DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
Dosen Pembimbing :
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul NEGARA HUKUM sesuai waktu yang ditentukan.
Tujuan pokok makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
PendidikanKewarganegaraan dan tujuan umumnya untuk memberikan beberapa informasi
pengetahuan tentang Negara Hukum bagi para pembacanya..Dalam penyusunan makalah
ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
2.Bapak Alie Zainal Abidin ,SH.,M.Kn. sebagai dosen Kewarganegaraan Sekolah Tinggi
Administrasi Malang.
KATA PENGANTAR...................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang dan Masalah............................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................ 4
1.3 Tujuan.............................................................................................................. 4
1.4Manfaat............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 5
A.Pengertian Negara Hukum................................................................................. 5
B.Ciri-ciri Negara Hukum..................................................................................... 6
BAB III KESIMPULAN................................................................................................ 10
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan demikian, perbedaan yang kuat dan lemah tidak lagi memainkan peran.
Orang dapat memperoleh apa yang menurut hukum menjadi haknya, entah dia kuatataupun
lemah. Secara sederhana , supremasi hukum bisa dikatakan bahwa kekuasaan pihakyang
kuat diganti dengan kekuasaan berdasarkan keadilan dan rasional.
Dalam makalah dengan topik Negara Hukum ini akan diuraikan dengan
singkat perkembangan konsep Negara Hukum, rumusan konsep Negara Hukum dari
para pakar, apayang dimaksud dengan rumusan Pasal 1 ayat 3 UUD 1945 Amandemen, tipe
Negara Hukumdan ciri-ciri Negara Hukum.
1.2. Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
PEMBAHASAN
Negara hukum bersandar pada keyakinan bahwa kekuasaan negara harus di jalankan
atas dasar hukum yang adil dan baik. Ada dua unsur dalam negara hukum, yaitu:
1. Hubungan antara yang memerintah dan yang di perintah tidak berdasarkan kekuasaan
melainkan berdasarkan suatu norma objektif,yang juga mengikat pihak yang memerintah.
2. Norma objektif itu harus memenuhi syarat bahwa tidak hanya secara formal,melainkan dapat
di pertahankan berhadapan dengan idea hukum.hukum menjadi landasan tindakan setiap
negara.ada 4 alasan mengapa negara menyelenggarakan dan menjalankan tugasnya
berdasarkan hukum yaitu :
a.Demi kepastian hukum
b. Tuntutan prlakuan yang sama
c.Legimitasi demokrasi
d. Tuntutan akal budi
Negara hukum eropa kontinental ini dipelopori oleh Immanuel Kant. Tujuan negara
hukum menurut kant adalah menjamin kedudukan hukum dari individu-individu dalam
masyarakat. Konsep negara hukum ini dikenal dengan negara hukum liberal atau negara
hukum dalam arti sempit atau “nachtwakerstaat”. Dikatakan negara hukum liberal karena
kant dipengaruhi oleh paham liberal yang mementang kekuasaan absolute raja pada waktu
itu. Dikatakan negara hukum dalam arti sempit karena pemerintah hanya bertugas dan
mempertahankan hukum dengan maksud menjamin serta melindungi kaum Boujuis (tuan
tanah) artinya hanya ditunjukan pada kelompok tertentu saja. Dikatakan nachtwakerstaat
(negara penjaga malam ) karena negara hanya berfungsi menjamin dan menjaga keamanan
sebagai mana john locke mengenai fungsi negara itu:
1) Legislatif
2) Eksekutif
3) Federatif (pertahanan keamanan)
Negara Anglo Saxon tida mengenal negara hukum atau rechtstaat, tetapi mengenal atau
menganut apa yang di sebut dengan “ The rule of law” atau pemerintahan oleh hukum atau
Government of judiciary.
Rule of law (Rol) adalah sebuah konsep hukum yang sesungguhnya lahir dari sebuah
bentuk protes terhadap sebuah kekuasaan yang absolite disebuah negara. Dalam rangka
membatasi kekuasaan yang absolute tersebut maka diperlukan pembatasan-pembatasan
terhadap kekuasaan itu, sehingga kekuasaan tersebut ditata agar tidak melanggar
kepentingan asasi dari masyarakat, dengan demikian masyarakat terhindar dari tindakan-
tindakan melawan hukum yang dilakukan oleh penguasa.
Asal usul Rule of Law merupakan satu doktrin dalam hukum yang muncul pada
abad 19, bersamaan dengan kelahiran negara konstitusi dan demokrasi. Kehadirannya
dapat dikatakansebagai reaksi dan koreksi terhadap negara absolute yang telah berkembang
sebelumnya. Negara absolute sebagai perkembangan keadaan di Eropa yaitu negara yang te
rdiri ataswilayah-wilayah otonom. Negara absolute (sebagai negara modern) menyerap
kekuasaanmenyerap kekuasaan yang semula ada pada wilayah-wilayah ke dalam satu
tangan yaitutangan raja.
Dalam perkembangan selanjutnya, ternyata model Negara hukum ini belum belum
dapat mencapai tujuan kalau hanya dua unsur tersebut tidaklah cukup. Maka Negara hukum
sebagai paham liberal berubah ke paham Negara kemakmuran (Welvaarstaatatau Social
Service Staat) yang dipelopori oleh Friedrich Julius Stahl. Menurut Stahl Negarahukum
harus memenuhi empat unsur pokok, yaitu:
(1) The Right to Personal Freedom (Kemerdekaan Pribadi) Yaitu hak untuk melakukan sesuatu
yang dianggap baik bagi dirinya tanpa merugikanorang lain.
(2) The Right of Discussion (Kemerdekaan Berdiskusi) Yaitu hak untuk mengemukakan
pendapat dan mengkritik dengan ketentuan
yang bersangkutan, juga harus bersedia mendengarkan pendapat dan menerima kritik dari o
ranglain.
(3) The Right of Public Meeting (Kemerdekaan Mengadakan Rapat) Kebebasan ini harus
dibatasi jangan sampai menimbulkan kekacauan atau memprovokasi.Paham Dicey ini
adalah merupakan kelanjutan dari ajaran John Locke yang
berpendapat bahwa manusia sejak lahir sudah mempunyai hak-hak azasi & tidak seluruh ha
k-hak azasidiserahkan kepada Negara dalam kontrak sosial.
Persamaan Negara hukum Eropa Kontinental dengan Negara hukum Anglo Saxon
adalahkeduanya mengikuti adanya Supremasi Hukum. Perbedaannya adalah pada Negara
AngloSaxon tidak terdapat peradilan administrasi yang berdiri sendiri sehingga siapa saja
yangmelakukan pelanggaran akan diadili pada peradilan yang sama, sedangkan Negara
hukumEropa Kontinental terdapat peradilam administrasi yang berdiri sendiri.
a.Perlindungan Konstitusional.
b. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.
c.Kebebasan untuk menyatakan pendapat.
d. Pemilihan umum yang bebas.
e.Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi.
f. Pendidikan civics (kewarganegaraan/politik)
Gagasan, cita, atau ide Negara Hukum, selain terkait dengan konsep ‘rechtsstaat’
dan ‘the rule of law’, juga berkaitan dengan konsep ‘nomocracy’ yang berasal dari
perkataan ‘nomos’ dan ‘cratos’. Perkataan nomokrasi itu dapat dibandingkan dengan
‘demos’ dan ‘cratos’ atau ‘kratien’ dalam demokrasi. ‘Nomos’ berarti norma, sedangkan
‘cratos’ adalah kekuasaan. Yang dibayangkan sebagai faktor penentu dalam
penyelenggaraan kekuasaan adalah norma atau hukum. Karena itu, istilah nomokrasi itu
berkaitan erat dengan ide kedaulatan hukum atau prinsip hukum sebagai kekuasaan
tertinggi. Dalam istilah Inggeris yang dikembangkan oleh A.V. Dicey, hal itu dapat
dikaitkan dengan prinsip “rule of law” yang berkembang di Amerika Serikat menjadi
jargon “the Rule of Law, and not of Man”. Yang sesungguhnya dianggap sebagai pemimpin
adalah hukum itu sendiri, bukan orang. Dalam buku Plato berjudul “Nomoi” yang
kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggeris dengan judul “The Laws”2 , jelas
tergambar bagaimana ide nomokrasi itu sesungguhnya telah sejak lama dikembangkan dari
zaman Yunani Kuno.
Di zaman modern, konsep Negara Hukum di Eropah Kontinental dikembangkan
antara lain oleh Immanuel Kant, Paul Laband, Julius Stahl, Fichte, dan lain-lain dengan
menggunakan istilah Jerman, yaitu “rechtsstaat’. Sedangkan dalam tradisi Anglo Amerika,
konsep Negara hukum dikembangkan atas kepeloporan A.V. Dicey dengan sebutan “The
Rule of Law”. Menurut Julius Stahl, konsep Negara Hukum yang disebutnya dengan istilah
‘rechtsstaat’ itu mencakup empat elemen penting, yaitu:
1. Perlindungan hak asasi manusia.
2. Pembagian kekuasaan.
3. Pemerintahan berdasarkan undang-undang.
4. Peradilan tata usaha Negara.
Sedangkan A.V. Dicey menguraikan adanya tiga ciri penting dalam setiap Negara
Hukum yang disebutnya dengan istilah “The Rule of Law”, yaitu:
1. Supremacy of Law.
2. Equality before the law.
3. Due Process of Law.
Keempat prinsip ‘rechtsstaat’ yang dikembangkan oleh Julius Stahl tersebut di atas
pada pokoknya dapat digabungkan dengan ketiga prinsip ‘Rule of Law’ yang
dikembangkan oleh A.V. Dicey untuk menandai ciri-ciri Negara Hukum modern di zaman
sekarang. Bahkan, oleh “The International Commission of Jurist”, prinsip-prinsip Negara
Hukum itu ditambah lagi dengan prinsip peradilan bebas dan tidak memihak (independence
and impartiality of judiciary) yang di zaman sekarang makin dirasakan mutlak diperlukan
dalam setiap negara demokrasi. Prinsip-prinsip yang dianggap ciri penting Negara Hukum
menurut “The International Commission of Jurists” itu adalah:
1. Negara harus tunduk pada hukum.
2. Pemerintah menghormati hak-hak individu.
3. Peradilan yang bebas dan tidak memihak.
Dasar pijakan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum tertuang pada Pasal 1
ayat 3 UUD 1945, yang menyebutkan bahwa “Negara Indonesia adalah Negara Hukum”.
Dimasukkannya ketentuan ini ke dalam bagian pasal UUD 1945 menunjukkan semakin
kuatnya dasar hukum serta menjadi amanat negara, bahwa negara Indonesia adalah dan
harus merupakan negara hukum.
Sebelumnya, landasan negara hukum Indonesia ditemukan dalam bagian
PenjelasanUmum UUD 1945 tentang Sistem Pemerintahan Negara, yaitu sebagai berikut:
1. Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (Rechsstaat). Negara Indonesia berdasar
atas Hukum (Rechsstaat), tidak berdasar atas kekuasaan belaka (Machtsstaat).
2. Sistem Konstitusional yaitu Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar),tidak
bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).
BAB IV
PENUTUP
3.1. Kesimpulan