Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

GEOPOLITIK

Dosen Pengampu : Dewi Sartika, M.H


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan
karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah kewarganegaraan
dengan judul “Geopolitik”.

Makalah ini disusun dengan tujuan utama menyelesaikan tugas mata kuliah Pancasila.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam
menyelesaikan makalah ini dan kepada dosen pembibing Ibu Dewi Sartika, MH. Terima kasih
juga kami ucapkan kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu kelompok penulis dalam
menyelesaikan makalah ini.

Dengan selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah
memberikan masukan-masukan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dari makalah ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat
kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangat diharapkan oleh penulis.

Medan, 12 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan geopolitik ?
2. Bagaimana latar belakang tentang wawasan nusantara ?
3. Apa kedudukan, fungsi dan juga tujuan tentang wawasan nusantara ?
4. Bagaimaana cara mengimplementasikan wawasan nusantara di dalam kehidupan sehari-
hari ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu geopolitik.
2. Untuk mengetahui latar belakang tentang wawasan nusantara.
3. Untuk mengetahui kedudukan, fungsi, dan juga tujuan tentang wawasan nusantara.
4. Untuk mengetahui cara mengimplementasikan wawasan nusantara di dalam kehidupan
sehari-hari.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Geopolitik
Geopolitik secara etimologi berasal dari kata geo (Bahasa Yunani) yang berarti
bumi dan tidak lepas dari pengaruh letak serta kondisi geografis bumi yang menjadi
wilayah hidup. Geopolitik dimaknai sebagai ilmu penyelenggaraan negara yang setiap
kebijakannya dikaitkan dengan masalah-masalah geografi wilayah atau tempat tinggal
suatu bangsa. Geopolitik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara faaktor-faktor
geografi, strategi dan politik suatu negara, sedangkan untuk implementasinya diperlukan
suatu strategi yang bersifat nasional. Berdasarkan hal ini maka kebijakan
penyelenggaraan bernegara didasarkan atas keadaan atau lingkungan tempat tinggal
negara itu.
Geopolitik diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud
kebijaksanaan dan straategi nasional yang di dorong oleh aspirasi nasional geografi
(kepentingan yang terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau territorial dalam
arti luas) suatu negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung
atau tidak langsung kepada sistem politik suatu negara. Sebaliknya politik negara itu
secara langsung akan berdampak pada geografi negara yang bersangkutan. Geopolitik
bertumpu pada geografi social (hukum geografi), mengenai situasi, kondisi atau
konstelasi geografi dan segala sesuatu yang dianggap relevan dengan karakteristik
geografi suatu negara.
Wawasan nasional bangsa Indonesia adalah wawasan Nusantara, yaitu cara
pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya sesuai dengan idea
nasionalnya, yaitu Pancasila dan UUD 1945, sebagai aspirasi suatu bangsa yang merdeka,
berdaulat dan bermartabat di tengah-tengah lingkungannya, yang menjiwai tata
kehidupan tindak kebijaksanaan dalam mencapai tujuan perjuangan bangsa.
Istilah geopolitik pertama kali diartikan oleh Frederich Ratzel sebagai ilmu bumi politik
(political geography), yang kemudian diperluas oleh Rudolf Kjellen menjadi
geographical politic, disingkat geopolitik. Perbedaan dari dua istilah ini terletak pada
titik perhatian dan tekanannya, apakah pada bidang geografi ataukah politik. Ilmu bumi
politik (political geography) mempelajari fenomena geografi dari aspek politik,
sedangkan geopolitik mempelajari fenomena politik dari aspek geografi.
B. Latar belakang Wawasan Nusantara
Dalam menentukan, membina, dan mengembangkan wawasan nasionalnya, bangsa
Indonesia menggali dan mengembangkannya dari kondisi nyata yang terdapat di
lingkungan Indonesia sendiri. Wawasan nasional Indonesia dibentuk dan dijiwai oleh
pemahaman kekuasaan bangsa Indonesia yang berdasarkan falsafah Pancasila dan oleh
pandangan geopolitik Indonesia yang berlandaskan pemikiran kewilayahan dan
kehidupan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pembahasan latar belakang filosofis
sebagai pemikiran dasar pengembangan wawasan nasional Indonesia ditinjau dari :
1. Falsafah Pancasila
Nilai-nilai Pancasila mendasari pengembangan wawasan nasonal, antara lain
memberi kesempatan menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing-masing,
sebagai wujud nyata penerapan HAM. Mengedepankan kepentingan masyarakat yang
lebih luas harus lebih diutamakan, tanpa mematikan kepentingan golongan.
Pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan bersama diusahakan melalui
musyawarah. Kemakmuran yang hendak dicapai oleh masing-masing warganya tidak
merugikan orang lain. Sikap tersebut mewarnai wawasan nasional yang dianut dan
dikembangkan bangsa Indonesia.
2. Aspek Kewilayahan Nusantara
Kondidi objektif geografi Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau, memiliki
karakteristik yang berbeda dengan negara lain. Penagaruh geografi merupakan suatu
fenomena yang mutlak diperhitungkan karena mengandung beraneka ragam kekayaan
alam (baik di dalam maupun di atas permukaan bumi) dan jumlah penduduk yang
besar. Dengan demikian, secara kontekstual kondisi geografi Indonesia mengandung
keunggulan sekaligus kelemahan/kerawanan. Kondisi ini perlu diperhitungkan dan
dicermati dalam perumusan geopolitik Indonesia.
3. Aspek Sosial Budaya
Menurut ahli antropologi, tidak mungkin ada masyarakat kalua tidak ada
kebudayaan, dan sebaliknya. Kebudayaan hanya mungkin ada di dalam masyarakat.
Indonesia terdirir atas ratusan suku bangsa yang masing masing memiliki adat
istiadat, bahasa, agama, dan kepercayaan. Oleh karena itu, tata kehidupan nasional
yang berhubungan dengan interaksi antargolongan masyaraakat mengandung potensi
konflik yang besar, terlebih lagi kesadaran nasional masyarakat masih relatif rendah
dan jumlah masyarakat yang terdidik relatif terbatas.
4. Aspek Historis
Perjuangan suatu bangsa dalam meraih cita-cita pada umumnya tumbuh dan
berkembang dari latar belakang sejarahnya. Dengan semangat kebangsaan yang
menghasilkan proklamasi 17 Agustus 1945 di mana Indonesia mulai merdeka, maka
semangat ini harus tetap dipertahankan dengan semangat persatuan yang esensinya
adalah mempertahankan persatuan bangsa dan menjaga wilayah kesatuan Indonesia.
Wilayah negara kesatuan Republik Indonesia merupakan wawasan nasional Indonesia
diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak menghendaki terulangnya perpecahan
dalam lingkungan bangsa dan negara Indonesia.
C. Kedudukan, Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara
a. Kedudukan Wawasan Nusantara :
1. Wawasan nusantara sebagai wawasan nasional bangsa Indonesia merupakan
ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat dengan tujuan agar
tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam rangka mencapai dan
mewujudkan tujuan nasional. Dengan demikian, wawasan nusantar menjadi
landsan visional dalam menyelenggarakan kehidupan nasioanal.
2. Wawasan nusatara dalam paradigma nasional dapat dilihat dari stratifikasinya
berikut ini :
a) Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa dan dasar negara
berkedudukan sebagai landasan idiil.
b) UUD 1945 sebagai landasan konstitusi negara berkedudukan sebagai
landasan konstitusional.
c) Wawasan nusantara sebagai visi nasional berkedudukan sebagai landasan
visional.
d) Ketahanan nasional sebagai konsepsi nasioanal berkedudukan sebagai
landasan konsepsional.
e) GBHN sebagai politik dan strategi nasional atau kebijaksanaan dasar
nasional berkedudukan sebagai landasan operasional.
b. Fungsi Wawasan Nusantara
Adapun fungsi wawasan nusantara adalah sebagai pedoman, motivasi,
dorongan serta rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan,
keputusan, tindakan, dan perbuatan baik bagi penyelenggara negara di tingkat
pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
c. Tujuan Wawasan Nusantara
Adapun tujuan wawasan nusantara adalah mewujudkan nasionalisme yang
tinggi di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebig mengutamakan
kepentingan nasioanal daripada kepentingan kepentingan orang perorangan,
kelompok, golongan, suku bangsa/daerah.
D. Implementasi Wawasan Nusantara
Sebagai cara pandang dan visi nasional Indonesia, wawasan musantara harus
dijadikan arahan, pedoman, acuan, dan tuntutan bagi setiap individu bangsa Indonesia
dalam membangun dan memelihara tuntutan bangsa dan negara kesatuan Republik
Indonesia. Karena itu, implementasi atau penerapan wawasan nusantara harus tercermin
pada pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan
bangsa daripada kepentingan pribadi atau kelompok sendiri.
Implemntasi wawasan nusantara dimaksudkan menerapkan atau melaksanakan
wawasan nusantara dalam kehidupan sehari-hari secara nasional yang mencakup
kehidupan politik, ekonmi, social, budaya dan pertahanan nasional. Dalam
mengimplementasikan wawasan nusantara, maka pemikiran, sikap, dan tindak tanduk
warga negara Indonesia harus bercermin pada wawasan nusantara dengan
mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan.
1. Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Politik
Penerapan wawasan nusantara dalam kehidupan politik dapat diartikan
bahwa seluruh kehidupan, ketatanegaraan, baik menyangkut dasar dan sistem
pemerintahan Indonesia, harus mengutamakan persatuan dan kesatuan serta
wilayah Indonesia. Untuk mengimplementasikan wawasan nusantara beberapa
hal harus diperhatikan :
a. Pelaksanaan kehidupan politik yang diatur dalam undang-undang, seperti
UU Partai politik, UU Pemilihan Umum, UU Pemilihan Presiden, UU
Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, DPRD I, dan DPRD II, serta
pelaksanaannya harus sesuai hukum dan mementingkan kepentingan
persatuan bangsa. Pemilihan presiden, anggota DPR, dan kepala daerah, di
samping menjalankan prinsip demokratis dan mungkin menyebabkan
kekecewaan dan kekurangadilan dalam praktik, tidak diperbolehkan
sampai politik harus diiringi dengan prinsip kedewasaan, yaitu siap
menang, siap kalah, dan melakukan kompromi.
b. Pelaksanaan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia harus
berdasarkan hukum yang berlaku. Implementasi dari adanya satu hukum,
bahwa seluruh Indonesia harus mempunyai dasar hukum yang sama bagi
setiap warga negara, dan tidak ada prinsip pengecualian. Di Indonesia
terdapat banyak produk hukum yang dapat diterbitkan oleh provinsi dan
kabupaten, semua keputusan dalam bentuk peraturan daerah (perda)
trsebut tidak boleh bertentangan dengan hukum yang berlaku di tingkat
nasional, namun dapat mengakomodasi kepentingan daerah atau hukum
adat yang sudah ada.
c. Mengembangkan hak asasi manusia dan sikap pluralisme untuk
mempersatukan berbagai suku, agama, dan Bahasa yang berbeda-beda.
Dengan menegembangkan hak asasi dan pluralisme akan menumbuhkan
rasa toleransi, sikap menghargai terhadap perbedaan sehingga kesatuan
bangsa lebih mudah dipelihara.
d. Memperkuat komitmen politik terhadap partai politik dan lembaga
pemerintahan untuk meningkatkan semangat kebangsaan, dan pertahanan
untuk menjaga kesatuan bangsa yang terdiri atas pulau-pulau.
e. Meningkatkan peran Indonesia dalam kancah internasional dan
memperkuat korps diplomatic untuk mempertahankan posisi dan
kedaulatan wilayah Indonesia dari upaya pencaplokan wilayah Indonesia
terutama pulau-pulau terluar dan pulau kosong.
2. Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Ekonomi
Implementasi dalam kehidupan ekonomi dimaksudkan sebagai upaya
pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya manusia
yang ada di Indonesia dalam rangka peningkatan pendapatan ekonomi dan
harus memerhatikan asas manfaat, keadilan, efisiensi, sesuai kebutuhan, dan
menjaga kelestarian alam sehingga eksistensi negara Indonesia pada saat ini
dan masa mendatang akan terjamin. Untuk mengimplementasikan wawasan
nusantara beberapa hal berikut harus diperhatikan :
a. Wilayah nusantara merupakan potensi ekonomi yang tinggi. Beberapa
potensi ekonomi yang tinggi. Beberapa potensi tersebut adalah: (1) posisi
di khatulistiwa memungkinkan matahari muncul setiap hari dan dengan
tanah yang subur menjadikan protensi pertanian yang besar; (2) luas
wilayah laut dengan diakuinya ZEE (Zona Ekonomi Ekslusif), menjadikan
Indonesia mempunyai pantai terpanjang di dunia dan merupakan potensi
bagi pengembangan industri kelautan; (3) Indonesia mempunyai luas
hutan tropis yang cukup besar untuk potensi industry kehutanan; (4)
Indonesia mempunyai hasil tambang dan minyak yang relatif besar; (5)
Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang besar, sehingga menjadi
potensi tenaga kerja dan pasar sekaligus. Melihat potensi yang besar, maka
pembangunan ekonomi harus berdasarkan kondisi alam di Indonesia, oleh
sebab itu fokus pada sector dan industri pertanian menjadi dasar yang kuat
bagi pembangunan ekonomi Indonesia.
b. Pembangunan ekonomi harus memerhatikan keadilan dan keseimbangan
antardaerah. Kepincangan ekonomi akan menyebabkan adanya
disintegrasi bangsa, oleh sebab itu adanya otonomi derah merupakan slah
satu jawaban dalam upaya menciptakan keadilan ekonomi. Otonomi
daerah harus didukung terus dan dilakukan perbaikan berkelanjutan.
Selain itu, untuk menciptakan keadilan, alokasi dana umum (DAU) dan
dana perimbangan pemerintah pusat dan daerah harus tetap dijalankan
dengan transparan untuk menciptakan keadilan, karena ada daerah yang
kaya dengan sumber daya alam dan ada yang miskin sumber daya alam.
c. Pembangunan ekonomi harus dirancang dengan melibatkan partisipasi
rakyat, dan karena pengembangan usaha kecil dan menengah yang
jumlahnya sangat besar perlu didorong dan diberikan fasilitas seperti
kredit mikro, dan pemberian pelatihan serta peluang pasar.
3. Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Sosial
Implementasi dalam kehidupan social sebagai penerapan budaya yang
berupa adat istiadat dan tata cara, serta unsur social seperti lembaga
kemasyarakatan dan lapisan masyarakat yang jumlahnya sangat banyak di
Indonesia sehingga dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.
Untuk mengimplementasikan wawasan nusantara, beberapa hal berikut harus
diperhatikan :
a. Mengembangkan perikehidupan bangsa yang serasi antara masyarakat
yang berbeda baik budaya maupun status social, dan daerah dengan
tingkat kemajuan yang sama, merata, dan seimbang dengan kemajuan
bangsa. Hal ini dapat dilakukan dengan pemerataan pendidikan, sehingga
tingkat penegetahuan antardaerah sama, program wajib belajar harus
belajar dan diprioritaskan bagi daaerah yang masih tertinggal. Selain
program wajib belajar, program pertukaran anggota masyarakaat dan
siswa perlu dilakukan untuk mrnciptakan keseimbangan antar daerah.
b. Pembngunan bidang social harus berorientasi pada penegembangan
budaya Indonesia. Di Indonesia terdapat banyak sekali budaya karena
faktor suku dan daerah yang banyak. Budaya ini menjadi kekayaan
Indonesia dan harus dilestarikan. Program pelestarian budaya,
penegembangan museum, dan cagar budaya harus diperhatikan dan
ditingkatkan untuk menegembangkan kebudayaan Indonesia dan dapat
dijadikan kegiatan pariwisata sebagai sumber pendapatan nasional dan
daerah.
4. Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Pertahanan dan
Keamanan
Implementasi kehidupan pertahanan dan keamanan dimaksudkan untuk
melaksanakan kegiatan dalam pertahanan dan keamanan baik matra darat,
laut, dan udara dengan memerhatikan partisispasi aktif dari masyarakat dalam
rangka menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Untuk
mengimplementasikan wawasan nusantara, beberapa hal berikut harus
diperhatikan :
a. Kegiatan pembangunan pertahanan dan keamanan harus memberikan
kesempatan kepada setiap warga negara untuk berperan aktif. Kegiatan
mempertahankan negara merupakan kewajiban setiap warga negara, oleh
sebab itu, peran warga negara perlu ditingkatakan, seperti memelihara
lingkungan tempat tinggal, meningkatkan kemampuan disiplin,
melaporkan hal-hal yang mengganggu keamanan kepada aparat, dan
bahkan kegiatan belajar kemiliteran.
b. Memebangun rasa perstauan, sehingga ancaman suatu daerah atau pulau
juga menjadi ancaman bagi daerah lai. Rasa persatuan ini dapat diciptakan
dengan membangun solidaritas dan hubungan era tantara warga negara
yang berbeda daerah dengan kekuatan keamanan. Program seperti
mengikutsertakan siswa dan mahasiswa serta masyarakat dalam kegiatan
operasioanal TNI dari satu daerah dengan derah lain dapat memupuk rasa
persatuan. Membangun TNI yang professional serta menyediakan sarana
dan prasarana yang memadai bagi kegiatan pengamanan wilayah
Indonesia terutama pulau dan wilayah terluasr Indonesia.
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai