Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

KONSEP PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA


MODUL 6

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pembelajaran PKN Di
Sekolah Dasar

Disusun Oleh :

LENI LISTIANI (857516888)

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) BANDUNG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan modul yang berjudul ini
tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman mahasiswa mengenai materi yang telah
dipelajari. Saya ucapkan terimakasih kepada ibu Aina Nurdiyanti, M. Pd. yang
telah mendukung mahasiswa sehingga dapat terselesaikannya laporan ini. Saya
juga ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini. Saya menyadari
bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya harapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk membangun kesempurnaan
laporan ini.

Majalengka, Mei 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

A. Latar Belakang .......................................................................................1


B. Tujuan Penulisan.....................................................................................2

BAB II ISI ...........................................................................................................3

A. Pengertian Hukum..................................................................................3
B. Penegakkan Hukum Di Indonsia...........................................................7
C. Kasus-kasus Yang berhungan dengan Hukum.....................................13

BAB III PENUTUP .............................................................................................14

A. SIMPULAN .............................................................................................14
B. SARAN ....................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penegakan hukum di Indonesia yang ada saat ini merupakan suatu
pencerminan bahwa negara kita merupakan negara hukum sebagaimana
dijelaskan UUD 1945. hukum yang ada pada saat ini dimaksudkan untuk
melindungi segenap kepentingan individu dan menciptakan keadilan ditengah-
tengah masyarakat guna menciptakan masyarakat yang berkeadilan dan
sejahtera. Sejalan dengan pemikhiran tersebut maka tegaknnya hukum
merupakan suatu hal yang mutlak dan tak bisa ditawar-tawar. Tak ada individu
yang kebal hukum ataupun mendapat perlakuan khusus dalam penegakan
hukum yang konsisten di negeri ini guna mencapai suatu keadilan yang
merupakan cita-cita dari terbentuknya hukum. Hal tersebut diperkuat denngan
Undang-Undang Dasar kita yang dimana dalam struktur hukum kita
merupakan sebuah landasan bagi semua peratuaran hukum atau undang-undang
yang ada. Dalam pasal 27 ayat 1 yang berbunyi segala warga negara bersamaan
kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum
dengan tidak ada kecualinya. Pasal tersebut merupakan penguat tentang apa
yang penulis jelaskan tadi tentang kesetaraan kedudukan hukum bagi seluruh
warga negara Indonesia. Dalam pasal ini, apabila kita cermati lebih dalam
maka dapat kita simpulkan bahwa pasal ini merupakan implementasi dari
penerapan Asas equality before the law atau kesetaraan dalam hukum yang
terdapat dalam sistem hukum kita saat ini. Hal ini makin diperkuat dengan
bunyi pasal berikutnya, yaitu pasal 28D ayat 1 yang berbunyi “setiap orang
berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil,
serta perlakuan yang sama di depan hukum”.

1
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian hukum.
2. Untuk konsep penegakan hukum di Indonesia.
3. Untuk mengetaahui kasus-kasus yang berhubungan dengan hukum.

2
BAB II

ISI

A. PENGERTIAN HUKUM

1. Pengertian Hukum Menurut Para Ahli

Menurut Prof .Mr.Dr.L.J.van Apeldorn dalam "Het adetrecht Van Ned Indie":
"hukum adalah suatu gejala dalam pergaulan hidup yang bergolak terus-menerus
dalam keadaan bentuk dan membentur tanpa henti-hentinya dengan", kemudian
beliau menambahkan:"tidak mungkin memberi sesuatu definisi untuk hukum,
karena berhubungan-hubungan anggota masyarakat yang diatur oleh hukum ada
1001 macam"lem aire dalam bukunya hukum di Indonesia (Het recht in
Indonesia) "hukum banyak seginya serta meliputi segala lapangan dan
menyebabkan orang tidak mungkin membuat suatu definisi apa hukum itu
sebenarnya".

Kisch.Mr.Dr, dalam karangannya "Rectswetenschap" mengatakan bahwa oleh


karena hukum itu tidak dapat dilihat/ditangkap oleh pancaindra, maka sukarlah
untuk membuat suatu definisi tentang "hukum" yang memuaskan umum.

Prof.sudirman, dalam "pengantar" tata hukum di Indonesia":"hukum adalah


pikiran/anggapan orang tentang adil dan tidak adil mengenai hubungan antar
manusia.

Grotius: dalam "De lure belli ac facis tahun 1625": hukum adalah peraturan
tentang perbuatan moral yang menjamin keadilan".

Prof.Soediman Kartohadiprodjo,S.H dalam bukunya "pengantar hukum


Indonesia" mengatakan bahwa:"hukum adalah pikiran atau anggapan orang adil
atau tidak adil mengenai hubungan antar manusia".

Prop.Dr.Mochtar Kusumaatmadja,S.H LLM dalam bukunya"hukum masyarakat


dan pembinaan hukum nasional" mengatakan : "hukum adalah keseluruhan
kaidah-kaidah serta asas-asas yang mengatur pergaulan hidup manusia dalam

3
masyarakat yang bertujuan memelihara ketertiban yang meliputi lembaga-
lembaga dan proses-proses guna mewujudkan berlakunya kaidah itu sebagai
kenyataan dalam masyarakat".

J.C.T Simorangkir,S.H dan Woeryono Sastropranoto,S.H. dalam


bukunya"pelajaran hukum Indonesia", mengemukakan : "hukum itu ialah
peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku
manusia dalam lingkungan masyarakat, yang dibuat oleh badan-badan resmi yang
berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan-peraturan tidak berakibatkan
diambilnya tindakan yaitu dengan hukuman tertentu".

2. Konsep Negara Hukum Menurut Para Ahli

Negara yang berdasarkan atas hukum pada hakikatnya adalah suatu"negara


hukum"negara hukum adalah negara yang berlandaskan hukum dan keadilan bagi
warganya maksudnya adalah segala kewenangan dan tindakan alat-alat
perlengkapan negara dan penguasa semata-mata berdasarkan hukum atau dengan
kata lain diatur oleh hukum hal yang demikian akan mencerminkan keadilan dan
pergaulan hidup warganya.

Jika ditinjau dari sejarah perkembangannya konsep"negara hukum menurut yang


dikemukakan oleh Immanuel Kant , yaitu yang dikenal sebagai negara hukum
liberal atau negara hukum dalam arti kata sempit yang diistilahkan dengan
"nechtwakerstaat": Dikatakan negara hukum liberal karena konsep Kant
bernafaskan paham liberal yang menentang kekuasaan absolut para raja pada
waktu itu. Merupakan "negara hukum dalam arti kata sempit" karena pemerintah
hanya bertugas membuat dan mempertahankan hukum dengan maksud menjamin
serta melindungi kepentingan golongan yang disebut "menschen von besitz and
bildung", yakni kaum borjuis liberal. Sedangkan negara hukum dalam arti sempit
maksudnya bahwa pemerintah hanya bertugas membuat dan mempertahankan
hukum yang bersifat dan menjaga keamanan dan keselamatan para warganya
negara bersifat pasif tidak ada campur tangan dalam bidang ekonomi.

4
Lain pula konsep negara hukum menurut sistem agolo Saxon yang dikenal
dengan"the rule of law"yang dikemukakan oleh A.V.Dicey.

3. Ciri-ciri dan Macam Pembagian Hukum


 Klasifikasi hukum menurut isinya
1. Hukum Privat
Hukum privat atau hukum sipil, adalah hukum yang mengatur hubungan
antara individu satu dengan individu lainnya, termasuk negara sebagai pribadi
dengan penekanan pada kepentingan perseorangan
2. Hukum Publik
Hukum yang mengatur hubungan antara negara dan alat-alat perlengkapannya
atau antara negara dan warganya. Hukum yang termasuk golongan hukum
publik, meliputi Hukum Tata Negara, Hukum Administrasi Negara, Hukum
Pidana, Hukum Internasional,
 Hukum Menurut Bentuknya
1. Hukum Tertulis
Hukum tertulis yaitu hukum yang terdapat dalam naskah tertulis (peraturan
perundang-undangan) seperti undang-undang dan peraturan pemerintah.
Hukum tertulis ada yang dikodifikasikan, seperti UUD 1945, keputusan
presiden, KUHP, dll.
2. Hukum Tidak Tertulis
Hukum tidak tertulis yaitu hukum yang hidup dan berkembang di dalam
masyarakat dan dipatuhi, akan tetapi tidak dibentuk berdasarkan prosedur
formal, seperti hukum adat (kebiasaan), hukum agama dll.

 Hukum Menurut Sumbernya


1. Hukum Undang-Undang
2. Hukum Kebiasaan
3. Hukum Yurisprudensi
4. Hukum Traktat
5. Hukum Ilmu Pengetahuan

5
 Hukum Menurut Daya Kerjanya
1. Hukum Yang Bersifat Memaksa
yaitu hukum yang dalam keadaan bagaimana pun tidak dapat dikesampingkan
harus dan mempunyai paksaan yang mutlak. Contohnya adalah hukuman bagi
perkara pidana, maka sanksinya wajib dilaksanakan.
2. Hukum Yang Mengatur
yaitu hukum dalam keadaan bagaimanapun dapat dikesampingkan saat pihak-
pihak dapat menyelesaikan masalah dengan peraturan yang dibuatnya sendiri.
 Hukum Menurut Fungsinya
1. Hukum Material
Hukum material yaitu adalah jenis hukum yang mengatur hubungan antara
anggota masyarakat yang berlaku secara umum mengenai hal-hal yang
diperbolehkan dan hal-hal yang dilarang untuk dilakukan. Misalnya adalah
hukum pidana, hukum perdata, hukum dagang, dll.
2. Hukum Formal
Hukum formal yaitu hukum yang mengatur bagaimana cara mempertahankan
hukum material dan melaksanakan hukum material. Contohnya Hukum Acara
Pidana (KUHAP), Hukum Acara Perdata, dll.
 Hukum Menurut Waktu Berlakunya
1. Ius Constitutum
Ius Constitutum adalah hukum yang berlaku sekarang ini dan hanya bagi suatu
masyarakat tertentu saja di dalam daerah tertentu dan disebut pula hukum
positif. Contohnya, UUD Republik Indonesia 1945, Undang-Undang RI
Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan RI.

2. Ius Constituendum
Ius Constituendum adalah hukum yang diharapkan dapat berlaku pada waktu
yang akan datang dan merupakan hukum yang dicita-citakan. Misalnya,
Rancangan Undang-Undang (RUU) tertentu.
 Hukum Berdasarkan Wujudnya
Penggolongan hukum berdasarkan wujudnya dibagi atas:

6
1. Hukum Objektif
Hukum yang mengatur hubungan antara dua individu atau lebih yang berlaku
umum. Dapat disimpulkan, hukum suatu negara ini berlaku secara umum dan
tidak mengenai golongan tertentu saja.
2. Hukum Subjektif
Hukum yang disebut juga sebagai hak. Hukum yang tercipta dari hukum
objektif dan berlaku terhadap seorang atau lebih.

4. Hukum Normatif - Hukum Ideal - Hukum Wajar

a. Hukum Normatif

Hukum yang nampak pada peraturan perundangan serta juga hukum yang tidak
tertulis dalam peraturan perundangan tetapi toh diindahkan/ditaati oleh
masyarakat karena keyakinan bahwa peraturan hidup itu sudah sewajarnya wajib
ditaati.

b. Hukum Ideal

Hukum yang dicita-citakan hukum ini pada hakikatnya berakar pada perasaan
murni manusia dari segala bangsa hukum ini ialah hukum yang dapat memenuhi
perasaan keadilan semua bangsa di seluruh dunia hukum ini adalah benar-benar
objektif

c. Hukum Wajar

Hukum seperti yang terjadi dan nampak sehari-hari tidak jarang hukum yang
nampak sehari-hari menyimpang dari hukum normatif (yang tercantum dalam
peraturan perundangan) karena tidak diambil tindakan oleh alat-alat kekuasaan
pemerintah maka pelanggaran tersebut oleh masyarakat yang bersangkutan lambat
laun dianggap biasa (keadaan malam tanpa lampu misalnya)

B. PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

7
Dalam pergaulan hidup manusia sehari-hari terdapat berbagai macam
kaidah atau norma yang mengatur kehidupannya berkenaan dengan kaidah-kaidah
atau norma kita mengenal sebagai kaidah atau norma yang meliputi norma agama
norma kesusilaan norma kesopanan norma adat dan norma hukum.

Norma agama bertujuan untuk mencapai suatu kehidupan yang beriman ajaran
agama atau kepercayaan dalam masyarakat sangat menunjang tata tertib dalam
kehidupan bermasyarakat.

Norma kesusilaan bertujuan agar manusia hidup berakhlak atau mempunyai hati
nurani bersih norma kesusilaan adalah sekumpulan peraturan hidup yang
dianggap sebagai suara hati nurani setiap manusia normal ini berhubungan dengan
manusia sebagai individu karena masyarakat kehidupan pribadi manusia
peraturan-peraturan hidup ini berupa bisikan kalbu atau suara hati yang diakui dan
di inisiapi oleh setiap orang sebagai pedoman dalam sikap dan perbuatannya

Norma kesopanan bertujuan agar pergaulan hidup berlangsung dengan


menyenangkan menurut Kansil (1986) norma kesopanan merupakan peraturan
hidup yang timbul dari pergaulan segolongan manusia peraturan-peraturan itu
ditaati sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku manusia terhadap manusia
yang ada di sekitarnya.

Norma adat merupakan sekumpulan peraturan hidup yang tumbuh dan


berkembang pada suatu masyarakat dan ditaati serta dilaksanakan oleh masyarakat
yang bersangkutan karena dirasakan sebagai suatu kewajiban norma adat sama
halnya dengan norma kesopanan yakni bersifat relatif dalam arti apa yang
diharuskan atau dilarang oleh suatu masyarakat belum tentu akan diharuskan atau
dilarang oleh masyarakat lainnya.

Norma hukum bertujuan untuk mencapai kedamaian dan pergaulan hidup


kedamaian akan tercapai dengan menciptakan suatu keserasian antara ketertiban
(yang bersifat lahiriyah) dengan ketentraman (yang bersifat batiniah).

Hukum adalah suatu tata yang bersifat memaksa suatu tata sosial yang berusaha
menimbulkan perilaku individu sesuai dengan diharapkan melalui pengundangan

8
tindakan-tindakan paksaan disebut demikian karena peraturan itu mengancam
perbuatan yang merugikan masyarakat dengan tindakan paksaan yaitu
menetapkan tindakan paksaan tersebut di dalam undang-undang.

Dalam setiap peraturan hukum selalu terkandung norma dan sanksi sanksi
merupakan konsekuensi dari perbuatan yang dianggap merugikan masyarakat
sanksi diberikan oleh tata hukum dengan maksud untuk menimbulkan perbuatan
tertentu yang dianggap dikehendaki oleh pembuat undang-undang sanksi
merupakan tindakan memaksa untuk menjamin perbuatan manusia yang
dikehendaki oleh peraturan hukum pada hukum pidana kita kenal sanksi pidana
yang dalam pengertiannya yang sempit berarti hukuman pada hukum perdata kita
menyebutnya sebagai sanksi perdata yang merupakan suatu eksekusi perdata
berupa pencabutan hak atas harta benda yang dapat dipaksakan dengan maksud
untuk memberikan ganti rugi yakni kompensasi atas kerugian yang disebabkan
oleh perbuatan melawan hukum.

Untuk menjalankan hukum sebagai mestinya maka dibentuk lembaga penegakan


hukum (law onforces), ya itu kepolisian yang berfungsi utama sebagai lembaga
penyidik; kejaksaan yang fungsi utamanya sebagai lembaga penuntut; kehakiman
yang berfungsi sebagai lembaga pemutus/pengadilan dan; lembaga penasihat atau
bantuan hukum.

a. Kepolisian

Kepolisian negara ialah alat penegak hukum yang terutama bertugas memelihara
keamanan di dalam negeri. Menurut pasal 4 UU no 8/1981 tentang UU hukum
acara pidana (KUHP) penyelidik adalah setiap pejabat polisi negara RI penyelidik
mempunyai wewenang:

1. Menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak;

2. Mencari keterangan dan;

3. Menyuruh berhenti seorang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa


tanda pengenal diri;

9
4. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.

b. Kejaksaan

Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang untuk bertindak sebagai


penuntut umum serta melaksanakan keputusan pengadilan yang tidak memperoleh
kekuatan hukum tetap kejaksaan adalah lembaga pemerintah yang melaksanakan
kekuasaan negara di bidang penuntutan sedangkan yang dimaksud penuntutan
adalah tindakan penuntut umum untuk melimpahkan perkara ke pengadilan negeri
yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam hukum acara
pidana dengan permintaan supaya diperiksa dan dihapus oleh hakim di sidang
pengadilan.

Tugas dan wewenang kejaksaan bukan hanya dalam bidang pidana tetapi juga di
bidang perdata dan tata usaha negara di bidang ketertiban dan kepentingan umum
serta dapat memberikan pertimbangan dalam bidang hukum kepada instansi
pemerintah lainnya.

c. Kehakiman

Kehakiman merupakan suatu lembaga yang diberi kekuasaan untuk


mengadili sedangkan hakim dan pejabat peradilan negara yang diberi wewenang
oleh undang-undang untuk mengadili pasal UU nomor 8/1981 mengadili adalah
serangkaian tindakan hakim untuk menerima memeriksa dan memutus perkara
pidana berdasarkan asas bebas jujur dan tidak memihak di sidang pengadilan
dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang tersebut.

Dalam upaya menegakkan hukum dan keadilan serta kebenaran hakim


diberi kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan artinya hakim
tidak boleh dipengaruhi oleh kekuasaan kekuasaan lain yang memutuskan perkara
apabila hakim mendapat pengaruh dari pihak lain dalam memutuskan perkara
Mereka cenderung keputusan hakim itu tidak adil yang pada akhirnya akan
merasakan masyarakat dan wibawa hukum dan hakim akan pudar.

10
Penyelesaian perbuatan-perbuatan yang melawan hukum dapat dilakukan
dalam berbagai badan peradilan sesuai dengan masalah dan pelakunya pasal 10
ayat 1 UU no 14/1970 tentang pokok-pokok kekuasaan kehakiman ditegaskan
kekuasaan kehakiman dilaksanakan oleh badan pengadilan dalam empat
lingkungan 1 peradilan umum 2 peradilan agama 3 peradilan militer dan 4
peradilan tata usaha negara.

Peradilan militer peradilan agama dan peradilan tata usaha negara


merupakan peradilan khusus karena mengadili perkara-perkara tertentu untuk
mengadili golongan rakyat tertentu sedangkan peradilan umum merupakan
peradilan bagi rakyat pada umumnya dan mengenal perkara perdata maupun
perkara pidana.

a. Peradilan agama

Peradilan agama diatur oleh UU nomor 7/1989 berdasarkan undang-undang


tersebut peradilan agama bertugas dan berwenang memeriksa perkara-perkara di
tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang (a)
perkawinan (b) kewarisan wasiat dan hibah yang dilakukan berdasarkan hukum
Islam (c) wakaf dan shodaqoh.

b. Peradilan militer

Wewenang peradilan militer menurut UU no 16/1950 adalah bertugas memeriksa


dan memutuskan perkara pidana terhadap kejahatan atau pelanggaran yang
dilakukan oleh:

1) Seorang yang pada waktu itu adalah anggota angkatan perang RI;
2) Seorang yang pada waktu itu adalah orang yang oleh presiden dengan
peraturan pemerintah ditetapkan sama dengan angkatan perang RI;
3) Seorang yang pada waktu itu ialah anggota atau golongan yang
dipersamakan atau dianggap sebagai angkatan perang RI oleh atau
berdasarkan uu;

11
4) Orang yang tidak termasuk golongan tersebut di atas (1,2,dan3), tetapi atas
keterangan materi kehakiman harus diadili oleh pengadilan dalam
lingkungan peradilan militer.

c. Peradilan tata usaha negara

Pasal 1 ayat (1) UU no 5/1986 disebutkan bahwa tata usaha negara adalah
administrasi negara yang melaksanakan fungsi untuk menyelenggarakan urusan
pemerintah baik di pusat maupun di daerah peradilan tata usaha negara bertugas
untuk mengadili perkara atas perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh
pegawai tata usaha negara.

d. Peradilan umum

Peradilan umum adalah salah satu pelaksanaan kekuasaan kehakiman bagi rakyat
pencari keadilan pada umumnya. Untuk menyelesaikan perkara-perkara yang
termasuk wewenang peradilan umum digunakan beberapa tingkat atau badan
pengadilan yaitu sebagai berikut

a. Pengadilan Negeri

Pengadilan negeri atau pengadilan tingkat pertama yang wewenangnya meliputi


satu daerah kabupaten/kota misalnya pengadilan negeri Bekasi pengadilan negeri
Tasikmalaya dan pengadilan negeri Bogor.

b. Pengadilan Tinggi

Putusan hakim pengadilan negeri yang dianggap oleh salah satu pihak belum
memenuhi rasa keadilan dan kebenaran dapat dilakukan banding proses banding
tersebut demikian pengadilan tinggi adalah pengadilan banding yang mengadili
lagi pada tingkat kedua (tingkat banding) suatu perkara perdata atau perkara
pidana yang telah diadili/diputuskan oleh pengadilan negeri.

c. Pengadilan Tingkat Kasasi

Pemeriksaan tingkat kasasi hanya dapat diajukan jika permohonan terhadap


perkaranya telah menggunakan upaya hukum banding kecuali ditentukan lain oleh

12
uu sedangkan permohonan kasasi hanya dapat diajukan satu kali kewajiban
pengadilan ma terutama adalah melakukan pengawasan tertinggi atas tindakan
segala pengadilan lainnya di seluruh Indonesia dan menjaga agar hukum
dilaksanakan dan ditegakkan.

d. Penasihat hukum

Penasihat hukum merupakan istilah yang ditunjukkan pada pihak atau orang yang
memberikan bantuan hukum. Penasehat hukum menurut KUHP adalah seorang
yang memenuhi syarat yang ditentukan oleh atau berdasar umum memberi
bantuan hukum.

C. KASUS-KASUS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM

Terdapat dua contoh yang disajikan dalam 3 contoh kasus pertama ya itu kasus
pencurian melalui ATM dan bagaimana keterkaitannya pasal-pasal dalam KUHP
tentang pencurian pasal yang mengatur tentang pencurian adalah pasal 362 KUHP
yang menyatakan bahwa barangsiapa mengambil sesuatu yang seluruhnya atau
sebagian kepunyaan orang lain dengan maksud untuk dimiliki secara melawan
hukum diancam karena pencurian denda pidana penjara atau denda.

Contoh kasus kedua kasus perampokan yang disertai dengan penganiayaan dan
pembunuhan secara pembakaran rumah korban yang bernama nyonya Sylvia
tujuan daripada pelaku dalam pembakaran rumah korban adalah untuk
menghilangkan jejak terhadap pelaku kejahatan di rumah nyonya Sylvia tersebut
dijatuhi ancaman pidana bagi kejahatan terhadap senyawa atau setidak-tidaknya
ancaman pidana bagi pelaku tindak pidana perampokan disertai penganiayaan
yang menyebabkan matinya korban pelaku dapat dikenai ancaman pidana atas
dasar ketentuan pasal 339 pasal 354 pasal 355 pasal 368 Jo 365 KUHP.

13
Pemerintahan yang bersih ditentukan oleh kwalita aparatur (administrasi)
pemerintahan yang bersih adalah produk kegiatan publik yang didukung oleh
pribadi-pribadi pelaksana (administrator) yang jujur dan bersih.

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Penegakan hukum adalah suatu proses untuk mewujudkan keinginan-
keinginan dalam hukum agar menjadi kenyataan dan ditaati oleh masyarakat.
Masyarakat Indonesia semakin hari makin mendambakan tegaknya hukum yang
berwibawa, untuk memenuhi rasa keadilan dan ketenteraman yang menyejukkan
hati. Penegakan hukum dapat di rumuskan sebagai usaha melaksanakan hukum
sebagaimana mestinya, mengawasi pelaksanaannya agar tidak terjadi pelanggaran,
dan jika terjadi pelanggaran memulihkan hukum yang di langgar itu supaya di
tegakkan kembali.
B. Saran
Hendaknya dalam penegakan hukum di Indonesia melibatkan seluruh aparat
penegak hukum dan yang terpenting adalah dukungan pemerintahan yang bersih.
Pemerintah harus berada di garda terdepan dalam penegakan hukum untuk
memberikan harapan kepada masyarakat atas kepastian hukum.

14
DAFTAR PUSTAKA

Winataputra, Udin. S dkk. 2021. Pembelajaran PKn di SD. Universitas Terbuka

15

Anda mungkin juga menyukai