Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENDIDIKAN KEWRGANEGARAAN

WAWASAN NUSANTARA

Disusun oleh :
MONICA IRFAL PARADILA
F1D219051

Dosen Pengampu:
PRADITA EKO PRASETYO UTOMO, S.Pd., M.Cs

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKENOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini di buat untuk membantu
mahasiswa memahami materi Mata Kuliah Umum Pendidikan Kewarganegaraan
khususnya tentang  wawasan nusantara.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat di perlukan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis mohon maaf apabila dalam makalah ini masih banyak kesalahan.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembaca, serta menjadi
pintu gerbang ilmu pengetahuan khususnya Mata Kuliah Umum Pendidikan
Kewarganegaraan.
Jambi,7 April 2020

Monica Irfal Paradila


F1D219051
 
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah wawasan berasal dari kata “wawas” yang berarti pandangan, tinjauan, atau
penglihatan indrawi. Akar kata ini membentuk kata “mawas” yang berarti “memandang”,
meninjau atau melihat atau cara melihat. Kata wawasan berarti pandangan, tinjauan,
penglihatan atau tanggap indrawi, sedangakan istilah nusantara dipergunakan untuk
menggambarkan kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau Indonesia yang
terletak diantara samudra pasifik dan samudra Indonesia serta diantara benua asia dan
benua Australia.
 Wawasan nusantara sebagai geopolitik dan landasan visional bangsa Indonesia pada
hakikatnya merupakan perwujudan ideology pancasila. Wawasan nusantara mengarahkan
visi bangsa Indonesia untuk mewujudkan kesatuan dan keserasian dalam berbagai bidang
kehidupan nasional seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, social budaya dan pertahanan
keamanan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan wawasan nusantara.
2. Bagaimana Wawasan Nusantara sebagai geologi Indonesia.
3. Apa landasan Wawasan Nusantara.
4. Apasaja unsur-unsur dasar wawasan nusantara.
5. Bagaimana arah pandang wawasan nusantara.
6. Bagaimana kedudukan, fungsi, dan tujuan wawasan nusantara.
7. Apa saja sasaran implementasi dari wawasan nusantara.
8. Contoh kasus tentang wawasan nusantara dan bagaimana solusi untuk
menghadapinya.
9. Penjelasan Tentang  Devide Et Impera Yg Bangsa Belanda Lakukan Kepada Bangsa
Indonesia.

1.3 Tujuan
Membekali mahasiswa dalam mengetahui informasi tentang landasan wawasan
nusantara , unsure dasar wawasan nusantara dan hakekat wawasan nusantara.
1. Untuk mengetahui pengertian dari wawasan nusantara.
2. Untuk mengetahui fungsi wawasan nusantara.
3. Untuk mengetahui pengertian wawasan nusantara sebagai kesatuan politik,
ekonomi dan budaya.
4. Untuk mengetahui tujuan wawasan nusantara.
5. Untuk mengetahui contoh permasalahan wawasan nusantara di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Hakikat Wawasan Nusantara


Bangsa Indonesia dalam kehidupan negaranya memiliki suatu wawasan nasional yang
disebut Wawasan Nusantara. Hakikat Wawasan Nusantara adalah cara pandang yang utuh
dan menyeluruh dalam lingkup nusantara demi kepentingan nasional Indonesia. Atau
dengan pengertian lengkap, Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap Bangsa
Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuandengan tetap menghargai dan
menghormati kebhinekaan di dalam setiap aspek kehidupan nasional untuk mencapai
tujuan nasional Indonesia.
Makna yang dapat ditangkap dari pengertian tersebut, bahwa Wawasan Nusantara
mengajarkan kepada kita cara pandang dan sikap yang benar terhadap keberadaan negara
dan bangsa Indonesia yang nota bene diwarnai oleh berbagai macam perbedaan, agar
dalam kondisi perbedaan itu dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa serta
dapat mencapai tujuan nasional. Adapun persatuan dan kesatuan yang diwujudkan
bukanlah persatun dan kesatuan yang bibangun diatas penyeragaman, melainkan
persatuan dan kesatuan yang dibangun dengan tetap menghargai terdapatnya perbedaan.

2.2 Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia


Geopolitik sebagai Ilmu Bumi Politik. Geopolitik secara etimologi berasal dari bahasa
yunani, yaitu Geo yang berarti bumi dan tidak lepas dari pengaruh letak serta kondisi
geografis bumi yang menjadi wilayah hidup.Geopolitik dimaknai sebagai penyelenggaraan
Negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalah-masalah geografi wilayah atau
tempat tinggal suatu bangsa. Istilah geopolitik pertama kali diartikan oleh Frederich Ratzel
sebagai ilmu bumi politik (political geography) yang kemudian diperluas oleh Rudolf Kjellen
menjadi geographical politic, disingkat geopolitik.
Teori-Teori Geopolitik : 
 Teori Geopolitik Frederich Ratzel (1844-1904), berpendapat bahwa negara itu seperti
organisme yang hidup. Pertumbuhan Negara mirip dengan pertumbuhan organisme
yang memerlukan ruang hidup (lebensraum) yang cukup agar dapat tumbuh
dengan subur. Makin luas ruang hiduo maka Negara akan semakin bertahan, kuat,
dan maju. Teori ini dikenal sebagai teori organisme atau teori biologis.
 Teori Geopolitik Rudolf Kjellen (1864-1922), Negara adalah satuan dan sistem politik
yang menyeluruh yang meliputi bidang geopolitik, ekonomi politik , demo politik
social politik, dan krato politik. Negara sebagai organisme yang hidup dan
intelektual harus mampu mempertahankan dan mengembangkan dirinya dengan
melakukan ekspansi.
2.3 Paham Geopolitik Bangsa Indonesia
Paham geopolitik bangsa Indonesia terumuskan dalam konsepsi Wawasan
Nusantara.Bagi bangsa Indonesia, geopolitik merupakan pandangan baru dalam
mempertimbangkan faktor-faktor geografis wilayah Negara untuk mencapai tujuan
nasionalnya.Untuk Indonesia, geopolitik adalah kebijakan dalam rangka mencapai tujuan
nasional dengan memamfaatkan keuntungan letak geografis Negara berdasarkan
pengetahuan ilmiah tentang kondisi geografis tersebut.
Secara geografis, Indonesia memiliki ciri khas, yakni diapit dua samudra dan dua
benua serta terletak dibawah orbit Geostationary Satellite Orbit (GSO). Dan Indonesia bisa
bisa disebut sebagai Benua Maritim Indonesia.Wilayah Negara Indonesia tersebut
dituangkan secara yuridis formal dalam Pasal 25A UUD 1945 Amandemen IV.Atas dasar
itulah Indonesia mengembangkan paham geopolitik nasionalnya, yaitu Wawasan
Nusantara.Dan secara historis, wilayah Indonesia sebelumnya adalah wilayah bekas
jajahan Belanda yang dulunya disebut Hindia Belanda.
Berdasarkan fakta geografis dan sejarah inilah, wilayah Indonesia beserta apa yang ada
di dalamnya dipandang sebagai satu kesatuan. Pandangan atau Wawasan nasional
Indonesia ini dinamakan Wawasan Nusantara. Wawasan Nusantara sebagai konsepsi
geopolitik bangsa Indonesia.

A. Landasan Wawasan Nusantara


Wawasan Nusantara memiliki dua landasan yaitu :
 Landasan Idiil
Landasan Idiil Wawasan Nusantara adalah Pancasila.Pancasila sebagai dasar negara
juga termasuk mendasari keberadaan Wawasan Nusantara. Pelaksanaan Pancasila
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara antara lain mensyukuri
anugerah konstelasi dan posisi geografi serta isi dan potensi yang memiliki oleh
wilayah nusantara.
 Landasan Konstitusional
Landasan konstitusional Wawasan Nusantara adalah Undang-Undang Dasar 1945,
karena undang-undang dasar itulah yang merupakan konstitusi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Wujudnya anatara lain dalam bentuk
negara kesatuan serta penguasaan oleh negara atas bumi, air, dan dirgantara.
B. Unsur-Unsur Dasar Wawasan Nusantara
Unsur-Unsur Dasar Wawasan Nusantara ada 3, yaitu :
 Wadah (Countour)
Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara meliputi seluruh
wilayah Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan alam dan
penduduk serta aneka ragam budaya ialah bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia.
 Isi (Content)
“Isi” adalah aspirasi bangsa yang berkembang dimasyarakat dan cita-cita serta
tujuan nasional yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945.Isi ini sendiri
menyangkut dua hal yang esensial, yakni :
1. Relasasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama, dan perwujudannya,
pencapaian cita-cita dan tujuan nasional.
2. Persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang meliputi semua aspek
kehidupan nasional.
 Tata Laku (Conduct)
“Tata laku” merupakan hasil interaksi antara “wadah” dan “isi” yang terdiri dari tata
laku bathiniah dan lahiriah. Tata laku bathiniah mencerminkan jiwa, semangat dan
mentalitas yang baik dari bangsa Indonesia, sedangkan Tata laku lahiriah tercermin
dalam tindakan, perbuatan dan perilaku dari bangsa Indonesia.

C. Arah Pandang Wawasan Nusantara


  Arah Pandang Wawasan Nusantara ada dua yaitu ke Dalam dan  ke Luar.
 Arah Pandang Ke Dalam
Arah pandang ke dalam bertujuan menjamin perwujudan persatuan kesatuan
segenap aspek kehidupan nasional, baik aspek alamiah maupun aspek sosial.Arah
pandang ke dalam mengandung arti bahwa bangsa Indonesia harus peka dan
berusaha untuk mencegah dan mengatasi sedini mungkin factor-faktor penyebab
timbulnya disintegrasi bangsa dan harus mengupayakan tetap terbina dan
terpeliharanya persatuan persatuan dan kesatuan dalam kebinekaan.
 Arah Pandang ke Luar
Arah pandang ke luar dijutukan demi terjaminnya kepentingan nasional dalam
dunia yang serba berubah, dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial serta
mengembangkan suatu kerjasama dan saling hormat-menghormati.  Arah pandang
ke luar, mengandung arti bahwa bangsa Indonesia dalam semua aspek kehidupan
internasional harus berusaha untuk mengamankan kepentingan nasional dalam
semua aspek kehidupan baik politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan
dan keamanan demi tercapainya tujuan nasional sesuai yang tertera pada
pembukaan UUD 1945.

D. Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan Wawasan Nusantara


 Kedudukan Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara adalah sebagai Wawasan Nasional bangsa Indonesia
merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat dengan tujuan
agar tidak terjadi penyasatan dan penyimpangan dalam rangka mencapai dan
mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional, dengan demikian Wawasan Nusantara
dijadikan landasan visional dalam menyelenggarakan kehidupan nasional.
 Fungsi Wawasan Nusantara
1. Wawasan Nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta rambu-
rambu, dalam menentukan segala kebijakan, keputusan, tindakan dan perbuatan,
baik bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah, maupun bagi seluruh
rakyat/masyarakat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Fungsi Wawasan Nusantara dalam negara ada empat, yaitu :
2. Wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional, yaitu wawasan
nusantara dijadikan konsep dalam pembangunan nasional, pertahanan keamanan,
dan kewilayahan.
3. Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan mempunyai cakupan
kesatuan politik, kesatuan ekonomi, kesatuan sosial dan ekonomi, kesatuan sosial
dan politik, dan kesatuan pertahanan dan keamanan.
4. Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara
merupakan pandangan geopolitik Indonesia dalam lingkup tanah air Indonesia
sebagai satu kesatuan yang meliputi seluruh wilayah dan segenap kekuatan negara.
5. Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan, sehingga berfungsi dalam
pembatasan negara,agar tidak terjadi sengketa dengan negara tetangga.
 Tujuan Wawasan Nusantara
1) Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi disegala
bidang/aspek kehidupan dari rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan
kepentingan nasional daripada kepentingan orang perorangan, kelompok, golongan,
suku bangsa, atau daerah. Tujuan Wawasan Nusantara bisa dibedakan menjadi
dua, yaitu :
2) Tujuan nasional, dapat dilihat dalam pembukaan UUD 1945, dijelaskan bahwa
tujuan kemerdekaan Indonesia adalah “untuk melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial”.
3) Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan baik
alamiah maupun sosial, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia
adalah menjunjung tinggi kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan untuk
menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian, dan budi luhur serta
martabat manusia di seluruh dunia.

2.4 Sasaran Implementasi dari Wawasan Nusantara


Dalam pelaksanaan kehidupan nasional Indonesia, implementasi Wawasan Nusantara
tersebut mencakup bidang politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
A. Kehidupan Bidang Politik
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bidang politik, yaitu :
 Pelaksanaan kehidupan politik yang diatur dalam undang-undang, seperti UU Partai
Politik, UU Pemilihan Umum, dan UU Pemilihan Presiden. Pelaksanaan undang-
undang tersebut harus sesuai hukum dan mementingkan persatuan bangsa.
Contohnya seperti dalam pemilihan presiden, anggota DPR, dan kepala daerah
harus menjalankan prinsip demokrasi dan keadilan, sehinnga tidak
menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa.
 Pelaksanaan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia harus sesuai
dengan hukum yang berlaku. Seluruh bangsa Indonesia harus mempunyai dasar
hukum yang sama bagi setiap warga negara, tanpa pengecualian. Di Indonesia
terdapat banyak produk hukum yang dapat diterbitkan oleh provinsi dan kabupaten
dalam bentu peraturan daerah (perda) yang tidak bertentangan dengan hukum yang
berlaku secara nasional.
 Mengembangkan sikap hak asasi manusia dan sikap pluralisme untuk
mempersatukan berbagai suku, agama, dan bahasa yang berbeda, sehingga
menumbuhkan sikap toleransi.
 Memperkuat komitmen politik terhadap partai politik dan lembaga pemerintahan
untuk meningkatkan semangat kebangsaan, persatuan, dan kesatuan.
 Meningkatkan peran Indonesia dalam kancah internasional dan memperkuat korps
diplomatic sebagai upaya penjagaan wilayah Indonesia terutama pulau-pulau
terluar dan pulau kosong.
B. Kehidupan Bidang Ekonomi
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bidang ekonomi, yaitu:
 Wilayah nusantara mempunyai potensi ekonomi yang tinggi, seperti posisi
khatulistiwa, wilayah laut yang luas, hutan tropis yang besar, hasil tambang atau
minyak yang besar, serta memiliki penduduk dalam jumlah cukup besar. Oleh
karena itu, implementasi dalam kehidupan ekonomi harus berorientasi pada sector
pemerintahan, pertanian, dan perindustrian.
 Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keadilan dan keseimbangan antar
daerah. Oleh sebab itu, dengan adanya otonomi daerah dapat menciptakan upaya
dalam keadilan ekonomi.
 Pembangunan ekonomi harus melibatkan partisipasi rakyat, seperti dengan
memberikan fasilitas kredit mikro dalam pengembangan usaha kecil.
C. Kehidupan Bidang Sosial
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bidang sosial, yaitu:
 Mengembangkan kehidupan bangsa yang serasi antara masyarakat yang berbeda,
dari segi budaya, status sosial, maupun daerah. Contohnya dengan pemerataan
pendidikan di semua daerah dan program wajib belajar harus diprioritaskan bagi
daerah tertinggal.
 Pengembangan budaya Indonesia, untuk melestarikan kekayaan Indonesia, serta
dapat dijadikan kegiatan pariwisata yang memberikan sumber pendapatan nasional
maupun daerah. Contohnya dengan pelestarian budaya, pengembangan museum,
dan cagar budaya
 Kehidupan Pertahanan dan Keamanan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan pertahanan dan keamanan,
yaitu :
1) Kegiatan pembangunan pertahanan dan keamanan harus memberikan kesempatan
kepada setiap warga negara untuk berperan aktif, karena kegiatan tersebut
merupakan kewajiban setiap warga negara, seperti memelihara lingkungan tempat
tinggal, meningkatkan kemampuan disiplin, melaporkan hal-hal yang mengganggu
keamanan kepada aparat dan belajar
2) Membangun rasa persatuan, sehingga ancaman suatu daerah atau pulau juga
menjadi ancaman bagi daerah lain. Rasa persatuan ini dapat diciptakan dengan
membangun solidaritas dan hubungan erat antara warga negara yang berbeda
daerah dengan kekuatan keamanan.
3) Membangun TNI yang profesional serta menyediakan sarana dan prasarana yang
memadai bagi kegiatan pengamanan wilayah Indonesia, terutama pulau dan wilayah
terluar Indonesia.

2.5 Contoh Kasus Wawasan Nusantara Dan Solusinya

 Budaya Indonesia yang di Akui Oleh Malaysia


 Negeri jiran Malaysia melakukan tindakan yang membuat gerah bangsa Indonesia.
Negara tetangga yang masih serumpun itu melakukan klaim bahwa Tari Pendet yang
berasal dari Bali merupakan tarian yang berasal dari Malaysia. Padahal Tari Pendet sudah
menjadi tarian upacara keagamaan di Bali selama ratusan tahun dan kini telah menjadi
tarian selamat datang khas Bali. Sebelumnya, Malaysia juga telah mengklaim beberapa
budaya bangsa Indonesia sebagai hak atas kekayaan intelektual mereka. Sebut saja Batik
Solo, Reog Ponorogo, Angklung Sunda serta wayang kulit dari Jawa Tengah. Mengapa hal
ini bisa terjadi?
Seorang budayawan Malaysia mengatakan bahwa klaim yang dilakukan oleh Malaysia
merupakan usaha untuk melindungi khasanah budaya Melayu dari klaim barat. Negara-
negara Eropa memang sangat tertarik dengan eksotika budaya Indonesia. Tentu saja
pemerintah Indonesia tidak setuju dengan pernyataan itu. Tari pendet misalnya. Jelas
tarian tersebut berasal dari Bali. Maka pemerintah wajib melindungi Tari Pendet dari klaim
negara manapun. Apa bedanya direbut Malaysia atau negara Eropa?
Lepas dari klaim yang dilakukan Malaysia, sebenarnya ada persoalan besar yang
harus kita selesaikan yaitu perhatian pemerintah terhadap budaya Indonesia. Jika ada
kasus seperti diatas, maka pemerintah Indonesia melalui Kementrian Kebudayaan dan
Pariwisata baru kelihatan peduli. Pemerintah berjanji bahwa semua kekayaan budaya
Indonesia akan diinventarisasi dan kemudian didaftarkan sebagai hak cipta milik bangsa
Indonesia. Dengan adanya pendaftaran ini, maka secara yuridis tidak ada satu negara pun
dapat mengklaim budaya tersebut. Dalam kasus dengan Malaysia, Indonesia juga
melakukan pendekatan G to G (government to government) untuk membahas penyelesaian
dari kasus tersebut. Sampai sejauh ini, usaha pemerintah telah berhasil dan kita patut
mengacungkan jempol.
Para pelaku seni seperti seniman Reog Ponorogo ataupun wayang mengatakan bahwa
pemerintah termasuk lambat dalam mengambil tindakan. Mereka mengatakan bahwa jika
tidak ada klaim dari Malaysia, mungkin pemerintah tidak pernah memperhatikan budaya
asli Indonesia. Jika dicermati, budaya-budaya asli khas Indonesia memang mulai
terpinggirkan. Generasi muda lebih nyaman menjadi generasi MTV, anak mall dan anak
gaul. Seni tradisi dianggap kuno, kolot dan terlalu membosankan. Karena itu, menjadi
tugas pemerintah unutk menghidupkan kembali gerakan cinta budaya dengan program-
program yang lebih nyata, terstruktur, terjadwal dan massif serta konsisten sehingga
budaya negeri ini lebih dicintai baik oleh rakyat maupun aparat pemerintah itu sendiri.
Indonesia dan Malaysia merupakan dua Negara yang letaknya saling berdekatan.
Seharusnya,hal ini bisa menjadikan Indonesia dan Malaysia memiliki hubungan yang
sangat baik. Tetapi, yang seperti kita ketahui sekarang ini yang ada justru kebalikannya.
Belum lama kita mendengar berita para tenaga kerja Indonesia yang disiksa disana.
Sekarang, lagi-lagi Malaysia menyiksa batin seluruh warga Indonesia. Betapa tidak, warga
Indonesia sudah cukup sering merasa sakit atas ulah Malaysia. Selain cerita mengenai
disiksanya para TKI di Malaysia, sekarang Malaysia kembali membuat masalah dengan
mengklaim Tari Pendet yang berasal dari Bali sebagi budaya yang mereka miliki.
ANALISIS:
Dari contoh kasus diatas dapat kita lihat begitu banyak kebudayaan bangsa
Indonesia yang direbut oleh negara Malaysia. Tidak hanya tari pendet, hasil karya batik
pun juga diakui oleh negara Malaysia. Negara ini mengklaim bahwa batik adalah kerajinan
tangan yang dimiliki oleh negaranya secara turun temurun. Apakah hal ini pantas untuk
dibiarkan? tentu saja tidak! kita sebagai bangsa indonesia yang memiliki begitu banyak
kebudayaan baik dari segi tarian, kerajinan tangan, jenis-jenis patung, serta lagu-lagu yang
diciptakan oleh para pejuang jangan kita biarkan negara manapun untuk merebutnya. Kita
sebagai bangsa indonesia yang memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi sudah sepantasnya
kita mengambil alih kembali budaya kita yang telah direbut agar dapat kembali menjadi
hak cipta negara indonesia.
Namun, sangat disayangkan kinerja pemerintah dalam mengatasi hal  ini tidak
sepenuhnya berhasil, sesungguhnya peran pemerintah dalam konteks menjaga
keanekaragaman kebudayaan adalah sangat penting. Dalam konteks ini pemerintah
berfungsi sebagai pengayom dan pelindung bagi warganya, sekaligus sebagai penjaga tata
hubungan interaksi antar kelompok-kelompok kebudayaan yang ada di Indonesia. Namun
sayangnya pemerintah yang kita anggap sebagai pengayom dan pelindung, dilain sisi
ternyata tidak mampu untuk memberikan ruang yang cukup bagi semua kelompok-
kelompok yang hidup di Indonesia karena masih saja negara jiran ini merebut hasil karya
budaya bangsa kita. Kurangnya hak paten yang membuat negara manapun dengan
mudahnya megambil budaya kita sendiri.
Tujuan yang ingin dicapai dari pemasyarakatan/sosialisasi wawasan nusantara
melalui metode ini adalah terjalinnya pemahaman tentang wawasan nusantara akan
membatasi sumber konflik di dalam tubuh bangsa Indonesia baik pada saat ini maupun di
masa mendatang dan akan memantapkan kesadaran untuk mengutamakan kepentingan
nasional dan cita-cita tujuan nasional.
Dalam melaksanakan pemasyarakatan, lingkup materi wawasan nusantara yang
disampaikan hendaknya disesuaikan dengan tingkat, jenis, serta lingkungan pendidikan
agar materi yang disampaikan tersebut dapat mengerti dan dipahami. Oleh karena itu kita
sebagai warga negara yang baik khususnya para generasi muda, sepantasnya belajar
tentang budaya dalam negeri jangan hanya belajar budaya asing dan melupakan identitas
budaya dalam negeri sendiri, ini banyak yang terjadi di penjuru nusantara. Terutama di
bidang musik, Mode dan pergaulan. Jangan kaget ketika 10 tahun ke depan apabila tidak
adanya regenerasi, budaya yang kita banggakan dan kita anggap sebagai jati diri bangsa
hilang dan pudar. Sepatutnya kita sedikit berterima kasih pada malaysia yang sedikit
menguji rasa nasionalisme kita sebagai warga negara Indonesia. Kalau memang kita peduli,
maka sepatutnyalah kita khususnya pemerintah berupaya melestarikan dan melakukan
sosialisasi lebih jauh identitas negara kita ini agar tetap berjaya di mata dunia.
Solusi Untuk Mempertahankan Budaya Indonesia
 Indonesia harus memperbanyak melestarikan budayanya dan lebih mencintai
budaya sendiri sebelum budayanya diambil alih oleh Negara lain.
 Memperkuat Hak Cipta mengenai Budaya Indonesia, sehingga Negara luar Tidak
dengan mudah mengakui kebudayaan Indonesia sebagai kebudayaan mereka
 Masyarakat Indonesia harus lebih berkarya lagi mengembangkan karyanya sehingga
generasi penerus kelak bisa lebih mencintai dan tertarik lagi
 Rasa cinta yang tumbuh dalam masyarakat terhadap bangsa Indonesia yang dilihat
dari perkembangan budaya Indonesia
 Berpusat kepada budaya sendiri,dll.

 Krisis Multidimensional Indonesia


            Krisis nilai tukar yang dialami oleh bangsa  Indonesia pada periode Juni 1998,
telah membawa akibat yang sungguh  diluar perkiraan siapapun, bahkan tak
pula prediksi para ahli. Krisis tersebut, pada kisah lanjutannya berkembang
dan meluas mencapai krisis multidimensional; ekonomi, politik, sosial,
budaya dan kemudian: identitas bangsa. Kemudian krisis ekonomi yang ditandai kesulitan
memperoleh bahan pokok dan kesempatan kerja (sebagai akibat banyaknya perusahaan
yang harus gulung tikar dikarenakan krisis hutang akibat depresiasi rupiah yang amat
tajam dan mendadak), yang kemudian menjadi pemicu timbulnya gerakan mahasiswa yang
muncul bagaikan ribuan semut. Gerakan mahasiswa itu, kemudian mampu untuk
menciptakan kesadaran kolektif komponen bangsa yang lain, untuk menyadari
bahwa upaya mengatasi krisis ekonomi, haruslah diawali dengan reformasi di dalam
bidang politik.
            Reformasi politik, yang semula diarahkan pada pembersihan pemerintahan dari
korupsi, kolusi dan nepotisme yang kemudian diakronimkan menjadi “KKN”,
ternyata tidak mendapat sambutan yang positif dari pemerintahan Presiden Soeharto
yang ketika itu berkuasa. Akibatnya, kekecewaan timbul sebab ketidak-responsif-an
pemerintah, malah membawa tuntutan yang sifatnya lebih mendesak; yakni
perlunya pergantian  pimpinan pemerintahan dari Presiden Soeharto.
Gerakan mahasiswa, yang menggulirkan tuntutan pergantian pimpinan nasional
itu, akhirnya mampu untuk memaksa Soeharto untuk mengundurkan diri, pada
tanggal 21 Mei 1998. Ketika itu, ratusan ribu mahasiswa menduduki Gedung
MPR/DPR untuk menyatakan tuntutannya.
            Ternyata, pergantian pimpinan nasional tersebut, melahirkan suasana politik
yang hiruk pikuk. Tiba-tiba, semua orang ingin bicara dan didengar suaranya.
Termasuk dari mereka yang selama ini dikenal sebagai pendukung setia rejim
masa lalu. Akibatnya banyak “bunglon politik” yang ikut bermain dalam kancah
politik Indonesia. Bermacam isu pula menjadi sasaran untuk dihembuskan pada
masyarakat. Diantara sekian banyak isu itu adalah tuntutan desentralisasi
kekuasaan dan pembagian keuangan yang lebih adil antara pemerintah pusat dan
daerah. Dengan berbagai cara tuntutan itu dimunculkan. Dalam kasus terakhir
di Aceh, bahkan sampai menggelar “SU MPR” (Sidang Umum Masyarakat Pejuang
Referendum) Aceh, sebagai media pengungkapan tuntutan masyarakat Aceh.
Khusus untuk hal itu, beragam ide yang ditawarkan sebagai solusi pun muncul,
dari sekadar menuntut pembagian keuangan yang lebih adil, tuntutan otonomi
yang lebih luas, tuntutan federalisasi, sampai ke tuntutan kemerdekaan.
Solusi Untuk Megatasi Krisis Ekonomi di Indonesia
 Presiden mengajak semua pihak dalam menghadapi krisis global harus terus
memupuk rasa optimisne dan saling bekerjasama sehingga bisa tetap menjaga
kepercayaan masyarakat.
 Pertumbuihan ekonomi sebesar 6% harus terus di pertahankan antara lain dengan
terus mencari peluang ekspor dan investasi serta mengembangkan perekonomian
domestic.
 Optimalisasi APBN 2012 untuk terus memacu pertumbuhan dengan tetap
memperhatikan “social safety net” dengan sejumlah hal yang harus diperhatikan
yaitu : infrastuktur, alokasi penanganan kemiskinan, ketersediaan listrik , serta
pangan dan BBM.
 Ajakan pada kalangan dunia usaha untuk tetap mendorong sector ril dapat
bergerak. Bila itu dapat dilakukan maka pajak dan penerimaan Negara bisa terjaga
dan juga tenaga kerja dapat terjaga.

2.6 Devide Et Impera Yang Di Lakukan Bangsa Belanda Ke Bangsa Indonesia


Devide et impera merupakan politik pecah belah atau disebut juga dengan adu domba
adalah kombinasi strategi politik, militer, dan ekonomi yang bertujuan untuk mendapatkan
dan menjaga kekuasaan dengan cara memecah kelompok besar menjadi kelompok-
kelompok kecil yang lebih mudah ditaklukan. Dalam konteks lain, politik pecah belah juga
berarti mencegah kelompok-kelompok kecil untuk bersatu menjadi sebuah kelompok besar
yang lebih kuat. Di layar kaca televisi maupun media cetak, hampir setiap hari kita
disuguhi berita-berita tentang perseteruan antar kelompok untuk memperebutkan
kekuasaan, saling menuding, bahkan saling sikut dengan intrik-intrik politik yang
mendekati kata “kejam”. Dan mirisnya, hal itu dilakukan oleh sesama anak bangsa, bangsa
Indonesia. Inilah yang menjadi kelemahan kita sebagai bangsa yang mengaku
berpendidikan tapi mampu diceraiberaikan keadaan. Bangsa yang mengaku berkembang
dengan jumlah penduduk yang mayoritas miskin, dan tanpa jaminan kesehatan.
Sejarah mencatat, kedatangan armada Belanda kali pertama mendarat di Nusantara,
tahun 1596, tepatnya di Pelabuhan Banten, dengan tujuan berdagang yang dipimpin
Cornelis de Hautman. Namun pada saat itu Belanda gagal mendapatkan izin dagang.
Belanda baru resmi mulai berdagang di Batavia tahun 1602, ditandai dengan berdirinya
kantor pusat Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) atau Perusahaan Hindia Timur
Belanda di Batavia. Cerita VOC kemudian berkembang menjadi upaya penjajahan terhadap
bangsa Indonesia. Caranya, meneer-meneer Belanda menggandeng beberapa pribumi
untuk menjadi karyawan mereka dan mengkhianati bangsanya sendiri. Raja di satu
kerajaan diadu domba dengan raja lain yang pada akhirnya menimbulkan peperangan dan
perpecahan bangsa ini. Terdapat satu komunitas yang terus menerus berjuang untuk
mempertahankan kedaulatannya, sementara di sisi lain berbaris komunitas yang sedang
asyik menikmati rejeki hasil pengkhianatan. Lucunya, dengan enteng kita mengatakan
semuanya akibat politik devide et impera. Selalu orang lain yang disalahkan dan bukan
mengapa kita bisa diadu domba? Kata persatuan yang tergantung manis di kaki burung
garuda yang bertuliskan tentang Bhinneka Tunggal Ika seakan telah terlupakan.
Kini devide et impera menjamah ranah olahraga Indonesia. Persatuan Sepakbola
Seluruh Indonesia (PSSI) terpecah menjadi dua kubu. Polemik di tubuh PSSI menjadi
santapan rutin beberapa hari ini, baik di media cetak maupun elektronika. Kubu PSSI yang
dikomandani Djohar Arifin Husin terus mendapatkan perlawanan dari La Nyalla Mahmud
Matalitti dan kawan-kawan yang notabene juga merupakan bagian dari PSSI. Ada kubu
Liga Primer Indonesia (LPI) dan Liga Super Indonesia (LSI). Devide et impera,
Bahkan politik pecah belah ini juga sudah mewabah di sejumlah klub sepak bola.
Tengoklah bagaimana Persebaya Surabaya, PSMS Medan, Persija Jakarta terbelah menjadi
dua kubu. Arema Malang lebih miris lagi, klub kebanggaan warga Malang berlogo kepala
singa ini tercabik menjadi tiga kubu dan semua kubu mengklaim bahwa dirinyalah yang
paling benar. Ketika negara lain sibuk membangung negaranya, kita malah sibuk bertikai,
dan mirisnya dengan bangsa kita sendiri. Sangat mungkin dan pasti ada orang-orang
tertentu yang ‘bermain’ dan memiliki kepentingan dalam usaha memecah belah PSSI. Kita
tahu siapa mereka-mereka yang berada di belakang pertikaian ini. Mereka sengaja
mengadu domba beberapa kelompok untuk meraih kepentingan dan keinginan mereka.
Tahun 2014 tinggal beberapa saat lagi. Bisa jadi, politik pecah belah sengaja dilakukan
oleh orang-orang tertentu untuk menggenggam tiket menuju gedung DPR atau bahkan
kursi presiden yang akan ditinggalkan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Sempat terbesit sebuah pemikiran, “Sampai kapan bangsa Indonesia bisa cerdas untuk
tidak mudah dipecah belah. Apakah pengalaman dijajah dan diadu domba Belanda tidak
cukup untuk dijadikan pelajaran…?” Mudah-mudahan kita segera sadar dan tidak terjebak
dalam devide et impera gaya baru ini.
Efeknya hingga saat ini mayarakat Indonesia masih mudah dipecah belah sehingga di
Negara sendiripun terjadinya pertikaian sedangkan dinegara lain sibuk membangun negara
nya. Berpikiranlah lebih jernih lagi, selalu positif thingking dan tentunya pemerintah harus
lebih bijak lagi dalam hal apapun agar tidak mudahnya kita dipecah belah oleh negara lain
BAB III
PENUTUP
 3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas kita dapat menyimpulkan secara umum Wawasan Nusantara
adalah keutuhan nusantara/nasional, dalam pengertiannya yaitu cara pandang yang
secara utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara dan demi kepentingan nasional.Bangsa
Indonesia memiliki berbagai budaya yang tersebar diseluruh wilayah. Berbagai perbedaan
kebudayaan adalah keanekaragaman budaya yang menjadi identitas dari bangsa
Indonesia.Namun tidak dipungkiri bahwa keaneragaman budaya bisa saja menimbulkan
berbagai konflik yang terjadi dalam masyarakat.Karena itu diperlukan Wawasan Nusantara
sebagai nilai dasar Ketahanan Nasional serta sebagai pemersatu keragaman budaya
bangsa. Dan disetiap masalah wawasan nusantara pasti ada solusi dibalik itu semua. Dan
bangsa indonesia lebih baik lagi dalam menanggapi masalah agar tidak mudah diadu
domba dengan negara lain.

 3.2 Saran
Sebagai masyarakat Indonesia yang telah memahami konsep Wawasan Nusantara,
sebaiknya bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.Meskipun kebudayaan
Indonesia sangat beragam, namun sebaiknya tetap mementingkan kesatuan dan persatuan
bangsa Indonesia serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan masyarakat,
berbangsa dan bernegara, untuk mencapai tujuan nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Sunarto, dkk. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi. Semarang :Pusat
Pengembangan MKU/MKDK-LP3 Universitas Negeri Semarang.
http://amir-blogs.blogspot.com/2012/04/contoh-kasus-wawasan-indonesia.html
posted by fariz sungkar at 9:08 AM
https://id.wikipedia.org/wiki/Wawasan_Nusantara
http://www.dosenpendidikan.com/
https://www.kompasiana.com/rossirahardjo/550d47e8813311552cb1e207/devide-et-impera
Santoso Budi, dkk. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.

Anda mungkin juga menyukai