Disusun oleh
Nama: FEBRIANISAH
Nim. : 11920421373
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah nya sehingga ananda dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Peraturan Daerah Dalam Konsep Negara Hukum dan Permasalahannya” ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada “Hukum Administrasi Pemerintah Daerah”. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang materi ilmu kalam yang akan
Saya mengucapkan terima kasih kepada orang yang telah membantu tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................3
C. Tujuan..........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
A. Kesimpulan................................................................................................13
B. Saran..........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pasal 1 ayat (3) yang menyatakan bahwa “Negara Indonesia adalah negara
hanya dapat dijalankan berdasarkan hukum dan peraturan yang telah dibentuk
berdasarkan hukum.
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta disusun mulai dari tingkat pusat
terdiri atas:
1
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
d. Peraturan Pemerintah
e. Peraturan Presiden
baik itu peraturan daerah provinsi maupun peraturan daerah kabupaten serta
pengaturan materi muatan yang berulang diatur kembali dalam peraturan daerah,
baik itu peraturan daerah provinsi maupun peraturan daerah kabupaten setelah
2
sebelumnya sudah diatur dengan rinci dalam peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi, serta pembentukan peraturan daerah yang tidak didasarkan oleh
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
Pembangunan
1
Fadhilah Yustisiaty Umar,S.H Perancang peraturan perundangan-undangan Ahli Pertama
3
BAB II
PEMBASAHAN
“Negara Indonesia adalah Negara Hukum.” Dalam konsep Negara Hukum itu,
kenegaraan adalah hukum, bukan politik ataupun ekonomi. Karena itu, digunakan
dalam bahasa Inggris untuk menyebut prinsip Negara Hukum adalah “the rule of
law, not of man”. Yang disebut pemerintahan pada pokoknya adalah hukum
sebagai sistem, bukan orang per orang yang hanya bertindak. Negara hukum ialah
bahwa tidak ada satu pun yang berada di atas hukum dan hukumlah yang
bukan titah kepala negara. Negara dan lembaga-lembaga lain dalam bertindak
apapun harus dilandasi oleh hukum dan dapat dipertanggung jawabkan secara
berdasarkan hukum maka pemerintahan negara itu harus berdasar atas undang-
sebagai sarana pemersatu bangsa. Hubungan antar warga negara dengan negara,
berada pada satu sistem aturan yang disepakati dan dijunjung tinggi.
4
Menurut Julius Stahl, konsep Negara Hukum atau rechtsstaat mencakup empat
2. Pembagian kekuasaan.
mempengaruhi tindakan-tindakan.
5
Cita Negara Hukum Indonesia
1. Supremasi Hukum
4. Pembatasan Kekuasaan
abadi dan keadilan sosial. Negara Hukum berfungsi sebagai sarana untuk
6
12. Transparansi dan Kontrol Sosial, adanya transparansi dan kontrol sosial
13. Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa Khusus mengenai cita Negara Hukum
67 persen merupakan perda terkait pajak retribusi, disusul perda terkait perijinan
2
https://m.kumparan.com/cessnaya-shafa/negara-hukum-indonesia-1uoh2EdB6MQ
7
lain-lain seperti KTR, non pungutan, TJSL dan pertambangan sebanyak 13
persen.
Dari kajian terhadap 347 perda tersebut telah disimpulkan lima persoalan
Pertama, pada proses penyusunan perda sangat minim partisipasi publik sehingga
Kedua, permasalahan pada aspek yuridis, substansi, prinsip dan nilai tambah dari
konten atau muatan perda-perda tersebut. Hal tersebut sangat tampak dari perda-
perda yang kontradiktif atau bertentangan dengan regulasi pemerintah pusat atau
peraturan diatasnya.
terhadap ekonomi daerah dan bahkan implikasi perda bermasalah justru dijadikan
belum ada regulasi yang ditetapkan pemerintah pusat untuk me-review rancangan
8
tidak menyasar kepada kebutuhan masyarakat di daerah. Ketidakharmonisan
tersebut biasa terjadi karena adanya konflik kepentingan antara legislatif dan
eksekutif.
sejalan dengan kepentingan nasional. Namun di sisi lain, banyaknya Perda yang
terutama perda yang berkaitan dengan fiskal daerah, seperti Ranperda APBD,
pajak, retribusi dan yang mengatur soal tata ruang (Pasal 245). Selain itu, pada
Pasal 251 (1) dijelaskan bahwa perda provinsi dan peraturan gubernur yang
kepentingan umum, dan atau kesusilaan dibatalkan oleh menteri. ada satu hal yang
9
C. Mengatasi Peraturan Daerah Bermasalah
melaksanakan otonomi daerah. Namun, fakta yang kasatmata ialah tidak sedikit
negara kesatuan. Perda pun menjadi bagian dari persoalan serius di daerah. Ironis,
kelahiran perda itu dibidani DPRD dan kepala daerah yang dipilih secara langsung
mengganggu iklim investasi. Persoalan yang jauh lebih serius ialah banyak pula
Kekuasaan pemerintah pusat untuk membatalkan perda, yang selama ini ada
tidak perlu meratapi putusan Mahkamah Konstitusi yang bersifat final dan
mengikat. Mereka juga bisa kewalahan jika setiap saat harus mengajukan gugatan
ke Mahkamah Agung atas perda bermasalah yang terus beranak pinak. Sudah
10
saatnya Kemendagri menyiapkan jurus paling ampuh tanpa melawan hukum.
Jurus jitu yang disiapkan Kemendagri ialah tidak memberikan nomor registrasi
pada perda yang dinilai bermasalah. Meski demikian, jurus yang masuk ketegori
penindakan itu hendaknya digunakan secara selektif, sebagai pilihan terakhir. Jauh
terkait dengan penyusunan rancangan perda. Jujur diakui bahwa salah satu
berupa sistem peraturan daerah elektronik (perda-e). Pemda termasuk DPRD bisa
dengan daerah sehingga terbuka ruang diskusi selebar-lebarnya. Bila perlu, ada
adu argumentasi sehingga perda yang dihasilkan tetap proinvestasi dan utamanya
sekaligus pedoman yuridis bagi pemda dalam menjalankan roda pemerintahan dan
11
Sebagai pedoman yuridis, keberadaan perda itu hendaknya tidak melawan akal
sehat alias bisa diterima semua pihak. Sebuah perda bisa diterima akal sehat jika,
ada. Kedua, perda tak sekadar menjadi payung hukum untuk menguras uang
rakyat atas nama peningkatan pendapatan asli daerah. Apalagi jika peningkatan
daerah.4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
4
https://m.mediaindonesia.com/editorials/detail_editorials/1210-jurus-jitu-atasi-perda-
bermasalah
12
Dalam konsep Negara Hukum itu, diidealkan bahwa yang harus
politik ataupun ekonomi. Karena itu, digunakan dalam bahasa Inggris untuk
menyebut prinsip Negara Hukum adalah “the rule of law, not of man”. Yang
disebut pemerintahan pada pokoknya adalah hukum sebagai sistem, bukan orang
tambah dari konten atau muatan perda-perda tersebut. Hal tersebut sangat
karena belum ada regulasi yang ditetapkan pemerintah pusat untuk me-
13
kewenangan pembatalan hanya dapat dilakukan oleh Mahkamah Agung
(MA).
B. Saran
adanya tulisan ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kita,semoga
bermanfaat bagi para pembaca dan sudilah memberi motivasi, kritik, saran yang
DAFTAR PUSTAKA
Pertama
14
https://bogor-kita.com/5-penyebab-perda-bermasalah/
https://m.mediaindonesia.com/editorials/detail_editorials/1210-jurus-jitu-atasi-
perda-bermasalah
15