Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmatNya makalah ini yang berjudul “NEGARA DAN WARGA NEGARA“ ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Makalah Negara dan Warga Negara ini tidak akan dapat terselesaikan dengan
baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis
sampaikan kepada seluruh pihak yang terlibat sehingga proposal ini mampu
terselesaikan dengan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan yang ada. Makalah
ini dapat dikatakan masih sangat jauh dari kata sempurna sehingga dibutuhkan saran
dan kritik yang bersifat membangun yang mampu mendukung berlangsungnya
pembuatan makalah ini agar mampu diterima dengan baik oleh masyarakat secara
umum.

Badung , 21 Maret 2022

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terbentuknya negara indonesia di latar belakangi oleh perjuangan seluruh
bangsa, sudah sejak lama indonesia menjadi incaran banyak negara atau bangsa lain,
karena potensinya yang besar dilihat dari wilayah yang luas dengan kekayaan alam
yang banyak, kenyataannya ancaman datang tidak hanya datang dari luar, tetapi juga
dari dalam. Terbukti setelah perjuangan bangsa tercapai dengan terbentuknya NKRI,
ancaman dan gangguan dari dalam juga timbul, dari yang bersifat kegiatan fisik
sampai yang ideologis. Meski demikian, bangsa Indonesia memegang suatu
komitmen bersama untuk tegaknya NKRI.
Tertulis dalam Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945 khususnya bagian dari
tujuan negara yaiitu “Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaiaan abadi dan keadilan sosial”. Dilihat bahwa hubungan antara negara dan
warga negaranya memiliki hubungan dalam aspek kehidupan berbangsa dan
bernegara. Namun demikian, negara yang berkewajiban dalam memenuhi hak-hak
warga negaranya tidak dapat berlangsung dengan baik tanpa adanya dukungan dari
warga negaranya. Dukungan yang dimaksud adalah adanya bentuk pelaksanaan
kewajiban sebagai warga negara.
Warga negara memiliki tanggung jawab dan kewajiban yang sangat penting
bagi keberlangsungan kehidupan sebuah negara. Oleh karena itu, hubungan antara
warga negara dan negara sebagai keberlangsungan yang menaunginya memiliki
aturan yang diatur dengan peraturan yang berlaku di suatu negara. Agar dapat
memiliki status yang jelas sebagai warga negara, pemahaman akan pengertian,
hubungan antara negara dengan sistem lainnya, asas-asas yang berlaku dalam
kehidupan dan tentunya yang paling penting harus menegtahui hak dan kewajiban
yang berlaku bagi warga negara yang akan melangsungkan kehidupan di suatu
negara.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukan diatas, yang
menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan Negara?
2. Bagaimana hubungan antara Negara, Konstitusi dengan Pancasila?
3. Apa yang dimaksud dengan Warga Negara?
4. Apa saja yang menjadi asas-asas Kewarganegaraan?
5. Apa saja yang menjadi asas Kewarganegaraan Indonesia?
6. Apa hak dan kewajiban sebagai Warga Negara?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Negara
2. Untuk mengetahui hubungan antara Negara, Konstitusi dengan Pancasila
3. Untuk mengetahui pengertian dari Warga Negara
4. Untuk mengetahui asas-asas Kewarganegaraan
5. Untuk mengetaui asas Keawrganegaraan Indonesia
6. Untuk mengetahui hak dan kewajiban sebagai Warga Negara
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Negara
Secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai dengan
masyarakat yang hidup pada saat itu. Pada zaman Yunani kuno para ahli filsafat
negara merumuskan pengertian negara secara beragam pada tahun 384-322 Sebelum
Masehi yang dimana Aristoteles merumuskan bahwa pada saat itu negara disebut
dengan negara polis yang negara masih dalam suatu wilayah yang kecil, dan juga
dalam pengertiannya pada saat itu bahwa negara disebut sebagai negara hukum.
(catatan perut)
Dengan seiiring berkembangnya zaman yang menjadi semakin modern. Dari
pengertian negara yang diberikan oleh Aristotles, pengertian negara pun juga
menjadi semakin modern. Salah satunya menurut tokoh Roger H. Soltau,
mengemukakan bahwa negara adalah sebagai alat atau wewenang yang mengatur
atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat. Sementara
itu menurut Harold J. Lasky, negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan
karena mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih
agung dari pada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat.
(catatan perut)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia negara sendiri memiliki pengertian yaitu
organisasi di suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan
ditaati oleh rakyat, kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu
yang diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif,
mempunyai kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan
nasionalnya.
Oleh karena itu Negara mempunyai dua tugas yaitu yang pertama mengatur dan
mengendalikan gejala-gejala kekuasaan yang asosial, artinya yang bertentangan satu
sama lain supaya tidak menjadi antagonisme yang membahayakan. Dan yang kedua
yaitu mengorganisasi dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan
golongangolongan kearah tercapainya tujuan-tujuan dari masyarakat seluruhny atau
tujuan sosial.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian dari negara aadalah kelompok sosial
yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang diorganisasi di bawah lembaga
politik dan pemerintah yang efektif, mempunyai kesatuan politik, berdaulat
sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya.
Terjadinya suatu negara merupakan bagian dari teori. Teori-teori yang
mengemukakan terjadinya negara yaitu :
1. Teori Ke-Tuhanan
Teori ini menyatakan bahwa timbulnya negara atas kehendak Tuhan, dan
segala sesuatu tidak akan terjadi apabila Tuhan tidak memperkenankannya
2. Teori Perjanjian
Teori ini disusun berdasarkan suatu anggapan bahwa sebelum
terbentuknya negara, individu merupakan manusia bebas yang hidup terlepas
satu sama lain dan hidup berpindah-berpindah sampai dimana memiliki
peraturan yang berlaku.
3. Teori Kekuasaan
Teori ini menyatakjan bahwa negara terbentuk karena adanya kelompok
kuat yang menguasai dan memaksakan kehendak kepada kelompok yang
lemah.
Saat terbentuknya suatu negara, pastinya harus sudah memiliki sebuah tujuan
dan fungsi, tujuan dan fungsi dari suatu negara yaitu :
A. Tujuan
1. Menciptakan keadaan agar rakyat dapat mencapai keinginan secara
maksimal.
2. Memajukan kesusilaan manusia sebagai individu dan sebagai makhluk
sosial.
3. Untuk mencapai kehidupan dan penghidupan yang aman dan tentram
dengan taat kepada Tuhan.
4. Memelihara dan menjamin terlaksananya Hak Asasi Manusia.
B. Fungsi
1. Menjaga kemanan dan ketertiban.
2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya .
3. Melaksankan pertahanan untuk menjaga kemungkinan serangan dari
luar dengan perlengkapan alat-alat pertahanan modern.
4. Menegakkan keadilan yang dilaksanankan oleh badan-badan peradilan.

2.2 Hubungan antara Negara, Konstitusi dengan Pancasila


Secara umum Negara dan Konstitusi merupakan dua Lembaga ysng tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Bahkan, setelah abad pertengahan yang ditandai dengan
ide demokrasi, dapat dikatakan bahwa tanpa Konstitusi, negara tidak mungkin
terbentuk. Konstitusi merupakan dasarnya dari suatu negara. Dasar-dasar
penyelenggraan bernegara didasarkan pada konstitusi sebagai hukum dasar. (catatan
perut).
Upaya mewujudkan pemerintahan yang menjamin hak dasar rakyat serta
kekuasaan yang terbatas itu dituangkan dalam suatu aturan bernegara yang
umumnya kita sebut dengan Konstitusi (hukum dasar atau undang-undang dasar
negara). Konstitusi mengatur dan menetapkan kekuasaan negara sedemikian rupa
sehingga kekuasaan pemerintahan negara efektif untuk kepentingan rakyat serta
tercegah dari penyalahgunaan kekuasaan. Konstitusi dianggap sebagai jaminan yang
paling efektif bahwa kekuasaan pemerintahan tidak akan disalahgunakan dan hak-
hak warga negara tidak akan dilanggar.
Sebagai Negara yang berdasarkan hukum, tentu saja Indonesia memiliki
konstitusi yang dikenal dengan Undang-Undang Dasar 1945. Eksistensi UUD 1945
sebagai konstitusi di Indonesia mengalami sejarah yang sangat panjang hingga
akhirnya diterima sebagai landasan hukum bagi pelaksanaan ketatanegaraan di
Indonesia. Dalam sejarahnya, UUD 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945 sampai 16
Juni 1945 oleh Badan Penyelidikan Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) yang beranggotakan 21 orang yang ditetpakan berdasarkan Maklumat
Gunseikan Nomor 23 (Maian 2001:59). Badan ini menetapkan tim khusus yang
bertugas menyusun konstitusi bagi Indonesia merdeka yang kemudian dikenal
dengan nama Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945).
Negara dan konstitusi memiliki hubungan yang sangat erat, dimana konstitusi
merupakan Dasar Negara. Dasar Negara memuat norma-norma ideal, yang
penjabarannya dirumuskan dalam pasal-pasal yang terdapat pada UUD (Konstitusi)
yang merupakan satu kesatuan utuh, dimana tercantum dalam pembukaan UUD
1945 dengan Dasar Negara yaitu Pancasila. Melaksanakan konstitusi pada dasarnya
juga melaksanakan Dasar Negara.

2.3 Pengertian Warga Negara


Secara teoritis, upaya mendefinisikan warga negara dan siapa yang menjadi
warga negara untuk suatu negara tidak mudah. Hal ini menjadi suatu kenyataan
karena definisi warga negara untuk suatu negara berbeda dengan definisi warga
negara untuk negara lainnya. Meskipun demikian, ada suatu landasan piker yang
dapat dijadikan dasar pertimnbangan untuk mengetahui pengertian warga negara
dan siapa yang menjadi warga negara. Aristoteles menyatakan “Different
Constitutions Require Different Types Of Good Citizen.” (catatan perut).
Pernyataan ini memberikan indikasi bahwa untuk mengetahui pengertian warga
negara serta siapa yang menjadi warga negara suatu negara tergantung pada
konstitusi yang berlaku di negara tersebut.
Konstitusi dibagi menjadi konstitusi tertulis dan juga konstitusi tidak tertulis.
Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai hukum dasar tertulis memiliki kedudukan
yang penting bagi Indonesia. Dalam UUD inilah ketentuan yang mengatur pokok-
pokok kehidupan berbangsa dan bernegara diatur. Adapun UUD yang berlaku di
Indonesia yang mengatur tentang Kewarganegaraan. Pasal 26 UUD 1945
menyatakan bahwa yang menjadi warga negara Indonesia ialah orang-orang
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang-Undang
sebagai warga negara. Dan bangsa asing yang dimaksud yaitu orang-orang bangsa
lain, misalnya orang peranakan Belanda, peranakan Tionghoa, dan peranakan Arab
yang bertempat tinggal di Indonesia, mengakui Indonesia sebagai tanah airnya, dan
bersikap setia kepada Negara Republik Indonesia, dapat menjadi warga negara.
Warga negara sebagai pendukung sebuah negara merupakan landasan bagi
adanya negara. Dengan kata lain bahwa warga negara adalah salah satu unsur
penting bagi sebuah negara. Warga negara itu sendiri bisa diartikan sebagai orang-
orang yang merupakan bagian dari suatu penduduk yang menjadi unsur negara.
Warga negara bisa dikatakan juga adalah baggian dari suatu penduduk yang
memiliki hubungan dengan negaranya yang kedudukannya menciptakan hubungan
berupa peranan, hak, dan kewajiban yang bersifat timbal balik.

2.4 Asas-Asas Kewarganegaraan


Asas kewarganegaraan diperlukan dalam mengatur kewarganegaraan seseorang.
Ini merupakan hal yang penting agar seseorang mendapatkan perlindungan hukum
dari Negara, serta menerima hak dan kewajibannya seebagai warga Negara.
Ketentuan tentang status kewarganegaraan penting diatur dalam peraturan
perundang-undangan dari Negara. Peraturan perundang-undangan inilah yang
kemudian dijadikan asas untuk penentuan status kewarganegaraan seseorang.
Setiap warga negara mempunyai kebebasan dan kewenangan dalam menentukan
asas kewarganegaraan. Terdapat 2 jenis Asas kewarganegaraan, sebagai berikut :
1. Asas Ius Soli
Asas Ius Soli (Asas Kelahiran) merupakan asas yang menentukan status
kewarganegaraan berdasarkan tempat atau daerah kelahiran seseorang.
Sebagai contoh seorang anak memiliki orang tua dari negara China namun
dia dilahirkan di negara U.S.A, maka anak ini memiliki kewarganegaraan
U.S.A.
2. Asas Sanguinis
Asas Sanguinis (Asas Keturunan) merupakan asas kewarganegaraan
yang menentukan kewarganegaraan penduduknya berdasarkan hubungan
darah dengan orangtuanya. Sebagai contoh seorang bayi dilahirkan di
Indonesia dari pasangan berkewarganegaraan Korea Selatan, karena pada
saat itu pasangan ini sedang berkerja di Indonesia. Karena Negara Indonesia
menganut asas sanguinis, maka bayi ini otomatis berkewarganegaraan Korea
Selatan.
Perbedaan dari Asas-Asas Kewarganegaraan yang digunakan oleh negara-negara
di dunia, hal ini mengakibatkan status kewarganegaraan seseorang menjadi sebagai
berikut :
1) Apatride, yaitu sebutan bagi seseorang yang tidak memiliki
kewarganegaraan, yang disebabkan oleh orang tua dari anak tersebut berasal
dari negara yang menganut asas Ius Soli (asas kelahiran) dan melahirkan
seorang anak di suatu negara menganut asas Ius Sanguinis (asas keturunan).
2) Bipatride, yaitu sebutan bagi seseorang yang mendapatkan 2
kewarganegaraan, apabila orang tersebut memiliki orang tua yang negaranya
menganut asas Ius Sanguinis (asas keturunan) dan melahirkan di suatu
negara yang menganut asas Ius Soli (asas kelahiran).
2.5 Asas Kewarganegaraan Indonesia
Bedasarkan dengan pertimbangan, mak perlu dibentuk undang-undang
kewarganegaraan yang baru sebagai pelaksanaan Pasal 26 ayat (3) Undang-Undang
Dasar 1945 yang mengamanatkan agar segala hal mengenai warga Negara dan
penduduk diatur dengan undang-undang.
Adapun Asas-Asas yang dianut dalam Undang-Undang Kewarganegaraan
Republik Indonesia ini sebagai berikut :
1. Asas Ius Sanguinis (law of the blood)
Adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan
keturunan bukan berdasarkan Negara tempat kelahiran.
2. Asas Ius Soli (law of the soil)
Secara terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang bedasarkan Negara tempat kelahiran, yang diberlakukan terbatas
bagi seseorang sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang
ini.
3. Asas Kewarganegaraan Tunggal
Adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang.
4. Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas
Adalah asas yang menentukan kewarganegaraan ganda bagi seseorang
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini.
Pada dasarnya Negara Indonesia tidak mengenal yang namanya
kewarganegaraan ganda (bipatride) dan juga tanpa kewarganegaraan (apatride).
Kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam Undang-Undang
Kewarganegaraan Republik Indonesia ini merupakan suatu pengecualian.
Selain asas yang telah disebutkan diatas, ada beberapa asas khusus yang menjadi
dasar penyusunan Undang-Undang mengenai Kewarganegaraan Republik
Indonesia, diantaranya sebagai berikut :
a. Asas Kepentingan Nasional
Adalah asas yang menentukan bahwa peraturan kewarganegaraan
mengutamakan kepentingan nasional Indonesia, yang bertekad akan
mempertahankan kedaulatan sebagai Negara kesatuan yang memiliki
cita-cita dan tujuan sendiri.

b. Asas Perlindungan Maksimum


Adalah asas yang menentukan bahwa pemerintah wajib
memberikan perlindungan penuh kepada setiap Warga Negara
Indonesia dalam keadaan apapun baik di dalam maupun di luar negeri.
c. Asas Persamaan di dalam Hukum dan Pemerintahan
Adalah asas yang menentukan bahwa setiap Warga Negara
Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama didalam hokum dan
pemerintahan.
d. Asas Kebenaran Substantif
Adalah prosedur pewarganegaraan seseorang tidak hanya bersifat
administratif, tetapi juga disertai dengan substansi dan syarat-syarat
permohonan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
e. Asas Nondiskriminatif
Adalah asas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala hal
ikhwal yang berhubungan dengan warga Negara atas dasar suku, ras,
agama, golongan, jenis kelamin dan gender.
f. Asas Pengakuan dan Penghormatan Terhadap HAM
Adalah alasan dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan
warga Negara harus menjamin, melindungi, dan memuliakan HAM
pada umumnya dan hak warga Negara pada khususnya.
g. Asas Keterbukaan
Adalah asas yang menentukan bahwa dalam segala hal ikhwal yang
berhubungan dengan warga Negara harus dilakukan secara terbuka.
h. Asas Publikasi
Adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang
memperoleh atau kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia agar masyarakat
mengetahuinya.
2.6 Hak dan Kewajiban Sebagai Warga Negara
Hak memiliki arti yaitu kuasa untuk menerima atau melakukan suatu hal yang
tidak dapat dirampas oleh orang lain secara paksa maupun tidak, dan kewajiban
memiliki arti yaitu suatu hal yang wajib dilakukan demi mendapat hak yang kita
miliki sebagai warga Negara Indonesia. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa hak
dan kewajiban tidak dapat dipisahkan sebab untuk mendapatkan hak kita harus
melaksanakan kewajiban kita terlebih dahulu sebagai warga Negara.
Di Indonesia hak dan kewajiban warga Negara terhadap Negara Indonesia telah
diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan berbagai peraturan lain yang ada. Hak
dan kewajiban warga Negara Indonesia tercantum dalam pasal 27 sampai pasal 34
UUD 1945.
1. Hak Warga Negara Indonesia
Hak-Hak Warga Negara Indonesia, sebagai berikut :
a. Hak Asasi Manusia
b. Hak pekerjaan dan penghidupan yang layak
c. Hak berpendapat
d. Hak kemerdekaan untuk memeluk agama
e. Hak untuk mendapatkan pengajaran
f. Hak untuk mendapatkan kesejahteraan social
g. Hak mendapatkan jaminan keadilan social
2. Kewajiban Warga Negara Indonesia
Kewajiban-Kewajiban Warga Negara Indonesia, sebagai berikut :
a. Wajib dalam menaati hukum dan juga pemerintahan. Dalam Pasal
27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi: “segala warga Negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerinthan wajib
menjunjung hukum dan pemerinthan itu dengan tidak ada
kecualinya”.
b. Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara. Dalam Pasal 27
ayat (3) UUD 1945 berbunyi: “setiap warga Negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara”
c. Wajib menghormati Hak Asasi Manusia orang lain. Dalam Pasal
28J ayat (1) UUD 1945 berbunyi: setiap orang wajib menghormati
hak asasi manusia orang lain.
d. Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan
Undang-Undang. Dalam Pasal 28J ayat (2) UUD 1945 berbunyi:
“dalam menjalankan hak dan kebebasannya setiap orang wajib
tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan Undang-
Undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan serta
penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi
tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai
agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis”.
e. Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara.
Dalam Pasal 30 ayat (1) UUD 1945 berbunyi: “tiap-tiap warga
Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan Negara.
3. Berikut ini merupakan Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
berdasarkan UUD 1945
a. Pembukaan UUD 1945, hak warga Negara untuk merdeka dan bebas dari
penjajahan. Hal ini sudah tercantum dengan jelas dalam pembukaan
UUD 1945 karena Indonesia mendukung penghapusan penjajahan di
dunia yang tidak berkeperimanusiaan dan berperi keadilan.
b. Pasal 6 ayat (1) UUD 1945, hak warga Negara untuk menjadi presiden
dan wakil presiden. Setiap warga Negara Indonesia berhak untuk
menjadi presiden dan wakil presiden yang pelaksanaannya diatur dalam
Undang-Undang.
c. Pasal 23A UUD 1945, kewajiban warga Negara membayar pajak
terhadap Negara. Negara berhak untuk memungut pajak dan pungutan
resmi lainnya kepada warga Negara sesuai dengan undang-undang yang
berlaku.
d. Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
secara lisan atau berpendapat ditetapkan dengan undang-undang.
e. Pasal 30 ayat (1), hak dan kewajiban warga Negara untuk ikut serta
dalam pebelaan Negara.
f. Pasal 27 ayat (1) UUD NRI 1945, hak warga Negara untuk memiliki
kedudukan sama dalam hukum. Hukum berlaku bagi semua warga
Negara tanpa kecuali. Selain itu kewajiban warga Negara untuk
menjunjung tinggi hukum. Warga Negara wajib untuk mematuhi hukum
yang berlaku di Indonesia.
g. Pasal 27 ayat (2) UUD 1945, hak warga Negara untuk mendapatkan
penghidupan yang layak dan mengusahakan suatu usaha untuk mencapai
tujuan tersebut.
Salah satu contoh kasus pelanggaran hak sebagai warga negara Indonesia
Kasus pelanggaran hak kebebasan seseorang yaitu kasus rasisme yang terjadi
pada salah satu mahasiswa asal Papua yang berkuliah di Universitas Respati
Yogjakarta,Obby Kagoya yang menjadi korban siksaan petugas kepolisian yang
di salahkan sebab telah melawan pihak kepolisian saat dilakukannya
pengepungan oleh aparat kepolisian di Asrama Mahasiswa Papua, di Yogjakarta.
Setelah kejadian tersebut dia dibawa dan disiksa dan setelah itu di tahan dan
dimasukan ke penjara selama 4 bulan dan tanpa ada pembenaran. Yang
membuat kasus ini semakin parah adalah setelah adanya bukti foto yang tersebar
bahwa aparat kepolisian telah menyiksa korban di tkp, pihak kepolosian
mengatakan bahwa bukti tersebut adalah palsu atau hoax selama konferensi pers
saat itu.
Penyebab pelanggaran hak kebebasan ini adalah karena masih banyak
orang yang merasa dirinya atau rasnya superior sehingga bisa melakukan apa
saja terhadap ras atau orang lain. Korban rasisme juga selalu diberlakukan tidak
adil dalam social seperti dijauhi, diejek,dan lainnya. Maka dari itu dari kasus
yang telah saya sampaikan diatas tindakan rasisme atau pelanggaran hak
kebebasan ini tidak baik dan tidak perlu untuk diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Dari kasus ini kita sebagai warga negara Indonesia yang memiliki
berbagai macam suku, ras, dan agama ini harus saling menghargai dan
menghormati satu sama lain agar terciptanya kehidupan antar sesama yang baik
dan rukun.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengertian dari negara adalah kelompok sosial yang menduduki wilayah atau
daerah tertentu yang diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yang
efektif, mempunyai kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan
nasionalnya.
Negara dan konstitusi memiliki hubungan yang sangat erat, dimana konstitusi
merupakan Dasar Negara. Dasar Negara memuat norma-norma ideal, yang
penjabarannya dirumuskan dalam pasal-pasal yang terdapat pada UUD (Konstitusi)
yang merupakan satu kesatuan utuh, dimana tercantum dalam pembukaan UUD
1945 dengan Dasar Negara yaitu Pancasila. Melaksanakan konstitusi pada dasarnya
juga melaksanakan Dasar Negara.
Warga negara itu sendiri bisa diartikan sebagai orang-orang yang merupakan
bagian dari suatu penduduk yang menjadi unsur negara. Warga negara bisa
dikatakan juga adalah baggian dari suatu penduduk yang memiliki hubungan dengan
negaranya yang kedudukannya menciptakan hubungan berupa peranan, hak, dan
kewajiban yang bersifat timbal balik.
Asas kewarganegaraan diperlukan dalam mengatur kewarganegaraan seseorang.
Ini merupakan hal yang penting agar seseorang mendapatkan perlindungan hukum
dari Negara, serta menerima hak dan kewajibannya seebagai warga Negara.
Ketentuan tentang status kewarganegaraan penting diatur dalam peraturan
perundang-undangan dari Negara. Peraturan perundang-undangan inilah yang
kemudian dijadikan asas untuk penentuan status kewarganegaraan seseorang.
Adapun asas-asas yang dianut dalam Undang-Undang Kewarganegaraan
Republik Indonesia, yaitu Asas Ius Sanguinis, Asas Ius Soli, Asas
Kewarganegaraan, Tunggal, Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas. Adapun juga
asas khusus yang menjadi penyusun Kewarganegaraan Republik Indonesia yaitu
Asas Kepentingan Nasional, Asas Perlindungan Maksimum, Asas Persamaan di
dalam Hukum dan Pemerintahan, Asas Kebenaran Substansif, Asas
Nondiskriminatif, Asas Pengakuan dan Penghormatan Terhadap HAM, Asas
Keterbukann, dan yang terakhir Asas Publikasi.
Hak memiliki arti yaitu kuasa untuk menerima atau melakukan suatu hal yang
tidak dapat dirampas oleh orang lain secara paksa maupun tidak, dan kewajiban
memiliki arti yaitu suatu hal yang wajib dilakukan demi mendapat hak yang kita
miliki sebagai warga Negara Indonesia. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa hak
dan kewajiban tidak dapat dipisahkan sebab untuk mendapatkan hak kita harus
melaksanakan kewajiban kita terlebih dahulu sebagai warga Negara.

3.2 Saran
Kepada pemerintah seharusnya lebih meningkatkan sosialisasi mengenai
pengetahuan tentang negara dan warga negara karena kita sebagai warga negara
Indonesia yang baik dan berintegritas, harus mengetahui peran-peran apa saja yang
dapat dilakukan agar dapat menjaga nama baik dan bangga yang sudah ada sejak
lahir yaitu menjadi warga negara Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai