Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

NEGARA DAN KONSTITUSI


Dibuat untuk Memenuhi Mata Kuliah Kewarganegaraan

Dosen Pengampu : Moh. Kamilus Zaman, M.P.d.I

Disusun oleh :

Maulida Fara Hafiedzah (19660086)


Rusdiansyah Thaib (19660095)
M. Amirul Mu’minin (19660097)

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG

2019 / 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekarang ini sebagian masyarakat Indonesia yang mengabaikan arti dari pancasila
sebagai dasar negara dan UUD 1945 sebagai konstitusi. Bahkan bukan hanya
mengabaikan, namun banyak juga yang tidak mengetahui makna dari dasar negara dan
konstitusi tersebut. Terlebih di era globalisasi ini masyarakat dituntut untuk mampu
memilah-milah pengaruh positif dan negatif dari globalisasi tersebut. Dengan pendidikan
tentang dasar negara dan konstitusi diharapkan masyarakat Indonesia mampu
mempelajari, memahami serta melaksanakan segala kegiatan kenegaraan berlandasakan
dasar negara dan konstitusi, namun tidak kehilangan jati dirinya.
Dasar Negara menjadi sumber bagi pembentukan konstitusi. Dasar Negara
menempati kedudukan sebagai norma hukum tertinggi disuatu Negara. Sebagai norma
tertinggi, dasar Negara menjadi sumber bagi pembentukan norma-norma hukum
dibawahnya. Konstitusi adalah salah satu norma hukum dibawah dasar Negara. Dalam
arti yang luas, konstitusi adalah hukum tata negara, yaitu keseluruhan aturan dan
ketentuan (hukum) yang menggambarkan sistem ketatanegaraan suatu negara, dalam arti
sempit, konstitusi adalah Undang-Undang Dasar, yaitu satu atau beberapa dokumen yang
memuat aturan-aturan yang bersifat pokok. Dengan demikian, konstitusi bersumber dari
dasar Negara. Norma hukum dibawah dasar Negara isinya tidak boleh bertentangan
dengan norma dasar. Isi norma tersebut bertujuan mencapai cita-cita yang terkandung
dalam dasar Negara. Dasar Negara merupakan cita hukum dari Negara. Terdapat
hubungan-hubungan yang sangat terkait antara keduanya yang perlu kita ketahui.

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari Negara dan Konstitusi
2. Untuk mengetahui hubungan antara Negara dan Konstitusi
3. Untuk mengetahui keberadaan Pancasila dan Konstitusi di Indonesia

C. Rumusan Masalah
Adapun yang kami jelaskan di sini rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Apakah pengertian Negara itu?
2. Apakah pengertian Konstitusi itu?
3. Bagaimakah Konstitusi di Indonesia?
4. Bagaimankah hubungan antara Negara dan Konstitusi?
BAB II
NEGARA DAN KONSTITUSI

A. Negara
1. Pengertian Negara
Secara etimologis istilah “negara” merupakan terjemahan dari kata-kata asing,
yaitu state (bahasa Inggris), staat (bahasa Jerman dan Belanda), dan etat (bahasa Prancis).
Kata state, staat, dan etat itu diambil oleh orang-orang Eropa dari bahasa Latin pada abad
ke-15, yaitu dari kata statum atau status yang berarti keadaan yang tegak dan tetap, atau
sesuatu yang bersifat tetap dan tegak. Istilah negara ini muncul bersamaan dengan
munculnya istilah Lo Stato yang dipopulerkan Niccolo Machiavelli lewat bukunya II
Principe. Saat itu, Lo Stato didefinisikan sebagai suatu sistem tugas dan fungsi publik dan
alat perlengkapan yang teratur dalam wilayah tertentu.
Di Indonesia sendiri, istilah “Negara” berasal dari bahasa Sansekerta nagara atau
nagari, yang berarti kota. Sekitar abad ke-5, istilah nagara sudah dikenal dan dipakai di
Indonesia. Hal ini dibuktikan oleh adanya penamaan Kerajaan Tarumanegara di Jawa
Barat. Selain itu, istilah nagara juga dipakai sebagai penamaan kitab Majapahit Negara
Kertagama yang ditulis Mpu Prapanca. Jadi, istilah “negara” sudah dipakai terlebih
dahulu di Indonesia jauh sebelum bangsa Eropa.
Negara adalah suatu kumpulan orang yang telah mempunyai kehendak/tujuan
yang sama untuk membangun masa depan bersama-sama. Kelompok masyarakat tersebut
memiliki rasa senasib dan sepenanggungan untuk menjalankan hidup bersama-sama di
dalam suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik, militer,
ekonomi, sosial maupun budayanya membentuk organisasi masyarakat dan memiliki
pemerintahan yang sah untuk mengatur warga atau masyarakatnya. Adapun pengertian
negara juga memiliki arti lain menurut beberapa para ahli yang diantaranya yaitu :
a. Roger H. soltau: “Negara adalah alat (agency) atau wewnang (authority) yang
mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama, atas nama masyarakat.”
b. Max weber: “Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam
penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah.”
c. Robert M. Maclver: “Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di
dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistim hukum yang diselenggarakan oleh
suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberikan kekuasaan memaksa.”
d. George Jellinek: “Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang
telah berkediaman di suatu wilayah tertentu.”
e. R. Djopkosoetono: “Negara adalah organisasi manusia yang berbeda di wilayah suatu
pemerintahan yang sama.”
f. J.H.A Logeman: ”Negara adalah suatu organisasi kemasyarakatan yang mempunyai
tujuan melalui kekuasaannya untuk mengatur dan menyelengarakan sesuatu
( berkaitan dengan jabatan, fungsi lembaga kenegaraan atau lapangan kerja ) dalam
masyarakat.”
Jadi, sebagai pengertian umum dapat dikatakan bahwa Negara adalah suatu
daerah territorial yang yang rakyatnya di perintah (governed) oleh sejumlah pejabat dan
yang berhasil menuntut dari warganegaranya ketaatan pada peraturan perundang-
undangannya melalui penguasaan (kontrol) monopolistik dari kekuasaan yang sah.1

2. Unsur – Unsur Negara


Unsur-unsur dalam sebuah negara terdapat beberapa aspek yaitu Wilayah, Rakyat,
Pemerintah dan Kedaulatan, adapun pengertian dari aspek-aspek tersebut yaitu:
a. Wilayah adalah suatu daerah yang menjadi kekuasaan sebuah negara serta menjadi
tempat tinggal bagi rakyat. Wilayah dalam sebuah negara merupakan unsur yang
harus ada, karna tidak mungkin ada negara tanpa ada batas-batas teritorial yang jelas,
wilayah dalam sebuah negara mencangkup daratan, perairan dan udara.
b. Rakyat adalah penduduk yang bertempat tinggal di sebuah negara yang ikut serta
pada pemerintahan. Rakyat sangat penting dalam sebuah negara, karna secara
kongkret rakyatlah yang memiliki kepentingan agar negara itu dapat berjalan dengan
baik.
c. Pemerintah adalah sutu organisasi yang bertidak menjalankan kepentingan-
kepentingan bersama atas nama negara dan melaksanankan tujuan-tujuan negara,
menjalankan fungsi-fungsi kesejahteraan bersama bagi seluruh penduduk di dalam
wilahnya.
d. Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi untuk membuat undang-undang dan
melaksanakannya dengan cara yang tersedia. Negara memiliki kekuasaan atas
penduduknya, oleh karena itu negara menuntut loyalitas mutlak dari negaranya.

3. Tujuan Negara
Tujuan negara adalah suatu sasaran yang hendak dicapai oleh suatu
negara,merupakan ide yang bersifat abstrak-ideal berisi harapan yang dicita-citakan.
Tujuanutama berdirinya negara pada hakikatnya sama, yaitu menciptakan kebahagian
rakyatnya (bonum publicum/common-wealth).
a. Keamanan ekstern (eksternal security), artinya negara bertugas melindungi warga
negaranya terhadap ancaman dari luar.
b. Pemeliharaan ketertiban intern (mainte-nance of internal order), artinya dalam
masyarakat yang tertib terdapat pembagian kerja dan tanggung jawab pelaksanaan
peraturan-peraturan pada segenap fungsionaris negara, terdapat pula badan-badan,
prosedur dan usaha-usaha yang dimengerti oleh segenap warga negara dan
dilaksanakan untuk memajukan kebahagian bersama.
c. Fungsi keadilan (justice), terwujudnya suatu sistem di mana terdapat saling
pengertian dan prosedur-prosedur yang diberikan kepada setiap orang apa yang telah
disetujui dan telah dianggap patut.

1
Budiarto, Dasar-dasar Ilmu politik ( Jakarta: Gramedia Pustaka Media, 1987 ) hlm. 39 - 40
d. Kesejahteraan (welfare), kesejahteraan meliputi keamanan, ketertiban, keadilan dan
kebebasan.
e. Kebebasan (freedom), adalah kesempatan mengembangkan dengan bebas hasrat
-hasrat individu akan ekspresi ke-pribadiannya yang harus disesuai- kan gagasan
kemakmuran umum. Bagaimana dengan tujuan negara Indonesia? Tujuan Negara
Indonesia se-perti tertuang dalam Alinea IV Pembu-kaan UUD 1945, yaitu:
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
2. Memajukan kesejahteraan umum,
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa,
4. Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Negara sebagai organisasi mempunyai tujuan tertentu untuk mengerahkan segala


kegiatannya. Tujuan tersebut sangat penting karena merupakan pedoman kemana arah
negara itu akan menuju. Setiap negara mempunyai tujuan yang mungkin berbeda satu
dengan yang lain. Hal ini dipengaruhi oleh latar belakang sejarah pembentukannya,
tata nilai sosial budaya, kondisi geografis, serta pengaruh sistem politik serta
penguasa negara yang bersangkutan. Akan tetapi setiap negara terlepas dari ideologi-
ideologinya, setidaknya perlu menyelenggarakan fungsi minimun yang mutlak harus
ada, dan tidak boleh tidak ada, yaitu :
1. Melakukan penertiban (law and order). Dalam hal ini negara bertindak sebagai
stabilisator yakni untuk mencegah terjadinya bentrokan-bentrokan sehingga untuk
mencapai tujuan bersama negara berhak melakukan penertiban.
2. Mensejahterakan dan memakmurkan rakyat. Dewasa ini fungsi negara dalam hal
ini sangat penting apalagi untuk negara-negara baru. Pandangan di Indonesia
tercermin pada usaha pemerintah yang melakukan suatu rentetan-rentetan
Repelita (rencana pembangunan lima tahun).
3. Pertahanan. Hal ini diperlukan kemungkinan untuk menjaga segala ATHG. Untuk
itu negara diperlengkapi dengan alat-alat pertahanan.
4. Menegakan keadilan. Hal ini dilaksanakan melalui badan-badan peradilan.

4. Sifat – Sifat Negara


Negara mempunyai sifat-sifat khusus yang merupakan manifestasi dari kedaulatan
yang dimilikinya dan yang hanya terdapat pada nrgara saja dan tidak terdapat pada
asosiasi atau organisasi lainnya. Umumnya dianggap bahwa setiap Negara mempunyai
sifat memaksa, sifat monopoli dan sifat mencakup semua.
a. Sifat Memaksa. Agar peraturan perundang-undangan dan dengan demikian
penertiban dalam masyarakat tercapai serta timbulnya anarki dicegah, maka Negara
memiliki sifat memaksa, dalam arti mempunyai kekuasaan untuk memakai kekerasan
fisik secara legal. Sarana untuk itu adalah polisi, tentara, dan sebagainya. Organisasi
dan asosiasi yang lain dari Negara juga mempunyai aturan; akan tetapi aturan-aturan
yang dikeluarkan oleh Negara lebih mengikat.
b. Sifat Monopoli. Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan bersama dari
masyarakat. Dalam rangka ini Negara dapat menyatakan bahwa suatu aliran
kepercayaan atau aliran politik tertentu dilarang hidup dan disebarluaskan, oleh
karena dianggap bertentangan dengan tujuan masyarakat.
c. Sifat Mencakup Semua (all-encopassing, all-embracing). Semua peraturan
perundang-undangan (misalnya keharusan membayar pajak) berlaku untuk semua
orang tanpa terkecuali. Keadaan demikian memang perlu, sebab kalau seseorang
dibiarkan berada di luar ruang-lingkup aktivitas Negara, maka usaha Negara kearah
tercapaiya masyarakat yang dicita-citakan akan gagal. Lagi pula, menjadi
warganegara tidak berdasarkan kemauan sendiri (involuntary membership) dan hal ini
berbeda dengan asosiasi lain di mana keanggotaan bersifat suka rela.2

5. Fungsi Negara
Secara umum fungsi negara adalah menyelenggarakan kepentingan bersama dari
anggota kelompok yang disebut bangsa atau lebih tepat dikatakan kepentingan umum.,
tidak peduli dengan bentuk atau sistem pemerintahan yang digunakan oleh Negara yang
bersangkutan. Secara khusus fungsi negara sebagai berikut :
1. Fungsi Reguler (Regular Function)
Fungsi yang merupakan syarat mutlak suatu negara, karena tanpa syarat ini secara
dejure negara tersebut tidak ada. Ada empat fungsi yang termasuk fungsi reguler,
yaitu:
a. Fungsi Politik/Fungsi negara yang klasik
Fungsi ini merupakan kewajiban negara yang timbul setelah lahirnya
negara tersebut. Fungsi ini mempunyai dua aspek, yaitu pemeliharaan ketenangan
dan ketertiban serta pertahanan dan keamanan
b. Fungsi Diplomatik
Suatu negara tidak akan hidup secara sempurna tanpa berhubungandengan
negara yang lain sehingga perlu menjalin hubungan persahabatan yang
bertanggung jawab dan saling menghormati kedaulatan masing-masing.
c. Fungsi Yuridis
Negara harus dapat menjamin adanya rasa keadilan dalam kehidupan
masyarakat dengan mengatur tata bernegara dan tata bermasyarakat. Segala
perbuatan yang dilakukan oleh individu, kelompok dan negara harus sesuai
dengan kriteria hukum.
d. Fungsi Administratif
Negara mempunyai kewajiban menata birokrasinya demi terwujudnya
tujuan negara dengan bersumber pada aturan hukum yang telah ditetapkan
sebelumnya.

2. Fungsi Pembangunan (Developing Function)


2
Budiarto, Dasar-dasar Ilmu politik ( Jakarta: Gramedia Pustaka Media, 1987 ) hlm. 40
Pembangunan pada hakekatnya adalah perubahan yang terencana yang dilakukan
terus menerus untuk menuju pada suatu perbaikan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia melaksanakan fungsi reguler dan
fungsi pembangunan secara seimbang. Bahkan fungsi pembangunan terkadang
mendapat prioritas yang lebih besar dari fungsi reguler. Namun kedua fungsi ini
saling mendukung satu dengan yang lain. Tujuan utama negara yang sedang
berkembang adalah perwujudan kesejahteraan masyarakat yang merata.
Tujuan Negara Republik Indonesia tertuang dalam alinea keempat Pembukaan
UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial. Tujuan-tujuan tersebut diupayakan perwujudannya melalui
pembangunan yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan dalam program
jangka pendek, menengah, dan panjang. Fungsi Negara Republik Indonesia sesuai
dengan tujuan tersebut sebagai berikut:
a. Fungsi pertama adalah tugas keamanan, pertahanan dan ketertiban.
Negara berkewajiban mempertahankan apabila ada serangan dari luar
maupun rongrongan dari dalam negeri. Termasuk juga perlindungan dan
pencegahan pencurian kekayaan baik di darat, laut maupun udara. Akhir-akhir ini
pencurian ikan di perairan Indonesia oleh nelayan asing sering terjadi. Kerusuhan
antara aparat keamanan dengan masyarakat di berbagai tempat dengan latar
belakang yang berbeda juga menunjukkan bahwa perlindungan terhadap
kehidupan, hak milik dan hak-hak lainnya belum dijalankan secara optimal.
Negara mempunyai kewajiban meningkatkan kualitas pelaksanaan fungsi ini.
b. Fungsi kedua adalah tugas kesejahteraan.
Negara bertugas mewujudkan kesejahteraan masyarakat serta keadilan
social bagi seluruh bangsa Indonesia seperti bantuan bencana alam, bantuan
kesehatan, upah minimum dan lain-lain.
c. Fungsi ketiga adalah tugas pendidikan
Negara bertugas untuk penigkatan pendidikan, penerangan umum,
peningkatan kebudayaan dan lain-lain yang berhubungan dengan peningkatan
kualitas sumber daya manusia Indonesia.
d. Fungsi keempat adalah tugas mewujudkan ketertiban serta kesejahteraan dunia
Negara Indnesia ikut menciptakan kedamaian bagi kehidupan manusia
pada umumnya dengan berdasarkan politik bebas aktif. UUD 1945 telah dapat
menciptakan keseimbangan serta keterpaduan antara fungsi reguler dan fungsi
pembangunan. Akan tetapi pelaksanaannya belum sepenuhnya dapat mewujudkan
apa yang dicita-citakan dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut. Jadi aparat
pelaksana pemerintahan yang harus mendapat perhatian yang lebih agar dapat
menjalankan fungsi – fungsi tersebut.
6. Pemerintah yang Baik
Setelah berakhirnya rezim Orde Baru dan digantikan gerakan reformasi, sering
kali terdengar di berbagai tempat dan acara istilah Good Governance. Begitu banyak
pengartian istilah ini yang bisa berlainan satu dengan yang lain. Pemerintahan yang baik
adalah pemerintahan yang dalam menjalankan roda pemerintahannya berpijak pada
prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Partisipasi masyarakat, semua masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan
keputusan, baik secara langsng maupun tidak langsung.
b. Tegaknya supremasi hukum, kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tdak
pandang bulu, termasuk hukum yang berkenaan dengan hak asasi manusia.
c. Transparansi, transparansi ini dibangun atas dasar arus informasi yang bebas dan
informasi harus mudah diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, memadai agar
dapat dimengerti dan dipantau.
d. Peduli pada stakeholder, lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintahan harus
berusaha melayani semua pihak yang berkepentingan.
e. Berorientasi pada consensus, tata pemerintahan yang baik menjembatani
kepentingan-kepentingan yang berbeda demi terbangunnya suatu konsensus
menyeluruh dalam hal apa yang terbaik bagi masyarakat.
f. Kesetaraan, semua masyarakat mempunyai kesempatan memperbaiki dan
mempertahankan kesejahteraan mereka.
g. Efektifitas dan Efisiensi, proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga
membuahkan hasil sesuai kebutuhan masyarakat dan dengan menggunakan sumber-
sumber daya yang ada seoptimal mungkin.
h. Akuntabilitas, para pengambil keputusan di pemerintah, swasta dan organisasi-
organisasi masyarakat bertanggung jawab baik kepada masyarakat maupun kepada
lembaga-lembaga yang berkepentingan.
i. Visi Strategis, para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jauh
ke depan atas tata pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia serta apa yang
dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan tersebut. Selain itu mereka juga harus
memiliki pemahaman atas kompleksitas kesejarahan, budaya dan sosial yang menjadi
dasar bagi perspektif tersebut.3
Dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 digariskan kaidah-kaidah yang harus
dipatuhi di dalam penyelenggaraan negara, yaitu:
1. Asas Kepastian Hukum
2. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara
3. Asas Kepentingan Umum
4. Asas Keterbukaan
5. Asas Proporsionalitas
6. Asas Profesionalitas
3
Guru Pendidikan, “ Pengertian Negara “, diakses dari https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-negara/,
pada tanggal 3 Mei 2020 pikul 01.07
7. Asas Akuntabilitas
B. Konstitusi
1. Pengertian Konstitusi
Konstitusi dalam pengertian pertama diartikan sebagai nama bagi ketentuan-
ketentuan yang menyebut hak-hak dan kekuasaan dari orang-orang tertentu, keluarga-
keluarga tertentu yang berkuasa atau suatu badan-badan tertentu. Sebagai contoh di mas-
masa pemerintahan kerajaan absolut, konstitusi diartikan sebagai “ kekuasaan perorangan
yang tak terbatas dari sang raja”. Sedangkan konstitusi dalam pengertian kedua, menurut
Sovernin Lohman, meliputi tiga unsur, yaitu:
a) Konstitusi dipandang sebagai perwujudan perjanjian masyarakat (kontrak social),
artinya konstitusi merupakan hasil atau kongklusi dari kesepakatan masyarakat untuk
membina Negara dan pemerintahan yang akan mengatur mereka.
b) Konstitusi sebagai piagam yang menjamin hak-hak asasi manusia dan warga Negara
sekaligus penentuan batas-batas hak dan kewajiban warga Negara dan alat-alat
pemerintahannya.
c) Konstitusi sebagai forma regimenis yaitu kerangka bangunan pemerintahan.

Kata “Konstitusi” berarti “pembentukan”, berasal dari kata kerja yaitu “constituer”
(Perancis) atau membentuk. Yang dibentuk adalah negara, dengan demikian konstitusi
mengandung makna awal (permulaan) dari segala peraturan perundang-undangan tentang
negara. Belanda menggunakan istilah “Grondwet” yaitu berarti suatu undang-undang
yang menjadi dasar dari segala hukum.
Konstitusi pada umumnya bersifat kondifaksi yaitu sebuah dokumen yang berisian
aturan-aturan untuk menjalankan suatu organisasi pemerintahan negara, namun dalam
pengertian ini, konstitusi harus diartikan dalam artian tidak semuanya berupa dokumen
tertulis (formal). Namun menurut para ahli ilmu hukum maupun ilmu politik konstitusi
harus diterjemahkan termasuk kesepakatan politik, negara, kekuasaan, pengambilan
keputusan, kebijakan dan distibusi maupun alokasi. Konstitusi memuat aturan-aturan
pokok (fundamental) yang menopang berdirinya suatu negara. Terdapat dua jenis
kontitusi, yaitu konstitusi tertulis (Written Constitution) dan konstitusi tidak tertulis
(Unwritten Constitution). Ini diartikan seperti halnya “Hukum Tertulis” (geschreven
Recht) yang termuat dalam undang-undang dan “Hukum Tidak Tertulis” (ongeschreven
recht) yang berdasar adat kebiasaan.4
Pada umumnya hukum bertujuan untuk mengadakan tata tertib untuk keselamatan
masyarakat yang penuh dengan konflik antara berbagai kepentingan yang ada di tengah
masyarakat. Tujuan hukum tata negara pada dasarnya sama dan karena sumber utama
dari hukum tata negara adalah konstitusi atau Undang-Undang Dasar, akan lebih jelas
dapat dikemukakan tujuan konstitusi itu sendiri. Konstitusi juga memiliki tujuan yang
hampir sama deengan hukum, namun tujuan dari konstitusi lebih terkait dengan:
- Berbagai lembaga-lembaga kenegaraan dengan wewenang dan tugasnya masing-
masing.
4
Wandi Ma’shum, “ Negara dan Konstitusi “, diakses dari https://wandimashum.blogspot.com/2015/03/makalah-
negara-dan-konstitusi.html, pada tanggal 3 Mei 2020 pukul 01.22
- Hubungan antar lembaga negara.
- Hubungan antar lembaga negara (pemerintah) dengan warga negara (rakyat).
- Adanya jaminan atas hak asasi manusia.
- Hal-hal lain yang sifatnya mendasar sesuai dengan tuntutan jaman.

Semakin banyak pasal-pasal yang terdapat di dalam suatu konstitusi tidak menjamin
bahwa konstitusi tersebut baik. Di dalam praktekna, banyak negara yang memiliki
lembaga-lembaga yang tidak tercantum di dalam konstitusi namun memiliki peranan
yang tidak kalah penting dengan lembaga-lembaga yang terdapat di dalam konstitusi.
Bahkan terdapat hak-hak asasi manusia yang diatur diluar konstitusi mendapat
perlindungan lebih baik dibandingkan dengan yang diatur di dalam konstitusi. Dengan
demikian banyak negara yang memiliki aturan-aturan tertulis di luar konstitusi yang
memiliki kekuatan yang sama denga pasal-pasal yang terdapat pada konstitusi.

2. Lahirnya Konstitusi
Latar belakang lahirnya konstitusi pertama Republik Indonesia; Undang-Undang
Dasar 1945. Undang-Undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945 sampai 16 Juni
1945 oleh badan penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
yang beranggotakan 21 orang, diantaranya Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai
wakil ketua dengan 19 orang anggota yang terdiri dari 11 orang wakil dari Jawa, 3 orang
dari Sumatra dan masing-masing 1 wakil dari Kalimantan, Maluku, dan Sunda kecil.
Badan ini kemudian menetapkan tim khusus yang bertugas menyusun konstitusi
bagi Indonesia merdeka yang kemudian dikenal dengan nama Undang-Undang 1945
(UUD’45). Para tokoh perumus itu adalah: dr. Radjiman Widioningrat, Ki Bagus
Hadikoesoemo, Oto Iskandardinata, Pangeran Purboyo, Pangeran Soerjahamidjojo, Prof.
Dr. Mr. Soepomo, Abdul Kadir, Drs. Yap Tjwan Bing, Dr. Mohammad Amir (Sumatera),
Mr. Abdul Abbas (Sumatera), Dr. Ratulangi, Andi Pangerang (keduanya dari Sulawesi),
Mr. Latuharhary, Mr. Pudja (Bali) A H. Hamidan (Kalimantan), R. P. Soeroso, Abdul
Wachid Hasyim dan Mr. ohammad Hassan (Sumatera).
Latar belakang terbentuknya konstitusi (UUD’45) bermula dari janji Jepang untuk
memberi kemerdekaan bagi bangsa Indonesia di kemudian hari. Janji tersebut antara lain
berisi: “sejak dari dahulu, sebelum pecahnya peperangan Asia Timur Raya, Dai Nippon
sudah mulai berusaha membebaskan bangsa Indonesia dari kekuasaan pemerintah Hindia
Belanda. Tentara Dai Nippon dengan serentak menggerakkan angkatan perangnya, baik
di darat, laut maupun udara, untuk mengakhiri kekuasaan penjajahan Belanda”.
Sejak saat itu Dai Nippon Teikoku memandang bangsa Indonesia sebagi saudara muda
serta membimbing bangsa Indonesia dengan giat dan tulus ikhlas di semua bidang,
sehingga diharapkan kelak bangsa Indonesia siap untuk berdiri sendiri sebagai bangsa
Asia Timur Raya.
Namun janji hanyalah janji, penjajah tetaplah penjajah selalu ingin lebih lama
menindas dan menguras kekayaan bangsa Indonesia. Setelah Jepang dipukul mundur
tentara sekutu, Jepang tak lagi inget akan janjinya. Setelah menyerah tanpa syarat kepada
sekutu, rakyat Indonesia lebih bebas dan leluasa untuk berbuat dan tidak bergantung pada
Jepang sampai saat kemerdekaan tiba. Setelah merdeka kebutuhan akan sebuah konstitusi
resmi nampaknya tidak bias ditawar-tawar lagi, dan segera harus dirumuskan.
Pada tanggal 18 Agustus 1945 atau sehari setelah ikrar kemerdekaan, panitia
persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengadakan sidangnya yang pertama kali dan
menghasilkan beberapa keputusan sebagai berikut:
a) Menetapkan dan mengesahkan pembukaan UUD ’45 yang bahannya di ambil dari
rancangan undang-undang yang disusun oleh panitia perumus pada tanggal 22 Juni
1945.
b) Menetapkan dan mengesahkan UUD ’45 yang bahannya hamper seluruhnya diambil
dari RUU yang disusun oleh panitia perancang UUD tanggal 16 Juni 1945.
c) Memilih ketua persiapan Kemerdekaan Indonesia Ir. Soekarno sebagai presiden dan
wakil ketua Drs. Muhammad Hatta sebagai wakil presiden.
d) Pekerjaan presiden untuk sementara waktu dibantu oleh panitia persiapan
Kemerdekaan Indonesia yang kemudian menjadi Komite Nasional.

Dengan terpilihnya presiden dan wakilnya atas dasar Undang-Undang Dasar 1945 itu,
maka secara formal Indonesia sempurna sebagai sebuah Negara, sebab syarat yang lazim
diperlukan oleh setiap Negara telah ada yaitu adanya:
a) Rakyat, yaitu bangsa Indonesia.
b) Wilayah,yaitu tanah air Indonesia yang terbentang dari sabang sampai merauke yang
terdiri dari 13.500 buah pulau besar dan kecil.
c) Kedaulatan yaitu sejak pengucapan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
d) Pemerintah yaitu sejak terpilihnya presiden dan wakilnya sebagai pucuk pimpinan
pemerintahan Negara.
e) Tujuan Negara yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan
pancasila.
f) Bentuk Negara yaitu Negara kesatuan (pasal 1 ayat 1 UUD ’45).

Dalam sejarah konstitusi Indonesia, undang-undang dasar 1945 pernah tidak berlaku
untuk seluruh wilayah Negara republik Indonesia yakni antara tanggal 27 Desember 1949
sampai di keluarkan dekrit presiden pada taggal 5 Juli 1959, pada masa itu berlaku
konstitusi republic Indonesia serikat (konstitusi RIS) dan pada 1950 memberlakukan
Undang-Undang Dasar Sementara 1950 (UUDS 1950).

3. Konstitusi di Indonesia
1. Indonesia adalah Negara Hukum
Negara Indonesia berdasarkan atas hukum bukan berdasarkan atas kekuasaan
belaka terbukti bahwa pemerintahan dan lembaga- lembaga lainnya dalam
melaksanakan tidakan- tindakan apa pun harus dilandasi oleh peraturan hukum atau
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Disamping akan tampak dalam
rumusannya dalam pasal- pasalnya, juga akan menjalankan pelaksanaan dari pokok-
pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 yang diwujudkan oleh
cita- cita hukum dan hukum dasar yang tertulis dengan landasan negara hukum setiap
tindakan Negara haruslah mempertimbangkan dua kepentingan yaitu kegunaannya
dan hukumnya, agar senantiasa setiap tindakan Negara selalu memenuhi dua
kepentingan tersebut.

Hukum Dasar Tertulis dan tidak Tertulis


a. Hukum Dasar Tertulis
Dasar hukum tertulis adalah Undang- undang Dasar yang menurut sifat
dang fungsinya adalah suatu naskah yang memaparkan kerangka dan tugas- tugas
pokok cara kerja badan- badan tersebut. Undang- undang Dasar bersifat singkat
dan supel. Undang- undang Dasar 1945 hanya memiliki 37 pasal, adapun pasal-
pasalnya hanya memuat aturan peralihan dan aturan tambahan. Hal ini
mengandung makna:
- Telah cukup jika undang- undang dasar hanya memuat aturan- aturan pokok.
- Memuat aturan- aturan, norma- norma serta ketentuan- ketentuan yang harus
dilaksanakan secara konstitusional.
- Undang- undang Dasar 1945 merupakan peraturan hukum positif tertinggi
b. Hukum Dasar yang tidak Tertulis
Aturan- aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam penyelenggaraan
Negara meskipun tidak tertulis. Hukum dasar tidak tertulis mempunyai sifat- sifat,
yaitu:
- Merupakan kebiasaan berulang kali dalam penyelenggaraan Negara.
- Tidak bertentangan dengan undang- undang dasar dan berjalan sejajar.
- Diterima oleh seluruh rakyat.
- Bersifat sebagai pelengkap.
2. Sistem Pemerintahan Negara menurut UUD 1945 hasil Amandemen 2002
Sistem pemerintahan di Indonesia sebelum dilakukan amandemen dijelaskan
secara terperinci dan sistematis dalam undang- undang dasar 1945. Sistem
pemerintahan Negara Indonesia ini dibagi atas tujuh yang secara sistematis
merupakan pertanggung jawaban kedaulatan rakyat oleh karena itu sistem Negara ini
dikenal dengan tujuh kunci pokok system pemerintahan, walaupun tujuh kunci pokok
menurut penjelasan tidak lagi merupakan dasar yudiris, namun mengalami
perubahan.Penjelasan UUD 1945 yang memuat 7 buah kunci pokok, yaitu :
a. Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum
Negara Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum dan bukan
kekuasaan belaka. Hal ini berarti bahwa negara dalam melaksanakan tindakan
apapun harus selalu dilandasi oleh hukum atau segala tindakannya harus dapat
dipertanggung jawabkan secara hukum. Negara hukum yang dimaksud oleh
UUD 1945 bukanlah negara hukum dalam arti formal (sebagai polisi lalu lintas
atau penjaga malam) tetapi negara hukum dalam arti material (dalam arti luas)
yaitu negara tidak hanya melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia tetapi juga harus majukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa.
b. Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar) dan tidak bersifat
absolutisme (kekuasaan yang tidak tak terbatas).
Sistem ini menegaskan bahwa pemerintahan negara dibatasi oleh
konsitusi dan otomatis dibatasi juga oleh ketentuan hukum yang merupakan
produk konstitusional lainnya seperti GBHN, UU dll. Sistem ini juga memperkuat
dan menegaskan sistem negara hukum. Berdasarkan kedua sistem ini diharapkan
dapat tercapai mekanisme hubungan tugas dan hukum antara lembaga-lembaga
negara yang dapat menjamin terlaksananya sistem itu sendiri.
c. Kekuasaan negara yang tertinggi berada di tangan MPR
Kedaulatan rakyat dipegang oleh MPR sebagai penjelmaan seluruh rakyat
Indonesia. Sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, MPR mempunyai tugas
dan wewenang, yaitu :
- Menetapkan UUD dan GBHN.
- Memilih dan mengangkat Presiden dan Wapres. Majelis mengangkat dan
melantik Kepala Negara dan Wakil Kepala Negara, oleh karena itu Kepala
Negara dan Wakil Kepala Negara harus tunduk dan bertanggung jawab
kepada MPR.
d. Presiden adalah penyelenggaran pemerintahan negara yang tertinggi di bawah
Majelis.
Presiden adalah penyelenggara pemerintahan tertinggi di bawah MPR.
Dalam menjalankan pemerintahan, kekuasaan dan tanggung jawab ada pada
Presiden (concentration of power and responsibility upon the President).
e. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR
Presiden harus bekerja sama dengan DPR tetapi Presiden tidak bertanggun
jawab kepada DPR,artinya kedudukan Presiden tidak tergantung dari DPR.
Presiden harus mendapat persetujuan dari DPR untuk membentuk UU serta
menetapkan APBN. Presiden tidak dapat membubarkan DPR dan DPRpun tidak
dapat menjatuhkan presiden.
f. Menteri Negara adalah pembantu Presiden, Menteri Negara tidak bertanggung
jawab kepada DPR.
Kedudukan menteri tidak tergantung pada DPR tetapi pada Presiden.
Pengangkatan dan pemberhentian menteri merupakan wewenang sepenuhnya
Presiden (Pasal 17 ayat 2). Menteri bertanggung jawab kepada Presiden. Dengan
petunjuk dan persetujuan Presiden, menteri-menterilah yang sebenarnya
menjalankan pemerintahan di bidangnya masing-masing.
g. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas
Kepala negara bukanlah dikatator karena ia harus
mempertanggungjawabkan tindakannya kepada MPR.
4. Hubungan antara Konstitusi dan Negara
Berhubungan sangat erat, konstitusi lahir merupakan usaha untuk
melaksanakan dasar negara. Dasar negara memuat norma-norma ideal, yang
penjabarannya dirumuskan dalam pasal-pasal oleh UUD (Konstitusi) Merupakan
satu kesatuan utuh, dimana dalam Pembukaan UUD 45 tercantum dasar negara
Pancasila, melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan dasar
Negara.
Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Dasar negara Pancasila itu dipilih
oleh wakil-wakil rakyat dalam sidang PPKI pada 18 Agustus 1945. Undang-
undang Dasar Republik Indonesia 1945 ( UUD 1945) adalah konstitusi negara
Indonesia. UUD 1945 disahkan pada 18 Agustus 1945, sebagai bukti UUD 1945
diakui sebagai konstitusi negara Indonesia. Dikutip dari Kewarganegaraan (2006),
rumusan Pancasila terdapat dalam pembukaan UUD 1945 di alinea ke-4. Dengan
demikian terdapat hubungan dasar negara dengan konstitusi. Sebab rumusan dasar
negara (Pancasila) terdapat dalam konstitusi (UUD 1945). Hubungan antara dasar
negara dengan konstitusi nampak pada gagasan dasar, cita-cita dan tujuan negara
yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Dari dasar negara inilah kehidupan
negara dituangkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan. Inti pembukaan
UUD 1945 pada hakikatnya terdapat dalam alenia IV sebab terdapat segala aspek
penyelenggaraan pemerintahan negara berdasarkan Pancasila.
BAB III
PENUTUP

a. KESIMPULAN
Negara merupakan suatu organisasi diantara sekelompok atau beberapa kelompok
manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah (territorial) tertentu dengan
mengakui adanaya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan
sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang ada di wilayahnya.
Konstitusi diartikan sebagai peraturan yang mengatur suatu negara, baik yang
tertulis maupun tidak tertulis. Konstitusi memuat aturan-aturan pokok yang menopang
berdirinya suatu Negara. Antara negara dan konstitusi mempunyai hubungan yang sangat
erat. Karena melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan dasar negara.
Pancasila sebagai alat yang digunakan untuk mengesahkan suatu kekuasaan dan
mengakibatkan Pancasila cenderung menjadi idiologi tertutup, sehingga pancasila bukan
sebagai konstitusi melainkan UUD 1945 yang menjadi konstitusi di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, Miriam, Dasar-dasar Ilmu politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Media, 1987
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-negara/

https://wandimashum.blogspot.com/2015/03/makalah-negara-dan-konstitusi.html

https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/27/070000969/hubungan-dasar-negara-dan-konstitusi

Anda mungkin juga menyukai