Anda di halaman 1dari 13

Wawasan Nusantara (Geopolitik)

Modul 9
Tatap Muka

Fakultas: MKCU
Program Studi: Semua Prodi
9 Kode Mata Kuliah:
Disusun/Dirangkum O/: D.Machdum Fuady,
S.H M.H.

Abstract Kompetensi
Dalam Materi perkuliahan ini Anda akan Mahasiswa dapat menyebutkan pengertian dan makna
mempelajari tentang pengertian dan geopolitik, dapat menguraikan latar belakang filosofis
latar belakang Wawasan Nusantara. Wawawan Nusantara, serta mampu membedakan
Selanjutnya memahami kedudukan, kedudukan, fungsi, dan tujuan Wawasan Nusantara.
Juga dapat menjelaskan kedudukan, bentuk-bentuk,
fungsi, tujuan, bentuk, wadah, isi dan wadah, isi, dan tata laku Wawasan Nusantara. Dan
tata laku Wawasan Nusantara. Pada yang terakhir dapat menguraikan implementasi
bagian akhir didiskusikan mengenai Wawasan Nusantara dalam kehidupan politik,
implementasi Wawasan Nusantara ekonomi, sosial, serta pertahanan keamanan.
dalam kehidupan politik, ekonomi, sosial
dan hankam
Wawasan Nusantara
Pendahuluan (Geopolitik)

A. Pengertian Wawasan Nusantara


Banyak kasus terjadi yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Kita masih ingat
bagaimana pulau Sipadan dan Ligitan akhirnya lepas dari wilayah Indonesia, setelah
permasalahan tersebut dibawa dan diputuskan di Mahkamah Internasional. Kasus kedua adalah
perselisihan Indonesia dan Malaysia terkait dengan sengketa pulau Ambalat. Sengketa ini
membuat ketegangan diplomatik, militer, partisipasi masyarakat dalam bentuk demonstrasi dan
lainnya. Kasus Aceh telah dapat diselesaikan, sedangkan Papua saat ini masih belum selesai
secara tuntas, potensi perpecahan di NKRI masih terjadi. Mengapa demikian ?
Jawabannya adalah perlunya peningkatan pemahaman dan implementasi tentang negara dan
kedaulatan negara. dalam menegakkan kedaulatan, harus dikerahkan semua potensi, mulai dari
politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan. Upaya desentralisasi, pemerataan ekonomi,
pemberlakuan hukum adat, dan partisipasi warga negara dalam pertahanan merupakan upaya
mempertahankan negara dan kedaulatannya.
Geopolitik berasal dari kata “Geo” berarti bumi dan “politik” berasal dari bahasa Yunani
politeia, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri (yaitu negara) dan teia berarti urusan.
Sementara dalam bahasa Inggris, politics adalah suatu rangkaian sasas (prinsip), keadaan, cara,
dan alat yang digunakan untuk mencapai cita-cita atau tujuan tertentu. Dalam bahasa Indonesia,
politik dalam arti politics mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa.
Politik merupakan suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara, dan alat yang digunakan
untuk mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki.
Untuk dapat mempertahankan negara, harus mempunyai kesatuan cara pandang yang
dikenal sebagai wawasan nasional. Konsep Wawasan Nasional setiap bangsa berbeda. Hal ini
berkaitan dengan profil dan bangsa, sejarah, pandangan hidup, ideologi, budaya, politik dan
geografi. Kedua unsur pokok, yaitu profil bangsa dan kondisi georafi harus diperhatikan dalam
membuat konsep geopolitik bangsa dan negara. konsep Geopoltik ini memainkan peran yang
sangat penting dalam pembinaan kerja sama dan penyelesaian konflik antarnegara yang mungkin
muncul dalam proses pencapaian tujuan.
Geopolitik atau Wawasan Nasional Indonesia dinamakan Wawasan Nusantara. Wawasan
Nusantara merupakan cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri yang bhineka dan
lingkungan geografinya yang berwujud negara kepulauan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
2020 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 D.Machdum Fuady, S,H, M.H. http://www.undira.ac.id
Wawasan Nusantara ini dijiwai dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dan tetap
menghargai serta menghormati kebhinekaan dalam setiap aspek kehidupan nasional untuk
mencapai tujuan nasional.
B. Dasar Pemikiran (Latara Belakang) Wawasan Nusantara
Dalam menentukan, membina dan mengembangkan Wawasan Nasional, bangsa Indonesia
menggali dan mengembangkannya dari kondisi nyata yang terdapat di lingkungan Indonesia
sendiri. Wawasan Nasional Indonesia (WNI) dibentuk dan dijiwai oleh pemahaman kekuasaan
bangsa Indonesia yang berlandaskan falsafah Pancasila dan oleh pandangan Geopolitik
Indonesia, berlandaskan pemikiran kewilayahan dan kehidupan bangsa Indonesia. Oleh karena itu
dikemukakan latar belakang filosofis pemikiran dasar pengembangan WNI berikut ini.
1. Falsafah Pancasila.
Nilai-nilai Pancasila mendasari pengembangan Wawasan Nasional, antara lain memberi
kesempatan menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing-masing, sebagai wujud nyata
pemahaman HAM. Mengedepankan kepentingan masyarakat yang lebih luas harus lebih
diutamakan, tanpa mematikan kepentingan golongan. Pengambilan keputusan yang
menyangkut kepentingan bersama diusahakan melalui musyawarah. Kemakmuran yang
hendak dicapai oleh masing-masing warganya tidak merugikan orang lain. Sikap tersebut
mewarnai Wawasan Nasional yang dianut dan dikembangkan bangsa Indonesia
2. Aspek Kewilayahan.
Kondisi obyektif geografi Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau, memiliki karakteristik yang
berbeda dengan negara lain. Pengaruh geografi merupakan suatu fenomena yang mutlak
diperhitungkan, karena mengandung beraneka ragam kekayaan alam (di dalam dan di atas
permukaan bumi), dan jumlah penduduk yang besar. Secara kontekstual kondisi geografi
Indonesia mengandung keunggulan sekaligus kelemahan/kerawanan. Kondisi ini perlu
diperhitungkan dan dicermati dalam perumusan geopolitik Indonesia.
3. Aspek Sosial Budaya.
Menurut ahli antropologi, tidak mungkin ada masyarakat kalau tidak ada kebudayaan, dan
sebaliknya. Kebudayaan hanya mungkin ada di dalam masyarakat. Indonesia terdiri atas
ratusan suku bangsa yang masing-masing memiliki adat-istiadat, bahasa, agama, dan
kepercayaan. Oleh karena itu, tata kehidupan nasional yang berhubungan dengan interaksi
antargolongan masyarakat mengandung potensi konflik yang besar, terlebih lagi kesadaran
nasional masyarakat masih relatif rendah dan jumlah masyarakat yang terdidik relatif terbatas.
4. Aspek Historis.

2020 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 D.Machdum Fuady, S,H, M.H. http://www.undira.ac.id
Perjuangan suatu bangsa meraih cita-cita umumnya tumbuh dan berkembang dari latar
belakang sejarahnya. Dengan semangat kebangsaan yang menghasilkan Proklamasi 17
Agustus 1945 di mana Indonesia mulai merdeka, maka semangat ini harus tetap
dipertahankan dengan semangat persatuan yang esensinya adalah mempertahankan
persatuan bangsa dan menjaga wilayah kesatuan Indonesia. Wilayah NKRI merupakan WNI
diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak menghendaki terulangnya perpecahan dalam
lingkungan bangsa dan negara Indonesia.

C. Kedudukan, Fungsi dan Tujuan


1. Kedudukan Wawasan Nusantara.
a. Wawasan Nusantara sebagai wawasan nasional bangsa Indonesia merupakan ajaran
yang diyakini kebenaran oleh seluruh rakyat agar tidak terjadi penyesatan dan
penyimpangan dalam upaya mencapai dan mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional.
Dengan demikian Wawasan Nusantara menjadi landasan visional dalam
menyelenggarakan gerakan hidup nasional.
b. Wawasan Nusantara dalam paradigma nasional dapat dilihat dari spesifikasinya sebagai
berikut:
1) Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa, dan dasar negra; berkedudukan sebagai
landasan idiil.
2) UUD 1945 sebagai landasan konstitusional.
3) Wawasan Nusantara sebagai visi nasional, berkedudukan sebagai landasan visional.
4) Ketahanan Nasional sebagai konsepsi nasional, berkedudukan sebagai landasan
konsepsional.
5) GBHN sebagai politik dan strategi nasional atau sebagai kebijaksanaan dasar
nasional, berkedudukan sebagai landasan operasional.
2. Fungsi Wawasan Nusantara.
Wawasan Nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta rambu-rambu
dalam menentukan segala kebijakan, keputusan, tindakan, dan perbuatan bagi penyelenggara
negara di tingkat pusat dan daerah, maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Tujuan Wawasan Nusantara.
Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek
kehidupan rakyat Indonesia dalam segala bidang kehidupan. Demi tercapainya tujuan
nasional tersebut, perlu peningkatan rasa, pemahaman, semangat kebangsaan dalam jiwa

2020 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 D.Machdum Fuady, S,H, M.H. http://www.undira.ac.id
bangsa Indonesia semakin memancar/bersinar tentang pemahaman dan penghayatan
Wawasan Nusantara.

D. Kedudukan (Status) Wawasan Nusantara


Kedudukan Wawasan Nusantara yang tersebut di atas, adalah posisi, cara pandang, sikap,
dan prilaku bangsa Indonesia mengenai dirinya yang memiliki beragam suku bangsa, agama,
bahasa, kondisi lingkungan geografis yang berwujud negara kepulauan, berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945.
Posisi negara Indonesia yang terletak di antara dua benua dan dua samudera, dapat
memberikan keuntungan dan sekaligus juga menimbulkan kerugian.
1. Keuntungan yang diperoleh:
a. Menjadi jalur lalu lintas perdagangan internasional.
b. Meningkatkan penerimaan pajak.
c. Memudahkan berinteraksi dengan negara lain.
d. Mempercepat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
e. Mempercepat akslerasi budaya asing, khususnya yang sesuai dengan nilai luhur budaya
bangsa.
f. Membuka peluang bagi peran Indonesia dalam penyelesaian konflik politik yang terjadi di
antara negara tetangga.
2. Kerugian yang timbul:
a. Ketertiban dan keamanan nasional terganggu.
b. Terjadinya pencurian ikan.
c. Terjadi perompak atas kapal laut yang melewati jalur perdagangan.
3. Secara hierarki sestem sistem kehidupan nasional Indonesia, posisi atau status Wawasan
Nusantara menempati urutan ketiga setelah UUD 1945, yaitu:
a. Pancasila sebagai filsafat, ideologi bangsa, dan dasar negara.
b. UUD 1945 sebagai konstitusi negara.
c. Wawasan Nusantara sebagai geopolitik bangsa Indonesia.
d. Ketahanan Nasional sebagai geostrategi bangsa dan negara Indonesia.
e. Politik dan strategi nasional sebagai kebijaksanaan dasar nasional dalam pembangunan
nasional.

E. Bentuk Wawasan Nusantara


Bentuk Wawasan Nusantara meliputi:

2020 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 D.Machdum Fuady, S,H, M.H. http://www.undira.ac.id
1. Wawasan Nusantara sebagai landasan konsepsi Ketahanan Nasional. Bentuk ini mempunyai
arti bahwa konsepsi Wawasan Nusantara dipandang sebagai konsepsi politik ketatanegaraan
dalam upaya memelihara tujuan nasional.
Hal ini disadari bahwa ketahanan nasional merupakan geostrategi nasional untuk mencapai
sasaran-sasaran yang telah ditegaskan dalam Wawasan Nusantara. Untuk itu, ketahanan
nasional perlu dibina, dipelihara, dan ditingkatkan.
2. Wawasan Nusantara sebagai wawasan Pembangunan Nasional Menurut UUD 1945. Konsep
ini mewajibkan MPR membuat GBHN atau sekarang RJPM. Wawasan pembangunan nasional
harus memperhatikan:
a. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik.
b. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi.
c. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial budaya.
d. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan keamanan.
3. Wasasan Nusantara sebagai wawasan Pertahanan dan Keamanan Negara, artinya bahwa
pandangan geopolitik Indonesia, mengartikan tanah air sebagai satu kesatuan seluruh wilayah
dan segenap kekuatan negara.
4. Wawasan Nusantara sebagai wawasan kewilayahan, mengandung arti bahwa wilayah
nasional perlu ditentukan batas-batasnya agar tidak terjadi sengketa dengan negara tetangga.
5. Risalah kewilayahan dapat diikuti secara historis berikut ini:
a. Pada dasarnya Indonesia yang meliputi “Hindia Belanda…”. Demikian Soepomo
menyatakan dalam sidang BPUPKI tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945.
b. “Bahwa nusantara meliputi Sumatera, Jawa, Madura, Sunda Kecil, Borneo, Celebes,
Maluku-Ambon, dan Semenanjung Malaya, Timor dan Papua …”. Demikian Moch. Yamin
menyatakan tanggal 31 Mei 1945.
c. Ordonantie (UU Belanda) tahun 1939. Ordonantie ini disahkan pada tanggal 26 Agustus
1939 dimuat dalam Staatblad No. 422 Tahun 1939 tentang “Territoriale Zee en Maritieme
Kriengen Ordonantie”. Dalam ketentuan ordonansi ini, penentuan lebar laut wilayah
sepanjang/sejauh 3 mil laut dengan cara menarik garis pangkal berdasarkan garis air
pasang surut. Ketentuan ini membuat Indonesia bukan sebagai negara kesatuan, karena
pada setiap wilayah laut terdapat laut bebas yang berada di luar wilayah yurisdiksi
nasional. Dengan demikian, secara hukum dalam kantong-kantong laut nasional, tidak
berlaku hukum nasional.
d. Deklarasi Juanda, 13 Desember 1957.

2020 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 D.Machdum Fuady, S,H, M.H. http://www.undira.ac.id
Isi deklarasi ini melakukan perubahan Ordonantie 1939 tentang “Territoriale Zee en
Maritieme Kriengen Ordonantie”. Perubahan itu adalah
1) Penarikan batas laut wilayah menggunakan sistem penarikan garis lurus (straight
base line) bukan garis pasang surut (low water line). Pengukuran dilakukan dari garis
yang menghubungkan titik-titik ujung yang terluar dari pulau-pulau atau bagian pulau
yang termasuk ke dalam wilayah RI (point to point theory).
2) Penentuan lebar laut menjadi 12 mil laut. Deklarasi ini pada hakekatnya menerapkan
asas nusantara atau archipelago, terkandung kepentingan dan tujuan bangsa tentang
keutuhan wilayah negara di lautan.
3) Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), sebagai rezim hukum internasional. Pada tanggal 21
Maret 1980, Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan pengumuman tentang ZEE
selebar 200 mil yang diukur dari garis pangkal wilayah laut Indonesia. Karena
pengumuman tersebut , sampai saat ini tidak kurang dari 90 negara telah
mengeluarkan pernyataan pengakuan tentang ZEE atau pun zona perikanan yang
lebarnya 200 mil tersebut.
Kenyataan ini menunjukkan praktik negara yang konsisten sehingga ada atau pun
tidak konvensi mengenai hukum laut yang baru, ZEE telah menjadi bagian dari
hukum internasional kebiasaan. Dengan adanya ZEE ini, sumber daya hayati dan
sumber alam lainnya yang ada di permukaan laut, dasar laut dan bawah laut menjadi
hak eksklusif negara RI. Artinya, semua kegiatan eksplorasi, ekploitasi, serta
penelitian di ZEE harus mendapat izin dari pemerintah Indonesia.
Dengan adanya deklarasi Juanda, secara yuridis formal negara kita menjadi utuh. Hal ini
menimbulkan reaksi dari beberapa negara yang beragam, dan dapat dikategorikan
menjadi empat macam (Kusumaatmadja 2006), yaitu:
1) Negara ASEAN , Australia dan kini Timor Leste>
2) Negara yang berkepentingan terhadap usaha perikanan laut.
3) Negara maritim yang memiliki armada angkutan niaga besar.
4) Negara maritim besar, terutama negara adidaya dalam rangka mencapai global
strategi.
Pandangan para pemikir geopolitik (wawasan nusantara) dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Friedrich Ratzel (1844-1904) dengan Teori Ruang. Intinya ia menyamakan negara sebagai
makhluk hidup yang makin sempurna dan membutuhkan ruang hidup yang makin meluas
karena kebutuhan. Dalam teorinya bahwa “bangsa yang berbudaya tinggi dan akhirnya
mendesak wilayah bangsa yang primitif”.

2020 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 D.Machdum Fuady, S,H, M.H. http://www.undira.ac.id
Pendapat tersebut dipertegas oleh Rudolf Kjellen (1864-1922) dengan Teori Kekuatan yang
menyatakan bahwa: “Negara adalah satuan politik yang menyeluruh serta sebagai satuan
biologis yang memiliki intelektualitas”. Dengan kekuatannya mampu mengeksloitasi negara
“primitif” agar negaranya dapat berswasembada. Beberapa pemikir sering menyebutnya
Darwinisme sosial.
2. Karl Houshofer (1869-1946) dengan Teori Pan Region. Ia berpendapat bahwa pada
hakikatnya dunia dapat dibagi dalam empat kawasan benua (pan region) dan dipimpin oleh
negara unggul.
Teori Ruang dan teori Kekuatan merupakan hasil penelitiannya, dikenal dengan Teori Pan
Region . Isi teori ini adalah:
a. Lebensraum (ruang hidu) yang “cukup”.
b. Autarki (swasembada).
c. Dunia dibagi 4 Pan Region, yaitu: Pan Amerika, Pan Asia Timur, Pan Rusia India, dan
Pan Eropa Afrika.
3. Sir Halford Mackinder (1861-1947) dengan Teori Daerah Jantung (Heartland), yaitu:
a. Who rules East Europe commands the Heartland.
b. Who rules the Heartland commands the world Island.
c. Who rules the world Island commands the world..
4. Sir Walter Raleigh (1554-1618) dan Alfred T. Mahan (1840-1914), dengan Teori Kekuatan
Maritim. Kedua pemikir teori tersebut mengatakan:
a. Siapa yang menguasai laut akan menguasai perdagangan dunia dan akhirnya menguasai
dunia (Sir Walter Raleigh).
b. Laut untuk kehidupan, SDA banyak terdapat di laut, oleh karena harus dibangun armada
laut yang kuat untuk menjaganya. Dia juga mengatakan bahwa perlu juga memerhatikan
masalah akses ke laut dan jumlah penduduk karena faktor ini juga memungkinkan
kemampuan industri untuk kemandirian suatu bangsa dan negara (Alfred T. Mahan).
5. Giulio Douhet (1869-1930) dan William Mitchel (1879-1936) dengan Teori Kekuatan di Udara
mengatakan: “Kekuatan di udara mampu beroperasi hingga garis belakang lawan serta
kemenangan akhir ditentukan oleh kekuatan udara”.
6. Nicholas J. Spykman (1893-1943) dengan Teori Daerah Batas (Rimland Theory). Menurutnya
“Penguasaan daerah jantung harus memiliki akses ke laut dan hendaknya menguasai pantai
sepanjang Eurasia”. Dalam teorinya tersirat:
a. Dunia terbagi empat, yaitu daerah jantung (heartland), bulan sabit dalam (rimland), bulan
sabit luar, dan dunia baru (benua Amerika).

2020 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 D.Machdum Fuady, S,H, M.H. http://www.undira.ac.id
b. Menggunakan kombinasi kekuatan darat, laut, dan udara untuk menguasai dunia.
c. Daerah Bulan Sabit Dalam (Rimland) akan lebih besar pengaruhnya dalam percaturan
politik dunia daripada daerah jantung.
d. Wilayah Amerika yang paling ideal dan menjadi negara terkuat.
e. Bangsa Indonesia.
7. Wawasan Bangsa Indonesia tersirat melalui UUD 1945, antara lain:
a. Ruang hidup bangsa terbatas diakui internasional.
b. Setiap bangsa sama derajatnya, berkewajiban menjaga perdamaian.
c. Kekuatan bangsa untuk mempertahankan eksistensi dan kemakmuran rakyat.
8. Teori Geopolitika. Sebagai kesimpulan bahwa Teori Geopolitik menjadi doktrin dasar bagi
terbentuknya negara nasional yang kuat dan tangguh. Sebagai doktrin dasar, ada empat
unsur yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Konsepsi ruang, merupakan aktualisasi dari pemikiran negara sebagai organisasi yang
hidup.
b. Konsepsi frontier, merupakan konsekuensi dari kebutuhan dan lingkungan.
c. Konsepsi politik kekuatan, menjelaskan tentang kehidupan bernegara.
d. Konsepsi keamanan negara dan bangsa, kemudian melahirkan konsepsi geostrategi.

F. Wadah Wawasan Nusantara


Wadah Wawasan Nusantara meliputi tiga unsur:
1. Batas Ruang Lingkup.
Bidang telah dibahas dalam asas kepulauan (archipelago), di mana Wawasan Nusantara
mempunyai bentuk wujud sebagai:
a. Nusantara. Dalam bentuk wujud nusantara, maka batas-batas negara ditentukan oleh
lautan yang di dalamnya pulau-pulau serta gugusan kepulauan yang saling berhubungan,
tidak dipisahkan oleh air, baik yang berupa laut maupun selat.
b. Manunggal dan utuh menyeluruh, mengandung pengertian bahwa tampak jelas sifat dan
ciri pokok kesatuan dan persatuan seperti:
1) Ribuan pulau besar dan kecil, terpisah laut dan selat, harus dijaga dan diusahakan
tetap menjadi satu kebulatan wilayah nasional dengan segala isi kekayaannya. Juga
merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang lingkup, matra, seluruh bangsa,
serta menjadi modal dan milik bersama bangsa.

2020 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 D.Machdum Fuady, S,H, M.H. http://www.undira.ac.id
2) Ratusan suku bangsa, bahasa daerah, beragam agama dan kepercayaan, harus
terwujud sebagai satu kesatuan bangsa yang utuh.
2. Tata Susunan Pokok/Inti Organisasi.
a. Bentuk dan Kedaulatan (lihat Pasal 1 UUD 1945).
b. Kekuasaan Pemerintahan Negara (lihat Pasal 4 dan 5 UUD 1945).
c. Sistem Pemerintahan (lihat Pasal 4 dan 5 UUD 1945).
3. Tata Susunan Perlengkapan/Kelengkapan Organisasi.
a. Aparatur Negara. Ia harus mampu mendorong, mengerakkan, serta mengarahkan usaha-
usaha pembangunan ke sasaran yang telah ditetapkan, untuk kepentingan rakyat banyak.
b. Kesadaran Politik Masyarakat dan Kesadaran Bernegara.
c. Pers.
Pers yang sehat, jujur, bebas, adil dan bertanggung jawab.

G. Isi Wawasan Nusantara


1. Tujuan.
Tujuan Wawasan nusantara sebagaimana termaktub dalam mukaddimah UUD 1945, diawali
dengan kalimat “…. Yang melindungi ….”.
2. Sifat dan Ciri-ciri.
a. Manunggal.
Keserasian dan keseimbangan yang dinamis dalam segenap aspek kehidupan, baik
alamiah maupun sosial. Segenap aspek kehidupan sosial tersebut selalu menuntut untuk
dimanunggalkan secara serasi dan seimbang, sesuai dengan makna sesanti Bhineka
Tunggal Ika yang merupakan sifat asasi dari negara Pancasila.
b. Utuh Menyeluruh.
Utuh menyeluruh bagi nusantara dan rakyat Indonesia sehingga merupakan satu
kesatuan yang utuh bulat dan tidak dapat dipecah-pecah oleh kesatuan apa pun dan
bagaimana pun, sesuai dengan satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa.
3. Cara Kerja.
Cara kerja Wawasan Nusantara berpedoman pada Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa Indonesia. Kristalisasi kepribadian, berwujud tata pergaulan dalam kehidupan yang
dicita-citakan bersama, serta asas kenegaraan menurut UUD 1945.

H. Tata Laku Wawasan Nusantara

2020 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 D.Machdum Fuady, S,H, M.H. http://www.undira.ac.id
Mengenai tata laku dapat dirinci dalam dua unsur, yaitu tata laku batiniyah dan tata laku
lahiriyah. Tata laku batiniyah tumbuh dan terbentuk karena kondisi proses pertumbuhan hidup,
pengaruh keyakinan suatu agama/kepercayaan termasuk tuntutan budi pekerti, seperti pengaruh
kondisi kekuasaan yang memungkinkan berlangsungnya kebiasaan-kebiasaan hidupnya.
Wawasan Nusantara dalam wujud dan wadahnya merupakan kesatuan:
1. Isi Republik Indonesia berupa Falsafah Pancasila dan UUD 1945.
2. Wadah RI berupa nusantara, yang manakala diisi atau diberi isi menampakkan wujud dan
wadahnya sebagai Wawasan Nusantara.
3. Tata Laku RI berupa UUD 1945, yang bila dilaksanakan dan diterapkan berdasarkan Wawasan
Nusantara, akan menghasilkan Ketahanan Nasional Indonesia.

I. Implementasi Wawasan Nusantara


1. Implementasi Wawasan Nusantara Dalam Kehidupan Politik.
Penerapan Wawasan Nusantara dalam kehidupan politik dapat diartikan bahwa seluruh
kehidupan, ketatanegaraan, baik menyangkut dasar dan sistem pemerintahan Indonesia, harus
mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah Indonesia.
Untuk mengimplementasikan Wawasan Nusantara, beberapa hal yang harus diperhatikan
berikut ini.
a. Pelaksanaan kehidupan politik yang diatur dalam UU Politik, UU Pemilu, UU Pemilihan
Presiden, UU Susduk MPR, DPD, DPR dan DPRD, serta pelaksanaannya harus sesuai
hukum dan mementingkan kepentingan persatuan bangsa. Pelaksanaan Pemilu, disamping
menjalankan prinsip demokrasi, juga harus dijaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Demokrasi politik harus diiringi dengan sikap kedewasaan, yaitu siap menang, siap kalah,
siap melakukan kompromi.
b. Kehidupan bermasyarakat dan bernegara harus berdasarkan hukum yang berlaku.
Implementasinya hanya ada satu hukum, bahwa seluruh rakyat Indonesia harus mempunyai
dasar hukum yang sama bagi setiap warga negara, dan tidak ada prinsip pengecualian.
Peraturan yang diterbitkan oleh siapa pun (perda) tidak boleh bertentangan dengan hukum
yang berlaku di tingkat nasional, namun dapat mengakomodasikan kepentingan daerah
atau hukum adat yang ada.
c. Mengembangkan HAM dan sikap pluralis untuk mempersatukan berbagai suku, agama,
bahasa yang berbeda-beda. Sehingga tumbuh rasa toleransi, menghargai perbedaan dan
terpelihara kesatuan dan persatuan bangsa.

2020 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 D.Machdum Fuady, S,H, M.H. http://www.undira.ac.id
d. Memperkuat komitmen politik terhadap partai politik dan lembaga pemerintahan untuk
meningkatkan kebangsaan, dan pertahanan untuk menjaga kesatuan bangsa.
e. Meningkatkan peran Indonesia dalam kancah internasional dan memperkuat korps
diplomatik untuk mempertahankan posisi dan kedaulatan wilayah Indonesia dari
pencaplokan, terutama pulau luar dan kosong.
2. Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Ekonomi.
a. Wilayah nusantara merupakan potensi ekonomi yang tinggi. (matahari muncul setiap hari,
tanah yang subur untuk pertanian, luas wilayah laut sesuai dengan ZEE dan mempunyai
terpanjang di dunia, hutan tropis untuk industri kehutanan, hasil tambang dan minyak,
jumlah penduduk yang besar). Fokus pembangunan ekonomi harus berdasarkan kondisi
alam Indonesia, yaitu sektor dan industri pertanian menjadi dasar yang kuat bagi
pembangunan ekonomi Indonesia.
b. Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keadilan dan keseimbangan antardaerah.
Kepincangan ekonomi dapat menimbulkan disintegrasi bangsa, salah satu jawabannya
dengan adanya otonomi daerah. Alokasi dana umum dan dana perimbangan pemerintah
pusat dan daerah harus tetap dijalankan dengan transparan untuk menciptakan keadilan,
mengingat ada daerah yang kaya SDA dan ada yang miskin.
c. Pembangunan ekonomi harus dirancang dan melibatkan partisipasi rakyat, yakni
mengembangkan usaha kecil menengah yang jumlahnya sangat besar, perlu didorong dan
diberikan fasilitas (kredit mikro dan pelatihan dan membuka peluang pasar).
3. Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Sosial.
a. Mengembangkan perikehidupan bangsa yang serasi antar masyarakat yang berbeda, baik
budaya maupun status sosial, dan daerah dengan tingkat kemajuan bangsa. Hal ini dapat
dilakukan dengan pemerataan pendidikan, program wajib belajar harus berjalan dan
prioritas bagi daerah yang masih tertinggal. Juga dilakukan program pertukaran masyarakat
dan siswa untuk menciptakan keseimbangan antardaerah.
b. Pembangunan sosial harus berorientasi kepada pembangunan budaya bangsa.
Kebudayaan ini menjadi kekayaan Indonesia dan harus dilestarikan. Program pelestarian
budaya, pengembangan museum, dan cagar budaya harus diperhatikan dan ditingkatkan
untuk mengembangkan kebudayaan Indonesia dan dapat dijadikan kegiatan pariwisata
sebagai sumber pendapatan nasional.
4. Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Pertahanan dan Keamanan..
a. Pembangunan pertahanan dan keamanan harus memberikan kesempatan kepada setiap
warga negara untuk berperan aktif. Kegiatan mempertahankan negara merupakan

2020 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 D.Machdum Fuady, S,H, M.H. http://www.undira.ac.id
kewajiban setiap warga negara. peran warga negara harus ditingkatkan, seperti memelihara
lingkungan tempat tinggal, meningkatkan kemampuan disiplin, melaporkan hal-hal yang
mengganggu keamanan kepada aparat, dan bahkan ikut kegiatan belajar kemiliteran.
b. Membangun rasa persatuan, sehingga ancaman suatu daerah atau pulau juga menjadi
ancaman bagi daerah lain. Rasa persatuan ini dapat diciptakan dengan membangun
solidaritas dan hubungan erat antara warga negara yang berbeda daerah dengan kekuatan
keamanan. Program ini dapat mengikutsertakan siswa dan mahasiswa serta masyarakat
dalam kegiatan operasional TNI dari satu daerah ke daerah lain untuk memupuk rasa
persatuan.
c. Membangun TNI yang profesional serta menyediakan sarana dan prasarana yang memadai
bagi kegiatan pengamanan wilayah Indonesia terutama pulau dan wilayah terluar Indonesia.

Daftar Pustaka

1. Modul ini disadur dari buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk mahasiswa yang disusun oleh
Srijanti, A. Rahman H.I. dan Purwanto S.K., edisi pertama cetakan pertama , 2009. Penerbit Graha
Ilmu kerjasama dengan Universitas Mercu Buana, dan
2. buku Etika Berwarganegara Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi yang disusun oleh
Dr. Ir. Arissetyanto Nugroho MM, Dr Dadan Anugrah M.Si, H. Ghazaly Ama La Nora, S.IP, M.Si.
cetakan pertama , 2015. Penerbit Graha Ilmu kerjasama dengan Universitas Mercu Buana.

2020 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 D.Machdum Fuady, S,H, M.H. http://www.undira.ac.id

Anda mungkin juga menyukai