petugas pelayanan, menetapkan biaya
tertentu maka keadilan dilakukan secara proposional.3

3
Prentice Hall. Gie, K.K. (2003). Reformas iBirokrasi Dalam Mengefektifkan Kinerja
Pegawai Pemerintahan. Jakarta.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kini semakin banyak organisasi bisnis, yang menggunakan
pendekatan agama di dalam membangun kualitas kerja karyawan, contohnya
seperti PT kereta api Indonesia mewajibkan karyawan ikut kegiatan pesantren
selama satu minggu, hasilnya sangat menggembirakan misalnya karyawan
yang sulit di atur dan moralitasnya kurang baik ,setelah dipesantrenkan
perilaku mereka lebih baik, pengalaman religus selama di pesantren akan
sangat membekas di dalam membangun integritas diri, klau kegiatan ini
dilakukan secara berulang-ulang untuk orang yang sama mungkin akan lebih
berhasil.

B. Saran
Aparatur pemerintah bank Indonesia yang memasukan pendidikan
agama dalam kegiatan pelatihan outbond walaupun dalam intensitas yang kecil,
selain dengan melakukan pengembngan terhadap capital intelektual capital
sosial dan capital lembut birokrasi harus berwujud dalam kebijakan yang
menyentuh hal-hal yang mendasar seperti kebijakan retrukturisasi, kebijakan
rasioanlisasi dan relokasi ( TKK-PHK-PNS), untuk mengatasi permasalahan
sumber daya manusia aparatur kebijakan simplifikasi dan otomatisasi untuk
mengatasi permaslahan ketatalaksanaan atau sistem prosedur dan kebijakan
dekulturisasi budaya lama dengan menginkulturisasi dengan budaya baru untuk
mengatasi permasalahan budaya birokrasi.
DAFTAR PUSTAKA

Dahyar Daraba H. (2019). Reformasi Birokrasi & Pelayanan Publik. Penerbit


Eisyah.
Denhardt J. V. and R. B. Denhardt. (2003). The New Public Service; Serving, not
Steering. New York:
M.E. Shape. Economic Commission for Africa. (2003). Public Sector Management
Reforms in Africa:
Lessons Learned. Development Policy Management Division (DPMD). Retrieved
Farazmand, A. (2007). Bureaucracy and Administration. New York: CRC Press.
Fatile,
Jacob O. and Adejuwon, K. D. (2010). Journal of Sustainable Development in
Africa. Sustainable Development, 12(8), 90–99.
Printed Andrew Chadwick and Philip N. Howard (Eds). The Handbook of Internet
Politics . New York: Routledge
Freeman, R.E. (1984). Strategic Management: A Stakeholder Approach. Boston:
Pitman, MA. Freeman, R. . (1999). Response: Divergent Stakeholder Theory.
Academy of Management Review, 24(2). Retrieved from
https://www.jstor.org/stable/259078?seq=1
Freeman, R. E. (2004). “A Stakeholder Theory of Modern Corporations,” In
Ethical Theory and Business.
Prentice Hall. Gie, K.K. (2003). Reformas iBirokrasi Dalam Mengefektifkan
Kinerja Pegawai Pemerintahan. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai