Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PPKN

Pentingnya Perlindungan Dan Penegakan Hukum

Di Susun Oleh :
Kelompk : 2
Kelas : XII – MIA 4

Fitrah
Fahrul Rozy
Jusriansya
Indriani
Hasnawati
Idul hardini
SMA NEGERI 10 BONE
TAHUN PELAJARAN 2022 / 2023
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan berkat
dan bimbingan-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan dengan judul “Pentingnya Perlindungan dan Penegakan Hukum di
Indonesia”.

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas pelajaran PPKn yang ditujukan kepada
Bapak Drs. Muhammad Taufik selaku guru mata pelajaran PPKn. Tidak lupa, saya juga
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Muhammad Taufik yang dengan sabar
membimbing kami, Serta kepada semua pihak yang telah mendukung dalam proses terciptanya
makalah ini. Dalam makalah ini kami mencoba untuk menjelaskan tentang penegakan hukum di
Indonesia yang mencakup pengertian, latar belakang masalah, faktor-faktor yang mempengaruhi
penegakan hukum, dan sebagainya.

Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan yang ditemukan dalam karya tulis ini.
Oleh sebab itu, kami mengharapkan masukan-masukan dan kritik yang membangun sebagai
bahan evaluasi guna memperbaiki karya tulis ini. Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi
semua dan terkhusus bagi selaku penyusun. Dengan ini saya ucapkan terima kasih.

Tonra, Oktober 2022

Penyusun

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Perlindungan Hukum ............................................................................... 5

B. Pengertian Penegakan Hukum ................................................................................... 5

C. Pengertian Aparatur Penegak Hukum ....................................................................... 6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................................................ 9
B. Saran............................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 10

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Undang-Undang Dasar 1945 secara tegas menerangkan dalam pasal 1 ayat (3) UUD 1945
perubahan ketiga yang berbunyi “Negara Indonesia adalah Negara hukum”. Artinya, Negara
Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (rechtsstaat), tidak
berdasar atas kekuasaan (machstaat), dan pemerintah berdasarkan sistem konsitusi (hukum
dasar), bukan absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas). Dan perwujudan hukum tersebut
terdapat dalam UUD 1945 serta peraturan perundangan di bawahnya. Tetapi kenapa sistem
hukum di negeri ini selalu menjadi topik yang tak bosan-bosannya diperbincangkan dan
selalu membuat masalah. Apakah sistem yang berlaku tidak sesuai dengan karakter bangsa
Indonesia? Apakah para pelaku hukum yang tidak mengetahui ganjaran setiap tindakan
penyelewengan yang mereka lakukan? Atau apakah ganjaran dari sistem hukum tersebut
yang kurang tegas untuk mengatasi berbagai macam permasalahan tindak pidana?
Dalam negara hukum, segala permasalahan diselesaikan sesuai hukum yang berlaku.
Akan tetapi, praktik perlindungan dan penegakan hukum terkadang berbeda dengan prosedur
yang ditetapkan. Oleh karena itu, perlindungan dan penegakan hukum di Indonesia untuk
menjamin keadilan dan kebenaran dalam kehidupan bermasyarakat harus segera dibenahi
agar tidak terjadi penyelewengan hukum yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab. Seorang yang melanggar hukum harus ditindak sesuai aturan hukum
yang berlaku. Perlindungan dan penegakan hukum harus memenuhi rasa keadilan
masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, supaya penyusun mendapatkan hasil yang
diinginkan, maka penyusun mengemukakan beberapa perumusan masalah.
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah perlindungan dan penegakan hukum itu?
2. Apakah itu aparatur penegak hukum?
3. Apakah Faktor yang mempengaruhi Penegakan Hukum?
4. Apakah Permasalahan Penegakan Hukum di Indonesia?
5. Bagaimana Pemberdayaan Masyarakat dan Penegakan Hukum?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perlindungan Hukum


Perlindungan hukum merupakan hak setiap warga negara Indonesia, artinya seluruh
warga negara Indonesia tanpa membedakan berdasarkan golongan tertentu, berhak mendapatkan
perlindungan hukum dari sesuatu yang mengancam dirinya. Penegakan hukum merupakan suatu
usaha untuk mewujudkan ide-ide keadilan, kepastian hukum, dan kemanfaatan sosial menjadi
kenyataan.
Indonesia sebagai negara hukum, segala sesuatunya harus berdasarkan pada hukum (asas
legalitas). Perlindungan hukum diberlakukan bagi setiap orang sebagai bentuk perlindungan
terhadap hak-hak asasi manusia terhadap ketentuan hukum yang mungkin saja melanggar hak-
hak individu. Setiap orang memiliki hak dan diperlakukan sama di hadapan hukum. Semua
masyarakat Indonesia mendapat perlindungan hukum karena negara hukum melindungi segenap
warga negara tanpa membeda-bedakannya.
Hukum dapat diartikan sebagai himpunan peraturan-peraturan (perintah dan larangan)
yang dibuat oleh penguasa negara atau pemerintah untuk mengatur tingkah laku manusia dalam
bermasyarakat, bersifat memaksa, dan memiliki sanksi yang harus dipatuhi oleh masyarakat.
Sedangkan perlindungan adalah suatu proses cara perbuatan untuk melindungi seseorang. Jadi
perlindungan hukum adalah jaminan perlindungan pemerintah dan atau masyarakat kepada
warga negara dalam melaksanakan fungsi, hak, kewajiban, dan peranannya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Perlindungan hukum juga dapat diartikan sebbagai upaya melindungi secara hukum
terhadap jiwa raga, harta benda seseorang, dan Hak Asasi Manusia (HAM), yang terdiri atas hak
untuk hidup, hak kemerdekaan, hak beragama, dan sebagainya. Dengan demikian, pelanggaran
hukum apapun yang dilakukan terhadap hal-hal tersebut di atas akan dikenakan sanksi.
B. Pengertian Penegakan Hukum
Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau
berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas
atau hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Ditinjau
dari sudut subjeknya, penegakan hukum itu dapat dilakukan oleh subjek yang luas dan dapat
pula diartikan sebagai upaya penegakan hukum oleh subjek dalam arti yang terbatas atau
sempit. Dalam arti luas, proses penegakan hukum itu melibatkan semua subjek hukum
dalam setiap hubungan hukum. Siapa saja yang menjalankan aturan normatif atau melakukan
sesuatu atau tidak melakukan sesuatu dengan mendasarkan diri pada norma aturan hukum yang
berlaku, berarti dia menjalankan atau menegakkan aturan hukum. Dalam arti sempit, dari segi
subjeknya itu, penegakan hukum itu hanya diartikan sebagai upaya aparatur penegakan hukum
tertentu untuk menjamin dan memastikan bahwa suatu aturan hukum berjalan sebagaimana
seharusnya. Dalam memastikan tegaknya hukum itu, apabila diperlukan, aparatur penegak
hukum itu diperkenankan untuk menggunakan daya paksa.
Pengertian penegakan hukum itu dapat pula ditinjau dari sudut objeknya, yaitudari
segi hukumnya. Dalam hal ini, pengertiannya juga mencakup makna yang luas dan sempit.
Dalam arti luas, penegakan hukum itu mencakup pula nilai-nilai keadilan yang terkandung
di dalamnya bunyi aturan formal maupun nilai-nilai keadilan yang hidup dalam

5
masyarakat. Tetapi, dalam arti sempit, penegakan hukum itu hanya menyangkut penegakan
peraturan yang formal dan tertulis saja.
C. Pengertian Aparatur Penegak Hukum
Penegakan hukum di Indonesia tidak terlepas dari peran para aparat penegak hukum.
Aparatur penegak hukum mencakup pengertian mengenai institusi penegak hukum dan aparat
(orangnya) penegak hukum. Menurut Pasal 1 Bab 1 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana
(KUHAP), yang dimaksud aparat penegak hukum oleh undang-undang ini sebagai berikut.
1. Penyelidik ialah pejabat polisi negara Republik Indonesia atau pejabat Pegawai Negeri
Sipil tertentu yang diberikan wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan
penyelidikan. (Pasal 6 KUHAP)
Wewenang (Pasal 7 ayat [1] KUHAP) :
1. Menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana;
2. Melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian;
3. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka;
4. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan;
5. Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;
6. Mengambil sidik jari dan memotret seorang;
7. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
8. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan
perkara;
9. Mengadakan penghentian penyidikan;
10. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.

2. Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk bertindak
sebagai penuntut umum serta melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh
hukum tetap. (UU No 8 tahun 1981 tentang KUHP)
Tugas Jaksa:
1. Sebagai penuntut umum
2. Pelaksana putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap (eksekutor)

3. Penuntut umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk bertindak
seagai penuntut umum serta melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh
hukum tetap.
Berdasarkan Pasal 14 KUHAP Penuntut Umum mempunyai wewenang :
1. Menerima dan memeriksa berkas perkara penyidikan dari penyidik pembantu;
2. Mengadakan prapenuntutan apabila ada kekurangan pada penyidikan dengan
memperhatikan ketentuan Pasal 110 ayat (3) dan (4), dengan memberikan petunjuk dalam
rangka penyempurnaan penyidikan dari penyidik;
3. Memberikan perpanjangan penahanan, melakukan penahanan atau penahanan lanjutan
dan atau mengubah status tahanan setelah perkaranya dilimpahkan oleh penyidik;
4. Membuat surat dakwaan;
5. Melimpahkan perkara ke pengadilan;

6
6. Menyampaikan pemberitahuan kepada terdakwa tentang ketentuan hari dan waktu
perkara disidangkan yang disertai surat panggilan, baik kepada terdakwa maupun kepada
saksi untuk datang pada sidang yang telah ditentukan;
7. Melakukan penuntutan;
8. Menutup perkara demi kepentingan hukum;
9. Mengadakan tindakan lain dalam lingkup tugas dan tanggung jawab sebagai penuntut
umum menurut ketentuan undang-undang;
10. Melaksanakan penetapan hakim.

4. Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi kewenangan oleh undang-undang untuk
mengadili.
 Tugas dan wewenang hakim:

Dalam Bidang Manajemen Peradilan


1. Membantu pimpinan pengadilan dalam membuat program kerja jangka pendek dan
jangka panjang, pelaksanaannya serta pengorganisasiannya.
2. Melakukan pengawasan yang ditugaskan ketua untuk mengamati apakah pelaksanaan
tugas, umpamanya mengenai penyelenggaraan administrasi perkara perdata dan pidana
serta pelaksanaan eksekusi, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
melaporkannya kepada Ketua Pengadilan.
3. Melakukan pengawasan dan pengamatan (KIMWASMAT) terhadap pelaksanaan putusan
pidana di Lembaga pemasyarakatan dan melaporkannya kepada MA.
4. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan peradilan di
Pengadilan Negeri yang ditugaskan kepadanya serta rneneruskannya kepada kepustakaan
hukum.
5. Dalam Bidang Perdata
6. Menetapkan hari sidang.
7. Membuat catatan pinggir pada berita acara dan putusan Pengadilan Negeri mengenai
hukum yang dianggap penting.
8. Bertanggungjawab atas pembuatan dan kebenaran berita acara persidangan dan
menandatanganinya sebelum hari sidang berikutnya.
9. Dalam hal Pengadilan Tinggi melakukan pemeriksaan tambahan untuk mendengar
sendiri para pihak dan saksi, maka Hakim bertanggungjawab atas pembuatan dan
kebenaran berita acara persidangan serta menandatanganinya.
10. Mengemukakan pendapat dalam musyawarah.
11. Menyiapkan dan memaraf naskah putusan lengkap untuk dibacakan.
12. Menandatangani putusan yang sudah diucapkan dalam persidangan.
13. Melaksanakan pembinaan dan mengawasi bidang hukum perdata yang ditugaskan
kepadanya.
14. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penyeleng¬garaan peradilan di
Pengadilan Negeri yang ditugaskan kepadanya.
Dalam Bidang Pidana
1. Menetapkan hari sidang untuk perkara dengan acara biasa.
2. Menetapkan terdakwa ditahan, dikeluarkan dari tahanan atau dirubah jenis
penahanannya.
3. Bertanggungjawab atas pembuatan dan kebenaran berita acara persidangan dan
menandatanganinya sebelum sidang berikutnya.
4. Mengemukakan pendapat dalam musyawarah.
7
5. Menyiapkan dan memaraf naskah putusan lengkap untuk dibacakan.
6. Hakim wajib menandatangani putusan yang sudah diucapkan dalam persidangan.
7. Menghubungi BAPAS agar menghadiri persidangan dalam hal terdakwanya masih
dibawah umur.
8. Memproses permohonan grasi.
9. Melakukan pengawasan dan pengamatan terhadap keadaan dan perilaku narapidana yang
berada di lembaga pemasyarakatan serta melaporkannya kepada Mahkamah Agung.
10. Melakukan pengawasan yang ditugaskan ketua untuk mengamati apakah pelaksanaan
tugas mengenai penyelenggaraan administrasi perkara pidana/ bidang pidana dan
eksekusi serta melaporkannya kepada Pimpinan Pengadilan.
11. Mempelajari dan mendiskusikan secara berkala kepustakaan hukum yang diterima dari
Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung.

5. Penasehat hukum adalah seseorang yang memenuhi syarat yang ditentukan oleh undang-
undang untuk memberikan bantuan hukum.
Wewenang penasehat hukum:
Mengajukan fakta dan pertimbangan yang ada sangkut pautnya dengan klien yang sedang
dibelanya dalam perkara tersebut, sehingga akan terjadi keseimbangan dalam persidangan
yang akan berpengaruh pada keputusan Hakim yang adil.

BAB III

8
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya

norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau

hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Aparatur penegak hukum mencakup pengertian mengenai institusi penegak hukum dan

aparat (orangnya) penegak hukum. Dalam arti sempit, aparatur penegak hukum yang

terlibat dalam proses tegaknya hukum itu, dimulai dari saksi, polisi, penasehat hukum,

jaksa, hakim, dan petugas sipir pemasyarakatan.

B. SARAN

Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih

banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera

melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber

dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://kumpulanmakalah94.blogspot.com/2015/07/makalah-proses-perlindungan-dan.html
https://www.academia.edu/8960853/Makalah_PPKN

10

Anda mungkin juga menyukai