Anda di halaman 1dari 11

Makalah Wawasan Nusantara

Disusun Oleh :

Silvina Maharani Putri (21042355)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PADANG

2021
Page | 2

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

rahmat dan hidayah-Nya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk

memberikan wawasan mengenai mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan,

dengan judul “ WAWASAN NUSANTARA ”.

Dengan tulisan ini kami diharapkan mahasiswa mampu untuk memahami

makna dari wawasan nusantara, geopolitik, dan juga hubungan antara keduanya yang
menjadi suatu kesatuan yang diterapkan di Indonesia. Dengan demikian, tulisan ini
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan
saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak, agar bisa menjadi lebih baik
lagi.

Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna bagi
pembacanya, terutama mahasiswa, supaya kelak menjadi pribadi yang berwawasan
nusantara, karena kita adalah penerus Bangsa Indonesia.

Padang, November 2021

Penulis

`
Page | 3

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Pembahasan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep dan Urgensi Wawasan Nusantara


2.2 Alasan Diperlukannya Wawasan Nusantara
2.3 Sumber Historis, Sumber Sosiologis dan Sumber Politis Wawasan
Nusantara
2.3.1 Sumber Historis Wawasan Kebangsaan
2.3.2 Sumber Sosiologis Wawasan Kebangsaan
2.3.3 Sumber Politis Wawasan Kebangsaan
2.4 Dinamika dan Tantangan Wawasan Nusantara
2.5 Esensi dan Urgensi Wawasan Nusantara

BAB III PENUTUP

5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

`
Page | 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Wawasan nusantara adalah sebuah cara bagi Indonesia untuk memandang
dirinya sendiri secara geografis, sebagai suatu kesatuan yang utuh. Kesatuan ini
memiliki unsur-unsur yang antara lain adalah ideologi, politik, ekonomi, sosial-
budaya, serta pertahanan dan keamanan.

Konsep ini merupakan upaya untuk menjawab tantangan-tantangan geografis


yang melekat pada negara dan bangsa Indonesia. Sebagai negara yang terdiri dari
ribuan pulau dan kondisi sosial budaya yang sangat beragam, tentu saja persatuan
dan kesatuan menjadi faktor yang sangat penting.
Pada hakikatnya, tulang punggung berdirinya negara Indonesia adalah
masyarakat Indonesia. Tulang punggung ini hanya mampu berdiri dengan baik
jika dibalut dalam toleransi, kesatuan, dan saling membantu.

Oleh karena itu, sangat penting bagi masyarakat Indonesia untuk memiliki
pengetahuan yang menyeluruh tentang bangsanya sendiri. Pengetahuan untuk
memandang bangsanya dalam ranah kesatuan, persatuan, dan keberagaman, agar
mewujudkan kesatuan Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan ulasan di atas, perumusan masalah yang akan diteliti dapat
disimpulkan sebagai berikut:
a.) Konsep dan Urgensi wawasan Nusantara
b.) Alasan Diperlukannya wawasan Nusantara
c.)Sumber Historis,sosiologis, dan politis tentang wawasan nusantara
d.) Dinamika dan tantangan wawasan nusantara
e.) Esensi dan urgensi wawasan nusantara
1.3 Tujuan Pembahasan

`
Page | 5

a.) mengetahui Konsep dan Urgensi wawasan Nusantara


b.) mengetahui Alasan Diperlukannya wawasan Nusantara
c. ) mengetahui Sumber Historis,sosiologis, dan politis tentang wawasan
nusantara
d.) mengetahui Dinamika dan tantangan wawasan nusantara
e.) Mengetahui Esensi dan urgensi wawasan nusantara

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep dan Urgensi Wawasan Nusantara


Wawasan nusantara dikembangkan berdasarkan falsafah pancasila yang
mengandung nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan, keadilan dan keberadaban,
persatuan dan kesatuan, musyawarah untuk mencapai mufakat, serta
kesejahteraan guna menciptakan suasana damai dan tenteram menuju
kebahagiaan dan kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia dari
generasi ke generasi.
Wawasan Nusantara juga dikembangkan berdasarkan kondisi objektif
bangsa Indonesia yang beraneka ragam budaya, adat istiadat, agama, dan
bahasa serta sistem masyarakat dan organisasi kemasyarakatannya.

Kepemilikan itu merupakan warisan yang diterima secara emosional dan


bersifat mengikat secara kuat ke dalam, karena itu sangat sensitive sifatnya.

Faktor-faktor negatif secara sosial-budaya dapat menimbulkan disintegrasi


atau perpecahan bangsa secara bersama-sama oleh seluruh rakyat Indonesia,
oleh karenanya harus diupayakan untuk dihilangkan
2.2 Alasan Diperlukannya Wawasan Nusantara

Fungsi wawasan nusantara secara umum ialah berperan sebagai pedoman,


motivasi, dorongan, dan rambu-rambu dalam memastikan semua
kebijaksanaan, ketentuan, tindakan, serta perbuatan.

`
Page | 6

Hal tersebut berguna untuk penyelenggaraan negara, baik di pusat, daerah


atau bagi semua rakyat Indonesia dalam kehidupan masyarakat, berbangsa
serta bernegara.

Tak hanya itu itu, wawasan nusantara juga berfungsi untuk membentuk dan
membina persatuan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.

Tujuan nasional dapat dilihat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.


Dalam UUD 1945 tersebut dijelaskan tujuan kemerdekaan Indonesia ialah
untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, serta mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Tujuan Wawasan Nusantara juga menjamin kepentingan nasional dalam era


globalisasi yang makin mendunia maupun kehidupan dalam negeri.
Kemudian turut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, keadilan sosial, serta kerja sama dan sikap
saling hormat menghormati.

Artinya, bangsa Indonesia harus terus-menerus mengamankan dan menjaga


kepentingan nasionalnya dalam kehidupan internasionalnya dalam semua
aspek kehidupan, baik politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan
dan keamanan demi tercapainya tujuan nasional sesuai tertera dalam UUD
1945.
Tujuan wawasan nusantara adalah menjamin persatuan dan kesatuan di
segenap aspek kehidupan nasional, baik aspek alamiah maupun aspek sosial.
Bangsa Indonesia harus meningkatkan kepekaannya dan berusaha untuk
mencegah dan mengatasi sedini mungkin faktor-faktor penyebab timbulnya
disintregasi bangsa dan terus-menerus mengupayakan dan terjaganya
persatuan dan kesatuan dalam kebhinnekaan.
2.3 Sumber Historis, Sumber Sosiologis, dan Sumber Politis wawasan nusantara
2.3.1 Sumber Historis Wawasan Nusantara

`
Page | 7

Mengenal Konsep Wawasan Nusantara, Hakikat, serta Asasnya


Wawasan Nusantara penting sebagai cara pandang bangsa Indonesia dalam
bernegara. Lalu bagaimana konsep, hakikat, serta asasnya yang perlu dipahami?
Wawasan Nusantara adalah paradigma bangsa Indonesia untuk meyakini sebuah
tujuan nasional dalam kesatuan wilayah kepulauan Indonesia. Secara etimologi
wawasan nusantara berasal dari kata wawas yang berarti 'melihat', serta nusa yang
berarti 'kepulauan'.
Menurut Lembaga Ketahanan Nasional Tahun 1999, Wawasan Nusantara adalah cara
pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba
beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa
serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.AdvertisingAdvertising
Pada praktiknya wawasan nusantara juga dipakai sebagai konsep bangsa Indonesia
dalam melihat keutuhan nasional bangsa.
Tiap warga negara tanpa kecuali harus berpikir, bersikap, dan bertindak secara utuh
dan menyeluruh semata-mata demi kepentingan nasional. Karena itulah hakikat
wawasan nusantara juga dapat diartikan sebagai keutuhan serta kesatuan wilayah
nasional, atau persatuan bangsa dan wilayah.
2.3.2 Sumber Politis wawasan nusantara
Wawasan nusantara adalah sudut pandang geopolitik Indonesia secara
mendasar. Secara harfiah, wawasan nusantara berarti konsep
kepulauan; secara kontekstual istilah ini lebih tepat diterjemahkan
sebagai "visi kepulauan Indonesia". Wawasan nusantara adalah cara
bagi Indonesia untuk memandang dirinya sendiri (secara geografis)
sebagai satu kesatuan antara ideologi, politik, ekonomi, sosiokultural,
serta masalah keamanan dan pertahanan.
Konsep ini berupaya untuk menjawab tantangan geografis yang
melekat pada diri Indonesia — sebagai negara yang terdiri dari ribuan
pulau serta ribuan latar belakang sosial budaya penduduknya. Hal ini
terkait dengan sikap negara yang mengutamakan pada persatuan dan
kesatuan, maka perairan yang terdapat di antara pulau-pulau itu harus
dianggap sebagai elemen penghubung dan bukanlah sebagai faktor
pemisah
2.4 Dinamika dan Tantangan Wawasan Nusantara

`
Page | 8

1. Kesadaran Warga Negara Pandangan Indonesia tentang Hak dan


Kewajiban Manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban
yang sama. Kesadaran bela negara dalam mengisi kemerdekaan perjuangan
yang dilakukan adalah perjuangan non fisik untuk memerangi
keterbelakangan, kemiskinan, kesenjangan sosial, penguasaan IPTEK,
peningkatan kualitas SDM, memberantas KKN, transparan dan pemeliharaan
persatuan. 2. Perkembangan Pesat Teknologi Perkembangan teknologi serta
perkembangan masyarakat global dikaitkan dengan dunia tanpa batas yang
tentu saja menjadi tantangan tersendiri untuk Wawasan Nusantara, mengingat
perkembangan ini dapat mempengaruhi pola pikir, pola sikap dan pola tindak
masyarakat dalam berbangsa dan bernegara. Kenichi Omahe dalam bukunya
Borderless Word dan The End of Nation State menyatakan dalam
perkembangan masyarakat global, batas-batas wilayah negara dalam arti
geografi dan politik relatif masih tetap, namun kehidupan dalam satu negara
tidak mungkin dapat membatasi kekuatan global yang berupa informasi,
investasi, industri dan konsumen yang semakin individual. 3. Kapitalisme
Kapitalisme merupakan suatu sistem ekonomi yang berdasarkan kepada hak
milik swasta atas beragam barang dan kebebasan individu untuk mengadakan
perjanjian dengan pihak lain dan berkecimpung dalam aktivitas-aktivitas
ekonomi yang dipilihnya sendiri berdasarkan kepentingan sendiri serta
mencapai laba untuk dirinya sendiri

2.5 Esensi dan Urgensi Wawasan Nusantara


Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik Memiliki
makna: 1) Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan
kekayaannya merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup, dan
kesatuan matra seluruh bangsa serta menjadi modal dan milik bersama
bangsa. 2) Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan
berbicara dalam berbagai bahasa daerah serta memeluk dan meyakini
berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus
merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat dalam arti yang seluasluasnya. 3)
Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib
sepenanggungan, sebangsa, dan setanah air, serta mempunyai tekad dalam
mencapai cita-cita bangsa. 4) Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah
serta ideologi bangsa dan negara yang melandasi, membimbing, dan

`
Page | 9

mengarahkan bangsa menuju tujuannya 5) Bahwa kehidupan politik di


seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan politik yang
diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945. 6)
Bahwa seluruh Kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan sistem hukum
dalam arti bahwa hanya ada satu hukum nasional yang mengabdi kepada
kepentingan nasional. 7) Bahwa bangsa Indonesia yang hidup berdampingan
dengan bangsa lain ikut menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial melalui politik luar
negeri bebas aktif serta diabdikan pada kepentingan nasional. Implementasi
wawasan nusantara dalam kehidupan politik akan menciptakan iklim
penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis. Hal tersebut tampak dalam
wujud pemerintahan yang kuat, aspiratif, dan terpercaya yang dibangun
sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat.

BAB III
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
strategis, Perguruan Tinggi beserta jajaran civitas akademikanya memiliki
peran, tugas dan tanggung jawab yang sangat strategis dalam membangkitkan
kembali wawasan kebangsaan untuk memperkuat watak dan karakter bangsa.
Oleh karena itu, Perguruan Tinggi perlu terus meningkatkan perannya secara
aktif dalam menyusun dan mensosialisasikan upaya revitalisasi nilai luhur
Pancasila dalam rangka memelihara jati diri ke-Indonesia-an di kalangan
generasi penerus yang sarat dengan nilai Moral dan Etika; Kejujuran,
Kompetensi dan Nilai – nilai Kebangsaan. Kecerdasan intelektual yang
merupakan potensi besar yang dimiliki perguruan tinggi dan civitas
akademikanya, harus mampu dikembangkan secara seimbang dengan
kecerdasan emosional, kecerdasan moral dan kecerdasan spiritual.
Keseimbangan tersebut dibutuhkan dalam proses pembangunan dan
pembentukan watak dan karakter bangsa, baik secara kolektif maupun
individual, berdasarkan Pancasila sebagai jati diri bangsa. Itulah yang
sesungguhnya harus disadari dan dipahami oleh kalangan perguruan tinggi
beserta civitas akademica-nya dalam partisipasinya untuk memperkuatan
wawasan Nusantara guna meningkatkan Ketahanan Nasional.

`
Page | 10

5.2 Saran
Penulis mengetahui bahwa pada makalah ini terdapat banyak kesalahan.
Oleh karna itu penulis akan terus belajar memperbaiki kesalahan. Mhon maaf
bila ada kesalahan makalah ini tidam bermaksud untuk menyinggung pihak
manapun

Daftar Pustaka

http://hamiddarmadi.blogspot.com/2013/08/urgensi-pendidikan-karakter-
olehhamid.html?m=1

https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan karakter

http://kumpulanmakalahansharthamrinpotale.blogspot.com/2014/05/urgensi
pendidikan-karakter.html?m=1

http://www.davishare.com/2015/01/makalah-pendidikan-karakter.html?
m=1id.m.wikipedia.orgkeuanganlsm.com

Lemhannas RI. 2012. Wawasan Nusantara. Jakarta.

Mumford, Andrew. 2013. Proxy Warfare. Polity Press. Cambridge.

Purnomo Yusgiantoro, Ceramah Menteri Pertahanan RI di depan anggota


HIPMI pada Kegiatan Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan di Lemhannas RI
18 Februari 2014.

Ruland, Jurgen, 2012. The Politics of Military Reform. Springer. London.

Soekarno, Ir. 2012. Susunlah Pertahanan Nasional Bersendikan Karakteristik


Bangsa – Amanat Presiden Soekarno pada Peresmian Lembaga Pertahanan
Nasional di Istana Negara, tanggal 20 Mei 1965. Jakarta.

`
Page | 11

Soepandji, Budi Susilo, Indonesia Menyongsong Abad Asia Pasifik Jilid II


Dalam Perspektif Ketahanan Nasional, Makalah Gubernur Lemhannas RI
pada Seminar Nasional Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, 3 Mei 2014.

Anda mungkin juga menyukai