Anda di halaman 1dari 24

TUGAS MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

NEGARA HUKUM DAN SISTEM PEMERINTAHAN

DISUSUN OLEH:

MUHAMMAD ALWI NPM. 228110029

KELAS 1F

PROGRAM STUDI ILMU PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur Saya panjatkan kehadirat-Nya atas rahmat dan karunia-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul “NEGARA
HUKUM DAN SISTEM PEMERINTAHAN” ini membahas mengenai bagaimana
negara hukum berjalan dan bagaimana sistem pemerintahannya. Dalam penulisan
makalah ini Saya banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan
makalah ini, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dalam waktu yang tepat.
Dengan makalah ini kami berharap dapat memberikan informasi kepada para
pembaca mengenai negara hukum dan sistem pemerintahan yang berlaku. Makalah ini
diharapkan bisa menambah wawasan bagi pembaca dan bagi yang masih peduli dengan
negara dan ingin mengetahui bagaimana sistem pemerintahannya. Saya sadar bahwa
dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Hal itu di karenakan keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan saya. Oleh karena itu, Saya sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita.
Akhir kata, Saya mohon maaf apabila dalam penulisan makalah in terdapat
banyak kesalahan.

Pekanbaru, Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ...................................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................. 2
1.3 TUJUAN .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 3
2.1 Definisi negara ................................................................................................. 3
2.2 Hakikat Negara ................................................................................................ 8
2.3 Timbulnya Negara .......................................................................................... 10
2.4 Definisi Sistem............................................................................................... 12
2.5 Definisi pemerintahan .................................................................................... 14
2.6 Definisi Sistem Pemerintahan ......................................................................... 15
2.7 Jenis-jenis sistem pemerintahan ...................................................................... 17
BAB III PENUTUP................................................................................................. 20
3.1 kesimpulan ..................................................................................................... 21
3.2 Saran .............................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 22

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Negara Indonesia dikenal sebagai Negara Hukum. Hal ini ditegaskan


pula dalam UUD 1945 Pasal 1 ayat (3) yaitu “Negara Indonesia adalah negara
hukum”. Negara hukum merupakan dasar Negara dan pandangan hidup setiap
warga Negara Indonesia, serta Pancasila merupakan sumber dari semua tertib
hukum yang berlaku di Negara Indonesia.

Negara hukum, menempatkan hukum pada posisi tertinggi, kekuasaan


harus tunduk pada hukum bukan hukum tunduk pada kekuasaan, bila hukum
tunduk pada kekuasaan, maka kekuasaan dapat membatalkan hukum, dengan
kata lain hukum dijadikan alat untuk membenarkan kekuasaan. Hukum harus
menjadi “tujuan” untuk melindungi kepentingan rakyat. Kedudukan penguasa
dengan rakyat di mata hukum adalah sama. Bedanya hanyalah fungsinya,
yakni pemerintah berfungsi mengatur dan rakyat yang diatur. Baik yang
mengatur maupun yang diatur pedomannya satu, yaitu undang-undang. Bila
tidak ada persamaan hukum, maka orang yang mempunyai kekuasaan akan
merasa kebal hukum.

Negara hukum (rechtstaat) berbeda dengan Negara Anglo Saxon


(machtstaat). Negara Anglo Saxon tidak mengenal Negara hukum atau
rechtstaat, tetapi mengenal atau menganut apa yang disebut dengan “The Rule
Of The Law” atau pemerintahan oleh hukum atau government of judiciary.

Dari perspektif yuridis normatif, hukum adalah perintah penguasa yang


dituangkan dalam bentuk Undang-Undang. Tidak ada hukum di luar undang-
undang dan pusat pertumbuhan hukum ada di dalam perundangundang-an.

Secara perspektif sosiologis empiris, hukum tidak dibentuk oleh


penguasa melainkan tumbuh dan berkembang sejalan dengan pertumbuhan
dan per-kembangan masyarakat.

Konsekuensi Negara Indonesia sebagai Negara hukum ialah adanya


lembaga peradilan. Lembaga ini merupakan syarat bagi suatu Negara yang
menamakan diri sebagai negara hukum atau negara yang berdasarkan atas
hukum. Kehadiran lembaga peradilan di alam merdeka ini tidak sekedar
1
menunjukkan bahwa model-model peradilan Hindia Belanda yang cenderung
memihak dan kurang objektif telah ditinggalkan, melainkan juga sebagai suatu
bukti bahwa Negara Indonesia telah memenuhi syarat sebagai negara yang
berdasarkan atas hukum, yakni dengan terbentuknya badan-badan peradilan
yang bebas dari campur tangan kekuasaan lain. Hadirnya lembaga peradilan
tersebut dimaksudkan untuk mengawasi dan melaksanakan aturanaturan
hukum atau Undang-undang Negara atau dengan kata lain menegakkan hukum
dan keadilan berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana definisi negara?

2. Bagaimana hakikat negara?

3. Bagaimana timbulnya negara?

4. Bagaimana definisi sistem?

5. Bagaimana definisi pemerintahan?

6. Bagaimana definisi sistem pemerintahan?

7. Bagaimana jenis-jenis sistem pemerintahan?

1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari makalah
ini adalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan definisi negara

2. Mendeskripsikan hakikat negara

3. Menjelaskan bagaimana timbulnya negara

4. Mendeskripsikan definisi sistem

5. Mendeskripsikan definisi pemerintahan

2
6. Menjelaskan definisi sistem pemerintahan

7. Mendeskripsikan jenis-jenis sistem pemerintahan

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi negara
Secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai dengan kondisi
masyarakat pada sat itu. Pada zaman Yunani kuno para ahli filsafat negara merumuskan

3
pengertian negara secara be-ragam. Aristoteles yang hidup pada tahun 384-322 S.M,
merumus-kan negara dalam bukunya Politica, yang disebutnya sebagai negara polis,
yang pada saat itu masih dipahami negara disebut sebagai negara hukum, yang di
dalamnya terdapat sejumlah warga negara yang ikut dalam permusyawaratan (ecclesia).
Oleh karena itu menurut Aristotles keadilan merupakan syarat mutlak bagi
terselenggaranya negara yang baik, demi terwujudnya cita-cita seluruh warganya.

Beberapa para ahli yang memberikan definisi tentang negara, di antaranya:

1.Menurut Socrates

Negara adalah organisasi yang mengatur hubungan orang-orang dalam suatu kota atau
polis (negara waktu itu).

2.Menurut Plato

Negara adalah suaru tubuh yang senantiasa tampak maju, berkembang.,sebagaimana


layaknya orang-orang (manusia).

3.Menurut Aristoteles

Negara adalah persekutuan dari keluarga dan desa guna memperoleh hidup yang
sebaik-baiknya.

4.Menurut Jean Bodin

Negara adalah suatu persekutan dari keluarga-keluarga dengan segala kepentingannya


yang dipimpin oleh akal dari suatu kuasa yang berdaulat.

5.Menurut Hugo de Groot

Negara adalah suatu persekutuan yang sempurna dari orang-orang yang merdeka
untuk memperoleh perlindungan hukum.

6.Menurut Bluntschli

Negara adalah suatu diri rakyat yang disusun dalam suatu organisasi politik di suatu
4
daerah tertentu.

7.Menurut Hans Kelsen

Negara adalah suatu susunan pergaulan hidup bersama dengan tata paksa.

8.Menurut Leon Duguit

Negara adalah kekuasaan orang-orang kuat yang memerintah orang-orang yang


lemah, dan kekuasaan orang-orang yang kuat tersebut diperoleh karena faktor politik.

9.Menurut Herman Finer

Negara adalah organisasi kewilayahan yang bergerak di bidang kemasyarakatan dan


kepentingan perseorangan dari segenap kehidupan yang multidimensional untuk
pengawasan pemerintahan dengan legalitas kekuasaan tertinggi.

10. Menurut Robert Mac Iver

Negara adalah gabungan antara suatu sistem kelembagaan dengan organisasinya


sendiri schingga bila membahas tentang negara, kita cenderung selalu mengartikan
lembaga dari suatu organisasi

penyelenggara.

11. Menurut Logemann

Negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang penuh kewibawaan.

12. Menurut Kranenburg

Negara adalah suatu sistem dari tugas-tugas mum dan organisasi, yang diatur dalam
usaha untuk mencapai tujuan yang juga menjadi tujuan rakyat yang diliputinya
schingga harus ada pemerintah yang berdaulat.

13. Menurut Thomas Hobbes

Negara adalah suatu tubuh yang dibuat oleh orang banyak beramai- ramai. Masing-
masing berjanji akan memakainya menjadi alat untuk keamanan dan perlindungan bai

5
mereka.

14. Menurut Georg Jellineck

Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang telah memiliki
tempt kediaman tertentu.

15. Menurut Jean Jacques Rousseau

Negara adalah perserikatan dari rakyat yang secara bersama-sama melindungi dan
mempertahankan hak masing-masing begitu juga harta benda anggota masyarakat
dengan tetap hidup secara bebas dan merdeka.

16. Menurut Karl Marx

Negara adalah suatu alat kekuasaan manusia untuk menindas kelas manusia lainnya.

17. Menuruit Bellefroid

Negara adalah suatu masyarakat persekutuan hukum yang menempati suatu wilayah
tertentu yang dilengkapi dengan kekuasaan tertinggi untuk urusan kepentingan umum.

18. Menurut Immanuel Kant

Negara adalah organisasi yang harus dijamin terlaksananya kepentingan umum, warga
negara di lingkungan hukum dalam batas norma yang telah ditetapkan undang-undang
sebagai kemauan bersama.

19. Menurut Bennecditus de Spinoza

Negara adalah organisasi bertugas menyelensgarakan perdamain, ketenteraman, dan


menghilangkan ketakutan warganya.

20. Menurut Roger H. Soltau

Negara adalah alar arau wewenang yang mengatur atau mengendalikan persoalan-
persoalan bersama atas nama masyarakat.

21. Menurut Harold I. Laski

6
Negara adalah suaru masyarakat yang dintegrasikan karena mempunyai wewenang
yang bersifat memaksa dan secara sah lebih agung daripada individu atau kelompok
yang merupakan bagian dari masyarakat.

22. Menurut Max Weber

Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan


kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah.

23. Menurut Miriam Budiardjo

Negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah olch sejumlah pejabat
yang berhasil menuntut warganya untuk tat pada peraturan perundang-undangan
melalui penguasaan monopolists dari kekuasaan yang sah.

24. Menurut Nasroen

Negara merupakan salah satu alat penting yang diadakan oleh manusia dan berada di
tangan manusia itu sendiri.

25. Menurut Djokosoetono

Negara adalah suatu organisasi manusia tau kumpulan manusia yang berada di bawah
suatu pemerintah yang sama.

26. Menurut Sunarko

Negara adalah suatu jenis organisasi masyarakat yang mengandung tiga kriteria, yaitu
daerah tertentu, warga negara tertentu, dan kekuasaan tertentu,

Dengan demikian, menurut penulis negara adalah suatu kelompok persekutuan,


alat organisasi kedaerahan, dan kewilayahan, yang memiliki sistem politik yang
melembaga dari rakyat, keluarga, desa, dan pemerintah yang lebih tinggi. Terdiri dari
orang-orang yang kuat memiliki monopoli, kewibawaan, daular, hukum, dan
kepemimpinan yang bersifat memaksa

7
sehingga memperoleh keabsahan dari luar dan dalam neger. Selanjutnya, organisasi in
memiliki kewenangan untuk membuat rakyatnya tenteram, aman, teratur, terkendali,
dan melayani kesejahteraan dalam rangka mewujudkan cita-cita bersama. Ernest Renan
dalam pidatonya berjudul Qu 'est ce qu 'une nation (Apakah bangsa itu?)
mempertanyakan mengapa suatu bangsa terbentuk?

Apakah bangsa itu sebenarnya? Mengapa suatu bangsa mengagung. agungkan


sescorang yang memimpinnya seperti dewa? Mengapa suatu bangsa menyerbu bangsa
lain di satu pihak, sedangkan suatu bangsa dengan gigih mempertahankan tanah airnya
mati-matian tapa pamrih? Inilah memang cikal bakal suatu negara di dunia seperti
Yahudi, Tiongkok, Mesir,

Babylonia, Romawi, Arab, Athena, Sparta, Asyria, Persia, Spanyol, Prancis, dan Jerman
dewasa ini. Mereka silih berganti timbul tenggelam dan ada pula yang bertahan sampai
saat ini di muka bumi.

2.2 Hakikat Negara


Selayang pandang perlu kita lihat mengapa negara itu muncul. Bukankah negara
itu abstrak. Kira tidak pernah melihat negara Ingeris, Prancis, ataupun Indonesia, yang
kita lihat hanya benderanya, orangnya, lambangnya, atau merasakan ideologinya dan
mendengarkan lagu kebangsaannya, seta bahasa nasionalnva.

Teori tentang asal mula negara dibuat berdasarkan telaah atas peristiwa sejarah
suatu bangsa, kemudian diambil garis besarnya secara induktif. Negara adalah kckuatan
seta ikatan organisasi terbesar di dunia, bukan persatuan PBB, ASEAN, KTI, dan
berbagai kelompok lain yang dapat lebih mudah untuk bubar.

Untuk negaranya manusia rela berjuang mati-matian. Para olahragawan dan


olahragawati berjuang hanya untuk sekadar piala bagi negaranya. Para pahlawan
bercucuran darah untuk membela sejengkal tanah airnya, bahkan masyarakat bersedia
berjam-jam diterik matahari hanya untuk suatu pesta kemenangan negaranya.

8
Sebaliknya, hanya negaralah yang mempunyai wewenang untuk menindak
warganya bila melangar peraturan negara tersebut. Akhirnya, masyarakar rela dipungur
pajak dengan paksa, rela untuk dijatuhi hukuman termasuk hukuman mari sekalipun,
rela dikurung dalam penjara. Demi negara manusia menyerahkan hidup dan
kchidupannya schingga negara menjadi posisi kedua setelah menghormati Tuhan.

Pada mulanya negara bersifar sangar sederhana. Pemerintahan negara berjalan


secara tradisional karena masyarakatnya ikut serta secara langsung dalam kescluruhan
menentukan penyelenggaraan dan kebijaksanaan negara. Hal ini dapat dilakukan
karena nogara saat itu hanya sebatas satu kora dengan jumlah warga yang hanya sedikit,
kepentingan rakyat pun belum banyak, dan rumit seperti sekarang ini.

Situasi dan kondisi seperti inilah yang banyak ditulis oleh filosof kenegaraan
seperti Plato. Buku Plato yang paling terkenal berjudul Politea yang berarti negara.
Menurut Plato, negara adalah keinginan kerja sama antara manusia dalam rangka
memenuhi kepentingan bersama. Karena keseluruhan inilah kemudian kesatuan orang-
orang yang ada dalam satu negara itu disebut masyarakat, dan hanya masyarakat itulah
penduduk negara ketika itu, serelah kemudian baru dikunjungi oleh orang-orang dari
negara lain untuk berdagang dan bersilaturahmi.

Walaupun demikian, dalam kelompok masyarakat yang bagaimanapun kecilnya,


ada kelompok inti yang menjadi clit pemerintahan yang berkuasa di satu pihak disebut
pemerintah.Di pihak lain, ada kelompok yang lebih banyak jumlahnya adalah
masyarakat biasa yang diperintah. Walaupunpartisipasi mash mudah dibangkitkan
dalam kesibukan manusia schari-hari yang mash sederhana tersebut, tetapi tidak
seluruhnya masyarakat bersedia berkecimpung dalam bidang pengaturan dan
pengurusan negara.

Akibatnya, dalam satu negara tersebut muncul kelompok orang yang kuat
kedudukannya disatu pihak dan dilain pihak orang-orang yang lemahkedudukannya.
Jadi, negara selanjutnya menjadi alat bagi sekelompokmasyarakat yang kuat untuk
melakukan pengamanan dan penertiban.

9
Apabila kedudukan tersebut dipertahankan untuk waktu yang lama sehingga
diwariskan kepada anak-anaknya secara turunan maka lahirlah dimasti, yaitu orang-
orang kuat yang kemudian mendaulat dirinya menjadi kaum bangsawan yang berdarah
biru.

Apabila rasa kesukuan juga muncul dalam masyarakat yang lebih kecil lagi,
nantinya akan menimbulkan perpecahan dalam berbagai keluarga yang akan berakibat
munculnya klik-klik kecil yang egois, yang pada gilirannya melahirkan individualistik.
Oleh karena itu, slain membicarakan ideologi juga perlu dibahas keberadaan pelbagai
mazhab sebagai bagian lain dari kelompok cork berpikir manusia. Ideologi berakibar
pada ketiranian karena memaksakan kebersamaan, sedangkan individualistik berakibat
pada perpecahan. Keuntungannya ideologi berakibat persaruan dan kesatuan bangsa,
sedangkan individualistik menguntungkan pribadi karena lahir kepuasan perseorangan.

2.3 Timbulnya Negara


Banyak tori yang mengemukakan timbulnya suatu negara, sebagai berikut.

1. Teori Kenyataan

Teoriyangmenganggapbahwamemangsudahkenyataannyaberdasarkan syarat-syarat
tertentu negara itu dapat timbul.

2. Teori Ketuhanan

Teori yang menganggap bahwa memang sudah menjadi kehendak Tuhan Yang Maha
Kuasa suatu negara itu timbul.

3. Teori Perjanjian

Teori yang menganggap bahwa suatu negara itu terbentuk berdasarkan perjanjian
bersama antar orang-orang yang sepakat mendirikan suatu negara ataupun antara
orang-orang yang dijajah dengan penjajahnya.

4. Teori Penaklukan

10
'Teori yang menganggap bahwa negara itu timbul karena serombongan manusia
menundukkan serombongan yang lain sehingga negara berdiri atas dasar
pemberontakan, proklamasi, peleburan, maupun penguasaan

5. Teori Kekuatan

Teori vang menganggap batwa negara it timbul karena serombonga, manusia


mengalahkan rombongan manusia yang lain, rombongn, manusia yang lebih kuar ini
kemudian membuar hukum (might mata right). Dengan demikian, kekuatan menjadi
pembenaran dan raisen d'etrenya negara, tori kekuatan ini sama dengan reori
penaklukan.

6. Teori Patrilineal

Teori yang menganggap bahwa negara itu timbul karena dalam suaty kelompok
keluarga yang mash primitif pada mulanya. Misalnya, sang ayah sebagai pemimpin
keluarga memiliki kekuasaan kemudian penerusnya ditarik dari keturunan anak laki-
laki tertua ataupun berikutnya.

7. Teori Matrilineal

Yaitu teori yang menganggap bahwa negara itu timbul arena dalam suatu kelompok
keluarga yang masa primitif pada mulanya, walaupun kepemimpinan dapat saja
dijabat oleh seorang laki-laki araupun scorang wanita, namun pengganti diambil dari
garis keturunan ibu (wanita).

8. Teori Organis

Yaitu tori yang menganggap bahwa negara itu sebagai manusia, pemerintah dianggap
kepalanya, masyarakat dianggap sebagai dagingnya, undang-undang dianggap sebagai
tulangnya. Negara bagaikan manusia dapat lahir, tumbuh, berkembang, dan kemudian
mati karena bubar.

9. Teori Daluwarsa

Yaitu teori yang menganggap bahwa negara itu terbentuk karena memang sudah dari
11
dulunya ada sescorang yang memerintah, lalu dengan sendirinya seterusnya keturunan
yang bersangkutan diterima sebagai pemilik negara yang membudaya.

10. Teori Alamiah

Teori yang menganggap bahwa negara itu adalah ciptaan alam yang sudah terbentuk
dan berkembang secara alamiah, dengan batas-batas negara seperti sungai, hutan,
pantai, dan gurun pasir yang alami.

11. Teori Filosofis

Tori yang menganggap bahwa negara terbeneuk berdasarkan renungan akan arti
sebuah pemerintahan negara lalu diperhitungkan untuk selayaknya ada. Artinya,
keberadaan negara didasarkan pada pencarian kebenaran, kebaikan, dan keindahan
suatu pemerintahan yang tidak

lepas dari hakikat yang sesungguhnya negara itu.

12. Teori Historis

Teori yang menganggap bahwa negara itu memiliki lembaga sosial yang tidak dibuat
dengan sengaja, tetapi tumbuh secara evolusioner sesuai dengan kebutuhan situasi dan
kondisi rang dan waktu manusia.

Demikianlah beberapa tori tentang timbulnya suatu negara.Pendiri

negara sudah barang tentu dianggap pahlawan bagi negara tersebut tetapi

tidak menutup kemungkinan menjadi pengkhianat dan pemberontak bagi

negara lain yang merupakan musuhnya.

2.4 Definisi Sistem


Berikut in merupakan definisi sistem pemerintahan oleh para pakar.

1. Menurut Pamudji (1985)


12
Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks atau terorganisir,
suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu
kebulatan atau keseluruhan yang kompleks atau utuh.

2. Menurut Prajudi (1982)

Sistem adalah suatu jaringan daripada prosedur-prosedur yang berhubungan satu sama
lain menurut skema atau pola yang bulat untuk menggerakkan suatu fungsi yang
utama dari suatu usaha atau urusan.

3.Menurut Poerwadarminta (1989)

Sistem adalah sekelompok bagian-bagian (alat atau sebagainya) yang bekerja


bersama-sama untuk melakukan suatu maksud.

4.Menurut Sumantri (1987)

Sistem adalah sekelompok bagian-bagian yang bekerja bersama-sama untuk


melakukan suatu maksud, apabila salah satu bagian rusak atau tidak dapat
menjalankan tugasnya, maka maksud yang hendak dicapai tidak akan terpenuhi atau
setidak-tidaknya sistem yang sudah terwujud akan mendapat gangguan.

5.Menurut Musanef(1985)

Sistem adalah suatu sarana yang menguasai keadaan dan pekerjaan agar dalam
menjalankan tugas dapat teratur.

6.Menurut Henry Pratt Fairchild (1974)

System is an aggregate of related interest pr activities, there is the assumtion of an


organization of parts or phases in orderly arrangement.

7. Menurut Eric Kohler (1979)

Sister is a collection of objects pr events conforming to a plan, the plan it self.

Dari uraian di atas, dapar disimpulkan bahwa sistem adalah suatu rangkaian yang
terkait sat sama lain, anak rangkaian merupakan subsistem dari rangkaian yang lebih
13
besar. Rangkaian tersebut merupakan suatu keuruhan yang apabila salah saru
tergangeu akan berpengaruh pada bagian

yang lain.

2.5 Definisi pemerintahan


Secara etimologi pemerintah dapat diartikan sebagai berikut:

1.Perintah berarti melakukan pekerjaan menyuruh. Terdiri dari dua unsur, rakyat dan
pemerintah, yang keduanya ada hubungan.

2.Setelah ditambah awalan "pe-" menjadi pemerintah yang berarti badan atau
organisasi yang mengurus.

3.Setelah ditambah akhiran "-an" menjadi pemerintahan, yang berarti perbuatan, cara
atau perihal.

Di beberapa negara antara pemerintah dan pemerintahan tidak dibedakan. Misalnya,


Inggris menyebutnya "Government" Prancis menyebutnya '"Gouvernment" keduanya
berasal dari perkataan Latin -Gubernacalum" yang biasa sekarang kita sebut dengan
"Gubernur",. Dalam

bahasa Arab disebut dengan "Hukumar" di Amerika Serikat disebut dengan


"Administration", sedangkan mengartikan "Regering" sebagai penggunaan kekuasaan
negara oleh yang berwenang untuk menentukan keputusan dan kebijakan dalam
rangka mewujudkan tujuan negara, dan sebagai penguasa menetapkanperintah-
perintah. Jadi, "Regeren" digunakan untuk pemerintahan pada tingkat nasional,
sedangkan "Bestuur" diartikan sebagai kescluruhan badan pemerintah dan
kegiatannya yang langsung berhubungan dengan usaha mewujudkan kesejahteraan
rakyat.

Berikut ini berbagai pendefinisian tentang pemerintahan dan ilmu pemerintahan itu
sendiri, sebagai berikut.

14
1. Menurut D.GA. Van Poelje (1953)

De Bestuurkunde leert, hoe men de openbare dienst het beste inricht en leidt.
Maksudnya, ilmu pemerintahan mengajarkan bagaimana dinas umum disusun dan
dipimpin dengan sebaik-baiknya

2.Menurut U. Rosenthal (1978)

De Bestuurswetenschap is de wetenschap die zich witsluitend bezighoudt met de


studie van interneen externe werking van de structuren en prosessen.

(Ilmu pemerintahan adalah ilmu yang menggeluti studi tentang penunjukkan cara
kerja ke dalam dan ke luar struktur dan proses pemerintahan umum).

3.Menurut H. A. Brasz (1975)

De Bestuurswetenschap waaronder het verstaat de wetenschap die zich bezighoude


met de wijze waarop de openbare dients is ingericht en functioneert, intern en naar
buiten tegenover de burgers. (Ilmu pemerintahan diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang cara bagaimana lembapa pemerinrahan umum itu disusun dan
difungsika, secara baik ke dalam maupun ke luar terhadap warganya).

4.Menurut W.S Sayre (1960)

Goverment is best as the organized agency of the state, expressing and exercing its
authority. (Pemerintah dalam definisi terbaiknya adalan sebagai organisasi dari negara
yang memperliharkan dan menjalankan kekuasaannya).

2.6 Definisi Sistem Pemerintahan


Dalam perspektif ilmu ketatanegaraan mum (algemeine staatslehre)

15
yang dimaksud dengan sistem pemerintahan ialah sistem hukum ketatanegaraan, baik
yang berbentuk monarki maupun republik, yaitu mengenai hubungan antar pemerintah
dan badan yang mewakili rakyat. Ditambahkan Mahfud MD, sistem pemerintahan
dipahami sebagai sebuah sistem hubungan tata kerja antar lembaga-lembaga negara.
Senada dengan pendapat para ahli tersebut, Jimly Asshiddiqie mengemukakan, sistem
pemerintahan berkaitan dengan pengertian regeringsdaad, yaitu penyelenggaraan
pemerintahan oleh eksekutif dalam hubungannya dengan fungi legislatif. Artinya
sistem pemerintahan sendiri merupakan kesatuan ornamen pemerintahan yang di
dalamnya mencakup kegiatan-kegiatan dari masing-masing lembaga (baik legislatif,
yudikatif, maupun eksekutif) terkait hubungan kegiatan satu ke yang lainnya.
Sederhana nya sistem

pemerintahan merupakan pemerintahan yang terdiri dari sub-subsistem seperti presiden,


senator, legislator, dan lain sebagainya, yang satu dan lainnya berkoordinasi dan saling
bergandengan dalam upayanya mencapai cita-cita negara. Menurut Sarundajang (2012),
sistem pemerintahan adalah sebutan populer dari bentuk pemerintahan. Hal tersebut
didasari dari pemikiran bahwa bentuk negara adalah peninjauan secara sosiologis,
sedangkan secara yuridis disebut bentuk pemerintahan, yaitu sistem yang berlaku yang
menentukan bagaimana hubungan antara alat perlengkapan negara diatur oleh
konstitusinya. Karena itu bentuk pemerintahan sering dan lebih populer disebut sebagai
sistem pemerintahan. Lebih lanjut (Sarundajang,2012: 33) menghubungkan sistem
pemerintahan dengan Konsep sistem., yaitu sebagai suatu susunan atau tatanan berupa
suatu struktur yang terdiri

dari bagian-bagian atau komponen - komponen yang berkaitan satu sama lain secara
teratur dan terencana untuk mencapai tujuan. Apabila salah satu bagian tersebut
berfungsi melebihi wewenangnya tau kurang berfungsi, maka akan mempengaruhi
komponen yang lainnya. Oleh karena itu menurut (Sarundajang, 2012) sistem
pemerintahan dapat disebut sebagai

keseluruhan dari susunan atau tatanan yang teratur dari lembaga - lembaga negara yang

16
berkaitan satu dengan yang lainnya baik langsung ataupun tidak langsung menurut
suatu rencana atau pola untuk mencapai tujuan negara tersebut. Sistem pemerintahan
negara sendiri adalah sistem hubungan dan tata kerja antara lembaga-lembaga negara,
yakni eksekutif, legislatif, dan

yudikatif. Sistem pemerintahan berkaitan dengan mekanisme yang dilakukan


pemerintah dalam menjalankan tugasnya. Sistem pemerintahan ini pada era demokrasi
modern dapat dibagi dalam tiga Kelas, tergantung pada hubungan antara organ-organ
pemerintahan yang mewakili tiga fungsi

yang berbeda, yaitu: Pertama, pemerintahan rakyat melalui perwakilan dengan sistem
parlementer. Kedua, pemerintahan rakyat melalui perwakilan dengan sistem pemisahan
kekuasaan atau sistem presidensial. Ketiga, pemerintahan rakyat melalui perwakilan
dengan disertai pengawasan langsung oleh rakyat. (Sukardja, 2000: 120) Walaupun
dalam tatanan implementasinya ada sistem pemerintahan yang bersifat campuran. Pada
prinsipnya sistem pemerintahan itu mengacu pada bentuk hubungan antara lembaga
legislatif dengan lembaga eksekutif. Dengan demikian menurut penulis, sistem
pemerintahan yang dikenal di dunia saat ini adalah empat macam, yaitu: (a) sistem
pemerintahan parlementer; (b) sistem pemerintahan presidensial; (c) sistem
pemerintahan campuran; (d) sistem pemerintahan kabinet komunis.

2.7 Jenis-jenis sistem pemerintahan


A. Sistem pemerintahan presidensial

Sistem pemerintahan dengan bentuk Kabinet Presidensial, yaitu kabinet yang


menteri-menterinya bertanggung jawab kepada presiden, agar para menteri tidak
berlindung di bawah kekuasaan presiden apabila melakukan kesalahan. Badan legislatif
17
(parlemen) dengan badan eksekutif (presiden dan menterinya) harus saling mengawasi
secara ketat (checking power with power).

S.L Witman dan JJ. Wuest mengemukakan empat ciri kabinet presidensial
sebagai berikut.

1. It is based upon the separation of power principles. Hal tersebut berdasarkan atas
prinsip-prinsip pemisahan kekuasaan.

2.The executive has no power to disolve the legislature nor must he resign when he
loses the supp of the majority of its membership. (Eksekutif tidak mempunyai
kekuasaan untuk membubarkan parlemen dan juga tidak mesti berhenti sewaktu
kehilangan dukungan dari mayoritas anggota parlemen).

3.There is no mutual responsibility between the president and his cabinet, the latter is,
wholly responsible to the chief executive. (Dalam hal ini, tidak ada canggung jawab
yang beralasan antara presiden dan kabinetnya, karena. pada akhirnya seluruh
Tanggung jawab sama sekali Tertuju pada presiden (sebagai kepala pemerintahan).

4.The executive is chosen by the electenate. (Presiden terpilih langsung olch para
perilih).

B. Sistem pemerintahan parlementer

Sistem Pemerintahan dengan bentuk Kabinet Parlementer, yaitu kabinet yang


menteri-menterinya bertangeung jawab kepada parlemen. Hal inj Karen parlemen yang
memilih menteri-menteri yang tepat begitu juga perdana menterinya sendiri. Anggota
parlemen dapat menjaruhkan setiap kesalahan masing-masing menteri. Menurut S.L
Witman dan J.J. West ada empat cara pula berkenaan dengan sistem pemerintahan
kabinet parlementer sebagai berikut.

1. It is based upon the diffusion of power principle. (Hal tersebut berdasarkan atas
prinsip-prinsip pembagian kekuasaan).

18
2..There is mutual responsibility between the executive and the legislature, hence the
executive may dissolve the legislature or the must resign tugether with the rest of the
cabinet when his policies are not longer accepted by the majority of the membership in
the legislature. (Di mana terjadi tanggung

jawab berbalas-balasan antara eksekutif dan legislatif. Oleh karena itu, pihak eksekutif
boleh membubarkan parlemen (legislatif*) atau sebaliknya eksekutif sendiri yang harus
meletakkan jabatan bersama-sama kabinetnya yaitu diwaktu kebijaksanaan pemerintah
tidak lagi dapat ditcrima olch kebanyakan suara para anggota sidang yang ada dalam
parlemen (legislatif) tersebut).

3.There is also mutual responsibility between the executive and the cabinet. (Dalam
hal ini juga terjadi pertanggungjawaban bersama (timbal balik) antara PM dengan
kabinetnya).

4.The Executive (Prime Minister, Premier, or Chancelor) is chosen by the titular head
of state (Monarch of president), according to the support of the majority in the
legislature. (Pihak eksekutif (baik PM maupun para menteri secara perseorangan)
terpilih sebagai kepala pemerintahan dan

pemegang masing-masing departemen negara, sesuai dengan dukungan suara


mayoritas parlemen).

C. SISTEM PEMERINTAHAN CAMPURAN

Sistem Pemerintahan dengan bentuk Kabinet Campuran, yaitu kabinet yang


presidennya tidak hendak kehilangan kkuasaan ketika anggota parlemen memberikan
mosi tidak percaya kepada pemerintah. Olch karena itu, yang jatuh hanya perdana
menteri dan menteri-menterinya, tetapi presiden tidak dapat dijatuhkan oleh parlemen.
Dalam sistem ini diusahakan hal hal yang terbaik dari sistem pemerintahan presidensial
dan sistem pemerintahan parlementer karena sistem in terbentuk dari pengkajian
sejarah perjalanan beberapa negara. Jadi, sistem pemerintahan campuran ini biasanya

19
slain memiliki presiden ataupun raja sebagai kepala negara juga memiliki kepala
pemerintahan yaitu perdana menteri.

D. SISTEM PEMERINTAHAN KABINET KOMUNIS

Sistem Pemerintahan dengan bentuk Kabinet Komunis, yaitu kabinet yang baik
kepala pemerintahan maupun kepala pemerintahan dijabat secara exofficio oleh
pimpinan partai komunis, mulai dari tingkat pusat sampai pada tingkat pemerintahan
daerah, karena partai komunis yang ada di daerah sekaligus menjadi kepala daerah dan
kepala wilayah. Misalnya, apabila dibandingkan antara kekuatan partai Komunis ketika
zaman Uni Sovyet masih berdiri dengan ketika zaman kuatnya Partai Golkar di
Indonesia di era orde baru, maka terlihat bahwa setiap Camat senantiasa menjadi Ketua
Dewan Pembina Golkar tingkat kecamatan. Setiap Bupati

menjadi Ketua Dewan Pembina Golkar Tingkat Dewan Pimpinan Daerah Tingkat II
(kabupaten). Setiap Gubernur menjadi Ketua Dewan Pembina Golkar Tingkat Dewan
Pimpinan Daerah Tingkat I (provinsi). Itulah sebabnya setelah reformasi resmi
berubah wajah menjadi partai Golkar yang kemudian kembali memenangkan
pemilihan legislatif 2004, tetapi mengalami kekalahan mutlak pada pemilihan
presiden 2004.

BAB III

PENUTUP

20
3.1 kesimpulan
Secara umum konsep negara hukum Indonesia mempunyai kaitan dalam hal
kesamaan unsur-unsurnya dengan konsep negara hukum lainnya, namun Indonesia
menciptakan sendiri konsep negara hukumnya berdasarkan cita negara Pancasila,
namun tidak lepas dari konsep yang universal. Jadi yang universal adalah negara
hukum, sedangkan yang khas Indonesia ialah negara Indonesia adalah negara hukum
dengan beberapa hal yang turut membedakan dengan konsep negara hukum lainnya
yaitu bersumber dari Pancasila, sistem berdasarkan konstitusi, kedaulatan rakyat,
persamaan kedudukan dalam hukum, kekuasaan kehakiman yang bebas dari kekuasan
lain, pembentukan undang-undang, dan sistem perwakilan.

3.2 Saran
Sebagai mahasiswa sudah seharusnya kita mempelajari Dan mengetahui
bagaimana negara kita yang negara hukum bekerja bagaimana sistem pemerintahan
yang berlaku Dengan mempelajari ini kita dapat memiliki pengetahuan dan
pemahaman tentang negara hukum dan sistem pemerintahannya.

DAFTAR PUSTAKA

syafiie, i. k. (2013). ilmu pemerintahan . jakarta: bumi aksara.

Diunduh dari
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=lsKIDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR5&dq=in
fo:D7eCt7ArmT4J:scholar.google.com/&ots=cWNZsn8sK3&sig=wNSXkzIQbKYYsGJkMO
d2E8rZ0vY&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false pada 16 desember 2022, 13.00 wib.

21

Anda mungkin juga menyukai