Anda di halaman 1dari 28

PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

Pembimbing : : Bu Hj. Imas Sumiarsih, M.M.Pd

Disusun oleh : Kelompok 2

XII IPS 1

Ketua Kelompok : Amanda Rahmadanti

Anggota Kelompok :

SMAN 1 KATAPANG

KAB. BANDUNG

PROVINSI JAWA BARAT

2023-2024

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa. Atas rahmat dan
hidayahnya, kami sekelompok dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perlindungan dan
penegakan hokum di Indonesia”

Tidak lupa kami sekelompok mengucapkan terimakasih kepada selaku guru mata
pelajaran PPKN yang telah membantu dan membimbing kami sekelompok dalam mengerjakan
makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman sekelompok yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk pengerjaan tugas
kelompok PPKN yang nantinya akan kami presentasikan secara langsung.

Kami menyadari adanya kekurangan dalam makalah ini oleh sebab itu saran dan kritik
senantiasa diharapkan demi perbaikan karya makalah, kami juga berharap semoga makalah ini
mampu memberikan pengetahuan tentang perlindungan dan penegakan hokum di Indonesia.

Bandung,

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
C. Tujuan............................................................................................................................................4
D. Manfaat..........................................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
A. HAKIKAT PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUM.................................................5
B. PERAN LEMBAGA PENEGAK HUKUM DALAM MENJAMIN KEADILAN DAN
KEDAMAIAN.....................................................................................................................................10
C. DINAMIKA PELANGGARAN HUKUM.................................................................................18
BAB III.....................................................................................................................................................25
PENUTUP................................................................................................................................................25
A. Kesimpulan..................................................................................................................................25
B. Saran.............................................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................27

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
UUD 1945 dengan jelas menjelaskan dalam Pasal 1 Ayat (3) Perubahan Ketiga bahwa:
“Indonesia adalah negara hukum”. Dengan kata lain, negara kesatuan Republik Indonesia adalah
negara yang berdasarkan hukum (rechtsstaat), bukan berdasarkan kekuasaan (machstaat), dan
pemerintahan berdasarkan sistem ketatanegaraan (hukum dasar), tidak berdasarkan
totalitarianisme. (kekuatan tidak terbatas). ). Dan perwujudan undang-undang ini diwujudkan
dalam UUD 1945 serta peraturan perundang-undangan yang berasal dari UUD itu. Namun
mengapa sistem hukum negara ini masih menjadi topik yang tidak pernah bosan kita bahas dan
selalu menimbulkan banyak permasalahan: apakah sistem hukum yang ada saat ini tidak sesuai
dengan karakteristik bangsa Indonesia? Apakah pelaku kejahatan adalah orang-orang yang tidak
mengetahui balasan atas setiap kesalahan yang dilakukannya? Atau apa manfaat dari sistem
hukum yang kurang otoriter dalam menangani jenis-jenis kriminal?
Dalam negara yang menjunjung tinggi supremasi hukum, segala permasalahan
diselesaikan menurut hukum yang berlaku. Namun, upaya perlindungan dan penegakan hukum
terkadang berbeda dari prosedur yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, perlindungan dan
penegakan hukum di Indonesia untuk menjamin keadilan dan kebenaran dalam kehidupan
bermasyarakat harus segera diselesaikan agar tidak terjadi pelanggaran hukum oleh oknum yang
tidak bertanggung jawab. Siapa pun yang melanggar hukum harus dihukum sesuai hukum yang
berlaku. Perlindungan dan penegakan hukum harus menjawab rasa keadilan Masyarakat.
Hukum negara adalah peraturan negara itu sendiri, yang dengannya negara menciptakan
keadaan yang pantas, keadaan yang menenteramkan kehidupan sosial masyarakat, mencegah
segala bentuk perbuatan pidana dan perdata. Namun tidak di Indonesia beberapa tahun terakhir
ini, pemberitaan di media begitu tragis. Faktanya, hasil survei Putaran Indonesia (LSI) terbaru
menunjukkan bahwa 56,0% masyarakat menyatakan tidak puas dengan penegakan hukum di
Indonesia, hanya 29,8% yang menyatakan puas, sedangkan 14,2% sisanya tidak menanggapi. .
Sebuah fenomena yang menunjukkan betapa lemahnya supremasi hukum di mata masyarakat.
Dengan premis tersebut penulis akan mencoba menjelaskan hukum, perlindungannya,
penerapannya, aspek-aspek yang menjadi subjek dan objek hukum, serta penerapan hukum dalam
konteks pihak-pihak yang tidak puas dengan hukum tersebut. hukum keadaan penegakan hukum
saat ini di Indonesia.

3
B. Rumusan Masalah
1. Apa makna perlindungan dan penegakan hukum dalam kehidupan bermasyarakat?
2. Bagaimana praktik perlindungan dan penegakan hukum dalam kehidupanmasyarakat?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sistem perlindungan dan penegakan hukum di Indonesia.
2. Menganalisis praktik perlindungan dan penegakan hukum dalam masyarakat
untukmenjamin keadilan dan kedamaian.
3. Menyaji hasil analisis praktik perlindungan dan penegakan hukum untuk
menjaminkeadilan dan kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.

D. Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut.
1. Dapat mengetahui sistem perlindungan dan penegakan hukum yang berlaku
diIndonesia.
2. Dapat mengetahui mengapa masyarakat tidak puas dengan penegakan hukum
diIndonesia.
3. Dapat mengetahui dan menilai bagaimana solusi dalam pemecahan permasalahan
hukum di Indonesia.
4. Khusus bagi pemerintahan, memberikan gambaran mengenai sistem
penegakanhukum yang berlaku dalam masyarakat, serta diharapkan dapat
menilai, menelaah dan membuat suatu keputusan dalam pemecahan masalah
penegakanhukum tersebut.

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. HAKIKAT PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUM

a) Konsep Perlindungan Dan Penegakan Hukum


Perlindungan dan penegakan hukum pada hakikatnya merupakan usaha yang
dilakukan agar hukum dapat berjalan sebagaimana mestinya. Bayangkan apa yang
akan terjadi jika di negara tidak ada aturan, di sekolah tidak ada tata tertib, dan di
lingkungan masyarakat tidak ada norma-norma sosial.
Makna tersebut tidak terlepas dari fungsi hukum itu sendiri,yaitu untuk
melindungi kepentingan manusia.Dengan kata lain hukum memberikan
perlindungan kepada manusia dalam memenuhi berbagai macam kepentingannya,
dengan syarat manusia juga harus melindungi kepentingan orang lain. Suatu
perlindungan dapat dikatakan sebagai perlindungan hukum apabila mengandung
unsur unsur sebagai berikut.
1) Adanya perlindungan dari pemerintah kepada warganya
2) Jaminan kepastian hukum
3) Berkaitan dengan hak hak warga negara
4) Adanya sanksi hukuman bagi pihak yang melanggarnya.
Perlindungan hukum terhadap konsumen diatur dalam Undang-Undang RI
Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. UU ini mengatur segala
hal yang menjadi hak dan kewajiban antara produsen dan konsumen.
Terdapat pula perlindungan hukum yang melindungi hak atas kekayaan
intelektual (HaKI). Pengaturan mengenai hak atas kekayaan intelektual meliputi,
hak cipta dan hak atas kekayaan industri. Pengaturan mengenai hak atas kekayaan
5
intelektual tersebut telah dituangkan dalam sejumlah peraturan undang-undangan,
seperti :
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek,
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten,
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas
Tanaman, dsb.
Kepentingan setiap orang akan terlindungi apabila hukum yang mengaturnya
dilaksanakan baik oleh masyarakat ataupun aparat penegak hukum. Contohnya,
perlindungan hukum konsumen akan terwujud apabila undang-undang
perlindungan konsumen dilaksanakan dan ditegakkan. Tanpa penegakan hukum,
maka hukum tidak berfungsi dan pelanggarnya akan terus mengulanginya tanpa
efek jera.

b) Pentingnya Perlindungan Dan Penegakan Hukum


Pentingnya penegakan hukum dan perlindungan terhadap masyarakat sangatlah
besar. Apalagi bagi masyarakat kelas bawah yang tidak mampu menyewa pengacara
atau sejenisnya. Karena sebagian besar kasusnya dituntut oleh individu yang punya
uang atau organisasi/organisasi yang punya uang.Sedangkan yang dilaporkan adalah
orang-orang kecil yang menyewa kuasa hukum saja tidak kuat. Tidak semua kasus
pelaporan itu jujur dan adil bagi yang dilaporkan. Ada kalanya pelaporan tersebut
demi kepentingan pribadi yang mengorbankan orang-orang lemah. Salah satunya
kasus tentang seorang nenek yang mengambil kayu bakar yang diperkarakan hingga
ranah hukum dan sempat menjadi heboh. Pentingnya perlindungan dan penegakan
hukum untuk orang terdiskriminasi itu juga penting. Hukum harus adil diberikan
kepada yang lemah tak berduit. Bukan hanya untk mereka yang berani membayar
dan semacamnya.
Sebagai negara hukum, tentusaja pentingnya perlindangan dan penegakan hukum
harus ditegakan oleh siapapun. Terutama untuk warga negara yang mendapatkan
penyimpangan hukum, ketidaknyamanan dan ketidakadilan. Nah, pentingnya
perlindungan dan penegakan hukum tersebut dapat di wujudkan dalam beberapa
poin hal berikut ini.

6
Pada dasarnya perlindungan dan penegakan hukum di Indonesia telah di atur
dalam hukum tertulis (UUD 1945) yaitu:
Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum
yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.
Pasal 28 D ayat 1
Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani
masyarakat, serta menegakkan hukum.
Pasal 30 Ayat 4
Terkait dengan menjawab pertanyaan apa pentingnya penegakan hukum, maka
jawabannya sama dengan apa tujuan dari hukum itu dibuat? Berikut penjelasannya :
Pentingnya perlindungan dan penegakan hukum adalah untuk menciptakan
tatanan masyarakat yang adil, damai yang sejahtera dengan tanpa adanya
pelanggaran HAM dan pelanggaran hukum lainnya seperti pembunuhan, penipuan
dan lain sebagainya. Selain itu hukum perlu ditegakkan agar Indonesia dapat
mencapai cita-citanya yaitu Menciptakan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia, dimana cita-cita itu dapat tercapai ketika hukum dapat ditegakkan seadil-
adilnya.
Perlindungan dan penegakan hukum sangat penting dilakukan karena dapat
mewujudkan hal-hal berikut ini.
1. Tegaknya Supremasi Hukum
Pernahkah kamu mendengar istilah supremasi hukum? Bagi kamu yang
mengambil jurusan hukum pasti tahu. Supremasi hukum merupakan hukum
yang memiliki kekuasaan mutlak dalam mengatur tindakan atau pergaulan
seseorang dalam kehidupannya. Dengan kata lain bahwa semua tindakan warga
negara hingga pemerintah sekalipun berjalan sesuai dengan hukum yang telah
berlaku.
Sayangnya tegaknya supremasi hukum ini tidak bisa berjalan sendiri.
Butuh yang namannya aturan yang harus ditegakan. Tentu aturan itu sendiri
tidak dapat ditegakan dengan sendiri. Butuh yang namanya aparat hukum, dan

7
masyarakat itu sendiri yang menjadikan supremasi hukum bisa ditegakan. Bisa
dikatakan, supremasi hukum hanya sebagai alat.
Kita tahu bahwa alat apapun jika digunakan dengan baik akan
menghasilkan sesuatu yang baik. Ketika kita menggunakan alat itu untuk hal
negative, maka juga dapat menimbulkan hal yang negative. sepertihalnya pisau,
jika pisau digunakan untuk mengiris bumbu masak, maka hasilnya masakan
lezat. akan lain cerita jika pisau tersebut untuk pembunuhan juga akan bermpak
malapetaka bagi pelakunya.
2. Tegaknya Keadilan
Pentingya perlindungan dan penegakan hukum yang kedua adalah demi
tegaknya keadilan. Tegaknya keadilan ini demi mewujudkan keselarasan dan
keadilan bagi warga Negara. Dimana setiap warga Negara Indonesia berhak
menikmati kewajiban dan mewujudkan keadilan.
Tampaknya mewujudkan keadilan itu sesuatu yang tidak mudah. Pada
realitanya menegakan sebuah keadilan itu bukan perkara yang mudah. Butuh
yang namannya melek hukum. salah satu faktor kenapa hukum tidak ditegakan
dengan adil karena banyak yang tidak melek hukum. Sehingga orang-orang
yang tidak melek hukum dimanfaatkan.
3. Mewujudkan Perdamaian
Pentingnya perlindungan dan penegakan hukum tentu saja demi
mewujudkan perdamaian dalam kehidupan masyarakat. Seperti yang ditegaskan
oleh Soerjono Soekanto, yang menyatakan bahwa perlindungan dan penegakan
hukum tidak semata mata hukum yang berlaku. Tetapi bergantung pada
beberapa faktor. Diantarannya adalah faktor hukum, faktor penegak hukum,
faktor masyarakat, faktor sarana dan fasilitas hukum dan faktor kebudayaan
juga menjadi penentu.
1. Hukum
Di dalam hukum memuat undang-undang yang mengatur masyarakat agar
lebih tertata. Tentu saja undang-undang tersebut sesuai dengan ideologi Negara.
Pembuatan undang-undang itu sendiri dibuat berdasarkan kondisi masyarakat. Jadi
tidak asal dibuat semaunya. Bahkan untuk membuat aturan itu sendiri butuh proses

8
panjang dan melalui rapat dan kajian yang lebih menyeluruh. Bagaimanapun juga,
hukum inilah yang nanti dan masa yang akan datang dijadikan sebagai acuan dari
berbagai kasus. mulai dari kasus ringan hingga kasus berat.
2. Penegakan Hukum
Penegakan hukum adalah upayah pihak tertentu untuk menegakan hukum.
ada peran penegakan hukum yang sesuai dengan tugasnya masing-masing. Peran
penegak hukum itu sendiri pun juga diatur dalam perundang-undangan. Sebagai
penegak hukum, tentu saja dituntut untuk mengutamakan keadilan dan
profesionalisme, agar masyarakat pun juga konsekuen dengan perundang-
undangan yang telah diberlakukan.
3. Masyarakat
Pentingnya perlindungan dan oenegakan hukum ternyata tidak hanya
bergantung pada undang-undang dan penegak hukum saja. Tetapi masyarakat juga
berperan penting dalam mewujudkan perlindungan dan penegakan hukum. Oleh
sebab itu, masyarakat pun sebenarnya juga harus mengetahui dan memahami
hukum yang telah berlaku. Pentingnya perlindungan dan penegakan hukum,
masyarakat juga tidak hanya mentaati hukum dengan kesadaran diri. Tetapi juga
berani mengawal hukum agar tidak terjadi penyelewengan atau pelanggan oleh
beberapa orang saja.
4. Sarana dan Fasilitas Yang Mendukung Penegakan Hukum
Tidak dapat dipungkiri jika sarana dan fasilitas mampu memaksimalkan
penegakan hukum. Apa saja sih bentuk sarana dan fasilitas tersebut? Diantaranya
tersedianya keuangan, sumber daya manusia yang terampil, adannya organisasi
yang baik. Maka penegakan hukum bisa dengan mudah di wujudkan.
5. Kebudayaan
Lebih menekankan pada nilai cipta dan karsa yang mendasari hukum yang
berlaku. Dimana nilai-nilai inilah yang termasuk dalam konsepsi abstrak yang
dianggap baik dan akhirnya menjadi panutan. Tidak dapat dipungkiri jika
kehadiran kebudayaan ini pulalah yang mengajarkan kita untuk memahami
keberagaman. Sehingga dalam pembuatan kebijakan dan hukum pun agar lebih

9
bisa dimanfaatkan secara luas dan menguntungkan bagi orang dari beragam
kebudayaan.
Dari ulasan dan pemaparan tentang pentingnya perlindungan dan
penegakan hukum di atas menunjukan bahwa penegakan hukum melibatkan
banyak hal. Dimana penegakan hukum tidak bisa berdiri sendiri. Melainkan butuh
support dari banyak pihak dan banyak elemen. Mulai dari undang-undang,
hukum, masyarakat.
Pentingnya perlindungan dan penegakan hukum pun tidak sekedar
mengandalkan satu atau dua orang. tetapi butuh keterlibatan seluruh masyarakat
akan pentingnya melek akan hukum. Agar tidak terjadi penyalahgunaan dan
penyelewengan aturan hukum untuk kepentingan pribadi ataupun organisasi.
Semoga dengan ulasan tentang pentingnya perlindungan dan penegakan hukum
ini ada manfaatnya.
B. PERAN LEMBAGA PENEGAK HUKUM DALAM MENJAMIN KEADILAN
DAN KEDAMAIAN

1. Peran Kepolisian Republik Indonesia (Polri)

Anda tentunya sering sekali bertemu dengan anggota kepolisian. Peran yang
mereka tampilkan bermacam-macam, seperti mengatur lalu lintas, memberantas gerakan-
gerakan terorisme, mencegah penyalahgunaan narkoba, dan sebagainya.
Kepolisian Republik Indonesia atau yang sering disingkat Polri merupakan
lembaga negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat
menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan
kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri Selain itu,
dalam bidang penegakan hukum khususnya yang berkaitan dengan penanganan tindak
pidana sebagaimana yang di atur dalam KUHAP, Poln sebagai penyidik utama yang

10
menangani setiap kejahatan secara umum dalam rangka menciptakan keamanan dalam
negeri, Pasal 16 Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik
Indonesia, telah menetapkan kewenangan sebagai berikut.
a) Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan.
b) Melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian perkara
untuk kepentingan penyidikan.
c) Membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka
penyidikan
d) Menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa
tanda pengenal diri.
e) Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat.
f) Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi
g) Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan
pemeriksaan perkara.
h) Mengadakan penghentian penyidikan
i) Menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum
j) Mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi yang
berwenang di tempat pemeriksaan imigrasi dalam keadaan mendesak atau
mendadak untuk mencegah atau menangkal orang yang disangka melakukan
tindak pidana
k) Memberikan petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik pegawai
negeri sipil serta menerima hasil penyidikan penyidik pegawai negeri sipil
untuk diserahkan kepada penuntut umum.
Tindakan penyelidikan dan penyidikan yang dilaksanakan dengan sebagai berikut:
1) Tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum;
2) Selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan tindakan tersebut
dilakukan,
3) Harus patut, masuk akal, dan termasuk dalam lingkungan jabatannya,
4) Pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan yang memaksa, dan
5) Menghormati hak asasi manusia.

11
2. Peran Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia adalah lembaga Negara yang melaksanakan


kekuasaan Negara ,khususnya di bidang penuntutan .Kejaksaan memegang peranan
penting dalam penegakan hukum di Indonesia, karena posisinya sebagai lembaga
penegakan hukum dan keadilan. Keberadaan Kejaksaan Republik Indonesia diatur
dalam UU RI NO 16 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia .Peran kejaksaan di
antaranya menegakkan supremasi hukum, perlindungan kepentingan umum atau
masyarakat, penegakan hak asasi manusia serta pemberantasan Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme atau KKN.
Secara khusus, Kejaksaan Republik Indonesia merupakan lembaga yang
menjalankan kekuasaan negara di bidang penuntutan. Kejaksaan juga berperan
sebagai satu-satunya instansi pelaksana putusan pidana atau executive ambteenar.
Kejaksaan Republik Indonesia juga bisa berperan dalam ranah hukum perdata dan
tata usaha negara. Artinya kejaksaan bisa mewakili pemerintah dalam ranah perkara
perdata serta tata usaha negara, sebagai Jaksa Pengacara Negara. Untuk tugas dan
wewenang, semuanya disesuaikan dengan undang-undang yang berlaku.
Lembaga Penegak Hukum: Kejaksaan RI sebagai salah satu lembaga penegak
hukum di Indonesia yang mempunyai tugas dan fungsi sebagai penyidik pada tindak
pidana tertentu, penuntut umum, pelaksana penetapan hakim, pelaksana putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, pidana pengawasan dan lepas
bersyarat, bertindak sebagai Pengacara Negara serta turut membina ketertiban dan
ketentraman umum melalui upaya antara lain : meningkatkan kesadaran hukum

12
masyarakat, Pengamanan kebijakan penegakan hukum dan Pengawasan Aliran
Kepercayaan dan penyalahgunaan penodaan agama.
3. Peran Hakim Sebagai Pelaksana Kekuasaan Kehakiman

Peranan Hakim sebagai Pelaksana Kekuasaan Kehakiman Indonesia merupakan


negara hukum, dimana semua kehidupan kenegaraan harus di dasari oleh hukum yang
berlaku. Untuk menjaga dan mengawasi hukum yang berjalan sehingga masyarakat
bisa menaati hukum dan mendapatkan keadilan maka dibentuklah lembaga peradilan.
Dalam pelaksanaannya, kekuasaan di lembaga peradilan dilaksanakan oleh hakim.
Lalu bagaimana peran hakim sebagai pelaksana kekuataan kehakiman?
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 pasal 24 (1)
menegaskan bahwa kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakan hukum dan peradilan. Hal tersebut
juga ditekankan dalam UUD Republik Indonesia nomor 48 tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman pasal 1 yakni kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara
yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
keadilan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Di Indonesia perwujudan kekuasaan kehakiman diatur sepenuhnya dalam UU RI
no 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman yang merupakan penyempurnaan
dari UU RI no 4 tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman. Berdasarkan UU RI No
48 tahun 2009 pasal 18 kekuasaan kehakiman di Indonesia dilakukan oleh Mahkamah
Agung dan badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung meliputi badan
peradilan yang berada dilingkungan Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan
Militer, dan Peradilan Tata Usaha Negara, serta oleh semua Mahkamah Konstitusi.

13
Lembaga-lembaga tersebut berperan sebagai penegak keadilan dan dibersihkan
dari tiap intervensi dari lembaga Legislatif, Eksekutif, maupun lembaga
lainnya. Kekuasaan kehakiman yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga tersebut
dilaksanakan oleh hakim. Pihak yang melakukan kekuasaan kehakiman dinyatakan
pada UU RI No 48 tahun 2009 pasal 19, yaitu hakim dan hakim konstitusi. Hakim
adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh UU untuk mengadili.
Mengadili merupakan serangkaian tindakan hakim untuk menerima, memeriksa, dan
memutuskan perkara hukum berdasarkan asas bebas, jujur, dan tidak memihak
disebuah sidang pengadilan berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
Dalam upaya menegakan hukum dan keadilan serta kebenaran, hakim diberikan
kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan. Dengan kata lain,
hakim tidak boleh dipengaruhi oleh kekuasaan-kekuasaan lain dalam memutuskan
perkara. Apabila hakim mendapatkan pengaruh dari pihak lain dalam memutuskan
perkara maka cenderung keputusan hakim itu tidak adil yang pada akhirnya akan
meresahkan masyarakat serta wibawa hukum dan hakim akan pudar. Berdasarkan UU
No 48 tahun 2009 pasal 18, jenis hakim dapat dibedakan berdasarkan lembaga
peradilannya, yaitu sebagai berikut :
a) Hakim pada Mahkamah Agung, Hakim pada lembaga peradilan ini disebut
Hakim Agung.
b) Hakim yang berada pada Badan Peradilan yang berada di bawah Mahkamah
Agung yaitu Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer, dan
Peradilan Tata Usaha Negara.
c) Hakim pada Mahkamah Konstitusi, disebut hakim konstitusi.

Peran Hakim

Peran hakim tentu sangat krusial, karena sebagai pemegang kekuasaan


kehakiman, maka di tangan merekalah keadilan dalam suatu negara ditegakkan.
Seorang hakim tidak hanya dituntut untuk memahami hukum-hukum positif yang
berlaku melainkan harus mempunyai rasa keadilan yang tajam serta moralitas
yang mumpuni.

14
Setiap hakim melaksanakan proses peradilan yang dilaksanakan disebuah
tempat dinamakan pengadilan untuk melaksanakan proses peradilan dan
menegakan hukum. Pengadilan secara umum mempunyai tugas untuk mengadili
perkara menurut hukum dengan tidak membeda-bedakan orang.

Dalam prosesnya, pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa,


mengadili, dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum
tidak ada atau kurang. Pengadilan wajib memeriksa dan mengadili setiap perkara
peradilan yang masuk.
4. Peran Advokat Dalam Penegakan Hukum

Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum ,baik di dalam
maupun di luar pengadilan .Advokat dalam perannya sebagai pembela mendampingi
tersangka/terdakwa dalam memperoleh putusan yang adil. Mengenai kedudukan
advokat sebagai penegak hukum bila dibandingkan dengan penegak hukum yang
lain seperti polisi, jaksa dan hakim. bahwa advokat merupakan penegak hukum yang
berada di luar pemerintahan.
Peranan dan tugas Advokat Dalam Sistem Peradilan Pidana di Indonesia adalah
sebagai pengawal konstitusi dan hak azazi manusia, memperjuangkan hak azazi
manusia di dalam negara hukum, melaksanakan kode etik advokat, memberikan
konsultasi hukum (legal opinion), menyusun kontrak, memberikan informasi
hukum, membela.
Adapun jasa hukum yang diberikan Advokat berupa memberikan konsultasi
hukum, bantuan hukum, menjalankan kuasa, mewakili, mendampingi, membela, dan
melakukan tindakan hukum lain untuk kepentingan hukum klien.

15
Tugas advokat memberi pendampingan hukum, membela dan memastikan
bahwa seorang klien mendapatkan hak-haknya dalam menjalankan proses hukum,"
katanya didampingi Ketua Dewan Pimpinan Cabang Peradi Padang, Amirudin, pada
acara pengangkatan dan pengambilan sumpah advokat di aula Pengadilan Tinggi
Padang, Kamis.
Persyaratan menjadi advokat di Indonesia diatur dalam pasal 3 UU NO 18 Tahun
2003 tentang Advokat ,yaitu :
1. Warga NRI;
2. Bertempat tinggal di Indonesia;
3. Tidak berstatus sebagai pegawai negeri;
4. Berijazah sarjana pendidikan tinggi hukum;
5. Lulus ujian yang diadakan Organisasi Advokat
6. Tidak pernah dipidana penjara
Pasal 5 ayat (1) Undang-undang no. 18 tahun 2003 tentang Advokat
menyebutkan “Advokat berstatus sebagai penegak hukum, bebas dan mandiri yang
dijamin oleh hukum dan peraturan perundang-undangan”, maka kedudukan adavokat
adalah setara atau sederajat dengan aparat penegak hukum lainnya (Polisi, Jaksa,
Hakim).
Advokat berhati-hati memperoleh informasi, data, dan dokumen lainnya baik dari
instansi pemerintah maupun pihak lain yang berkaitan dengan kepentingan tersebut
yang diperlukan untuk pembelaan kepentingan kliennya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Advokat tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana dalam
menjalankan tugas profesinya dengan iktikad baik untuk kepentingan pembelaan
klien dalam sidang pengadilan. Dan Advokat yang menjadi pejabat negara tidak
melaksanakan tugas profesi Advokat selama memangku jabatan. Hak Advokat
Menurut Undang-undang : Beriringan dengan kewajiban di atas, seorang advokat
juga memiliki sejumlah hak. Berikut hak advokat menurut UU Nomor 18 Tahun
2003:

a) Hak kebebasan dan kemandirian dalam mengeluarkan pendapat dalam


membela suatu perkara.

16
b) Hak imunitas atau kekebalan seorang advokat dalam menjalankan tanggung
jawabnya di mana ia tidak dapat dituntut ketika menjalankan profesinya.
c) Hak meminta dan memperoleh informasi terkait perkara yang tengah
dihadapinya.
d) Hak menjalankan praktek peradilan di seluruh wilayah Indonesia. Hak
memiliki kedudukan yang sama dengan penegak hukum lainnya.
e) Hak memperoleh honorarium sesuai kesepakatan.
f) Hak memberikan somasi melalui surat atau teguran langsung.
Kewajiban yang harus dipatuhi seorang Advokat di antaranya sebagai berikut:
a) Advokat dilarang membedakan perlakuan terhadap klien berdasarkan SARA
b) Advokat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui dari kliennya
c) Advokat dilarang memegang jabatan lain yang bertentangan dengan kepentingan
tugas profesi
Sasaran menghadirkan Advokat adalah memberikan bantuan hukum bagi
terdakwa serta membantu hakim dalam menemukan kebenaran. Sehingga Advokat
dianggap sebagai penegak hukum masyarakat, serta kewajibannya untuk
menegakkan hak-hak asasi manusia, menolong orang-orang tanpa honorarium.

5. Peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

Berdasarkan Undang-undang (UU) Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi


Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Bab I Pasal 1, KPK adalah lembaga negara
yang dibentuk dengan tujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap upaya
pemberantasan tindak pidana korupsi. Tindak pidana korupsi yang dimaksud dalam
konteks ini yakni setiap orang atau korporasi yang memperkaya diri sendiri dengan
tindakan melawan hukum. Pernyatan ini dapat ditemukan pada UU No 31 Tahun

17
1999 tentang Pemberantasan Tidak Pidana Korupsi. Berikut Tugas, Wewenang, dan
Struktur Organisasi KPK
 Tugas KPK
Dikutip dari Bab II Pasal 6 UU Nomor 30 Tahun 2002 terdapat lima tugas utama
yang dibebankan pada lembaga KPK. Berikut tugasnya:
1) Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan
tindak pidana korupsi
2) Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan
tindak pidana korupsi
3) Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana
korupsi
4) Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi
5) Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.
 Wewenang KPK
Masih mengutip dari Bab yang sama, pada Pasal 7 dijelaskan tentang wewenang
yang bisa dilakukan oleh lembaga KPK di antaranya:
1) Mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana
korupsi
2) Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan zpemberantasan tindak pidana
korupsi
3) Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi kepada
instansi yang terkait
4) Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang
melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi
5) Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi.
 Asas Pedoman KPK
1) Kepastian hukum , asas yang mengutamakan landasan peraturan
perundang-undangan,kepatuhan dan keadilan.
2) Keterbukaan, asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi benar dan jujur.

18
3) Akuntabilitas, asas yang menentukan bahwa setiap hasil akhir kegiatan
KPK harus dapat dipertanggungjawabkan.
4) .Kepentingan umum,asas yang mendahulukan kesejahteraan umum.
5) Proporsionalitas, asas yang mengutamakan keseimbangan antara
tugas ,wewenang,tanggung jawab.
C. DINAMIKA PELANGGARAN HUKUM

1. Berbagai Kasus Pelanggaran Hukum


Tindakan-tindakan seperti pencurian, penculikan, pemukulan yang disebut dengan
pelanggaran hukum. Jadi pelanggaran hukum adalah berupa perbuatan yang tidak
sesuai atau melanggar larangan- larangan yang ditentukan oleh aturan hukum.
Pelanggaran dan kejahatan dua kata yang berhubungan dengan hukum. Kejahatan
adalah perbuatan melanggar hukum yang dikategorikan berat dan sedang. Sedangkan
pelanggaran adalah perbuatan melanggar hukum yang dikategorikan ringan. Sanksi
tindakan kejahatan adalah hukuman dan denda , sedangkan sanksi tindak pelanggaran
umumnya berupa denda. Misalnya, pelanggaran lalu lintas biasanya didenda dengan
sejumlah nominal sesuai UU.
Pelanggaran hukum adalah perbuatan yang bertentang dengan hukum. Perbuatan
melawan hukum dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) Pasal
1365, berbunyi: “Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian
kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena
kesalahannya untuk menggantikan kerugian tersebut.”
Pelanggaran hukum sangat sering terjadi, bahkan hampir setiap hari kita
menjumpai berbagai informasi terjadinya tindakan melawan hukum baik itu yang
dilakukan oleh masyarakat bahkan oleh aparat penegak hukum sendiri. Pelanggaran
hukum selalu saja terjadi dan terulang di masyarakat, hal ini disebabkan berbagai faktor
diantaranya ;
a. Sistem peradilan yang dipandang kurang independen dan imparsial,
b. Belum memadainya perangkat hukum yang mencerminkan keadilan
sosial,
c. Lemahnya perlindungan hukum terhadap masyarakat,
d. Masih adanya intervensi terhadap hukum,

19
e. Inkonsistensi dalam penegakan hukum,
f. Rendahnya kontrol secara komprehensif terhadap penegakan
hukum,
g. Belum meratanya tingkat keprofesionalan para penegak hukum,
Contoh sikap sesuai dengan ketentuan hukum:
a) Sikap Terbuka
Contoh : Mau mengatakan benar atau salah, dan berupaya selalu
jujur dalam memahami ketentuan hukum.
b) Sikap Obyektif/Rasional
Contoh : sanggup menyatakan ya atau tidak dalam ketentuan
hukum dengan segala konsekuensinya.
c) Sikap Mengutamakan Kepentingan Umum
Contoh : Merelakan tanah atau bangunan diambil pemerintah untuk kepentingan
sarana jalan atau jembatan.
Cara mengatasi permasalahan implementasi hukum dan peradilan di Indonesia
adalah dengan cara memperbaiki penegakkan hukum itu sendiri yang meliputi
beberapa faktor, yaitu substansi hukum, struktur hukum, sarana dan prasarana,
dan budaya hukum masyarakat.
Dengan kata lain, pelanggaran hakikatnya merupakan pelanggaran
terhadap kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan:
1) Aturan agama; oleh peraturan atau hukum yang berlaku,
2) Dasar negara; misalnya kasus pembunuhan merupakan
3) Konstitusi negara; dan pengingkaran terhadap kewajiban
untuk norma-norma sosial menghormati hak hidup orang
lain.
Pelanggaran hukum merupakan bentuk ketidak patuhan terhadap hukum.
Ketidakpatuhan terhadap hukum dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu:
a. Pelanggaran hukum oleh si pelanggar sudah dianggap Sebagai kebiasaan;
b. Hukum yang berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan.
Saat ini, kita sering melihat berbagai pelanggaran hukum terjadi di negara ini.
Hampir setiap hari, kita mendapatkan informasi mengenai terjadinya tindakan

20
melawan hukum baik yang dilakukan oleh masyarakat ataupun oleh aparat penegak
hukum sendiri. Berikut ini contoh perilaku yang bertentangan dengan aturan yang
dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara.
1) Dalam lingkungan keluarga, di antaranya:
 Mengabaikan perintah orang tua;
 Mengganggu kakak atau adik yang sedang belajar;
 Ibadah tidak tepat waktu;
 Menonton tayangan yang tidak boleh ditonton oleh anak-anak;
 Nonton tv sampai larut malam; dan
 Bangun kesiangan.
2) Dalam lingkungan sekolah, di antaranya
 Menyontek ketika ulangan;
 Datang ke sekolah terlambat
 Bolos mengikuti pelajaran;
 Tidak memperhatikan penjelasan guru; dan
 Berpakaian tidak rapi dan tidak sesuai dengan yang ditentukan
sekolah.
3) Dalam lingkungan masyarakat, diantaranya :
 Mangkir dari tugas ronda malam;
 Tidak mengikuti kerja bakti dengan alasan yang tidak jelas;
 Main hakim sendiri;
 Mengonsumsi obat-obat terlarang;
 Melakukan tindakan diskriminasi kepada orang lain;
 Melakukan perjudian; dan
 Membuang sampah sembarangan.
4) Dalam lingkungan bangsa dan negara, di antaranya:
 Tidak memiliki KTP;
 Tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas;
 Melakukan tindak pidana seperti pembunuhan, perampokan,
penggelapan, pengedaran uang palsu, pembajakan karya orang lain

21
dan sebagainya; d) melakukan aksi teror terhadap alat-alat
kelengkapan negara;
 Tidak berpartisipasi pada kegiatan pemilihan umum; dan
 Merusak fasilitas negara dengan sengaja.
2. Macam-Macam Sanksi atas Pelanggaran Hukum
Sanksi terhadap pelanggaran itu amat banyak ragamnya. Sifat dan jenis sanksi
dari setiap norma atau hukum berbeda satu sama lain. Akan tetapi, dari segi tujuannya
sama, yaitu untuk mewujudkan ketertiban dalam masyarakat. Sanksi norma hukum
adalah tegas dan nyata. Hal tersebut mengandung pengertian sebagai berikut.
1) Tegas berarti adanya aturan yang telah dibuat secara material telah diatur Dalam
peraturan perundang-undangan. Misalnya, hukum pidana mengenai sanksi diatur
dalam Pasal 10 KUHP. Dalam pasal tersebut, ditegaskan bahwa sanksi pidana
berbentuk hukuman yang mencakup:
a) Hukuman pokok, yang terdiri atas:
 Hukuman mati; dan
 Hukuman penjara yang terdiri atas hukuman seumur hidup dan hukuman
sementara waktu (setinggi-tingginya 20 tahun dan sekurang-kurangnya 1
tahun).
b) Hukuman tambahan, yang terdiri atas:
 Pencabutan hak-hak tertentu;
 Perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu; dan
 Pengumuman keputusan hakim.
2) Nyata berarti adanya aturan yang secara material telah ditetapkan kadar
Hukuman berdasarkan perbuatan yang dilanggarnya. Contoh: Pasal 338 KUHP,
menyebutkan “barang siapa sengaja merampas nyawa orang lain, diancam,
karena pembunuhan, dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun”.
Sanksi hukum diberikan oleh negara, melalui lembaga-lembaga peradilan, Sanksi
sosial diberikan oleh masyarakat, misalnya dengan cemoohan, dikucilkan dari
pergaulan, bahkan yang paling berat diusir dari lingkungan masyarakat setempat.
Jika sanksi hukum maupun sanksi sosial tidak juga mampu mencegah orang dari
perbuatan melanggar aturan, ada satu jenis sanksi lain, yakni sanksi psikologis. Sanksi

22
psikologis dirasakan dalam batin kita sendiri. Jika seseorang melakukan pelanggaran
terhadap peraturan, tentu saja di dalam batinnya ia merasa bersalah. Selama hidupnya, ia
akan dibayang-bayangi oleh kesalahannya itu. Hal ini akan sangat membebani jiwa dan
pikiran kita. Sanksi inilah yang merupakan gerbang terakhir yang dapat mencegah
seseorang melakukan pelanggaran terhadap aturan.
3. Partisipasi dalam Perlindungan dan Penegakan Hukum
Ketaatan atau kepatuhan terhadap hukum yang berlaku merupakan konsep nyata
dalam diri seseorang yang diwujudkan dalam perilaku yang sesuai dengan sistem
hukum yang berlaku. Tingkat kepatuhan hukum yang diperlihatkan oleh seorang warga
negara, secara langsung menunjukkan tingkat kesadaran hukum yang dimilikinya.
Kepatuhan hukum mengandung arti bahwa seseorang memiliki kesadaran untuk:
 Memahami dan menggunakan peraturan perundangan yang berlaku
 Mempertahankan tertib hukum yang ada; dan
 Menegakkan kepastian hukum.

Adapun ciri-ciri seseorang yang berperilaku sesuai dengan hukum yang berlaku dapat
dilihat dari perilaku yang diperbuatnya:
 Disenangi oleh masyarakat pada umumnya;
 Didak menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain;
 Tidak menyinggung perasaan orang lain;
 Menciptakan keselarasan;
 Mencerminkan sikap sadar hukum;
 Mencerminkan kepatuhan terhadap hukum.
Perilaku yang mencerminkan sikap patuh terhadap hukum harus kita tampilkan dalam
kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan
negara sebagai bentuk perwujudan partisipasi Anda dalam proses penegakan
dan perlindungan hukum. Berikut ini contoh perilaku yang mencerminkan kepatuhan
terhadap hukum yang berlaku
1) Dalam Kehidupan di Lingkungan Keluarga
a) Mematuhi perintah orang tua.
b) Ibadah tepat waktu.

23
c) Menghormati anggota keluarga yang lain seperti ayah, ibu, kakak, adik
dan sebagainya.
d) Melaksanakan aturan yang dibuat dan disepakati keluarga.
2) Dalam kehidupan di Lingkungan Sekolah
a) Menghormati kepala sekolah, guru dan karyawan lainnya.
b) Memakai pakaian seragam yang telah ditentukan.
c) Tidak menyontek ketika ulangan.
d) Memperhatikan penjelasan guru.
e) Mengikuti pelajaran sesuai dengan jadwal yang berlaku.
3) Dalam Kehidupan di Lingkungan Masyarakat
a) Melaksanakan setiap norma yang berlaku di masyarakat;
b) Bertugas ronda.
c) Ikut serta dalam kegiatan kerja bakti.
d) Menghormati keberadaan tetangga disekitar rumah.
e) Tidak melakukan perbuatan yang menyebabkan kekacauan di masyarakat
seperti tawuran, judi, mabuk-mabukkan dan sebagainya;
f) Membayar iuran warga.
4) Dalam kehidupan di Lingkungan Bangsa dan Negara.
a) Bersikap tertib ketika berlalu lintas di jalan raya.
b) Memiliki KTP.
c) Memiliki SIM.
d) Ikut serta dalam kegiatan pemilihan umum.
e) Membayar pajak.
f) Membayar retribusi parkir.

24
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Pentingnya perlindungan dan penegakan hukum adalah untuk menciptakan tatanan


masyarakat yang adil, damai yang sejahtera dengan tanpa adanya pelanggaran HAM dan
pelanggaran hukum lainnya seperti pembunuhan, penipuan dan lain sebagainya. Selain itu
hukum perlu ditegakkan agar Indonesia dapat mencapai cita-citanya yaitu Menciptakan
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, dimana cita-cita itu dapat tercapai ketika
hukum dapat ditegakkan seadil-adilnya.
Suatu perlindungan dapat dikatakan sebagai perlindungan hukum apabila mengandung
berbagai unsur-unsur yaitu adanya perlindungan pemerintah terhadap warganya, jaminan
kepastian hukum, dan berkaitan dengan hak-hak warga negara. Disamping itu, perlindungan
dan penegakan hukum di Indonesia juga penting bagi kehidupan bernegara, hal ini guna
merealisasikan tegaknya supremasi hukum, tegaknya keadilan, dan mewujudkan
perdamaian.
1. Tegaknya supremasi hukum, dengan tegaknya supremasi hukum maka hukum memiliki
kekuasaan yang besar dalam mengatur tindakan manusia.
2. Tegaknya keadilan, hukum memberikan keadilan untuk melindungi hak setiap warga
negara tanpa memandang ras, agama, status, maupun jabatan subyek hukum. Selama
subyek hukum berhak maka hukum akan tetap melindungi hak tersebut.
3. Mewujudkan perdamaian, dengan tegaknya hukum maka keadilan dalam memastikan
hak-hak setiap subjek hukum akan tewujud. Dengan demikian perdamaian akan
terwujud.

Untuk mewujudkan penegakan hukum di Indonesia yang adil maka peran lembaga penegak
hukum menjadi sangat penting. Bahkan, hal tersebut telah diatur sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Dalam hal ini, lembaga yang dimaksud yaitu Kepolisian Republik

25
Indonesia (Polri), Kejaksaan RI, Advokat, Hakim, dan Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK).
B. Saran
Dalam makalah ini menyarankan agar kita dapat mensosialisasikan politik kepada
masyarakat dengan sosialisasi yang benar dan tepat sehingga masyarakat dengan mudah
menerimanya. Oleh karena itu, untuk politikus disarankan agar dapat menjalankan politik
itu sesuai dengan ketentuan Undang-undang yang berlaku dan tidak menjadikan politik
untuk kepentingan pribadi.

26
DAFTAR PUSTAKA

Buku Paket Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Kelas XII


https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/prioris/article/view/387
http://ojs.uninus.ac.id/index.php/Pemuliaan/article/view/934

https://www.kompas.com/skola/read/2022/03/30/150000369/advokat--pengertian fungsi-
dan-peran

https://m.merdeka.com/pendidikan/4-kewajiban-advokat-yang-penting-buat-kamu
ketahui.html

https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/kelas-12/peran-hakim-sebagai-pelaksana
kekuataan-kehakiman-17036/

https://www.kompas.com/skola/read/2021/03/24/154450669/kejaksaan-republik
indonesia-peran-tugas-wewenang-dan-fungsinya?page=all

https://www.kejaksaan.go.id/profil_kejaksaan.php?id=6#:~:text=Lembaga%20Peneg ak
%20Hukum%3A%20Kejaksaan%20RI,hukum%20tetap%2C%20melakukan%20 p engawasan
%20terhadap

https://serupa.id/perlindungan-dan-penegakan-hukum-di-indonesia/

https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/perlindungan-dan-penegakan-hukum-di
indonesia-5974/

27

Anda mungkin juga menyukai