Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BUDAYA BIROKRASI KELOMPOK 4

REFORMASI BIROKRASI

DISUSUN OLEH :

VITA FADHILLAH NURDIN B021191101


MUH FAJRI MAULANA A B021191066
AKBAR ABD KADIR B021191063
MUHAMMAD FARID RAMADAN B021191078
FIKRIYYAH B021191076
KEZIA VILIANA RARA B021191073
A.ANANDA GUSTI NURUL ANNISAH MB B021191072
MUH FACHRI AZIGHAH AZIS B021191098
ERFANHESSA ZAFIERA B021191100
A. FAUZIYYAH B021191099
FAUZI ALGIFARY B021191097
AHMAD GERHANSYAH B021191079

PRODI HUKUM ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat,
taufik, hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan masalah
makalah tentang reformasi birokrasi pada mata kuliah budaya birokrasi ini
dengan tepat waktu.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa dan kami
menyadari bahwa pengetahuan kami sangatlah terbatas. Oleh karena itu, dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah yang telah kami susun ini
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap para pembaca.

Makassar, 21 Mei 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................................................i


Kata Pengantar.............................................................................................ii
Daftar Isi .....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................6
A. Pengertian Reformasi Birokrasi.......................................................6
B. Tujuan Reformasi Birokrasi.............................................................7
C. Tahapan-Tahapan Reformasi Birokrasi...........................................9
BAB III PENUTUP.....................................................................................12
A. Kesimpulan......................................................................................12
Daftar Pustaka..............................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, orientasi pada
kekuasaan yang amat kuat selama ini telah membuat birokrasi menjadi
semakin jauh dari misinya untuk memberikan pelayanan publik. Birokrasi
dan para pejabatnya lebih menempatkan dirinya sebagai penguasa
daripada sebagai pelayan masyarakat. Akibatnya, sikap dan perilaku
birokrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik cenderung
mengabaikan aspirasi dan kepentingan masyarakat. Elite politik atau yang
dekat dengan mereka, sering kali memperoleh perilaku istimewa dalam
penyelenggaraan pelayanan publik. Akses terhadap pelayanan dan kualitas
pelayanan publik sering berbeda tergantung pada kedekatannya dengan
elite birokrasi dan politik. Hal seperti ini sering mengusik rasa keadilan
dalam masyarakat yang merasa diperlakukan secara tidak wajar oleh
birokrasi politik.
Birokrasi di Indonesia, baik di tingkat Pusat maupun di tingkat
Daerah, sepanjang Orde Baru kerap mendapat sorotan dan kritik yang
tajam karena perilakunya yang tidak sesuai dengan tugas yang diembannya
sebagai pelayan masyarakat. Sehingga apabila orang berbicara tentang
birokrasi selalu berkonotasi negatif. Birokrasi adalah lamban, berbelitbelit,
menghalangi kemajuan, cenderung memperhatikan prosedur dibandingkan
substansi, dan tidak efisien.
Berbagai persoalan birokrasi mengakibatkan sistem
penyelenggaraan pemerintahan tidak berjalan dengan baik dan harus ditata
ulang atau diperbaharui. Reformasi birokrasi dilaksanakan dalam rangka
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Dengan kata lain, reformasi birokrasi adalah langkah strategis untuk
membangun aparatur negara agar lebih berdayaguna dan berhasilguna
dalam mengemban tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional.

4
Reformasi merupakan upaya dari pemerintah maupun individu untuk
melakukan perubahan terhadap suatu badan atau lembaga yang berada di
suatu lingkungan, dengan melihat fenomena yang terjadi sebelumnya, dan
dirasakan tidak memberikan dampak secara signifikan terhadap perbaikan
kesejahteraan anggota melalui system pemerintahan maupun
pengorganisasian yang baik.
Reformasi birokrasi pemerintah menjadi bagian dari upaya untuk
memperkuat negara karena melalui reformasi birokrasi, peran dan lingkup
intervensi negara dalam hal hal ini yaitu pemerintah didefinisikan ulang
untuk menjawab tantangan zaman. Karena itu, reformasi birokrasi juga
tidak sekedar menyederhanakan struktur birokrasi, tapi mengubah pola
pikir (mind set) dan pola budaya (cultural set) birokrasi untuk berbagi
peran dalam tata kelola pemerintahan. Birokrasi pemerintah merupakan
unsur yang sangat vital dalam menentukan arah untuk mencapai
keberhasilan suatu penyelenggaraan negara. Dengan kemajuan teknologi
terutama teknologi informasi dan komunikasi yang demikian pesat serta
persaingan global yang semakin ketat, masyarakat sangat peka terhadap
kinerja birokrasi pemerintahan dan sangat peduli dengan peningkatan
kualitas hidupnya. Baik atau buruk kinerja birokrasi pemerintah akan
sangat menentukan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintahnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu reformasi birokrasi?
2. Apakah tujuan dari reformasi birokrasi?
3. Bagaimanakah tahapan-tahapan dari reformasi birokrasi?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Reformasi Birokrasi


Birokrasi adalah sistem administrasi dalam suatu organisasi yang
memiliki fungsi sebagai penyelenggara pemerintahan dan melayani
masyarakat yang melakukan tugas keseharian secara terstruktur dalam
hierarki yang jelas dan berdasarkan aturan yang telah tertulis oleh orang-
orang yang berkompeten di bidangnya. Istilah birokrasi berasal dari bahasa
perancis yaituh bureau yang artinya kantor atau meja tulis dan dari bahasa
yunani yaituh kratein yang berarti mengatur, pada awalnya istilah birokrasi
yang digunakan untuk menunjuk suatu sistematika kegiatan kerja yang
diatur atau di perintah oleh suatu kantor melalui kegiatan-kegiatan
administrasi (Ernawan, 1988).
Terdapat beberapa istilah yang memiliki kesamaan makna merujuk
pada birokrasi yakni civil service, public sector, public service, atau public
administration, defenisi birokrasi pada awalnya tercantum dalam kamus
akademik prancis pada tahun 1978 yang artinya kekuasaan pengaruh dari
kepada dan staff biro pemerintahan, dalam kamus bahasa jerman edisi
tahun 1813 mengartikan birokrasi sebagai wewenang atau kekuasaan
berbagai departemen pemerintah dan cabang-cabangnya memperebutkan
diri untuk mereka sendiri atas sesame warga negara, adapun dalam kamus
tekhnik bahasa italia yang terbit pada tahun 1823 mengartikan birokrasi
sebagai kekuasaan pejabat di dalam administrasi pemerintahan.
Berikut defenisi dan pengertian birokrasi dari beberapa sumber
buku:

1. Menurut Said (2007), birokrasi adalah system administrasi rutin yang


dilakukan dengan keseragaman diselenggarakan dengan cara-cara
tertentu di dasarkan aturan tertulis oleh orang-orang yang berkompeten
di bidangnya.

6
2. Menurut Al-Barry (1994), birokrasi merupakan organisasi
pemerintahan yang dijalankan oleh para pegawai yang di gaji atau
system pemerintahan meja tulis dengan aturan-aturan yang telah
berlaku.

3. Menurut Sulistio dab Budi (2009), birokrasi adalah institusi yang


menduduki posisi organic yang netral dalam struktur sosial dan
berfungsi sebagai penghubung antara negara yang memanifestasikan
kepentingan umum dan masyarakat sipil yang mewakili kepentingan
khusus dalam masyarakat.

Reformasi birokrasi merupakan salah satu upaya pemerintah untuk


mencapai good governance dan melakukan pembaharuan dan perubahan
mendasar terhadap system penyelenggaraan pemerintahan terutama
menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan dan
sumber daya manusia aparatur, melalui reformasi birokrasi dilakukan
penataan terhadap sistem penyelenggaraan pemerintah dimana uang tidak
hanya efektif dan efisien tetapi juga reformasi birokrasi menjadi tulang
punggung dalam perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara.

B. Tujuan Reformasi Birokrasi


Berdasarkan pada Peraturan Presiden No. 81 Tahun 2010 tentang
Grand Design Reformasi Birokrasi Indonesia 2010-2025.Reformasi
birokrasi bertujuan untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang
profesional dengan karakteristik adaptif, berintegritas, berkinerja tinggi,
bersih dan bebas KKN, mampu melayani publik, netral, sejahtera,
berdedikasi, dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur
negara. Adapun area perubahan yang menjadi tujuan reformasi birokrasi
meliputi seluruh aspek manajemen pemerintahan, seperti yang
dikemukakan pada tabel di bawah ini.

7
Area Hasil yang diharapkan
Organisasi Organisasi yang tepat fungsi dan tepat
ukuran (right sizing)

Tatalaksana Sistem, proses dan prosedur kerja yang


jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai
dengan prinsip-prinsip good governance

Peraturan Perundangundangan Regulasi yang lebih tertib, tidak


tumpang tindih dan kondusif
Sumber daya manusia SDM apatur yang berintegritas, netral,
aparatur kompeten, capable, profesional,
berkinerja tinggi dan sejahtera

Pengawasan Meningkatnya penyelenggaraan


pemerintahan yang bersih dan bebas
KKN

Akuntabilitas Meningkatnya kapasitas dan


akuntabilitas kinerja birokrasi

Pelayanan publik Pelayanan prima sesuai kebutuhan dan


harapan masyarakat

Pola pikir (mind set) dan Birokrasi dengan integritas dan kinerja
Budaya Kerja (culture set) yang tinggi
Aparatur

Berdasarkan tabel diatas, dalam pelaksanaan reformasi birokrasi ini


dilakukan dengan menyasar beberapa aspek utama. Meliputi organisasi,
peraturan perundang-undangan, SDM aparatur, kewenangan, pelayanan
publik, pola pikir, serta budaya kerja (culture-set) yang ada di Indonesia.
Sehingga dapat dipahami, bahwa reformasi birokrasi ini bukan hanya
sekedar melakukan perubahan dari satu bidang, melainkan mencakup
semua bidang. Dengan begitu, upaya ini bisa menghasilkan perubahan
besar dan menyeluruh di masyarakat, demi menciptakan tatanan kehidupan
yang baik dan adil untuk sesama.

8
C. Tahapan-tahapan Reformasi Birokrasi

Sejalan dengan prinsip-prinsip birokrasi modern tersebut reformasi


birokrasi tidak lain adalah upaya untuk merubah praktekpraktek birokrasi
yang tidak efektif menuju ke arah praktek-praktek administrasi pemerintah
yang baik, reformasi birokrasi sangat di perlukan untuk menciptakan clean
and governance dalam hubungan ini diperlukan peran birokrasi yang
professional mampu menciptakan kondisi yang kondusif yang
terpenuhinya kebutuhan masyarakat agar masyarakat mampu mandiri jika
semua hal ini disimak secara cermat, maka reformasi birokrasi pada
dasarnya di tujukan pada 3 aspek yaituh struktur organisasi, system yang
mengatur, dan orangorang yang menjalankannya, dalam hubungan ini
perlu di garis bawahi bahwa reformasi birokrasi adalah perubahan yang
akan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Tahapan dimana berbagai pihak akan terkejut dan shock terhadap
perubahan yang di lakukan mereka akan merasa bahwa, pola-pola
yang mereka gunakan dalam melaksanakan tugas tidak lagi sesuai
memerlukan kompetensi baru dan ketakutan akan kehilangan posisi
dan ketidakpastian.
2. Tahapan dimana terjadi penolakan terhadap perubahan yang dilakukan
pada tahapan ini, mereka memandang bahwa perubahan yang
dilakukan karena mereka percaya perubahan membawa kepada
perbaikan.
3. Tahapan dimana sebagian besar pihak yang berkepentingan mulai
memahami perlunya perubahan, ketika perubahanperubahan yang
dalam jangka pendek memberikan kebermanfaatan bagi mereka maka
mereka mulai memahami perubahan tersebut tetapi, pada tahapan ini
mereka belum mau merubah pola-pola perilaku lama.
4. Tahapan dimana semua pihak menyadari secara emosional perlunya
suatu perubahan, pada tahapan ini, mereka mulai merubah pola-pola
perilaku dan budaya lama dan merubahnya kedalam pola-pola

9
perilaku budaya baru, tahapan ini merupakan tahapan yang kritis
dimana jika dalam tahapan sebelumnya tidak dapat berlangsung
dengan biak maka tahapan ini perubahan tidak akan berhasil merubah
pola-pola dan budaya lama, bahkan mungkin perubahan akan berhenti
sampai di sini atau kembali kepola lama.
5. Tahapan dimana semua pihak mulai mempraktekan mempelajari
perubahan pada tahaan ini semua pihak menerima perubahan
mempraktekan proses dan perilaku baru dalam suatu organisasi
keinginan untuk memberikan kontribusi pada perubahan dan
melakukan inovasi-inovasi, pada tahapan ini juga terjadi proses
pembelajaran dimana keberhasilan-keberhasilan, dan kegagalan-
kegagalan yang semuanya akan menjadi faktor penting daam
melakukan reformasi birokrasi.
6. Tahapan dimana semua pihak benar-benar menyadari bahwa
perubahan memang sangat pada tahapan ini melalui proses
pembelajaran pada tahapan sebelumnya semua pihak telah merasakan
bahwa perubahan itu memberikan suatu pegalaman baru dan
memberikan pemahaman tentang perilaku mana yang sesuai bagi
organisasi, budaya yang diinginkan organisasi mulai terbentuk pada
tahapan ini
7. Tahapan integrasi pada tahapan ini semua pihak terintegrasi melalui
budaya, pola pikir dan bertindak yang baru sehingga menjadi budaya
yang rutin dilaksanakan dalam organisasi.

Dengan memperhatikan tahapan-tahapan tersebut, maka


pelaksanaan reformasi birokrasi dilakukan dengan mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut:
a. Dalam jangka pendek harus mampu menunjukan dampak positif dari
perubahan oleh karena itu reformasi birokrasi harus memilih prioritas
tertentu yang menunjukan hal tersebut, baik pada internal maupun
pada pihak eksternal misalnya, memberikan informasi pelayanan yang

10
seluas mungkin bagi masyarakat yang ingin memperoleh pelayanan
mengganti stan front liner pelayanan membuka akses pengaduan dan
penginformsian hasil tindak lanjut pengaduan dan lainnya, pada pihak
internal misalnya perubahan remunerasi pemberdayaan dan lainnya.
b. Mempertimbangkan dampak negative yang paling kecil, jika
perubahan mebawa dampak negative maka dampak tersebut perlu di
cairkan pemecahannya, bagi pegawai yang tidak mampu
menyesuaikan diri dengan dengan perubahan yang diinginakan oleh
reformasi birokrasi, maka harus ada pilihanpilihan bagi yang
bersangkutan pengabaian terhadap mereka justru akan mengganggu
proses reformasi birokrasi.
c. Harus ada dorongan motivasi reformasi birokrasi juga harus mampu
memberikan motivasi yang akan mendorong semua yang terlibat
memiliki komitmen untuk melaksanakannya.
d. Harus ada kepastian, reformasi birokrasi dalam jangka panjang harus
mematikan keberlanjutannya tidak boleh terpotong di tengah jalan
karena adanya pergantianpergantian pimpinan puncak, reformasi yang
berjalan stengahsetengah hanya akan memberikan pembenaran
argumentasi para penentangnya.
e. Pegawai negeri adalah suatu pilihan profesi karier, oleh karena itu
adalah wajar jika mucul tuntutan akan adanya suatu standard gaji
dalam rangka memenuhi beban tugas, tanggung jawab, kualifikasi,
prestasi, periode waktu kerja serta singkat biaya hidup, esensi dari
suatu kebijakan remunerasi adalah atas dasar prinsip-prinsip, dapat
menarik sumber daya manusia yang berkualitas prestasi dan mampu
mempertahankan pekerja yang berkualitas menyediakan rewards
terhadap pegawai yang berprestasi dan berprilaku yang baik (desird
behaviour), seperti disiplin, patuh bertanggung jawab, berpengalaman,
dan berprestasi.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Reformasi birokrasi bertujuan memberikan pelayanan


sebaikbaiknya kepada masyarakat, dengan meningkatkan kualitas sumber
daya manusia, sehingga bisa memberikan kesejahteraan dan rasa keadilan
pada masyarakat banyak. Di sisi lain birokrasi sangat sarat dengan banyak
tugas dan fungsi, karena tidak saja hanya terfokus kepada pelayanan
publik, tetapi juga bertugas dan berfungsi sebagai motor pembangunan dan
aktivitas pemberdayaan.
Reformasi birokrasi tidak lain adalah upaya untuk merubah
praktekpraktek birokrasi yang tidak efektif menuju ke arah praktek-
praktek administrasi pemerintah yang baik, reformasi birokrasi sangat di
perlukan untuk menciptakan clean and governance dalam hubungan ini
diperlukan peran birokrasi yang professional mampu menciptakan kondisi
yang kondusif yang terpenuhinya kebutuhan masyarakat agar masyarakat
mampu mandiri jika semua hal ini disimak secara cermat, maka reformasi
birokrasi pada dasarnya di tujukan pada 3 aspek yaituh struktur organisasi,
system yang mengatur, dan orangorang yang menjalankannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dwiyanto, A., Partini, Ratminto, Wicaksono, B., & dkk. (2021). Reformasi
Birokrasi Publik di Indonesia. Depok Sleman: Gadjah Mada University
Press.

Iqrom, P. (2013). Reformasi Birokrasi di Nusantara. Malang: Universitas


Brawijaja Press.

https://www.merdeka.com/jateng/tujuan-reformasi-birokrasi-yang-berlaku-di-
indonesia-perlu-diketahui-kln.html

http://rbkunwas.menpan.go.id/images/pedoman/reformasi-birokrasi_PERPRES-
NOMOR-81-TAHUN-2010-TENTANG-GRAND-DESIGN-REFORMASI-
BIROKRASI-2010-2025-.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai