REFORMASI BIROKRASI
DISUSUN OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat,
taufik, hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan masalah
makalah tentang reformasi birokrasi pada mata kuliah budaya birokrasi ini
dengan tepat waktu.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa dan kami
menyadari bahwa pengetahuan kami sangatlah terbatas. Oleh karena itu, dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah yang telah kami susun ini
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap para pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, orientasi pada
kekuasaan yang amat kuat selama ini telah membuat birokrasi menjadi
semakin jauh dari misinya untuk memberikan pelayanan publik. Birokrasi
dan para pejabatnya lebih menempatkan dirinya sebagai penguasa
daripada sebagai pelayan masyarakat. Akibatnya, sikap dan perilaku
birokrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik cenderung
mengabaikan aspirasi dan kepentingan masyarakat. Elite politik atau yang
dekat dengan mereka, sering kali memperoleh perilaku istimewa dalam
penyelenggaraan pelayanan publik. Akses terhadap pelayanan dan kualitas
pelayanan publik sering berbeda tergantung pada kedekatannya dengan
elite birokrasi dan politik. Hal seperti ini sering mengusik rasa keadilan
dalam masyarakat yang merasa diperlakukan secara tidak wajar oleh
birokrasi politik.
Birokrasi di Indonesia, baik di tingkat Pusat maupun di tingkat
Daerah, sepanjang Orde Baru kerap mendapat sorotan dan kritik yang
tajam karena perilakunya yang tidak sesuai dengan tugas yang diembannya
sebagai pelayan masyarakat. Sehingga apabila orang berbicara tentang
birokrasi selalu berkonotasi negatif. Birokrasi adalah lamban, berbelitbelit,
menghalangi kemajuan, cenderung memperhatikan prosedur dibandingkan
substansi, dan tidak efisien.
Berbagai persoalan birokrasi mengakibatkan sistem
penyelenggaraan pemerintahan tidak berjalan dengan baik dan harus ditata
ulang atau diperbaharui. Reformasi birokrasi dilaksanakan dalam rangka
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Dengan kata lain, reformasi birokrasi adalah langkah strategis untuk
membangun aparatur negara agar lebih berdayaguna dan berhasilguna
dalam mengemban tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional.
4
Reformasi merupakan upaya dari pemerintah maupun individu untuk
melakukan perubahan terhadap suatu badan atau lembaga yang berada di
suatu lingkungan, dengan melihat fenomena yang terjadi sebelumnya, dan
dirasakan tidak memberikan dampak secara signifikan terhadap perbaikan
kesejahteraan anggota melalui system pemerintahan maupun
pengorganisasian yang baik.
Reformasi birokrasi pemerintah menjadi bagian dari upaya untuk
memperkuat negara karena melalui reformasi birokrasi, peran dan lingkup
intervensi negara dalam hal hal ini yaitu pemerintah didefinisikan ulang
untuk menjawab tantangan zaman. Karena itu, reformasi birokrasi juga
tidak sekedar menyederhanakan struktur birokrasi, tapi mengubah pola
pikir (mind set) dan pola budaya (cultural set) birokrasi untuk berbagi
peran dalam tata kelola pemerintahan. Birokrasi pemerintah merupakan
unsur yang sangat vital dalam menentukan arah untuk mencapai
keberhasilan suatu penyelenggaraan negara. Dengan kemajuan teknologi
terutama teknologi informasi dan komunikasi yang demikian pesat serta
persaingan global yang semakin ketat, masyarakat sangat peka terhadap
kinerja birokrasi pemerintahan dan sangat peduli dengan peningkatan
kualitas hidupnya. Baik atau buruk kinerja birokrasi pemerintah akan
sangat menentukan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintahnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu reformasi birokrasi?
2. Apakah tujuan dari reformasi birokrasi?
3. Bagaimanakah tahapan-tahapan dari reformasi birokrasi?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
2. Menurut Al-Barry (1994), birokrasi merupakan organisasi
pemerintahan yang dijalankan oleh para pegawai yang di gaji atau
system pemerintahan meja tulis dengan aturan-aturan yang telah
berlaku.
7
Area Hasil yang diharapkan
Organisasi Organisasi yang tepat fungsi dan tepat
ukuran (right sizing)
Pola pikir (mind set) dan Birokrasi dengan integritas dan kinerja
Budaya Kerja (culture set) yang tinggi
Aparatur
8
C. Tahapan-tahapan Reformasi Birokrasi
9
perilaku budaya baru, tahapan ini merupakan tahapan yang kritis
dimana jika dalam tahapan sebelumnya tidak dapat berlangsung
dengan biak maka tahapan ini perubahan tidak akan berhasil merubah
pola-pola dan budaya lama, bahkan mungkin perubahan akan berhenti
sampai di sini atau kembali kepola lama.
5. Tahapan dimana semua pihak mulai mempraktekan mempelajari
perubahan pada tahaan ini semua pihak menerima perubahan
mempraktekan proses dan perilaku baru dalam suatu organisasi
keinginan untuk memberikan kontribusi pada perubahan dan
melakukan inovasi-inovasi, pada tahapan ini juga terjadi proses
pembelajaran dimana keberhasilan-keberhasilan, dan kegagalan-
kegagalan yang semuanya akan menjadi faktor penting daam
melakukan reformasi birokrasi.
6. Tahapan dimana semua pihak benar-benar menyadari bahwa
perubahan memang sangat pada tahapan ini melalui proses
pembelajaran pada tahapan sebelumnya semua pihak telah merasakan
bahwa perubahan itu memberikan suatu pegalaman baru dan
memberikan pemahaman tentang perilaku mana yang sesuai bagi
organisasi, budaya yang diinginkan organisasi mulai terbentuk pada
tahapan ini
7. Tahapan integrasi pada tahapan ini semua pihak terintegrasi melalui
budaya, pola pikir dan bertindak yang baru sehingga menjadi budaya
yang rutin dilaksanakan dalam organisasi.
10
seluas mungkin bagi masyarakat yang ingin memperoleh pelayanan
mengganti stan front liner pelayanan membuka akses pengaduan dan
penginformsian hasil tindak lanjut pengaduan dan lainnya, pada pihak
internal misalnya perubahan remunerasi pemberdayaan dan lainnya.
b. Mempertimbangkan dampak negative yang paling kecil, jika
perubahan mebawa dampak negative maka dampak tersebut perlu di
cairkan pemecahannya, bagi pegawai yang tidak mampu
menyesuaikan diri dengan dengan perubahan yang diinginakan oleh
reformasi birokrasi, maka harus ada pilihanpilihan bagi yang
bersangkutan pengabaian terhadap mereka justru akan mengganggu
proses reformasi birokrasi.
c. Harus ada dorongan motivasi reformasi birokrasi juga harus mampu
memberikan motivasi yang akan mendorong semua yang terlibat
memiliki komitmen untuk melaksanakannya.
d. Harus ada kepastian, reformasi birokrasi dalam jangka panjang harus
mematikan keberlanjutannya tidak boleh terpotong di tengah jalan
karena adanya pergantianpergantian pimpinan puncak, reformasi yang
berjalan stengahsetengah hanya akan memberikan pembenaran
argumentasi para penentangnya.
e. Pegawai negeri adalah suatu pilihan profesi karier, oleh karena itu
adalah wajar jika mucul tuntutan akan adanya suatu standard gaji
dalam rangka memenuhi beban tugas, tanggung jawab, kualifikasi,
prestasi, periode waktu kerja serta singkat biaya hidup, esensi dari
suatu kebijakan remunerasi adalah atas dasar prinsip-prinsip, dapat
menarik sumber daya manusia yang berkualitas prestasi dan mampu
mempertahankan pekerja yang berkualitas menyediakan rewards
terhadap pegawai yang berprestasi dan berprilaku yang baik (desird
behaviour), seperti disiplin, patuh bertanggung jawab, berpengalaman,
dan berprestasi.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
Dwiyanto, A., Partini, Ratminto, Wicaksono, B., & dkk. (2021). Reformasi
Birokrasi Publik di Indonesia. Depok Sleman: Gadjah Mada University
Press.
https://www.merdeka.com/jateng/tujuan-reformasi-birokrasi-yang-berlaku-di-
indonesia-perlu-diketahui-kln.html
http://rbkunwas.menpan.go.id/images/pedoman/reformasi-birokrasi_PERPRES-
NOMOR-81-TAHUN-2010-TENTANG-GRAND-DESIGN-REFORMASI-
BIROKRASI-2010-2025-.pdf
13