Anda di halaman 1dari 22

MODUL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

WAWASAN NUSANTARA

Disusun Oleh:
Hanan Irfan Khansa Putra (1701010034)
I Wayan Yudha Pratama (1801010023)
Dipadana Putu (1801010035)
Ni Luh Putu Purnama Dewi (1801010025)
Dewa Made Aryadi Mertha Sanjaya (1801010038)

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
(STMIK) PRIMAKARA
2019

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk
membantu mahasiswa memahami materi Mata Kuliah Umum Pendidikan
Kewarganegaraan khususnya tentang wawasan nusantara. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak sangat diperlukan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis mohon maaf apabila dalam makalah ini masih banyak
kesalahan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembaca, serta
menjadi pintu gerbang ilmu pengetahuan khususnya Mata Kuliah Umum Pendidikan
Kewarganegaraan.

Denpasar, 23 Mei 2019

Penulis

Wawasan Nusantara | Pendidikan Kewarganegaraan i


DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
PETA KONSEP ............................................................................................... 2
A. Pengertian dan Kedudukan Wawasan Nusantara ..................................... 3
B. Konsepsi Wawasan Nusantara .................................................................. 4
C. Teori-Teori Geopolitik Negara ................................................................. 7
D. Implementasi Konsepsi Wawasan Nusantara Di Indonesia ..................... 9
DAFTAR PUSTAKA

Wawasan Nusantara | Pendidikan Kewarganegaraan ii


PENDAHULUAN

Geografi adalah wilayah yang tersedia dan terbentuk secara alamiah, demikian
adanya oleh alam nyata. Kondisi objektif geografi Nusantara yang merupakan untaian
ribuan pulau-pulau yang tersebar dan terbentang di khatulistiwa serta terletak pada posisi
silang yang strategis, memiliki karakteristik atau watak yang berbeda dengan negara
lainnya. Namun apabila keadaan lingkungan alam yang seperti itu tidak didampingi dengan
persatuan bangsa dan kesatuan wilayah negara, maka akan menjadi sesuatu yang sia-sia.
Atas pertimbangan di atas maka dimaklumkanlah “Deklarasi Djuanda” pada
tanggal 13 Desember 1957 yang berisi konsep dasar wilayah kepulauan. Sebagai negara
kepulauan dengan masyarakatnya yang berbhineka, negara Indonesia memiliki unsur-unsur
kekuatan sekaligus kelemahan. Kekuatannya terletak pada posisi dan keadaan geografi
yang strategis dan kaya akan sumber daya manusia (SDM). Sedang kelemahannya terletak
pada wujud kepulauan dan keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu
bangsa, satu negara dan satu tanah air.
Penduduk Indonesia terdiri dari berbagai suku, ras, dan agama yang tersebar dari
Sabang sampai Merauke. Sebagai bangsa yang besar, Indonesia memiliki keanekaragaman
budaya yang menjadi identitas dari bangsa Indonesia. Namun saat ini masih banyak
masyarakat yang saling mementingkan suku, ras, dan agama mereka masing-masing. Hal
ini membuat terjadinya berbagai konflik antar masyarakat yang berbeda suku atau agama.
Oleh karena ini diperlukan pemahaman atas Wawasan Nusantara yang diangkat dalam
Tap: IV/MPR/1973 tentang GBHN dalam bab II huruf “E” sebagai nilai dasar Ketahanan
Nasional serta sebagai pemersatu keragaman budaya bangsa.
PETA KONSEP

Wawasan Nusantara

Kedudukan Wawasan Nusantara

Konsepsi Wawasan Nusantara

Teori-Teori Geopolitik Negara

Implementasi Konsepsi
Wawasan Nusantara di
Indonesia

Wawasan Nusantara | Pendidikan Kewarganegaraan 2


WAWASAN NUSANTARA

A. PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN WAWASAN NUSANTARA

1. Pengertian Wawasan Nusantara secara Etimologis

Istilah Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan dan Nusantara. Kata
Wawasan berasal dari kata wawas (bahasa Jawa) yang berarti pandangan, tatapan, tinjauan
atau penglihatan indrawi. Selanjutnya muncul kata wawas yang berarti memandang,
menatap, meninjau atau melihat. Sehingga istilah wawasan dapat berarti cara pandang, cara
melihat, cara menatap dan cara meninjau. Istilah Nusantara berasal dari kata Nusa dan
antara, Nusa artinya pulau atau kesatuan kepulauan. Antara artinya menunjukkan letak
antara 2 (dua) unsur. Jadi, Nusantara artinya kesatuan kepulauan yang terletak di antara
dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia, dan dua samudera/lautan yaitu Samudra
Hindia dan Samudra Pasifik jika ditinjau dari letaknya secara nyata Nusantara berada di
Asia Tenggara yang dilewati garis khatulistiwa/garis equator atau bisa juga disebut terletak
di bawah Geostationary Satellite Orbit (GSO). Bentuknya kepulauan. Karena beberapa
faktor tersebut di atas maka kata "nusantara" dapat digunakan sebagai pengganti nama
Indonesia.

2. Pengertian Wawasan Nusantara secara Terminologis

Wawasan Nusantara dapat diartikan cara pandang bangsa Indonesia mengenal diri
dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.
Menurut kelompok kerja Wawasan Nusantara untuk diusulkan menjadi Ketetapan MPR
yang dibuat oleh Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) tahun 1999, adalah:

Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri
dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat diartikan bahwa Wawasan


nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia terhadap diri dan
lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan
wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Wawasan Nusantara | Pendidikan Kewarganegaraan 3


Sedangkan Kedudukan Wawasan Nusantara sebagai visi bangsa. Visi adalah
keadaan atau rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan. Maka itu, visi bangsa
Indonesia sesuai dengan konsep wawasan nusantara adalah menjadi bangsa yang satu
dengan wilayah yang satu dan utuh pula. Oleh karena itu, wawasan nusantara dalam
kehidupan nasional berkedudukan sebagai landasan visional.

B. KONSEPSI WAWASAN NUSANTARA

Latar belakang dan faktor-faktor yang mempengaruhi konsepsi Wawasan


Nusantara antara lain aspek sejarah aspek geografis serta aspek geopolitis dan kepentingan
sosial budaya.

1. Aspek Sejarah

Dari aspek sejarah (historis), bangsa Indonesia menghendaki menjadi bangsa yang
bersatu dengan wilayah yang utuh karena bangsa Indonesia pernah mengalami kehidupan
sebagai bangsa yang terjajah dan terpecah dan pernah mengalami memiliki wilayah yang
terpisah-pisah (belum bersatu). Secara historis, wilayah Indonesia adalah wilayah bekas
jajahan Belanda atau dahulu dikenal dengan wilayah Hindia Belanda (wilayah Hindia
Belanda yang berbentuk kepulauan dan terpisah oleh laut bebas).

Sebagai bangsa yang terjajah dan terpecah-pecah serta memiliki wilayah yang
terpisah-pisah, maka jelas menimbulkan kerugian besar bagi bangsa Indonesia. Keadaan
itu tidak mendukung bangsa Indonesia yang menginginkan sebagai bangsa yang merdeka,
bersatu untuk menuju bangsa yang adil dan makmur yang sebagaimana tertuang dalam
Pembukaan UUD 1945.

Sehingga untuk dapat merdeka dan bersatu bangsa Indonesia memerlukan


semangat kebangsaan, awal dari semangat kebangsaan ditandai oleh Sumpah Pemuda
tanggal 28 Oktober 1928 dan sebagai puncak keberhasilannya terwujud melalui proklamasi
kemerdekaan 17 Agustus 1945. perkembangan semangat kebangsaan Indonesia dapat
dikategorikan dalam kurun waktu sebagai berikut:

a. Zaman Perintis 1908, ditandai dengan munculnya Pergerakan Nasional Budi


Utomo.

b. Zaman Penegas 1928, ditandai dengan ikrar Sumpah Pemuda.

c. Zaman Pendobrak, ditandai dengan Proklamasi Kemerdekaan NKRI.

Wawasan Nusantara | Pendidikan Kewarganegaraan 4


Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan "revolusi integratif" dari
bangsa Indonesia. Karena bangsa Indonesia yang sebelumnya terpecah dalam banyak suku
beralih menjadi bangsa yang satu dan merdeka. Bahkan Perdana Menteri Juanda pada
tanggal 13 Desember 1957 mengeluarkan pernyataan yang selanjutnya dikenal dengan
Deklarasi Juanda 1957. Isi Deklarasi Juanda adalah menyatakan laut teritorial Indonesia
adalah sebesar 12 mil dan tidak lagi 3 mil berdasarkan limit to point theory. Semula
berdasarkan Ordonansi 1939 (Territoriale Zee en Maritime) dinyatakan bahwa lebar laut
teritorial Indonesia adalah 3 mil. Maka dengan keluarnya Deklarasi Juanda 1957 tersebut
melahirkan konsep Wawasan Nusantara di mana laut tidak lagi sebagai pemisah melainkan
sebagai penghubung antar kepulauan. Selanjutnya saat ini ketentuan yang mengatur
tentang masalah perairan di Indonesia adalah Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996
tentang Perairan Indonesia.

2. Aspek Geografis

Dari aspek geografis, Indonesia merupakan negara bangsa dengan wilayah dan
posisi yang unik serta bangsa yang heterogen. Keunikan wilayah dan heterogenitas bangsa
membuka dua peluang secara positif. Dapat dijadikan modal memperkuat bangsa untuk
mencapai cita-citanya. Namun dampak negatif dari letak geografi negara Indonesia yaitu
dapat mudah menimbulkan konflik dan perpecahan serta infiltrasi/penyusupan dari pihak
luar/asing. Kemungkinan terjadinya berbagai peristiwa yang tidak diinginkan tersebut
perlu ditanggulangi, sedangkan salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan
mengembangkan konsepsi wawasan nusantara. Perlu juga untuk diketahui bahwa kondisi
geografi negara Indonesia adalah:

a. Indonesia merupakan negara maritim karena 2/3 wilayahnya lautan dan 1/3 nya
daratan.
b. Indonesia berbentuk negara kepulauan dapat disebut nusantara (nusa di antara air)
yang berdasarkan Konsep Negara Kepulauan (Archipelago State Concept) dengan
jumlah pulau kurang 17.508 pulau.
c. Luas wilayah negara Indonesia 5.192 juta km2 dengan perincian luas daratan 2.027
juta km2 dan luas lautan 3.166 juta km2.
d. Jarak dari arah Utara-Selatan 1.888 km dan jarak dari arah Timur-Barat 5.110.
e. Negara Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudera.
f. Terletak di bawah orbit Geostatioriory Satellite orbit (GSO).

Wawasan Nusantara | Pendidikan Kewarganegaraan 5


3. Aspek Geopolitis dan Kepentingan Sosial

Sebagaimana telah disampaikan bahwa geopolitik adalah istilah yang dikemukakan


oleh Frederich Ratzel sebagai ilmu Bumi Politik. Sebagai ilmu, geopolitik mempelajari
fenomena politik dari aspek geografi. Bahwa pada umumnya politik suatu negara
dipengaruhi oleh konstelasi geografi antara negara yang bersangkutan. Geopolitik
memaparkan dasar pertimbangan dari aspek geografi dalam menentukan kebijakan
nasional untuk mewujudkan suatu tujuan.

Prinsip-prinsip geopolitik suatu negara dapat menjadi dasar bagi perkembangan


wawasan nasional bangsa itu. Di Negara Republik Indonesia orang pertama yang
mengaitkan hal geopolitik dengan bangsa Indonesia adalah Ir. Soekarno dalam pidatonya
di hadapan sidang BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945.

Kemudian salah satu kepentingan nasional Indonesia adalah bagaimana menjadikan


bangsa dari wilayah ini senantiasa satu dan utuh. Kepentingan nasional itu merupakan
kelanjutan dari cita-cita nasional, tujuan nasional maupun visi nasional. Cita-cita nasional
bangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea kedua adalah
untuk mewujudkan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Sedangkan tujuan nasional Indonesia sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945
alinea keempat salah satunya adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia.

Visi nasional Indonesia menurut ketetapan MPR Nomor VIl/MPR//2001 tentang


Visi Indonesia Masa Depan adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang religius
manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju, mandiri, serta dan bersih dalam
penyelenggaraan negara. Untuk dapat mewujudkan berbagai tujuan seperti tersebut di atas
maka perlu untuk mengimplementasikan konsepsi Wawasan Nusantara.

Selain untuk mencapai visi nasional sebagaimana diuraikan di atas digunakan misi
melalui pembangunan nasional di segala bidang. Kemudian strategi pembangunan nasional
diarahkan pada pemenuhan hak dasar rakyat dan bebas kemiskinan serta pencapaian
landasan pembangunan yang kokoh berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Wawasan Nusantara | Pendidikan Kewarganegaraan 6


C. TEORI-TEORI GEOPOLITIK NEGARA

Pandangan/teori-teori dari beberapa ahli/pemikir mengenai geopolitik dapat


dikemukakan sebagai berikut (Dr.Marsono, 2017, p. 66) :

1. Teori Geopolitik di Negara Jerman, dipelopori oleh:

a. Frederich Ratzel (1844-1904) terkenal dengan Teori Hidup yang berpendapat


bahwa pertumbuhan negara mirip seperti pertumbuhan organisme yang
memerlukan ruang hidup yang mencukupi agar dapat tumbuh dengan subur. Teori
ini dikenal sebagai teori organisme atau teori biologis. Negara identik dengan ruang
yang ditempati oleh sekelompok masyarakat. Pertumbuhan negara membutuhkan
ruang hidup yang cukup agar bisa tumbuh karena itu negara membutuhkan
ekspansi.
b. Rudolf Kellen (1864-1922) yang menyatakan bahwa negara adalah organisme yang
hidup yang sangat membutuhkan ekspansi. Negara merupakan kesatuan politik
yang menyeluruh meliputi bidang geopolitik, ekonomi politik, demo politik, sosial
politik.
c. Karl Haushofer (1896-1946) dengan Teori Pan Region dan menyatakan teori ruang
hidup dan kekuatan "Lebenstrum" yang menyatakan bahwa untuk mencapai ruang
hidup yang cukup dan melakukan ekspansi, Karl menyatakan bahwa negara harus
mengusahakan autarki dan wilayah-wilayah yang dikuasai (pan regionalisme).
Autarki adalah cita-cita untuk memenuhi kebutuhan sendiri tanpa bergantung pada
negara lain. Dari asumsi berikut, Karl Haushofer membagi dunia menjadi beberapa
wilayah yang dikatakan unggul seperti Amerika serikat, Jerman, Rusia, Inggris dan
Jepang. Dari pendapat ini lahirlah wilayah-wilayah yang dikuasai (pan-regional)
kemudian dunia dibagi dalam empat pan region, yaitu:
1. Pan-Amerika sebagai perserikatan wilayah dengan AS sebagai
pemimpinnya.
2. Pan-Asia Timur, mencakup bagian timur benua Asia. Australia dan wilayah
kepulauan dimana Jepang sebagai penguasa.
3. Pan-Rusia India, mencakup bagian Wilayah Asia Barat Eropa Timur, dan
Rusia yang dikuasai Rusia.
4. Pan-Eropa Afrika, mencakup Eropa Barat tidak termasuk Inggris dan Rusia.
Dikuasai oleh Jerman.

Wawasan Nusantara | Pendidikan Kewarganegaraan 7


5. Teori ini dipraktekkan oleh Nazi Jerman di bawah pimpinan Hitler dan
menimbulkan Perang Dunia kedua.

2. Teori Geopolitik di Negara Inggris, dipelopori oleh:

a. Sir Halford Mackinder (1861-1947) terkenal dengan Teori Daerah Jantung


(Heartland). Konsep Halford lebih strategik, yaitu dengan penguasaan daerah-
daerah jantung dunia, sehingga pendapatnya dikenal dengan teori Daerah Jantung.
Barang siapa yang menguasai "daerah jantung" (Eropa Timur dan Rusia) maka ia
akan menguasai pulau dunia (Eropa, Asia, dan Afrika) yang pada akhirnya akan
menguasai dunia.
b. Sir Walter Raleght (1554-1618) dengan Teori Kekuatan Maritim teorinya lebih
menekankan pada wawasan maritim dan untuk itu diperlukan keseriusan dalam
pembangunan armada laut.

3. Teori Geopolitik di Negara Amerika, dipelopori oleh:

a. Alfred Thayer Mahan (1840-1914) dengan Teori Kekuatan Maritim memperhatikan


perlunya memanfaatkan serta mempertahankan sumber daya laut, termasuk akses
ke laut. Tidak hanya armada laut saja yang diperlukan, namun lebih luas juga
membangun kekuatan maritim. Muncul pula konsep Wawasan Bahari atau konsep
kekuatan di laut. Barang siapa menguasai lautan akan menguasai kekayaan dunia.
b. Giulio Douhet (1869-1930), William Mitchel,(1878- 1939) terkenal dengan Teori
Kekuatan di Udara. Mereka berkesimpulan bahwa membangun armada atau
angkatan udara lebih menguntungkan sebab angkatan udara memungkinkan
beroperasi sendiri tanpa dibantu oleh angkatan Iainnya.
c. Nicholas J. Spykman (1879-1936) terkenal dengan Teen Daerah Batas. la membagi
dunia dalam empat wilayah :
1. Pivot area: mencakup wilayah daerah jantung.
2. Offshorec continent land: mencakup wilayah pantai benua Eropa-Asia.
3. Oceanic Belt: mencakup wilayah pulau di luar Eropa-Asia, Afrika Selatan.
4. New World: mencakup wilayah Amerika. Spykman memandang
diperlukannya kekuatan kombinasi dari angkatan perang untuk dapat
menguasai wilayah-wilayah dimaksud. Pandangan ini menghasilkan teori
garis batas (Rimland) yang dinamakan wilayah kombinasi.

Wawasan Nusantara | Pendidikan Kewarganegaraan 8


4. Teori Geopolitik di Negara Republik Indonesia adalah Wawasan

Bangsa Indonesia tidak dapat menerima berbagai rumusan dari teori-teori tentang
Geopolitik yang dianut oleh negara-negara lain yang jika prinsipnya adalah sama karena
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Bagi bangsa Indonesia geopolitik merupakan
pandangan baru dalam mempertimbangkan faktor-faktor geografis wilayah negara untuk
mencapai tujuan nasional sebagaimana terkandung dalam alinea keempat Pembukaan
UUD 1945. Dengan cara memanfaatkan keuntungan letak geografis berdasarkan
pengetahuan ilmiah tentang kondisi geografi negara.

D. IMPLEMENTASI KONSEPSI WAWASAN NUSANTARA DI INDONESIA

1. Implementasi Konsepsi Wawasan Nusantara

Geopolitik bagi Indonesia pada dasarnya merupakan kebijakan dalam rangka


mencapai tujuan nasional dengan memanfaatkan keuntungan letak geografis negara
berdasarkan pengetahuan ilmiah tentang kondisi geografis tersebut.

Wilayah negara Indonesia dituangkan dalam pasal 25A UUD 1945 yang
menyatakan “Negara Kesatuan Republik Indonesia” adalah sebuah negara kepulauan yang
berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan
undang-undang”. Berdasarkan ketentuan dari pasal tersebut bangsa Indonesia
mengembangkan paham geopolitik nasionalnya yang disebut Wawasan Nusantara.
Selanjutnya Wawasan Nusantara sebagai geopolitik Indonesia dikembangkan sesuai
dengan Pancasila oleh sebab itu Wawasan Nusantara Indonesia tidak mengandung unsur-
unsur ekspansionisme maupun kekerasan yang dapat diartikan bahwa tidak ada keinginan
bangsa Indonesia untuk memperluas wilayah sebagai ruang hidupnya. Berdasarkan fakta
geografis dan sejarah inilah saja yang diakui sebagai wilayah Indonesia beserta apa yang
ada di dalamnya kemudian dipandang sebagai satu kesatuan yang seutuhnya (utuh
menyeluruh).

Implementasi tentang konsepsi wawasan nusantara di negara Indonesia dituangkan


dalam Ketetapan MPR mengenai GBHN. Dalam ketetapan tersebut dinyatakan bahwa
Wawasan dalam penyelenggaraan pembangunan nasional dalam mencapai Tujuan
Pembangunan Nasional adalah Wawasan Nusantara.

Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia terhadap diri
dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan

Wawasan Nusantara | Pendidikan Kewarganegaraan 9


wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Hakikat Wawasan Nusantara merupakan kesatuan bangsa dan keutuhan wilayah Indonesia.
Cara pandang Indonesia tersebut dalam kehidupan nasional mencakup:

a. Implementasi kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik, dalam arti:

1. Bahwa kebutuhan Wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya


merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup dan kesatuan mitra seluruh
bangsa serta menjadi modal dan milik bangsa.
2. Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku dan 10ntegr
daerah, memeluk dan meyakini berbagai agama clan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan bangsa yang bułat dałam arti yang
seluas-luasnya.
3. Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib,
sepenanggungan, sebangsa dan setanah air serta mempunyai satu tekad di dałam
mencapai cita-cita bangsa.
4. Bahwa Pancasila adalah merupakan satu-satunya falsafah dan ideologi bangsa dan
negara yang melandasi, membimbing dan mengarahkan bangsa mencapai
tujuannya.
5. Bahwa seluruh kepulauan Nusantara merupakan kesatuan hukum dałam arti
bahwa ada satu hukum yang mengabdi kepada kepentingan nasional.
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan politik akan menciptakan iklim
penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis. Hal tersebut tampak dalam wujud
pemerintahan yang kuat, aspiratif, dan terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan
kedaulatan rakyat.
b. Implementasi kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi, dałam arti:
1. Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif adalah modal
dan milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia
merata di seluruh wilayah.
2. Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah,
tanpa meninggalkan khas yang dimiliki oleh daerah-daerah dałam
mengembangkan ekonominya.
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan ekonomi akan menciptakan
tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata. Di samping itu,

Wawasan Nusantara | Pendidikan Kewarganegaraan 10


implementasi wawasan nusantara pada asepek ekonomi mencerminkan tanggung
jawab pengelolaan sumber daya alam yang memperhatikan kebutuhan masyarakat
antar daerah secara timbal balik serta kelestarian sumber daya alam itu sendiri.
c. Implementasi kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya, dałam arti:
1. Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu; perikehidupan bangsa harus merupakan
kehidupan yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat yang
sama, merata, dan seimbang serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai
dengan kemajuan bangsa.
2. Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan berbagai corak
ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya yang menjadi modal
dan landasan pengembangan budaya bangsa seluruhnya, yang hasil-hasilnya dapat
dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia.
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan sosial budaya akan menciptakan
sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui segala bentuk perbedaan sebagai kenyataan
hidup sekaligus karunia Tuhan. Implementasi ini juga akan menciptakan kehidupan
masyarakat dan bangsa yang rukun dan bersatu tanpa membedakan suku, asal usul
daerah, agama, atau kepercayaan, serta golongan berdasarkan status sosialnya. Budaya
Indonesia tidak menolak nilai-nilai budaya asing asalkan tidak bertentangan dengan
nilai budaya bangsa sendiri dan hasilnya dapat dinikmati.
d. Implementasi kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Pertahanan Keamanan
(Hankam), dałam arti:
1. Bahwa ancaman terhadap satu daerah pada hakikatnya merupakan ancaman bagi
seluruh bangsa dan negara.
2. Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama di dałam
pembelaan negara.
Tiap-tiap cakupan arti dari implementasi kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan
politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan (Poleksosbud-Hankam)
terkandung dalam Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1998 tentang Garis-Garis Besar Haluan
Negara (yang merupakan GBHN terakhir yang memuat rumusan tentang Wawasan
Nusantara). Pada masa sekarang ini dengan tidak adanya lagi GBHN, maka rumusan
Wawasan Nusantara berdasarkan Ketetapan MPR menjadi tidak ada namun sesuai dengan
sistem ketatanegaraan maka yang menjadi dasar hukumnya sesuai dengan konstitusi adalah
pasal 25-A UUD 1945 Amandemen IV yang berbunyi “Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah sebuah negara Kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang

Wawasan Nusantara | Pendidikan Kewarganegaraan 11


batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang”. Adapun undang-undang
yang mengatur hal ini adalah Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan
Indonesia.

2. Wilayah Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang perairan


Indonesia dinyatakan bahwa negara Indonesia merupakan negara kepulauan (Archipelago
state). Kedaulatan negara Republik Indonesia di perairan Indonesia meliputi laut teritorial,
perairan kepulauan dan perairan pedalaman serta ruang udara di atas laut teritorial, serta
dasar laut dan tanah termasuk sumber kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
Berdasarkan ketentuan undang-undang perairan tersebut dan juga mengacu kepada
Wawasan Nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya yang merupakan fenomena/gejala sosial yang dinamis dan memiliki tiga
unsur dasar, yaitu:

1. Wadah (Contour); yang merupakan wilayah fisik; satu kesatuan darat, laut, udara
dalam naungan NKRI.
2. Isi (Content); merupakan isi Wawasan Nusantara adalah aspirasi bangsa
Indonesia yaitu antara lain cita-cita proklamasi, asas/sifat dan ciri-ciri serta cara
kerja.
3. Tata Laku (Conduct); yaitu tindakan perilaku bangsa Indonesia dalam
melaksanakan aspirasinya guna mewujudkan Indonesia sebagai satu kesatuan
yang utuh menyeluruh dalam mencapai tujuan nasionalnya berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945.

Berdasarkan hal-hal di atas, maka wilayah kedaulatan Negara Kesatuan


Republik Indonesia, meliputi:

a. Wilayah daratan: daerah permukaan bumi dalam batas-batas tertentu dan di


dalam tanah permukaan bumi. Batas-batasnya dibuat dengan sengaja atau
dapat pula ditandai dengan benda-benda alam seperti gunung, hutan, dan
sungai. Wilayah daratan Indonesia terdiri atas pulau-pulau nusantara yang
berjumlah kurang lebih 17.508 terdiri dari pulau besar dan pulau-pulau
kecil. Sedangkan luas wilayah daratan Indonesia sekitar 2000.000 km2.
b. Wilayah laut/perairan, meliputi laut teritorial Indonesia, perairan kepulauan
dan perairan pedalaman. Pada awalnya lebar laut territorial Indonesia

Wawasan Nusantara | Pendidikan Kewarganegaraan 12


ditentukan berdasarkan pada ketentuan Mariiteem Kringen Ordonantie
1939 yakni 3 mil laut. Kemudian sebagai pengganti Mariiteem Kringen
Ordonantie 1939 adalah Deklarasi Juanda 1957 (tanggal 13 Desember
1957) yang menyatakan bahwa berdasarkan asas negara kepulauan
ditentukanlah bahwa luas laut teritorial Indonesia adalah jalur luar selebar
12 mil laut yang diukur dari garis pangkal kepulauan Indonesia. Namun hal
ini belum mendapat pengakuan dari dunia internasional. Baru pada
Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tanggal 30 April 1982
menerima The United Nations Convention on the Law of Sea (UNCLOS)
1982 yang dapat diartikan sebagai Konvensi Hukum Laut 1982.
Berdasarkan UNCLOS 1982 tersebut diakui asas Negara Kepulauan
(Archipelago state). Karena Negara Indonesia merupakan Negara
Kepulauan maka pemerintah Indonesia telah meratifikasi ketentuan
UNCLOS dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985.

Selanjutnya hingga saat ini terdapat tiga pembagian wilayah laut yaitu:
1. Laut wilayah (laut teritorial); yang lebarnya 12 mil laut yang diukur dari
garis pantai pada saat air surut, lalu ditarik garis lurus dari pulau-pulau
terluar. Hal ini dilakukan pada negara kepulauan (Arcipelago State).
2. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia; yang lebarnya 200 mil laut
dan diukur dari garis pangkal laut wilayah Indonesia. Lautan ZEE
Indonesia merupakan lautan bebas yang dapat digunakan untuk pelayaran
internasional. ZEE Indonesia telah diakui dan diterima oleh hampir
seluruh peserta konferensi Hukum Laut Internasional di Jamaika tahun
1982 dan telah ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia dengan Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif
Indonesia.
3. Landas Kontinen, yaitu hak tertentu yang dimiliki oleh negara untuk
melakukan eksplorasi dan eksploitasi kekayaan alam yang terkandung di
dalam laut. Tentang landas kontinen Indonesia diatur melalui Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1973.
c. Wilayah udara, merupakan wilayah yang berada di atas wilayah daratan dan
lautan negara itu. Menurut teori udara bebas dinyatakan bahwa kebebasan

Wawasan Nusantara | Pendidikan Kewarganegaraan 13


ruang tanpa batas, ruang udara dapat dipergunakan oleh siapapun. Negara
tidak berhak berdaulat di ruang udara. Kebebasan ruang terbatas terbagi dua:
1. Negara kolong berhak mengambil tindakan tertentu untuk memelihara
keamanan dan keselamatan.
2. Negara kolong hanya berhak terhadap suatu wilayah tertentu.
Teori yang menyatakan adanya kebebasan ruang terbatas adalah:

1. Teori keamanan: negara mempunyai kedaulatan di udara dibatasi untuk


menjaga keamanan.
2. Teori penguasaan Cooper: kedaulatan udara ditentukan oleh kemampuan
negara yang bersangkutan menguasai ruang udara secara fisik dan ilmiah.
3. Teori Schachter: wilayah udara hendaknya sampai pada ketinggian udara
masih cukup mampu mengangkat pesawat.

3. Implementasi Wawasan Nusantara di Era Globalisasi

Implementasi Wawasan Nusantara pada era globalisasi ini bertujuan agar


tetap terjamin persatuan dan kesatuan segenap aspek kehidupan nasional, yaitu
politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan (Poleksosbud-Hankam).

Tujuan implementasi Wawasan Nusantara ke luar adalah agar tetap terjamin


kepentingan nasional dalam dunia yang serba berubah dan tanpa batas (borderless)
serta ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial serta mengembangkan suatu kerjasama dan saling
menghormati di antara sesame bangsa-bangsa yang ada di dunia. Adapun cara yang
harus dilakukan antara lain dengan memberikan peran lebih kepada rakyat dan
peran daerah juga harus lebih diberdayakan (menerapkan Otda) serta melakukan
penegakan hukum secara baik dan benar. Di Indonesia pun saat ini sudah
melaksanakan supremasi hukum di berbagai bidang kehidupan walaupun hasilnya
belum dapat dirasakan secara maksimal. Tokoh Globalisasi yang terkenal antara
Iain:

1. John Naisbit dengan teori The global paradox yang inti dari teorinya tersebut
adalah bagaimana memberikan peran lebih kepada rakyat.

Wawasan Nusantara | Pendidikan Kewarganegaraan 14


2. Kerichi Omahe dengan teori The borderless world and the end of nation states
yang inti teorinya adalah bagaimana caranya agar peran pemerintah pusat
dikurangi dan peran pemerintah daerah dan rakyat diberdayakan.
Kemudian beberapa manfaat Iain dari implementasi konsepsi Wawasan
Nusantara di era globalisasi adalah:

1. Diterima dan diakuinya konsepsi Nusantara di forum-forum internasional.


2. Pertambahan luas wilayah sebagai ruang hidup memberikan potensi sumber
daya yang besar bagi peningkatan kesejahteraan rakyat.
3. Penerapan Wawasan Nusantara menghasilkan cara pandang tentang keutuhan
wilayah nusantara yang perlu dipertahankan oleh bangsa Indonesia.
4. Wawasan Nusantara menjadi salah satu sarana 15ntegrase nasional.
Beberapa tantangan atau persoalan yang kemungkinan timbul dari
implementasi konsep Wawasan Nusantara adalah:

1. Persoalan garis batas/wilayah Indonesia dengan negara lain yaitu batas darat,
laut dan udara.
2. Masuknya pihak luar ke dalam wilayah yurisdiksi Indonesia yang tidak
terkendali dan terawasi
3. Adanya kerawanan-kerawanan di pulau-pulau terdepan/terluar Indonesia.
Sentimen kedaerahan yang suatu saat berkembang dan dapat melemahkan
pembangunan berwawasan nusantara.

4. Implementasi Wawasan Nusantara di Kehidupan Sehari – Hari


Berdasar uraian di atas, wawasan nusantara berfungsi sebagai wawasan
pembangunan. Bahwa pembangunan nasional hendaknya mencakup pembangunan
dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan secara
terpadu, utuh dan menyeluruh.
Dewasa ini, pembangunanan nasional membutuhkan sumber-sumber
pembiayaan yang tidak cukup berasal dari sumber-sumber daya alam wilayah
Indonesia. Sumber daya alam memiliki sifat terbatas dan tidak dapat diperbaharui,
sementara itu pembangunan yang terus berkembang membutuhkan sumber-sumber
pembiayaan yang semakin besar pula. Oleh karena itu negara membutuhkan
sumber pembiayaan di luar sumber daya alam khususnya minyak bumi dan gas
alam. Sumber apakah itu?

Wawasan Nusantara | Pendidikan Kewarganegaraan 15


Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara. Sekarang pajak
merupakan sumber utama penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai
pengeluaran negara. Oleh karena itu, pajak sangat dominan dalam menopang
pembangunan nasional. Gambar berikut menunjukkan proporsi kontribusi pajak
sebagai sumber utama penerimaan negara:

Berdasar data tersebut pajak merupakan sumber pembiayaan utama dan


terbesar untuk mendanai sumua pengeluaran negara termasuk pembangunan. Pajak
memiliki fungsi anggaran yakni berfungsi untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran negara (fungsi anggaran). Oleh karena itu sangat penting kesadaran
seluruh warga negara Indonesia khususnya yang telah berkategori wajib pajak
untuk membayar pajaknya sebagai bentuk kontribusi warga negara dalam
membiayai pembangunan nasional.

E. Rangkuman tentang Wawasan Nusantara


1. Wawasan nusantara bermula dari wawasan kewilayahan dengan dicetuskannya
Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957. Inti dari deklarasi itu adalah segala
perairan di sekitar, di antara dan yang menghubungkan pulau-pulau yang termasuk
Negara Indonesia dengan tidak memandang luas atau lebarnya adalah bagian-
bagian yang wajar daripada wilayah daratan Negara Indonesia. Dengan demikian,
bagian dari perairan pedalaman atau nasional yang berada di bawah kedaulatan
mutlak milik Negara Indonesia.
2. Keluarnya Deklarasi Djuanda 1957 membuat wilayah Indonesia sebagai satu
kesatuan wilayah. Laut bukan lagi pemisah pulau, tetapi laut sebagai penghubung
pulau-pulau Indonesia. Melalui perjuangan di forum internasional, Indonesia

Wawasan Nusantara | Pendidikan Kewarganegaraan 16


akhirnya diterima sebagai negara kepulauan (Archipelago state) berdasarkan hasil
keputusan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS)
tahun 1982.
3. Pertambahan luas wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan memberikan potensi
keunggulan (positif) yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan.
Namun demikian juga mengundang potensi negatif yang bisa mengancam keutuhan
bangsa dan wilayah.
4. Wawasan nusantara sebagai konsepsi kewilayahan selanjutnya dikembangkan
sebagai konsepsi politik kenegaraan sebagai cara pandang bangsa Indonesia
terhadap diri dan lingkungan tempat tinggalnya sebagai satu kesatuan wilayah dan
persatuan bangsa.
5. Esensi dari wawasan nusantara adalah kesatuan atau keutuhan wilayah dan
persatuan bangsa, mencakup di dalamnya pandangan akan satu kesatuan politik,
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Wawasan nusantara merupakan
perwujudan dari sila III Pancasila yakni Persatuan Indonesia
6. Rumusan wawasan nusantara termuat pada naskah GBHN 1973 sampai 1998 dan
dalam Pasal 25 A UUD NRI 1945. Menurut pasal 25 A UUD NRI 1945, Indonesia
dijelaskan dari apek kewilayahannya, merupakan sebuah negara kepulauan
(Archipelago State) yang berciri nusantara.
7. Berdasar Pasal 25 A UUD NRI 1945 ini pula, bangsa Indonesia menunjukkan
komitmennya untuk mengakui pentingnya wilayah sebagai salah satu unsur negara
sekaligus ruang hidup (lebensraum) bagi bangsa Indonesia yang telah menegara.
Ketentuan ini juga mengukuhkan kedaulatan wilayah NKRI di tengah potensi
perubahan batas geografis sebuah negara akibat gerakan separatisme, sengketa
perbatasan antar negara, dan pendudukan oleh negara asing.

Wawasan Nusantara | Pendidikan Kewarganegaraan 17


DAFTAR PUSTAKA

Dr.Marsono, M. (2017). Pendidikan Kewarganegaraan dan Pancasila untuk Perguruan


Negeri. Bogor: IN MEDIA.
H. Tukiran Taniredja, d. (2011). Paradigma Baru Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa.
Bandung: Alabeta.
Kemenristekdikti. (2016). Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi.
Pasha, M. K. (2002). Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Citra Karsa Mandiri.
RI, L. (2002). Pendidikan Kewarganegaraan . Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai