Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Bangsa Indonesia kaya akan sosial budaya, sumber daya
alam, dan sejarah. Dengan kekayaan tersebut, menjadikan bangsa
Indonesia ini memiliki tujuan dan cita-cita, agar apa yang telah
dimilikinya dapat dijadikan sebuah pencapaian dari sebuah
perjuangan seperti halnya saat Indonesia terlepas dari penjajahan.
Bukan sebatas terlepas dari penjajahan namun, bangsa Indonesia
harus mewujudkan cita-cita bangsa, karena sebuah kemerdekaan
itu bukan sebuah pencapaian hasil dalam perjuangan, melainkan
hanya sebagai alat untuk mewujudkan tujuan nasional serta citacita dari bangsa tersebut, khususnya oleh bangsa Indonesia.
Tujuan
tercantum

nasional
jelas

dan

pada

cita-cita

Pembukaan

bangsa

Indonesia

Undang-Undang

telah
Dasar

1945.Pada alinea ke-2 telah menjelaskan mengenai cita-cita


bangsa Indonesia, yaitu Dan perjuangan pergerakan Indonesia
telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat
sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke pintu gerbang
kemerdekaan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat
adil dan makmur. Mengenai tujuan nasional bangsa Indonesia
telah tercantum juga pada Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4, yaitu
membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Demi tercapainya tujuan nasional serta cita-cita bangsa
Indonesia tersebut, seharusnya kita memanfaatkan sosial budaya,
1

sumber daya alam, dan sejarah yang ada serta bagaimana bangsa
Indonesia memandang diri dan lingkungannya. Maka dengan itu
kami akan membahas mengenai cara pandang bangsa Indonesia
dalam memandang diri dan lingkungannya, yang disebut juga
dengan Wawasan Nusantara.
1.2.

Rumusan Masalah
1. Apa pengertian wawasan nusantara?
2. Apa hakikat wawasan nusantara?
3. Apa saja unsur dasar wawasan nusantara?
4. Bagaimana wawasan nusantara sebagai wawasan
pembangunan nasional?
5. Apa dasar pemikiran wawasan nusantara?
6. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi wawasan nusantara?
7. Apa asas dan arah pandang dari wawasan nusantara?
8. Bagaimana kedudukan wawasan nusantara?
9. Apa implementasi wawasan nusantara bagi bangsa Indonesia?
10. Adakah contoh kurangnya kepedulian masyarakat Indonesia
dalam hal melestarikan warisan budaya?

1.3.

Tujuan Penulisan Makalah


Makalah wawasan nusantara ini mempunyai beberapa tujuan
yaitu:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan
2. Memaparkan mengenai wawasan nusantara secara lebih jelas
3. Untuk mengetahui unsur-unsur dari wawasan nusantara
4. Untuk mengetahui hakikat/makna dari wawasan nusantara

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.

Pengertian Wawasan Nusantara


Secara Etimologi kata wawasan berasal dari kata wawas
(bahasa Jawa) yang berarti pandangan, tinjauan atau penglihatan
indrawi, ditambahkan akhiran (an) bermakna cara pandang, cara

tinjau atau cara melihat. Dari kata wawas muncul kata mawas yang
berarti; memandang, meninjau atau melihat. Wawasan artinya
pandangan, tinjauan, penglihatan, tanggap indrawi, atau cara
pandang atau cara melihat. Selanjutnya kata Nusantara terdiri dari
kata nusa dan antara.Kata nusa artinya pulau atau kesatuan
kepulauan.Antara menunjukkan letak antara dua unsur.Nusantara
artinya kesatuan kepulauan yang terletak antara dua benua yakni
Asia dan Australia dan dua samudera yakni samudera Hindia dan
samudera

Pasifik.

Pengertian

wawasan

nusantara

menurut

beberapa sumber, yaitu:


a. Menurut Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN
Wawasan Nusantara yang merupakan wawasan nasional
yang bersumber pada Pancasila dan berdasarkan UUD 1945
adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai
diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan

bangsa

serta

menyelenggarakan kehidupan

kesatuan

wilayah

dalam

bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.


b. Menurut Prof. DR. Wan Usman
Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia
mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan
dengan semua aspek kehidupan yang beragam.
c. Menurut Kelompok Kerja LEMHANAS 1999
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia mengenai diri dan Iingkungannya yang serba
beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam
menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
Dengan demikian Wawasan Nusantara dapat diartikan
sebagai cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan

lingkungannya

berdasarkan

ide

nasionalnya

yang

dilandasi

Pancasila dan UUD 1945dalam mencapai tujuan nasional dengan


mengutamakan persatuan dan kesatuan.
2.2.

Hakikat Wawasan Nusantara


Hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan nusantara,
dalam pengertian cara pandang yang selalu utuh menyeluruh
dalam lingkup nusantara demi kepentingan nasional. Hal tersebut
berarti bahwa setiap warga bangsa dan aparatur negara harus
berpikir, bersikap, dan bertindak secara utuh menyeluruh demi
kepentingan bangsa dan negara Indonesia. Demikian juga produk
yang dihasilkan oleh lembaga negara harus dalam lingkup dan
demi

kepentingan

bangsa

dan

negara

Indonesia,

tanpa

menghilangkan kepentingan lainnya, seperti kepentingan daerah,


golongan, dan orang per orang.
2.3.

Unsur Dasar Konsepsi Wawasan Nusantara


Konsepsi Wawasan Nusantara terdiri dari tiga unsur dasar,
yaitu Wadah (contour), Isi (content), dan Tata Laku (conduct).
Ketiganya dijelaskan sebagai berikut:
a. Wadah (Contour)
Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
meliputi seluruh wilayah Indonesia yang memiliki kekayaan
alam dan penduduk dengan aneka ragam budaya. Setelah
menegara dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia,
bangsa Indonesia memiliki organisasi kenegaraan yang
merupakan wadah berbagai kegiatan kenegaraan dalam
wujud suprastruktur politik. Sementara itu, wadah dalam
kehidupan bermasyarakat adalah berbagai lembaga dalam
wujud infrastruktur politik.
b. Isi (content)

Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat


dan cita-cita serta tujuan nasional yang terdapat dalam
pembukaan UUD 1945. Untuk mencapai aspirasi yang
berkembang di masyarakat maupun cita-cita dan tujuan
nasional seperti tersebut di atas, bangsa Indonesia harus
mampu

menciptakan

persatuan

dan

kesatuan

dalam

kebhinekaan dalam kehidupan nasional. Isi menyangkut dua


hal yang esensial, yaitu:
1. Realisasi apirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama
serta pencapaian cita-cita dan tujuan nasional
2. Persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang meliputi
semua aspek kehidupan nasional.
c. Tata Laku (conduct)
Tata laku merupakan hasil interaksi antara wadah dan isi,
yang terdiri dari tata laku batiniah dan lahiriah. Tata laku
batiniah mencerminkan jiwa, semangat, dan mentalitas yang
baik dari bangsa Indonesia, sedangkan tata laku lahiriah
tercermin dalam tindakan, perbuatan, dan perilaku bangsa
Indonesia. Kedua hal tersebut akan mencerminkan identitas
jati diri atau kepribadian bangsa Indonesia berdasarkan
kekeluargaan dan kebersamaan yang memiliki rasa bangga
dan

cinta

kepada

bangsa

dan

tanah

air

sehinngga

menimbulkan nasionalisme yang tinggi dalam semua aspek


kehidupan nasional.
2.4.

Wawasan

Nusantara

sebagai

Wawasan

Pembangunan

Nasional
Secara

konstitusional,

wawasan

nusantara

dikukuhkan

dengan Kepres MPR No.IV/MPR/1973, tentang Garis Besar Haluan


Negara Bab II Sub E. Pokok-pokok wawasan nusantara dinyatakan
sebagai wawasan dalam mencapai tujuan pembangunan nasional
adalah wawasan nusantara yang mencakup hal-hal berikut ini:

Pertama, perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu


kesatuan politik memiliki arti bahwa:
1. Kebutuhan

wilayah

nasional

dengan

segala

isi

dan

kekayaannya merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, dan


kesatuan matra seluruh bangsa, serta menjadi modal dan
milik bersama bangsa.
2. Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan bahasa
daerah, memeluk berbagai agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan
bangsa yang bulat dalam arti seluas-luasnya.
3. Secara psikologis bangsa Indonesia harus merasa satu,
senasib sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, dan
memiliki satu tekad dalam mencapai cita-cita bangsa.
4. Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa
dan negara yang melandasi, membimbing, dan mengarahkan
bangsa menuju tujuannya.
5. Seluruh kepulauan nusantara merupakan satu kesatuan
hukum yang mengabdi pada kepentingan nasional.
Kedua, perwujudan kepulauan nusantara sebagai kesatuan
sosial dan budaya memiliki arti bahwa:
1. Masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa
harus merupakan kehidupan yang serasi dengan terdapatnya
tingkat kemajuan masyarakat yang sama dan seimbang, serta
adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan kemajuan
bangsa.
2. Budaya Indonesia hakikatnya adalah satu, sedangkan corak
ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya
yang menjadi modal dan landasan pengembangan budaya
bangsa seluruhnya, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh
seluruh bangsa Indonesia.
Ketiga, perwujudan kepulauan

nusantara

sebagai

satu

kesatuan ekonomi memiliki arti bahwa:

1. Kekayaan wilayah nusantara baik potensi maupun efektif


adalah modal dan milik bersama bangsa, dan keperluan hidup
sehari-hari harus tersedia merata di seluruh wilayah.
2. Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di
seluruh daerah, tanpa meninggalkan ciri khas yang dimiliki
daerah-daerah dalam mengembangkan ekonominya.
Keempat, perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu
kesatuan pertahanan dan keamanan memiliki arti bahwa:
1. Ancaman terhadap satu daerah pada hakikatnya merupakan
ancaman bagi seluruh bangsa dan negara.
2. Tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang
sama di dalam pembelaan negara.
2.5.

Dasar Pemikiran Wawasan Nusantara


Dalam menentukan, membina,
wawasan

nasionalnya

bangsa

dan

Indonesia

mengembangkan
menggali

dan

mengembangkan dari kondisi nyata yang terdapat di lingkungan


Indonesia sendiri. Wawasan Nasional Indonesia dibentuk dan
dijiwai oleh pemahaman kekuasaan bangsa Indonesia yang
berlandaskan falsafah Pancasila dan oleh pandangan geopolitik
Indonesia

yang

berlandaskan

pemikiran

kewilayahan

dan

kehidupan bangsa Indonesia. Karena itu, pembahasan latar


belakang filosofis sebagai dasar pemikiran pembinaan dan
pengembangan wawasan nasional Indonesia ditinjau dari:
a. Latar belakang berdasarkan falsafah Pancasila,
b. Latar belakang pemikiran aspek Kewilayahan Nusantara,
c. Latar belakang pemikiran aspek Sosial Budaya Bangsa
Indonesia,
d. Latar belakang

pemikiran

aspek

Kesejarahan

Bangsa

Indonesia
2.6.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Wawasan Nusantara


2.6.1. Faktor Geografis
Di

Indonesia

kaya

akan

kekayaan

alam

yang

melimpah, seperti minyak bumi, timah, besi, bauksit,

mangan, dan batubara. GBHN menggariskan bahwa jumlah


penduduk di Indonesia sangat besar. Apabila dapat dibina
dan dikembangkan sebagai tenaga kerja yang efektif akan
merupakan modal pembangunan yang besar. Indonesia
terdiri dari ribuan pulau, memiliki wilayah perairan yang
dikelilingi samudera luas yaitu Samudera Indonesia dan
Pasifik.Dan

diapit

dua

benua

yaitu

Asia

dan

Australia.Dengan demikian, kedudukan negara Indonesia


berada pada posisi silang dunia dan oleh karena itu
dinamakan nusantara.
Kepulauan Indonesia dengan seluruh perairannya
dipandang sebagai satu kesatuan yang utuh.Cara pandang
itu telah dipahami dan dihayati sehingga dalam menyebut
tempat hidupnya digunakan istilah tanah air.Istilah tersebut
memiliki maksud bahwa bangsa Indonesia tidak pernah
memisahkan antara tanah dan air, atau daratan dan
lautan.Daratan dan lautan merupakan kesatuan yang utuh
dan laut dianggap sebagai pemersatu bukan pemisah
antara pulau satu dengan lainnya.
2.6.2. Faktor Geopolitik
Istilah Geo memiliki arti Bumi.Jadi geopolitik adalah
politik yang tidak terlepas dari bumi yang menjadi wilayah
hidupnya.Istilah ini ialah singkatan dari Geographical
Politics yang dicetuskan oleh Rudolf Kjellen.Bermula dari
seorang ahli geografi Frederich Ratzel yang berpendapat
bahwa pertumbuhan negara mirip dengan pertumbuhan
organisme yang memerlukan ruang hidup sebagai tempat
naungannya,

sehingga

subur.Teorinya

dikenal

organisme
dengan

teori

dapat

tumbuh

organisme

dan

bilogois.Rudolf juga menyatakan bahwa negara adalah

suatu organisme.Pandangan Rudolf dan Ratzel kemudian


dikembangkan oleh Karl Haushofer.
Haushofer memberi arti geopolitik sebagai doktrin
negara di bumi, doktrin perkembangan politik didasarkan
pada hubungannya dengan bumi, dan landasan ilmiah bagi
tindakan politik dalam perjuangan kelangsungan hidup
suatu

organisme

negara

untuk

mendapatkan

ruang

hidupnya. Haushofer mengembangkan geopolitik tersebut


dan diwujudkan dalam berbagai istilah:
a. Lebensraum
Lebensraum adalah hak suatu bangsa atas ruang
hidup untuk dapat menjamin kesejahteraan dan
keamanannya.Berdasarkan kaum geopolitik Jerman
negara besar berhak berkembang dan memakan
negara yang kecil yang dari dulu telah ditakdirkan
untuk mati.
b. Autarki
Autarki adalah cita-cita untuk memenuhi kebutuhan
sendiri.Kaum geopolitik jerman menganggap bahwa
negara

yang

besar

dapat

mengambil

dan

mendapatkan kekeyaan sumber alam dari negara


yang kecil jika membutuhkan sumber alam.
c. Pan-Region
Pan-Region adalah pembagian wilayah-wilayah dunia
menjadi perserikatan wilayah. Dalam setiap pan
region memiliki adat dan budaya yang sama. Dunia
internasional dibagi manjadi empat pan region yaitu
pan-amerika, pan-asia, pan-region Jerman dan Panregion Rusia-India.
1. Pan-Amerika, yaitu suatu perserikatan wilayah
yang paling alami karena terpisah dengan

negara lain oleh samudera dan Amerika Serikat


dianggap sebagai pemimpinnya.
2. Pan-Ero Afrika, yaitu wilayah yang akan dikuasai
oleh Jerman. Wilayahnya tidak hanya negara
kecil di Eropa, melainkan negara besar seperti
Perancis dan Italia berada dalam jangkauan
kekuasaannya.

Rusia

disarankan

untuk

membuat pan-region sendiri, sedang Inggris


dibiarkan mengambang.
3. Pan-Rusia, yaitu suatu wilayah yang meliputi Uni
Soviet dan India yang dikuasai oleh Rusia.
4. Pan-Asia, yaitu baguan timur Benua Asia,
Australia, dan kepulauan di antaranya dipimpin
oleh Jepang. Pan region ini oleh Jepang
dinamakan Lingkungan Kemakmuran bersama
Asia Timur Raya.
Tujuan Karl Houshofer mengemukakan teori geopolitik
ialah untuk menyiapkan upaya justifikasi atau landasan
pembenaran negara Jerman untuk mengembangkan politik
eskspansionisme dan rasialisme. Mengenai teori ini bangsa
Indonesia sendiri tidak sependapat dengan cara berpikir
yang mengarah pada eskspansionisme dan rasialisme.
Landasan pemikiran geopolitik Indonesia adalah falsafah
Pancasila.
Selain teori geopolitik di atas masih ada beberapa
teori yang lain, seperti:
a.Sir Halford Mackinder (konsep wawasan benua)
Teori ahli Geopolitik ini menganut konsep
kekuatan.Ia mencetuskan wawasan benua yaitu
konsep

kekuatan

di

darat.

Ajarannya

menyatakan,Barang siapa dapat mengusai daerah


jantung, yaitu Eropa dan Asia, akan dapat menguasai

10

pulau dunia yaitu Eropa, Asia, Afrika dan akhirnya


dapat mengusai dunia.
b. Sir Walter Raleigh dan Alferd Thyer Mahan (konsep
wawasan bahari)
Barang siapa menguasai lautan akan menguasai
perdagangan.

Menguasai

perdagangan

berarti

menguasai kekayaan dunia sehinga pada akhirnya


menguasai dunia.
c. W.Mitchel, A.Seversky, Giulio Douhet, J.F.C.Fuller
(konsep wawasan dirgantara)
Kekuatan
di
udara
justru

yang

paling

menentukan.Kekuatan di udara mempunyai daya


tangkis terhadap ancaman dan dapat melumpuhkan
kekuatan lawan dengan penghancuran dikandang
lawan itu sendiri agar tidak mampu lagi bergerak
menyerang.
d. N.J. Spijkman (konsep wawasan kombinasi)
Wawasan kombinasi ini menghasilkan teori daerah
batas

(rimland).Teori

ini

banyak

dipakai

oleh

negarawan ahli geopolitik dan strategi untul menyusun


kekuatan bagi negaranya.
2.6.3. Faktor Geostrategi
Geostrategi adalah strategi dalam memanfaatkan
kondisi geografi negara untuk menentukan tujuan dan
kebijakan dalam pemanfaatan lingkungan mencapai tujuan
politik.Geostrategi juga merupakan metode mewujudkan
cita-cita

proklamasi

untuk

mempertahankan

integrasi

bangsa dalam masyarakat majemuk dan heterogin.


Indonesia berada pada posisi silang dunia yang
sangat strategis. Posisi silang Indonesia jika dikaji lebih
dalam, ternyata tidak hanya bersifat fisik-geografis saja,
tetapi juga bersifat sosial-politik, seperti berikut ini:

11

a.

Secara demografis, penduduk di sebelah selatan


jarang (Australia), sedang disebelah utara cukup

b.

padat (RRC).
Secara ideologis, terletak di antara liberalisme di
selatan dan komunisme di utara; antara liberal di

c.

selatan dan sistem diktator proletariat di utara.


Secara politis, sistem demokrasi liberal di selatan dan

d.

sistem diktator proletariat di utara.


Secara ekonomis, terletak di antara sistem ekonomi
kapitalis di selatan dan sistem ekonomi sosialis

e.

(terpusat) di utara.
Secara sosial, terletak di antara individualisme di

f.

selatan dan sosialisme di utara.


Secara budaya, terletak di antara kebudayaan barat di

g.

selatan dan kebudayaan timur di utara.


Secara hankam, terletak di antara pertahanan maritim
di selatan dan pertahanan kontinental di utara.
Keberadaan Indonesia di posisi silang ini juga
menimbulkan akulturasi dalam segala bidang seperti sosial
budaya, religi, bahasa, dan sebagainya. Ada dua alternatif
yang harus diambil bangsa Indonesia, (i) terus menerus
menjadi obyek lalu-lintas kekuatan dan (ii) ikut serta
mengatur lalu-lintas kekuatan dalam arti berperan sebagai
subyek.

2.6.4. Historis dan Yuridis Formal Wawasan Nusantara


Untuk memahami proses pemikiran tentang wawasan
nusantara perlu diadakan pendekatan secara historis dan
yuridis. UUD 1945 tidak menentukan secara tegas
mengenai batas-batas wilayah RI. Oleh karena itu, kita
mengacu pada pasal II Aturan Peralihan UUD 1945 yang
menyatakan bahwa Segala badan negara dan Peraturan

12

yang ada masih berlangsung berlaku selama belum


diadakan yang baru menurut UUD ini.
2.6.4.1.

Deklarasi Juanda
Upaya untuk menjadikan wilayah Indonesia
sebagai wilayah yang utuh dan tidak lagi terpisahpisah, adalah dengan mengganti territoriale Zee en
Mariteme Kringen Ordonantie, yakni dikeluarkan
Deklarasi Juanda tanggal 13 Desember 1957. Isi
Pokok Deklarasi Juanda adalah:
1. Perairan Indonesia adalah
Indonesia

beserta

laut

perairan

wilayah

pedalaman

Indonesia.
2. Laut wilayah Indonesia adalah jalur laut 12 mil
laut dari pulau-pulau terluar yang dihubungkan
dengan garis lurus antara pulau satu dengan
pulau lainnya.
3. Apabila ada selat yang lebarnya kurang dari 24
mil laut dan NKRI tidak merupakan satusatunya negara tepi (di sebelah wilayah RI ada
negara tetangga), maka batas wilayah laut RI
ditarik pada tengah selat.
4. Perairan pedalaman Indonesia adalah semua
perairan yang terletak pada sisi dalam dari
garis dasar.
Deklarasi ini kemudian dikukuhkan dengan
Undang-Undang Nomor 4/PRP tahun 1960 tentang
Perairan Indonesia.Deklarasi Juanda melahirkan
konsepsi Wawasan Nusantara, dimana laut tidak
lagi

sebagai

pemisah,

penghubung.Konsepsi
diperjuangkan

dalam

tetapi

Deklarasi
forum

sebagai
Juanda

Internasional

dan

mendapat pengukukan sekaligus sebagai kekuatan

13

hukum pada Konferensi PBB tanggal 30 April 1982


(Konferensi Hukum Laut) yang mengakui asas
Negara Kepulauan (Archipelego State).
Dari

segi

geografis

dan

sosial

budaya,

Indonesia merupakan negara dan bangsa dengan


wilayah dan posisi yang unik serta bangsa yang
heterogen. Keunikan wilayah dan heterogenitas
antara lain:
1.

Indonesia bercirikan negara kepulauan/maritim

2.

dengan jumlah 17.508 pulau.


Luas wilayah 5.192 juta Km; daratan 2,027 juta

3.

Km dan lautan seluas 3,166 juta km.


Jarak Utara-Selatan 1.888 juta Km dan Timur

4.

ke Barat 5.110 juta km.


Indonesia terletak di antara dua samudera dan

5.
6.
7.

dua benua (posisi silang).


Indonesia terletak pada garis Khatulistiwa.
Berada pada iklim tropis dengan dua musim.
Indonesia menjadi pertemuan dua jalur
pegunungan, yakni Mediterania dan Sirkum

8.

pasifik.
Berada pada 6 derajat LU, 11 derajat LS, 95

9.

derajat BT, 141 derajat BB.


Wilayah yang subur dan habitable (dapat

10.
11.

dihuni).
Kaya akan flora, fauna dan sumber daya alam.
Memiliki etnik yang banyak dan kebudayaan

12.

yang beragam.
Memiliki jumlah penduduk yang besar, sekitar
218,868 juta (tahun 2005).

2.6.4.2.

Konsep Landas Kontinen


Landas Kontinen ialah dasar laut yang secara
geologis maupun morfologi merupakan lanjutan dari
sebuah

kontinen

(benua).Kedalaman

lautnya

14

kurang dari 150 meter.Indonesia terletak pada dua


buah landasan kontinen, yaitu landasan kontinen
Asia dan landasan kontinen Australia.Adapun batas
landas kontinen tersebut diukur dari garis dasar,
yaitu paling jauh 200 mil laut. Jika ada dua negara
atau lebih menguasai lautan di atas landasan
kontinen, maka batas negara tersebut ditarik sama
jauh dari garis dasar masing-masing Negara.
2.6.4.3.

Konsep Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE) 200 mil


Zona Ekonomi Eksklusif adalah jalur laut
selebar 200 mil laut ke arah laut terbuka diukur dari
garis dasar.Di dalam zona ekonomi eksklusif ini,
Indonesia mendapat kesempatan pertama dalam
memanfaatkan sumber daya laut. Di dalam zona
ekonomi eksklusif ini kebebasan pelayaran dan
pemasangan kabel serta pipa di bawah permukaan
laut tetap diakui sesuai dengan prinsip -prinsip
Hukum Laut Internasional, batas landas kontinen,
dan batas zona ekohomi eksklusif antara dua
negara yang bertetangga saling tumpang tindih,
maka ditetapkan garis-garis yang menghubungkan
titik yang sama jauhnya dari garis dasar kedua
negara itu sebagai batasnya.
Saat ini telah ada lebih kurang 90 negara yang
mengeluarkan pernyataan tentang ZEE, yang
sering disebut Zone Perikanan. Indonesia adalah
negara kepulauan yang sebagian besar berbatasan
dengan lautan sering dihadapkan pada tindakan
sepihak oleh negara-negara sing yang kapalkapalnya masuk perairan wilayah Indonesia untuk
menguras ikan. Indonesia pada tanggal 21 Maret

15

1980 mengumumkan tentang Deklarasi Zone


Ekonomi Eksklusif Indonesia, yang dikukuhkan
dengan UU No. 5 Tahun 1983. Di dalam ZEEI
kebebasan

pelayaran

dan

penerbangan

internasional serta kebebasan pemasangan kabel


dan pipa di baawah permukaan laut dijamin sesuai
dengan hukum internasional.
2.6.4.4.

Ruang Angkasa
Kalau kita membagi secara horizontal maka kita
akan menghadapi batas

wilayah di darat dan di

laut, tetapi kalau kita membagi secara vertikal kita


akan menghadapi batas di ruang angkasa, di
dasar laut, dan tanah di bawahnya. Dalam
menerapkan
beberapa

Hukum

aliran

yang

Angkasa
perlu

terdapat

juga

dipertimbangkan.

Pertama ialah Teori Udara Bebas yang meliputi (i)


kebebasan ruang tanpa batas yang artinya dapat
dipergunakan oleh siapa pun, sehingga tidak ada
negara yang mempunyai hak dan kedaulatan di
ruang udara dan (ii) kebebasan ruang terbatas
yang terdiri atas dua ketentuan berikut:
1. Negara kolong berhak mengambil tindakan
tertentu untuk memelihara keamanan dan
keselamatan.
2. Negara kolong hanya mempunyai hak terhadap
wilayah tertentu.
Teori

yang

menyatakan

kedaulatan

suatu

negara haruslah terbatas adalah sebagai berikut:


a. Teori Keamanan
Fauchille
menyatakan

bahwa

negara

mempunyai kedaulatan wilayah udara dibatasi


dengan

kebutuhan

untuk

menjaga

16

keamanan.Pada tahun 1901 batas keamanan


ditentukan dengan ketinggian 1.500 m, tetapi
pada tahun 1910 diubah menjadi 500 m.
b. Teori Penguasaan Cooper
Pada tahun 1950 Cooper menyatakan bahwa
kedaulatan udara ditentukan oleh kemampuan
negara yang bersangkutan dalam menguasai
ruang udara di atas wilayahnya secara fisik dan
ilmiah.Teori ini menguntungkan bagi negaranegara yang memiliki teknologi tinggi (canggih),
sebaliknya

merugikan

bagi

negara-negara

berkembang.
c. Teori Udara Schachter
Schachter menyatakan bahwa wilayah udara
hendaknya sampai suatu ketinggian di mana
udara masih cukup mampu mengangkat atau
mengapungkan balon/pesawat udara.Pada saat
ini ketinggian tersebut lebih kurang 30 mil dari
muka bumi.
Kedua,
Udara.Belum

ialah
ada

Teori

Negara

kesepakatan

Berdaulat
di

di

forum

internasional mengenai teori ini.


2.7.

Asas Wawasan Nusantara


Merupakan ketentuan-ketentuan atau kaidah-kaidah dasar
yang harus dipatuhi, ditaati, dipelihara, dan diciptakan demi tetap
taat dan setianya komponen pembentuk bangsa Indonesia
terhadap kesepakatan bersama.Jika hal ini diabaikan, maka
komponen pembentuk kesepakatan bersama akan melanggar
kesepakatan bersama tersebut, yang berarti bahwa tercerai
berainya bangsa dan negara Indonesia. Asas Wawasan Nusantara
adalah ketentuan-ketentuan dasar yang harus dipatuhi, ditaati,
dipelihara dan diciptakan agar terwujud demi tetap taat dan

17

setianya

komponen/unsur

pembentuk

bangsa

Indonesia

(suku/golongan) terhadap kesepakatan (commitment) bersama.


Asas Wawasan Nusantara terdiri dari:
1. Kepentingan/ Tujuan yang sama
2. Keadilan
3. Kejujuran
4. Solidaritas
5. Kerjasama
6. Kesetiaan terhadap kesepakatan
Tujuannya adalah menjamin kepentingan nasional dalam
dunia yang serba berubah dan ikutserta melaksanakan ketertiban
dunia.
Arah Pandang Wawasan Nusantara:
1. Arah Pandang ke Dalam
Arah pandang ke dalam bertujuan menjamin perwujudan
persatuan kesatuan segenap aspek kehidupan nasional, baik
aspek alamiah maupun aspek sosial .Arah pandang ke dalam
mengandung arti bahwa bangsa Indonesia harus peka dan
berusaha untuk mencegah dan mengatasi sedini mungkin
faktor-faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa dan
harus

mengupayakan

tetap

terbina

dan

terpeliharanya

persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan.


2. Arah Pandang ke Luar
Arah pandang keluar ditujukan demi terjaminnya kepentingan
nasional dalam dunia yang serba berubah maupun kehidupan
dalam negri serta dalam melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial, serta kerjasama dan sikap saling hormat menghormati.
Arah pandang ke luar mengandung arti bahwa dalam
kehidupan

internasionalnya,

bangsa

Indonesia

harus

berusaha mengamankan kepentingan nasionalnya dalam


semua aspek kehidupan, baik politik, ekonomi, sosial budaya
maupun pertahanan dan keamanan demi tercapainya tujuan

18

nasional sesuai dengan yang tertera pada Pembukaan UUD


1945.
2.8.

Kedudukan Wawasan Nusantara


Wawasan nusantara memiliki dua kedudukan, antara lain:
1. Wawasan nusantara sebagai wawasan nasional bangsa
Indonesia merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya oleh
seluruh

rakyat

agar

tidak

terjadi

penyesatan

dan

penyimpangan dalam upaya mencapai serta mewujudkan citacita dan tujuan nasional.
2. Wawasan nusantara dalam paradigma nasional dapat dilihat
dari stratifikasinya sebagai berikut:
a. Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa dan dasar
negara berkedudukan sebagai landasan idiil.
b. Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusi
negara, berkedudukan sebagai landasan konstitusional.
c. Wawasan nusantara sebagai visi nasional, berkedudukan
sebagai landasan visional.
d. Ketahanan nasional sebagai konsepsi nasional atau
sebagai kebijaksanaan nasional, berkedudukan sebagai
landasan operasional.
2.9.

Implementasi Wawasan Nusantara Bagi Bangsa Indonesia


2.9.1. Kehidupan Politik
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
mengimplementasikan wawasan nusantara, yaitu:
a.
Pelaksanaan kehidupan politik yang diatur

dalam

undang-undang, seperti UU Partai Politik, UU Pemilihan


Umum, dan UU Pemilihan Presiden. Pelaksanaan
undang-undang tersebut harus sesuai hukum dan
mementingkan

persatuan

bangsa.Contohnya

seperti

dalam pemilihan presiden, anggota DPR, dan kepala


daerah harus menjalankan prinsip demokratis dan
keadilan, sehingga tidak menghancurkan persatuan dan
kesatuan bangsa.

19

b.

Pelaksanaan kehidupan bermasyarakat dan bernegara


di Indonesia harus sesuai denga hukum yang berlaku.
Seluruh bangsa Indonesia harus mempunyai dasar
hukum yang sama bagi setiap warga negara, tanpa
pengecualian. Di Indonesia terdapat banyak produk
hukum

yang

dapat

diterbitkan

oleh

provinsi

dan

kabupaten dalam bentuk peraturan daerah (perda) yang


tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku secara
nasional.
Mengembangkan sikap hak asasi manusia dan sikap

c.

pluralisme untuk mempersatukan berbagai suku, agama,


dan bahasa yang berbeda, sehingga menumbuhkan
d.

sikap toleransi.
Memperkuat komitmen politik terhadap partai politik dan
lembaga pemerintahan untuk meningkatkan semangat

e.

kebangsaan dan kesatuan.


Meningkatkan
peran
Indonesia

dalam

kancah

internasional dan memperkuat korps diplomatik sebagai


upaya penjagaan wilayah Indonesia terutama pulaupulau terluar dan pulau kosong.
2.9.2. Kehidupan Ekonomi
Wilayah nusantara mempunyai potensi ekonomi yang
tinggi, seperti posisi khatulistiwa, wilayah laut yang luas,
hutan tropis yang besar, hasil tambang dan minyak yang
besar, serta memeliki penduduk dalam jumlah cukup
besar.Oleh karena itu, implementasi dalam kehidupan
ekonomi harus berorientasi pada sektor pemerintahan,
pertanian, dan perindustrian.
Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keadilan
dan keseimbangan antardaerah.Oleh sebab itu, dengan

20

adanya otonomi daerah dapat menciptakan upaya dalam


keadilan ekonomi.
Pembangunan ekonomi harus melibatkan partisipasi
rakyat, seperti dengan memberikan fasilitas kredit mikro
dalam pengembangan usaha kecil.
2.9.3. Kehidupan Sosial
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan
sosial, yaitu:
a. Mengembangkan kehidupan bangsa yang serasi antara
masyarakat yang berbeda, dari segi budaya, status
sosial, maupun daerah. Contohnya dengan pemerataan
pendidikan di semua daerah dan program wajib belajar
harus diprioritaskan bagi daerah tertinggal.
b. Pengembangan budaya Indonesia, untuk melestarikan
kekayaan Indonesia, serta dapat dijadikan kegiatan
pariwisata

yang

memberikan

sumber

pendapatan

nasional maupun daerah. Contohnya dengan pelestarian


budaya, pengembangan museum, dan cagar budaya.
2.9.4. Kehidupan Pertahanan dan Keamanan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan
pertahanan dan keamanan, yaitu:
a. Kegiatan pembangunan pertahanan dan keamanan
harus memberikan kesempatan kepada setiap warga
negara untuk berperan aktif, karena kegiatan tersebut
merupakan kewajiban setiap warga negara, seperti
memelihara lingkungan tempat tinggal, meningkatkan
kemampuan

disiplin,

melaporkan

hal-hal

yang

mengganggu keamanan kepada aparat dan belajar


kemiliteran.
b. Membangun rasa persatuan, sehingga ancaman suatu
daerah atau pulau juga menjadi ancaman bagi daerah
21

lain. Rasa persatuan ini dapat diciptakan dengan


membangun solidaritas dan hubungan erat antara warga
negara

yang

berbeda

daerah

dengan

kekuatan

keamanan.
c. Membangun TNI yang profesional serta menyediakan
sarana dan prasarana yang memadai bagi kegiatan
pengamanan wilayah Indonesia, terutama pulau dan
wilayah terluar Indonesia
2.10. Studi Kasus
2.10.1.
Kronologi Kasus
Daerah Istimewa Yogyakarta adalah daerah istimewa
setingkat provinsi di Indonesia yang merupakan peleburan
bebas kesultanan Yogyakarta dari Kadipaten Pakualaman.
Di daerah DIY banyak sekali keanekaragaman budaya baik
itu tarian, pakaian, makanan, dan bangunan-bangunan
bersejarah. Pariwisata merupakan sektor utama bagi DIY.
Banyaknya objek dan daya tarik wisata di DIY telah
menyerap banyak kunjungan wisatawan baik lokal maupun
asing. Bentuk wisatanya meliputi wisata MICE (Meeting
Incentive Convention and Exhibition), wisata budaya, alam,
wisata minat khusus dan berbagai fasilitas wisata lainnya,
serta berbagai bangunan warisan budaya yang tersebar di
tiga belas kawasan cagar budaya, salah satunya bangunan
Cina Tjan Bian Thiong. Bangunan berarsitektur tionghoa
yang beralamat di Jalan Pajeksan nomor 16, Yogyakarta,
seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman serta
pertumbuhan

penduduk

yang

tanpa

diiringi

dengan

perluasan wilayah sehingga membuat Daerah Istimewa


Yogyakarta semakin padat. Imbasnya bangunan Tjan Bian
Thiong yang telah ditetapkan sebagai bangunan warisan
budaya Kota Yogyakarta dengan surat keputusan Walikota

22

Yogyakarta No.BWD 798/KEP/2009 harus menjadi korban


proyek pembangunan Hotel Amaris Malioboro setinggi
delapan lantai.
2.10.2.

Analisis
Dari kronologi kasus diatas dapat kita lihat salah satu

dari banyak kasus penggusuran bangunan warisan budaya


yang

terdapat

di

Indonesia.

Padahal,

penggusuran

bangunan Tjan Bian Thiong merupakan bentuk perusakan


sesuai yang diatur oleh peraturan perundangundangan
sebagai berikut:
1. UU No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya (Pasal
66 Ayat 1)
2. Perda Provinsi D.I. Yogyakarta No. 6 Tahun 2012
tentang Pelestarian Warisan Budaya dan Cagar Budaya
(Bab VII Pasal 65 Ayat 1)
3. Pergub D.I. Yogyakarta

No.

62

Tahun

2013

tentangPelestarian Cagar Budaya (Pasal 2 ayat 1 huruf


[a] jo Pasal 23 ayat 1)
4. Perda Kota Yogyakarta No. 2 Tahun 2012 tentang
Bangunan Gedung (Bab X Pasal 82 Ayat 2 dan Ayat 4
jo Pasal 58 Ayat 3 huruf [d])
5. Surat
Keputusan
Walikota

Yogyakarta

No.

798/KEP/2009
Fakta perusakan ini telah diadukan oleh Elanto
Wijoyono kepada Lembaga Ombudsman Daerah Istimewa
Yogyakarta (LO DIY) pada tanggal 2 Februari 2015. Pihak
teradu adalah Pemerintah Kota Yogyakarta. LO DIY dalam
tindak lanjut atas laporan ini kemudian menemukan bukti
terjadinya mal administrasi yang dilakukan oleh Pemerintah
Kota Yogyakarta, sehingga berdampak hancurnya BWB di
Jl. Pajeksan No. 16 Yogyakarta. Temuan LO DIY meliputi:

23

1. Pemerintah

Kota

Yogyakarta

menerbitkan

Izin

Mendirikan Bangunan (IMB) Hotel Amaris Malioboro


dengan alamat Jl. Pajeksan No. 10 yang berada di
Persil Hak Guna Bangunan No. 439 yang berasal dari
4persil dengan No. 148, 149, 150, dan 170. Empat
persil itu semula berada pada Jl. Pajeksan No. 10, 12,
14, dan 16. Padahal, di Jl. Pajeksan No. 16 berdiri BWB
Tjan Bian Thiong. Pada saat IMB Hotel Amaris
Malioboro terbit pada tahun 24 Maret 2014 dengan
Nomor 0226/GT/2014, wujud fisik BWB Tjan Bian
Thiong tidak ada lagi di lokasi tersebut. IMB Hotel
Amaris Malioboro tidak menyertakan pemberian Izin
Rekonstruksi BWB di Jl. Pajeksan No. 10, 12, 14, dan
16 Kota Yogyakarta.
2. Penerbitan Pemberian Izin Rekonstruksi oleh Walikota
Yogyakarta No. 430/1126 perihal Pemberian Izin
Rekonstruksi BWB di Jl. Pajeksan No. 16, 14, 12, dan
10 Kota Yogyakarta baru terbit pada tanggal 10 April
2015. Seharusnya, izin rekonstruksi oleh Walikota
Yogyakarta dikeluarkan sebelum IMB Hotel Amaris
Malioboro diterbitkan.
3. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta
dalam

melakukan

penerbitan

kajian

rekomendasi

teknis
sebagai

dalam
prasyarat

rangka
IMB,

seharusnya sejak awal wajib melibatkan peran Tim


Pertimbangan Pelestarian Warisan Budaya (TP2WB)
Kota Yogyakarta. Namun, faktanya, dalam kajian
rekomendasi persyaratan IMB Hotel Amaris Malioboro,
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta
tidak melibatkan TP2WB sebagai bagian unsur penting.
24

Akibatnya, pemrakarsa pembangunan Hotel Amaris


Malioboro menganggap tidak ada larangan perobohan
bangunan tersebut. Dalam penerbitan rekomendasi
ditemukan beberapa surat rekomendasi yang secara
substansi dan struktur berbeda dengan nomor yang
sama dalam penerbitan Rekomendasi IMB sebagai
persyaratan pembangunan Hotel Amaris Malioboro.
4. Dalam penerbitan Rekomendasi dan Surat Keputusan
oleh instansi teknis, ditemukan adanya subjek hukum
yang berbeda, meliputi:
a. Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Yogyakarta
menerbitkan Rekomendasi dan Surat Keputusan
Kepala BLH tentang Izin Lingkungan memuat dua
subjek hukum yang berbeda. Surat Rekomendasi
No. 660/2119 atas nama PT Bumirejo Mulyo
Lestari. Surat Keputusan

Kepala

BLH

Kota

Yogyakarta No. 188/2120/KEP/2013 tentang Izin


Lingkungan untuk Usaha dan/atau Kegiatan Hotel
Amaris Malioboro di Kelurahan Sosromenduran,
Kecamatan Gedongtengen, Kota Yogyakarta atas
nama Perusahaan Hotel Amaris Malioboro.
b. Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta menerbitkan
surat

No.

551/572

perihal Analisis

Dampak

Lalulintas tertanggal 28 Februari 2014 ditujukan


kepada Eko Bimantoro (PT Bumirejo Mulyo
Lestari).
c. Penerbitan Surat Rekomendasi Instalasi Proteksi
Kebakaran pada Bangunan No. 364/022/II/2014

25

tertanggal 28 Februari 2014 atas nama Eko


Bimantoro

yang

Permohonan

didasarkan

Rekomendasi

pada

Instalasi

Surat
Proteksi

Kebakaran tertanggal 28 Februari 2014.


Pemerintah Provinsi D.I. Yogyakarta telah menyatakan
secara tegas bahwa keberadaan Warisan Budaya dan Cagar
Budaya di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan
kekayaan kultural yang mengandung nilai-nilai kearifan
budaya lokal. Hal ini penting sebagai dasar pembangunan
kepribadian, pembentukan jati diri, serta benteng ketahanan
sosial budaya masyarakat D.I. Yogyakarta. Saat ini, kondisi
cagar budaya dan warisan budaya yang ada di D.I.
Yogyakarta sangat memprihatinkan, disebabkan antara lain
karena tuntutan perkembangan ekonomi yang sangat pesat.
Banyak bangunan cagar budaya

yang diubah, tidak

menampakkan lagi bentuk bangunan aslinya.


Kasus yang terjadi diatas menunjukkan kurangnya
kepedulian kita sebaga warga negara Indonesia yang
mencintai dan melestarikan budayanya. Oleh karena itu kita
sebagai warga negara yang baik khususnya para generasi
muda, sepantasnya belajar tentang budaya dalam negeri
dan

ikut

serta

dalam

menjaga

dan

melestarikan

keutuhannya.

26

BAB III
PENUTUP
3.1.

Simpulan
Dari pembahasan di atas dapat kami artikan bahwa:
1. Wawasan Nusantara dapat diartikan sebagai cara pandang
bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan
ide

nasionalnya

yang

dilandasi

Pancasila

dan

UUD

1945dalam mencapai tujuan nasional dengan mengutamakan


persatuan dan kesatuan.
2. Hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan nusantara,
dalam pengertian cara pandang yang selalu utuh menyeluruh
dalam lingkup nusantara demi kepentingan nasional.
27

3. Unsur-unsur Wawasan Nusantara terdiri dari tiga unsur, yaitu


dalam bentuk wadah (contour), isi (content), dan tata laku
(conduct).
4. Pokok-pokok

wawasan

nusantara

dinyatakan

sebagai

wawasan dalam mencapai tujuan pembangunan nasional


adalah

wawasan

nusantara

yang

mencakupperwujudan

kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik, sosial dan


budaya, ekonomi, serta pertahanan dan keamanan.
5. Dasar pemikiran Wawasan Nusantara ditinjau dari latar
belakang berdasarkan falsafah Pancasila, latar belakang
pemikiran aspek Kewilayahan Nusantara, aspek Sosial
Budaya Bangsa Indonesia, dan aspek Kesejarahan Bangsa
Indonesia
6. Faktor-faktor yang memengaruhi Wawasan Nusantara, yaitu
faktor geografis, faktor geopolitik, faktor geografis, serta
historis dan yuridis formal.
7. Asas Wawasan Nusantara adalah ketentuan-ketentuan dasar
yang harus dipatuhi, ditaati, dipelihara dan diciptakan agar
terwujud demi tetap taat dan setianya komponen/unsur
pembentuk

bangsa

Indonesia

(suku/golongan)

terhadap

kesepakatan (commitment) bersama.


8. Wawasan Nusantara memiliki dua kedudukan, yaitu Wawasan
Nusantara sebagai wawasan nasional bangsa Indonesia dan
Wawasan Nusantara dalam paradigma nasional.
9. Wawasan nusantara diharapkan dapat diimplementasikan ke
dalam berbagai bidang, yaitu politik, ekonomi, sosial budaya
dan pertahanan keamanan.
10. Studi kasus Wawasan Nusantara ini adalahtentang bangunan
Cina berarsitektur tionghoa, Tjan Bian Thiong yang beralamat
di Jalan Pajeksan nomor 16, Yogyakarta, harus menjadi
korban proyek pembangunan Hotel Amaris Malioboro setinggi
delapan lantai. Padahal, bangunan ini telah ditetapkan
sebagai warisan budaya Kota Yogyakarta dengan surat

28

keputusan Walikota Yogyakarta No.BWD 798/KEP/2009.


Kasus tersebut menunjukkan kurangnya kepedulian kita
sebagai warga negara Indonesia yang mencintai dan
melestarikan budayanya. Sebagai warga negara yang baik
khususnya para generasi muda, sepantasnya belajar tentang
budaya dalam negeri dan ikut serta dalam menjaga dan
melestarikan keutuhannya.
3.2.

Saran
Untuk para pembaca semoga dengan ini kita bisa bersama
mewujudkan tujuan dan cita-cita bangsa.Untuk pemerintahan
Indonesia semoga lebih baik lagi dalam mengolah wawasan
nusantara sehingga mencapai tujuan yang diharapkan tanpa ada
kecurangan maupun banyak penyimpangan yang menyertainya.

DAFTAR PUSTAKA
Sumarsono. S, Agus Susarso, dkk. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan.
Jakarta: Gramedia Pustaka.
Sunarso, Kus Eddy Sartono, dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan.
Yogyakarta: UNY Press.
Kaelan, dan Achmad Zubaidi. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan.
Yogyakarta: Paradigma Yogyakarta.
Ari. 2011. Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Wawasan Nusantara. Diakses
dari

http://ariaaja.wordpress.com/2011/05/11/pengertian-fungsi-dan-

tujuan-wawasan-nusantara/ . Pada tanggal 14 September 2015.


Hidayat, Taufik. 2013. Pengertian, Hakekat dan Kedudukan Wawasan
Nusantara.

Di

akses

dari

http://welcome

taufikhidayat.blogspot.com/2013/05/pengertian-hakekat-dankedudukan.html. Pada tanggal 14 September 2015.

29

http://galihbazhari.blogspot.com/2014/03/makalah-wawasannusantara.html. Pada tanggal 17 Oktober 2015.


Konsep

Wawasan

Benua

Dirgantara.

Diakses

dari

http://tamrinarea.blogspot.com/2011/03/konsep-wawasan-benuadirgantara-dan.html. Pada tanggal 06 Oktober 2015.


Purnamasari,

Dian.

2012.

Wawasan

Nusantara.

Diakses

dari

http://purnamasaridian22.blog.com/2012/03/27/wawasan-nusantara/.
Pada tanggal 17 Oktober 2015.

30

Anda mungkin juga menyukai