Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TUGAS KELOMPOK
NEGARA DAN KONSTITUSI
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok

Nama anggota :
1. A.A Shobirin (1192080001)
2. Aida Ainayya Qatrunnada (1192080003)
3. Aslamul Fauziah (119208008)
4. Diana Elda Safitri (1192080017)

KELAS A
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAAN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, maka kami bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “Negara dan Konstitusi” dan
dengan harapan semoga makalah ini bisa bermanfaat dan menjadikan
referensi bagi kita sehingga lebih mengetahui tentang Negara dan
konstitusi.

Akhir kata semoga bermanfaat bagi para mahasiswa, umum, khususnya


pada kelompok kami dan semua yang membaca makalah ini semoga bisa
dipergunakan dengan semestinya.

Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam makalah ini.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Bandung, Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 1

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1


2.1 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
3.1 Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................

2.1 Konstitusionalisme....................................................................................... 3
2.2 Konstitusi Negara......................................................................................... 4
2.3 Jenis-jenis Konstitusi ................................................................................... 7
2.4 Unsur-unsur Konstitusi ................................................................................ 8
2.5 Sifat-sifat Konstitusi .................................................................................... 8
2.6 Tujuan Konstitusi ......................................................................................... 9
2.7 Fungsi Konstitusi ......................................................................................... 9

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 10

3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 10


3.2 Kritik dan Saran ........................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia sebagai mahkluk sosial (homososius) memerlukan suatu
tempat tinggal untuk melakukan interaksi dengan sesamenya dan juga
sebagai tempat mengembangkan ide dan kretivitasnya. Manusia yang
membentuk suatu perkumpulan, yang mana didalamnya terjadi suatu
interaksi antar sesame anggotanya disebut dengan masyarakat. Kemudian
secara alamiah jika masyarakat itu hidup rukun dan tentram sesuai dengan
hukum akal (law of reason) maka akan terbentuklah suatu Negara (Jean
Jaques Rousseau). Keberadaan UUD 1945 yang selama ini disakralkan,
dan tidak boleh diubah kini telah mengalami beberapa perubahan.
Tuntutan perubahan terhadap UUD 1945 itu pada hakikatnya merupakan
tuntutan bagi adanya penataan ulang terhadap kehidupan berbangsa dan
bernegara. Atau dengan kata lain sebagai upaya memulai “kontrak sosial”
baru antara warga Negara dengan Negara menuju apa yang dicita-citakan
bersama yang dituagkan dalam sebuah peraturan dasar (konstitusi).
Perubahan konstitusi ini menginginkan pula adanya perubahan
sistem dan kondisi Negara yang otoritarian menuju kearah sistem yang
demokastis dengan relasi lembaga Negara yang seimbang. Dengan
demikian, perubahan konstitusi menjadi suatu agenda yang tidak bisa
diabaikan. Hal ini menjadi suatu keharusan dan amat menentukan bagi
jalannya demokratisasi suatu bangsa kedepannya. Sebab wajah Negara
yang demokratis dan pluraritis, sesuai dengan nilai keadilan sosial,
kesejahteraan rakyat dan emanusiaan tidak lepas dari peubahan konstitusi
yang ada.

1
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:

1. apa pengertian kostitusi itu?

2. apa pengertian Negara konstitusi itu?

3. bagaimanakah hubungan antara bangsa Indonesia dengan konstitusinya?

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah:

1. Untuk menjelaskan konstitusionalisme serta pengertiannya

2. Untuk menjelaskan Negara konstitusi

3. Untuk menjelaskan jenis dan unsur konstitusi

2
BAB II

PEMBAHASAN

NEGARA DAN KONSTITUSI

2.1 Konstitusionalisme
2.1.1 Gagasan tentang konstitusionalisme

Negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang terdiri atas unsur rakyat
(penduduk), wilayah, dan pemerintah. Pemerintah yang menyelenggarakan
dan melaksanakan tugas-tugas demi terwujudnya tujuan Negara.

Di Negara demokrasi, pemerintah yang baik adalah pemerintah yang


menjamin sepenuhnya kepentingan rakyat serta hak-hak dasar rakyat.
Upaya mewujudkan pemerintahan yang menjamin hak dasar rakyat serta
kekuasaan yang terbatas itu dituangkan dalam suatu aturan bernegara yang
umumnya disebut konstitusi (hukum dasar atau undang-undang dasar
Negara). Konstitusi atau undang-undang dasar Negara mengatur dan
menetapkan kekuasaan Negara efektif untuk kepentingan rakyat serta
tercegah dari penyalahgunaan kekuasaan.

Gagasan bahwa kekuasaan Negara harus dibatasi serta hak-hak dasar


rakyat dijamin dalam suatu konstitusi segera dinamakan
konstitusionalisme. Carl J.Friedrich berpendapat “konstitualisme adalah
gagasan bahwa pemerintah merupakan suatu kumpulan aktivitas yang
diselenggarakan atas nama rakyat, tetapi yang tunduk beberapa pembatas
yang dimaksud untuk member jaminan bahwa kekuasaan yang yang
diperlukan untuk pemerintah tidak disalahgunakan oleh mereka yang
mendapat tugas untuk memerintah. Pembatas yang dimaksud termaktub
dalam konstitusi.

3
Di dalam gagasan konstitusionalisme, isi dari pada konstitusi Negara
bercirikan dua hal pokok, yaitu sebagai berikut:

a.konstitusi itu membatasi kekuasaan pemerintah atau


penguasa agar tidak sewenang-wenang terhadap warganya.

b.konstitusi itu menjamin hak-hak dasar dan kebebasan


warga Negara.

2.1.2 Negara Konstitusional


Setiap Negara memiliki konstitusi sebagai hukum dasar. Namun tidak
setiap Negara memiliki undang-undang dasar. Negara konstitusional tidak
cukup hanya memiliki konstitusi, tetapi Negara tersebut juga harus
menganut gagasan tentang konstitusionalisme. Konstitusionalisme
merupakan gagasan bahwa konstitusi suatu Negara mampu member
batasan kekuasaan pemerintah serta member perlindungan pada hak-hak
dasar warga Negara.

Negara konstitusi bukan sekedar konsep formal. Negara yang menganut


gagasan konstitusionalisme inilah yang disebut Negara konstitusional
(Constitucional state).

2.2 Konstitusi Negara


2.2.1 Pengertian Konstitusi

Di dalam ilmu Negara dan hukum tata Negara, konstitusi diberi arti yang
berubah-ubah sejalan dengan perkembangan kedua ilmu tersebut. Pertama,
pengertian kostitusi pada masa pemerintahan-pemerintahan kuno (ancient
regime). Kedua, pengertian yang baru yaitu pengertian konstitusi menurut
tafsiran modern yakni sejak lahirnya dokumen konstitusi yang pertama di
dunia yang dikenal dengan nama Virginia Bill Of Right (1776). Konstitusi
dalam pengertian pertama diartikan sebagai nama bagi ketentuan-
ketentuan yang menyebut hak-hak dan kekuasaan dari orang-orang
tertentu, keluarga-keluarga tertentu yang berkuasa, atau suatu badan-badan

4
tertentu. Sebagai contoh dimasa-masa pemerintahan kerajaan absolute,
konstitusi diartikan sebagai “kekuasaan perorangan yang tak terbatas dari
yang raja”.

Sedangkan konstitusi dalam pengertian kedua, menurut Sovernin Lohman,


meliputi tiga unsur, yaitu:

1. konstitusi dipandang sebagai perwujudan perjanjian masyarakat


(kontrak social), artinya konstitusi merupakan hasil atau kongklusi dari
kesepakatan masyarakat untuk membina Negara dan pemerintahan yang
akan mengatur mereka.

2. konstitusi sebagai piagam yang menjamin hak-hak asasi manusia dan


warga Negara sekaligus penetuan batas-batas hak dan kewajiban warga
Negara dan alat-alat pemerintahannya.

3. konstitusi sebagai forma regimenis yaitu kerangka bangunan


pemerintahan.

Kata” konstitusi” berate “pembentukan”, berasal dari kata kerja yaitu


“constituer” (perancis) atau membentuk. Yang dibentuk adalah Negara,
dengan demikian konstitusi mengandung makna awal (permulaan) dari
segala peraturan perundang-undangan tentang Negara.

Beberapa ahli juga mengemukakan pengertian konstitusi sebagai berikut.

1. E.C.Wade

Konstitusi adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas pokok dari
badan pemerintahan suatu Negara dan menentukan pokok-pokok cara
kerja badan tersebut.

5
2. KC. Wheare

Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu Negara yang


berupa kumpulan peraturan yang membentuk dan menatur pemerintahan
Negara.

3. Herman Heller

Herman Heller membagi konstitusi menjadi tiga pengertian, yaitu:

a. Konstitusi yang bersifat yuris, yaitu konstitusi merupakan kesatuan


kaidah hidup di dalam masyarakat.

b. Konstitusi yang bersifat politik sosiologis, yaitu konstitusi yang


mencerminkan kehidupan politik masyarakat.

c. Konstitusi yang bersifat polotis, yaitu konstitusi yang ditulis dalam suatu
naskah sebagai undang-undang.

4. CF. Strong

Menurut CF. Strong, konstitusi merupakan kumpulan asas yang


didasarkan pada kekuatan pemerintah, hak-hak yang diperintah, serta
hubungan-hubungan antara keduanya yang diatur.

5. Sri Soemantri

Konstitusi merupakan naskah yang memuat suatu bangunan Negara dan


sendi-sendi sistem pemerintahan Negara. Dari beberapa pendapat para ahli
tersebut, dapat disimpulkan bahwa dua pengertian konstitusi, yaitu:

Dalam arti luas, merupakan suatu keseluruhan aturan dan ketentuan dasar
(hukum dasar yang meliputi hukum dasar tertulis dan hukum dasar tidak
tertulis yang mengatur mengenai suatu pemerintahan yang
diselenggarakan di dalam suatu Negara).

6
Dalam arti sempit, merupakan undang-undang dasar, yaitu suatu dokumen
yang berisikan aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang bersifat pokok
dari ketatanegaraan suatu Negara.

2.2.2 Kedudukan Konstitusi

Kedudukan konstitusi dalam kehidupan ketatanegaraan pada suatu Negara


sangat penting karena menjadi ukuran kehidupan dalam bernegara dan
berbangsa untuk mengetahui aturan-aturan poko yang ditujukan baik
kepada penyelenggara Negara maupun masyarakat dalam ketatanegaraan.
Kedudukan tersebut adalah sebagai berikut.

2.2.2.1 Sebagai hukum dasar

Dalam hal ini, kostitusi memuat aturan-aturan pokok mengenai


penyelenggara Negara, yaitu badan-badan/lembaga-lembaga
pemerintahan dan memberikan kekuasaan serta prosedur pengguna
kekuasaan tersebut kepada badan-badan pemerintahan.

2.2.2.2 Sebagai hukum tertinggi

Dalam hal ini, konstitusi memiliki kedudukan yang lebih tinggi


terhadap peraturan-peraturan yang lain dalam tata hukum pada suatu
Negara. Dengan demikian, aturan-aturan dibawah konstitusi tidak
bertentangan dan harus sesuai dengan aturan-aturan yang terdapat pada
konstitusi.

2.3 Jenis-jenis Konstitusi

Konstitusi dapat dibedakan dalam dua macam.

2.3.1 Konstitusi tertulis

Yaitu, naskah yang menjabarka (menjelaskan) kerangka dan tugas-tugas


pokok dari badan-badan pemerintahan serta menentukan cara kerja dari

7
badan-badan pemerintahan tersebut. Konstitusi tertulis ini dikenal dengan
sebutan undang-undnag dasar.

2.3.2 Konstitusi tidak tertulis

Merupakan suatu aturan yang tidak tertulis yang ada dan dipelihara dalam
praktik penyelenggaraan Negara disuatu Negara. Konstitusi tidak tertulis
ini dikenal dengan sebutan konvensi.

2.4 Unsur-unsur Konstitusi

Unsur-unsur yang harus dimuat didalam konstitusi menurut pendapat


Lohman adalah:

2.4.1 Konstitusi sebagai perwujudan kontak sosial, yaitu merupakan


perjanjian dari kesepakatan antara warga Negara dengan pemerintah;

2.4.2 Konstitusi sebagai penjamin hak asasi manusia, yaitu merupakan penentu
hak dan kewajiban warga Negara dan badan-badan pemerintah;

2.4.3 Konstitusi sebagai forma regiments, yaitu merupakan kerangka bangunan


pemerintah.

2.5 Sifat-sifat Konstitusi

Merupakan pendapat dari C.F. Strong (dalam Miriam Budiardjo: 1958)


suatu konstitusi dapat bersifat kaku atau bisa supel tergantung pada apakah
prosedur untuk mengubah konstitusi itu sudah sama dengan prosedur
membuat undnag-undnag di Negara yang bersangkutan atau belum.
Dengan demikian, sifat dari konstitusi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

8
2.5.1 Konstitusi yang bersifat kaku (rigid), hanya dapat diubah melalui
prosedur yang berbeda dengan prosedur membuat undang-undang pada
Negara yang bersangkutan;

2.5.2 Konstitusi yang bersifat supel (flexible), sifat supel disini


diartikan bahwa konstirusi dapat diubah melalui prosedur
yang sama dengan prosedur membuat undang-undang pada
negara yang bersangkutan.

2.6 Tujuan Konstitusi

Pada umumnya, konstitusi mempunyai tujuan untuk membatasi kekuasaan


penyelenggara Negara adar tidak dapat berbuat sewenang-wenang serta
dapat menjamin hak-hak warga Negara. Tujuan konstitusi ini merupakan
suatu gagasan yang dinamakan dengan konstitusionalime. Maksud dari
konstitusionalime adalah suatu gagasan yang memandang pemerintah
(penyelenggara pemerintah) sebagai suatu kumpulan kegiatan yang
diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat.

2.7 Fungsi Konstitusi

Fungsi konstitusi bagi suatu Negara sebagai berikut.

2.7.1 Membatasi atau mengendalikan kekuasaan penguasa agar dalam


menjalankan kekuasaanya tidak sewenang-wenang terhadap rakyatnya.

2.7.2 Memberi suatu rangka dan dasar hukum untuk perubahan masyarakat yang
dicita-citakan dalam tahap berikutnya.

2.7.3 Sebagai landasan penyelenggaraan Negara menurut suatu sistem


ketatanegaraan tertentu yang dijunjung tinggi oleh semua warga
negaranya, baik penguasa maupun rakyat (sebagai landasan struktual).

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Konstitusi diartikan sebagai peraturan yang mengatur suatu Negara, baik
yang tertulis maupun tidak tertulis. Konstitusi memuat aturan-aturan pokok
(fundamental) yang menopang berdirinya suatu Negara. Negara dan
konstitusi berhubungan erat, konstitusi lahir merupakan usaha untuk
melaksanakan dasar Negara. Bagi bangsa Indonesia, Negara dan konstitusi
adalah dwitunggal.
Istilah konstitusi pada umunya menggambarkan keseluruhan sistem
ketatanegaraan suatu Negara. Sistem itu berupa kumpulan peraturan yang
membentuk, mengatur, atau memerintah Negara. Peraturan-peraturan
tersebut ada yang tertulis sebagai keputusan badan yang berwenang dan ada
yang tidak tertulis yang berupa kebiasaan dalam praltik penyelenggaraan
Negara.
3.2 Saran
Bagi pembaca diharapkan agar mengetahui apakah pengertian dari konstitusi.
Dengan mengetahui hakikat dari Negara dan konstitusi, diharapkan kita bisa
menjadi warga Negara yang baik dan mampu melaksanakan segala peraturan
yang tertuang dalam konstitusi secara optimal.

10
DAFTAR PUSTAKA

Sunarso, 2006. Pendidikan kewarganegaraan PKN untuk perguruan tinggi,


Yogyakarta: UNY Press.
Sumarsono, dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Sabigin, Cecep Dudi Muklis. 2009. Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan.
Bandung: CV Insan mandiri.

11

Anda mungkin juga menyukai