Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

“WAWASAN NUSANTARA”

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Drs. Ali Idrus, M.Pd., ME.
Siti Tiara Maulia, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:
Rezika Monalisa Rahma (A1B222041)
Najwan Al Ghozi Lubis (A1B222044)
Nella Friska Simanjuntak (A1B222045)

Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi
2023
Kata Pengantar

Assalamualaikum wr.wb.
Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan. Atas karunia-
Nya berupa nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya penulis bisa menyelesaikan makalah bertema
Kewarganegaraan. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan bagi Baginda Agung Rasulullah
SAW yang syafaatnya akan kita nantikan kelak.
Adapun penulisan makalah berjudul “Wawasan Nusantara” ini dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Kewarganegaraan. Harapannya, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
serta menumbuhkan rasa cinta tanah air bagi pembaca maupun kami sebagai penulis.
Dengan kerendahan hati kami, apabila ada ketidaksesuaian kalimat dan kesalahan pada
makalah ini kami mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Meskipun demikian, penulis
terbuka pada kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah.
Terima Kasih. Wassalamualaikum wr.wb

Jambi, 1 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................................ i


Daftar Isi ................................................................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan ............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................................... 2
BAB II Isi ............................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian dan kedudukan Wawasan Nusantara ................................................................ 3
2.2 Latar Belakang Konsepsi Wawasan Nusantara .................................................................. 4
2.3 Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia ............................................................ 5
2.4 Perwuudan Wawasan Nusantara ........................................................................................ 6
2.5 Otonomi Daerah di Indonesia ............................................................................................ 9
BAB III Penutup ................................................................................................................... 10
Daftar Pustaka ...................................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara keanekaragaman (pendapat, kepercayaan,
hubungan, dsb) memerlukan suatu perekat agar bangsa yang bersangkutan dapat Bersatu guna
memelihara keutuhan negaranya. Suatu bangsa dalam menyelenggarakan kehidupannya tidak
terlepas dari pengaruh lingkungannya, yang didasarkan atas hubungan timbal balik atau kait-
mengait antara filosofi bangsa, sosial, aspirasi, dan cita-cita yang dihadapkan pada kondisi social
masyarakat, budaya dan tradisi, keadaan alam dan wilayah serta pengalaman sejarah yang disebut
juga Wawasan Nusantara.
Wawasan Nusantara terdiri dari 2 kata, yaitu wawasan dan Nusantara. Menurut M.
Panggabean (1979 : 349) Wawasan Nusantara adalah doktrin politik bangsa Indonesia untuk
mempertahankan kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia, yang didasarkan pada Pancasila
dan UUD 1945.
Lemhanas (1994), mengartikan Wawasan Nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia
tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yang dilandasi Pancasila dan UUD
Negara Republik Indonesia 1945, yang merupakan aspirasi bangsa Indonesia yang merdeka,
berdaulat dan bermartabat, serta menjiwai tata hidup dan tindak kebijaksanaannya dalam mencapai
tujuan perjuangan nasional.
Wawasan Nusantara bukan hanya konsepsi yang menekankan pada pengembangan kekuatan
pertahanan keamanan, melainkan sebagai petunjuk operasional tertinggi dalam penyelenggaraan
pemerintahan social dan kehidupan bangsa serta sekaligus merupakan social integrasi dalam
penyelenggaraan fungsi-fungsi politik, ekonomi, social budaya, dan pertahankan keamanan,
sehingga daya dan dana di keempat bidang fungsi itu dapat dipacu secara serentak dan
didayagunakan secara terpadu dalam memberikan hasil yang maksimal bagi pembangunan
nasional.

1.2 Rumusan Masalah


- Apa pengertian dan kedudukan Wawasan Nusantara?
- Apa latar belakang konsepsi Wawasan Nusantara?
- Bagaimana Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia?
- Bagaimana perwujudan Wawasan Nusantara?

1
- Bagaimana otonomi daerah di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan


- Untuk mengetahui apa pengertian dan kedudukan Wawasan Nusantara.
- Untuk mengetahui latar belakang konsepsi Wawasan Nusantara.
- Untuk mengetahui Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia.
- Untuk mengetahui perwujudan Wawasan Nusantara.
- Untuk mengetahui otonomi daerah di Indonesia.

2
BAB II
ISI

2.1 Pengertian dan Kedudukan Wawasan Nusantara


1. Pengertian Wawasan Nusantara
Secara etimologi, wawasan nusantara terdiri dari 2 kata, yaitu wawasan dan Nusantara.
Wawasan merupakan kata yang berasal dari bahasa Jawa yaitu “wawas”, mengandung arti
melihat/memandang, wawasan berarti pandangan tinjauan penglihatan tanggap indrawi. Jadi,
wawasan adalah cara pandang seseorang atau bangsa sebagai salah satu aspek dari falsafah
hidup.
Sedangkan Nusantara berasal dari 2 kata, yakni “Nusa” berarti pulau, berupa pulau-pulau
yang terletak diantara dua benua (Asia dan Australia) serta dua samudera (Pasifik dan Hindia).
Kemudian kata “antara” diartikan sebagai tanah air Indonesia, yaitu kesatuan wilayah perairan
dan gugusan pulau-pulau yang terletak diantara dua benua Asia dan Australia (Lemhannas.
1997:3).
Dari buku Wawasan Nusantara (Lemhannas. 1997:3) wawasan Nusantara diartikan
sebagai cara pandang bangsa Indonesia tentang diri yang serba Nusantara dan lingkungan dunia
yang serba berubah, berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dengan
memperhatikan sejarah dan budaya serta dengan memanfaatkan kondisi dan konstelasi
geografisnya dalam upaya mewujudkan aspirasi bangsa dalam mencapai tujuan dan cita-cita
nasional.
2. Hakikat Wawasan Nusantara
Hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan bangsa dan kesatuan wilayah nasional.
Dengan kata lain, Wawasan Nusantara adalah “Persatuan bangsa dan kesatuan wilayah”. Dalam
GBHN disebutkan bahwa hakikatnya Wawasan Nusantara diwujudkan dengan menyatakan
kepulauan Nusantara sebagai kesatuan politik, kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan
ekonomi, kepulauan Nusantara sebagai kesatuan social budaya dan kepulauan Nusantara
sebagai kesatuan keamanan.
Menurut Hasan Habib (1970) inti pokok wawasan Nusantara adalah sebagai berikut :
a. Kebulatan wilayah nasional, termasuk satu kesatuan bangsa, satu tujuan dan tekad perjuangan
dan satu kesatuan hukum.
b. Satu kesatuan social budaya.
c. Satu kesatuan ekonomi.
d. Satu kesatuan hankam.
3
3. Kedudukan Wawasan Nusantara
Fungsi Wawasan Nusantara adalah pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu
dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan, baik bagi
penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat dalam kehidupan
bermasyarakat, bernegara dan berbangsa.
Wawasan Nusantara berkedudukan sebagai visi bangsa yang bertujuan untuk
mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala bidang dari rakyat Indonesia yang lebih
mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan orang-perorang, kelompok,
golongan, dan suku bangsa/daerah.

2.2 Latar Belakang Konsepsi Wawasan Nusantara


1. Segi Historis atau Sejarah
Dari segi sejarah bahwa bangsa Indonesia menginginkan menjadi bangsa yang Bersatu
dengan wilayah yang utuh adalah karena dua hal yaitu:
a. Pernah dijajah oleh bangsa lain.
b. Memiliki wilayah yang terpisah-pisah.
Untuk bisa keluar dari keadaan bangsa terjajah dan terpecah kita membutuhkan semangat
kebangsaan. Keluarnya Deklarasi Djuanda Tahun 1957 melahirkan konsep wawasan
Nusantara, dimana laut tidak lagi sebagai pemisah, tetapi sebagai penghubung. Wawasan
Nusantara dibangun dari konsepsi wilayah. Karena Indonesia merupakan satu kesatuan wilayah
yang berciri nusantara.
2. Segi Geografis dan Sosial Budaya
Dari segi geografis dan sosial budaya Indonesia merupakan negara bangsa dengan
wilayah dan posisi yang unik serta bangsa yang heterogen. Keunikan wilayah Indonesia yaitu,
Indonesia terletak pada garis khatulistiwa, Indonesia berada pada iklim tropis dengan 2 musim,
memiliki etnik yang sangat banyak sehingga memiliki kebudayaan yang beragam, kaya akan
flora fauna dan sumber daya alam dan lain-lain. Keunikan wilayah bangs aini bisa membuka
peluang secara negatif. Maka dari itu dilakukan upaya dengan mengembangkan konsepsi
Wawasan Nusantara untuk menanggulanginya.
3. Segi Geopolitis dan Kepentingan Nasional
Berdasarkan geopolitik bangsa Indonesia, wilayah Indonesia adalah satu kesatuan
wilayah dari Sabang sampai Merauke. Rasa kebangsaan Indonesia dibentuk oleh adanya
kesatuan nasib, jiwa untuk Bersatu dan kehendak untuk Bersatu serta adanya kesatuan wilayah
yang sebelumnya bernama Nusantara.

4
Salah satu kepentingan nasional Indonesia adalah bagaimana menjadi bangsa dan wilayah
ini senantiasa satu dan utuh. Upaya untuk terus membina persatuan dan keutuhan wilayah serta
membangun kesadaran untuk bersatunya bangsa dalam satu wilayah adalah dengan
mengembangkan wawasan Nasional bangsa yaitu Wawasan Nusantara.

2.3 Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia


Wawasan Nusantara sebagai geopolitik Indonesia adalah: cara pandang dan sikap
bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dengan tetap menghargai dan
menghormati kebhinekaan dalam setiap aspek kehidupan nasional untuk mencapai tujuan
nasional.
1. Geopolitik sebagai ilmu bumi politik Indonesia
Geopolitik berasal dari dua kata, yaitu “Geo” dan “Politik”. “Geo” artinya bumi,
sedangkan “Politik” artinya kekuasaan. Memahami geopolitik dalam tulisan ini, tidak
terlepas dari pembahasan mengenai masalah geografi dan politik. Dalam studi hubungan
internasional, geopolitik merupakan suatu kajian yang melihat masalah/hubungan
internasional dari sudut pandang ruang atau geosentrik. Konteks territorial di mana
hubungan itu terjadi bervariasi dalam fungsi wilayah dalam interaksi, lingkup wilayah, dan
hierarki actor; dari nasional; internasional, sampai benua-kawasan, juga provinsi atau lokal.
Pengertian geopolitik dapat lebih disederhanakan lagi yaitu geopolitik adalah suatu
studi yang mengkaji masalah-masalah geografi, sejarah dan ilmu sosial, dengan merujuk
kepada politik internasional. Geopolitik mengkaji makna strategis dan politis suatu wilayah
geografi, yang mencakup lokasi, luas, dan sumber daya alam wilayah tersebut. Geopolitik
mempunyai 4 unsur, yaitu: keadaan geografis, politik, strategi, hubungan timbal balik
antara geografi dan politik serta unsur kebijakansanaan.
Istilah geopolitik pertama kali diartikan oleh Frederich Rayzel sebagai ilmu bumi
politik (Political geography) yang kemudian diperluas oleh Rudolf Kjellen menjadi
geographical politik yang disingkat menjadi geopolitik.
2. Paham Geopolitik Indonesia
Paham geopolitik Indonesia terumuskan dalam konsepsi Wawasan Nusantara. Untuk
Indonesia, geopolitik adalah kebijakan dalam rangka mencapai tujuan nasional dengan
memanfaatkan keuntungan letak geografis negara berdasarkan pengetahuan ilmiah tentang
kondisi geografis Indonesia.
Secara geografis, Indonesia memiliki ciri khas yakni diapit oleh dua samudera
(Hindia dan Pasifik) dan dua benua (Asia dan Australia), dibawah orbit geostationary
satelite orbit. Indonesia merupakan negara kepulauan yang disebut nusantara (nusa diantara

5
air) sehingga bisa disebut sebagai benua maritim Indonesia. Pernyataan tersebut
dituang secara yuridis formal dalam pasal 25(A) UUD NRI 1945 merupakan IV yang
berbunyi “Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang
berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan
undang-undang”, atas paham itulah Indonesia mengembangkan paham geopolitik
nasionalnya yakni, wawasan nusantara.
Secara historis wilayah Indonesia sebelumnya adalah wilayah bekas jajahan Belanda
yang dulunya disebut Hindia Belanda. Rakyat di wilayah Hindia Belanda memiliki leader
and samble serta karakter gemeinschaft yang sama akibat Belanda. Oleh karena itu, mereka
disebut satu bangsa wilayah Hindia Belanda yang sekarang dinamakan Indonesia dan dari
Sabang sampai Merauke merupakan ruang hidup bangsa Indonesia yang harus disatukan
dan dipertahankan.

2.4 Perwujudan Wawasan Nusantara


Konsepsi Wawasan Nusantara dituangkan dalam perundang-undangan yaitu dalam
ketetapan MPR. Dalam ketetapan tersebut dinyatakan bahwa wawasan dalam penyelenggaraan
pembangunan nasional dalam mencapai Tujuan Pembangunan Nasional adalah Wawasan
Nusantara. Wawasan Nusantara adalah wawasan yang bersumber dari Pancasila dan UUD
1945. Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia terhadap diri dan
lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah
dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
1. Perumusan Wawasan Nusantara
Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan politik ekonomi sosial budaya
dan pertahanan keamanan tersebut tercantum dalam GBHN.
a. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan politik, meliputi:
1) Kewilayahan Nasional.
2) Persatuan dan kesatuan bangsa dalam mencapai cita-cita nasional.
3) Kesatuan falsafah dan ideologi negara.
4) Kesatuan hukum yang mengabdi kepada kepentingan nasional.
b. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi, meliputi:
1) Kepemilikan bersama kekayaan efektif maupun potensial wilayah Nusantara.
2) Pemerataan hasil pemanfaatan kekayaan wilayah Nusantara.
3) Keserasian dan keseimbangan tingkat pengembangan ekonomi di seluruh daerah dengan

6
tanpa meninggalkan ciri-ciri khas yang dimiliki oleh daerah dalam pengembangan
kehidupan ekonominya.
c. Perwujudan kepulauan Nusantara bagi kesatuan sosial budaya, meliputi:
1) Pemerataan keseimbangan dan persamaan dalam kemajuan masyarakat serta adanya
keselarasan kehidupan yang sesuai dengan kemajuan bangsa.
2) Mempersatukan corak ragam budaya yang ada sebagai kekayaan budaya bangsa.
d. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai kesatuan pertahanan dan keamanan, meliputi:
1) Persamaan hak dan kewajiban bagi setiap warga dalam rangka membela negara dan
bangsa.
2) Ancaman terhadap satu pulau atau daerah dianggap sebagai ancaman terhadap seluruh
bangsa dan negara.
2. Konsep “Nusantara” dalam UUD 1945
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008, dikatakan bahwa Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagai negara kepulauan yang berciri Nusantara mempunyai kedaulatan atas
wilayahnya serta memiliki hak-hak berdaulat diluar wilayah kedaulatannya dan kewenangan
tertentu lainnya atau dikelola dan dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia 1945, bahwa peraturan mengenai wilayah negara meliputi wilayah daratan,
perairan pedalaman, perairan kepulauan dan laut territorial, beserta dasar laut dan tanah
dibawahnya, serta ruang udara diatasnya, termasuk seluruh sumber daya yang terkandung
didalamnya.
3. Batas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008, yang dimaksud dengan wilayah
negara adalah salah satu unsur negara yang merupakan serta kesatuan wilayah daratan, perairan
pedalaman, perairan kepulauan dan laut dan tanah dibawahnya, serta ruang udara diatasnya,
termasuk seluruh sumber kekayaan yang terkandung didalamnya. Wilayah negara meliputi
wilayah daratan, wilayah perairan pedalaman, perairan kepulauan, laut territorial dasar laut dan
tanah dibawahnya, serta ruang udara diatasnya termasuk seluruh sumber kekayaan yang
terkandung didalamnya.
a. Wilayah Daratan
Untuk menentukan batasan wilayah daratan biasanya dilakukan dengan negara-negara
yang berbatasan darat. Batas wilayah dapat dibuat dengan sengaja atau dapat pula ditandai
dengan benda-benda akam, seperti gunung, hutan dan sungai. Indonesia memiliki wilayah
daratan yang berbatasan dengan Malaysia (Sabah dan Serawak), Papua Nugini dan Timor
Leste.

7
b. Wilayah Perairan
Wilayah perairan Indonesia meliputi laut teritorial Indonesia perairan kepulauan, dan
perairan pedalaman. Laut territorial Indonesia adalah jalur laut selebar 12 mil laut yang
diukur dari garis pangkal kepulauan Indonesia. Perairan kepulauan Indonesia adalah semua
perairan yang terletak pada sisi dalam garis pangkal lurus kepulauan tanpa memperhatikan
kedalaman atau jarak dari pantai. Perairan pedalaman Indonesia adalah semua perairan yang
terletak pada sisi darat dari garis terendah dari pantai-pantai Indonesia, termasuk kedalaman
semua bagian dari perairan yang terletak pada sisi dari suatu garis penutup. Penentuan batas
perairan khususnya yang berbatasan dengan negara tetangga dilakukan dengan perjanjian
bilateral. Contoh Indonesia dengan Malaysia, Indonesia dengan Filipina.
c. Wilayah Udara
Wilayah udara adalah wilayah yang berada diatas wilayah daratan dan lautan negara itu.
4. Tujuan dan Manfaat Wawasan Nusantara
a. Tujuan Wawasan
1) Tujuan kedalam adalah menjamin perwujudan persatuan kesatuan segenap aspek kehidupan
nasional, yaitu politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.
2) Tujuan keluar adalah terjaminnya kepentingan nasional dalam dunia yang serba berubah dan
ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan
keadilan sosial serta mengembangkan suatu Kerjasama dan saling hormat-menghormati.
b. Manfaat Wawasan Nusantara
1) Diterima dan diakui konsepsi nusantara diforum internasional. Hal ini dibuktikan dengan
penerimaan asas negara kepulauan berdasarkan konvensi hukum laut 1982, Indonesia sebagai
negara kepulauan diakui oleh dunia internasional.
2) Pertambahan luas wilayah territorial Indonesia. Berdasarkan ordonasi 1939 wilayah teritorial
Indonesia hanya seluas 2 juta km persegi titik dengan adanya konsepsi wawasan nusantara maka
luas wilayah Indonesia menjadi 5 juta km persegi sebagai satu kesatuan wilayah.
3) Pertambahan luas wilayah sebagai ruang hidup memberikan potensi sumber daya yang besar
bagi peningkatan kesejahteraan rakyat. Sumber daya tersebut terutama sumber minyak yang
ditemukan di wilayah teritorial dan landasan kontinen Indonesia.
4) Penerapan wawasan Nusantara menghasilkan cara pandang tentang Ketuhanan wilayah
Nusantara yang perlu dipertahankan oleh bangsa Indonesia.
5) Wawasan Nusantara menjadi salah satu sasaran integrasi nasional. Misalnya tercermin
dalam semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”.

8
2.5 Otonomi Daerah di Indonesia
Yang dimaksud dengan otonomi adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas
daerah tertentu, yang berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
menurut Prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Dari ekonomi selanjutnya disebut dengan daerah.
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah yang bersifat
otonom atau daerah otonom meliputi tiga daerah, yaitu:
1. Daerah Provinsi.
2. Daerah Kabupaten.
3. Daerah Kota.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Wilayah Indonesia adalah satu kesatuan wilayah dari Sabang sampai Merauke. Memiliki
berbagai keanekaragaman dalam berbagai aspek. Akan tetapi perbedaan itu tidak mengurangi
rasa kebangsaaan. Rasa kebangsaan Indonesia dibentuk oleh adanya kesatuan nasib, jiwa untuk
bersatu, dam kehendak untuk bersatu serta adanya kesatuan wilayah.
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia terhadap diri,
identitas dan aspek-aspek yang ada di dalamnya. Wawasan Nusantara bersumber dari Pancasila
dan Undang-Undang 1945. Bagi rakyat Indonesia yang berbangsa dan bernegara, Wawasan
Nusantara adalah pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu dalam menentukan segala
kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan.
Wawasan Nusantara di butuhkan untuk membangun kesadaran bersatunya bangsa serta
memperkuat persatuan, kesatuan, menumbuhkan rasa cinta tanah air, dan bela negara. Wawasan
Nusantara mengharapkan persatuan dan kesatuan bangsa serta keutuhan wilayah. Wawasan
Nusantara juga mengajarkan perlunya kesatuan sistem politik, ekonomi, sosial, budaya, dan
pertahanan-keamanan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ridhuan, Syamsu. 2018. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : PAMU-ESA UNGGUL.


Subadi, Tjipto. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Surakarta : BP-FKIP UMS.
Winarno. 2019. Pendidikan Kewarganegaraan. Rawamangun : Bumi Aksara.
Lilis Dewi Ratih, dan Fatma Ulfatun Najicha. Wawasan Nusantara Sebagai Upaya
Membangun Rasa dan Sikap Nasionalisme Warga Negara : Sebuah Tinjauan Literatur.
Jurnal Global Citizen : Jurnal Ilmiah Kajian Pendidikan Kewarganegaraan. Vol. 10 No. 2
(2021). https://doi.org/10.33061/jgz.v10i2.5755
Setiawan, Deny. Konstribusi Tingkat Pemahaman Konsepsi Wawasan Nusantara
terhadap Sikap Nasionalisme dan Karakter Kebangsaaan. Jurnal Pendidikan Ilmu –
Ilmu. Vol. 9 No. 1 (2017) : 24-33. https://doi.org/10.24114/jupiis.v9i1.6457

11

Anda mungkin juga menyukai