NEGARA HUKUM
Dosen Pengampu :
Firmansyah,MA, Dr
Disusun Oleh :
KELOMPOK VIII
NABILA ADELIA DAHLAN (030521311101)
LIA SYAHFITRI (0305213112)
Alhamdulillah hirabbil alamin, segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya serta nikmat kelapangan waktu dan Kesehatan sehingga pemakalah dapat
menyelesaikan makalah tentang pengertian dan ciri negara hukum dan makna Indonesia sebagai
negara hukum. Shalawat dan salam semoga tercurahkan dan terlimpahkan kepada baginda Nabi
Muhammad saw manusia mulia yang pernah berjalan dimuka bumi ini dan tidak ada akhlak yang
lebih agung daripada beliau. Maka sungguh, setiap perkataan beliau adalah inspirasi bagi kita dan
setiap perbuatannya adalah suatu yang harus kita teladani. Semoga kelak kita mendapatkan
syafaatnya di hari akhir. Aamiin.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas semester 2 kelas PMM 5 dari Bapak
Firmansyah,MA, Dr. Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah tugas
kelompok mata kuliah kewarganegaraan .
Pemakalah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………….……………………………..…….i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….…….…………………………ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………….1
A. Latar Belakang…………………………...……….……………..………………………………………..……..…….1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………………..………………..….1
C. Tujuan Makalah…….……………………………..………………………………………………..……………..…..1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………….…….2
A. Pengertian Negara Hukum……………………………………………………..……..………………………....2
B. Ciri Negara Hukum…………………………………………………………………………………..………..…...…5
C. Makna Indonesia Sebagai Negara Hukum…………………………………………………………..……..6
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………………………….…..7
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………………………………………..7
B. Saran………………………………………………………………………………………………….……..…………….…8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………….……...9
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mempelajari ilmu hukum sejatinya bukan hanya dilakukan oleh mahasiswa hukum dan
para praktisi atau akademisi hukum. Selain mahasiswa hukum juga perlu tahu dasar-dasar hukum
(khususnya hukum di Indonesia) sebagai landasan awal dalam memandang penegakan hukum di
masyarakat, seringkali mereka terlalu cepat menjustifikasi ketika mendengar kata hukum.
Sebelum amandemen UUD 1945, yang berbunyi bahwa “Indonesia adalah negara yang
berdasar atas negara hukum”. Sedangkan setelah dilakukannya amandemen UUD 1945 yaitu
“Negara Indosesia adalah negara hukum”. Istilah negara tersebut dimuat dalam UUD 1945 pasal
1 ayat (3). Meskipun ada perbedaan UUD 1945 sebelum dan sesudah amandemen pada
hakikatnya mempunyai tujuan yang sama yaitu menjadikan negara Indonesia sebagai negara
hukum. Negara Indonesia adalah negara hukum. Yang dimaksud negara hukum adalah negara
yang didalamnya terdapat berbagai aspek peraturan-peraturan yang bersifat memaksa dan
mempunyai sanksi tegas apabila dilanggar. Negara yang kuat adalah negara yang memiliki aturan.
Aturan tersebut tentunya yang membatasi segala bentuk kewenangan-wenangan. Hingga pada
akhirnya keadilan dan keseimbangan bisa diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Segala sesuatu aktivitas selalu dipertimbangkan penuh apakah sesuai dengan peraturan
yang ada atau tidak sesuai dengan norma-norma yang ada. Adanya kesadaran sanksi dari
tindakannya apabila melanggar sebuah hukum. Dengan demikian, pemahaman tentang
Indonesia sebagai negara hukum bagi mahasiswa sangatlah penting. Dengan hal tersebut
mahasiswa semakin memahami dasar-dasar dari sumber hukum yang ada di Indonesia sebagai
negara hukum serta landasan hukum yang dipakai di Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian negara hukum?
2. Sebutkan ciri negara hukum?
3. Sebutkan makna Indonesia sebagai negara hukum!
C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui pengertian negara hukum
2. Untuk mengetahui ciri negara hukum
3. Untuk mengetahui makna Indonesia sebagai negara hukum
BAB II
PEMBAHASAN
9Jimly Asshiddiqie, Konstitusi Sebagai Landasan Indonesia Baru Yang Demokratis, (Pokok Pokok Pikiran
tentang Perimbangan Kekuasaan Eksekutif dan Legislatif Dalam Rangka Perubahan Undang Undang
Dasar l945, Makalah, Disampaikan Dalam Seminar hukum Nasional VII, Badan Pembinaan Hukum
Nasional, Departemen Kehakiman RI, l999. hlm.146-147
10Ibid.
11Ibid.
13Padmo Wahyono, Konsep Yuridis Negara Hukum Indonesia, Makalah, UI Press, Jakarta, l998, hlm., 2.
14Frederick Julius Stahl, Constitutional Government and Democracy:Theory and Practice in Europe and
America, Dalam Miriam Budihardjo, hlm.57-58.
Sedasar dengan pemikiran Stahl, D.H.M. Meuwissen sebagaimana dikutip Philipus M.
Hadjon mengemukakan bahwa Undang Undang Dasar atau konstitusi merupakan unsur yang
harus ada dalam konsep negara hukum, sebab konstitusi merupakan jaminan wadah penuangan
norma-norma dasar yang merupakan perlindungan hak-hak dasar bagi warga negara. Selanjutnya
mengenai ciri-ciri rechtstaat adalah sebagai berikut.
1. Adanya Undang Undang Dasar atau konstitusi yang memuat ketentuan-ketentuan tertulis
tentang hubungan antara penguasa dengan rakyat:
2. Adanya pembagian kekuasaan negara, yang meliputi kekuasaan pembuatan undang-undang,
yang ada di tangan parlemen, kekuasaan kehakiman yang bebas, dan pemerintah yang
mendasarkan tindakannya atas undang-undang (wetmatig bestuur);
3. Diakui dan dilindunginya hak kebebasan rakyat (vrijheidsrechten van de burger)15.
Pemikiran teori tentang negara hukum banyak dikemukakan oleh para filsuf, yang
kemudian dalam perkembangannya para ahli hukum juga merumuskan prinsip-prinsip umum
tentang negara hukum, yang kemudian dikenal dengan tujuan hukum, yaitu keadilan,
kemanfaatan, dan kepastian. Para filsuf tersebut antara lain Plato yang mendasarkan suatu
negara hukum (rechtsstaatdan rule of law) pada sebuah negara yang dipimpin seorang yang
bijaksana (the philosophers) dan warga negara nya tediri atas kaum filosof yang bijak (perfect
guardians); militer dan tehnokrat (auxiliary guardians); petani dan; pedagang (ordinary people)16
. Selanjutnya dalam kurun waktu ratusan tahun bentuk konkret negara hukum diformulasikan
oleh para ahli ke dalam rechsstaat dan rule of law yang merupakan gagasan konstitusi untuk
menjamin hak asasi dan pemisahan kekuasaan.
Menurut Scheltema, rechtsstaat adalah teori negara hukum yang berlaku di negara Eropa
Kontinental, adalah a) kepastian hukum; b) persamaan; c) demokrasi; d) pemerintahan yang
melayani umum.17 Persamaan atau equal atau equality artinya persamaan hak bagi setiap orang,
memberi kepada setiap orang apa yang menjadi bagiannya, sehingga keadilan hukum dalam
suatu negara hukum yang dipahami sebagai suatu persamaan, yang melahirkan prinsip semua
orang adalah sama di hadapan hukum dan setiap orang mendapatkan apa yang menjadi haknya.
Hubungan antara keadilan (justice) dengan persamaan (equality) adalah bahwa persamaan itu
merupakan unsur yang paling penting dari keadilan karena apabila ada perlakuan yang tidak
sama akan menimbulkan ketidakadilan.
16Deddy Ismatullah dan Asep A. Sahid Gatara, Ilmu Negara Dalam Multi Perspektif, Pustaka Setia,
Bandung, 2007, h.165
17Ibid , h. 166
Persamaan tidak harus selalu sama, akan tetapi tergantung kondisi dan kualifikasi masing-
masing individu. Persamaan ini disebut: persamaan yang proporsional (proportionate equality),
setiap orang masuk kategori yang sama untuk suatu maksud tertentu, harus diperlakukan secara
sama pula18. Keadilan dan persamaan mempunyai hubungan yang sangat erat, sehingga apabila
terjadi perlakuan yang tidak sama, maka hal tersebut merupakan ketidakadilan yang serius.
H.L.A. Hart menyatakan bahwa: keadilan tidak lain dari menempatkan setiap individu yang
berhak dalam hubungan dengan sesamanya pada posisi masing-masing sama atau sebaliknya
masing-masing tidak sama, dapat dikatakan mendapat perlakuan yang sama untuk hal-hal yang
sama (equal treatment of equals).19
18Munir Fuady, Dinamika Teori Hukum, Ghalia Indonesia, Bogor, 2010, h.107
19Ibid, h. 108
8,9Satya Arinanto, Negara Hukum dalam Perspektif Pancasila, dalam Agus Wahyudi (Ed.), Tim Penyusun
Buku Proceding Kongres Pancasila dalam Berbagai Perspektif, Sekretarit Jenderal Mahkamah Konstitusi,
Jakarta, 2009, hlm. 207
12Jimly Asshiddiqie, Cita Negara Hukum Indonesia Kontemporer, Orasi Ilmiah pada Wisuda Sarjana
Hukum Universitas Sriwijaya, Palembang, 2004,hlm. 2
1Penjelasan Pasal 1 Ayat (3) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2Panduan Pemasyarakatan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Ketetapan
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, 2014, Sekretariat Jendral MPR RI, Cetakan
Ketigabelas, Jakarta, hlm. 68
A. KESIMPULAN
Di Indonesia istilah negara hukum sudah dipergunakan sejak negara ini memproklamirkan
diri sebagai negara yang merdeka. Di Indonesia sendiri istilah negara hukum sudah dikenal sejak
negara menyatakan diri sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. Pernyataan negara hukum
Indonesia ini dapat dilihat dalam Penjelasan Umum UUD 1945, butir I tentang Sistem
Pemerintahan, yang dinyatakan bahwa: Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum
(rechtstaat) dan bukan berdasar atas kekuasaan belaka (machtstaat). Penyebutan kata rechtstaat
dalam penjelasan umum tersebut menunjukkan bahwa konsep rechtstaat memberikan inspirasi
bahkan mengilhami pendirian para proklamator dan pendiri negara Indonesia, meskipun tidak
harus serta merta menyamakan antara konsep rechtstaat dengan konsep negara hukum
Indonesia. Sebab antara keduanya sangat berbeda filosofi maupun latar belakang budaya
masyarakatnya.
Sebagai konsekuensi dianutnya konsep negara hukum, maka dalam setiap negara hukum
apapun tipe yang dianutnya, hukum harus menjadi dasar bagi setiap tindakan penguasa maupun
rakyatnya, hukum memiliki kedudukan tertinggi dalam negara, sedangkan dalam paham
kedaulatan rakyat, rakyatlah yang dianggap berdaulat di atas segala-galanya yang kemudian
melahirkan sistem demokrasi. Prinsip negara hukum mengutamakan norma yang dicerminkan
dalam peraturan perundang-undangan, sedangkan prinsip demokrasi mengutamakan peran
serta masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan10.
Di dalam negara hukum, penggunaan wewenang atau kekuasaan oleh penguasa negara
dan/atau pengauasa pemerintahan tidak dapat dilepaskan dari pembatasan yang telah
ditetapkan dalam hukum, sebab penggunaan wewenang bertolak dari konsep pembagian
kekuasaan yang merupakan ciri atau karakter negara hukum. Secara konvensional, konsep
negara hukum selalu dikaitkan dengan prinsip- prinsip pemerintahan yang harus didasarkan atas
hukum dan konstitusi, adanya pembagian atau pemisahan kekuasaan negara ke dalam fungsi
yang berbeda-beda11.
Mengenai makna dari negara berdasar atas hukum, Mohtar Kusumaatmadja
menyatakan, makna terdalam dari negara berdasarkan atas hukum adalah: kekuasaan tunduk
pada hukum dan semua orang sama kedudukannya di dalam hukum12. Pemahaman demikian
membawa konsekuensi logis bahwa setiap perbuatan baik yang dilakukan oleh rakyat maupun
penguasa harus dapat dipertanggungjawabkan secara hukum tanpa ada pengecualian
sedikitpun.
B. SARAN
Demikianlah makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Apabila terdapat kesalahan mohon maaf, Apabila ada kritik dan saran yang ingin disampaikan
dipersilahkan, Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Jimly Asshiddiqie, Konstitusi Sebagai Landasan Indonesia Baru Yang Demokratis, (Pokok Pokok Pikiran
tentang Perimbangan Kekuasaan Eksekutif dan Legislatif Dalam Rangka Perubahan Undang Undang
Dasar l945, Makalah, Disampaikan Dalam Seminar hukum Nasional VII, Badan Pembinaan Hukum
Nasional, Departemen Kehakiman RI, l999.
Padmo Wahyono, Konsep Yuridis Negara Hukum Indonesia, Makalah, UI Press, Jakarta, l998.
Frederick Julius Stahl, Constitutional Government and Democracy:Theory and Practice in Europe and
America, Dalam Miriam Budihardjo
Deddy Ismatullah dan Asep A. Sahid Gatara, Ilmu Negara Dalam Multi Perspektif, Pustaka Setia,
Bandung, 2007
Satya Arinanto, Negara Hukum dalam Perspektif Pancasila, dalam Agus Wahyudi (Ed.), Tim Penyusun
Buku Proceding Kongres Pancasila dalam Berbagai Perspektif, Sekretarit Jenderal Mahkamah Konstitusi,
Jakarta, 2009.
Jimly Asshiddiqie, Cita Negara Hukum Indonesia Kontemporer, Orasi Ilmiah pada Wisuda Sarjana Hukum
Universitas Sriwijaya, Palembang, 2004.
Penjelasan Pasal 1 Ayat (3) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Panduan Pemasyarakatan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Ketetapan
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, 2014, Sekretariat Jendral MPR RI, Cetakan
Ketigabelas, Jakarta.