Anda di halaman 1dari 16

LEMBAGA EKSEKUTIF

TUPOKSI,WEWENANGNYA DAN KEBIJAKAN LEGISLATIF YANG


MENUAT PRO KONTRA DI MASYARAKAT
MAKALAH INI DI SUSUN UNTUK MEMNUHI SALAH SATU TUGAS SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA DENAGAN DOSEN PENGAMPU :
Raihan A. Hanasi, S.IP ., MPA

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
RIFKIN (241423044)
DWI SASMINDAR (241423078)
LISWATI ABDULLAH (241423042)
KELAS : F

JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGRI GORONTALO
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun sebagai salah satu
tugas dalam memahami konsep dasar administrasi publik, khususnya mengenai
wewenang, tupoksi, dan kebijakan legislatif.
Materi ini membahas tentang pentingnya pemahaman akan wewenang,
tupoksi, dan kebijakan legislatif dalam konteks administrasi publik. Wewenang
sebagai dasar dari setiap tindakan pemerintah, tupoksi sebagai penjabaran dari
wewenang tersebut, serta kebijakan legislatif yang menjadi landasan bagi
penyelenggaraan pemerintahan yang baik.
Dalam penyusunan makalah ini, kami mengharapkan agar pembaca dapat
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep-konsep dasar
dalam administrasi publik ini. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini
dapat menjadi sumbangan kecil dalam upaya pemahaman dan pengembangan
ilmu administrasi publik di Indonesia.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangatlah kami
harapkan guna perbaikan di masa yang akan datang.Akhir kata, kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Amin.

Gorontalo, [05-03-2024]

ii
DAFTAR ISI

COVER..............................................................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................
1.1 Latar belakang......................................................................................................
1.2 Rumusan masalah.................................................................................................
1.3 Tujuan....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................
2.1 Lembaga eksekutif................................................................................................
2.2 Kewajiban dan wewenang lembaga eksekutif...................................................
2.3 Sistem dan tipe lembaga eksekutif......................................................................
2.4 Kekuasan dan funsi eksekutif..............................................................................
2.5 Kebijakan lembaga eksekutif yang menguat pro-kontra................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................................
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Eksekutif berasal dari kata eksekusi (execution) yang berarti pelaksana.
Lembaga eksekutif adalah lembaga yang ditetapkan untuk menjadi pelaksana dari
peraturan perundang-undangan yang telah dibuat oleh pihak legislatif. Kekuasaan
eksekutif biasanya dipegang oleh badan eksekutif. Eksekutif merupakan
pemerintahan dalam arti sempit yang melaksanakan pemerintahan, pembangunan,
dan kemasyarakatan berdasarkan peraturan perundang-undangan dan haluan
negara, untuk mencapai tujuan negara yang telah ditetapkan sebelumnya.
Organisasinya adalah kabinet atau dewan menteri dimana masing-masing menteri
memimpin departemen dalam melaksanakan tugas, wewenang, dan tanggung
jawabnya. Wewenang dalam administrasi publik mengacu pada hak atau
kekuasaan yang diberikan kepada suatu lembaga atau individu untuk melakukan
tindakan tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku. Wewenang ini dapat
bersifat vertikal, seperti antara pemerintah pusat dan daerah, maupun horizontal,
seperti antara lembaga atau unit-unit dalam suatu pemerintahan.
Tupoksi atau tugas pokok dan fungsi adalah rincian dari wewenang yang
dimiliki oleh suatu lembaga atau individu. Tupoksi ini menentukan apa yang
harus dilakukan oleh lembaga atau individu tersebut sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Kebijakan legislatif adalah keputusan atau perintah yang dikeluarkan oleh
badan legislatif, seperti DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) di Indonesia. Kebijakan
legislatif ini biasanya berupa undang-undang atau peraturan-peraturan yang
mengatur berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk dalam hal
pemerintahan dan administrasi publik.
Dalam konteks Indonesia, wewenang, tupoksi, dan kebijakan legislatif
menjadi bagian integral dari sistem administrasi publik yang diatur oleh Undang-
Undang. Wewenang dan tupoksi setiap lembaga pemerintah diatur dalam Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, sedangkan
kebijakan legislatif diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan berbagai undang-undang yang terkait
Dalam konteks Indonesia, wewenang, tupoksi, dan kebijakan legislatif
sangatlah penting dalam menjaga keteraturan dan keberlangsungan pemerintahan.
Wewenang yang diberikan kepada lembaga pemerintah haruslah sesuai dengan
prinsip-prinsip demokrasi dan supremasi hukum, yang mengharuskan wewenang
tersebut digunakan untuk kepentingan masyarakat dan negara.
Tupoksi dari setiap lembaga pemerintah juga harus jelas dan terdefinisi
dengan baik agar dapat menghindari tumpang tindih wewenang antar lembaga
serta memastikan efisiensi dalam penyelenggaraan pemerintahan. Selain itu,
kebijakan legislatif yang dihasilkan oleh badan legislatif haruslah mencerminkan
aspirasi masyarakat dan menjadi landasan bagi pemerintah dalam melaksanakan
tugasnya.

iv
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah mengalami perkembangan
signifikan dalam bidang administrasi publik, termasuk dalam hal peningkatan
transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan
keputusan. Hal ini sejalan dengan semangat reformasi birokrasi yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan memperkuat tata kelola
pemerintahan yang baik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan lembaga eksekutif?
2. Jelaskan apa kewajiban/wewenang lembaga eksekutif dan sistem apa saja
yang terdapat dalam lembaga eksekutif?
3. Bagaimana kekuasaan eksekutif dan apa fungsi badan eksekutif?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu lembaga eksekutif.
2. Untuk mengetahui tugas/wewenang lembaga eksekutif beserta sistem apa
saja yang ada didalam lembaga eksekutif.
3. Untuk mengetahui kekuasaan dan fungsi lembaga eksekutif.

v
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Lembaga Eksekutif


Eksekutif berasal dari kata eksekusi (execution) yang berarti pelaksana. Lembaga
eksekutif adalah lembaga yang ditetapkan untuk menjadi pelaksana dari peraturan
perundang-undangan yang telah dibuat oleh pihak legislatif. Kekuasaan eksekutif
biasanya dipegang oleh badan eksekutif. Eksekutif merupakan pemerintahan
dalam arti sempit yang melaksanakan pemerintahan, pembangunan, dan
kemasyarakatan berdasarkan peraturan perundang-undangan dan haluan negara,
untuk mencapai tujuan negara yang telah ditetapkan sebelumnya. Organisasinya
adalah kabinet atau dewan menteri dimana masing-masing menteri memimpin
departemen dalam melaksanakan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.
Menurut tafsiran tradisional azas Trias Politica yang dicetuskan oleh
Montesquieu, tugas badan eksekutif hanya melaksanakan kebijakan-kebijakan
yang telah ditetapkan oleh badan legislatif serta menyelenggarakan undang-
undang yang dibuat oleh badan legislatif. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya
badan eksekutif leluasa sekali ruang-geraknya. Zaman modern telah menimbulkan
paradoks, bahwa lebih banyak undang-undang yang diterima oleh badan legislatif
dan yang harus dilaksanakan oleh badan eksekutif, lebih luas pula ruang lingkup
kekuasaan badan eskekutifnya.
Secara umum arti lembaga eksekutif adalah pelaksanaan pemerintah yang
dikepalai oleh presiden yang dibantu pejabat, pegawai negeri, baik sipil maupun
militer. Sedangkan wewenang menurut Meriam Budiardjo mencakup beberapa
bidang:
1. Diplomatik: menyelenggarakan hubungan diplomatik dengan negara-negara
lainnya.
2. Administratif: melaksanakan peraturan serta perundang-undangan dalam
administrasi Negara.
3. Militer: mengatur angkatan bersenjata, menjaga keamanan negara dan
melakukan perang bila di dalam keadaan yang mendukung.
4. Legislatif : membuat undang-undang bersama dewan perwakilan Yudikatif
memberikan grasi dan amnesti.

vi
2.2 Kewajiban dan Wewenang Lembaga Eksekutif
Badan Eksekutif merupakan pihak yang amat menentukan
keberlangsungan program sesuatu negara. Di negara-negara demokratis, badan
Eksekutif terdiri dari kepala negara seperti raja atau presiden beserta menteri-
menterinya. Dalam arti luas, badan Eksekutif mencakup juga pegawai negeri sipil
dan militer. Dalam sistem negara presidentil, para menteri merupakan pembantu
presiden dan langsung dipimpin oleh presiden. Sedangkan dalam sistem
parlementer, Perdana Menteri beserta menteri-menterinya dinamakan bagian dari
badan eksekutif yang bertanggung jawab. Sedangkan, raja dalam sistem monarkhi
konstitusionil dinamakan “bagian dari badan eksekutif yang tidak dapat diganggu
gugat.
Secara singkat, badan Eksekutif berwewenang sebagai
berikut,Menyelenggarakan hubungan diplomatik dengan negara-negara
lain.Melaksanakan undang-undang serta peraturan-lain dan menyelenggarakan
administrasi negara,Mengatur angkatan bersenjata, menyelenggarakan perang
serta keamanan serta pertahanan negara,Memberi grasi, amnesti, dan sebagainya.
Merencanakan rancangan undang-undang dan pembimbingnya dalam
badan perwakilan rakyat sampai menjadi undang-undang.Karena negara Indonesia
mayoritas ummat Islam maka semestinya Presiden yang memimpin lembaga
eksekutif harus menjalankan wewenangnya selaras dengan ketentuan Islam, dan
itu menjadi kewajiban baginya walaupun ia bukan seorang muslim, apalagi kalau
kepala negara itu seorang muslim seperti di Indonesia. Dalam membina hubungan
diplomatik dengan negara luar ia harus mengedepankan relasi yang bernuansa
Syari’ah, jangan sampai wujud hubungan dengan negara luar dalam bidang
prostitusi, dalam bidang perniagaan narkoba, dalam bidang perampokan dan
seumpamanya.
Badan legislatif di Indonesia atau representatives bodies adalah struktur
politik yang mewakili rakyat Indonesia dalam menyusun undang-undang serta
melakukan pengawasan atas implementasi undang-undang oleh badan eksekutif di
mana para anggotanya dipilih melalui Pemilihan Umum. Struktur-struktur politik
yang termasuk ke dalam kategori ini adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR), Dewan Perwakilan Rakyat Tingkat I dan Tingkat II, Dewan Perwakilan
Rakyat, dan Dewan Perwakilan Daerah.
Eksekutif adalah struktur politik yang melaksanakan substansi undang-
undang yang telah disahkan oleh lembaga legislatif. Di Indonesia, lembaga
eksekutif terdiri atas 2 bagian yaitu Governing Bodies dan Support Bodies.
Governing Bodies adalah struktur politik yang menjalankan fungsi pemerintahan
harian negara secara langsung. Sementara itu Support Bodies, berada di bawah
lembaga Presiden, dan menjalankan fungsi dukungan terhadap Governing Bodies.
Menurut UUD 1945, untuk menjalankan mekanisme pemerintahan di
negara Republik Indonesia maka, di dirikan satu lembaga tertinggi negara dan
Lima lembaga tertinggi negara yang merupakan komponen yang melaksanakan
atau meyelenggarakan kehidupan negara.Lembaga tertinggi negara ialah majelis
permusyawaratan rakyat MPR sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia

vii
adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam negara dan pelaksana dari kedaulatan
rakyat.
Lembaga-lembaga tinggi negara adalah aparat-aparat negara utama yang
kedudukannya adalah dibawah MPR, sesuai dengan urutan-urutan yang terdapat
dalam UUD 1945, lembaga-lembaga tinggi negara adalah sebagai berikut:
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat
2. Dewan Perwakilan rakyat Presiden dan Wakil Presiden
3. Mahkamah Agung
4. Mahkamah konstitus Badan Pemeriksa Keuangan

2.3 Sistem dan Tipe Lembaga Eksekutif


Sistem lembaga eksekutif terbagi menjadi dua:
1. Sistem Pemerintahan Parlementer Kepala negara dan kepala pemerintahan
terpisah. Kepala pemerintahan dipimpin oleh perdana menteri, sedangkan
kepala negara dipimpin oleh presiden. Tetapi, kepala negara disini hanya
berfungsi sebagai simbol suatu negara yang berdaulat.
2. Sistem Pemerintahan Presidensial Kepala pemerintahan dan kepala negara,
keduanya dipengang oleh presiden.
Tipe lembaga eksekutif terbagi menjadi dua yaitu:
1. Hareditary Monarch yakni pemerintahan yang kepala negaranya dipilih
berdasarkan keturunan. Contohnya: Inggris dengan dipilihnya kepala negara
dari keluarga kerajaan.
2. Elected Monarch yakni kepala negara biasanya presiden yang dipilih oleh
badan legislatif ataupun lembaga pemilihan.

2.4 Kekuasaan dan Fungsi Eksekutif


Kekuasaan eksekutif dipengaruhi oleh:
1. Sistem pemerintahan Presidensial Hubungan di dalam sebuah trias
politika tidak dapat saling menjatuhkan. Cth: Indonesia dari tahun 2004-
sekarang. Parlementer,Ada bagian di dalam sebuah trias politika yang
dapat menjatuhkan bagian lain yaitu, legislatif terhadap eksekutif riil. Cth:
Indonesia pada era parlementer,,Presidensial semu eksekutif tidak dapat
di jatuhkan oleh pengembang kekuasaan legislatif. Namun, ironisnya
ada lembaga tertinggi negara yang notabene adalah bagian dari legislatif
dan dapat menjatuhkan eksekutif. Cth: Indonesia pada masa Orde Baru,
Parlementer semu: eksekutif riil merupakan bagian dari legislatif karena ia
dipilih oleh legislatif (parlemen) dan konsekuensinya ia dapat dijatuhkan
parlemen. Namun, parlemen ternyata dapat juga dibubarkan oleh
eksekutif, tepatnya eksekutif nominal. Cth: Perancis, dimana PM dapat
dipecat parlemen, dan parlemen dapat dibubarkan presiden sekaligus
mempercepat pemilu legislatif.
2. Jenis eksekutif Eksekutif riil adalah bagian dari eksekutif yang
menjalankan roda pemerintahan. Cth: kepala pemerintahan.Dan Eksekutif
nominal adalah bagian dari eksekutif yang menjalankan kekuasaan
simbolik dan seremonial. Cth: kepala negara.

viii
3. Fungsi dasar eksekutif Kepala negara Tugas utama: menjadi simbol
negara dan memimpin kegiatan seremonial kenegaraan.Dan Kepala
pemerintahan Tugas utama: memimpin kabinet (menjalankan
pemerintahan).
4. Konsekuensi dari implementasi prinsip kekuasaan yang mempengaruhi
pola hubungan dalam trias politika. Pemisahan kekuasaan dan Pembagian
kekuasaan.

5. Asas pemerintahan yang diaplikasikan eksekutif yaitu Sentralisasi,


desentralisasi, dekonsentrasi, medebewind.

Fungsi-fungsi eksekutif Eksekutif di era modern negara biasanya diduduki


oleh Presiden atau Perdana Menteri. Chief of State artinya kepala negara, jadi
seorang Presiden atau Perdana Menteri merupakan kepala suatu negara, simbol
suatu negara. Di Indonesia sendiri lembaga eksekutif dipegang penuh oleh
seorang presiden.
Presiden adalah lembaga negara yang memegang kekuasaan eksekutif
yaitu presiden mempunyai kekuasaan untuk menjalankan pemerintahan. Presiden
mempunyai kedudukan sebagai kepala pemerintahan dan sekaligus sebagai kepala
negara. Sebelum adanya amandemen UUD 1945, presiden dan wakil presiden
dipilih oleh MPR, tetapi setelah amandemen UUD 1945 presiden dan wakil
presiden dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Presiden
dan wakil presiden memegang jabatan selama lima tahun dan sesudahnya dapat
dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan. Presiden dan wakil presiden
sebelum menjalankan tugasnya bersumpah atau mengucapkan janji dan dilantik
oleh ketua MPR dalam sidang MPR
Setelah dilantik presiden dan wakil presiden menjalankan pemerintahan
sesuai dengan program yang telah ditetapkan sendiri. Dalam menjalankan
pemerintahan presiden dan wakil presiden tidak boleh bertentangan dengan UUD
1945. Presiden dan wakil presiden menjalankan pemerintahan sesuai dengan
tujuan negara yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.Sebagai seorang
kepala negara, menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Presiden mempunyai wewenang sebagai berikut:
1. Membuat perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat.
2. . Mengangkat duta dan konsul. Duta adalah perwakilan negara Indonesia
di negara sahabat. Duta bertugas di kedutaan besar yang ditempatkan di
ibu kota negara sahabat itu, Sedangkan, konsul adalah lembaga yang
mewakili negara Indonesia di kota tertentu di bawah kedutaan besar kita
yaitu : Menerima duta dari negara lain dan memberi gelar, tanda jasa dan
tanda kehormatan lainnya kepada warga negara Indonesia atau warga
negara asing yang telah berjasa mengharumkan nama baik Indonesia.

ix
Sebagai seorang kepala pemerintahan presiden mempunyai kekuasaan tertinggi
untuk menyelenggarakan pemerintahan negara Indonesia, Wewenang, hak, dan
kewajiban. Presiden sebagai kepala pemerintahan, diantaranya:
1. Memegang kekuasaan pemerintah menurut Undang-Undang Dasar 1945.
2. Berhak mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) kepada DPR.
3. Menetapkan peraturan pemerintah.
4. Memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala Undang-
Undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada
Nusa dan Bangsa.
5. Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan
Mahkamah Agung. Grasi adalah pengampunan yang diberikan oleh kepala
negara kepada orang yang dijatuhi hukuman. Sedangkan rehabilitasi adalah
pemulihan nama baik atau kehormatan seseorang yang telah dituduh secara
tidak sah atau dilanggar kehormatannya.
6. Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
Amnesti adalah pengampunan atau pengurangan hukuman yang diberikan
oleh negara kepada tahanan-tahanan, terutama tahanan politik. Sedangkan,
abolisi adalah pembatalan tuntutan pidana.
Selain sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, seorang presiden juga
merupakan panglima tertinggi angkatan perang. Dalam kedudukannya seperti ini,
presiden mempunyai wewenang sebagai berikut:
1. menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara
lain dengan persetujuan DPR.
2. membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR.
3. menyatakan keadaan bahaya

x
2.5 Kebijakan lembaga eksekutif yang menguat pro-kontra
Pemerintah mencanangkan transisi penggunaan Bahan Bakar Minyak
(BBM) menuju yang lebih ramah lingkungan. Salah satunya dengan cara
menghapus bensin premium yang tergolong BBM Oktan 88 atau Research Octane
Number(RON) 88 yang direncanakan tahun 2022 ini. Alasan penghapusan jenis
BBM ini adalah karena dampak emisi karbonnya yang dapat merusak lingkungan.
BBM dengan nilai oktan atau RON rendah tidak hanya berdampak buruk terhadap
kendaraan, tetapi juga terhadap Paris Agreement serta Peraturan Pemerintah
Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Tahun 2015
Presiden Joko Widodo telah menandatangani Paris Agreement yang merupakan
pernyataan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi gas karbon 29% hingga
40% pada 2050 Tulisan ini mengkaji alasan Pemerintah menghapus BBM
bersubsidi dan dampaknya bagi masyarakat.
Alasan Penghapusan BBM Bersubsidi Permasalahan BBM beroktan
rendah sesungguhnya tidak hanya menyangkut masalah pencemaran lingkungan
akan tetapi juga menyangkut belanja subsidi BBM yang membebani APBN, dan
premium termasuk BBM yang disubsidi. Sejak tahun 2015 belanja subsidi BBM
telah mengalami penurunan yang signifikan. Akan tetapi dengan kondisi
keuangan negara seperti saat ini, dimana negara dibebani oleh belanja penanganan
pandemi dan pemulihan ekonomi pascapandemi, belanja subsidi cukup
membebani keuangan negara. Dalam APBN 2022, Pemerintah menganggarkan
subsidi energi sebesar Rp134.029,0 miliar, terdiri atas subsidi BBM dan LPG
tabung 3 kg sebesar Rp77.549,1 miliar dan subsidi listrik sebesar Rp56.479,9
miliar.Dengan demikian, subsidi juga menjadi satu instrumen yang krusial dalam
mencapai tujuan tertentu pembangunan ekonomi.
Sektor yang diberikan subsidi berbeda-beda di setiap negara, namun secara
umum sektor yang diberikan subsidi adalah sektor yang dianggap paling penting
dan menyangkut hajat hidup orang banyak. Bagi negara-negara maju, sektor
pertanian merupakan salah satu sektor ekonomi utama yang mendapatkan subsidi.
Di Indonesia, porsi subsidi terbesar diberikan dalam bentuk subsidi energi,
termasuk BBM. Dalam satu dekade terakhir, porsi subsidi BBM selalu lebih dari
50% dari total subsidi nasional.
Belanja subsidi Pemerintah Indonesia dibagi ke dalam dua kelompok besar
yaitu subsidi energi dan non-energi. Dalam kurun waktu tahun 2017-2020, belanja
subsidi mengalami peningkatan rata-rata sebesar 5,7%, yaitu dari Rp166.401,1
miliar pada tahun 2017 menjadi Rp196.231,5 miliar pada tahun 2020. Pada
outlook tahun 2021, belanja subsidi diperkirakan mencapai Rp248.557,6 miliar.
Besarnya belanja subsidi dalam periode 2017-2021 dipengaruhi oleh fluktuasi
harga minyak mentah dunia, nilai tukar rupiah, serta volume konsumsi barang
bersubsidi. Pada masa pandemi COVID-19, kebijakan Pemerintah dalam rangka
penanganan pandemi juga ikut memengaruhi belanja subsidi (Nota Keuangan
APBN 2022).

xi
Indonesia menjadi negara net importir minyak sejak tahun 2003, dan
tahun 2005 jenis BBM yang diberikan subsidi mulai dikurangi menjadi tiga jenis,
yakni premium, solar, dan minyak tanah. Sementara minyak bakar dan minyak
diesel yang biasa digunakan oleh sektor industri tidak disubsidi. Kebijakan
pengendalian konsumsi BBM telah beberapa kali dikeluarkan, antara lain
pembatasan pemakaianbersubsidi menimbulkan pro dan kontra.
Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan menyatakan kewajiban
pendistribusian premium bertolak belakang dengan Paris Agreement. Untuk itu
Kementerian ESDM harus segera merevisi aturan yang mewajibkan
pendistribusiansektor yang diberikan subsidi adalah sektor yang dianggap paling
penting dan menyangkut hajat hidup orang banyak. Bagi negara-negara maju, sektor
pertanian merupakan salah satu sektor ekonomi utama yang mendapatkan subsidi. Di
Indonesia, porsi subsidi terbesar diberikan dalam bentuk subsidi energi, termasuk BBM.
Dalam satu dekade terakhir, porsi subsidi BBM selalu lebih dari 50% dari total subsidi
nasional.

Belanja subsidi Pemerintah Indonesia dibagi ke dalam dua kelompok besar


yaitu subsidi energi dan non-energi. Dalam kurun waktu tahun 2017-2020, belanja
subsidi mengalami peningkatan rata-rata sebesar 5,7%, yaitu dari Rp166.401,1
miliar pada tahun 2017 menjadi Rp196.231,5 miliar pada tahun 2020. Pada
outlook tahun 2021, belanja subsidi diperkirakan mencapai Rp248.557,6 miliar.
Besarnya belanja subsidi dalam periode 2017-2021 dipengaruhi oleh fluktuasi
harga minyak mentah dunia, nilai tukar rupiah, serta volume konsumsi barang
bersubsidi. Pada masa pandemi COVID-19, kebijakan Pemerintah dalam rangka
penanganan pandemi juga ikut memengaruhi belanja subsidi (Nota Keuangan
APBN 2022).
Indonesia menjadi negara net importir minyak sejak tahun 2003, dan tahun
2005 jenis BBM yang diberikan subsidi mulai dikurangi menjadi tiga jenis, yakni
premium, solar, dan minyak tanah. Sementara minyak bakar dan minyak diesel
yang biasa digunakan oleh sektor industri tidak disubsidi.
Kebijakan pengendalian konsumsi BBM telah beberapa kali dikeluarkan, antara
lain pembatasan pemakaianbersubsidi menimbulkan pro dan kontra. Direktur
Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan menyatakan kewajiban pendistribusian
premium bertolak belakang dengan Paris Agreement. Untuk itu Kementerian
ESDM harus segera merevisi aturan yang mewajibkan pendistribusian premium.
Ahli Bahan Bakar dan Pembakaran Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Y.Z.
menyatakan bahwa rencana penghapusan premium harus segera dilakukan
Pemerintah. Dan sejak implementasi Euro 2 di Indonesia pada 2005 seharusnya
tidak ada lagi kendaraan yang sesuai dengan BBM premium RON 88.
Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menentang rencana
Pemerintah melakukan penghapusan BBM jenis premium. Jika penghapusan
BBM bersubsidiini dilaksanakan untuk menuju skema perlindungan sosial yang
menyeluruh. Dengan kebijakan subsidi/bantuan berbasis target/sasaran diharapkan
pengelolaan subsidi energi dapat lebih tepat sasaran dan lebih efektif dalam
rangka menurunkan angka kemiskinan dan ketimpangan.

xii
Melihat pro dan kontra penghapusan premium, Pemerintah perlu
memikirkan langkah antisipatif terhadap dampak negatif penghapusan BBM ini
dengan menjaga daya beli masyarakat. Skema subsidi BBM yang tepat sasaran
perlu dipersiapkan dan pengalihan subsidi BBM ke bahan kebutuhan pokok
lainnya sebaiknya juga menjadi pertimbangan. Berbagai skema telah diusulkan
oleh berbagai pihak seperti membeli bahan bakar dengan menggunakan kartu
identitas atau dengan memberikan bantuan langsung tunai kepada masyarakat
berpenghasilan rendah.
Subsidi energi terdiri dari Subsidi, BBM, LPG, dan listrik. Sampai tahun 2014
subsidi BBM memiliki porsi terbesar dibandingkan subsidi energi lainnya. Sejak
tahun 2015 jumlah subsidi energi turun drastis. Begitu juga dengan subsidi BBM.
Tahun 2015 jumlah subsidi BBM turun sebesar 81,7% dari tahun sebelumnya
(2014), dari Rp191,02 triliun menjadi Rp34,89 triliun. Porsi subsidi BBM juga
turun dan subsidi listrik memiliki porsi subsidi energi terbesar.
Subsidi BBM tahun 2022 diarahkan untuk melanjutkan pemberian subsidi
tetap untuk solar dan subsidi (selisih harga) untuk minyak tanah. Berbeda dengan
subsidi BBM yang mengalami penurunan pada tahun 2022, subsidi LPG tabung 3
kg mengalami peningkatan sebesar 32,86%. Meskipun pada kenyataannya
realisasi subsidi BBM tahun 2021 melebih target yaitu mencapai Rp142 triliun.
Pro Kontra Penghapusan BBM Bersubsidi Isu penghapusan BBM demi
menghindari dampak emisi yang dapat merusak lingkungan, tidak jadi masalah.
Namun, harus ada kompensasi berupa subsidi bagi BBM yang ramah lingkungan
seperti pertamax. Subsidi Pemerintah tidak bisa ditiadakan begitu saja, karena
BBM merupakan kebutuhan rakyat banyak sehingga dapat melanggar Pasal 33
ayat (3) UUD Negara Tahun 1945 (republika.co.id, 30 Desember 2021). Wakil
Ketua MPR RI, Syarief Hasan mempertanyakan rencana penghapusan BBM jenis
premium pada tahun 2022 dan menyatakan penghapusan premium secara terburu-
buru berpotensi menambah beban ekonomi masyarakat kecil yang terdampak
pandemi COVID-19.
Direktur Eksekutif Refor Miner Institute menyatakan bahwa konsumsi
premium sekarang memang sangat sedikit, hanya 2%-5% dari total volume BBM
di Indonesia. Namun selisih harga antara premium, pertalite, dan pertamax
memang cukup tinggi. Kenaikan harga BBM tentunya akan berdampak pada daya
beli masyarakat dan kenaikan harga kebutuhan pokok.
Untuk mengatasi tantangan subsidi, Pemerintah menyatakan akan berupaya
melanjutkan kebijakan transformasi secara bertahap dari subsidi berbasis
komoditasmenjadi subsidi berbasis orang/penerima manfaat. Kebijakan
transformasi subsidi energi berakibat pada kenaikan harga barang kebutuhan
lainnya dan menyebabkan inflasi, selain menurunnya daya beli masyarakat
berpenghasilan rendah.
Berbagai solusi ditawarkan untuk mengatasi dampak negatif penghapusan
BBM jenis ini, mulai dari pengalihan subsidi kepada BBM jenis pertalita dan
pertamax, pemberian subsidi langsung kepada golongan masyarakat
berpenghasilan rendah, sampai pengalihan kepada subsidi non-energi. Pemerintah
hendaknya mempersiapkan skema yang benar-benar tepat sasaran dan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat untuk menjaga kestabilan ekonomi. DPR perlu

xiii
mendorong Pemerintah untuk membuat skema subsidi energi yang tepat sasaran.
Hal ini penting mengingat tingginya beban subsidi yang ditanggung APBN dan
skema subsidi yang selama ini lebih banyak dinikmati oleh masyarakat menengah
ke atas. Rencana Pemerintah untuk menarik premium dari pasaran perlu diikuti
oleh langkah antisipatif terhadap turunnya daya beli masyarakat dan inflasi yang
tidak terkendali.

xiv
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Lembaga eksekutif merupakan lembaga/badan yang menjalankan
pemerintahan seperti presiden dan wakil presiden membentuk
Departemen/Lembaga non Departemen untuk membantu presiden dalam
melaksanakan atau menjalankan pemerintahan Negara.Lembaga penyelenggara
kekuasaan Negara berikutnya adalah lembaga eksekutif yang berfungsi
menjalankan undang-undang. Di Negara-negara demokratis ,secara sempit
lembaga eksekutif di artikan sebagai kekuasaan yang di pegang oleh raja atau
(presiden) beserta menteri-menterinya (kabinetnya). Dalam arti luas,lembaga
eksekutif juga mencakup para pegawai negeri sipil dan militer. Oleh karenanya
sebutan mudah bagi lembaga eksekutif adalah pemerintah lembaga dan
eksekutif dijalankan oleh presiden dan di bantu oleh para menteri . jumlah
anggota eksekutif jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah anggota
legislatif ,hal ini bisa di maknai karena eksekutif berfungsi hanya menjalankan
undang-undang yang di buat oleh legislatif . pelaksanaan undang-undang ini
tetap masih diawasi oleh legislatif ,selain melaksanakan undang-undang,
Eksekutif juga mempunyai tugas untuk melaksanakan kewajibannya

xv
DAFTAR PUSTAKA
Budiardjo, Miriam.2009.Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama

Kansil, C.S.T.1981.Sitem Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Aksara Baru

Saleh, Hassan.2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Audi Grafika

Tamin, Azian dan Azran Jalal, et. al.2005. Profil Politik Indonesia Pasca Orde
Baru. Jakarta: Pusat Studi Politik Madani Institute

Afifah, Evi Noor. (2008), “Kajian Kerangka Subsidi di Indonesia”, Bisnis &
Ekonomi Politik, Vol. 9 (3), Juli.
“Bahaya, Konsumsi BBM RON Rendah Rusak Ekosistem Lingkungan”,
9 Desember 2020, https:// www.liputan6.com/bisnis/ read/4429192, diakses 2
Januari 2022.
“Duh! RI Tertinggal Dari Penggunaan BBM Ramah Lingkungan”, 30 Desember
2021, https:// www.cnbcindonesia.com/ news/20211230130900-
4-303281, diakses 2 Januari 2022.
“Hindari Inflasi Saat Premium Mati, Pertalita Harus Disubsidi”, 30 Desember
2021, https:// www. cnbcindonesia.com/ news/20211230150606-
4-303308, diakses 3 Januari 2022.
Kementerian Keuangan RI, Buku II Nota Keuangan beserta APBN Tahun
Anggaran 2022“Menkeu: Realisasi subsidi 2021 lewati target
capai Rp243,1 triliun”, 3 Januari 2022, https://www.
antaranews.com/berita/2622045 diakses 3 Januari 2022.
“Pimpinan MPR: Rencana Penghapusan Premium akan Memberatkan Masyarakat
Kecil”, 1 Januari 2022, https:/ www.liputan6.com/news/
read/4848915, diakses 11 Januari

xvi

Anda mungkin juga menyukai