Anda di halaman 1dari 15

AGENDA I

WAWASAN KEBANGSAAAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA

1. SIKAP PERILAKU BELA NEGARA


 Pengertian Wawasan Kebangsaan
Wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan
berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa dan kesadaran terhadap sistem
nasional yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal
Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai
masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.
 4 (empat) Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara, yaitu:
1) Pancasila : merupakan philosofische grondslag, suatu fundamen, filsafat, pikiran
yang sedalam-dalamnya, merupakan landasan atau dasar bagi negara merdeka.
Selain berfungsi sebagai landasan bagi kokoh tegaknya negara dan bangsa, Pancasila
juga berfungsi sebagai bintang pemandu atau Leitstar, sebagai ideologi nasional,
sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai perekat atau pemersatu bangsa dan sebagai
wawasan pokok bangsa Indonesia dalam mencapai cita-cita nasional. Pancasila
merupakan wadah yang cukup fleksibel, yang dapat mencakup paham-paham positif
yang dianut oleh bangsa Indonesia, dan paham lain yang positif tersebut mempunyai
keleluasaan yang cukup untuk memperkembangkan diri.
2) Undang-Undang Dasar 1945: Dari sudut hukum, UUD 1945, merupakan tataran
pertama dan utama dari penjabaran lima norma dasar negara (ground norms)
Pancasila beserta norma-norma dasar lainnya yang termuat dalam Pembukaan UUD
1945, menjadi norma hukum yang memberi kerangka dasar hukum sistem
penyelengagaran negara pada umumnya, atau khususnya sistem penyelenggaraan
negara yang mencakup aspek kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan aspek
sumber daya manusianya.
3) Bhinneka Tunggal Ika: pengertian Bhinneka Tunggal Ika lebih ditekankan pada
perbedaan bidang kepercayaan juga anekaragam agama dan kepercayaan di kalangan
masyarakat Majapahit. Sementara dalam lambang NKRI, Garuda Pancasila,
pengertiannya diperluas, menjadi tidak terbatas dan diterapkan tidak hanya pada
perbedaan kepercayaan dan keagamaan, melainkan juga terhadap perbedaan suku,
bahasa, adat istiadat (budaya) dan beda kepulauan (antara nusa) dalam kesatuan
nusantara raya. Sesuai makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang dapat diuraikan
Bhinna-Ika-Tunggal-Ia berarti berbeda-beda tetapi pada hakekatnya satu. Sebab
meskipun secara keseluruhannya memiliki perbedaan tetapi pada hakekatnya satu,

1
satu bangsa dan negara Republik Indonesia.
4) Negara Kesatuan Republik Indonesia: Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
dalam sejarahnya dirumuskan dalam sidang periode II BPUPKI (10-16 Juli 1945)
dan selanjutnya disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Adapun tujuan
NKRI seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV, meliputi :
Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, Memajukan
kesejahteraan umum, Mencerdaskan kehidupan bangsa, Ikut melaksanakan
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
 Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan
Bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu, kebangsaan Indonesia merupakan
sarana pemersatu, identitas, dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi simbol kedaulatan
dan kehormatan negara sebagaimana diamanatkan dalam Undang- Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu
kebangsaan Indonesia merupakan manifestasi kebudayaan yang berakar pada sejarah
perjuangan bangsa, kesatuan dalam keragaman budaya, dan kesamaan dalam
mewujudkan cita-cita bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Nilai-Nilai Bela Negara


Nilai-nilai dasar bela negara berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019
tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3),
nilai dasar Bela Negara meliputi: cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia pada
Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara dan, kemampuan
awal Bela Negara.
Kesadaran Bela Negara ditumbuhkan dari kecintaan pada Tanah Air Indonesia, tanah
tumpah darah yang menjadi ruang hidup bagi warga Negara Indonesia. Tanah dan air,
merupakan dua kata yang merujuk pada kepulauan Nusantara, rangkaian kepulauan yang
menjadikan air (lautan) bukan sebagai pemisah namun justru sebagai pemersatu dalam
wilayah yurisdiksi nasional. Tanah Air yang kaya akan sumber daya alam, indah dan
membanggakan sehingga patut untuk disyukuri dan dicintai. Dari cinta tanah air-lah berawal
tekad untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai
ancaman.
Pembinaan Kesadaran Bela Negara adalah segala usaha, tindakan, dan kegiatan yang
dilaksanakan dalam rangka memberikan pengetahuan, pendidikan, dan/atau pelatihan
kepada warga negara guna menumbuh kembangkan sikap dan perilaku serta menanamkan
nilai dasar Bela Negara. Pembinaan Kesadaran Bela Negara lingkup pekerjaan yang

2
ditujukan bagi Warga Negara yang bekerja pada : lembaga negara, kementerian/lembaga
pemerintah non kementerian dan pemerintah daerah, Tentara Nasional Indonesia,
Kepolisian Negara Republik Indonesia, badan usaha milik negara, badan usaha milik
daerah, badan usaha swasta, dan badan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

3. Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia


Pembukaan UUD 1945 sebagai dokumen yang ditempatkan di bagian depan UUD
1945, merupakan tempat dicanangkannya berbagai norma dasar yang melatar belakangi,
kandungan cita-cita luhur dari Pernyataan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan
oleh karena itu tidak akan berubah atau dirubah, merupakan dasar dan sumber hukum bagi
Batang-tubuh UUD 1945 maupun bagi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
apapun yang akan atau mungkin dibuat.Dari sudut hukum, batang tubuh UUD 1945
merupakan tataran pertama dan utama dari penjabaran 5 (lima) norma dasar negara (ground
norms) Pancasila beserta norma-norma dasar lainnya yang termuat dalam Pembukaan UUD
1945, menjadi norma hukum yang memberi kerangka dasar hukum sistem administrasi
negara Republik Indonesia pada umumnya, atau khususnya sistem penyelenggaraan
pemerintahan negara yang mencakup aspek kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan aspek
sumber daya manusianya.

ANALISIS ISU KONTEMPORER


Kontemporer yang dimaksud disini adalah sesuatu hal yang modern, yang eksis dan terjadi
dan masih berlangsung sampai sekarang, atau segala hal yang berkaitan dengan saat ini.
Perubahan Lingkungan Strategis

Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari perjalanan
peradaban manusia “perubahan itu mutlak dan kita akan jauh tertinggal jika tidak segera
menyadari dan berperan serta dalam perubahan tersebut”. mulai saat ini kita harus bergegas
menentukan bentuk masa depan, jika tidak maka orang (bangsa) lain yang akan menentukan
masa depan (bangsa) kita.
Modal Insani Dalam Menghadapi Perubahan
Modal manusia adalah komponen yang sangat penting di dalam organisasi. Manusia dengan
segala kemampuannya bila dikerahkan keseluruhannya akan menghasilkan kinerja yang luar
biasa. Ada enam komponen dari modal manusia (Ancok, 2002), yang akan dijelaskan
sebagai berikut:
1) Modal Intelektual

3
2) Modal Emosional
3) Modal Sosial
4) Modal ketabahan (adversity)
Konsep modal ketabahan berasal dari Paul G. Stoltz (1997). Ketabahan adalah
modal untuk sukses dalam kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan
sebuah organisasi birokrasi. Berdasarkan perumpamaan pada para pendaki gunung,
Stoltz membedakan tiga tipe manusia: quitter, camper dan climber.
Quitter yakni orang yang bila berhadapan dengan masalah memilih untuk
melarikan diri dari masalah dan tidak mau menghadapi tantangan guna menaklukkan
masalah. Orang seperti ini akan sangat tidak efektif dalam menghadapi tugas kehidupan
yang berisi tantangan. Dia juga tidak efektif sebagai pekerja sebuah organisasi bila dia
tidak kuat.
Camper adalah tipe yang berusaha tapi tidak sepenuh hati. Bila dia menghadapi
sesuatu tantangan dia berusaha untuk mengatasinya, tapi dia tidak berusaha mengatasi
persoalan. Camper bukan tipe orang yang akan mengerahkan segala potensi yang
dimilikinya untuk menjawab tantangan yang dihadapinya.

Climber yang memiliki stamina yang luar biasa di dalam menyelesaikan masalah.
Tipe orang ini adalah pantang menyerah, sesulit apapun situasi yang dihadapinya.
Climber adalah pekerja yang produktif bagi organisasi tempat dia bekerja. Orang tipe ini
memiliki visi dan cita-cita yang jelas dalam kehidupannya. Kehidupan dijalaninya
dengan sebuah tata nilai yang mulia, bahwa berjalan harus sampai ke tujuan.

5) Modal etika/moral
Kecerdasan moral sebagai kapasitas mental yang menentukan prinsip-prinsip
universal kemanusiaan harus diterapkan ke dalam tata-nilai, tujuan, dan tindakan kita
atau dengan kata lain adalah kemampuan membedakan benar dan salah. Ada empat
komponen modal moral/etika yakni Integritas (integrity), Bertanggung-jawab
(responsibility),Penyayang (compassionate),Pemaaf (forgiveness) adalah sifat yang
pemaaf.
6) Modal Kesehatan (kekuatan) Fisik/Jasmani
Badan atau raga adalah wadah untuk mendukung manifestasi semua modal insani
yang dibahas sebelumnya, Badan yang tidak sehat akan membuat semua modal di atas
tidak muncul dengan maksimal. Oleh karena itu kesehatan adalah bagian dari modal
manusia agar dia bisa bekerja dan berpikir secara produktif.

4
Isu-Isu Strategis Kontemporer

Isu yang menyita ruang publik adalah terkait terorisme dan radikalisasi yang terjadi dalam
sekelompok masyarakat, baik karena pengaruh ideologi laten tertentu, kesejahteraan, pendidikan
yang buruk atau globalisasi secara umum. Bentuk kejahatan saat ini melibatkan peran teknologi
yang memberi peluang kepada pelaku kejahatan untuk beraksi di dunia maya tanpa teridentifikasi
identitasnya dan penyebarannya bersifat masif.
1. Korupsi
Secara harfiah korupsi mengandung arti: kebusukan, keburukan, ketidakjujuran, dapat
disuap. Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan Poerwadarminta “korupsi” diartikan
sebagai: “perbuatan yang buruk seperti: penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dan
sebagainya”. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “korupsi” diartikan
sebagai penyelewengan atau penyalahgunaan uang Negara (perusahaan) untuk keuntungan
pribadi atau orang lain.
Oleh karena itu, kita wajib berpartisipasi dengan menunjukan sikap antikorupsi.
Tindakan membangun sikap antikorupsi sederhana, misalnya dengan cara:
1. Bersikap jujur dalam kehidupan sehari-hari dan mengajak orang-orang di lingkungan
sekitar untuk bersikap jujur, menghindari perilaku korupsi
2. Menghindari perilaku yang merugikan kepentingan orang banyak atau melanggar hak
orang lain dari hal-hal yang kecil
3. Menghindari konflik kepentingan dalam hubungan kerja, hubungan bisnis maupun
hubungan bertetangga
4. Melaporkan pada penegak hukum apabila menjadi korban perbuatan korupsi
2. Narkoba
merupakan akronim Narkotika, Psikotropika, dan Bahan Adiktif lainnya, sedangkan Napza
adalah akronim dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. Narkotika merupakan
zat atau obat yang sangat bermanfaat dan diperlukan untuk pengobatan penyakit tertentu.
Namun, jika disalahgunakan atau digunakan tidak sesuai dengan standar pengobatan dapat
menimbulkan akibat yang sangat merugikan bagi perseorangan atau masyarakat khususnya
generasi muda.
3. Terorisme dan radikalisme

5
Terorisme merupakan kejahatan luar biasa yang menjadi musuh dunia karena nyawa manusia
menjadi korban, menganggu stabilitas keamanan, menghancurkan tatanan ekonomi dan
pembangunan, sehingga terorisme berdampak negatif terhadap masyarakat.
Penyebaran radikalisme juga telah menginfiltrasi berbagai institusi sosial seperti rumah
ibadah, lembaga pendidikan, lembaga keagamaan, pendidikan tinggi, serta media massa.
Dari berbagai institusi sosial tersebut, media massa berandil besar karena hadir di setiap
waktu dan tempat serta tidak memandang kelas sosial dan usia. Nilai ancaman dan titik
rawan atas aksi teror yang cukup tinggi di Indonesia perlu disikapi dengan langkah-langkah
tanggap strategi supaya ancaman teror tidak terjadi, dengan cara pencegahan, penindakan
dan pemulihan.
4. Money laundering
Dalam Bahasa Indonesia terminologi money laundering ini sering juga dimaknai dengan
istilah “pemutihan uang” atau “pencucian uang”. Dengan demikian uang ataupun harta
kekayaan yang diputihkan atau dicuci tersebut adalah uang/harta kekayaan yang berasal dari
hasil kejahatan, sehingga diharapkan setelah pemutihan atau pencucian tersebut, uang/harta
kekayaan tadi tidak terdeteksi lagi sebagai uang hasil kejahatan melainkan telah menjadi
uang/harta kekayaan yang halal seperti uang-uang bersih ataupun aset-aset berupa harta
kekayaan bersih lainnya.
5. Proxy War
Proxy war diartikan sebagai peristiwa saling adu kekuatan di antara dua pihak yang
bermusuhan, dengan menggunakan pihak ketiga. Pihak ketiga ini sering disebut dengan
boneka, pihak ketiga ini dijelaskan sebagai pihak yang tidak dikenal oleh siapa pun, kecuali
pihak yang mengendalikannya dari jarak tertentu. Biasanya, pihak ketiga yang bertindak
sebagai pemain pengganti adalah negara kecil, namun kadang juga bisa non state actors yang
dapat berupa LSM, ormas, kelompok masyarakat, atau perorangan.
6. Kejahatan Mass Communication (Cyber Crime, Hate Speech, Dan Hoax)
Kejahatan dalam komunikasi massa tidak hanya dilakukan oleh pengguna media sosial,
tetapi juga dapat terjadi dan dilakukan oleh institusi pers yang tidak melakukan pemberitaan
secara berimbang atau melanggar prinsip-prinsip jurnalisme. Sebagai contoh, dalam
pemberitaan kasus kriminal tertentu, media lebih memberikan porsi besar pemberitaan pada
profil korban atau pelaku dari sisi personal, latar belakang atau kehidupan sosialnya, yang
tidak ada hubungannya sama sekali dengan kasus yang dimuat dalam berita.

Teknik Analisis Isu

6
Analsisi isu kritikal: Dalam pengertian ini, isu kritikal dipandang sebagai topik yang
berhubungan dengan masalah-masalah sumber daya yang memerlukan pemecahan disertai
dengan adanya kesadaran publik akan isu tersebut. Terdapat 3 (tiga) kemampuan yang dapat
mempengaruhi dalam mengidentifikasi dan/atau menetapkan isu, yaitu kemampuan Enviromental
Scanning, Problem Solving, dan berpikir Analysis ketiga kemampuan tersebut akan dipelajari
lebih lanjut pada pembelajaran agenda habituasi materi pokok merancang aktualisasi.

KESIAPAN BELA NEGARA


Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai- nilai bela negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai peran dan profesi warga negara, demi menjaga
kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk
ancaman yang pada hakikatnya mendasari proses nation and character building. Proses nation and
character building tersebut didasari oleh sejarah perjuangan bangsa, sadar akan ancaman bahaya
nasional yang tinggi serta memiliki semangat cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara,
yakin Pancasila sebagai idiologi negara, kerelaan berkorban demi bangsa dan Negara.

7
AGENDA II
NILAI-NILAI DASAR PNS

 BERORIENTASI PELAYANAN
Konsep pelayanan publik: Dalam Oxford Learner’s Dictionary, kata pelayanan
(service) diartikan sebagai “a system that provides something that the public needs, organized
by the government or a private company (sistem yang menyediakan sesuatu yang dibutuhkan
publik, yang diselenggarakan oleh pemerintah atau perusahaan swasta)”. Selain itu,
Hardiyansyah (2011:11) mendefinisikan pelayanan adalah aktivitas yang diberikan untuk
membantu, menyiapkan, dan mengurus. Baik itu berupa barang atau jasa dari satu pihak
kepada pihak yang lain. Istilah lain yang sejenis dengan pelayanan itu adalah pengabdian dan
pengayoman.
Asas penyelenggaraan pelayanan publik seperti yang tercantum dalam Pasal 4 UU
Pelayanan Publik, yaitu:
1. kepentingan umum;
2. kepastian hukum;
3. kesamaan hak;
4. keseimbangan hak dan kewajiban;
5. keprofesionalan;
6. partisipatif;
7. persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;
8. keterbukaan;
9. akuntabilitas;
10. fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;
11. ketepatan waktu; dan
12. kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan
Berorientasi pelayanan: panduan perilaku/kode etik dari nilai Berorientasi Pelayanan
sebagai pedoman bagi para ASN dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, yaitu:
a. Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat
b. Ramah, Cekatan, Solutif, dan Dapat Diandalkan
c. Melakukan Perbaikan Tiada Henti

8
 AKUNTABEL
Kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab.
Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas
adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban
pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Amanah seorang ASN menurut SE Meneteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan
Core Values ASN BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
a. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi
b. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien
c. Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi
 KOMPETEN, panduan perilaku adalah :
1. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
2. Membantu orang lain belajar
3. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
 HARMONIS (saling peduli dan menghargai perbedaan) panduan perilakunya adalah :
1. Menghargai setiap orang, apapun latar belakangnya
2. Suka menolong orang lain
3. Membangun lingkungan kerja yang kondusif
 LOYAL, ( Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara) panduan
perilakunya adalah :
1. Memegang teguh ideologi Pancasila UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, setia
kepada NKRI serta pemerintahan yang sah.
2. Menjaga nama baik sesame ASN, pimpinan, Instansi dan negara.
3. Menjaga rahasia jabatan dan Negara
 ADAPTIF (Terus Berinovasi) panduan perilakunya adalah :
1. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
2. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
3. Bertindak pruaktif

9
 KOLABORATIF, (Membangun Kerjasama yang sineregis) panduan perilakunya adalah :
1. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
2. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
3. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan Bersama,

10
AGENDA III
KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI
 SMART ASN
Era Teknologi Informasi saat ini memberikan kemudahan dalam melakukan segala hal.
Banyak manfaat yang diperoleh dari kemajuan teknologi informasi, salah satunya
perkembangan pesat bidang komunikasi. Saat ini, perilaku manusia dalam berkomunikasi
menjadi semakin kompleks. Dahulu, manusia berkomunikasi dengan cara bertemu, namun kini
dengan adanya teknologi, tersedia media baru dalam berkomunikasi, yaitu melalui jejaring
sosial. Jejaring sosial ini membuat manusia terhubung satu sama lain tanpa harus bertatap
muka. Dengan media baru ini, informasi juga dapat disebarluaskan dengan cepat.
Percepatan transformasi digital juga diprioritaskan untuk penguatan ekonomi digital.
Menurut Menkominfo, transformasi digital dapat mendorong perubahan model usaha,
meningkatkan peluang yang menghasilkan nilai tambah, dan mendorong perubahan lintas
sektoral dalam pola pikir bisnis yang didorong secara digital. Di posisi hilir, infrastruktur
digital akan berujung pada penguatan potensi ekonomi digital, sehingga pemanfaatan
infrastruktur digital untuk terus mendorong penguatan dan manfaat ekonomi digital terus
dilakukan.

Ruang digital adalah lingkungan yang kaya akan informasi. Keterjangkauan


(affordances) yang dirasakan dari ruang ekspresi ini mendorong produksi, berbagi, diskusi, dan
evaluasi opini publik melalui cara tekstual (Barton dan Lee, 2013). Affordance berarti alat yang
memungkinkan kita untuk melakukan hal-hal baru, berpikir dengan cara baru, mengekspresikan
jenis makna baru, membangun jenis hubungan baru dan menjadi tipe orang baru. Affordance
dalam literasi digital adalah akses, perangkat, dan platform digital. Sementara pasangannya
yaitu kendala (constraint), mencegah kita dari melakukan hal-hal lain, berpikir dengan cara
lain, memiliki jenis lain dari hubungan. Constraint dalam literasi digital bisa meliputi
kurangnya infrastruktur, akses, dan minimnya penguatan literasi digital (Jones dan Hafner,
2012).

Digital Skills (Cakap Bermedia Digital) merupakan dasar dari kompetensi literasi
digital, berada di domain ‘single, informal’. Digital Culture (Budaya Bermedia Digital) sebagai
wujud kewarganegaraan digital dalam konteks keindonesiaan berada pada domain ‘kolektif,
formal’ di mana kompetensi digital individu difungsikan agar mampu berperan sebagai
warganegara dalam batas-batas formal yang berkaitan dengan hak, kewajiban, dan tanggung
jawabnya dalam ruang ‘negara’. Digital Ethics (Etis Bermedia Digital) sebagai panduan

11
berperilaku terbaik di ruang digital membawa individu untuk bisa menjadi bagian masyarakat
digital, berada di domain ‘kolektif, informal’. Digital Safety (Aman Bermedia Digital)
sebagai panduan bagi individu agar dapat menjaga keselamatan dirinya berada pada domain
‘single, formal’ karena sudah menyentuh instrumen-instrumen hukum positif.
 MANAJEMEN ASN
Aparatur Sipil Negara mempunyai peran yang amat penting dalam rangka
menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern, demokratis,
makmur, adil, dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat
secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan pebuh kesetiaan
kepada Pancasila dan Undang Undang Dasar Tahun 1945. Kesemuanya itu dalam rangka
mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia. Pegawai ASN berkedudukan
sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.
Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Selain untuk
menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hal ini dimaksudkan untuk menjamin
keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat memusatkan segala perhatian, pikiran,
dan tenaga pada tugas yang dibebankan kepadanya. Kedudukan ASN berada di pusat, daerah,
dan luar negeri. Namun demikian pegawai ASN merupakan satu kesatuan. Kesatuan bagi
ASN ini sangat penting, mengingat dengan adanya desentralisasi dan otonomi daerah, sering
terjadi adanya isu putra daerah yang hampir terjadi dimana-mana sehingga perkembangan
birokrasi menjadi stagnan di daerah-daerah. Kondisi tersebut merupakan ancaman bagi
kesatuan bangsa.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan publik yang
professional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap
warganegara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.
Oleh karena itu ASN dituntut untuk professional dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan kesatuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. ASN senantiasa dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD
1945, Negara dan Pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta
senantiasa mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan diri sendiri, seseorang
dan golongan. Dalam UU ASN disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan dan kebijakan
manajemen ASN, salah satu diantaranya asas persatuan dan kesatuan. ASN harus senantiasa

12
mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa (Kepentingan bangsa dan
Negara di atas segalanya).
Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum, suatu
kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi maupun umum. Dapat diartikan
bahwa hak adalah sesuatu yang patut atau layak diterima. Agar dapat melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin
kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Hak PNS dan PPPK
yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut
PNS berhak memperoleh:
1) gaji, tunjangan, dan fasilitas;
2) cuti;
3) jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
4) perlindungan; dan
5) pengembangan kompetensi
Sedangkan PPPK berhak memperoleh:

1) gaji dan tunjangan;


2) cuti;
3) perlindungan; dan
4) pengembangan kompetensi
Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, berdasarkan pasal 70 UU ASN disebutkan
bahwa Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan
kompetensi. Berdasarkan Pasal 92 UU ASN Pemerintah juga wajib memberikan
perlindungan berupa:
1) jaminan kesehatan;
2) jaminan kecelakaan kerja;
3) jaminan kematian; dan
4) bantuan hukum.

Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang bersifat kontraktual.
Dengan kata lain kewajiban adalah sesuatu yang sepatutnya diberikan. Kewajiban pegawai
ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah:
1) setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah;
2) menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3) melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;
4) menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;

13
5) melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan
tanggung jawab;
6) menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan
kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan menyimpan rahasia jabatan
dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
7) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kode Etik dan Kode Perilaku ASN Dalam UU ASN disebutkan bahwa ASN
sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku
ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN.

Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:

1) melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi;


2) melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3) melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4) melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
5) melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
6) menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara;
7) menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab, efektif, dan
efisien;
8) menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
9) memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
10) tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau
untuk orang lain;
11) memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN; dan
12) melaksanakan ketentuan peraturan perundang- undangan mengenai disiplin Pegawai
ASN.
Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat
dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja,
penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan hari
tua, dan perlindungan sedangkan Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan;

14
pengadaan, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan pengembangankompetensi;
pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan
perlindungan.

15

Anda mungkin juga menyukai