Anda di halaman 1dari 14

BIROKRASI DAN MANAJEMEN PEMERINTAH

Makalah
Dosen pengampu : Dr. Raja Agung Kusuma, S.H., M.H.

Disusun Oleh :

Ali Sopian 22741010020

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SANG BUMI RUWA JURAI


2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmatnya makalah
“Birokrasi dan Manajemen Pemerintah” dapat diselesaikan tepat waktu. Saya mengharapkan
agar makalah ini, dapat memberikan informasi kepada kita semua. Saya menyadari bahwa,
makalah ini masih jauh darikata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun sangat diperlukan untuk memperbaiki atau demi menyempurnakan
makalah ini. Dalam kesempatan Saya selaku penulis, mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah berperan serta telah memberi dukungan berupa moril ataupun materi
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepatwaktu.

Bandar Lampung, 11 Desember 2022

ii
DAFTAR ISI

Cover ...................................................................................................................... i
Kata Pengantar ..................................................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 2
C. Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.
A. Pengertian Birokrasi Pemerintahan...................................................... 3
B. Perilaku Birokrasi Pemerintahan ........................................................ 4
C. Manajemen Pemerintahan……………………………………………. 4
D. Birokrasi Pemerintahan di Indonesia………………………………… 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................10
Daftar Pustaka ......................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Birokrasi terdapat di semua bidang kehidupan dan diperlukan oleh setiap organisasi
formal. Seperti diketahui, pemerintahan adalah proses penyediaan jasa publik dan layanan
civil bagi masyarakat dan bagi setiap orang. Karakteristik birokrasi dapat dirumuskan
hipotesis bahwa semakin banyak pilihan bagi actor dan aktris, dan semakin besar
kemungkinan timbulnya unanticipated consiquences atau unintended result pada suatu rute,
semakin diperlukan birokrasi, atau dengan perkataan lain semakin birokratik kegiatan, dan
sebaliknya, semakin sedikit pilihan, semakin diperlukan seni pemerintahan.
Di suatu pihak tuduhan negative terhadap birokrasi sepanjang zaman, gencar sekali
sampai sampai birokrasi dianggap sebagi penyakit. Namun demikian, di pihak lain
birokrasi itu tak terelakan, ibarat pepatah benci tapi saying, dibenci oleh consumer dan
disayang oleh penguasa. Maka orang pun menulis berbagai resep untuk mengurang dampak
atau ekses negative birokrasi itu. Dikhawatirkan, ada resep yang justru menimbulkan efek
sebaliknya yang tidak dikehendaki, yaitu berbaliknya birokrasi memangsa manusia
penciptanya, atau nirokrasi berubah menjadi instrument yang loyal karena dikebiri. Oleh
karena itu jika muka buruk, janganlah cermin yang salah. Di samping itu, fungsi control
terhadap actor harus benar benar ditegakan.
Ketika orde baru merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk memisahkan antara
kekuasaan Soekarno dengan masa Soeharto, ini merupakan masa yang menandai sebuah
masa baru setalah pemberontakan Gerakan 30 September 1965. Setelah orde baru
memegang kekuasaan dan mengendalikan pemerintahan, muncul suatu keinginan untuk
terus menerus mempertahankan status quo. Hal ini menimbulkan ekses ekses negative yaitu
semakin jauh dari tekad awal orde baru tersebut. akhirnya berbagai macam penyelewengan
dan penyimpangan dari nilai nilai pancasila dan ketentuan ketentuan yang terdapat pada
UUD 1945 banyak dilakukan oleh pemerintah orde baru. Penyelewengan dan
penyimpangan yang dilakukannya itu direkayasa untuk melindungi kepentingan penguasa
sehingga hal tersebut selalu dianggap sah dan benar walaupun merugikan rakyat.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan birokrasi pemerintahan?


2. Apa saja perilaku birokrasi pemerintahan?
3. Apa yang dimaksud manajemen pemerintahan?
4. Bagaimana birokrasi pemerintahan di Indonesia?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Perubahan Sosial, Perkembangan Hukum dan


Penegakan Hukum
2. Untuk Mengetahui perilaku birokrasi pemerintahan
3. Untuk Mengetahui maksud manajemen pemerintahan
4. Untuk Mengetahui birokrasi pemerintahan di Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Birokrasi Pemerintahan

Secara bahasa, istilah Birokrasi berasal dari bahasa Prancis yaitu “burreau” yang berarti
kantor atau meja tulis; dan dari bahasa Yunani yaitu “cratein” yang berarti mengatur. Pada
mulanya, istilah ini digunakan untuk menunjuk pada suatu sistematika kegiatan kerja yang
diatur atau diperintah oleh suatu kantor melalui kegiatan – kegiatan administrasi (Ernawan,
1988). Dalam konsep bahasa Inggris secara umum, birokrasi disebut dengan “civil service”.
Selain itu juga sering disebut dengan public sector, public service atau public administration.
Birokrasi adalah tipe organisasi yang dimaksudkan untuk mencapai tugas administrasi
dengan cara mengkoordinasi secara sistematis, teratur pekerjaan dari banyak anggota
organisasi. Orang yang bekerja dalam birokrasi pemerintahan bekerja secara profesional.
Mereka diangkat dan diupah untuk menduduki jabatannya di lembaga pemerintahan yang telah
ditetapkan tugasnya dari atasannya. Dasar pemilihan personil birokrasi biasanya dilandaskan
pada keterampilan dan kepandaian yang dimiliki oleh seseorang untuk menjalankan tujuan
tertentu
Dalam arti sempit pemerintahan adalah segala kegiatan, fungsi, tugas dan kewajiban yang
dijalankan oleh lembaga eksekutif untuk mencapai tujuan negara. Pemerintahan dalam arti luas
adalah segala kegiatan yang terorganisir yang bersumber pada kedaulatan dan kemerdek aan,
berlandaskan pada dasar negara, rakyat atau penduduk dan wilayah negara itu demi tercapainya
tujuan negara. Di samping itu dari segi struktural fungsional pemerintahan dapat didefinisikan
pula sebagai suatu sistem struktur dan organisasi dari berbagai macam fungsi yang
dilaksanakan atas dasar-dasar tertentu untuk mewujudkan tujuan negara.
Birokrasi pemerintah harus bersikap netral baik dari sisi politik atau bukan merupakan
kekuasaan politik maupun dari sisi administrative. Sebab apabila birokrasi menjadi kekuatan
politik maka akan menjadi tidak netral, yaitu memihak pada kekuatan/aliran politik tertentu.
Padahal dalam memberikan pelayanan umum, birok rasi pemerintahan diharapkan tidak akan
memihak kepada kelompok tertentu dengan tujuan agar pelayanan umum yang diberikan oleh
pemerintah dapat diberikan kepada seluruh masyarakat, tanpa memandang aliran atau partai
politik yang dianutnya.
Dalam memberikan pelayanan umum, birokrasi pemerintah dituntut lebih efektif dan
efesien, sehingga akan tampak mementingkan kualitas pelayanan (service quality). Namun,
akibat tugas yang berat dan sangat luas, maka birokrasi pemerintah terkesan lambat. Untuk itu

3
atas pertimbangan kecepatan dan kelancaran dalam pelayanan, perlu dilakukan reveinting
(swastanisasi) birokrasi.
Birokrasi pemerintahan seringkali diartikan sebagai officialdom atau kerajaan pejabat,
yaitu suatu kerajaan yang raja-rajanya adalahpejabat. Di dalamnya terdapat yuridiksi, yang
setiap pejabat memiliki official duties, mereka bekerja pada tatanan hierarki dengan
kompetensinya masing-masing, pola komunikasinya didasarkan pada dokumen tertulis.
Ndraha (2003:521) mendefinisikan birokrasi pemerintahan sebagai “struktur organisasi
pemerintahan yang berfungsi memproduksi layanan civil dan jasa publik berdasarkan
kebijakan yang ditetapkan dengan mempertimbangkan berbagai pilihan lingkungan

B. Perilaku Birokrasi Pemerintahan

Perilaku birokrasi jauh berbeda jika dipahami dalam hubungan pemerintahan. Hubungan
birokratik tidak sama dengan hubungan peemrintahan. Ketika birokrasi pemerintahan
bertindak keluar, terjadilah hubungan birokratik pemerintahan, tetapi hubungan ini tidak
identik dan tidak analog dengan hubungan birokratik. Dalam banyak hal, yang diperintahn dan
manusia bukanlah bawahan pemerintah. bahkan pada saat rakyat berfungsi sebagai pemegang
kedaulatan, pemerintah berada di bawahnya. Tetapi bagaimanapun, antara kedua belah pihak
terjadi proses pengaruh mempengaruhi proses interaksi.
Dalam lingkungan pemerintahan, perilaku birokrasi yang diperani oleh actor mendapat
pengaruh lain, yaitu karakteristik masyarakat consumer produk produk pemerintahan. Perilaku
consumer produk produk pemerintahan jauh berbeda dengan perilaku consumer produk produk
ekonomi. Lingkungan consumer produk ekonomi mengandung banyak pilihan, mulai dari
piliahn yang murah dan mudah sampai pada pilihan yang mahal dan sukar. Tetapi lingkungan
consumer produk produk pemerintahan mengandung “no easy choice”, sampai pada “no other
choice” bahkan “no choice”. Lingkung seperti itu mengundang konsekuensi atau akibat yang
luas, mulai dari rintihan putusan, sampai pada permusuhan terhadap pemerintah.

C. Manajemen Pemerintahan

Secara etomologi manajemen (dalam bahasa inggris di tulis dengan management) yang
berasal dari bahasa manus (berarty tangan) dan agere berarty (melakukan) yang setelah di
gabung menjadi kata manage (inggris) berarti mengurus dan managiere (latin) melatih.

Frederik W.taylor (1947)


mengemukakan bahwa ilmu manajemen dapat diterjemahkan sebagai ilmu pengetahuan yang
mandiri yang sebenarnya dapat anda kerjakan, yang selanjutnya mengkaji apakah sesuatu itu

4
dikerjakan dengan cara terbaik atau termudah.

Oliver Sheldon (1930)


Mengkaji kegunaan manajemen adalah sebagai fungsi kajian industri dalam pelaksanaan
kebijakan, dipandang dalam batas kumpulan penyelenggaraan, dalam pekerjaan organisasi
untuk tujuan khusus yang akan datang.

George R. Terry (1964)


Manajemen adalah suatu proses khusus yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang
telah ditentukan melalui pemnfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya.

Menurut John D. Miller (1954)


Manajemen adalah proses kepemimpinan dan pemberian arah terhadap pekerjaan yang
terorganisasi dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.

Jadi, secara garis besarnaya manajemen adalah kemampuan mengurus organisasi untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan bersama. Manajemen baru merupakan sesuatau masalah
yang besar setelah faktor sumberdaya yang paling sukar di kendalikan dan di dayagunakan
,masuk kedalam kanca kariya yaitupersoalan manusianya olhkarena intu manajemen
menetapkan cara pengendalian manusia itu sendiri.

Untuk Membedakan Manajmen Pemerintah dan Manjemen Niaga dapat di lihat sebagai
berikut :
1. Manajemen Niaga tergantung dari susunan pasar, manajemen Pemerintah kurang
sentuhan pasar.
2. Manajemen Niaga mandiri dan otonom dalam keputusannya, Pemerintah melihat
kepentingan masyrakat banyak,
3. Manajemen Niaga banyak dinilai mereka yang terkait, Pemerintah di nilai orang bayak,
4. Manajemen Niaga bertujuan keuntungan, ekonomi, efisien, mutu, relasi, pangsa pasar,
Pemerintah kompleks dan sulit di ukur.

D. Birokrasi Pemerintahan di Indonesia

Berdasarkan pengalaman selama ini ada baiknya keinginan Hatta di dalam membangun
pemerintahan sipil yang demokratis bisa dipergunakan untuk menentukan kriteria
pengangkatan seorang menteri di dalam kabinet presidensial. Seorang menteri merupakan
jabatan politik dan dipilih oleh presiden dengan persetujuan wakil rakyat di Dewan Perwakilan
Rakyat dari kekuatan politik atau partai politik yang ada di dewan. Dasar pemilihannya adalah

5
kompetensi, keahlian, berakhlak mulia (karimah) dan berilmu pengetahuan yang luas. Cara
mengukur halhal tersebut dilihat dari penampilan dan riwayat hidupnya. Orang yang baik itu
penampilan dan riwayat hidupnya yang diketahui oleh publik dan rakyat pada umumnya baik.
Sebaliknya orang yang cacat selama hidupnya tidak akan dipercaya publik.
Menteri merupakan jabatan politik yang negarawan, bukan pejabat negara yang tidak
berpolitik. Identitas berpolitik dan menjadi pendukung, simpatisan, anggota, fungsionaris
partai politik tidak bisa dihindarinya. Menteri adalah orang yang memahami seluk beluk
peketjaan departemen.
Partai politik dan Birokrasi pemerintah di Indonesia mulai berinteraksi, berkaitan dan
saling terlibat sejak bulan-bulan awal kemerdekaan. Ketika Maklumat X Wakil Presiden yang
dikeluarkan tahun 1945, ketika itu pula mulaj dikenal kehidupan partai politik. Kehadiran
partai politik sebagai perwujudan dari kemerdekaan rakyat untuk berserikat merupakan
realisasi dari demokrasi. Kehadiran partai politik ini sekaligus memberikan legitimasi dari
kehadiran mereka dalam pemerintahan.
Dengan mempergunakan sebutan yang bermacam-macam bentuk masing-masing
kementeriannya menunjukkan adanya Jariasi yang berbeda satu sama lainnya. Semenjak peran
partai politik dalam susunan kabinet baik pada sistem farlementer maupun presidensial sangat
menentukan semenjak itu lokus dan fokus penggunaan kekuasaan bergerak sesuai dengan
gerak bandul pendulum antara legislatif dan eksekutif. Periodisasi penggunaan kekuasaan itu
dapat ditemukan semenjak Kabinet pertama d1 dalam UUD 1945, kemudian dalam Kabinet
Parlementer dalam UUD 45 pertama, disusul dalam Kabinet Parlementer dalam UUD 45,
Kabinet Parlementer dalam UUD 50, Kabinet Presidensial dalam UUD 45 kedua, Kabinet
Presidensial pemerintah Orde Baru, dan sampai sekarang 1ni. Gerakan pendulum bergerak
antara titik kekuasaan yang berada di eksekutif, kemudian bergerak pindah di legislatif,
bergerak lagi ke eksekutif, dan sekarang nampaknya berada di legislatif lagi. Para pelakunya
tidak ada lain kecuali partai politik, pegawai birokrasi pemerintah, dan militer.
Berikut adalah suprastruktur Politik Indonesia. Suprastruktur Politik Indonesia adalah
lembaga-lembaga tinggi pemerinttahan. Jadi, ketika infrastruktur politik seperti partai politik
memenangkan pemilihan umum maka dia akan masuk ke dalam kelompok suprastruktur
politik, seperti:

1. Presiden
Pada tanggal 17 agustus 1945, Indonesia merdeka setelah dijajah oleh belanda, postugis,
inggris, dan jepang. Pembacaan proklamasi disampaikan oleh Ir. Soekarno dan Drs.
Mohammad Hatta yang kemudian besok harinya diangkat secara aklamasi sebagai presiden

6
dan wakil presiden negeri baru PPKI. Selain itu, ketika sedang dalam keadaan darurat
indionesia juga pernah dipimpin oleh Mr. Syafrudin Prawira Negara dari Bukittinggi sebagai
presiden karena penjajah yang kembali mengadakan agresi menduduki Jakarta dan
Yogyakarta.
Pada waktu perpindahan kekuasaan dari soekarno kepada soeharto terjadi embunuhan para
jenderal oleh PKI terhadap jenderal yang difitnah sebagai kapitalisme. Dengan mmebesarkan
tuduhan tersebut, lalu soeharto menyingkirak soekarno dan memimpin republic Indonesia
selama 32 tahun. Pemilihan umum dibuat sedemikian rupa demokratis dan dimenangkan terus
menerus, serta kepemimpinan selamanya di tangan soeharto. Karena pidato pertanggung
jawaban yang tidak pernah ditolak, starteginya adalah dengan melantik utusan daerah dari para
gubernur, para panglima daerah militer, para rector universitas negeri yang notabene diangkat
soeharto sendiri, kendati utusan daerah dan utusan golongan yang jumlahnya separuh anggota
MPR tersebut yang akan melantik dan mengawasi pemerintahan soeharto.

2. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)


Pada masa orde baru tambahan DPR untuk menjadi MPR diambil dari utusan daerah dan
utusan golongan . utusan daerah diangkat dari para kepala daerah dan utusan golongan. Utusan
daer5ah diangkat dari para kepala daerah, para panglima daerah, dan para rector di universitas
negerio daerah sehingga risikonya pak harto terpilih dari pemilu ke pemilu, serta pidato
pertanggungjawaban beliau salalu diterima sebanyak appaun beliau bersalah dan mengkorupsi
negeri ini. Sekarang DPD yang tanpa mewakili partai politik dipilih bersama parti politik,
sehingga DPD berfungis identik dnegan keberadaan senator doi negara negara yang
memakainya.
MPR kini tidak lagi menjadi lembaga tertinggi negara, karena tidak lagi meminta
pertanggungjawaban semua lembaga tinggi negara. Fungsi tertinggi hanya untuk pemebntukan
dan penetapan konstitusi saja, sedangkan memilih presiden dan wakil presiden hanya
diserahkan kepada rakyat.
MPR pada masa orde baru terdiri dari Dewan Perwakilan Rakyar (Partai ditambah Fraksi
TNI/POLRI) dan Utusan Daerah ditambah Utusan golongan.

3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)


Lahirnya demokrasi menuntut adanya partisipasi rakyat yang luas. Partisipasi rakyat akan
terwadahi dengan adanya lembaga pemerintah yang khusus untuk dijadikan media
penyampaian aspirasi rakyat. Di Indonesia, lembaga itu adalah DPR dan DPD. Keduanya
merupakan lembaga tinggi negara di mana representasi aspirasi dan kepentingan rakyat
diakomodasi di situ.

7
Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (disingkat DPD RI atau DPD), sebelum
2004 disebut Utusan Daerah, adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan
Indonesia yang anggotanya merupakan perwakilan dari setiap provinsi yang dipilih melalui
Pemilihan Umum.

4. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)


Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI), umumnya disebut Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) adalah salah satu lembaga tinggi negara dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia yang merupakan lembaga perwakilan rakyat. DPR terdiri atas
anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih melalui pemilihan umum.

5. Mahkamah Agung
Mahkamah Agung (MA) adalah lembaga tinggi negara di Negara Republik Indonesia yang
merupakan pengadilan tertinggi dari lingkungan peradilan yang dalam mnelaksanakan
tugasanya engaruh pemerinta (cksekutif) dan pengaruh lain nya. Sayang, dewasa ini lembaga
kekuasan di bidang yudikatif dan benteng peradilan hukum ini dipenuhi oleh kolusi dan para
calo.
Sebagai lembaga yudikatif, Mahkamah Agung memiliki kekuasaan dalam bentuk
permohonan kasasi (ringkat banding terakhir), memeriksa dan memutuskn sengketa tentang
kewenangan pengadilan, serta peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap.

6. Mahkamah Konstitusi
Setelah reforasi Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki satu lagi lembaga tinggi
Negara yaitu Mahkamah Konstitusi (MK). Tetapi disisi lain menghapuskan Dewan
Pertimbangan Agung yang danggap tidak efektif. Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu
lembaga pemegang kekuasaan kehakiman disamping Mahkamah Agng, beserta peradilan yang
berada dibawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama,
lingkungan peradilan militer, dan lingkungan peradilan ketata usaha Negara. Mahkamah
Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat
final untuk menguji undang-undang terhadap konstitusi, memutuskan sengketa kewenangan
lembaga Negara yang kewenangannya diberikan UUD, memutuskan pembubaran partai politik
dan memutuskan perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan
pelanggaran oleh presiden dan wakil presiden menurut UUD. MK mempunyai 9 orang anggota
hakim konstitusi yang ditetapkan oleh presiden yang diajukan masing-masing 3 orang usulan

8
oleh mahkamah agung, 3 orang diusulkan oleh DPR, dan 3 orang diusulkan oleh presiden.
Ketua dan wakil keta mahkamah konstitusi dipilih oleh hakim konstitusi. Hakim konstitusi
harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, negarawan serta menguasai
konstitusi dan ketatanegaraan. Hakim konstitusi tidak boleh merangkap sebagai pejabat negra
lainnya. Pengangkatan dan pemberhentian hakim konstitusi, hokum acara dalam mahkamah
konstitusi, serta ketentuan lainnya tentang mahkamah konstitusi diatur dengan undang-undang.

7. Komisi Yudisial
Komisi Yudisial (KY) adalah lembaga tinggi negara yang bersifat mandiri dan dalam
pelaksanaan wewenangnya bebas dari campur tangan dan kekuasaan lain. Sebagai kelanjutan
reformasi dibidang supremasi hukum maka kekuasaan kahakiman (yudikatif) yang di masa
orde lama hanya dipegang oleh Mahkamah Agung (MA), sekarang ditambah dengan
keberadaan Mahkama Konstitusi (MK), dan keberadaan Komisi Yudisial yang dibantuk
dengan Undang Undang Republik Indenesia Nomor 22 Tahun 2004.
Wewenang yang dimiliki KY adalah mengusulkam pengangkatan hakim agung kepada
DPR dan menetapkan kehormatan serta keluhuran martabat dan menjaga prilaku hakim. Untuk
itu KY menyekanggarakan seleksi terhadap kualitas dan kepribadian calon hakim agung yang
telah memenuhi persyaratan administrative berdasarkan standar yang tekah ditetapkan.

8. Badan Pemeriksa Keuangan


Badan Peemeriksa Keuangan (BPK) adalah lembaga tinggi negara di Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang bertugas memeriksa tanggung jawab tentang keunagan negara,
kekayaan negara, pelaksanaan anggaran APBN, APBD, anggaran BUMN dan BUMD atas
ketentuan undang undang.
Sebagai lembaga inspektif maka BPK berwenang meminta keterangan yang wajib
diberikan oleh setiap orang, badan, instansi, baik pemerintah maupun swasta sepanjang tidak
bertentangan dengan undang undang yang berlaku.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Birokrasi adalah tipe organisasi yang dimaksud untuk mencapai tugas administrasi dengan
cara mengkoordinasi secara sistematis, teratur pekerjaan dari banyak anggota organisasi. Di
suatu pihak tuduhan negative terhadap birokrasi sepanjang zaman, gencar sekali sampai sampai
birokrasi dianggap sebagi penyakit. Namun demikian, di pihak lain birokrasi itu tak terelakan,
ibarat pepatah benci tapi sayang, dibenci oleh consumer dan disayang oleh penguasa. Maka
orang pun menulis berbagai resep untuk mengurang dampak atau ekses negative birokrasi itu.
Dikhawatirkan, ada resep yang justru menimbulkan efek sebaliknya yang tidak dikehendaki,
yaitu berbaliknya birokrasi memangsa manusia penciptanya, atau nirokrasi berubah menjadi
instrument yang loyal karena dikebiri.
Perilaku birokrasi jauh berbeda jika dipahami dalam hubungan pemerintahan. Hubungan
birokratik tidak sama dengan hubungan peemrintahan. Ketika birokrasi pemerintahan
bertindak keluar, terjadilah hubungan birokratik pemerintahan, tetapi hubungan ini tidak
identik dan tidak analog dengan hubungan birokratik. Dalam banyak hal, yang diperintahn dan
manusia bukanlah bawahan pemerintah. bahkan pada saat rakyat berfungsi sebagai pemegang
kedaulatan, pemerintah berada di bawahnya. Tetapi bagaimanapun, antara kedua belah pihak
terjadi proses pengaruh mempengaruhi proses interaksi. Oleh karena itu jika muka buruk,
janganlah cermin yang salah. Di samping itu, fungsi control terhadap actor harus benar
benar ditegakan.
Sejalan dengan dasar empiric sebelumnya, masa awal orde baru ditandai oleh terjadinya
perubahan besar dalam pengimbangan politik didalam negara dan masyarakat. Pada orde baru
terjadi pergeseran pusat kekuasaan dimana dibagi dalam militer, teknokrat dan kemudian
birokrasi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dwiyanto, Agus. (2008). Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia. Gadjah Mada


University Press : Yogyakarta.
Ndraha, Taliziduhu. (2011). Kybernology : Ilmu Pemerintahan Baru 2. PT Rineka Cipta
: Jakarta
Syafiie, Inu Kencana. (2013). Ilmu Pemerintah. PT Bumi Aksara : Jakarta.
Thoha, Miftah. (2003). Birokrasi & Politik di Indonesia. PT Raja Grafindo Persada :
Jakarta.
Thoha,Miftah. (2012). Birokrasi Pemerintahan dan Kekuasaan di Indonesia.
Matapena Institusi : Jakarta.
Moh. Mahfud Md, Politik Hukum di Indonesia, 1998.

11

Anda mungkin juga menyukai