Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH WAWASAN NUSANTARA

( KEWARGANEGARAAN)
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan
Dosen pengampu : Irwandi Syahputra,S.H.,M.H.

DISUSUN OLEH
KELOMPOK : 4

1. Desmawati (2204010045)
2. Sri Sinta Afrilia (2204010083)
3. Dwi Bless Angel Harianja (2204010077)
4. Ester Dolhard Rarung ( 2204020073)
5. Afriyona Putri ( 2204020108)
6. Marito Magdalena Hasibuan ( 2204020125)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNG PINANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Wawasan Nusantara” ini tepat pada waktunya, kami mengucapkan terimakasih
kepada Bapak Irwandi Syahputra, S.H.,M.H. selaku dosen pengampu mata kuliah
Kewarganegaraan, yang telah memberikan tugas sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan bagi penulis serta pembaca

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat


kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami membutuhkan saran dan kritik
yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik
lagi. Semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi kita semua
aamiin.

Tanjungpinang,06 April 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara keanekaragaman (pendapat,
kepercayaan, hubungan) memerlukan suatu perekat agar bangsa yang
bersangkutan dapat bersatu guna memelihara keutuhan negaranya. Suatu
bangsa dalam menyelengarakan kehidupannya tidak terlepas dari pengaruh
lingkungannya, yang didasarkan atas hubungan timbal balik atau kait-mengait
antara filosofi bangsa, idiologi, aspirasi, dan cita-cita yang dihadapkan pada
kondisi sosial masyarakat, budaya dan tradisi, keadaan alam dan wilayah serta
pengalaman sejarah .Upaya pemerintah dan rakyat menyelengarakan
kehidupannya, memerlukan suatu konsepsi yang berupa Wawasan Nasional
yang dimaksudkan untuk menjamin kelangsungan hidup, keutuhan wilayah
serta jati diri. Bangsa Indonesia harus terus-menerus mengamankan dan
menjaga kepentingan nasionalnya dalam kehidupan internasionalnya di
semua aspek kehidupan, baik politik, ekonomi, sosial budaya maupun
pertahanan dan keamanan demi tercapainya tujuan nasional yang tertera
dalam UUD 1945.Tujuan wawasan nusantara ke dalam adalah menjamin
persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan nasional, baik aspek
alamiah maupun aspek sosial. Bangsa Indonesia harus meningkatkan
kepekaannya dan berupaya mencegah faktor-faktor penyebab timbulnya
disintegrasi bangsa sedini mungkin, juga terus mengupayakan terjaganya
persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan. Berdasarkan TAP MPR tahun
1993 dan 1998 tentang GBHN, wawasan nusantara adalah cara pandang dan
sikap bangsa Indonesia, tentang jati diri dan lingkungan yang mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa, serta kesatuan wilayah demi tercapainya
tujuan nasional.Sementara pengertian Wawasan Nusantara menurut dokumen
ketetapan MPR tahun 1999 menyatakan: “Wawasan nusantara adalah cara
pandang dan sikap bangsa mengenai diri dan lingkungan yang serba beragam
dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa
serta wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah pengertian wawasan nusantara?
2. Bagaimana hakikat wawasan nusantara?
3. Bagaimana kedudukan wawasan nusantara?
4. Apa saja latar belakang konsepsi wawasan nusantara?
5. Bagaimana wawasan nusantara sebagai geopolitik Indonesia?
6. Apa perwujudan wawasan nusantara?
7. Bagaimana otonomi daerah Indonesia?
8. Apakah kasus atau makalah dari wawasan nusantara?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian wawasan nusantara
2. Untuk mengetahui hakikat wawasan nusantara
3. Untuk mengetahui kedudukan wawasan nusantara
4. Untuk mengetahui latar belakang konsepsi wawasan nusantara
5. Untuk mengetahui wawasan nusantara sebagai geopolitik indonesia
6. Untuk mengetahui perwujudan wawasan nusantara
7. Untuk mengetahui otonomi daerah indonesia
8. Untuk mengetahui kasus atau permasalahan wawasan nusantara
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN WAWASAN NUSANTARA


Secara etimologis Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan dan
Nusantara. Wawasan berasal dari kata wawas (bhs. Jawa) yang berarti
pandangan, tinjauan atau penglihatan inderawi. Selanjutnya muncul kata
mawas yang berarti memandang, meninjau atau melihat. Wawasan artinya
pandangan, tinjauan, penglihatan, tanggap inderawi. Wawasan berarti
pula cara pandang, cara melihat. Secara etimologi, kata "nusantara"
tersusun dari dua kata, "nusa" dan "antara: Kata "nusa" dalam bahasa
Sanskerta berarti pulau atau kepulauan Sedangkan dalam bahasa Latin,
kata "nusa" berasal dari kata nesos yang berarti semenanjung, bahkan
suatu bangsa. Merujuk pada pernyataan tersebut, maka kata "nusa" juga
mempunyai kesamaan arti dengan kata nation dalam bahasa Inggris yang
berarti bangsa. Dari sini bisa ditafsirkan bahwa kata "nusa" dapat
memiliki dua arti, yaitu kepulauan dan bangsa. Kata kedua yaitu "antara"
memiliki padanan dalam bahasa Latin, in dan terra yang berarti antara
atau dalam suatu kelompok. "Antara" juga mempunyai makna yang sama
dengan kata inter dalam bahasa Inggris yang berarti antar (antara) dan
relasi. Sedangkan dalam bahasa Sanskerta, kata "antara" dapat diartikan
sebagai laut, seberang, atau luar. Secara terminologis Wawasan Nusantara
menurut beberapa pendapat sebagai berikut. Pengertian Wawasan
Nusantara menurut Prof. Dr. Wan Usman "Wawasan Nusantara adalah
cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai
negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam".
Pengertian Wawasan Nusantara dalam GBHN 1998 Wawasan Nusantara
adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai siri dan
lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa
serta kesatuan wilayah dalam penyelenggara kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Pengertian Hiasan Nusantara menurut
kelompok kerja Wawasan Nusantara untuk diusulkan menjadi Tap MPR,
yang dibuat Lemhanna tahun 1999, sebagai berikut:"Cara pandang dan
sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba
beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai
tujuan nasional" Berdasar pendapat pendapat di atas, secara sederhana
wawasan nusantara berarti cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri
dan lingkungannya. Diri yang dimaksud adalah diri bangsa Indonesia
sendiri serta nusantara sebagai lingkungan tempat tinggalnya.

2.2 HAKIKAT WAWASAN NUSANTARA


Memandang bangsa Indonesia dengan nusantara merupakan satu kesatuan
Jadi hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan bangsa dan kesatuan
wilayah nasional. (Ingat, rumusan dalam GBHN' persatuan dan kesatuan
bangsa serta kesatuan wilayah'). Dengan kata lain hakikat Wawasan
Nusantara adalah "persatuan bangsa dan kesatuan wilayah". Bangsa
Indonesia yang dari aspek sosial budaya adalah beragam serta dari segi
kewilayahan bercorak nusantara kita pandang merupakan satu kesatuan
yang utuh. Dalam GBHN disebutkan bahwa hakikat wawasan nusantara
diwujudkan dengan menyatakan kepulauan Nusantara sebagai satu
kesatuan politik, kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi,
kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan sosial budaya dan kepulauan
Nusantara sebagai satu kesatuan perta- hanan keamanan.
Menurut Hasnan Habib (1970) inti pokok Wawasan Nusantara adalah
sebagai berikut.
A. Kebulatan wilayah nasional, termasuk satu kesatuan bangsa, satu
tujuan dan tekad perjuangan dan satu kesatuan hukum.
B. Satu kesatuan sosial budaya.
C. Satu kesatuan ekonomi.
D. Satu kesatuan hankam.

2.3 KEDUDUKAN WAWASAN NUSANTARA

Wawasan Nusantara berkedudukan sebagai visi bangsa. Visi adalah


keadaan atau rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan.
Wawasan nasional merupakan visi bangsa yang bersangkutan dalam
menuju masa depan. Visi bangsa Indonesia sesuai dengan konsep
Wawasan Nusantara adalah menjadi bangsa yang satu dengan wilayah
yang satu dan utuh pula. Kedudukan Wawasan Nusantara sebagai salah
satu konsepsi ketatanegaraan Republik Indonesia.

2.4 LATAR BELAKANG KONSEPSI WAWASAN NUSANTARA


bangsa Indonesia memandang diri dengan lingkungan tempat ting- galnya
sebagai satu kesatuan yang utuh, Indonesia harus kita pandang sebagai
bangsa yang satu dengan wilayah yang satu pula, Latar belakang atau
faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuhnya konsepsi Wawasan
Nusantara adalah sebagai berikut.
1. Aspek historis.
2. Aspek geografis dan sosial budaya.
3. Aspek geopolitis dan kepentingan nasional.

1. Segi Historis atau Sejarah Dari segi sejarah, bahwa bangsa


Indonesia menginginkan menjadi bangsa yang bersatu dengan wilayah
yang utuh adalah karena dua hal, yaitu sebagai berikut. Kita pernah
mengalami kehidupan sebagai bangsa yang terjajah dan terpecah, dan
Kita pernah mengalami memiliki wilayah yang terpisah-pisah. Bangsa
Indonesia sebagaimana bangsa lain terutama di benua Asia dan Afrika
sama-sama pernah mengalami masa penjajahan bangsa Barat. Bangsa
Barat yang pernah menjajah Indonesia adalah Spanyol, Portugis,
Inggris dan Belanda. Selanjutnya dalam kurun terakhir menjelang
kemerdekaan, bangsa Indonesia pernah mengalami penjajahan Jepang.
Tidak kurang dari 350 tahun kita hidup dalam zaman penjajahan.
Kehidupan sebagai bangsa yang terjajah adalah penderitaan,
kesengsaraan, kemiskinan, dan kebodohan. Penjajah juga menciptakan
perpecahan dalam diri bangsa Indonesia. Politik pecah belah penjajah
terhadap bangsa Indonesia dikenal dengan politik "Devide et impera".
Dengan adanya politik pecah belah ini orang-orang Indonesia justru
melawan bangsanya sendiri. Dalam setiap perjuangan melawan
penjajah selalu ada pahlawan tetapi juga ada pengkhianat bangsa.
Demikianlah bahwa sejarah bangsa Indonesia adalah sejarah bangsa
yang terjajah dan dipecah-pecah oleh bangsa lain. Secara historis
wilayah Indonesia adalah wilayah bekas jajahan Belanda atau wilayah
eks Hindia Belanda. Wilayah Hindia yang berbentuk kepulauan
merupakan wilayah yang terpisahkan oleh laut bebas. Bukti bahwa
wilayah Hindia Belanda adalah terpisah-pisah dan bukan merupakan
satu kesatuan adalah digunakannya ketentuan bahwa laut teritorial
Hindia Belanda adalah selebar 3 mil, berdasarkan Territoriale. Zee en
Maritime Ordonnansi tahun 1939 disingkat Ordonansi 1939. Dengan
adanya Ordonansi 1939 tersebut maka laut atau perairan yang berada
di dalam wilayah yang lebih dari 3 mil adalah di luar wilayah
teritorial. Perairan itu menjadi lautan bebas dan berlaku sebagai
perairan internasional. Peta wilayah Republik Indonesia berdasar
Ordonasi 1939.
2. Segi Geografis dan Sosial Dari segi geografis dan sosial budaya
Indonesia merupakan negara bangsa dengan wilayah dan posisi yang
unik serta bangsa yang heterogen. Keunikan wilayah dan heterogenitas
bangsa menjadikan bangsa Indonesia perlu memiliki visi untuk menjadi
bangsa yang bersatu dan utuh. Posisi Indonesia yang demikian ini sering
dinyatakan memiliki posisi yang strategis. Keunikan wilayah dan
heterogenitas bangsa membuka dua peluang. Secara positif dapat
dijadikan modal memperkuat bangsa menuju cita-cita... Secara negatif
dapat mudah menimbulkan perpecahan serta infiltrasi pihak luar. Peluang
ke arah gerak sentrifugal (memecah) perlu ditanggulangi sedang peluang
gerak sentripetal (menyatu) perlu diupayakan secara terus-menerus. Salah
satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengembangkan konsepsi
Wawasan Nusantara.

3. Segi Geopolitis dan Kepentingan Nasional


Geopolitik adalah istilah yang pertama kali dikemukakan oleh Frederich
Ratzel sebagai Ilmu Bumi Politik. Sebagai ilmu geopolitik mempelajari
fenomena politik.
Salah satu kepentingan nasional Indonesia adalah bagaimana menjadikan
bangsa dan wilayah ini senantiasa satu dan utuh. Kepentingan nasional itu
merupakan turunan lanjut dari cita-cita nasional, tujuan nasional maupun
visi nasional. Cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana tertuang
dalam pembukaan UUD 1945 alinea II adalah untuk mewujudkan Negara
Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Sedangkan
tujuan nasional Indonesia sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD
NRI 1945 alinea IV salah satunya adalah melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Visi nasional Indonesia
menurut ketetapan MPR No VII/ MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa
Depan adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang religius,
manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju, mandiri, serta baik
dan bersih dalam penyelenggaraan negara. Sejalan dengan hal tersebut,
maka bangsa Indonesia berkepentingan untuk mewujudkan hal-hal di atas.
Upaya untuk terus membina persatuan dan keutuhan wilayah adalah
dengan mengembangkan wawasan nasional bangsa. Wawasan nasional
bangsa Indonesia itu adalah Wawasan Nusantara.

2.5 WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK


INDONESIA
Geopolitik sebagai Ilmu Bumi Politik Geopolitik secara etimologi berasal
dari kata geo (bahasa Yunani) yang berarti bumi dan tidak lepas dari
pengaruh letak serta kondisi geografis bumi menjadi wilayah hidup.
Geopolitik dimaknai sebagai ilmu penyelenggaraan negara yang setiap
kebijakannya dikaitkan dengan masalah-masalah geografi wilayah atau
tempat tinggal suatu bangsa. Geopolitik adalah ilmu yang mempelajari
hubungan.
Teori-Teori Geopolitik
1) Teori Geopolitik Frederich Ratzel Frederich Ratzel (1844-1904)
berpendapat, bahwa negara itu seperti organisme yang hidup. Negara
identik dengan ruang yang ditempati oleh sekelompok masyaralat
(bangsa).
2. Teori Geopolink Rudolf Kjellen Rudolf Kjellen (1864-1922)
melanjutkan ajaran Ratzel tentang teori organisme. Berbeda dengan
Ratzel yang menyatakan negara seperti organisme maka ia menyatakan
dengan tegas bahwa negara adalah suatu organisme bukan hanya mirip.
3. Teori Geopolitik Karl Haushofer Karl Haushofer (1896-1946)
melanjutkan pandangan Ratzel dan Kjellen terutama pandangan tentang
lebensraum dan paham ekspansionisme. Jika jumlah penduduk suatu
wilayah negara semakin banyak tidak sebanding lagi dengan luas wilayah,
maka negara tersebut harus berupaya memperluas wilayahnya sebagai
ruang hidup (lebensraum) bagi warga negara.
4) Teori Geopolitik Halford Mackinder mengua Halford Mackinder
(1861-1947) mempunyai konsepsi geopolitik v lebih strategik, yaitu
dengan penguasaan daerah-daerah jantung dunia, sehingga pendapatnya
dikenal dengan teori Daerah Jantung.
5) Teori Geopolitik Alfred Thayer Mahan Alfred Thayer Mahan (1840-
1914) mengembangkan lebih lanjut dari konsepsi geopolitik dengan
memperhatikan perlunya memanfaatkan s mempertahankan sumber daya
laut, termasuk akses ke laut.
6) teori Geopolitik Guilio Douhet, William Mitchel Seversky dan JFC
Fuller Gulio Deubet (1869-1930), dan William Mitchel (1878-1939)
mem- punyai pendapat lain dibandingkan dengan para pendahulunya, di
mana iz lebih melihat kekuatan dirgantara sangat berperan dalam
memenangkan peperangan melawan musuh.
7) Teori Geopolitik Nicholas J. Spijkman Nicholas J. Spijkman (1879-
1936) terkenal dengan teori Daerah Batas,
yaitu membagi dunia dalam empat wilayah atau area: Pivot area,
mencakup wilayah daerah pantai benua Eropa-Asia. Oceanic Belt,
mencakup wilayah pulau di luar Eropa-Asia, Afrika Selatan. New World,
mencakup wilayah Amerika.

2.6 PAHAM GEOPOLITIK BANGSA INDONESIA


Paham geopolitik bangsa Indonesia terumuskan dalam konsepsi Wawasan
Nusantara. Bagi bangsa Indonesia, geopolitik merupakan pandangan baru
dalam mempertimbangkan faktor-faktor geografis wilayah negara untuk
mencapai tujuan nasionalnya. Untuk Indonesia, geopolitik adalah
kebijakan dalam rangka mencapai tujuan nasional dengan memanfaatkan
keuntungan letak geografis negara berdasarkan pengetahuan ilmiah
tentang kondisi geografis tersebut. Secara geografis Indonesia memiliki
ciri khas, yakni diapit dua samudra (India dan Pasifik) dan dua benua
(Asia dan Australia), di bawah orbit Geostationary Satelite Orbit (GSO).
Indonesia merupakan negara yang disebut Nusantara (nusa di antara air),
sehingga bisa disebut sebagai Benua Maritim Indonesia. Wilayah negara
Indonesia tersebut dituangkan secara yuridis formal dalam Pasal 25 A
UUD NRI 1945 Amandemen IV yang berbunyi "Negara Kesatuan
Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri
Nusantara dengan wilayah yang batas-batas
dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang" Atas dasar itulah
Indonesia mengembangkan paham geopolitik nasionalnya, yakni
Wawasan Nusantara. Dan Secara historis, wilayah Indonesia sebelumnya
adalah wilayah bekas jajahan Belanda yang dulunya disebut Hindia
Belanda. Rakyat di wilayah Hindia Belanda memiliki le desir d etre
ensemble serta Charakter-gemeinschaft yang sama akibat penjajahan
Belanda. Oleh karena itu mereka disebut satu bangsa Wilayah Hindia
Belanda-yang sekarang dinamakan Indonesia- dari Sabang sampai
Merauke merupakan ruang hidup (lebensraum) bangsa Indonesia yang
harus disatukan dan dipertahankan. Tidak ada keinginan bangsa Indonesia
untuk memperluas wilayah sebagai ruang hidupnya. Jadi bangsa
Indonesia tidak mengembangkan paham ekspan- sionisme sebagaimana
teori-teori geopolitik Ratzel, Kejllen dan Houshofer. Berdasar fakta
geografis dan sejarah inilah, wilayah Indonesia beserta apa yang ada di
dalamnya dipandang sebagai satu kesatuan. Pandangan atau wawasan
nasional Indonesia ini dinamakan Wawasan Nusantara. Wawasan
Nusantara sebagai konsepsi geopolitik bangsa Indonesia.

2.7 PERWUJUDAN WAWASAN NUSANTARA


1. Perumusan Wawasan Nusantara
Konsepsi Wawasan Nusantara dituangkan dalam peraturan
perundang-undangan yaitu dalam ketetapan MPR mengenai GBHN.
Secara berturut-turut ketentuan tersebut adalah:
1. Tap MPR No IV/MPR/1973.
2. Tap MPR No IV/MPR/1978.
3. Tap MPR No II/MPR/1983.
4. Tap MPR No II/MPR/1988.
5. Tap MPR No II/MPR/1993. aastal
6. Tap MPR No II/MPR/1998. 30 megabided
Dalam ketetapan tersebut dinyatakan bahwa Wawasan dalam penyeleng- garan
pembangunan nasional dalam mencapai Tujuan Pembangunan Nasional adalah
Wawasan Nusantara. Wawasan Nusantara adalah wawasan nasional yang
bersumber dari Pancasila dan UUD 1945. Wawasan Nusantara adalah cara
pandang dan sikap bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hakikat
dari Wawasan Nusantara adalah kesatuan bangsa dan keutuhan wilayah
Indonesia. Cara pandang bangsa Indonesia tersebut mencakup:

1. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik

A. Bahwa kebutuhan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya


merupakan satu kesatuan wilayah, wadah. Ruang hidup dan kesatuan

mitra seluruh bangsa serta menjadi modal dan milik bersama bangsa.

B. Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara dalam
berbagai bahasa daerah, memeluk dan meyakini berbagai agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat
dalam arti yang seluas-luasnya.

C. Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib


sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu tekad di dalam
mencapai cita-cita bangsa.

D. Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan


negara, yang melandasi, membimbing dan mengarahkan bangsa menuju
tujuannya.

E. Bahwa seluruh kepulauan Nusantara merupakan kesatuan hukum dalam arti


bahwa hanya ada satu hukum yang mengabdi kepada kepentingan nasional.

2. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi


A. Bahwa kekayaan wilayah nusantara baik potensial maupun efektif adalah
modal dan milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus
tersedia merata di seluruh wilayah tanah air.

B. Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan di seluruh daerah, tanpa


meninggalkan ciri-ciri khas yang dimiliki oleh daerah- daerah dalam
mengembangkan ekonominya.

3. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya

A.Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus


merupakan kehidupan yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan
masyarakat yang sama, merata, dan seimbang serta adanya keselarasan kehidupan
yang sesuai dengan kemajuan

B. Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan corak


bangsa. ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya yang men jadi
modal dan landasan pengembangan budaya bangsa seluruhnya, yang hasil-
hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia.

4. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Pertahanan


Keamanan

A. Bahwa ancaman terhadap satu daerah pada hakikatnya merupakan ancaman


bagi seluruh bangsa dan negara

B. Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama di
dalam pembelaan negara.Masing-masing cakupan arti dari Perwujudan kepulauan
Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik, Ekonomi, Sosial Budaya dan Pertahanan
Keamanan (POLEKSOSBUDHANKAM) tersebut tercantum dalam GBHN.

1. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Politik, meliputi


masalah-masalah:

1) Kewilayahan Nasional.

2) Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam mencapai cita-cita nasional


3) Kesatuan falsafah dan ideologi Negara.
4) Kesatuan Hukum yang mengabdi kepada Kepentingan Nasional.

2. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Ekonomi


meliputi masalah-masalah:
1) Kepemilikan bersama kekayaan efektif maupun potensial wilayah
Nusantara.
2) Pemerataan hasil pemanfaatan kekayaan wilayah Nusantara.
3) Keserasian dan keseimbangan tingkat pengembangan ekonomi di
seluruh daerah dengan tanpa meninggalkan ciri-ciri khas yang dimiliki
oleh daerah dalam pengembangan kehidupan ekonominya.

3. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Kesatuan Sosial Budaya,


meliputi masalah-masalah:

1) Pemerataan, keseimbangan dan persamaan dalam kemajuan masya


rakat, serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan kemajuan
bangsa.
2) Mempersatukan corak ragam budaya yang ada sebagai kekayaan
nasional budaya Bangsa.

4. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Kesatuan Pertahanan dan


Kea- manan, meliputi masalah-masalah:
1) Persamaan hak dan kewajiban bagi setiap Warga Negara dalam rangka
membela Negara dan Bangsa.
2) Ancaman terhadap satu pulau atau daerah dianggap sebagai ancaman
terhadap seluruh Bangsa dan Negara.
Wawasan Nusantara mengajarkan perlunya kesatuan sistem politik, sistem
ekonomi, sistem sosial, sistem budaya, dan sistem pertahanan-keamanan
dalam lingkup negara nasional Indonesia. Atas dasar itu dapat
disimpulkan, sumber alam gas di Aceh bukan hanya milik penduduk
Aceh, tetapi milik seluruh bangsa Indonesia. Sebaliknya kemiskinan di
Nusa Tenggara Timur harus dipandang sebagai kemiskinan bangsa
Indonesia. namun-menurut Sayidiman Suryohadiprojo (mantan gubernur
Lemhanas)- untuk masa sekarang perlu interpretasi yang tepat mengenai
ajaran itu. Kesim- pulan yang hanya sampai seperti itu telah
mengakibatkan penguasaan oleh pemerintah pusat atas kekayaan sumber
daya alam daerah secara berlebihan sehingga menimbulkan ketidakpuasan
daerah, baik Aceh, Papua, Riau, dan lainnya Konsep "Nusantara" dalam
Pada masa sekarang ini dengan tidak adanya lagi GBHN maka Wawasan
Nusantara menjadi tidak ada. Meski demikian sebagai konsepsi politik
ketatanegaraan Republik Indonesia, wilayah Indonesia yang berciri
nusantara tetap dipertahankan. Artinya "nusantara" merupakan ciri
kewilayahan negara Indonesia. Hal ini tertuang dalam Pasal 25 A UUD
NRI 1945 hasil Perubahan IV yang berbunyi "Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan
wilayah yang batas- batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-
undang rumusan adanya wilayah merupakan salah satu syarat berdirinya
negara. Konstitusi negara Indonesia merumuskan wilayah negara dengan
cara menjelaskan kondisi kewilayahannya. Kondisi wilayah Indonesia
digambarkan sebagai wilayah yang berciri nusantara. Perumusan wilayah
Indonesia dalam pasal tersebut menunjukkan bahwa bangsa Indonesia
mengakui pentingnya wilayah sebagai salah satu unsur negara sekaligus
ruang hidup bagi bangsa Indonesia yang telah menegara. Ketentuan ini
juga mengukuhkan kedaulatan wilayah NKRI di tengah potensi
perubahan batas geografis sebuah negara akibat gerakan separatisme,
sengketa perbatasan antarnegara dan pendudukan oleh negara asing (MPR
RI 2012).
3. Batas Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia Berdasar Undang-
Undang No. 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia bahwa negara
Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelago state). Menurut
kamus maya Wikipedia, Negara Kepulauan (Archipelagic State)
merupakan hasil keputusan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa
tentang Hukum Laut (UNCLOS) tahun 1982 yang berarti suatu negara
yang seluruhnya terdiri dari satu gugus besar atau lebih kepulauan dan
dapat mencakup pulau-pulau lain. Konvensi ini menentukan pula bahwa
gugusan kepulauan berarti suatu gugusan pulau-pulau termasuk bagian
pulau, perairan di antara gugusan pulau-pulau tersebut dan lain- lain
wujud alamiah yang hubungannya satu sama lainnya demikian eratnya
sehingga gugusan pulau-pulau, perairan dan wujud alamiah lainnya
tersebut merupakan suatu kesatuan geografi dan politik yang hakiki, atau
secara historis telah dianggap sebagai satu kesatuan. Indonesia telah
diakui sebagai negara kepulauan setelah meratifikasi UNCLOS 1982
melalui Undang-Undang No. 17 Tahun 1985.

1. Wilayah Daratan

Wilayah daratan adalah daerah di permul dan di dalam tanah permukaan bumi.
Untuk menentukan batas wilayah daratan entu biasanya dilakukan dengan negara-
negara yang berbatasan darat. Batas-batas dapat dibuat dengan sengaja atau dapat
pula ditandai dengan benda-benda alam, seperti gunung, hutan, dan sungai.
Indonesia memiliki wilayah daratan yang berbatasan dengan Malaysia (Serawak
dan Sabah), Papua Nugini dan Timor Leste.

2.Wilayah Perairan

Wilayah Perairan Indonesia meliputi laut teritorial Indonesia, perairan kepulauan,


dan perairan pedalaman. Laut Teritorial Indonesia adalah jalur laut selebar 12
(dua belas) mil

laut yang diukur dari garis pangkal kepulauan Indonesia. Perairan kepulauan
Indonesia adalah semua perairan yang terletak pada sisi dalam garis pangkal lurus
kepulauan tanpa memperhatikan kedalaman atau jaraknya dari pantai. Perairan
pedalaman Indonesia adalah semua perairan yang terletak pada sisi darat dari garis
air rendah dari pantai-pantai Indonesia, termasuk ke dalamnya semua bagian dari
perairan yang terletak pada sisi darat dari suatu garis penutup. Penentuan batas
perairan khususnya yang berbatasan dengan negara tetangga dilakukan dengan
perjanjian bilateral. Contoh: Indonesia dengan Malaysia, Indonesia dengan
Philipina

2.Wilayah udara

Wilayah udara adalah wilayah yang berada di atas wilayah daratan dan lautan
(perairan) negara itu. Seberapa jauh kedaulatan negara terhadap wilayah udara di
atasnya terdapat beberapa aliran berikut.

1) Teori Udara Bebas

(a) Kebebasan ruang tanpa batas, ruang udara dapat dipergunakan oleh siapa pun.
Negara tidak berhak dan berdaulat di ruang udara.

(b) Kebebasan ruang terbatas, terbagi dua:

2) Teori penguasaan Cooper Pada tahun 1950, Copper menyatakan kedaulatan


udara ditentukan oleh kemampuan negara yang bersangkutan menguasai ruang
udara secara fisik dan ilmiah. Misal dengan kemampuan teknologi pesawat

(c) Teori udara Schachter

Schachter menyatakan wilayah udara hendaknya sampai pada keting gian di mana
udara masih cukup mampu mengangkat pesawat. Keting- gian tersebut lebih
kurang 30 mil dari muka bumi.

2) Teori Negara Berdaulat di Udara

Mengenai teori ini belum ada kesepakatan di forum internasional. Mengenai


ruang angkasa masih timbul beda tentang batas jarak ketinggian yaitu dari mana
mengukurnya. Apakah diukur dari permukaan laut ataukah dari titik tertinggi dari
negara tersebut, misal dari puncak gunung.

4. Tujuan dan Manfaat Wawasan Nusantara


Tujuan Wawasan Nusantara Hakikat Wawasan Nusantara adalah: "Keutuhan
Nusantara atau Nasional", dalam pengertian: cara pandang yang selalu utuh
menyeluruh dalam lingkup dan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia
yaitu keutuhan bangsa dan wilayah nasional. Demikian juga produk yang
dihasilkan oleh lembaga negara harus dalam lingkup dan demi kepentingan
bangsa dan negara. Akan tetapi hal tersebut tidak berarti menghilangkan
kepentingan lainnya, seperti: kepentingan daerah, golongan maupun orang-
perorang.

Tujuan Wawasan nusantara terdiri atas dua yaitu sebagai berikut.

1) Tujuan ke dalam adalah menjamin perwujudan persatuan kesatuan segenap


aspek kehidupan nasional, yaitu politik, sosial budaya dan pertahanan keamanan.

2) Tujuan keluar adalah terjaminnya kepentingan nasional dalam dunia yang serba
berubah, dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial serta mengembangkan suatu kerja sama dan
saling hormat menghormati.

Manfaat yang kita dapatkan dari konsepsi Wawasan Nusantara adalah sebagai
berikut.

a. Diterima dan diakuinya konsepsi Nusantara di forum internasional. Hal ini


dibuktikan dengan penerimaan asas negara kepulauan berdasar Konvensi Hukum
Laut 1982. Indonesia sebagai negara kepulauan diakui oleh dunia internasional.

b. Pertambahan luas wilayah territorial Indonesia. Berdasar Ordonansi 1939


wilayah teritorial Indonesia hanya seluas 2 juta km persegi. Dengan adanya
konsepsi Wawasan Nusantara maka luas wilayah Indonesia menjadi 5 juta km
persegi sebagai satu kesatuan wilayah

c. Pertambahan luas wilayah sebagai ruang hidup memberikan potensi sumber


daya yang besar bagi peningkatan kesejahteraan rakyat. Sumber daya terse but
terutama sumber minyak yang ditemukan di wilayah teritorial dan landas kontinen
Indonesia.
d. Penerapan Wawasan Nusantara menghasilkan cara pandang tentang keu- tuhan
wilayah nusantara yang perlu dipertahankan oleh bangsa Indonesia.

e. Wawasan Nusantara menjadi salah satu sarana integrasi nasional. Misalnya


tercermin dalam semboyan "Bhinneka Tunggal Ika".

Beberapa persoalan yang kemungkinan muncul dari konsep nusantara ini adalah
sebagai berikut.

a. Persoalan garis batas/wilayah Indonesia dengan negara lain yaitu batas darat,
laut dan udara. Persoalan penarikan garis batas dapat menimbulkan konflik
dengan negara lain oleh karena negara akan saling klaim mengenai wilayah. Misal
Indonesia dengan Malaysia mengenai pulau Sipadan dan Ligitan, dan kasus
Ambalat. Indonesia dengan Australia mengenai pulau- pulau kecil di sekitar
kepulauan Roti, Nusa Tenggara Timur.

b.Masuknya pihak luar ke dalam wilayah yurisdiksi Indonesia yang tidak


terkendali dan terawasi. Misal; masuknya nelayan asing ke wilayah perairan
Indonesia, kasus perompakan di laut, keluarnya nelayan Indonesia ke wilayah
negara tetangga dan melintasnya pesawat perang negara lain di wilayah udara
Indonesia.

c.Adanya kerawanan-kerawanan di pulau-pulau terluar Indonesia. Pulau- pulau ini


potensial untuk dimanfaatkan sebagai daerah pencarian ikan secara ilegal,
tempat/transit kejahatan lintas negara, daerah pendudukan asing. keterbatasan
komunikasi dan transportasi, serta rawan kemiskinan dan ketidakadilan. Ada 12
pulau yang diidentifikasi sebagai pulau terluar di Indonesia (Tempo, 2005), yaitu
sebagai berikut.

(1) Pulau Rondo, ujung paling barat Indonesia berbatasan dengan India dan
Thailand.

(2) Pulau Sekatung, ujung utara berbatasan dengan Vietnam.

(3) Pulau Nipa, berbatasan dengan Singapura.


(4) Pulau Berhala, berbatasan dengan Malaysia.
(5) Pulau Marore, berbatasan dengan Filipina.
(6) Pulau Miangas, berbatasan dengan Filipina.
(7) Pulau Marampit, berbatasan dengan Filipina.
(8) Pulau Batek, berbatasan dengan Timor Leste.
(9) Pulau Dana, berbatasan dengan Australia.
(10) Pulau Fani, berbatasan dengan republik Palau, ujung utara Papua.
(11) Pulau Fanildo, berbatasan dengan republik Palau.
(12) Pulau Bras, berbatasan dengan republik Palau.
d. Sentimen kedaerahan yang suatu saat berkembang yang dapat
melemahkan pembangunan berwawasan nusantara. Misal; suatu daerah
tertutup bagi pendatang, penolakan warga transmigran oleh penduduk
lokal, pejabat publik daerah haruslah putra daerah yang bersangkutan, dan
lain-lain.

1. Berdasar pada kemungkinan persoalan yang muncul di atas, kiranya para


pengambil kebijakan perlu arif dalam mensikapi dan menjalankan roda
peme- rintahan. Harus dihindari penerapan konsep wawasan nusantara
yang justru melahirkan pemerintahan terpusat sebagaimana pengalaman
masa lalu. Perlu diupayakan penerapan wawasan nusantara melalui
serangkaian pembangunan dan kebijakan yang mampu mengembangkan
persatuan bangsa dan keutuhan tanpa menciptakan pemerintahan terpusat
dengan tetap mengakui keanekaragaman bangsa dan budaya di dalamnya.

2. Wawasan nusantara dalam fungsinya sebagai wawasan dalam mencapai


tujuan pembangunan nasional, harus mampu menumbuhkan dan
meningkatkan momentum kekuatan-kekuatan sentripetal untuk dapat terus
mempertahankan dan memelihara kemantapan kesetiakawanan sosial yang
melandasi persatuan
2.8 OTONOMI DAERAH DI INDONESIA
1. Kaitan Wawasan Nusantara dengan Otonomi Daerah

Wawasan nusantara menghendaki adanya persatuan bangsa dan keutuhan


wilayah nasional. Pandangan untuk tetap perlunya persatuan bangsa dan
keutuhan wilayah ini merupakan modal berharga dalam melaksanakan
pembangunan. Wawasan Nusantara juga mengajarkan perlunya kesatuan
sistem politik, sistem ekonomi, sistem sosial, sistem budaya, dan sistem
pertahanan-keamanan dalam lingkup negara nasional Indonesia. Cerminan
dari semangat persatuan itu diwujudkan dalam bentuk negara kesatuan.
Namun demikian semangat perlunya kesatuan dalam berbagai aspek kehi
dupan itu jangan sampai menimbulkan negara kekuasaan. Negara menguasai
segala aspek kehidupan bermasyarakat termasuk menguasai hak dan
kewenangan yang ada di daerah-daerah di Indonesia. Tiap-tiap daerah sebagai
wilayah (ruang hidup) hendaknya diberi kewenangan mengatur dan mengelola
sendiri dalam rangka mendapatkan keadilan dan kemakmuran. Oleh karena
itulah Negara Kesatuan Republik Indonesia menyelenggarakan
pemerintahannya menganut asas desentralisasi bukan sentralisasi.
Desentralisasi artinya penyerahan urusan pemerintah di atasnya kepada
pemerintah di bawah untuk menjadi urusan rumah tangganya. Negara
Kesatuan dengan sistem desen- tralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan
memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk
menyelenggarakan kekuasaan. Kekuasaan terbagi antara pemerintah pusat dan
daerah. Daerah memiliki hak otonomi untuk menyelenggarakan kekuasaan.
Desentralisasi inilah yang menghasilkan otonomi daerah di Indonesia.

2.Otonomi Daerah di Indonesia Menurut Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 Negara
Indonesia ialah Negara Kesatuan yang Republik. Negara Kesatuan Republik
Indonesia memilih cars desentralisasi dalam penyelenggaraan
pemerintahannya bukan sentralisasi. Hal ini disebabkan: wilayah Indonesia
yang sangat luas, dan 2 daerah-daerah di Indonesia memiliki kondisi geografi
dan budaya yang ber- lainan Dengan alasan demikian maka pemerintah
menyerahkan sebagian ke- kuasaannya kepada wilayah atau daerah-daerah
agar mengurus dan mengatur sendiri kekuasaannya. Berdasarkan itu maka
UUD 1945 memandang perlu adanya pemerintahan daerah. Adanya
pemerintahan daerah adalah akibat dari penerapan asas desentralisasi. Dengan
demikian, daerah memiliki hak atau kewenangan untuk mengurus dan
mengatur sendiri oleh karena sudah diserahi dari pemerintah pusat. Daerah
memiliki hak otonomi atau otonomi daerah. Otonomi daerah diartikan sebagai
hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan

2.9 KASUS ATAU MASALAH WAWASAN NUSANTARA

kasus wawasan nusantara yang pernah terjadi di Indonesia salah satunya


adalah Sengketa Terpecahnya Negara Timur Leste yang terlepas dari Negara
Kesatuan Indonesia. Ketika membahas timur leste atau yang sekarang disebut
negara timur-timur, sama halnya kita mengenang luka lama yang sudah sejak
lama hilang. Wilayah itu dulunya merupakan bagian dari wilayah indonesia.
Namun setelah jajak pendapat, Timor Leste membelah menjadi bagian negara
sendiri yang terlepas dari Negara Kesatuan Repbulik Indonesia dilihat dari
jejak asal usulnya timur leste merupakan wilayah jajahan portugis pada masa
silam. Sengketa perbatasan yang terjadi antara Indonesia dan Timor Leste
memang lebih disebabkan perebutan lahan petanian (sumber daya alam) antara
kedua warga negara yakni warga desa Haumeni Ana, Kecamatan Bikomi
Nilulat, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur dan warga
Pasabbe, Distrik Oecussi, Timor Leste. Permasalahan mengenai penetepan
sengketa batas wilayah antar kedua negara juga menjadi pemicu, namun
pendekatan pembangunan ekonomi berupa kesejahteraan dan tingkat
pendidikan juga berpengaruh dalam konflik tersebut. Pemerintah Indonesia
ataupun Timor Leste harusnya bekerja sama menciptakan perdamaian di
perbatasan, jangan sampai ketika konflik tersebut mengalami eskalasi baru
dua negara mulai bertindak. Lebih baik mencegah daripada menanggulangi,
seharusnya pemerintah cepat tanggap saat terjadi masalah ini agar masalah ini
tidak menjadi masalah yang besar seperti yang sudah terjadi akhirnya Timor
Leste memisahkan diri dari wilayah Indonesia. Wawasan nusantara berfungsi
sebagai sumber dalam melakukan kebijakan dan keputusan. Sejarah Indonesia
bisa menjadi pengalaman kita untuk belajar bagaimana mengambil kebijakan
yang baik untuk kesejahteraan masyarakat. Kita bisa belajar dari pendahulu-
pendahulu kita yang telah berjuang untuk kemerdekaan bangsa kita.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas kita dapat menyimpulkan secara umum Wawasan
Nusantara adalah keutuhan nusantara/nasional, dalam pengertiannya yaitu
cara pandang yang secara utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara dan
demi kepentingan nasional. Tujuan dari wawasan nusantara tersebut yaitu
mewujudkan nasioanalisme yang tinggi disegala aspek kehidupan rakyat
Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasioanal dari pada
kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah.
Bangsa Indonesia memiliki berbagai budaya yang tersebar diseluruh
wilayah. Berbagai perbedaan kebudayaan adalah keanekaragaman budaya
yang menjadi identitas dari bangsa Indonesia.Namun tidak dipungkiri
bahwa keaneragaman budaya bisa saja menimbulkan berbagai konflik
yang terjadi dalam masyarakat.Karena itu diperlukan Wawasan Nusantara
sebagai nilai dasar Ketahanan Nasional serta sebagai pemersatu
keragaman budaya bangsa.

3.2 SARAN
Sebagai masyarakat bangsa Indonesia yang telah mempelajari dan
memahami Wawasan Nusantara kita seharusnya mampu mengubah cara
pandang dan sikap Bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk
geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dimana dalam
mengimplementasikannya kita harus mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan
kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara, nasional. Dengan begitu
NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) tetap satu dan kok
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA

Buku
Dr.wirnarno,2020, Pendidikan kewarganegaraan, terbit : Jakarta timur,
pt bumi aksara
Dr.wirnarno,2013, paradigma baru pendidikan kewarganegaraan, terbit :
jakarta, pt bumi aksara
Internet
http://amuharif_mulyadi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/68007/
Pkn+draft-2.pdf

Anda mungkin juga menyukai