Disusun Oleh
Dewinta 1810153013119101590131
PENDAHULUAN
a. LATAR BELAKANG
Kondisi obyektif geografi Nusantara yang terdiri dari ribuan pulau-pulau yang tersebar
dan terbentang di khatulistiwa serta terletak pada posisi silang yang strategis, memiliki
karakteristik atau watak yang berbeda dengan negara lainnya. Namun apabila keadaan
lingkungan alam yang seperti itu tidak di dampingi dengan persatuan bangsa dan kesatuan
wilayah negara, maka akan menjadi sesuatu yang sia-sia. Atas pertimbangan diatas maka
dimaklumkanlah “Deklarasi Djuanda” pada tanggal 13 Desember 1957 yang berisi konsep
dasar wilayah kepulauan. Sebagai bangsa yang besar, Indonesia memiliki keanekaragaman
budaya yang menjadi identitas dari bangsa Indonesia. Namun saat ini masih banyak
masyarakat yang saling mementingkan suku, ras, dan agama mereka masing-masing. Hal ini
membuat terjadinya berbagai konflik antar masyarakat yang berbeda suku atau agama. Oleh
karena ini diperlukan pemahaman atas wawasan nusantara yang diangkat dalam Tap:
IV/MPR/1973 tentang GBHN dalam bab II huruf “E” sebagai nilai dasar Ketahanan
Nasional serta sebagai pemersatu keragaman budaya bangsa.
b. RUMUSAN MASALAH
c. TUJUAN PENULISAN
BAB II
PEMBAHASAN
Bangsa Indonesia dalam kehidupan negaranya memiliki suatu wawasan nasional yang
disebut Wawasan Nusantara. Hakikat Wawasan Nusantara adalah cara pandang yang utuh
dan menyeluruh dalam lingkup nusantara demi kepentingan nasional Indonesia. Atau dengan
pengertian lengkap, Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap Bangsa Indonesia
mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuandengan tetap menghargai dan menghormati
kebhinekaan di dalam setiap aspek kehidupan nasional untuk mencapai tujuan nasional
Indonesia. Makna yang dapat ditangkap dari pengertian tersebut, bahwa Wawasan Nusantara
mengajarkan kepada kita cara pandang dan sikap yang benar terhadap keberadaan negara dan
bangsa Indonesia yang nota bene diwarnai oleh berbagai macam perbedaan, agar dalam
kondisi perbedaan itu dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa serta dapat
mencapai tujuan nasional.
Geopolitik secara etimologi berasal dari bahasa yunani, yaitu Geo yang berarti bumi
dan tidak lepas dari pengaruh letak serta kondisi geografis bumi yang menjadi wilayah
hidup.Geopolitik dimaknai sebagai penyelenggaraan. Negara yang setiap kebijakannya
dikaitkan dengan masalah-masalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa.
Istilah geopolitik pertama kali diartikan oleh Frederich Ratzel sebagai ilmu bumi
politik (political geography) yang kemudian diperluas oleh Rudolf Kjellen
menjadi geographical politic, disingkat geopolitik.
Teori-Teori Geopolitik :
Berdasarkan fakta geografis dan sejarah inilah, wilayah Indonesia beserta apa yang
ada di dalamnya dipandang sebagai satu kesatuan. Pandangan atau Wawasan nasional
Indonesia ini dinamakan Wawasan Nusantara.Wawasan Nusantara sebagai konsepsi
geopolitik bangsa Indonesia.
a. Landasan Idiil
Landasan Idiil Wawasan Nusantara adalah Pancasila. Pancasila sebagai dasar negara
juga termasuk mendasari keberadaan Wawasan Nusantara. Pelaksanaan Pancasila dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
b. Landasan Konstitusional
a. Wadah (Countour)
Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara meliputi seluruh wilayah
Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan alam dan penduduk serta
aneka ragam budaya ialah bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
b. Isi (Content)
“Isi” adalah aspirasi bangsa yang berkembang dimasyarakat dan cita-cita serta
tujuan nasional yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945.Isi ini sendiri menyangkut
dua hal yang esensial, yakni :
“Tata laku” merupakan hasil interaksi antara “wadah” dan “isi” yang terdiri dari tata
laku bathiniah dan lahiriah. Tata laku mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang
baik dari bangsa Indonesia, sedangkan Tata laku lahiriah tercermin dalam tindakan,
perbuatan dan perilaku dari bangsa Indonesia.
Arah Pandang Wawasan Nusantara ada dua yaitu ke Dalam dan ke Luar.
Arah pandang ke luar dijutukan demi terjaminnya kepentingan nasional dalam dunia
yang serba berubah, dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial serta mengembangkan suatu
kerjasama dan saling hormat-menghormati. Arah pandang ke luar, mengandung arti
bahwa bangsa Indonesia dalam semua aspek kehidupan internasional harus berusaha
untuk mengamankan kepentingan nasional dalam semua aspek kehidupan baik politik,
ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan dan keamanan demi tercapainya tujuan
nasional sesuai yang tertera pada pembukaan UUD 1945.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan pertahanan dan keamanan,
yaitu :
Kegiatan pembangunan pertahanan dan keamanan harus memberikan
kesempatan kepada setiap warga negara untuk berperan aktif, karena
kegiatan tersebut merupakan kewajiban setiap warga negara, seperti
memelihara lingkungan tempat tinggal, meningkatkan kemampuan
disiplin, melaporkan hal-hal yang mengganggu keamanan kepada aparat
dan belajar
Membangun rasa persatuan, sehingga ancaman suatu daerah atau pulau
juga menjadi ancaman bagi daerah lain. Rasa persatuan ini dapat
diciptakan dengan membangun solidaritas dan hubungan erat antara warga
negara yang berbeda daerah dengan kekuatan keamanan.
Membangun TNI yang profesional serta menyediakan sarana dan
prasarana yang memadai bagi kegiatan pengamanan wilayah Indonesia,
terutama pulau dan wilayah terluar Indonesia.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas kita dapat menyimpulkan secara umum Wawasan Nusantara
adalah keutuhan nusantara/nasional, dalam pengertiannya yaitu cara pandang yang secara
utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara dan demi kepentingan nasional.Bangsa Indonesia
memiliki berbagai budaya yang tersebar diseluruh wilayah.Berbagai perbedaan kebudayaan
adalah keanekaragaman budaya yang menjadi identitas dari bangsa Indonesia.Namun tidak
dipungkiri bahwa keaneragaman budaya bisa saja menimbulkan berbagai konflik yang terjadi
dalam masyarakat.Karena itu diperlukan Wawasan Nusantara sebagai nilai dasar Ketahanan
Nasional serta sebagai pemersatu keragaman budaya bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.dosenpendidikan.com/
Santoso Budi, dkk. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.