Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH NEGARA DAN KONSTITUSI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen Pengampu:

Usep Saepurohman

Disusun Oleh:

Aji Saputra (221321000)

Iqbal Maulana (221321043)

PROGRAM STUDI D3-TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang maha esa atas segala nikmatnya sehingga penulis
dapat menyusun makalah ini yang berjudul “Negara Dan Konstitusi” dengan
sebaik-baiknya.

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan


tentang kewarganegaraan khususnya negara dan konstitusi.

Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, memberi
masukan dan mendukung penulisan makalah ini sehingga dapat selesai tepat
waktu. Semoga dibalas oleh Allah SWT dengan ganjaran yang melimpah.

Meski penulis telah menyusun makalah ini dengan maksimal, tidak menutup
kemungkinan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan kritik
dan saran yang konstruktif dari pembaca sekalian.

Akhir kata, saya harap makalah ini dapat menambah referensi keilmuan
masyarakat.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1. Pendahuluan.......................................................................................................1
1.2. Rumusan masalah...............................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................2
2.1. Negara................................................................................................................2
2.2. Konstitusi...........................................................................................................2
BAB III.............................................................................................................................4
PEMBAHASAN MASALAH..........................................................................................4
3.1. Negara................................................................................................................4
BAB IV............................................................................................................................13
SIMPULAN DAN SARAN............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................15

ii
`

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Pendahuluan

Dalam dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara yang kompleks, peran negara
dan konstitusi menjadi landasan utama dalam mengatur ketertiban sosial, politik, dan
hukum. Negara sebagai entitas politik mempunyai peran sentral dalam menjaga
keamanan, keadilan, dan kesejahteraan rakyatnya. Pada saat yang sama, Konstitusi
merupakan instrumen hukum tertinggi yang mengatur prinsip-prinsip dasar, struktur
pemerintahan, hak dan kewajiban warga negara.

Dalam konteks global, negara dan konstitusi berperan penting dalam membangun
sistem pemerintahan yang demokratis, transparan, dan adil. Melalui konstitusi, negara
melindungi asas hukum tertinggi, menjamin pemisahan kekuasaan antara eksekutif,
legislatif dan yudikatif serta melindungi hak asasi manusia. Dalam artikel ini kita
akan membahas secara mendalam tentang peran dan fungsi negara serta pentingnya
konstitusi sebagai landasan utama menjaga stabilitas, keadilan, dan kemajuan suatu
negara. Melalui analisis yang komprehensif, kami berharap dapat menggambarkan
dengan jelas bagaimana negara dan konstitusi saling melengkapi untuk menciptakan
sistem pemerintahan yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan zaman.

1.2. Rumusan masalah


1.2.1. Apa saja bentuk – bentuk negara?
1.2.2. Apa fungsi sebuah negara?
1.2.3. Apa saja unsur – unsur negara?
1.2.4. Apa isi, fungsi dan tujuan konstitusi?
1.2.5. Apa kedudukan konstitusi?
1.2.6. Apa saja klasifikasi konstitusi?
1.2.7. Apa hubungan antara Konstitusi dan Negara?
1.2.8. Bagaimana sistem Konstitusi di Indonesia

1
`

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Negara
Negara merupakan subjek hukum yang terpenting dibanding dengan subjek – subjek
hukum internasional lainnya. Pasal 1 Konvensi Montevideo 27 Desember 1933
mengenai hak dan kewajiban Negara menyebutkan bahwa Negara sebagai subjek
dalam hukum internasional harus memiliki empat unsur yaitu : penduduk yang tetap,
wilayah tertentu, pemerintahan yang berdaulat dan kapasitasi untuk berhubungan
dengan Negera lain (Jawahir thontowi, 2006 : 105).

Negara merupakan subjek Hukum Internasional yang terpenting (par Excellence) di


banding dengan subjek – subjek hukum internasional lainnya, sebagai subjek hukum
internasional Negara memiliki hak dan kewajiban menurut hukum internasional.
Menurut R. Kranenburg Negara adalah organisasi kekuasaan yang diciptakan oleh
kelompok manusia yang disebut bangsa sedangkan menurut Logeman Negara adalah
organisasi kekuasaan yang menyatukan kelompok manusia yang disebut bangsa.
(Mochtar Kusumaatmadja, 1981 : 89).

Hendry C Black mendefinisikan Negara sebagai sekumpulan orang yang secara


permanen menempati suatu wilayah yang tetap diikat oleh ketentuan – ketentuan
hukum yang melalui pemerintahannya mampu menjalankan kedaulatannya yang
merdeka dan mengawasi masyarakatnya dan harta bendanya dalam wilayah
perbatasannya, mampu mengadakan perang dan damai serta mampu mengadakan
hububungan internasional dengan masyarakat internasional lainnya (Huala Adolf,
1991:1-2).

2.2. Konstitusi
Dalam artikel terbitan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia bertajuk “Konstitusi
dan Konstitusionalisme”, Guru Besar Hukum Universitas Andalas Yuliandri
berpendapat bahwa konstitusi dan konstitusionalisme merupakan dua bentuk kata
yang berkaitan, saling terkait dan dapat saling menguatkan.

2
`

Konstitusionalisme sendiri merupakan ideologi yang harus dipertahankan secara


efektif melalui pembentukan konstitusi. Artinya konstitusi merupakan sarana
penerapan pemahaman konstitusionalisme dalam suatu negara.

Profesor Yuliandri dalam bukunya menjelaskan bahwa kata konstitusi merupakan


kata yang berasal dari bahasa Perancis, yaitu Constituen yang artinya membentuk.
Kata konstitusi sendiri berarti pembentukan suatu bangsa. Oleh karena itu, konstitusi
mempunyai kedudukan hukum tertinggi. Konstitusi sendiri mungkin disusun dari
pemikiran para pendiri negara.

Dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, para pendiri mengembangkan UUD 1945


menjadi konstitusi negara Indonesia. UUD 1945 merupakan hasil kesepakatan para
pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia, dari berbagai latar belakang daerah dan
keilmuan. UUD 1945 bisa dikatakan lahir dari mekanisme demokrasi dengan
kompromi semua pihak.

Masih mengutip pendapat Profesor Yuliandri, konstitusi mempunyai ketentuan-


ketentuan pokok yang berkaitan dengan lembaga dan kekuasaan yang mencita-citakan
terwujudnya aspek formal atau yang biasa disebut air kewenangan negara. Selain itu,
Konstitusi juga mempunyai ketentuan-ketentuan pokok mengenai kekuasaan dan
lembaga-lembaga yang berkaitan dengan jaminan kebendaan atau hak asasi manusia

3
`

BAB III

PEMBAHASAN MASALAH
3.1. Negara

Suatu negara dapat saja lahir dan hidup tetapi itu belum berarti bahwa Negara tersebut
mempunyai kedaulatan, kedaulatan ialah kekuasaan tertinggi yang dimiliki oleh suatu
Negara untuk secara bebas melakukan berbagai kegiatan sesuai kepetingannya asal
saja kegiatan tersebut tidak bertentangan dengan hukum internasional. Sesuai konsep
hukum internasional kedaulatan memiliki tiga aspek utama yaitu:

1. Aspek ekstern kedaulatan adalah hak bagi setiap Negara untuk secara bebas
menentukan hubungannya dengan berbagai Negara atau kelompok –
kelompok lain tanpa tekanan atau pengawasan dari Negara lain.
2. Aspek Intern, kedaulatan ialah hak atau wewenang eksklusif suatu Negara
untuk menentukan bentuk lembaga – lembaganya, cara kerja lembaga –
lembaganya tersebut dan hak untuk membuat undang – undangnya yang
diinginkannya serta tindakan – tindakan untuk mematuhi.
3. Aspek territorial, kedaulatan berarti kekuasaan penuh dan eksklusif yang
dimiliki oleh Negara atas individu – individu dan benda - benda yang terdapat
di wilayah tersebut (Boer Mauna, 2005:24).
A. Hak – hak dasar dan Kewajiban – kewajiban Negara
Upaya masyarakat internasional untuk mempersoalkan hak – hak dan
kewajiban – kewajiban Negara – negara telah dimulai sejak abad ke -17
dengan landasan teori kontrak sosial. Pada tahun 1916 American of
Internasional law (AIIL) mengadakan seminar dan menghasilkan Declaration
of the Right and Duties of Nations yang diusul dengan sebuah kajian yang
berjudul Fundamental Right and Duties of American Republics dan sampai
dirampungkannya Konvensi Montevideo tahun 1933. Hasil Konvensi
Montevideo ini kemudian menjadi rancangan deklarasi tentang hak dan
kewajiban Negara – negara yang disusun oleh Komisi Hukum Internasional
PBB pada tahun 1949, Namun komisi tersebut tidak pernah berhasil
menghasilkan usulan yang memuaskan Negara – negara. Deklarasi prinsip –
prinsip mengenai hak dan kewajiban Negara yang terkandung dalam
rancangan tersebut adalah sebagai berikut :(Huala Adolf, 1996: 37-38).

4
`

Hak – hak Negara:


1. Hak atas kemerdekaan
2. Hak untuk melaksanakan juridis terhadap wilayah, orang dan benda
yang berada di dalam wilayahnya
3. Hak untuk mendapatkan kedudukan hukum yang sama dengan Negara
– negara lain.
4. Hak untuk menjalankan pertahanan diri sendiri atau kolektif

Kewajiban – kewajiban Negara:

1. Kewajiban Negara tidak melakukan intervensi terhadap masalah –


masalah yang terjadi di Negara lain.
2. Kewajiban untuk tidak menggerakkan pergolakan sipil di Negara lain.
3. Kewajiban untuk tidak menggerakkan semua orang yang berada di
wilayahnya dengan memperhatikan hak – hak asasi manusia.
4. Kewajiban untuk menjaga wilayahnya agar tidak membahayakan
perdamaian dan keamanan internasional.
5. Kewajiban untuk mengadakan hubungan dengan Negara - negara lain
sesuai dengan hukum internasional.

Menunrut G.H Hackworth, Negara – negara pada umumnya diklasifikasikan


didalam Negara merdeka (independent states) dan Negara yang dinaungi
(dependent states) istilah Negara merdeka merujuk pada status bahwa Negara
tersebut sepenuhnya menguasai hubungan luar Negerinya tanpa didikte oleh
Negara lain, walaupun Negara – negara pada umumnya berbeda dalam luas
wilayah, penduduk, kekayaan, kekuatan dan kebudayaan di dalam hukum
internasional di kenal ajaran persamaan kedudukan Negara – negara (doctrine
of the equality of state) dalam doktrin ini dituntut bahwa kedudukan Negara –
negara adalah sama di mata hukum walaupun terdapat perbedaan – perbedaan
di antara merdeka dalam berbagai hal (Chairul Anwar, 1989:30-31)

B. Macam – macam bentuk Negara


Dalam hukum internasional semua Negara adalah sama, besar atau kecil, kaya
atau miskin, kuat atau lemah. Masing – masing Negara adalah subjek hukum
internasional dengan hak – hak dan kewajiban yang memilikinya namun tidak
semua Negara yang mempunyai bentuk yang sama, perbedaan bentuk ini

5
`

menyebabkan berbeda pula cara pelaksanaan hubungan internasional masing –


masing Negara. Bagaimana urusan dalam suatu Negara adalah urusan negeri itu
sendiri. Hukum internasional tidak mempunyai hak dan wewenang untuk ikut
menentukan bentuk suatu Negara, suatu Negara memilih bentuk negaranya sesuai
dengan keinginannya sendiri. Hukum internasional mengelompokkan Negara
dalam berbagai bentuk. (Boer Mauna, 2005:26)
1. Negara kesatuan
Dalam Negara kesatuan pemerintahan pusat mempunyai kedaulatan baik
ke dalam maupun ke luar selain ciri – ciri semacam itu bentuk Negara
kesatuan juga dicirikan oleh adanya Undang – undang dasar yang berlaku
di seluruh wilayah Negara. Contoh Negara kesatuan adala Republik
Indonesia. Berikut adalah ciri- ciri khusus dari negara berbentuk kesatuan untuk
mempertegas perbedaannya dengan negara serikat.

 Negara kesatuan hanya mempunyai satu pemerintah pusat dengan


beberapa daerah kekuasaan di bawahnya.

 Masing- masing negara kesatuan di dunia hanya memiliki satu


bendera dan satu Undang- Undang Dasar sebagai dasar hukumnya.

 Dalam pemerintahan negara kesatuan hanya memiliki 1 dewan


perwakilan rakyat.

 Negara kesatuan hanya membuat satu kebijakan yang berkaitan


dengan bidang politik, sosial, ekonomi, dan keamanan.

2. Negara federal
Negara Federal adalah gabungan sejumlah Negara yang dinamakan Negara
– negara bagian yang diatur oleh suatu Undang – undang dasar yang
membagi wewenang antara pemerintah federal dan Negara – negara
bagiannya. Contoh Amerika serikat, australia dan sebagainya. Di bawah ini
adalah beberapa ciri dari negara federal.

 Negara federal memiliki kedaulatan keluar dan ke dalam negara


bagian atau yang disebut dengan limitatif. Ini juga menegaskan bahwa

6
`

negara bagian tidak memiliki kedaulatan, tetapi kekuasaan sebenarnya


tetaplah dimiliki oleh negara bagian.

 Masing- masing negara bagian mempunyai pemerintahan sendiri


termasuk kepala negara beserta kabinetnya, serta anggota parlemen.

 Masing- masing negara bagian boleh membuat dasar hukumnya


sendiri. Meski demikian, dasar hukum dan peraturan yang dibuat oleh
negara bagian harus selaras dengan dasar hukum dari negara federal.

 Pengaturan hubungan negara dengan warga negara yang berada di


wilayahnya tidak dilakukan secara langsung melainkan melalui
negara bagian. Hal tersebut tidaklah berlaku untuk semua peraturan.
Ada juga hubungan yang terjadi secara langsung, misalnya dalam hal
penyebutan jabatan kepala negara. Pendudukan biasa menyebut istilah
kepala negara untuk pemimpin negara federal, sedangkan istilah
gubernur digunakan untuk menyebut kepala negara bagian.

3. Gabungan Negara – negara merdeka


Gabungan Negara – negara merdeka atau Uni terdiri dari gabungan
beberapa Negara yang sama. Contohnya yaitu Uni soviet sebelum akhirnya
bubar dan menjadi Rusia. Ada dua bentuk Uni yang terkenal yaitu
a. Uni Rill yaitu penggabungan dua Negara atau lebih melalui suatu
perjanjian internasional dan berada di bawah kepala Negara yang
sama dan melakukan kegiatan internasional sebagai kesatuan,
contoh dari penerapan uni rill di masa lalu yakni Uni Austria.
b. Sedangkan uni personil terbentuk bila dua Negara berdaulat
menggabungkan diri karena mempunyai raja yang sama. Gabungan
negara yang diakui secara internasional sebagai kesatuan politik
tunggal. Contohnya Uni Belanda dan Luxemburg (1839 – 1890),
Uni Inggris dan Skotlandia (1603 – 1707).
4. Protektorat
Dalam bentuk negara Protektorat terdapat 2 buah negara yang mana suatu
negara kolonial melindungi negara yang berada dibawah kekuasaannya.
Karena status mereka yang berbeda, yakni melindungi dan dilindungi

7
`

maka kewenangan yang dimiliki juga berbeda. Negara kolonial


mempunyai beberapa kewenangan atas negara yang berlindung padanya,
sebagai berikut:

 Negara kolonial sebagai negara pelindung berhak mengadakan


hubungan dengan pihak luar dan membuat sistem pertahanan untuk
melindungi negara di bawahnya.

 Negara pelindung juga berhak turut campur urusan internal dari


negara yang berada di bawahnya. Urusan internal tersebut biasanya
berkisar pada bidang ekonomi dan politik.

 Hal tersebut terlalu beresiko bagi negara yang dilindungi sehingga


sistem protektorat sudah tidak diterapkan lagi pada zaman sekarang.

 Sejumlah negara yang pernah menerapkan bentuk negara protektorat


adalah Vietnam, Laos, Kamboja, Tunisia dan Maroko.

3.2. Konstitusi

K. C. Wheare: Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara


yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk dan mengatur/memerintah dalam
pemerintahan suatu negara. Herman Heller: konstitusi lebih luas daripada UUD.
Konstitusi tidak hanya bersifat yuridis tetapi juga sosiologis dan politis. Menurutnya
ada 3 pengertian konstitusi, yaitu:

1. Konstitusi dilihat dalam arti politis dan sosiologis sebagai cermin kehidupan sosial
politik yang nyata dalam masyarakat.

Konstitusi, ketika dilihat dalam arti politis dan sosiologis sebagai cermin
kehidupan sosial politik yang nyata dalam masyarakat, mengacu pada konsep
bahwa konstitusi sebuah negara bukanlah sekadar dokumen hukum yang berdiri
sendiri, tetapi juga mencerminkan realitas politik, sosial, dan budaya dari
masyarakat di mana konstitusi tersebut berlaku.

Dalam arti politis, konstitusi mencerminkan struktur kekuasaan, pembagian


wewenang, dan mekanisme pengambilan keputusan dalam suatu negara. Ini
mencakup pembagian kekuasaan antara cabang eksekutif, legislatif, dan yudikatif,

8
`

serta sistem politik seperti demokrasi, republik, monarki, atau bentuk


pemerintahan lainnya.

Dalam arti sosiologis, konstitusi mencerminkan nilai-nilai, norma, dan aspirasi


masyarakat yang mempengaruhi proses politik dan pembentukan kebijakan.
Konstitusi mencerminkan dinamika sosial yang ada dalam masyarakat, seperti
pluralisme, hak asasi manusia, keadilan sosial, dan aspirasi politik kelompok-
kelompok tertentu.

Sebagai cermin kehidupan sosial politik yang nyata dalam masyarakat, konstitusi
terus mengalami interpretasi, reinterpretasi, dan perubahan seiring dengan
perubahan dalam masyarakat itu sendiri. Ini dapat terjadi melalui proses
perubahan konstitusi formal, seperti amandemen konstitusi, atau melalui
interpretasi yang berubah dari lembaga-lembaga yudisial atau politik.

Dengan demikian, konstitusi tidak hanya merupakan seperangkat aturan hukum


yang kaku, tetapi juga merupakan cermin dari dinamika, nilai, dan aspirasi yang
ada dalam masyarakat di mana konstitusi tersebut berlaku.

2. Konstitusi dilihat dalam arti yuridis sebagai suatu kesatuan kaedah hukum yang
hidup dalam masyarakat.
3. Konstitusi yang tertulis dalam satu naskah UUD sebagai hukum yang tertinggi
yang berlaku dalam suatu negara.

A. Isi, fungsi, dan tujuan Konstitusi

1. Isi Konstitusi
Menurut ahli politik Miriam Budiardjo, konstitusi atau Undang-Undang Dasar
memuat ketentuan-ketentuan mengenai:

a). Organisasi negara, seperti pembagian kekuasaan antara badan legislatif,


eksekutif, dan yudikatif, pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan
pemerintah negara bagian, prosedur penyelesaian masalah pelanggaran
yurisdiksi oleh salah satu badan pemerintah, dan lain-lain.

9
`

b) Hak-hak asasi manusia.


c) Prosedur mengubah Undang-Undang Dasar.
d) Adanya pemuatan tentang larangan untuk mengubah sifat tertentu dari
Undang-Undang Dasar.

Sementara itu, menurut ahli hukum A.A.H Struycken, konstitusi atau Undang-
Undang Dasar adalah dokumen formal yang berisi hasil perjuangan politik
bangsa di waktu lampau, tingkat-tingkat tertinggi perkembangan
ketatanegaraan bangsa, dan pandangan para tokoh bangsa yang hendak
diwujudkan.

2. Fungsi konstitusi
Kedudukan dan fungsi konstitusi yang dirumuskan Komisi Konstitusi tentang
perubahan Undang-Undang Dasar Negara RI tahun 1945.

a) Konstitusi berfungsi sebagai dokumen nasional (national document)


yang mengandung perjanjian luhur, berisi kesepakatan-kesepakatan
tentang politik, hukum, pendidikan, kebudayaan, ekonomi,
kesejahteraan, dan aspek fundamental yang menjadi tujuan negara.
b) Konstitusi sebagai piagam kelahiran negara baru (a birth certificate of
new state). Hal ini juga merupakan bukti adanya pengakuan
masyarakat internasional, termasuk untuk menjadi anggota PBB,
karena itu, sikap kepatuhan suatu negara terhadap hukum internasional
ditandai dengan adanya ratifikasi terhadap perjanjian-perjanjian
internasional.
c) Konstitusi sebagai sumber hukum tertinggi.
d) Konstitusi sebagai identitas nasional dan lambang persatuan.
e) Konstitusi sebagai alat untuk membatasi kekuasaan. Konstitusi dapat
berfungsi untuk membatasi kekuasaan, mengendalikan perkembangan
dan situasi politik yang selalu berubah, serta berupaya untuk
menghindarkan adanya penyalahgunaan kekuasaan.
f) Konstitusi sebagai pelindung HAM dan kebebasan warga negara.

10
`

3. Tujuan konstitusi

Konstitusi bertujuan sebagai sarana memberikan pembatasan dan


pengawasan terhadap kekuasaan politik dan membebaskan kekuasaan dari
kontrol mutlak dari para penguasa atau memberi batasan kepada para
penguasa pemerintahan. Dengan kata lain, konstitusi ada sebagai sarana yang
bisa mengatur masyarakatnya secara tertib dan terorganisasi. Negara juga
dapat mengontrol pemerintahannya lewat konstitusi tersebut.

B. Klasifikasi konstitusi

Berdasarkan jenis konstitusi, terdapat dua klasifikasi yaitu konstitusi tertulis dan
tidak tertulis.

1. konstitusi tertulis adalah konstitusi yang dituangkan dalam dokumen atau


naskah. Pengertian konstitusi tertulis ini seperti pengertian konstitusi menurut
K.C. Wheare yaitu hasil seleksi dari peraturan-peraturan hukum yang
mengatur pemerintahan negara tersebut dan telah dihimpun dalam sebuah
dokumen.
2. Konstitusi tidak tertulis disebut juga sebagai konvensi. Konvensi ini adalah
aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktik
penyelenggaraan negara meski tidak tertulis. Konstitusi jenis ini meskipun
tidak tertulis, namun tetap memiliki kekuatan hukum.
C. Hubungan konstitusi dengan negara.
Hubungan antara konstitusi dan negara sangat erat. Negara dalam hal ini
pemerintah, tidak dapat menjalankan kekuasaannya tanpa adanya
konstitusi. Sebaliknya, konstitusi tidak dapat terjadi tanpa negara. Namun,
pembentukan konstitusi adalah kehendak rakyat, karena rakyat memiliki
kedaulatan atas negara. Menurut K.C. Dimana, konstitusi digambarkan
sebagai sistem pemerintahan negara dan kumpulan berbagai keputusan
yang membentuk dan mengatur pemerintahan.

D. System konstitusi di Indonesia

Sejarah konstitusi Indonesia dapat dikatakan telah melewati berbagai tahapan


perkembangan. Tiap tahap memunculkan model ketatanegaraan yang khas,

11
`

sampai karena trauma masa lalu terutama akibat praktik politik Orde Baru
yang menyalahgunakan konstitusi untuk tujuan kekuasaannya yang sentralistik
dan otoriter, memunculkan ide untuk mengamandemen UUD 1945.

Tahapan perkembangan konstitusi di Indonesia dapat terjadi dalam beberapa


periode. Periode pertama berlakunya UUD 1945, periode kedua berlakunya
Konstitusi RIS 1949, periode ketiga berlaku UUDS 1950, Periode keempat
berlaku kembali UUD 1945 beserta Penjelasannya. Setelah itu UUD 1945
diubah berturut-turut pada tahun 1999, 2000, 2001, 2002 dengan
menggunakan naskah yang berlaku mulai 5 Juli 1959 sebagai standar dalam
melakukan perubahan di luar teks yang kemudian dijadikan lampiran yang tak
terpisahkan dari naskah UUD 1945.

Mengamandemen konstitusi (undang-undang dasar) jelas bukan urusan


sederhana. Sebab undang-undang dasar merupakan desain utama negara untuk
mengatur berbagai hal mendasar dan strategis, dari soal struktur kekuasaan
dan hubungan antar organ kekuasaan negara sampai hak asasi manusia. Proses
amandemen UUD 1945 terjadi secara bertahap selama empat kali. Ada
berbagai kekurangan dalam empat tahap amandemen tersebut yang mendapat
sorotan tajam di antara para pengamat, yang memunculkan ide perlunya
dibentuk Komisi Konstitusi yang akan membantu melakukan koreksi dan
mengatasi kekurangan-kekurangan itu untuk amandemen mendata

12
`

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN


4.1. Kesimpulan

Negara dan konstitusi adalah dua konsep yang tidak dapat dipisahkan. Hal
ini karena negara memerlukan aturan yang jelas dan konsisten untuk
mengatur dan membatasi kekuasaan pemerintahannya. Konstitusi
berperan sebagai landasan hukum yang menetapkan struktur
pemerintahan, hak-hak warga negara, dan kewenangan lembaga-lembaga
negara.

Dengan adanya konstitusi, kekuasaan pemerintah dibatasi dan diatur


sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi, supremasi hukum, dan
perlindungan hak asasi manusia. Konstitusi juga mencerminkan nilai-nilai,
aspirasi, dan cita-cita masyarakat yang menjadi bagian dari negara
tersebut.

Selain itu, konstitusi juga memberikan stabilitas dan kepastian hukum


bagi masyarakat dan pemerintah. Dengan menegakkan prinsip-prinsip
konstitusi, negara dapat mencegah penyalahgunaan kekuasaan,
mempromosikan keadilan, dan memastikan perlindungan hak-hak semua
warga negara.

Dengan demikian, negara dan konstitusi saling melengkapi satu sama lain
dalam menciptakan kerangka hukum dan pemerintahan yang efektif, adil,
dan demokratis bagi masyarakat. Keberadaan konstitusi menjadi pijakan
yang penting dalam membangun negara yang berdaulat dan berkeadilan
bagi seluruh rakyatnya.

4.2. Saran
Cakupan materi pada ruang lingkup negara dan konstitusi sangat luas dan
banyak, hal tersebut karena saling berkesinambungan. Sehinngga karena
hal tersebut penulis menyarankan untuk mengambil referensi sebainyak

13
`

dan se -valid mungkin, karena dapat membantu untuk meringkas materi


yang akan dipelajari dan yang akan dibahas.

14
`

DAFTAR PUSTAKA

Auli, R. C. (2023, 0ktober 27). Mengenal Fungsi dan Tujuan Konstitusi. Fungsi Konstitusi dan
Tujuannya Menurut Para Ahli(Kenegaraan). Dipetik Maret 3, 2023, dari
https://www.hukumonline.com/klinik/a/fungsi-dan-tujuan-konstitusi-lt631734f9af29d

Imanuella, J. (2022, 11 23). Tujuan konstitusi dan fungsi bagi suatu negara. Diambil kembali dari
Media Indonesia: https://mediaindonesia.com/politik-dan-hukum/539650/tujuan-konstitusi-
dan-fungsi-bagi-suatu-negara

Nugroho, F. T. (2022, januari 27). Ragam, Pengertian Negara, Unsur, Fungsi, Tujuan, dan Bentuk-
bentuknya. Dipetik maret 3, 2024, dari bola.com:
https://www.bola.com/ragam/read/4718203/pengertian-negara-unsur-fungsi-tujuan-dan-
bentuk-bentuknya

Sartono, K. E. (2009). KAJIAN KONSTITUSI INDONESIA DARI AWAL KEMERDEKAAN ERA REFORMASI
SAMPAI. Humanika, 9.

Tyas. (2017, Mei 22). 8 Bentuk - bentuk Negara di Dunia Beserta Contohnya. Diambil kembali dari
GuruPPKN.com: https://guruppkn.com/bentuk-bentuk-negara

Wulandari, T. (2022, oktober 11). detikpedia. Diambil kembali dari detikedu:


https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6341307/apa-itu-konstitusi-begini-jenis-jenis-dan-
isinya

15

Anda mungkin juga menyukai