WAWASAN NUSANTARA
Disusun Oleh:
Hanan Irfan Khansa Putra (1701010034)
I Wayan Yudha Pratama (1801010023)
Dipadana Putu (1801010035)
Ni Luh Putu Purnama Dewi (1801010025)
Dewa Made Aryadi Mertha Sanjaya (1801010038)
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk
membantu mahasiswa memahami materi Mata Kuliah Umum Pendidikan
Kewarganegaraan khususnya tentang wawasan nusantara. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak sangat diperlukan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis mohon maaf apabila dalam makalah ini masih banyak
kesalahan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembaca, serta
menjadi pintu gerbang ilmu pengetahuan khususnya Mata Kuliah Umum Pendidikan
Kewarganegaraan.
Penulis
COVER ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
PETA KONSEP ............................................................................................... 2
A. Pengertian dan Kedudukan Wawasan Nusantara ..................................... 3
B. Konsepsi Wawasan Nusantara .................................................................. 4
C. Teori-Teori Geopolitik Negara ................................................................. 7
D. Implementasi Konsepsi Wawasan Nusantara Di Indonesia ..................... 9
DAFTAR PUSTAKA
Geografi adalah wilayah yang tersedia dan terbentuk secara alamiah, demikian
adanya oleh alam nyata. Kondisi objektif geografi Nusantara yang merupakan untaian
ribuan pulau-pulau yang tersebar dan terbentang di khatulistiwa serta terletak pada posisi
silang yang strategis, memiliki karakteristik atau watak yang berbeda dengan negara
lainnya. Namun apabila keadaan lingkungan alam yang seperti itu tidak didampingi dengan
persatuan bangsa dan kesatuan wilayah negara, maka akan menjadi sesuatu yang sia-sia.
Atas pertimbangan di atas maka dimaklumkanlah “Deklarasi Djuanda” pada
tanggal 13 Desember 1957 yang berisi konsep dasar wilayah kepulauan. Sebagai negara
kepulauan dengan masyarakatnya yang berbhineka, negara Indonesia memiliki unsur-unsur
kekuatan sekaligus kelemahan. Kekuatannya terletak pada posisi dan keadaan geografi
yang strategis dan kaya akan sumber daya manusia (SDM). Sedang kelemahannya terletak
pada wujud kepulauan dan keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu
bangsa, satu negara dan satu tanah air.
Penduduk Indonesia terdiri dari berbagai suku, ras, dan agama yang tersebar dari
Sabang sampai Merauke. Sebagai bangsa yang besar, Indonesia memiliki keanekaragaman
budaya yang menjadi identitas dari bangsa Indonesia. Namun saat ini masih banyak
masyarakat yang saling mementingkan suku, ras, dan agama mereka masing-masing. Hal
ini membuat terjadinya berbagai konflik antar masyarakat yang berbeda suku atau agama.
Oleh karena ini diperlukan pemahaman atas Wawasan Nusantara yang diangkat dalam
Tap: IV/MPR/1973 tentang GBHN dalam bab II huruf “E” sebagai nilai dasar Ketahanan
Nasional serta sebagai pemersatu keragaman budaya bangsa.
PETA KONSEP
Wawasan Nusantara
Implementasi Konsepsi
Wawasan Nusantara di
Indonesia
Istilah Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan dan Nusantara. Kata
Wawasan berasal dari kata wawas (bahasa Jawa) yang berarti pandangan, tatapan, tinjauan
atau penglihatan indrawi. Selanjutnya muncul kata wawas yang berarti memandang,
menatap, meninjau atau melihat. Sehingga istilah wawasan dapat berarti cara pandang, cara
melihat, cara menatap dan cara meninjau. Istilah Nusantara berasal dari kata Nusa dan
antara, Nusa artinya pulau atau kesatuan kepulauan. Antara artinya menunjukkan letak
antara 2 (dua) unsur. Jadi, Nusantara artinya kesatuan kepulauan yang terletak di antara
dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia, dan dua samudera/lautan yaitu Samudra
Hindia dan Samudra Pasifik jika ditinjau dari letaknya secara nyata Nusantara berada di
Asia Tenggara yang dilewati garis khatulistiwa/garis equator atau bisa juga disebut terletak
di bawah Geostationary Satellite Orbit (GSO). Bentuknya kepulauan. Karena beberapa
faktor tersebut di atas maka kata "nusantara" dapat digunakan sebagai pengganti nama
Indonesia.
Wawasan Nusantara dapat diartikan cara pandang bangsa Indonesia mengenal diri
dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.
Menurut kelompok kerja Wawasan Nusantara untuk diusulkan menjadi Ketetapan MPR
yang dibuat oleh Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) tahun 1999, adalah:
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri
dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
1. Aspek Sejarah
Dari aspek sejarah (historis), bangsa Indonesia menghendaki menjadi bangsa yang
bersatu dengan wilayah yang utuh karena bangsa Indonesia pernah mengalami kehidupan
sebagai bangsa yang terjajah dan terpecah dan pernah mengalami memiliki wilayah yang
terpisah-pisah (belum bersatu). Secara historis, wilayah Indonesia adalah wilayah bekas
jajahan Belanda atau dahulu dikenal dengan wilayah Hindia Belanda (wilayah Hindia
Belanda yang berbentuk kepulauan dan terpisah oleh laut bebas).
Sebagai bangsa yang terjajah dan terpecah-pecah serta memiliki wilayah yang
terpisah-pisah, maka jelas menimbulkan kerugian besar bagi bangsa Indonesia. Keadaan
itu tidak mendukung bangsa Indonesia yang menginginkan sebagai bangsa yang merdeka,
bersatu untuk menuju bangsa yang adil dan makmur yang sebagaimana tertuang dalam
Pembukaan UUD 1945.
2. Aspek Geografis
Dari aspek geografis, Indonesia merupakan negara bangsa dengan wilayah dan
posisi yang unik serta bangsa yang heterogen. Keunikan wilayah dan heterogenitas bangsa
membuka dua peluang secara positif. Dapat dijadikan modal memperkuat bangsa untuk
mencapai cita-citanya. Namun dampak negatif dari letak geografi negara Indonesia yaitu
dapat mudah menimbulkan konflik dan perpecahan serta infiltrasi/penyusupan dari pihak
luar/asing. Kemungkinan terjadinya berbagai peristiwa yang tidak diinginkan tersebut
perlu ditanggulangi, sedangkan salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan
mengembangkan konsepsi wawasan nusantara. Perlu juga untuk diketahui bahwa kondisi
geografi negara Indonesia adalah:
a. Indonesia merupakan negara maritim karena 2/3 wilayahnya lautan dan 1/3 nya
daratan.
b. Indonesia berbentuk negara kepulauan dapat disebut nusantara (nusa di antara air)
yang berdasarkan Konsep Negara Kepulauan (Archipelago State Concept) dengan
jumlah pulau kurang 17.508 pulau.
c. Luas wilayah negara Indonesia 5.192 juta km2 dengan perincian luas daratan 2.027
juta km2 dan luas lautan 3.166 juta km2.
d. Jarak dari arah Utara-Selatan 1.888 km dan jarak dari arah Timur-Barat 5.110.
e. Negara Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudera.
f. Terletak di bawah orbit Geostatioriory Satellite orbit (GSO).
Selain untuk mencapai visi nasional sebagaimana diuraikan di atas digunakan misi
melalui pembangunan nasional di segala bidang. Kemudian strategi pembangunan nasional
diarahkan pada pemenuhan hak dasar rakyat dan bebas kemiskinan serta pencapaian
landasan pembangunan yang kokoh berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Bangsa Indonesia tidak dapat menerima berbagai rumusan dari teori-teori tentang
Geopolitik yang dianut oleh negara-negara lain yang jika prinsipnya adalah sama karena
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Bagi bangsa Indonesia geopolitik merupakan
pandangan baru dalam mempertimbangkan faktor-faktor geografis wilayah negara untuk
mencapai tujuan nasional sebagaimana terkandung dalam alinea keempat Pembukaan
UUD 1945. Dengan cara memanfaatkan keuntungan letak geografis berdasarkan
pengetahuan ilmiah tentang kondisi geografi negara.
Wilayah negara Indonesia dituangkan dalam pasal 25A UUD 1945 yang
menyatakan “Negara Kesatuan Republik Indonesia” adalah sebuah negara kepulauan yang
berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan
undang-undang”. Berdasarkan ketentuan dari pasal tersebut bangsa Indonesia
mengembangkan paham geopolitik nasionalnya yang disebut Wawasan Nusantara.
Selanjutnya Wawasan Nusantara sebagai geopolitik Indonesia dikembangkan sesuai
dengan Pancasila oleh sebab itu Wawasan Nusantara Indonesia tidak mengandung unsur-
unsur ekspansionisme maupun kekerasan yang dapat diartikan bahwa tidak ada keinginan
bangsa Indonesia untuk memperluas wilayah sebagai ruang hidupnya. Berdasarkan fakta
geografis dan sejarah inilah saja yang diakui sebagai wilayah Indonesia beserta apa yang
ada di dalamnya kemudian dipandang sebagai satu kesatuan yang seutuhnya (utuh
menyeluruh).
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia terhadap diri
dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan
1. Wadah (Contour); yang merupakan wilayah fisik; satu kesatuan darat, laut, udara
dalam naungan NKRI.
2. Isi (Content); merupakan isi Wawasan Nusantara adalah aspirasi bangsa
Indonesia yaitu antara lain cita-cita proklamasi, asas/sifat dan ciri-ciri serta cara
kerja.
3. Tata Laku (Conduct); yaitu tindakan perilaku bangsa Indonesia dalam
melaksanakan aspirasinya guna mewujudkan Indonesia sebagai satu kesatuan
yang utuh menyeluruh dalam mencapai tujuan nasionalnya berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945.
Selanjutnya hingga saat ini terdapat tiga pembagian wilayah laut yaitu:
1. Laut wilayah (laut teritorial); yang lebarnya 12 mil laut yang diukur dari
garis pantai pada saat air surut, lalu ditarik garis lurus dari pulau-pulau
terluar. Hal ini dilakukan pada negara kepulauan (Arcipelago State).
2. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia; yang lebarnya 200 mil laut
dan diukur dari garis pangkal laut wilayah Indonesia. Lautan ZEE
Indonesia merupakan lautan bebas yang dapat digunakan untuk pelayaran
internasional. ZEE Indonesia telah diakui dan diterima oleh hampir
seluruh peserta konferensi Hukum Laut Internasional di Jamaika tahun
1982 dan telah ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia dengan Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif
Indonesia.
3. Landas Kontinen, yaitu hak tertentu yang dimiliki oleh negara untuk
melakukan eksplorasi dan eksploitasi kekayaan alam yang terkandung di
dalam laut. Tentang landas kontinen Indonesia diatur melalui Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1973.
c. Wilayah udara, merupakan wilayah yang berada di atas wilayah daratan dan
lautan negara itu. Menurut teori udara bebas dinyatakan bahwa kebebasan
1. John Naisbit dengan teori The global paradox yang inti dari teorinya tersebut
adalah bagaimana memberikan peran lebih kepada rakyat.
1. Persoalan garis batas/wilayah Indonesia dengan negara lain yaitu batas darat,
laut dan udara.
2. Masuknya pihak luar ke dalam wilayah yurisdiksi Indonesia yang tidak
terkendali dan terawasi
3. Adanya kerawanan-kerawanan di pulau-pulau terdepan/terluar Indonesia.
Sentimen kedaerahan yang suatu saat berkembang dan dapat melemahkan
pembangunan berwawasan nusantara.