Anda di halaman 1dari 6

Rangkuman Materi

WAWASAN NUSANTARA

Nama : dr. RIZQI FAJRIN


Penugasan NSI: Puskesmas Rawa Pitu, Tulangbawang, Lampung
Angkatan : 12

Secara etimologi kata wawasan nusantara berasal dari dua suku kata, wawasan dan
nusantara. Wawasan berasal dari bahasa Jawa, yakni dari akar kata "wawas" yang berarti
pandangan, tinjauan, penglihatan atau tanggap indrawi. Setelah mendapat akhiran "an" menjadi
wawasan maka berarti cara pandang, cara tinjau, atau cara lihat. Jadi pengertian secara umum
dari Wawasan nusantara adalah cara pandang atau cara melihat kesatuan kepulauan yang
terletak diantara (Asia dan Australia) juga dua samudera (Hindia dan Pasifik).

LATAR BELAKANG
Falsafah Pancasila
Nilai-nilai pancasila mendasari pengembangan wawasan nusantara. Nilai-nilai tersebut
adalah:

1. Penerapan Hak Asasi Manusia (HAM), seperti memberi kesempatan


menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing- masing.
2. Mengutamakan kepentingan masyarakat daripada individu dan golongan.
3. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
Aspek kewilayahan nusantara
Pengaruh geografi merupakan suatu fenomena yang perlu diperhitungkan, karena Indonesia
kaya akan aneka Sumber Daya Alam (SDA) dan suku bangsa.
Aspek sosial budaya
Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing-masing memiliki adat
istiadat, bahasa, agama, dan kepercayaan yang berbeda - beda, sehingga tata kehidupan
nasional yang berhubungan dengan interaksi antargolongan mengandung potensi konflik yang
besar mengenai berbagai macam ragam budaya
Aspek sejarah
Indonesia diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak menghendaki terulangnya
perpecahan dalam lingkungan bangsa dan negara Indonesia. Hal ini
dikarenakan kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa Indonesia merupakan hasil dari
semangat persatuan dan kesatuan yang sangat tinggi bangsa Indonesia sendiri. Jadi, semangat
ini harus tetap dipertahankan untuk persatuan bangsa dan menjaga wilayah kesatuan Indonesia.
Hakikat wawasan nusantara adalah kesatuan dan keutuhan nasional negara Indonesia. Hal
tersebut secara luas dapat diartikan sebagai cara pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam
lingkup nusantara, demi kepentingan nasional. Tiap warga negara tanpa kecuali harus berpikir,
bersikap, dan bertindak secara utuh dan menyeluruh semata-mata demi kepentingan nasional.
Karena itulah hakikat wawasan nusantara juga dapat diartikan sebagai keutuhan serta kesatuan
wilayah nasional, atau persatuan bangsa dan wilayah. Sedangkan Garis Besar Haluan Negara
(GBHN) menjelaskan jika hakikat wawasan nusantara diwujudkan dengan pernyataan bahwa
kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi, politik, sosial budaya, serta ketahanan
keamanan.

FUNGSI WAWASAN NUSANTARA

• Fungsi wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional yaitu sebagai konsep dalam
pembangunan, pertahanan keamanan serta kewilahayan.
• Fungsi wawasan nusantara sebagai pembangunan nasional yaitu meliputi kesatuan politik,
sosial dan ekonomi, sosial dan politik, kesatuan pertahanan serta keamanan.
• Fungsi wawasan nusantara sebagai pertahanan dan keamanan yaitu pandangan geopolitik
Indonesia sebagai satu kesatuan pada seluruh wilayah serta seluruh kekuatan negara.
• Fungsi wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan yaitu pembatasan negara untuk
menghindari adanya sengketa antarnegara tetangga.
TUJUAN WAWASAN NUSANTARA
Tujuan wawasan nusantara terdiri dari dua, yaitu:

1. Tujuan nasional, dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, dijelaskan bahwa tujuan
kemerdekaan Indonesia adalah "untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan
perdamaian abadi dan keadilan sosial".
2. Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan baik alamiah
maupun sosial, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia adalah menjunjung
tinggi kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan untuk menyelenggarakan dan
membina kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur serta martabat manusia di seluruh dunia.

UNSUR DASAR WAWASAN KEBANGSAAN


1. Wadah (Contour)
Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara mencakup seluruh wilayah
Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan alam dan penduduk serta aneka
ragam budaya. Bangsa Indonesia mempunyai organisasi kenegaraan yang merupakan wadah
beragam kegiatan kenegaraan dalam bentuk supra struktur politik dan wadah dalam kehidupan
bermasyarakat pada berbagai kelembagaan dalam bentuk infra struktur politik.
2. Isi (Content)
Isi (Content) merupakan aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta
tujuan nasional.
3. Tata laku (Conduct)
Hasil interaksi antara wadah dan isi wawasan kebangsaan akan berwujud tata laku, yang terdiri
dari :
- Tata laku Lahiriah yaitu tercermin dalam perbuatan, tindakan dan perilaku dari bangsa
Indonesia.
- Tata laku Bathiniah yaitu mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang baik dari bangsa
Indonesia.
Kedua tata laku tersebut mencerminkan identitas kepribadian / jati diri bangsa berdasarkan
kekeluargaan dan kebersamaan yang mempunyai rasa bangga dan cinta terhadap bangsa dan
tanah air sehingga menyebabkan rasa nasionalisme yang tinggi dalam segala aspek kehidupan
nasional

EMPAT PILAR KEBANGSAAN NEGARA


Salah satu karakteristik Indonesia sebagai negara-bangsa adalah kebesaran, keluasan dan
kemajemukannya. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan terdapat 1.128 suku bangsa
dan bahasa, ragam agama dan budaya di sekitar 16.056 pulau. Untuk itu perlu konsepsi, kemauan
dan kemampuan yang kuat dan memadai untuk menopang kebesaran, keluasan dan
kemajemukan keIndonesiaan. Konsepsi tersebut disebut sebagai Empat Pilar Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara atau Empat Pilar Kebangsaan.
Empat pilar kebangsaan adalah tiang penyangga yang kokoh (soko guru) agar rakyat
Indonesia merasa nyaman, aman, tenteram dan sejahtera serta terhindar dari berbagai macam
gangguan dan bencana. Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara adalah kumpulan nilai-
nilai luhur yang harus dipahami seluruh masyarakat. Dan menjadi panduan dalam kehidupan
ketatanegaraan untuk mewujudkan bangsa dan negara yang adil, makmur, sejahtera dan
bermartabat. Konsep Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara terdiri dari:
1. Pancasila
2. UUD 1945
3. NKRI
4. Bhinneka Tunggal Ika
Empat pilar tersebut tidak dimaksudkan memiliki kedudukan sederajat. Setiap pilar memiliki
tingkat, fungsi dan konteks yang berbeda. Pada prinsipnya, Pancasila sebagai ideologi dan dasar
negara, kedudukannya berada di atas tiga pilar yang lain.
Berikut empat pilar negara kebangsaan Indonesia:

1. Pancasila
Pancasila merupakan ideologi dasar negara Indonesia. Nama 'Pancasila' sendiri berasal dari
dua kata sansekerta, yakni 'Panca' yang berarti Lima dan 'Sila' yang berarti prinsip atau asa.
Kelima prinsip tersebut juga tercantum dalam paragraf ke-4 Pembukaan Undang-undang Dasar
(UUD) 1945. Adapun, lima prinsip utama yang menyusun Pancasila adalah sebagai berikut
· Ketuhanan yang Maha Esa
· Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
· Persatuan Indonesia
· Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
· Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat indonesia.

2. UUD 1945
UUD 1945 pertama kali disusun rancangannya pada 29 April 1945. Untuk membuat undang-
undang ini, Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) sengaja
dibentuk. Kemudian, pada 22 Juni 1945 dibentuk panitia sembilan. Mereka diketahui merancang
Piagam Jakarta yang kemudian menjadi naskah pembukaan UUD 1945.
Pada 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengesahkan UUD 1945
sebagai Undang-undang Dasar Republik Indonesia. Baru pada 29 Agustus 1945 Komite Nasional
Indonesia Pusat (KNIP) mengukuhkan pengesahan UUD 1945.

3. NKRI
NKRI adalah singkatan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdiri dari Sabang
sampai Merauke. NKRI berdiri sejak proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945
oleh Ir Soekarno dan Moh Hatta.
NKRI menganut sistem republik dengan sistem desentralisasi. Hal itu sesuai dengan pasal 18
UUD 1945 di mana pemerintah daerah boleh menjalankan otonomi seluas-luasnya di luar bidang
pemerintahan oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat.

4. Bhinneka Tunggal Ika


Bukan sekadar slogan, Bhineka Tunggal Ika merupakan gambaran dari bangsa Indonesia.
Adapun, 'Bhina' artinya pecah, 'Ika' artinya itu, 'Tunggal' artinya satu, sehingga Bhineka Tunggal
Ika berarti terpecah itu satu.
Slogan tersebut memiliki gambaran yang sesuai dengan Indonesia yang terdiri dari berbagai
pulau dari Sabang sampai Merauke. Walaupun terpisah, masyarakat merupakan satu kesatuan,
yakni warga negara Indonesia.

KETAHANAN NASIONAL
Setiap bangsa mempunyai cita-cita, karena cita-cia berfungsi sebagai penentu untuk
mencapai tujuan. Tujuan bangsa Indonesia telah dicantumkan dalam Pembukan UUD 1945,
dalam usaha mencapainya banyak mengalami hambatan, tantangan, dan ancaman oleh karena
itu perlu kekuatan untuk mewujudkannya. Kekuatan untuk menghadapi masalah tersebut
dikenal dengan istilah Ketahanan Nasional. Ketahanan Nasional perlu dibina terus menerus dan
dikembangkan agar kelangsungan hidup bangsa tersebut dapat dijamin.
Dalam sejarah perjuangan bangsa, Ketahanan bangsa Indonesia telah teruji, bangsa Indonesia
mampu mengusir penjajahan Jepang, Belanda, mengahadapi separatis RMS, PRRI, Permesta,
DI/TII, PKI, GAM, Papua Merdeka. NKRI tetap tegak berdiri karena memiliki daya tahan dalam
menghadapi Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan gangguan (ATHG). Bangsa Indonesia
mengahadapi permasalahan KKN, Krisis moneter, kemisikinan, pengangguran, konflik SARA,
pelanggaran HAM, SDM yang rendah, globalisasi, namun hanya dengan ketahanan bangsa saja
kelangsungan hidup bisa terjamin.
Ketahanan berasal dari asal kata “tahan”; tahan menderita, tabah kuat, dapat menguasai diri,
tidak kenal menyerah. Ketahanan berarti berbicara tentang peri hal kuat, keteguhan hati, atau
ketabahan. Jadi Ketahanan Nasional adalah peri hal kuat, teguh, dalam rangka kesadaran, sedang
pengertian nasional adalah penduduk yang tinggal disuatu wilayah dan berdaulat. Dengan
demikian istilah ketahanan nasional adalah perihal keteguhan hati untuk memperjuangkan
kepentingan nasional. Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa, berisi
keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan
nasional, dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta
gangguan baik yang datang dari luar dan dalam yang secara langsung dan tidak langsung
membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan
mengejar Tujuan Nasionalnya.

Hakikat Ketahanan Nasional


Pada hakikatnya ketahanan nasional adalah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa
untuk dapat menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara.

Sifat Ketahanan Nasional


Ketahanan nasional mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a. Manunggal
b. Mawas ke dalam
c. Berkewibawaan
d. Berubah menurut waktu
e. Tidak membenarkan sikap adu kekuasaan dan adu kekuatan.
f. Percaya pada diri sendiri (self confidence)
g. Tidak bergantung kepada pihak lain (self relience)

Asas-asas Ketahanan Nasional


Asas ketahanan Nasional Indonesia adalah tata laku berdasarkan nilai-nilai Pancasila, UUD
1945, dan Wawasan Nusantara, yang terdiri dari :
1) Asas Kesejahteraan dan Keamanan
Kesejahteraan dan keamanan merupakan asas dalam sistem kehidupan nasional. Tanpa
kesejahteraan dan keamanan, sistem kehidupan nasional tidak akan dapat berlangsung.
Kesejahteraan dan keamanan merupakan nilai intrinsik yang ada pada sistem kehidupan nasional
itu sendiri. Kesejateraan maupun keamanan harus selalu ada, berdampingan pada kondisi
apapun. Dalam kehidupan nasional, tingkat kesejahteraan dan keamanan nasional yang dicapai
merupakan tolok ukur Katahanan Nasional.
2) Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu
Ketahanan Nasional mencakup ketahanan segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh,
menyeluruh dan terpadu (komprehensif integral)
3) Asas Mawas ke Dalam dan Mawas ke Luar
a. Mawas ke Dalam
Tujuannya yaitu menumbuhkan hakikat, sifat dan kondisi kehidupan nasional itu sendiri
berdasarkan nilai-nilai kemandirian yang proporsional untuk meningkatkan kualitas derajat
kemandirian bangsa yang ulet dan tangguh. Hal ini tidak berarti bahwa Ketahanan Nasional
mengandung sikap isolasi atau nasionalisme sempit.
b. Mawas ke Luar
Tujuannya yaitu untuk dapat mengantisipasi dan berperan serta mengatasi dampak
lingkungan strategis luar negeri dan menerima kenyataan adanya interaksi dan
ketergantungan dengan dunia internasional. Kehidupan nasional harus mampu
mengembangkan kekuatan nasional untuk memberikan dampak ke luar dalam bentuk daya
tangkal dan daya tawar. Interaksi dengan pihak lain diutamakan dalam bentuk kerjasama
yang saling menguntungkan.
4) Asas Kekeluargaan
Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan, gotong royong, tenggang
rasa, dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Asas ini
mengakui adanya perbedaan. Perbedaan tersebut harus dikembangkan secara serasi dalam
hubungan kemitraan agar tidak berkembang menjadi konflik yang bersifat menghancurkan.

Ketahanan Nasional pada hakekatnya merupakan konsepsi dalam pengaturan dan


penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan dalam kehidupan nasional. Kehidupan nsional
dapadt dibagi dalam berbagai aspek sebagai berikut:
1. Aspek Nasional meliputi Sikaya Mampu: a. Posisi lokasi geografi b. Keadaan dan kekayaan
alam c. Kemampuan Penduduk Aspek alamiah terdiri dari 3 aspek, maka dikenal dengan
istilah “Trigatra”
2. Aspek sosial meliputi IPOLEKSOSBUD-Hankam; yaitu a. Ideologi, b. Poliltik, c. . Sosial, d.
Budaya dan e. Hankam atau dikenal dengan istilah Pancagatra Kehiduapan nasional
merupakan gabungan antara Trigatra dan Pancagatra, maka disebut juga dengan istilah
Astagatra. Antara gatra satu dengan lainnya terdapt hubungan timbal balik (korelasi) dan
saling ketergantungan (interdependensi) antara satu dengan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai