Anda di halaman 1dari 16

URGENSI UUD NRI 1945 AMANDEMEN DAN

PERUNDANG-UNDANGAN BAGI NEGARA INDONESIA


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan.

Pengampu:
Prof. Dr. Bambang Sumardjoko, M.Pd
Arif Subowo, S.Pd., M.Pd
Anggota Kelompok 2:
1. Rachmawati Octavia Kusuma. D (A510220238)
2. Septian Catur Ade Nugroho (A510220246)
3. Icha Zuliana Rahma Putri (A510220250)
4. Putri Utami (A510220255)
5. Vera Dewi Nazarina (A510220257)
6. Mayva Retno Wulandari (A510220271)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Bangsa Indonesia sudah memproklamirkan diri sebagai negara merdeka


secara formal dan internasional dengan menentukan nasib dalam segala bidang di
tanah air. Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki banyak kepulauan,
suku, adat, dan keyakinan. Bentuk negara Indonesia sendiri adalah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Indonesia menjadi sebuah negara kesatuan
bukan hanya berdasarkan kepentingan atau politiknya, melainkan didasarkan atas
komitmen persatuan dan keadilan. Negara merupakan salah satu bentuk organisasi
yang ada di dalam kehidupan masyarakat. Setiap warga negara wajib patuh dan
mentaati peraturan pemerintah. Didirikannya suatu negara tentu memiliki tujuan.
Tujuan tersebut terkandung dalam Undang-Undang Dasar 1945 Alenia 4 yaitu
untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial. Melalui kehidupan bernegara dengan pemerintah yang ada di
dalamnya, masyarakat ingin mewujudkan tujuan tersebut.

Suatu negara memiliki kekuasaan untuk mengatur kehidupan


masyarakatnya agar proses bernegara berjalan dengan baik dan sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai. Hal ini tentu membutuhkan alat kontrol untuk mengatur
warga negara Indonesia dalam bertindak ataupun bersikap. Alat control atau
system aturan tersebut menggambarakan suatu pertindakan dalam aturan yang
paling tinggi tingkatanya sampai pada aturan yang paling rendah. Aturan yang
paling tinggi tingkatannya adalah undang-undang atau konstitusi. Negara dan
konstitusi adalah dwitunggal. Artinya tidak bisa dipisahkan dan merupakan satu
kesatuan yang utuh. Jika diibaratkan bangunan, negara sebagai pilar-pilar atau
tembok tidak bisa berdiri kokoh tanpa pondasi yang kuat, yaitu konstitusi
Indonesia. Suatu konstitusi memiliki tujuan agar negara Indonesia lebih teratur
dan terarah, serta para pemimpin pemerintahan tidak berperilaku sewenang-
wenangnya dalam menjalankan tugasnya. Hampir setiap negara mempunyai
konstitusi, terlepas dari apakah konstitusi tersebut telah dilaksanakan dengan
optimal atau belum. Yang jelas, konstitusi adalah perangkat negara yang perannya
tak bisa dipandang sebelah mata. Pada

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Bangsa dan Negara?
2. Apa saja unsur-unsur negara?
3. Apa sajakah sifat-sifat yang dimiliki oleh suatu negara?
4. Apa definisi dari Konstitusi dan Undang-Undang Dasar?
5. Apa saja unsur-unsur yang terdapat dalam Konstitusi?
6. Bagaimana cara untuk melakukan perubahan terhadap suatu Konstitusi?
7. Apa perubahan amandemen UUD NRI Tahun 1945?
8. Apa urgensi dari konstitusi dalam kehidupan bernegara dan bagaimana
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan

1. Mengetahui definisi dari Bangsa dan Negara Indonesia.


2. Mengetahui unsur-unsur penting pembentuk negara.
3. Mengetahui sifat-sifat yang dimiliki oleh negara Indonesia.
4. Mengetahui definisi dari konstitusi dan Undang-Undang Dasar.
5. Mengetahui apa saja unsur yang terdapat dalam Konstitusi Negara
Indonesia.
6. Mengetahui bagaimana cara untuk melakukan perubahan terhadap suatu
Konstitusi.
7. Mengetahui perubahan amandemen UUD NRI Tahun 1945.
8. Mengetahui urgensi dari konstitusi serta penerapannya dalam kehidupan
sehari- hari.
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Definisi Bangsa dan Negara

Pada dasarnya para ahli ketatanegaraan masih memberikan pengertian yang


ragam mengenai bangsa dan negara, baik dipandang dari sudut
kedaulatan(kekuasaan) maupun negara dan negara dinilai dari sudut pandang
peraturan. Bangsa dan Negara merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, bangsa adalah orang-orang yang
memiliki kesamaan asal, keturunan, adat, bahasa dan sejarah serta
berpemerintahan sendiri. Bangsa adalah kumpulan manusia yang biasanya terikat
karena kesatuan bahasa dan wilayah tertentu dimuka bumi. Bangsa adalah
sekelompok manusia yang dipersatukan karena memiliki persamaan sejarah dan
cita-cita yang mana mereka terikat di dalam satu tanah air. Sedangkan, pengertian
bangsa dalam arti sosiologis/antropologis adalah perkumpulan orang yang saling
membutuhkan dan berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama dalam suatu
wilayah (Raihan, 2021). Pengertian bangsa mengandung elemen pokok berupa
jiwa, kehendak, perasaan, pikiran, semangat, yang bersama-sama membentuk
kesatuan, kebulatan dan ketunggalan serta semuanya itu yang dimaksud adalah
aspek kerohaniannya. Bangsa, bukanlah kenyataan yang bersifat lahiriah,
melainkan bercorak rohaniah, yang adanya hanya dapat disimpulkan berdasarkan
pernyataan senasib sepenangungan dan kemauan membentuk kolektivitas.

Jadi, definisi umum tentang bangsa adalah Bangsa adalah sekelompok


manusia /orang yang memiliki hal cita-cita bersama yang mengikat dan menjadi
satu kesatuan, memiliki rasa persaan senasib sepenanggungan, karakter yang
sama, satu kasatuan wilayah dan terorganisir dalam satu wilayah hukum.

Sedangkan, Negara berasal dari kata state (Inggris), Staat (Belanda,


Jerman), E`tat (Prancis), Status,Statum (Latin) yang berarti meletakkan dalam
keadaan berdiri, menempatkan, ataumembuat berdiri.Kata Negara yang dipakai di
Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Negara atau nagari yang artinya
wilayah, kota, atau penguasa.

Definisi Negara dari para ahli:

1. Roger H. Soltau, Negara adalah alat (agency) atau wewenang (authority)


yang mengtatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas
nama masyarakat.
2. Harold J. Laski, Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan
karena mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah
lebih agung daripada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari
masyarakat itu. Sedangkan masyarakat adalah suatu kelompok manusia
yang hidup dan bekerjasama untuk mencapai terkabulnya keinginan-
keinginan bersama.
3. Max Weber, Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli
dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam satu wilayah.
4. Robert M. Maclever, Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan
penertiban dalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah berdasarkan
sistem hukum yang diselenggarakan oleh pemerintah yang untuk maksud
tersebut diberi kekuatan memaksa(Usman, 2015).
5. Marsilus(1280-1317), seorang pemikir negara dan hukum zaman Yunani,
memberikan pengertian negara, yaitu suatu kekuasaan masyarakat
(persekutuan dari pada keluarga dan desa) yang bertujuan untuk mencapai
kebaikkan yang tinggi bagi umat manusia(Suhino, 1980).

Jadi definisi umum Negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya
diperintah oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut dari warganya
ketaatan pada peraturan perundang-undangan melalui penguasaan (control)
monopolistis dari kekuasaan yang sah.

1.2 Unsur-Unsur Negara

Unsur-Unsur Negara di bedakan menjadi 3, yaitu:

B. Rakyat.
Rakyat adalah semua orang yang menjadi penghuni suatu negara. Tanpa
rakyat mustahil negara akan terbentuk. Leacock mengatakan bahwa, " Negara
tidak akan berdiri tanpa adanya sekelompok orang yang mendiami bumi ini"
Rakyat suatu negara dapat dibedakan antara penduduk dan bukan penduduk.
Penduduk adalah orang yang bertempat tinggal menetap atau berdomisili di suatu
negara. Sedangkan yang bukan penduduk adalah orang yang bertempat tinggal di
suatu negara hanya untuk sementara waktu, dan bukan dalam maksud untuk
menetap.

Penduduk merupakan anggota yang sah dan resmi dari suatu negara dan dapat
diatur sepenuhnya oleh pemerintah negara yang bersangkutan dinamakan warga
negara. Perbedaan antara penduduk dan bukan penduduk, warga negara dan bukan
warga negara terkait dengan perbedaan hak dan kewajiban. Di antara status orang-
orang dalam negara tentunya status yang kuat dan memiliki hubungan yang erat
dengan pemerintah negara yang bersangkutan adalah status warga negara.

Status kewarganegaraan suatu negara akan berimplikasi sebagai berikut


(Samekto dan Kridalaksana, 2008:59):

1. Hak atas perlindungan diplomatik di luar negeri merupakan hak


kewarganegaraan. Suatu negara berhak melindungi warganya di luar
negeri.
2. Kewarganegaraan menuntut kesetiaan, dan salah satu bentuk kesetiaan
tersebut adalah kewajiban melaksanakan wajib militer.
3. Suatu negara berhak untuk menolak mengekstradisi warga negaranya
kepada negara lain.
4. Berdasarkan praktek, secara garis besar kewarganegaraan seseorang dapat
diperoleh.:
a) Berdasarkan kewarganegaraan orang tua (Ius Sanguinis)
b) Berdasarkan tempat kelahiran (Ius Soli)
c) Berdasarkan asas Ius Sanguinis dan Ius Soli
d) Melalui naturalisasi (melalui perkawinan, misalnya seorang istri yang
mengambil kewarganegaraan suami, atau dengan permohonan yang
diajukan kepada negara).

B. Wilayah dengan Batas-batas Tertentu.

Wilayah suatu negara pada umumnya meliputi wilayah darat, laut, dan udara.
Wilayah tertentu ialah batas wilayah dimana kekuasaan negara itu tidak berlaku
diluar batas wilayahnya karena bisa menimbulkan sengketa internasional,
walaupun sebagai pengecualian dikenal apa yang disebut daerah eksteritorial yang
artinya kekuasaan negara bisa berlaku diluar daerah kekuasaannya sebagai
pengecualian misalnya ditempat kediaman kedutaan asing berlaku kekuasaan
negara asing itu.

Batas wilayah negara Indonesia ditentukan dalam beberapa perjanjian


internasional yang dulu diadakan oleh pemerintah Belanda dengan beberapa
negara lain (Putri, 2019). Berdasarkan pasal 5 Persetujuan perpindahan yang
ditetapkan dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) pada Konvensi London 1814
di mana Inggris menyerahkan kembali wilayah Hindia Belanda kepada Kerajaan
Belanda, dan beberapa traktat lainnya berkenaan dengan wilayah negara).
Berkenaan dengan wilayah perairan ada 3 (tiga) batas wilayah lautIndonesia.
Batas-batas tersebut adalah:

1) Batas Laut Teritorial.

Laut Teritorial adalah batas laut yang ditarik dari sebuah garis dasar


dengan jarak 12 mil (19,3 km) ke luar ke arah laut lepas. Garis dasar yang
dimaksud adalah garis yang ditarik pada pantai waktu air laut surut.

2) Batas Landas Kontinen.

Landas kontinen (continental shelf) adalah dasar lautan, baik dari segi
geologi maupun segi morfologi merupakan kelanjutan dari kontinen atau
benuanya. Pada tahun 1969 pemerintah Indonesia mengeluarkan pengumuman
tentang Landas Kontinen Indonesia sampai kedalaman laut 200 meter, batas
landas kontinen dari garis dasar tidak tentu jaraknya, tetapi paling jauh 200
mil.

3) Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

Zona Ekonomi Eksklusif atau ZEE merupakan suatu batas wilayah yang
ditetapkan sepanjang 200 mil dari pangkalan wilayah laut, di sana negara
memiliki hak atas segala kekayaan alam yang berada di dalamnya dan berhak
untuk memanfaatkan serta memberlakukan seluruh kebijakan hukum dan
memiliki kebebasan untuk bernavigasi serta terbang di atas wilayah tersebut.

C. Pemerintah.

Pemerintah adalah sekelompok orang atau organisasi yang diberikan


kekuasaan untuk memerintah serta memiliki kewenangan dalam membuat dan
menerapkan hukum di suatu wilayah. Pemerintah merupakan lembaga atau badan
publik yang bertugas mewujudkan tujuan negara. Lembaga itu juga diberikan
kewenangan untuk melaksanakan kepemimpinan dan koordinasi pemerintahan
serta pembangunan masyarakat dari berbagai lembaga dimana mereke
ditempatkan. Pemerintahan yang berdaulatan adalah pemerintah berhak mengatur
negaranya sendiri tanpa campur tangan dari negara lain.

Fungsi pemerintah ada empat yakni:

1. Pelayanan, meliputi pelayanan publik dan pelayanan sipil yang


mengedepankan kesetaraan, pelayanan luar negeri, peradilan, keuangan,
agama, pertahanan dan keamanan.
2. Pengaturan, yakni membuat peraturan perundang-undangan yang
mengatur hubungan manusia di dalam masyarakat agar kehidupan berjalan
lebih harmonis dan dinamis.
3. Pembangunan, yakni pemerintah sebagai pemacu pembangunan, baik di
baik itu infrastruktur di wilayahnya.
4. Pemberdayaan, yakni pemerintah berperan mendukung otonomi daerah
sehingga masing-masing daerah dapat mengelola sumber daya secara
maksimal
1.3 Sifat-sifat Negara

Pada akhirnya suatu negara untuk dapat mewujudkan adanya keamanan dan
ketertiban dalam masyarakat, negara mempunyai sifat-sifat khusus yang hanya
dimiliki oleh negara (Junaedi & Dimiyati, 2020) yaitu:

a. Sifat Memaksa, yaitu agar peraturan perundang-undangan ditaati dan dengan


demikian penertiban dalam masyarakat tercapai serta timbulnya anarki dicegah,
aka Negara memiliki hak atau kewenangan untuk memaksakan berbagai peraturan
yang dibuatnya untuk ditaati oleh seluruh warganya. Didukung dengan sarana
seperti tentara, polisi, hakim, jaksa, dan sebagainya. Negara juga berhak
menentukan sanksi bagi pelanggaran atas aturan yang dibuatnya, dari sanksi yang
ringan sampai sanksi yang sangat berat.

b. Sifat Monopoli, yaitu sifat yang menunjukkan adanya hak atau kewenangan
negara untuk mengelola atau menentukan sesuatu tindakan tanpa adanya hak atau
kewenangan yang sama di pihak lain. Negara memiliki hak monopoli untuk
menentukan tujuan dari sebuah masyarakat, pengelolaan sumber daya alam, juga
monopoli pengelolaan sarana kekerasan untuk kepentingan negara.

c. Sifat Mencakup Semua, yaitu kekuasaan negara berlaku bagi semua orang di
wilayah negara yang bersangkutan. Tidak ada warga masyarakat yang dapat
mengecualikan dirinya dari pengaruh kekuasaan negara. Berkenaan dengan itu
bahwa peraturan yang dibuat oleh negara pada prinsipnya berlaku bagi setiap
orang di wilayah negara itu tanpa kecuali.

1.4 Definisi Konstitusi dan Undang-Undang Dasar

Perkataan "Konstitusi" berarti "pembentukan", berasal dari kata kerja


"constituer" (Perancis) yang maksudnya membentuk, yang dibentuk itu adalah
negara, dan dari pengertian itu konstitusi mengandung makna awal (permulaan)
segala peraturan perundang-undangan tentang negaraIndonesia menggunakan
istilah Grondwet menjadi undang undang dasar. (Septiani, 2023). Konstitusi dapat
juga diartikan dengan segala ketentuan dan aturan tentang ketatanegaraan, atau
undang undang dasar suatu negara. Herman Heller membagi pengertian konstitusi
menjadi tiga bagian, menurutnya konstitusi tidak hanya bersifat yuridis tetapi juga
sosiologis dan politis.

Menurutnya ada 3 pengertian konstitusi, yaitu:

1. Konstitusi dilihat dalam arti politis dan sosiologis sebagai cermin


kehidupan sosial politik yang nyata dalam masyarakat.

2. Konstitusi dilihat dalam arti Juridis sebagai suatu kesatuan kaedah hukum
yang hidup dalam masyarakat.

3. Konstitusi yang tertulis dalam satu naskah UUD sebagai hukum yang
tertinggi yang berlaku dalam suatu negara.

Dari pendapat Heller tersebut di atas, Dahlan Thaib, dkk., menyimpulkan


bahwa jika pengertian undang-undang harus dihubungkan dengan pengertian
konstitusi, maka artinya undang undang dasar itu baru merupakan sebagian dari
pengertian konstitusi yaitu konstitusi yang tertulis saja. Konstitusi tidak hanya
bersifat yuridis semata, akan tetapi juga mengandung pengertian logis dan politis

Negara dan konstitusi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu
dengan yang lainnya. Konstitusi Republik Indonesia, misalnya, yang dikenal
dengan Undang Undang Dasar 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus
2945, merupakan titik kulminasi bangsa Indonesia dalam memperjuangkan
kemerdekaan. Menurut ECS Wade dalam Costitutional Law, bahwa Undang-
Undang Dasar menurut sifat dan fungsinya adalah suatu naskah yang memaparkan
kerangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintah suatu negara dan
menentukan pokok-pokok cara kerja badan tersebut. Dasar Negara memuat
norma-norma ideal, yang penjabarannya dirumuskan dalam pasal-pasal yang
terdapat pada UUD (Konstitusi) yang merupakan satu kesatuan utuh, dimana
tercantum dalam pembukaan UUD 1945 dengan dasar Negara Pancasila.
Melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan dasar Negara.
Undang-Undang Dasar menentukan cara-cara bagaimana pusat-pusat kekuasaan
ini bekerjasama dan menyesuaikan diri satu sama lain dan Undang-Undang Dasar
juga merekam hubungan-hubungan kekuasaan satu sama lain.

1.5 Unsur-Unsur yang Terdapat dalam Konstitusi

Menurut Savornin Lohman ada 3 (tiga) unsur yang terdapat dalam konstitusi
yaitu:

a. Konstitusi dipandang sebagai perwujudan perjanjian masyarakat (kontrak


sosial), konstitusi yang ada merupakan hasil dari persepakatan masyarakat
untuk membina negara dan pemerintahan yang akan mengatur mereka.

b. Konstitusi sebagai piagam yang menjamin hak-hak asasi manusia, berarti


perlindungan dan jaminan atas hak-hak manusia dan warga.

c. Konstitusi sebagai forma regimenis, yaitu kerangka bangunan


pemerintahan(Santoso, 2013).

Konstitusi terbagi menjadi 2 yaitu:

1. Konstitusi sebagai Hukum Dasar Tertulis (UUD)

UUD menurut sifat dan fungsinya adalah suatu naskah yang memaparkan
kerangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan suatu Negara
dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan tersebut (sebagai pengatur
mekanisme dan dasar dari sistem pemerintahan).

2. Konstitusi sebagai Hukum Dasar Tidak Tertulis.

Hukum dasar yang tak tertulis yaitu aturan-aturan dasar yang timbul dan
terpelihara dalam praktek penyelenggaraan Negara. Konstitusi Tidak Tertulis
(Unwritten Constitution), yaitu berdasar adat kebiasaan (Junaedi & Dimiyati,
2020).

1.6 Cara Perubahan Suatu Konstitusi


CF. Strong menyebutkan 4 (empat) macam cara perubahan terhadap undang-
undang dasar, yaitu:

a) Oleh kekuasaan legislatif tetapi dengan pembatasan-pembatasan tertentu.


b) Oleh rakyat melalui referendum.
c) Oleh sejumlah negara bagian-khususnya untuk negara serikat.
d) Dengan kebiasaan ketatanegaraan, atau oleh suatu lembaga negara yang
khusus dibentuk untuk keperluan perubahan.

Tentang perubahan terhadap UUD 1945, terdapat satu pasal yaitu pasal 37
ketentuan tentang cara perubahan UUD NRI 1945 adalah sebagai berikut:

a. Usul perubahan pasal-pasal dalam Undang-Undang Dasar dapat


diagendakan dalam sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat apabila diajukan
oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota Majelis Permusyawaratan
Rakyat.

b. Setiap usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar diajukan secara


tertulis dan ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah
beserta alasannya.

c. Untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar, sidang Majelis


Permusyawaratan Rakyat dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah
anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.

d. Putusan untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar dilakukan


dengan persetujuan sekurang-kurangnya limapuluh persen ditambah satu
anggota dari seluruh anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.

e. Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat


dilakukan perubahan.

1.7 Perubahan Amandemen UUD NRI Tahun 1945

Amandemen diambil dari bahasa Inggris yaitu "amendment". Amends artinya


merubah, biasanya untuk masalah hukum. Amandemen berarti mengubah (to
amend) yang bertujuan untuk memperkuat fungsi dan posisi Konsitusi suatu
negara dengan mengakomodasi aspirasi politik yang berkembang untuk mencapai
tujuan Negara (Yusmiati, 2018). UUD 1945 mengalami perubahan (amademen)
yang dilakukan dengan tujuan:

1. Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan Negara.


2. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan pelaksanaan
kedaulatan rakyat.
3. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan HAM.
4. Menyempurnakan aturan dasar penyelenggaraan Negara secara demokratis
dan modern.
5. Melengkapi aturan dasar mengenai kehidupan bebangsa dan bernegara.

UUD 1945 mengalami setidaknya 4 kali perubahan (amandemen) dari tahun


1999 hingga 2002, sampai dengan menjadi UUD 1945 Amandemen yang belaku
hingga sekarang (Syah, 2009). Keseluruhan amandemen Undang-Undang Dasar
1945 pada dasarnya meliputi:

1. Ketentuan mengenai hak-hak asasi manusia, hak dan kewajiban warga negara,
serta mekanisme hubungannya dengan Negara dan prosedur untuk
mempertahankannya apabila hak-hak itu dilanggar;

2, Prinsip-prinsip dasar tentang demokrasi dan rule of law serta mekanisme


perwujudannya dan pelaksanaannya, seperti melalui pemilihan umum, dan lain-
lain;

3. Format kelembagaan Negara dan mekanisme hubungan antar organ negara serta
sistem pertanggungjawaban para pejabatnya.

1.8 Urgensi Konstitusi dalam Kehidupan Bernegara dan Penerapannya

Konstitusi adalah seperangkat aturan atau hukum yang berisi ketentuan


tentang bagaimana pemerintah diatur dan dijalankan (Taqiuddin, 2021). Oleh
karena aturan atau hukum yang terdapat dalam konstitusi itu mengatur hal-hal
yang amat mendasar dari suatu negara, maka konstitusi dikatakan pula sebagai
hukum dasar yang dijadikan pegangan dalam penyelenggaraan suatu negara.

Konstitusi berfungsi sebagai:

a. Membatasi atau mengendalikan kekuasaan penguasa agar dalam menjalankan


kekuasaannya tidak sewenang-wenang terhadap rakyatnya;

b. Memberi suatu rangka dasar hukum bagi perubahan masyarakat yang


dicitacitakan tahapberikutnya;

c. Dijadikan landasan penyelenggaraan negara menurut suatu sistem


ketatanegaraantertentuyang dijunjung tinggi oleh semua warga negaranya;

d. Menjamin hak-hak asasi warga negara.

Atas dasar pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa peranan konstitusi


bagi kehidupan negara adalah untuk memberikan landasan dan pedoman dasar
bagi penyelenggaraan ketatanegaraan suatu negara, membatasi tindakan
pemerintah agar tidak bertindak sewenang-wenang, dan memberikan jaminan atas
hak asasi bagi warga negara.

Implementasi Penerapan Konstitusi dalam Kehidupan:

1. Mengakui dan dapat menghargai hak hak asasi orang lain.

2. Mematuhi serta menaati peraturan yang berlaku.

3. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan bangsa dan negara.

4. Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasar,


berhak mendapatkan pendidikan, memperoleh manfaat ilmu pengetahuan dan
teknologi,seni, budaya demi kesejahteraan umat manusia.

5. Setiap orang berhak memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara


kolektif untuk membangun masyarakat,bangsa dan negaranya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai


berikut:

1. Negara merupakan suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa


kelompok manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah
(territorial) tertentu dengan mengakui adanaya suatu pemerintahan yang mengurus
tata tertib dan keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang
ada di wilayahnya.

2. Konstitusi diartikan sebagai peraturan yang mengatur suatu negara, baik yang
tertulis maupun tidak tertulis. Konstitusi memuat aturan-aturan pokok
(fundamental) yang menopang berdirinya suatu negara.

3. Antara negara dan konstitusi mempunyai hubungan yang sangat erat. Karena
melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan dasar negara.

4. Undang-Undang Dasar menurut sifat dan fungsinya adalah suatu naskah yang
memaparkan kerangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintah suatu
negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan tersebut. Dasar Negara
memuat norma-norma ideal, yang penjabarannya dirumuskan dalam pasal-pasal
yang terdapat pada UUD (Konstitusi) yang merupakan satu kesatuan utuh, dimana
tercantum dalam pembukaan UUD 1945 dengan dasar Negara Pancasila.
Daftar Pustaka
Junaedi, J., & Dimiyati, A. (2020). HAKIKAT DAN FUNGSI NEGARA:
TELAAH ATAS PERSOALAN KEBANGSAAN DI INDONESIA.
Logika : Journal of Multidisciplinary Studies, 11(01), 37.
https://doi.org/10.25134/logika.v11i01.2717
Putri, L. (2019). Unsur Unsur Negara. Universitas Ekasakti-AAI Padang., 4.
Raihan, W. A. (2021). Pengertian Negara [Preprint]. Open Science Framework.
https://doi.org/10.31219/osf.io/43s9y
Santoso, M. A. (2013). PERKEMBANGAN KONSTITUSI DI INDONESIA.
Septiani, I. (2023). Hubungan Konstitusi Dan Negara Dalam Paham
Konstitusionalisme [Preprint]. Open Science Framework.
https://doi.org/10.31219/osf.io/g7dnw
Suhino. (1980). Ilmu Negara. Liberty.
Syah, T. (2009). AMANDEMEN UUD NEGARA RI TAHUN 1945
MENGHASILKAN SISTEM CHECKS AND BALANCES LEMBAGA
NEGARA.
Taqiuddin, H. U. (2021). GAGASAN UUD 1945 SEBAGAI KONSTITUSI
POLITIK, KONSTITUSI EKONOMI, DAN KONSTITUSI SOSIAL. 3.
Usman. (2015). Negara dan Fungsinya (Telaah atas Pemikiran Politik). Al
Daulah1, 4(1), 133–136.
Yusmiati, Y. (2018). KELEMBAGAAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
MENURUT UNDANG-UNDANG DASAR 1945. NUSANTARA : Jurnal
Ilmu Pengetahuan Sosial, 4(1), 62.
https://doi.org/10.31604/jips.v4i1.2018.62-56

Anda mungkin juga menyukai