OLEH:
NAMA: RISNAWATI
NIM: 1821051
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur hanya untuk Allah SWT. yang telah melimpahkan karunia-Nya
kepada umat manusia, khususnya kepada penulis dalam bentuk yang mengagumkan.
Karena kuasa-Nya pula penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hukum
Tata Pemerintahan”
Sebagai manusia, penulis juga tentunya tidak lepas dari salah dan khilaf. Begitu
juga penjelasan yang ditulis pada buku ini, penulis meminta maaf apabila di dalamnya
terdapat kesalahan yang tidak disengaja. Oleh karena itu, penulis terbuka terhadap saran
dan kritik yang membangun dari siapapun, yang akan menjadi catatan untuk memperbaiki
makalah ini agar mendekati kesempurnaan. Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat
bagi penulis sendiri dan para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
A. Kesimpulan ................................................................................ 14
B. Saran .......................................................................................... 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia adalah negara hukum. Dalam pegaulan hukum dimasyarakat,
pemerintah dapat menempatkan dirinya sebagai subjek hukum yang mlakukan
hubungan hukun dengan warga negara yang baik didalam hukum publik maupun
hukum privat. Kedudukan pemerintah dalam hukm privat adalah sebagai wakil
dari badan hukum publik sedangkan kedudukan hukum pemerintah berdasarkan
hukum publik adalah sebagai wakil dari jabatan pemerintahan.
Negara indonesia adalah negara hukum yang bertujuan mewujudkan tata
kehidupan negara dan bangsa yang sejahtera,aman,tentram,serta tertib. Dalam
usaha mewujudkan tujuan diatas sesuai dengan sistem pemerintahan negara yang
dianut dalam UUD 1945, melalui aparatnya, pemerintah harus berperan aktif dan
positif.
Negara merupakan organisasi tertinggi diantara satu atau beberapa
kelompok masyarakat yang mempunyai cita untuk bersatu hidup dalam daerah
tertentu dan mempunyai pemrintahan yang berdaulat. Hukum yang mengatur
antara pemerintah dengan negara adalah hukum administrasi negara dan hukum
perdata,tergantung sifat dan kedudukan pemerintah dalam melakukan tindakan
hukum. Dalam pemerintah yang baik diharapkantercapai perbaikan disegala,
bidang terutama dalam bidang pemrintahan. Pemerintah dalam menjalankan
pemerintahannya harus bertindak secara tepat dan cermat.pemerintah juga harus
berhati-hati dalam mengeluarkan keputusan atau dalam membuat peraturan.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian hukum tata ilmu pemerintahan?
2. Apa saja sumber hukum tata ilmu pemerintahan?
3. Bagaimana susunan pemerintahan indonesia?
4. Apa pengertian Keputusan Tata Usaha Negara?
5. Bagaimana perbuatan pemerintah?
6. Apa saja tantangan dan masa depan hukum tata pemerintahan?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengahui pengertian hukum tata ilmu pemerintahan
2. Untuk mengetahui sumber hukum tata ilmu pemerintahan
3. Untuk mengetahui susunan pemerintahan indonesia
4. Untuk mengetahui pengertian Keputusan Tata Usaha Negara
5. Untuk mengetahui perbuatan pemerintah
6. Untuk mengetahui tantangan dan masa depan hukum tata pemerintan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. HAN mempunyai pengertian yang luas, sehingga sebagai salah satu cabang dari
ilmu hukum yang memungkinkan untuk dikembangkan untuk dikembangkan
lagi.
2. Memudahkan dan mempercepat pengenalan dan atau penerimaan umum terhadap
keberadaan disiplin ilmu.
3
negara saat menjalankan kekuasaannya (bergerak). Hukum tata pemerintahan
adalah hukum yang mengatur fungsi dan aktivitas- aktivitas dari para
pemerintahan. Dalam suatu negara untuk menegakkan pemerintahan negara
secara nyata.
Sumber hukum adalah Tempat darimana asal-muasal suatu nilai atau norma
tertentu berasal, sebagai asas hukum/sebagai sesuatu yang merupakan
permualaan hukum, menunjukan hukum terdahulu yang memberikan bahan-
bahan kepada hukum yang sekarang berlaku, sebagai sumber terjadinya hukum,
sebagai sumber darimana kita mengenal hukum.
4
permusyawaratan dan perwakilan, serta dengan Keadilan Sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia dan (ii) batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945.
5
Ada 2 faktor penting yang dapat menjadi sumber hukum secara filosofis :
Sumber hukum formiil, yaitu berbagai bentuk aturan hukum yang ada atau
yang sudah dibentuk melalui proses-proses tertentu, sehingga sumber hukum tadi
menjadi berlaku umum dan ditaati berlakunya oleh umum. Ada beberapa sumber
hukum formil Hukum Tata Pemerintahan:
6
Di dalam rangka melaksanakan tugasnya alat Administrasi Negara
menghasilkan atau mengeluarkan keputusan-keputusan/ketetapan-ketetapan guna
menyelesaikan suatu masalah konkrit yang terjadi berdasarkan peraturan hukum
(Undang-undang dalam arti yang luas atau Undang-undang dalam arti materiil)
yang abstrak sifatnya. Keputusan- keputusan alat Administrasi Negara ini sering
dikenal dengan istilah beschikking atau UU Peradilan Tata Usaha Negara
menyebutnya dengan istilah Keputusan Tata Usaha Negara. Di dalam
mengeluarkan keputusan-keputusan/ketetapan-ketetapan inilah timbul praktek
administrasi negara yang melahirkan Hukum Administrasi Negara kebiasaan atau
HAN yang tidak tertulis.
7
masyarakat dan keputusan hakim yang terdahulu, apabila ia bertugas
menyelesaikan permasalahan yang belum da peraturan perundangundangannya.
Doktrin dapat dipakai sebagai sumber hukum formil HAN, adalah karena
doktrin/pendapat para ahli tersebut dapat melahirkan teoriteori baru dalam
lapangan HAN, yang kemudian dapat mendorong atau menimbulkan kaidah-
kaidah HAN. Doktrin sebagai sumber hukum formil HAN, berlainan dengan
sumber-sumber hukum yang lain karena doktrin ini diakui sebagai sumber hukum
formil HAN memerlukan waktu yang lama dan proses yang panjang. Doktrin
atau pendapat para ahli HAN, baru dapat dipakai sebagai sumber hukum HAN
apabila doktrin tersebut sudah diakui oleh umum.
e. Traktat
1. Badan Eksekutif
8
sebuah lembaga kenegaraan Indonesia yang bertugas sebagai eksekutor atau
pelaksana undang-undang yang dibuat legislatif. Eksekutif terdiri dari kepala
pemerintah yaitu Presiden dan Wakil Presiden. Presiden memiliki kekuasaan
untuk menjalankan pemerintahan. Presiden mempunyai kedudukan sebagai
kepala pemerintahan dan sekaligus sebagai kepala negara . Presiden berhak
mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) kepada DPR dan menetapkan
peraturan pemerintah. Di daerah kota/kabupaten lembaga eksekutif ialah
Gubernur dan Wagub,Bupati dan Wabup yang memiliki tugas yang sama.
a. Pemerintah Pusat
Dalam pemerintah pusat ada kepala pemerintah yaitu presiden dan wakil
presiden: Wewenang, kewajiban, dan hak presiden antara lain :
9
a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan kebijakan yang
telah ditetapkan bersama dengan DPRD Kabupaten
b. Mengajukan rancangan Peraturan Daerah (perda)
c. Menetapkan perda yang telah mendapatkan persetujuan dari DPRD Kabupaten
d. Menyusun serta mengajukan rancangan perda terkait dengan APBD kepada
DPRD guna dilakukan pembahasan dan ditetapkan
e. Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah
2. Badan legislatif
10
dalam rumusan pasal 20 ayat (1) yang baru yang menyatakan: “Dewan
Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk Undang-Undang”.
Selanjutnya dinyatakan: “setiap rancangan Undang-Undang dibahas oleh DPR
dan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama. Rancangan Undang- Undang
itu tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan DPR masa itu”. Kemudian
dinyatakan pula” Presiden mengesahkan rancangan Undang-Undang yang telah
mendapat disetujui bersama untuk menjadi Undang-Undang” (ayat 4), dan
“dalam hal rancangan Undang-Undang yang telah disetujui bersama tersebut
tidak disahkan oleh Presiden dalam waktu 30 hari semenjak rancangan Undang-
Undang tersebut disetujui, rancangan Undang- Undang tersebut sah menjadi
Undang-Undang dan wajib diundangkan”.
3. Badan Yudikatif
Keputusan tata usaha negara pertama kali diperkenalkan oleh seorang sarjana
jerman, Otto Meyer, dengan istilah verwaltungsakt. Istilah ini diperkenalkan di
negeri Belanda dengan nama beshikking oleh van Vollenhoven dan C.W. van
Wijk/ Willem Konijnenbelt, dan lain-lain, dianggap sebagai “ de vader van het
moderne beschikkingsbegrip” (bapak dari konsep beshikking yang modern).17
11
Di Indonesia istilah beschikking diperkenalkaan pertama kali oleh WF. Prins.
Istilah beschikking ini ada yang menerjemahkannya dengan ketetapan, seperti E.
Utrecht, Bagir Manan, Sjachran basah, dan lain-lain, dan dengan keputusan
deperti WF. Prins, Philipus M. Hadjon, SF. Marbun, dan lain-lain. Djenal Hoesen
dan Muchsan mengatakan bahwa penggunaan istilah keputusan baarang kali akan
lebih tepat untuk menghindari kesimpangsiuran pengertian dengan istilah
ketetapan. Menurutnya, di Indonesia istilah ketetapan sudah memiliki pengertian
teknis yuridis, yaitu sebagai ketatapan MPR yang berlaku ke luar dan kedalam.
Seiring dengan UU No. 12 Tahun 20111 tentang Pembentukan Perundang-
undangan, istilah beschikking itu diterjemahkan dengan keputusan.
E. PERBUATAN PEMERINTAH
Menurut Wirjono Prodjodikoro, pemerintah dapat dibagi dalam arti luas dan
dalam arti sempit:
Pemerintah dalam arti luas meliputi seluruh fungsi kegiatan kenegaraan yaitu
lembaga-lembaga kenegaraan yang diatur secara langsung oleh UUD 1945
maupun lembaga-lembaga yang diatur oleh Undang-Undang. Dengan kata lain,
segala urusan yang dilakukan oleh Negara dalam rangka penyelenggaraan
kesejahteraan rakyat dan kepentingan Negara,
Sedangkan pemerintah dalam arti sempit adalah Presiden/eksekutif dan
pemerinth arti sempit adalah menjalankan tugas eksekutif saja
12
Permasalahan yang semakin komplek (multi dimensi)
Perubahan yang semakin cepat (regulasi, kebijakan dan aksi reaksi
masyarakat.
Ketidakpastian yang relatif tinggi (bencana alam yang silih berganti, situasi
ekonomi yang tak mudah diprediksi dan perkembangan politik yang “up and
down”
1. Alasan Perlunya Pemerintahan Daerah Di Indonesia
Alasan Sejarah
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Indonesia adalah negara hukum mengatur subjek hukum untuk
melakukan atau tidak. Hal ini berarti hukum adalah pedoman perilaku bagi
subjek hukum. Pemerintah,pemerintah daerah,dan masyarakat sebagai subjek
hukum harus terintegrasi dengan baik. Pluralisme peraturan menjadi salah satu
faktor terjadinya tumpang tindih antar peraturan, yaitu suatu hal yang sama tidak
saling mendukung atau bertentangan.
Pertentangan antar peraturan ini dapat mengakibatkan terjadinya
ketidakpastian hukum, sedangkan untuk dapat mewujudkan perlindungan
terhadap hak atas pendidikan diperlukan hukum yang pasti. Sehingga peraturan
yang mengatur suatu hal yang sama harus selaras dan serasi atau harmonis
hukum. Harmonisasi hukum nasional diperlukan dalam rangka mengintegrasikan
bebagai peraturan yang mengatur suatu hal yang sama demi terciptanya kepastian
hukum.
B. Saran
Diharapkan pemerintah dan pemerintah daerah dalam melaksanakan
tugas dan wewenangnya melakukan harmonisasi hukum nasional khususnya pada
tahap perencanaan atau perancangan suatu peraturan guna menghindari
ketidakharmonisan peraturan UU agar hak atas pendidikan mendapatkan
perlindungan melalui hukum yang pasti.
14
DAFTAR PUSTAKA
2010), hlm. 69
Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudijo, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2014), Hlm. 73-74.
Prof. Dr. Aminuddin Ilmar, S.H., M.H, Hukum Tata Pemerintahan, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2016), Hlm. 27
Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara (Jakarta: Rajawali
Pers, 2010), hlm. 121-122
Prof. Miriam Budiarjdo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama:
2008), Hlm. 295
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 139.
15