DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
RIFKIN (241423044)
DWI SASMINDAR (241423078)
LISWATI ABDULLAH (241423042)
KELAS : F
Gorontalo, [05-03-2024]
ii
DAFTAR ISI
COVER..............................................................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................
1.1 Latar belakang......................................................................................................
1.2 Rumusan masalah.................................................................................................
1.3 Tujuan....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................
2.1 Lembaga eksekutif................................................................................................
2.2 Kewajiban dan wewenang lembaga eksekutif...................................................
2.3 Sistem dan tipe lembaga eksekutif......................................................................
2.4 Kekuasan dan funsi eksekutif..............................................................................
2.5 Kebijakan lembaga eksekutif yang menguat pro-kontra................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................................
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
iv
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah mengalami perkembangan
signifikan dalam bidang administrasi publik, termasuk dalam hal peningkatan
transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan
keputusan. Hal ini sejalan dengan semangat reformasi birokrasi yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan memperkuat tata kelola
pemerintahan yang baik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan lembaga eksekutif?
2. Jelaskan apa kewajiban/wewenang lembaga eksekutif dan sistem apa saja
yang terdapat dalam lembaga eksekutif?
3. Bagaimana kekuasaan eksekutif dan apa fungsi badan eksekutif?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu lembaga eksekutif.
2. Untuk mengetahui tugas/wewenang lembaga eksekutif beserta sistem apa
saja yang ada didalam lembaga eksekutif.
3. Untuk mengetahui kekuasaan dan fungsi lembaga eksekutif.
v
BAB II
PEMBAHASAN
vi
2.2 Kewajiban dan Wewenang Lembaga Eksekutif
Badan Eksekutif merupakan pihak yang amat menentukan
keberlangsungan program sesuatu negara. Di negara-negara demokratis, badan
Eksekutif terdiri dari kepala negara seperti raja atau presiden beserta menteri-
menterinya. Dalam arti luas, badan Eksekutif mencakup juga pegawai negeri sipil
dan militer. Dalam sistem negara presidentil, para menteri merupakan pembantu
presiden dan langsung dipimpin oleh presiden. Sedangkan dalam sistem
parlementer, Perdana Menteri beserta menteri-menterinya dinamakan bagian dari
badan eksekutif yang bertanggung jawab. Sedangkan, raja dalam sistem monarkhi
konstitusionil dinamakan “bagian dari badan eksekutif yang tidak dapat diganggu
gugat.
Secara singkat, badan Eksekutif berwewenang sebagai
berikut,Menyelenggarakan hubungan diplomatik dengan negara-negara
lain.Melaksanakan undang-undang serta peraturan-lain dan menyelenggarakan
administrasi negara,Mengatur angkatan bersenjata, menyelenggarakan perang
serta keamanan serta pertahanan negara,Memberi grasi, amnesti, dan sebagainya.
Merencanakan rancangan undang-undang dan pembimbingnya dalam
badan perwakilan rakyat sampai menjadi undang-undang.Karena negara Indonesia
mayoritas ummat Islam maka semestinya Presiden yang memimpin lembaga
eksekutif harus menjalankan wewenangnya selaras dengan ketentuan Islam, dan
itu menjadi kewajiban baginya walaupun ia bukan seorang muslim, apalagi kalau
kepala negara itu seorang muslim seperti di Indonesia. Dalam membina hubungan
diplomatik dengan negara luar ia harus mengedepankan relasi yang bernuansa
Syari’ah, jangan sampai wujud hubungan dengan negara luar dalam bidang
prostitusi, dalam bidang perniagaan narkoba, dalam bidang perampokan dan
seumpamanya.
Badan legislatif di Indonesia atau representatives bodies adalah struktur
politik yang mewakili rakyat Indonesia dalam menyusun undang-undang serta
melakukan pengawasan atas implementasi undang-undang oleh badan eksekutif di
mana para anggotanya dipilih melalui Pemilihan Umum. Struktur-struktur politik
yang termasuk ke dalam kategori ini adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR), Dewan Perwakilan Rakyat Tingkat I dan Tingkat II, Dewan Perwakilan
Rakyat, dan Dewan Perwakilan Daerah.
Eksekutif adalah struktur politik yang melaksanakan substansi undang-
undang yang telah disahkan oleh lembaga legislatif. Di Indonesia, lembaga
eksekutif terdiri atas 2 bagian yaitu Governing Bodies dan Support Bodies.
Governing Bodies adalah struktur politik yang menjalankan fungsi pemerintahan
harian negara secara langsung. Sementara itu Support Bodies, berada di bawah
lembaga Presiden, dan menjalankan fungsi dukungan terhadap Governing Bodies.
Menurut UUD 1945, untuk menjalankan mekanisme pemerintahan di
negara Republik Indonesia maka, di dirikan satu lembaga tertinggi negara dan
Lima lembaga tertinggi negara yang merupakan komponen yang melaksanakan
atau meyelenggarakan kehidupan negara.Lembaga tertinggi negara ialah majelis
permusyawaratan rakyat MPR sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia
vii
adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam negara dan pelaksana dari kedaulatan
rakyat.
Lembaga-lembaga tinggi negara adalah aparat-aparat negara utama yang
kedudukannya adalah dibawah MPR, sesuai dengan urutan-urutan yang terdapat
dalam UUD 1945, lembaga-lembaga tinggi negara adalah sebagai berikut:
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat
2. Dewan Perwakilan rakyat Presiden dan Wakil Presiden
3. Mahkamah Agung
4. Mahkamah konstitus Badan Pemeriksa Keuangan
viii
3. Fungsi dasar eksekutif Kepala negara Tugas utama: menjadi simbol
negara dan memimpin kegiatan seremonial kenegaraan.Dan Kepala
pemerintahan Tugas utama: memimpin kabinet (menjalankan
pemerintahan).
4. Konsekuensi dari implementasi prinsip kekuasaan yang mempengaruhi
pola hubungan dalam trias politika. Pemisahan kekuasaan dan Pembagian
kekuasaan.
ix
Sebagai seorang kepala pemerintahan presiden mempunyai kekuasaan tertinggi
untuk menyelenggarakan pemerintahan negara Indonesia, Wewenang, hak, dan
kewajiban. Presiden sebagai kepala pemerintahan, diantaranya:
1. Memegang kekuasaan pemerintah menurut Undang-Undang Dasar 1945.
2. Berhak mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) kepada DPR.
3. Menetapkan peraturan pemerintah.
4. Memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala Undang-
Undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada
Nusa dan Bangsa.
5. Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan
Mahkamah Agung. Grasi adalah pengampunan yang diberikan oleh kepala
negara kepada orang yang dijatuhi hukuman. Sedangkan rehabilitasi adalah
pemulihan nama baik atau kehormatan seseorang yang telah dituduh secara
tidak sah atau dilanggar kehormatannya.
6. Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
Amnesti adalah pengampunan atau pengurangan hukuman yang diberikan
oleh negara kepada tahanan-tahanan, terutama tahanan politik. Sedangkan,
abolisi adalah pembatalan tuntutan pidana.
Selain sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, seorang presiden juga
merupakan panglima tertinggi angkatan perang. Dalam kedudukannya seperti ini,
presiden mempunyai wewenang sebagai berikut:
1. menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara
lain dengan persetujuan DPR.
2. membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR.
3. menyatakan keadaan bahaya
x
2.5 Kebijakan lembaga eksekutif yang menguat pro-kontra
Pemerintah mencanangkan transisi penggunaan Bahan Bakar Minyak
(BBM) menuju yang lebih ramah lingkungan. Salah satunya dengan cara
menghapus bensin premium yang tergolong BBM Oktan 88 atau Research Octane
Number(RON) 88 yang direncanakan tahun 2022 ini. Alasan penghapusan jenis
BBM ini adalah karena dampak emisi karbonnya yang dapat merusak lingkungan.
BBM dengan nilai oktan atau RON rendah tidak hanya berdampak buruk terhadap
kendaraan, tetapi juga terhadap Paris Agreement serta Peraturan Pemerintah
Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Tahun 2015
Presiden Joko Widodo telah menandatangani Paris Agreement yang merupakan
pernyataan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi gas karbon 29% hingga
40% pada 2050 Tulisan ini mengkaji alasan Pemerintah menghapus BBM
bersubsidi dan dampaknya bagi masyarakat.
Alasan Penghapusan BBM Bersubsidi Permasalahan BBM beroktan
rendah sesungguhnya tidak hanya menyangkut masalah pencemaran lingkungan
akan tetapi juga menyangkut belanja subsidi BBM yang membebani APBN, dan
premium termasuk BBM yang disubsidi. Sejak tahun 2015 belanja subsidi BBM
telah mengalami penurunan yang signifikan. Akan tetapi dengan kondisi
keuangan negara seperti saat ini, dimana negara dibebani oleh belanja penanganan
pandemi dan pemulihan ekonomi pascapandemi, belanja subsidi cukup
membebani keuangan negara. Dalam APBN 2022, Pemerintah menganggarkan
subsidi energi sebesar Rp134.029,0 miliar, terdiri atas subsidi BBM dan LPG
tabung 3 kg sebesar Rp77.549,1 miliar dan subsidi listrik sebesar Rp56.479,9
miliar.Dengan demikian, subsidi juga menjadi satu instrumen yang krusial dalam
mencapai tujuan tertentu pembangunan ekonomi.
Sektor yang diberikan subsidi berbeda-beda di setiap negara, namun secara
umum sektor yang diberikan subsidi adalah sektor yang dianggap paling penting
dan menyangkut hajat hidup orang banyak. Bagi negara-negara maju, sektor
pertanian merupakan salah satu sektor ekonomi utama yang mendapatkan subsidi.
Di Indonesia, porsi subsidi terbesar diberikan dalam bentuk subsidi energi,
termasuk BBM. Dalam satu dekade terakhir, porsi subsidi BBM selalu lebih dari
50% dari total subsidi nasional.
Belanja subsidi Pemerintah Indonesia dibagi ke dalam dua kelompok besar
yaitu subsidi energi dan non-energi. Dalam kurun waktu tahun 2017-2020, belanja
subsidi mengalami peningkatan rata-rata sebesar 5,7%, yaitu dari Rp166.401,1
miliar pada tahun 2017 menjadi Rp196.231,5 miliar pada tahun 2020. Pada
outlook tahun 2021, belanja subsidi diperkirakan mencapai Rp248.557,6 miliar.
Besarnya belanja subsidi dalam periode 2017-2021 dipengaruhi oleh fluktuasi
harga minyak mentah dunia, nilai tukar rupiah, serta volume konsumsi barang
bersubsidi. Pada masa pandemi COVID-19, kebijakan Pemerintah dalam rangka
penanganan pandemi juga ikut memengaruhi belanja subsidi (Nota Keuangan
APBN 2022).
xi
Indonesia menjadi negara net importir minyak sejak tahun 2003, dan
tahun 2005 jenis BBM yang diberikan subsidi mulai dikurangi menjadi tiga jenis,
yakni premium, solar, dan minyak tanah. Sementara minyak bakar dan minyak
diesel yang biasa digunakan oleh sektor industri tidak disubsidi. Kebijakan
pengendalian konsumsi BBM telah beberapa kali dikeluarkan, antara lain
pembatasan pemakaianbersubsidi menimbulkan pro dan kontra.
Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan menyatakan kewajiban
pendistribusian premium bertolak belakang dengan Paris Agreement. Untuk itu
Kementerian ESDM harus segera merevisi aturan yang mewajibkan
pendistribusiansektor yang diberikan subsidi adalah sektor yang dianggap paling
penting dan menyangkut hajat hidup orang banyak. Bagi negara-negara maju, sektor
pertanian merupakan salah satu sektor ekonomi utama yang mendapatkan subsidi. Di
Indonesia, porsi subsidi terbesar diberikan dalam bentuk subsidi energi, termasuk BBM.
Dalam satu dekade terakhir, porsi subsidi BBM selalu lebih dari 50% dari total subsidi
nasional.
xii
Melihat pro dan kontra penghapusan premium, Pemerintah perlu
memikirkan langkah antisipatif terhadap dampak negatif penghapusan BBM ini
dengan menjaga daya beli masyarakat. Skema subsidi BBM yang tepat sasaran
perlu dipersiapkan dan pengalihan subsidi BBM ke bahan kebutuhan pokok
lainnya sebaiknya juga menjadi pertimbangan. Berbagai skema telah diusulkan
oleh berbagai pihak seperti membeli bahan bakar dengan menggunakan kartu
identitas atau dengan memberikan bantuan langsung tunai kepada masyarakat
berpenghasilan rendah.
Subsidi energi terdiri dari Subsidi, BBM, LPG, dan listrik. Sampai tahun 2014
subsidi BBM memiliki porsi terbesar dibandingkan subsidi energi lainnya. Sejak
tahun 2015 jumlah subsidi energi turun drastis. Begitu juga dengan subsidi BBM.
Tahun 2015 jumlah subsidi BBM turun sebesar 81,7% dari tahun sebelumnya
(2014), dari Rp191,02 triliun menjadi Rp34,89 triliun. Porsi subsidi BBM juga
turun dan subsidi listrik memiliki porsi subsidi energi terbesar.
Subsidi BBM tahun 2022 diarahkan untuk melanjutkan pemberian subsidi
tetap untuk solar dan subsidi (selisih harga) untuk minyak tanah. Berbeda dengan
subsidi BBM yang mengalami penurunan pada tahun 2022, subsidi LPG tabung 3
kg mengalami peningkatan sebesar 32,86%. Meskipun pada kenyataannya
realisasi subsidi BBM tahun 2021 melebih target yaitu mencapai Rp142 triliun.
Pro Kontra Penghapusan BBM Bersubsidi Isu penghapusan BBM demi
menghindari dampak emisi yang dapat merusak lingkungan, tidak jadi masalah.
Namun, harus ada kompensasi berupa subsidi bagi BBM yang ramah lingkungan
seperti pertamax. Subsidi Pemerintah tidak bisa ditiadakan begitu saja, karena
BBM merupakan kebutuhan rakyat banyak sehingga dapat melanggar Pasal 33
ayat (3) UUD Negara Tahun 1945 (republika.co.id, 30 Desember 2021). Wakil
Ketua MPR RI, Syarief Hasan mempertanyakan rencana penghapusan BBM jenis
premium pada tahun 2022 dan menyatakan penghapusan premium secara terburu-
buru berpotensi menambah beban ekonomi masyarakat kecil yang terdampak
pandemi COVID-19.
Direktur Eksekutif Refor Miner Institute menyatakan bahwa konsumsi
premium sekarang memang sangat sedikit, hanya 2%-5% dari total volume BBM
di Indonesia. Namun selisih harga antara premium, pertalite, dan pertamax
memang cukup tinggi. Kenaikan harga BBM tentunya akan berdampak pada daya
beli masyarakat dan kenaikan harga kebutuhan pokok.
Untuk mengatasi tantangan subsidi, Pemerintah menyatakan akan berupaya
melanjutkan kebijakan transformasi secara bertahap dari subsidi berbasis
komoditasmenjadi subsidi berbasis orang/penerima manfaat. Kebijakan
transformasi subsidi energi berakibat pada kenaikan harga barang kebutuhan
lainnya dan menyebabkan inflasi, selain menurunnya daya beli masyarakat
berpenghasilan rendah.
Berbagai solusi ditawarkan untuk mengatasi dampak negatif penghapusan
BBM jenis ini, mulai dari pengalihan subsidi kepada BBM jenis pertalita dan
pertamax, pemberian subsidi langsung kepada golongan masyarakat
berpenghasilan rendah, sampai pengalihan kepada subsidi non-energi. Pemerintah
hendaknya mempersiapkan skema yang benar-benar tepat sasaran dan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat untuk menjaga kestabilan ekonomi. DPR perlu
xiii
mendorong Pemerintah untuk membuat skema subsidi energi yang tepat sasaran.
Hal ini penting mengingat tingginya beban subsidi yang ditanggung APBN dan
skema subsidi yang selama ini lebih banyak dinikmati oleh masyarakat menengah
ke atas. Rencana Pemerintah untuk menarik premium dari pasaran perlu diikuti
oleh langkah antisipatif terhadap turunnya daya beli masyarakat dan inflasi yang
tidak terkendali.
xiv
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lembaga eksekutif merupakan lembaga/badan yang menjalankan
pemerintahan seperti presiden dan wakil presiden membentuk
Departemen/Lembaga non Departemen untuk membantu presiden dalam
melaksanakan atau menjalankan pemerintahan Negara.Lembaga penyelenggara
kekuasaan Negara berikutnya adalah lembaga eksekutif yang berfungsi
menjalankan undang-undang. Di Negara-negara demokratis ,secara sempit
lembaga eksekutif di artikan sebagai kekuasaan yang di pegang oleh raja atau
(presiden) beserta menteri-menterinya (kabinetnya). Dalam arti luas,lembaga
eksekutif juga mencakup para pegawai negeri sipil dan militer. Oleh karenanya
sebutan mudah bagi lembaga eksekutif adalah pemerintah lembaga dan
eksekutif dijalankan oleh presiden dan di bantu oleh para menteri . jumlah
anggota eksekutif jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah anggota
legislatif ,hal ini bisa di maknai karena eksekutif berfungsi hanya menjalankan
undang-undang yang di buat oleh legislatif . pelaksanaan undang-undang ini
tetap masih diawasi oleh legislatif ,selain melaksanakan undang-undang,
Eksekutif juga mempunyai tugas untuk melaksanakan kewajibannya
xv
DAFTAR PUSTAKA
Budiardjo, Miriam.2009.Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
Tamin, Azian dan Azran Jalal, et. al.2005. Profil Politik Indonesia Pasca Orde
Baru. Jakarta: Pusat Studi Politik Madani Institute
Afifah, Evi Noor. (2008), “Kajian Kerangka Subsidi di Indonesia”, Bisnis &
Ekonomi Politik, Vol. 9 (3), Juli.
“Bahaya, Konsumsi BBM RON Rendah Rusak Ekosistem Lingkungan”,
9 Desember 2020, https:// www.liputan6.com/bisnis/ read/4429192, diakses 2
Januari 2022.
“Duh! RI Tertinggal Dari Penggunaan BBM Ramah Lingkungan”, 30 Desember
2021, https:// www.cnbcindonesia.com/ news/20211230130900-
4-303281, diakses 2 Januari 2022.
“Hindari Inflasi Saat Premium Mati, Pertalita Harus Disubsidi”, 30 Desember
2021, https:// www. cnbcindonesia.com/ news/20211230150606-
4-303308, diakses 3 Januari 2022.
Kementerian Keuangan RI, Buku II Nota Keuangan beserta APBN Tahun
Anggaran 2022“Menkeu: Realisasi subsidi 2021 lewati target
capai Rp243,1 triliun”, 3 Januari 2022, https://www.
antaranews.com/berita/2622045 diakses 3 Januari 2022.
“Pimpinan MPR: Rencana Penghapusan Premium akan Memberatkan Masyarakat
Kecil”, 1 Januari 2022, https:/ www.liputan6.com/news/
read/4848915, diakses 11 Januari
xvi