Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“BENTUK-BENTUK PERBUATAN HUKUM TATA PEMERINTAHAN”

Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Tata Pemerintahan


Dosen Pengampu: Hafizhah Hamim Nasution, M. Pd

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7
1. SULI NURZAHRA (22061936)
2. NURUL ADZKIYA (22061948)
3. NANDA KHUMAIROH (22061971)
4. NOVI RAMADHANI (22061966)
SEMESTER: 4 (EMPAT)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


STKIP BUDIDAYA BINJAI
T. A. 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur atas berkat rahmat Allah Swt karena makalah berjudul “Bentuk-
Bentuk Perbuatan Hukum Tata Pemerintahan” dapat selesai dengan tepat waktu. Serta
shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada baginda Rasulullah Saw. Makalah ini dibuat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Tata Pemerintahan.
Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya dan belum sempurna.
Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat. Penulis ucapkan terimakasih kepada
pembaca yang telah membaca makalah ini dengan saksama.

Binjai, 22 April 2024

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
A. Latar Belakang...........................................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................................
C. Tujuan Masalah..........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................
A. Tindakan Hukum Pemerintah....................................................................................
B. Unsur-Unsur Tindakan Hukum Pemerintahan...........................................................
C. Bentuk-Bentuk Pebuatan Hukum Tata Pemerintahan...............................................

BAB III PENUTUP..............................................................................................................


A. Kesimpulan................................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hukum administrasi negara merupakan bagian dari hukum publik, yaitu
hukum yang mengatur tindakan pemerintah dan mengatur hubungan antara
pemerintah-warga negara atau hubungan antarorgan pemerintahan. Hukum
administrasi negara memuat keseluruhan peraturan yang berkenaan dengan cara organ
pemerintahan melaksanakan tugasnya. Jadi, hukum negara berisi aturan main yang
berkenaan dengan fungsi organ-organ pemerintahan.
Hukum administrasi negara atau hukum tata pemerintahan pada dasarnya
dapat dibedakan berdasarkan tujuannya dari hukum tata negara memuat peraturan-
peraturan hukum yang menentukan (tugas-tugas yang dipercayakan) kepada organ-
organ pemerintahan itu, menentukan tempatnya dalam negara, menentukan
kedudukan terhadap warga negara, dan peraturan-peraturan hukum yang mengatur
tindakan-tindakan organ pemerintahan itu.
Hukum administrasi negara sebagai hukum operasional sangat penting artinya
bagi pelaksanaan tugas para pejabat administrasi (negara) dalam menghadapi
masyarakat serta penyelesaian permintaan dan kebutuhan hukum administrasi negara
kebutuhannya.
Segala tindakan terdapat peraturan atau hukumnya. Termasuk didalam hukum
tata pemerintahan ini. Terdapat bentuk-bentuk perbuatan hukum tata pemerintahan.
Bentuk-bentuk hukum tata pemerintahan bermacam-macam. Dibawah ini akan
dijelaskan lebih lanjut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tindakan hukum pemerintah?
2. Bagaimana unsur-unsur tindakan hukum pemerintahan?
3. Bagaimana bentuk-bentuk perbuatan hukum tata pemerintahan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui tindakan hukum pemerintah.
2. Untuk mengetahui unsur-unsur tindakan hukum pemerintahan.
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk perbuatan hukum tata pemerintahan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tindakan Hukum Pemerintah


Perbuatan atau tindakan pemerintah merupakan tiap-tiap tindakan atau
perbuatan dari suatu alat administrasi negara (bestuur organ), melingkupi juga
perbuatan ataupun hal-hal yang berada di luar lapangan hukum administrasi negara,
misalnya keamanan, peradilan dan yang lainnya. Tindakan ini dimaksudkan
menimbulkan akibat hukum dalam bidang hukum administrasi, atau perbuatan
pemerintah adalah perbuatan yang dilakukan oleh pejabat tata usaha negara dalam
rangka melaksanakan urusan pemerintahan.
Utrecht berpendapat, bahwa tindakan pemerintah itu dapat dilakukan dengan
berbagai cara, yaitu ;
1. Yang bertindak adalah administrasi negara itu sendiri.
2. Yang bertindak adalah subyek hukum/badan hukum Iain yang tidak termasuk
administrasi negara, dan dilakukan berdasarkan sesuatu hubungan istimewa,
seperti badan hukum yang diberi monopoli.
3. Yang bertindak adalah subyek hukum lain yang tidak termasuk administrasi
negara yang menjalankan pekerjaan berdasarkan suatu konsesi/izin dari
pemerintah. Pekerjaan tersebut diserahkan oleh pemerintah kepada badan swasta
untuk menyelenggarakan kepentingan umum.
4. Yang bertindak ialah subyek hukum lain yang tidak termasuk administrasi negara
yang diberi subsidi oleh pemerintah, seperti yayasan-yayasan pendidikan.
5. Yang bertindak adalah pemerintah bersama-sama dengan subyek hukum lain yang
bukan administrasi negara di mana kedua belah pihak tergabung dalam kerjasama,
seperti Bank Industri Niaga (di mana pemerintah bukan pemegang saham tetapi di
dalam dewan direksinya ada wakil-wakil pemerintah).
6. Yang bertindak adalah yayasan yang didirikan/diawasi oleh pemerintah, seperti
yayasan Supersemar, yayasan Veteran dan sebagainya.
7. Yang bertindak adalah koperasi yang didirikan/diawasi oleh pemerintah.
8. Yang bertindak adalah Perusahaan Negara, misalnya PLN.
Berdasarkan pendapat E. Utrecht di atas, maka tindakan pemerintah yang
merupakan tindakan hukum untuk penyelenggaraan kepentingan umum, yaitu ;
1. Membebankan kewajiban pada organ-organ itu untuk menyelenggarakan
kepentingan umum.
2. Mengeluarkan undangundang yang bersifat melarang atau yang ditujukan pada
tiap-tiap warganegara untuk melakukan perbuatan (tingkah laku) yang perlu demi
kepentingan umum.
3. Perintah-perintah atau ketetapan-ketetapan yang bersifat memberikan beban.
4. Memberikan subsidi-subsidi atau bantuan-bantuan kepada swasta.
5. Memberikan kedudukan hukum (rechtstatus) kepada seseoran sesuai dengan
keinginannya, sehingga orang tersebut mempunyai hak dan kewajiban.
6. Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan swasta.
7. Bekerjasama dengan perusahaan lain dalam bentuk-bentuk yang ditentukan untuk
kepentingan umum.
8. Mengadakan perjanjian dengan warganegara berdasarkan hal-hal yang diatur
dalam hukum.
Tindakan pemerintah (bestuurshandeling) adalah tindakan atau perbuatan yang
dilakukan alat perlengkapan pemerintahan (bestuursorgaan) dalam rangka
menjalankan fungsi pemerintahan (bestuursfunctie). Tindakan yang dilakukan oleh
pemerintah ini ada yang merupakan Tindakan hukum (rechtshandeling) dan yang
berupa tindakan nyata (feitelijkehandeling). Tindakan hukum (rechtshandeling)
berdasarkan sifatnya merupakan tindakan yang dapat menimbulkan akibat hukum
(menciptakan hak dan kewajiban). Tindakan hukum pemerintahan adalah tindakan
yang diambil oleh badan atau pejabat tata usaha negara dalam melaksanakan urusan
pemerintahan (Herman, 2015: 46).

B. Unsur-Unsur Tindakan Hukum Pemerintahan


Menurut Syahrial, tindakan pemerintah memiliki unsur-unsur, yaitu:
1. Perbuatan tersebut dilakukan oleh aparat pemerintah dalam kedudukannya sebagai
penguasa maupun sebagai alat perlengkapan pemerintahan (bestuurs-organen)
dengan prakarsa dan tanggung jawab sendiri;
2. Perbuatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan;
3. Perbuatan tersebut dimaksudkan sebagai sarana untuk menimbulkan akibat hukum
pada bidang hukum administrasi;
4. Perbuatan yang bersangkutan dilakukan dalam rangka pemeliharaan kepentingan
negara dan rakyat.

Menurut Sadjijono, tindakan hukum pemerintah memiliki unsur-unsur, sebagai


berikut.
1. tindakan tersebut dilakukan oleh aparatur pemerintah dalam kedudukannya
sebagai penguasa maupun sebagai alat perlengkapan pemerintahan
(bestuursorgaan);
2. tindakan dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan
(bestuursfunctie);
3. tindakan dimaksudkan sebagai sarana untuk menimbulkan akibat hukum
(rechtsgevolgen) di bidang hukum administrasi;
4. tindakan yang dilakukan dalam rangka pemeliharaan kepentingan umum;
5. tindakan dilakukan berdasarkan norma wewenang pemerintah;
6. tindakan tersebut berorientasi pada tujuan tertentu berdasarkan hukum ((Herman,
2015: 48).

C. Bentuk-Bentuk Perbuatan Hukum Tata Pemerintahan


Prajudi Admosudirdjo membagi perbuatan hukum administrasi negara menjadi
sebagai berikut.
1. Penetapan (beschikking, administrative discretion), yaitu perbuatan sepihak yang
dilakukan oleh pejabat atau instansi penguasa (negara) yang berwenang khusus
untuk itu. Perbuatan hukum tersebut harus sepihak (eenzijdig) dan harus bersifat
administrasi negara. Artinya, realisasi dari suatu kehendak atau ketentuan undang-
undang secara nyata kasual, individual.
2. Rencana (plan), yaitu salah satu bentuk baru dari perbuatan hukum administrasi
negara yang menciptakan hubungan hukum (yang mengikat) penguasa dan warga
masyarakat.
3. Norma jabaran (concrete normgeving), yaitu perbuatan hukum (rechtshandeling)
dari penguasa administrasi negara untuk membuat ketentuan undang-undang yang
mempunyai isi konkret, praktis, dan dapat diterapkan menurut keadaan waktu dan
tempat.
4. Legislasi semu (pseudo-wetgeving), yaitu penciptaan dari aturan hukum oleh
pejabat administrasi negara yang berwenang sebagai garis pedoman (richtlijnen)
pelaksanaan policy (kebijaksanaan suatu ketentuan undang-undang) yang
dipublikasikan secara luas (Anggara, 2018: 241).

Macam-Macam Perbuatan pemerintah dapat digolongkan dalam dua macam,


yaitu:
1. Perbuatan pemerintah berdasarkan fakta ( Fiete Logtie Handilugen ) atau tidak
berdasarkan hukum adalah tindakan penguasa yang tidak mempunyai akibat
hukum, misalnya Walikota mengundang masyarakat untuk menghadiri 17 agustus,
Presiden menghimbau masyarakat untuk hidup sederhana dan lain-lain.
2. Perbuatan pemerintah berdasarkan hukum ( Recht Handilugen ) adalah tindakan
penguasa yang mempunyai akibat hukum, ini dapat digolongkan dalam dua
golongan, yaitu :
a. Perbuatan pemerintah dalam lapangaan hukum privat, dimana penguasa
mengadakan hubungan hukum berdasarkan hukum privat. Menurut Prof.
Krobbe Kranenburg, Vegtig, Donner dan Hassh, bahwa pejabat administrasi
Negara dalam menjalankan tugasnya dalam hal-hal tertentu dapat
menggunakan hukum privat, umpanya perbuatan sewa-menyewa, jual-beli
tanah dan perjanjian-perjanjian lainnya.
b. Perbuatan pemerintah dalam lapangan Hukum Publik Perbuatan hukum dalam
lapangan Hukum Publik ada dua macam, yaitu :
1) Perbuatan Hukum Publik bersegi dua, yaitu adanya dua kehendak/
kemauan yang terikat, misalnya dalam perjanjian/ kontrak kerja. Mengenai
hal ini ada beberapa sarjana yang menentangadanya prbuatan hukum
bersegi dua missal Meijers Cs mengatakan bahwa tidak ada persesuaian
kehendak antara para pihak.
2) Perbuatan Hukum Publik bersegi satu, yaitu perbuatan yang dilakukan atas
kehendak dari satu pihak yaitu perbuatan dari pemerintah itu sendiri
(Munaf, 2016: 77).

Tindakan hukum pemerintah ada yang berdasarkan hukum publik (Stroink),


dan berdasarkan hukum privat. Tindakan berdasarkan hukum publik
(publiekrechttelijke handeling) merupakan tindakan pemerintahan yang didasarkan
pada hukum publik (bersifat hukum administratif dan memiliki akibat hukum
administratif). Tindakan hukum publik ada yang bersifat sepihak (eenzijdig
publiekrechtelijke handeling), dan yang bersifat dua pihak atau lebih (meerzijdik
publiekrechtelijke handeling). Tindakan hukum publik yang bersifat sepihak (bersegi
satu) yang dilakukan oleh alat-alat perlengkapan pemerintah ini disebut beschiking",
yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan istilah ketetapan atau keputusan",
sedangkan tindakan hukum publik yang bersegi dua atau lebih, misalnya perjanjian
kontrak kerja dengan pemerintah, atau "kortverband contract' (perjanjian kerja yang
berlaku selama jangka pendek, yang dilakukan antara swasta dengan pemerintah).
Tindakan hukum publik yang bersegi satu maupun bersegi dua dapat
dikatagorikan menjadi tiga bagian, yakni:
1. Tindakan membuat keputusan (beschikking); Tindakan hukum publik yang
bersifat sepihak (bersegi satu) dapat dibedakan menjadi tiga, yakni:
a. Sepihak - konkrit - individual;
b. Sepihak - konkret - umum; dan
c. Lebih dari satu jabatan tata usaha negara - konkrit -umum.
2. Tindakan membuat peraturan (regeling), dan
Tindakan hukum pemerintah bidang hukum publik ini yang juga bersifat
sepihak (bersegi satu) dan peraturan yang dikeluarkan bersifat umum-abstrak.
Tindakan hukum dapat berbentuk peraturan pemerintah, peraturan presiden,
peraturan menteri, peraturan gubernur dan lain-lain.
3. Tindakan materiil (materiele daad). Tindakan yang dilakukan dalam bentuk
tindakan materiil dilakukan untuk kepentingan umum yang melibatkan dua pihak
atau lebih, yakni pemerintah dan sipil (swasta) maupun pihak-pihak lain.
Tindakan hukum publik ini, misalnya membuat perjanjian kerja.
Tindakan pemerintah yang berbentuk hukum privat merupakan tindakan
pemerintah dalam kedudukannya bukan sebagai pemerintah. Tindakan ini sebagai
wakil dari badan hukum (lichaam) dan bukan tugas untuk kepentingaan umum,
sehingga tindakannya didasarkan pada ketentuan hukum privat (keperdataan). Apabila
pemerintah bertindak dalam kualitasnya sebagai pemerintah, maka hukum publiklah
yang berlaku dan apabila bertindak tidak dalam kualitasnya sebagai pemerintah, maka
hukum privatlah yang berlaku (Munaf, 2016: 79).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perbuatan atau tindakan pemerintah merupakan tiap-tiap tindakan atau
perbuatan dari suatu alat administrasi negara (bestuur organ), melingkupi juga
perbuatan ataupun hal-hal yang berada di luar lapangan hukum administrasi negara,
misalnya keamanan, peradilan dan yang lainnya.
Menurut Syahrial, tindakan pemerintah memiliki unsur-unsur, yaitu; perbuatan
dilakukan oleh aparat pemerintah, menjalankan fungsi pemerintahan, sarana untuk
menimbulkan akibat hukum, serta pemeliharaan kepentingan negara dan rakyat.
Prajudi Admosudirdjo membagi perbuatan hukum administrasi negara
menjadi: penetapan, rencana, norma jabaran dan legislasi semu. Pendapat lain juga
mengemukakan bentuk-bentuk perbuatan hukum tata pemerintahan menjadi
Perbuatan pemerintah berdasarkan fakta dan Perbuatan pemerintah berdasarkan
hukum. Tindakan hukum pemerintah ada yang berdasarkan hukum publik (Stroink),
dan berdasarkan hukum privat.

B. Saran
Diatas sudah mengetahui bentuk-bentuk perbuatan hukum tata pemerintahan.
Diharapkan para alat pemerintahan dan pemerintahan itu sendiri melaksanakan
perbuatan-perbuatan atau wewenang dan tugasnya denga sebaik-baiknya. Maka dari
itu, setiap perbuatan harus diteruskan kepada hukum yang berlaku agar membantu
berjalannya tanggungjawabnya tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Anggara, Sahya. (2018). Hukum Administrasi Negara. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Herman. (2015). Perlindungan Hukum Warga Negara terhadap Tindakan Pemerintah dalam
membuat Keputusan Administrasi Negara. Jurnal Komunikasi Hukum, 1(1), 43-54.
Munaf, Yusri. (2016). Hukum Administrasi Negara. Riau: Marpoyan Tujuh Publishing.

Anda mungkin juga menyukai