Anda di halaman 1dari 14

Sesi 2

1. Konsepsi Urgensi Identitas Nasional


Identitas nasional adalah manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang
dalam aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri khas agar berbeda dengan bangsa
lain dalam kehidupannya.
Identitas nasional merupakan sesuatu hal yang bersifat terbuka untuk diberi makna
baru agar relevan dan fungsional terhadap kondisi aktual yang berkembang dalam
masyarakat, misalnya kondisi bangsa Indonesia sebagai sebuah bangsa yang majemuk
dan multikultural.
2. Sumber Historis, Sosiologis & Politis Identitas Nasional
1. Secara Historis,
Identitas nasional Indonesia ditandai ketika munculnya kesadaran rakyat
Indonesia sebagai bangsa yang sedang dijajah oleh asing pada tahun 1908 yang
dikenal dengan masa Kebangkitan Nasional (Bangsa). Rakyat Indonesia mulai
sadar akan jati diri sebagai manusia yang tidak wajar karena dalam kondisi
terjajah. Pada saat itu muncullah kesadaran untuk bangkit membentuk sebuah
bangsa.
2. Secara Sosiologis,
Identitas nasional telah terbentuk dalam proses interaksi, komunikasi, dan
persinggungan budaya secara alamiah baik melalui perjalanan panjang menuju
Indonesia merdeka maupun melalui pembentukan intensif pasca kemerdekaan.
3. Secara Yuridis & Politis,
Beberapa bentuk identitas nasional Indonesia yang dapat menjadi penciri atau
pembangun jati diri bangsa Indonesia meliputi: bendera negara Sang Merah Putih,
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional atau bahasa negara, lambang negara
Garuda Pancasila, dan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Bentuk-bentuk identitas
nasional ini telah diatur dalam peraturan perundangan baik dalam UUD maupun
dalam peraturan yang lebih khusus. Secara politis berupa kebijakan menerapkan
identitas nasional tersebut dalam kebiasaan upacara bendera setiap minggu dan
setiap bulannya.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Identitas Nasional


1. Agama
Agama adalah sistem kepercayaan yang digunakan sebagai landasan kekuatan
iman seseorang dengan menjalankan kewajiban sesuai dengan ajarannya.
Indonesi memiliki berbagai macam agam yang di anut oleh masyaraktnya
seperti islam, katolik, Kristen, protestan, hindu, Buddha, dan kong hu cu
2. Suku bangsa
Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus bersifat askriptif (ada sejak
lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin.
3. Kebudayaan Kebudayaan
Identitas nasional terbentuk dari kumpulan budaya berbeda yang bersatu.
Atas dasar tersebut, kebudayaan menjadi salah satu faktor dari pembentuk
identitas nasional yang perlu diperhatikan.
4. Bahasa
Bahasa adalah sistem lambang bunyi oleh kelompok sosial untuk
berkomunikasi, bekerja sama, dan mengidentifikasi diri. Indonesia memiliki
berbagai macam bahasa daerah namun bahasa persatuan adalah bahasa
Indonesia
4. Unsur-Unsur Identitas Nasional
1. Pola Perilaku, adalah gambaran pola perilaku yang terwujud dalam kehidupan
sehari-hari, misalnya adat istiadat, budaya dan kebiasaan, ramah tamah, hormat
kepada orang tua, dan gotong royong merupakan salah satu identitas nasional
yang bersumber dari adat istiadat dan budaya.
2. Lambang-Lambang, adalah sesuatu yang yang menggambarkan tujuan dan fungsi
negara. Lambang ini biasanya dinyatakan dalam undang-undang, misalnya
bendera, bahasa dan lagu kebangsaan.
3. Alat-alat perlengkapan, adalah sejumlah perangkat atau alat-alat perlengkapan
yang digunakan untuk mencapai tujuan yang berupa bangunan, peralatan dan
teknologi, misalnya bangunan candi, masjid, gereja, pakaian adat, teknologi
bercocok tanam, dan teknologi seperti kapal laut, pesawat terbang, dan lainnya.
4. Tujuan yang ingin dicapai, yang bersumber dari tujuan yang bersifat dinamis dan
tidak tetap, seperti budaya unggul, prestasi dalam bidang tertentu. Sebagai
sebuah bangsa yang mendiami suatu negara, tujuan bersama bangsa Indonesia
telah tertuang dalam pembukaan UUD 1945, yakni kecerdasan dan kesejahteraan
bersama bangsa Indonesia.
5. Dinamika & Tantangan Identitas Nasional
Tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini
1. Lunturnya nilai-nilai luhur dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara
(contoh: rendahnya semangat gotong royong, kepatuhan hukum, kepatuhan
membayar pajak, kesantunan, kepedulian, dan lain-lain);
2. Nilai –nilai Pancasila belum menjadi acuan sikap dan perilaku sehari-hari (perilaku
jalan pintas, tindakan serba instan, menyontek, plagiat, tidak disiplin, tidak jujur,
malas, kebiasaan merokok di tempat umum, buang sampah sembarangan, dan
lain-lain);
3. Rasa nasionalisme dan patriotisme yang luntur dan memudar (lebih menghargai
dan mencintai bangsa asing, lebih mengagungkan prestasi bangsa lain dan tidak
bangga dengan prestasi bangsa sendiri, lebih bangga menggunakan produk asing
daripada produk bangsa sendiri, dan lain-lain);
4. Lebih bangga menggunakan bendera asing dari pada bendera merah putih, lebih
bangga menggunakan bahasa asing daripada menggunakan bahasa Indonesia; dan
5. Menyukai simbol-simbol asing daripada lambang/simbol bangsa sendiri, dan lebih
mengapresiasi dan senang menyanyikan lagu-lagu asing daripada mengapresiasi
lagu nasional dan lagu daerah sendiri.

6. Bentuk-Bentuk Identitas Nasional


1. Bahasa Indonesia.
2. Bendera Merah Putih.
3. Lagu kebangsaan Indonesia Raya.
4. Lambang negara yaitu Garuda Pancasila.
5. Bhineka Tunggal Ika.
6. Pancasila.
7. UUD 1945.
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat.
9. Konsepsi Wawasan Nusantara.
10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasiona

Sesi 4 Konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia


1. Konsepsi Negara, Bangsa & Konstitusi
Para pakar kenegaraan memberikan titik terang tentang pengertian Negara,
sebagai berikut :
1. Kranenburg, Negara adalah organisasi yang didirikan atas dasar kehendak
suatu golangan atau bangsanya sendiri.
2. George Jellinek, Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia
yang telah mendiami wilayah tertentu.
3. Roger F. Soltau, Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau
mengendalikan persoalan bersama atas nama mayarakat.
4. Miriam Budiardjo, negara adalah organisasi dalam suatu wilayah dapat
memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap semua golongan kekuasaan
lainnya dan yang dapat menetapkan tujuan-tujuan dari kehidupan bersama
itu.
5. Soenarko, negara adalah organisasi masyarakat yang mempunyai daerah
tertentu di mana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai suatu
kedaulatan.

Pengertian Konstitusi
Terminologi Konstitusi adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan, baik yang
tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara-cara
bagaimana suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu negara.
2. Fungsi & Kedudukan Konstitusi
Fungsi Konstitusi
Fungsi pokok konstitusi atau UUD untuk membatasi kekuasaan umum pemerintah
agar tidak sewenang-wenang, sehingga hak-hak warga negara dapat terlindungi
serta tujuan negara dapat dilaksanakan (Konstitusionalisme).
Kedudukan konstitusi.
Sebagai norma hukum yang harus dilaksanakan dan ditaati, berisi peraturan yang
mengikat kepada pemerintah, masyarakat atau lembaga yang ada di dalam
negara.
Sebagai sumber hukum dan merupakan hukum tertinggi
3. Sumber Historis, Yuridis, Sosiologis & Politis
4. UUD 1945 Sebagai Konstitusi Yang Ideal
5. Sifat Konstitusi
6. Tujuan Konstitusi
7. Nilai Konstitusi

Sesi 5 Hak & Kewajiban Warga Negara Indonesia


1) Konsepsi dan Pengertian Warga Negara

Warga Negara adalah merupakan anggota sebuah negara yang mempunyai


tanggung jawab dan hubungan timbal balik terhadap negaranya. seseorang
yangdiakui sebagai warga negara dalam suatu negara haruslah ditentukan
berdasarkan ketentuan yang telah disepakati dalam negara tersebut. dan setiap
warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang telah ditentukan sesuai dengan
undang-undang dasar.
2) Ketentuan Normatif Sebagai Warga Negara

Negara harus benar-benar hadir untuk memenuhi apa yang menjadi hak warga
negara dan warga negara harus melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya.
Hal ini semata-mata untuk mengimplementasikan nilai konstitusi secara normatif
agar tujuan negara tercapai.
UUD 1945 sebagai dasar negara dengan tegas menyebutkan prinsip-prinsip HAM
apa saja yang harus dipenuhi, maka dari itu pembentukan Perda pun tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai HAM yang ada.

3) Hak & Kewajiban Warga Negara

Hak warga Negara


1) Setiap warga negara berhak mandaptkan perlindungan hukum.
2) Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.:.
3) Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama dimata hukum dan di
dalam pemerintahan.
4) Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan
agama dan kepercayaan masing-masing yang diyakini.
5) Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran.
6) Setiap warga negara berhak mempertahanakan wilayah NKRI dari serangan
musuh
7) Setiap warga negara memiliki persamaan hak dalam kemerdekaan
berserikat, berkumpul mengeluarkan pendapat secara lisan maupun
tulisan sesuai dengan undang – undang yang berlaku.

Kewajiban Warga Negara


1. Setiap warga Negara memiliki kewajiban untuk berperan serta membela
dan mempertahankan kedaulatan Negara Indonesia dari serangan musuh.
2. Setiap warga Negara wajib memebayar pajak dan retribusi yang
telahditetapkan !leh pemerintah pusat dan pemerintah daerah ( PEMDA ).
3. Setiap warga Negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara,
hukum dan pemerintah tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-
baiknya
4. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadapsegala
hal hukum yang berlaku di Indonesia.
5. Setiap warga Negara wajib turut serta dalam pembagunan untuk
membangun bangsa agar bangsa kita bisa berkembang kearah yang lebih
baik

4) Hak & Kewajiban Dalam Beragama

Hak untuk beragama merupakan hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi
dalam keadaan apapun. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduknya
untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu.
Pada pasal 28E ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 (“UUD 1945”):
Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan,
memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak
kembali.
Selanjutnya, kebebasan memeluk kepercayaan tercantum dalam Pasal 28E ayat (2)
UUD 1945 yang selengkapnya berbunyi:
Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran
dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
5) Cara Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia

1) Telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin;


2) Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah
negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau
paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak berturut-turut;
3) Sehat jasmani dan rohani;
4) Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Panca sila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
5) Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancarn
dengan pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih;
6) Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak
menjadi berkewarganegaraan ganda;
7) Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan
8) Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.
6) Status Kehilangan Warga Negara

1) Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri;


2) Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan
orang yang bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu;
3) Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas
permohonannya sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 (delapan
belas) tahun atau sudah kawin, bertempat tinggal di luar negeri, dan
dengan dinyatakan hilang Kewarganegaraan Republik Indonesia tidak
menjadi tanpa kewarganegaraan;
4) Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari Presiden
(kecuali mereka mengikuti program pendidikan di negara lain yang
mengharuskan mengikuti wajib militer);
5) Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas
semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan hanya dapat dijabat oleh Warga Negara Indonesia;
6) Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada
negara asing atau bagian dari negara asing tersebut;
7) Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing;
8) Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau
surat yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih
berlaku dari negara lain atas namanya; atau
9) Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5
(lima) tahun terus-menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa
alasan yang sah dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk
tetap menjadi Warga Negara Indonesia sebelum jangka waktu 5 (lima)
tahun itu berakhir,
7) Azas-Azas Kewarganegaraan

1. Asas ius sanguinis, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang


berdasarkan keturunan bukan negara tempat kelahiran;
2. Asas ius soli secara terbatas, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan
berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diperuntukkan terbatas bagi
anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang;
3. Asas kewarganegaraan tunggal, yaitu asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang;
4. Asas kewarganegaraan ganda terbatas, yaitu asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam undang-undang ini
8. Bela Negara
Bela negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan
petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau
seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan
eksistensi negara tersebut.
Dalam rumusan Pasal 27 Ayat 3 UUD NRI 1945. Pasal 27 Ayat 3 menyatakan
“Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara”
Undang-undang No. 3 Tahun 2002 tersebut dinyatakan bahwa upaya bela negara
adalah sikap dan perilaku warga Negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.

9. Nasionalisme
Nasionalisme dapat diartikan sebagai suatu paham yang menganggap kesetiaan
tertinggi atas setiap pribadi harus disertakan kepada Negara kebangsaan (nation
state) atau sebagai sikap mental dan tingkah laku individu maupun masyarakat
yang menunjukkan adanya loyalitas dan pengabdian yang tinggi terhadap bangsa
dan negaranya.
Nasionalisme sangat diperlukan dalam kelangsungan suatu negara, dengan
harapan memunculkan rasa persatuan di dalam negara tersebut.

Sesi 6 Model Aspek Astagatra


1. Pengertian/Pemahaman Asta Gatra
Astagatra merupakan konsepsi dasar ketahanan nasional yang merupakan perangkat
hubungan bidang kehidupan manusia dan budaya yang berlangsung diatas bumi
dengan memanfaatkan segala kekayaan alam yang dapat dicapai menggunakan
kemampuannya.
2. Dasar Pemikiran Astagatra
Konsepsi dasar Ketahanan Nasional adalah perangkat hubungan bidang-bidang
kehidupan manusia dan budaya yang berlangsung di atas bumi ini dengan
memanfaatkan segala kekayaan alam yang dapat dicapai dengan menggunakan
kemampuannya yang meliputi 8 unsur atau aspek (Asta gatra) kehidupan Nasional,
terdiri dari 3 aspek (tri gatra) kehidupan alamiah, yaitu: 1) Gatra letak dan kedudukan
geografi, 2) Gatra keadaan dan kekayaan alam, 3) Gatra keadaan dan kemampuan
penduduk. Lima aspek (Panca gatra) kehidupan Sosial yaitu gatra Ideologi, Politik,
Ekonomi, Sosial Budaya, dan Hankam.
3. Trigatra Sebagai Aspek Alamiah
Trigatra adalah tiga aspek alamiah, yaitu aspek geografi, demografi, dan sumber
kekayaan alam yang merupakan potensi dan modal bagi bangsa Indonesia dalam
melaksanakan pembangunan, oleh karena itu Trigatra harus dikelola dengan baik
4. Pancagatra Sebagai Aspek Sosial
Pancagatra adalah lima aspek sosial, yaitu aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, dan aspek pertahanan keamanan.

5. Hubungan Antar Gatra


A. Hubungan antargatra dalam Trigatra
1. Antara Geografi dan Kekayaan Alam

Kekayaan alam baik kualitas maupun kuantitas perlu diinventarisasi. Begitu


pula lokasinya karena di dalam perencanaan dan penggunaan sumber alam
dan lokasinya mempunyai saling hubungan erat.
2. Antara Geografi – Penduduk
Distribusi penduduk sangat penting dan mempengaruhi langsung Ketahanan
Nasional. Mata pencaharian penduduk juga dipengaruhi oleh keadaan
geografi sekelilingnya. Distribusi penduduk erat hubungannya dengan
masalah transmigrasi dan pusat-pusat pengembangan

3. Antara Kekayaan Alam – Penduduk


Kekayaan alam baru mempunyai manfaat nyata, jika telah diolah penduduk
yang memiliki kemampuan dan teknologi untuk itu. Penduduk harus
mempunyai potensi kekayaan alam yang ada di negaranya dan mampu
membina dan melestarikan (mereservasikan) untuk dimanfaatkan di
kemudian hari.

B. Hubungan Antargatra di dalam Pancagatra


1. Ideologi
Sebagai falsafah hidup bangsa dan landasan ideal negara, bernilai penentu
dalam pemeliharaan kelangsungan hidup bangsa dan pencapaian tujuan
nasionalnya. Karena itu mutlak perlu untuk diamankan terhadap setiap
ancaman hambatan dan gangguan yang akan mengubah atau meniadakan
ideologi nasional itu.
2. Tingkah laku politik
Seseorang dipengaruhi oleh bermacam hal yang satu dengan yang lainnya
saling berkaitan. Ia dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan dan kesadaran
berpolitik, tingkat kemakmuran ekonomi, ketaatan beragama, keakraban
social, rasa keamanan, dan sebagainya. Karena saling berkaitan, maka
perubahan di salah satu aspek akan mempunyai pengaruh terhadap aspek lain.
Situasi politik yang kacau yang memungkinkan terjadi pertikaian dan
pemberontakan merupakan suatu kerawanan yang membahayakan Ketahanan
Nasional; sebaliknya keadaan politik stabil dan dinamis memungkinkan
pembangunan di segala bidang dan memberikan rasa aman serta
memperkokoh Pertahanan Nasional.
3. Ketahanan ekonomi
Berhubungan erat dengan ketahanan di bidang ideologi, politik, social-budaya,
dan pertahanan-keamanan yang berfungsi sebagai penunjang. Sebaliknya
keadaan ekonomi stabil dan maju menunjang stabilitas dan peningkatan
ketahanan di bidang lain.
4. Keadaan Sosial
Yang serasi, stabil dinamik, berbudaya, dan berkepribadian hanya dapat
berkembang di dalam suasana aman dan damai. Kemegahan sosial-budaya
suatu bangsa biasanya mencerminkan tingkat kesejahteraan nasionalnya, baik
fisik, materi, maupun mental kejiwaan.
5. Ketahanan Pertahanan-keamanan
memerlukan juga penunjang gatra lain. Keadaan stabil, maju, dan berkembang
di bidang ideologi, politik, ekonomi,dan social-budaya memperkokoh
pertahanan-keamanan nasional. Sebaliknya dapat dikatakan bahwa tanpa
pertahanan-keamanan nasional yang memadai akan lemahlah Ketahanan
Nasional suatu bangsa.

C. Hubungan antara Trigatra dan Pancagatra


1. Ketahanan Nasional hakekatnya bergantung kepada kemampuan
bangsa/negara di dalam mempergunakan aspek alamiahnya sebagai dasar
penyelenggaraan kehidupan nasional di segala bidang
2. Ketahanan Nasional mengandung pengertian keutuhan di mana terdapat
saling hubungan erat antargatra di dalam keseluruhan kehidupan nasional
3. Kelemahan di salah satu bidang dapat mengakibatkan kelemahan di bidang
lain dan mempengaruhi kondisi keseluruhan
4. Ketahanan Nasional bukan merupakan suatu penjumlahan ketahanan segenap
gatranya, melainkan ditentukan oleh struktur atau konfigurasi aspeknya secara
structural dan fungsional

6. Pendekatan Astagatra
Pendekatan yang utuh menyeluruh mencerminkan keterpaduan antara segala aspek
kehidupan nasional bangsa. Aspek tersebut juga telah terangkum dalam Asta Gatra
Ketahanan Nasional. Upaya pembinaan dan pengembangan terhadap setiap aspek
(gatra) secara terencana, terpadu, dan berkesinambungan. Pembinaan Ketahanan
Nasional dilakukan dengan menggunakan pendekatan Asta Gatra (delapan aspek),
yang merupakan keseluruhan dari aspek-aspek kehidupan bangsa dan negara
Indonesia
7. Peran Astagatra Dalam Tujuan Nasional
Model astagatra yang merupakan perangkat hubungan bidang kehidupan manusia
dan budaya yang berlangsung diatas bumi dengan memanfaatkan segala kekayaan
alam yang dapat dicapai menggunakan kemampuannya. Secara konseptual,
ketahananan nasional suatu bangsa dilatarbelakangi oleh :
a. Kekuatan suatu bangsa dan negara yang mampu mempertahankan kelangsungan
hidupnya.
b. Kekuatan dimiliki oleh suatu bangsa dan negara sehingga ia selalu mampu
mempertahankan kelangsungan hidupnya, meskipun mengalami berbagai
gangguan, hambatan danancaman baik dari dalam maupun dari luar.
c. Ketahanan atau kemampuan bangsa untuk tetap jaya, mengandung makna
keteraturan (regular) dan stabilitas, yang didalamnya terkandung potensi untuk
terjadinya perubahan (the stability idea of change).

Sesi 7
1. Pengertian Ketahanan Nasional

Menurut Suradinata dan Kaelan


Ketahanan nasional adalah suatu kondisi dinamis sebuah Negara yang memiliki
keuletan dan ketangguhan serta mampu mengembangkan kekuatan nasional
dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan, dan
tantangan yang datang dari dalam maupun luar negeri, secara langsung maupun tidak
langsung, yang dapat membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup
berbangsa dan bernegara serta perjuangan bangsa dalam menjaga tujuan nasional.
2. Konsepsi Ketahanan Nasional
3. Landasan Fundamental Ketahanan Nasional
4. Azas-Azas Ketahanan Nasional
1. Kesejahteraan dan Keamanan
Kesejahteraan dan Ketahanan dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan dan
merupakan merupakan kebutuhan manusia yang mendasar dan esensial, baik
sebagai perorangan maupun kelompok dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
2. Komprenshif Integral atau Menyeluruh
Terpadu Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan bangsa
secara utuh menyeluruh dan terpadu dalam bentuk perwujudan persatuan
dan perpaduan yang seimbang, serasi dan selaras dari seluruh aspek
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Mawas ke Dalam dan ke Luar
Sistem kehidupan nasional merupakan perpaduan segenap aspek kehidupan
bangsa yang saling berinteraksi.
4. Kekeluargaan
5. Asas Kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan, kesamaan,
gotong royong, tenggang rasa, dan tanggung jawab, dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
5. Sifat-Sifat Ketahanan Nasional
a. Manunggal
Setiap bangsa yang berusaha mencapai cita-citanya tidak dapat lepas dari
segenap aspek kehidupan Nasionalya, baik alamiah maupun yang sosial.
Setiap aspek kehidupan tadi saling pengaruh mempengaruhi dan saling
berkaitan, sehingga dengan sendirinya terdapat hubungan interdepensi
dan korelasi
b. Mawas Kedalam
Mawas kedalam bararti bahwa suatu bangsa harus lebih memperhatikan
kedalam dirinya daripada keluar, oleh karena Ketahanan Nasional
terutama diarahkan kepada diri bangsa negara itu sendiri dengan
tujuan mewudjukkan hakekat dan sifat nasionalnya sendiri.
c. Berwibawa
Ketahanan Nasional akan terwujud apabila suatu bangsa dapat
mengembangkan semua unsur kekuatan nasionalnya yang mencakup
aspek alamiah maupun sosial, menjadi suatu kesatuan yang bulat.
d. Berubah Menurut Waktu Konsepsi
Ketahanan Nasional adalah bersifat objektif umum, maka secara teoritis
konsepsi tersebut harus dapat diterapkan dinegara manapun saja
6. Lingkup Ketahanan Nasional
7. Dimensi Ketahanan Nasional
8. Sumber Historis, Sosiologis & Politis Ketahanan Nasional
9. Tantangan Ketahanan Nasional
10. Urgensi Ketahanan Nasional & Bela Negara
Menentukan Learning Point (Bobot: 30%)

1. Setiap sesi perkuliahan agar dibuat learning pointnya (intisasari atau butir-butir
penting) dari substansi materi perkuliahan dengan dengan ketentuan :
a. Learning point setiap sesi perkuliahan dibuat dalam kalimat yang singkat
dan padat
b. Learning point mewakili setiap bahasan
c. Learning point menggambarkan intisari suatu masalah

Membuat Block Diagram (Bobot: 20%)

3. Buatlah block diagram alur pikir sesi perkuliahan 1-7, sehingga tercermin suatu
gambaran hubungan materi perkuliahan yang saling melengkapi dan komprehensif
antara materi yang satu dengan lainnya. Block diagram dibuat dengan ketentuan :
a. Menyusun block diagram dengan menggali sumber info dari summary dan
learning point.
b. Block diagram yang disusun oleh saudara bebas menggunakan caranya
masing-masing
c. Block diagram dapat saudara jelaskan dalam suatu narasi yang mengandung
makna untuk tiap-tiap blocknya.

Jawab :
Menentukan Learning Point (Bobot: 30%)

Sesi 1 Pengenalan & Identifikasi Pendidikan Kewarganegaraan

Sesi 2 Identitas Nasional Suatu Negara

Sesi 3 Urgensi Integrasi Nasional

Sesi 4 Konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia

Sesi 5 Hak & Kewajiban Warga Negara Indonesia

Sesi 6 Model Aspek Astagatra

Sesi 7 Dinamika Ketahanan Nasional


Membuat Block Diagram (Bobot: 20%)

Anda mungkin juga menyukai