Disusun oleh :
2019 / 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekarang ini sebagian masyarakat Indonesia yang mengabaikan arti dari pancasila
sebagai dasar negara dan UUD 1945 sebagai konstitusi. Bahkan bukan hanya
mengabaikan, namun banyak juga yang tidak mengetahui makna dari dasar negara dan
konstitusi tersebut. Terlebih di era globalisasi ini masyarakat dituntut untuk mampu
memilah-milah pengaruh positif dan negatif dari globalisasi tersebut. Dengan pendidikan
tentang dasar negara dan konstitusi diharapkan masyarakat Indonesia mampu
mempelajari, memahami serta melaksanakan segala kegiatan kenegaraan berlandasakan
dasar negara dan konstitusi, namun tidak kehilangan jati dirinya.
Dasar Negara menjadi sumber bagi pembentukan konstitusi. Dasar Negara
menempati kedudukan sebagai norma hukum tertinggi disuatu Negara. Sebagai norma
tertinggi, dasar Negara menjadi sumber bagi pembentukan norma-norma hukum
dibawahnya. Konstitusi adalah salah satu norma hukum dibawah dasar Negara. Dalam
arti yang luas, konstitusi adalah hukum tata negara, yaitu keseluruhan aturan dan
ketentuan (hukum) yang menggambarkan sistem ketatanegaraan suatu negara, dalam arti
sempit, konstitusi adalah Undang-Undang Dasar, yaitu satu atau beberapa dokumen yang
memuat aturan-aturan yang bersifat pokok. Dengan demikian, konstitusi bersumber dari
dasar Negara. Norma hukum dibawah dasar Negara isinya tidak boleh bertentangan
dengan norma dasar. Isi norma tersebut bertujuan mencapai cita-cita yang terkandung
dalam dasar Negara. Dasar Negara merupakan cita hukum dari Negara. Terdapat
hubungan-hubungan yang sangat terkait antara keduanya yang perlu kita ketahui.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari Negara dan Konstitusi
2. Untuk mengetahui hubungan antara Negara dan Konstitusi
3. Untuk mengetahui keberadaan Pancasila dan Konstitusi di Indonesia
C. Rumusan Masalah
Adapun yang kami jelaskan di sini rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Apakah pengertian Negara itu?
2. Apakah pengertian Konstitusi itu?
3. Bagaimakah Konstitusi di Indonesia?
4. Bagaimankah hubungan antara Negara dan Konstitusi?
BAB II
NEGARA DAN KONSTITUSI
A. Negara
1. Pengertian Negara
Secara etimologis istilah “negara” merupakan terjemahan dari kata-kata asing,
yaitu state (bahasa Inggris), staat (bahasa Jerman dan Belanda), dan etat (bahasa Prancis).
Kata state, staat, dan etat itu diambil oleh orang-orang Eropa dari bahasa Latin pada abad
ke-15, yaitu dari kata statum atau status yang berarti keadaan yang tegak dan tetap, atau
sesuatu yang bersifat tetap dan tegak. Istilah negara ini muncul bersamaan dengan
munculnya istilah Lo Stato yang dipopulerkan Niccolo Machiavelli lewat bukunya II
Principe. Saat itu, Lo Stato didefinisikan sebagai suatu sistem tugas dan fungsi publik dan
alat perlengkapan yang teratur dalam wilayah tertentu.
Di Indonesia sendiri, istilah “Negara” berasal dari bahasa Sansekerta nagara atau
nagari, yang berarti kota. Sekitar abad ke-5, istilah nagara sudah dikenal dan dipakai di
Indonesia. Hal ini dibuktikan oleh adanya penamaan Kerajaan Tarumanegara di Jawa
Barat. Selain itu, istilah nagara juga dipakai sebagai penamaan kitab Majapahit Negara
Kertagama yang ditulis Mpu Prapanca. Jadi, istilah “negara” sudah dipakai terlebih
dahulu di Indonesia jauh sebelum bangsa Eropa.
Negara adalah suatu kumpulan orang yang telah mempunyai kehendak/tujuan
yang sama untuk membangun masa depan bersama-sama. Kelompok masyarakat tersebut
memiliki rasa senasib dan sepenanggungan untuk menjalankan hidup bersama-sama di
dalam suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik, militer,
ekonomi, sosial maupun budayanya membentuk organisasi masyarakat dan memiliki
pemerintahan yang sah untuk mengatur warga atau masyarakatnya. Adapun pengertian
negara juga memiliki arti lain menurut beberapa para ahli yang diantaranya yaitu :
a. Roger H. soltau: “Negara adalah alat (agency) atau wewnang (authority) yang
mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama, atas nama masyarakat.”
b. Max weber: “Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam
penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah.”
c. Robert M. Maclver: “Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di
dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistim hukum yang diselenggarakan oleh
suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberikan kekuasaan memaksa.”
d. George Jellinek: “Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang
telah berkediaman di suatu wilayah tertentu.”
e. R. Djopkosoetono: “Negara adalah organisasi manusia yang berbeda di wilayah suatu
pemerintahan yang sama.”
f. J.H.A Logeman: ”Negara adalah suatu organisasi kemasyarakatan yang mempunyai
tujuan melalui kekuasaannya untuk mengatur dan menyelengarakan sesuatu
( berkaitan dengan jabatan, fungsi lembaga kenegaraan atau lapangan kerja ) dalam
masyarakat.”
Jadi, sebagai pengertian umum dapat dikatakan bahwa Negara adalah suatu
daerah territorial yang yang rakyatnya di perintah (governed) oleh sejumlah pejabat dan
yang berhasil menuntut dari warganegaranya ketaatan pada peraturan perundang-
undangannya melalui penguasaan (kontrol) monopolistik dari kekuasaan yang sah.1
3. Tujuan Negara
Tujuan negara adalah suatu sasaran yang hendak dicapai oleh suatu
negara,merupakan ide yang bersifat abstrak-ideal berisi harapan yang dicita-citakan.
Tujuanutama berdirinya negara pada hakikatnya sama, yaitu menciptakan kebahagian
rakyatnya (bonum publicum/common-wealth).
a. Keamanan ekstern (eksternal security), artinya negara bertugas melindungi warga
negaranya terhadap ancaman dari luar.
b. Pemeliharaan ketertiban intern (mainte-nance of internal order), artinya dalam
masyarakat yang tertib terdapat pembagian kerja dan tanggung jawab pelaksanaan
peraturan-peraturan pada segenap fungsionaris negara, terdapat pula badan-badan,
prosedur dan usaha-usaha yang dimengerti oleh segenap warga negara dan
dilaksanakan untuk memajukan kebahagian bersama.
c. Fungsi keadilan (justice), terwujudnya suatu sistem di mana terdapat saling
pengertian dan prosedur-prosedur yang diberikan kepada setiap orang apa yang telah
disetujui dan telah dianggap patut.
1
Budiarto, Dasar-dasar Ilmu politik ( Jakarta: Gramedia Pustaka Media, 1987 ) hlm. 39 - 40
d. Kesejahteraan (welfare), kesejahteraan meliputi keamanan, ketertiban, keadilan dan
kebebasan.
e. Kebebasan (freedom), adalah kesempatan mengembangkan dengan bebas hasrat
-hasrat individu akan ekspresi ke-pribadiannya yang harus disesuai- kan gagasan
kemakmuran umum. Bagaimana dengan tujuan negara Indonesia? Tujuan Negara
Indonesia se-perti tertuang dalam Alinea IV Pembu-kaan UUD 1945, yaitu:
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
2. Memajukan kesejahteraan umum,
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa,
4. Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
5. Fungsi Negara
Secara umum fungsi negara adalah menyelenggarakan kepentingan bersama dari
anggota kelompok yang disebut bangsa atau lebih tepat dikatakan kepentingan umum.,
tidak peduli dengan bentuk atau sistem pemerintahan yang digunakan oleh Negara yang
bersangkutan. Secara khusus fungsi negara sebagai berikut :
1. Fungsi Reguler (Regular Function)
Fungsi yang merupakan syarat mutlak suatu negara, karena tanpa syarat ini secara
dejure negara tersebut tidak ada. Ada empat fungsi yang termasuk fungsi reguler,
yaitu:
a. Fungsi Politik/Fungsi negara yang klasik
Fungsi ini merupakan kewajiban negara yang timbul setelah lahirnya
negara tersebut. Fungsi ini mempunyai dua aspek, yaitu pemeliharaan ketenangan
dan ketertiban serta pertahanan dan keamanan
b. Fungsi Diplomatik
Suatu negara tidak akan hidup secara sempurna tanpa berhubungandengan
negara yang lain sehingga perlu menjalin hubungan persahabatan yang
bertanggung jawab dan saling menghormati kedaulatan masing-masing.
c. Fungsi Yuridis
Negara harus dapat menjamin adanya rasa keadilan dalam kehidupan
masyarakat dengan mengatur tata bernegara dan tata bermasyarakat. Segala
perbuatan yang dilakukan oleh individu, kelompok dan negara harus sesuai
dengan kriteria hukum.
d. Fungsi Administratif
Negara mempunyai kewajiban menata birokrasinya demi terwujudnya
tujuan negara dengan bersumber pada aturan hukum yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Kata “Konstitusi” berarti “pembentukan”, berasal dari kata kerja yaitu “constituer”
(Perancis) atau membentuk. Yang dibentuk adalah negara, dengan demikian konstitusi
mengandung makna awal (permulaan) dari segala peraturan perundang-undangan tentang
negara. Belanda menggunakan istilah “Grondwet” yaitu berarti suatu undang-undang
yang menjadi dasar dari segala hukum.
Konstitusi pada umumnya bersifat kondifaksi yaitu sebuah dokumen yang berisian
aturan-aturan untuk menjalankan suatu organisasi pemerintahan negara, namun dalam
pengertian ini, konstitusi harus diartikan dalam artian tidak semuanya berupa dokumen
tertulis (formal). Namun menurut para ahli ilmu hukum maupun ilmu politik konstitusi
harus diterjemahkan termasuk kesepakatan politik, negara, kekuasaan, pengambilan
keputusan, kebijakan dan distibusi maupun alokasi. Konstitusi memuat aturan-aturan
pokok (fundamental) yang menopang berdirinya suatu negara. Terdapat dua jenis
kontitusi, yaitu konstitusi tertulis (Written Constitution) dan konstitusi tidak tertulis
(Unwritten Constitution). Ini diartikan seperti halnya “Hukum Tertulis” (geschreven
Recht) yang termuat dalam undang-undang dan “Hukum Tidak Tertulis” (ongeschreven
recht) yang berdasar adat kebiasaan.4
Pada umumnya hukum bertujuan untuk mengadakan tata tertib untuk keselamatan
masyarakat yang penuh dengan konflik antara berbagai kepentingan yang ada di tengah
masyarakat. Tujuan hukum tata negara pada dasarnya sama dan karena sumber utama
dari hukum tata negara adalah konstitusi atau Undang-Undang Dasar, akan lebih jelas
dapat dikemukakan tujuan konstitusi itu sendiri. Konstitusi juga memiliki tujuan yang
hampir sama deengan hukum, namun tujuan dari konstitusi lebih terkait dengan:
- Berbagai lembaga-lembaga kenegaraan dengan wewenang dan tugasnya masing-
masing.
4
Wandi Ma’shum, “ Negara dan Konstitusi “, diakses dari https://wandimashum.blogspot.com/2015/03/makalah-
negara-dan-konstitusi.html, pada tanggal 3 Mei 2020 pukul 01.22
- Hubungan antar lembaga negara.
- Hubungan antar lembaga negara (pemerintah) dengan warga negara (rakyat).
- Adanya jaminan atas hak asasi manusia.
- Hal-hal lain yang sifatnya mendasar sesuai dengan tuntutan jaman.
Semakin banyak pasal-pasal yang terdapat di dalam suatu konstitusi tidak menjamin
bahwa konstitusi tersebut baik. Di dalam praktekna, banyak negara yang memiliki
lembaga-lembaga yang tidak tercantum di dalam konstitusi namun memiliki peranan
yang tidak kalah penting dengan lembaga-lembaga yang terdapat di dalam konstitusi.
Bahkan terdapat hak-hak asasi manusia yang diatur diluar konstitusi mendapat
perlindungan lebih baik dibandingkan dengan yang diatur di dalam konstitusi. Dengan
demikian banyak negara yang memiliki aturan-aturan tertulis di luar konstitusi yang
memiliki kekuatan yang sama denga pasal-pasal yang terdapat pada konstitusi.
2. Lahirnya Konstitusi
Latar belakang lahirnya konstitusi pertama Republik Indonesia; Undang-Undang
Dasar 1945. Undang-Undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945 sampai 16 Juni
1945 oleh badan penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
yang beranggotakan 21 orang, diantaranya Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai
wakil ketua dengan 19 orang anggota yang terdiri dari 11 orang wakil dari Jawa, 3 orang
dari Sumatra dan masing-masing 1 wakil dari Kalimantan, Maluku, dan Sunda kecil.
Badan ini kemudian menetapkan tim khusus yang bertugas menyusun konstitusi
bagi Indonesia merdeka yang kemudian dikenal dengan nama Undang-Undang 1945
(UUD’45). Para tokoh perumus itu adalah: dr. Radjiman Widioningrat, Ki Bagus
Hadikoesoemo, Oto Iskandardinata, Pangeran Purboyo, Pangeran Soerjahamidjojo, Prof.
Dr. Mr. Soepomo, Abdul Kadir, Drs. Yap Tjwan Bing, Dr. Mohammad Amir (Sumatera),
Mr. Abdul Abbas (Sumatera), Dr. Ratulangi, Andi Pangerang (keduanya dari Sulawesi),
Mr. Latuharhary, Mr. Pudja (Bali) A H. Hamidan (Kalimantan), R. P. Soeroso, Abdul
Wachid Hasyim dan Mr. ohammad Hassan (Sumatera).
Latar belakang terbentuknya konstitusi (UUD’45) bermula dari janji Jepang untuk
memberi kemerdekaan bagi bangsa Indonesia di kemudian hari. Janji tersebut antara lain
berisi: “sejak dari dahulu, sebelum pecahnya peperangan Asia Timur Raya, Dai Nippon
sudah mulai berusaha membebaskan bangsa Indonesia dari kekuasaan pemerintah Hindia
Belanda. Tentara Dai Nippon dengan serentak menggerakkan angkatan perangnya, baik
di darat, laut maupun udara, untuk mengakhiri kekuasaan penjajahan Belanda”.
Sejak saat itu Dai Nippon Teikoku memandang bangsa Indonesia sebagi saudara muda
serta membimbing bangsa Indonesia dengan giat dan tulus ikhlas di semua bidang,
sehingga diharapkan kelak bangsa Indonesia siap untuk berdiri sendiri sebagai bangsa
Asia Timur Raya.
Namun janji hanyalah janji, penjajah tetaplah penjajah selalu ingin lebih lama
menindas dan menguras kekayaan bangsa Indonesia. Setelah Jepang dipukul mundur
tentara sekutu, Jepang tak lagi inget akan janjinya. Setelah menyerah tanpa syarat kepada
sekutu, rakyat Indonesia lebih bebas dan leluasa untuk berbuat dan tidak bergantung pada
Jepang sampai saat kemerdekaan tiba. Setelah merdeka kebutuhan akan sebuah konstitusi
resmi nampaknya tidak bias ditawar-tawar lagi, dan segera harus dirumuskan.
Pada tanggal 18 Agustus 1945 atau sehari setelah ikrar kemerdekaan, panitia
persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengadakan sidangnya yang pertama kali dan
menghasilkan beberapa keputusan sebagai berikut:
a) Menetapkan dan mengesahkan pembukaan UUD ’45 yang bahannya di ambil dari
rancangan undang-undang yang disusun oleh panitia perumus pada tanggal 22 Juni
1945.
b) Menetapkan dan mengesahkan UUD ’45 yang bahannya hamper seluruhnya diambil
dari RUU yang disusun oleh panitia perancang UUD tanggal 16 Juni 1945.
c) Memilih ketua persiapan Kemerdekaan Indonesia Ir. Soekarno sebagai presiden dan
wakil ketua Drs. Muhammad Hatta sebagai wakil presiden.
d) Pekerjaan presiden untuk sementara waktu dibantu oleh panitia persiapan
Kemerdekaan Indonesia yang kemudian menjadi Komite Nasional.
Dengan terpilihnya presiden dan wakilnya atas dasar Undang-Undang Dasar 1945 itu,
maka secara formal Indonesia sempurna sebagai sebuah Negara, sebab syarat yang lazim
diperlukan oleh setiap Negara telah ada yaitu adanya:
a) Rakyat, yaitu bangsa Indonesia.
b) Wilayah,yaitu tanah air Indonesia yang terbentang dari sabang sampai merauke yang
terdiri dari 13.500 buah pulau besar dan kecil.
c) Kedaulatan yaitu sejak pengucapan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
d) Pemerintah yaitu sejak terpilihnya presiden dan wakilnya sebagai pucuk pimpinan
pemerintahan Negara.
e) Tujuan Negara yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan
pancasila.
f) Bentuk Negara yaitu Negara kesatuan (pasal 1 ayat 1 UUD ’45).
Dalam sejarah konstitusi Indonesia, undang-undang dasar 1945 pernah tidak berlaku
untuk seluruh wilayah Negara republik Indonesia yakni antara tanggal 27 Desember 1949
sampai di keluarkan dekrit presiden pada taggal 5 Juli 1959, pada masa itu berlaku
konstitusi republic Indonesia serikat (konstitusi RIS) dan pada 1950 memberlakukan
Undang-Undang Dasar Sementara 1950 (UUDS 1950).
3. Konstitusi di Indonesia
1. Indonesia adalah Negara Hukum
Negara Indonesia berdasarkan atas hukum bukan berdasarkan atas kekuasaan
belaka terbukti bahwa pemerintahan dan lembaga- lembaga lainnya dalam
melaksanakan tidakan- tindakan apa pun harus dilandasi oleh peraturan hukum atau
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Disamping akan tampak dalam
rumusannya dalam pasal- pasalnya, juga akan menjalankan pelaksanaan dari pokok-
pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 yang diwujudkan oleh
cita- cita hukum dan hukum dasar yang tertulis dengan landasan negara hukum setiap
tindakan Negara haruslah mempertimbangkan dua kepentingan yaitu kegunaannya
dan hukumnya, agar senantiasa setiap tindakan Negara selalu memenuhi dua
kepentingan tersebut.
a. KESIMPULAN
Negara merupakan suatu organisasi diantara sekelompok atau beberapa kelompok
manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah (territorial) tertentu dengan
mengakui adanaya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan
sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang ada di wilayahnya.
Konstitusi diartikan sebagai peraturan yang mengatur suatu negara, baik yang
tertulis maupun tidak tertulis. Konstitusi memuat aturan-aturan pokok yang menopang
berdirinya suatu Negara. Antara negara dan konstitusi mempunyai hubungan yang sangat
erat. Karena melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan dasar negara.
Pancasila sebagai alat yang digunakan untuk mengesahkan suatu kekuasaan dan
mengakibatkan Pancasila cenderung menjadi idiologi tertutup, sehingga pancasila bukan
sebagai konstitusi melainkan UUD 1945 yang menjadi konstitusi di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, Miriam, Dasar-dasar Ilmu politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Media, 1987
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-negara/
https://wandimashum.blogspot.com/2015/03/makalah-negara-dan-konstitusi.html
https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/27/070000969/hubungan-dasar-negara-dan-konstitusi