Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
peneliti panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada peneliti, sehingga peneliti
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Negara dan Sistem Konstitusi”.

    
Akhir kata semoga bisa bermanfaat bagi para mahasiswa, umum, khususnya pada
diri saya sendiri, dan semua yang membaca makalah ini semoga bisa
dipergunakan dengan semestinya.

Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata saya mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Subang, 25 Maret 2020

Fadhillah Andien

Makalah Negara dan Sistem Konstitusi


Fadhillah Andien_E1A.19.0543
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..............................................................................................
1.2. Identifikasi Masalah......................................................................................
1.3. Maksud dan Tujuan Penulisan......................................................................

BAB II PEMBATASAN MASALAH


2.1. Pembatasan Masalah.....................................................................................

BAB III PEMBAHASAN


A. Memahami Negara .............................................................................................
3.1. Pengertian Negara.........................................................................................
3.2. Fungsi dan Tujuan Negera............................................................................
3.3. Macam-macam Bentuk Negara.....................................................................
B. Memahami Konstitusi ........................................................................................
3.4. Sejarah Konstitusi.........................................................................................
3.5. Pengertian Konstitusi....................................................................................
3.6. UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara Indonesia.........................................

BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

Makalah Negara dan Sistem Konstitusi


Fadhillah Andien_E1A.19.0543
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Negara yaitu suatu tempat yang di dalamnya di diami oleh banyak orang

yang mempunyai tujuan hidup yang bermacam-macam dan berbeda-beda antara

satu orang dengan orang yang lain. Suatu tempat dapat disebut dengan Negara jika

memenuhi unsur-unsur tertentu sebagaimana ditentukan dalam Konferensi Pan

Amerika dari tahun 1933 di Kota Montevidoe yang menghasilkan kesepakatan

yang dikenal dengan istilah Konvensi Montevideo. Menurut Pasal 1 Konvensi

Montevideo 1933, negara sebagai subjek hokum Internasional harus memiliki

klasifikasi: Penduduk yang tetap, wilayah tertentu, pemerintah, dan kemampuan

mengadakan hubungan dengan negara-negara lainnya.

Setelah suatu Negara terbentuk maka Negara tersebut berhk membentuk

Undang-undang atau konstitusi. Konstitusi di Indonesia sudah ada sejak zaman

dahulu bahkan sebelum kemerdekaan Indonesia, konstitusi telah ada yang

berfungsi mengatur kehidupan bermasyarakat yang disebut dengan adat istiadat

yang ada karena kesepakatan dari suatu masyarakat yang terlahir dan dipakai

sebagai pengatur kehidupan bermasyarakat.

Seperti halnya adat istiadat, konstitusi juga mengatur kehidupan suatu

Negara supaya tertatanya kehidupan dalam Negara. Jika dalam adat istiadat,

pelanggar adat istiadat dikenai hukum adat maka dalam konstitusi, pelanggar

konstitusi dikenai hokuman yang telah diatur dalam Undang-undang. Maka untuk

Makalah Negara dan Sistem Konstitusi


Fadhillah Andien_E1A.19.0543
mengatur kehidupan Negara dan unsur-unsur didalamnya, konstitusi sangat

dibutuhkan keberadaanya. Suatu Negara tanpa konstitusi atau Undang-undang

maka semua hal dalam Negara tidak dapat diatur pergerakaannya yang apabila

dibiarkan mengakibatkan Negara akan kacau, bobrok, runtuh dan berdampak

buruk dengan hilang keberadaannya.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya maka

identifikasi masalah penulisan ini adalah :

1. pengertian Negara

2. Unsur-unsur apa saja yang dibutuhkan untuk membangun negara

3. Penjelasan tentang konstitusi negara

1.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui tentang pengertian Negara
2. Untuk mengetahui unsur-unsur yang dibutuhkan untuk membuat
negara
3. Untuk mengetahui pengertian tentang konstitusi

Makalah Negara dan Sistem Konstitusi


Fadhillah Andien_E1A.19.0543
BAB II
PEMBATASAN MASALAH

2.1. Melihat luasnya masalah yang berkaitan dengan negara dan sistem

konstitusi, maka penulis membatasi masalah pada:

 Pengertian Negara dan syarat-syarat terbentuknya suatu Negara

 Tujuan dan fungsi Negara

 Macam-macam bentuk Negara.

 Sejarah lahirnya konstitusi

 Pengertian konstitusi.

 UUD 1945 sebagai konstitusi Negara Republik Indonesia.

Makalah Negara dan Sistem Konstitusi


Fadhillah Andien_E1A.19.0543
BAB III

PEMBAHASAN

A. Memahami Negara

3.1. Pengertian Negara

Negara berbeda dengan bangsa. Jika bangsa merujuk pada kelompok orang

atau persekutuan hidup, sedangkan Negara merujuk pada sebuah organisasi

sekelompok orang yang berada di dalamnya. Fenwich mengemukakan definisi

Negara, sebagai suatu masyarakat politik yang diorganisasikan secara tetap,

menduduki suatu daerah tertentu, dan hidup dalam batas-batas daerah tersebut,

bebas dari negara lain, sehingga dapat bertindak sebagai badan yang merdeka di

muka bumi.

Negara dibedakan ke dalam penertian formil yang diartikan bahwa negara

diartikan sebagai organisasi kekuasaan dengan suatu pemerintahan pusat.

Pemerintahan yang menjelmakan aspek formil suatu negara dengan karakteristik

dari negara formil ini adalah wewenang pemerintah untuk menjalankan paksaan

fisik secara legal dan negara ditempatkan sebagai pemerintah (staat-overheid).

Sementara itu, negara dalam arti materiil adalah sebagai masyarakat (staat-

gemenschap), negara sebagai persekutuan hidup. Negara dalam arti materiil

merupakan bentuk perkelompokan sosial, sebagai suatu realitas sosial yang dapat

dipikirkn terlepas dari kekuasaannya (pemerintahannya), tetapi tidak mungkin ada

suatu negara yang lepas dari individu-individu, dari masyarakat yang merupakan

substratum personil negara.

Makalah Negara dan Sistem Konstitusi


Fadhillah Andien_E1A.19.0543
Secara terminologi, negara diartikan sebagai organisasi tertinggi di antara

suatu kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu hidup dalam

daerah tertentu dam mempunyai pemerintah yang berdaulat. Pengertian ini

mengadung nilai konstitusi dari sebuah negara yang menyaratkan adanya unsur

dalam sebuah negara, menurut Pasal 1 Konvensi Montevideo 1933, negara

sebagai subjek hokum internasional harus memiliki kualifikasi sebgi berikut:

1. Peduduk yang tetap

Penduduk atau rakyat suatu negara adalah sekelompok orang yang

secara tetap atau permanen mendiami atau bermukim dalam suatu

wilayah. Penduduk merupakan unsur pokok bagi pembentukan suatu

negara, karena suatu pulau atau wilayah yang tidak ada penduduknya

tidak dapat diktakn sebagai negara. Dalam hukum internasional tidak ada

pembatasan tentang jumlah pendududk untuk dapat mendirikan suatu

negara.

2. Wilayah tertentu

Tidak ada negara tanpa wilayah, karena itu adanya wilyh adalah hl yang

mutlk adanya bagi dinyatakannya sebuah entitas sebagai negara.

Wilayah memiliki batas wilayah tempat kekuasaan negara itu berlaku.

Wilayah suatu negara sebagai berikut.

 Wilayah daratan, meliputi seluruh wilayah daratan dengan batas-

batas tertentu dengan negara lain.

 Wilayah lautan, meliputi seluruh perairan wilayah laut dengan

batas-batas yangditentukan menurut hukum internasional.

Makalah Negara dan Sistem Konstitusi


Fadhillah Andien_E1A.19.0543
 Wilayah udara atau dirgantara, meliputi !ilayah di atas daratan

dan lautan negarayang bersangkutan.

3. Pemerintah

Negara sebagai person yuridis, memerlukan sejumlah organ untuk

mewakili dan menyalurkan kehendaknya. Negara sebagai tempat

kekuasaan hanya dapat melaksanakan kekuasaan tersebut melalui organ-

organ yang terdiri dari individu-individu pemimpin orgnisasi yang

dinamakan pemerintah. Suatu yang hal pasti bahwa negara tanpa

pemerintah menjadi suatu anarki dan menganggap negara seperti suatu

organisasi biologis, oleh karenanya pemerintah adalah otak, susmsusm,

jantungnya suatu negara.

4. Kemampuan mengadakan hubungan dengan negara-negara lainnya

Unsur keempat ini secara konvensional disebut ability to establish and

to communicate in international relation yang oleh Shaw dinyatakan

bahwa apabila unsur keempat ini memiliki kesamaan pengertian dengan

istilah kemerdekaan. Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan ini Shaw

lebih lanjut menyatakan, bahwa negara tidak memiliki kemampuan

untuk melakukan hubungan luar negeri, mka bisa dikatakan negara

tersebut tidak merdeka.

3.2. Tujuan dan Fungsi Negara

Tiada negara yang dibentuk untuk menimbulkn kerusakan-kerusakan dan

kekacauan bagi umat manusia. Setidak-tidaknya, secara teoretis tujuan yang baik

dari negara itu semuanya dipusatkan pada penciptaan kesejahteraan bagi warga

Makalah Negara dan Sistem Konstitusi


Fadhillah Andien_E1A.19.0543
negara, dan kesejahteraan itu yang menjadi hukum yang tertinggi bagi warga

negaradan pengusa negara. Kraneburg merupakan pencetus konsep negara

kesejahteraan. Fungsi dan tujuan negara menurutnya tidak lain adalah

menciptakan kesejahteraan umum. Dengan konsep ini, negara merupakan alat

yang digunakan untuk mencapai fungsi dan tujuan tersebut. Kesejahteraan yang

dimaksud meliputi kebahagiaan, kemakmuran, keadilan, dan tidak adanya rasa

khawatir terhadap apa yang akan menimpa rakyatnya karena negara siap

memberikan perlindungan.

Dalam menunaikan fungsi dan mencapai tujuan itu, negara tidak begitu saja

dapat menggunakan segala cara dan jalan. Maka di sisni letak arti penting hukum

bagi suatu masyarakat atau negara. Tanpa berlakunya hukum di dalam

masyarakat, akan timbul kekacauan dan kesewenang-wenangan.

Selanjutnya, Friedmann mengemukakan 4 (empat) fungsi negara yaitu:

1. Negara sebagai provider, negara bertanggung jawab dan menjamin suatu

standar minimum kehidupan secara keseluruhan dan memberikan

jaminan sosial.

2. Negara sebagai regulator, negara mengadakan aturan kehidupan

bernegara.

3. Negara sebagai entrepreneur, negara menjalankan sector ekonomi

melalui badan usaha milik negara/daerah dan menciptakan suasana yang

kondusif untuk berkembangnya bidang-bidang suatu usaha.

4. Negara sebagai umpire, negara menetapkan standar-standar yang adil

bagi pihak yang bergerak di sector ekonomi, terutama antara sektor

negara dan sector swasta atau antar bidang-bidang usaha-usaha tertentu.

Makalah Negara dan Sistem Konstitusi


Fadhillah Andien_E1A.19.0543
3.3. Macam-macam Bentuk Negara

Secara umum, bentuk negara hanya meiliki dua bentuk yaitu; neagara

kesatuan (unitary state) dan negara serikat (federation).

Negara kesatuan adalah yang mengatur semua kekuasaan dilingkungan

wilayah negaranya yang berkuasa penuh hanya pemerintah pusat. Pada

pelaksanaanya negara kesatuan terbagi dalam dua macam, yaitu negara kesatuan

dengan sistem sentralisasi dimana kekuasaan penuh untuk mengatur daerah-

daerah dilingkungan negara diatur sepenuhnya oleh pemerintah pusat, daerah

hanya tinggal melaksanakan intruksi dari pusat dan negara kesatuan dengan

sistem desentralisasi dimana daerah diberikan kewenangan penuh untuk mengurus

sendiri yang terkenal dengan otonomi daerah.

Negara Serikat adalah suatu negara yang mempunyai negara bagian. Negara

tersebut merupakan dari beberapa negara. Biasanya dalam penggabungan itu

mengandung konsekuensi, bahwa negara yang menggabungkan diri kepada negara

serikat harus memberikan sebgin kekuasaanya kepada negara serikat di antaranya

pertahanan keamanan, hubungan luar negeri, keuangan, dll.

Selain kedua bentuk negara itu, sebenarnya jika dilihat dari jumlah yang

memimpin, negara dapat dibgi ke dlm tiga kelompok, yitu monarki, oligarki, dn

demokrasi. Pemerintahan monarki dipimpin oleh satu orang (biasanya oleh

seorang raja. Pada sistem oligarki yang memimpin terdiri dri beberpa orang atau

kelompok orang (biasanya berasal dari kalangan feodal). Sedangkan pada sistem

demokrasi kekuasaan penuh terletak di tangan rakyat, dengn kata lain kekuasaan

dari, oleh, dan untuk rakyat.

Makalah Negara dan Sistem Konstitusi


Fadhillah Andien_E1A.19.0543
B. Memahami Konstitusi

3.4. Sejarah Konstitusi

Awal muncul istilah konstitusi, dalam catatan sejarah klasik terdapat

dua perkataan yang berkaitan erat dengan pengertian kita sekarang tentang

konstitusi, yaitu dalam perkataan Yunani Kuno politeia dan perkataan

bahasa Latin constitution yang juga berkaitan dengan kata jus. Dalam kedua

perkataan politeia dan constitution itulah awal mula gagasan

konstitusionalisme diekspresikan oleh umat manusia beserta dengan

hubungan diantara kedua istilah tersebut dalam sejarah. Jika kedua istilah

tersebut dibandingkan, dapat dikatan bahwa yang paling tua usianya adalah

kata politeia yang berasal dari kebudayaan Yunani.

Pada masa Yunani Kuno, pengertian konstitusi masih bersifat materiil,

dalam arti belum berbentuk seperti yang dapat dimengerti di zaman modern.

Namun, perbedaan antara konstitusi dengan hukum biasa sudah tergambar

dalam pembedaan yang dilakukan oleh Aristoteles terhadap pengertian

politeia dan nomoi. Pengertian politeia dapat disepadankan dengan arti

konstitusi, sedangkan nomoi adalah undang-undang biasa. Politeia

cenderung mengandung kekuasaan yang lebih tinggi daripada nomoi karena

politeia mempunyai kekuasaan pembentuk sedangkan nomoi tidak ada

karena ia hanya merupakan materi yang harus dibentuk. Dalam kebudayaan

Yunani, istilah konstitusi berhubungan erat dengan ucapan Republica

Constituere yang melhirkn semboyng, Prinsip Legibus Solutus Est, Slus

Publica Suprema Lex, yang artinya ‘Rajalah yang berhak yang menentukan

Makalah Negara dan Sistem Konstitusi


Fadhillah Andien_E1A.19.0543
struktur organisasi negara, karena dialah stu-satunya pembuat undang-

undang.

Di lingkungan Kerajaan Romawi gagasan mengenai

konstitusionalisme diawali dari seorang filsuf, yakni Cicero dengn karyanya

yaitu “De Re Publica”. Perubahan terhadap pandangan yang tidak melihat

hukum sebagai sesuatu yang berada di luar atau di atas negara, baru timbul

setelah Cicero memperkenalkan pemikirannya dengan mengartikan negara

sebagai suatu a bond of law (vinculum juris). Dalam pengertian vinculum

juris itu, hukum tidak hanya dilihatnya sebagai elemen suatu negara, tetapi

an antecedent law.

Menurut Cicero dalam bukunya tersebut mengatakan, bahwa hukum

dalam arti demikan sama tuanya dengn pemikiran tentang keberadaan

Tuhan, jauh sebelum adanya negara dimana pun juga. Negara, bagi Cicero,

merupakan kreasi hukum. Sejak masa Cicero, dpt dikatakan pemikiran

kenegaraan dan hukum mengalami revolusi besar-besaran.

Pada masa-masa selanjutnya, ketika bangsa Eropa berada dalam

keadaan kegelapan yang biasa disebut adab-abad pertengahan, bersamaan

dengan masa itu di Timur Tengah tumbuh dn berkembang pesat peradaban

baru di lingkungan penganut ajaran Islam. Atas pengaruh Nabi Muhammad

Saw., banyak sekali inovasi-inovasi baru dalam kehidupan umat manusia,

salah satuya Piagam Madinah (Madinah Charter) surat perjanjian yang

dibuat pada masa Rasulullah SAW bersama dengan orang-orang Islam dan

pihak lain (Yahudi) yang tinggal di Yasrib (Madinah). Piagam tersebut

memuat pokok-pokok pikiran yang darisudut tinjauan modern dinilai

Makalah Negara dan Sistem Konstitusi


Fadhillah Andien_E1A.19.0543
mengagumkan. Piadam Madinah ini dapat diebut sebagai piagam tertulis

pertama dalam sejarah umat manusia yang dapat dibandingkan dengan

pengertian konstitusi dalam arti modern.

Namun dalam pengertian modern, Konstitusi merik Serikat tahun

1787-lah yang pada umumnya dianggap sebagai konstitusi tertulis pertama

yang kemudian diikuti oleh berbgi negara di Eropa. Konsep konstitusi

modern mencakup pengertian peraturan tertulis, kebiasaan, dan konveksi-

konveksi kenegaraan (ketatanegaraan) yang menentukan susunan dan

kedudukan organ-organ negara tersebut dengan warga negara. Berlakunya

suatu konstitusi sebagai hkum dasar yang mengikat didasarkan atas

kekuasaan tertinggi atau prinsip kedaulatan yang dianut dalam suatu Negara.

Jika negara itu menganut paham kedaulatan rakyat, maka sumber legitimasi

konstitusi adalah rakyat. Jika yang berlaku adalah paham kedaulatan raja,

maka raja yang menentukan berlaku tidaknya suatu konstitusi. Hal inilah

yang disebut dengan constituent power yang merupakan kewenangan yang

berada di luar dan sekaligus di atas sistem yang diaturnya.

3.5. Pengertian Konstitusi

 Definisi Umum Konstitusi

Pengertian konstitusi adalah sebuah norma dalam suatu sistem politik

negara dan hukum yang dibentuk oleh pemerintah negara yang dikodifikasikan

sebagai sebuah dokumen tertulis. Hukum dalam konstitusi tidak mengatur hal

yang sifatnya rinci, namun hanya menjabarkan beberapa prinsip yang menjadi

dasar bagi peraturan lainnya.

Makalah Negara dan Sistem Konstitusi


Fadhillah Andien_E1A.19.0543
Konstitusi memuat suatu aturan dan prinsip dari sebuah entitas politik dan

hukum dimana istilah konstitusi ini merujuk untuk menetapkan konstitusi nasional

sebagai prinsip dasar dalam politik, prinsip dasar hukum, prosedur, wewenang,

dan kewajiban pemerintahan negara padaumumnya dimana konstitusi pada

umumnya merujuk pada penjaminan hak terhadap warga negaranya.

 Definisi Konstitusi Menurut Ahli

Menurut seorang ahli bernama E.C. Wade, konstitusi merupakan

naskah yang memaparkan kerangka dan tugas pokok dari badan

pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan

tersebut. sedangkan menurut ahli Herman Heller, membagi konstitusi

menjadi tiga pengertian, yaitu :

1. Konstitusi bersifat politik sosiologis yang mencerminkan kehidupan


politik masyarakat.
2. Konsitusi bersifat politis yang ditulis dalam sebuah naskah sebagai
undang-undang.
3. Konstitusi bersifat yuris yang merupakan suatu kesatuan kaidah yang
hidup di masyarakat.

Sedangkan menurut Cart J. Friedrich Konstitusi merupakan sekumpulan

kegiatan yang dibuat oleh dan tas nama rakyat, akan tetapi dikenakan beberapa

pembatasan  dan berharap dapat menjamin bahwa kekuasaan yang dibutuhkan

untuk pemerintahan itu tidak disalahgunakan oleh orang-orang yang memperoleh

tugas untuk memerintah.

Makalah Negara dan Sistem Konstitusi


Fadhillah Andien_E1A.19.0543
3.6. UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara Indonesia

UUD 1945 adalah hukum dasar tertulis yang mengikat pemerintah,

lembaga-lembaga negara, lembaga masyarakat, dan juga mengikat setiap warga

negara Indonesia dimanapun mereka berada dan juga mengikat setiap penduduk

yang berada di wilayah Negara Republik Indonesia

Dalam perkembangan pemerintahan negara demokrasi, Undang-Undang

Dasar mutlak adanya. Dengan adanya Undang-Undang Dasar baik rakyat,

pemerintah maupun penguasa negara dapat mengetahui aturan pokok atau dasar-

dasar mengenai ketatanegaraannya. Kedudukan Undang-Undang Dasar di suatu

negara sangat penting artinya untuk mengatur sebaik-baiknya dalam

penyelenggaraan pemerintahan negara.

Konstitusi Negara Indonesia merupakan Undang-undang Dasar 1945.

Sebagai dasar hukum, UUD 1945 memegang peranan dalam mewujudkan nilai-

nilai luhur yang terkandung dalam ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.

Pancasila merupakan hukum diatas segala hukum (staats fundamental norm).

Artinya UUD 1945 sebagai dasar hukum, dalam pembuatannya tidak boleh

beretentangan dan harus mematuhi nilai-nilai yang terdapat pada Pancasila, sebab

UUD 1945 adalah hukum yang setingkat di bawah Pancasila (walaupun tidak

tertera secara langsung dalam UU). Maka dari itu, dikenal lah sebuah asas yang

berbunyi lex superior derogat legi inferior, artinya, hukum yang lebih tinggi

menjadi acuan hukum yang lebih rendah.

UUD 1945 dalam proses pelaksanaannya tidak bersifat sattis/absolut.

UUD 1945 dapat diamandemen sesuai dengan keadaan dan kebutuhan negara.

Bahkan soal perubahan UUD ini sudah tertuang sendiri pada batang tubuh UUD

Makalah Negara dan Sistem Konstitusi


Fadhillah Andien_E1A.19.0543
1945 Pasal 37. Dalam perubahannya ini juga UUD 1945 harus tetap mematuhi

asas lex superior derogat legi inferior. Sampai saat tulisan ini ditulis, UUD 1945

sudah mengalami 4 kali amandemen. Setiap warga negara Indonesia beserta

pemerintah wajib mematuhi apa yang sudah tertulis dalam UUD 1945. Sebab

dengan cara ini, tujuan negara dalam menyelenggarakan kepentingan umum tanpa

menyingkirkan kepentingan pribadi dapat terlaksana dengan baik dan bijaksana.

Makalah Negara dan Sistem Konstitusi


Fadhillah Andien_E1A.19.0543
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Negara adalah organisasi tertinggi di antara suatu kelompok masyarakat

yang mempunyai cita-cita untuk bersatu hidup dalam daerah tertentu dan

mempunyai pemerintahan yang berdaulat. Pengertian ini mengandung konstitutif

dri sebuah negara yang menyaratkan adanya unsur dalam sebuah negara yaitu

rakyat, wilayah, pemerintah, dan pengakuan dari negra lain.

Ketika sebuah negara telah terbentuk, maka negara tersebut harus

memiliki peraturan atau istilahnya adalah konstitusi yang pada umumnya

menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara. Sistem itu

berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur, atau memerintah negara.

Peraturan-peraturan tersebut ada yang tertulis sebagai keputusan badan yang

berwenang da nada juga yang tidak tertulis yang berupa kebiasaan dalam praktik

penyelenggaraan negara. Konstitusi Negara Indonesia sendiri ialah Undang-

undang Dasar 1945.

Makalah Negara dan Sistem Konstitusi


Fadhillah Andien_E1A.19.0543
DAFTAR PUSTAKA

 http://sosiologis.com/fungsi-negara-dan-tujuan-negara

 https://belajargiat.id/konstitusi/

 https://www.slideshare.net/RizzaMagfira/uud-1945-sebagai-konstitusi-

negara

 Charda, Ujang. 2017. Pendidikan Kewarganegaraan. Depok: Rajawali Pers.

Makalah Negara dan Sistem Konstitusi


Fadhillah Andien_E1A.19.0543

Anda mungkin juga menyukai