Anda di halaman 1dari 8

Tugas Wawasan Kebangsaan

Nama : Ronny Manuela Sitohang, A.Md LLAJ

Angkatan :X

Kelompok :3

Pengampu : Idris Eal Amini, M.AP

A. Soal Wawasan Kebangsaan Latsar CPNS T.A. 2021


1. Apa yang anda ketahui tentang Wawasan Kebangsaan?
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola
kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa dan kesadaran
terhadap sistem nasional yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI,
dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa
dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.
Wawasan kebangsaan sebagai sudut pandang suatu bangsa dalam memahami
kebaradaan jati diri dan lingkungannya yg pada dasarnya merupakan penjabaran dari
falsafah bangsa itu sesuai dengan keadaan wilayah suatu Negara dan sejarah yang
dialaminya.
Wawasan ini menentukan cara suatu bangsa memanfaatkan kondisi geografis, sejarah,
social-budayanya dalam mencapai cita-cita dan menjamin kepentingan nasionalnya
serta bagaimana bangsa itu memandang diri dan lingkungannya baik ke dalam maupun
ke luar. Dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), makna dan hakekat
wawasan kebangsaan tersebut penting dipahami oleh setiap warga Negara Indonesia.
Menurut Ki Hajar Dewantara Wawasan kebangsaan yaitu ingin mengatasi segala
perbedaan dan diskriminasi, yang pada hakekatnya hasrat yang sangat kuat untuk
kebersamaan dalam mengatasi segala perbedaan dan diskriminasi. Wawasan
kebangsaan tidak dilandasi atas asal-usul kedaerahan, suku, keturunan, status sosial,
agama dan keyakinan.

2. Jelaskan Ruang Lingkup Wawasan Kebangsaan?


a. Nilai Dasar Wawasan Kebangsaan
Nilai Wawasan Kebangsaan yang terwujud dalam persatuan dan kesatuan bangsa
memiliki enam dimensi yang bersifat mendasar dan fundamental, yaitu:
1) Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa;
2) Tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas, merkeka, dan
besatu;
3) Cinta akan tanah air dan bangsa;
4) Demokrasi atau kedaulatan rakyat;
5) Kesetiakawanan sosial;
6) Masyarakat adil-makmur.

b. Unsur Dasar Wawasan Kebangsaan


1) Wadah (Contour)
Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara mencakup seluruh
wilayah Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan alam
dan penduduk serta aneka ragam budaya. Bangsa Indonesia mempunyai
organisasi kenegaraan yang merupakan wadah beragam kegiatan kenegaraan
dalam bentuk supra struktur politik dan wadah dalam kehidupan bermasyarakat
pada berbagai kelembagaan dalam bentuk infra struktur politik.

2) Isi (Content)
Isi (Content) merupakan aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan
cita-cita serta tujuan nasional.

3) Tata laku (Conduct)


Hasil interaksi antara wadah dan isi wawasan kebangsaan akan berwujud tata
laku, yang terdiri dari :
1. Tata laku Lahiriah yaitu tercermin dalam perbuatan, tindakan dan perilaku
dari bangsa Indonesia.
2. Tata laku Bathiniah yaitu mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang
baik dari bangsa Indonesia.
Kedua tata laku tersebut mencerminkan identitas kepribadian / jati diri bangsa
berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan yang mempunyai rasa bangga dan
cinta terhadap bangsa dan tanah air sehingga menyebabkan rasa nasionalisme
yang tinggi dalam segala aspek kehidupan nasional

c. Asas Wawasan Kebangsaan


Merupakan ketentuan-ketentuan dasar yang harus dipatuhi, dipelihara, ditaati dan
diciptakan agar terwujud demi tetap taat dan setianya unsur / komponen
pembentuk bangsa Indonesia (golongan/suku) terhadap kesepakatan (commitment)
bersama. Asas Wawasan Kebangsaan terdiri dari:
1) Kepentingan/Tujuan yang sama
2) Solidaritas
3) Keadilan
4) Kerjasama
5) Kejujuran
6) Kesetiaan terhadap kesepakatan

d. Hakekat Wawasan Kebangsaan


Hakekat Wawasan Kebangsaan Adalah keutuhan nasional / nusantara, dalam
pengertian cara pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara dan
demi kepentingan nasional. Berarti setiap warga negara dan aparatur negara wajib
berfikir, bersikap dan bertindak secara utuh menyeluruh dalam lingkup dan demi
kepentingan bangsa termasuk produk-produk yang dihasilkan oleh lembaga negara.
3. Apa yang dimaksud Konsensus Dasar, jelaskan?

Konsensus Dasar terdiri dari 2 kata yakni Konsensus dan Dasar. Konsensus
adalah kesepakatan kata atau permufakatan bersama (mengenai pendapat, pendirian,
dan sebagainya) yang dicapai melalui kebulatan suara. Sementara Dasar yaitu pedoman.
Yang dapat diartikan konsensus dasar adalah pedoman yang didapatkan dari hasil
kesepakatan kata atau permufakatan bersama yang dicapai melalui kebulatan suara.

Terdapat 4 (empat) Konsensus Dasar Berbangsa dan Bernegara


a. Pancasila
Pancasila merupakan pilar ideologis bangsa Indonesia dan merupakan tujuan
bersama seluruh masyarakat Indonesia untuk mengimplementasikan pembangunan
nasional. Pada tahun 1945, lahirnya pancasila merupakan salah satu bentuk hasil
perjuangan Indonesia untuk menempuh kemerdekaan. Oleh Bung Karno dinyatakan
bahwa Pancasila merupakan philosofische grondslag, suatu fundamen, filsafaat,
pikiran yang sedalam-dalamnya, merupaan landasan atau dasar bagi negara
merdeka yang akan didirikan. Takdir kemajemukan bangsa indonesia dan kesamaan
pengalaman sebagai bangsa terjajah menjadi unsur utama yang lain mengapa
Pancasila dijadikan sebagai landasan bersama bagi fondasi dan citacita berdirinya
negara Indonesia merdeka. Kemajemukan dalam kesamaan rasa dan pengalaman
dijajah ini menemunkan titik temunya dalam Pancasila, menggantikan beragam
keinginan subyektif beberapa kelompok bangsa Indonesia yang menghendaki dasar
negara berdasarkan paham agama maupun ideologi dan semangat kedaerahan
tertentu.
Selain berfungsi sebagai landasan bagi kokoh tegaknya negara dan bangsa, Pancasila
juga berfungsi sebagai bintang pemandu atau Leitstar, sebagai ideologi nasional,
sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai perekat atau pemersatu bangsa dan
sebagai wawasan pokok bangsa Indonesia dalam mencapai cita-cita nasional.
Pancasila merupakan wadah yang cukup fleksibel, yang dapat mencakup paham-
paham positif yang dianut oleh bangsa Indonesia, dan paham lain yang positif
tersebut mempunyai keleluasaan yang cukup untuk memperkembangkan diri. Yang
ketiga, karen asila-sila dari Pancasila itu terdiri dari nilai-nilai dan norma-norma yang
positif sesuai dengan pandangan hidup bangsa Indonesia, dan nilai serta norma yang
bertentangan, pasti akan ditolak oleh Pancasila, misalnya Atheisme dan segala
bentuk kekafiran tak beragama akan ditolak oleh bangsa Indonesia yang bertuhan
dan beragama.
b. Undang-undang Dasar 1945
Berdasarkan penjelasan tentang isinya Pembukaan UUD 1945 yang termuat dalam
Berita RI tahun II No. 7, Pembukaan UUD 1945 mengandung pokok-pokok pikiran
yang meliputi suasana kebatinan Negara Indonesia serta yang mewujudkan suatu
cita-cita hukum dengan menguasai dasar tertulis (UUD) maupun tidak tertulis.
Adapun pokok-pokok pikiran tersebut diwujudkan dalam pasal-pasal UUD 1945
sebagai sumber hukum positif Indonesia.
Sebagaimana isi yang terkandung dalam penjelasan resmi pembukaan UUD 1945,
nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 selanjutnya diwujudkan ke
dalam pasal-pasal UUD 1945 dan kemudian dijabarkan dalam peraturan-peraturan
hukum positif di bawahnya seperti Ketetapan MPR, UU, Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang, PP dan peraturan-peraturan lainnya. Maka seluruh
peraturan perundang-undangan di Indonesia harus bersumber pada Pembukaan
UUD 1945 yang mengandung asas kerohanian negara atau dasar filsafat negara RI.

Pembukaan UUD 1945 terdiri atas empat alinea yang masing-masing memiliki
spesifikasi tersendiri bila ditinjau dari segi ilainya. Aline perama, kedua dan ketiga
memuat pernyataan yang tidak memiliki hubungan kausal organis dengan pasal-
pasal di dalam UUD 1945. Bagian-bagian tersebut memuat serangkaian pernyataan
yang menjelaskan peristiwa yang mendahului terbentuknya Negara Indonesia.
Sementara itu, alinea keempat memuat pernyataan mengenai keadaan setelah
Negara Indonesia terbentuk dan aline ini memiliki huungan yang bersifat kausal
organis dengan pasal-pasal UUD 1945.
Pembukaan UUD 1945 berisi hal-hal yang bersifat fundamental dan asasi bagi
bangsa Indonesia. Pada hakikatnya, kedudukannya tetap dan tidak diubah seperti
telah ditetapkan oleh MPR/MPRS yang antara lain mengeluarkan Ketetapan MPR
No. 20/MPR/1966, No. 9/MPR/1978 serta No. III/MPR/1983. Sebab secara material
memuat Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia.
Kaitannya dengan tertib hukum Indonesia, pembukaan UUD 1945 memiliki dua
aspek yang sangat fundamental, yaitu memberikan faktor-faktor mutlak bagi
terwujudnya tertib hukum Indonesia dan termasuk dalam tertib hukum Indonesia
sebagai tertib hukum tertinggi. Sementara kedudukan Pancasila, sebagaimana
tercantum dalam pembukaan UUD 1945, adalah sebagai sumber dari segala sumber
hukum Indonesia.

c. Bhinneka Tunggal Ika


Perumusan Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharmma Mangrwa oleh Mpu Tantular
pada dasarnya adalah sebuah pernyataan daya kreatif dalam paya mengatasi
keanekaragaman kepercayaan dan keagamaan, sehubungan dengan usaha bina
negara kerajaan Majapahit kala itu. Di kemudian hari, rumusan tersebut telah
memberikan nilai-nilai inspiratif terhadap sistem pemerintahan pada masa
kemerdekaan, dan bahkan telah berhasil menumbuhkan rasa dan semangat
persatuan masyarakat indonesia. Itulah sebab mengapa akhirnya
Bhinneka Tunggal Ika – Kakawin Sutasoma (Purudasanta) diangkat menjadi
semboyan yang diabadikan lambang NKRI Garuda Pancasila.
Sebagai semboyan bangsa indonesia, Bhinneka Tunggal Ika mengandung makna
yang penting karena pengertian atau makna yang terkandung dalam seloka tersebut
itulah kiranya yang menuntun pemahaman bangsa indonesia bahwa walaupun kita
memiliki keanekaragaman dalam banyak hal akan tetapi tetap satu jua adanya.
Bangsa indonesia terdiri atas bermacam-macam suku bangsa yang mempunyai
keanekaragaman sejarah, adat istiadat, bahasa serta kebudayaan sendiri-sendiri.
Keanekaragaman tersebut tidak menjadi penghalang, bahkan dianggap sebagia
kekayaan bangsa Indonesia. Hal itu diwujudkan di dalam semboyan nasional
Indonesia “Bhinneka Tunggal Ika” seperti yang terdapat pada lambang negara
Indonesia.
Semboyan tersebut memesankan keanekaragaman Indonesia yang senantias
dipelihara dan dipandang sebagai aset nasional Indonesia. Semboyan Bhinneka
Tunggal Ika mengandung makna dalam Persatuan Indonesia sebagaimana diketahui
bersama bahwa walupun bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa
yang memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang beraneka ragam namun
keseluruhannya merupakan suatu persatuan. Keanekaragaman tersebut bukanlah
merupakan perbedaan yang bertentangan namun justru keanekaragaman itu
bersatu dalam satu sintesa yang pada gilirannya justru memperkaya sifat dan makna
persatuan bangsa dan negara Indonesia.

d. Negara Kesatuan Republik Indonesia


Keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak dapat dipisahkan dari
persitiwa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, karena melalui peristiwa
proklamasi tersebut bangsa Indonesia berhasil mendirikan negara sekaligus
menyatakan kepada dunia luar (bangsa lain) bahwa sejak saat itu telah ada negara
baru yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Apabila ditinjau dari sudut hukum
tata negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang lahir pada tanggal 17
Agustus 1945 belum sempurna sebagai negara, mengingat saat itu Negara Kesatuan
Republik Indonesia baru sebagian memiliki unsur konstitutif berdirinya negara.
Untuk itu PPKI dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 telah melengkapi
persyaratan berdirinya negara yaitu berupa pemerintah yang berdaulat dengan
mengangkat Presiden dan Wakil Presiden, sehingga PPKI disebut sebagai pembentuk
negara. Disamping itu PPKI juga telah menetapkan UUD 1945, dasar negara dan
tujuannya.
Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam sejarahnya dirumuskan dalam
sidang periode II BPUPKI (10-16 Juli 1945) dan selanjutnya disahkan oleh PPKI pada
tanggal 18 Agustus 1945. Adapun tujuan NKRI seperti tercantuk dalam Pembukaan
UUD 1945 alinea IV, meliputi :
a. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia ;
b. Memajukan kesejahteraan umum;
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial (Tujuan NKRI tersebut di atas sekaligus merupakan fungsi negara
Indonesia.)

4. Jelaskan Implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari hari?


Pancasila sebagai ideologi bangsa memuat lima poin utama, yaitu ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima poin tersebut hendaknya
selalu ditanamkan dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari rakyat
Indonesia.
Pengimplementasian nilai-nilai pancasila ini tentunya disesuaikan dengan kondisi terkini
negara. Terlebih, Pancasila hadir melalui proses musyawarah dari berbagai golongan
masyarakat yang mampu menyesuaikan diri dengan berbagai zaman.
Adapun Implementasi atau Penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari adalah
sebagai berikut:
Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa
a. Menjalanan perintah agama masing-masing sesuai dengan kepercayaan yang
dianutnya.
b. Hormat dan menghormati serta bekerja sama antara pemeluk agama dan
penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga terbina
kerukunan hidup.
c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.
d. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaan kepada orang lain.
e. Menanamkan nilai-nilai kebenaran, kebaikan, kejujuran, dan kemuliaan dalam
diri.

Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


a. Menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan martabat manusia sebagai makhluk
Tuhan.
b. Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tidak semena-mena terhadap orang
lain.
c. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
d. Turut serta dalam melakukan kegiatan kemanusiaan.
e. Saling menghargai dan toleran terhadap sesama.

Sila Ketiga: Persatuan Indonesia


a. Memberikan perlindungan kepada semua orang yang berstatus warga negara
Indonesia.
b. Perlakuan yang sama pada seluruh warga di manana pun berada tanpa
memandang latar belakang suku, ras, budaya, maupun agamanya.
c. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, serta keselamatan bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
d. Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara.
e. Bangga menjadi bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia.
f. Menjaga ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.
g. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.

Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan
a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat
b. Selalu mengutamakan musyawarah mufakat dalam setiap pengambilan
keputusan bersama.
c. Tidak memaksakan kehendak kepada sesama ketika berbeda pendapat saat
musyawarah.

Sila Kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


a. Menjalankan wajib gotong royong bersama tetangga.
b. Menegur orang yang mengganggu ketertiban umum di lingkungan sekitar.
c. Bersikap adil terhadap sesama
d. Menghormati hak-hak orang lain
e. Menolong sesama.
f. Menghargai orang lain
g. Melakukan pekerjaan yang berguna bagi kepentingan umum dan bersama

B. Contoh soal Kasus Wawasan Kebangsaan


1. Integrasi nasional seharusnya dimulai dari pejabat negara sehingga bisa memberikan
contoh bagi warga negara. Salah satu tindakan pejabat negara yang tidak mendukung
integritas negara adalah praktek korupsi. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
merupakan lembaga negara yang dibentuk untuk menyelidiki kasus kejahatan luar biasa
korupsi, kolusi, dan nepotisme(KKN). Berbagai kasus korupsi mencuat ke permukaan.
KPK berhasil mengungkap dan menangkap pelakunya. Akan tetapi, kasus korupsi masih
marak terjadi. Jelaskan upaya paling tepat yang dapat dilakukan masyarakat untuk
menghentikan praktik kejahatan luar biasa tersebut?
Jawaban
Masyarakat dapat berperan serta dalam upaya pencegahan dan pemberantasan
korupsi. Hal ini didukung dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 43
Tahun 2018 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan Pemberian
Penghargaan dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Peraturan
ini menjadi pedoman agar peran masyarakat tersebut disertai dengan tanggung jawab
dan prinsip memegang teguh fakta yang sebenarnya.
Dalam Pasal 2 PP Nomor 43 Tahun 2018, peran serta masyarakat ini diwujudkan dalam
bentuk hak untuk:
a. Mencari, memperoleh dan memberikan informasi atas dugaan terjadinya korupsi
b. Mendapatkan pelayanan dalam mencari dan memberikan informasi terkait dugaan
terjadinya korupsi kepada penegak hukum yang menangani perkara tindak pidana
korupsi
c. Menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung jawab kepada penegak
hukum yang menangani perkara korupsi
d. Memperoleh jawaban atas pertanyaan tentang laporan yang diberikan kepada
penegak hukum
e. Memperoleh perlindungan hukum

Dalam Peraturan ini juga disebutkan masyakat dapat membuat laporan terkait adanya
dugaan korupsi kepada penegak hukum atau pejabat yang berwenang secara lisan atau
tertulis, baik melalui media elektronik maupun non-elektronik. Masyarakat pun tidak
perlu khawatir dengan pelaporan tersebut. Pemerintah menjamin peran masyarakat ini
dengan memberikan hak untuk memperoleh perlindungan hukum dari penegak hukum.
Namun perlindungan tersebut akan diberikan kepada pelapor yang laporannya
mengandung kebenaran. Itu sebabnya diharapkan kepada masyarakat untuk
melaporkan praktik korupsi bukan haya karena mengira-ngira saja. Masyarakat yang
berjasa dalam membantu pencegahan, pemberantasan atau pengungkapan korupsi
akan mendapatkan penghargaan berupa piagam dan/atau premi.

Penghentian praktik korupsi yang dilakukan oleh pejabat negara maupun aparat negara
dapat dimulai masyarakat dalam kehidupan sehari-hari seperti tidak mengurus sesuatu
menggunakan jasa “calo” agar cepat selesai. Seperti pembayaran pajak kendaraan,
mengurus izin usaha, dan perizinan lainnya. Dengan menghindari mengurus segala
sesuatu menggunakan jasa calo masyarakat sudah ikut dalam usaha menghentikan
praktik korupsi yang dimulai dari bawah.

2. Krisis moneter pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1997. Krisis itu memukul
perekonomian dan usaha di Indonesia. Diambil dari buku Monetary Policy Strategy
(2007) karya Frederic S Mishkin, krisis moneter adalah krisis yang berhubungan dengan
keuangan suatu negara. Krisis Moneter yang dialami Indonesia sejak tahun 1997-1998,
ditandai dengan melemahnya nilai tukar rupiah yang sangat drastis. Jelaskan dan
hubungkan dengan Konsensus Dasar?
Jawaban
Goncangan finansial yang datang bertubi-tubi itu dibarengi kondisi politik yang semakin
buruk. Pada Mei 1998 pecah kerusuhan di berbagai wilayah yang akhirnya berujung
pada turunnya Presiden Soeharto akibat terjadinya demonstrasi dan kekacauanhampir
di seluruh pelosok negeri. Pada masa-masa itu rupiah mencapai Rp. 16.000 per dollar AS
yang mengakibatkan Krisis Moneter. Perlunya Konsensus Dasar ditanamkan dalam
setiap diri kta agar kejadian Krisis Moneter Pada Tahun 1997 tidak terjadi lagi. Kita perlu
menanmkan 4 konsensus dasar berbangsa dan bernegara dalam diri kita yaitu Pancasila,
UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. Hal ini perlu agar kita sebagai masyarakat
indonesia memiliki landasan bersama bagi fondasi dan citacita berdirinya negara
Indonesia merdeka. Selain berfungsi sebagai landasan bagi kokoh tegaknya negara dan
bangsa, kita harus menanamkan nilai-nilai pancasila sebagai bintang pemandu atau
Leitstar, sebagai ideologi nasional, sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai perekat
atau pemersatu bangsa. Sehingga kita tidak lagi mementingkan kepentingan individu
maupun kelompok namun lebih menguamakan kepentingan umum dan negara. Sebagai
warga negara sesuai dengan yang diamanatkan oleh UUD 1945 kita juga harus tertib
hukum dikatakan bahwa Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum di
Indonesia. Kita juga perlu menekankan nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika dimana dikatakan
bahwa keanekaragaman bukan menjadi perbedaan diantara bangsa indonesia namun
keanekaragaman justru semin mempererat dan memperkokoh kerukunan. Kaitannya
adalah Jika Krisis terjadi di Indonesia semata-mata mata bukan tanggung jawab dari
Pemerintah untuk memulihkan kondisi ekonomi namun menjadi tanggung jawab
bersama. Sebagai bagian dari NKRI kita perlu untuk terus berpartisipasi terhadap
kemajuan bangsa agar dapat bersaing dengan negara-negar besar demi mencapai cita-
cita bangsa.

Anda mungkin juga menyukai